Siklus tidur dan irama sikardian

31
SIKLUS TIDUR DAN IRAMA SIRKADIAN LIA RETNO SARI, S.KEP.NS

Transcript of Siklus tidur dan irama sikardian

Page 1: Siklus tidur dan irama sikardian

SIKLUS TIDUR DAN IRAMA SIRKADIAN

LIA RETNO SARI, S.KEP.NS

Page 2: Siklus tidur dan irama sikardian

SIKLUS TIDUR

• SUATU KEADAAN YANG BERULANG ULANG, PERUBAHAN STATUS KESADARAN YANG TERJADI SELAMA PERIODE TERTENTU

• PROSES FISIOLOGIS YANG BERSIKLUS YANG BERGANTIAN DENGAN PERIODE TERJAGA YANG LEBIH LAMA

Page 3: Siklus tidur dan irama sikardian

DEFINISI TIDUR• Tidur adalah keadaan hilangnya persepsi dan responsi yang

reversibel terhadap lingkungan luar (Dodick dkk, 2003). • Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif

terhadap • rangsangan internal. Perbedaan tidur dengan keadaan tidak sadar

lainnya adalah pada keadaan tidur siklusnya dapat diprediksi dan kurang respons terhadap rangsangan eksternal. Otak berangsur-angsur menjadi kurang responsif terhadap rangsang visual, auditori dan rangsangan lingkungan lainnya. Tidur dianggap sebagai keadaan pasif yang dimulai dari input sensoric walaupun mekanisme inisiasi aktif juga mempengaruhi keadaan tidur. Faktor homeostatik (faktor S) maupun faktor sirkadian (faktor C) juga berinteraksi untuk menentukan waktu dan kualitas tidur.

Page 4: Siklus tidur dan irama sikardian

IRAMA SIRKADIAN

• LATIN; CIRCA, ‘TENTANG’ DAN DIES, ‘HARI’ SIKLUS 24 JAM, SIANG-MALAM, DIKENAL JUGA DENGAN IRAMA DIURNAL, BAGIAN DARI KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

Page 5: Siklus tidur dan irama sikardian

FUNGSI TIDUR • Fungsi tidur adalah restorative (memperbaiki)

kembali organ – organ tubuh. Kegiatan memperbaiki kembali tersebut berbeda saat Rapid Eye Movement (REM) dan Nonrapid Eye Movement (NREM). Nonrapid Eye Movement akan mempengaruhi proses anabolik dan sintesis makromolekul ribonukleic acid (RNA). Rapid Eye Movement akan mempengaruhi pembentukan hubungan baru pada korteks dan sistem neuroendokrin yang menuju otak. Selain fungsi di atas tidur, dapat juga digunakan sebagai tanda terdapatnya kelainan pada tubuh yaitu terdapatnya gangguan tidur yang menjadi peringatan dini keadaan patologis yang terjadi di tubuh.

Page 6: Siklus tidur dan irama sikardian

FISIOLOGI TIDUR • Tidur adalah suatu periode istirahat bagi tubuh

berdasarkan atas kemauan serta kesadaran dan secara utuh atau sebagian fungsi tubuh yang akan dihambat atau dikurangi. Tidur juga digambarkan sebagai suatu tingkah laku yang ditandai dengan karakteristik pengurangan gerakan tetapi bErsifat reversible terhadap rangsangan dari luar. Tidur dibagi menjadi dua tahap secara garis besarnya yaitu :

1. Fase rapid eye movement (REM) disebut juga active sleep.

2. Fase nonrapid eye movement (NREM) disebut juga quiet sleep

Page 7: Siklus tidur dan irama sikardian

Non Rapid Eye Movement• merupakan keadaan aktif yang terjadi melalui osilasi

antara talamus dan korteks. Tiga sistem utama osilasi adalah kumparan tidur, delta osilasi, dan osilasi kortikal lambat. Kumparan tidur merupakan sebuah ciri tahap tidur NREM yang dihasilkan dari hiperpolarisasi neuron GABAnergic dalam nukleus retikulotalamus. Hiperpolarisasi ini menghambat proyeksi neuron kortikotalamus. Sebagai penyebaran diferensiasi proyeksi kortikotalamus akan kembali ke sinkronisasi talamus. Gelombang delta dihasilkan oleh interaksi dari retikulotalamus dan sumber piramidokortikal sedangkan osilasi kortikal lambat dihasilkan di jaringan neokorteks oleh siklus hiperpolarisasi dan depolarisasi.

Page 8: Siklus tidur dan irama sikardian

• Ciri EEG tambahan dari tidur fase REM adalah gelombang gigi gergaji. Selama fase REM yang berperan adalah sistem kolinergik yang dapat ditingkatkan dengan reseptor agonis dan dihambat dengan antikolinergik.

• Fase REM (tahap R) ditandai oleh atonia otot, aktivasi kortikal, desinkronisasi bertegangan rendah dari EEG dan gerakan cepat dari mata. Fase REM memiliki komponen saraf parasimpatomimetik dan saraf simpatik yang ditandai oleh otot rangka berkedut, peningkatan denyut jantung, variabilitas pelebaran pupil, dan peningkatan laju pernapasan.

• Atonia otot terdapat pada seluruh fase REM sebagai hasil dari inhibisi neuron motor alfa oleh kelompok-kelompok seruleus peri-lokus neuron yang secara kolektif disebut sebagai korteks retikuler sel kecil.

Page 9: Siklus tidur dan irama sikardian

• Fungsi tidur NREM masih merupakan dugaan beberapa teori telah diajukan salah satu teorinya menyatakan bahwa penurunan metabolisme akan memfasilitasi peningkatan penyimpanan glikogen. Teori lain memanfaatkan plastisitas neuron yang menyatakan bahwa depolarisasi dan hiperpolarisasi dari osilasi akan berkonsolidasi dengan proses memori dan menghilangkan sinaps yang berlebihan.

• Selama fase NREM permintaan metabolik otak berkurang. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian menggunakan oksigen positron emission tomography (PET) yaitu selama fase NREM aliran darah ke seluruh otak semakin menurun.

• Selama fase REM aliran darah meningkat di talamus dan visual utama, kortek motorik dan sensorik relatif menurun di prefrontal dan daerah parietal asosiasional.

• Peningkatan aliran darah ke daerah visual utama dari korteks dapat menjelaskan sifat alamiah bermimpi saat REM, penurunan aliran darah ke korteks prefrontal dapat menjelaskan penerimaan isi mimpi.

Page 10: Siklus tidur dan irama sikardian

• Saat ini banyak dilakukan penelitian tidur menggunakan alat polysomnography (gambar 1). Elektroda yang dipakai untuk pemeriksaan tidur dengan cara ini minimal berjumlah empat buah yaitu satu untuk melihat gambaran gelombang dari elektroencephalograpy (EEG) dua saluran untuk elektrokulogram (EOG) dan satu untuk elektromiogram (EMG).

• Elektroda EEG biasanya diletakkan pada C3 atau C4. Elektrokulogram biasanya direkam dari kedua mata dengan elektroda diletakkan 1 cm di sebelah kantus kanan dan kiri. Untuk EEG dan EOG reference electroda diletakkan ipsilateral atau kontralateral dari cuping telinga atau pada mastoid sedangkan EMG direkam secara bilateral dari otot atau submental di dagu. Rekaman Polysomnograpy dilakukan pada saat pasien tidur dan hasil standard akan menunjukkan kadar oksigen darah, pernapasan, dan REM sesuai dengan waktu tidur

Page 11: Siklus tidur dan irama sikardian

• Gelombang tidur yang terlihat pada gambaran poliso• mnogram akan berbeda • sesuai dengan fase tidur (gambar 2). Pada keadaan p• erpindahan dari fase terjaga • akan terlihat gambaran gelombang alfa. Fase pertama• NREM akan memperlihatkan • gambaran gelombang teta. Fase kedua NREM akan mempe• rlihatkan gambaran • spindle waves• . Fase ketiga NREM akan memperlihatkan gambaran • spindle waves • ditambah dengan • slow waves.• Fase empat NREM akan memperlihatkan gelombang • yang sama seperti fase ketiga namun ditambah gambar• an gelombang delta yang • merupakan ciri fase 4 NREM. Fase REM bukan merupak• an fase tidur karena pada • keadaan tidur didapatkan • sleep spindle • (S) atau kompleks K maupun delta yang • tidak terdapat pada keadaan REM. Fase REM juga buka• n keadaan terjaga karena • pada EEG tidak didapatkan gelombang alfa yang lebih• dari 25% maupun EMG yang • tinggi. Syarat terjadinya REM adalah didapatkannya • gelombang campuran (alfa, • beta dan teta) tak teratur dan tidak ada kompleks K• .• 1

Page 12: Siklus tidur dan irama sikardian

• Gelombang tidur yang terlihat pada polisomnogram a• kan memperlihatkan • frekuensi dan amplitudo yang berbeda seperti terlih• at pada tabel 1. Pada keadaan • perpindahan dari keadaan terjaga menuju tidur, gel• ombang alfa yang akan muncul • dengan frekuensi 8-12 Hz dengan amplitudo <50 mikro• volt. Gelombang teta memiliki • frekuensi 4-8 Hz dan amplitudo 50-100 mikrovolt. • Spindle waves• , • slow waves• dan • delta waves• memiliki amplitudo 100-200 mikrovolt dengan frekue• nsi 0,5-4 Hz.• 7

Page 13: Siklus tidur dan irama sikardian

• Pada manusia, tidur dibagi menjadi lima fase yaitu • :• 5• 1. • Tahapan terjaga • Fase ini disebut juga fase nol yang ditandai dengan• subjek dalam keadaan • tenang mata tertutup dengan karakteristik gelombang• alfa (8–12,5 Hz) • mendominasi seluruh rekaman, tonus otot yang tinggi• dan beberapa gerakan • mata. Keadaan ini biasanya berlangsung antara lima • sampai sepuluh menit. • 2. • Fase 1 • Fase ini merupakan fase perpindahan dari fase jaga • ke fase tidur disebut juga • twilight sensation• . Fase ini ditandai dengan berkurangnya gelombang a• lfa dan • munculnya gelombang teta (4-7 Hz), atau disebut jug• a gelombang • low voltage • mix frequencies• (LVM). Pada EOG tidak tampak kedip mata atau REM, • tetapi • lebih banyak gerakan • rolling• (R) yang lambat dan terjadi penurunan potensial • EMG. Pada orang normal fase 1 ini tidak berlangsung• lama yaitu antara lima • sampai sepuluh menit kemudian memasuki fase berikut• nya.

Page 14: Siklus tidur dan irama sikardian

• Fase 2 • Pada fase ini, tampak kompleks K pada gelombang EEG• , • sleep spindle• (S) • atau gelombang delta (maksimum 20%). Elektrokulogra• m sama sekali tidak • terdapat REM atau R dan kedip mata. EMG potensialny• a lebih rendah dari • fase 1. Fase 2 ini berjalan relatif lebih lama dari• fase 1 yaitu antara 20 sampai • 40 menit dan bervariasi pada tiap individu. • 4. • Fase 3 • Pada fase ini gelombang delta menjadi lebih banyak • (maksimum 50%) dan • gambaran lain masih seperti pada fase 2. Fase ini l• ebih lama pada dewasa • tua, tetapi lebih singkat pada dewasa muda. Pada de• wasa muda setelah 5 – • 10 menit fase 3 akan diikuti fase 4. • 5. • Fase 4 • Pada fase ini gelombang EEG didominasi oleh gelomba• ng delta (gelombang • delta 50%) sedangkan gambaran lain masih seperti fa• se 2. Pada fase 4 ini • berlangsung cukup lama yaitu hampir 30 menit.

Page 15: Siklus tidur dan irama sikardian

• Fase 2 • Pada fase ini, tampak kompleks K pada gelombang EEG• , • sleep spindle• (S) • atau gelombang delta (maksimum 20%). Elektrokulogra• m sama sekali tidak • terdapat REM atau R dan kedip mata. EMG potensialny• a lebih rendah dari • fase 1. Fase 2 ini berjalan relatif lebih lama dari• fase 1 yaitu antara 20 sampai • 40 menit dan bervariasi pada tiap individu. • 4. • Fase 3 • Pada fase ini gelombang delta menjadi lebih banyak • (maksimum 50%) dan • gambaran lain masih seperti pada fase 2. Fase ini l• ebih lama pada dewasa • tua, tetapi lebih singkat pada dewasa muda. Pada de• wasa muda setelah 5 – • 10 menit fase 3 akan diikuti fase 4. • 5. • Fase 4 • Pada fase ini gelombang EEG didominasi oleh gelomba• ng delta (gelombang • delta 50%) sedangkan gambaran lain masih seperti fa• se 2. Pada fase 4 ini • berlangsung cukup lama yaitu hampir 30 menit.

Page 16: Siklus tidur dan irama sikardian

• Fase REM• . • Gambaran EEG tidak lagi didominasi oleh delta tetap• i oleh LVM seperti fase • 1, sedangkan pada EOG didapat gerakan mata (EM) dan• gambaran EMG • tetap sama seperti pada fase 3. Fase ini sering din• amakan fase REM yang • 6 • biasanya berlangsung 10 –15 menit.• Fase REM umumnya dapat dicapai dalam waktu 90-110 • menit • kemudian • akan mulai kembali ke fase permulaan fase 2 sampai• fase 4 yang lamanya 75-90 • menit. Setelah itu muncul kembali fase REM kedua • yang biasanya lebih lama dari • eye movement• (EM) dan lebih banyak dari REM pertama. Keadaan in• i akan • berulang kembali setiap 75 – 90 menit tetapi pada s• iklus yang ketiga dan keempat , • fase 2 menjadi lebih panjang fase 3 dan fase 4 me• njadi lebih pendek. Siklus ini • terjadi 4 – 5 kali setiap malam dengan irama yang t• eratur sehingga orang normal • dengan lama tidur 7 – 8 jam setiap hari terdapat 4-• 5 siklus dengan lama tiap siklus • 75 – 90 menit. • 1

Page 17: Siklus tidur dan irama sikardian

• Waktu tidur dapat dibagi tiga bagian yaitu sepertig• a awal, sepertiga tengah, • sepertiga akhir. Pada orang normal, sepertiga awal • tidur lebih banyak dalam fase 3 • dan 4, sepertiga tengah lebih banyak tidur dangkal • (fase 2) serta sepertiga akhir • lebih banyak fase REM. • Siklus tidur pada tiap individu berbeda dan relatif• dipengaruhi oleh usia, sebagai contoh pola tidur pa• da laki – laki muda (20 – 29 • tahun ), pertengahan (40-49 tahun) dan tua (70 – 90• tahun) akan memberikan • gambaran pola tidur yang berbeda.• 1,5 • Pertambahan umur seseorang dapat menyebabkan total • waktu tidur menurun • sedangkan waktu terjaga tetap. Pada orang tua tidur• sering terlihat gelisah dan • waktu terjaganya menjadi lebih lama. Sedangkan pad• a orang muda 15% waktu • tidurnya dihabiskan pada fase 4. Fase 4 biasanya ti• dak ditemukan pada orang tua, • demikian juga lama fase REM akan mengalami penuruna• n yaitu 28 % dari • pascapubertas menjadi 18% pada orang tua (gambar 4)• .• 1,12• Hal ini menunjukkan • bahwa tidur menjadi lebih singkat sehingga menyebab• kan berkurangnya kesegaran • sesuai bertambahnya usia

Page 18: Siklus tidur dan irama sikardian

SIKLUS TIDUR

• TAHAP 1 : NREM• TAHAP 2 : NREM• TAHAP 3 : NREM• TAHAP 4 : NREM• TIDUR REM

Page 19: Siklus tidur dan irama sikardian

• TAHAP 1 NREM • Tahap ini meliputi tingkat paling

dangkal dari tidur• Tahap berakhir beberapa menit• Pengurangan aktivitas fisiologis

dimulai dengan penurunan secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme

• Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara

• Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun

• TAHAP 2 NREM • Periode tidur bersuara • Kemajuan relaksasi • Untuk terbangun masih relatif

mudah • Tahap berakhir 10 hingga 20

menit • Kelanjutan fungsi tubuh menjadi

lamban

Page 20: Siklus tidur dan irama sikardian

• TAHAP 3 NREM • Tahap awal dari tidur yang dalam• Orang yang tidur sulit

dibangunkan dan jarang bergerak• Otot-otot dalam keadaan santai

penuh• Tanda-tanda vital menurun tetapi

tetap teratur• Tahap berakhir 15 hingga 30

menit

• TAHAP 4 NREM • Tahap tidur terdalam • Sangat sulit untuk

membangunkan orang yang tidur • Jika terjadi kurang tidur maka

orang yang tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini

• Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga

• Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit

• Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi

Page 21: Siklus tidur dan irama sikardian

TIDUR REM • Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi

pada REM. Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain

• Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur

• Hal ini dicirikan dengan respons otonom dan pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah

• Terjadi penurunan tonus otot skelet • Peningkatan sekresi lambung• Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur• Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-

rata 20 menit

Page 22: Siklus tidur dan irama sikardian

TAHAP-TAHAP SIKLUS TIDUR ORANG DEWASA

• MIMPI • Terjadi pada NREM dan REM• Mimpi pada REM : Nyata, rumit, penting untuk konsolidasi

memori jangka panjang, berkembang dalam isi, kejadian terbaru, emosi masa kanak-kanak, atau masa lampau

• Kepribadian mempengaruhi kualitas mimpi• Mimpi kebanyakan tentang masalah terbaru• Ketakutan sering ditampilkan dalam mimpi buruk• Mimpi menghapus fantasi tertentu atau memori yang non

esensial• Orang yang mengingat mimpi secara jelas biasanya terjaga

segera setelah periode tidur REM.

Page 23: Siklus tidur dan irama sikardian

KEBUTUHAN TIDUR • Neonatus – 3 bulan : 16 jam sehari• Bayi 1 bulan – 1 tahun : 14 jam sehari• Todler : 12 jam sehari• Prasekolah : 12 jam semalam, jarang tidur siang• Usia sekolah : 6 tahun (11-12 jam), 11 tahun (9-

10 jam).• Remaja : 7 ½ jam• Dewasa muda : 6 – 8 ½ jam• Dewasa tengah : Menurun dari dewasa muda• Lansia : Tetap, kualitas yang berubah

Page 24: Siklus tidur dan irama sikardian

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR

• Penyakit fisik• Obat-obatan dan substansi• Gaya hidup• Kebiasaan tidur• Stres emosional• Lingkungan• Latihan fisik dan kelelahan• Asupan makanan dan kalori

Page 25: Siklus tidur dan irama sikardian

Gangguan tidur

• Insomnia• Apnea tidur • Narkolepsi dan Katalepsi • Deprivasi tidur • Parasomnia (Somnabulisme, enuresis

nokturnal, bruksisme)

Page 26: Siklus tidur dan irama sikardian

Gejala deprivasi tidur

Fisiologis • Ptosis, penglihatan kabur • Kekakuan motorik halus • Penurunan refleks • Waktu respons melambat • Rasionalisasi dan penilaian

menurun • Kewaspadaan pendengaran

dan penglihatan menurun • Aritmia jantung

Psikologis• Bingung (konfusi) dan

disorientasi• Peningkatan sensitivitas

terhadap nyeri• Iritabel, menarik diri, apatis• Rasa kantuk berlebihan• Agitasi• Hiperaktif• Penurunan motivasi

Page 27: Siklus tidur dan irama sikardian

Pengkajian tidur • Perawat mengkaji pola tidur

– Faktor yang biasa mempengaruhi tidur • Tidur à Subjektif, jika klien merasa puas dengan kuantitas dan kualitas tidur yang dialami à normal

(Closs, 1988)• Kualitas tidur dapat dikaji dengan skala analog visual (Closs, 1988)

– Karakteristik masalah tidur dan kebiasaan tidur klien yang biasa – Sumber pengkajian terbaik : klien, pasangan tidur, pada anak dari orang tua – Riwayat tidur mencakup :– Deskripsi masalah tidur klien – Pola tidur biasa – Perubahan pola tidur terakhir – Rutinitas menjelang tidur dan lingkungan tidur – Riwayat tidur mencakup (lanjutan) :– Penggunaan obat tidur dan obat lainnya – Pola asupan diet dan jumlah zat yang mempengaruhi tidur – Gejala yang dialami selama terbangun – Penyakit fisik yang terjadi secara bersamaan – Peristiwa dalam kehidupan yang terjadi saat ini – Status emosional dan mental saat ini

Page 28: Siklus tidur dan irama sikardian

Diagnosa keperawatan • Gangguan pola tidur (sulit tertidur) yang berhubungan dengan

kebisingan lingkungan, nyeri artritis, dll • Gangguan pola tidur (sering terbangun) yang berhubungan dengan

kekhawatiran kehilangan pekerjaan, ketergantungan terhadap obat-obat barbiturat, dll

• Risiko cedera yang berhubungan dengan serangan berjalan dalam tidur

• Koping keluarga tidak efektif; ketidakmampuan yang berhubungan dengan pemahaman pasangan tentang narkolepsi

• Gangguan harga diri yang berhubungan dengan terjadinya mengompol

• Gangguan pertukaran gas selama tidur yang berhubungan dengan perubahan suplai oksigen

• Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan obstruksi trakeobronkial

Page 29: Siklus tidur dan irama sikardian

Diagnosa keperawatan : Gangguan pola tidur (sulit tertidur) yang berhubungan dengan khawatir akan kehilangan pekerjaan

• Defenisi : Gangguan pola tidur adalah gangguan waktu tidur yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mempengaruhi hasrat gaya hidup (Kim, McFarland, McLane, 1995)

• Tujuan : Klien melaporkan bahwa pola tidur yang biasa telah terbentuk kembali dalam 1 bulan

• Hasil yang diharapkan :– Klien tertidur dalam 30 menit setelah naik ke tempat tidur– Klien menggunakan terapi relaksasi setiap malam sebelum

tidur– Klien melaporkan perasaan segar di saat terbangun di pagi

hari

Page 30: Siklus tidur dan irama sikardian

• Intervensi 1 : Anjurkan agar kafein dan alkohol dihilangkan dari diet klien di malam hari (Kafein dan alkohol mengganggu siklus tidur)

• Intervensi 2 : Minta klien mengikuti ritual tidur naik ke tempat tidur pada jam yang sama setiap malam meminum segelas susu (Susu mengandung L-triptofan, asam amino alami yang merangsang tidur (Ross et al, 1986)

• Intervensi 3 : Tentukan waktu sebelum klien pergi tidur untuk latihan relaksasi yag tenang, mandi, atau latihan relaksasi progresif (Efek dari relaksasi memerlukan penelitian lebih lanjut, klien insomnia dapat mengalami peningkatan tonus simpatik, dan relaksasi dapat menguranginya (Berman et al, 1990)

• Intervensi 4 : Kendalikan sumber-sumber kebisingan di lingkungan dan pastikan bahwa kamar tidur sudah digelapkan dan memiliki ventilasi yang baik (Suara yang keras dapat mengganggu dan mempengaruhi istirahat). – Kontrol suara di rumah sakit

• Tutup pintu kamar klien jika mungkin• Jaga agar pintu area kerja di unit tersebut ditutup ketika sedang digunakan• Kurangi volume telepon yang terdekat dan peralatan yang berbunyi• Gunakan sepatu beralas karet, hindari pemakaian sepatu beralas kayu

– Kontrol suara di rumah sakit • Matikan oksigen di samping tempat tidur dan peralatan lain yang tidak digunakan• Matikan alarm dan bunyi pada alat monitor di samping tempat tidur• Matikan TV dan radio dalam kamar kecuali jika klien menyukai musik yang lembut• Hindari bunyi keras yang tiba-tiba seperti menyiram toilet atau menggeser tempat tidur

– Kontrol suara di rumah sakit • Lakukan percakapan yang diperlukan dengan suara rendah, terutama di malam hari• Lakukan percakapan dan pelaporan di ruangan khusus yang jauh dari kamar klien

Page 31: Siklus tidur dan irama sikardian

Farmakologi Agens Antiinsomnia

• Alprazolam, Nama dagang Xanax, awitan kerja 15 – 60 menit, dosis oral 0,25 – 0,5 mg (3 kali sehari), indikasi : ansietas

• Diazepam, Nama dagang Valium, awitan kerja 15 – 45 menit, dosis oral 5 – 10 mg menjelang tidur, indikasi gangguan tidur