SINERGISITAS TIGA PILAR (PEMERINTAH-MASYARAKAT...

12
Bahan Diskusi pada “Panel Komisi Keamanan” di Kegiatan Forum Rektor Indonesia (FRI), Universitas Sumatera Utara, Medan, 23-24 Januari 2015. SINERGISITAS TIGA PILAR (PEMERINTAH-MASYARAKAT-PENGUSAHA): Upaya Keamanan Maritim Oleh: Badaruddin (Dekan FISIP USU)

Transcript of SINERGISITAS TIGA PILAR (PEMERINTAH-MASYARAKAT...

Bahan Diskusi pada “Panel Komisi Keamanan” di Kegiatan Forum Rektor

Indonesia (FRI), Universitas Sumatera Utara, Medan, 23-24 Januari 2015.

SINERGISITAS TIGA PILAR

(PEMERINTAH-MASYARAKAT-PENGUSAHA):

Upaya Keamanan Maritim

Oleh:

Badaruddin (Dekan FISIP – USU)

Pendahuluan

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia (lebih dari 17.504 pulau, dan baru 13,466 yang diberi nama dan didaftarkan ke PBB); dikelilingi 95.181 km garis pantai, garis pantai kedua terpanjang di dunia setelah Kanada (Dahuri, 2014); berada diantara dua benua dan dua samudra.

Keadaan dan letak geografis Indonesia yang seperti itu membuat Indonesia berada pada posisi yang strategis dalam lingkup percaturan regional dan internasional (global).

Lautan yang begitu luas dengan keragaman kekayaan yang ada di dalamnya, merupakan berkah bagi bangsa Indonesia bila dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan segenap bangsa Indonesia.

Sebaliknya akan menjadi bencana (sumber konflik)

bila tidak dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.

Konflik yang potensial terjadi:

- Konflik Internasional

- Konflik Regional

- Konflik Lokal

Konflik Lokal :

- Antar Warga Masyarakat

- Antar Warga dengan Pemerintah

- Antar Warga dengan Pengusaha, dll.

Sinergisitas Tiga Pilar

• Pemerintah (aparat keamanan) berkewajiban menjaga kedaulatan NKRI termasuk wilayah maritim, namun disadari bahwa jumlah aparat, sarana dan prasarana yang ada belum cukup, tentu sangat sulit untuk menjalankan amanat tersebut tanpa bermitra dengan stakeholders (masyarakat).

• Kemitraan antara pemerintah (aparat keamanan)-masyarakat-pengusaha sesungguhnya sudah lama berlangsung.

• Ada kesan sekarang ini, bahwa kemitraan yang sudah lama berlangsung tersebut, mengalami pelemahan (penurunan).

• Salah satu faktor yang menyebabkan pelemahan sinergi kemitraan tersebut adalah, merosotnya muatan ‘modal sosial (social capital)’ di tengah-tengah masyarakat kita, khususnya elemen utama dari modal sosial, yaitu: rasa saling percaya (trust).

• Padahal Fukuyama (1995) menyebutkan bahwa trust merupakan elemen utama (inti) dari modal sosial.

• Artinya, elemen trust merupakaan kunci bagi hadirnya elemen-elemen modal sosial yang lainnya, seperti jaringan sosial (networking) danpranata (institusi).

• Sinergi Kemitraan pemerintah-masyarakat-pengusaha hanya akan kuat bila kelompok-kelompok masyarakat tersebut mampu menumbuhkembangkan modal sosial dalam praktek kehidupan sosial dan dalam kemitraan tersebut.

• Aparat Keamanan harus mampu membina kemitraan dengan segenap kelompok masyarakat yang ada, khususnya yang bersentuhan langsung dengan kehidupan maritim.

• Pengusaha yang memiliki modal finansial dapat mendukung upaya-upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, bantuan sarana dan prasarana.

Menurut Pretty dan Ward (1999), sikap saling

percaya merupakan pelumas yang sangat

penting untuk kerjasama.

Menurut Putnam, ketersediaan modal sosial

cenderung menguat sendiri dan bersifat

kumulatif. Artinya, modal sosial semakin banyak

jika digunakan, bukan seperti modal material

yang bisa habis bila digunakan.

• Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

menguatkan kembali sinergisitas Aparat Keamanan dan

Masyarakat adalah dengan menumbuhkembangkan

kembali modal sosial dalam setiap relasi yang

dibangun.

• Kemitraan yang kuat antara Pemerintah-Masyarakat-

Pengusaha akan dapat menjadi salah satu alternatif

solusi dalam menangani keamanan maritim yang saat

ini menjadi fokus utama pembangunan Pemerintahan

Joko Widodo – Jusuf Kalla.

Kerja Kolaborasi Berbasis Modal Sosial

• Kerja Kolaborasi didasarkan pada pemahaman

bahwa “tidak ada satu pihakpun yang mampu

secara sendirian menjalankan keseluruhan

capacity building.

• Masing-masing pihak memiliki kelebihan dan

kekurangan, lewat Kerja Kolaborasi, maka

akan berlangsung proses saling melengkapi.

Gambar 1: Model Kerja Kolaborasi Keamanan Maritim Berbasis Modal Sosial

Keamanan Maritim

PEMERINTAH

PENGUSAHA

MASYARAKATSocial Capital

Social CapitalSocial Capital

Social Capital

Persiapan Sosial

Hantaran Finansial

Hantaran Finansial &

Regulasi

Kesimpulan

• Perlu Pilot Project “Kerja Kolaborasi

Berbasis Modal Sosial” untuk keamanan

maritim di setiap provinsi/kabupaten/kota di

Indonesia

• Sejalan dengan semangat Revolusi Mental,

sudah saatnya untuk melaksanakan

pembangunan (termasuk pembangunan

keamanan maritim) yang berefek

mengkreasi modal sosial (social capital).

Terima Kasih

Terima KasihTerima Kasih