Simultan polyester

28
1 I. MAKSUD DAN TUJUAN A. MAKSUD Agar praktikan dapat mampu menguasai cara dan metoda serta menganalisa dan mengevaluasi hasil proses simultan untuk polyester. B. TUJUAN Menghilangkan berbagai macam kotoran alam dan luar pada bahan tekstil secara cepat dan murah dengan memberikan hasil yang relative baik. II. DASAR TEORI TEORI SERAT Serat polyester dikembangkan oleh J.R . Whinfield dan J.T. Dickson dari Calico Printers Association. Serat ini merupakan pengembangan dari polyester yang telah ditemukan oleh Carothers. I.C.I. di Inggris memproduksi serat polyester dengan nama Terylene dan kemudian du Pont di Amerika pada tahun 1953, juga membuat serat polyester berdasarkan patent dari Inggris dengan nama Dacron. Serat polyester adalah serat sintetik yang terbentuk dari molekul polimer polyester linier dengan susunan paling sedikit 85% berat senyawa dari hidroksi alcohol dan asam terftalat. Poliester atau yang dikenal dengan nama Terylene di Inggris ini dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol. Etilena yang berasal dari penguraian minyak tanah dioksidasi dengan udara, menjadi etilena oksida yang kemudian dihidrasi menjadi etilena glikol. Asan tereftalat dibuat dari pra-Xilena yang harus bebas dari isomer meta dan orto. P-Xilena merupakan bagian dari destilasi minyak tanah dan tidak dapat dipisahkan dari isomer meta dan orto dengan cara destilasi. Poliester termasuk ke dalam serat sintetik yang sangat pesat sekali perkembanganya dan banyak digunakan untuk tekstil. Serat polyester cepat sekali memperoleh perhatian konsumen oleh karena sifat mudah penanganannya (ease of care), bersifat cuci pakai (wash and wear), tahan kusut dan awet. Sifat-sifat pakaiannya lebih sempurna apabila dicampur dengan serat wol atau kapas. Pebuatan serat poliester Serat polyester dibuat secara pemintalan leleh dari dua jenis asam terftalat. Molekul-molekulnya besar dan kaku, sukar dibengkokkan dan mudah kembali

Transcript of Simultan polyester

Page 1: Simultan polyester

1

I. MAKSUD DAN TUJUAN

A. MAKSUD

Agar praktikan dapat mampu menguasai cara dan metoda serta menganalisa dan

mengevaluasi hasil proses simultan untuk polyester.

B. TUJUAN

Menghilangkan berbagai macam kotoran alam dan luar pada bahan tekstil secara

cepat dan murah dengan memberikan hasil yang relative baik.

II. DASAR TEORI

TEORI SERAT

Serat polyester dikembangkan oleh J.R . Whinfield dan J.T. Dickson dari Calico

Printers Association.

Serat ini merupakan pengembangan dari polyester yang telah ditemukan oleh

Carothers.

I.C.I. di Inggris memproduksi serat polyester dengan nama Terylene dan kemudian

du Pont di Amerika pada tahun 1953, juga membuat serat polyester berdasarkan

patent dari Inggris dengan nama Dacron.

Serat polyester adalah serat sintetik yang terbentuk dari molekul polimer polyester

linier dengan susunan paling sedikit 85% berat senyawa dari hidroksi alcohol dan

asam terftalat.

Poliester atau yang dikenal dengan nama Terylene di Inggris ini dibuat dari asam

tereftalat dan etilena glikol. Etilena yang berasal dari penguraian minyak tanah

dioksidasi dengan udara, menjadi etilena oksida yang kemudian dihidrasi menjadi

etilena glikol. Asan tereftalat dibuat dari pra-Xilena yang harus bebas dari isomer

meta dan orto. P-Xilena merupakan bagian dari destilasi minyak tanah dan tidak

dapat dipisahkan dari isomer meta dan orto dengan cara destilasi.

Poliester termasuk ke dalam serat sintetik yang sangat pesat sekali perkembanganya

dan banyak digunakan untuk tekstil. Serat polyester cepat sekali memperoleh

perhatian konsumen oleh karena sifat mudah penanganannya (ease of care),

bersifat cuci pakai (wash and wear), tahan kusut dan awet. Sifat-sifat pakaiannya

lebih sempurna apabila dicampur dengan serat wol atau kapas.

Pebuatan serat poliester

Serat polyester dibuat secara pemintalan leleh dari dua jenis asam terftalat.

Molekul-molekulnya besar dan kaku, sukar dibengkokkan dan mudah kembali

Page 2: Simultan polyester

2

kebentuk semula setelah berubah bentuknya. Filamen yang terjadi ditarik dalam

keadaan panas sampai lima kali panjang semula, kecuali filament yang kasar ditarik

dalam keadaan yang dingin. Jika hendak dibikin staple, filamennya dibuat keriting

kemudian dipotong-potong dalam panjang tertentu.

Pencelupannya dapa dilakukan pada suhu dibawah 100°C dengan dibantu zat

penggelembung serat. Zat tersebut akan memudahkan zat warna masuk kedalam

serat.

Serat polyester asli (kecuali kodel 11) dipintal dari senyawa homopolimer, yakni

polimernya terdiri dari pengulangan unit-unit molekul yang serupa atau dari satu

jenis monomer. Tetapi sekarang ada pula yang merupakan kopolimer yakni

polimernya terdiri dari lebih satu jenis monomer.

Sifat-sifat polyester:

Sifat fisika:

Poliester memiliki sifat yang khas, yakni dalam pengerjaan dengan larutan kaudtik

soda bagian kulitnya akan larut, sehingga diperoleh kain, benang atau serat yang

lebih tipis dengan tidak mengubah serat secara hebat. Pengerjaanini membuat

polyester mempunyai sifat pegangan seperti sutera. Pada umumnya kehilangan

berat sebesar 5% dianggap cukup baik.

Kekuatan dan mulur Terylene mempunyai kekuatan 4.5 gram/denier sampai 7.5 gram/denier dan

mulur 25% sampai 7.5% tergantung pada jenisnya. Kekuatan dan mulur dalam

keadaan basahnya hampir sama dengan dalam keadaan kering. Kekuatan

polyester dapat tinggi disebabkan karena proses peregangan dingin pada waktu

pemintalannya akan menyebabkan terjadinya pengkristalan molekul dengan

baik, demikian pula berat molekulnya dapat tinggi.

Elastisitas Poliester mempunyai elastisitas yang baik sehingga kain polyester tahan kusut.

Jika benang polyester ditarik dan kemudian dilepaskan pemulihan yang terjadi

dlam 1 menit adalah sebagai berikut:

Penarikan 2%.................... pulih 97%

Penarikan 4%.................... pulih 90%

Page 3: Simultan polyester

3

Penarikan 8%.................... pulih 80%

Moisture Regain Dalam kondisi standard moisture regain polyester hanya 0.4%. Dalam RH 100%

moisture regainnya hanya 0.6-0.8%

Modulus Polyester mempunyai modulus yang tinggi. Pada pembeban 0.9 gram/denier

polyester hanya mulur 1% dan pada pembeban 1.75 gram/denier hanya mulur

2%. Modulus yang tinggi menyebabkan polyester pada tegangan kecil di dalam

penggulungan tidak akan mulur.

Berat jenis Berat jenis polyester 1.38

Morfologi Poliester berbentuk silinder dengan penampang lintang yang bulat.

Sifat kimia

Polyester tahan asam lemah meskipun pada suhu didih dan tahan asam kuat dingin.

Polyester tahan basa lemah tetapi kurang tahan basa kuat. Poliester tahan zat

oksidasi,alcohol,keton,sabun dan zat-zat untuk pencucian kering. Demikian pula

tahan terhadap serangga, jamur dan bakteri, sedangkan terhadap sinar matahari

ketahanannya cukup baik.

Poliester larut dalam meta-kresol panas, trifluoroasetat-orto-khlorofenol, campuran

7 bagian berat trikhlorofenol dan 10 bagian fenol dan campuran 2 bagian berat

tetrakhloroetena dan 3 bagian fenol.

Zat penggelembung Polyester akan menggelembungkan dalam larutan 2% asam benzoate asam

salisilat, fenol dan meta-kresol dalam air, disperse ½% monokhlorobenzena, p-

dikhlorobenzena, tetrahidronaftalena, metilbenzoat dan metal salisilat dalam air,

disperse 0.3% orto-fenil-fenol dan para-fenifenol dalam air.

Titik leleh

Page 4: Simultan polyester

4

Poliester meleleh diudara pada suhu 250°C dan tidak menguning pada suhu

tinggi.

Sifat biologi Poliester tahan serangga, jamur dan bakteri

Tahan sinar Seperti serat tekstil lainnya, polyester juga berkurang kekuatannya dalam

penyinaran yang lama tetapi tahan sinarnya masih cukup baik dibanding dengan

serat lain. Dibalik kaca tahan sinar polyester lebih baik dari kebanyakan serat.

Mengkeret Benang terylena apabila direndam dalam air mendidih akan mengkeret sampai

7% atau lebih.

Pembakaran. Poliester meskipun dapat dibakar tetapi karena diikuti oleh pelelehan yang

kemudian akan terlepas jatuh, maka nyala api tidak akan menjalar. Tetapi

apabila dicampur dengan serat lain yang membantu pembakaran, kain campuran

tersebut akan terbakar.

Heat-set Dimensi kain polyester dapat distabilkan dengan cara heat-set. Heat-set

dilikukan dengan cara mengerjakan kain dalam dimensi yang telah diatur

(biasanya dalam bentuk lebih) pada suhu 30-40°C lebih tinggi dari suhu

penggunaan kain sehari-hari. Untuk pakaian biasanya pada suhu 220-230°C.

Jenis polyester

Selain polyester biasa yang didalam perdagangan didagangkan dengan nama

Terylena, Dacron, Tetoron, Trivera, dan lainnya. Dikenal juga jenis lainnya yaitu

Dacron jenis 62, Kodel, Vycron, Grilene dan A-Tell.

Penggunaan

Karena sifat-sifatnya yang sangat baik, terutama sifat tahan kusut dan dimensinya

yang stabil, polyester banyak digunakan untuk bahan pakaian dan dasi. Untuk

pakaian ringan/tipis, polyester sangat baik jika dicampur dengan kapas. Selain itu,

Page 5: Simultan polyester

5

polyester juga banyak digunakan untuk kain tirai karena ketahanannya terhadap

sinar dibalik kaca baik.

Polyester banyak pula dipergunakan untuk tekstil industri umpama untuk kantung

pencelupan, kaos kaki wanita, pipa pemadam kebakaran, tali-temali, jala, kain layar,

terpal, kain pelindung pada pabrik kimia dan benang ban.

Polyester dipergunakan sebagai ban pengangkut dalam pembuatan kertas, yang

memerlukan ban pengangkut tahan suhu sampai 120 C, lembab dan asam, dan juga

dipergunakan dalam pabrik kimia. Karena polyester lebih tahan suhu tinggi

disbanding dengan serat sintetik lainnya, kecuali Teflon yang sangat mahal

menyebabkan polyester baik dipergunakan sebagai isolasi dalam motor listrik.

Sifat polyester yang tahan asam, membuat polyester baik dipergunakan sebagai

pakaian pelindung dalam pabrik yang banyak memakai asam-basa. Akhir-akhir ini

polyester mulai pula dipergunakan sebagai benang ban.

Tujuan Proses Persiapan Penyempurnaan Simultan

Tujuan dari proses persiapan penyempurnaan simultan adalah untuk menghilangkan

berbagai macam kotoran alam dan luar apada bahan tekstil secara cepat dan murah

dengan memberikan hasil yang relative baik. Proses ini banyak digunakan saat ini

terutama untuk serat sintetik dan campuran, dan serat kapas dan rayon.

Mekanisme proses simultan

Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang

digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses persiapan

penyempurnaan yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses

yang dilakukan terpisah. Proses simultan banyak dilakukan untuk serat sintetik dan

campurannya karena macam dan jumlah kotoran yang harus dihilangkan tidak

sebanyak pada serat alam,namun demikian proses ini kadang juga dilakukan untuk

serat kapas. Sebagai contoh proses simultan penghilangan kanji-pemasakan-

pengelantangan. Pada proses ini digunakan zat penghilang kanji oksidator seperti

pemasakan yaitu NaOH selain menyabunkan kotoran sekaligus membantu

menggelembungkan kanji dan mempercepat penguraian oksidator H2O2.

Metoda proses simultan

Perkembangan dalam hal zat kimia/zat pembantu dan permesinan mendorong

berkembangnya metoda proses simultan yang menguntungkan. Proses ini dapat

dilakukan pada mesin jenis kontinyu maupun batch. Kain yang diproses dapat

Page 6: Simultan polyester

6

berbentuk open width (terbuka lebar) dan rope (seperti tambang),tergantung mesin

yang tersedia. Variasi proses simultan yang dapat dilakukan antara lain :

1. Penghilangan kanji + Pemasakan simultan,Pengelantangan

2. Penghilangan kanji ,Pemasakan + Pengelantangan simultan

3. Penghilangan kanji + Pemasakan + Pengelantangan simultan

4. Penghilangan kanji + Pemasakan simultan, Pengelantangan + Pemutih optik

Simultan

5. Penghilangan kanji + Relaksasi + Pemasakan (poliester)

Teori Zat-zat Pembantu

- NaOH padat

Nama lain dari NaOH : Sodium Hidroksida

Soda Api

Soda Kostik

Pengerjaan serat kapas dengan larutan NaOH pada konsentrasi lebih dari 18 %

akan memberikan sifat daya penarik air bertambah, lebih berkilau, kekuatan

bertambah.NaOH merupakan zat pokok pada pemasakan serat kapas.

- Zat Pembasah (Scouring Agent)

Zat pembasah merupakan zat aktif permukaan yang dapat menurunkan

tegangan permukaan. Zat ini dapat menurunkan tegangan permukaan karena

mempunyai sifat hidrofil dan hidropob yang berlawanan.

- Zat Anti Sadah

Zat anti sadah merupakan zat yang dapa menghilangkan kesadahan, biasanya

digunakan NaSiO3. Zat anti sadah ini dapat menghilangkan kesadahan yang

berasal dari logam-logam yang terdapat pada kain.Selain itu, digunakan sebagai

defcoulating besi dan logam lainnya yang menjadi tempat pemasakan atau

wadah. Dengan adanya karat pada wadah ini ( karena kesadahan ) maka akan

meninggalkan noda-noda hitam pada kain.

Page 7: Simultan polyester

7

III. PERCOBAAN

A. ALAT DAN BAHAN

No. Alat dan Bahan Jumlah

Metoda Perendaman

1. Tabung HT-Dyeing / Beaker 1 buah

2. Pengaduk kaca 2 buah

3. Kasa + Kaki tiga + Bunsen 1 set

4. Timbangan Digital

5. 6.

Kain Poliester Pipet volume 1 ml

7. Gelas ukur 100 ml

8. Zat sesuai resep

B. RESEP PRAKTEK

Berikut beberapa resep pada proses simultan, adalah sebagai berikut :

Resep proses simultan bahan polyester

Penghilangan kanji + Relaksasi + Pemasakan (polyester) cara perendaman :

NaOH 48oBe : 2 g/L

Zat penghilang kanji : 1 g/L

Zat penurun kesadahan : 0,5 g/L

Deterjen / zat pembasah : 1 g/L

Vlot : 1 : 10-20

Suhu : 120oC – 130oC

Waktu : 30 – 60 menit

C. FUNGSI ZAT

- NaOH : Membantu menggelembung kanji, Zat yang

menghilangkan kotoran berupa lemak, minyak,

mengaktifkan kinerja H2O2

- H2O2 : Zat pengelantang

- Zat pembasah : Memudahkan kain terbasahi dan air masuk berpenetrasi

ke dalam celah antar benang.

- Zat anti sadah : Menurunkan kesadahan air, menyabunkan kotoran

minyak

- Zat stabilisator : Mengatur pH, mengikat ion logam Fe, Cu, Mn dan

mencegah penguraian oksidator terlalu cepat.

D. SKEMA PROSES

Skema Proses Perendaman

Page 8: Simultan polyester

8

Bahan + resep

120 – 130

oC

30

oC

0 10 20 40 60 menit

E. DIAGRAM ALIR PROSES

F. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT

Proses Simultan dengan Cara Perendaman

Kain A

Berat Bahan Awal = gram

NaOH 48oBe = 1 g/L x 0,3258 L = 0,3258 g

Zat penghilang kanji = 1 ml/L x 0,3258 L = 0,3258 ml

Zat penurun kesadahan = 0,5 ml/L x 0,3258 L = 0,1629 ml

Zat anti crease mark = 1 ml/L x 0,3258 L = 0,3258 ml

Detergen / Zat Pembasah = 1 ml/L x 0,3258 L = 0,3258 ml

Vlot = 1 : 30

Timbang Bahan

Proses Simultan

Pencucian

Pengeringan

Evaluasi

Page 9: Simultan polyester

9

Suhu = 110oC

Waktu = 30 menit

Larutan = 10,86 x 30 = 325,8 ml = 0,3258 L

Air (pengencer) = 325,8 ml – 0,3258 ml – 0,1629 ml – 0,3258 ml –

0,3258 ml = 324,6597 ml

Kain B

Berat Bahan Awal = 10,73 gram

NaOH 48oBe = 2 g/L x 0,3219 L = 0,6438 g

Zat penghilang kanji = 1 ml/L x 0,3219 L = 0,3219 ml

Zat penurun kesadahan = 0,5 ml/L x 0,3219 L = 0,16095 ml

Zat anti crease mark = 1 ml/L x 0,3219 L = 0,3219 ml

Detergen / Zat Pembasah = 1 ml/L x 0,3219 L = 0,3219 ml

Vlot = 1 : 30

Suhu = 110oC

Waktu = 45 menit

Larutan = 10,73 x 30 = 321,9 ml = 0,3219 L

Air (pengencer) = 321,9 ml – 0,3219 ml – 0,16095 ml – 0,3219 ml –

0,3219 ml = 320,77335 ml

Kain C

Berat Bahan Awal = 10,25 gram

NaOH 48oBe = 2 g/L x 0,3075 L = 0,615 g

Zat penghilang kanji = 1 ml/L x 0,3075 L = 0,3075 ml

Zat penurun kesadahan = 0,5 ml/L x 0,3075 L = 0,15375 ml

Zat anti crease mark = 1 ml/L x 0,3075 L = 0,3075 ml

Detergen / Zat Pembasah = 1 ml/L x 0,3075 L = 0,3075 ml

Vlot = 1 : 30

Suhu = 110oC

Waktu = 30 menit

Larutan = 10,25 x 30 = 307,5 ml = 0,3075 L

Air (pengencer) = 307,5 ml – 0,3075 ml – 0,15375 ml – 0,3075 ml –

0,3075 ml = 306,42375 ml

Kain D

Berat Bahan Awal = 10,30 gram

NaOH 48oBe = 2 g/L x 0,3090 L = 0,6180 ml

Zat penghilang kanji = 1 ml/L x 0,3090 L = 0,3090 ml

Page 10: Simultan polyester

10

Zat penurun kesadahan = 0,5 ml/L x 0,3090 L = 0,1545 ml

Zat anti crease mark = 1 ml/L x 0,3090 L = 0,3090 ml

Detergen / Zat Pembasah = 1 ml/L x 0,3090 L = 0,3090 ml

Vlot = 1 : 30

Suhu = 110oC

Waktu = 30 menit

Larutan = 10,30 x 30 = 309 ml = 0,3090 L

Air (pengencer) = 309 ml – 0,3090 ml – 0,1545 ml – 0,3090 ml –

0,3090 ml = 307,9185 ml

Kain E

Berat Bahan Awal = 11,26 gram

NaOH 48oBe = 1 g/L x 0,3378 L = 0,3378 g

Zat penghilang kanji = 1 ml/L x 0,3378 L = 0,3378 ml

Zat penurun kesadahan = 0,5 ml/L x 0,3378 L = 0,1689 ml

Zat anti crease mark = 1 ml/L x 0,3378 L = 0,3378 ml

Detergen / Zat Pembasah = 1 ml/L x 0,3378 L = 0,3378 ml

Vlot = 1 : 30

Suhu = 110oC

Waktu = 60 menit

Larutan = 11,26 x 30 = 337,8 ml = 0,3378 L

Air (pengencer) = 337,8 ml – 0,3378 ml – 0,1689 ml – 0,3378 ml –

0,3378 ml = 336,6177 ml

G. DATA PERCOBAAN DAN HASIL EVALUASI

Kain A Kain B Kain C Kain D Kain E

Berat Bahan Awal

10,91 gram

10,73 gram

10,25 gram 10,30 gram 11,26 gram

Berat Bahan Akhir

10,78 gram

10,25 gram

9,77 gram 9,81 gram 10,76 gram

Persentase Pengurangan Berat

1,19 % 4,47 % 4,68 % 4,75 % 4,44 %

Waktu Daya Serap

8 detik 6 detik 2.1 detik 1.7 detik 1.5 detik

NaOH 1 g/L 1 g/L 2 g/L 2 g/L 2 g/L

Suhu 110oC 110oC 110oC 110oC 110oC

Waktu 30 menit 45 menit 30 menit 30 menit 60 menit Vlot 1 : 30 1 : 30 1 : 30 1 : 30 1 : 30

Page 11: Simultan polyester

11

Tabel uji kekuatan daya tarik

Rumus :

Kekuatan daya tarik = massa x gravitasi

Dengan gravitasi = 9,8 m/s2

Kekuatan daya mulur =

Dengan jarak = 7,5 cm

Lusi

Kekuatan daya tarik (kg)

Kekuatuan daya tarik (N)

Kekuatan daya mulur

(cm)

Kekuatan daya mulur

(%)

Kain A 30 294 8,7 116

Kain B 30 294 7,5 100

Kain C 14 137,2 9,5 126,6

Kain D 18 176,4 10,5 140

Kain E 29 284,2 8 106,6

Lusi

X ( x – ) ( x – )2

Kain A 30

24,2

5,8 33,64

Kain B 30 5,8 33,64

Kain C 14 -10,2 104,04

Kain D 18 -6,2 38,44

Kain E 29 4,8 23.04

∑ = 121 ∑ = 232,8

S2 = –

=

= 58,2 kg

= 58,2 x 9,8

= 570,36 N

S =

= 23,88 N

Page 12: Simultan polyester

12

CV =

=

= 98,67 %

Pakan

Kekuatan tarik (kg)

Kekuatuan tarik (N)

Kekuatan mulur (cm)

Kekuatan mulur (%)

Kain A 26,5 259,7 8,2 109,3

Kain B 15 147 7,2 96

Kain C 21 205,8 6 80

Kain D 38 372,4 6,2 82,6

Kain E 25,5 249,9 6,3 84

Pakan

X ( x – ) ( x – )2

Kain A 26,5

25,2

1,3 1,69

Kain B 15 -10,2 104,04

Kain C 21 -4,2 17,64

Kain D 38 12,8 163,84

Kain E 25,5 0,3 0,09

∑ = 126 ∑ = 287,3

S2 = –

=

= 71,825 %

S =

= 8,47 %

CV =

=

Page 13: Simultan polyester

13

= 33,61 %

Sampel Kain untuk menentukan sisa kanji

Simultan Polyester (sebelum)

Kain A Kain B

Kain C Kain D Kain E

Simultan Polyester (setelah)

Kain A Kain B

Kain C Kain D Kain E

Page 14: Simultan polyester

14

Grafik Perbandingan Antara Waktu Daya Serap Dengan Waktu Proses

Page 15: Simultan polyester

15

Grafik Perbandingan Waktu Daya Serap Bahan dengan Konsentrasi NaOH

Page 16: Simultan polyester

16

Grafik Perbandingan Persentase Kekuatan Mulur Lusi dengan Persentase Kekuatan Mulur Pakan

Page 17: Simultan polyester

17

Grafik Perbandingan Kekuatan Tarik Lusi dengan Persentase Kekuatan Mulur Lusi

Page 18: Simultan polyester

18

Grafik Perbandingan Kekuatan Tarik Pakan dengan Persentase Kekuatan Mulur Pakan

Page 19: Simultan polyester

19

IV. DISKUSI

Dari data percobaan di atas dapat didiskusikan bahwa adanya hasil yang

menunjukan perbedaan daya serap yang di pengaruhi oleh konsentrasi NaOH dan

lamanya waktu proses perendaman. Terlihat pada kain A dan Kain B yang diberikan

konsentrasi NaOH yang sama yaitu 1 ml namun pada kain B waktu perendamannya

lebih lama yaitu 45 menit dari pada kain A yang hanya 30 menit lama prosesnya

menunjukan bahwa daya serap pada kain B lebih cepat daripada kain A, ini

dipengaruhi karena semakin banyak NaOH yang diberikan pada suatu bahan maka

daya serapnya akan semakin cepat. Dan pada hasil percobaan simultan ini terlihat

hasil bahwa pada kain terjadi pengkeretan. Pengkeretan ini disebabkan karena

adanya pemakaian NaOH pada bahan dimana fungsi NaoH disini yaitu tidak hanya

menghilangkan kotoran tapi juga menggembungkan kain sehingga terjadi

pengkeretan.

V. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut :

Semakin besar persentase pengurangan berat maka semakin besar sifat daya

serap bahan.

Semakin lama perendaman kainnya maka akan cepat waktu daya serapnya.

Page 20: Simultan polyester

20

LAMPIRAN

PENGUJIAN BAN

Alat dan Bahan Alat yang digunakan :

1. Buret 50 ml

2. Labu ukur

3. Gelas ukur

4. Gelas kaca

Bahan yang digunakan :

1. Larutan HCl

2. Larutan contoh

3. Larutan Blanko

Apabila contoh uji telah diketahui tidak mengandung kanji atau bahan penyempurnaan maka dapat langsung dikerjakan pengujian, tetapi kalau contoh uji tersebut mengandung kanji atau bahan penyempurnaan maka untuk mendapatkan keadaan yang sama dari seluruh contoh-contoh uji termaksuk bahan pembanding dikerjakan sebagai berikut : 1. Penghilangan bahan penyempurnaan

Contoh uji bersama-sama dengan bahan pembanding masing-masing paling sedikit 5 g dididihkan dengan pelarut petroleum selama 1 jam dalam Erlenmeyer berpendingin reflux. Kemudian pengerjaan tersebut diulangi dengan menggunakan alcohol selama 1 jam dan kemudian dengan menggunakan air suling selama 1 jam. Untuk pemanasan sebaiknya menggunakan pemanas listrik karena pelarut petroleum mudah terbakar atau setidaknya digunakan penanggas air.

2. Penghilangan kanji Contoh uji dan bahan pembanding kemudian dimasukkan ke dalam larutan enzyme pelarut kanji 3% dalam air suling hingga semua bahan terendam dan dipanaskan sampai suhu 60oC dan pemanasan dijaga sampai 1 jam. Larutan enzim kemudian dibuang dan bahan-bahan dicuci. Setelah bahan bebas dari kanji dan bahan-bahan penyempurnaan kemudian dikerjakan sebagai berikut. Contoh uji bersama-sama dengan contoh pembanding dididihkan dalam 1 liter larutan yang mengandung 10 gram sabun netral dan 2 gram natrium karbonat selama 1 jam. Kemudian dicuci berkali-kali dengan air hangat hingga bebas dari sabun dan basa ( tes indicator pp), diperas dan dikeringkan dalam tungku pengering pada suhu 100oC sampai benar-benar kering. Kemudian contoh uji dan bahan pembanding tersebut dibiarkan dalam suhu kamar dan masing-masing contoh uji dan bahan pembanding dipotong kecil-kecil untuk ditimbang.

3. Pengujian

Page 21: Simultan polyester

21

- Dari tiap-tiap contoh uji dan bahan pembanding yang telah dilakukan pengerjaan pendahuluan ditimbang seberat 2 gram dan masukkan ke dalam Erlenmeyer tutup asah 250 ml

- Kedalam masing-masing Erlenmeyer dimasukkan 30 ml barium hidroksida 0,25 N dan juga kedalam 2 buah Erlenmeyer kosong untuk pengujian blanko dengan menggunakan pipet gondok 30 ml.

- Setelah penambahan barium hidroksida segera Erlenmeyer tersebut ditutup dan diletakkan di atas penanggas air pada suhu kamar ( 0-25oC ) selama paling sedikit 2 jam dan sering dikocok-kocok.

- Dari hasil titrasi tersebut dapat dihitung perbandingan antara jumlah barium hidroksida yang diserap oleh contoh uji dengan yang diserap oleh bahan pembanding. Hasil perbandingan ini dikalikan dengan 100 didapatkan angka aktivitas barium.

Perhitungan

Angka aktifitas barium =

Keterangan : a = titrasi blangko b = titrasi contoh uji c = titrasi pembanding

Hasil Titrasi

Percobaan I Percobaan IIte Rata-rata

V Awal VAkhir Titrasi I VAwal VAkhir Titrasi II

Kain A 2,2 ml 8,4 ml 6,2 ml 8,4 ml 14,4 ml 6,0 ml 6,1 ml

Kain B 36,4 ml 42,2 ml 5,8 ml 42,2 ml 48,4 ml 6,2 ml 6,0 ml

Kain C 14,6 ml 20,1 ml 5,5 ml 20,1 ml 26,0 ml 5,9 ml 5,7 ml

Kain D 22,4 ml 28,1 ml 5,7 ml 28,1 ml 33,4 ml 5,3 ml 5,5 ml

Kain E 36,4 ml 42,0 ml 5,6 ml 42,0 ml 47,2 ml 5,2 ml 5,4 ml

Blanko 6,1 ml 14,6 ml 8,5 ml 14,6 ml 21,8 ml 7,2 ml 7,85 ml

Pembanding 0,0 ml 6,1 ml 6,1 ml 6,1 ml 12,2 ml 6,1 ml[ 6,1 ml

Rumus :

Keterangan :

a = larutan blanko

b = larutan uji (contoh)

Page 22: Simultan polyester

22

c = Larutan Pembanding

Diketahui :

Larutan uji contoh :

Kain A = 6,1 ml

Kain B = 6,0 ml

Kain C = 5,7 ml

Kain D = 5,5 ml

Kain E = 5,4 ml

Larutan Blanko (a) = 7,85 ml

Larutan Pembanding (c) = 6,1 ml

Persentase kain BAN

Praktikan Nilai BAN (%)

Kain A 100

Kain B 105,71

Kain C 122,86

Kain D 134,28

Kain E 140

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Kain A Kain B Kain C Kain D Kain E

Grafik persentase kain BAN

Nilai BAN

Page 23: Simultan polyester

23

0

20

40

60

80

100

120

140

160

BA

N

NaOH

Grafik hubungan antara nilai BAN terhadap kosentrasi NaOH

28˚Be

30˚Be

0

20

40

60

80

100

120

140

160

BA

N

Suhu

Grafik hubungan antara nilai BAN terhadap suhu

15˚C

80˚C

Page 24: Simultan polyester

24

Tabel uji kekuatan daya tarik kapas

Rumus :

Kekuatan daya tarik = massa x gravitasi

Dengan gravitasi = 9,8 m/s2

Kekuatan daya mulur =

Dengan jarak = 7,5 cm

0

20

40

60

80

100

120

140

160B

AN

Waktu

Grafik hubungan antara nilai BAN terhadap waktu

30 detik

60 detik

0

20

40

60

80

100

120

140

160

BA

N

Bahan Kain

Grafik hubungan antara nilai BAN dengan bahan kain

Kain Greigh

Kain Putih

Page 25: Simultan polyester

25

Lusi

Kekuatan daya tarik (kg)

Kekuatuan daya tarik (N)

Kekuatan daya mulur

(cm)

Kekuatan daya mulur

(%)

Kain A 24 235,2 3,2 42,67

Kain B 16 156,8 3,5 46,67

Kain C 18 176,4 2,9 38,67

Kain D 15 147 2,3 30,67

Kain E 20 196 1,8 24

Lusi

X ( x – ) ( x – )2

Kain A 24

18,6

5,4 29,16

Kain B 16 -2,6 6,76

Kain C 18 -0,6 0,36

Kain D 15 -3,6 12,96

Kain E 20 1,4 1,96

∑ = 93 ∑ = 51,2

S2 = –

=

= 12,8 kg

= 12,8 x 9,8

= 125,44 N

S =

= 11,2 N

CV =

=

= 60,21 %

Page 26: Simultan polyester

26

Pakan

Kekuatan tarik (kg)

Kekuatuan tarik (N)

Kekuatan mulur (cm)

Kekuatan mulur (%)

Kain A 15 147 1,7 22,67

Kain B 16,5 161,7 2,9 38,67

Kain C 18 176,4 2,5 33,33

Kain D 17 166,6 2,7 36

Kain E 24 235,2 2,4 32

Pakan

X ( x – ) ( x – )2

Kain A 15

18,1

-3,1 9,61

Kain B 16,5 -1,6 2,56

Kain C 18 -0,1 0,01

Kain D 17 -1,1 1,21

Kain E 24 5,9 34,81

∑ = 90,5 ∑ = 48,2

S2 = –

=

= 12,05 %

S =

= 3,47 %

CV =

=

= 19,17 %

Diskusi

Pada nilai BAN ini, akan terlihat hasil merser dengan kain greigh dan kain putih. Dan pada nilai

BAN ini pengaruh banyaknya konsentrasi NaOH, pengaruh suhu dan waktu proses berpengaruh

Page 27: Simultan polyester

27

dalam penilaian BAN. Terlihat bahwa bahan-bahan pada kain putih berada pada kategori

merser lemah, ini disebabkan larutan yang dititrasi tidak sampai 10 ml karena kainnya saat

perendaman 2 jam lebih banyak menyerap air, sehingga mempengaruhi hasil titrasi. Begitupun

pada hasil BAN pada kain grey, menunjukan hasil BAN berada pada kategori merser baik, ini

disebabkan kain greigh memiliki NaOH lebih banyak daripada kain putih, nilai BAN pada kain

greigh lebih tinggi daripada kain putih. Pada kain putih terlihat bahwa kain putih dikategorikan

merser lemah sedangkan pada kain greigh dikategorikan merser kuat. Jadi, semakin tinggi

konsentrasi NaOH, suhu dan waktu prosesnya maka nilai BANnya semakin tinggi. Dan pada

percobaan ini hasil titrasi yang kurang tepat satu tetes tak berwarna akan mempengaruhi hasil

merser.

Kesimpulan

Dari data percobaan dapat disimpulkan bahwa :

Semakin tinggi suhunya maka semakin besar pula nilai BANnya.

Semakin tinggi konsentrasi NaOHnya maka semakin tinggi pula nilai BANnya.

Semakin lama waktu proses yang dibutuhkan maka akan semakin tinggi nilai BANnya.

Page 28: Simultan polyester

28

DAFTAR PUSTAKA

M. Ichwan S.Teks, dkk. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan

Penyempurnaan. STTT : Bandung

Ichwan, Muhammad, Wiewiek Eka mulyani, Nono C. Pedoman Praktikum

Teknologi Persiapan penyempurnaan. STT Tekstil. 2004.

8023 Hỏllriegelskreuth. A Bleachers Handbook. Interox Peroxid-Chemie GmbH.

Soeparman,dkk. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. ITT. 1977.