Silabus hukum-internasional-pp1

27
Oleh: Machmud Al Rasyid Prodi PKn-FKIP UNS Tahun Ajaran 2008/2009

Transcript of Silabus hukum-internasional-pp1

Page 1: Silabus hukum-internasional-pp1

Oleh:Machmud Al RasyidProdi PKn-FKIP UNS

Tahun Ajaran 2008/2009

Page 2: Silabus hukum-internasional-pp1

LITERATUREAlma Manuputy,dkk, 2008, Hukum Internasional,Depok:

RechtaWila, Marnixon, R.C. 2006, Konsepsi Hukum dalam

Pengaturan dan Pengelolaan Wilayah Perbatasan Antar Negara, Bandung: Alumni

Nussbaum, Arthur, dan Sam Suhaedi Admawira, Sejarah Hukum Internasional I, II, Bandung: Bina Cipta

Boer Mauna, 2003, Hukum Internasional, Bandung: Alumni

Tasrif, S.1987, Hukum Internasional tentang Teori dan Praktek, Bandung:Abardin.

Van Hoof, 2000, Pemikiran Kembali Sumber-Sumber Hukum Internasional, Bandung:Alumni

Page 3: Silabus hukum-internasional-pp1

• Huala Adolf, 1998, Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta: Rajawali Press• Brierly, JL., 1963, The Law of Nations, Oxford: Clarendon Press.• E.Saefullah Wiradiptadja dan Mieke Komar Kantaatmadja,1988, Hukum Angkasa dan Perkembangannya, Bandung:Remadja Karya• Chaitul Anwar, 1989 ,Horizon Baru Hukum Laut Internasional, Jakarta:Djambatan • Jawahir Thontowi dan Iskandar Pranoto, 2006,Hukum Internasional Kontemporer, Bandung: Refika Aditama• KTSP PKN• Situs internet terkait (www. civiced. org)• blog: machmud.staff.fkip.uns.ac.id

Page 4: Silabus hukum-internasional-pp1

KOMPETENSI DASAR 1 :Mendeskripsikan Sumber, Subyek, dan Sistem

Hukum Internasional.Materi Utama : 1. Pengertian 2. Sumber Hukum 3. Subyek Hukum 4. Sistem Hukum Internasio nal

Page 5: Silabus hukum-internasional-pp1

PENGERTIAN (Charles Cheny Hyde)Sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas

prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang mengatur tentang perilaku yang harus di taati dalam hubungan-hubungan antar mereka satu dengan yang lainnya, serta yang juga mencakup: Organisasi Internasional, hubungan antar Organisasi Internasional satu dengan lainnya, hubungan peraturan hukum yang berkenaan dengan fungsi-fungsi lembaga atau antara organisasi internasional dengan negara, atau negara-negara, dan hubungan antar organisasi internasional dengan individu atau individu-individu.

Page 6: Silabus hukum-internasional-pp1

Peraturan-peraturan hukum tertentu yang ber kenaan dengan individu dan subyek-subyek hukum

bukan negara (non-state entities)sepan jang hak-hak dan kewajiban –kewajiban indivi du dan subyek bukan negara ter sebut bersang kut paut dengan masalah internasional.

Page 7: Silabus hukum-internasional-pp1

SUMBER-SUMBER HUKUM(Boer Mauna,2001: 7-11)Perjanjian-Perjanjian InternasionalHukum Kebiasaan InternasionalPrinsip-prinsip Umum HukumKeputusan-keputusan Peradilan

Page 8: Silabus hukum-internasional-pp1

Perjanjian Internasional : merupakan sumber hukum utama apabila perjanjian tersebut ber bentuk Law Making Treaties, yaitu perjanjian internasional yang berisikan prinsip-prinip dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara umum, Misalnya :

1. Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 1945; 2. Konvensi Wina mengenai Hubungan Diplo tik 1961, Konsuler 1963. 3. Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, dll

Page 9: Silabus hukum-internasional-pp1

Hukum Kebiasaan Internasional : Hal ini berasal dari praktek negara-negara melalui sikap dan tindakan yang diambilnya terhadap suatu persoalan. Contoh hasil kodifikasi hukum kebiasaan adalah Konvensi Hubungan Diplomatik, Konsuler, Hukum Laut tahun 1958, dan Hukum Perjanjian tahun 1969.

Prinsip-prinsip Umum Hukum: Yaitu prinsip-2 umum hukum nasional yang dapat mengisi ke kosongan dalam hukum internasional. Misalnya : Praduga tak Bersalah, dll.

Page 10: Silabus hukum-internasional-pp1

Keputusan –Keputusan Peradilan: 1. Memainkan peranan yang cukup penting da lam pembentukan norma-norma baru dlm hukum internasional, misalnya dalam seng keta ganti rugi dan penangkapan ikan. 2. Mahkamah diperbolehkan memutuskan sua tu perkara secara “ex aequo et bono” yaitu keputusan yang bukan atas pelaksanaan hu kum positif tetapi atas dasar prinsip keadil lan dan kebenaran.

Page 11: Silabus hukum-internasional-pp1

SUBYEK HUKUM INTERNASIONALNEGARAORGANISASI INTERNASIONALINDIVIDU

Page 12: Silabus hukum-internasional-pp1

SISTEM HUKUM INTERNASIONALAda 2 Aliran :1. Monisme; semua hukum merupakan satu sistem

kesatuan hukum yang mengikat individu dalam suatu negara ataupun negara dalam suatu masyarakat internasional. Hal ini dibedakan dalam :

a. Primat Hukum Internasional b. Primat Hukum Nasional

Page 13: Silabus hukum-internasional-pp1

2. Dualisme; hukum internasional dan hukum nasional adalah 2 hal yang berbeda; perbeda annya ada pada :

a. Sumber Hukum: b. Subyeknya; c. Kekuatan Hukumnya

Faktanya hukum internasional ada dan ditaati. Ini terjadi karena pembentukannya atas dasar kehendak bersama yang secara bebas dirumuskan dalam berbagai instrumen yuridik internasional.

Page 14: Silabus hukum-internasional-pp1

KOMPETENSI DASAR 2 :Mendeskripsikan tentang NegaraMATERI POKOK : 1. Kualifikasi dan Status 2. Wilayah Negara 3. Pengakuan 4. Kategori Negara 5. Hak dan Kewajiban Negara 6. Negara dan Individu 7. Suksesi Negara

Page 15: Silabus hukum-internasional-pp1

1. KUALIFIKASI & STATUSA. KUALIFIKASI : Pembentukan suatu negara yg

merupakan subyek penuh hukum internasional diperlukan unsur-unsur konstitutif sbb :

1. Penduduk yang tetap;2. Wilayah tertentu;3. Pemerintahan;4. Kedaulatan (Boer Mauna, 2001:17). Istilah ke-4 dalam Konvensi Montevideo 27

Desember 1933 adalah capacity to enter into relations with other states (kapasitas untuk melakukan hubungan dengan negara lain). Hal ini merupakan kemajuan drpd konsepsi klasik yg hanya menyebut Penduduk, wilayah dan pemerintah,

Page 16: Silabus hukum-internasional-pp1

Boer Mauna (2001:18) mengatakan negara dapat saja lahir dan hidup tetapi itu belum berarti bahwa negara tersebut mempunyai kedaulatan.

Kedaulatan ialah kekuasaan tertinggi yang dimiliki sua tu negara untuk secara bebas melakukan berbagai kegi atan sesuai kepentingannya asal kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional. Kedaulatan memiliki 3 aspek utama (Nkambo Mugerwa, 1968), yaitu :

1. Kedaulatan ekstern: hak bagi setiap negara untuk se cara bebas menentukan hubungannya dengan berba gai negara atau kelompok-2 lain tanpa kekangan, teka nan atau pengawasan dari negara lain.

Page 17: Silabus hukum-internasional-pp1

2.Kedaulatan Intern: hak atau wewenang eksklusif sua tu negara untuk menentukan bentuk lembaga-2 nya, cara kerja lembaga-2 dan hak untuk membuat UU yg diinginkan serta tindakan-2 untuk mematuhi.

3.Kedaulatan teritorial: kekuasaan penuh dan eksklusif yg dimiliki oleh negara atas individu-2 dan benda-2 yg ada di wilayah tsb.

Disamping itu kedaulatan juga mempunyai pengertian negatif dan positif (Jean Charpenter, 1997):

1. Pengertian Negatif: a. Kedaulatan dpt berarti bahwa negara tidak

tunduk pada ketentuan-2 hukum internasional yg mempunyai status yang lebih tinggi.

Page 18: Silabus hukum-internasional-pp1

b.Kedaulatan berarti bahwa negara tidak tunduk pada kekuasaan apapun dan dari manapun datangnya tanpa persetujuan negara yang bersangkutan.

2. Pengertian Positif:a.Kedaulatan memberikan kepada titulernya, yaitu

negara pimpinan tertinggi atas warganegaranya. Ini yg dinamakan wewenang penuh dr suatu negara;

b.Kedaulatan memberikan wewenang kepada negara untuk mengeksploitasi sumber-2 alam wilayah nasio nal bagi kesejahteraan umum masyarakat banyak. Ini yang disebut kedaulatan permanen atas sumber keka yaan alam.

Menurut Ian Brownlie (1990) kedaulatan juga mempu nyai arti yang sama dengan Kemerdekaan. Bila suatu negara disebut berdaulat, berarti merdeka.

Page 19: Silabus hukum-internasional-pp1

B. STATUS : Hukum internasional mengelompokkan negara dalam berbagai bentuk :

1. Negara Kesatuan : ukurannya hubungan luar negri menjadi kekuasaan penuh pemerintah pusat. Daerah tdk boleh berhubungan secara langsung.

2. Negara Federal: walaupun negara bagian mempu nyai konstitusi, tetapi negara federal lah yg merupa kan subyek hukum internasional dan mempunyai wewenang untuk melakukan hubungan luar negri.

3. Gabungan Negara-2 Merdeka: a. Uni Riil 6. Negara yg terpecah b. Uni Personil 7. Negara-Negara Kecil4. Konfederasi 8. Protektorat5. Negara Netral

Page 20: Silabus hukum-internasional-pp1

NEGARA NETRAL adalah negara yang membatasi diri nya untuk tidak terlibat dalam berbagai sengketa yg terjadi dalam masyarakat internasional. Netralitas ini bisa dibedakan dalam Netralitas tetap dan netralitas sewaktu-waktu, politik netral atau netralisme positif.

NETRALITAS TETAP adalah negara yang netralitasnya dijamin dan dilindungi oleh perjanjian-2 internasional seperti Swiss dan Austria.

NETRALITAS Sewaktu-waktu adalah sikap netral yg hanya berasal dr kehendak negara itu sendiri (self-imposed) yg sewaktu-waktu dpt ditinggalkan. Misalnya Swedia, walaupun bersama dengan Finlandia sejak 1 Januaru 1995 bergabung dengan Uni Eropa.

Page 21: Silabus hukum-internasional-pp1

POLITIK NETRAL atau NETRALISME POSITIF, yaitu negara yg tidak memihak kpd blok-blok kekuatan yg ada, tetapi juga dengan bebas memberikan pandangan dan secara aktif mengajukan saran dan usul penyelesai an masalah-2 yg dihadapi dunia demi tercapainya ke harmonisan dan terpeliharanya perdamaian internasio nal.

Page 22: Silabus hukum-internasional-pp1

2. WILAYAH NEGARABagian wilayah negara meliputi :a.Wilayah Daratan termasuk tanah di dalamnya;b.Wilayah Perairan; terdiri dari Laut Teritorial dan Zona Tambahan, Selat yg digunakan untuk pelaya ran Internasional, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Kontinen (Wilayah Dasar Laut dan tanah di

bawahnya, yg terletak di bawah wilayah perairan);c.Wilayah Ruang Udara.

Page 23: Silabus hukum-internasional-pp1

3. PENGAKUAN NEGARAHal ini berkaitan dg Lahirnya Negara, dimana muncul

pertanyaan: Apakah lahirnya suatu negara merupakan peristiwa hukum atau peristiwa ekstra yuridik.

1. Opini Pertama: Lahirnya suatu negara hanyalah pe ristiwa fakta yang terlepas dari ketentuan hukum inter nasional. Ada yg menyebut fakta politis, historis, sosio logis, meta yuridik (Jelinek, Cavagileri, Strupp).

2. Opini Kedua: Lahirnya suatu negara adalah suatu proses hukum yg diatur oleh ketentuan hukum interna sional (Kelsen dan Verdross).

Logikanya, bagaimana mungkin hukum internasional mengatur tentang negara, kalau keberadaan hukum internasional itu sendiri adanya karena dibentuk negara. Hukum internasional hanya berlaku di negara merdeka.

Page 24: Silabus hukum-internasional-pp1

Berarti terhadap lahirnya suatu negara sebagai fakta, muncul akibat penting, yaitu :

1. Tidak mungkin menolak lahirnya suatu negara dengan memakai alasan hukum;

2. Lahirnya suatu negara bebas dari pengakuan, dalam hal ini pengakuan tidak ikut campur dalam pembentu kan negara.

Pertanyaannya: apakah negara yg baru lahir tersebut langsung mempunyai International Personility atau Subyek Hukum Internasional dengan memiliki segala macam hak dan kewajiban yg diatur oleh hukum internasional.

Jawabannya adalah dengan teori Pengakuan :

Page 25: Silabus hukum-internasional-pp1

1. Teori Konstitutif: Pengakuan mempunyai kekuatan konstitutif.

Sehing ga negara itu secara hukum baru ada, apabila sudah mendapat pengakuan dari negara-negara lain. Tokohnya adalah Lauterpacht. 2. Teori Deklaratif: Pengakuan tidak menciptakan suatu negara, karena lahirnya suatu negara semata merupakan suatu fak ta murni, dan pengakuan hanyalah berupa

penerima an fakta tersebut. Jadi pengakuan bukan

merupakan syarat bagi kelahiran suatu negara.

Page 26: Silabus hukum-internasional-pp1

3. Teori Jalan Tengah: untuk bisa disebut sebagai nega ra adalah fakta (Penduduk, wilayah, & pemerintah), tetapi untuk mengadakan hubungan dengan negara lain butuh pengakuan. Para pengamat mengatakan Teori jalan tengah tidak ada

bedanya dengan Teori Konstitutif. Dalam Deklarasi Monte video Pasal 3 tgl 27 Desember 1933 mengenai Hak-hak dan Kewajiban Negara menyebutkan keberadaan politik suatu negara bebas dari pengakuan negara-negara lain. Dalam Piagam Bogota 1948, dan Pasal 12 Konferensi Buenos Aires 1967 ditegaskan ulang. Komisi Arbitrase Konferensi Eropa untuk Perdamaian Yugoslavia menegaskan: Lahir dan ber akhirnya suatu negara adalah soal fakta; pengakuan oleh negara lain hanya mempunyai dampak deklaratif semata (Boer Mauna, 2001:63).

Page 27: Silabus hukum-internasional-pp1

PENGAKUAN NEGARA Untuk mengakui suatu negara baru, kriteria yg biasa

dipakai adalah :1. Keyakinan adanya stabilitas di negara tersebut;2. Dukungan umum dari penduduk;3. Kesanggupan dan kemauan untuk melaksanakan

kewajiban-kewajiban internasional.Pada beberapa kasus pengakuan AS terhadap RRC

maupun Israel menunjukkan