Sirosis Hepatis Adiet Edited
-
Upload
fahrizal-kusuma-w -
Category
Documents
-
view
243 -
download
3
description
Transcript of Sirosis Hepatis Adiet Edited
PRESENTASI KASUS
SIROSIS HEPATIS
ADITYA RACHMAN2009.031.0215
DOKTER PEMBIMBINGdr. TRI MARIA ANDAYANI, Sp. PD
Nama : Ny. JJenis kelamin : PerempuanUsia : 46 tahunAlamat : Kiringan RT 02/RW 03
MagelangPekerjaan : Ibu Rumah TanggaAgama : IslamMRS : 22 April 2014
IDENTITAS PASIEN
KELUHAN UTAMA : Perut Membesar Mual-Mual
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien datang ke RSUD dengan keluhan mual-mual namun tidak ada yang dimuntahkan, disertai rasa panas dari perut hingga ke dada dan juga kembung, pasien juga merasa perutnya membesar ± 2 bulan yang lalu semakin lama semakin membesar.Pasien pernah BAB berwarna hitam, namun hanya 1 kali 1 minggu yang lalu dan tidak berlanjut lagi
ANAMNESIS
Pasien juga mengeluhkan sakit di perut bagian atas kanan, sakit terus-menerus namun tidak sampai mengganggu aktifitas.Kedua kaki pasien bengkak mulai 2 minggu yang lalu, sehingga pasien takut untuk berjalan terlalu lama.
ANAMNESIS
ANAMNESISRIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat penyakit kuning (+)Riwayat hipertensi (-) Riwayat sakit ginjal (-) Riwayat asma (-)Riwayat magh (-)Riwayat penyakit jantung (-)Penyakit paru (-)
ANAMNESISRIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Hipertensi (+)Asma (-)Penyakit jantung (-)Penyakit paru (-)DM (-)
RIWAYAT KEBIASAAN Riwayat merokok (-) Minum kopi dan alkohol (-) Minum jamu-jamuan (sering)Olah raga (-)
Pemeriksaan fisikPEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM : sedangKESADARAN : composmentisTEKANAN DARAH: 110/80 mmHg NADI : 80 x / menit PERNAFASAN : 20 x /menit SUHU : 37,4 °CBB/TB : 50 kg / 146 cmMATA Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-). HIDUNGNafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-).
Pemeriksaan fisikPEMERIKSAAN FISIK
MULUTBibir pucat (-), bibir sianosis (-), gusi berdarah (-).
TELINGANyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-).
TENGGOROKANTonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).
Pemeriksaan fisikPEMERIKSAAN FISIK
LEHERJVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
THORAXSimetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
CORInspeksi : ictus cordis tak terlihatPalpasi : ictus cordis tak terabaPerkusi : ukuran dbnAuskultasi : S1S2 regular, bising (-)
Pemeriksaan fisikPEMERIKSAAN FISIK
PULMOInspeksi : pengembangan dada kanan
sama dengan kiriPalpasi : fremitus raba kiri sama dengan
kananPerkusi : sonor +/+Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-
wheezing -/-
Pemeriksaan fisikPEMERIKSAAN FISIK
ABDOMENInspeksi : perut tampak membesar,
tampak distensi, tampak kuning, pembesaran hepar
dan lien sulit dievaluasiPalpasi : Supel (+), Nyeri tekan (+)
epigastrium dan hipocondriaca dextra, spleenomegali (+) SF IIPerkusi : undulasi (+) pekak beralih (+)Auskultasi : bising usus (+) normal
Pemeriksaan fisikPEMERIKSAAN FISIK
EKSTREMITASPalmar eritema (-/-)Tampak kuning (+)Oedem tungkai +/+
GENETALIA dalam batas normal
Keganasan gastrointestinalSindroma nefrotikHepatitis Sirosis hepatisAnemiaDispepsia
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB. DARAH
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
HEMATOLOGI Hemoglobin L 8.3 g/dL 11,5 – 16.5
JUMLAH SEL DARAH Leukosit Eritrosit Hematokrit Angka Trombosit
LL
10.33.2
25.7350
103/uL106/uL
%103/uL
4.0 – 11.03.8 – 5.8
37.0 – 47.0150 - 450
DIFF COUNT PERSENTASE Netrofil Segmen Limfosit Monosit Eosinofil Basofil
HL
71.012.0
5.00.00.0
%%%%%
40 – 7520 – 452 – 101 – 6 0 – 1
LAB. DARAH
PEMERIKSAAN PENUNJANG
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
SERO IMUNOLOGI HBsAg (+) (-)KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 93.0 mg/dL 70-140
FUNGSI GINJAL
UreumCreatininUrid Acid
20.40.70
4.7
mg/dLmg/dLmg/dL
10.0 – 50.00.50 – 42.04,50 – 7.00
PROFIL LEMAK
CholesterolTrigliserida
11136
mg/dLmg/dL
<200<200
LAB. DARAH
PEMERIKSAAN PENUNJANG
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
FUNGSI HATIProtein totalAlbuminGlobulinBillirubin totalBillirubin direkBillirubin indirekSGOTSGPT
LHHHHHH
7.003.104.307.806.801.00670
36.3
mg/dLg/dL
mg/dLmg/dLmg/dLmg/dL
U/LU/L
6.6 – 8.73.5 – 5.22.3 – 3.5
< 1.2< 0.30
0.2 – 0.8< 32<33
Pemeriksaan fisikPEMERIKSAAN PENUNJANG
Ro. Thorax :Cardio dan Pulmonal dalam batas normal
USG Abdomen :Hepar : ukuran mulai mengecil, echostructure
parenchym kasar, permukaan irreguler, v. porta normal, v.hepatica dbn.
Lien : ukuran membesar, echostructure parenchym homogen, nodul (-)
Ves felea, pancreas, renal dex-sin, VU : dbnAscites (+)Kesan : Sirosis hepatis dengan spleenomegali
Pemeriksaan fisikDIAGNOSASIROSIS HEPATISHEPATITIS BANEMIA
Pemeriksaan fisikPENATALAKSANAANNon Farmakologi
Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya yang diderita
Edukasi mengenai komplikasi Sirosis Hepatis dan pentingnya kontrol rutin untuk mengurangi faktor komplikasi
Istirahat Berhenti minum jamuMakan lemak secukupnyaDiet rendah garam Diet tinggi albuminDiet protein 50 gr/hari
Pemeriksaan fisikPENATALAKSANAANFarmakologi
Infus RL 12 tpmInj. Farsix 1x1Inj. Ranitidin 2x1Po. KSR 1-0-0
Methicol 3x1
FUNGSI HEPAR
DEFINISI Suatu penyakit dimana sirkulasi mikro,
anatomi pembuluh darah besar dan seluruh sitem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi.
EPIDEMIOLOGI• Di Amerika diperkirakan 360 per 100.000 penduduk • Di Indonesia data prevalensi sirosis hepatis belum ada, hanya
laporan-laporan dari beberapa pusat pendidikan saja. • Di RS Dr. Sardjito Yogyakarta jumlah pasien sirosis hepatis
berkisar 4,1% dari pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam dalam kurun waktu 1 tahun pada tahun 2004.
• Di Medan dalam kurun waktu 4 tahun dijumpai pasien sirosis hepatis sebanyak 819 (4%) pasien dari seluruh pasien di Bagian Penyakit Dalam.
ETIOLOGI• Virus Hepatitis B,D dan C • Alkohol• Kelainan Metabolik• Kholestasis • Obstruksi bilier
intrahepatik/ekstrahepatik • Gangguan autoimun • Toksin dan Obat-obatan• Cryptogenic
MANIESTASI KLINIS• Mual-mual, nafsu makan menurun• Cepat lelah• Kelemahan otot• Penurunan berat badan• Air kencing berwarna gelap• Kadang-kadang hati teraba keras• Hematemesis, melena• Ensefalopati• Edema • Ikterus• Hipoalbumin dan malnutrisi kalori• Spider nevi
SPIDER NEVI
IKTERUS
EDEMA
HEMATEMESIS
MANIESTASI KLINIS• Eritema Palmaris• Ginekomastia• Atrofi testis• Varises Esofagus• Splenomegali• Pelebaran Vena Kolateral• Ascites• Haemoroid• Caput Medusae• Kelainan sel darah tepi
(anemia,leukopeni,trombositopeni)
ASCITES
ERITEMA PALMARIS
GINEKOMASTIA
CAPUT MEDUSA
Nekrosis parenkim hati
Pembentukan jaringan ikat
Kegagalan parekhim hati Hipertensi portal ensefalopati
Mual – muntahNafsu makan
kelemahan otot Cepat lelah
Varises esohagus
Penekan diafragmakesadaran
Tekanan meningkat
Sesak nafas
Pembuluh darah pecah
Hematemisis/melena
Kerusakan komunikasi
Ruang paru menyempit
Ggn perfusi jaringanGgn keseimbangan cairan & elektrolit
Ggn pola nafas
Perubn. Nutrisi intoleransi aktifitas
Hepatitis virus Alkoholisme
PATOFISIOLOGI
Ascites
KLASIFIKASI
MORFOLOGI
MIKRONODULAR
MAKRONODULAR
CAMPURAN
KLASIFIKASISecara Fungsional Sirosis terbagi atas :1. Sirosis hati Kompensata Sering disebut dengan Laten Sirosis
hati. Pada stadium kompensata ini belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada saat pemeriksaan screening.
2. Sirosis hati DekompensataDikenal dengan Active Sirosis hati, dan stadium ini biasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya ascites, edema dan ikterus.
DERAJAT KEPARAHAN
Klasifikasi Ringan Sedang Berat
Bilirubin (mg/dl) <2 2-3,0 >3,0
Albumin (g/dl) >3,5 3-3,5 <3,0
Ascites - Dapat dikontrol
Sulit dikontrol
Ensefalopati - Std I/II Std III/IVNutrisi Baik Sedang Jelek
Total Skor 5-7 8-10 11-15
Child-Pugh
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Kadar Hb yang rendah (anemia), jumlah sel darah putih menurun (leukopenia), dan trombositopenia.
• Kenaikan SGOT, SGPT dan gamma GT akibat kebocoran dari sel-sel yang rusak. Namun, tidak meningkat pada sirosis inaktif.
• Kadar albumin rendah. Terjadi bila kemampuan sel hati menurun.
• Kadar kolinesterase (CHE) yang menurun kalau terjadi kerusakan sel hati.
• Masa protrombin yang memanjang menandakan penurunan fungsi hati.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Pada sirosis fase lanjut, glukosa darah yang tinggi menandakan ketidakmampuan sel hati membentuk glikogen.
• Pemeriksaan marker serologi petanda virus untuk menentukan penyebab sirosis hati seperti HBsAg, HBeAg, HBV-DNA, HCV-RNA, dan sebagainya.
• Pemeriksaan alfa feto protein (AFP). Bila ini terus meninggi atau >500-1.000 berarti telah terjadi transformasi ke arah keganasan yaitu terjadinya kanker hati primer (hepatoma).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Ultrasonografi (USG).• Pemeriksaan radiologi dengan menelan
bubur barium untuk melihat varises esofagus.
• Pemeriksaan esofagoskopi untuk melihat besar dan panjang varises serta sumber pendarahan
• Pemeriksaan sidikan hati dengan penyuntikan zat kontras
• CT scan • Angiografi• Endoscopic retrograde
chlangiopancreatography (ERCP).
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pada saat ini penegakan diagnosis sirosis hati terdiri atas pemeriksaan fisik, laboratorium, USG. Pada kasus tertentu diperlukan pemeriksaan biopsi hati.Pada stadium dekompensasi kadang tidak sulit menegakkan diagnosasirosis hati diantaranya :• Splenomegali, Asites• Edema pretibial• Laboratorium khususnya
albumin• Eritema palmaris, • spider naevi, vena kolateral.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Suharyono Soebandiri memformulasikan bahwa 5 dari 7 tanda dibawah ini sudah dapat menegakkan diagnosa sirosis hati dekompensasi :• Asites• Splenomegali• Perdarahan varises• Albumin yang merendah• Spider naevi• Eritema palmaris• Vena kolateral
PENATALAKSANAAN• Simptomatis• Supportif
Istirahat yang cukupPengaturan makanan yang cukup dan
seimbang; misalnya : cukup kalori, protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin
Pengobatan berdasarkan etiologiSirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba
dengan interferon. Telah dikembangkan perubahan strategi terapi bagian pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah mendapatkan pengobatan IFN seperti a) kombinasi IFN dengan ribavirin, b) terapi induksi IFN, c) terapi dosis IFN tiap hari.
PENATALAKSANAANASCITES
Diet Rendah Garam 0,5 gr/hrTotal cairan 1,5 l/hrSpironolakton 4 x 25 mg/hr (max
800mg/hari)Bila perlu kombinasi dengan furosemid
HEMATEMESIS - MELENAPemasangan NGT untuk memastikan perdarahan dari saluran cernaVasopresin 2 amp (0,1 gr dalam 500 cc cairan D 5 %)SB tube untuk menghentikan perdarahan varises
SINDROMA HEPATORENAL, imbangan air dan garam diatur dengan ketat, atasi infeksi dengan pemberian antibiotik
PENATALAKSANAANENSEFALOPATI
dilakukan koreksi faktor pencetus seperti pemberian KCL pada hipokalemia, mengurangi pemasukan protein makanan dengan memberi diet DH I, aspirasi cairan lambung bagi pasien yang mengalami perdarahan pada varises, dilakukan klisma untuk mengurangi absorpsi bahan nitrogen dan pemberian duphalac 2 x C II.
PERITONITIS BACTERIAL SPONTAN diberi antibiotik pilihan, seperti cefotaxim 2 gr/8 jam iv.
KOMPLIKASI• Kegagalan hati• Hematemesis/melena, oleh karena
varises esofagus yang pecah• Ensefalopatik hepatik• Ascites permagna• Peritonitis bakterial spontan• Sindrom Hepatorenal• Transforrnasi kearah kanker hati primer
TERIMA KASIH