siklus kelola apbd

53
Teknis Penyusunan APBD Teknis Penyusunan APBD dan KUA PPAS dan KUA PPAS

Transcript of siklus kelola apbd

Page 1: siklus kelola apbd

Teknis Penyusunan APBDTeknis Penyusunan APBD dan KUA PPASdan KUA PPAS

Page 2: siklus kelola apbd

RKPD

KUA PPAS

RKA-SKPD

R-APBD

Page 3: siklus kelola apbd

Siklus Pengelolaan Keuangan DaerahPerencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pemeriksaan

RPJMD

RKPD

RancanganDPA-SKPD

Penatausahaan Pendapatan

• Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum

Disusun Sesuai SAP

KUA PPAS

Nota Kesepakatan

DPA-SKPD

Verifikasi

Penatausahaan Belanja

P bit SPM UPLaporan Keuangan

rekening kas umum daerah selambat-lambatnya 1 hari kerja

Kesepakatan

Pedoman PenyusunanRKA-SKPD

• Penerbitan SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD

• Penerbitan SP2D oleh PPKD

p gPemerintah Daerah

• LRA• Neraca• Lap. Arus Kas• CaLK

Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK

Pelaksanaan APBD

Pendapatan

RKA-SKPD

RAPBD Kekayaan dan K jib d h

Raperda Pertanggung

Penatausahaan Pembiayaan

• Dilakukan oleh PPKD

Belanja

Pembiayaan

Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/

Mendagri

Laporan Realisasi Semester Pertama

Kewajiban daerah• Kas Umum• Piutang• Investasi• Barang• Dana Cadangan• Utang

Pertanggung-jawaban APBD

Perubahan APBD AkuntansiKeuangan DaerahAPBD

Page 4: siklus kelola apbd

• Evaluasi hasil pelaksanaan Kinerja Pembangunan Daerah

• Rancangan kerangka ekonomi daerah• Prioritas pembangunan dan kewajiban daerah• Prioritas pembangunan dan kewajiban daerah• Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik

yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat

Page 5: siklus kelola apbd

PRINSIP DAN LINGKUP KUA DAN R-APBD

A. Perencanaan Sesuai Batas Kewenangan (PP g (No.38/2007--Penyempurnaan PP No.25/2000).• Seluruh program dan kegiatan yang tercantum di

dalam KUA TA 2009 harus merupakan turunandalam KUA TA 2009 harus merupakan turunan kewenangan KDH;

• Seluruh SKPD mengenali dan mengurai batas kewenangan KDH dalam lingkup Tupoksi masingkewenangan KDH dalam lingkup Tupoksi masing-masing SKPD;

• Pembiayaan atas program yang masuk dalam li k k P t d P i i dil k klingkup kewenangan Pusat dan Propinsi dilakukan melalui koordinasi dengan Pusat dan Propinsi dalam rangka mencegah terjadinya duplikasi

d k iprogram dan kegiatan.

Page 6: siklus kelola apbd

PRINSIP DAN LINGKUP KUA DAN R-APBDPRINSIP DAN LINGKUP KUA DAN R APBD

B Pelaksanaan oleh SKPD sesuai dengan TupoksiB. Pelaksanaan oleh SKPD sesuai dengan Tupoksi(PP No.41/2007--Penyempurnaan PP No.8/2003):

Setiap SKPD merumuskan tugas pokok dan– Setiap SKPD merumuskan tugas pokok dan fungsinya secara terukur untuk mencegah tumpang-tindih program antar-SKPD; p g p g ;

– Jika belum memiliki SOTK baru, Pemda dan DPRD menyiapkan kegiatan diskusi interaktif y p gtentang format dan struktur SOTK yang ideal, yang akan dituntaskan dalam APBD 2009.

Page 7: siklus kelola apbd

PRINSIP DAN LINGKUP KUA DAN R-APBD

C. Pelaporan kinerja yang terukur (PP No.8/2006 dan PP No.3/2007):PP No.3/2007):• Setiap usulan rencana program harus diawali

dengan pernyataan masalah, diikuti dengan rumusan kebijakan, program dan kegiatan serta target kinerja yang terukur;

• Usulan rencana program mencantumkan kelompok• Usulan rencana program mencantumkan kelompok sasaran dan lokasi kegiatan;

• Untuk memudahkan DPRD dalam mengukurUntuk memudahkan DPRD dalam mengukur kinerja dalam LKPJ-KDH, maka format perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan

k t ik d b tmenggunakan matriks yang sama dan berurutan.

Page 8: siklus kelola apbd

Permendagri No.32/2008 tentang P d P APBD TA 2009Pedoman Penyusunan APBD TA 2009.

Pedoman penyusunan APBD TA 2010 meliputi:a. Tantangan dan prioritas pembangunan tahun 2010;b. Pokok-pokok kebijakan penyusunan APBD;c. Teknis penyusunan APBD; danp yd. Hal-hal khusus lainnya.

Terdiri dari 4 pasal

Ditetapkan di Jakarta, 9 Juni 2009.

Page 9: siklus kelola apbd

A. Tantangan dan Prioritas Pembangunan 2010

– Kemiskinan ~50% provinsi di perdesaan;– Pendidikan: usia 7-15 thn ada yg tdk sekolah; yg ;– Kesehatan: gizi rendah, penyakit menular, kendala jarak &

biaya, fasilitas. K lit l blik P h t – Kualitas pelayanan publik: Pemahaman aparat, penerapan SPM, akses informasi & TI, sistem remunerasi, kelembagaan, dll.

– Memantapkan desentralisasi, kualitas hub pusat-daerah, daya tarik investasi, revitalisasi pertanian, pengamanan pasokan bahan pokok dllpasokan bahan pokok, dll.

– Daerah wajib menerapkan prinsip2: efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi.

– Pengarusutamaan: partisipatif, gender, berkelanjutan, tata-kelola, otoda, pemerataan antar-wilayah.

Page 10: siklus kelola apbd

B. Pokok2 Kebijakan Penyusunan APBD

A. KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH

1 P d t A li D h (PAD)1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)• Target PAD supaya memperhatikan:

– kondisi krisis ekonomipertumbuhan ekonomi, daya belikondisi krisis ekonomipertumbuhan ekonomi, daya beli masy.

– tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakatinsentif, penyederhanaan Sisdur.y , p y

• Tidak melakukan pungutan berdasar Perda yang telah dibatalkan Pemerintah.P f t t idl• Pemanfaatan aset yang idle.

• PAD dari PDAM?• Penerimaan BLUD dicantumkan dalam APBD sbg jenisPenerimaan BLUD dicantumkan dalam APBD sbg jenis

pendapatan Lain-lain PAD yang Sah atau retribusi.

Page 11: siklus kelola apbd

B. Pokok2 Kebijakan Penyusunan APBD

2. Dana Perimbangan• Penetapan dana perimbangan: Oktober 2009 lihat• Penetapan dana perimbangan: Oktober 2009 lihat

alokasi 2009, realisasi 2007-2008.• Dana Bagi Hasil Lebih rendah dari 2009 ( APBD-P

2010).• Daerah yg tidak memiliki DAU (celah fiskal negatif): utk

belanja pegawai PAD DBH pajak/SDA SiLPA TLbelanja pegawai PAD, DBH pajak/SDA, SiLPA TL.• DBH Cukai Hasil Tembakau dialokasikan ke kab/kot

sesuai Kep. Gub. dan diarahkan utk melaksanakan hal2 yg berhub dg tembakau dan cukai.

Page 12: siklus kelola apbd

B. Pokok2 Kebijakan Penyusunan APBD

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sahp y g• Pakai pagu TA 2009;

• Bagian kab/kot yg belum terealisasi,Bagian kab/kot yg belum terealisasi, dianggarkan pada APBD-P 2010.

• Dana Darurat, Dana Bencana Alam dan ,Sumbangan Pihak Ketiga yang diterima oleh pemerintah daerah APBD-P 2010.

Page 13: siklus kelola apbd

B. Pokok2 Kebijakan Penyusunan APBD

B. KEBIJAKAN BELANJA DAERAH

• Belanja Tidak Langsung• Belanja Langsungj g g

Page 14: siklus kelola apbd

Belanja Tidak Langsung

1. Belanja PegawaiA k i 2 5% d i j l h b l j i• Acress maksimum 2,5% dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan): Untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga,

i d b h PNSDmutasi dan penambahan PNSD;• Besarnya Gaji Pokok dan Tunjangan PNSD agar

disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawaidisesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawaidan belanja pegawai yang sudah dilakukan dalam rangka perhitungan DAU 2010 dan rencana kenaikan yang ditetapkan pemerintah;yang ditetapkan pemerintah;

• Untuk mengantisipasi pengangkatan CPNSD, diganggarkan belanja pegawai dalam APBD sesuai d k b t h k t CPNSD ddengan kebutuhan pengangkatan CPNSD dan formasi pegawai tahun 2010;

Page 15: siklus kelola apbd

1. Belanja Pegawai (Lanjutan)

• Anggaran tambahan penghasilan hanya diperkenankan untuk PNSD/CPNSD dengan

j g j

diperkenankan untuk PNSD/CPNSD dengan pertimbangan:

b b k j – beban kerja, – prestasi kerja, kriteria dan besarannya

dit t k d– kondisi kerja, – tempat bertugas, dan

ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

– kelangkaan profesi. bertahap dan berkesinambungan.

Page 16: siklus kelola apbd

1. Belanja Pegawai (Lanjutan)j g j

• Apabila daerah telah menganggarkan tambahan p g ggpenghasilan dalam bentuk uang makan, tidak diperkenankan menganggarkan penyediaan p g gg p ymakanan dan minuman harian pegawai dalam bentuk kegiatan. Lihat psl 39(7a) Permendagri g p g59/07.

• Biaya pemungutan pajak daerah maksimal 5% dari y p g p jtarget penerimaan pajak daerah Asas bruto. menunggu RUU Pajak & Retribusi Daerah menunggu RUU Pajak & Retribusi Daerah

Page 17: siklus kelola apbd

2. Asuransi Kesehatan• Penyediaan anggaran untuk penyelenggaraan asuransi

kesehatan agar berpedoman pada PP No 28/2003 tentang kesehatan agar berpedoman pada PP No.28/2003 tentang Subsidi dan luran Pemerintah dalam Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima P i t PB M k d M d i N Pensiun serta PB Menkes dan Mendagri No. 138/MENKES/PB/II/2009 No.12/2009 tentang Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PT. Askes (Persero) dan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PT. Askes (Persero) dan Anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat, dan di Rumah Sakit Daerah.

• Asuransi jiwa bagi PNSD atau yang sejenis tidak diperkenankan dianggarkan dalam APBD Kecuali dinyatakan lain dalam peraturan per-UU-andinyatakan lain dalam peraturan per-UU-an.

Page 18: siklus kelola apbd

3. Belanja DPRD

Penganggaran penghasilan dan penerimaan lain Pimpinan d A t DPRD t b l j j k i t h dan Anggota DPRD serta belanja penunjang kegiatan harus didasarkan pada:

1 PP No 24/2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan 1. PP No. 24/2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP No. 21/2007;

2. Permendagri No.21/2007 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional.

Page 19: siklus kelola apbd

4. Belanja Kepala Daerah dan Wakil K l D h

• Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kepala Daerah

mempedomani ketentuan sebagai berikut:– Penganggaran belanja kepala daerah dan wakil kepala daerah

didasarkan pada PP No 109/2000 tentang Kedudukandidasarkan pada PP No.109/2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

– Biaya penunjang Operasional sebagaimana dimaksud dalam P l 9 t (2) PP N 109/2000 l t t li "BiPasal 9 ayat (2) PP No.109/2000 yang semula tertulis "Biaya Penunjang Operasional Kepala Daerah Kabupaten/Kota" termasuk didalamnya "Biaya Penunjang Operasional Wakil K l D h K b t /K t "Kepala Daerah Kabupaten/Kota".

– Bagi daerah otonom baru penganggaran biaya operasional KD/WKD didasarkan pada pertimbangan rasionalitas terhadap biaya operasional KD/WKD daerah induk sebelum pemekaran.

Page 20: siklus kelola apbd

5. Belanja Bungaj g

Bagi daerah yang belum menyelesaikan kewajiban Bagi daerah yang belum menyelesaikan kewajiban pembayaran bunga pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang supaya segera menengah, dan jangka panjang supaya segera diselesaikan dan dianggarkan dalam APBD TA 2010.

Mengapa ada belanja bunga?– Mengapa ada belanja bunga? – Bagaimana menganggarkannya?

Bagaimana merealisasikan dan melaporkannya?– Bagaimana merealisasikan dan melaporkannya?

Page 21: siklus kelola apbd

6. Belanja Subsidij

• Hanya kepada perusahaan/lembaga tertentu yang Hanya kepada perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakatkebutuhan dasar, menyangkut hajat hidup orang banyak., y g j p g y

• Hendaknya pemerintah daerah melakukan pengkajian terlebih dahulu sehingga pemberian pengkajian terlebih dahulu sehingga pemberian subsidi dapat tepat sasaran.

Page 22: siklus kelola apbd

7. Belanja Hibah• Tujuan: untuk mendukung fungsi penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang dilakukan oleh pemerintah pemerintahan daerah yang dilakukan oleh pemerintah (instansi vertikal: TMMD dan KPUD), semi pemerintah (PMI, KONI, Pramuka, KORPRI, dan PKK), pemerintah daerah lainnya Perusda serta masyarakat/organisasi lainnya, Perusda, serta masyarakat/organisasi kemasyarakatan. Permendagri 59/2007?

• Secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, dapat p p p y , pdianggarkan dalam APBD;

• Penentuan organisasi/lembaga penerima hibah harus selektif, akuntabel transparan dan berkeadilan dengan akuntabel, transparan, dan berkeadilan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

Page 23: siklus kelola apbd

7. Belanja Hibah (Lanjutan)7. Belanja Hibah (Lanjutan)• Terhadap pelaksanaan belanja hibah kepada p p j p

Pemerintah (instansi vertikal) supaya dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri up. Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah dan Menteri gKeuangan setelah tahun anggaran berakhir

• Untuk tujuan akuntabilitas, pemberian hibah dilengkapi Naskah Perjanjian Hibah Daerahdilengkapi Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) antara Pemda dengan penerima hibah serta kewajiban penerima hibah mempertanggung-j bk d dit i (SEjawabkan penggunaan dana yang diterima (SE Mendagri No.900/2677/SJ, 2007 tentang Hibah dan Bantuan Daerah) Permendagri 32/2008.

Page 24: siklus kelola apbd

8. Belanja Bantuan Sosial• Dalam menjalankan fungsi Pemerintah Daerah di bidang

kemasyarakatan dan guna memelihara kesejahteraan y g jmasyarakat dalam skala tertentu, Pemda dapat memberikan bantuan sosial kpd kelompok/anggota masyarakat secara selektif tidak mengikat dan besaranmasyarakat, secara selektif, tidak mengikat dan besaran bantuannya sejalan dg jiwa Keppres 80/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya;Pemerintah beserta perubahannya;

• Jumlahnya dibatasi tidak melebihi batas toleransi untuk penunjukan langsung;p j g g

• Pemberian bantuan sosial harus didasarkan kriteria yang jelas dengan memperhatikan asas keadilan, transparandan memprioritaskan kepentingan masyarakat luasdan memprioritaskan kepentingan masyarakat luas.

Page 25: siklus kelola apbd

9. Belanja Bagi Hasil9. Belanja Bagi Hasil

• Untuk menganggarkan dana bagi hasil yangUntuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan Pemda tertentu kepada Pemda lainnya disesuaikan dengan

d t d TA 2010rencana pendapatan pada TA 2010.• Pelampauan target TA 2009 yang belum

di li ik k d P d j di h kdirealisasikan kepada Pemda yang menjadi hak kabupaten/kota/desa ditampung dalam Perubahan APBD TA 2010APBD TA 2010.

Page 26: siklus kelola apbd

10. Belanja Bantuan Keuangan• Pemprov dalam menganggarkan bantuan keuangan kepada

Pemkab/kot didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasiPemkab/kot didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal dan membantu pelaksanaan urusan pemerintah kabupaten/kota yang tidak tersedia alokasi dananya;y ;

• Bantuan keuangan dapat bersifat umum maupun khusus;• Pemerintah kab/kot dapat mengalokasikan bantuan keuangan

kpd pemerintah desa dalam rangka menunjang fungsi2kpd pemerintah desa dalam rangka menunjang fungsi2 penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa untuk percepatan/akselerasi pembangunan desa;U t k b t k k d t i litik• Untuk penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik agar mengacu pada PP No.5/2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik.

Page 27: siklus kelola apbd

11. Belanja Tidak Terduga

• Penetapan anggaran BTT agar dilakukan secara rasional dg mempertimbangkan realisasi TA 2009 d ti i k i t 2 if t tid k d tdan estimasi kegiatan2 yang sifatnya tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta tidak biasa/tanggap darurat, yang tidak dih k b l d b l d ldiharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada TA 2009.

• Penggunaan BTT dapat dibebankan secaraPenggunaan BTT dapat dibebankan secara langsung, yaitu untuk pengembalian atas kelebihan penerimaan tahun sebelumnya, atau dilakukan melalui proses pergeseran anggaran dari matamelalui proses pergeseran anggaran dari mata anggaran belanja tidak terduga kepada belanja langsung maupun tidak langsung sesuai dengan sifat dan jenis kegiatan yang diperlukansifat dan jenis kegiatan yang diperlukan.

Page 28: siklus kelola apbd

Belanja Langsung

Hal-hal yang perlu diperhatikan:• Dalam merencanakan alokasi belanja untuk setiap• Dalam merencanakan alokasi belanja untuk setiap

kegiatan, harus dilakukan analisis beban kerja dan kewajaran biaya yang dikaitkan dengan output yang dih ilk d i t k i t t k hi d idihasilkan dari satu kegiatan, untuk menghindari adanya pemborosan;

• Terhadap kegiatan pembangunan fisik, proporsi p g p g , p pbelanja modal lebih besar dibandingkan dengan belanja pegawai atau belanja barang dan jasa.

• Perlu diberikan batasan jumlah belanja pegawai dan• Perlu diberikan batasan jumlah belanja pegawai dan belanja barang dan jasa yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik dan diatur dalam Peraturan Kepala Daerahdalam Peraturan Kepala Daerah.

Page 29: siklus kelola apbd

Belanja Langsung

Belanja Pegawaij g• Penganggaran honorarium bagi PNSD supaya

dibatasi sesuai dengan tingkat kewajaran dan beban tugas Dasar penghitungan besaran honorariumtugas. Dasar penghitungan besaran honorarium disesuaikan dengan standar yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah;P h i N PNSD h d t• Penganggaran honorarium Non PNSD hanya dapat disediakan bagi pegawai tidak tetap yang benar-benar memiliki peranan dan kontribusi serta yang terkait langsung dengan kelancaran pelaksanaan kegiatan di masing-masing SKPD, termasuk narasumber/tenaga ahli di luar instansi Pemerintahg

Page 30: siklus kelola apbd

Belanja Barang dan Jasa

– Penganggaran upah tenaga kerja dan tenaga lainnya yang terkait dengan jasa pemeliharaan atau jasa y g g j p jkonsultansi (swakelola maupun pihak ketiga) dianggarkan pada belanja barang dan jasa;

– Jumlah anggaran untuk belanja barang pakai habis disesuaikan dgn kebutuhan riil dan dikurangi dgn sisa persediaan barang TA 2009 Kebutuhan riilpersediaan barang TA 2009. Kebutuhan riil disesuaikan dengan fungsi SKPD (jumlah pegawai dan volume pekerjaan).

– Penganggaran belanja perjalanan dinas daerah, baik perjalanan dinas luar negeri maupun perjalanan dinas dalam negeri agar dilakukan secara selektif frekuensidalam negeri, agar dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi.

Page 31: siklus kelola apbd

Belanja Barang dan Jasa

• Untuk perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding agar dibatasi frekuensi dan jumlah pesertanya serta dilakukan sesuai dengan substansi kebijakan yang sedangdilakukan sesuai dengan substansi kebijakan yang sedang dirumuskan, yang hasilnya dilaporkan secara transparan dan akuntabelP t k l t t• Penganggaran untuk penyelenggaraan rapat-rapat yang dilaksanakan di luar kantor, workshop, seminar dan lokakarya agar dibatasi;

• Penganggaran untuk menghadiri pelatihan terkait dengan peningkatan SDM hanya diperkenankan untuk pelatihan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau lembaga non pemerintah yang bekerjasama dan telah mendapat akreditasi dari Instansi Pembina (Lembaga Administrasi Negara), sesuai dengan PP No. 101/2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;

Page 32: siklus kelola apbd

Belanja Modal

• Anggaran untuk pengadaan barang inventaris agar dilakukan secara selektif sesuai kebutuhan masing-

i SKPDmasing SKPD. • Sebelum merencanakan anggaran terlebih dahulu

dilakukan evaluasi dan pengkajian terhadap barangdilakukan evaluasi dan pengkajian terhadap barang inventaris yang tersedia (kondisi maupun umur ekonomisnya);

• Penganggaran belanja modal tidak hanya sebesar harga beli/bangun aset tetap, tetapi harus ditambah seluruh belanja yang terkait denganseluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap tersebut sampai siap digunakan.p g

Page 33: siklus kelola apbd

3. Kebijakan Pembiayaan DaerahPenerimaan Pembiayaan1. Anggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran TA Sebelumnya

(SiLPA), agar disesuaikan dengan kapasitas potensi riil yang ada untuk menghindari kendala pendanaan pada belanja yang telah direncanakan;

2. Anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari Pencairan Dana Cadangan, agar waktu penggunaan dan besarnya disesuaikan dengan Perda tentang Pembentukan Dana Cadangan.disesuaikan dengan Perda tentang Pembentukan Dana Cadangan. Sedangkan akumulasi penerimaan hasil bunga/deviden dari dana cadangan dianggarkan pada lain-lain PAD yang sah;

3 Pencantuman jumlah pinjaman dalam APBD disesuaikan dengan3. Pencantuman jumlah pinjaman dalam APBD disesuaikan dengan batas maksimal defisit APBD TA 2010 yang ditetapkan oleh MenKeu. Jika defisit APBD TA 2010 melebihi batas maksimal dimaksud dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan daridimaksud, dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari MenKeu berdasarkan pertimbangan Mendagri.

Page 34: siklus kelola apbd

3. Kebijakan Pembiayaan DaerahPengeluaran Pembiayaan• Untuk menghindari terjadinya akumulasi pengembalian

k k i j d t h ttt k b b i K dpokok pinjaman pd tahun ttt yg akan membebani Keuda, Pemda disiplin dalam mengembalikan pokok pinjaman dan biaya lain sesuai dengan jadwal yang direncanakan;

• Penyertaan modal yang dianggarkan dalam APBD didasarkan pada Perda ttg Penyertaan Modal Daerah, shg tidak perlu dibuatkan Perda tersendiri setiap tahun.tidak perlu dibuatkan Perda tersendiri setiap tahun.

• Untuk menganggarkan dana cadangan, Pemda harus menetapkan Perda ttg Pembentukan Dana Cadangan yg mengatur tujuan pembentukan dana cadangan programmengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai, besaran dan rincian dana cadangan yg harus dianggarkan yg ditransfer ke

k i d d b d d drekening dana cadangan, sumber dana cadangan, dan tahun pelaksanaan anggaran dana cadangan

Page 35: siklus kelola apbd

3. Kebijakan Pembiayaan Daerah

Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan (SILPA)Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan (SILPA)• Untuk menghindari terjadinya dana yang menganggur

(Idle Money), maka diupayakan untuk menghindari ( y), p y gadanya Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan dalam APBD, dan apabila terdapat Sisa Lebih Perhitungan Tahun Berjalan supaya dalam perubahan APBD dimanfaatkan seluruhnya untuk mendanai kegiatan

d t h b j lpada tahun anggaran berjalan

Page 36: siklus kelola apbd

T k i P APBDTeknis Penyusunan APBD

Page 37: siklus kelola apbd

Hal-hal Teknis– … agar Pemerintah Daerah dapat menyusun dan menetapkan

APBD tahun anggaran 2010 secara tepat waktu yaitu p.l. 31 Desember 2009 (pasal 116 ayat (2) Permendagri 59/2007).

– … diharapkan Pemda dapat memenuhi jadwal proses penyusunan APBD mulai dari penyusunan dan penetapanpenyusunan APBD mulai dari penyusunan dan penetapan KUA-PPAS bersama DPRD hingga dicapai kesepakatan terhadap Raperda APBD antara Pemerintah Daerah dengan DPRD l 30 N b 2009 (P l 105 (3 )DPRD p.l. 30 Nopember 2009 (Pasal 105 ayat (3c) Permendagri 59/2007).

– … perlu ada sinkronisasi antara RKP dengan RKPD, antara… perlu ada sinkronisasi antara RKP dengan RKPD, antara RKPD dengan KUA dan PPAS serta antara KUA-PPAS dengan RAPBD (yang merupakan kristalisasi dari seluruh RKA SKPD)RKA-SKPD).

Page 38: siklus kelola apbd

KUAPermendagri 59/2007 materi KUA diharapkan mencakup hal-hal

yang sifatnya kebijakan umum dan tidak menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis, seperti:

(a) Gambaran kondisi ekonomi makro termasuk perkembangan indikator ekonomi makro daerah;

(b) Asumsi dasar RAPBD 2010 termasuk laju inflasi pertumbuhan PDRB dan asumsi lainnya terkait dgn kondisi ekonomi daerah;

(c) Kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan prakiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah untuk TA 2010;

(d) Kebijakan belanja daerah yang mencerminkan program utama dan langkah kebijakan dalam upaya peningkatan pembangunan daerah yang merupakan refleksi sinkronisasi kebijakan pusat dan k di i iil di d hkondisi riil di daerah;

(e) Kebijakan pembiayaan yang menggambarkan sisi defisit dan surplus daerah sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan daerah dalam rangka men ikapi t nt tan pembang nan daerahdaerah dalam rangka menyikapi tuntutan pembangunan daerah.

Page 39: siklus kelola apbd

PPASPPAS• Substansi PPAS lebih mencerminkan prioritas p

pembangunan daerah yang dikaitkan dengan sasaran yang ingin dicapai termasuk program prioritas dari SKPD terkaitSKPD terkait.

• PPAS juga menggambarkan pagu anggaran sementara dimasing-masing SKPD berdasarkansementara dimasing masing SKPD berdasarkan program dan kegiatan.

• Pagu sementara tersebut akan menjadi pagu definitif setelah peraturan daerah tentang APBD disepakati antara Kepala Daerah dan DPRD serta ditetapkan oleh Kepala Daeraholeh Kepala Daerah.

Page 40: siklus kelola apbd

Penyampaian KUA & PPASPenyampaian KUA & PPAS

• Untuk menjamin konsistensi dan percepatanUntuk menjamin konsistensi dan percepatan pembahasan KUA dan PPAS, Kepala Daerah dapat menyampaikan KUA dan PPAS kepadadapat menyampaikan KUA dan PPAS kepada DPRD dalam waktu yang bersamaan;

• Hasil pembahasan KUA dan PPAS• Hasil pembahasan KUA dan PPASditandatangani pada waktu yang bersamaan, sehingga keterpaduan KUA dan PPAS dalamsehingga keterpaduan KUA dan PPAS dalam proses penyusunan RAPBD akan lebih efektif.

Page 41: siklus kelola apbd

SE Kepala Daerah

Substansi SE Kepala Daerah tentang Pedoman P RKA SKPD k d l h SKPD dPenyusunan RKA-SKPD kepada seluruh SKPD dan RKA-PPKD kepada SKPKD memuat:P i it b d h d /k i t• Prioritas pembangunan daerah dan program/kegiatan yang terkait,

• Alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap• Alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap program/kegiatan SKPD,

• Batas waktu penyampaian RKA SKPD kepada PPKD• Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD, • Dokumen2 sebagai lampiran SE, yakni KUA, PPAS,

analisis standar belanja dan standar satuan hargaanalisis standar belanja, dan standar satuan harga.

Page 42: siklus kelola apbd

RKA-SKPD dan RKA-PPKD• RKA-SKPD memuat rincian anggaran pendapatan,

rincian anggaran belanja tidak langsung SKPD (gaji pokok dan tunjangan pegawai, tambahan penghasilan, khusus pada SKPD Sekretariat DPRD dianggarkan juga Belanja Penunjang Operasional Pimpinan j g j j g p pDPRD), rincian anggaran belanja langsung menurut program dan kegiatan SKPD;

• RKA-PPKD memuat rincian pendapatan yang berasal• RKA-PPKD memuat rincian pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan hibah, belanja tidak langsung terdiri dari belanja bunga, belanja subsidi belanja hibah belanja bantuan sosial belanjasubsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga, rincian penerimaan pembiayaan dan

l bipengeluaran pembiayaan

Page 43: siklus kelola apbd

Penjabaran APBD

• Dalam rangka penyederhaan dokumenDalam rangka penyederhaan dokumen penjabaran APBD, beberapa informasi yang dituangkan dalam kolom penjelasandituangkan dalam kolom penjelasan penjabaran APBD ditiadakan seperti dasar hukum penganggaran belanja target/volumehukum penganggaran belanja, target/volume yang direncakan dan tarif pungutan/harga satuansatuan.

Page 44: siklus kelola apbd

DAKDAK• Bagi daerah yang melaksanakan program dan

kegiatan DAK dan bantuan keuangan dari provinsikegiatan DAK dan bantuan keuangan dari provinsi untuk kabupaten/kota yang dananya diterima setelah APBD ditetapkan, maka sambil menunggu perubahan Perda tentang APBD Pemda dapat melaksanakanPerda tentang APBD, Pemda dapat melaksanakan program dan kegiatan tsb dengan terlebih dahulu melakukan perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD dengan persetujuan Pimpinan DPRDAPBD dengan persetujuan Pimpinan DPRD.

• Apabila program dan kegiatan dimaksud terjadi setelah Perubahan APBD ditetapkan, maka pPemerintah Daerah menyampaikannya dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Page 45: siklus kelola apbd

Perubahan APBD 2010Perubahan APBD 2010• Pelaksanaan Perubahan APBD TA 2010 dilakukan

setelah penetapan Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA 2009 dan paling lambat ditetapkan pada akhir b lan September 2010ditetapkan pada akhir bulan September 2010.

• Apabila laporan pertanggungjawaban terlambat ditetapkan maka Pemda tetap melakukan Perubahanditetapkan, maka Pemda tetap melakukan Perubahan APBD sesuai dengan jadwal waktu yang ditetapkan.

• Program dan kegiatan yang ditampung dalam Perubahan APBD agar memperhitungkan sisa waktu pelaksanaan APBD TA 2010.

Page 46: siklus kelola apbd

Hal-hal Khusus• Dampak krisis keuangan global;• Bidang pendidikan: Pemda agar secara konsisten dan

b k i b l k i didikberkesinambungan mengalokasian anggaran pendidikan sekurang2nya 20% dari belanja daerah, (PP No.48/2008 ttg Pendanaan Pendidikan);D h t b• Daerah otonom baru;

• Tata kelola keuangan daerah yang baik;• Kerjasama Daerah; • Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD);• Pinjaman daerahj• kemandirian daerah • kebijakan di bidang UMKM

Page 47: siklus kelola apbd

Hal-hal Khusus• Standar satuan harga ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah• Penganggaran kegiatan yang pelaksanaannya lebih dari satu tahun

anggaran (multiyears)anggaran (multiyears), • Untuk peningkatan transparansi, akuntabilitas dan auditibilitas

pengelolaan keuangan daerah, diharapkan kepada para Gubernur, B ti d W lik t i k tk k lit i t d liBupati dan Walikota meningkatkan kualitas sistem pengendalian internal dan mematuhi peraturan perundang2an yang berlaku;

• Implementasi program percepatan pemberantasan korupsi; • Dalam rangka melaksanakan kebijakan Nasional: Program

Penambahan 10 juta Sambungan Rumah Air Minum Tahun 2009 s/d 2013, pengarusutamakan gender dalam pembangunan di , p g g p gdaerah, dan pemenuhan perumahan masyarakat yang layak huni seperti rumah susun, diminta agar Pemda mendukung kebijakan dimaksud sesuai dengan peraturan perundang2an dan kebutuhan g p p gdaerah.

Page 48: siklus kelola apbd

Apa yang baru dari Permendagri 59?• Adanya RKA baru: RKA-PPKD dan DPA-PPKD.• Tidak ada lagi dokumen PPA Setelah disepakati

1

• Tidak ada lagi dokumen PPA. Setelah disepakati, tetap disebut PPAS.

• Perubahan definisi Hibah dan Bantuan Sosial• Perubahan definisi Hibah dan Bantuan Sosial.• Ada tambahan untuk belanja barang dan jasa:

belanja pemeliharaan jasa konsultansi lain-lain belanja pemeliharaan, jasa konsultansi, lain-lain pengadaan barang/jasa, dan belanja lain yang sejenis.sejenis.

• Tidak ada lagi honorarium panitia dalam B. Modal.• Deposito untuk mencari PAD? tidak boleh!Deposito untuk mencari PAD? tidak boleh!

Page 49: siklus kelola apbd

Apa yang baru dari Permendagri 59?

• Daftar nama rekening dan kode rekening yang tidak

Apa yang baru dari Permendagri 59?2

merupakan acuan baku dalam penyusunan kode rekening di daerah. S ik d k k i ik d hSesuaikan dengan karakteristik daerah.

• KUA dan PPAS disampaikan dan dibahas b d b l J ibersamaan pada bulan Juni.

• Nota kesepakatan KUA dan PPAS ditandatangani bbersamaan.

• Tidak perlu dilampirkan SPM dalam SE Pedoman P RKA SKPDPenyusunan RKA-SKPD.

Page 50: siklus kelola apbd

Apa yang baru dari Permendagri 59?

• DPRD hanya boleh meminta RKA-SKPD program

p y g g3

DPRD hanya boleh meminta RKA SKPD program tertentu saja, tidak semuanya. Mi ta ya tidak ha u ke KDHMintanya tidak harus ke KDH.

• Jika penetapan APBD terlambat: Total boleh b t h l l d d sebesar anggaran tahun lalu dengan dasar

pelaksanaan anggaran 1/12 APBD tahun lalu dan h b l h tk b l j b if t t t ( jib) hanya boleh utk belanja yg bersifat tetap (wajib).

• Ada kriteria untuk bisa dimasukkan dalam DPAL.

Page 51: siklus kelola apbd

BAGAN ALIR PENYUSUNAN RKA SKPDBAGAN ALIR PENYUSUNAN RKA SKPD

RKARKASKPD 1SKPD 1

Rincian Anggaran Pendapatan

RKARKASKPD 2 1SKPD 2 1

Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung SKPD 2.1SKPD 2.1

RKARKARKARKA RKARKA

Belanja Tidak Langsung

Ri i A RKARKASKPD 2.2SKPD 2.2

RKARKASKPD 2.2.1SKPD 2.2.1

RKARKA

RKARKASKPDSKPD

Ri i P i

Rincian Anggaran Belanja Langsung

RKARKASKPD 3.1SKPD 3.1

Rincian Penerimaan Pembiayaan

RKARKASKPD 3.2SKPD 3.2

Rincian Pengeluaran Pembiayaan

Page 52: siklus kelola apbd

Contoh Format Anggaran KasNo. Uraian

BulanPlafon

Jan Feb Mar … Okt Nov Des

1. Pendapatan

Jumlah Pendapatan2. Belanja

a. Belanja Tidak Langsung

Jumlah Belanja Tidak Langsungb Belanja Langsungb. Belanja Langsung

- Program A--Kegiatan A.1…..--Kegiatan A.2…..g

- Program B--Kegiatan B.1….

Jumlah Belanja LangsungJumlah Belanja

Surplus/Defisit

Page 53: siklus kelola apbd