Similarities Vocabulary Weschler Bellevue

download Similarities Vocabulary Weschler Bellevue

of 12

description

a work paper which explain about similarities and vocabulary sub test in weschler bellevue intelligence test for Adult

Transcript of Similarities Vocabulary Weschler Bellevue

Laporan Diskusi KelompokSUBTEST SIMILARITIES & VOCABULARYDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Asesmen

Tes Intelegensi Magister Psikologi Profesi

Disusun oleh :Kelompok IIIAnggriana Angguningtyas190420130025

Ervina Peralaiko

190420130026

Herdaningtias

190420130027Dewi Arimbi

190420130028

Erika Miftakhu Saadah

190420130029

Hasya Rahmania Maulani190420130030Dimas Rizki Aditya

190420130031

Nena Namira Ayesha

190420130032

Yessica Dewi

190420130033

Gumilar Wulan Utami

190420130034

Mira Kania Wardhani

190420130035

Izza Imania

190420130036FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2013Similarities Test

Bentuk Tes

Similarities merupakan bagian dari tes verbal dalam tes WB. Dalam tes ini terdapat 12 soal, subjek diminta untuk mencari persamaan antara dua buah kata yang diajukan. Weschler (1958 dalam Kaufman, 2006) mengungkapkan beberapa karakteristik dari tes similarities:

Mudah untuk diadministrasikan

Merupakan subtes yang cukup menarik bagi orang dewasa

Kemampuan dalam mengukur general ability tergolong cukup tinggi (0.73 untuk tes WB-I & 0.79 untuk WAIS-III)

Tes yang dapat menggambarkan proses berpikir individu, namun belum bisa menggambarkan kualitas memori & generalisasi Merupakan subtes verbal yang paling tidak dipengaruhi oleh proses belajar yang spesifik, pendidikan formal, latar belakang & pengalamanInstruksi

Pada pembuka subtes ini, tester dapat mengatakan Pada tes berikut terdapat dua hal yang sama atau mirip dalam cara-cara tertentu dan saya ingin Anda mengatakan apa persamaan keduanya, sebagai contoh apa persamaan dari jeruk dan pisang? (Pause). Jika testee menjawab Keduanya adalah buah, maka tester dapat menjawab, Ya, itu benar, dan kemudian tester dapat melanjutkan dengan seluruh daftar yang ada. Jika respon testee adalah Keduanya tidak sama dalam beberapa cara, maka tester dapat mengatakan Jika begitu jelaskanlah pada Saya di bagian mana keduanya mirip. Jika testee gagal menjawab dalam 10 sampai 15 detik, tester dapat menyatakan perbedaannya atau memberikan jawaban yang lebih sederhana, seperti Baiklah, Anda mungkin dapat mengatakan bahwa Anda dapat memakan keduanya, atau keduanya memiliki kulit, atau keduanya adalah buah. Selanjutnya tester dapat melanjutkan dengan seluruh daftar yang ada. Lanjutkanlah sampai 4 pasang persoalan yang ada di dalam daftar berturut-turut dinyatakan gagal. Jawaban testee direkam dan dicatat secara verbatim. Berikut adalah daftar persoalan dalam subtes Similarities :

1. Orange JerukBananaPisang

2. Coat MantelDressGaun

3. Dog AnjingLionSinga

4. Wagon Gerbong KeretaBicycleSepeda

5. Daily PaperKoran HarianRadioRadio

6. AirUdaraWaterAir

7. WoodKayuAlcoholAlkohol

8. EyeMataEarTelinga

9. EggTelurSeedBenih

10. PoemPuisiStatuePatung

11. PraisePujianPunishmentHukuman

12. FlyLalatTreePohon

Skoring

Respon yang diberikan testee dapat diberikan skor 0, 1, atau 2 tergantung pada tingkat dan kualitas penggeneralisasiannya. Tester dapat menggunakan Criteria Illustration untuk mengevaluasi respon-respon tersebut. Kemudian, tester mencocokkan respon-respon yang berlawanan antara jawaban sampel dengan skor yang sesuai. Terkadang testee merusak sebuah jawaban dengan sebuah respon tambahan. Sehingga penskoringannta menjadi seperti berikut :

jika respon asli di skor 2, itu akan menurunkan skor menjadi 1. Perbaikan secara spontan juga diizinkan.

Dalam beberapa kasus, tester akan menanyakan, Sekarang yang mana?. Total skor dalam subtes ini adalah penjumlahan nilai-nilai bagian dari ke 12 pertanyaan sehingga skor maksimumnya adalah 24.

Hal yang Diukur

Kemampuan berpikir abstrak, yaitu kemampuan untuk menalar suatu permasalahan yang sifatnya abstrak-verbal. Artinya, sesuatu yang menjadi objek penalaran tidak ada secara visual, namun diciptakan berdasarkan stimulus verbal yang sudah dimaknakan di dalam sistem kognitif.

Kemampuan menganalisa hubungan-hubungan, yaitu kemampuan menganalisa informasi- informasi yang berada dalam sistem kognitif (seperti pada poin sebelumnya), lalu menarik hubungan (dalam hal ini persamaan) di antara dua konsep yang sedang dinalar (abstrak fungsional)

Kemampuan daya bayang verbal, yaitu menciptakan suatu konsep berdasarkan verbalisasi yang secara otomatis dimaknakan di dalam sistem kognitif. Suatu concept-formation. Kalau seseorang memiliki nilai + atau berada di kanan (oka), maka dapat dikatakan ia memiliki daya bayang verbal yang tinggi.Proses Interpretasi

Proses interpretasi diawali dengan memberikan skor terlebih dahulu terhadap jawaban yang diajukan subjek. Skor 0-1-2 diberikan sesuai dengan tingkat dan kualitas penggeneralisasian jawaban subjek. Skor 0 diberikan kepada jawaban yang tidak memiliki konten abstraksi. Skor 1 diberikan kepada jawaban yang konkrit dan bersifat lebih spesifik. Sementara skor 2 diberikan kepada jawaban yang abstrak dan sangat fundamental dari kedua kata. Individu yang memberi skor 2 menandakan bahwa ia memiliki potensi untuk menampilkan performa yang lebih baik. Setelah itu, seluruh skor subtest similarities ditotal, kemudian dibandingkan dengan tabel rata-rata sebagai berikut:Age GroupSimilarities Mean

16 179.1

18 199.2

20 249.5

25 2910.0

30 3410.5

35 4410.7

45 5411.4

55 6410.8

65 6911,2

70 7411.1

80 8410.6

85 8910.3

Aging Analysis of Similarities Table (Kaufman, 2006)

Berdasarkan tabel tersebut, kita dapat menggolongkan apakah individu termasuk individu yang memiliki skor di atas rata-rata atau di bawah rata-rata dengan membandingkan total skor individu dengan norma kelompok di usia tersebut. Interpretasi

Menggambarkan kemampuan individu untuk menggunakan ingatan jangka panjang & menerapkan ekspresi-ekpresi yang elegan dalam respons mereka Makin tepat & abstrak ekspresinya, makin tinggi skornya dapat menggambarkan kelancaran verbal Individu dgn kemampuan yang baik utk mendapatkan insight/introspeksi cenderung menunjukkan kinerja yang baik dlm subtes ini Individu dengan skor tinggi menunjukkan pembentukan konsep verbal yang baik, yang dapat menggambarkan kemampuan intelektual yang juga baik. Sementara individu dengan skor similarities yang di bawah rata-rata menunjukkan kurangnya kemampuan dalam melakukan abstraksi verbal. Biasanya individu yang memiliki skor rendah pada subtes ini adalah orang yang kaku/rigid dalam berpikir, maupun pasien yang memiliki berbagai macam kondisi terkait penurunan fungsi mental. Adapun skor yang didapatkan akan sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu: fleksibilitas dalam berpikir, minat, kecenderungan untuk berpikir negatif, dan kemampuan berpikir yang terlalu konkrit.

Hal yang Berpengaruh pada Jawaban Subtest

Fleksibilitas berpikir

Minat

Negativism

Overly Concrete Thinking

Outside Reading

Diagnostic Suggestion

Kegagalan-kegagalan dalam subtes similarities yang mudah, dapat mengidentifikasikan psikotik depresi dan sikoprenik ringan. Kegagalan kegagalan ini terjadi di dalam penyakit skisoferenia paranoid dan depresi neurotic parah, sulit, dan berat. Paling sedikit dapat mengakibatkan penyakit saraf.

Skor similarities yang lebih rendah 3 poin dari Vocabulary disebabkan adanya gangguan kejiwaan karena terjadi kerusakan otak.

Apabila pasien secara klinis terlihat tertekan dan skor Similarities lebih rendah dari Vocabulary, dapat didiagnosa terdapat tekanan skizofrenia. Sedangkan jika skor Similarities lebih tinggi dari Vocabulary, dapar didiagnosa adanya kecenderungan depresi neurotic.

Untuk melihat kecenderungan pasien terdiagnosa Paranoid (kecuali yang sudah kronis dikarenakan skizofrenia), dapat dilihat dari skor Similarities lebih tinggi dari skor Vocabulary dan Weighted Score Verbal.

High weighted score (14 atau lebih) hampir dapat dipastikan terjadi di dalam kondisi neurotic, terutama dalam pengalaman intelektual dari tingkatan psikotik (seperti presizopenia overideasional atau kondisi paranoid).

Skor skor yang tinggi di sub tes Similarities jarang terjadi pada pasien psikotik depresif, deteriotik paranoid psikoprenik dan orang-orang normal yang berasal dari latar belakang budaya yang lemah. Sehingga subtes Similarities menjadi indikator yang lebih sensitive daripada subtes verbal yang lain.

Individu yang memiliki kecenderungan obsessive biasanya akan mendapatkan skor tinggi yang diperoleh dari beberapa jawaban yang ia berikan. Neuropsychological Analysis of Similarities

Pasien yang mengalami kerusakan otak biasanya kesulitan memberikan respons konseptual yang abstrak.

Skor pada subtes Similarities sangat berhubungan dengan bagian otak hemisphere kiri, terutama pada lobus temporal dan frontal.

Skor yang rendah pada subtes Similarities dapat mengindikasikan adanya kerusakan pada lobus frontal bagian kiri.Keterkaitan dengan Subtest Lain

Terdapat beberapa keterkaitan antara subtest similarities dengan subtest lain, yaitu:

Similarities VocabularyKeduanya dapat menggambarkan kekayaan ide, ingatan jangka panjang, pembentukan konsep dan perkembangan bahasa individu

Similarities Vocabulary ComprehensionKetiganya merupakan subtes yang mengundang respon kualitatif, sehingga dapat menggambarkan proses berpikir, latar belakang pengalaman hidup dan respons individu terhadap frustasi

Similarities Information VocabularyKetiganya dapat menggambarkan resistensi individu terhadap defisit neurologis maupun gangguan psikologisVocabulary Test

A. Bentuk Tes

Setiap kata yang ada di dalam Vocabulary test diambil dari salah satu Standard (School) Dictionary dari Funk dan Wagnall. Daftar kata dihasilkan dengan cara memilih 100 kata secara random dengan cara: Dimulai dengan sebuah lembaran ganjil, kemudian dipilihlah kata-kata yang terbaik dari setiap lima lembar dan melanjutkan proses hingga didapatkan 100 buah kata. 100 kata ini kemudian disususn berdasarkan tingkat kesulitan, dibagi dua menjadi 50 kata untuk masing-masing daftar, kemudian setiap kata tersebut diberikan pada kelompok eksperimen yang telahh diketahui tingkat kecerdasannya. Dengan menggunakan metode ini, kata-kata yang nampaknya tidak baik dalam membedakan antara level kecerdasan maka dengan segera dieliminasi. Setelah melalui eksperimen panjang, kemudian didapatkan 60 kata, yang menjadi 50 kata, dan dikurangi menjadi 42 kata yang digunakan sampai saat ini. Seluruh kata tersebut disusun menurut tingkat kesulitan.

Subtes vocabulary merupakan salah satu subtes verbal comprehension yang paling reliable (realibilitas tas-retes WAIS-IV = 0,89; realibilitas tes-retes WISC-IV = 0,92) dan, seperti halnya information, sangat resisten terhadap deficit neurologis dan gangguan psikologis (Lezak et al., 2004; Reitan & Wolfson, 1993). Meskipun pada subtes vocabulary cenderung naik seiring dengan bertambahnya usia, skor ini cenderung anjlok pada orang yang keterampilan visual-spasialnya jauh lebih penting dibanding kemampuan verbalnyaMenurut Wechsler (1944), besarnya hasil subtes Vocabulary seorang individu tidak hanya menggambarkan hasil pendidikannya, tetapi juga merupakan alat ukur yang baik untuk melihat kecerdasan umum yang dimiliki individu tersebut. Keunggulan subtes ini sebagai tes intelegensi berasal dari fakta bahwa jumlah kata yang diketahui oleh seseorang dalam waktu yang sama mengukur kemampuan belajarnya, kekayaan informasi verbalnya, dan jangkauan umum dari pemikiran yang dimilikinya. Salah satu kritik terhadap pengukuran Vocabulary sebagai ukuran kecerdasan seseorang adalah bahwa banyaknya kata yang diperoleh seseorang harus memerlukan pengaruh dari pendidikan dan kesempatan budaya. Akan terlihat tidak adil bagi orang yang buta huruf dan orang yang tidak berkemampuan bahasa asing. Karena kemungkinan keterbatasan tersebut maka subtes ini hanya diberikan sebagai alternative subtes pada rangkaian tes yang asli. Saat ini, Vocabulary tes direkomendasikan sebagai alat tes regular yang harus disertakan secara sistematis ketika skala penuh (Full Scale) diadministrasikan.B. Administrasi subtes vocabularyInstruksi

Saya ingin melihat mengenai berapa banyak kata yang anda ketahui. Dengarkan baik-baik dan beritahu saya arti dari kata-kata ini.

Apel. Apakah yang dimaksud dengan apel?

Terkadang, kita sulit untuk memutuskan apakah subjek mengetahui atau tidak dari arti kata yang diberikan. Dalam kasus tersebut, selalu diperbolehkan dan tentu snagat penting untuk mengatakan tolong jelaskan lebih lanjut C. Aturan pemberian skor pada subtes vocabularyDalam mengestimasi ukuran dari kemampuan kosakata seseorang, jawaban yang dihitung adalah setiap kata yang subjek ketahui. Segala definisi yang bisa dipahami maka bisa diterima, dan tidak ada pengurangan skor untuk bahasa yang tidak bermakna. Selama subjek menunjukan bahwa ia mengetahui arti dari kata yang dimaksud, ia mendapatkan skor untuk jawaban yang benar. Aturan yang umum saat ragu memberikan skor adalah mencocokan respon subjek apakah berlawanan dengan definisi yang dapat diterima dan memberikan skor berdasarkan hal tersebut. Selalu usahakan untuk mencatat jawaban subjek secara verbatim. Hal ini tidak hanya membantu untuk proses memeriksa ulang, tetapi juga melengkapi materi untuk analisis kualitatif.

Skoring dari definisi harus dibuat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Aturan umum nya adalah segala arti yang dapat dipahami dari setiap kata dapat diterima, keindahan bahasa dan keakuratannya diabaikan. Meskipun keindahan bahasa diabaikan, namun konten definisi yang miskin akan mendapakan pengurangan skor. Ketika subjek terlihat hanya mengetahui definisi kata secara samar-samar, maka responnya diberikan skor setengah. Misalnya, apel = tumbuh di atas pohon. Intan = sebuah cincin intan.

Untuk subjek yang superior maka seluruh daftar kata perlu diberikan. Aturan umum untuk administrasi adalah melanjutkan pemberian kata sampai subjek 5 kali gagal dan mendapatkan nilai 0 untuk kata yang diberikan. Skor akhir dari subjek adalah jumalah dari skor setengah dan kredit penuh (+). Nilai maksimum 42.D. Interpretasi Subtest VocabularyTerlepas dari kegunaannya untuk mengukur kecerdasan, tes ini merupakan tes yang diminati dalam berbagai skala, karena kemungkinan kualitatifnya. Dalam mendefinisikan sebuah kata, subjek memberikan lebih dari sekedar arti dari kata tersebut. Subjek juga memberitahu tentang dirinya, atau paling tidak menunjukan kualitas dan karakter proses berpikirnya. Akan terdapat perbedaan yang jelas dalam kemampuan nalar dua orang dewasa yang salah satunya menjawab keledai sebagai binatang dan seorang lainnya yang mendefinisikan dengan memiliki empat kaki. Terkadang, kualitas dari jawaban subjek juga memberitahukan sesuatu tentang budaya di lingkungan sekitarnya. Jenis dari kata yang biasanya gagal atau berhasil dijawab subjek selalu ada yang signifikan.Respon-respon subtes vocabulary serupa dengan subtes comprehension dan similariti, dalam arti bahwa analisis kualitatif sering memberikan informasi yang bermanfaat tentang klien dalam proses berfikir, latar belakang, pengalaman hidup, dan respon terhadap frustasi. Sering kali penting untuk mengeksplorasi respon-respon yang tidak tepat untuk menentukan apakah mereka merupakan hasil menebak-nebak, clang associations (misalnya, ponder [merenung], padahal yang sebenarnya dimaksudkan adalah resemble [mirip/menyerupai]), pemikiran konkret, bizarre associations, atau penalaran yang terlalu inklusif. Bahkan jika sebuah respon benar, pertimbangan tentang gaya yang digunakan untuk mendekati kata itu dan sisi spesifiknya dapat berguna.

Skor yang tinggi menunjukkan kecerdasan secara umum yang tinggi dan bahwa subjek tes dapat mengingat ide-ide di masa lalu dan membentuk konsep-konsep yang berhubungan dengan ide-ide ini. Orang yang memiliki skor tinggi memiliki rentang minat yang luas dan permbedaharaan informasi umum yang baik, dan mungkin mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi. Populasi-populasi klinis yang mempunyai skor vocabulary tinggi mungkin menggunakan mekanisme-mekanisme pertahanan yang kompulsif atau intellectualizing (melindungi diri anda tanpa disadari dan tekanan emosional ketika berhadapan dengan permasalahan atau ketakutan akan pemikiran-peny). Skor yang rendah menunjukkan latar belakang pendidikan yang rendah, kecerdasan yang secara umum rendah, perkembangan bahasa yang buruk, dan kurang familiar dengan Bahasa Inggris, dan atau memiliki motivasi yang buruk. 1. Hal yang berpengaruh pada jawaban subtest vocabulary :

Cultural Opportunities

Foreign Language Background

Intellectual curiosity and striving

Interest

Outside reading

Reading ability (because a word list is presented to examinee)

Richness of early environment

School learning

2. Kemampuan unik yang diukur dalam subtest vocabulary :

Vocabulary mengukur inteligensi secara umum dan bagian penting dalam subtest yang lainnya. Dari hasil test vocabulary ini menghasilkan original IQ. Original IQ meliputi :

1. Pengembangan bahasa

2. Pemahaman terhadap kata-kata

3. Inteligensi verbal secara umum

4. Penggunaan bahasa dan akumulasi kemampuan verbal

5. Mengukur intelektualitas subjek secara optimal

6. Latar belakang pendidikan

7. Rentang dari ide, pengalaman, atau minat dari individu

3. Analisis empirik dalam subtest vocabulary:

g loading: r=.83 (best measure)

Reability: split-half=.93, test-retest=.91

Practise effect: Trivial for ages 16-89 (gain of 0.2 scale-score point)

Subject specificity/Eror variance: 19% vs 7% (adquate specificity)

Primary Oblimin Factor Loading: Verbal Comprehension Factor=.89

Most Related to: Information (r=.77)

Least related to: Object Assembly and Digit Symbol-Coding (r=.44)

4. Analisis usia dalam subtest vocabulary:

Age GroupVocabulary Mean

16-178.6

18-199.2

20-249.5

25-2910.00

30-3410.5

35-4410.7

45-5411.4

55-6410.8

65-6911.2

70-7411.1

75-7911.1

80-8410.6

85-8910.3

5. Analisis klinis dalam subtest vocabulary:

Nilai tinggi biasanya mencerminkan ambisi intelektual, dan juga dapat diasosiasikan dengan defense intelektualisasi.

Mereka-mereka yang memiliki defense represi yang lemah akan mendorong jawaban keluar dari kesadaran. Dilihat dalam beberapa kata yang dapat diasosiasikan dengan konflik. Represi berdampak dalam pengetahuan dan pengambilan kata yang spesifik dari yang ia ketahui.

Konten dari respon yang menunjukkan analisis klinis menggambarkan kekawatiran seseorang, kesukaan, perasaan, minat, latar belakang, status dan proses pemikiran, perseveration (keteguhan/ketekunan), asosiasi dan ketidaksesuaian dalam kata juga dapat diobservasi.

Respon bisa berupa ellipsis (kata ganti) misalnya donkey dijawab dengan jackass atau Respon berupa self-reference (keterangan diri).

Respon harus dievaluasi untuk membedakan antara individu yang memberikan penjelasan terus-menerus, jawaban yang dihafalkan tanpa berfikir, dan mereka yang berusaha menggunakan intelektualnya.

Perseveration kadang-kadang terbukti ketika pasien "memberikan cara penjelasan yang sama untuk setiap respon".

Waktu administrasi yang lama, dicocokan dengan hasil informasi yang unik, dapat membuat asumsi seputar efektivitas untuk mengetahui kerusakan otak pasien yang mudah lelah.E. Keterkaitan Dengan Subtes Lain Similarities Vocabulary Similarities Vocabulary Comprehension Ketiganya merupakan subtes yang mengundang respon kualitatif, sehingga dapat menggambarkan proses berpikir, latar belakang pengalaman hidup dan respons individu terhadap frustasi Similarities Information Vocabulary Ketiganya dapat menggambarkan resistensi individu terhadap defisit neurologis maupun gangguan psikologis Daftar Pustaka

Kaufman, S & Lichtenberger, E. 2006. Assessing Adolescence & Adult Intelligence 3rd ed. New York: John Willey & Sons, Inc

Keller-Man, H & Burry, A. 2007. Handbook of Psychodiagnostic Testing 4th ed. New York: Grune & Stralton, Inc

Weschler, D. 1944. The Measurement of Adult Intelligence 3rd ed. Baltimore: The Williams & Witkins Company