Silabus Ekonomi Islam

8
SILABUS EKONOMI ISLAM SILABUS PERBANKAN SYARIAH (dasar) Pertemuan 1 Dasar - Dasar Ekonomi Islam (A) Definisi & Hakikat Ekonomi dalam Islam Prilaku Ekonomi dalam Islam Urgensi Intermediasi/Distribusi Sumber Daya Sejarah Praktek Ekonomi Islam Pertemuan 2 Dasar - Dasar Keuangan Islam I (A) Definisi, Fungsi & Hakikat Harta dalam Islam Definisi, Fungsi & Hakikat Uang dalam Islam Urgensi Pelarangan Riba dalam Perekonomian Prilaku Ekonomi terhadap Harta & Uang Sejarah Uang dalam Islam Pertemuan 3 Dasar - Dasar Keuangan Islam II (A&B) Arsitektur Keuangan Islam Hakikat & Fungsi Sektor Keuangan Islam Perbankan Islam Asuransi Islam Pasar Modal Islam Hubungan Sektor Keuangan & Riil Pertemuan 4 Dasar Perbankan Syariah I (Buku Fikih & B) Dasar - Dasar Fiqh Muamalah Haramnya Riba Jenis & Klasifikasi Transaksi dalam Islam Pertemuan 5 Dasar Perbankan Syariah II (B) Sejarah Bank Sejarah Perbankan Islam Aplikasi Perbankan Syariah Kontemporer

Transcript of Silabus Ekonomi Islam

Page 1: Silabus Ekonomi Islam

SILABUS EKONOMI ISLAM

SILABUS PERBANKAN SYARIAH (dasar) Pertemuan 1Dasar - Dasar Ekonomi Islam (A)Definisi & Hakikat Ekonomi dalam IslamPrilaku Ekonomi dalam Islam Urgensi Intermediasi/Distribusi Sumber Daya Sejarah Praktek Ekonomi Islam

Pertemuan 2 Dasar - Dasar Keuangan Islam I (A)Definisi, Fungsi & Hakikat Harta dalam Islam Definisi, Fungsi & Hakikat Uang dalam Islam Urgensi Pelarangan Riba dalam Perekonomian Prilaku Ekonomi terhadap Harta & Uang Sejarah Uang dalam Islam

Pertemuan 3Dasar - Dasar Keuangan Islam II (A&B)Arsitektur Keuangan IslamHakikat & Fungsi Sektor Keuangan Islam Perbankan IslamAsuransi IslamPasar Modal IslamHubungan Sektor Keuangan & Riil

Pertemuan 4Dasar Perbankan Syariah I (Buku Fikih & B)Dasar - Dasar Fiqh MuamalahHaramnya RibaJenis & Klasifikasi Transaksi dalam Islam

Pertemuan 5Dasar Perbankan Syariah II (B) Sejarah BankSejarah Perbankan Islam Aplikasi Perbankan Syariah Kontemporer Konsep Operasional Bank Syariah Fungsi Perbankan Syariah dalam Perekonomian

Pertemuan 6Produk-Produk Bank Syariah I (B)

Page 2: Silabus Ekonomi Islam

Produk Pendanaan Time Deposits Saving DepositsInvestment Deposits

Pertemuan 7 Produk-Produk Bank Syariah II (B) Produk Pembiayaan Berbasis Jual BeliMurabahah Salam IshtisnaIjarah Simulasi

Pertemuan 8UTS

Pertemuan 9 Produk-Produk Bank Syariah III (B)Produk Pembiayaan Berbasis Bagi HasilMudharabah Musyarakah Simulasi

Pertemuan 10Produk-Produk Bank Syariah IV (B)Produk JasaKafalahHiwalah Wakalah Ijarah (Save Deposit Box) Simulasi

Pertemuan 11Produk-Produk Bank Syariah V (B)Perkembangan Produk Bank Syariah Mutakhir Produk-Produk Bank Syariah Luar Negeri Commodity Murabaha Tawarruk Bay Al Dayn Bay Al Innah etc

Pertemuan 12Peran Sosial Bank Syariah (A & B)

Page 3: Silabus Ekonomi Islam

Pengelolaan Dana SosialZakat, Infak, Shadaqah dll Corporate Social Responsibility Pemberdayaan UMK

Pertemuan 13Pengelolaan Sistem Keuangan/Perbankan (Internet)Fungsi Otoritas Perbankan (Bank Sentral) Fungsi Otoritas Fatwa (Dewan Syariah Nasional)Fungsi Lembaga Arbitrase (Basyarnas) Fungsi IFSB (rekomendasi ketentuan Internasional)

Pertemuan 14Ketentuan Perbankan Syariah (General) (C)KelembagaanPermodalan Sumber Daya Manusia Tingkat Kesehatan

Pertemuan 15Capita Selecta (Internet)Perkembangan & Isu Terkini

Pertemuan 16UAS

Buku wajib :1. Ekonomi Islam ===== P3EI Universitas Islam Indonesia dan BI2. Islamic Economics & Finance ==== Prof. Dr. Veithzal Rivai Dkk3. Belajar Mudah Ekonomi Islam === H. Cecep Maskanul, M.Ec4. Ekonomi Islam suatu pendekatan berdasarkan Qur’an dan Hadist

===Dr> H. Mochtar Effendi, SE5. Bank Syari’ah Teori dan Praktek=== Dr. H. Syafe’i antonio6. Manajemen Bisnis Syari’ah -=== Prof. Dr. H. Buchari Alma dkk

Page 4: Silabus Ekonomi Islam

Produk perbankan syariahBeberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara lain:Titipan atau simpananAl-Wadi'ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada nasabah. Bank Muamalat Indonesia-Shahibul Maal.Deposito Mudhorobah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun waktu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan nisbah bagi hasil tertentu.

Bagi hasilAl-Musyarakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan mudharabah ialah dalam konsep ini ada campur tangan pengelolaan manajemennya sedangkan mudharabah tidak ada campur tanganAl-Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.Al-Muzara'ah, adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam bidang pertanian/perkebunan atas dasar bagi hasil dari hasil panen.Al-Musaqah, adalah bentuk lebih yang sederhana dari muzara'ah, di mana nasabah hanya bertanggung-jawab atas penyiramaan dan pemeliharaan, dan sebagai imbalannya nasabah berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.Jual beliBai' Al-Murabahah, adalah penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal dan besarnya angsuran=harga pokok ditambah margin yang disepakati. Contoh: harga rumah 500 juta, margin bank/keuntungan bank 100 jt, maka yang dibayar nasabah peminjam ialah 600 juta dan diangsur selama waktu yang disepakati diawal antara Bank dan Nasabah.Bai' As-Salam, Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Barang yang dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas dan spesifik, dan penetapan harga beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara kedua belah pihak. Contoh: Pembiayaan bagi petani dalam jangka waktu yang pendek (2-6 bulan). Karena barang yang dibeli (misalnya padi, jagung, cabai) tidak dimaksudkan sebagai inventori, maka bank melakukan akad bai' as-salam kepada pembeli kedua (misalnya Bulog, pedagang pasar induk, grosir). Contoh lain misalnya

Page 5: Silabus Ekonomi Islam

pada produk garmen, yaitu antara penjual, bank, dan rekanan yang direkomendasikan penjual.Bai' Al-Istishna', merupakan bentuk As-Salam khusus di mana harga barang bisa dibayar saat kontrak, dibayar secara angsuran, atau dibayar di kemudian hari. Bank mengikat masing-masing kepada pembeli dan penjual secara terpisah, tidak seperti As-Salam di mana semua pihak diikat secara bersama sejak semula. Dengan demikian, bank sebagai pihak yang mengadakan barang bertanggung-jawab kepada nasabah atas kesalahan pelaksanaan pekerjaan dan jaminan yang timbul dari transaksi tersebut.

Tantangan Pengelolaan DanaLaju pertumbuhan perbankan syariah di tingkat global tak diragukan lagi. Aset lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per tahun. Di Indonesia, volume usaha perbankan syariah selama lima tahun terakhir rata-rata tumbuh 60 persen per tahun. Tahun 2005, perbankan syariah Indonesia membukukan laba Rp 238,6 miliar, meningkat 47 persen dari tahun sebelumnya. Meski begitu, Indonesia yang memiliki potensi pasar sangat luas untuk perbankan syariah, masih tertinggal jauh di belakang Malaysia.Tahun lalu, perbankan syariah Malaysia mencetak profit lebih dari satu miliar ringgit (272 juta dollar AS). Akhir Maret 2006, aset perbankan syariah di negeri jiran ini hampir mencapai 12 persen dari total aset perbankan nasional. Sedangkan di Indonesia, aset perbankan syariah periode Maret 2006 baru tercatat 1,40 persen dari total aset perbankan. Bank Indonesia memprediksi, akselerasi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia baru akan dimulai tahun ini.Implementasi kebijakan office channeling, dukungan akseleratif pemerintah berupa pengelolaan rekening haji yang akan dipercayakan pada perbankan syariah, serta hadirnya investor-investor baru akan mendorong pertumbuhan bisnis syariah. Konsultan perbankan syariah, Adiwarman Azwar Karim, berpendapat, perkembangan perbankan syariah antara lain akan ditandai penerbitan obligasi berbasis syariah atau sukuk yang dipersiapkan pemerintah.Sejumlah bank asing di Indonesia, seperti Citibank dan HSBC, bahkan bersiap menyambut penerbitan sukuk dengan membuka unit usaha syariah. Sementara itu sejumlah investor dari negara Teluk juga tengah bersiap membeli bank-bank di Indonesia untuk dikonversi menjadi bank syariah. Kriteria bank yang dipilih umumnya beraset relatif kecil, antara Rp 500 miliar dan Rp 2 triliun. Setelah dikonversi, bank-bank tersebut diupayakan melakukan sindikasi pembiayaan proyek besar, melibatkan lembaga keuangan global.Adanya perbankan syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank Muamalat Indonesia yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)dengan tujuan mengakomodir berbagai aspirasi dan pendapat di masyarakat terutama masyarakat Islam yang banyak berpendapat bahwa bunga bank itu haram karena termasuk riba dan juga untuk mengambil prinsip kehati-hatian. Apabila dilihat dari segi ekonomi dan nilai bisnis, ini merupakan terobosan besar karena penduduk Indonesia 80% beragama islam, tentunya ini bisnis yang sangat potensial. Meskipun sebagian orang islam berpendapat bahwa bunga bank itu bukan riba tetapi faedah, karena bunga yang diberikan atau diambil oleh bank berjumlah kecil jadi tidak akan saling dirugikan atau didzolimi, tetapi tetap saja bagi umat islam berdirinya bank-bank syariah adalah sebuah kemajuan besar.

Page 6: Silabus Ekonomi Islam

Tetapi sistem perbankan syariah di Indonesia masih belum sempurna atau masih ada kekurangannya yaitu masih berinduk pada Bank Indonesia, idealnya pemerintah Indonesia mendirikan lembaga keuangan khusus syariah yang setingkat Bank Indonesia yaitu Bank Indonesia Syariah.