sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/.../upload/artikel/Etika_bisnis_versus_kabut_asap.pdf · Created...

2
JU-[\4AT, 30 OKTOBEE 2015- Etika Bisnis versus Kabut AsaP Dedi Purwana ES Dekan Fakultas Ekonomi U niversitas Negeri Jaka rta t - - ERUGIAN sosial ekonomi | ^( akibat kabut asaP sung- A.g*;',1x:,Tl'.?.Hf,:ilx akan berakhir dan harus beraPa ba- nyak Iagi korban berj atuhan? Berapa lama lagi anak-anak sekolah daPat belajar tenang tanpa gangguan asap? Belum lagi extracosf Yang harus ditanggung hanya untuk menghiruP oksigen. Roda Perekonomian ter- hambat akibat moda transportasi terganggu. Sadarkan Pada semua pihak bahwa menanam dan meme- lihara sebatang Pohon Perlu waktu puluhan ta\un, taPi membakarnYa hanlia perlu hitungan detik. Benar bahwa El Nino turut berPeran dalam memicu kebakaran hutan, tapi apakah kita sadar sebagai makNuk ekonomi pun turut menYumbang munculnya bencana berkepani angan itu. Kesadaran arti Penting hutan bagi keberlangsungan hidup sangat rendah. Edukasi greenpreneur ship dianggap tidak mendesak untuk diajarkan pada anak-anak kita. Etika bisnis acap kali diabaikan para pela- ku usaha demi merauP keuntungan sesaat dari eksploitasi besar-besaran sumber daya alam. AkibatnYa, hak hidup masyarakat teramPas. Masyarakat sering kali berpersepsi bahwa etika bisnis ialah urusan pe- lakuusaha semata. Paradigma demi- kian tentu tidak tepat. Dalam konteks ekonomi, etika bisnis meruPakan kaidah-kaidah dan norma yang harus diikuti, tidak saja dalam posisi kita sebagai konsumen, tapi juga sebagai produsen. Sebagai konsumen' mi- salnya, penegakan etika bisnis dapat diejawantahkan melalui kesadaran membatasi perilaku konsumtif Pada produk tidak ramah lingkungan. Kepedulian tinggi terhadap limbah produk tak ramah lingkungan juga merupakan kewajiban konsumen. Tentunya, itu bertujuan melindungi diri dari pelanggaran etika bisnis yang dilakukan Produsen. Manaka- la dilakukan secara konsisten, itu akan mengerem Permintaan terha- dap produk Perusak lingkungan. Dampaknya tentu akan menghen- tikan produksi Perusahaan Yang menciptakan produk tersebut. Simbiosis mutualisme Institusi pendidikan turut be{peran dalam meningkatkan kesadaran ma- syarakat tentang urgensi penegakan etika bisnis. Sayangnya, etika bisnis hanya diajarkan di perkuliahan' Itu pun hanya diajarkan Pada iurusan ekonomi dan bisnis. Pendidikan etika bisnis seyogianya ditanamkan seiak usia belia. Keluarga menjadi basis pendidikan etika bisnis, selain peri- didikan formal. Menanamkan nitai-nilai beretika dalam bisnis daPat dimulai dengan membiasakan anak untuk selektif mengonsumsi Produk ramah ling- kungan. Ajarkan kePada mereka tentang arti Penting Produk ramah lingkungan bagi keberlangsungan hidup makhlukbumi. Pada saatyang sama, berikan Pemahaman tentang hak dan kewajiban mereka sebagai konsumen dalam bahasa Yang mu- dah dimengerti. Bagi produsen, Penegakan etika bisnis menjadi krusial untuk memini- malkan mora I haz ar d. Audiror publik masih sedikit sekali melakukan audit keuangan terhadaP entitas bisnis d.engan mengaitkan indikator kepe- dulian terhadap aspek lingkungan. Auditor lebih fokus Pada laPoran finansial dan kinerj a manajemen. Pe- laksanaan goo d corporate gov ernance (GCG), katau pun ada, masih terba- tas pada Perusahaan Papan atas. GCG meruPakan Pedoman acuan dalam penerapan etika bisnis. Na- mun, sayangnYa, jangankan entitas bisnis skala kecil, perusahaan kelas menengah saja tidak menghiraukan prinsip GCG. Pelaku bisnis seharusnya menya- dari bahwa keberlangsungan hiduP mereka sangat bergantung pada para pengampu kePentingan. Investor tentu berharap keamanan dari modaL yang ditqnamkan. Para pemegang sa- ham memPunYai hak mendaPatkan deviden'dan gain dari saham Yang dimilikinYa. Pemasok berharaP terjaganYa Iikuiditas PembaYaran' Konsumen .mempunYii hak mendaPat Produk berkualitas sebanding dengan harga yang mereka baYar' Kewajiban penguqaha ialah menjamin semua harapan pihak-pihak yang berkepen- tingan tersebut. Indikasi adanya pe- Ian-ggaran etika bisnis ialah ketika hali-trat< mereka tidak terpenuhi tanPa sebab Yang logis'

Transcript of sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/.../upload/artikel/Etika_bisnis_versus_kabut_asap.pdf · Created...

JU-[\4AT, 30 OKTOBEE 2015-

Etika Bisnis versus Kabut AsaPDedi Purwana ES

Dekan Fakultas Ekonomi U niversitas Negeri Jaka rta

t- - ERUGIAN sosial ekonomi| ^( akibat kabut asaP sung-

A.g*;',1x:,Tl'.?.Hf,:ilxakan berakhir dan harus beraPa ba-

nyak Iagi korban berj atuhan? Berapa

lama lagi anak-anak sekolah daPat

belajar tenang tanpa gangguan asap?

Belum lagi extracosf Yang harusditanggung hanya untuk menghiruPoksigen. Roda Perekonomian ter-hambat akibat moda transportasiterganggu. Sadarkan Pada semuapihak bahwa menanam dan meme-

lihara sebatang Pohon Perlu waktupuluhan ta\un, taPi membakarnYahanlia perlu hitungan detik.

Benar bahwa El Nino turut berPeran

dalam memicu kebakaran hutan, tapiapakah kita sadar sebagai makNukekonomi pun turut menYumbangmunculnya bencana berkepani angan

itu. Kesadaran arti Penting hutanbagi keberlangsungan hidup sangat

rendah. Edukasi greenpreneur ship

dianggap tidak mendesak untukdiajarkan pada anak-anak kita. Etika

bisnis acap kali diabaikan para pela-

ku usaha demi merauP keuntungansesaat dari eksploitasi besar-besaransumber daya alam. AkibatnYa, hakhidup masyarakat teramPas.

Masyarakat sering kali berpersepsibahwa etika bisnis ialah urusan pe-

lakuusaha semata. Paradigma demi-

kian tentu tidak tepat. Dalam konteks

ekonomi, etika bisnis meruPakankaidah-kaidah dan norma yang harus

diikuti, tidak saja dalam posisi kitasebagai konsumen, tapi juga sebagaiprodusen. Sebagai konsumen' mi-salnya, penegakan etika bisnis dapat

diejawantahkan melalui kesadaran

membatasi perilaku konsumtif Padaproduk tidak ramah lingkungan.

Kepedulian tinggi terhadap limbahproduk tak ramah lingkungan juga

merupakan kewajiban konsumen.Tentunya, itu bertujuan melindungidiri dari pelanggaran etika bisnisyang dilakukan Produsen. Manaka-

la dilakukan secara konsisten, ituakan mengerem Permintaan terha-dap produk Perusak lingkungan.Dampaknya tentu akan menghen-tikan produksi Perusahaan Yangmenciptakan produk tersebut.

Simbiosis mutualismeInstitusi pendidikan turut be{peran

dalam meningkatkan kesadaran ma-

syarakat tentang urgensi penegakan

etika bisnis. Sayangnya, etika bisnishanya diajarkan di perkuliahan' Itupun hanya diajarkan Pada iurusanekonomi dan bisnis. Pendidikan etika

bisnis seyogianya ditanamkan seiak

usia belia. Keluarga menjadi basis

pendidikan etika bisnis, selain peri-

didikan formal.Menanamkan nitai-nilai beretika

dalam bisnis daPat dimulai dengan

membiasakan anak untuk selektifmengonsumsi Produk ramah ling-kungan. Ajarkan kePada merekatentang arti Penting Produk ramahlingkungan bagi keberlangsunganhidup makhlukbumi. Pada saatyang

sama, berikan Pemahaman tentanghak dan kewajiban mereka sebagai

konsumen dalam bahasa Yang mu-dah dimengerti.

Bagi produsen, Penegakan etikabisnis menjadi krusial untuk memini-malkan mora I haz ar d. Audiror publikmasih sedikit sekali melakukan auditkeuangan terhadaP entitas bisnisd.engan mengaitkan indikator kepe-

dulian terhadap aspek lingkungan.Auditor lebih fokus Pada laPoranfinansial dan kinerj a manajemen. Pe-

laksanaan goo d corporate gov ernance(GCG), katau pun ada, masih terba-tas pada Perusahaan Papan atas.

GCG meruPakan Pedoman acuan

dalam penerapan etika bisnis. Na-

mun, sayangnYa, jangankan entitas

bisnis skala kecil, perusahaan kelas

menengah saja tidak menghiraukanprinsip GCG.

Pelaku bisnis seharusnya menya-

dari bahwa keberlangsungan hiduPmereka sangat bergantung pada para

pengampu kePentingan. Investortentu berharap keamanan dari modaL

yang ditqnamkan. Para pemegang sa-

ham memPunYai hak mendaPatkan

deviden'dan gain dari saham Yang

dimilikinYa.Pemasok berharaP terjaganYa

Iikuiditas PembaYaran' Konsumen.mempunYii hak mendaPat Produkberkualitas sebanding dengan harga

yang mereka baYar' Kewajibanpenguqaha ialah menjamin semua

harapan pihak-pihak yang berkepen-

tingan tersebut. Indikasi adanya pe-

Ian-ggaran etika bisnis ialah ketika

hali-trat< mereka tidak terpenuhitanPa sebab Yang logis'

Membangunkan kesadaran

tentang makna penting etika

bisnis merupakan tanggung

jawab bersama dalam kerangka

pembangunan ekonomi

berkelanjutan. lndonesia hebat

. ialah sebuah negara yang

menjamin penduduknya hidup

sejahtera dalam ekonomi, sehat

jiwa raganya, dan berpendidikan.

Tindakan pencegahanDalam perspektif etika bisnis, ben-

cana kebakaran hutan merupakandampak moral hazard yang dilaku-kan sekelompok pengusaha hitamyang mendapat konsensi pengelolaankawqpan hutan. Marillh kita meng-ambii pelajaran dari bencana kabutasap saat ini. Tindakan preventifha-ms segera dilakukan agar kejadianini tidak berulang di masa datang.

Pertama, Perusahaan-perusahaanyang mendapat konsensi pengelolaanhutan harusnya diawasi dengan ke-tat. Instansi pemerintahan terkait,angSota masyarakat, dan LSM berke-wajiban memastikan perusahaantersebut menjalankan proses bisnissesuai dengan norma kepatutan dankepatuhan. Ingat bahwa dalam ilmuekonomi motivasi entitas bisnis ialahmendapatkan profit semaksimalmungkin. Norma kepatutan dan ke-patuhan sering kali dilanggar atasnama motif tersebut.

Kedua, pemerintah pusat dandaerah harus mulai membatasiizin penguasaan lahan secara ketat.

Jangan terjadi KKN antara pejabatberwenang dalam mengeluarkanizin dan para pengusaha. Pengusahanakal akan rela berinvestasi dengancara apa pun agar memperoleh izin.Para pejabat seyogianya memilikikesadaran penuh bahwa hutanialah warisan jangka panjang untukanak cucu. Keuntungan sesaat tidakseimbang dengan kemudaratan yangditimbulkan.

Ketiga, pemerintah membuatregulasi yang mendukung upayamemasukkan pendidikan etika dangree.npreneurship ke kurikulumpendidikan dasar dan menengah.Kesadaran menjaga kelestarian ling-kungan tidak akan efektif bila ha-nya dilakukan melalui seminar danworkshop sesaat. Perlu waktu danproses panjang untuk menanamkan

JUIVAT,30 OKTOBER 2015

kecintaan terhadap lingkungan alamkepada anak-anak kita.

Keempat, penegakan hukum dite-rapkan dengan tegas terhadap parapelanggar. Sanksi hukuman harusmempertimbangkan dampak keru-gian ekonomi, sosial, dan hak hidupkorban. Misalnya, sanksi berupa pe-nutupan perusahaan sekaligus pen-cabutan izin yang dimiliki ditambahkewajiban mengganti nilai kerugianekonomi bagi korban terdampak.Hukuman itu setimpal dengan aki-bat pengabaian etika bisnis olehkorporasi.

Kelima, DPR bersama pemerintahduduk bersama merevisi berbagaiperaturan perundangan terkaitlingkungan hidup yang memilikikelemahan yang dapat dimanipulasipenisahaan. W No 3212009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Ling-kungan Hidup, misalnya, ditengaraimemiliki berbagai kelemahan. Pasalyang mengatur tentang izin pemba-karan hutan dengan luasan tertentusudah saatnyp direvi$i atau kalauperlu ditiadakan.

Kita tentu berharap negara inidapat menjadi surga bagi investorasing. Kepastian hukum dan budayakorporasi yang menjunjung tinggietika bisnis ialah dambaan setiapinvestor. Membangunkan kesadarantentang makna penting etjka bisnismerupakan tanggung jawab bersa-ma dalam kerangka pembangunanekonomi berkelanjutan. Indonesiahebat ialah sebuah negara yangmen-jamin penduduknya hidup sejahteradalam ekonomi, sehat jiwa raganya,dan berpendidikan. Semoga.