SIPPA DAN DAK

49
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat KEBIJAKAN SIPPa & KEBIJAKAN DAK AIR MINUM dan SANITASI, DALAM PROSES PENGUSULAN PROGRAM dan KEGIATAN BIDANG CIPTA KARYA Disampaikan Oleh: Kasubdit Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Solo, 14 Juni 2016

description

Presentasi tentang SIPPA dan DAK Bidang Keciptakaryaan. Presentasi di Hotel Lor In Solo

Transcript of SIPPA DAN DAK

Page 1: SIPPA DAN DAK

Direktorat Jenderal Cipta KaryaKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

KEBIJAKAN SIPPa &

KEBIJAKAN DAK AIR MINUM dan SANITASI,DALAM PROSES PENGUSULAN PROGRAM dan KEGIATAN BIDANG

CIPTA KARYA

Disampaikan Oleh:Kasubdit Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

Solo, 14 Juni 2016

Page 2: SIPPA DAN DAK

Outline SIPPaPEMANFAATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

TENTANG APLIKASI SIPPaB

A PERJALANAN SIPPa

C MANFAAT SIPPa

E PERAN SIPPa

D KONSEP SIPPa

Page 3: SIPPA DAN DAK

Perubahan Paradigma Pengelolaan Database Perencanaan dan Penganggaran

Dokumen Hard CopyPerencanaan Konvensional

Berbasis AplikasiMenuju e-Programming

A. PERJALANAN SIPPa

Page 4: SIPPA DAN DAK

Perjalanan menuju

SE Dirjen CK dan Pedoman Penyusunan RPIJM Kab/Kota

Penyusunan RPIJM Kab/Kota :2008 79% 2009 88% 2010 98%

Status RPIJM 99%RPIJM dan MP menerapkan kodefisikasi database excel“salah kamar” kodefikasiFormat laporan “berubah2”

Penyusunan aplikasi SIP, Pemutakhiran Pedoman RPIJM

Pemutakhiran Pedoman RPIJM (Keterpaduan Program), Implementasi Isian RPIJM pada Aplikasi SIP di Prop, Penyusunan aplikasi SIPPA

Penyempurnaan isian SIP, Integrasi SIP dan SIPPA, Pengembangan Dashboard Report, Penerapan peta spasial

Penerapan Aplikasi SIPPa di semua Kab/Kota (100%)

Penerapan SIPPa dalam Proses Penyusunan Program dan Anggaran 2017, Launching SIPPa 2.00

20162015

A. PERJALANAN SIPPa (2)

E-Programming

20142013

20122011

2008 - 20102005 - 2007

Page 5: SIPPA DAN DAK

5

B. TENTANG APLIKASI SIPPa

MAKSUD DAN TUJUAN SIPPa?

PEMBANGUNAN APLIKASI SIPPa

MEMFASILITASIProses pengelolaan data dan informasi pembangunan infrastruktur permukiman, khususnya dalam proses perencanaan, pemrograman dan penganggaran

SIPPa yaitu sistem informasi berbasis TIK untuk pengendalian program dan anggaran bidang Cipta Karya yang mengintegrasikan proses perencanaan serta penyusunan program dan anggaran

MELEMBAGAKAN Pengelolaan kegiatan perencanaan, pemograman dan penganggaran bidang Cipta Karya dalam satu kesatuan siklus yang terstruktur dan akuntabel, sehingga menjadi solusi untuk mendukung tata kelola pemerintah yang baik di lingkungan Ditjen Cipta Karya.

2015 2016

SIPPa VERSI 1- SIPPa mulai dibangun- Uji coba implementasi

di 33 Prov dan Kab/Kota- Menghadapi Kendala

dan Tantangan (Teknis & Non Teknis)

SIPPa VERSI 2- Pengembangan lanjutan

SIPPa v1- Penerapan standarisasi

data dan verifikasi input- Pengelolaan dan

pemrosesan data yang terintegrasi

- Penyajian informasi dan output sesuai dengan standar format, tahapan dan waktu yang berlaku

APA ITU SIPPa?

Page 6: SIPPA DAN DAK

Permasalahan Saat Ini Solusi Aplikasi SIPPa

Aplikasi SIP “berhenti” sampai RPIJM, belum mengakomodir seluruh tahapan proses perencanaan tahunan

SIPPa mengintegrasikan data RPIJM kedalam proses perencanaan dan penganggaran tahunan di Bidang CK s/d Renja K/L

Siklus perencanaan dan penganggaran tahunan di Kab/Kota/Propinsi masih belum serentak

SIPPa melembagakan siklus perencanaan dan penganggaran tahunan melalui aplikasi dan

Data-data sumber pendanaan non-APBN belum optimal teridentifikasi dan termonitoring

SIPPa menyediakan fasilitas rekap sumber dana, sehingga daerah yang menyediakan sumber dana non-APBN yang rendah dapat teridentifikasi langsung. Realisasi sumber dana APBN dan non-APBN termonitor jelas.

Informasi pemenuhan/realisasi thd usulan RPIJM tidak tersedia. Realisasi sumber dana APBN dan non-APBN termonitor jelas.

Data RPIJM belum menjadi sumber data perencanaan utama bagi Sektor.

Dit. Sektor diarahkan untuk menggunakan SIPPa karena Format Konreg akan bersumber melalui data SIPPa.

Transparansi usulan kegiatan tidak jelas.Setiap usulan paket kegiatan terkodefikasi dengan jelas sehingga dapat dilacak kapan usulan tersebut muncul, siapa yang mengusulkan, dan kronologis perubahan yang terjadi.

C. MANAFAT SIPPa

Page 7: SIPPA DAN DAK

Permasalahan Saat Ini Solusi Aplikasi SIPPa

Usulan yang diprioritaskan hanya tahun perencanaan (t)Belum dapat merencakan dgn akurat kebutuhan program t+1 s/d t+3

Dalam SIPPa dapat dilihat rekap per tahun perencanaan sampai dengan 5 tahun ke depan.

Belum ada tools untuk memantau progres Gerakan 100-0-100

SIPPa memiliki fasilitas untuk menyediakan informasi pencapaian Gerakan 100-0-100 melalui 3 tingkatan data, yaitu Road Map, Rencana, dan Realisasi

C. MANAfAT SIPPa (2)

Page 8: SIPPA DAN DAK

1. Alat untuk melembagakan proses perencanaan dan penganggaran tahunan sesuai tahapan dan waktu yang telah ditetapkan,

2. Mengkonsolidasikan usulan kegiatan Bidang Cipta Karya mulai dari RPI2JM Kab/Kota Memorandum Program Propinsi Kesepakatan Konreg s/d Renja K/L secara sistematis dan dalam satu siklus perencanaan yang berkesinambungan

3. Meningkatkan akuntabilitas usulan kegiatan berbasis RPI2JM dengan menerapkan adanya “verifikasi usulan kegiatan secara bertahap – bersifat memaksa-” pada setiap tahapan proses perencanaan

4. Mengintegrasikan data dasar (baseline) dan data usulan perencanaan dalam satu aplikasi yang sama.

5. Alat untuk melihat tingkat capaian Gerakan 100-0-100 (melalui 3 layer, yaitu Road Map, Rencana, Realisasi).

6. Menyatukan data dasar perencanaan (Wilayah Kumuh, Rawan Air, Rawan Sanitasi, KSK) dalam satu sistem yang sama dengan perencanaan kegiatan.

7. Menyediakan Tools dalam proses pemilihan prioritas usulan kegiatan (melalui scoring RC)

8. Didesain berbasis web dan dapat digunakan online atau offline.9. Menyediakan bebrbagi macam format laporan dan rekap yang dapat

dipergunakan untuk informasi bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan.

D. KONSEP SIPPa

Page 9: SIPPA DAN DAK

1. Satu-satunya Aplikasi untuk perencanaan yang terintegrasi dengan penganggaran di bidang Cipta Karya.

2. Melembagakan siklus tahunan perencanaan dan penganggaran di bidang Cipta Karya mulai dari tingkat Kabupaten/Kota sampai Pusat.

3. Meningkatkan akuntabilitas usulan kegiatan berbasis RPI2JM dengan menerapkan adanya “verifikasi usulan kegiatan secara bertahap – bersifat memaksa-” pada setiap tahapan proses perencanaan

4. Mengintegrasikan data dasar (baseline) dan data usulan perencanaan dalam satu aplikasi yang sama.

5. Alat untuk melihat tingkat capaian Gerakan 100-0-100 (melalui 3 layer, yaitu Road Map, Rencana, Realisasi).

6. Menyatukan data dasar perencanaan (Wilayah Kumuh, Rawan Air, Rawan Sanitasi, KSK) dalam satu sistem yang sama dengan perencanaan kegiatan.

7. Menyediakan Tools dalam proses pemilihan prioritas usulan kegiatan (melalui scoring RC)

8. Didesain berbasis web dan dapat diakses/digunakan online atau offline.9. Menyediakan bebrbagi macam format laporan dan rekap yang dapat

dipergunakan untuk informasi bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan.

E. PERAN SIPPA

Page 10: SIPPA DAN DAK

SIPPa

Prop. (Randal & Sektor)•Quality assurance (verifikasi usulan kab/Kota)

•Menilai dan menyaring usulan Kab/Kota menjadi MP Prop

•Menyaring MP Prop menjadi Usulan Konreg

Pusat (BP dan Sektor)•Quality assurance (verifikasi usulan propinsi)

•Menilai dan menyaring usulan Konreg

•Menyusun Dok Renja, Musrenbangnas, dan RKAKL

Admin•Updating data dasar sistem•Memperlancar aliran data•Membantu user dalam instalasi dan menyelesaikan trouble

•Penyusun kebijakan dan tindak turun tangan terhadap isian data di SIP

Pusat (Randal)•Mengawal dan Memantau business proses perencanaan di propinsi

Kab/Kota•Review Data RPI2JM sekaligus Usulan kegiatan MP Prop

•Update Data Baseline Perencanaan

•Kelengkapan RC

Pembagian Peran Pengguna

Page 11: SIPPA DAN DAK

USER DOK. RPIJM

DOK.MP

DOK.KONREG

DOK.RENJA

DOK.MUSREN

BP & Randal

Rentek

Propinsi

Kab/Kota

FORUM WORKSHOP PROPINSI KONREG RENJA MUSREN

BANG

Update/ Review RPIJM

Juli - Agustus

September-Oktober Maret April Juni

T-2 T-2 T-1 T-1 T-1

Usulan MP Propinsi

“Trade-off” MP Propinsi

“Trade-off” Form Konreg

Usulan Form Konreg

MP Propinsi

Form Konreg

Usulan Renja

Renja Dok Musren

pantau pantau

pantaupantaupantau

pantaupantaupantau

pantaupantau

pantau

Bagan Proses Perencanaan dalam Aplikasi SIPPA

Page 12: SIPPA DAN DAK

Peningkatan kualitas data SIPPa melalui data cleansing, kualitas sumber data yang baik, screening input, dan penyeragaman data baik data dari pusat maupun daerah

Pembinaan SDM pengelola SIPPa di pusat dan daerah

Integrasi SIPPa dengan SIM lainnya di lingkungan DJCK (e-Mon, SIMEKA, SIPRO, Renja, RKAKL, dll)

SIPPa sebagai main data warehouse di lingkungan DJCK (RPIJM, 100-0-100, data kumuh, data dasar perencanaan, dll)

Pemantapan SIPPa sebagai alat untuk melembagakan business process penyusunan Program dan Anggaran bidang CK

Page 13: SIPPA DAN DAK

DAK Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi1. Amanat RPJMN 2015 - 20192. Kebijakan

Pemanfaatan Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi 3. Trend Peningkatan Alokasi DAK4. Kebijakan DAK Tahun 20165. Reformulasi DAK Tahun 20166. Kebijakan DAK Tahun 20177. Catatan8. Penilaian DAK9. Mekanisme Pelaporan Dak10.Status Pelaporan

Page 14: SIPPA DAN DAK

Penggunaan dana transfer daerah yaitu antara lain Dana Alokasi Khusus (DAK) diutamakan untuk meningkatkan akses pelayanan dasar bagi penduduk kurang mampu.

Undang-undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan agar belanja daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Wajib yang Terkait Pelayanan Dasar.

DAK tidak hanya dapat digunakan untuk kegiatan fisik, tetapi juga kegiatan non-fisik yang mendukung pelayanan dasar (kebijakan tahun lalu maksimum 5% untuk non fisik).

1. Amanat RPJMN 2015 - 2019

Page 15: SIPPA DAN DAK

Mempercepat pembangunan infrastruktur serta meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perumahan dan kawasan permukiman meliputi penyediaan air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup.

Meningkatkan jumlah Sambungan Rumah (SR) melalui optimalisasi sistem air minum terpasang (PDAM, SPAM IKK), Penambahan kapasitas untuk SPAM yang sudah mencapai kapasitas produksi maksimal serta pembangunan SPAM kawasan khusus di kawasan pulau-pulau kecil dan terluar

Meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi terutama untuk sarana pengelolaan air limbah, yang berupa sarana komunal berbasis masyarakat dan/atau penambahan sambungan rumah terhadap sistem terpusat untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki sistem terpusat skala kota maupun skala kawasan serta lokasi implementasi diprioritaskan pada area yang diidentifikasikan berisiko tinggi dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota.

2. Kebijakan Pemanfaatan Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi

Page 16: SIPPA DAN DAK

Keterangan:Tren pengalokasian DAK meningkat setiap tahunnya dari periode 2010-2014 dengan Rata-Rata Peningkatan sebagai berikut:

Rata-Rata Peningkatan Alokasi DAK sub Bidang Sanitasi sebesar 24,1 % Rata-Rata Peningkatan Alokasi DAK sub Bidang Air Minum sebesar 26 %

3. Trend Peningkatan Alokasi DAK

2010 2011 2012 2013 2014 -

100,000.00

200,000.00

300,000.00

400,000.00

500,000.00

600,000.00

700,000.00

800,000.00

900,000.00

1,000,000.00

ALOKASI DAK INFRASTRUKTUR BIDANG AIR MINUM DAN SANITASI

TA 2010 - 2014

Sanitasi Exponential (Sanitasi) Air Minum Exponential (Air Minum)

SubBidangAlokasi DAK

2010 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%)

Sanitasi 357.232 419.600 17,4 463.651 10,5 569.456 22,8 829.260 45,6

Air Minum 357.232 419.600 17,4 502.494 20,0 609.911 21,4 885.320 45,2

Page 17: SIPPA DAN DAK

17

Keterangan:Berdasarkan Kesepakatan Trilateral Meeting dan tercantum dalam RKP 2016 beberapa hal yang dapat disampaikan:1. alokasi DAK Sub Bidang Sanitasi TA 2016 sebesar Rp 1.404.000.000.000,-. Artinya terjadi peningkatan

sebesar 30% dari alokasi TA 20152. alokasi DAK Sub Bidang Air Minum TA 2016 sebesar Rp 2.349.000.000.000,-. Artinya terjadi peningkatan

sebesar 70% dari alokasi TA 2015

3. Trend Peningkatan Alokasi DAK (2)

2015 2016 -

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,103,753

1,404,000

ALOKASI DAK INFRASTRUKTUR SUBBIDANG SANITASI

TA 2015 - 2016

2015 2016 -

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

1,349,500

2,349,000

ALOKASI DAK INFRASTRUKTUR SUBBIDANG AIR MINUM

TA 2015 - 2016

TAHUN SANITASI AIR MINUM2015 1.103.753 1.349.500 2016 1.404.000 2.349.000

Page 18: SIPPA DAN DAK

4. Kebijakan DAK Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi 2016

1. Amanat RKP 2016

DAK dialokasikan kepada Daerah Tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai Kegiatan Khusus yang merupakan Urusan Daerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional: a. Daerah Tertentu, adalah daerah yang memenuhi Kriteria Umum, Kriteria Khusus, dan

Kriteria Teknis.b. Kegiatan Khusus, termasuk di dalamnya sub bidang air minum dan sanitasi.c. Urusan Daerah, adalah kewenangan Daerah dalam penanganan infrastruktur PU dan

Perkim sesuai amanat UU sektor PU, dan PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah.

d. Prioritas Nasional, adalah yang dimuat dalam Sasaran RPJMN 2015 - 2019, salah satunya sub bidang air minum dan sanitasi, terkait pencapaian 100 0 100 pada tahun 2019.

Kebijakan DAK Tahun 2016 mengalami perubahan yang cukup mendasar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal mendasar yang membedakan yaitu formula alokasi DAK Tahun 2016 didasarkan pada usulan dari Pemerintah Daerah yang mendukung pencapaian prioritas nasional (bersifat Proposal Based).

Page 19: SIPPA DAN DAK

KEBIJAKAN AIR MINUM SANITASI

Arah Kebijakan Meningkatkan jumlah Sambungan Rumah (SR) melalui:1. Optimalisasi sistem air minum terpasang2. Penambahan Kapasitas produksi maksimal3. Pembangunan SPAM kawasan khusus di kawasan pulau-pulau kecil dan terluar, daerah rawan air, terpencil, tertinggal, dan perbatasan

Meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi terutama untuk sarana pengelolaan air limbah berupa:1. Sarana komunal maupun individual berbasis masyarakat2. Penambahan sambungan rumah terhadap sistem terpusat3. Peningkatan kualitas sistem setempat

Tujuan Pemenuhan akses air minum 100 % pada tahun 2019

Pemenuhan akses sanitasi 100 % pada tahun 2019

Sasaran Penambahan SR sebanyak 386.702 unit atau setara dengan penambahan layanan untuk 1.546.807 jiwa penduduk

Meningkatnya pelayanan sanitasi melalui sarana sanitasi bagi 1.463.750 jiwa penduduk.

4. Kebijakan DAK Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi 2016 (2)

2. Arah Kebijakan Pemanfaatan DAK, Tujuan Dan Sasaran

Page 20: SIPPA DAN DAK

2KEBIJAKAN AIR MINUM SANITASI

Indikator Kinerja Output:Jumlah SR terbangun sebesar 386.702 unit SR untuk peningkatan cakupan layanan air minum

Outcome:Peningkatan jumlah penduduk yang mendapatkan pelayanan air minum yaitu sebanyak 1.546.807 jiwa

Output:1. Tebangunnya 4.000 Sambungan Rumah

(SR) untuk sistem pengolahan air limbah terpusat (skala komunal,kawasan dan/atau kota)

2. Meningkatnya kualitas sistem pengolahan limbah setempat (septic tank individu) sebanyak 66.000 unit Terbangunnya 2.970 unit sarana sanitasi komunal.

Outcome:Peningkatan jumlah penduduk yang mendapatkan pelayanan sanitasi yang layak dan berkelanjutan sebanyak 1.463.750 jiwa

3. Indikator Kinerja

4. Kebijakan DAK Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi 2016 (2)

Page 21: SIPPA DAN DAK

KEBIJAKAN AIR MINUM SANITASIRuang Lingkup Kegiatan 1. Pengembangan menjadi bagian dari kewajiban

jaringan distribusi sampai dengan pipa tersier yang Pemkab/Kota melalui DDUB mendukung kegiatan pengembangan SPAM yang sebagian dibiayai oleh sumber dana APBN.

2. Perluasan dan peningkatan Sambungan Rumah (SR) murah perpipaan bagi masyarakat miskin perkotaan. Daerah yang menjadi sasaran adalah kabupaten/kota yang memiliki idle capacity yang memadai untuk dibangun SR perpipaan.

3. Pemasangan master meter untuk masyarakat miskin perkotaan khususnya yang bermukim di kawasan kumuh perkotaan. Daerah yang menjadi sasaran adalah kabupaten/kota yang memiliki idle capacity yang memadai untuk dibangun SR perpipaan.

4. Peningkatan kapasitas sistem terpasang untuk SPAM yang sudah mencapai kapasitas produksi maksimal, dapat melakukan penambahan kapasitas sistem terpasang melalui pembangunan intake dan komponen SPAM lainnya sampai SR

5. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaaan pada desa-desa rawan air, terpencil, dan tertinggal, serta SPAM kawasan khusus di kawasan pulau-pulau kecil dan terluar dan perbatasan.

1. Peningkatan akses terhadap sistem pengolahan air limbah terpusat melalui Sambungan Rumah/SR untuk kabupaten/kota yang sudah mempunyai sistem pengolahan air limbah terpusat (skala komunal,kawasan dan/atau kota).

2. Peningkatan sarana dan prasarana sistem setempat (on-site) berupa peningkatan kualitas septic tank individu untukkabupaten/kota yang sedang atau sudah mempunyai sistem penyedotan lumpur tinja terjadwal dan mempunyai IPLT.

3. Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana air limbah komunal di lokasi yang sudah dipicu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM

4. Ruang Lingkup Kegiatan

4. Kebijakan DAK Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi 2016 (2)

Page 22: SIPPA DAN DAK

2

KEBIJAKAN AIR MINUM SANITASI

Prioritas Lokasi 1. Kab/kota yang memenuhi kriteria elegibilitas, yaitu kab/kota yang memiliki akses layanan air minum di bawah rata-rata nasional < 67,02% (data cakupan air minum nasional 2013) 2. Kab/kota dengan tingkat Kemiskinan di atas tingkat kemiskinan nasional (14,42%) (angka kemiskinan BPS tahun 2013) serta memiliki sisa kapasitas (idle capacity). 3. Lokasi implementasi diprioritaskan pada daerah pulau-pulau kecil dan terluar, daerah rawan air, terpencil, tertinggal, dan perbatasan

1. Kab/kota akses layanan sanitasi di bawah rata-rata nasional <60,91% (data BPS 2013);

2. Kab/kota rawan sanitasi dan/atau masuk daftar minat PPSP dan/atau yang telah mempunyai atausedang dalam proses penyusunan strategi sanitasi kab/kota

3. Lokasi implementasi diprioritaskanpada area yang diidentifikasikan berisiko tinggi dalam Buku Putih Sanitasi Kab/Kota.

5. Prioritas Lokasi

4. Kebijakan DAK Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi 2016 (2)

Page 23: SIPPA DAN DAK

Verifikasi oleh K/L Teknis atas

Usulan/Proposal

Hasil Verifikasi berupa

Konsolidasi Usulan , Data Teknis dan

Bobot

Kepala Daerah

Penyiapan/Pengisian Template Proposal

Standar

Penyampaian ke DPR RI

Tahap Pengusulan Tahap Penilaian Tahap Pembahasan dan Penetapan Alokasi

Bappeda/Biro Keuangan/BPKAD

(Rekap/Konsolidasi Usulan)

Usulan SKPD(Data Teknis dan

Rencana Kegiatan)

1. Kemenkeu2. Bappenas3. K/L Teknis

Penilaian oleh Tim Pusat atas Hasil Verifikasi untuk

penentuan daerah penerima

Penetapan Alokasi DAK

2016

Pembahasan Alokasi DAK

2016

5. Reformulasi DAK 2016 (Proposal based)1.Mekanisme Penetapan Alokasi DAK TA 2016

Page 24: SIPPA DAN DAK

Arah Kebijakan DAK

BAPPENAS (DEP PENDANAAN) & KEMENKEU (DJPK)

Ancar-ancar Pagu Alokasi Per Bidang DAK

BAPPENAS (DEP PENDANAAN) & KEMENKEU (DJPK)

Penentuan alokasi per Bidang per Daerah

KEMENKEU

Penetapan alokasi dan Distribusi DAK

BAPPENAS (Sektoral)

• Memberikan rekomendasi kesesuaian daerah dengan lokasi prioritas nasional

• Memberikan rekomendasi kegiatan dan locus yang terkait dengan sasaran prioritas nasional untuk menjadi kegiatan dan locus yang didanai

• Memberikan tanggapan dari sisi prioritas atas rekomendasi alokasi

K/L TEKNIS

• Kesesuaian usulan kebutuhan dan data teknis

• Memberikan hasil muatan evaluasi• Memberikan rekomendasi besaran

alokasi berdasarkan data teknis dan aspek lainnya (ketaatan pelaporan)

KEMKEU

• Memberikan pertimbangan aspek keuangan :o Kapasitas penyerapan/pengelolaan

anggaran DAK 2014o Alokasi DAK 2015 di daerah terkait

• Memberikan rekomendasi sistem Reward and punishment

• Memberikan tanggapan dari sisi aspek keuangan terhadap rekomendasi besaran alokasi

OUTPUT : Usulan target , lokasi dan alokasi per bidang per daerah

POKJA – TIM PUSATPEMDA

KAB/KOTA/PROVINSI

Proposal DAK (Usulan Kegiatan, Target,

Dana dan Lokasi)

2. Mekanisme Pengajuan dan Penilaian Proposal DAK TA 2016

5. Reformulasi DAK 2016 (Proposal based) (2)

Page 25: SIPPA DAN DAK

23. Tata Cara Penyusunan Proposal DAK TA 2016a. Proposal DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Afirmasi disusun oleh SKPD

teknis di daerah dengan berkoordinasi dengan Bappeda dan Biro Keuangan atau Badan/Dinas yang menangani keuangan daerah.

b. Penyusunan rekapitulasi usulan per bidang untuk DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Afirmasi dilakukan oleh Bappeda dan Biro Keungan atau Badan/Dinas yang menangani keuangan daerah.

c. Proposal DAK regular, DAK infrastruktur public dan DAK afirmasi disusun secara terpisah dengan mengacu pada contoh (template) proposal yang diberikan oleh Pemerintah Pusat.

d. Daerah dapat mengusulkan kegiatan, sesuai dengan lingkup kegiatan/menu, sub bidang dan bidang DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Afirmasi berdasarkan prioritas nasional dan kebutuhan daerah.

e. Kegiatan yang telah diusulkan pada DAK Reguler, tidak boleh diusulkan lagi pada proposal DAK Infrastruktur publik dan dan proposal DAK afirmasi, begitu juga sebaliknya.

f. Target kegiatan yang dicantumkan dalam proposal harus sesuai dengan RPJMN, RPJMD dan RKPD.

g. Besaran kebutuhan dana yang dicantumkan pada proposal harus sesuai dengan volume kegiatan dan satuan biaya yang wajar.

h. Volume dan satuan kegiatan yang dicantumkan harus mencerminkan kondisi yang sesungguhnya di daerah.

5. Reformulasi DAK 2016 (Proposal based) (3)

Page 26: SIPPA DAN DAK

2

4. Tata Cara Penyampaian Proposal DAK TA 2016a.Proposal DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Afirmasi yang telah disusun oleh

SKPD teknis, ditandatangani langsung oleh Kepala Daerah dan diberi stempel basah.

b.Proposal per bidang DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Afirmasi disampaikan kepada Kementerian/Lembaga Teknis, Kementerian Keuangan cq. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, dan Bappenas cq. Deputi Pendanaan Pembangunan

c.Proposal sudah harus disampaikan oleh Daerah dan diterima oleh Sekretaris Jenderal Kementerian/Lembaga Teknis terkait di Pusat, dan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan dan Deputi Pendanaan Pembangunan Bappenas.

d.Proposal dapat disampaikan melalui pengiriman melalui pos/jasa ekspedisi atau diantar langsung oleh pejabat/staf Pemda ke alamat kantor sesuai dengan daftar terlampir.

e.Pemerintah tidak akan menerima usulan yang disampaikan oleh pihak lain selain pejabat/staf Pemda yang ditugaskan oleh Kepala Daerah.

5. Reformulasi DAK 2016 (Proposal based) (4)

Page 27: SIPPA DAN DAK

2

5. Peran dan Tugas Kementerian Teknisa. Menerima Proposal dari Daerah;b. Melakukan verifikasi kegiatan dan lokasi kegiatan;c. Melakukan verifikasi kesesuaian target kegiatan yang diusulkan dengan prioritas nasional

(sektoral);d. Melakukan rekapitulasi usulan dana daerah Provinsi/Kabupaten/Kota per Bidang/Subbidang;e. Melakukan rekapitulasi usulan dana daerah Provinsi/Kabupaten/Kota per Jenis DAK (DAK

Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah, DAK Afirmasi);f. Melakukan rekapitulasi Data Teknis;g. Melakukan verifikasi terhadap validitas dan kewajaran Data Teknis;h. Melakukan perhitungan Indeks Teknis, Rangking Indeks Teknis dan Bobot Daerah sebagai

dasar penghitungan besaran alokasi;i. Melakukan perhitungan alokasi DAK TA. 2016;j. Memberikan hasil muatan evaluasi proposal DAK TA. 2016 (setiap Satminkal perlu menyusun

pedoman tata cara mengevaluasi proposal).

5. Reformulasi DAK 2016 (Proposal based) (5)

Page 28: SIPPA DAN DAK

“Di prioritaskan untuk membantu

daerah dalam Pemenuhan Pelayanan

Publik”

“Pencapaian Prioritas

Nasional melalui Penugasan”

DAK REGULER

DAK POLA INPRES

“Percepatan penyediaan

infrastruktur pada daerah

tertinggal, perbatasan,

kepulauan, dan transmigrasi ”

DAK AFIRMASI

5. Perbedaan Konsep DAKTahun 2016

DAKDAK

DAK REGULER

DAK PENUGASAN

“Membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

daerah dalam rangka pencapaian pemenuhan pelayanan publik”

“Membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dalam

rangka pencapaian sasaran prioritas nasional dengan menu terbatas dan

lokus yang ditentukan”

Tahun 2017

Page 29: SIPPA DAN DAK

5. Kebijakan DAK Tahun 2016

BIDANG DAK REGULER1. Pendidikan2. Kesehatan dan KB3. Perumahan, Air Minum, dan Sanitasi4. Kedaulatan Pangan5. Lingkungan Hidup dan Kehutanan6. Energi Skala Kecil7. Kelautan dan Perikanan8. Praspem9. Transportasi10. Sarana Perdagangan, IKM, dan Pariwisata

BIDANG DAK AFIRMASI1. Perumahan, Air Minum, dan Sanitasi2. Kedaulatan Pangan3. Transportasi4. Pendidikan5. Kesehatan

PRIORITAS NASIONAL DAK POLA INPRES1. Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)2. Pengembangan Pariwisata3. Konektivitas Nasional

Page 30: SIPPA DAN DAK

5. Kebijakan DAK Tahun 2017

Dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan

kepada Daerah tertentu dengan

tujuan untuk membantu

mendanai kegiatan khusus yang

merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan Prioritas

Nasional (UU 33/2004)

DAK

DAK REGULER

DAK PENUGASAN

1. Pendidikan SMK

2. Kesehatan RS Rujukan

3. Air Minum4. Sanitasi5. Jalan6. Pasar7. Irigasi8. Energi Skala

Kecil

1. Pendidikan2. Kesehatan

DAK FOKUS

SPM

Opened Menu

Closed Menu

“Membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

daerah dalam rangka pencapaian pemenuhan pelayanan publik”

“Membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dalam

rangka pencapaian sasaran prioritas nasional dengan menu terbatas dan

lokus yang ditentukan”

KONSEP DAK 2017

Landasan Kebijakan:1. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah2. PP No 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan3. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (khususnya Pembagian

Urusan)4. Prioritas Nasional RPJMN 2015-20195. Prioritas Nasional RKP Tahun 2017

Page 31: SIPPA DAN DAK

5. Kebijakan DAK Tahun 2017 (1)

BIDANG DAK

1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. Air Minum

4. Sanitasi

5. Jalan

6. Pasar

7. Irigasi

8. Energi Skala Kecil

24 prioritasSeberapa besar sumbangan

terhadap pencapaian PN

Sebagai Bahan Evaluasi Capaian PN

DAK DALAM MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL

Page 32: SIPPA DAN DAK

5. Kebijakan DAK Tahun 2017 (2)

SASARAN & TARGET LOKASI PRIORITAS

AIR MINUM

• Perluasan dan peningkatan 10.740 SR bagi masyarakat miskin (MBR), kumuh perkotaan, di kab/kota yang memiliki idle capacity yang memadai untuk dibangun

• Terbangunnya 366.200 SR bagi 458 SPAM IKK

SANITASI

Offsite: • Pembangunan baru untuk 1.000 unit IPAL Komunal

beserta 50.000 SR• Penambahan 10.000 SR bagi kab/kota yang memiliki

IPAL terpusat (skala kota, kawasan, dan komunal) Onsite: • Pembangunan 56.110 unit perbaikan fasilitas individual

perdesaan (desa yang sudah ODF min 2 tahun) • 150.000 unit septic tank individu di perkotaan• Pengadaan 208 unit truk tinja mendukung LLTT• Pembangunan IPLT di 12 kab/kota

1. 65 Kab untuk SPAM MBR2. 91 Kab/Kota SPAM IKK3. 95 Daerah Kepulauan

1. 15 Kab/Kota yang telah memiliki IPAL Skala Kota2. 110 Kab/Kota yang telah memiliki IPAL Skala

Kawasan3. 114 Kab/Kota yang telah memiliki IPAL Skala

Komunal.4. 58 Kab/Kota yang telah didampingi untuk

penerapan sistem LLTT. 5. 95 Daerah Kepulauan

JALAN

• Mantap Jalan Provinsi : 71,75%• Mantap Jalan Kab/Kota: 60,76%

1. 33 Provinsi dengan prioritas 17 provinsi yg belum mencapai target jalan mantab

2. 508 Kabupaten/Kota dengan prioritas 245 kab/kota yg belum mencapai target jalan mantab

3. Diprioritas di 21 Provinsi yg mengusulkan konektivitas 4. Diprioritaskan di 10 Kawasan Pariwisata Nasional5. 9 KEK dan 14 Kawasan Industri6. 122 Daerah Tertinggal7. 150 Lokpri di 41 Kabupaten Perbatasan Negara8. 95 Daerah Kepulauan9. 86 Kawasan Transmigrasi

TARGET DAN LOKASI PRIORITAS DAK “PENUGASAN”

Page 33: SIPPA DAN DAK

SASARAN & TARGET LOKASI PRIORITAS

IRIGASI

• Pembangunan Daerah Irigasi Baru di 81 DI seluas 5.000 Ha

• Rehabilitasi Jaringan Irigasi di 5.394 DI seluas 755.200 Ha

1. Prioritas di daerah yang mendukung Kedaulatan Pangan2. Daerah yang memiliki kewenangan daerah irigasi berdasarkan

Permen PUPR no 14 tahun 20153. Daerah yang memiliki waduk irigasi eksisting saat ini4. Pada daerah-daerah yang sudah memiliki DED untuk pembangunan

daerah irigasi5. 95 Daerah Kepulauan

5. Kebijakan DAK Tahun 2017 (3)

TARGET DAN LOKASI PRIORITAS DAK “PENUGASAN”

Page 34: SIPPA DAN DAK

5. Kebijakan DAK Tahun 2017 (4)

Bidang DAK untuk DAK

“Penugasan”Dukungan Terhadap Target Nasional

1. PendidikanDAK Pendidikan dalam DAK “Penugasan” difokuskan untuk meningkatkan kualitas SDM dalam mendukung sektor unggulan

2. Kesehatan Mendukung target-target dalam dimensi pembangunan manusia

3. Air Minum Mendukung target-target dalam dimensi pembangunan manusia

4. Sanitasi Mendukung target-target dalam dimensi pembangunan manusia

5. JalanDalam rangka pencapaian sasaran pengembangan konektivitas nasional khususnya dalam mendukung sektor unggulan

6. PasarDalam rangka pencapaian sasaran 5000 pasar rakyat (dalam RPJMN 2015-2019) untuk mendukung dimensi sektor unggulan

7. Irigasi Dalam rangka pencapaian sasaran kedaulatan pangan dan ketahanan air

8. Energi Skala Kecil

Dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional terkait elektrifikasi

DUKUNGAN TERHADAP TARGET NASIONAL DUKUNGAN TERHADAP PRIORITAS NASIONAL

No Prioritas Nasional

Sektor DAK

Pendidikan

Kesehatan

Air Minum Sanitasi Jalan Pasar Irigasi

Energi Skala Kecil

1 Pelayanan Pendidikan √

2 Pelayanan Kesehatan √ √ √

3 Kedaulatan Pangan √ √ √

4 Kawasan Industri & KEK √ √

5 Kemaritiman dan Kelautan √ √ √

6 Pembangunan Pariwisata √ √ √ √

7 Daerah Tertinggal √ √ √ √ √ √ √

8 Daerah Perbatasan √ √ √ √ √ √ √ √

9 Perkotaan √ √ √ √ √

10Desa dan Kawasan Perdesaan

√ √ √ √ √√

11 Perumahan dan Permukiman √ √

12 Antarkelompok Pendapatan √ √ √

13 Kedaulatan Energi √

14 Konektivitas Nasional √

15 Revolusi Mental √

DUKUNGAN 8 BIDANG DAK PENUGASAN TERHADAP TARGET DAN PRIORITAS NASIONAL

Page 35: SIPPA DAN DAK

5. Kebijakan DAK Tahun 2017 (5)

Minggu ke 3 Mei

Minggu ke 4 Mei

Minggu ke 2 Juni

Minggu ke 3 Juni

Minggu ke 2 Juli

Minggu ke 3 Juli

Agustus

Maksud dan Tujuan:1. Penyampaian

Draft Kebijakan DAK Jalan

2. Pembahasan Konsep tatakelola DAK Penugasan

3. Penyampaian Data Hasil E-Musrenbang dan Desk Musrenbang kepada K/L Terkait

Maksud dan Tujuan:1. Pembahasan

dan penetapan menu kegiatan dan lokasi prioritas

2. Persiapan Trilateral Meeting

Maksud dan Tujuan:1. Daerah

melengkapi data2. Daerah

melakukan konfirmasi terhadap data hasil E-Musrenbang dan Desk Musrenbang

Maksud dan Tujuan:1. Tim Pembina

Pusat DAN Tim Pembina Provinsi melakukan evaluasi dan Verifikasi terhadap usulan Daerah

Maksud dan Tujuan:1. Rekapitulasi

Usulan Kebutuhan Anggaran DAK Jalan dari Daerah

2. Exercise Pagu Kebutuhan DAK Inpres Jalan

3. Penyampaian Kebutuhan DAK Inpres Jalan kepada Koordinator Alokasi DAK Maksud dan

Tujuan:1. Proses

Exercise Pagu oleh Koordinator Alokasi DAK

Maksud dan Tujuan:1. Penyusunan

Usulan Kebutuhan Anggaran dan disampaikan kepada Koordinator Alokasi DAK

Rapat koordinasi

pusat IRakor Pusat II

Minggu ke 1 Juni

Usulan dari Daerah di terima Pusat

Forum Bersama Pusat dan Prov

Rapat Koordinasi Pusat II

Perhitungan Pagu Per Prioritas

Penyusunan Draft Juklak

Pembahasan DPR(pagu definitif)

September

Penetapan DAK Inpres Jalan

Forum Komfirmasi dengan daerah

Oktober

Maksud dan Tujuan:1. Penyesuaian

Locus Kegiatan dengan Pagu Definitif per Daerah

2. Penyusunan Berita Acara Kesepakatan Pusat dan Daerah

Maksud dan Tujuan:1. Penetapan DAK

Inpres Jalan oleh Presiden

2. Dilampiri dengan Jumlah Alokasi dan Locus Kegiatan setiap Prov, Kab/Kota

TRILATERAL MEETING DAK

Minggu ke 1 Juni

Sosialisasikpd Daerah

JADWAL PELAKSANAAN DAK TA. 2017

Page 36: SIPPA DAN DAK

5. Kebijakan DAK Tahun 2017 (6)

Penetapan Bidang/Subbidang/ Menu

kegiatan dan format/template Usulan

DAK

Pemberitahuan Bidang/Subbidang/ Menu

kegiatan dan format/template Usulan

DAK kepada daerah

Penyusunan dan Penyampaian

Usulan DAK oleh daerah

Verifikasi dan Penilaian Usulan

DAK oleh K/L, Bappenas, dan

Kemenkeu

Sinkronisasi & harmonisasi perencanaan DAK antar

kab./kota dan antara kab./kota dengan provinsi

berdasarkan RKPD dan RPJMD serta RKP dan

RPJMN, dengan memperhatikan masukan

dari DPD dan DPR

Penentuan pagu per Bidang/

subbidang/subjenis berdasarkan kebutuhan daerah dan ketersediaan pagu DAK dalam RAPBN

Penghitungan alokasi sementara DAK per Bidang/Subbidang/ Subjenis per Daerah

Pertimbangan DPD atas arah kebijakan DAK

Pembahasan RUU APBN (Panja Transfer Ke Daerah dan Dana

Desa)

Penetapan Alokasi DAK per Daerah

MEKANISME PENGALOKASIAN DAK

Page 37: SIPPA DAN DAK

27. Catatan a. Hasil review terhadap proposal yang disampaikan Kab/Kota sebagai berikut:

Beberapa usulan kegiatan yang tercantum dalam proposal tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis/Petunjuk Pelaksanaan, antara lain usulan kegiatan berupa kegiatan drainase dan kegiatan rehabilitasi IPA.

Isian Data Teknis yang disampaikan Kabupaten/kota tidak diisi secara lengkap sesuai format yang disampaikan;

Usulan Kegiatan yang diusulkan banyak terjadi duplikasi kegiatan antara DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah (IPD), dan DAK Affirmasi. Dimana lokasi yang sama diusulkan untuk didanai dengan 3 dana DAK tersebut;

Beberapa kegiatan yang diusulkan Kab/Kota, harga satuan maupun unit outputnya belum sesuai dengan Petunjuk Teknis DAK sub Bidang Air Minum dan sub Bidang Sanitasi;

Beberapa usulan kegiatan Kab/Kota belum mencantumkan usulan lokasi kegiatan; Beberapa usulan kegiatan DAK belum jelas pengalokasiannya untuk dibiayai melalui DAK

Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah (IPD), atau DAK Afirmasi.

b. Sehubungan dengan permasalahan hasil review proposal Kab/Kota, perhitungan Indeks Teknis TA 2016 masih menggunakan Data Teknis yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Page 38: SIPPA DAN DAK

8. Penilaian DAK 2016

Page 39: SIPPA DAN DAK

KRITERIA PENILAIAN/VERIFIKASI USULAN/PROPOSAL PENDANAAN DAK

KEMENKEU BAPPENAS KEMENTERIAN/LEMBAGA

Rekap kebutuhan dana DAK usulan daerah. Memverifikasi target kegiatan sesuai

dengan RPJM & RKP(prioritas nasional)

Menentukan/menilai usulan daerah yang lingkup kegiatan/menu sama namun lokusnya berbeda atau sebaliknya.

Data Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan

Kesesuaian Usulan dengan Bidang DAK dan lokasi prioritas

nasionalKesesuaian Usulan dengan Prioritas

Nasional (Sektoral)

Data Kemampuan Fiskal Daerah untuk Kluster Bobot daerah

Memberikan rekomendasi terhadap kegiatan dan lokus yang terkait dengan sasaran prioritas nasional untuk menjadi

kegiatan dan lokus yang didanai

Validitas & Kewajaran Data Teknis yang disampaikan

Data IKKMemberikan tanggapan dari sisi prioritas

atas rekomendasi alokasiRekap Perhitungan Indeks Teknis, Ranking Indeks Teknis, dan Bobot

Daerah

penyerapan DAK 2014Alokasi DAK 2015 di daerah terkait Memberikan hasil muatan evaluasi

Pembahasan Alokasi DAK per daerah per Bidang oleh Tim Pemerintah Pusat

Proposal ProposalProposal

2. Ancar-ancar pagu per bidang berdasarkan base line pagu indikatif DAK 2016.

1. Proposal harus diisi dengan lengkap dan benar serta disampaikan ke Kemenkeu, Bappenas, dan K/L terkait tepat waktu Proposal harus ditandatangani Kepala Daerah dan cap basah, boleh dikirim email (scan warna)

Page 40: SIPPA DAN DAK

9. Mekanisme Pelaporan

DAK

C

Page 41: SIPPA DAN DAK

Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi DAK

Page 42: SIPPA DAN DAK

Mekanisme Pelaporan DAK

Page 43: SIPPA DAN DAK

Pelaporan Pemanfaatan DAKTATA CARA PELAPORAN

1. Pelaporan DAK On Line melalui http://emonitoring.pu.go.id2. SKPD melakukan registrasi DAK3. SKPD mengunduh format laporan4. SKPD mengirimkan laporan5. Laporan dapat dikirimkan setiap saat apabila ada

perubahan data dan informasi

DATA YANG DILAPORKAN DI e-mon DAK

Page 44: SIPPA DAN DAK

10. STATUS PELAPORAN

Page 45: SIPPA DAN DAK

Rekapitulasi Pelaksanaan Anggaran Dana Alokasi Khusus TA 2015 Sub Bidang Air Minum Provinsi Jawa Tengah

Status 13 Juni 2016; 11:24:12 WIB

Page 46: SIPPA DAN DAK

Rekapitulasi Pelaksanaan Anggaran Dana Alokasi Khusus TA 2015 Sub Bidang Air Minum Provinsi Jawa Tengah

Status 13 Juni 2016; 11:24:12 WIB

Page 47: SIPPA DAN DAK

Rekapitulasi Pelaksanaan Anggaran Dana Alokasi Khusus TA 2015

Sub Bidang SanitasiProvinsi Jawa Tengah

Status 13 Juni 2016; 11:24:17 WIB

Page 48: SIPPA DAN DAK

Rekapitulasi Pelaksanaan Anggaran Dana Alokasi Khusus TA 2015

Sub Bidang SanitasiProvinsi Jawa Tengah

Status 13 Juni 2016; 11:24:17 WIB

Page 49: SIPPA DAN DAK