Simulasi Performa Engine

download Simulasi Performa Engine

of 19

Transcript of Simulasi Performa Engine

Desain Program Aplikasi Simulasi Daya Engine dan Penentuan BHP Kendaraan Roda Empat menggunakan metoda Sistematik Desain Oleh : Susanto1 Abstrak Untuk mengetahui performa torsi maupun BHP dari sebuah engine tidak selalu harus di laboratorium tetapi melalui simulasi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih murah. Melalui simulasi dapat lebih cepat difahami hubungan antara berbagai faktor terkait karena parameter parameter operasional dapat dengan lebih fleksibel dipilih sehingga banyak sekali alternative kemungkinan dapat diketahui. Juga dengan simulasi dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran yang mudah di kegiatan perkuliahan. Program aplikasi ini didesain dengan menggunakan metoda Sistematik Desain. Dengan metoda ini , dapat dideskrispsikan dengan mudah fungsi keseluruhan maupun struktur fungsi dari sebuah sistem, pada kasus ini adalah sistem untuk simulasi performa engine. Program aplikasi disusun berdasar fungsi spesifik(unik) sesuai jabaran struktur fungsi yang telah ditentukan sebelumnya. Melalui Program aplikasi sederhana ini dapat disimulasikan performa Torsi dan BHP sebuah engine serta dapat pula disimulasikan kebutuhan Torsi dan BHP untuk menggerakan kendaraan, sehingga dengan membandingkan antara kebutuhan daya dan performa engine dapat ditetapkan performa engine sebagai sebuah.system gerak

1. Pendahuluan Performa engine sebagai elemen pembangkit daya traksi pada sebuah kendaraan bermotor sangatlah menentukan karakteristik dari traksi kendaraan dalam fungsinya memindahkan manusia ataupun barang dijalan raya baik dijalan lurus, belokan atapun tanjakan. Untuk akselerasi dijalan lurus performa bhp(brake horse power) maksimum pada putaran tertinggi menjadi penentu ketangguhan kendaraan pada pencapaian kecepatan maksimum dalam waktu sependek mungkin, sedangkan performa torsi maksimum pada putaran tertinggi menentukan ketangguhan kendaraan bergerak dengan luwes ditanjakan. Performa bhp dan torsi maksimum biasanya diukur dengan dinamometer pengukur daya menggunakan Water Brake Dynamometer. Hasil pengukuran ditabulasikan dalam grafik hubungan bhp dan torsi Vs putaran mesin sebagaimana ditunjukan pada gambar 1.1. Untuk menilai performa engine terhadap karakteristik traksi dari suatu kendaraan dapat dilakukan dengan membandingkan karakteristik traksi terhadap karakteristik performans engine. Sepanjang karakteristik traksi masih dibawah karakteristik performans engine maka kendaraan masih dapat melaju karena daya mesin masih nencukupi sebaliknya kendaraan akan berhenti. Untuk memudahkan desainer dalam merancang kendaraan dengan performa engine yang memadai bisa dilakukan dengan langsung memilih engine dan dipasang pada kendaraan, tetapi dari sisi harga mahal, atau dapat melalui simulasi computer yang lebih murah, lebih cepat dan lebih luwes.1

Dosen di Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta dan Desain Engineer di PT MAK Yogyakarta

Pada paper ini disajikan teknik pembuatan software aplikasi sederhana untuk simulasi tersebut dengan menggunakan Matlab versi R2008a.

Gambar 1. Kurva Karakteristik bhp dan Torsi 2. Pengukuran Torsi dan bhp Untuk mengukur torsi dan bhp umumnya digunakan Water Brake Dynamometer sebagaimana ditunjukan pada gambar 2, sedangkan prinsip kerja pengukurannya ditunjukan pada gambar 3.

Gambar 2 , Water Brake Dynamometer

Gambar 3, Skema Pengukuran Torsi Pulley(gambar 3) dengan radius R(mm) berputar pada putaran n(rpm) meneruskan torsi dari sebuah sumber daya yang besarnya adalah : T = F R/1000 (Nm) ......................................................................................... (1) F = gaya keliling (N) R = radius pulley(mm) Apabila fungsi pengereman dilakukan yaitu dengan cara menekan brake blocks terhadap pulley maka arm yang terpasang pada brake blocks akan terbawa berputar. Untuk mengatasi efek terputarnya arm maka pada ujung arm ditempatkan sebuah elemen pemberat W(kg) sedemikian rupa sehingga terjadi kondisi kesetimbangan dimana arm tetap stabil pada posisi mendatar sementara pulley tetap terus berputar. Bila panjang arm adalah L (mm) maka kondisi kesetimbangan tersebut adalah : T = g W L/1000 (Nm) ......................................................................................(2) g = grafitasi = 9.81 (m/s^2) W = beban penyeimbang (kg) L = panjang arm (mm) Dengan mengubah putaran engine n(rpm) maka daya yang dibangkitkan engine pun berubah dan untuk mendapat kesetimbangan lengan harus ditempatkan bobot penyeimbang yang sesuai. Hubungan antara putaran motor dengan torsi yang dibangkitkan (di refleksikan dengan beban penyeimbang W) adalah menunjukan karakteristik Torsi engine sebagaimana ditunjukan pada gambar 1. Besar daya pengereman sesuai dengan besar torsi yang terukur adalah : BHp = T n/9550 (kW) .....................................................................................(3)

BHp = 1.35 T n/9550 (Hp) ..............................................................................(4) n = putaran poros engine (rpm) 3. Output daya dan torsi dari Gear Box Untuk mengantisipasi variasi besar beban yang harus diatasi oleh kendaraan maupun kebutuhan untuk akselerasi dan pengendalian laju kendaraan maka engine tidaklah langsung dikopel ke roda kendaraan tetapi terlebih dahulu ditransmisikan melalui sebuah gear box. Melalui gear box ini daya motor dapat dikendalikan sesuai kebutuhan traksinya, pada saat mengawali gerakan kendaraan dimana dibutuhkan torsi yang besar putaran engine direduksi di gear box, reduksi putaran ini membawa keuntungan yaitu torsi output ditingkatkan sebesar transmisi ratio gear pada kondisi tersebut. Transmisi ratio adalah perbandingan jumlah gigi output terhadap gigi input yang dinyatakan dalam hubungan :

TR =

Z2 ........................................................................................................(5) Z1

Z 1 = jumlah. gigi.input Z 2 = jumlah.gigi.output Untuk sebuah kendaraan biasanya memiliki speed hingga 5 tingkatan untuk gerak maju dan 1 speed untuk mundur sebagai contoh TR1 = 3.84 ; TR2 = 2.75 ; TR3 = 1.6 ; TR 4=1.4 dan TR5 = 1 untuk mundur Trmundur = 4, TR ini adalah besaran transmisi ratio yang dapat diatur melalui gear box untuk berbagai kebutuhan penggunaan kendaraan. Pada contoh diatas bila kendaraan berjalan pada gigi terendah digunakan transmisi ratio TR1, maka putaran engine direduksi dengan faktor TR1 sehingga putaran output gearbox adalah n/TR1 sedangkan torsi engine keluar gear box digandakan menjadi TR1xT (Nm). Sedangkan untuk membuat laju kendaraan maksimal digunakan gigi tinggi TR5.

4. Transmisi ke roda kendaraan Untuk meningkatkan kemampuan traksi sebuah kendaraan output dari gear box biasanya tidak langsung dikopel ke roda kendaraan tetapi melalui sebuah mekanisme rear axle, yaitu sebuah mekanisme dengan menggunakan roda gigi yang bertujuan untuk menggandakan torsi output juga untuk mengendalikan gerakan berputar kendaraan ditikungan . Pada gerak menikung kecepatan roda kiri dan kanan pada kendaraan haruslah sesuai dengan prinsip gerakan rotasi, artinya sesuai arah rotasi tikungannya maka mekanisme rear axle haruslah mampu membuat roda kiri maupun kanan bergerak dengan putaran yang berbeda jika tidak kendaraan tidak bisa berbelok dan ini tentunya dapat menimbulkan efek kecelakaan. Bila besar transmisi ratio di rear axle dinyatakan dengan TRaxle, maka putaran diroda adalah :

n1 =

n .............................................................................................(6) TR1xTRaxle

n ...........................................................................................(7) TR 2 xTRaxle n ............................................................................................(8) n3 = TR3xTRaxle n2 = n4 = n ...........................................................................................(9) TR 4 xTRaxle n ..........................................................................................(10) TR5 xTRaxle

n5 =

Sedangkan torsi yang ditransmisikan ke roda kendaraan sesuai speed gear box yang dipilih besarnya adalah T1 = t xn1 xT ............................................................................................... (11) T2 = t xn2 xT ................................................................................................(12) T3 = t xn3 xT .................................................................................................(13) T4 = t xn4 xT ..................................................................................................(14) T5 = t xn5 xT ...................................................................................................(15)

t = efisiensi transmisiTorsi inilah yang akan digunakan sebagai gaya dorong (traksi ) untuk menggerakan kendaraan. Untuk berbagai modus gerak kendaraan dibutuhkan besar torsi yang berbeda beda, untuk itu maka sistem traksi dari kendaraan harus mampu mendaya gunakan potensial Bhp dari engine sedemikian rupa sehingga untuk berbagai modus gerak misalkan gerak laju awal, gerak percepatan, gerak ditanjakan dapat dikendalikan sedemikian rupa dengan mengkombinasikan pembukaan throtle bahan bakar dan perpindahan gigi transmisi. 5. Kebutuhan daya pada berbagai modus gerak kendaraan.

Mekanika gerak kendaraan dapat dirumuskan dengan perhitungan sederhana dari persamaan yang sudah dikenal. Faktor utama yang diperhitungkan pada kendaraan beroda adalah : 1. Hambatan jalan antara lain hambatan gelindingan (rolling) dan gesekan. 2. Hambatan kemiringan jalan(gradient). 3. Hambatan aerodinamik antara lain hambatan angin atau udara. 5.1 Hambatan Gelinding Hambatan gelinding bervariasi sesuai dengan jenis permukaa jalan sebagaimana ditunjukan pada tabel 1 dan besar hambatan traksinya dinyatakan dalam persamaan berikut : Rr = 9.81xK r xW .....................................................................................(16) Rr = hamba tan gelinding ( N )

W = berat kendaraan(ton) K r = kons tan ta hamba tan(tabel1) Sedangkan hambatan gesekan dinyatakan dalam persamaan berikut : f = 135 + 0.0515 xW f = hamba tan gesekan ( N ) ....................................................................(17) W = berat kendaraan(Ton)

Tabel 1, Hambatan gelinding pada berbagai permukaan jalan. No Jenis Permukaan Jalan Hambatan kgf/ton berat kendaran 1 Rail Road 4.5 2 Good Asphalt 7.0 3 Medium Asphalt 9.5 4 Poor Asphalt 12.5 5 Wood Paving 13.0 6 Granite sets 15.0 7 Best macadum 19.5 8 Ordinary macadum 21 hingga 26 9 Soft macadum 41.5 10 Well-rolled gravel 24.5 11 Hard dry clay 43.3 12 Sand Road 155 13 Loose sand 240

Persamaan persamaan diatas mengabaikan kecepatan kendaraan. Apabila kecepatan dipertimbangkan maka dapat digunakan persamaan yang digunakan General Motors dibawah ini : Rr = 0.112 xW + 0.0006 xWxV ...................................................................(17) Rr = hambatan gelinding (N)

W = beban total diangkut oleh kendaraan (N) V = kecepatan kendaraan (km/hr) Persamaan diatas adalah persamaan empiris yang sudah diuji coba secara luas pada berbagai kondisi antara lain dengan kecepatan tetap, jenis jalan, hambatan angin normal.5.2 Hambatan Kemiringan Jalan (gradient)

Dalam memperhitungkan gaya dorong pada kendaraan haruslah pula diperhitung hambatan kemiringan jalan yang ditambahkan pada hambatan gelinding sebagai kompilasi terhadap total gaya hambatan. Besar hambatan ini adalahsebagai fungsi dari berat kendaraan terhadap kemiringan jalan yang dinyatakan dalam persamaan berikut : RG = 9.81xW .G ...........................................................................................(18) RG = tahanan kemiringan jalan (N) W = berat kendaraan (kg). G = Kemiringan jalan dinyataka dengan perbandingan ketinggian dibagi dengan jarak ditempuh. Untuk jalan lurus G = 0, untuk kemiringan 5% G = 0.05, kemiringan 13% G = 0.13, kemiringan 25% G=0.25.

5.3 Hambatan Udara

Hambatan udara atau angin bergantung pada kecepatan kendaraan , bentuk badan kendaraan dan kecepatan angin. Kecepatan angin hanya dipertimbangkan untuk kondisi tertentu saja diluar itu diabaikan. Secara umum persamaan hambatan udara dinyatakan dalam bentuk umum : Ra = 9.81xK a xAxV 2 ................................................................................(19) Ra = hambatan udara (N) A = luas permukaan proyeksi berhadapan langsung dengan vektor kecepatan m 2 V = kecepatan kendaraan km/hr. kgfxhr 2 ) Ka = koefisien hambatan udara( 2 m xkm 2 Ka = 0.00235 mobil stream line = 0.0032 mobil pada umumnya = 0.0046 untuk truk General motor menganjurkan nilai Ka = 0.00274 untuk kendaraan penumpang.5.4 Hambatan Traksi (axle)

Jumlah hambatan rolling, hambatan kemiringan dan hambatan udara dinyatakan sebagai hambatan traksi pada sumbu(axle) kendaraan dinyatakan dalam persamaan berikut :RT = R r + Ra + R g ..................................................................................(20)

Setelah melalui pengujian intensive General Motors Corporation menggunakan persamaan berikut untuk menentukan hambatan traksi :RT = Rr + Ra + R g = 9.81(0.0112 xW + 0.00006 xWxV + 0.00274 xAxV 2 + GxW )

.................(21)

Kebutuhan daya untuk menggerakan kendaraan dinyatakan dalam persamaan :

HPdemand =

RT xVx1000 R xV = T ...........................................................(22) t x 60 x 4500 t x 270

t = efisiensi transmisi dari engine ke sumbu kendaraan.6. Pendekatan sistematik untuk merumuskan konsep simulasi performa engine

Pendekatan sistematik adalah sebuah pendekatan yang digunakan oleh Pahl and Beitz untuk mendeskripsikan antara input dan output dengan fungsi yang mentransformasi input menjadi output yang digambarkan dalam sebuah black-box(gambar 4) dimana selanjutnya secara sistematik fungsi tersebut dilakukan rekayasa untuk merealisasinya. Sistem ini dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan yang hasil akhirnya berupa produk dalam ujud fisik(mobil, rak TV, meja komputer dll) atau dalam ujud informasi (software). Ein M in Sin Energi Material Sinyal/InformasiGambar 4. Black Box

Eout

?

M out Sout

Pada pendekatan sistematik ini dibuat 2 tahapan pendeskripsian fungsi yaitu tahap pertama adalah fungsi keseluruhan dan struktur fungsi. Fungsi keseluruhan adalah gambaran menyeluruh dari fungsi yang akan direalisasi, sedangkan struktur fungsi adalah penjabaran fungsi menyeluruh kedalam fungsi fungsi detail yang secara terintegrasi akan menghasilkan sistem sebagaimana ditetapkan pada fungsi keseluruhan. Pada struktur fungsi digambarkan fungsi fungsi bagian yang spesifik/unik sehingga memudahkan dalam mencari solusi bagi fungsi tersebut.

Pada kasus simulasi performa engine ini fungsi keseluruhan dari sistem yang akan dikembangkan adalah Menampilkan performa bhp dan torsi dari hasil pengujian dinamometer terhadap kebutuhan traksi kendaraan sebagaimana ditunjukan pada gambar 5 berikut ini : Ein Bhp dan Torsi Karakteristik kendaraan Kondisi laju kendaraan Menampilkan performa bhp dan torsi dari hasil pengujian dinamometer terhadap kebutuhan traksi kendaraan

Eout Display Bhp dan Torsi Display Performa Kendaraan

Gambar 5. Fungsi Keseluruhan Simulasi Performans Engine

Selanjutnya fungsi keseluruhan pada gambar 5 di jabarkan menjadi struktur fungsi sebagaimana ditunjukan pada gambar 6. Dari gambar struktur fungsi ini untuk kemudahan tindak lanjutnya dalam pembuatan aplikasi simulasi sesuai fungsi yang dibutuhkan dan hubungannya dengan macam input dan output dikehendaki maka ditabulasikan pada tabel2, tabel fungsi, input dan output.

Gambar 6. Struktur Fungsi Simulasi Performans Engine

Tabel 2, Fungsi , Input dan Output Simulasi Performa EngineFungsi Keseluruhan Jenis Simulasi Simulasi Performa Engine Sub Fungsi Menerima Data Pengukuran Menyimpan Data Pengukuran Mendisplay Data Pengukuran Baca Data Menerima data Karakteristik Transmisi Menghitung output Bhp dan Torsi di Sumbu Kendaraan Menyimpan output Bhp dan Torsi di Sumbu Kendaraan Mendisplay Performans Bhp dan Torsi di Sumbu Kendaraan Baca Data Performans Engine di Sumbu Kendaraan Menerima Data Kendaraan Input Output

Putaran mesin (rpm) Bhp dan Torsi

Data Bhp,Torsi, rpm Display Bhp Vs rpm Torsi Vs rpm Data Bhp, Torsi, rpm Data Transmisi Ratio

Simulasi Performa Engine di Sumbu Kendarran

File Bhp,Torsi,rpm Transmisi Ratio engine to gear box, TR di Gear Box , TR di Rear Axle Data Bhp,Torsi,rpm Engine dan Transmisi Ratio Performa Bhp,Torsi di Sumbu Performa Bhp,Torsi di Sumbu File DataPerforma Bhp,Torsi di Sumbu Diameter Roda Luas Paparan Angin Berat Kendaraan Rpm kendaraan Efisiensi Transmisi Gradien jalan Berat Penumpang dan beban lain Kondisi jalan Kecepatan Kendaraan Faktor hambatan gerak

Performa Bhp,Torsi di Sumbu DataPerforma Bhp,Torsi di Sumbu Display Performa Bhp,Torsi di Sumbu DataPerforma Bhp,Torsi di Sumbu Kecepatan Kendarran

Menampilkan performa bhp dan torsi dari hasil pengujian dinamometer terhadap kebutuhan traksi kendaraan

Menerima Data Gerakan Kendaraan

Faktor faktor hambatan gerak

Simulasi Demand daya traksi dengan kemampuan Engine

Menghitung kebutuhan Torsi dan Daya Traksi kendaraan Membandingkan kebutuhan daya traksi dengan kemampuan engine Menyimpan data simulasi

Kebutuhan Daya dan Torsi untuk gerak Kendaraan Performa Engine

Display data kebutuhan daya traksi dan kemampuan engine

Kebutuhan daya dan torsi gerak kendaraan Bhp dan Torsi Engine di sumbu Gerak

Simpan data Kebutuhan daya dan torsi gerak kendaraan Bhp dan Torsi Engine di sumbu Gerak Display data Simulasi Kebutuhan daya dan torsi gerak kendaraan Bhp dan Torsi Engine di sumbu Gerak

7. Perencanaan Software Simulasi Performans Engine

Software aplikasi simulasi yang direncanakan konsep perencanannya adalah mengikuti fungsi fungsi bagian sesuai gambaran pada struktur fungsi dan detail nya diuraikan pada tabel 2. Desain software simulasi ini menggunakan modul modul program sesuai deskripsi fungsi bagian dari jabaran fungsi pada struktur fungsi. Rincian desainnya diuraikan dibawah ini.7.1 Desain Struktur Utama Tampilan Struktur utama tampilan disusun dengan prinsip Graphick User Interface menggunakan aplikasi software matlab R2008a. Display simulasi yang akan ditampilkan meliputi : 1. Simulasi Performance Engine 2. Simulasi Performance Engine di Gear Box 3. Simulasi Demand Daya Traksi terhadap Performans Engine Struktur utama ini ditunjukan pada gambar 7. Display untuk Simulasi Performance Engine ditempatkan di axes1 dengan menekan tombol Tampilan Karakteristik Engine. Sedangkan Display Simulasi Performance Engine di Gear box adalah di axes2 dengan menekan tombol Gear Box, dan Display Simulasi Demand Daya Traksi terhadap performance Engine ditempatkan pada axes 3 dengan menekan tombol Karakteristik Traksi Kendaraan.

Axes 1

Axes 2

Axes3

Gambar 7 , Struktur Utama Window Simulasi Performans Engine

7.2 Desain Simulasi Performa engine

Simulasi performa engine didapat dengan cara menekan tombol Tampilan Karakteristik Engine , maka akan muncul window untuk melakukan aksi input, pilihannya input data atau gunakan sampel yang ada, lihat gambar 8. Untuk pilihan sampel maka informasi Bhp, Torsi dab Rpm menggunakan data yang sudah disediakan. Hasil eksekusi ditunjukan pada Gambar 9, hasil simulasi performa engine berupa display performa BHP Vs Rpm dan Torsi Vs RPm

Gambar 7, Pilihan input

Gambar 9 , Window Simulasi Performans Engine

Bila pilihan nya Input data, maka akan muncul dialog untuk memasukan besar jumlah data rpm yang akan dikelola yang didapat dari hasil pengujian, lihat gambar 10. Setelah besar jumlah data dimasukan akan muncul dialog untuk memasukan nilai data rpm tersebut(gambar 11a) sebanyak besar jumlah data yang sebelumnya diminta. Selanjutnya setelah nilai data rpm tersebut selesai dimasukan maka akan muncul dialog untuk

mengisikan nilai data Torsi sesuai hasil penelitian yang dilakukan sesuai input dialog yang ditunjukan pada gambar 11b. Dari Torsi dan rpm yang dientri secara otomatis akan dihitung besar BHP enginenya. Besar BHP, Torsi dan Rpm selanjutnya disimpan dalam file bhpengine.mat , dan didisplay pada window simulasi performans engine dengan model tampilan sebagaimana gambar 9.

Gambar 11, Input besar jumlah data putaran

a)

b.)Gambar 12, Masukan data rpm dan Torsi

7.3 Desain Simulasi Performa engine di Gear Box.

Display Simulasi performa engine di gear box ditempatkan pada window di axes2. Beberapa data harus dinput di ruang pada window tersebut sebelum eksekusi tampilan

dilakukan(gambar 13). Data yang dientri adalah data Transmisi ratio dari sumbu output engine ke sumbu input gear box, TR ke Gear Box. Jika sumbu engine dikopel langsung ke sumbu input gear box maka besar TR =1. Selanjutnya transmisi ratio di gear boxnya sendiri diisikan ditempat yang sudah disediakan mulai Gear 1 hingga Gear 5. Bila semua harga transmisi ratio telah diisi tekan tombol Gear Box, maka pada axes yang tersedia akan keluar display performans Torsi Vs rpm engine di gear box dari tiap level transmisi ratio gear box sebagaimana ditunjukan pada gambar 13.

Gambar 13, Performa Engine di Gear box

7.4 Simulasi Demand Daya Traksi terhadap Performans Engine

Display Simulasi Demand Daya Traksi terhadap Performans Engine ditempatkan pada window di axes3. Beberapa data harus dinput di ruang pada window tersebut sebelum eksekusi tampilan dilakukan(gambar 14). Data data yang harus dientri meliputi : 1. Transmisi Ratio di rear axles 2. Karakteristik kendaraan 3. Kondisi Jalan Setelah semua data dimasukan lakukan simulasi dengan menekan button Karakteristik Traksi Kendaraan pada gambar 15 , hasilnya adalah tampilan tampilan Torsi Vs Kecepatan kendaran pada berbagai posisi Gear dan Demand Torsi (Torsi Need ) Vs Kecepatan Kendaraan. Eksekusi simulasi ini sekaligus melengkapi display pada axes1 yang sebelumnya hanya display Torsi dan BHP performans engine saja sekaran ditambah dengan tampilan Torsi Need dan BHP need pada setiap kecepatan kendaraan yang direpresentasi dengan Rpm engine, lihat gambar 16. Pada gambar 15 untuk kondisi beban yang dipilih maka kebutuhan torsi (torsi need) masih dapat dipenuhi oleh engine hingga kecepatan dibawah 95 km/jam bila kecepatan kendaraan diatas kecepatan ini engine tidak dapat melaju.

Pada gambar 16 untuk kondisi beban kendaraan yang dipilih dapat dilihat performa torsi dan bhp nya identik dengan hasil pada gambar 15

Gambar 14 : Input data Rear Axle, Karakteritik kendaraan dan Kondsi jalan

Gambar 15, Simulasi Demand Daya Traksi terhadap Performans Engine

Gambar 16, Simulasi Performa Traksi 7.5 Simulasi Keseluruhan Demand Daya Traksi terhadap Performans Engine

Dari uraian bagian bagian simulasi selanjutnya rangkaian bagian bagian simulasi tersebut dirangkai dalam bentuk lengkap sebagaimana ditunjukan pada gambar 17. Melalui tampilan keseluruhan tersebut dapat digambarkan secara menyeluruh baik kemampuan engine, gear box dan kebutuhan torsi maupun bhp untuk suatu kondisi beban kendaraan tertentu.

8. Kesimpulan 1. Dengan menggunakan metoda Sistematik Desain , dapat dideskrispsikan dengan mudah fungsi keseluruhan maupun struktur fungsi dari sebuah sistem, pada kasus ini adalah sistem untuk simulasi performa engine. Dengan rincian fungsi fungsi spesifik(unik) pada struktur fungsi maka dapat lebih fokus menganilisis permasalahan dan mencari solusi yang sesuai. 2. Melalui jabaran fungsi spesifik dibuat desain modul program untuk masing masing fungsi spesifik tersebut dan akhirnya dirangkai menjadi satu kesatuan fungsi untuk memenuhi fungsi keseluruhan yang ditetapkan 3. Prototipe desain program yang dibuat dapat dioperasikan dan dapat berfungsi memenuhi fungsi yang diharapkan

Referensi Inge C.Kerssens-van Drongelen(1999),Systematic Design of R&D Performance Measurement Systems, Cap Gemini Ernst & Young G.Pahl and W. Beitz (1996),Engineering Design a Systematic Approach, second edition, Springer http://craig.backfire.ca/pages/autos/gearing-for-mileage