Sintesis Protein
-
Upload
willywiliam -
Category
Documents
-
view
24 -
download
6
description
Transcript of Sintesis Protein
PAPER BIOKIMIASINTESIS PROTEIN
PENDAHULUAN
Bahan kimia yang menyusun tubuh pada dasarnya adalah bahan anorganik dan
organik. Bahan anorganik adalah air dan garam mineral, kedua bahan ini terutama mineral
didapatkan tubuh dari lingkungannya. Air sebagian besar dari lingkungan dan sebagian lagi
tersusun di dalam tubuh yaitu yang disebut air metabolik, air ini merupakan hasil aktivitas
metabolisme. Bahan organic meliputi asam nuklet, protein, lemak, dan karbohidrat. Asam
nukleat dimiliki oleh setiap individu melalui peristiwa pewarisan sifat, dan keberadaannya akan
dipertahankan serta diperbanyak. Protein, lemak, dan karbohidrat bahan dasarnya diambil dari
lingkungan. Pada organisme autotrof bahan dasarnya berupa bahan anorganik yang kemudian
diubahnya menjadi bahan organik. Pada organisme heterotrof, bahan dasarnya adalah bahan
organik juga, tetapi kemudian akan diolah di dalam tubuh menjadi bahan yang diperlukan.
Proses pengolahan di dalam tubuh ini secara umum dinamakan metabolisme. Proses yang tejadi
dalam metabolisme memerlukan enzim yang pada umumnya memiliki komponen utama berupa
protein. Jenis protein yang diperlukan tubuh, harus disusun dan diatur oleh informasi biologi
yang tekandung dalam asam deoksiribonukleat (ADN/ DNA). Informasi dalam DNA itulah
yang harus diekspresikan sehingga tubuh memiliki protein sesuai dengan keperluannya.
Ekspresi informasi genetik merupakan suatu proses yang sangat kompleks, tetapi pada dasarnya
dapat dibagi menjadi 2 tahap utama, yaitu transkripsi dan translasi. [2]
Rancangan genetik suatu organisme, terkandung di dalam sekuens
deoksiribonukleatida yang menyusun DNA. Namun, melalui asam ribonukleat-lah (ribonucleic
acid,RNA) – “salinan kerja” DNA – rancangan dasar tersebut diekspresikan. Proses penyalinan
(copying) selama DNA bertindak sebagai cetakan (template) disebut transkripsi. Setelah
disintesis, RNA messenger (RNA perantara) ditranslasikan menjadi sekuens asam amino (rantai
polipeptida atau protein. RNA ribosom, RNA transfer, dan bentuk RNA kecil tambahan
membentuk struktur khusus dan memiliki fungsi regulator tetapi tidak ditranslasikan.
Gambaran utama transkripsi adalah bahwa proses ini sangat selektif. Misalnya, banyak
transkripsi dibuat dari beberapa region DNA. Sementara itu di region lain, hanya beberapa atau
bahkan tidak ada transkripsi yang terjadi. Selektivitas ini berhubungan, setidaknya sebagian,
dengan sinyal yang tertanam di sekuens nukleotida DNA. Sinyal ini menginstruksikan RNA
polymerase menemukan tempat untuk memulai, dan tempat pemberhentian transkripsi.
Berbagai protein regulator juga berperan dalam proses seleksi ini. Perbedaan biokimia di dalam
jaringan suatu organisme merupakan hasil akhir selektivitas proses transkripsi. Gambaran
penting lainnya di dalam transkripsi adalah bahwa sejumlah besar transkrip RNA yang awalnya
menjadi salinan asli dari salah satu untai DNA, dapat mengalami berbagai modifikasi seperti
penambahan ujung terminal, modifikasi basa, trimming, pembuangan segmen internal, yang
diikuti penggabungan (splicing), yang mengubah transkrip primer inaktif menjadi molekul
fungsional. [1]
Untuk tahapan translasi sendiri, akan diuraikan lebih rinci pada pembahasan
selanjutnya.
PEMBAHASAN
SINTESIS PROTEIN
Informasi genetik, yang disimpan di dalam kromosom dan ditransmisikan ke sel anak
melalui replikasi DNA, diekspresikan melalui transkripsi ke RNA dan, pada mRNA,
selanjutnya di translasi menjadi rantai polipeptida. Jalur sintesis protein disebut translasi karena
“bahasa” sekuens nukleotida pada mRNA diterjemahkan menjadi bahasa sekuens asam amino.
Proses translasi membutuhkan kode genetik tempat informasi yang tekandung, di dalam
rangkaian asam nukleat diekspresikan untuk menghasilkan sekuens asam amino yang spesifik.
Setiap perubahan didalam sekuens asam nukleat dapat menimbulkan asam amino yang tidak
sesuai dimasukkan kedalam rantai polipeptida, yang berpotensi menyebabkan penyakit bahkan
kematian pada suatu organime. Setelah disintesis, banyak rantai polipeptida dimodifikasi secara
kovalen untuk menjadi aktif, mengubah aktivitas untuk mengarahkannya ke tujuan akhir, yaitu
di dalam atau diluar sel.
I. KODE GENETIK[1]
Kode genetik adalah sebuah kamus yang mengenali hubungan antara sekuens basa
nukleotida dengan sekuens asam amino. Setiap kata-kata pada kode tersebut terdiri
dari 3 basa nukelotida. Kata-kata geneti ini disebut kodon.
Kodon
GAMBAR 1
Kode genetik (tugas kodon dalam
RNA messenger mamalia) [3]
Kodon biasanya disajikan dalam bahasa messenger RNA sebagai adenine (A),
guanine (G), sitosin (C), dan urasil (U). rangkaian nukleotidanya selalu ditulis dari
ujung 5' ke ujung 3'. Keempat basa nukleotida tersebut digunakan untuk
menghasilkan kodon 3 basa. Karena itu, terdapat 64 kombinasi yang berbeda,
masing-masing berjumlah 3 basa seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.
1. Mekanisme translasi sebuah kodon : Tabel (atau “kamus”) berikut ini dapat
digunakan untuk mentranslasikan rangkaian kodon apapun dan juga untuk
menentukan asam amino mana yang harus dikode oleh rangkaian mRNA.
Sebagai contoh, kodon 5'-AUG-3' mengode metionin. Enam puluh satu dari
64 kodon mengode 20 asam amino yang lazim.
2. Kodon terminasi (“stop” atau “nonsense”): Tiga kodon, UAG, UGA,
UAA, tidak mengode asam amino tetapi lebih merupakan kodon terminasi.
Ketika salah satu kodon tersebut, tampak pada rangkaian pada rangkaian
mRNA, kodon tersebut akan meberikan sinyal yang menyatakan bahwa
sintesis rantai peptida yang dikode oleh rangkaian mRNA telah selesai.
II. KOMPONEN YANG DIBUTUHKAN UNTUK TRANSLASI
Sejumlah besar komponen diperlukan untuk sintesis rantai polipeptida. Komponen ini
meliputi sejumlah besar asam amino yang ditemukan di dalam produk akhir, mRNA
yang harus ditranslasikan, tRNA, ribosom fungsional, sumber energy dan enzim, serta
factor-faktor protein yang dibutuhkan untuk inisiasi, elongasi, dan terminasi rantai
polipeptida.
A. Asam amino
Semua asam amino yang akhirnya muncul di dalam protein yang terbentuk harus
tersedia saat sintesis protein. Jika satu asam amino hilang (contohnya, jika diet
tidak mengandung asam amino esensial), asam amino tersebut akan tersedia dalam
jumlah terbatas didalam sel sehingga, translasi akan berhenti pada kodon yang
menentukan asam amino tersebut. Hal ini menunjukkan pentingnya memiliki
semua asam amino esensial dalam jumlah yang cukup di dalam makanan untuk
memastikan bahwa sintesis protein terus berlanjut.
B. RNA transfer (tRNA)
Setidaknya satu jenis tRNA spesifik dibutuhkan untuk setiap asam amino. Pada
manusia, terdapat sedikitnya 50 jenis tRNA. Karena hanya terdapat 20 asam amino
berbeda yang umumnya dibawa oleh tRNA, beberapa asam amino mempunyai
lebih dari satu molekul tRNA yang spesifik. Hal ini khususnya terdapat pada asam
amino yang dikode oleh beberapa kodon.
1. Tempat perlekatan asam amino: Setiap molekul tRNA mempunyai satu
tempat perlekatan untuk setiap asam amino spesifik di ujung 3'-nya. Asam
amino yang melekat pada molekul tRNA dianggap teraktivasi.
2. Antikodon: Setiap molekul tRNA juga mengandung rangkaian nukleotida tiga-
basa – antikodon – yang mengenali kodon spesifik pada mRNA. Kodon ini
menentukan insersi ke dalam rantai peptide asam amino (dibawa oleh molekul
tRNA tersebut) yang sedang tumbuh. Karena kemampuannya membawa asam
amino yang spesifik dan mengenali kodon untuk asam amino tersebut, tRNA
disebut sebagai molekul adaptor)
C. Aminoasil-tRNA sintetase
Famili enzim ini dibutuhkan untuk melekatkan asam amino pada tRNA yang
sesuai. Setiap anggota famili enzim ini mengenali asam amino yang spesifik dan
tRNA yang berhubungan dengan asam amino tersebut. Karena itu, enzim-enzim ini
mengimplementasikan kode genetik karena enzim ini bertindak sebagai kamus
molecular yang dapat membaca kode 3 huruf asam nukleat dan kode 20-huruf
asam amino. Setiap aminoasil-tRNA sintetase mengatalisis reaksi 2 tahap yang
menghasilkan perlekatan kovalen gugus karboksil dari asam amino ke ujung 3'
tRNA yang sesuai.
D. RNA Messenger (mRNA)
mRNA khusus yang dibutuhkan sebagai cetakan untuk sintesis rantai polipeptida
yang diinginkan harus tersedia.
E. Ribosom yang kompeten secara fungsional
Ribosom adalah kompleks protein dan rRNA yang besar. Ribosom terdiri dari 2
subunit—1 besar dan 1 kecil—yang ukurannya relative diberikan sesuai koefisien
sedimen atau nilai S (Svedberg). Ribosom prokariotik subunit 50S dan 30S
keduanya membentuk ribosom dengan nilai 70S. Ribosom eukariotik subunit 60S
dan 40S membentuk ribosom 80S. Ribosom prokariotik dan eukariotik mempunyai
struktur dan fungsi yang serupa, dan disebut sebagai “pabrik” tempat terjadinya
sintesis protein.
F. Faktor protein
Faktor inisiasi, elongasi, dan terminasi (atau pelepasan) dibutuhkan untuk sintesis
peptida. Beberapa factor protein ini melaksanakan fungsi katalisis, sementara
faktor lainnya menstabilkan pengangkat sintesis.
G. ATP dan GTP dibutuhkan sebagai sumber energi
Pemutusan empat ikatan berenergi tinggi dibutuhkan untuk penambahan satu asam
amino kedalam rantai polipeptida yang sedang tumbuh. Molekul ATP dan GTP
dibutuhkan untuk inisiasi dan terminasi sintesis rantai polipetida.
GAMBAR 3
Formasi aminoasil-tRNA[3]
III. TAHAPAN TRANSLASI[2]
Sebagaimana transkripsi, proses translasi
dapat digambarkan dengan cara lebih
mudah bila kita membaginya menjadi 3
fase, yaitu inisiasi, elongasi dan
terminasi. Translasi adalah proses yang
dinamis dan berkesinambungan
(kontinyu), pada satu gen dapat terjadi
proses inisiasi, elongasi dan terminasi pada
saat yang bersamaan.
A. Inisiasi
1. Mula-mula subunit kecil ribosom harus
menempel di tempat tertentu pada
mRNA, dan dapat menempel bila ada
IF (initiation factors). Ada tiga
macam IF, yaitu : IF3, IF2, IF1, dan
GTP melekat pada IF2. Urutan tempat
menempelnya subunit kecil itu juga
dinamakan urutan Shine-Dalgarno,
mengandung hanya nukleotida purin.
Biasanya 10 bp terdapat kode
pembukaan AUG.
2. Setelah melekat, dengan bantuan
protein lain, tRNA yang telah diisi
dengan asam amino formilmethionin
masuk ke tempat P dan yang IF3
dilepas. Kodon awal AUG adalah
kodon untuk metionin, oleh karena itu, tRNA yang pertama yang melekat adalah
yang bermuatan metionin. Tetapi pada bakteria metionin ini dimodifikasi dengan
substitusi gugus formil (-COH) pada salah satu atom H sehingga menghasilkan N-
GAMBAR 3
Formasi Kompleks Inisiasi pada
bakteria [4]
formilmetionin. Substitusi ini akan memblok gugus amino pada asam amino
sehingga tidak dapat berpartisipasi dalam pembentukan ikatan peptida. Dengan
kondisi demikian maka rantai peptida hanya dapat terbentuk dengan arah amino ke
karboksil. Struktur pertama pada inisiasi terutama terdiri atas mRNA, subunit 30S,
dan tRNAfmet yang telah diaminoasilasi. Struktur ini disebut kompleks pembukaan.
3. Kompleks pembukaan selanjutnya akan dikombinasikan dengan subunit besar.
Pada proses ini IF 2 dan IF 1 akan dilepas, sedang GTP akan dihidrolisis menjadi
GDP. Peristiwa hidrolisis ini menghasilkan tenaga yang diperlukan untuk
penggabungan. Dengan menempelnya subunit besar maka aribosom ada dua
tempat yang berhubungan dengan mRNA yaitu tempat peptidil atau P, tempat
aminoasil atau A, dan satu tempat lain yang tidak dilewati mRNA yaitu E (exit).
Pada tempat P sudah terdapat tRNAfmet. Tempat A terletak pada kodon kedua dari
mRNA, masih kosong. Terbentuknya kompleks ini menandai berakhirnya inisiasi.
B. Elongasi
Tahap elongasi terbagi dalam enam langkah.
1. Kita tahu bahwa tempat A masih kosong, tempat ini akan dimasuki oleh tRNA
yang sesuai dengan pasangan kodon pada mRNA yang ada di tempat A.
2. Bila tempat A telah terisi dengan aminoasilasi tRNA maka enzim peptidil
transferase akan mengkatalisis pembentukan ikatan peptida antara asam amino
yang ada di tempat P dengan asam amino yang ada di tempat A. aktivitas
katalisasi peptidil transferase merupakan tugas dari subunit besar. Pada saat yang
sama ikatan kovalen antara asam amino dan tRNA pada tempat P akan
terhidrolisis. Hasilnya adalah dipeptida yang masih melekat pada ujung 3’ dari
tRNA pada tempat A. Sebelum pemanjangan dilanjutkan tRNA yang berada di
tempat P dan sekarang sudah tidak berisi asam amino harus dilepaskan dari
subunit besar.
3. tRNA yang tidak berisi bersama dengan ujung satu peptida bergerak ke tempat E.
gerakan ini diikuti oleh keseluruhan kompleks mRNA-tRNA-aa1-aa2 ke arah posisi
P. gerakan ini menyebabkan tempat A kosong, yang ada di A adalah triplet ketiga
mRNA.
4. Setelah tempat A kosong maka tRNA lain yang sesuai dengan triplet ketiga akan
masuk ke tempat A.
5. Pada langkah ini dibentuk ikatan peptida dibentuk ikatan peptida antara asam
amino kedua dari dipeptida yang telah ada dan berada di tempat P dengan asam
amino baru yang ada di tempat A. Maka terbentuklah tripeptida. Langkah 5
merupakan pengulangan langkah 3 sampai 4 terus-menerus.
6. Bila rantai polipeptida dengan ukuran tertentu telah terbentuk yaitu sekitar 30
asam amino, maka akan dikeluarkan dari bagian bawah subunit besar. Tetapi
keluarnya rantai polipeptida ini tidak berarti berakhirnya pemanjangan.
Pemanjangan akan terus berlangsung dengan mengulang langkah 5 dan 6.
Sebagaimana kita lihat bahwa RNA ada di subunit kecil, ini menunjukan bahwa
tugas subunit kecil adalah mengartikan kode triplet. Sedang tugas subunit besar
adalah mensintesis ikatan peptida.
C. Terminasi
Fase terakhir dari translasi adalah
terminasi. Terminasi terjadi bila yang
masuk ke tempat A adalah segmen
mRNA dengan kodon penutup. Bila
kodon tersebut masuk ke A maka
berakhirlah pemanjangan, karena tidak
ada lagi tRNA bermuatan asam amino
yang masuk. Tetapi masih ada tRNA
yang berada di tempat P, sedang
tempat A kosong. Mekanisme
pengakhiran ini dibagi menjadi dua
langkah.
GAMBAR4
A Perlekatan pada tRNA aminoasil kedua; B Formasi dari ikatan peptida pertama; C Translokasi [4]
1. Kodon stop memberi tanda GTP-dependent release factors untuk beraksi. Dengan
aksi polipeptida ini akan lepas dari tRNA terakhir (terminal).
2. Bila polipeptida telah pisah, maka tRNA tersebut akan dilepas dari ribosom, dan
selanjutnya akan berdesosiasi. Dengan demikian berakhirlah translasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Champe, P.C., Harvey, R.A., Ferrier, D.R., 2005, Biokimia Ulasan Bergambar Edisi 3:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. pp 508, 528-534
2. Irawan, Bambang., 2008, Genetika Molekuler : Airlangga University Press, Surabaya.
pp 70-71, 101-105
3. Murray R. K, Granner D. K, Rodwell V. W. Harper’s Illustrated Biochemistry. 26th
edition [pdf] pp. 359 - 360
4. Nelson, D.L., Cox, M.M., 2005, Lehninger Principles of Biochemistry 4th Edition[pdf],
pp 1056, 1059-1060, 1062
GAMBAR 5
Terminasi sintesis protein pada bakteri [4]