Sistem Ekskresi Ginjal Pada Manusia
-
Upload
fakultas-farmasi-dan-sains -
Category
Education
-
view
705 -
download
18
Transcript of Sistem Ekskresi Ginjal Pada Manusia
Fakultas Farmasi dan Sains
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
2014
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada tubuh manusia. Fungsi
ginjal tidak bisa digantikan oleh organ lain. Jika ginjal tidak dapat
melakukan fungsinya, maka harus diganti oleh ginjal yang lain melalui
transplantasi atau pencangkokan ginjal dari donor. Jika tidak melakukan
pencangkokan, maka penderita harus melakukan dialisis (cuci darah)
seumur hidupnya. Sebagai alat ekskresi, ginjal memiliki tugas sebagai
berikut:
Membersihkan atau Menyaring Darah
Mengatur Volume Darah
Alat Pendaur Ulang Zat Gizi, Glukosa, Air, dan Mineral
Mengatur Kandungan Kimia Darah Agar Tetap Seimbang
Menjaga Tingkat Keasaman Darah
Menghasilkan Hormon
FUNGSI EKSKRESI PADA GINJAL
GINJAL (Ren/ Kidney)
Ginjal merupakan organ ekskresi yang utama
manusia, berjumlah 2, dan terdapat dalam rongga
perut di dekat tulang-tulang pinggang.
Ginjal terletak retroperitonial yaitu di sebelah
kanan dan kiri di daerah pinggang.
Berbentuk seperti kacang berwarna merah
keunguan.
Ginjal berukuran sebesar kepalan tangan, yaitu
berukuran panjang 10 sampa 12 cm, lebar 5-6 cm,
dan tebal 3-4 cm dengan berat sekitar 140 gram.
Fungsi ginjal yang utama adalah menyaring darah sehingga
menghasilkan urine. Di dalam urine terdapat zat sisa/zat berlebih yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh, misalnya:
Protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh.
Zat-zat hasil katabolisme seperti urea, asam urat.
Bermacam-macam garam.
Selain itu ginjal juga berfungsi sebagai organ homeostasis, yaitu
organ yang berfungsi menjaga keseimbangan berlangsungnya proses
fisiologi dalam tubuh, misalkan dengan cara mempertahankan tekanan
osmosis cairan ekstraselular dan mempertahankan keseimbangan asam
dan basa.
Ilmu yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut Nefrologi.
FUNGSI HOMEOSTATIS PADA GINJAL
Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi airdalam darah.
Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melaluipertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yangdihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proseshomeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkanpenyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.
STRUKTUR GINJAL
Rongga Ginjal
(Pelvis renalis)
Sumsum Ginjal
(Medula)
Kulit Ginjal
(Korteks)1
2
3
KULIT GINJAL (Korteks)
Pada bagian korteks terdapat sekitar 1 juta nefron. Nefron merupakan
satuan struktur dan fungsional paling kecil dari ginjal.
Nefron ini berfungsi sebagai alat penyaring.
Nefron berbentuk seperti
cacing berkepala besar dengan
tubuh bagaikan elang yang
berkelok-kelok. Pada bagian
kepala terdapat saringan halus
yang hanya dapat dilewati oleh
zat-zat tertentu saja. Sel darah
dan protein darah tidak dapat
melewati saringan ini karena
ukurannya lebih besar.
Susunan nefron terdiri atas bagian-bagian berikut :
1. Badan malphigi, yang meliputi glomerulus dan kapsul/
simpai Bowman.
Glomelurus adalah kumpulan
cabang – cabang atau pembuluh
darah halus yang berasal dari nadi
ginjal.
Kapsul Bowman yaitu bagian
dari badan malpighi yang berbentuk
seperti mangkok dan mengelilingi
glomerulus.
2. Tubulus kontortus, yang meliputi tubulus proksimal, Henle,
dan tubulus distal.
Tubulus Proksimal yaitu
tubulus atau saluran yang dekat
dengan badan malpighi.
Tubulus Distal adalah tubulus
atau saluran yang jauh dari badan
malpighi.
Henle adalah lengkungan yang
menghubungkan tubulus proksimal
dengan tubulus distal
SUMSUM GINJAL (Medula)
Bagian ginjal yang berupa badan berbentuk
kerucut yang disebut piramid ginjal (renal
pyramid). Medulla merupakan tempat
berkumpulnya pembuluh darah kapiler dari
kapsula Bowman.
Piramid mengandung banyak pembuluh
dan berguna untuk mengumpulkan hasil
ekskresi. Cairan yang terkumpul
padapiramid kemudian disalurkan melalui
saluranpengumpul menuju pelvis renalis
atau rongga ginjal. Selanjutnya, pelvis
renalis berbuhungan dengan ureter, yaitu
saluran yang mengalirkan urine ke kantong
kemih.
RONGGA GINJAL (Pelvis renalis)
Bagian ginjal yang berfungsi
sebagai penampungan urin
sementara yang menetes
sedikit demi sedikit dari
sumsum ginjal atau medula.
1. Fungsi ginjal Mengeluarkan limbah atau zat yang tidak
bermanfaat bagi tubuh.
Ada banyak zat aditif pada makanan dan zat lainnya yang
dapat mengganggu tubuh dan merusak kesehatan tubuh manusia.
Ginjal membantu menyingkirkan zat tersebut agar tidak timbul
menjadi penyakit berbahaya bagi tubuh kita. Ginjal menyaring
racun, kelebihan garam, urea, dan limbah berbasis nitrogen yang
diciptakan oleh metabolisme sel. Urea disintesis di hati dan
diangkut melalui darah ke ginjal untuk dihilangkan.
FUNGSI GINJAL
2. Ginjal mengatur kadar air dalam tubuh.
Ginjal juga berfungsi untuk memproduksi urin, mereka
bereaksi terhadap perubahan tingkat air tubuh sepanjang hari.
Ginjal akan menyesuaikan kadar air dalam tubuh kita, jika ginjal
normal semakin banyak air yang kita minum maka akan semakin
sering kita buang air kecil. Sebaliknya, sedikit minum maka akan
semakin dikit pula kita buang air kecil .
FUNGSI GINJAL
3. Mengatur tekanan darah.
Ginjal berperan aktif dalam mengatur tekanan darah, jika
tekanan darah terlalu rendah maka ginjal akan meningkatkan
tekanan tersebut.Salah satu caranya adalah dengan memproduksi
protein darah (angiotensin) yang juga sinyal tubuh untuk
mempertahankan natrium dan air. Meningkatkan fungsi protein ini
akan membantu meningkatkan tekanan darah. Intinya adalah ginjal
akan berusaha menstabilkan tekanan darah dalam tubuh.
FUNGSI GINJAL
4. Ginjal mengatur sel darah merah.
Ginjal juga memiliki fungsi dalam mengatur sel darah merah
dalam tubuh manusia. Ketika ginjal tidak mendapatkan cukup
oksigen, ginjal akan mengirimkan panggilan darurat dalam bentuk
erythropoietin, hormon yang merangsang sumsum tulang untuk
menghasilkan lebih banyak oksigen yang membawa sel darah
merah.
FUNGSI GINJAL
5. Ginjal Mengatur kadar asam dalam tubuh.
Makanan yang kita makan dapat meningkatkan asam dalam
tubuh kita. Untuk fungsi tubuh yang baik ginjal akan mengatur
kadar asam dalam tubuh agar sesuai dengan kebutuhannya.
6. Ginjal untuk membentuk vitamin D.
Ginjal juga secara tidak langsung membentuk vitamin D yang
dibutuhkan untuk kekuatan tulang dan sum sum dalam tubuh
manusia.
FUNGSI GINJAL
Urea
Urea dibentuk oleh hati dari protein yang tidak diperlukan darah. Urea
terdirir dari atas zat nitrogen yang beracun bagi darah sehingga harus
dibuang. Proses pembuangan ini disebut ekskresi.
Ammonia
Ammonia merupakan hasil dari peromabkana protein. Senyawa ini
berbahaya bagi tubuh sehingga harus dikeluarkan secara teratur melalui
proses ekskresi.
Air
Air sangat penting dalam proses metabolism tubuh, tapi jika jumlah air
terlalu berlebih akan membuat konsentrasi darah menjadi tidak
konstan. Untuk itu, kelebihan air harus dibuang supaya keseimbangan
konsentrasi darah terjaga. Proses ini disebut dengan osmoregulasi,
PEMBENTUKAN URINE
Pembentukan Urin terjadi dibagian Nefron, berlangsung melalui
3 tahap :
Kandungan Zat di dalam Urine
Air sebanyak 95 %
Urea, asam ureat dan ammonia
Zat warna empedu (Bilirubin dan Biliverdin)
Garam mineral, terutama NaCl (Natrium Chlorida)
Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan hormon
pH urine berkisar antara 6,8 – 7,2.
Amonia, Kreatinin, Asam Laktat, Asam Fosfat, Asam Sulfat, dan
Asam Klorida
Fungsi Urine
Untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.
Sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.
URINE
Darah yang membawa sisa-sisa metabolisme protein akan masuk ke ginjal
melalui pembuluh darah menuju ke glomerulus.
Pada tahap ini, terjadi penyaringan zat beracun yang terjadi di badan
malpighi. Zat yang terlarut didalamnya disaring oleh glomerulus didalam
malpighi dan setelah disaring di badan malpighi, darah keluar melalui
vena ginjal/ vena renalis.
Hasil saringan kemudian masuk keruang kapsula bowman. Hasil filtrasi
ini disebut “filtrasi glomerulus” atau urine primer yang mengalir ke
tubulus (rongga ginjal).
Di dalam urin primer ini masih terkandung banyak zat yang diperlukan
oleh tubuh. Zat-zat ini antara lain air, protein, glukosa, asam amino, urea
dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih
diperlukan oleh tubuh.
Hasil Filtrat Glomerulus/ urine primer mengalami tahap reabsorbsi yang
terjadi didalam tubulus konturtus proksimal dn lengkung henle.
Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel epitelium diseluruh tubulus ginjal,
banyaknya zat yag di reabsorbsi antara lain adalah Glukosa, Asam Amino,
Garam dan Natrium Klorida. Zat ini semua masuk ke dalam pembuluh darah
disekitar tubulus.
Setelah tiba dilengkung henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap
reabsorbsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus.
Kandungan urine sekunder adalah air, urea, garam, dan pigmen empedu
yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine.
Urine sekunder masuk kedalam tubulus kontortus distal dan terjadi lagi
penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air diserap sehingga
terbentuk utine.
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran
pengumpul atau tubulus kolektivas. Dari tubulus kolektivas, urine dibawa
ke pelvis renalis lalu ke ureter menuju kantung kemih atau vesika
urinaria.
Tubulus Proksimal
Filtrasi
H2O
Salts (NaCl and others)
HCO3–
H+
Urea
Glucose; amino acids
Some drugs
Key
Active transport
Passive transport
KORTEKS
MEDULA
LUAR
MEDULA
DALAM
Lengkung Henle
turun
Lengkung
Henle
naik
Tubulus
Pengumpul
NaCl
NaCl
NaCl
Tubulus Distal
NaCl Nutrients
Urea
H2O
NaCl
H2OH2OHCO3
K+
H+ NH3
HCO3
K+ H+
H2O
1 4
2
3 5
PROSES MIKTURISI / BERKEMIH
Mikturisi atau biasa disebut kencing. Dalam mekanisme mikturisi
sistem yang dilibatkan adalah organ ginjal dan saluran kemih, yang
terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria (kandung kemih) dan uretra.
Peran Vesica Uriniaria
Vesica urinaria atau kandung kemih dapat mengakomodir fluktuasi
sejumlah besar dari volume urin. Dindingnya tersusun atas otot polos
visera. Otot polosnya bersifat plastis, artinya meskipun teregang tidak
akan terjadi peningkatan tekanan (berbeda dengan elastic).
Permukaan epitelnya dapat meningkat dan berkurang dengan proses
recycling dari penuh-kosongnya kandung kemih.
Otot polos kandung kemih dipersarafi
Oleh serat parasimpatis, di mana rangsangnya akan menyebabkan
kontraksi kandung kemih. Jika jalan dari uretra menuju keluar terbuka,
kontraksi kandung kemih akan menyebabkan pengosongan kandung
kemih. Keluarnya kandung kemih, sayangnya, dijaga oleh dua sfingter.
Sfingter uretral internal dan external.
Peran Sfingter Uretra
Sfingter merupakan cincin otot yang ketika berkontraksi, menutup
pembukaan. Sfinter uretra internal merupakan otot polos, berada di
bawah Kontrol involunter. Ketika kandung kemih berelaksasi, susunan
anatomi dari sfingter ini menutup kandung kemih. Di bawahnya lagi,
uretra dikelilingi oleh otot rangka, sfingter ureter eksternal. Diperkuat
oleh diafragma pelvis, suatu otot polos yang membentuk lantai pelvis.
Neuron motor yang mempersarafi sfingter ini dan diafragma pelvis
secara terus menerus memberikan rangsangan kecuali mereka dihambat,
sehingga urin dapat keluar melewati uretra.
REFLEKS MIKTURISI
Mikturisi, atau kencing (urinasi), adalah proses pengosongan
kandung kemih.
Dikontrol oleh dua mekanisme yaitu :
Refleks mikturisi dimulai ketika reseptor regang dari dinding
kandung kemih terangsang.
Kandung kemih pada orang dewasa dapat mengakomodir 250 sampai
400 ml urin sebelum tegangan (tension) dari dindingnya mulai naik
untuk mengaktifkan reseptor regang.
Semakin besar regangan di luar ini, semakin besar pula teraktifnya
reseptor regang.
Serat afferent dari reseptor regang membawa impuls ke medulla
spinalis dan lewat interneuron menstimulasi saraf parasimpatis dan
menghambat neuron yang mempersarafi sfingter enernal. Karena
neuron motornya terhambat, sfingter eksternal akan berelaksasi, dan
akhirnya urin dikeluarkan dari uretra.
Selain reflex mikturisi, terisinya kandung kemih juga menaikkan
keinginan untuk kencing.
Persepsi bahwa kandung kemih terisi muncul sebelum sfingter
eksternal berelaksasi, memperingatkan bahwa mikturisi akan terjadi.
Terjadilah control volunteer dari mikturisi, yang didapat saat toilet
training semasa kecil, hingga mengalahkan refleks mikturisi sehingga
pengeluaran urin terjadi karena keinginan orang yang bersangkutan.
Jadi, jika orang tersebut menilai belum pantas untuk kencing, bisa
ditahan dengan menekan sfingter eksternal dan diafragma pelvis.
Sayangnya, tidak selamanya urin bisa ditahan.
Suatu saat, akan terjadi input reflex yang sangat besar dari reseptor
regang sehingga akhirnya sangat kuat inhibisi sfingter eskternalnya
sampai akhirnya tidak bisa ditahan lagi.
Mikturisi juga bisa ditimbulkan meski kandung kemih tidak
menggembung, dengan relaksasi secara sadar dari sfingter eksternal dan
diafragma pelvis.
Mengebawahkan lantai pelvis menyebabkan kandung kemih untuk
turun ke bawah, yang menyebabkan terbukanya sfingter uretra internal
dan meregangkan dinding kandung kemih. Akhirnya menyebabkan
reseptor regang aktif, dan keluarlah urin. Tekanan dinding abdomen dan
diafragma nafas juga bisa meremas kandung kemih untuk mengeluarkan
urin.
Lanjutan….
URINARY INCONTINENCE
Merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat mengontrol atau
menahan rasa ingin buang air kecil. Hal ini seringkali terjadi pada balita
usia 2 sampai 3 tahun dan pada lansia. Namun, ada juga yang terjadi
pada orang dewasa. Terdapat 4 tipe urinary incontinence, antara lain:
1. Stress incontinence
Biasa terjadi pada wanita berusia muda dan pertengahan yang otot
pada pelvisnya lemah. Hal ini terjadi akibat tekanan fisik yang
meningkatkan tekanan perut seperti batuk, bersin, tertawa, berlatih,
mengejan, mengangkat benda berat, dan kehamilan yang
menyebabkan bocornya urin dari vesika urinaria.
2. Urge incontinence
Biasa terjadi pada orang lanjut usia, di mana seseorang sering dan
tiba-tiba ingin buang air kecil, dan tidak bisa menahannya sehingga
sering terjadi urinasi involunter. Bisa disebabkan oleh adanya suatu
infeksi atau batu ginjal, stroke, dan cedera medulla spinalis.
3. Overflow incontinence
Merupakan proses urinasi yang tidak sadar terjadi akibat lemahnya
kontraksi otot-otot vesika urinaria
4. Functional incontinence
Merupakan lepasnya urin dari vesika urinaria dikarenakan tidak
bisa menemukan toilet di waktu tersebut sebagai akibat dari
kondisi tubuh yang lemah, misalnya terkena stroke, artritis,
ataupun alzheimer.
VIDEO: PEMBENTUKAN URINEDALAM GINJAL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
VOLUME URIN
Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
Melalui Meliputi
Meliputi
1. Hormon Antideuritik (ADH)
Hormone antideuritik dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofifis
(neuroehipofisis). Pengeluaran hormone ini ditentukan oleh reseptor khusus
di dalam otak yang secara terus menerus mengendalikan tekananan osmotic
darah (kesetimbangan konsentrasi air dalam darah). Oleh karena itu,
hormone ini akan mempengaruhi proses reabsorbsi air pada
tubulus kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan
meningkat. Oleh karana cara bekerja dan pengaruhnya inilah, hormone
tersebut dsiebut sebagai hormone antideuritik. Jika tekanan osmotic darah
naik, yaitu pada saat dalam keadaan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh
(saat kehausan atau banyak mengeluarkan keringat), konsentrasi air dalam
darah akan turun. Akibat dari kondisi tersebut, sekresi ADH meningkat dan
dialirkan oleh darah menuju ke ginjal.
ADH selain meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga
meningkatkan permeabilitas saluran pengumpul, sehingga memperbesar sel
saluran pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi ke luar dari pipa
pengumpul, lalu masuk ke dalam darah. Keadaan tersebut akan berusaha
memulikan konsentrasi air dalam darah. Namun, berusaha memulihkan
konsentrasi air dalam darah. Namun akibatnya, urin yang dihasilkan
menjadi sedikit dan lebih pekat.
2. Hormon Insulin
Hormone insulin adalah hormone yang dikeluarkan oleh pulau
langerhans dalam pancreas. Hormone insulin berfaungsi mengatur gula
dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki
konsentrasi hormone insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah
akan tinggi. Akibatnya terjadi gangguan reabsorbsi didalam urin masih
terdapat glukosa.
1. Jumlah Air yang Diminum
Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air dalam
darah. Jika kita meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah akan
tinggi, dan kosentrasi protein dalam darah menurun, sehingga filtrasi
menjadi berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini menyebabkan darah lebih
encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi dan
berkurangnya ADH akan ,emyebabkan menurunnya penyerapan air,
sehingga urin yang dihasilkan akan meningkat dan encer.
2. Suhu Lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga
suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga
darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal.
Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka
pengeluaran air kencing pun banyak.
KELAINAN ATAU PENYAKIT PADA GINJAL
1. Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal dalam memproduksi urin. Anuria
diakibatkan oleh kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi darah dalam
ginjal. Anuria juga bisa muncul akibat radang di glomerulus, yakni organ
penyaring darah pada ginjal. Penyempitan arterial efferent oleh hormon
epinefrin dan radang menjadi penyebab utama terjadinya penyakit ini.
2. Glikosuria
Penyakit ini ditunjukkan dengan adanya kandungan gula dalam urin. Penyakit
ini diakibatkan oleh rusaknya badan malpigi yang bertugas untuk menyaring
darah.
3. Albuminaria
Albuminaria merupakan kelainan ginjal yang diakibatkan oleh naiknya tingkat
permeabilitas membrane glomerulus. Permeabilitas bisa naik karena adanya
luka di membrane glomerulus akibat kenaikan darah, iritasi pada sel-sel ginjal
akibat eter, bakteri, logam berat, dan zat lainnya. Penyakit ini bisa diketahui
dengan adanya protein albumin pada urin.
4. Hematuria
Hematuria merupakan kondisi dimana urin mengandung sel-sel darah merah.
Hematuria juga bisa disebabkan iritasi atau radang pada sel-sel ginjal.
5. Bilirubinaria
Penyakit ini memiliki ciri-ciri zat warna empedu atau bilirubin yang berlebihan
pada urin. Kondisi ini bisa diakibatkan adanya penguraian hemoglobin yang
berlebihan atau akibat disfungsi hati.
6. Nefritis Glomerulus
Nefritis glomerulus atau radang ginjal umumnya diakibatkan reaksi alergi
terhadap racun yang diproduksi bakteri Streptococcus yang bisa menginfeksi
bagian tubuh lainnya seperti tenggorokan. Penyakit ini memungkinkan sel-sel
darah merah dan protein tercampur dengan urin. Nefritis glomerulus parah bisa
menyebabkan gagal ginjal.
7. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan radang atau infeksi pada ginjal. Kondisi ini umumnya
berawal dari bagian dalam ginjal (pelvis) yang menyebar ke seluruh bagian
ginjal. Penyakit ini bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
8. Nefrosis
Nefrosis adalah bocornya membrane glomerulus yang menyebabkan
sejumlah besar protein dalam darah berpindah ke dalam urin. Pindahnya
protein ini mengakibatkan air dan natrium menumpuk di tubuh sehingga
mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh.
9. Batu Ginjal
Karena adanya batu dari endapan kalsium dan garam pada pelvis
ginjal. Penyebab : sering menaham urin dan kurang minum
10. Diabetes Mellitus
Pada urinnya mengandung glukosa. Hal ini karena adanya kadar
gula di dalam darah yang tinggi.
11. Diabetes Insipidus
Sering buang air besar yang hebat (sampai 20-30 kali).
Terjadi karena kekurangan hormon ADH.
PARU-PARU (Pulmo)
Paru - paru adalah organ pada sistem pernapasan
(respirasi) dan berhubungan
dengan sistem peredaran darah(sirkulasi).
Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara
dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya
disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas.
Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi.
Istilah yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai dipulmo-, dari
kata Latin pulmones untuk paru-paru.
Paru-paru berfungsi sebagai penyuplai oksigen bagi tubuh kita, dan ia
bekerja secara otomatis. Ketika tubuh bekerja keras, paru-paru akan
bekerja lebih cepat. Sebaliknya, ketika tubuh dalam keadaan santai, paru-
paru juga bekerja dengan lebih pelan.
Fungsi kulit selain sebagai alat
ekskresi :
Sebagai alat pengeluaran berupa
kelenjar keringat.
Sebagai alat peraba.
Sebagai pelindung organ
dibawahnya.
Tempat dibuatnya Vit D dengan
bantuan sinar matahari.
Pengatur suhu tubuh.
Tempat menimbun lemak.
KULIT (Integumen)
Kulit manusia terdiri atas epidermis, dermis, dan hipodermis. Kulit
berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.
Proses pengeluran keringat diatur oleh hipotalmus (otak).
Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja
mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus
mendapatkan rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada
pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf
simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan
menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian
mengirimnya kepermukaan kulit dalam bentuk keringat.
Mekanisme Pengerluaran Keringat
HATI (Hepar)
Hati (hepar) adalah kelenjar terbesar
di dalam tubuh.
Hati terletak di bagian teratas dalam
rongga abdomen di sebelah kanan di
bawah diafragma.
Pada orang dewasa, hati massanya mencapai 2.5 kg.
Sebagai alat ekskresi, hati berfungsi mengeluarkan zat-zat sisa(ekskresi), mengeluarkan zat-zat yang tak bermanfaat maupun zat-zat yang masih bermanfaat bagi tubuh (sekresi).
Fungsi Hati :
Mengeluarkan getah empedu yang berasal dari perombakan erythrocyt
yang telah tua. Getah empedu ditampung dalam kantong empedu kemudian
dialirkan ke usus halus untuk mengemulsi lemak. Getah empedu yang rusak
dibuang melalui faeses dan urine sehingga warna faeses dan urine sama
dengan warna getah empedu.
Membuang zat-zat sisa metabolisme protein berupa ureum. Zat sisa
ini dibuang melalui ginjal.
Menawarkan atau menyaring racun yang masuk bersama makanan.
Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
Tempat pembentukan protrombin dan tempat mengubah gula
darah menjadi gula otot.
VIDEO: KESIMPULAN