SINERGI PROGRAM-PROGRAM … · mengakibatkan kurang sinerginya Perencanaan dan ... Usaha APBN,...
Transcript of SINERGI PROGRAM-PROGRAM … · mengakibatkan kurang sinerginya Perencanaan dan ... Usaha APBN,...
SINERGI PROGRAM-PROGRAM
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PUSAT DAN DAERAH
Oleh :
KETUA ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA (APPSI)
Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH
Disampaikan pada Acara “MUSRENBANGNAS TAHUN 2013”
Jakarta, 30 April 2013
11,22% Tersebar
di Sumatera6,38% Tersebar di
Kalimantan
9,6% Tersebar
di Jawa % Bali
12,62% Tersebar
di Sulawesi
19,21% Tersebar di Nusa
Tenggara
21,63% Tersebar di
Maluku & Papua
PENYEBARAN PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA
Sumber : BPS Trw III 2012
Jawa Timur
4.960,5 rb
13,08 %
DKI Jakarta
3.668 rb
3,7 %
Lampung
1.219 rb
15,65 %
Papua Barat
2.232 rb
27,04 %
Jambi
2.701 rb
8,28 %
Nusa Tenggara
Barat
8.283 rb
18,02 %
Kalimantan Selatan
1.892 rb
5,01 %Kalimantan Timur
2.461 rb
6,38 %
Sulawesi Selatan
8.059 rb
9,82 %Papua
9.764 rb
30,66 %
Maluku
3.389 rb
20,76 %
Penduduk Miskin Tersebar Tidak Merata di Indonesia
Sumber : BPS Trw III 2012
17 PROVINSI (51,51 %) YANG ANGKA KEMISKINANNYA
DIBAWAH NASIONAL DAN 16 PROVINSI (48,48 %) YANG
ANGKA KEMISKINANNYA DI ATAS NASIONAL
• Tahun 2006-2012, jumlah maupun persentase penduduk miskin nasional terus menurun.
• Ke Depan Percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan untuk mencapai target 8-10 % (Nasional)
Sumber: BPS – Susenas
PendapatanRendah
Beban HidupTinggi
Kemiskinan
- Terbatasnya Lahan- Produktivitas rendah- Tidak mempunyai
pekerjaan- Kurangnya modal
- Kebutuhan dasar(Sandang, Pangan, Papan)
- Pendidikan- Kesehatan
MENGAPA MISKIN ???
1. Kebijakan kemiskinan masih parsial (klusterisasi bukan solusi)2. Koordinasi tidak efektif antar tingkat Pemerintahan
mengakibatkan kurang sinerginya Perencanaan danPelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan.
3. SDM yang mengelola program dan penyiapan sasaran belumoptimal
4. Program yang tidak tepat sasaran dan tidak sesuaikebutuhan.
5. Anggaran yang besar tidak diikuti dengan penurunankemiskinan yang signifikan.
6. Implementasi PP No. 19/2010 belum efektif, Provinsi sebagaipenyambung dan penghubung kepentingan dan kewenanganyg bersifat Nasional dengan yg bersifat lokal
Permasalahan Dalam Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Nasional
Perlindungan & Bantuan Sosial (Berbasis rumah tangga)
Pemberdayaan Masyarakat (Berbasis POKMAS)
1
2
3
4
Pengembangan UMKM (Berbasis unit usaha))
Program Pendukung (Berbasis Wilayah)
Pemenuhan hak dasar
Pengurangan beban hidup
Peningk. Kualitas hidup
Masyarakat Miskin
Pengembangan potensi
Penguatan kapasitas Pokmas
Penguatan akses modal
Pengembangan industri olahan
Perluasan akses pasar
Peningkatan ekonomi, sosial
dan budaya
Pemaduserasian wilayah
Pemerintah
Masya-rakat
Dunia Usaha
APBN, APBD, CSR, Dana Masyarakat
Peran serta Perbankan
Klaster
Upaya Dalam Menurunkan Angka Kemiskinan Indonesia
Tahun 2013-2018
Data Akurat
Penduduk dan
Rumah Tangga
Miskin
Perencanan
dan
Pelaksanaan
Program
Kemiskinan
Terpadu dan
Terintegrasi
Pembagian Peran
dan Wewenang
Pengawas-
an dan
Evaluasi
Pendanaan Pemerintah
Pusat
Prov.,
Kab/ kota
Dunia Usaha
(CSR)
Masyarakat
Gerakan Terpadu Pemb. Desa (GETARBANGDES) di SulSel
Angka
Kemiskinan
Sulsel
Tahun 2008,
1,03 Juta
(13,34%)
Tahun 2012,
805 Ribu
(9,82%)
3,72%
Tahun 2018,
(±3 – 4%)
50%
Angka
Kemiskinan
Indonesia
Tahun 2008,
34 Juta
(15,42%)
Tahun 2012,
28 Juta
(11,66%)
3,76%
Tahun 2018,
(±5 – 6%)
50%
Program
Pusat
Strategi
Penanggulangan
Kemiskinan
Mengurangibeban
masyarakat
Pemberdayaanmasyarakat
Penguatan/ PeningkatanPendapatankelompok
Masyarakat
RaskinJamkesmas
PKH GerbangKampung
• Pendidikan• Kesehatan• Bibit/Benur• Bedah Rumah
PNPM
- Getarbangdes- Gerbangmas- Baruga Sayang- Gerakan Peningkatan
Populasi Sapi & Kerbau- Suprlus Beras & Jagung- Penyuluh- Mobil Murah/Motor
Usaha
KUR
- Koperasi/UMKM- Industri RT- Komoditas Unggulan- Kewirausahaan
Program
Daerah
SINERGITAS PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAN DAERAH
1. Kebijakan penanggulangan kemiskinan sebaiknya melalui pendekatankewilayahan yang dilakukan secara terpadu (contoh : Getar Bangdes diSulsel) Gubernur diberi kewenangan dan tangggungjawab yang besaruntuk mengkoordinasikan program.
2. Koordinasi dapat lebih efektif apabila dititik beratkan pada tingkat Provinsi Kementerian khusus yang menangani kemiskinan (Kementerian Negara)
3. SDM yang mengelola program dan penyiapan sasaran perlu dipersiapkanlebih awal agar sesuai karakteristik sasaran yang akan dientaskan;
4. Program agar dirumuskan sesuai kebutuhan dan karakteristik wilayah.
5. Anggaran dari Pemerintah (Pusat) hendaknya tidak disalurkan secaraparsial (melalui Kementerian) melainkan dalam bentuk Block Grand kePemerintah Daerah Anggaran pusat (APBN) agar melalui Gubernur danmendapat persetujuan Gubernur .
6. Mempertegas implementasi kewenangan Gubernur di daerah agarpengawasan di daerah menjadi efektif (PP No. 19 Tahun 2010).
1. Untuk memastikan tingkat kemiskinan dan pengangguranberkurang, peran Gubernur harus diperkuat
Peran
Pusat
Daerah
Menteri / Menko Lembaga
Non Kementerian
- Kebijakan UmumProgram
- Menetapkan Target Nas.- Anggaran
Gubernur
Walikota/
Bupati
Camat
Lurah/Desa
- Mengkoordinir Perenc. & Pelaks.- Mendistribusikan Target Kab/Kota- Merumuskan --->Kegiatan- Mengalokasikan Anggaran
Mengkoordinir danMemfasilitasi Pelaksanaan
Kegiatan
Pengawasan Kegiatan
Penanggung JawabKegiatan
2. Rakyat tidak layak untuk miskin, negara memiliki sumberdayaalam yang melimpah. Tata kelola, pemerintah yang mengkoordinasikan
3. Tiga Agenda Tata Kelola Pemerintahan yaitu :1) Agenda Akademik intelektual solusi tepat masalah
kemiskinan.2) Agenda manajerial :
a. Regulasi terarah yang berpihak pada orang miskin.b. Perlu pengkoordinasian yang tepat di Provinsi/ Kab/Kota.c. Local problem must be respons by local government, tidak
bisa secara Nasionald. Agenda aksi bertahap, terukur dan berkesinambungan.e. Budget anggaran secara jelas mulai dari perencanaan,
implementasi sampai pada pengawasanf. Pelibatan langsung masyarakat baik individu maupun
kelompok.3) Agenda Perilaku Leadership dan pemerintahan yang berpihak
pada orang miskin bukan orang kaya.