SILABUS · 2020. 12. 23. · SILABUS STASE MUSKULOSKELETAL 2019 PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI...

60
SILABUS STASE MUSKULOSKELETAL 2019 PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Transcript of SILABUS · 2020. 12. 23. · SILABUS STASE MUSKULOSKELETAL 2019 PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI...

  • SILABUS STASE MUSKULOSKELETAL

    2019

    PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI

    DAN PROFESI FISIOTERAPI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

  • PEDOMAN PERKULIAHAN

    Abstrak

    Fisioterapi Muskuloskeletal merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan fisioterapi

    berupa: assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi pada kondisi kasus fisioterapi

    muskuloskeletal bedah, kasus fisioterapi muskuloskeletal non-bedah, dan kasus fisioterapi

    muskuloskeletal kelainan postur. Adapun capaian pembelajaran yang diharapkan yaitu:

    Menjunjung tunggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan

    etika; Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan serta

    pendapat atau temuan orisinal orang lain; Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan

    di bidang keahliaanya secara mandiri. (CP Sikap). Menguasai teori aplikasi pada bidang

    keilmuan fisioterapi dasar (fundasi), ilmu gerak manusia, fisioterapi yang berkaitan dengan

    kesehatan manusia secara umum yang berkaitan dengan gerak dan fungsi; Menguasai teori

    aplikasi pelaksanaan asuhan Fisioterapi yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok pada

    bidang keilmuan Fisioterapi Muskuloskeletal; Menguasai teori aplikasi konsep dan prinsip

    Clinical Reasoning dalam pemecahan masalah fisioterapi dan masyarakat. (CP Pengetahuan).

    Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki

    kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; Mampu

    bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang

    profesinya; Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan

    menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan ngembangan hasil kerja profesinya.

    (CP Ketrampilan umum). Mampu menerapkan IPTEK laboratorium Biomedik Dasar yang

    berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan

    fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumberdaya yang tersedia; Mampu menerapkan

    IPTEK komunikasi, psikososial yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang

    diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumber daya yang

    tersedia; Mampu menerapkan pendokumentasian, dan informasi layanan fisioterapi sebagai dasar

    rujukan bagi fisioterapis (Ftr) dalam menetapkan tindakan Fisioterapi lanjutan/rujukan. (CP

    Ketrampilan khusus)

    Tujuan

    Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment

    menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan

    intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi kasus fisioterapi muskuloskeletal bedah, kasus

    fisioterapi muskuloskeletal non-bedah, dan kasus fisioterapi muskuloskeletal kelainan postur,

    serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi kasus fisioterapi muskuloskeletal bedah, kasus fisioterapi

    muskuloskeletal non-bedah, dan kasus fisioterapi muskuloskeletal kelainan postur diantaranya:

    (Pre dan Post Arthroplasty, Dislokasi, Fraktur Anggota Gerak Atas, Fraktur Anggot Gerak

    Bawah, Fraktur Vertebrae, Bedah Umum, Amputasi, Frozen Shoulder, Shoulder Impigement

    Syndrome, Tennis Elbow, Carpal Tunnel Syndrome, Rhematoid Arthritis Tangan, Hip

    Osteoarthritis, Knee Osteoarthritis, Bursitis, Sprain Ankle, Fasciitis Plantaris/Calcaneus Spur,

    Tendinitis, Temporomandibular Joint Problems, Hernia Nucleus Pulposus, Cervical

    Spondiloarthrosis, Myfascial Syndrome, Thoracic Outlet Syndrome, Thoracic Joint Blockade,

    Lumbar Spondiloarthritis, Sacroilliac Joint Blockade, Joint Instability, Scoliosis,

  • Lumbalisasi/Sacralisasi, Torticolis, Hyperkifosis, Hyperlordosis, Flat Foot dan Genu

    Valgus/Varus).

  • SILABUS BERBASIS KOMPETENSI

    I. IDENTITAS MATA KULIAH

    Jurusan/Program Studi : Profesi Fisioterapi

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode : PFT1001

    SKS : 8 SKS

    Semester : I

    Prasyarat : -

    II. STANDAR KOMPETENSI

    Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses asuhan fisioterapi pada

    kasus muskuloskeletal.

    No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Materi Pokok/

    Rincian Materi

    1.

    Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah

    (pre dan post

    arthroplasty)

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal bedah (pre

    dan post arthroplasty).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal bedah (pre dan post

    arthroplasty).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal bedah (pre

    dan post arthroplasty).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal bedah (pre

    dan post arthroplasty)

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi sistem muskuloskeletal

    bedah (pre dan post arthroplasty).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal bedah (pre dan post

    arthroplasty)

    Proses asuhan fisioterapi

    pada pre dan post

    arthroplasty.

    2 Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (dislokasi, fraktur anggota gerak atas

    Proses asuhan fisioterapi

    pada dislokasi, fraktur

    anggota gerak atas dan

    fraktur anggota gerak

  • fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah

    (dislokasi, fraktur

    anggota gerak atas dan

    fraktur anggota gerak

    bawah)

    dan fraktur anggota gerak bawah)

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait muskuloskeletal

    bedah (dislokasi, fraktur anggota

    gerak atas dan fraktur anggota gerak

    bawah).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (dislokasi, fraktur anggota gerak atas

    dan fraktur anggota gerak bawah)

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (dislokasi, fraktur anggota gerak atas

    dan fraktur anggota gerak bawah).

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (dislokasi, fraktur anggota gerak atas

    dan fraktur anggota gerak bawah).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal bedah (dislokasi,

    fraktur anggota gerak atas dan

    fraktur anggota gerak bawah).

    bawah.

    3

    Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah

    (Fraktur Vertebrae).

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (Fraktur Vertebrae).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal bedah (Fraktur

    Vertebrae).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (Fraktur Vertebrae).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (Fraktur Vertebrae).

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (Fraktur Vertebrae).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    Proses asuhan fisioterapi

    pada fraktur vertebrae.

  • penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal bedah (Fraktur

    Vertebrae).

    4

    Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah

    (bedah umum dan

    amputasi).

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (bedah umum dan amputasi).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal bedah (bedah

    umum dan amputasi).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (bedah umum dan amputasi).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (bedah umum dan amputasi).

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal bedah

    (bedah umum dan amputasi).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait muskuloskeletal

    bedah (bedah umum dan amputasi).

    Proses asuhan fisioterapi

    pada bedah umum dan

    amputasi

    5 Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-

    bedah (frozen shoulder,

    shoulder impingement

    syndrome, thoracic

    outlet syndrome,

    thoracic joint blockade)

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (frozen shoulder, shoulder

    impingement syndrome, thoracic

    outlet syndrome, thoracic joint

    blockade)

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah (frozen

    shoulder, shoulder impingement

    syndrome, thoracic outlet syndrome,

    thoracic joint blockade)

    - Menetapkan planning terkait

    patologi sistem muskuloskeletal

    non-bedah (frozen shoulder,

    shoulder impingement syndrome,

    thoracic outlet syndrome, thoracic

    Proses asuhan fisioterapi

    pada frozen shoulder,

    shoulder impingement

    syndrome, thoracic outlet

    syndrome, thoracic joint

    blockade

  • joint blockade)

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (frozen shoulder, shoulder

    impingement syndrome, thoracic

    outlet syndrome, thoracic joint

    blockade)

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (frozen shoulder, shoulder

    impingement syndrome, thoracic

    outlet syndrome, thoracic joint

    blockade)

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah (frozen

    shoulder, shoulder impingement

    syndrome, thoracic outlet syndrome,

    thoracic joint blockade)

    6

    Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-

    bedah (tennis elbow,

    carpal tunnel

    syndrome, rhematoid

    arthritis tangan)

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (tennis elbow, carpal tunnel

    syndrome, rhematoid arthritis

    tangan)

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah (tennis

    elbow, carpal tunnel syndrome,

    rhematoid arthritis tangan)

    - Menetapkan planning terkait

    patologi sistem muskuloskeletal

    non-bedah (tennis elbow, carpal

    tunnel syndrome, rhematoid arthritis

    tangan)

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi sistem muskuloskeletal

    non-bedah (tennis elbow, carpal

    tunnel syndrome, rhematoid arthritis

    tangan)

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    Proses asuhan fisioterapi

    pada tennis elbow, carpal

    tunnel syndrome,

    rhematoid arthritis tangan

  • (tennis elbow, carpal tunnel

    syndrome, rhematoid arthritis

    tangan)

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah (tennis

    elbow, carpal tunnel syndrome,

    rhematoid arthritis tangan)

    7

    Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-

    bedah (hip

    osteoarthritis, knee

    osteoarthritis).

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (hip osteoarthritis, knee

    osteoarthritis).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah (hip

    osteoarthritis, knee osteoarthritis).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (hip osteoarthritis, knee

    osteoarthritis).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (hip osteoarthritis, knee

    osteoarthritis)

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (hip osteoarthritis, knee

    osteoarthritis).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah (hip

    osteoarthritis, knee osteoarthritis).

    Proses asuhan fisioterapi

    pada hip osteoarthritis,

    knee osteoarthritis.

    8 Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (bursitis, sprain ankle, fasciitis

    plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    Proses asuhan fisioterapi

    pada mubursitis, sprain

    ankle, fasciitis

    plantaris/calcaneus spur,

    tendinitis

  • melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-

    bedah (bursitis, sprain

    ankle, fasciitis

    plantaris/calcaneus

    spur, tendinitis).

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah (bursitis,

    sprain ankle, fasciitis

    plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (bursitis, sprain ankle, fasciitis

    plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (bursitis, sprain ankle, fasciitis

    plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (bursitis, sprain ankle, fasciitis

    plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah (bursitis,

    sprain ankle, fasciitis

    plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    9

    Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-

    bedah

    (temporomandibular

    joint problem, cervical

    disc bulging/HNP,

    cervical

    spondiloarthtrosis,

    myofascial syndrome).

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (temporomandibular joint problem,

    cervical disc bulging/HNP, cervical

    spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah

    (temporomandibular joint problem,

    cervical disc bulging/HNP, cervical

    spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (temporomandibular joint problem,

    cervical disc bulging/HNP, cervical

    spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (temporomandibular joint problem,

    Proses asuhan fisioterapi

    pada temporomandibular

    joint problem, cervical

    disc bulging/HNP,

    cervical

    spondiloarthtrosis,

    myofascial syndrome.

  • cervical disc bulging/HNP, cervical

    spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome).

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (temporomandibular joint problem,

    cervical disc bulging/HNP, cervical

    spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah

    (temporomandibular joint problem,

    cervical disc bulging/HNP, cervical

    spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome).

    10

    Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-

    bedah (lumbar disc

    bulging/ HNP, lumbar

    spondiloarthrosis).

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar

    spondiloarthrosis).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah (lumbar

    disc bulging/ HNP, lumbar

    spondiloarthrosis).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar

    spondiloarthrosis).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar

    spondiloarthrosis).

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar

    spondiloarthrosis).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah (lumbar

    disc bulging/ HNP, lumbar

    Proses asuhan fisioterapi

    pada lumbar disc bulging/

    HNP, lumbar

    spondiloarthrosis.

  • spondiloarthrosis).

    11

    Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-

    bedah (sacroiliac joint

    blockade dan joint

    instability).

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (sacroiliac joint blockade dan joint

    instability).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah

    (sacroiliac joint blockade dan joint

    instability).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (sacroiliac joint blockade dan joint

    instability).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (sacroiliac joint blockade dan joint

    instability).

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal non-bedah

    (sacroiliac joint blockade dan joint

    instability).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal non-bedah

    (sacroiliac joint blockade dan joint

    instability).

    Proses asuhan fisioterapi

    pada sacroiliac joint

    blockade dan joint

    instability.

    12 Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal

    kelainan postur

    (scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi).

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal kelainan postur

    (scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    Proses asuhan fisioterapi

    pada scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi.

  • postur (scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi).

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal kelainan postur

    (scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi).

    13

    Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal

    kelainan postur

    (torticollis,

    hyperkifosis dan

    hyperlordosis).

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (torticollis, hyperkifosis dan

    hyperlordosis).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal kelainan postur

    (torticollis, hyperkifosis dan

    hyperlordosis).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (torticollis, hyperkifosis dan

    hyperlordosis).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (torticollis, hyperkifosis dan

    hyperlordosis).

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (torticollis, hyperkifosis dan

    hyperlordosis).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal kelainan postur

    (torticollis, hyperkifosis dan

    hyperlordosis).

    Proses asuhan fisioterapi

    pada torticollis,

    hyperkifosis dan

    hyperlordosis.

    14 Mahasiswa dapat

    melakukan assessment,

    menetapkan diagnose

    fisioterapi secara ICF,

    - Melakukan assessment terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (flat foot, genus

    Proses asuhan fisioterapi

    pada flat foot, genus

    valgus/varus.

  • menetapkan planning,

    melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan

    rujukan ke profesi

    terkait apabila

    dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal

    kelainan postur (flat

    foot, genus

    valgus/varus).

    valgus/varus).

    - Melakukan diagnosa fisioterapi

    secara ICF terkait patologi

    muskuloskeletal kelainan postur (flat

    foot, genus valgus/varus).

    - Menetapkan planning terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (flat foot, genus

    valgus/varus).

    - Melakukan intervensi terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (flat foot, genus

    valgus/varus).

    - Melakukan evaluasi terkait

    patologi muskuloskeletal kelainan

    postur (flat foot, genus

    valgus/varus).

    - Melakukan rujukan ke profesi

    lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi

    muskuloskeletal kelainan postur (flat

    foot, genus valgus/varus).

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 1

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah.

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana pre dan post

    arthroplasty.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post

    arthroplasty)

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty).

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty)

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty).

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty)

  • C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana muskuloskeletal bedah

    (pre dan post arthroplasty).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

  • 2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 2

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah.

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana dislokasi,

    fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur

    anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah)

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah)

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah).

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah).

  • 6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas

    dan fraktur anggota gerak bawah).

    C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah (dislokasi,

    fraktur anggota gerak atas dan

    fraktur anggota gerak bawah).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

  • Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 3

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana Fraktur

    Vertebrae.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).

    C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

  • - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah (Fraktur

    Vertebrae).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

  • 3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 4

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana bedah umum

    dan amputasi.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan

    amputasi).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).

    C. MODEL PEMBELAJARAN

  • Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal bedah (bedah

    umum dan amputasi).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley

  • edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 5

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah.

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana frozen

    shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet

    syndrome, thoracic joint blockade.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi Mahasiswa dapat melakukan assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,

    serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet

    syndrome, thoracic joint blockade).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic joint blockade)

  • 2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic

    joint blockade)

    3. Menetapkan planning terkait patologi sistem muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic joint

    blockade)

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic joint blockade)

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic joint blockade)

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder

    impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic joint blockade)

    C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah (frozen

    shoulder, shoulder impingement

    syndrome, thoracic outlet

    syndrome, thoracic joint

    blockade).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

  • Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 6

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana tennis elbow,

    carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow,

    carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan)

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan)

    3. Menetapkan planning terkait patologi sistem muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan)

    4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan)

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan)

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel

    syndrome, rhematoid arthritis tangan)

  • C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah (tennis

    elbow, carpal tunnel syndrome,

    rhematoid arthritis tangan).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian

  • Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 7

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah.

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana hip

    osteoarthritis, knee osteoarthritis.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis,

    knee osteoarthritis).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee osteoarthritis).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee osteoarthritis).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee osteoarthritis).

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee osteoarthritis)

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee osteoarthritis).

  • 6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee

    osteoarthritis).

    C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah (hip

    osteoarthritis, knee osteoarthritis).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

  • Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 8

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah.

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana bursitis, sprain

    ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain

    ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis

    plantaris/calcaneus spur, tendinitis).

  • C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah

    (bursitis, sprain ankle, fasciitis

    plantaris/calcaneus spur,

    tendinitis).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

  • 1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 9

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah.

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana

    temporomandibular joint problem, cervical disc

    bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah

    (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis,

    myofascial syndrome).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical

    spondiloarthtrosis, myofascial syndrome).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome).

  • 4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome).

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial

    syndrome).

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint

    problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial syndrome).

    C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah

    (temporomandibular joint problem,

    cervical disc bulging/HNP,

    cervical spondiloarthtrosis,

    myofascial syndrome).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

  • dan bertanya jika

    tidak jelas

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 10

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah.

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana lumbar disc

    bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc

    bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP,

    lumbar spondiloarthrosis).

  • C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah

    (lumbar disc bulging/ HNP,

    lumbar spondiloarthrosis).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

  • 2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 11

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah.

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana sacroiliac joint

    blockade dan joint instability.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint

    blockade dan joint instability).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint instability).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint instability).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint instability).

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint instability).

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint instability).

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint

    instability).

  • C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal non-bedah

    (sacroiliac joint blockade dan joint

    instability).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

  • 2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 12

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal kelainan postur

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan lumbalisasi/sacralisasi).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan lumbalisasi/sacralisasi).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan lumbalisasi/sacralisasi).

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan lumbalisasi/sacralisasi).

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan lumbalisasi/sacralisasi).

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi).

  • C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal kelainan postur

    (scoliosis dan

    lumbalisasi/sacralisasi).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

  • 2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 13

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal kelainan postur.

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana torticollis,

    hyperkifosis dan hyperlordosis.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis,

    hyperkifosis dan hyperlordosis).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan hyperlordosis).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan hyperlordosis).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan hyperlordosis).

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan hyperlordosis).

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan hyperlordosis).

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan

    hyperlordosis).

  • C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal kelainan postur

    (torticollis, hyperkifosis dan

    hyperlordosis).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

  • 2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN

    Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS

    Semester : I

    Minggu ke : 14

    Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi

    muskuloskeletal kelainan postur.

    Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan

    diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana flat foot, genus

    valgus/varus.

    Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

    Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

    A. KOMPETENSI

    Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

    menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

    apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot,

    genus valgus/varus).

    B. INDIKATOR

    1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus valgus/varus).

    2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus valgus/varus).

    3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus valgus/varus).

    4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus valgus/varus).

    5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus valgus/varus).

    6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus

    valgus/varus).

  • C. MODEL PEMBELAJARAN

    Metode Pembelajaran :

    - Bed side teaching

    - Tugas lapangan

    D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

    Pembukaan Materi tentang assessment,

    menetapkan diagnose fisioterapi

    secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi, serta

    evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam

    tatalaksana patologi

    muskuloskeletal kelainan postur

    (flat foot, genus valgus/varus).

    Mendengarkan,

    mencatat

    Soft skill

    mahasiswa

    Penyajian Bed side teaching

    Mendengarkan,

    melihat, mencatat

    dan bertanya jika

    tidak jelas

    Soft skill

    mahasiswa

    Penutup Merangkum uraian dalam bentuk

    tugas lapangan.

    Mendengarkan dan

    mencatat

    Tugas

    lapangan dan

    morning

    report.

    Sumber Belajar :

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley

  • edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

    3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of

    Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

  • KONTRAK PERKULIAHAN

    Nama Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal

    Kode Mata Kuliah : PFT1001

    Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.

    Semester : 1

    Hari pertemuan/Jam :

    Tempat Pertemuan : RSUP Sanglah Denpasar, RSUD Mangusada Badung, RS Bali Mandara ,

    RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso, RSUD Sanjiwani Gianyar, RSUD Wangaya Denpasar,

    1. Manfaat Mata Kuliah

    Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment

    menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan

    intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi, serta melakukan

    rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait

    patologi muskuloskeletal bedah, muskuloskeletal non-bedah, dan muskuloskeletal kelainan

    postur.

    2. Deskripsi Perkuliahan

    Mata kuliah ini membahas tentang diantaranya :

    1. Pre dan Post Arthroplasty

    2. Dislokasi

    3. Fraktur Anggota Gerak Atas

    4. Fraktur Anggot Gerak Bawah

    5. Fraktur Vertebrae

    6. Bedah Umum

    7. Amputasi

    8. Frozen Shoulder

    9. Shoulder Impigement Syndrome

    10. Tennis Elbow

    11. Carpal Tunnel Syndrome

    12. Rhematoid Arthritis Tangan

    13. Hip Osteoarthritis

    14. Knee Osteoarthritis

    15. Bursitis

    16. Sprain Ankle

    17. Fasciitis Plantaris/Calcaneus Spur

  • 18. Tendinitis

    19. Temporomandibular Joint Problems

    20. Cervical Disc Bulging/Hernia Nucleus Pulposus

    21. Cervical Spondiloarthrosis

    22. Myfascial Syndrome

    23. Thoracic Outlet Syndrome

    24. Thoracic Joint Blockade

    25. Lumbar Disc Bulging/Hernia Nucleus Pulposus

    26. Lumbar Spondiloarthritis

    27. Sacroilliac Joint Blockade

    28. Joint Instability

    29. Scoliosis

    30. Lumbalisasi/Sacralisasi

    31. Torticolis

    32. Hyperkifosis

    33. Hyperlordosis

    34. Flat Foot

    35. Genu Valgus/Varus

    3. Tujuan Instruksional

    Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa mampu

    melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

    melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi, serta

    melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

    penunjang terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi.

    4. Organisasi Materi

    Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.

    5. Strategi Perkuliahan

    Perkuliahan berupa kuliah tutorial morning report, bed side teaching, dan penugasan

    lapangan. Selain itu, mahasiswa akan dievaluasi melalui presentasi kasus, presentasi jurnal,

    dan ujian bagian.

    6. Materi/Bacaan Perkuliahan

    Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:

    1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.

  • 3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of Clinical

    Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.

    7. Tugas

    Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:

    1. Morning Report (MR)

    a. MR di lakukan bersama CE dengan sistem SGD

    b. Topik MR dapat ditentukan kemudian oleh CE dan/atau Mahasiswa

    c. Jumlah minimal pelaksanaan MR berbeda di setiap stase

    d. Mahasiswa wajib menyiapkan FORM PENILAIAN MORNING REPORT

    (perkelompok) di setiap pelaksanaan MR (form code : 1.FTR.MR)

    e. Form Penilaian MR yang telah diisi nilai tetap dibawa oleh CE

    f. Mahasiswa berhak dan wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai MR

    kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait

    2. Tugas Lapangan (TL)

    a. TL di lakukan setiap hari praktik dengan arahan atau pengawasan dari CE

    b. Mahasiswa akan diberikan tanggung jawab untuk mengawasi beberapa pasien atas petunjuk CE

    c. Mahasiswa wajib mencatat perkembangan pasien yg menjadi tanggung jawabnya dalam FORM TUGAS LAPANGAN tiap hari / kali (form code : 1.FTR.TL) dan

    melengkapi laporan pembelajaran TL yang ada pada buku log

    d. Mahasiswa wajib melakukan diskusi dengan CE berkaitan dengan perkembangan pasien

    e. Di minggu akhir di tempat terkait, Mahasiswa wajib mengumpulkan FORM TL dilengkapi dengan FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN (perorang) untuk

    dilakukan penilaian oleh CE (form code : 2.FTR.TL )

    f. Form TL yang telah dinilai oleh CE daoat diminta kembali untuk berikutnya dikumpulkan ke Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud

    g. Mahasiswa wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai TL kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait

    3. Presentasi Kasus (Presus)

    a. Jumlah presentasi kasus berbeda di setiap stase

    b. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait kasus yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada

    buku log

    c. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor

    d. Mahasiswa wajib mengisi FORM STATUS KLINIS untuk kasus yang akan di presentasikan (form code : 1.FTR.STAKIS)

    e. Mahasiswa wajib membuat PPT untuk sarana presentasi (format disesuaikan dgn isi STAKIS)

  • f. Mahasiswa wajib mengirimkan/upload tugas Status Klinis (WORD dan PPT) beserta Jurnal Pendukung (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018

    (max H-3 ujian)

    g. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN PRESUS (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESUS)

    h. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE

    4. Presentasi Jurnal (Presjur)

    a. Jumlah presentasi jurnal berbeda di setiap stase

    b. Pemilihan jurnal dapat ditentukan oleh Mahasiswa/CE

    c. Mahasiswa dapat mereview 1 atau lebih jurnal

    d. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait jurnal yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada

    buku log

    e. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor

    f. Mahasiswa wajib mereview jurnal sesuai FORM REVJUR (form code : 1.FTR.REVJUR

    g. Mahasiswa wajib mengumpulkan hardcopy JURNAL ASLI , HASIL REVIEW, FORM PENILAIAN REVJUR (perorang) (form code : 2.FTR.REVJUR) ke CE (max

    H-3)

    i. Mahasiswa wajib mengirimkan Hasil Review (WORD) dan Jurnal Asli (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)

    h. CE akan memilih 1 jurnal terbaik untuk di presentasikan perkelompok

    i. Mahasiswa wajib menyiapkan 2 (Dua)/ 3 (Tiga) FORM PENILAIAN PREJUR (perkelompok) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESJUR)

    j. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE

    5. Kuliah Kepakaran

    a. Kuliah kepakaran bersifat isidental

    b. Kuliah kepakaran dapat dilakukan apabila terdapat kasus baru atau kasus sulit dan lain lain

    c. Mahasiswa wajib berdiskusi secara aktif dengan CE terkait kasus atau permasalahan yang akan diangkat pada kuliah kepakaran

    d. Jadwal kuliah kepakaran ditentukan oleh Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud

    e. Kuliah kepakaran diberikan oleh dr. spesialis atau bidang ilmu lain

    f. Mahasiswa wajib menyiapkan ABSENSI KULIAH KEPAKAKARAN (form code : 1.FTR.ABS.KK)

    6. Ujian Bagian

    a. Jumlah pelaksanaan Ujian Bagian berbeda di setiap stase

    b. Jadwal Ujian Bagian ditentukan CE dan/atau Preseptor

    c. Preseptor akan meminta CE untuk memilihkan kasus yang akan di Ujikan kepada Mahasiswa

    d. Penilaian Ujian Bagian akan dilakukan oleh CE dan Preseptor

  • e. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.UB)

    f. Apabila pada Mahasiswa tidak lulus U1 di tempat terkait, maka Mahasiswa berhak mengajukan U2 kepada CE di tempat terkait dengan persetujuan Preseptor

    8. Kriteria Penilaian

    Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

    Nilai Angka Huruf Mutu Angka Mutu Gabungan

    Kemampuan

    ≥ 80 – 100 A 4,0 Istimewa

    ≥ 75 – 79 B+ 3,5 Sangat Baik

    ≥ 70 – 74 B 3,0 Baik

    ≥ 62 – 69 C+ 2,5 Cukup Baik

    ≥ 56 – 61 C 2,0 Cukup

    ≥ 50 – 55 D+ 1,5 Kurang Cukup

    ≥ 40 – 49 D 1,0 Kurang

    0 – 39 E 0 Sangat Kurang

    Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:

    1. Nilai Total (100%) = Morning Report (10%) +Tugas Lapangan (20%) + Presentasi

    Kasus (20%) + Presentasi Jurnal (15%) + Ujian Bagian (20%) + Sikap (15%)

    Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.

    Menyetujui

    Mahasiswa Dosen pengampu

    (……………………………) (…………………………………….)