Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

14
1 | SINTESIS IODOFOROM ST.RUSNIATY ONEMAY 15020110356 ISMAIL 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam dunia pengobatan begitu banyak senyawa kimia yang digunakan. Namun, jika bahan tersebut terus menerus diambil dari alam maka bahan alam akan mengalami kekurangan. Hal ini dapat menjadi suatu tantangan bagi para ahli farmasis untuk mensintesis bahan alam tersebut. Salah satunya bahan yang disintesis ialah iodoform. Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi sebagai desinfektan dan antiseptik. Karena kegunaannya yang cukup luas itulah maka setiap mahasiswa farmasi dituntun untuk mengetahui dan memahami reaksi pembentukan iodoform tersebut. Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesis berdasarkan reaksi halogenasi, dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton dan menggunakan bantuan natrium hidroksida. Prinsip dari reaksi pembentukan iodoform adalah berdasarkan reaksi halogenasi yaitu dimulai dengan pembentukan atom radikal bebas dari halogen. Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi sebagai desinfektan dan antiseptik Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari

Transcript of Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

Page 1: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

1 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam dunia pengobatan begitu banyak senyawa kimia yang

digunakan. Namun, jika bahan tersebut terus menerus diambil dari alam maka

bahan alam akan mengalami kekurangan. Hal ini dapat menjadi suatu tantangan

bagi para ahli farmasis untuk mensintesis bahan alam tersebut.

Salah satunya bahan yang disintesis ialah iodoform. Iodoform

merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi

sebagai desinfektan dan antiseptik. Karena kegunaannya yang cukup luas itulah

maka setiap mahasiswa farmasi dituntun untuk mengetahui dan memahami

reaksi pembentukan iodoform tersebut.

Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesis berdasarkan

reaksi halogenasi, dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton

dan menggunakan bantuan natrium hidroksida. Prinsip dari reaksi pembentukan

iodoform adalah berdasarkan reaksi halogenasi yaitu dimulai dengan

pembentukan atom radikal bebas dari halogen.

Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam

bidang farmasi sebagai desinfektan dan antiseptik Antiseptik merupakan zat

yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit,

mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan desinfektan merupakan zat

yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari

Page 2: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

2 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

2

mikroba. Iodoform kadang-kadang sebagai antiseptik dan desinfektan di bidang

kedokteran gigi.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara pembuatan senyawa-senyawa halogen dari metana

dengan sintesis iodoform?

C. Maksud praktikum

Adaupun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mensintesis iodoform

dan memperoleh persen rendamennya.

D. Tujuan praktikum

Adapun tujuan Membuat kristal iodoform dengan mereaksikan

antara kristal iodium dan aseton yang ditambahkan NaOH sebagai katalisator,

sampai terbentuk kristal kuning direkritalisasi dengan alkohol dan dihitung

rendamennya.

E. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu mengetahui sintesis iodoform

dan cara memperoleh persen rendamennya.

Page 3: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

3 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Iodine merupakan unsur halogen yang reaktif, dan berbentuk

padat berwarna biru hitam pada suhu kamar, serta dalam bentuk murninya

iodine mrupakan senyawa yang bersifat racun. Seperti sifat halogen lainnya ,

iodine mudah beraksi dengan unsur – unsur lain, dapat larut dalam air. Selain

itu, iodine juga larut dengan cepat dalam larutan natrium iodide (Sunardi,90).

Yodida merupakan obat tertua yang digunakan untuk pengobatan

hipertiroidisme sebelum ditemukan berbagai macam antitiroid. Meskipun iodide

dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk biosintesis hormone tiroid, dalam jumlah

yang berlebihan yodida dapat menyebabkan goiter dan hipertiroidisme pada

orang sehat (Whardini BP,429).

Di alam, iodine terdapat dalam bentuk senyawa – senyawa yang

banyak tersebar di dalam air laut, tanah dan batuan. Selain itu iodine juga

terdapat dalamjaringan tubuh organisme laut (misalnya dalam ganggang laut)

dan dalam garam Chilli yang mengandung 0,2 5 natrium iodat (NaIO3)(Sunardi,:

90).

Senyawa iodium yang terbanyak di alam adalah NaNIO3 yang

bercampur dengan NaNO3. Yodium, meskipun padat, mudah menyublim karena

mempunyai tekanan uap yang tinggi. Untuk mendapatkan yodium, pisahkan

NaNIO3 dengan NaNO3 dengan mengkristalkan NaNO3, kemudian ditambahkan

reduktor NaHSO3(Lestari: 86).

Page 4: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

4 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

4

Secara umum kegunaan Iod antara lain : (Achmad, : 74)

a. Obat – obatan

b. Pembuatan zat warna

c. Quartz-Yod untuk bola lampu; NH4I untuk lensa

d. Polaroid; AgI untuk fotografi.

Beberapa kegunaan spesifik iodine : (Sunardi, : 91).

a. Natrium iodide (NaI) yang digunakan dalam garam dapur berfungsi untuk

mencegah penyakit gondok.

b. Iodoform (CHI3) digunakan sebagai desinfektan (untuk mengobati penyakit

borok).

c. Digunakan dalam industri tapioca.

d. Larutan iodine dalam alcohol digunakan sebagai obat luka.

e. Radioisotope iodine digunakan dalam bidang kedokteran dan penelitian.

f. Beberapa jenis senyawa iodine digunakan sebagai oksidator.

Iodoform bila kontak dengan tubuh melepaskan iodium secara

berangsur dan iodium inilah yang diharapkan bersifat bakterisid. Iodium adalah

suatu zat yang bersifat bakteriostatik non selektif . sediaan yang mengandung

zat ialah iodium tinktur dan lugol. Iodium tinktur berwarna coklat, dapat

menyebabkan iritasi, vesikulasi kulit, kadang-kadang kulit dapat mengelupas.

Karena toksik dan mudah diperoleh, zat ini sering dipakai untuk percobaan

bunuh diri. Bila terjadi intoksikasi, akan timbul iritasi saluran cerna terdapat

banyak karbohidrat (Ganiswarna: 519).

Iodroform merupakan senyawa organik yang dalam bidang

kedokteran gigi masih kadang-kadang digunakan sebagai antiseptik dan

desinfektan. Desinfektan adalah zat-zat yang bekerja bakterisid yang digunakan

Page 5: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

5 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

5

untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba, tetapi juga dipakai pada

produk eksresi orang sakit. Zat ini juga bekerja mematikan pada hampir semua

sel hidup lainnya. Sedangkan antiseptik umumnya bekerja bakteriostatik.

Biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan infeksi

pada luka. (Ebel: 97).

Reaksi dapat dipercepat dengan penambahan asam atau

basa. Telah ditemukan bahwa kecepatan halogenasi suatu keton berbanding

langsung dengan konsentrasi asam yang ditambahkan, tetapi tidak bergantung

pada konsentrasi atau jenis halogen yang digunakan (klor, brom, atau iod).

Halogenasi terhadap keton asimetris seperti metil propil keton memperlihatkan

bahwa orientasi halogenasi terjadi lebih dominan terhadap karbon yang lebih

tersubstitusi. Di dalam halogenasi terkataliss basa terhadap keton, ditemukan

juga bahwa kecepatan reaksi sama sekali tidak tergantung pada konsentrasi

dan identitas halogen (Fessenden: 257).

B. Uraian Bahan

1. Aqua Destillata (Dirjen POM, Hal 96)

Sinoni Nama Resmi : aquades, air suling

Rumus Rumus Molekul : H2O

Berat M Berat molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,tidak

berasa

Penyi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Penggu Kegunaan : Sebagai pencuci iodoform

2. Natrii Hydroxydum (Dirjen POM, Hal 412)

% Unsur Penyusun :97,5 % alkali jumlah dihitung sebagai NaOH dan

tidak lebih dari 2,5 % Na2CO3.

Sinonim : Natrium Hidroksida

Page 6: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

6 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

6

RM / BM : NaOH /40,00

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,

kering, keras, rapuh, dan menunjukkan susunan

hablur; putih, mudah meleleh, mudah basah, sangat

alkalis dan korosif segera menyerap karbondioksida.

Kelarutan :Sangat mudah larutdalam air dan etanol (95 %)

P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Penggunaan : Sebagai katalisator

3. Iodum (Dirjen POM, Hal 763)

Nama Lain : Iodium

RM : I2

BM : 126,1

Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti

logam; hitam kelabu; bau khas.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air,13

bagian dalam etanol 95 % P, dalam lebih kurang 80

bagian gliserol P, dan dalam lebih kurang 4 bagian

karbondisulfida P; larut kloroform P dan

karbontetraklorida P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai bahan dasar pembuatan iodoform.

4. Aseton (Dirjen POM, Hal 655)

Sinonim : Aseton.

Rumus kimia : (CH3)2CO

Bobot moleku l : 58,08

Pemerian :Cairan jernih tidak berwarna tida berwarna,mudah

menguap bau khas, mudah terbakar

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol 95 % P,

dengan eter P dan dengan

kloroform P, membentuk larutan jernih.

Titik didih : 55.5-57o C

Page 7: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

7 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

7

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai bahan dasar pembuatan iodoform

5. Iodoform (Dirjen POM, Hal 316)

Sinonim : Iodoform

RM : CHI3

BM : 394

Pemerian : Kepingan kuning hijau atau serbuk mikro halus;

bau khas dan sangat melekat.

Kelarutan : Hampir apat larut dalam air, melarut dalam 67

bagian spritus, dalam 6,1 bagian eter, dalam 20

bagian oleum olivarum dan dalam 1000 bagian

gliserol

Suhu lebur : 119oC sampai 120oC

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Antiseptikum

Penggunaan : Sebagai bahan yang disintesis

D. Prosedur Kerja

1. Penuntun Praktikum (Rusli, 2007)

Dalam labu alas datar 500 ml ditaruh 10 gram iodium, tambah 10 gram aseton.

Tambahkan sedikit-sedikit dari corong pisah larutan NaOH sebanyak ± 20 ml.

(bila terjadi panas dinginkan dibawah kran atau bungkus dengan lap basah).

Segera setelah terbentuk kristal kuning diberi air yang banyak (± 300 ml)

Segera saring dengan corong Buchner

Cuci kristal kuning tersebut sampai filtrat tidak bereaksi alkalis lagi baru boleh

direkristalisasi dengan alcohol

Tentukan titik leburnya.

Page 8: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

8 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

8

2. Kuliah dan praktika Kimia Farmasi Preparatif (Reksohadiprodjo,

Samhoedi. 1976)

Dalam 500 cc labu alas datar ditaruh 10 gram iodium tambah 10 gram aseton.

Tambahkan sedikit-sedikit dari corong pisah larutan NaOH sebanyak ± 20 cc.

(Resenter peratus-bila terjadi panas didinginkan di bawah air kran atau bungkus

dengan lap basah.

Segera setelah terjadi kristal kuning diberi air yang banyak ± 300 cc.

Segera saring dengan corong buchner.

Cuci kristal kuning tersebut sampai filtrate tidak bereaksi alkalis lagi baru boleh

direkristalisasi dengan alcohol.

Selidiki titik leburnya.

Page 9: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

9 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

9

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

A. Alat yang dipakai

Adapun alat yang di pakai adalah Batang pengaduk, Corong pisah,

Erlenmeyer. Gelas ukur 50 ml, Gelas kimia 500 ml, Labu alas datar 500 ml,statif,

pipet tetes, Sendok tanduk, dan Timbangan analitik.

B. Bahan yang digunakan

Alumunium foil, alkohol, Air suling ,Aseton, Iodium, Kertas timbang, Kertas

saring, dan Natrium hidroksida 8 N.

C. Cara Kerja

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Ditimbang iodium dengan

menggunakan timbangan analitik sebanyak 5 gram. Ditimbang aseton sebanyak 5

ml. Dipipet NaOH 8 N sebanyak 20 ml. Kemudian Iodium dimasukkan ke dalam labu

alas datar kemudian tambahkan aseton dan homogenkan hingga iod melarut.

Setelah itu dimasukkan larutan NaOH ke dalam corong pisah,rekatkan corong pisah

pada statif dan titrasi dengan larutan iod tetes per tetes hingga terbentuk kristal

kuning. setelah terbentuk kristal kuning, penambahan NaOH dihentikan dan

langsung ditambahkan air sebanyak 100 ml. Diaduk hingga kristal kuning terbentuk

seluruhnya. Kristal kuning iodoform disaring dengan menggunakan corong yang

telah di lapisi kertas saring, kemudian dikeringkan. Setelah kering ditimbang berapa

berat iodoform yang didapatkan. Kemudian Dihitung rendamennya.

Page 10: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

10 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

10

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

1. Tabel hasil pengamatan

2. Perhitungan

% Rendamen = Titik lebur praktek x 100%

Titik lebur teori

% Rendamen = Berat Praktek x 100%

Berat teori (Awal)

Berat Praktek = (Berat kertas saring + iod ) – berat kertas saring

= 1,3 g - 1,9 g

= 0,6 g

% Rendamen = 138 x 100%

144

= 95,833 %

% Rendamen = 0,6 g x 100%

1 g

= 12,6 %

Berat Kertas

saring

Berat kertas

saring + sampel

Berat sampel

0,6 g 1,3 g 1,9 g

Page 11: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

11 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

11

B. Pembahasan

Iodoform merupakan senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin

dengan etanol/aseton dan asetildehida dalam suasana basa. Untuk membuat

iodoform dari aseton digunakan reaksi elektrofilik.

Pada percobaan sintesa iodoform ini dilakukan pembuatan iodoform yang

diperoleh dari hasil reaksi antara aseton dan iodium dengan menggunakan NaOH

sebagai katalisator yang akan mempercepat jalannya reaksi.

Pada percobaan ini pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan di

gunnakan kemudian ditimbang 5 gram iod menggunakan alfol pada timbangan

analitik,masukkan iod kedalam labu alas bulat lalu ditutp dengan menggunakan alfol.

Ini di maksudkan agar labu alas bulat tidak di tembusi cahaya karena jika terkena

cahaya maka iod tidak akan terhidrolisis. Di timbang lagi 5 ml aseton dan masukkan

ke dalam labu alas datar kemudian aduk hingga iod melarut.campuran iod dan

asetot akan mengeluarkan asap dan berwarna coklat tua. Penggunaan labu alas

datar supaya dapat berdiri tanpa dipegang. Kemudian, rekatkan corong pisah pada

statif. ukur 20 ml NaOH 8 N dalam gelas ukur dan masukkan kedalam corong pisah.

Titrasi larutan NaOH sedikit demi sedikit (lewat corong pisah) kedalam larutan iod

hingga terbentuk Kristal berwarna kunig. Penambahan NaOH harus hati-hati karena

jika NaoH berlebihan maka tidak akan terbentuk Kristal kuning.

Pada percobaan harus di siapkan baskom yang berisi es batu kerena

larutan iod bersifat panas,sehingga sesekali dalam proses melarutkan iod dengan

asetot masukkan labu alas datar kedalam baskom yang berisis es batu tersebut,ini

di maksudkan unutk menghindari kecelakaan dalam praktikum.

Page 12: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

12 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

12

Fungsi dari penambahan NaOH adalah untuk menghasilkan kristal iodoform

berwarna kuning. Setelah itu, dengan segera ditambahkan 100 ml air yang mana ini

di maksudkan untuk mengencerkan NaOH yang mungkin berlebih dan untuk

mencegah kecepatan terhidrolisisnya iodoform yang terbentuk. Hasil kristal kuning

yang diperoleh dan telah ditambahakan air segera disaring dengan corong.

Kemudian kristal dicuci sampai filtrat tidak bereaksi alkalis, atau bebas NaOH karena

sisa NaOH dikristal dapat menyebabkan penguraian iodoform pada waktu kristalisasi

dengan alkohol.

Jadi mengurangi kecepatan hidrolisisnya iodoform yang terjadi dengan

NaOH. Kristal segera disaring agar filtrat tidak bereaksi alkalis lagi, karena dengan

adanya suasana alkalis jika pada saat rekristalisasi dengan alcohol maka iodoform

akan terurai dan kemungkinan akan dibebaskan iodium yang terlihat dengan

berwarna coklatnya larut. Tetapi pada percobaan ini kami tidak menggunakan

alcohol.

Pada percobaan ini didapatkan % rendamen yaitu 12,6 % adapun

kesalahan-kesalahan yang terjadi yang menyebabkan hasil yang diperoleh tidak

sempurna dan tidak sesuai dengan teori karena pada saat pencampuran aseton

dengan iodium yang tidak merata, sehingga tidak terbentuk kristal kuning yang

sempurna.

Page 13: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

13 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

13

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Data dari hasil praktikum maka dapat disimpulkan yaitu % rendamen yaitu

12,6 %.

Penggunaan labu alas datar sebenarnya tidak di benarkan dalam prosedur

tetapi hal ini hanya di maksudkan untuk memudahkan dalam proses

pengadukkan,dalam hal ini ketepatan dalam memilih alat dan bahan yang

akan di gunakan.

Labu alas datar yang berisi larutan iod harus di bungkus dengan alfol agar iod

tidak terkena cahaya langsung,karena jika iod terkena cahaya langsung

maka iod tidak dapat terhidrolisis dengan baik.

Penggunaan NaOH adalah sebagai katalisator tetapi penggunaan yang

berlebihan akan mengakibatkan tidak terbentuknya kristalisasi.

Penambahan air suling di maksudkan untuk mengencerkan NaOH yang

mungkin berlebih dan mengurangi kecepatan terhidrolisasinya iodoform.

B. Saran

Dalam proses penyaringan Kristal kuning sebaiknya menggunakan corong

Buchner,penggunaan corong biasa akan mengakibatkan ketidak efisien.

Page 14: Sintesis Iodoforom_Rusniaty Gunawan

14 | S I N T E S I S I O D O F O R O M

ST.RUSNIATY ONEMAY

15020110356

ISMAIL

14

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H.2001.Kimia Unsur dan Radiokimia.PT.Citra Aditya Bakti:Bandung.

Ditjen Pom.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

Ebel, Siegrfried.1992.Obat Sintetik. Buku Ajar Dan Buku Pegangan.Gadjah Mada

University Press : Yogyakarta.

Fessenden & Fessenden.1995.Kimia Organik Edisi ketiga.Penerbit Erlangga :

Jakarta.

Lestari, S.2004.Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia.Kawan Pustaka :Bandung.

Raksohadiprodjo, Samboedi. 1976. Kuliah dan Praktika Kimia Farmasi Preparatif.

UGM. Yogyakarta.

Rusli., 2007.Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis I. Universitas Muslim

Indonesia:Makassar.

Sunardi., 2006.116 UNSUR KIMIA, Deskripsi dan Pemanfaatannya.Penerbit Yrama

Widya:Bandung.