Sis. Pencernaan 2

52
Usus •Cyntia Bella Arista (P2.31.31.0.13.037) •Della Yulianty (P2.31.31.0.13.038)

description

Anfis

Transcript of Sis. Pencernaan 2

Page 1: Sis. Pencernaan 2

Usus•Cyntia Bella Arista (P2.31.31.0.13.037)•Della Yulianty (P2.31.31.0.13.038)

Page 2: Sis. Pencernaan 2

Makanan yang kita konsumsi setiap hari akan dicerna oleh sistem di dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari beberapa organ yang saling berhubungan membentuk sistem pencernaan. Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna menjadi feses.

Page 3: Sis. Pencernaan 2

Usus HalusUsus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm. Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu :•Usus dua belas jari (duodenum)•Usus kosong (jejunum)•Usus penyerap (ileum)

Page 4: Sis. Pencernaan 2

1. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus (25 – 30 cm) dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Page 5: Sis. Pencernaan 2

pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

Page 6: Sis. Pencernaan 2

2. Usus Kosong (Jejunum)

Jejunum berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti "kosong". Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.

Page 7: Sis. Pencernaan 2

Permukaan dalam usus kosong berupa membran

mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang

memperluas permukaan dari usus. Secara histologis

dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni

berkurangnya kelenjar Brunner. Secara histologis pula

dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni

sedikitnya sel goblet dan plak Peyer. Sedikit sulit untuk

membedakan usus kosong dan usus penyerapan

secara makroskopis.

Page 8: Sis. Pencernaan 2

3. Usus Penyerapan (Illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari

usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ileum

memiliki panjang sekitar 2 – 2,5 m dan terletak setelah

duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus

buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau

sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan

garam-garam empedu.

Page 9: Sis. Pencernaan 2
Page 10: Sis. Pencernaan 2
Page 11: Sis. Pencernaan 2

Anatomi Dinding Usus Halus1. Dinding Usus Halus a. Vili b. Mikrovili2. Kelenjar •Kelenjar – kelenjar Usus (kripta Lieberkühn)•Kelenjar penghasil mukus3. Jaringan Limfatik

Page 12: Sis. Pencernaan 2

1. Dinding Usus Halus

a. ViliPada dinding usus penyerap (ileum) terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.

Page 13: Sis. Pencernaan 2

b. MikrovilliMikrovilli adalah tonjolan – tonjolan halus berbentuk jari – jari. Mikrovilli berfungsi untuk memperluas permukaan sel – sel epitel yang berhubungan dengan makanan, untuk memfasilitasi penyerapan nutrisi

Page 14: Sis. Pencernaan 2

2. Kelenjar a. Kelenjar – kelenjar Usus (kripta Lieberkühn) Tertanam dalam mukosa dan membuka diantara basis – basis villi. Kelenjar ini mensekresi hormon dan enzimb. Kelenjar Penghasil Mukus •Sel Goblet terletak dalam epitelium di sepanjang usus halus. Sel goblet menghasilkan mukus pelindung. •Kelenjar Brunner terletak dalam submukosa duodenum yang berfungsi menghasilkan glikoprotein netral untuk menetralkan HCl lambung, melindungi mukosa duodenum terhadap pengaruh asam getah lambung, dan mengubah isi usus halus ke pH optimal untuk kerja enzim-enzim pankreas

Page 15: Sis. Pencernaan 2

3. Jaringan Limfatik

Leukosit dan nodulus limfe ada di keseluruhan usus halus untuk melindungi dinding usus terhadap invasi benda asing. Pengelompokkan nodulus limfe membentuk struktur yang dinamakan bercak Peyer.

Page 16: Sis. Pencernaan 2

Lapisan Dinding Usus Halus Dinding usus halus mempunyai empat lapisan, yaitu :• Lapisan mukosa terdiri atas:•Epitel Pembatas •Lamina Propria yang terdiri dari jaringan penyambung jarang yang akan akan pembuluh darah kapiler dan limfe dan sel-sel otot polos, kadang - kadang juga mengandung kelenjar-kelenjar dan jaringan limfoid•Muskularis Mukosae. •Lapisan Submukosa terdiri atas pembuluh darah, pembuluh limfe, pleksus saraf submukosa (Meissner), jaringan limfoid. •Lapisan otot tersusun atas: 1) Lapisan eksternal longitudinal, lapisan internal tebal serat sirkular 2) Kumpulan saraf yang disebut pleksus mienterik (atau auerbach), yang terletak antara 2 sublapisan otot. 3) Pembuluh darah dan limfe. •Lapisan membran serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas : Jaringan penyambung jarang, kaya akan pembuluh darah dan jaringan adiposa serta epitel pipih selapis (mesotel).

Page 17: Sis. Pencernaan 2
Page 18: Sis. Pencernaan 2
Page 19: Sis. Pencernaan 2

Motilitas Usus Halus

Merupakan gerakan usus halus mencampur isinya

dengan enzim untuk pencernaan, memungkinkan

produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan

sel absorptif, dan mendorong zat sisa memasuki usus

besar. Pergerakan ini dipicu oleh peregangan dan

secara refleks dikendalikan oleh sistem saraf otonom.

Motilitas usus halus terdiri atas :•Gerakan Segmentasi•Gerakan Peristaltik

Page 20: Sis. Pencernaan 2

1. Gerakan Segmentasi Pergerakan Segmentasi adalah gerakan mencampur makanan dengan enzim-enzim pencernaan agar mudah untuk dicerna dan diabsorbsi. Otot yang berperan pada kontraksi segmentasi untuk mencampur makanan adalah otot longitudinal. Bila bagian mengalami distensi oleh makanan, dinding usus halus akan berkontraksi secara lokal. Pada saat satu segmen usus halus yang berkontraksi mengalami relaksasi, segmen lainnya segera akan memulai kontraksi, demikian seterusnya. Gerakan ini berulang terus sehingga makanan akan bercampur dengan enzim pencernaan dan mengadakan hubungan dengan enzim mukosa dan selanjutnya terjadi absorbsi.

Page 21: Sis. Pencernaan 2

Kontraksi segmentasi berlangsung karena adanya gelombang lambat yang merupakan basic electrical rhytm (BER) dari otot polos saluran cerna. Proses kontraksi segmentasi berlangsung 8 sampai 12 kali/menit pada duodenum, 9 kali/menit, dan sekitar 7 kali/menit pada ileum, dan setiap kontraksi berlangsung 5 sampai 6 detik.

Page 22: Sis. Pencernaan 2

2. Gerakan Peristaltik

Pergerakan profulsif atau gerakan peristaltik mendorong makanan kearah usus besar (colon). Pembagian pergerakan ini sebenarnya sulit dibedakan oleh karena sebagian besar pergerakan usus halus merupakan kombinasi dari kedua gerakan tersebut di atas.Gerakan peristaltik pada usus halus mendorong makanan menuju kearah kolon dengan kecepatan 0,5 sampai 2 cm/detik, dimana pada bagian proksimal lebih cepat dibandingkan pada bagian distal. Gerakan peristaltic ini sangat lemah dan biasanya menghilang setelah berlangsungsekitar 3 sampai 5 cm, dan jarang lebih dari 10 cm. Rata-rata pergerakan makanan pada usus halus hanya 1 cm/menit. Ini berarti pada keadaan normal , makanan dari pilorus akan tiba di ileocaecal junction dalam waktu 3-5 jam.

Page 23: Sis. Pencernaan 2
Page 24: Sis. Pencernaan 2
Page 25: Sis. Pencernaan 2

Sekresi Usus Halus

Usus menghasilkan mucus dan liur pencernaan yang berfungsi untuk melindungi duodenum dari asam lambung. Mukus yang dihasilkan oleh kelenjar mucus – kelenjar Brunner’s – yang berlokasi antara pylorus dan papilla vater, dimana liur pankreas dan empedu masuk ke duodenum. Kelenjar ini menghasilakn mucus akibat adanya rangsangan saraf vagus serta hormone sekretin, saraf simpatis menghambat sekresi mucus. Kriptus Lieberkhn (Crypts of Lieberkhn) menghasilakn liur pencernaan 1800 ml/hari. Cairan ini sedikit alkalis dengan pH 7,5 – 8,0 serta dengan cepat diabsorbsi kembali oleh vili. Proses sekresi oleh kriptus Lieberkhn terjadi melalui transport aktif. Toksin cholera dapat menyebabkan sekresi cairan, terutama pada daerah jejunum sangat meningkat. Pada serangan cholera, sekresi cairan dapat mencapai 5-10 liter sehingga menyebabkan syok akibat dehidrasi berat.

Page 26: Sis. Pencernaan 2

Digesti Usus HalusDigesti adalah perubahan fisik dan kimia dari makanan dengan menggunakan bantuan enzim dan koenzim yang pengeluarannya diatur oleh hormon dan syaraf, sehingga makanan menjadi molekul-molekul yang dapat diabsorpsi kedalam aliran darah. Enzim – enzim usus dan cara kerjanya antara lain:•Enterokinase mengaktivasi tripsinogen pankreas menjadi tripsin, yang kemudian mengurai protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil.•Aminopeptidase, tetrapeptidase, tripeptidase, dan dipeptidase mengurai peptida menjadi asam amino bebas•Amilase Usus menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa)•Maltase, Isomaltase, laktase, dan sukrase memecah disakarida maltosa, laktosa, dan sukrosa, menjadi monosakarida•Lipase usus memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol

Page 27: Sis. Pencernaan 2
Page 28: Sis. Pencernaan 2

Absorpsi Usus Halus

Semua produk pencernaan karbohidrat, protein

dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin

dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus

halus. Sebagian besar penyerapan berlangsung di

duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang

berlangsung di ilieum.

Page 29: Sis. Pencernaan 2

a. Penyerapan Garam dan Air Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui osmosis. Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam sel epitel. Sebagian Na diabsorpsi bersama dengan ion klorida.b. Penyerapan Karbohidrat Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi.

Page 30: Sis. Pencernaan 2

c. Penyerapan Protein Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino diserap menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta transportasi Na.d. Penyerapan Vitamin Vitamin yang larut dalam air diabsorpsi secara pasif bersama air, sedangkan yang larut dalam lemak diabsorpasi secara pasif dengan produk akhir pencernaan lemak.

Page 31: Sis. Pencernaan 2

e. Penyerapan Lemak Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili yang bergerak.

f. Penyerapan Besi dan Kalsium Absorpsi besi dan kalsium tergantung pada kebutuhan tubuh akan elektrolit tersebut

Page 32: Sis. Pencernaan 2

USUS BESAR

Page 33: Sis. Pencernaan 2

USUS BESARDEFINISI USUS BESAR Usus besar/intestinum krasum merupakan saluran terakhir dari saluan pencernaan. Sesuai dengan namanya, usus ini memiliki ukuran diameter 6,5 cm (bandingkan dengan ukuran diameter usus halus, yaitu 2,5 cm), sedangkan ukuran panjangnya hanya 1 meter. Pada pertemuan antara usus halus dan usus besar terdapat suatu kantong yang disebut sekum (lebih dikenal sebagai usus buntu) dan apendiks (umbai cacing). Pada manusia, umbai cacing berfungsi untuk melawan infeksi. Peradangan pada umbai cacing disebut apendiksistis. Pada sekum terdapat sebuah klep yang disebut klep ileosekum, yaitu semacam otot sfingter yang berfungsi untuk mencegah bakteri tidak kembali ke usus halus.

Page 34: Sis. Pencernaan 2

Usus besar atau disebut juga kolon dibedakan atas 3 bagian, yaitu usus besar naik atau kolon ascenden, usus besar melintang atau kolon transversum, dan usus besar turun atau kolon descenden.Didalam usus besar hidup berbagai bakteri, terutama Escherichia coli, jenis bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Bakteri ini berfungsi dalam pembusukan sisa makanan dan pembentukan vitamin K dan B kompleks yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu, didalam usus besar terjadi juga proses pengaturan kadar air dalam pembentukan feses. Selanjutnya, melalui gerakan peristaltik feses yang terbentuk didorong masuk kedalam rektum. Rektum merupakan bagian terakhir dari usus besar yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum dikeluarkan melalui sfingter terakhir, yaitu anus. Proses pengeluaran feses melalui anus disebut dengan dengan defekasi.

Page 35: Sis. Pencernaan 2

ANATOMI USUS BESAR

Secara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi 6 bagian, yaitu sekum, kolon ascenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid, dan rektum. Keenam bagian ini sulit dibedakan secara histologis.

Page 36: Sis. Pencernaan 2
Page 37: Sis. Pencernaan 2

SEKUM

Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung dibawah area katup ileosekal. Sekum atau caecum adalah bagian dari usus besar yang menghubungkan ileum (usus halus) dan colon ascenden (usus besar). Berfungsi menyerap air dan garam.

Page 38: Sis. Pencernaan 2

KOLON Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki 3 divisi.Kolon asenden merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.Kolon transversa merentang menyilang abdomen dibawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah pada fleksura splenik.Kolon desenden merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon sogmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.

Page 39: Sis. Pencernaan 2

REKTUM Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus. Bagian terakhir dari usus besar disebut rektum. Di sinilah bahan limbah dalam bentuk feses disimpan sampai diekskresikan keluar dari anus. Ini terdiri dari lapisan mukosa tebal dan disertakan dengan banyak pembuluh darah. a. Mukosa saluran anal tersusun dari kolumna rektal(anal), yaitu lipatan-lipatan vertikal yang masing-masing berisi arteri dan vena. b. Sfingter dan internal otot polos (involunter) dan sfingter anal eksternal otot rangka (volunter) mengitari anus.

Page 40: Sis. Pencernaan 2

PROSES PENCERNAAN PADA USUS BESAR

Usus besar tidak ikut serta dalam proses absorpsi makanan. Bila usus halus mencapai sekum, semua zat makanan telah diadsorpsi dan isinya cair. Selama perjalanan didalam kolon isinya menjadi semakin padat karena air di absorpsi dan ketika rektum dicapai maka feses bersifat padat-lunak.

Page 41: Sis. Pencernaan 2

SISTEM KERJA USUS BESAR

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens.Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darahputih yang berperan dalam imunitas.

Page 42: Sis. Pencernaan 2

Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong kebagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.

Page 43: Sis. Pencernaan 2

Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfingter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

Page 44: Sis. Pencernaan 2

FUNGSI USUS BESAR

Absorbsi air, garam dan glukosaSekresi musin oleh kelenjar di bagian dalamPenyiapan selulosaDefekasi

Page 45: Sis. Pencernaan 2

ABSORBSI AIR DAN ELEKTROLIT

Usus besar mengabsorbsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.

Page 46: Sis. Pencernaan 2

PENYIAPAN SELULOSASejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin dan berbagai gas. Penyiapan selulosa yang berupa hidrat karbon di dalam tumbuh-tumbuhan, buh-buahan dan sayuran hijau, dan penyiapan sisa protein yang belum dicernakan oleh kerja bakteri untuk ekskresi.

Page 47: Sis. Pencernaan 2

DEFEKASI Proses defekasi (buang air besar) adalah proses yang sangat penting dalam proses pencernaan, juga sangat erat kaitannya dengan tingkat kesehatan tubuh. Usus besar mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses.Air mencapai 75% sampai 80% feses. Sepertiga materi padatnya adalah bakteri dan sisanya yang 2% sampai 3% dalah nitrogen, zat sisa organik dan anorganik dari sekresi pencernaan, serta mukus dan lemak.Feses juga mengandung sejumlah materi kasar, atau serat dan selulosa yang tidak tercerna. Warna coklat berasal dari pigmen empedu dan bau berasal dari kerja bakteri.

Page 48: Sis. Pencernaan 2

Jika proses defekasi terhambat maka akan terjadi penumpukan sisa-sisa makanan yang telah membusuk. Pembusukan tesebut menghasilkan toksin yang dapat mengikis membran mukosa usus besar sehingga terjadi infeksi. Selain itu tumpukan kotoran yang tidak terbuang akan membentuk plak di dinding usus. Plak ini dapat menjadi tempat bersarangnya bakteri dan virus patogen yang dapat menginfeksi membran usus dan masuk ke sirkulasi tubuh dan menyerang seluruh organ tubuh. Kondisi inilah yang disebut proses autointoksinasi. Sisa-sisa makanan akan mengalami masa transit di usus besar. Waktu yang dibutuhkan dalam proses itu kurang lebih 14 jam. Kemudian pembuangan bila lambung terisi makanan dan merangsang peristaltik didalam usus besar.

Page 49: Sis. Pencernaan 2

Kotoran yang tertahan pada usus besar

Page 50: Sis. Pencernaan 2

GERAK PERISTALTIK SISTEM PENCERNAANGerakan peristaltik merupakan gerakan yang terjadi pada otot – otot pada saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam otot – otot pada saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang sehingga menimbulkan efek menyedot / menelan makanan yang masuk kedalam saluran pencernaan. Gerakan peristaltik sangat penting bagi system pencernaan manusia, karena dengan adanya peristaltik proses pencernaan yang dimulai dari mulut sampai ke anus yang dialami manusia pada system pencernaannya dapat terjadi dengan baik. Dengan adanya bantuan dari gerakan peristaltik dalam proses pencernaan manusia dapat terjadi secara kimiawi dalam tubuh manusia.

Page 51: Sis. Pencernaan 2
Page 52: Sis. Pencernaan 2

DAFTAR PUSTAKAhttp://zangpriboemi.blogspot.com/2012/10/elektrogastrogram-gerakan-peristaltik.htmlhttp://smabiologi.blogspot.com/2013/07/fungsi-usus-besar-dalam-pencernaan.htmlhttp://www.berbagimanfaat.com/2011/02/anatomi-organ-pencernaan.htmlhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/SistDigesti.pdfhttp://abdisiswa09.blogspot.com/2010/01/struktur-usus-halus-dan-penyakit_12.htmlhttp://pentingnyailmu.wordpress.com/2012/07/08/sistem-pencernaan-makanan-digesti/http://allysarevalina.wordpress.com/tag/lumenrongga-usus/http://uwoholistik.wordpress.com/sistem-pencernaan-usus/