Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

22
1 Singapore River Singapore River merupakan sungai yang membentang dari Central Area menuju Central Region yang terletak di sebelah selatan Singapura dan berakhir di laut. Central Area merupakan central business district sehingga daerah sekitarnya berkembang menjadi daerah komersial. Singapore River merupakan sungai yang paling terkenal di Singapura. Singapore River memiliki sejarah yang sangat kental. Sungai ini merupakan tempat pertama kali Raffles membangun pelabuhan perdagangan di Singapura. Singapore River merupakan salah satu obyek wisata air yang menawarkan gaya hidup baru bagi masyarakat Singapura. Singapore River dahulu merupakan tempat yang tidak terawat. Namun dalam rangka memperbaiki kualitas hidup masyarakat Singapura yang meliputi berbagai aspek, terutama aspek perkotaan, pemerintah Singapura mencanangkan program pembenahan Singapore River yang diebut Singapore River Planning Area. Singapore River dibenahi dan dikembangkan melalui suatu proses yang sangat panjang menjadi tempat yang menawarkan berbagai fasilitas rekreasi. Boat Quay dan Clarke Quay sebagai bagian dari Singapore River yang berhasil dikembangkan dan layak menjadi contoh bagi perkembangan riverfront. Boat Quay and Clarke Quay saat ini merupakan kawasan yang identik dengan restaurant, pub dan club, sehingga menjadi tujuan wisata unggulan di Singapura.

description

Singapore's riverfront

Transcript of Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

Page 1: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

1 Singapore River

Singapore River merupakan sungai yang membentang dari Central Area menuju

Central Region yang terletak di sebelah selatan Singapura dan berakhir di laut. Central

Area merupakan central business district sehingga daerah sekitarnya berkembang

menjadi daerah komersial. Singapore River merupakan sungai yang paling terkenal di

Singapura. Singapore River memiliki sejarah yang sangat kental. Sungai ini merupakan

tempat pertama kali Raffles membangun pelabuhan perdagangan di Singapura.

Singapore River merupakan salah satu obyek wisata air yang menawarkan gaya

hidup baru bagi masyarakat Singapura. Singapore River dahulu merupakan tempat yang

tidak terawat. Namun dalam rangka memperbaiki kualitas hidup masyarakat Singapura

yang meliputi berbagai aspek, terutama aspek perkotaan, pemerintah Singapura

mencanangkan program pembenahan Singapore River yang diebut Singapore River

Planning Area. Singapore River dibenahi dan dikembangkan melalui suatu proses yang

sangat panjang menjadi tempat yang menawarkan berbagai fasilitas rekreasi. Boat Quay

dan Clarke Quay sebagai bagian dari Singapore River yang berhasil dikembangkan dan

layak menjadi contoh bagi perkembangan riverfront. Boat Quay and Clarke Quay saat

ini merupakan kawasan yang identik dengan restaurant, pub dan club, sehingga menjadi

tujuan wisata unggulan di Singapura.

Gambar 1.1 Peta Kawasan Singapore RiverSumber: www.google.com

Page 2: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

.

Dalam rencana penataan area Singapore River memiliki beberapa potensi dan

masalah. Beberapa potensi kawasan ini yaitu:

1. Terletak di dekat Central Business District (CBD) dan sabuk pertokoan Orchard

Road. Zona CDB merupakan distrik bisnis dan keuangan di Singapura, ditandai

dengan pencakar langit modern yang membubung tinggi di Raffles Place.

2. Dilayani oleh fasilitas jalan rateri yang memiliki hubungan langsung ke pusat

jalur cepat.

3. Adanya bangunan-bangunan penting dan bersejarah.

4. Masih ada lahan kosong yang luas, yang masih bisa dibangun untuk perbaikan

lingkungan dan perlengkapan fasilitas infrastruktur.

5. Keunikan bentuk sungai dan aktivitas di sekitarnya.

Sedang beberapa masalah yang timbul dalam penataan area yang muncul

diantaranya:

1. Adanya ketidaksesuaian penggunaan lahan, yaitu berdirinya industri dan gudang

berat di dekat area perumahan dan komersial.

2. Kurang baiknya hubungan pedestrian dengan area dan batas pergerakan atau

aktivitas riverfront.

Pemerintah Singapura mencoba untuk merubah area Singapore River dengan visi:

“Menciptakan koridor aktivitas yang berorientasi ke sungai dan mencerminkan karakter

sejarah unik area tersebut” dan dengan sasaran “Memperkuat fasilitas perbelanjaan,

Gambar 1.2 Penataan kawasan Clarke Quay menjadi daya tarik Singapore River Sumber : http://www.singaporedailyphoto.com

Page 3: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

rumah makan, rekreasi dan hiburan sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan”.

Sehingga terciptalah beberapa strategi perencanaan area Singapore River, yakni sebagai

berikut.

1. Land use

Mengembangkan daerah perencanaan ke dalam penggabungan antara area

permukiman dan komersial.

Mendorong pembangunan lingkungan industri dan gudang-gudangnya secara

bertahap dengan mengizinkan penggunaan fungsi nilai tanah yang lebih

tinggi.

2. Urbanscape/Lingkungan

Melindungi bangunan-bangunan dengan nilai arsitektural dan bangunan-

bangunan bersejarah.

Mendirikan focal point dan pusat-pusat aktivitas untuk menghasilkan

lingkungan yang atraktif bagi sub-sub wilayah yang berbeda-beda.

Menyediakan pedestrian dan tempat berjalan-jalan serta jembatan

menyeberangi “Merchant Road” dan sungai untuk pencapaian yang lebih

baik ke daerah bantaran sungai.

3. Transportasi

Menyediakan tempat berlabuh perahu sebagai fasilitas air (fasilitas sungai)

yang menunjang (berhubungan) dengan aktivitas di tempat tersebut.

Memperpanjang “Salbo Street” untuk menyeberangi sungai Singapura dan

memperlebar lembah sungai (River Valley Close) dan jalan Mohamed Sultan

untuk mengantisipasi penambahan volume lalu lintas.

Dari beberapa strategi perencanaan di atas, pemerintah Singapura pun mulai

membuat usulan perencanaan untuk area Singapore River, yakni sebagai berikut.

1. Usulan Land Use

Usulan penggunaan lahan untuk kawasan Singapore River sudah

diwujudkan ke dalam bentuk maket Singapura masa depan yang dipajang di

dalam URA Gallery. Di bawah ini merupakan gambar usulan penggunaan lahan

di Singapore River yang meliputi permukiman, komersial, industri, institusi,

ruang terbuka dan rekreasi, jalan dan infrastruktur, badan sungai dan lain-lain

sebagai ruang antar pendukung.

Page 4: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

2. Perumahan/Permukiman

Lahan yang direncanakan untuk permukiman diakomodasikan dapat

menampung sekitar 3.370 unit rumah berkembang melebihi yang direncanakan

yaitu ± 1000 rumah menunjukkan tingkat kepadatan unit rumah tinggal. Site

permukiman lama dan baru sebagian besar dilokalisasikan hingga melewati batas

Singapore River. Keseluruhan ketentuan tentang unit rumah di lokasi rencana

Singapore River dimuat dalam persyaratan konsep rencana.

Kesadaran akan keterbatasan tanah membuat warga Singapura rela tinggal

di rusun agar mereka mempunyai taman yang lebih luas untuk bermain atau

berolahraga. Rusun didesain sangat nyaman dilengkapi teknologi canggih,

kemudahan transportasi publik dan adanya jaminan keamanan pajak yang dibayar

tinggi oleh masyarakat, menjadikan tuntutan normal akan kenyamanan kehidupan

dan kesejahteraan sosial. Menempatkan pembangunan RTH kota sebagai salah

satu prioritas utama atas nama pelestarian lingkungan bukan tidak ada resiko.

Pemkot Singapura dengan cerdik menempatkan RTH sebagai bagian dari nilai

jual kota sehingga mau tidak mau semua pihak terlibat. Maka tak heran jika

warga Singapura dalam mencari tempat tinggal mengajukan dua pertanyaan,

setelah pertanyaan di mana lokasinya, pertanyaan kedua adalah bagaimana

tamannya.

Pemkot Singapura memiliki misi sederhana “Apabila Anda keluar rumah,

maka Anda berada di taman”. Misi ini dijabarkan dalam perencanaan dan

Gambar 1.3 Peta Land Use Singapore RiverSumber : www.google.com

Page 5: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

pelaksanaan rencana induk RTH secara konsisten, maka taman pun dibangun di

mana-mana. Ada berbagai alasan pemkot Singapura dalam membangun rusun

sebagai filosofinya. Keterbatasan luas lahan negara Singapura memaksanya

melaksanakan efisiensi di setiap konsep pembangunan. Pembangunan vertikal

berdampak pada efisiensi lahan terbangun dan menyediakan lahan cadangan

untuk pembangunan di masa mendatang (berupa lahan-lahan hijau terpelihara

siap bangun untuk anak cucu) dan peruntukkan RTH yang sangat besar.

3. Komersial

Percampuran antara toko, kantor dan pengembangan hotel yang

direncanakan untuk mentransformasikan area perencanaan Singapore River

menjadi sebuah koridor aktivitas yang hidup siang dan malam. Luasan daerah

komersial akan dikembangkan sekitar 400.000 m2. Kumpulan pengembangan

hotel yang ada di sepanjang Havelock Road akan diperkuat dengan banyak usulan

pengembangan hotel di lokasi tersebut.

4. Ruang Terbuka

Sebuah tempat berjalan yang ada di sepanjang kedua sisi Singapore River

yang direncanakan agar dapat menghasilkan pengalaman yang menyenangkan

bagi pejalan kaki di sepanjang Singapore River. Di Clarke Quay, pedestrian mall

dan jalur pejalan kaki direncanakan sebagai jalur penghubung (link) pada

riverfront. Jembatan penyeberangan di atas Merchant Road akan memperbaiki

jalur penyeberangan pada jalur sibuk ini. Ruang terbuka dan taman-taman

menjadi focal point dan memberikan pemandangan sehingga meningkatkan

kualitas lingkungan area ini.

5. Ketinggian Bangunan

Bangunan yang ada di tepi sungai ditetapkan maksimal 4 lantai. Hal ini

menciptakan tepian sungai yang rapat dan pedestrian yang menyatu dengan

bangunan konservasi. Di belakang bangunan 4 lantai yang lebih masuk ke daratan

tinggi, bangunan ditetapkan hingga 10 lantai. Pembangunan lebih jauh ke daratan

ditetapkan lebih tinggi dan diizinkan hingga 35 lantai. Tinggi bangunan, yang

berhubungan dengan KLB, menjadi perhatian utama dari teknik pengendalian

tinggi bangunan. Apabila dibutuhkan, maka dapat dibuat pembaharuan terhadap

peraturan tinggi bangunan pada zoning mikro untuk menyediakan guidelines

perancangan kota terhadap tinggi bangunan. Untuk area tanpa peraturan tinggi

Page 6: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

bangunan, tinggi bangunan yang diizinkan oleh pemerintah yang berkompeten

pada saat yang tepat.

Keberhasilan Singapore River menjadi suatu kawasan Recreational Waterfront

yang sangat terkenal didukung oleh keberhasilannya dalam pengolahan elemen-elemen

pendukung waterfront. Pengolahan elemen-elemen tersebut antara lain:

a. Pesisir

Sebagai kawasan riverfront, Singapore River tidak memiliki daerah pesisir.

Kawasan pesisir yang berupa tanah atau pasir yang landai dan langsung berbatasan

dengan air biasanya terdapat pada kawasan danau ataupun pantai. Oleh karena itu

pengolahannya dilakukan dengan menciptakan promenade-promenade yang baik.

b. Promenade/Esplanade

Promenade merupakan perkerasan di kawasan tepian air yang letaknya

sedikit diatas permukaan air. Promenade berfungsi sebagai tempat untuk berjalan-

jalan atau berkendara sambil menikmati pemandangan perairan. Singapore River

memiliki promenade disisi kanan dan kiri badan sungai. Promenade yang ada di

sepanjang kedua sisi Singapore River dibangun agar dapat menghasilkan

pengalaman yang menyenangkan bagi pejalan kaki di sepanjang Singapore River.

Di Clarke Quay, pedestrian mall dan jalur pejalan kaki direncanakan sebagai jalur

penghubung (link) pada riverfront.

Promenade yang terdapat di sepanjang Singapore River sangat nyaman untuk

dilewati para pejalan kaki. Selain terdapat pohon-pohon yang berjajar sebagai

Gambar 1.4 Promenade di sepanjang sisi Singapore River yang nyaman dan asriSumber: http://www.ambot-ah.com/singapore-river-photo-walk/

Page 7: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

penaungan, juga terdapat tempat duduk yang dapat digunakan untuk beristirahat

ketika lelah berjalan maupun untuk menikmati pemandangan sekitar Singapore

River. Promenade ini selalu ramai dilewati lalu lalang wisatawan maupun warga

sekitar yang ingin berjalan-jalan, berolahraga maupun hanya sekedar berfoto di tepi

Singapore River yang sangat terkenal ini. Keberadaan promenade sebagai salah

satu elemen pengolahan waterfront memiliki peran yang sangat besar bagi

keberlangsungan kawasan ini. Dengan adanya promenade yang nyaman akan

menghidupkan kawasan waterfront ini. Oleh karena itu keberadaan promenade

merupakan salah satu elemen wajib dalam pengolahan waterfront.

Ketika malam hari tiba, promenade-promenade di sekitar Singapore River

dihiasi dengan permainan lighting yang bagus sehingga semakin menambah

keindahan kawasan ini. Permainan cahaya di promenade berpadu dengan cahaya

lampu dari bangunan gedung di kawasan sekitarnya sehingga menjadi suatu

pemandangan yang cantik dan ditunggu para wisatawan.

c. Dermaga

Di kawasan Clarke Quay terdapat sebuah dermaga yang merupakan tempat

naik turunnya penumpang yang ingin menikmati keindahan Singapore River

melalui jalur laut. Disini berlabuh Singapore River Cruises serta Singapore River

Taxis yang dapat mengantarkan wisawatawan yang ingin menikmati pemandangan

di sepanjang Singapore River. Di sekeliling dermaga terdapat restauran dan pub-

pub yang dapat disinggahi wisatawan yang ingin menikmati Singapore River

sambil menikmati makanan dan minuman.

Gambar 1.5 Tata cahaya di The New Marina Bay Waterfront Promenade yang cantikSumber: http://www.flickr.com/photos/adforce1/4898048459/

Page 8: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

Pada malam hari kawasan dermaga di Clarke Quay juga memiliki tata cahaya

yang menawan. Lampu-lampu berwarna kuning keemasan dan merah menerangi

bangunan di sekitarnya. Bahkan tongkang yang digunakan sebagai restaurant

apung juga dimeriahkan oleh semarak lampu sehingga menarik minat wisatawan

untuk berlayar di malam hari. Permainan lighting yang baik merupakan magnet

tersendiri di kawasan Singapore River pada malam hari.

d. Jembatan

Di kawasan Singapore River terdapat dua buah jenis jembatan, yakni

jembatan untuk pejalan kaki (pedestrian bridge), serta jembatan untuk kendaraan

bermotor (vehicular bridge). Terdapat 7 buah pedestrian bridge yang terdapat di

sepanjang Singapore River, yakni Alkaff Bridge, Cavenagh Bridge, Jiak Kim

Bridge, Ord Bridge, Read Bridge, Robertson Bridge serta The Helix Bridge.

Sedangkan untuk vehicular bridges terdapat 7 buah jembatan, yakni Anderson

Bridge, Bayfront Bridge, Clemenceau Bridge, Coleman Bridge, Elgin bridge, Kim

Seng Bridge, dan Pulau Saigon Bridge.

Gambar 1.6 Dermaga di Clarke Quay yang selalu ramai oleh wisatawanSumber: http://www.flickr.com/photos/adforce1/4898048459/

Gambar 1.7 Penataan lightingClarke Quay di malam hari menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawanSumber: http://www.flickr.com/photos/adforce1/4898048459/

Page 9: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

Vehicular bridges merupakan jembatan yang digunakan oleh kendaraan

bermotor, sedangkan pedestrian bridges merupakan jembatan yang dilalui oleh

manusia. Jembatan ini menghubungkan antara promenade kedua sisi sungai

sehingga tercipta kesatuan dan hubungan yang harmonis antara kedua wilayah

yang saling berseberangan.

e. Pulau buatan/Bangunan air

Di sepanjang Singapore River tidak terdapat pulau buatan maupun bangunan

yang letaknya terpisah dari daratan.

Gambar 1.8 Anderson Bridge yang dikonservasi sehingga tetap terjaga keasliannyaSumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Anderson_Bridge

Gambar 1.8 Jmebatan0jembatan di Singapore RiverSumber: www.google.com

Page 10: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

f. Ruang terbuka (open space)

Ruang terbuka dan taman menyatu dengan promenade sehingga tercipta

kesatuan ruang yang mampu menarik minat wisatawan untuk datang ke tepi

Singapore River ini. Hanya saja luasannya tidak terlalu luas dan hanya merupakan

taman pasif yang ditanami pohon dan rumput. Sedangkan ruang terbuka berupa

area dengan beberapa sitting group yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas

yang beragam.

g. Aktivitas

Kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu di Singapore River adalah Singapore

River Festival yang diselenggarakan setiap tahun selama dua minggu berturut-

turut. Festival ini diadakan di sepanjang kawasan Singapore River. Terdapat

berbagai macam atraksi yang dapat dinikmati, yakni parade perahu, pergelaran seni

yang spektakuler, pertunjukkan sihir, berbagai amcam festival musik dan pesta.

Semuanya berpadu dengan pemandangan Singapore River yang indah. Festival ini

berlangsung dari pagi hingga malam hari dan selalu ramai dikunjungi wisatawan

dari seluruh dunia.

Boat Quay dan Clarke Quay

Boat Quay dan Clarke Quay sebagai bagian dari Singapore River yang berhasil

dikembangkan layak menjadi contoh bagi penataa kawasan riverfront. Boat Quay and

Gambar 1.9 Ruang terbuka di promenade menjadi tempat berkumpuldan bercengkrama pengunjungSumber: http://www.skyscrapercity.com

Gambar 1.10 Suasana kemeriahan Singapore River FestivalSumber: http://www.skyscrapercity.com

Page 11: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

Clarke Quay saat ini merupakan kawasan yang identik dengan restaurant, pub dan bar,

sehingga menjadi tujuan wisata unggulan di Singapura. Dahulu Boat Quay merupakan

ruko-ruko tua yang kemudian dikonservasi dan dialih fungsikan menjadi restaurant,

bar dan club. Kobservasi ruko-ruko tua dengan background bangunan pencakar langit

yang modern menjadikan pemandangan yang menjadi daya tarik tersendiri di kawasan

ini. Sedangkan Clarke Quay yang merupakan daerah gudang dan area loading barang

dirubah menjadi pusat hiburan, oleh-oleh, restauran, pub dan bar.

1. BOAT QUAY (Wikipedia)

Boat Quay is a historical quay in Singapore which is situated upstream from the

mouth of the Singapore River on its southern bank.

It was the busiest part of the old Port of Singapore, handling three quarters of all

shipping business during the 1860s. Because the south of the river here resembles the

belly of a carp, which according to Chinese belief is where wealth and prosperity lay,

many shophouses were built, crowded into the area.

Though serving aquatic trade is no longer Boat Quay's primary role,

the shophouses on it have been carefully conserved and now house various bars, pubs

and restaurants. Therefore Boat Quay's social-economic role in the city has shifted away

from that of trade and maritime commerce, and now leans towards more of a role

accommodated for tourism and aesthetics for the commercial zone of which encloses the

Singapore River. It is the soft front to the composolitian banking and financial sectors

lying immediately behind it.

Boat Quay is also the name of the road along the quay, which has since been

converted into a pedestrian mall.

History

Since the founding of modern Singapore in 1819, the Singapore River was the

artery for much of the island's trade and economic activities. The southbank of the

river, where most of the commerce took place, is known as Boat Quay.

In the 1820s, the area was swampy and built over with raft houses occupied by

local traders. It was reclaimed with earth taken from a small hill where Commercial

Square, now Raffles Place, stands.

As early as 1822, Sir Stamford Raffles had already designated the area south of

the river to be developed as a Chinese settlement. Boat Quay was completed in 1842

and the Chinese, mostly traders and labourers, settled there in large numbers.

Page 12: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

Conditions were squalid but Boat Quay flourished, rapidly exceeding in volume the

trade on the north bank where the Europeans had their offices, houses and government

buildings.

In the midst of Boat Quay were the trading offices of some of Singapore's

leading towkay (Hokkien for business owners) and philanthropists, such asTan Tock

Seng and Tan Kim Seng. The level of activity on the river was an indicator of the

island's economic status. In prosperous times, hundreds of bumboats would fight for

limited berthing space. Goods were carried from ships anchored in the river, to the road

by lighters and coolies. Traders bought and sold many items, from raw materials such

as rubber, tin, and steel, to perishables such as rice and coffee, and many other

manufactured goods.

Boat Quay was very resilient to change. Its role did not diminish even when a

new harbour was built at Tanjong Pagar in 1852. On the contrary, it continued to grow,

spurred on by the opening of the Suez Canal in 1869, when steamships started calling at

the port of Singapore. In fact, during that period, three quarters of Singapore's overall

trading business was transacted from Boat Quay.

Its decline really began in the 1960s, as mechanisation and computerisation

gradually usurped the bumboat's role in the shipping industry. In September 1983, the

government opened a modern, high-tech cargo centre in Pasir Panjang. This led to the

rapid demise of Boat Quay's river trade, as the highly mechanisedcontainer

port replaced the laborious and hazardous lighter system. Therefore, during the mid

1980s, after all the trading companies had moved out and the lighters removed, Boat

Quay was devoid of activity, with the river deserted.

In 1986, the Urban Redevelopment Authority announced plans to conserve Boat

Quay as part of a master plan for conserving the whole of the Singapore River and its

environs.

On 7 July 1989, an area encompassing South Bridge Road, Circular Road,

Lorong Telok and North Canal Road was gazetted. The two- and three-

storeyshophouses in that area, with their characteristic five-foot way beneath projecting

upper floors, were preserved and transformed into new businesses. The shophouses

and godowns along the river bank were restored in the 1990s and are now bustling

shops, restaurants and bars.

Page 13: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

2. CLARKE QUAY (Wikipedia)

Clarke Quay is a historical riverside quay in Singapore, located within the Singapore

River Planning Area. The quay is situated upstream from the mouth of the Singapore

River and Boat Quay.

Etimologi

Clarke Quay was named after Sir Andrew Clarke, Singapore's

second Governor and Governor of the Straits Settlements from 1873 to 1875, who

played a key role in positioning Singapore as the main port for the Malay states

of Perak, Selangor and Sungei Ujong.

Clarke Quay is also the name of a road along the quay, part of which has since

been converted into a pedestrian mall. Clarke Street, located next to Clarke Quay, was

officially named in 1896, and was originally two streets known simply as East Street

and West Street in north Kampong Malacca. Similar to Clarke Quay, Clarke Street has

since been converted into a pedestrian mall.

The Hoklos (Hokkien) refer to Clarke Street as gi hok kong si au, meaning

"behind the new Gi Hok Kongsi" (house). The new Gi Hok Kongsi was near Carpenter

Street. Another Chinesereference, which only refers to the Southern bank around Read

Bridge area, was cha chun tau (柴船头), meaning "jetty for boats carrying firewood".

Small tongkangs carrying firewood from

History

The Singapore River has been the centre of trade since modern Singapore was

founded in 1819. During the colonial era, Boat Quay was the commercial centre

where barge lighters would transport goods upstream to warehouses at Clarke Quay.

At the height of its prosperity, dozens of bumboats jostled for mooring space

beside Clarke Quay. This continued well into the later half of the 20th century. By this

time, the Singapore River had also become very polluted. The government decided to

relocate cargo services to a new modern facility in Pasir Panjang. The bumboats

and lorries departed to their new home and Clarke Quay fell silent.

Page 14: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay

The government then cleaned up the Singapore River and its environment from

1977 to 1987. Plans were made to revamp the area and turn it into a flourishing

commercial, residential andentertainment precinct. These plans took into serious

consideration the historical value of Clarke Quay, making it mandatory that new

buildings complement the historical character of the area and that certain old buildings

be restored.

Clarke Quay Festival Village, the biggest conservation project for the Singapore

River, was developed and officially opened on 10 December 1993. In later years,

Clarke Quay was managed and owned by CapitaLand.

Ten years later, works were commenced to revamp the Clarke Quay area in order

to give the place a better tenant mix. The development also saw major changes to the

exterior and riverside areas. The Satay Club and a number of establishments vacated

Clarke Quay to make way for new tenants. The upgraded Clarke Quay features

the Zirca, The Clinic, Forbidden City by the Indochine Group and the whole

development was completed in October 2006.

The Clarke Quay area at present is drastically different from the

preservation/conservation effort from 1993.

Today

Presently, five blocks of restored warehouses house

various restaurants and nightclubs. There are also moored Chinese junks (tongkangs)

that have been refurbished into floating pubs and restaurants. The Cannery is one of the

anchor tenants of the place. There are over 5 different concepts in one block. Another

anchor tenant, The Arena, will be home to Singapore's First Permanent Illusion Show

(starting August 2008) starring J C Sum and 'Magic Babe' Ning.[1] The G-MAX reverse

bungee, the first in Singapore, is located at the entrance which opened in November

2003. Notable restaurants and nightclubs include Hooters and Indochine. River

cruises and river taxis on the Singapore River can be accessed from Clarke Quay. One

of its most popular attractions is its exciting host of CQ's signature events happening

once every quarter. Clark Quay has become known as a hub of Singaporean nightclubs

including Zirca, and up until 2008, the Ministry of Sound.

Clarke Quay MRT Station is located within the vicinity. A new SOHO concept

development cum shopping centre called The Central, above the MRT station, was

completed in 2007. In July 2012, Hong Kong lifestyle retail store G.O.D. opened a

6,000 square foot flagship store in the Quay.[2]

Page 15: Singapore River, Clarke Quay, Boat Quay