SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

36
SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA ANATOMI HEWAN KELOMPOK 1 - KELAS B

Transcript of SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

Page 1: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

SISTEM EKSKRESI VERTEBRATAANATOMI HEWAN

KELOMPOK 1 - KELAS B

Page 2: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

Kelompok 1 – Kelas B

Dyah Retnaning Suryani (K4319031)

Fianicha Shalihah (K4319037)

Indah Nurlita Trisnawati (K4319042)

Kiat Ramdan Sumadi (K4319049)

Musfinda Al Fisani (K4319054)

Naila Khoirunnisa (K4319060)

Page 3: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

A.SISTEM EKSKRESI

E.AVES

B.PISCES

F.MAMALIA

D.REPTILIA

OUTLINE

SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

C.AMPHIBIA

Page 4: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

A.1. SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

❑ Ekskresi ➔ proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O,

NH3, zat warna empedu dan asam urat.

❑ Alat ekskresi yang dimiliki oleh makhluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi

tingkatan makhluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya.

❑ Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan 3 cara, yaitu

melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur

konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.

❑ Fungsi sistem ekskresi yaitu sebagai berikut.

o Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh.

o Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi).

o Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi).

o Homeostasis.

Page 5: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

A.2. SISTEM EKSKRESI ORGAN GINJAL VERTEBRATA

❑ Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah

ginjal. Struktur ginjal yang paling primitif adalah

akrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya,

terdapat beberapa ginjal pada vertebrata, yaitu

pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros.

❑ Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase

embrio atau larva. Selanjutnya pronefros akan

berubah menjadi mesonefros, kemudian setelah

hewan dewasa berubah lagi menjadi metanefros.

❑ Opistonefros terdapat pada kelompok hewan

Anamniota (Pisces, Amphibi).

❑ Sementara itu, mesonefros terdapat di fase embrio

Amniota (Reptil, Aves, dan Mamalia). Namun,

setelah dewasa mesonefros itu berubah menjadi

metanefros (Ambeng, 2012).

Page 6: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

B.SISTEM

EKSKRESI PISCES

Page 7: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

B.1. ORGAN EKSKRESI PISCES❑ Alat pengeluaran ikan adalah sepasang ginjal yang

berbentuk memanjang dan berwarna cokelat.

❑ Pada ikan bertulang sejati, saluran ginjal dan saluran

kelamin bermuara di satu tempat yang disebut lubang

urogenitalia yang terletak di belakang anus.

❑ Sebagian ikan bertulang rawan memiliki kelenjar pada

permukaan kulitnya. Kelenjar tersebut berfungsi untuk

menghasilkan lendir untuk melicinkan tubuh ikan,

sehingga memudahkan gerakan ikan di dalam air.

❑ Secara umum, alat ekskresi ikan, yaitu:

➢ Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O.

➢ Kulit, kelenjar kulit mengeluarkan lendir sehingga

tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di air.

➢ Sepasang ginjal (sebagian besar) yang

mengeluarkan urine.

❑ Tapis insang (gill rakers)

berfungsi untuk menyaring

udara pernapasan (fungsi

sebagai alat ekskresi).

Page 8: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

B.2. MEKANISME EKSKRESI CO2 PADA PISCES

❑ Fungsi insang sebagai alat ekskresi berkaitan

dengan mekanisme ekspirasi pada pernapasan

ikan, pengeluaran karbondioksida.

❑ CO2 yang dibawa darah dari jaringan akan

bemuara ke insang. CO2 akan dikeluarkan bersama

air yang dikeluarkan ikan saat ekspirasi

berlangsung.

❑ Mekanisme ekskresi CO2 : mulut ikan akan

menutup, operkulum mengempis, rongga faring

menyempit dan membran brankiostega

melonggar. Adanya kontraksi faring dan ruang

operkulum menyebabkan tekanan di dalamnya

lebih tinggi daripada air di sekitarnya, sehingga air

yang mengandung CO2 keluar melalui celah dari

operkulum (Permatasari, 2013).

Page 9: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

B.1.1. ORGAN GINJAL PADA PISCES

❑ Pada ikan berkembang 2 tipe ginjal: 1) Pronefros, terdapat pada perkembangan embrional

mayoritas ikan, tetapi saat ikan dewasa, ginjal ini tidak fungsional dan digantikan mesonefros.

2) Mesonefros, berfungsi seperti opistonefros yang terdapat pada embrio Amniota.

❑ Ginjal ikan terdiri atas 2 bagian, yaitu ginjal dan saluran-salurannya:

1. Ginjal (ren): mesonefros. Berjumlah sepasang, memiliki bentuk yang tidak begitu jelas.

Terletak di luar ruang peritoneum, menempel di bawah tulang punggung dan

memanjang dari dekat anus menuju ke arah depan hingga ujung rongga perut.

2. Saluran-saluran ginjal:

a) Ureter/ductus mesonephridicus ➔ saluran yang mengalirkan urin yang berasal dari

ginjal. Terletak di bagian pinggir dorsal rongga tubuh dan menuju ke belakang.

b) Vesica urinaria/kantong urin ➔ lanjutan dari ureter kiri dan kanan di dekat anus

dan berbentuk seperti kantong kecil, berfungsi sebagai tempat penampungan urin

sebelum dikeluarkan.

c) Urethra ➔ saluran pendek yang berasal dari vesica urinaria dan menuju ke porus

urogenitalia, berfungsi sebagai saluran keluarnya urin dari dalam tubuh.

Page 10: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

B.1.1. ORGAN GINJAL PADA PISCES

Page 11: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

B.2. MEKANISME EKSKRESI URIN PADA PISCES

❑ Ginjal mesonefros pada ikan terdiri atas sekumpulan tubulus yang di akhir

perkembangannya tidak bersegmen.

❑ Setiap tubulus, baik proksimal maupun distal berupa susunan yang menggulung dan

mengumpul arah longitudinal yang disebut duktus arkinefridikus.

❑ Setelah keluar melewati kantung penampungan, sisa hasil sistem pencernaan atau

sistem urogenital, bagian proksimal yang berupa beberapa tubulus mengumpul di

kapsul hemisfer pada glomerulus, kemudian kapsula dan glomerulus akan membentuk

kapsul renalis.

❑ Proses pengeluaran air, garam, dan sisa hasil metabolisme mengikuti aliran darah masuk

ke dalam kapsula dan mengalir ke dalam tubulus kemudian ke duktus arkinefridikus dan

berakhir ke luar tubuh di bagian kloaka.

Page 12: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

B.3. MEKANISME EKSKRESI IKAN AIR TAWAR DANIKAN AIR LAUT

Page 13: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

B.3. MEKANISME EKSKRESI IKAN AIR TAWAR DAN IKAN AIR LAUT

Pada ikan air tawar, kondisi lingkungan sekitar yang hipotonis membuat jaringan ikan sangat

mudah mengalami kelebihan cairan. Mekanisme filtrasi dan reabsorpsi juga terjadi pada ginjal

ikan. Mineral dan zat-zat makanan lebih banyak diabsorbsi, sedangkan air hanya sedikit diserap.

Dengan sedikit minum dan mengeluarkan urine dalam volume besar, ikan air tawar menjaga

jaringan tubuhnya agar tetap dalam keadaan hipertonik. Ekskresi amonia dilakukan dengan cara

difusi melalui insangnya.

Page 14: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

B.3. MEKANISME EKSKRESI IKAN AIR TAWAR DAN IKAN AIR LAUT

Ikan air laut sangat mudah mengalami dehidrasi karena air dalam tubuhnya akan cenderung

mengalir keluar ke lingkungan sekitar melalui insang, mengikuti perbedaan tekanan osmotik.

Ikan air laut tidak memiliki glomerulus sehingga mekanisme filtrasi tidak terjadi dan reabsorpsi

pada tubulus juga terjadi dalam skala yang kecil. Oleh karena itu, ikan air laut beradaptasi

dengan banyak meminum air laut, melakukan desalinasi (menghilangkan kadar garam dengan

melepaskannya lewat insang), dan menghasilkan sedikit urine. Urine yang dihasilkan akan

dikeluarkan melalui lubang di dekat anus. Hal ini berbeda dengan pengeluaran urine dari ikan

Chondrichthyes, misalnya hiu. Ikan hiu mengeluarkan urine melalui seluruh permukaan kulitnya.

Page 15: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

C.SISTEM EKSKRESI AMPHIBIA

Page 16: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

Alat pengeluaran pada

amphibi terdiri dari Kulit, Paru-

paru, hati, dan ginjal.

❑ Kulit pada katak umumnya

lembab yang membantu

dalam proses difusi gas

❑ Paru-paru digunakan untuk

mengeluarkan zat sisa

oksidasi.

❑ Ginjal digunakan untuk

pembuangan urin.

Paru-paru amphibia

Page 17: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

Alat ekskresi pada katak ialah ginjalmesonefros yang dihubungkan denganureter di vesika urinaria. Berwarna merahkecokelatan serta terletak di kanan dan kiritulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialahkulit, paru-paru.Saat mengalami metamorfosis, amfibimengubah ekskresi amonia menjadi urea.Hal ini terjadi saat larva berubah jadiberudu dan hewan darat dewasa.

Page 18: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjalopistonefros. Katak jantan memiliki saluran ginjaldan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir dikloaka. Namun, hal tersebut tidak terjadi padakatak betina. Ginjal pada katak seperti halnya padaikan, juga menjadi salah satu organ yang sangatberperan dalam pengaturan kadar air dalamtubuhnya.

Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkanAmphibia kekurangan cairan jika terlalu lamaberada di darat. Begitu pula jika katak beradaterlalu lama dalam air tawar. Air dengan sangatmudah masuk secara osmosis ke dalam jaringantubuh melalui kulitnya.

Page 19: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA
Page 20: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

Katak dapat mengatur laju filtrasi denganbantuan hormon, sesuai dengan kondisi air disekitarnya. Ketika berada dalam air denganjangka waktu yang lama, katak mengeluarkanurine dalam volume yang besar. Namun,kandung kemih katak dapat dengan mudahterisi air. Air tersebut dapat diserap olehdinding kandung kemihnya sebagai cadanganair ketika katak berada di darat untuk waktuyang lama.

Page 21: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

D.SISTEM EKSKRESI

REPTIL

Page 22: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

Tipe ginjal pada Reptilia adalah metanefros.

Pada saat embrio, Reptilia memiliki ginjal tipe

pronefros, kemudian pada saat dewasa berubah

menjadi mesonefros hingga metanefros.

Page 23: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat.

Sekresi asam urat tanpa disertai air = bentuk pasta

berwarna putih.

Beberapa jenis Reptilia menghasilkan amonia.

Beberapa jenis Penyu yang hidup di lautan memiliki

kelenjar ekskresi untuk mengeluarkan garam.

Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang

mengandung garam.

Air mata saat penyu yang sedang bertelur = hasil

ekskresi garam.

Ular, buaya, dan aligator tidak memiliki kandung

kemih sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya

keluar bersama feses melalui kloaka.

Page 24: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

E.SISTEM EKSKRESI AVES

Page 25: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

● Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros.

● Burung tidak memiliki kandung kemih sehingga urine dan

fesesnya bersatu dan keluar melalui lubang kloaka.

● Urine pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat.

● Metabolisme burung sangat cepat. Dengan demikian, sistem

ekskresi juga harus memiliki dinamika yang sangat tinggi.

Peningkatan efektivitas ini terlihat pada jumlah nefron yang

dimiliki oleh ginjal burung. Setiap 1 mm3 ginjal burung,

terdapat 100–500 nefron.

EKSKRESI AVES

Jumlah tersebut hampir 100 kali lipat jumlah nefronpada manusia. Jenis burung laut juga memilikikelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujungmatanya. Hal tersebut untuk mengimbangi polamakannya yang memangsa ikan laut dengan kadargaram tinggi.

Page 26: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

GinjalSeperti manusia, aves juga memiliki ginjal yang bertindak sebagaialat ekskresi pada aves. Sepasang ginjal yang ditemukan padaburung memiliki warna cokelat dan jenis metanefor. Metanefrotipe ginjal ini memiliki karakteristik yang tidak memiliki segmenkhusus, tidak ada inefrostoma dan memiliki banyak glomerulus.Hubungan antara ginjal satu sama lain saling mempengaruhifungsi dan kinerja masing-masing dalam tubuh burung. Fungsinyauntuk mengambil zat dari sisa bentuk darah tetapi akanmembentuk urin.Dalam aves tidak ada kandung kemih atau vesica urinaria,sehingga saluran ureter akan langsung menuju kloaka. lubangposterior yang berfungsi sebagai satu-satunya lubang untuksaluran pencernaan, reproduksi, dan saluran kencing (jika ada)dari hewan tertentu, yang membuka di lubang, Dengan demikian,burung hanya memiliki satu lubang pembuangan di tubuhnya yangdisebut kloaka. Ini bisa dibilang praktis, tetapi jika ada kerusakanpada traktat maka tentu bisa membuat kerugian dan bahkankematian pada burung.

Page 27: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

Paru-paruBurung bernapas menggunakan paru-parunya.

Paru-paru yang ada pada aves adalah sepasang

dan dapat ditemukan pada bagian rongga dadanya

yang dilindungi sebagai tulang rusuk manusia.

Fungsi utama paru-paru tidak lain adalah untuk

mengeluarkan gas dalam bentuk karbon dioksida

yang dihasilkan dari metabolisme sel tubuh.

Jalur pernapasan yang terjadi pada burung yaitu:

• Pada awalnya udara akan masuk melalui lubang

hidung di paruh

• Udara akan masuk ke tubuh melalui trakea

• Trakea yang menyerupai pipa akan membawa udara

ke paru-paru untuk melakukan metabolisme tubuh

• Udara yang telah di olah, akan dikeluarkan lagi dalam

bentuk senyawa CO2.

Page 28: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

KulitKulit adalah salah satu sistem ekstraksi pada aves yang umumnya

akan melapisi tubuhnya. Namun, kulit burung yang memiliki fungsi

khusus ini dapat ditemukan di bagian belakang tubuh, lebih

tepatnya di ekor burung atau uropygium. Pada bagian ini ada

sedikit kulit di mana ada kelenjar minyak. Kelenjar minyak memiliki

fungsi tugas untuk menghasilkan minyak yang akan

didistribusikan ke seluruh tubuh burung sehingga bulu-bulunya

tidak cepat basah saat terkena air. Selain itu, kelenjar minyak juga

berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dalam bentuk

lemak agar kebutuhan burung tetap terpenuhi.

Ada beberapa burung yang hidup di lingkungan yang kering,

misalnya di sini adalah burung gurun. Pada burung jenis ini tentu

memiliki cara adaptasinya sendiri, berbeda dengan burung yang

hidup di sekitar kita. Mereka akan beradaptasi dengan mengubah

senyawa limbah yang mengandung nitrogen menjadi asam urat

yang tidak larut dan tentu saja dapat dikeluarkan tanpa banyak air.

Page 29: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

F.SISTEM EKSKRESI MAMALIA

Page 30: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

F.1. ORGAN EKSKRESI MAMALIA● Ginjal

Berjumlah sepasang terletak di kanan dan kiri ruas

tulang punggung. Mengeluarkan zat sisa berupa

urine. Pada sumsum ginjal terdapat suatu jaringan

berbentuk kerucut yang disebut Piramid yang

mengandung banyak pembuluh untuk

mengumpulkan hasil ekskresi. Zat yang terkumpul

disalurkan melewati pelvis renalis.

● Hati

Terletak pada rongga perut bagian kanan dan

terdapat selaput tipis pada bagian kanan hati.

Terdapat jaringan pembuluh darah dan jaringan

empedu. Hati menghasilkan cairan empedu sebagai

alat ekskresi.

Page 31: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

F.1. ORGAN EKSKRESI MAMALIA

HatiTerletak pada rongga perut bagian kanan dan terdapat selaput tipis pada bagian kanan hati.Terdapat jaringan pembuluh darah dan jaringan empedu. Hati menghasilkan cairan empedusebagai alat ekskresi.Fungsi Hatia. Sintesis protein (albumin, protombin, dan fibrinogen plasma darah➔ fungsi endokrin).b. Penyimpan gula (gliogen) dan lemak.c. Sebagai penawar racun.d. Tempat perombakan eritrosit yang telah tua.

Eritrosit yang sudah tua dirombak di dalam hati oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit.Hemoglobin (Hb) dari eritrosit kemudian diurai menjadi zat besi, heroin, dan globin.a) Zat besi disimpan di hati, lalu dikembalikan ke sumsum tulang.b) Heroin diubah menjadi biliburin dan biliverdin yakni zat warna empedu, kemudian

dikeluarkan dari tubuh bersama feses.c) Globin dignakan lagi untuk metabolisme protein dan pembentukan hemoglobin.

Page 32: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

● Kulit

Sebagai organ ekskresi kulit mengeluarkan

keringat yang berasal dari kelenjar keringat di

lapisan dermis kulit (integument) mamalia.

● Paru-paru

Paru-paru mengeluarkan zat sisa berupa karbon

dioksida (CO2) dan uap air. CO2 merupakan sisa

proses metabolisme dalam jaringan yang

diangkut oleh darah ke paru-paru dan berdifusi

dalam alveolus.

F.1. ORGAN EKSKRESI MAMALIA

Page 33: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

F.2. MEKANISME EKSKRESI URIN PADA MAMALIA

❑ Penyaringan darah hingga terbentuk urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapankembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi), yaitu sebagai berikut:

❑ 1. Penyaringan (filtrasi). Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk kedalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar daripembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulusdan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin primer. Dalam urin primer masihterdapat air, glukosa, asam amino, dan garam mineral.

❑ 2. Penyerapan Kembali (Reabsorbsi). Reabsorbsi terjadi di tubulus kontortus proksimal.Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder.

❑ 3. Augmentasi. Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ionhidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekundersehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya.

❑ 4. Proses Pengeluaran Urin. Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemihakan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasa inginbuang air kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing (uretra).

Page 34: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

F.2. MEKANISME EKSKRESI URIN PADA MAMALIA

Page 35: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

F.2. MEKANISME EKSKRESI EMPEDU, KERINGAT, CO2, DAN H2O PADA MAMALIA

❑ Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, danmengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu,dan zat warna empedu yangdisebut bilirubin dan biliverdin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentukjuga di dalam hati. Urea dibawa oleh darah dan masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjaldikeluarkan bersama-sama dengan urin (Campbell, 2004).

❑ Kelenjar keringat yang terletak di lapisan dermis kulit berbentuk pipa terpilin, memanjangdari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Dari kepiler darah inilah kelenjar keringatmenyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Cairan jaringantersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnyadikeluarkan melalui pori-pori kulit. Misalnya, pada kucing dan anjing, kulit seluruhnyatertutup oleh rambutnya. Oleh karena itu, kelenjar keringat kucing dan anjing paling banyakterletak di telapak kakinya.

❑ Tugas paru-paru adalah mengeluarkan karbondioksida dan uap air yang tidak digunakanlagi oleh tubuh.

Page 36: SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

Terima Kasih.Apakah Ada Pertanyaan?