Sistem Digestivus manusia

44
MODUL III SISTEM PENCERNAAN Trigger 1 Gara-gara Telat Kring…!!!kring…!!! alarm berbunyi tepat pukul 07.30, ….”ya ampun…ada kuliah jam 08.00…” Ririn melihat jadwal kuliah. Dengan tergesa-gesa meninggalkan rumah karena takut terlambat ke kampus tanpa sarapan pagi. Sesampainya di kampus perkuliahan baru saja berlangsung beberapa menit. Setelah mengikuti perkuliahan selama kurang lebih 3 jam, Ririn kemudian mengeluh kepada Ratna, “sa perut nyeri skali. Kayaknya sa kena “hunger pain” k…..aduh tra tahan sekali…pedih…periiiih….” Pasti ko tadi tra sarapan pagi to?” sahut Ratna “iyo itu lagi….habis sa kira trada kuliah jadi bangun terlambat…..” Makanya jadwal itu lihat baik-baik dari malam. Macam sa juga su lapar ni, kenapa e???...rasanya jantung berdebar-debar, tangan gemetaran, badan lemas dan otak macam su tidak bisa berpikir k…kayaknya lagi “hipoglikemi”….memang sudah waktunya makan siang…ayoo sudah tong pergi makan” kata Ratna. DI KANTIN KAMPUS “Pesan lontong sayur saja, bu…”kata Ratna pada ibu kantin. Ririn menyambung “ kalo saya pesan nasi campur deh.” 1

description

pencernaan manusia

Transcript of Sistem Digestivus manusia

Page 1: Sistem Digestivus manusia

MODUL III

SISTEM PENCERNAAN

Trigger 1

Gara-gara Telat

Kring…!!!kring…!!! alarm berbunyi tepat pukul 07.30,….”ya ampun…ada

kuliah jam 08.00…” Ririn melihat jadwal kuliah. Dengan tergesa-gesa meninggalkan

rumah karena takut terlambat ke kampus tanpa sarapan pagi. Sesampainya di kampus

perkuliahan baru saja berlangsung beberapa menit.

Setelah mengikuti perkuliahan selama kurang lebih 3 jam, Ririn kemudian

mengeluh kepada Ratna, “sa perut nyeri skali. Kayaknya sa kena “hunger pain”

k…..aduh tra tahan sekali…pedih…periiiih….”

Pasti ko tadi tra sarapan pagi to?” sahut Ratna

“iyo itu lagi….habis sa kira trada kuliah jadi bangun terlambat…..”

Makanya jadwal itu lihat baik-baik dari malam. Macam sa juga su lapar ni,

kenapa e???...rasanya jantung berdebar-debar, tangan gemetaran, badan lemas dan otak

macam su tidak bisa berpikir k…kayaknya lagi “hipoglikemi”….memang sudah

waktunya makan siang…ayoo sudah tong pergi makan” kata Ratna.

DI KANTIN KAMPUS

“Pesan lontong sayur saja, bu…”kata Ratna pada ibu kantin.

Ririn menyambung “ kalo saya pesan nasi campur deh.”

Sambil makan, Ratna berkata,”kenapa lontong ini lama-lama dikunyah koq rasanya jadi

manis?...”

“Nasiku juga…!” sambung Ririn …..uhuk…uhuk…uhuk…(batuk-batuk)

“Makanya kalo sedang makan jangan bicara…” sahut Ratna

“Ratna sepertinya sa kenyang sekali…”

“Ya iyalah…habis makan…” jawab Ririn

“Rin, kenapa ya kalo habis makan itu berat badan ku yang tadinya lemas karena lapar

jadi kuat kembali, tapi kok berkeringat ya?....” kata Ratna.

“ayo sudah kita kembali ke kampus, sebentar lagi ada praktikum…”

1

Page 2: Sistem Digestivus manusia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem pencernaan yaitu suatu system yang mengubah makanan menjadi

bahan kimia yang dapat diserap dan diolah oleh tubuh. Untuk mempertahankan

homeostasis, molekul-molekul nutrien yang sudah habis terpakai untuk

menghasilkan energi harus secara terus menerus diganti oleh nutrient baru yang

kaya-energi. Demikian juga air dan elektrolit yang terus menerus keluar melalui urin

dan keringan serta melalui jalan lain juga harus diganti secara teraatur. Sistem

pencernaan berperan dalam homeostasis dengan memindahkan nutrient, air,

elektrolit dari lingkungan eksterna ke lingkungan internal. Sistem pencernaan tidak

secara langsung mengatur konsentrasi setiap konstituen tersebut di lingkungan

internal. Sistem tersebut tidak mengubah-ubah penyerapan nutrien,air, atau elektrolit

berdasarkan kebutuhan tubuh (dengan sedikit perkecualian), tetapi lebih berperan

mengoptimalkan keadaan untuk mencerna dan menyerap apa yang dimakan

(masuk).

1.2 KATA KUNCI

1.2.1 Lapar

1.2.2 Kenyang

1.3 KATA SULIT

1.3.1 Hunger pain

Kontraksi lapar yang terjadi di bagian lambung, atau mengalami sensasi

nyeri ringan pada bagian bawah lambung (rasa nyeri mendadak waktu lapar).[2]

1.3.2 Hipoglikemi

Hipoglikemi adalah

1.4 MASALAH

1.4.1 Ririn merasa perutnya nyeri, jantung berdebar-debar, tangan gemetaran,

badan lemas, dan tidak bisa berpikir saat lapar.

2

Page 3: Sistem Digestivus manusia

1.4.2 Ririn dan Ratna merasakan makanan yang dikunyah semakin lama rasanya

menjadi manis.

1.4.3 Ririn batuk ketika makan sambil berbicara.

1.4.4 Ririn berkeringat setelah makan.

1.5 PERTANYAAN

1.5.1 Mengapa Ririn merasa perutnya nyeri saat lapar?

1.5.2 Mengapa Ririn merasa jantungnya berdebar-debar, tangan gemetaran, badan

lemas, dan tidak bisa berpikir saat lapar?

1.5.3 Mengapa mereka merasakan makanan yang dikunyah semakin lama rasanya

menjadi manis?

1.5.4 Mengapa Ririn batuk ketika makan sambil berbicara?

1.5.5 Mengapa Ririn berkeringat setelah makan?

1.6 HIPOTESA

1.6.1 Ririn merasa perutnya nyeri kemungkinan disebabkan lambungnya kosong

dalam waktu yang lama.

1.6.2 Ririn merasa jantung berdebar-debar, tangan gemetaran, badan lemas, dan

tidak bisa berpikir kemungkinan disebabkan hipoglikemi.

1.6.3 Mereka merasakan makanan yang dikunyah semakin lama rasanya menjadi

manis kemungkinan disebabkan adanya pemecahan zat makanan yang

masuk (karbohidrat).

1.6.4 Ririn batuk ketika makan sambil berbicara kemungkinan disebabkan

makanan masuk ke dalam saluran pernapasan.

1.6.5 Ratna berkeringat setelah makan kemungkinan disebabkan karena terjadi

proses pembakaran zat-zat makanan.

1.7 ILMU PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN

1.7.1 Anatomi : Saluran cerna

1.7.2 Histologi : Saluran cerna

1.7.3 Fisiologi : Sistem pencernaan

1.7.4 Biokimia : Proses pencernaan

1.7.5 Perilaku : Perilaku saat makan

3

Page 4: Sistem Digestivus manusia

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 ASPEK ANATOMI [5, 6, 7]

2.1.1 Cavum Oris

Cavum oris adalah ruangan ang merupakan bagian pertama dari sistem

digestivus, dimana terjadi proses pencernaan makanan baik secara kimia

maupun mekanis. Cavum oris terbagi menjadi 2 yaitu vestibulum oris dan

cavum oris proprium. [6]

Pada cavum oris terdapat linguae (lidah). Linguae adalah organ

musculair yang terletak di atas dasar mulut dan dengan perantara otot-otot

lidah dan melekat pada mandibula, os hyoid, processor stylodeus dan pharynx.

Fungsi lidah sebagai alat pengecap, membantu proses mengunyah, menelan

dan berbicara. Bagian lidah ada 3 yaitu apex, corpus dan radix. Apex linguae

merupakan ujung lidah yang sempit dan tipis berhadapan dengan gigi incisivus

bawah (dalam keadaan diam). Corpus linguae mempunyai permukaan yaitu

margo lateralis, dorsum linguae, dan facies inferior. Sedangkan radix linguae

adalah bagian lidah yang terletak di dalam oropharynx, dorsal dari sulcus

terminalis, menghadap ke arah dorsal melekat pada os hyoid oleh m.

hyoglossus, melekat pada mendibula oleh m. genioglossus. Persarafan otot-

otot ekstrinsik maupun intrinsik semuanya dari N. XII (hypoglossus) kecuali

m. palatoglossus dari plexus pharyngicus. [6]

Otot-otot lidah dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :

1) Otot-otot ekstrinsik, yaitu otot-otot yang berorigo di luar lidah dan

berinsertio pada lidah. Fungsinya untuk merubah posisi lidah. Otot-otot

ekstrinsik ada 4 yaitu m. genioglossus, m. hyoglossus, m. styloglossus, dan

m. palatoglossus.

2) Otot-otot intrinsik yaitu otot-otot yang berorigo maupun berinsertio pada

lidah. Fungsinya merubah bentuk lidah. Otot-otot ini ada 3 yaitu m.

longitudinalis linguae superior, m. tranversus linguae, dan m. verticalis

linguae. [6]

4

Page 5: Sistem Digestivus manusia

Glandula Saliva terbagi atas 3 yaitu :

1) Glandula Parotis

Glandula parotis adalah kelenjar terbesar di antara kelenjar-kelenjar saliva.

Terdiri dari kelenjar-kelenjar tubule-alveolar dengan type sertous.

Warnanya kekuningan dan permukaannya tidak rata terdiri dari lobula.

Gld. Parotis sebagian besar terdapat pada suatu celah yang dinamakan

fossa retromandibularis, sebagian kecil di luarnya menempel pada

permukaan lateral m.masseter. memiliki saluran yang disebut ductus

parotideus. [6]

2) Glandula Submandibularis

Type serous terdiri dari 2 bagian yaitu bagian yang terbesar (corpus)

letaknya caudal dari m. mylohyoid, sebagian kecil lebih profundus terletak

cranial dari m. mylohtoid, antara kedua bagian tersebut saling berhubungan

pada tepi dorsal dari otot tersebut di atas. Corpusnya terletak pada

trigonum submandibularis. Memiliki saluran disebut ductus

submandibularis, yang bermuara ke dalam papilla salivatoria sublingualis

yang letaknya di samping linguae. [6]

3) Glandula Sublingualis

Merupakan kelenjar saliva yang terkecil. Mamiliki saluran yang disebut

ductuli rivini, yang bermuara ke dalam plica sublingualis dan ductus

submandibularis. [6]

2.1.2 Oropharynx dan Laryngopharynx

2.1.2.1 Oropharynx

Dimulai dari palatum molle di sebelah atas setinggi tepi atas

epiglottis di sedbelah bawah. Ke arah depan berhubungan dengan

cavitas oralis melalui isthmus faucium, yang dibatasi di atas oleh

palatum molle dan di sebelah lateral oleh arcus palatoglossus dan di

bawah oleh lidah. Di daerah isthmus faucium banyak terdpat kumpulan

jaringan lymphoid yang membentuk lingkaran yaitu tonsila

pharyngealis di atas dan di samping tonsila palatina serta di bawah

tonsilla lingualis. Mukosa epiglottis melipat ke arah linguae

membentuk plica glossoepiglottica media dan ke arah dinding lateral

5

Page 6: Sistem Digestivus manusia

pharynx membentuk plica glossoepiglottica lateralis atau plica

pharyngoepiglottica. Dinding lateral pars oralis, mempunyai struktur

khas disebut sebagai fauces yang dibentuk oleh arcus palatoglossus dan

palatopharyngeus, masing-masing sebagai tiang-tiang anterior dan

posterior dari fauces. Kedua lipatan tadi ditimbulkan oleh masing-

masing M. palatoglossus dan M. palatopharyngeus. Daerah segitiga

antara kedua lipatan disebut sinus tonsillaris yang di dalamnya berisi

tonsilla palatina. [6]

2.1.2.2 Laryngopharynx

Terdapat di antara tepi atas epiglottis sampai tepi bawah

cartilago cricoidea, dimana terus melanjutkan diri menjadi

oeshophagus. Ke arah depan mempunyai lubang masuk larynx, aditus

larynges, dan sisi belakang cartilago arytenoidea dan cartilago

cricoidea. Resessus piriformis adalah bagian pars laryngea yang

terletak di samping aditus laryngis. Cekungan ini terletak antara

membran thyroidea dan cartilago thyroidea di sebelah lateral dan plica

aryepiglottica dan cartilago arytenoidea dan cricoidea di sebelah

medial. Di sebelah atas cekungan ini dibatasi oleh os hyodeum dan di

bawah oleh cartilago cricoidea. Cabang-cabang N. laryngeus dan A.

laryngea superior (cabang A. thyroidea superior) dan V. larynge

superior terletak di bawah mukosa yang melapisi resessus piriformis.

N. laryngeus interna menimbulkan lipatan mukosa yaitu plica N.

laryngeus interna. [6]

2.1.3 Oesophagus

Bagian oral (atas) oesophagus terletak di dalam leher, sedangkan

bagian anal (bawah) terletak di dalam thorax, dan abdomen. Saluran tractus

digestivus yang terdiri atas jaringan otot ini menghubungkan pharynx di

sebelah atas gaster di sebelah bawah, dengan panjang kira-kira 25-30 cm.

terdapat setinggi vertebra C.VI (cartilago cricoidea) sampai Th.XI. [6]

Pars abdominalis arahnya membelok ke kiri dan menembus/melalui

hiatus oesophagus pada diaphragma, untuk selanjutnya masuk ke dalam gaster

pada bagian cardia (curvatura , minor bagian oral). Oeshopagus pada saat

6

Page 7: Sistem Digestivus manusia

melewati hiatus oesophagicus otot circular bagian cauddalnya menebal

sehingga seakan-akan terdapat suatu spincter yang fungsional di sini.

Vaskularisasi oesophagus oleh Vasa Oesophagicae. [5]

2.1.4 Gaster

Bagian-bagiannya adalah cardia, fundus, corpus dan pylorus.

Mempunyai facies ventralis dan dorsalis dan tepi-tepi kanan yang disebut

curvatura minor dan tepi kiri yang disebut curvatura major. Letaknya

intraperitoneal. Oesophagus masuk ke cardia pada batas pertemuan curvatura

minor dan major. Cardia adalah bagian gaster sekitar tempat masuk

oesophagus, di sini terdapat kelenjar-kelenjar cardia. Fundus merupakan

bagian gaster di sebelah cranial permukaan cardia (lebih tinggi daripada

cardia), pada curvatura major dan seringkali berisi udara/gas. Mukosa sama

dengan pada corpus, tetapi mempunyai kelenjar-kelenjar fundus yang

menyerupai kelenjar-kelenjar corpus. Corpus terletak antara fundus dan

pylorus. Tidak mempunyai batas yang terlihat dari luar terhadap pylorus, yang

berbeda hanya kelenjar-kelenjarnya saja. Sedangkan pylorus merupakan

bagian distal gaster dimana terdapat kelenjar-kelenjar pylorus. Dibagi menjadi

bagian antrum pyloricum dan canalis pyliricus. Pada bagian akhirnya terdapat

sphincter pylori yang merupakan penebalan jaringan otot sirkuler di situ.

Vaskularisainya dilakukan oleh cabang-abang A. coeliaca yaitu A.

gastric sinistra yang memberi arterilisasi bagian superior curvatura minor

(corpus, cardia, dan fundus) dan bagian caudal oesophagus; A. hepatica

communis yang mwnberi 2 cabang yaitu a. hepatica propria yang memberi

cabang A. gastrica dextra, memberi arterilisasi bagian inferior curvatura minor

(pylorus), A. gastriduodenalis yang menberi cabang a. gastroepiploica dextra

dan member arterilisasi bagian inferior curvatura major (pylorus dan corpus);

a. lienalis mempunyai cabang untuk gaster yaitu A. gastroepiploice sinistra

yang memberi arterilisasi bagian sinistra curvatura major (corpus) dan Aa.

Gastric breves yang memberi arterilisasi bagian kiri atas curvatura major

(fundus dan corpus). [5]

7

Page 8: Sistem Digestivus manusia

2.1.5 Intentinum Tenue

Dimulai dari pylorus sampai iliocaecal junction dan terdiri dari

duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum atau usus 12 jari (25 cm) letaknya

retroperitonel, jejunum dan ileum panjang dan berlipat-lipat dan mempunyai

mesostenium yang mempunyai akar/ menempel pada dinding dorsal abdomen

yaitu radix mesostenii.

2.1.5.1 Duodenum

Bentuknya pada umumnya berbentuk huruf C di dalam cekungan

terdapat pancreas (bagian caput). Dari pylorus sampai flexura duodeno

jejunalis dibagi 3 bagian: pars cranialis, pars descendens dan pars

ascendens (termasuk pars horizontal). [5]

2.1.5.2 Jejunum dan ileum

Letak seluruhnya intraperitoneal, dimana 2/5 bagian intestinum tenue

berupa jejunum dan 3/5 berupa ileum. Antar jejunum dan ileum tidak

ada batas yang jelas. Jejunum bagian oral dan ileum bagian anal.

Jejunum pada uumumnya sering dalam keadaan kosong dan warna

lebih merah (banyak vaskularisasi), dan dinding lebih tebal. [5]

2.1.6 Intestinum Crassum

Terdiri dari caecum, appendix, colon ascendens, colon transversum,

colon descendens, colon sigmoideum dan rectum serta anus. Vaskularisasinya

dipelihara oleh cabang-cabang A. mesenterica superior dan A. mesenterica

inferior.

2.1.6.1 Caecum

Terletak antara fossa iliaca dextra sampai linea terminalis, dibungkus

peritoneum visceralis jadi letaknya intraperitoneal, bisaanya tidak

mempunyai appendix epiploicae dan tanpa meso-caecum karena

pendek (hanya ada dua lipatan pendek pada sebelah kanan dan kiri

bagian belakang caecum). [5]

2.1.6.2 Appendix

Terletak intraperitoneal, hanya terdapat pada manusia dan kera jenis

anthropoid, terdapat pada ujung posteromedial caecum dimana 3 tainea

coli bertemu kurang lebih 1 – 2 cm di sebelah caudal ileum.

8

Page 9: Sistem Digestivus manusia

Panjangnya 5-13 cm (rata-rata) 9 cm. tidak mempunyai taenia, karena

otot longitudinal rata. Mukosa penuh dengan jaringan lymphoid.

Bagian yang masuk caecum lumennya lebih sempit lagi karena lapisan

otot sirkuler yang lebih tebal. [5]

2.1.6.3 Colon

1) Colon Ascendens

Dimulai dari caecum pada fossa iliaca dextara sampai flexura coli

dextra pada dinding dorsal abdomen sebelah kanan. Terletak di

sebelah ventral ren dextra. Hanya bagian ventral tertuutup

peritoneum visceral. Jadi letaknya colon ascendens ini yaitu

retroperitoneal. Kadang-kadang dinding dorsalnya langsung

melekat pada dinding dorsal abdomen yang ditempati M. quadrates

lumborum dan ren dextra. Artelisasi: dari cabang-cabang A.

iliocilica dan A. colica dextra. [5]

2) Colon Transversum

Dari flexura coli dextra sampai flexura coli sinistra. bagian kanan

mempunyai hubungan dengan duodenum dan pancreas di sebelah

dorsal. Bagian kiri lebih bebas. Flexura coli sinistra letaknya tinggi

dari yang kanan yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih

tajam sudutnya. Flexura coli dextra erat hubunganya dengan facies

visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal) yang terletak di

sebelah ventralnya. Arterilisasi dari cabang-cabang A. colica

media. [5]

3) Colon Descendens

Mulai dari flexura coli sinistra sampai fossa iliaca sinistra dimana

dimulai colon colon sigmoideum. Terletak retroperitoneal karena

adanya hanya dinding ventral (sebagian) saja yang diliputi

peritoneum. Terletak pada m. quadrates lumborum dan erat

hubungannya dengan ren sinistra. arterilisasi dari cabang-cabang A.

colica sinistra yang merupakan cabang A. mesenterica inferior. [5]

9

Page 10: Sistem Digestivus manusia

4) Colon Sigmoideum

Mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya intraperitoneal,

terletak di dalamfossa iliaca sinistra. radix mesosigmoid

mempunyai perlekatan yang variabel pada fossa iliaca sinistra. [5]

5) Rectum

Rectum adalah bagian dari intestinum crassum yang terletak di

antara colon sigmoideum dan canalis analis. Panjang rectum

berkisar antara 12- 15 cm dan mempunyai bagian yang paling

sempit pada peralihan dengan colon sigmoideum. Bagian yang

paling lebar disebut ampulla recti, terletak di atas diphragma pelvis.

Bagian usus besar yang terletak di antara batas atas diphragma

pelvis (ampulla recti) sampai anus disebut canalis analis. [7]

2.2 ASPEK HISTOLOGI [4]

Sistem Pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran cerna di

mulai dari mulut sampai dubur (anus), dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan

seperti kelenjar air liur, hati, dan pancreas, yang letaknya di luar tetapi

menghasilkan secret melalui system duktus masuk ke dalam saluran tersebut. [4]

Sistem pencernaan akan diuraikan dalam tiga bagian yaitu:2.1.1 Rongga Mulut :

2.2.1.1 Bibir

Terdiri atas 3 lapisan yaitu epitel berlapis pipih, jaringan ikat fibro-

elastis dan jaringan otot bergaris (musculus orbicularis oris)

Terdiri dari 3 bagian :

1. Bibir pars kutanea : struktur seperti kulit berbulu

2. Bibir pars intermedia (merah bibir)

3. Bibir pars mukosa

2.2.1.2 Mukosa Pipi

Dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk dengan sel-sel

permukaan selalu mengelupas diganti yang baru. Lamina propria dan

tunika submukosa mempunyai berkas-berkas sabut elastis yang masuk

diantara sabut otot bergaris di bawahnya, sehingga mukosa pipi terikat

10

Page 11: Sistem Digestivus manusia

pada otot pipi yang mengakibatkan waktu mengunyah mukosa pipi

tidak berlipat-lipat sehingga pipi tidak tergigit. Mempunyai kelenjar

mucous yang disebut kelenjar buccalis. [4]

2.2.1.3 Lidah

Lidah terdiri atas bagian yang mudah bergerak (badan) yang

terletak di dalam rongga mulut, dan pangkal atau akarnya yang

melekat pada dasar mulut dan membentuk bagian dinding depan

faring. (lesson hal 328). Sebagian besar terdiri atas otot bergaris yang

saling tegak lurus dalam tiga bidang ialah transversal, longitudinal dan

vertikal.

1.2.1.3.2 Papila Lingualis

Merupakan propria papil yang permukaannya

dilapisi oleh epitel berlapis pipih. Ada 4 macam papila

lingualis, yaitu :

1. Papilla filiformis

Berbentuk seperti benang, dilapisi oleh epitel berlapis

pipih bertanduk, mempunyai papil primer dan sekunder,

merupakan papilla lingualis terbanyak, tersebar

dipermukaan dorsal lidah dan tidak mempunyai taste

bud (alat pengecap).

2. Papilla fungiformis

Berbentuk seperti jamur, dilapisi epitel berlapis pipih

tak bertanduk, mempunyai papil primer dan sekunder,

terletak di sela-sela papilla filiformis, mempunyai

sedikit taste bud.

3. Papilla sirkumfalata

Papilla lingualis yang terbesar, jumlah sedikitnya 7-12

buah, terletak disepanjang sulkus terminalis, dikelilingi

oleh parit, dimana kelenjar von ebner bermuara di dasar

parit, dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk,

mempunyai banyak taste bud di tepi parit dan

mempunyai papil primer dan sekunder.

11

Page 12: Sistem Digestivus manusia

4. Papilla foliata

Mempunyai papil sekunder yang benbentuk sepeti daun,

berjumlah tiga buah, dua tepi disebut papil saraf dan

satu di tengah disebut papil darah, dilapisi epitel

berlapis pipih tak bertanduk, taste bud banyak, dan di

tepi lateral belakang lidah. [4]

1.2.1.3.3 Kelenjar-kelenjar pada lidah

Kelenjar Von Ebner (serous murni, bermuara di dasar

parit paila sirkumvalata), Kelenjar Weber (Mucous

murni,bermuara didekat tonsila lingualis) dan Kelenjar

Blandin Nuhn (Seromukous, terletak di ujung lidah). [4]

1.2.1.4 Dasar rongga mulut

Dilapisi epitel pipih taj bertanduk, mempunyai sub mukosa

kendor di dalamnya terdapat kelenjar sublingualis. [4]

1.2.1.5 Gigi

Gigi tertanam di dalam tulang rahang bawah dan atas dan

tersusun dalam dua lengkung, lengkung atas lebih besar dari lengkung

bawah, sehingga kedudukan gigi bawah agak dilampaui oleh gigi atas.

Bagian-bagian gigi adalah dentin, email, sementum, pulpa, membran

(ligament) periodontal dan gusi (ginggiva). [4]

1.2.1.6 Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah di bagi menjadi kelenjar ludah intrinsik / minor

dan kelenjar ludah mayor / ekstrinsik.

1.2.1.6.1 Kelenjar ludah intrinsik/minor

Kelenjar ludah intrinsik terdapat pada mukosa dan

submukosa rongga mulut dan merupakan kelenjar ludah

yang kecil yang akan terus mengeluarkan sekretnya untuk

membasahi rongga mulut. Yang termasuk kelenjar ludah

intrinsik adalah : glandula labialis yang terdapat pada bibir,

glandula lingualis yang terdapat pada lidah, glandula

12

Page 13: Sistem Digestivus manusia

buccalis yang terdapat pada mukosa pipi dan glandula

palatina yang terdapat pada palatine. [4]

1.2.1.6.2 Kelenjar ludah ekstrinsik/mayor

1) Glandula parotis, terletak di bawah dan di depan telinga.

Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur terbesar.

Kelenjar ini terbungkus simpai tipis dan mengandung

asini serous terdiri atas sel-sel berbentuk piramida, duktus

interkalaris, dan duktus sekretoris (striated duct). [8]

2) Glandula Submandibularis / submaxillaris, terletak pada

dasar mulut di bawah badan mandibula dan meluas ke sisi

leher melalui bagian tepi bawah mandibula. Kelenjar ini

mempunyai sinpai, sekat-sekat dan sistem saluran keluar

yang tampak jelas, mirip dengan yang terdapat pada

kelenjar parotis, tetapi duktus interkalarisnya lebih pendek

dan kurang mencolok. [8]

3) Glandula sublingualis merupakan kelenjar ludah mayor

yang terkecil. Glandula sublingualis mempunyai asini

sero-mukous dengan asini mukousnya lebih banyak,

intercalated duct dan striated ductnya sangat jarang.

Saluran keluar utamanya bermuara di dekat ductus

Warthoni, disisi frenulum lidah. [4]

2.2.2 Pharynx

Terdiri atas lapisan epitel berlapis pipih tak bertanduk yang kemudian

berubah menjadi epitel berlapis silindris dan akhirnya menjadi epitel berderet

silindris, jaringan ikat padat fibroelastis yang mengandung banyak sabut-

sabut elastis dengan arah longitudinal, otot bergaris, jaringan fibroelastis yang

berisi jaringan lymphoid yang disebut tonsila pharyngica. Dan di

nasopharynx terdapat kelenjar campur. [4]

2.2.3 Oesophagus

Panjangnya lebih kurang 25 cm, merupakan saluran yang relatif lurus.

Tunika mukosa dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk, muskularis

13

Page 14: Sistem Digestivus manusia

mukosanya hanya 1 lapis tebal dengan arah longitudinal. Mempunyai 2

macam kelenjar yaitu oesophageal gland proper terdapat didalam tunika

submukosa dan oesophageal cardiac galand didalam lamina propia. Tunika

muskularis eksterna terdiri atas otot bergaris pada oesophagus bagian atas,

campuran otot bergaris dan otot polos pada bagian tengah, dan pada bagian

bawah terdiri atas otot polos semua.

2.2.4 Gaster (lambung)

Lambung terbagi atas 3 bagian yaitu : (1) Lambung cardia, gastric pits

seperti huruf V dan dangkal; kelenjar (cardiac galand) terpotong bulat atau

lonjong dan tidak seberapa rapat. (2). Lambung fundus/ corpus, gastric pits

seperti huruf U dan dangkal; lamina propia dipenuhi kelenjar (fundic galand)

yang berupa tubulus dan tersusun rapat saling sejajar, tegak lurus permukaan.

Pada fundic gland terdapat 4 macam jenis sel yaitu chief cell/sel utama;

mucous neck cell; sel parietal; dan sel argintafin. (3) Lambung pylorus gastric

pits berupa cekungan yang sangat dalam bahkan mencapai lamina propia;

didalam lamina propia terdapat pyloric gland. Pada pyloric gland hanya

terdapat 1 macam sel yaitu mucous neck cell. Muskularis sirkuler menunjukan

penebalan, disebut sphyncer pylori yang diikuti pula oleh penebalan mukosa

dan sub mukosa.

2.2.5 Usus Halus

Berfungsi mencerna dan mengabsorsi makanan. Agar absorbsi pda

usus halus optimal, maka diperlukan struktur-struktur untuk memperluas

permukaan yaitu plika semicircularis dari kerkringi, villi intestinal, dan

mikrivili. Untuk melaksanakan fungsi cerna dengan baik, diperlukan struktur

yaitu sel goblet dan kelenjar.

Usus halus terbagi atas tiga bagian : Doudenum, mempunyai plika

kerkringi yang banyak dan becabang-cabang; villi lebar-lebar seperti daun;

kripta dari leberkuhn terdapat didalam lamina propia. Pada tunika sub mukosa

terdapat kelenjar brunner. Pada pertengahan duodenum bermuara duktus

choledochus dan duktus pankreatikus. Karena terletak retroperiteneal,

sehingga sebagian saja yang mempunyai tuniak serosa sedangkan selebihnya

dilapisi tunika adventitia. Jejunum, batas dengan duodenum tidak jelas; plika

14

Page 15: Sistem Digestivus manusia

kerkringi banyak dan bercabang-cabang; kripta liberkuhn dan sel goblet lebih

banyak. Jejunum bagian atas memiliki villi seperti lidah, bagian bawah

seperti jari, Ileum, plika kerkringi makin jarang da pendek akhirnya

menhilang pada akhir ileum; villi pendek dan atrofis juga menghilang pada

akhir ileum. kripta liberkuhn dan sel goblet banyak tetapi kadang sulit terlihat

karena tertutup infiltrasi lymfosit. Terdapat kelompok-kelompok lymfosit

(lymponoduli agregasi) yang disebut payer’s patches didalam lamina propia

dan meluas sampai tunika submukosa. Payer’s patches terdapat pada sisi

ileum yang tidak melekat pada mensenterium. [4]

2.2.6 Usus Besar

Berfungsi untuk absorbsi air dan mencerna selulosa oleh sisa enzim dan

kuman pembusuk . Berbeda dengan usus halus, pada usus besar tidak terdapat

plika kerkringi, villi interstianl, dan sel paneth (kecuali pada appendix

terdapat sedikit). Sel goblet pada usus besar lebih banyak, sel absotif juga

mempunyai mikrivili. Kripta liberkuhn lebih banyak dan lebih dalam karena

dinding usus besar lebih tebal, dan juga terdapat plika semilunaris (lipatan-

lipatan yang dibentuk oleh mukosa , submokosa dan muskularis sirkularis.

Usus besar, panjangnya kurang lebih 180 cm dan terdiri dari (1) Caecum,

berhubungan dengan ileum melalui katub iliosekal (2) Appendix

Vermiformis, tidak terdapat villi intestinal dan taenia coli; pada lamina propia

terdapat lymponoduli agregasi; dan muskularis mukosanya tidak tumbuh

sempurna. (3) Colon, terdapat taenia coli. Mempunyai banyak sel goblet

tetapi tidak ada sel paneth. Serosa merupakan jaringan ikat kendor yang berisi

kantong-kantong lemak yang disebut appendices apiploicae. (4) Rektum,

dilapisi epitel selapis silindris dengan banyak sekali sel goblet. Pada mukosa

terdaoat lipatan-lipatan longitudinal yang disebut kolumna rektalis dari

morgagni. Tunika muskularis eksterna sangat tebal dan muskularis

longitudinalis tersebar lagi, bagian depan dan belakang lebih pendek daripada

rectum sehingga terjadi lagi lipatan yang disebut plika trnsversa (2 dikiri dan

1 dikanan). [4]

15

Page 16: Sistem Digestivus manusia

2.2.7 Anus

Dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk mulai dari garis rekto-anal samapai

garis ano-perineal. Sesudahnya, dilapisi epitel berlapis pipih bertanduk. Pada

permukaan sphincter ani eksternus ditutupi kulit tipis berambut, kelenjar

lemak dan kelenjar keringat apokrin yang disebut kelenjar sirkum analis.

Muskularis sirkularis, terdiri atas otot polos yang tebal membentuk sphincter

ani internus (dibentuk oleh otot bergaris pelvis). [4]

2.3 ASPEK FISIOLOGI [1, 2, 3]

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau

nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan kedalam lingkungan

internal tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi yang

kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan

berbagai aktivitas bergantung energi, misalnya: Transportasi aktif , Kontraksi,

Sintesis, Dan sekresi. Makanan juga merupakan sumber bahan untuk perbaikan,

pembaharuan, dan penambahan jaringan tubuh. [3]

2.3.1 Sistem Pencernaan Melibatkan Empat Proses pencernaan

2.3.1.1 Motilitas

Mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong

isi saluran pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot polos di

dinding saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan

kekuatan rendah yang disebut tonus. Tonus penting untuk

mempertahankan agar tekanan pada saluran pencernaan tetap, serta

untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara

permanen setelah mengalami distensi (peregangan). Terhadap

aktivitas tonik yang terus menerus tersebut, terjadi dua dasar

motilitas pencernaan gerakan propulsive (gerakan mendorong atau

memajukan isi saluran pencernaan kedepan dengan kecepatan yang

berbeda-beda) dan gerak mencampur. [3]

2.3.1.2 Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresi kedalam lumen saluran

pencernaan oleh kelenjar-kelenjar esokrin yang terletak di sepanjang

rute, masing-masing dengan produk sekretorik spesifiknya sendiri.

16

Page 17: Sistem Digestivus manusia

Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen

organic spesfik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim,

garam empedu, atau mukus. [3]

2.3.1.3 Pencernaan

Mengacu pada proses penguraian makanan dari struktur yang

kompleks diubah manjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat

diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem

pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi

makanan kaya energi: karbohidrat, protein, dan lemak. [3]

2.3.1.4 Penyerapan (Absorpsi)

Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi

di usus halus. Melalui proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan

kecil yang dapat diserap yang dihasilkan dari proses pencernaan

tersebut, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan

dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. [3]

2.3.2 Aktivitas Listrik Pada Otot Polos

Otot polos pada sistem pencernaan hampir terus-menerus tereksitasi

oleh aktivitas listrik intriksik yang lambat melalui membran serabut otot.

Aktivitas ini memiliki dua tipe dasar gelombang listrik:

2.3.2.1 Gelombang lambat.

Sebagian besar kontraksi sistem pencernaan berlangsung secara

berirama, dan irama ini terutama ditentukan oleh frekuensi dari apa

yang disebut gelombang lambat dalam potensial membran otot polos.

Gelombang ini bukanlah suatu potensial aksi, sebaliknya gelombang-

gelombang tersebut merupakan perubahan potensial membran

istirahat yang lambat dan bergelombang. Intensitasnya biasanya

bervariasi antara 5 dan 15 mV, dan kisaran frekuensinya dari 3-12 kali

per menit pada berbagai bagian traktus sstem pencernaan manusia. [2]

2.3.2.2 Potensial Paku

Potensial paku merupakan potensial aksi yang sebenarnya.

Potensial ini timbul secara otomatis bila potensial membran istirahat

otot polos menjadi lebih positif dari sekitar -40 mV (potensial

17

Page 18: Sistem Digestivus manusia

membran istirahat normal di serabut otot polos usus antara -50 dan -

60 mV). Semakin tinggi potensial gelombang lambat meningkat,

akan semakin besar frekuensi potensial paku, bisaanya berkisar

antara 1 dan 10 gelombang paku per detik. Pada otot sistem

pencernaan, potensial paku berlangsung 10-40 kali lebih lama seperti

halnya potensial aksi di serabut saraf yang besar, setiap gelombang

paku sistem pencernaan berlangsung selama 10-20 mlidetik. [2]

2.3.3. Pengaturan Fungsi Pencernaan Bersifat Kompleks dan Sinergistik

Motilitas dan sekresi pencernaan diatur secara cermat untuk

memaksimalkan pencernaan dan penyerapan makanan yang masuk. Terdapat

empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi sistem pencernaan:

2.3.3.1 Fungsi otonom otot polos

Fungsinya seperti sel-sel jantung, sebagian otot polos

merupakan sel pemacu yang tidak memiliki potensial istirahat yang

konstan karena potensial membrannya memperlihatkan variasi yang

spontan dan berirama. Jenis aktivitas listrik spontan yang paling

menonjol pada otot polos pencernaan adalah potensial gelombang

lambat yang disebut juga irama listrik dasar saluran pencernaan. [3]

2.3.3.2 Pleksus Saraf Intriksik

Pleksus saraf adalah jaringan sel-sel saraf yang berhubungan.

Terdapat dua jaringan serat saraf yang membentuk pleksus di saluran

pencernaan: [3]

1. Pleksus mienterikus Auerbach

Yang terletak diantara lapisan otot polos longitudinal dan

sekuler. Bila pleksus ini dirangsang, efeknya yang utama adalah

peningkatan kontraksi tonik atau tonus dnding usus, peningkatan

intensitas kontraksi ritmis, sedikit peningkatan kecepatan irama

kontrasi, dan peningkatan kecepatan konduksi gelombang

eksitatoris d sepanjang dinding usus, menyebabkan pergerakan

gelombang peristaltic usus yang lebih cepat. [2]

2. Pleksus submukosa Meissner

18

Page 19: Sistem Digestivus manusia

Yang terletak di submukosa. Berperan dalam pengaturan

fungsi di dalam dinding sebelah dalam dari tiap bagian kecil

segmen usus. Sebagai contoh, banyak sinyal sensoris berasal dari

epitel gastrointestinal dan kemudian bersatu dalam pleksus

submukosa meissner untuk membantu mengatur sekresi intestinal

lokal, absorpsi lokal, dan kontraksi otot submukosa local yang

menyebabkan berbagai tingkat pelpatan mukosa gastrointestinal. [2]

2.3.3.3 Saraf Ekstrinsik

Saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan dan

mempersarafi berbagai organ pencernaan, yaitu serat-serat saraf dari

kedua cabang sistem saraf otonom. Salah satu tujuan pengaktifan

spesifik saraf ekstrinsik adalah koordinasi aktivitas antara berbagai

system pencernaan. Tujuan lain dari pengaktifan spesifik adalah

pemberian jalan bagi faktor-faktor di luar sistem pencernaan yang

diperantai oleh saraf vagus yang terjadi dalam mengantisipasi

makanan saat seseorang melihat atau mencium adanya makanan. [3]

2.3.3.4 Hormon Pencernaan

Di dalam mukosa bagian tertentu saluran pencernaan terdapat

sel-sel kelenjar endokrin yang mengeluarkan hormon-hormon ke

dalam darah jika mendapat rangsangan yang sesuai. Hormon-hormon

pencernaan dikeluarkan terutama sebagai respon terhadap perubahan

spesifik di isi lumen, yang bekerja secara langsung pada sel-sel

kelenjar endokrin atau tidak langsung melalui pleksus intiksik atau

saraf ototnom ekstrinsik. Yang menarik, banyak dari hormon-hormon

itu juga dikeluarkan oleh neuron-neuron di otak, tempat mereka

berfungsi sebagai neurotransmitter dan neuromodulator. [3]

2.3.4 Pengaktifan Reseptor Mengubah Aktivitas Pencernaan Melalui Jalur Refleks

dan Jalur hormoral.

Dinding saluran pencernaan mengandung tiga jenis reseptor sensoorik

yang peka terhadap perubahan kimiawi atau mekanisme lokal di saluran

19

Page 20: Sistem Digestivus manusia

pencernaan: (1) kemoreseptor yang peka terhadap komponen-komponen

kimia di dalam lumen, (2) mekanoreseptor (reseptpr tekanan) yang peka

terhadap peregangan atau keteganagn di dalam lumen, dan (3) osmoreseptor

yang peka terhadap osmolaritas isi lumen. Stimulasi reseoptor-reseptor

tersebut memicu refleks saraf atau sekresi hormon, keduanya yang

mengubah tingkat aktivitas di sel efektor sistem pencernaan. Sel-sel efektor

tersebut mencakup sel otot polos, sel kelenjar eksokrin, dan sel kelenjar

endokrin.

Pengaktivan reseptor dapat mencetuskan dua jenis refleks saraf, yaitu:

1. Refleks pendek (short reflex)

Jika jaringan saraf intriksik mempengaruhi sekresi atau motilitas

lokal sebagai respon terhadaop rangsangan lokal spesifik, refleks

semacam ini, dengan semua unsure lengkung refleks terletak di dalam

dinding saluran pencernaan itu sendiri.

2. Refleks panjang (long reflex)

Aktivitas saraf otonom ekstrinsik dapat turut bekerja pada kontrol

lokal untuk memodifikasi respon otot polos dan kelenjar, baik untuk

mengkorelasikan aktivitas antara berbagai bagian sistem pencernaan

maupun untuk memodifikasi aktivitas sistem pencernaan sebagai respon

terhadap pengaruh eksternal. Karena refleks otonom melibatkan jalur-

jalur panjang antara susunan saraf pusat dan sistem pencernaan. [3]

2.3.6 Mulut

Pintu masuk ke saluran pencernan adalah melalui mulut atau rongga

oral. Lubang berbentuk bibir berotot, yang membantu memperoleh,

mengarahkan, dan menampung makanan di mulut. Bibir juga memiliki fungsi

nonpencernaan, yaitu penting untuk berbicara (artikulasi berbagai bunyi

bergantung pada bentukan bibir tertentu), dan sebagai reseptor sensorik.

Langit-langit (palatum) yang membentuk atap lengkung rongga mulut,

memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaannya memungkinkan

bernapas dan mengunyah atau mengisap berlangsung bersamaan.

Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka

yang dikontrol secara volunter. Pergerakan lidah tidak saja penting memandu

20

Page 21: Sistem Digestivus manusia

makanan di dalam mulut sewaktu kita mengunyah dan menelan, tetapi juga

berperan penting untuk berbicara. Di dalam lidah tertanam papil-papil

pengecap (taste buds), yang juga tersebar di palatum mole, tenggorokan, dan

dinding dalam papil. [3]

Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi

(mengunyah), motilitas mulut yang melibatkan pemotongan, perobekan,

penggilingan, dan pencampuran makanan yang masuk oleh gigi. Tujuan

mengunyah adalah (1) menggiling dan memecah makanan menjadi

potongan-potongan yang lebih kecil untuk mempermudah proses menelan;

(2) untuk mencampur makanan dengan air liur; dan (3) untuk merangsang

papil pengecap. Tindakan mengunyah dapat bersifat volunteer, tetapi

sebagian besar proses mengunyah ketika makanan merupakan suatu refleks

ritmik yang ditimbulkan oleh pengaktifan otot-otot rangka pada rahang, bibir,

pipi, dan lidah sebagai respons terhadap tekanan makanan ke jaringan mulut.[3]

2.3.7 Pharynx Dan Oesophagus

Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring

membantu fungsi pernapasan dan menelan. Faring diubah hanya dalam

beberapa detik menjadi traktus untuk mendorong masuk makanan.

Pada umumnya, menelan dapat dibagi menjadi (1) tahap volunter,

yang mencetuskan proses menenlan, (2) tahap faringeal, yang bersifat

involunter dan membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam

esophagus, dan (3) tahap esophageal, fase involunter lain yang mengangkut

makanan dari faring ke lambung. [2]

2.3.8 Lambung

Secara fisiologis,secara tepat dibagi menjadi bagian oral, yang

merupakan 2/3 pertama dari korpus, dan bagian kaudal, yang merupakan sisa

dari korpus ditambah antrum.

Fungsi motorik lambung ada tiga: penyimpanan sejumlah besar

makanan dapat di oroses di dalam lambung, duodenum, dan traktus intestinal

bawah; pencampuran makanan ini dengan sekresi dari lambung sampai

21

Page 22: Sistem Digestivus manusia

membentuk suatu campuran setengah cair yang disebut kimus; dan

pengosongan kimus dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus pada

kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang tepat untuk usus

halus. [2]

Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-

sel yang bertanggung jawab untuk sekresi lambung terletak di lapisan

lambung, mukosa lambung yang terbagi menjadi dua bagian terpisah yaitu

mukosa oxyntik dan daerah kelenjar pylorik. Sel-sel kelenjar mukosa terdapat

di kantung lambung. Di dinding kantung-kantung mukosa oxyntik terdapat

tiga jenis sel sensorik yaitu mucous neck cell yang mensekresikan mucus

yang encer, chief cell yang mengeluarkan pepsinogen, dan sel parietal yang

mengeluarkan HCL dan faktor intrinsik. [3]

Sekresi lambung dibagi menjadi 3 fase yaitu fase sefalik (tanpa ada

makanan di lambung), fase gastric (bila lambung terisi makanan), dan fase

intestinal ( walau makanan sudah masuk di duodenum masih terjadi sekresi

lambung). [3]

2.3.9 Usus halus

Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan

dan penyerapan. [3]

Lima tipe pergerakan intestinal dapat dibedakan menjadi gerak tonik

(akibat perubahan tonus secara terus menerus), gerak pendulum (gerak

memanjang-memendeknya usus akibat kontraksi otot longitudinal), gerak

segmentasi (akibat kontraksi otot sirkuler di beberapa tempat sehingga

membentuk segmen-segmen), gerak peristaltic (gerak pendorong isi usus),

gerak vili (mengakibatkan cairan disekitarnya selalu diganti dengan yang baru

sehingga sari makanan yang diserap menjadi banyak). (diktat dokter laddy).

2.3.10 Usus Besar

Usus besar terdiri dari caecum, appendix, kolon, dan rectum. Kolon

yang memebentuk sebagian besar usus besar memiliki gerak yang sama

seperti pada usus halus tetapi karena tidak mempunyai villi maka kolon tidak

mempunyai gerak villi. Fungsi usus besar adalah untuk menyimpan feses

22

Page 23: Sistem Digestivus manusia

sebelum defekasi. Di dalam usus besar tidak mensekresikan enzim

pencernaan apapun hal tersebut tidak diperlukan karena pencernaan telah

selesai sebelum chime mencapai kolon, sehingga did lam usu besar juga tidak

terjadi pencernaan. Namun, bakteri kolon melakukan pencernaaan terhadap

sebagian selulosa dan menggunakannya untuk kepentingan metabolisme

mereka sendiri. [3]

2.3.11 Pankreas Dan Empedu

Sewaktu mengalir ke dalam usus halus, chyme bercampur tidak saja

dengan getah yang disekresikan oleh mukosa usus halus, tetapi juga dengan

sekresi pancreas eksokrin dan hati yang mengalir ke dalam lumen duodenum.

Pancreas eksokrin mengeluarkan getah pancreas yang terdiri dari dua

komponen yaitu sekresi enzimatik poten dan sekresi alkali encer (cair).

Ketiga jenis pancreas adalah enzim proteolitik (berperan dalam pencernaan

protein), amylase pancreas (berperan dalam pencernaan karbohidrat), dan

lipase pancreas (penting dalam pencernaan lemak). Sherwood halaman 563).

Selain getah pancreas, produk sekretorik lain yang mengalir ke lumen

duodenum adalah empedu. Empedu di simpan dan dipekatkan di dalam

kandung empedu diantara waktu makan. Setelah makan, empedu masuk ke

duodenum akibat kombinasi efek pengosongan kandung empedu dan

peningkatan sekresi empedu di hati. Jumlah empedu yang disekresikan ke hati

berkisar dari 250 ml sampai 1 liter bergantung pada derajat rangsangan.

Dimana fungsi garam empedu adalah sebagai detergen yang mempermudah

penyerapan lemak, membentuk misel yang membantu absorbsi lemak, dan

mengaktifkan enzim lipase. [4]

2.3.12 Absorbsi sebagian besar Nutrien

2.2.12.1 Absorbsi karbohidrat

Karbohidrat makan disajikan ke usus halus untuk diserap

terutama dalam bentuk disakarida maltose, sukrosa, dan laktosa.

Disakaridase yang terdapt di usus halus selanjutnya menguraikan

disakarida ini menjadi satuan monosakarida yang dapat diserap

(glukosa, galaktosa, dan fruktosa). Glukosa dan galaktosa diserap

oleh transportasi aktif sekunder. Sedangkan fruktosa diserap ke

23

Page 24: Sistem Digestivus manusia

dalam darah semata-mata melalui difusi terfasilitasi (transportasi

pasif yang diperantarai oleh pembawa).

2.3.12.2 Absorbsi Protein

Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama

berada dalam bentuk asam amino. Dan beberapa fragmen peptida

kecil. Asam-asam amino diserap menembus sel usus melaui

transportasi aktif sekunder.

2.3.12.3 Absobsi Lemak

Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan

karbohidrat dan protein karena adanya masalah lemak yang tidak

larut dalam air. Lemak harus dipindahkan dari chyme yang cair

melalui cairan tubuh yang mengandung banyak air walaupun lemak

tidak larut dalam air. Dengan demikan, lemak harus menjalani

serangkaian transformasi untuk mengatasi masalah ini selama

pencernaan dan penyerapannya.

2.3.12.4 Absorbsi Garam dan Air

Natrium dapat diserap baik secara pasif maupun aktif.

Sedangkan sebagian besar penyerapan H2O di saluran pencernaan

bergantung pada pembawa aktif yang memompa Na+ ke dalam

ruang lateral. Sehingga tercipta daerah dengan tekanan osmotic

tinggi diantara sel-selnya.

2.3.12.5 Absorbsi Besi dan Kalsium

Vitamin larut air diserap secara pasif bersama air sedangkan

vitamin larut lemak diangkut dalam misel dan diserap secara pasif

bersama dengan produk akhir pencernaan lemak. Penyerapan besi

dan kalsium dalam makanan mungkin tidak lengkap karena

penyerapan tersebut bergantung pada kebutuhan tubuh akan

elektrolit-elektrolit tersebut.

24

Page 25: Sistem Digestivus manusia

2.4 ASPEK BIOKIMIA [9]

2.4.1 Pencernaan Makanan

Pencernaan makanan merupakan proses penghancuran makanan sehari-

hari di saluran pencernaan secara enzimatis, dibantu dengan gerakan peristaltic

usus serta gerakan mekanis oleh gigi di rongga mulut, sampai dihasilkan

produk cerna yang siap diserap di mukosa usus. Selanjutnya produk cerna tadi

disebarkan keseluruh tubuh yang memerlukannya atau disimpan di jaringan-

jaringan tertentu sebagai makanan cadangan.

2.4.1.1 Pencernaan dimulut

Pencernaan ini merupakan proses awal dari proses pencernaan

makanan yang kering akan melarutkan molekul-molekul makanan

sehingga proses pencernaan makanan oleh enzim-enzim hidrolisa.

Pencernaan di mulut selain oleh enzim, situasi dan kondisi sangat

mempengaruhinya. Pada pencernaan ini yang terpenting adalah

peranan saliva. Saliva merupakan campuran secret dari kelenjar-

kelenjar di rongga mulut berupa kelenjar liur submaksilaris (± 69%),

kelenjar liur sublingualis (± 5%), kelenjar liur parotis (± 26 %) dan

kelenjar liur bucalis. Komposisi saliva merupakan cairan kental, tidak

berwarna, kandungan air sebesar 99,5% dan sisanya yaitu zat padat. ⅔

dari zat padat ditempati oleh zat organik, terutama ptyalin dan musin

dan ⅓ lagi ditempati oleh zat anorganik berupa ion Ca, Mg, Na, K,

PO3-, Cl-, HCO3- dan SO4-. pH saliva sangat bervariasi yang sangat

dipengaruhi oleh rasio HCO3- : H2CO3 dalam darah, umumnya

berkisar diantara 6,35-6,85.

2.4.1.2 Pencernaan di Lambung

Didalam lambung, pencernaan makanan akan dilanjutkan

dengan perantaraan getah lambung. Sekresi getah lambung dibagi

dalam 3 tahap yaitu fase sefalic (rangsangan berasal dari rasa, bau,

melihat makanan dan pikiran tentang makanan yang enak), fase gastric

(rangsangan disebabkan oleh adanya makanan dalam lambung) dan

fase intestinal (sekresi getah lambung yang masih terjadi walaupun

makanan sudah di duodenum). Getah lambung merupakan campuran

secret 3 macam kelenjar mukosa lambung yaitu lapisan sel chief

25

Page 26: Sistem Digestivus manusia

(kelenjar ini mensekresikan suatu zimogen pepsinogen yang kemudian

diaktifkan oleh HCL lambung menjadi enzim aktif pepsin), lapisan sel

parietal (mensekresikan HCL) dan sel epitel kolumnar mukosa

lambung (mensekresikan musin suatu glikoprotein yang serupa dengan

musin saliva).

2.4.1.3 Pencernaan di usus halus

Setelah beberapa saat makanan berada di dalam lambung,

chyme (isi lambung) diteruskan kedalam usus halus melalui katub

pylorus. Di dalam usus halus, pencernaan dilanjutkan oleh enzim yang

terdapat pada getah pankreas (succus pancreaticus) dan getah usus

halus (succus entericus) dibantu oleh empedu. Sifat alkali bahan-bahan

dari pankreas dan empedu akan menetralisir sifat asam dari chyme dan

akan merubah pH menjadi alkali. Perubahan pH penting untuk aktivitas

enzim-enzim yang terdapat dalam getah pankreas dan getah usus halus.

Adanya chyme dan HCL lambung di duodenum dan jejenum bagian

proksimal, kedua bagian intestine tersebut terangsang mensekresikan

hormon sekretin. Menurut Bayliss dan Starling, hormon sekretin terdiri

dari 4 komponen yaitu sekretin (merangsang kelenjar pankreas

mengeluarkan getah berupa cairan seperti air), pancreozimin

(merangsang pankreas mengeluarkan getah berupa cairan kental),

kolesistokinin (merangsang kontraksi serta pengosongan kandung

empedu) dan enterokinin (merangsang pengaliran getah intestine).

Getah usus halus merupakan hasil sekresi kelenjar Brunner dan

Lieberkuhn di mukosa usus halus yang 99% terdiri dari air dan sisanya

berupa bahan-bahan padat yaitu enzim-enzim, musin dan garam-garam

anorganik. pHnya adalah 7-8.

2.4.1.4 Empedu

Empedu dihasilkan oleh sel-sel hati dan disimpan di dalam

kandung empedu. Di dalam kandung empedu, sebagian air dan garam

anorganik akan diserap sehingga konsentrasi bahan padatnya 10 kali

lebih banyak dibanding empedu yang keluar langsung dari hati. Jumlah

empedu yang disekresi pada manusia ± 500-1100 ml/hari. Tiga bahan

26

Page 27: Sistem Digestivus manusia

utama dalam empedu adalah kolesterol, garam-garam empedu dan zat

warna (pigmen) empedu. Fungsi empedu adalah untuk emulsifikasi,

netralisasi asam, sebagai alat ekskresi, sebagai pelarut kolesterol dan

metabolisme zat warna empedu.

2.4.1.5 Pankreas

Getah pankreas merupakan cairan yang encer seperti saliva.

Terdiri dari air (98,7%) dan bahan-bahan padat (1,5%), dimana ⅓ dari

senyawa organik adalah protein dan enzim, sisanya ⅔ adalah

anorganik. pH 7,5-8 dan jumlahnya 650 ml/hari. Enzim yang terdapat

pada getah pankreas adalah tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase,

alfa-amilase, lipase, fosfolipase, kolesterol ester hidrolase, RNA-ase,

DNA-ase, dan kolagenase.

2.4.1.6 Hasil akhir pencernaan

Protein menjadi asam amino, karbohidrat menjadi

monosakarida (terutama glukosa), triagliserol menjadi asam lemak,

gliserol dan monoasil gliserol, dan asam nukleat menjadi basa nuklein,

nukleotida dan pentosa.

2.4.2 Absorbsi Makanan

Proses absorbsi adalah perjalanan normal bahan-bahan untuk masuk ke

pembuluh darah dan limfe. Pada mulut dan oesophagus, absorbsi dapat

diabaikan kecuali beberapa obat-obatan yang dapat diabsorbsi dalam mulut.

Pada lambung, absorbsi bahan-bahan makanan juga bisa diabaikan kecuali

molekul-molekul kecil misalnya glukosa tetapi absorbsi alkohol dalam

lambung dapat terjadi dalam jumlah besar. Organ utama pencernaan dan

absorbsi adalah usus halus. 90% dari bahan-bahan makanan diserap di usus

halus bersama dengan air, tetapi absorbsi air yang utama adalah di usus besar

sehingga isi usus besar lebih padat dari isi usus halus. Usus halus panjangnya

± 9 m dengan adanya lipatan-lipatan dan jutaan vili-vili. Vili ini merupakan

tempat yang utama dan penting untuk absorbsi yaitu 5-8 jam. Tiap-tiap vili

mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfe.

27

Page 28: Sistem Digestivus manusia

2.5 ASPEK PERILAKU

BAB III

PEMBAHASAN

BAB IV

KESMPULAN

28