Siklus Produksi SIA
-
Upload
lintangnahdya -
Category
Documents
-
view
304 -
download
12
description
Transcript of Siklus Produksi SIA
Usulan DFD
Diagram Konteks.
Diagram Lv.0
Usulan Prosedur
Flowchat (tanpa narasi)
<Process Name>
Perencanaan dan Pengendalian Produksi Tempat Kerja
pemasaran
Prakiraan
penjualan
BOM
RS
BOM
LEMBAR
PROSES
KERJA
Status
persediaan
Spesifikasi
teknis
Nilai kebutuhan
persediaan
teknisi
Permintaan
pembelian
pembelian
BOM
Lembar proses
kerja
Dokumen
pengendalian
produksi
Perintah
kerja
terbuka
Jadwal produksi
Jadwal produksi
Akuntansi biaya
Perintah
kerja
terbuka
Tutup
file
perintah
kerja
terbuka
Perintah kerja
Lembar
perpindahan
Permintaan
bahan baku
Kartu kerja
penggajian penggajian
Waktu jam kerja Akuntansi biaya
Mulai dari aktifitas
produksi. Setelah
menerima dokumen
pengendali,buat
dokumen pencatatn
waktu kerja
Permintaan
bahan baku
Kelebihan
bahan baku
Pengembalian
bahan baku
Lembar
perpindahan
Jadwal produksi
Perintah kerja
Perintah kerja
PG gudang
A
B
C
C
1
2
<Process Name>
GUDANG Pengendalian Persediaan
1
Kelebihan
Bahan Baku
Pengembalian
Bahan Baku
Permintaan
Bahan Baku
Keluarkan
bahan baku
ketempat kerja
sebagai ganti
permintaan
bahan baku
Kelebihan
bahan baku
Pengembalian
bahan baku
Permintaan
bahan baku
Permintaan
bahan baku
Kelebihan
bahan baku
Pengembalian
bahan baku
2
Tinjau
record
Status
persediaan
Record
persediaan
bahan
baku
Kelebihan
bahan baku
Pengembalian
bahan baku
Permintaan
bahan baku
Record
persediaan
bahan baku
Voucher jurnal
Perbarui
record
persediaan
Pengembalian
bahan baku
Kelebihan
bahan baku
Permintaan
bahan baku
Permintaan
pembelian
Perintah kerja
Perbarui
record
persediaan
Persediaan
barang jadi
Vocher jurnal
file
Buku besar
Akuntansi biaya
A
B
<Process Name>
Akuntasi biaya Buku besar
Perencaan produksi
Tempat kerja
Pengendalian persediaan
Sistem pelaporan manajemen
Perintah kerjaMulai record WIP
Perintah kerja
Lembar perpindahan
Lembar pekerjaan
File WIP
Perbarui WIP dan hitung Selisih
Permintaan bahan baku
Tambahan bahan baku
Pengembalian bahan baku
Selisih tenaga kerja
Selisih bahan baku
Selisih MOH
Voucher jurnal
file
Lembar perpindahan
Lembar pekerjaan
File Biaya Standar
Permintaan bahan baku
Tambahan bahanbaku
Pengembalian bahan baku
Voucher jurnal
Perbarui buku besar
Voucher jurnal
Pengendalian persedian
Buku besar
Voucher jurnal
Voucher jurnal
File
Kebijakan Umum (mencakup pengendalian internal)
Otorisasi Transaksi
1. Aktivitas produksi diotorisasi oleh bagian perencanaan dan pengendalian produksi
melalui perintah kerja yang formal
2. Lembar perpindahan ditandatangani oleh supervisor untuk mengotorisasi berbagai
aktivitas di tiap batch
3. Permintaan bahan baku dan permintaan tambahan bahan baku mengotorisasi staf
gudang untuk mengeluarkan bahan baku ke berbagai tempat kerja.
Pemisahan Tugas
Tujuannya adalah untuk memisahkan berbagai pekerjaan otorisasi transaksi dan
pemrosesan transaksi. Tujuan lainnya untuk memisahkan penyimpanan catatan dengan
penyimpanan aktiva. Berikut ini pemisahan yang berlaku:
1. Bagian pengendalian persediaan memelihara record akuntansi atas persediaan bahan
baku. Aktivitas ini tetap dipisahkan dari fungsi penyimpanan bahan baku di gudang
dan dari penggudangan barang jadi, yang memiliki kewajiban penyimpanan untuk
berbagai aktiva.
2. Fungsi akuntansi biaya untuk BDP seharusnya dipisahkan dari tempat kerja dalam
proses produksi.
Supervisi
1. Supervisor dalam berbagai tempat kerja mengawasi penggunaan bahan baku dalam
proses produksi
2. Supervisor juga mengamati dan melihatkembali aktivitas pencatatan waktu kerja
Pengendalian Akss
Akses langsung ke aktiva. Sifat dari produk fisik dan proses produksi memengaruhi
berbagai jenis pengendalian akses yang dibutuhkan.
1. Perusahaan seringkali membatasi akses ke berbagai area sensitif seperti gudang, tempat
kerja produksi, dan gudang barang jadi.
2. Penggunaan biaya standar memberikan suatu jenis pengendalian akses
Akses tidak langsung ke aktiva. Aktiva, seperti kas dan persediaan dapat dimanipulasi
melalui aksses ke berbagai dokumen sumber yang mengendalikannya. Dalam siklus
konversi, berbagai dokumen yang penting meliputi permintaan bahan baku, dan kartu kerja
karyawan.
Catatan Akuntansi
Dalam siklus konversi, hal ini dicapai melalui penggunaan File perintah kerja, lembar
biaya, lembar perpindahan, lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, record WIP, dan file
persediaan barang jadi
File perintah kerja, lembar biaya, lembar perpindahan, lembar pekerjaan, permintaan bahan
baku, record WIP, dan file persediaan barang jadi.
Verfikasi Independen
1. Bagian akuntansi merekonsiliasi penggunaan bahan baku dan tenaga kerja yang
diambil dari permintaan bahan baku den lembar pekerjaan dengan standar yang telah
ditetapkan
2. Bagian buku besar juga memiliki fungsi verifikasi yang penting melalui pemeriksaan
perpindahan total dari WIP hingga barang jadi.
3. Auditor internal dan eksternal secara berkala akan memverifikasi perseediaan bahan
baku dan persediaan barang jadi melalui persediaan fisik
Golongan Pengendalian Titik pengendalian
Otorisasi Transaksi
Perintah kerja, lembar perpindahan dan permintaan
bahan baku
PemisahanTugas
1.Pengendalian persediaan terpisahh dari bagian
penyimpanan persediaan RM dan FG
2.Bagian akuntansi biaya terpisah dari tempat kerja
3.GL terpisah dari fungsi akuntansi lainnya
Supervisi
Supervisor mengawasi penggunaan bahan baku dan
pencatatan jam kerja
Akses
Membatasi akses fisik ke barang jadi, persediaan bahan
baku, dan proses produksi. Menggunakan prosedur dan
dokumen formal untuk mengeluarkan bahan baku bagi
produksi
Pencatatan Akuntansi
File perintah kerja, lembar biaya, lembar perpindahan,
lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, record WIP,
dan file persediaan barang jadi
Verifikasi Independen
Fungsi akuntansi biaya merekonsiliasi semua biaya
produksi. Bagian buku besar merekonsiliasi seluruh
sistem
Usulan Dokumen dalam Setiap Prosedur JADWAL PRODUKSI
ABC COMPANY JADWAL PRODUKSI JAN 2004 OPER #1 OPER#2 OPER#3
Nomor Batch
Jumlah unit
mulai Selesai Mulai selesai Mulai Selesai
1237 800 2/1/04 5/1/04 8/1/04 23/1/04
1567 560 3/1/04 8/1/04 9/1/04 15/1/04 16/1/04 18/1/04
1679 450 2/1/04 5/1/04 8/1/04 10/1/04
4567 650 5/1/04 10/1/04 11/1/04 15/1/04 16/1/04 23/1/04
5673 1000
DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN BAKU
DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN BAKU
Mesin Produksi TR 62500 cc
Jumlah normal BATCH
100 Nomor
Bahan Baku Deskripsi Jumlah Produk
Reg/Unit
2876 Batang AS 1
387564 Penahan utama 4
735402 Piston 6
663554 Batang penyambung 6
8847665 Batang penahan 6
663345 Busi 2” 6
663546 Busi 11/2” 4
LEMBAR PROSES KERJA
LEMBAR PROSES KERJA MESIN PRODUK TR 6 2500 CC
Tempat Kerja
operasi Deskripsi Waktu standar/unit
Penyetelan proses
101 1a Buat badan mesin dan masukan baut
.6 1.6
153 4a Bersihkan badan mesin dan masukkan pegangan
.3 1.5
154 1 Masukkan piston and bearing .1 .7 340 2 Masukkan pompa air, pompa
bensin, pompa minyak, dan kepala silinder
.1 1.4
PERINTAH KERJA
perintah kerja #5681
BAGIAN YANG DIKERJAKAN # Penarikan ENGINE CRANK SHAFT CS-87622
BAHAN BAKU : PEMBENTUKAN AS RODA Standar jam Temapt kerja
Operasi Deskripsi Penyetelan Proses Proses aktual
Unit selesai
Unit cacat
# Inspeksi
184 21 Keluarkan pembentuk dari gudang
_ 22 2.5 100 0
186 23 Putar bagian as dan bearing utama per spesifikasi
23 14.9 16.00 99 1
156 01 Seimbangkan as roda
4.0 21.5 32.00 99 0
LEMBAR PERPINDAHAN
Lembar perpindahan
Nomor Batch 1292 Unit : 100
Dipindahkan ke : Work Center 153 Operasi : 4a Tanggal mulai : 1/8/04 Tanggal selesai : 1/10/04 Jml Diterima : 100 Diterima oleh :
PERMINTAAN BAHAN BAKU, PERMINTAAN TAMBAHAN BAHAN BAKU, DAN LEMBAR PENGEMBALIAN BAHAN BAKU
Permintaan /pengembalian Bahan Baku
Di tujukan ke : Tanggal :
Nomor Perintah Kerja
# Bahan Baku Deskripsi Jumlah dikeluarkan
Biaya per unit Biaya Tambahan
Diotorisasi oleh : Diterima oleh : Bagian Akuntansi Biaya :
Usulan Sistem Berbasis Komputer
Flowchart Komputerisasi
Title
Function
Pha
se
Sistem
Pemerosesan
Pesanan
Penjualan
Sistem
Penagihan
Sistem
Akuntansi Biaya
Sistem
Pelaporan
Manajemen
Sistem Kontrol
Persediaan
Sistem
Pembelian
Sistem
Pembelian Gaji
Sistem
Perencanaan
Sumber Daya
Manufaktur II
(MRP II)
Pesanan
Penjualan
Pesanan
Penjualan
Pesanan
Penjualan
Pesanan
Penjualan Pesanan
Penjualan
Pesanan
Penjualan
Pesanan
Penjualan
Ulasan Sistem MRPP
hase
Pesanan
Penjualan
Persedian
Barang jadi
Taksiran
Penjualan
Sistem
Perencanan
Produksi
Persedian
Bahan Baku
Jadwal
Produksi
Tagihan
Bahan Baku
Sistem
Perencanan
Produksi
Kebutuhan
Bahan bakuJadwal
Produksi
Laporan
Kinerja
Pengeculian
Pesanan
PekerjaanPermintaan
Bahan Baku
ManajemenRuang Penyimpanan
Bahan BakuPusat Kerja
Sistem
Pembelian
Manajemen
Title
Function
Pha
se
Taksiran
Penjualan
Perencanaan
Produksi
Pesanan
Saat Ini
Sistem
CAD
Tagihan
Bahan Baku
Jadwal
Produsi Induk
Persediaan
Bahan Baku
Persediaan
WIP
Persediaan Bahan Jadi
Perencanaan
Kapasitas
Personal
Perencanaan
Kapasitas
Produksi
Perencanaan
Persediaan
Barang Jadi
Perencanaan
Kebutuhan
Kapasitas
Proses
Produksi
Pembiayaan
Bedasarkan
Aktivitas
Persediaan
Bahan Jadi
Persediaan WIP
Sistem
Pembeliaan
Utang
Dagang
Penerimaan
Barang
Persediaan
Bahan Baku
Sistem Entri
Penerimaan
Taksiran
Penjualan
Piutang
Dagang
Sistem
Pengirinman
Manajemen
Kas
Sistem Manufaktur Komputer-Integratif
Tahap eksekusiTahap Desain
Pha
se
Stasiun
Kerja
Perangkat
lunak CAD
Perangkat
Lunak CAM
Database
desain
CNC
Majemuk
Robotik
Tenaga Kerja
CNC AS/RS
AS/RS
AS/RS
AS/RS
Bahan Baku
Barang Jadi
Bahan Baku
Barang Jadi
Tempat
Penyimpanan
Gudang
Tempat
Penyimpanan
Gudang
LINGKUNGAN MANUFAKTUR KELAS DUNIA
Fleksibilitas Produksi
Para pelanggan modern menginginkan produk berkualitas, mereka menginginkannya dengan
selera, dan ingin ada berbagai pilihan. Profil permintaan ini membebankan konflik dasar bagi
produsen tradisional, yang orintasi pada ligkungan terstruktur dan tidak fleksibelnya,
menghambat sehingga tidak efektif dalam lingkungan ini.
Mencapai fleksibelitas produksi (manufacturing flexibility) menggabungkan empat karakteristik
:
1. Reorganisasi Fisik Pabrik
2. Otomatisasi Proses Produksi.
3. Pengurangan Persediaan
4. Kualitas Produk Yang Tinggi
Reorganisasi Fisik Fasilitas Produksi
Proses produksi tradisional cenderung berubah sedikit-sedikit selama beberapa tahun menjadi
aktivitas yang berurutan seperti ular. Produk bergerak maju dan mundur serta melintasi ruang
pabrik, serta naik dan turun melalui berbagai aktivitas yang berbeda. Ketidak efisienan inheren
dalam tata letak pabrik tradisional menambah biaya penanganan, waktu konversi dan bahkan
persediaan dalam proses produksi. Selain itu, karena aktivitas produksi biasanya diatur di
sepanjang garis fungsional, terdapat tendensi adanya kecurigaan antar karyawan.
Otomatisasi Proses Produksi
Otomatisasi adalah inti dari lingkungan produksi yang berfungsi dengan bak. Melalui
penggantian tenaga kerja dengan otomatisasi, perusahaan dapat menjadi lebih efisien dan
karenanya menjadi lebih kompetetif.
Produksi Tradisional
Lingkungan produksi tradisional terdiri atas berbagai jenis mesin, yang masing-masing
dikendalikan oleh seorang operator. Karena mesin-mesin ini membutuhkan banyak waktu
penyetelan, biaya penyetelan harus disebarkan dalam opersi produksi berjumlah besar.
Teknologi Yang Berdiri Sendiri
Teknologi yang berdiri sendiri menggambarkan dengan keberadaaan otomatisasi dalam bentuk
(pulau) yang terpisah-pisah dan yang berdiri sendiri dalam lingkungan tradisional. Teknologi
yang berdiri sendiri ini menggunakan mesin yang dikendalikan numeric computer (CNC) yang
dapat melakukan beberapa operasi dengan keterlibatan manusia yang lebih sedikit.
Penyederhanaan Proses
Penyederhanaa proses berfokus pada pengurangan kompleksitas tata letak fisik produksi di lantai
pabrik. Berbagai jenis mesin CNC akan diatur dalam sel untuk menghasilkan sebuah bagian
lengkap dari aawal hingga akhir di satu lokasi. Tidak seperti mesin CNC yang biasa, tidak ada
keterlibatan manusia dalam sel.
PRODUKSI YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN KOMPUTER
Produksi yang diintegrasikan dengan computer (computer-intgrated manufacturing CIM) adalah
lingkungan yang terotomatisasi penuh. Pabrik CIM diatur menjadi dua sel teknologi yang tidak
menggunakan tenaga kerja manusia dalam proses produksi.
Sistem Penyimpanan dan Penarikan Otomatis. Banyak perusahaan dapat meningkatkan
produktivitas dan provitabilitasnya dengan mengganti forklift beserta operator manusianya
dengan Sistem Penyimpanan dan Penarikan Otomatis.
Robotika melibatkan penggunaan robot, mesin CNC khusus yang digunakan dalam lingkungan
berbahaya atau untuk melakukan berbagai pekerjaan berbahaya dan monoton yang cenderung
dapat menyebabkan kecelakaan.
DESAIN BERBANTUAN KOMPUTER
Para teknisi menggunakan desain berbantuan computer (CAD) untuk mendesain produk yang
lebih baik secara lebih cepat. Sistem CAD meningkatkan produktivitas teknisi, meningkatkan
akurasi dengan otomatisi pekerjaan desain yang berulang, memungkinkan perusahaan untuk
menjadi lebih responsive pada permintaan pasar, dan menghubungakan system CAM dan MRP
II serta lingkungan eksternalnya.
PRODUKSI BERBANTUAN KOMPUTER
Produksi berbantuan computer (CAM) berfokus pada pabrik dan penggunaan computer untuk
mengendalikan produksi secara fisik. Tujuan dibalik CAM adalah untuk menggantikan tenaga
kerja melalui otomatisasi.
MRP II, EDI dan ERP.
Perencanaan sumber daya produksi (MRPII) adalah perluasan dari konsep sederhana yang masih
digunakan dan disebut sebagai perencanaan permintaan bahan baku (MRP). MRP II tidak
terbatas pada persediaan manajemen. MRP II adalah system dan filosofi untuk
mengoordinasikan berbagai aktivitas seluruh perusahaan. Oleh karenanya, MRP II
menggabungkan berbagai teknik untuk melaksanakan perencanaan produksi, memberikan umpan
balik dan mengendalikan proses. Sistem MRP II akan menghasilkan daftar kebutuhan bahan
baku untuk produk terkait, menyesuaikan produksi dari produk tersebut dalam jadwal produksi
induk, membuat perkiraan kasar, perencanaan kapasitas berdasarkan ketersediaan mesin dan
tenaga kerja, menghasilkan rencana permintaan bahan baku yang akan menjadwalkan
pengiriman bahan baku secara just in time, mendesain rencana kapasitas akhir untuk pabrik, dan
mengelola persediaan bahan baku serta barang jadi. Produsen kelas dunia bias mewujudkan
sejumlah manfaat dari system MRP II yang sangat sangat terintegrasi, dalam hal-hal berikut ini :
Perbaikan layanan pelanggan
Pengurangan investasi pada persediaan
Peningkatan produktivitas
Perbaikan arus kas
Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang
Bantuan dalam mengelola perubahan
Fleksebilitas dalam proses produksi
MRP II telah berubah perlahan menjadi peranti lunak yang disebut system perencanaan sumber
daya perusahaan (ERP) , paket piranti lunak, komersial ini mendukung kebutuhan informasi
keseluruhan perusahaan, tidak hanya fungsi produksi. ERP dapat menghitung kebutuhan sumber
daya, pembuatan jadwal, mengelola perubahan konfigurasi produk, memungkinkan perubahan
rencana dimasa mendatang dalam hal produk dan memonitor produksi di pabrik. Selain itu, ERP
menyediakan fungsi entri pesanan, penerimaan kas, penggandaan dan pengeluaran kas bersama
dengan kemampuan pelaporan keuangan serrta manajerial penuh. Perusahaan kelas dunia akan
memiliki system ERP yang dapat berkomunikasi secara eksternal dengan para pelanggan dan
pemasoknya melalui pertukaran data elektronik (EDI).
Pengurangan Persediaan
Simbol dari perusahaan kelas dunia adalah keberhasilannya dalam mengurangi persediaan.
Perusahaan semacam ini seringkali memliki perputaran persediaan tahunan 100 kali per tahun.
Jika perusahaan lainnya menyimpan persediaan untuk beberapa minggu bahkan beberapa bulan,
perusahaan kelas dunia hanya memiliki persediaan untuk beberapa hari atau kadang hanya
beberapa jam.
Sisi Buruk Persediaan
Terdapat tiga alasan penting mengapa perusahaan mengurangi persediaannya:
1. Persediaan membutuhkan biaya
2. Persediaan menyamarkan masalah produksi
3. Kemauan untuk menyimpan persediaan dapat menimbulkan kelebihan produksi
Masalah yang dipengaruhi oleh persediaan menimbulakan ketidakefisienan, pengurangan
profitabilitas, dan mengurangi secara perlahan daya saing perusahaan. Banyak masalah produksi
dapat diatasi dengan mengurangi persediaan.
Bagaimana Perusahaan Dapat Mengurangi Persediaan?
Perusahaan yang telah berhasil mengurangi persediaan mengadopsi model produksi Just In
Time (JIT). JIT adalah filosofi yang menyerang berbagai masalah produksi melalui
penyederhanaan proses serta pengurangan persediaan. Konsep JIT sangat tergantung pada
berbagai asumsi berikut ini:
1. Tingkat cacat nol.
2. Waktu penyetelan nol
3. Ukuran lot kecil
4. Persediaan nol
5. Waktu tunggu nol dan pemasok yang andal
6. Sikap tim
KUALITAS PRODUK
Terdapat dua alasan dasar mengapa kualitas penting bagi produsen kelas dunia. Pertama, kualitas
yang buruk sangat mahal untuk perusahaan. seperti, biaya pembuangan, pengerjaan ulang,
penundaan jadwal, persediaan tambahan untuk kompensasi bagian yang cacat, klaim garansi dan
servis lapangan. Kedua, kualitas adalah dasar persaingan produsen kelas dunia. Kualitas tidak lagi
menjadi penetral biaya. Para pelanggan menginginkan kualitas dan mencari produk berkualitas
dengan harga rendah.
Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan kualitas?
Salah satu cara perusahaan dapat meningkatkan kualitas adalah dengan menempatkan titik
pengendalian di sepanjang proses produksi untuk mengindentifikasi operasi yang titik terkendali
ketika operasi tersebut terjadi. Pengendalian proses secara statistik adalah metode untuk
mengendalikan sistem produksi secara otomatis.
IMPLIKASI UNTUK AKUNTANSI DAN SIA
Lingkunagn produksi yang baru membawa banyak implikasi untuk akuntansi dan sia. Dibagian
ini, akan di bahas dua area revormasi yaitu, (1) Perubahan dalam teknik akuntansi. (2) perubahan
dalam pelaporan informasi.
1. PERUBAHAN DALAM TEKNIK AKUNTANSI
Informasi akuntansi biaya tradisional menekankan pada kinerja keuangan bukan pada kinerja
produksi. Berikut ini adalah kelemahan sisitem akuntansi tradisional:
Alokasi biaya tidak akurat. Sitem akuntansi tradisional tidak secara akurat menelusuri biaya
ke produk dan proses. Berikut ini adalah karakteristik lingkungan CIM yang menunjukkan
bagaiman alokasi tradisional unk overhead tidak dapat digunakan.
1. Dalam proses produksi tradisional komponen biaya overhead relatif kecil.
2. Biaya tenaga kerja langsung dalam CIM sangat kecil.
3. Biaya tenaga kerja langsung tidak dengan mudah dapat ditelusuri dalam lingkungan CIM.
Agar alokasi tradisional benar, maka harus ada hubungan langsung antar tenga kerja dengan
teknologi. Dalam CIM hubungan ini diametris, bukan komplemen. Ketika pul biaya besar dan
metode alokasi brsifat ambigu, kesalahan penghitunga dalam pembebankan tenaga kerja akan
makin besar dalam perhitungan overhead. Tanpa informasi biaya yang akurat, perusahaan
tidak dapat:
1. Berfokus pada pasar yang menguntungkan.
2. Melayani pelanggan yang menguntungkan.
3. Secara akurat mengukur biaya diseain produk.
4. Secara akurat mengukur biaya disain proses.
Ketertinggalan waktu. Data akuntansi tradisional untuk pelaporan meanajemen pada dasarnya
adalah data historis. Jadi data tertinggal di belakang aktivitas produksi yang sesungguhnya
dengan asumsi bahwa pengendalian dapat di aplikasikan setelah kejadian untuk memperbaiki
masalah. Akan tetapi, para menajer pabrik dalam latar belakang JIT membutuhkan informasi
segera mengenai penyimpangan apnormal.
Orientasi keungan. Orientasi informasi akuntansi tradisional tidak secara memadai
mengidentifikasi produk atau proses yang tidak benar. Data akuntansi menggunakan nilai
uang sebagai unit standar pengukuran dalam pengukuran dalam perbandingan antar berbagai
bagian yang dievaluasi. Keputusan untuk menghubunagkan berbagai area fungsional dan
tingkat manajemen yang berbeda dalam perusahaan membutuhkan informasi yang pada
dasarnya tidak sama. Kebutuhan ini meliputi fungsionalitas produk atau proses, peningkatan
kualitas produk dan penurunan waktu pengiriman.
Penekanan pada biaya standar. Akuntansi yang konfensional menekankan pada biaya standar
dan analisis varian. Tujuan yang mendasari konvensi ini tidak lagi relevan dalam lingkungan
manufaktur yang baru. Seperti yang dapat di lihat, metode produksi modern banyak
menggunakan modal dan mengasumsikan tingkat kecacatan nol dalam bahan baku dan proses.
BAGAIMANA CARA MENGATASI MASALAH-MASALAH INI?
Banyak perusahaan kelas dunia yang telah menemukan solusi atas bebagai masalah ini
melalui perhitungan biaya berdasakan aktivitas (activity based costing - ABC). ABC adalah
sistem informasi yang memberi para manajer informasi mengenai berbagai aktivitas dan objek
biaya. Kita pertama-tama mendefinisikan istilah ini:
Aktivitas menjelaskan pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan, membuat pesanan
pembelian, mempersiapkan produk untuk pengiriman atau mengoperasikan mesin bubut
adalah contoh aktivitas.
Objek biaya adalah alasan untuk melakukan aktivitas. Alasan ini meliputi produk, jasa,
pemasok, dan pelanggan. Contohnya pekerjaan membuat pesanan penjualan (aktivitasnya)
dilkukan kerena pelanggan (objek biayanya) ingin memasukkan pesanan.
Berbagai asumsi yang mendasari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ABC bebeda jauh
dari asumsi dalam akuntansi tradisonal. Akuntansi tradisional berasumsi bahwa produk
menyebabkan biaya. ABC berasumsi bahwa aktivitas yang menimbulkan biaya dan produk
(serta berbagai ojek biaya lainnya) membuat permintaan atas suatu aktivitas.
PERUBAHAN DALAM PELAPORAN INFORMASI
1. Manajemen Aktivitas
Manajemen aktivitas harus merupakan usaha tanpa henti dan berkelanjutan untuk
perbaikan. Para manajer harus memahami aktivitas mana yang harus dilakukan dan
bagaimana cara terbaik untuk melakukannya. Terdapat dua tujuan dasar yang
mengarahkan para manajer dalam tantangan ini:
Para manajaer harus menggunakan berbagai sumber daya ke aktivitas yang
menghasilkan manfaat maksimal
Para manajer harus mencari cara untuk memperbaiki berbagai faktor yang
paling penting bagi para pelanggannya.
Contoh pekerjaan manajemen aktivitas yang membutuhkan dukungan dari informasi
akuntansi jens baru.
Mengevaluasi aktivitas produksi. Kebutuhan informasi mengenai informasi telah
mengarahkan pada perkembangan generasi kedua ABC. Model proses ABC dapat
memberikan informasi penting mengenai penggerak biaya dan ukuran kinerja untuk
membantu para manajer menjawab berbagai pertanyaan, seperti:
Aktivitas mana yang membutuhkan paling banyak sumber daya?
Jenis sumber daya apa yang dibutuhkan
Dimana biaya dapat dikurangi
Mengidentifikasi Aktivitas Yang Tidak Penting. Aktivitas tidak penting tidak menambah
nilai dan seharusnya ditiadakan. Contohnya, dalam lingkungan produksi tingkat cacat nol,
aktivitas pengendalian kualitas tradisional pada akhir proses menjadi tidak penting.
Mengidentifikasi Penggerak Biaya. Penggerak biaya adalah penyebab timbulnya biaya.
Contohnya, jika perpindahan barang dalam proses dari suatu operasi ke lainnya tidak
menambah nilai, maka harus ditiadakan.
Membandingkan Aktivitas Dengan Bahan Baku. Dalam menilai tambahan aktivitas, para
manajer seringkali membandingkan berbagai aktivitas utama dengan aktivitas yang sama
di perusahaan lain.
Membuat Hubungan Antara Aktivitas Utama. Koordinasi yang efektif membutuhkan
informasi yang menghubungkan pengambilan keputusan dan ukuran kinerja dengan faktor
kunci keberhasilan (CSF) perusahaan. CSF adalah bagian-bagian yang begitu penting
hingga kegagalan dalam memenuhi salah satu diantaranya akan menyebabkan perusahaan
gagal. Berbagai kategori umum ini berlaku di kebanyakan perusahaan:
Kualitaas produk
Kualitas proses
Layanan pelanggan
Manajemen sumber daya
Fleksibilitas.
Membuat hubungan antara aktivitas utama. Koordinasi yang efektif membutuhkan informasi yang
menghubungkan pengambilan keputusan dan ukuran kinerja dengan faktor kunci keberhasilan (critical succes factors - CSF) perusahaan. CSF adalah bagian-bagian yang begitu penting hingga kegagalan dalam memenuhi salah satu diantaranya akan menyebabkan perusahaan gagal. Walaupun CSF dapat
berbeda antar perusahaan, berbagai kategori umum berikut ini berlaku di kebanyakan perusahaan: 1. Kualitas produk . Produk perusahaan harus memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 2. Kualitas proses. Perusahaan harus meminimalkan jumlah proses yang berbeda, yang dapat
menghasilkan sampah atau pengerjaan ulang produknya. 3. Layanan pelanggan. Perusahaan harus dapat secara memadai memenuhi permintaan pelanggan
atas produk jadi.
4. Manajemen sumber daya. Perusahaan harus mengoptimalkan penggunaan bahan baku, tenaga kerja, dan aktiva tetap dalam memproduksi berbagai produknya.
5. Fleksibilitas. Perusahaan harus responsif dan dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan di
lingkungannya. Hal ini meliputi perubahan dalam pasar produk, dalam pemasok, dan dalam lingkungan hukum.
SISTEM INFORMASI KELAS DUNIA
Kunci dari sistem informasi kelas dunia (world class information system – WCIS) adalah integrasi semua komponen fungsi dan teknologi sistem. Integrasi adalah perekat yang mengikat berbagai sistem
bersama dan meliputi aplikasi akuntansi dasar, perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, perencanaan kebutuhan bahan baku, perencanaan kapasitas, pengendalian persediaan, daftar kebutuhan bahan baku, jadwal produksi induk, perkiraan, entri pesanan, CAD, CAM, dan saluran komunikasi EDI.
Karakteristik Sistem Informasi Tradisional Teknologi informasi yang digunakan oleh produsen tradisional biasanya akan terdiri atas sebuah
mainframe yang menangani berbagai fungsi utama akuntansi, seperti pemrosesan pesanan penjualan, pemrosesan pembelian, dan penggajian. Berbagai aplikasi akuntansi dasar ini dapat atau tidak dapat diintegrasikan. Aplikasi mainframe terutama akan berorientasi pada batc, dan hanya ada sedikit sistem real
time. Umumnya, PC digunakan oleh produsen tradisional untuk mengatasi masalah bisnis yang independen, dan konektivitas ke mainframe melalui jaringan adalah hal terakhir yang dipikirkan dan
dianggap menyulitkan. Banyak dari berbagai PC yang dibeli oleh berbagai bagian fungsional ditujukan untuk mengatasi masalah bisnisnya sendiri dan digunakan secara tidak beraturan. Tidak seperti aplikasi mainframe yang menghasilkan dokumen otorisasi dan laporan untuk mendukung sistem pengendalian
internnnal perusahaan, sistem berbasis PC hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki pengendalian internal di dalamnya. Oleh karenanya, potensi terjadinya kesalahan dan ketidakberesan (penipuan) dapat signifikan.
SAP; Contoh Sistem Informasi Kelas Dunia SAP AG adalah perusahaan Jermanyang didirikan pada tahun 1972 di Waldorf, Jerman, oleh
beberapa karyawan IBM. Tujuan pembukaan usaha mereka adalah untuk menciptakan paket bisnis intregasi yang dapat melayani perusahaan besar dalam industri manufaktur.
SAP R/3 Produk terpenting SAP disebut sebagai SAP R/3. Ini adalah sistem berbasis klien/server yang beroperasi dibawah sejumlah sistem operasi dan konfigurasi jaringan. SAP R/3 bekerja dalam berbagai platform
peranti keras termasuk PC Windows NT, sistem UNIX, dan IBM AS 400. R/3 juga mendukung berbagai basis data termasuk Informix, Oracle, DB2, ADABAS D, MS SQL, dan DB2/4000. Sistem ini dapat disesuaikan agar dapat berinteraksi dengan EDI dan berbagai sistem lainnya dalam bahasa standar seperti
C, C++, COBOL, dan SQL. Isu Pengendalian Dalam WCIS
Tingginya tingkat otomatisasi dalam WCIS menciptakan sejumlah isu pengendalian khusus yang menjadi perhatian para akuntan. Tujuan dalam pembahasan ini adalah untuk mengarahkan perhatian pada berbagai potensi resiko yang harus ditangani oleh pihak manajemen dan akuntan.
Lingkungan Tanpa Kertas WCIS sebenarnya dapat meniadakan arus dokumen kertas tradisional daam siklus pesanan-pengiriman-
faktur-pembayaran karena sistem tersebut memungkinkan berbagai transaksi dilakukan, dicatat, disetujui, dan dilaksanakan secara elektronik. Lingkungan tanpa kertas tersebut memiliki dampak signifikan atas sistem pengendalian internal perusahaan. hasilnya adalah bukti pengendalian akan dapat ditemukan
dalam format yang dapat dibaca oleh mesin dan yang dapat berada di lokasi yang tidak menembus berbagai batasan organisasional. Mungkin tidak ada dokumen tradisional untuk dipelajari oleh auditor internal atau eksternal.
Transaksi Otomatis Penggunaan EDI secara ekstensif untuk pemrosesan transaksi meniadakan dokumen sumber tradisional
yang memiliki tanda tangan dan yang memberi bukti otorisasi transaksi. Dengan tidak adanya keterlibatan manusia dalam sistem pemrosesan transaksi, kekhawatiran akan pengendalian terpusat pada validitas , kelengkapan, dan akurasi berbagai transaksi yang dihasilkan secara otomatis.
Pertimbangan Pembentukan Jaringan
WCIS akan didesain disekitar rangkaian local area network, minikomputer, dan atau mainframe, tergantung pada kebutuhan produsennya. Arsitektur jaringan dapat melibatkan distribusi basis data dan atau
tanggungjawab pemrosesan transaksi di antara berbagai penggunaan di beberapa lokasi. Teknologi terdistribusi memiliki berbagai implikasi dalam hal akurasi dan konsistensi catatan akuntansi.