siklus ovarium endometrium

17
FASE FOLIKULER HARI KE 1-10 Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan hormon ini akan merangsang pertumbuhan 10 -20 folikel namun hanya 1 folikel yang dominan yang menjadi matang dan sisanya akan mengalami atresia. Kadar FSH dan LH yang relatif tinggi dipicu oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron pada akhir fase sebelumnya. Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun dengan pertumbuhan folikel kadarnya akan segera meningkat (Sherwood, 2012).

description

siklus ovarium endometrium

Transcript of siklus ovarium endometrium

Page 1: siklus ovarium endometrium

FASE FOLIKULER 

HARI KE 1-10

Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan hormon ini akan

merangsang pertumbuhan 10 -20 folikel namun hanya 1 folikel yang dominan yang menjadi

matang dan sisanya akan mengalami atresia. Kadar FSH dan LH yang relatif tinggi dipicu

oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron pada akhir fase sebelumnya. Selama dan

segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun dengan pertumbuhan folikel

kadarnya akan segera meningkat (Sherwood, 2012).

 

Page 2: siklus ovarium endometrium

HARI KE 10 - 14

Dengan bertambahnya ukuran folikel, terjadi akumulasi cairan diantara sel granulosa dan

menyebabkan terbentuknya anthrum, sehingga folikel primer berubah bentuk menjadi folikel

d’graaf, disini oosit menempati posisi excenteric dan dikelilingi oleh 2- 3 lapisan sel

granulosadan disebut sebagai cumulus oophorus. Dengan semakin matangnya folikel, kadar

estrogen menjadi semakin bertambah (terutama dari jenis estradiol) dan mencapai puncaknya

18 jam sebelum ovulasi. Dengan semakin meningkatnya kadar estrogen, produksi FSH dan

LH menurun (umpan balik negatif) untuk mencegah hiperstimulasi ovarium dan maturasi

folikel lainnya (Sherwood, 2012).

 

(Sherwood, 2012)

Page 3: siklus ovarium endometrium

OVULASI

HARI KE 14

Ovulasi terjadi dengan pembesaran folikel yang cepat dan diikuti protrusi permukaan

kortekovarium dan pecahnya folikel menyebabkan keluarnya oosit dan cumulus oophorus

yangmelekat dengannya. Pada sejumlah wanita Kadang-kadang proses ovulasi ini

menimbulkan rasa sakit sekitar fossa iliaka yang dikenal dengan nama mittelschmerz.

Peningkatan kadar estradiol pada akhir mid-cycle diperkirakan akibat LH surge dan

penurunan kadar FSH akan menyebabka peristiwa umpan balik positif. Sesaat sebelum ovulasi

terjadi penurunan kadar estradiol secara tiba-tiba dan peningkatan produksi progesteron. (Sh

(Sherwood, 2012)

Page 4: siklus ovarium endometrium

FASE LUTEAL

HARI 15- 28

Sisa folikel yang telah ruptur berada didalam ovarium. Sel granulosa mengalami luteinisasi

dan membentuk corpus luteum. Corpus luteum merupakan sumber utama dari hormon steroid

seksual, estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh ovarium pada fase pasca ovulasi

(faseluteal). Terbentuknya corpus luteum akan menyebabkan sekresi progesteron terus

meningkat dan terjadi pula kenaikan kadar estradiol berikutnya (Sherwood, 2012).

(Sherwood, 2012)

Selama fase luteal, kadar gonadotropin tetap rendah sampai terjadi regresi corpus luteum

padahari ke 26-28. Bila terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum tidak akan

mengalamiregresi oleh karena keberadaanya dipertahankan oleh gonadotropin yang

diproduksi olehtrofoblas. Namun, bila tidak terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum

akan mengalamiregresi dan siklus haid akan mulai berlangsung kembali. Akibat penurunan

kadar hormon steroid,terjadi peningkatan kadar gonadotropin dan siklus haid akan

berlangsung kembali (Sherwood, 2012).

SIKLUS ENDOMETRIUM

Endometrium memberikan respon secara khas terhadap progestin, androgen dan estrogen.

Inilah sebabnya mengapa endometrium dapat mengalami proses haid dan memungkinkan

terjadinya proses implantasi hasil konsepsi saat terjadi proses kehamilan. Secara fungsional,

endometrium dibagi menjadi 2 zona :

Page 5: siklus ovarium endometrium

 

1. Bagian luar ( stratum fungsionalis) yang mengalami perubahan morfologik dan

fungsional secara siklis

2. Bagian dalam (stratum basalis ) yang secara relatif tidak mengalami perubahan

dan berperan penting dalam proses penggantian sel endometrium yang terkelupas saat 

haid.Arteri basalis berada dalam stratum basalis dan arteri spiralis khususnya

terbentuk dalamstratum fungsionalis (Prawirohardjo, 2010).

Perubahan siklis endometrium secara histofisiologi dibagia menjadi 3 stadium : fase

menstruasi, fase proliferasi (estrogenik) dan fase sekresi ( progestasional)

FASE PROLIFERASI

Selama fase folikuler, endometrium terpapar dengan sekresi estrogen. Pada akhir haid,

regenerasi endometrium berlangsung dengan cepat. Pada stadium ini -Fase Proliferasi, pola

kelenjar endometrium adalah regular dan tubuler, sejajar satu sama lain dan mengandung

sedikit cairan sekresi (Prawirohardjo, 2010).

FASE SEKRESI

Pasca ovulasi, produksi progesteron memicu terjadi perubahan sekresi pada

kelenjarendometrium. Terlihat adanya vakuola yang berisi cairan sekresi pada epitel kelenjar.

Kelenjarendometrium menjadi semakin berliku-liku (Prawirohardjo, 2010).

Page 6: siklus ovarium endometrium

(Prawirohardjo, 2010)

 

FASE MENSTRUASI

Secara normal fase luteal berlangsung selama 14 hari. Pada saat-saat akhir corpus luteum,

terjadi penurunan produksi estrogen dan progesteron. Penurunan ini diikuti dengan kontraksi

spasmodikdari arteri spiralis sehingga terjadi ischemik dan nekrosis lapisan superfisial

endometriumsehingga terjadi perdarahan (Prawirohardjo, 2010).

Vasospasme nampaknya merupakan akibat adanya produksi prostaglandin lokal.

Prostaglandin juga menyebabkan kontraksi uterus saat haid. Darah haid tidak mengalami pem

bekuan olehkarena adanya aktivitas fibrinolitik dalam pembuluh darah endometrium yang

mencapai puncaknya saat menstruasi (Prawirohardjo, 2010).

Page 7: siklus ovarium endometrium

FERTILISASI

Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi di

ampulla tuba fallopi. Bagian ini bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan

ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup didalam saluran reproduksi wanita selama kira-

kira 24jam.

Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran

telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat

bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu membuahi

oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom (Sadler, 2012).

Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,yang pada

manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu,suatu selubung glikoprotein dari

protein-protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah

akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel

korona dan mengalami reaksi akrosom (Sadler, 2012).

Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan diinduksi oleh protein-

protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk

menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin.

Page 8: siklus ovarium endometrium

(Sadler, 2012)

a. Ovum

Ovum merupakan sel terbesar pada badan manusia. Setiap bulan satu ovum atau

kadang-kadang lebih menjadi matur, dengan sebuah penjamu mengelilingi sel

pendukung.Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah. Ovum tidak dapat

berjalan sendiri. Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan tuba uterina, sehingga

silia tuba tersebut dapat menangkap ovum dan menggerakkannya sepanjang tuba menuju

ringga rahim (Sadler, 2012).

Ada dua lapisan pelindung yang melindungi ovum. Lapisan pertama berupa membran

tebal tidak berbentuk, yang disebut zona pellusida.lingkaran luar yang disebut korona

radiata,terdiri dari sel-sel oval yang dipersatukan oleh asam hialuronat. Ovum dianggap

subur selama 24 jam setelah ovulasi. Apabila tidak difertilisasi oleh sperma, ovum

berdegenerasi dan direabsorpsi (Sadler, 2012).

Pada waktu ovulasi sel telur yang telah masak dilepaskan dari ovarium. Dengan

gerakan seperti menyapu oleh fimbria tuba uterina, ia ditangkap infundibulum.

Selanjutnya ia masuk kedalam ampulae sebagai hasil gerakan silia dan kontraksi otot.

Sebuah ovum mungkin ditangkap /masuk kedalam infundibulum tuba yang berlawanan.

Keadaan ini disebut migrasi eksterna.ovum biasanya dibuahi dalam  12 jam  setelah

ovulasi dan akan mati dalam 12 jam bila tidak segera dibuahi (Sadler, 2012).

b. Spermatozoa

Spermatozoa terdiri 3 bagian yaitu:

Page 9: siklus ovarium endometrium

Kaput(kepala) yang mengandung bahah nukleus.

Ekor berguna untuk bergerak

Bagian silindrik, menghubungkan kepala dan ekor.

Pada saat coitus kira-kira  3-5 cc semen  ditumpahkan kedalam fornik

posterior, dengan jumlah spermatozoa  sekitar 200-500 juta. Dengan gerakan ekotrnya

sperma masuk kedalam kanalis servialis. Di dalam rongga uterus dn tuba gerakan

sperma terutama disebab kan oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut. Sperma

tozoa ,kira-kira 1 jam setelah coitus. Ampula tuba merupakan tempat

terjadinya fertilisasi. Hanya beberapa ratus sperma yang bisa mencapai tempat ini.

Sebagian besar mati sebagai akibat keasaman vagina, sebagian lagi hilang/ mati dalam

perjalanan. Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi wanita sampai empat

hari (Sadler, 2012).

Pada fertilisasi mencakup 3 fase:

a. Fase 1 : penembusan korona radiate

Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita, hanya

300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang diperlukan

untuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya membantu sperma yang

akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet wanita. Sperma

yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus sel korona (Sadler, 2012).

b. Fase 2 : penembusan zona pelusida

Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang mempermudah

dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan

enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan

bertemu dengan membrane plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika

kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-

enzim lisosom dari granul-granul korteks yang melapisi membrane plasma oosit. Pada

gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona)

untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagi

Page 10: siklus ovarium endometrium

spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa

menempel di zona pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit (Sadler, 2012).

c. Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma

Setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma sel tersebut

menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala akrosom telah hilang pada saat

reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput

yang meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor

spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan

oosit (Sadler, 2012).

Setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang

berbeda:

1) Reaksi kortikal dan zona : sebagai akibat terlepasnya butir-butir kortikal oosit

a) Selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh spermatozoa lain

b) Zona pelusida mengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah penambahan

dan penetrasi sperma, dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah

2) Melanjutkan pembelahan meiosis kedua. Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis

keduanya segera setelah spermatozoa masuk. Salah satu dari sel anaknya hampir tidak

mendapatkan sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainya

adalah oosit defenitive. Kromosomnya (22+X) tersusun didalam sebuah inti vesikuler

yang dikenal sebagai pronukleus wanita.

3) Penggiatan metabolik sel telur. Faktor penggiat diperkirakan dibawa oleh

spermatozoa. Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan untuk mengurangi kembali

peristiwa permulaan seluler dan molekuler yang berhubungn dengan awal

embriogenesis (Sadler, 2012).

Sementara itu, spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan

pronukleus wanita. Intinya membengkak dan membentuk pronukleus pria sedangkan

ekornya terlepas dan berdegenerasi. Secara morfologis, pronukleus wanita dan pria

tidak dapat dibedakan dan sesudah itu mereka saling rapat erat dan kehilangan selaput

inti mereka. Selama masa pertumbuhan, baik pronukleus wanita maupun pria

(keduanya haploid) harus menggandakan DNA-nya. Jika tidak,masing-masing sel

Page 11: siklus ovarium endometrium

dalam zigot tahap 2 sel tersebut akan mempunyai DNA separuh dari jumlah DNA

normal (Sadler, 2012).

Segera sesudah sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk

mempersiapkan pembelahan mitosis yang normal. 23 kromosom ibu dan 23

kromosom ayah membelah memanjang pada sentromer, dan kromatid-kromatid yang

berpasangan tersebut saling bergerak kearah kutub yang berlawanan, sehingga

menyiapkan sel zigot yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom dan DNA

yang normal. Sementara kromatid-kromatid berpasangan bergerak kerah kutub yang

berlawanan, munculah satu alur yang dalam pada permukaan sel, berangsur-angsur

membagi sitoplasma menjadi 2 bagian (Sadler, 2012).

Hasil utama pembuahan

1. Pengembalian menjadi jumlah kromosom diploid lagi,separuhnya dari ayah dan

separuhnya dari ibu. Oleh karena itu, zigot mengandung kombinasi kromosom baru

yang berbeda dari kedua orang tua.

2. Penetuan jenis kelamin baru. Spermatozoa pembawa X akan menghasilkan mudigah

wanita (XX), dan spermatozoa pembawa Y akan menghasilkan suatu mudigah pria

(XY). Oleh karena itu, jenis kelamin kelompok mudigah tersebut ditentukan saat

pembuahan.

3. Dimulainya pembelahan. Tanpa pembuahan, oosit biasanya akan beregenerasi 24jam

setelah ovulasi (Sadler, 2012).

Hal penting dalam proses fertilisasi:

a) Penyatuan spermatozoa dan oosit II untuk membentuk sel diploid zigot

b) Fertilisasi terjadi di ampula tuba

c) Ovum mengerluarkan zat gynogamon yang terdiri dari fertilizing

d) Spermatozoa mengeluarkan zat androgamon

e) Kapasitasi di sperma pengkondisian sperma dan akrosomnya untuk menembus

membran sel

Page 12: siklus ovarium endometrium

f) Reaksi akrosom

g) Sperma melepas enzim untuk mencerna sel corona radiata dari zona pelusida

untuk menembus oosit

h) Fusi pronukleus

Sperma yang menembus oosit kehilangan flagelum dan membran nukleusnya

sehingga pronukleus betina dan jantan bersatu, DNA nya bereplikasi dan

kromosomnya berbaris pada bidang ekuator serta pembuahan mitosis pertama

langsung terjadi (Sadler, 2012).

Daftar Pustaka

Sadler, TW. 2012. Langman Embriologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta; EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia; Dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta; EGC