sirih tanaman

download sirih tanaman

of 2

description

tanaman sirih

Transcript of sirih tanaman

Uraian TumbuhanSirih merupakan tanaman herbal paranial, berdaun tunggal dengan letak daun alternet, bentuk bervariasi dari bundar telur sampai oval, ujung runcing, pangkal daun berbentuk jantung, dan agak bundar asimetris (Rosman dan Suhirman 2006). Berdasarkan jurnal Adate et al. 2012, tanaman ini termasuk dalam famili Piperaceae dengan superordo Nymphaeiflloraea, ordo Piperales, dan genus Piper. Sirih merupakan tanaman yang dapat dijumpai di daerah Sri Lanka, India, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Kepulauan Timur Afrika.Syukur dan Hernani (2002) mendeskripsikan tanaman sirih sebagai tanaman menjalar dan merambat dibatang pohon di sekelilingnya dengan batang lunak, 3 bentuk bulat, beruas-ruas, beralur-alur, berwarna hijau abu-abu. Letak daun berseling, bentuk bervariasi dari bundar sampai oval, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung atau bundar asimetris, tepi rata, permukaan rata, dan pertulangan menyirip. Warna bervariasi dari kuning, hijau sampai hijau tua, dan bau aromatis.Nama DaerahSirih memiliki banyak nama daerah. Di Sumatera, sirih biasa disebut dengan isitilah seperti sireh, cambia, suruh, ifan dll. Di Nusa tenggara dapat disebut base, sedah, nahi, kuta, mokeh, malu dll. Di Sulawesi sirih juga biasa disebut sebagai uwit, buyu, sirih, uduh sifat dll.Sistematika TumbuhanKlasifikasi tanaman sirih menurut Cronquist :Kingdom : PlantaeDivision : MagnoliophytaClass : MagnoliopsidaSubclass : MagnoliidaeOrdo : PiperalesFamily : PiperaceaeGenus : PiperSpecies : Piper betleKandunganMenurut Kumar et al. (2010) senyawa aktif yang dapat diisolasi dari daun sirih antara lain hidroksikavikol, alipirokatekol, kavibetol, piperbetol, metilpiperbetol, piperol A, dan piperol B. Kandungan senyawa aktif ini mempunyai fungsi sebagai antiinflamatori, antikanker, dan imunomodulatori. Menurut Shetty dan Vijayalaxmi (2012) daun sirih terdiri dari alkaloid, steroid, tanin, fenol, saponin, flavonoid, dan asam amino. Fenol memberikan bau khas daun sirih dan memiliki daya pembunuh bakteri lima kali lipat dari fenol biasa (Moeljanto 2003). Tanin, saponin, dan flavonoid yang terkandung dalam sirih berfungsi sebagai antimikroba dan merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada luka. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang bersifat polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar seperti air, etanol, metanol, butanol, dan aseton. Flavonoid berfungsi sebagai antialergi, antikanker, dan antiinflamasi. Sedangkan tanin merupakan senyawa polifenol dari kelompok flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan kuat, antikanker, dan antiinflamasi. Tanin juga dikenal sebagai zat samak untuk pengawetan kulit, dimana efek tanin yang utama yaitu sebagai astringensia yang banyak digunakan sebagai pengencang kulit dalam kosmetika atau estetika (Olivia et al. 2004). Tanin dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan pada konsentrasi tinggi tanin bekerja sebagai antimikroba dengan cara mengkoagulasi atau menggumpalkan protoplasma kuman karena terbentuk ikatan yang stabil dengan protein kuman. Sirih juga mengandung 4.2 % minyak atsiri yang terdiri dari hidroksikavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metileugenol, karvakrol, terpinen, seskuiterpen, fenilpran, dan tanin (Moeljanto 2003). Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri antara lain Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Klebsiella, Pasteurella, dan dapat mematikan Candida albicans (Agusta 2000, Hariana 2007). Selain itu, sirih mengandung saponin (Widayat et al. 2008 dalam Wardani 2009) yang memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang berperan dalam proses persembuhan luka. Saponin juga bersifat sebagai imunostimulator yang menggertak tanggap kebal inang sehingga mempercepat proses kontraksi dan reepitelisasi.