Siklus Mentruasi & Proses Pembentukan Janin & Embrio (Harry Pribadi, Nur Aulia, Immanuel Christian...

22
Sistem Reproduksi Wanita Siklus Menstruasi Proses pembentukan embrio & janin XI CI Harry Pribadi Fitrian Lubis Immanuel Christian Yobel Sitorus Nur Aulia

Transcript of Siklus Mentruasi & Proses Pembentukan Janin & Embrio (Harry Pribadi, Nur Aulia, Immanuel Christian...

Sistem Reproduksi Wanita

Siklus Menstruasi

Proses pembentukan embrio & janin

XI CI

Harry Pribadi Fitrian Lubis

Immanuel Christian

Yobel Sitorus

Nur Aulia

Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi terdiri atas 4 fase utama yaitu Fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi,, dan fase

pascaovulasi

Fase Menstruasi

Yaitu, luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan berkurangnya kadar

hormon seks. Hali ini secara bertahap terjadi pada hari ke-1

sampai 7.

Fase pra-ovulasi

Yaitu, masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium

yang dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini

terjadi secara bertahap pada hari ke-7 sampai 13

Fase ovulasiMasa subur atau Ovulasi adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita dimana sel

telur yang matang siap untuk dibuahi. menurut beberapa literatur, masa subur

adalah 14 hari sebelum haid selanjutnya. Apabila wanita tersebut melakukan hubungan

seksual pada masa subur atau ovulasi maka kemungkinan terjadi kehamilan.

Menentukan masa subur

Beberapa metode dalam menentukan masa subur dapat dilihat dengan beberapa cara:

• Perubahan Periode Menstruasi • Perubahan Lendir Servik

• Perubahan Suhu Basal Tubuh

Fase pascaovulasiYaitu, masa kemunduran ovum bila tidak

terjadi fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga

endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormon seks

dalam tubuh akan berulang dan terjadi fase menstruasi kembali.

Proses pembentukan embrio & Janin

Proses pembentukan embrio & Janin

1. FERTILISASIPeristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopi. Hasil fertilisasi disebut zigot.

Proses pembentukan embrio & Janin

2. MORULAZigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula.

Proses pembentukan embrio & Janin

3. BLASTOSITKemudian morula berubah bentuk menjadi blastosit yaitu bola padat yang membentuk suatu rongga yang diisi oleh cairan yang dikelurkan oleh tuba fallopi. Rongga ini disebut blastosoel. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta).

Proses pembentukan embrio & Janin

Sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).

Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio.

Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.

Proses pembentukan embrio & Janin4. Gastrula & NeureulaSetelah terjadi implantasi, blastosit akan mengalami tahap perkembangan selanjutnya yaitu menjadi gastrula dan neurula. Selanjutnya zigot ini akan berkembang menjadi embrio. Jika kehamilan terjadi di luar rahim maka kehamilan tersebut disebut kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan).

Membran (Lapisan Embrio)

Kantong Kuning Telur Amnion Alantois Korion

a. Kantong Kuning Telur (Yolk Sac)

Kantong ini adalah membran yang dibatasi endoderma. Pada manusia, kantong ini berfungsi menyediakan tempat mula – mula bagi pembentukan darah.kantong kuning telur juga mengandung sel – sel yang akan berkembang menjadi spermatogonium atau oogonium setelah bayi dewasa.

Pada gambar di samping, kantong kuning telur (Yolk Sac) ditunjukkan pada gambar 4.

b.  AmnionAmnion merupakan membran pelindung yang tebal. Saat embrio tumbuh, amnion menyelubungi embrio dan membentuk ruang yang berisi cairan amnion. Cairan amnion berfungsi melindungi embrio dari gesekan dan membantu regulasi suhu tubuh embrio.

Pada gambar di samping, amnion ditunjukkan pada gambar 2. Cairan amnion ditunjukkan pada gambar 3.

b.  Amnion

Cairan amnion atau air ketuban akan terus bertambah hingga mencapai 700-1.000 cc. Cairan amnnion yang normal jernih dan agak keruh. Baunya juga khas, yaitu amis dan agak manis. Cairan ini terdiri dari 98-99% air, l-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein, terutama albumin), rontokan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.

b.  AmnionBerikut ini adalah fungsi cairan amnion atau

air ketuban dalam tumbuh kembang janin dalam kandungan.1.      Proteksi      : melindungi janin dari trauma atau gangguan dari luar.2.      Mobilisasi   : memungkinkan ruang gerak bagi janin3.      Homeostasis  : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga amnion untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.

b.  Amnion

4.      Mekanik     : menjaga keseimbangan tekanan di dalam seluruh ruangan intrauterin, terutama saat persalinan.5.      Pada persalinan  : membersihkan atau melicinkan jalan lahir dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan terjadinya infeksi jalan lahir.

c.       Korion

Korion merupakan derivat dari ektoderma dan mesoderma tropoblas. Korion menjadi bagian utama plasenta. Korion ini menyelubungi amnion dan kantong kuning telur.

d.      Alantois

Alantois berupa membran vaskular kecil yang merupakan tempat mula – mula pembentukan darah. Fungsi alantois adalah untuk respirasi, saluran makanan, dan ekskresi.