SIPATDATAR

4
1. Pada posisi tepat diatas salah satu titik yang akan ditentukan adalah selisih tingginya Pengukuran sipat datar Keterangan: t a : tinggi alat di A T : tinggi garis bidik H A : tinggi titik A b : bacaan rambu di B H B : tinggi titik B h ab : beda tinggi dari A ke B = t a – b Tinggi titik B : H b = H a + h ab 2. Pada posisi ditengah-tengah antar 2 (dua) titik dengan atau tanpa memperhatikan apakah posisi tersebut membentuk satu garis lurus terhadap titik yang akan diukur tersebut.

description

IUT

Transcript of SIPATDATAR

1. Pada posisi tepat diatas salah satu titik yang akan ditentukan adalah selisih tingginya

Pengukuran sipat datar

Keterangan:ta : tinggi alat di AT : tinggi garis bidikHA : tinggi titik Ab : bacaan rambu di BHB : tinggi titik Bhab : beda tinggi dari A ke B = ta bTinggi titik B : Hb = Ha + hab2. Pada posisi ditengah-tengah antar 2 (dua) titik dengan atau tanpa memperhatikan apakah posisi tersebut membentuk satu garis lurus terhadap titik yang akan diukur tersebut.

Pengukuran sipat datar

3. Pada posisi selain dari kedua metode tersebut sebelumnya, dalam hal ini alat didirikan di sebelah kiri atau kanan dari salah satu titik yang akan ditentukan selisih tingginya.

Pengukuran sipat datar

hab = a b hba = b aBila titik C diketahui = Hc, makaHb = T b Ha = T a Adapun syarat-syarat penggunaan alat sipat datar pada umumnya adalah sebagai berikut.1. Syarat dinamis: sumbu I vertikal2. Syarat statis:a) Garis bidik teropong tegak lurus dengan garis arah nivob) Garis arah nivo tegak lurus sumbu I ( sumbu vertikal)c) Benang silang mendatar diafragma tegak lurus sumbu I

Jika jarak antar titik kontrol pemetaan relatif jauh, pengukuran beda tinggi dengan penyipat datar tidak dapat dilakukan dengan sekali berdiri alat. Oleh karena itu, antara dua buah titik kontrol yang berurutan dibuat beberapa slag dengan titik-titik bantu dan pengukurannya dibuat secara berantai (differential levelling).

Metode Sipat Datar Berantai

Beda tingginyaadalah komulatif dari beda tinggi setiap slag, yaitu:

dimana:b = jumlah pembacaan rambu belakangm = jumlah pembacaan rambu mukaH = beda tinggi setiap slag