Sintesa Tindakan OPA

4
Resume Sintesa Tindakan Kegawatdaruratan dan Kritis “Oropharingeal tube” Oropharyngeal tube/mayo/gudel adalah suatu alat yang terbuat dari karet bengkok atau plastik yang dimasukkan melalui rongga mulut ke pharyng posterior untuk menetapkan atau memelihara kepatenan jalan nafas. Adapun indikasi pemasangan OPA diantaranya pemeliharaan jalan nafas pasien dalam ketidaksadaran, melindungi endotracheal tube dari gigitan, memfasilitasi suction pada jalan nafas. Sedangkan kontraindikasi tindakan ini yaitu tidak boleh diberikan pada pasien dengan keadaan sadar ataupun semi sadar karena dapat merangsang muntah, spasme laring, dan harus berhati-hati bila terdapat trauma oral. Adapun tujuan pemasangan meliputi membebaskan jalan nafas, mencegah lidah jatuh atau melekat pada dinding posterior pharing, dan memudahkan penghisapan lendir. Beberapa prinsip pemasangan sebagai berikut: 1. Pemasangan menggunakan prinsip bersih baik itu dari peralatan dan lingkungan 2. Cara pemasangan yang tidak tepat dapat mendorong lidah ke belakang atau apabila ukuran terlampau panjang, epiglotis akan tertekan sehingga menyebabkan jalan nafas tersumbat 3. Hindarkan terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan alat 4. Jangan gunakan alat ini pada pasien dimana refleks faring masih ada karena dapat menyebabkan muntah dan spasme laring.

description

opa

Transcript of Sintesa Tindakan OPA

Resume Sintesa Tindakan Kegawatdaruratan dan KritisOropharingeal tube

Oropharyngeal tube/mayo/gudel adalah suatu alat yang terbuat dari karet bengkok atau plastik yang dimasukkan melalui rongga mulut ke pharyng posterior untuk menetapkan atau memelihara kepatenan jalan nafas. Adapun indikasi pemasangan OPA diantaranya pemeliharaan jalan nafas pasien dalam ketidaksadaran, melindungi endotracheal tube dari gigitan, memfasilitasi suction pada jalan nafas. Sedangkan kontraindikasi tindakan ini yaitu tidak boleh diberikan pada pasien dengan keadaan sadar ataupun semi sadar karena dapat merangsang muntah, spasme laring, dan harus berhati-hati bila terdapat trauma oral.Adapun tujuan pemasangan meliputi membebaskan jalan nafas, mencegah lidah jatuh atau melekat pada dinding posterior pharing, dan memudahkan penghisapan lendir. Beberapa prinsip pemasangan sebagai berikut:

1. Pemasangan menggunakan prinsip bersih baik itu dari peralatan dan lingkungan2. Cara pemasangan yang tidak tepat dapat mendorong lidah ke belakang atau apabila ukuran terlampau panjang, epiglotis akan tertekan sehingga menyebabkan jalan nafas tersumbat

3. Hindarkan terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan alat

4. Jangan gunakan alat ini pada pasien dimana refleks faring masih ada karena dapat menyebabkan muntah dan spasme laring.5. Perawatan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan mulut setiap 2 sampai 4 jam jika dibutuhkan. Oropharyngeal tube dapat direndam di baskom yang telah diisi air kemudian dibilas dengan larutan hydrogen peroxida dan air.

Prosedur Pelaksanaan

1. Persiapan pasien dan keluarga :

a) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan

b) Menjelaskan prosedur tindakan termasuk selama pemasangan oropharing tube pasien tidak diperbolehkan makan dan minum

c) Memberikan posisi sesuai kebutuhan

2. Langkah tindakan

a) Perawat memakai handschoen

b) Membuka mulut pasien, tahan lidah dengan menggunakan tongue spatel

c) Bersihkan mulut dengan kassa steril

d) Masukkan oropharing tube melalui rongga mulut dengan ujung mengarah ke palatum

e) Setelah masuk dinding belakang pharing lalu putar oropharingeal tube 180 sampai posisi ujung mengarah ke oropharing

f) Lakukan fiksasi dipangkal oropharing tube dengan plester tanpa menutup lubang oropharing tube

g) Berikan posisi yang nyaman

h) Rapikan pasien dan alat-alat

i) Buka handschoen dan cuci tangan

j) Membuat catatan keperawatan meliputi :

1) Keadaan umum pasien

2) Tindakan dan hasil setelah dilakukan

3) Tanda-tanda vital4) Pola nafasReferensiPotter & Perry, 2002, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik Volume 2, Edisi 4, Jakarta: EGC

Simon, R. & Brenner, B. (2004). Emergency procedures and techniques. (3rd ed). Baltimor : William & Wilkins.

Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8, Jakarta : EGC