SIKAP MASYARAKAT YOGYAKARTA TERHADAP PERILAKU … · Aku hendak bersyukur kepadaMu dengan segenap...
Transcript of SIKAP MASYARAKAT YOGYAKARTA TERHADAP PERILAKU … · Aku hendak bersyukur kepadaMu dengan segenap...
SIKAP MASYARAKAT YOGYAKARTA
TERHADAP PERILAKU BULLYING
DI LINGKUNGAN SEKOLAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Justinus Parlindungan Sihombing
NIM : 019114155
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Aku hendak bersyukur kepadaMu dengan segenap hatiku,
dihadapan para allah aku akan bermazmur bagiMu.
Aku hendak sujud kearah baitMu yang kudus dan memuji namaMu,
oleh karena kasihMu dan oleh karena setiaMu;
sebab Kaubuat namaMu dan janjiMu melebihi segala sesuatu.
Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku,
Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
Semua raja di bumi akan bersyukur kepadaMu, ya TUHAN,
sebab mereka mendengar janji dari mulutMu;
mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN,
sebab besar kemulian TUHAN.
TUHAN itu tinggi, namun Ia mengindahkan orang yang hina,
dan mengenal orang yang sombong dari jauh.
Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku;
terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tanganMu,
dan tangan kananMu menyelamatkan aku.
TUHAN akan menyelesaikannya bagiku!
Ya TUHAN, kasih setiaMu untuk selama-lamanya; janganlah Kau
tinggalkan perbuatan tanganMu!
Mazmur 138:1-8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku persembahkan skripsi ini kepada Allah Bapa di surga, semoga
setiap nafas dan langkah ku memuliakan namaMu …..
Kepada Bapa dan Mama, terima kasih karena telah memperlihatkan
arti cinta kasih yang sejati ……..
Kepada kakak, abang, dan adek-adek ku, terima kasih atas pengertian
dan dukungan kalian selama ini ….
Kepada Monalisa ku, senyumanmu sudah cukup untuk menerangi
hari-hariku, berjalanlah bersamaku hingga akhir………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
yogyakarta, 26 Maret 2010
Penulis,
Justinus Parlindungan Sihombing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap
Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah
Justinus Parlindungan Sihombing
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap masyarakat Yogyakarta terhadap
perilaku bullying di lingkungan sekolah. Bullying adalah fenomena pemaparan aksi-aksi negatif
berupa aksi-aksi fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera
fisik atau rasa tidak nyaman terhadap seseorang atau suatu kelompok, berulang kali dan dalam
jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa (Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007).
Subjek penelitian adalah orang–orang yang tinggal dan menetap di Yogyakarta, berusia antara 14-
64 tahun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan skala sikap terhadap bullying di lingkungan
sekolah. Sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling dengan subjek keseluruhan sebanyak
101 orang dan menggunakan metode analisis data statistis deskriptif. Uji realibilitas dengan teknik
Cronbach Alpha yang menghasilkan koefisien realibilitas sebesar 0,929. Berdasarkan analisis data
dapat disimpulkan bahwa secara umun subjek dalam penelitian ini memiliki sikap dengan arah
negative terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik
yang lebih kecil dibandingkan mean teoritik (70,743 > 75). Secara umum, uji t (dengan
signifikansi 0,05) pada penelitian ini menunjukkan angka sebesar -3,386 yang berarti bahwa secara
signifikan ada perbedaan antara mean empirik dan mean teoritik (p – 0,000 < 0,01). Hasil analisa
uji t (dengan signifikansi 0,05) menunjukkan bahwa skor beda mean aspek bullying hubungan
dalam skala penelitian memiliki nilai beda mean yang paling rendah dibandingkan skor beda mean
aspek bullying yang lainnya, hal ini berarti aspek bullying hubungan memiliki intensitas sikap
arah negatif yang paling lemah dibandingkan aspek-aspek bullying yang lainnya (beda skor mean
bullying fisik = -1,69307; beda skor mean bullying verbal = -1,49505; beda skor mean bullying
non-verbal = -0,79703; beda skor mean bullying hubungan = -0,27228).
Kata kunci : Bullying, lingkungan sekolah, sikap, dan masyarakat Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Yogyakarta People Attitude toward School Bullying
Justinus Parlindungan Sihombing
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010
The research aimed to assess the attitude of people in Yogyakarta toward school bullying.
Bullying is the repeated exposure, over time, to negative actions from one or more other students.
Negative actions can include physical, verbal or indirect actions that are intended to inflict injury
or discomfort upon another (Olweus, Limber & Mihalic in Spade, 2007). The subjects in this
research are people, in the age 14-64 years old, and currently living in the Jogjakarta province
region. The research sample is 101 people, and was selected using the purposive sampling
technique. The research used the attitude toward school bullying scale. The analysis technique
used to assess research data was the descriptive statistic technique. To test the reliability, this
research used the Alpha Cronbach technique, and produced a reliability coefficient of 0,929. In
general, the t-test yielded -3,386, this showed significant difference between the theoretical mean
and the empirical mean (p – 0,000 < 0,01). T-test (0.05 significance). Relational bullying aspect
yield the lowest mean difference scores compared to the rest of bullying aspects (physical bullying
aspect, -1,69307; verbal bullying aspect, -1,49505; non-verbal bullying aspect, -0,79703; and
relational bullying aspect -0,27228).
Keywords: bullying, school, attitude, and Yogyakarta people.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Justinus Parlindungan Sihombing
Nomor Mahasiswa : 019114155
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Sikap Masyarakat Yogyakarta Terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan
Sekolah”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendestribusikannya secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan royalty kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 26 Maret 2010
Pemberi pernyataan,
(Justinus Parlindungan Sihombing)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Bapa di Surga atas segala
kasih sayang dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap
Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah” ini dengan baik.
Banyak hal yang telah dilalui dalam proses penyelesaian penulisan skripsi
ini hingga akhirnya siap untuk diujikan, dan banyak pihak yang telah membantu
penulis dalam perjalanan proses tersebut. Oleh sebab itu, untuk menghargai semua
pihak yang telah terlibat secara langsung dan tidak langsung, perkenankan penulis
untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma, atas bimbingan dan petunjuk.
2. Ibu Silvya CMYM., M.si., selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas
Sanata Dharma atas dorongan semangat, dukungan, nasehat-nasehat dan
terutama kepercayaannya terhadap diri penulis. Terima kasih bu.
3. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran, membantu melalui tahap demi tahap,
memberi petunjuk dan saran yang sangat berguna demi selesainya penelitian
ini, memberikan pelajaran hidup serta mengajarkan pola berpikir yang lebih
baik.
4. Bapak P. Eddy Suhartanto M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Akademik, dan
dosen penguji pertama atas bimbingan, dan petunjuk hingga saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi. sebagai dosen penguji kedua, terima
kasih telah memberikan masukan dan kritik untuk memperbaiki skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang sudah membimbingku selama
proses perkuliahan dan di luar proses perkuliahaan.
7. Mas Gandung, Bu Nanik selaku sekretariat Fakultas Psikologi, dan khususnya
Pak Gie yang selalu memberi senyum dan siap membantu.
8. Mas Muji dan Mas Doni yang membantu pelaksanaan ujian skripsiku dan
membantu selama perkuliahaan dan praktikum.
9. Bapa dan Mama atas keringat dan kasih sayang yang mereka berikan. Terima
kasih telah menunjukkan arti cinta kasih sejati dan nilai kerja keras. Semoga
aku telah dapat membuat kalian bangga seperti aku bangga memiliki kalian
sebagai orangtua ku.
10. Saudaraku Ka Siska, Ka Deta, Bang Sian, Ka Tina, Dek Mega dan Dek
sudung. Terima kasih karena kalian telah menerima aku apa adanya dan segala
pengorbanan, dukungan serta kasih sayang yang telah kalian curahkan.
11. Glorya Monalisa Napitu. Melalui dirimu Tuhan telah menunjukkan bahwa dia
ada dan Dia mengasihiku. Aku berharap kau mau berjalan bersamaku hingga
akhir.
12. Keluarga besar Sihombing dan Siringo-ringo. Keluarga Tulang Kalimantan
dan Tulang guru di Sipultak serta lae-laeku dan pariban-paribanku. Terima
kasih atas nasehat dan dukungan kalian selama ini.
13. “My brother and sister in arm”, Oyi, Uli, Angga, Lasro, dan Rini, perjuangan
bersama kalian tidak akan ku lupakan.
14. Teman-teman alumni angkatan 2001 terima kasih atas persahabatan dan
pertemanan yang telah kalian berikan dan tunjukkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. Teman-teman Patria-ku, Angga, Bro, Henry, Dhedhe, Seoul, Mula, Burung,
Bendhot, Gaby, Hooh, Ditho, Kadek, Ridho, Agung, Yosie, Dadiet, Aji, Felix,
dan Rio. terima kasih atas persahabatan kalian. Terima kasih telah tertawa dan
menangis bersama-sama.
16. Mas Gundul, Mas Lilik dan teman-teman di Samudra dan Saleho, terima kasih
atas semua pelajaran hidup dan pelajaran mancingnya.
17. Pantai Gesing, pantai Pagak, dan semua daerah pantai selatan serta laut
selatan. Terima kasih telah memberikan kesegaran baru ketika kepalaku telah
penuh dengan kepenatan.
18. Semua pihak yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang sudah
mendukungku selalu hingga selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan karya selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan
kontribusi untuk semua pihak yang berkepentingan. Terima kasih.
Yogyakarta, 26 Maret 2010
Penulis
Justinus Parlindungan Sihombing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………...….......…………………………......................... i
Halaman Persetujuan Pembimbing …......................................................... ii
Halaman Pengesahan ................................................................................ iii
Motto ..................................................................................................... iv
Halaman Persembahan .............................................................................. v
Pernyataan Keaslian Karya ........................................................................ vi
Abstrak ................................................................................................... vii
Abstract .................................................................................................. viii
Halaman Persetujuan ................................................................................ ix
Kata Pengantar ....................................................................................... x
Daftar Isi ............................................................................................... xiii
Daftar Tabel ........................................................................................... xvi
Daftar Gambar ......................................................................................... xvii
Daftar Lampiran........................................................................................ xviii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................... 10
A. Bullying ………………….............................................................. 10
1. Definisi Bullying …………………........................................... 10
2. Jenis-Jenis Bullying .................................................................. 12
B. Sikap ………………………….......................................................... 17
1. Pengertian Sikap ….................................................................. 17
2. Karakteristik Sikap ….............................................................. 19
3. Komponen Sikap ……………................................................. 21
4. Ciri-ciri Sikap ….……………................................................. 21
5. Pembentukan dan Perubahan Sikap ………………………….. 22
6. Fungsi Sikap ............................................................................ 26
7. pengukuran Sikap ……………................................................ 28
C. Masyarakat Yogyakarta .................................................................. 31
1. Daerah Yogyakarta ………….................................................. 31
2. Definisi Masyarakat Yogyakarta ............................................. 32
3. Budaya Masyarakat Yogyakarta ................................................ 32
D. Pelajar dan sekolah ………………………………………….......... 33
E. Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di
Lingkungan Sekolah ………………………………………………. 34
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 36
A. Jenis Penelitian …........................................................................... 36
B. Definisi Operasional ………………………………………………. 36
1. Bullying ………………………………………………………. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Sikap ………………………………………………………….. 38
C. Sikap terhadap Bullying …………………………………………… 39
D. Subjek Penelitian ………………………………………………….. 39
E. Metode Pengambilan Data ………………………………………… 40
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………. 43
1. Uji Validitas …………………………………………………... 43
2. Seleksi Aitem …………………………………………………. 44
3. Uji Reliabilitas ………………………………………………... 46
G. Metode Analisis Data………………………………………………. 47
BAB IV : HASIL dan Analisa DATA ……………………………………………. 50
A. Orientasi Kancah …………………………………………………... 50
B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….. 51
C. Hasil Penelitian ……………………………………………………. 51
1. Uji Normalitas ………………………………………………… 51
2. Analisa Deskriptif Data Penelitian ……………………………. 52
3. Kategorisasi Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku
Bullying di Lingkungan Sekolah ……………………………... 54
4. Analisa Data pada Setiap Aspek Bullying ……………………. 55
D. Pembahasan …........................................................................ 56
BAB V : KESIMPULAN dan SARAN ………………………………………….. 63
A. Kesimpulan ………………………………………………………... 63
B. Saran ……………………………………………………………….. 63
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban ……………………………… 41
TABEL 2. Jumlah aitem dan prosentase aitem skala (sebelum diuji kesahihannya) 42
TABEL 3. Uji coba penyebaran random nomer aitem skala (sebelum diuji
kesahihannya) ………………………………………………………….. 42
TABEL 4. Penyebaran aitem skala (setelah diuji kesahihan aitem-aitemnya) …… 45
TABEL 5. Norma kategori jenjang skala …………………………………………... 48
TABEL 6. Komposisi subjek berdasarkan daerah asal …………………………….. 50
TABEL 7. Uji normalitas …………………………………………………………… 52
TABEL 8. Deskripsi data penelitian ………………………………………………... 53
TABEL 9. Uji (t) mean empirik dan mean teoritis …………………………………. 54
TABEL 10. Kategori skor total subjek ……………………………………………….. 55
TABEL 11. Deskripsi data tiap aspek bullying ………………………………………. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying
di Lingkungan Sekolah ...................................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. Tabulasi uji coba ……………………………………………….. 71
LAMPIRAN B. Tabulasi penelitian ……………………………………………... 81
LAMPIRAN C. Deskripsi data penelitian ……………………………………….. 91
LAMPIRAN D. Uji normalitas & analisa statistik deskriptif ………………….... 102
LAMPIRAN E. Skala uji coba …..………………………………………………. 107
LAMPIRAN F. Skala penelitian ………………………………………………… 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Konvensi
Hak Anak yang diratifikasi melalui Kepres 36 Tahun 1996 menyatakan
bahwa hak anak untuk mendapatkan rasa aman di lingkungan sekolah dijamin
oleh negara. Namun hingga saat ini masih terdapat banyak berita di media
massa mengenai kasus-kasus kekerasan terhadap anak di dalam lingkungan
sekolah. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),
yang diperoleh melalui hotline service dan pengaduan ke KPAI,
memperlihatkan bahwa pada tahun 2007 dilaporkan 555 kasus kekerasan
terhadap anak. Contoh kasus terbaru adalah kasus pengeroyokan terhadap
Ade Fauzan salah satu murid kelas 1 SMA 82 oleh kakak-kakak kelasnya
(Saputra, 2009).
Kekerasan di lingkungan sekolah dikenal dengan istilah bullying.
Bullying bisa dilakukan baik oleh individu maupun kelompok, teman sebaya
bahkan oleh pihak orang dewasa misalnya para guru. Kasus bullying di
lingkungan sekolah bisa terjadi pada semua tingkatan sekolah, mulai dari TK
hingga SLTA, bentuknya bisa berupa pengucilan, pelecehan, pemalakan,
intimidasi, ejekan, gosip, fitnah, serta kekerasan fisik atau mental secara luas
(Etikawati, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
PACER Center (organisasi bertujuan meningkatkan kualitas hidup
anak dengan keterbatasan) menyatakan bahwa di Amerika Serikat setiap
tahunnya terdapat 3,2 juta anak yang menjadi korban bullying, dan lebih dari
160.000 anak membolos setiap hari karena trauma dengan teror yang
diterimanya di sekolah. Mereka juga menemukan bahwa makin muda umur
anak, biasanya bullying lebih ke arah fisik dan semakin bertambah usia,
perilaku bullying semakin ke arah verbal dan psikologis (“Lindungi Anak”,
2008).
Mellor (“Kekerasan di Sekolah”, 2008; “Hati-hati Bullying”, 2008)
dari Antibullying Network University of Edinburgh menyatakan bullying
terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain, baik
berupa verbal, fisik, maupun mental dan orang tersebut takut bila perilaku
tersebut akan terjadi lagi, dan biasanya para pelaku mencontoh situasi serupa
di lingkungannya. Argiati (“Awas Bullying” 2008), menyatakan bahwa
korban menerima perlakuan bullying karena takut, mereka tidak mau melapor
kepada guru karena kuatir akan berakibat lebih buruk,". Argiati (“Awas
Bullying” 2008) juga menyatakan bahwa tindakan bullying dapat
mengakibatkan konsentrasi siswa berkurang, kehilangan kepercayaan diri,
stres dan sakit hati, trauma berkepanjangan, membalas bullying, merasa tidak
berguna, berbohong, berperilaku kasar, dendam, dan takut ke sekolah. Contoh
efek mematikan dari bullying terhadap anak adalah kasus Linda (15), seorang
siswa kelas II SLTPN di Jakarta yang ditemukan gantung diri di kamar
tidurnya pada bulan Juni 2006 (Hartiningsih, 2009). Orang-orang terdekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Linda menyatakan bahwa Linda mengalami depresi akibat diejek teman-
temannya karena ia pernah tidak naik kelas.
Di Bantar Gebang, Juli 2005, Fifi Kusrini (13) gantung diri di kamar
mandi (Hartiningsih, 2009). Kata sang ayah, putrinya merasa malu karena
diejek teman sekolahnya sebagai anak tukang bubur. Haryana (“Bullying,
Normalkah?” 2009) dari Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) menyatakan
bahwa terdapat sekitar 30 kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri di
kalangan anak dan remaja berusia 6 sampai 15 tahun yang dilaporkan dalam
media massa pada tahun 2002-2005.
Etikawati (2008) menyatakan proses perkembangan anak menjadi
remaja pelaku agresi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu biologis,
psikologis dan sosial-kultural. Wenar & Kerig (dalam Etikawati, 2008)
menyatakan bahwa tingkat agresi tinggi pada anak-anak dapat merupakan
hasil dari abnormalitas neurologis.
Secara psikologis, anak agresif menunjukkan kontrol diri dan
ketrampilan sosial yang rendah; kemampuan pengambilan perspektif rendah,
empati terhadap orang lain kurang berkembang, dan salah dalam mengartikan
sinyal atau tanda-tanda sosial, anak tersebut memiliki keyakinan bahwa agresi
merupakan cara pemecahan masalah yang tepat dan efektif. Anak-anak yang
mengembangkan perilaku agresif biasanya tumbuh dalam pengasuhan yang
tidak kondusif; anak mengalami kelekatan tidak aman dengan pengasuh
terdekatnya, orangtua menerapkan disiplin terlalu keras ataupun terlalu
longgar, dan biasanya ditemukan masalah psikologis pada orangtua; konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
suami-istri, depresi, bersikap antisosial, dan melakukan tindak kekerasan pada
anggota keluarganya (Etikawati, 2008).
Faktor pubertas dan krisis identitas yang normal terjadi dalam proses
perkembangan remaja juga meningkatkan dorongan perilaku kekerasan.
Selama proses mencari identitas dan ingin eksis, biasanya remaja lalu gemar
membentuk geng, jika orientasi geng menyimpang, hal ini kemudian
menimbulkan banyak masalah. Remaja menjadi pelaku bullying dapat
disebabkan oleh rasa balas dendam atas perlakuan penolakan dan kekerasan
yang pernah dialami sebelumnya (misalnya saat di SD atau SMP). Secara
langsung maupun tidak langsung masyarakat turut berpengaruh terhadap
munculnya perilaku (Etikawati, 2008).
Etikawati (2008) menyatakan secara sosiokultural bullying dipandang
sebagai wujud rasa frustrasi akibat tekanan hidup dan hasil imitasi dari
lingkungan orang dewasa. Tanpa sadar, lingkungan memberikan referensi
kepada remaja bahwa kekerasan bisa menjadi sebuah cara pemecahan
masalah. Misalnya saja tindakan premanisme yang sehari-hari dapat dilihat
di sekitar mereka dan juga aksi kekerasan dari kelompok-kelompok massa,
seperti perilaku kekerasan antar polisi dengan kelompok mahasiswa pada Mei
1998. Belum lagi tontotan-tontonan kekerasan yang disuguhkan melalui
media visual, seperti film-film aksi dan kartun yang memperlihatkan adegan
kekerasan, misalnya “Tom and Jerry”. Walaupun tak kasat mata, budaya
feodal dan senioritas pun turut memberikan atmosfer dominasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menumbuhkan perilaku menindas, misalnya ritual perploncoan yang masih
marak dalam sekolah-sekolah di Indonesia (Etikawati, 2008).
Muchtar (“Hati-hati Bullying” 2008), menyatakan bahwa bullying
biasanya terjadi di dalam Masa Orientasi Siswa (MOS), perubahan pengurus
lama dengan yang baru baik OSIS maupun kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
ekskul Paskibra, pemandu sorak atau latihan dasar kepemimpinan. Muchtar
(“Hati-hati Bullying”, 2008) menyatakan bahwa biasanya alumni menjadi
pendorongnya, bentuknya bisa berupa permintaan kakak kelas yang sering
menekan perasaan atau bahkan menyiksa fisik agar adik kelasnya
memperoleh tanda tangan serta terjadinya pelecehan atau tindakan yang
mempermalukan, menyinggung dan mengintimidasi.
Dalam kenyataannya, kasus bullying yang dilakukan oleh siswa
SMP/SMU tidak terlepas dari pengaruh “pewarisan ideologi” dari para
lulusan atau alumni sekolah tersebut. Faktor ini juga sangat berpengaruh
terhadap pewarisan tradisi siapa “kawan” dan siapa “lawan” dalam tawuran.
Media massa juga memberikan edukasi yang antisosial, khususnya dalam
sejumlah sinetron atau film remaja yang berisi “kebencian” hanya karena
alasan kelompok kaya atau miskin, kelompok cantik atau jelek, kelompok
gaul atau cupu. Meskipun sinetron atau film hanyalah fiksi, namun secara
tidak langsung memberikan model bagi usia anak untuk berperilaku.
Ironisnya, kecenderungan ini juga terjadi untuk kelompok usia anak sekolah
dasar (Sulhin, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Dari tiga kota pelaksanaan survei mengenai gambaran bullying di
sekolah yang dilakukan oleh Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008)
menunjukkan bahwa Yogyakarta mencatat angka tertinggi dibanding Jakarta
dan Surabaya. Ditemukan kasus bullying di 70,65 persen SMP dan SMU di
Yogyakarta. Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) mengatakan tingginya
kasus bullying di Yogyakarta belum diketahui sebabnya. Anehnya, dalam
penelitian yang sama Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) juga
menemukan sekolah dengan tingkat bullying terendah, terutama di daerah
pinggiran Yogyakarta. Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) menyatakan ia
merasa heran karena wilayah Jawa Tengah, dalam hal ini daerah Yogyakarta,
dikenal dengan karakter pribadi yang halus.
Yogyakarta merupakan suatu kawasan dengan lanskap masyarakat
yang plural dan juga pluralis. Plural dalam arti kenyataan masyarakat
Yogyakarta tersusun dari berbagai etnis dan golongan, dan pluralis karena
budaya saling menghormati, tenggang rasa, tepa salira, dan inklusif tetap kuat
(Fakih, 2009).
Pluralitas Yogyakarta, tak dapat dielak, amat didukung oleh potensi
besar di bidang pendidikan dan pariwisatanya. Yogyakarta telah
menunjukkan diri sebagai salah satu kota yang mengembangkan secara pesat
fasilitas dan kualitas pendidikannya. Hal ini tentu menjadi harga tawar yang
sangat menarik untuk warga lain. Buktinya, dari tahun ke tahun, distribusi
masyarakat luar ke Yogyakarta menunjukkan angka yang signifikan (Fakih, ,
2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Santoso (2009) menyatakan bahwa sebagai kota pendidikan
Yogyakarta banyak kedatangan penduduk dari luar daerah untuk belajar.
Kondisi ini kemudian memunculkan pemukiman baru, komunitas baru, kelas
baru dengan sifat ciri yang baru pula. Golongan masyarakat terdidik baru
yang jumlahnya tidak sedikit ini cukup mewarnai dan menjadi ikon bagi
Yogyakarta. Kota pelajar, kota pendidikan adalah predikat yang
disandangnya.
Heterogenitas masyarakat Yogyakarta serta konsekuensi dari kota
pendidikan, yakni kecepatan perkembangan teknologi terutama teknologi
informasi dan derasnya informasi yang mengalir masuk secara langsung dan
tidak langsung telah membentuk sendi-sendi kehidupan sosial budaya
masyarakat Yogyakarta dan memberikan sumbangan pengaruh terhadap
kenyataan bullying yang ditunjukkan oleh penelitian Juwita. Masalah timbul
ketika berbagai pengaruh tersebut diterima oleh generasi muda yang belum
memiliki pegangan budaya. Pada saat ini terdapat kesenjangan antara
generasi muda Yogyakarta dengan generasi sebelumnya, akibat terhentinya
pola pewarisan budaya. Pola pewarisan budaya ini terhenti karena adanya
kesenjangan penguasaan informasi dengan teknologinya. Golongan tua yang
masih memegang teguh tradisi budaya lama kurang dapat mengikuti
perkembangan teknologi informasi dan isinya. Dilain pihak generasi sekarang
demikian cepat menangkap segala sesuatu yang baru tanpa dibarengi adanya
sarana penyaring yang memang tidak dipersiapkan sebelumnya. Kondisi ini
menimbulkan komunikasi yang kurang harmonis antara generasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Generasi baru ini kemudian melahirkan generasi yang asing dengan
budayanya sendiri. Sebagai misal bahasa jawa halus kini semakin asing
(Santoso, 2009).
Azwar (2005) menyatakan bahwa pengalaman pribadi, pengaruh
faktor emosional, pengaruh orang lain yang dianggap penting (significant
other), pengaruh kebudayaan, media massa, dan lembaga pendidikan atau
lembaga agama merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan
dan perubahan sikap individu dan masyarakat. Situasi ini memancing rasa
ingin-tahu dan menimbulkan pertanyaan dalam pikiran penulis: pada saat ini
bagaimana sikap masyarakat Yogyakarta terhadap kenyataan perilaku
bullying di lingkungan sekolah?.
Penulis berharap dengan mengetahui sikap masyarakat Yogyakarta
mengenai bullying di lingkungan sekolah, diharapkan akan dapat membantu
para peneliti ilmu sosial dan psikologi yang tertarik dengan tema bullying
dalam memahami bagaimana masyarakat umum terutama masyarakat
Yogyakarta bersikap terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan insight dan inspirasi bagi
pihak-pihak yang ingin mengatasi kekerasan dalam lingkungan sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimana sikap masyarakat
Yogyakarta mengenai perilaku bullying di lingkungan sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
Memperoleh gambaran sikap masyarakat Yogyakarta mengenai perilaku
bullying di lingkungan sekolah dengan menggunakan skala sikap.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan didapat dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
a. Dapat digunakan sebagai bahan referensi serta dapat menambah
wawasan dan pengetahuan untuk penelitian selanjutnya, dan
diharapkan bisa mendorong peneliti lain untuk mengembangkan
penelitian lebih lanjut, terutama mengenai tema yang berhubungan
dengan bullying di lingkungan sekolah.
b. Memberikan pengetahuan mengenai sikap masyarakat dalam
memandang perilku bullying di lingkungan sekolah.
2. Manfaat Praktis
Memberikan panduan mengenai sikap masyarakat bagi petugas
lapangan program-program anti bullying di lingkungan sekolah dalam
melakukan pendekatan terhadap masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bullying
1. Definisi Bullying
Konsep bullying dalam penelitian ini berpusat pada hasil penelitian
Dan Olweus, seorang peneliti yang berasal dari Norwegia, yang pada awal
tahun 1970-an memunculkan konsep bullying sebagai salah satu subgroup
dari agresi (Olweus, dalam Spade, 2007). Olweus (dalam Spade, 2007),
memulainya dengan meneliti hirarki dominasi dan menemukan pola-pola
hubungan sosial paralel dengan konsep perilaku pelaku bullying. Ia
menemukan bahwa kecenderungan agresif pelaku bullying sering kali
merupakan perilaku agresif pengganti terhadap subjek korban yang tidak
bersalah, serupa dengan konsep kambing hitam.
Olweus (dalam Spade, 2007) juga menemukan bahwa terdapat
karakteristik-karakteristik kepribadian yang relatif stabil dari tiap-tiap
individu (misalnya, genetis, hubungan dengan orangtua, dan pengalaman
masa kanak-kanak) yang dapat digunakan untuk menentukan pola-pola
reaksi situasional yang tipikal terjadi dan pola-pola kepribadian. Siswa-
siswa dengan karakteristik-karakteristik tertentu (fisik dan psikologis)
memiliki kecenderungan untuk menjadi pelaku ataupun korban bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Stephenson dan Smith (dalam Oliver & Candappa, 2003),
mendefinisikan bullying sebagai sebuah interaksi dimana seorang individu
atau kelompok yang lebih dominan secara sengaja menyebabkan
penderitaan pada individu atau kelompok yang kurang dominan. Pearce
(dalam Oliver & Candappa, 2003), mendefinisikan perilaku bullying
sebagai bagian dari kontinuum perilaku agresif dan anti-sosial.
Pengalaman kekerasan dan agresi yang sebelumnya juga memiliki
peran penting terhadap reaksi seseorang dalam situasi konflik, bahkan
terhadap subgrup seperti kelompok saksi. Di lingkungan sekolah, faktor
lain yang mempengaruhi reaksi seseorang adalah: iklim kelompok, ukuran
dan komposisi kelas, pola pengajaran guru, dan karakteristik kepribadian
guru. Berdasarkan hasil penelitian mereka, Olweus, Limber, dan Mihalic
(dalam Spade, 2007) menyatakan bahwa bullying adalah pemaparan
terhadap aksi-aksi negatif, berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu,
dari satu atau lebih siswa. Aksi-aksi negatif dapat berupa aksi-aksi fisik,
verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera
fisik atau rasa tidak nyaman terhadap pihak lain (Olweus, Limber &
Mihalic dalam Spade, 2007).
Pelaku bullying didefinisikan sebagai seorang yang sengaja
mencoba menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap orang
lain, dan melakukan aksi-aksi agresif yang bersifat negatif sesuai dengan
karakteristik tipikal pelaku bullying (Olweus, dalam Spade, 2007). Olweus
juga menyatakan bahwa bullying, pada dasarnya adalah fenomena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
“ketidak-seimbangan kekuatan” atau hubungan kekuasaan asimetris,
artinya pihak korban atau siswa yang menjalani pengalaman negatif
tersebut mengalami kesulitan dalam mempertahankan dirinya sendiri
(Olweus, dalam Spade, 2007). Oleh karena itu bullying adalah perilaku
agresi proaktif yang umumnya terjadi dan berulang tanpa alasan jelas atau
tanpa diprovokasi oleh pihak korban (Olweus, dalam Spade, 2007).
Berdasarkan paparan sebelumnya definisi bullying dalam penelitian
ini adalah fenomena pemaparan aksi-aksi negatif berupa aksi-aksi fisik,
verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera
fisik atau rasa tidak nyaman terhadap seseorang atau suatu kelompok,
berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa
(Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007).
2. Jenis-jenis bullying
Para partisipan dalam penelitian Espelage (dalam Spade, 2007)
mendefinisikan bullying sebagai perilaku agresi baik fisik dan verbal dan
berupa: ancaman, manipulasi, menyebarkan berita bohong, merusak
barang milik korban, mengambil barang milik korban, balas dendam atau
tindak perlawanan, mencari kekuatan. Espelage (dalam Spade, 2007), juga
menemukan bahwa para partisipan dapat membedakan antara perilaku
bullying dengan perilaku bercanda.
Khosropour dan Walsh (dalam Spade, 2007), menemukan bahwa
para siswa memilih menggunakan kata “teasing” dibandingkan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bullying kecuali kalau permasalahannya menjadi bersifat fisik. Namun
Dennis dan Satcher (dalam Spade, 2007), menemukan bahwa agresi verbal
seperti nama panggilan adalah bentuk bullying yang paling umum terjadi.
Etikawati (2008) menyatakan Sebenarnya bullying tidak hanya
meliputi kekerasan fisik, seperti memukul, menjambak, menampar,
ataupun memalak, tetapi juga dapat berbentuk kekerasan verbal, seperti
memaki, mengejek, menggosip, dan berbentuk kekerasan psikologis,
seperti mengintimidasi, mengucilkan, mendiskriminasikan. Berdasarkan
sebuah survei terhadap perlakuan bullying, sebagian besar korban
melaporkan bahwa mereka menerima perlakuan pelecehan secara
psikologis (diremehkan). Kekerasan secara fisik, seperti didorong, dipukul,
dan ditempeleng lebih umum di kalangan remaja pria.
Argiati (“Awas Bullying” 2008) mengatakan, bullying terjadi dalam
bermacam bentuk. Hasil penelitian yang dilakukanya pada bulan Mei
sampai Oktober lalu dengan sampel 113 siswa di dua SMA negeri dan
swasta di Kota Yogyakarta menunjukkan, bullying fisik yang paling tinggi
adalah ditendang atau didorong dengan tingkat persentase 75,22 persen.
Disusul kemudian hukuman push up atau berlari (71,68 persen), dipukul
(46,02 persen), dijegal atau diinjak kaki (34,51 persen), dijambak atau
ditampar (23,9 persen), dilempar dengan barang (23,01 persen), diludahi
(22,12 persen), ditolak (15,93 persen), dipalak/dikompas (30,97 persen).
Sedangkan bullying psikologis tertinggi adalah difitnah atau digosipkan
(92,99 persen), dipermalukan di depan umum (79,65 persen), dihina atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dicaci (44,25 persen), dituduh (38,05 persen), disoraki (38,05 persen), dan
diancam (33,62 persen).
Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005) mengelompokkan perilaku
bullying ke dalam 5 kategori:
a. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit,
menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan,
mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak
barang-barang yang dimiliki orang lain)
b. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan,
memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme,
merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi,
memaki, menyebarkan gosip)
c. Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis,
menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang
merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya disertai oleh
bullying fisik atau verbal).
d. Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang,
memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja
mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng).
e. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik
atau verbal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Nansel, Overpeck, Pilla, Ruan, Simmons-Morton, dan Scheidt.
(dalam Spade, 2007), mendaftar lima tipe perilaku bullying, yaitu:
a. Mengejek agama atau ras
b. Mengejek penampilan atau cara berbicara
c. Memukul, menampar atau mendorong
d. Target gosip, rumor atau kabar bohong
e. Target komentar-komentar dan gaya tubuh dengan konteks
seksual.
Totten dan Quigley (2003) mengkategorikan perilaku bullying
sebagai berikut:
a. Bullying secara langsung adalah serangan terbuka terhadap
korban. Serangan ini bisa bersifat fisik, verbal, rasial, ataupun
seksual:
i. Serangan fisik: gerak tubuh mengancam, memukul,
menendang, mendorong, menahan, mencekik;
ii. Serangan verbal atau pelecehan terus-menerus:
memberi nama panggilan, kata-kata ancaman,
provokasi, kata-kata merendahkan, mengejek,
pelecehan seksual, pelecehan rasial, ejekan-ejekan
bersifat homofobik.
b. Bullying secara tidak langsung bersifat lebih halus dan sukar
untuk dideteksi. Hal ini mencakup bentuk-bentuk agresi non-
fisik yang bertujuan untuk mengontrol situasi sosial:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
i. Isolasi sosial, pengucilan yang disengaja, penolakan,
hubungan pertemanan yang manipulatif;
ii. Penyebaran rumor, penyebaran kabar bohong yang
menjelek-jelekan, gerak tubuh yang melecehkan,
mendiamkan dengan sengaja.
Berdasarkan beberapa kategorisasi bullying yang telah diuraikan
sebelumnya, penelitian ini memakai kategorisasi bullying sebagai berikut:
a. Bullying fisik
i. Mencuri, menyembunyikan, atau merusak benda
milik orang lain
ii. Memukul, menendang, mendorong, menjambak,
menampar, menjegal atau menginjak kaki, melempar
dengan barang, atau meludahi
iii. Memaksa orang lain melakukan hal-hal yang tidak ia
inginkan seperti: memalak/mengompas, atau memberi
hukuman seperti push-up atau berlari
b. Bullying verbal
i. Memberi nama panggilan
ii. Mengejek, atau menghina
iii. Mengancam
iv. Memaki
v. Menuduh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
vi. menyoraki
c. Bullying non-verbal biasanya disertai dengan bullying fisik atau
verbal
i. melihat dengan sinis, atau melotot
ii. Menjulurkan lidah,
iii. Menampilkan ekspresi muka yang merendahkan,
d. Bullying hubungan
i. Menolak untuk berkomunikasi
ii. Menyebarkan kabar bohong atau gosip
iii. Membuat orang lain merasa ditolak atau dikucilkan
iv. Mempermalukan di depan umum
B. Sikap
1. Pengertian Sikap
Terdapat perbedaan pendapat di antara para ahli mengenai definisi
sikap. Masing-masing memberikan definisi dengan batasan-batasan yang
berbeda. Pada umumnya puluhan definisi tersebut secara umum masuk
kedalam salah satu tiga kerangka pemikiran.
Kerangka pemikiran pertama diwakili oleh Thurstone, Likert, dan
Osgood (dalam Azwar, 2005). Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. Thurstone (dalam Azwar, 2005)
menyatakan bahwa sikap adalah derajat afek positif atau afek negatif
terhadap suatu objek-objek psikologis. Afeksi positif yang dimaksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
adalah afeksi senang, sedangkan afeksi negatif yang dimaksud adalah
afeksi yang tidak menyenangkan. Paradigma pertama memandang bahwa
sikap hanya terdiri atas komponen afektif.
Paradigma kedua diwakili oleh Allport, Chave, Bogardus, LaPierre,
dan Mead (Azwar, 2005). Sikap didefinisikan sebagai semacam
kecenderungan potensial untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-
cara tertentu (Azwar, 2005). Allport (dalam Jahoda, Marie, & Warren,
1966; White, 1982; dalam Mar’at, 1982; dalam Sears, 1988) mengatakan
bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamis atau terarah
terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan
dengannya. LaPierre (dalam Azwar, 2005) mendefinisikan sikap sebagai
suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk
menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana sikap
adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Paradigma kedua ini memiliki pandangan bahwa sikap hanya
mengandung komponen konatif.
Tokoh-tokoh ilmuwan yang mendukung paradigma ketiga adalah
Secord, Beckman, Breckler, Katz, Stotland, dan Rajecki (Azwar, 2005).
Paradigma ketiga berorientasi pada skema triadik. Sikap didefinisikan
sebagai konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif
yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku
terhadap suatu objek. Krech dan Crutchfield (dalam Marie, Jahoda, &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Warren, 1966) mengatakan bahwa sikap adalah organisasi yang bersifat
menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif
mengenai beberapa aspek dari dunia individu.
Terdapat banyak definisi dari sikap, hal ini dikarenakan sikap
merupakan masalah yang penting dan menarik banyak perhatian para
ahli psikologi khususnya psikologi sosial. Bahkan ada ahli yang
berpendapat bahwa psikologi sosial menempatkan sikap sebagai problem
sentralnya (Crutchfield, dalam Walgito, 1990).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah suatu kumpulan pendapat dan keyakinan (kognitif)
seseorang mengenai objek yang relatif menetap, yang disertai perasaan
tertentu (afektif), dan memberikan dasar bagi kecenderungan berperilaku
atau merespon objek tersebut dengan cara yang khusus (konatif).
2. Karakteristik sikap
Sax (dalam Azwar,1988) mengemukakan beberapa karakteristik
sikap, yaitu:
a. Arah. Suatu sikap menunjukkan apakah seseorang setuju atau tidak
setuju, mendukung atau tidak mendukung, memihak atau tidak
memihak terhadap suatu objek sikap. Seseorang dengan sikap
mendukung terhadap suatu objek memiliki arah yang positif terhadap
objek tersebut. Sebaliknya seseorang dengan sikap tidak setuju atau
menolak suatu objek memiliki arah yang negatif terhadap objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tersebut.
b. Intensitas. Kekuatan sikap pada tiap orang belum tentu sama. Dua
orang yang memiliki sikap positif terhadap suatu objek kemungkinan
berbeda dalam intensitas sikap positifnya. Begitu juga sebaliknya,
sikap negatif terhadap suatu objek juga memiliki derajat kekuatan sikap
yang bertingkat.
c. Keluasan. Keluasan merujuk pada luas tidaknya cakupan aspek objek
sikap. Seseorang dikatakan memiliki sikap mendukung terhadap suatu
objek secara menyeluruh jika ia bersikap positif terhadap seluruh atau
sebagian besar aspek dari objek sikap. Seseorang dikatakan memiliki
sikap mendukung yang sempit jika ia hanya memiliki sikap positif
terbatas pada sebagian kecil aspek objek sikap. Hal ini berlaku juga
pada sikap negatif.
d. Konsistensi. Konsistensi ditunjukkan oleh derajat diskrepansi atau
derajat kesesuaian antara pernyataan sikap subjek dengan respon
perilakunya terhadap objek.
e. Spontanitas. Spontanitas adalah sejauh mana kesiapan subjek untuk
menyatakan sikapnya secara spontan. Spontanitas tinggi terjadi apabila
sikap dinyatakan tanpa paksaan atau desakan terhadap subjek.
Berdasarkan uraian tersebut, sikap memiliki karakteristik sebagai
berikut, yakni: arah, intensitas, keluasan, konsistensi, dan spontanitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3. Komponen Sikap
Dilihat dari strukturnya, sikap terdiri atas tiga komponen yang
saling menunjang (Azwar, 2005), yaitu:
a. Komponen Kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan
kepercayaan, stereotipe, dan pengetahuan tentang suatu objek.
b. Komponen Afektif, yaitu komponen yang berhubungan dengan
rasa senang–tidak senang (emosional) atau penilaian subjektif
terhadap suatu objek sikap. Rasa senang merupakan afek positif,
sedangkan rasa tidak senang merupakan afek negatif.
c. Komponen Konatif, yaitu komponen yang berhubungan dengan
perilaku dan kecenderungan perilaku terhadap suatu objek sikap.
Berdasarkan uraian tersebut, sikap terdiri atas tiga komponen, yaitu:
komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
4. Ciri-ciri Sikap
M. Sherif dan C.W. Sherif (dalam Walgito, 1990) menyatakan
bahwa sikap adalah suatu pendorong yang menimbulkan tingkah laku
tertentu dengan ciri-ciri, yaitu :
a. Sikap bukan sesuatu yang dibawa dari lahir. Sikap terbentuk
selama proses perkembangan individu. Oleh karena itu, sikap
dapat dipelajari dan dapat berubah walau memiliki kecenderungan
relatif stabil. Pengalaman adalah faktor penting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pembentukan dan perubahan sikap.
b. Dapat berlangsung lama ataupun sebentar. Jika sikap sudah
tertanam dan menjadi salah satu nilai kehidupan seseorang, maka
memerlukan waktu yang relatif lama untuk mengalami perubahan.
c. Selalu ada hubungan yang positif atau negatif antara subjek
dengan objek, melalui proses pengenalan atau persepsi terhadap
objek. Proses ini menimbulkan sikap tertentu pada individu. Dapat
meliputi satu objek dan meliputi sekumpulan objek
(kecenderungan untuk menggeneralisasikan objek sikap).
d. Mengandung faktor perasaan dan faktor motif. Jadi sikap
terhadap objek tertentu selalu ada perasaan yang menyertai dan
mempunyai motivasi untuk bertindak tertentu terhadap objek yang
dihadapi individu.
5. Pembentukan dan Perubahan Sikap
Individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek
psikologis yang dihadapinya melalui interaksi sosialnya. Azwar (2005)
mengatakan ada enam faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
perubahan sikap, yaitu:
a. Pengalaman pribadi
Segala peristiwa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi
penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan terhadap
stimulus sosial tersebut lalu menjadi salah satu dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
terbentuknya sikap. Untuk memiliki tanggapan dan penghayatan
terhadap suatu objek seseorang harus memiliki pengalaman yang
berkaitan dengan objek psikologis tersebut. Pengalaman pribadi
tersebut menjadi dasar pembentukan sikap apabila meninggalkan
kesan yang kuat. Oleh karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan
persetujuannya bagi tindak-tanduk dan pendapat kita, seseorang yang
tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi
kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap
sesuatu. Pada umumnya, individu cenderung memiliki sikap searah
dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan memiliki pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan menanamkan
suatu panduan yang berfungsi sebagai pengarah sikap kita terhadap
berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
k e l o m p o k masyarakatnya karena kebudayaan jualah yang memberi
corak terhadap pengalaman individu-individu yang menjadi anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kelompok masyarakatnya. Hanya individu dengan kepribadian kuat
yang dapat memudarkan hegemoni kebudayaan dalam pembentukan
sikap individu.
d. Media massa
Sebagai sarana komunikasi orang banyak, media massa mempunyai
pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan umum. Selama
menyampaikan informasi sebagai tugas pokoknya, disadari atau tidak
dan disengaja maupun tidak disengaja, media massa membawa pula
pesan-pesan berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
Kemunculan informasi baru mengenai suatu hal memberikan
landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
Pesan-pesan sugestif dalam informasi tersebut, apabila cukup kuat,
maka akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama, sebagai sebuah sistem
dan institusi, berpengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang
boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan
dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
f. Pengaruh faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang s em ata -m a ta didasari oleh emosi,
yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian merupakan sikap
yang sifatnya sementara dan segera memudar begitu frustasi telah
hilang, akan tetapi dapat pula bertahan lama. Suatu contoh bentuk
sikap yang didasari emosi adalah prasangka. Misalnya prasangka
rasialis dalam bentuk perusakan toko-toko milik Cina, dan penjarahan
yang pernah terjadi. Hal ini terjadi karena didasari oleh faktor
emosi yang berawal dari frustasi ketidakberdayaan menyamai atau
melawan dominasi orang Cina di bidang ekonomi.
Faktor-faktor yang menghambat dan menunjang perubahan sikap
(Mar’at, 1981), yaitu:
a. Faktor-faktor yang menghambat:
i. Stimulus bersifat ambigu atau tidak positif maupun
negatif, sehingga faktor perhatian kurang berperan
terhadap stimulus yang diberikan.
ii. Tidak memberikan harapan atau masa depan.
iii. Adanya penolakan terhadap stimulus tersebut, sehingga
tidak ada pengertian terhadap stimulus tersebut.
b. Faktor-faktor yang menunjang:
i. Stimulus disertai imbalan dan/atau hukuman. Individu
mengasosiasikan reaksinya dengan imbalan dan/atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
hukuman.
ii. Stimulus mengandung harapan bagi individu.
iii. Stimulus mengandung prasangka bagi individu yang
mengubah sikap semula.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
perubahan sikap adalah: pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang
dianggap penting (significant other), pengaruh kebudayaan, media massa,
lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan pengaruh faktor emosional.
6. Fungsi sikap
Sikap memiliki sejumlah fungsi psikologis yang berbeda (R.L.
Atkinson, R.C. Atkinson, Smith, Bem, & Nolen-Hoeksema, 2004), yaitu:
a. Fungsi instrumental. Sikap yang kita pegang memiliki alasan
praktis atau manfaat. Sikap ini semata-mata mengekspresikan
keadaan spesifik keinginan umum kita untuk mendapatkan
manfaat dan menghindari hukuman. Sebagai contohnya, sebagian
besar penduduk Indonesia mendukung pelayanan pemerintah
yang lebih baik tetapi menentang pajak yang lebih tinggi. Sikap
dimungkinkan berubah apabila terdapat alternatif yang akan
memberi manfaat yang lebih besar.
b. Fungsi pengetahuan. Sikap membantu kita memahami dunia,
membawa keteraturan bagi berbagai informasi yang harus kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
asimilasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap tersebut adalah
skemata penting yang memungkinkan kita untuk mengorganisasi
dan mengolah berbagai informasi secara efisien tanpa harus
memberikan penekanan yang berlebihan terhadap detail. Sebagai
contoh sikap negatif terhadap peristiwa G/30/SPKI telah
membantu banyak penduduk Indonesia mengorganisasi dan
menginterpretasikan peristiwa nasional dalam kaitannya dengan
paham politik sosial-Komunis. Seperti skemata lain, sikap
seringkali menyederhanakan realita dan menimbulkan bias
persepsi terhadap suatu peristiwa.
c. Fungsi ekspresi nilai. Sikap mencerminkan konsep diri dan nilai-
nilai kita. Contohnya seseorang dengan sikap positif terhadap
kaum homoseksual karena memegang kuat nilai-nilai
keberagaman, kebebasan pribadi, dan toleransi; orang lain dengan
sikap negatif terhadap kaum homo karena memegang kuat
keyakinan religius yang melarang homoseksualitas. Sikap seperti
ini tidak mudah berubah, sikap alternatif akan dipilih apabila
seseorang mengangap sikap alternatif lebih konsisten dengan
nilai-nilai atau konsep dasar yang ia miliki.
d. Fungsi pertahanan ego. Sikap melindungi kita dari kecemasan
atau ancaman bagi harga diri kita. Sikap negatif kepada kelompok
minoritas dapat memiliki fungsi pertahanan ego yang dinamakan
teori prasangka kambing hitam, karena permusuhan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
seringkali mengambil bentuk menyalahkan kelompok minoritas
atas masalah pribadi atau masyarakat. Contohnya sikap negatif
terhadap keturunan anggota Partai Komunis Indonesia.
e. Fungsi penyesuaian sosial. Sikap membantu kita merasa menjadi
bagian dari suatu komunitas. Isi aktual dari keyakinan dan sikap
kurang penting dibandingkan ikatan sosial yang diberikan bila
memilihnya. Sikap dapat berubah apabila norma sosial berubah.
Berdasarkan uraian sebelumnya, sikap memiliki beberapa fungsi
seperti: fungsi instrumental, fungsi pengetahuan, fungsi ekspresi nilai,
fungsi pertahanan ego, dan fungsi penyesuaian sosial.
7. Pengukuran sikap
Berbagai teknik dan metode telah dikembangkan oleh para ahli
untuk mengungkapkan sikap manusia dan memberikan interpretasi yang
valid. Berikut ini adalah uraian mengenai beberapa metode pengungkapan
sikap yang telah dilakukan (Azwar, 2005):
a. Observasi perilaku. Kalau seseorang menampakan perilaku yang
konsisten (berulang) misalnya seorang remaja yang sering terlibat
perilaku tawuran, bukankah kita berkesimpulan bahwa ia bersikap
menerima perilaku tawuran pada remaja. Oleh karena itu, sangat
masuk akal tampaknya apabila sikap bisa ditafsirkan dari bentuk
perilaku yang tampak, dengan kata lain perilaku merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
indikator dari sikap. Tetapi, kadang-kadang ada perilaku yang
ditampakkan seseorang berbeda dengan sikap sebenarnya yang
dimiliki oleh individu tersebut. Ini dikarenakan ia
menyembunyikan sikap yang sebenarnya mungkin dengan
berbagai alasan. Misalnya, ada remaja yang tidak suka
mengkonsumsi alkohol tetapi ketika berkumpul dengan teman-
temannya ia ikut mengkonsumsi alkohol dikarenakan ia tidak mau
dikucilkan oleh teman-temannya. Dengan demikian, perilaku
yang kita amati mungkin saja dapat menjadi indikator sikap
dalam konteks situasional tertentu akan tetapi interpretasi sikap
harus berhati-hati apabila hanya didasarkan pengamatan perilaku
yang ditampakkan seseorang.
b. Penanyaan langsung. Dua asumsi yang mendasari metode
penanyaan langsung guna pengungkapan sikap; pertama adalah
asumsi bahwa individu merupakan orang yang paling tahu
mengenai dirinya sendiri dan kedua adalah asumsi bahwa
manusia akan mengungkapkan secara terbuka apa yang
dirasakannya. Oleh karena itu, dalam metode ini jawaban yang
diberikan oleh mereka yang ditanyai dijadikan indikator sikap
mereka. Pengungkapan sikap dengan penanyaan langsung
memiliki keterbatasan dan kelemahan yang mendasar, misalnya
individu ternyata mengemukakan jawaban dan pendapat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebenarnya secara terbuka hanya apabila situasi dan kondisi
memungkinkan yaitu tanpa tekanan psikologis maupun fisik.
c. Pengungkapan langsung. Pengungkapan langsung adalah versi
metode penanyaan langsung secara tertulis dengan menggunakan
aitem tunggal maupun aitem ganda (Ajzen, dalam Azwar 2005).
d. Skala sikap. Metode pengungkapan sikap yang sering digunakan
sampai saatini adalah skala sikap. Skala sikap sampai saat ini
masih dianggap sebagai metode pengungkapan sikap yang paling
dapat diandalkan dan sederhana, seperti yang diungkapkan oleh
Azwar: “Metode pengukapan sikap dalam bentuk self-report
yang hingga kini dianggap sebagai paling dapat diandalkan adalah
dengan menggunakan daftar pernyataan-pernyataan yang harus
dijawab oleh individu yang disebut sebagai skala sikap”. Salah
satu sifat skala sikap adalah isi pernyataan yang dapat berupa
pernyataan langsung yang jelas tujuannya ukurnya, akan tetapi
dapat pula berupa pernyataan tidak langsung yang tujuan ukurnya
kurang jelas bagi responden. Respon individu terhadap
pernyataan-pernyataan sikap yang berupa jawaban setuju atau
tidak setuju itulah yang menjadi indikator sikap seseorang.
e. Pengukuran terselubung. Metode pengukuran terselubung
sebenarnya berorientasi kembali ke metode observasi perilaku
yang telah dikemukakan sebelumnya, akan tetapi objek
pengamatan bukan perilaku tampak yang disadari atau sengaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dilakukan oleh seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang
terjadi di luar kendali orang yang bersangkutan.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengukuran
sikap adalah dengan menggunakan skala sikap. Alasan utama
menggunakan skala sikap dikarenakan asumsi bahwa skala sikap memiliki
kelebihan yaitu lebih mampu menghemat waktu, tenaga, dan beaya; dan
asumsi bahwa skala sikap dipandang paling dapat diandalkan dibanding
metode pengumpulan data mengenai sikap lainnya.
C. Masyarakat Yogyakarta
1. Daerah Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y.) merupakan salah satu
propinsi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terletak di pulau
Jawa. Secara astronomis D.I. Yogyakarta terletak antara 70° 33' LS – 8°
12' LS dan 110° 00' BT – 110° 50' BT. D.I.Y memiliki luas wilayah
314.792,91Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 3.459.432 jiwa. Batas
dengan Propinsi Jawa Tengah meliputi:
a. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara
b. Kabupaten Klaten di bagian timur laut
c. Kabupaten Magelang di bagian barat laut
d. Kabupaten purworejo di bagian barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Berdasarkan data yang diperoleh dari web-site resmi PEMDA
Yogyakarta, Propinsi D.I.Y. terdiri atas beberapa kabupaten (“Populasi
Penduduk”, 2002), yaitu:
a. Kulonprogo
b. Bantul
c. Gunungkidul
d. Sleman
e. Yogyakarta
2. Definisi Masyarakat Yogyakarta
Definisi masyarakat yogyakarta adalah semua orang yang lahir dan
besar di propinsi D.I.Y., atau telah menetap dan tinggal di daerah propinsi
D.I.Y. relatif lama, terdaftar dalam kartu keluarga propinsi D.I.Y., atau
memiliki kartu tanda penduduk tetap serta berdomisili di propinsi D.I.Y.
3. Budaya masyarakat Yogyakarta
Secara umum budaya yang dominan ada di Yogyakarta adalah
budaya Jawa. Menurut Handayani dan Novianto (2004), terdapat tiga
kaidah dasar kehidupan manusia masyarakat Jawa yaitu:
1. Prinsip rukun, adalah tuntutan untuk mencegah segala kelakuan yang
bisa menimbulkan konflik.
2. Prinsip hormat, adalah tuntutan agar manusia dalam bahasa,
pembawaan, dan sikap mesti mengungkapkan pengakuan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kedudukan orang lain sesuai dengan derajat dan kedudukannya dalam
tatanan sosial. Terdapat tiga perasaan yang dikembangkan pada diri
orang jawa sejak kecil melalui pendidikan dalam keluarga (Geertz,
dalam Handayani & Novianto, 2004), yakni: Wedi, yaitu rasa takut
terhadap ancaman fisik ataupun akibat kurang enak dari suatu
tindakan; isin, yaitu rasa malu; sungkan, adalah rasa hormat terhadap
orang yang lebih tua atau yang lebih dihormati karena kedudukan
sosial yang lebih tinggi.
3. Prinsip toleransi adalah tuntutan untuk mengambil posisi liminal yaitu
posisi tengah dalam memandang kehidupan dan bersikap terhadap
sesama.
D. Pelajar dan sekolah
Secara umum sekolah adalah tempat untuk mendidik atau tempat
dimana pendidik berinteraksi dengan yang terdidik atau pelajar. Sekolah
menurut Freire (1999), adalah tempat pendidikan dimana laki-laki dan
perempuan menciptakan, sekaligus menjadi hasil hubungan-hubungan sosial
dan pedagogis.
Sekolah secara formal di indonesia dimulai pada tingkat : Taman
Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dengan level kelas satu hingga enam,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan level kelas satu hingga tiga,
Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan level kelas satu hingga tiga, hingga
tingkat pendidikan tinggi seperti strata satu (S1) hingga strata tiga (S3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
E. Sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying di lingkungan
sekolah
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah suatu kumpulan pendapat dan keyakinan (kognitif)
seseorang mengenai objek yang relatif menetap, yang disertai perasaan
tertentu (afektif), dan memberikan dasar bagi kecenderungan berperilaku
atau merespon objek tersebut dengan cara yang khusus (konatif).
Definisi bullying dalam penelitian ini adalah fenomena dimana
seseorang atau kelompok mengalami aksi-aksi negatif berupa aksi-aksi
fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan
cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap pihak lain, berulang kali dan
dalam jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa (Olweus, Limber &
Mihalic dalam Spade, 2007).
Sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying adalah
kumpulan pendapat, keyakinan, perasaan, dan kecenderungan perilaku
masyarakat Yogyakarta, baik itu mendukung (sikap positif) ataupun
menentang (sikap negatif), terhadap perilaku bullying yaitu fenomena
dimana seseorang atau kelompok mengalami aksi-aksi negatif yang
sengaja dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan cedera fisik atau rasa
tidak nyaman, secara berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu,
dalam konteks lingkungan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Skema sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying di
lingkungan sekolah
Gambar 1. Skema Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di
Lingkungan Sekolah.
STIMULI
(Bullying)
Sikap
masyarakat
Yogyakarta
terhadap
bullying di
lingkungan
sekolah
Kognitif
Afektif
Konatif
Pengaruh internal
1. Pengalaman
pribadi
2. Pengaruh
faktor
emosional
Pengaruh eksternal
1. Pengaruh orang lain yang
dianggap penting
2. Pengaruh media massa
3. Pengaruh lembaga agama
dan pendidikan
4. Pengaruh kebudayaan
Sikap
mendukung
bullying
Sikap
menentang
bullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang analisis
datanya hanya sampai pada taraf deskriptif yaitu menganalisis dan
menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk
dipahami dan disimpulkan (Azwar, 2001b).
Apabila dilihat dari segi tujuan, penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai fakta dan
karakteristik dari sebuah populasi tertentu (Azwar, 2001b). Oleh karena itu
penelitian ini berusaha untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap dari
masyarakat Yogyakarta mengenai perilaku bullying, dan data yang
dikumpulkan bersifat deskriptif sehingga tidak dimaksudkan untuk mencari
penjelasan, menguji hipotesis, atau membuat prediksi.
B. Definisi Operasional
1. Bullying
Bullying adalah adalah fenomena pemaparan aksi-aksi negatif berupa aksi-
aksi fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk
menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap seseorang atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
suatu kelompok, berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu, dari satu
atau lebih siswa (Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007).
Kategori bullying adalah sebagai berikut:
a. Bullying fisik
i. Mencuri, menyembunyikan, atau merusak benda milik
orang lain
ii. Memukul, menendang, mendorong, menjambak,
menampar, menjegal atau menginjak kaki, melempar
dengan barang, meludahi
iii. Memaksa orang lain melakukan hal-hal yang tidak ia
inginkan, memalak atau mengompas, memberi hukuman
seperti push-up atau berlari
b. Bullying verbal
i. Memberi nama panggilan
ii. Mengejek, atau menghina
iii. Mengancam
iv. Memaki
v. Menuduh
vi. Menyoraki
c. Bullying non-verbal biasanya disertai dengan bullying fisik atau
verbal
i. melihat dengan sinis, atau melotot
ii. Menjulurkan lidah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
iii. Menampilkan ekspresi muka yang merendahkan,
d. Bullying hubungan
i. Menolak untuk berkomunikasi
ii. Menyebarkan kabar bohong atau gosip
iii. Membuat orang lain merasa ditolak atau dikucilkan
iv. Mempermalukan di depan umum
2. Sikap
Sikap adalah suatu kumpulan pendapat dan keyakinan (kognitif)
seseorang mengenai objek yang relatif menetap, yang disertai perasaan
tertentu (afektif), dan memberikan dasar bagi kecenderungan berperilaku
atau merespon objek tersebut dengan cara yang khusus (konatif). Sikap
terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang (Azwar, 2005), yaitu:
a. Komponen Kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan
kepercayaan, stereotipe, dan pengetahuan tentang suatu objek.
b. Komponen Afektif, yaitu komponen yang berhubungan dengan
rasa senang–tidak senang (emosional) atau penilaian subjektif
terhadap suatu objek sikap. Rasa senang merupakan afek positif,
sedangkan rasa tidak senang merupakan afek negatif.
c. Komponen Konatif, yaitu komponen yang berhubungan dengan
perilaku dan kecenderungan atau intensi perilaku terhadap suatu
objek sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
C. Sikap terhadap bullying
Sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying di lingkungan
sekolah adalah kumpulan pendapat, keyakinan, perasaan, dan kecenderungan
perilaku masyarakat Yogyakarta, baik itu mendukung (sikap positif) ataupun
menentang (sikap negatif), terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah
yaitu fenomena dimana seseorang atau kelompok mengalami aksi-aksi negatif
yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan cedera fisik atau
rasa tidak nyaman, secara berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu
dalam lingkungan sekolah, yang diukur dengan skala sikap terhadap bullying.
Skala menggunakan metode Likert
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian diperoleh dengan menggunakan metode purposive
yaitu kelompok subjek tersebut dipilih berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat
khusus yang dipandang mempunyai sangkut-paut erat dengan ciri-ciri atau
sifat subjek penelitian yang telah diketahui sebelumnya (Hadi, 1991).
Kriteria-kriteria subjek yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah:
1) Bertempat tinggal di kota D.I. Yogyakarta,
2) Memiliki Kartu Tanda Penduduk tetap D.I.Y,
3) Terdaftar dalam kartu keluarga penduduk D.I.Y.
4) Berusia antara 14 – 70 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan alat ukur berupa skala sikap masyarakat Yogyakarta mengenai
kekerasan di sekolah atau bullying. Metode yang digunakan dalam skala sikap
penelitian ini adalah metode skala Likert.
Menurut Hadi (1991) modifikasi terhadap skala Likert perlu dilakukan
untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat,
yaitu:
1) Kategori Belum Memuaskan mempunyai arti ganda, bisa diartikan
belum dapat memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga diartikan
netral, setuju tidak, tidak setuju pun tidak, atau bahkan ragu-ragu.
Kategori ganda arti ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu
instrumen.
2) Tersedianya pilihan tengah tersebut menimbulkan kecenderungan
untuk menjawab pilihan tersebut terutama bagi mereka yang ragu-ragu
untuk ke arah setuju atau tidak setuju. Atau yang disebut central
tendering effect (Hadi, 2000).
3) Maksud kategorisasi jawaban SS – S – TS – STS adalah terutama
untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau
tidak setuju. Sesuai dengan teori tersebut, maka dalam penelitian ini
respon skala Likert dimodifikasi menjadi empat kategori jawaban
yaitu terdiri dari empat kategori bentuk yang menyatakan kesetujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan ketidaksetujuan dalam jawaban, yaitu : SS (sangat setuju), S
(setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju).
Dalam pengukuran, setiap butir aitem pernyataan kemungkinan
mendapatkan skor/nilai skala dilakukan dengan cara menentukan kontinum
skor antara satu sampai dengan empat (1 – 4) berdasarkan kategori
pernyataan favorable dan unfavorabel (lihat tabel).
Tabel 1
Nilai / Skor Berdasarkan Kategori Jawaban
Jawaban Skor
Favorabel Unfavorabel
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan skala
kepada responden secara langsung yaitu pada penduduk kota D.I.
Yogyakarta, yaitu yaitu semua orang yang memiliki Kartu Tanda Penduduk
tetap D.I.Y, atau minimal terdaftar dalam kartu keluarga penduduk D.I.Y. Hal
ini dimaksudkan agar skala dapat mengungkapkan data yang bersifat faktual
atau yang dianggap fakta dan kebenaran berkaitan dengan sikap masyarakat
Yogyakarta mengenai bullying di lingkungan sekolah.
Banyaknya aitem dalam penelitian ini adalah berjumlah 40 butir aitem.
Berikut ini (tabel 2) akan ditunjukkan secara jelas tabulasi tabel mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
aspek-aspek yang digunakan dengan pertimbangan keseimbangan jumlah
aitem pada setiap aspek pengungkapan diri, sebagai berikut :
Tabel 2
Jumlah Aitem dan Prosentase Penyebaran Aitem Skala
(Sebelum diuji kesahihan aitem-itemnya)
Komponen
bullying
Komponen sikap
Total
Afektif Kognitif Konatif
Favoura
bel
Unfavou
rabel
Favoura
bel
Unfavou
rabel
Favoura
bel
Unfavou
rabel
N % N % N % N % N % N % N %
Bullying
fisik 2 5 2 5 2 5 2 5 1 2,5 1 2,5 10 25
Bullying
verbal 2 5 2 5 2 5 2 5 1 2,5 1 2,5 10 25
Bullying
non-
verbal
2 5 2 5 2 5 2 5 1 2,5 1 2,5 10 25
Bullying
hubungan 2 5 2 5 2 5 2 5 1 2,5 1 2,5 10 25
Total (�) 8 20 8 20 8 20 8 20 4 10 4 10 40 100
Tabel 3
Uji Coba Penyebaran Random Nomer Aitem Skala
(Sebelum diuji kesahihan)
Komponen
bullying
Komponen sikap
Total
aitem
Afektif Kognitif Konatif
Favour-
abel
Unfavour-
abel
Favour-
abel
Unfavour-
abel
Favour-
abel
Unfavour-
abel
Bullying
fisik 1, 25 13, 36 9, 28 21, 33 12 24 10
Bullying
verbal 7, 29 19, 39 2, 26 14, 40 6 18 10
Bullying
non-verbal 11, 32 23, 38 5, 30 17, 35 3 15 10
Bullying
hubungan 4, 27 16, 34 8, 31 20, 37 10 22 10
Total aitem 16 16 8 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
Suatu skala dikatakan representatif, fungsional dan akurat apabila skala
tersebut memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Oleh karena itu,
sebelum skala tersebut diberikan kepada subjek penelitian yang sesungguhnya,
maka sebaiknya dilakukan uji coba (try-out) untuk memperoleh validitas dan
reliabilitasnya.
1. Uji Validitas
Validitas merupakan ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur
untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran
yang dilakukan dengan alat ukur tersebut (Azwar, 2002). Menurut Hadi
(1995), suatu alat ukur dianggap baik dan jitu dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur sesuai dengan tujuan penelitian jika alat tes tersebut
memiliki validitas yang tinggi.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi adalah pengukuran validitas yang didasarkan pada kesesuaian
isi tes, yaitu aitem-aitem skala dan tabel spesifikasi dengan tujuan
penelitian. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat
pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat profesional
judgement, yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang
diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli dan profesional di
bidangnya, dalam hal ini adalah dosen pembimbing (Azwar, 2001a).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Seleksi Aitem
Seleksi aitem dilakukan dengan cara melihat koefisien korelasi tiap
aitem yaitu dengan mengkorelasikan skor masing-masing aitem dengan
skor total keseluruhan aitem. Besarnya koefisien korelasi aitem total
bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif.
Semakin mendekati angka 1 yang bertanda positif maka daya diskriminasi
itemnya semakin baik. Sebagai kriteria seleksi aitem berdasarkan korelasi
aitem total maka biasanya diberikan batasan rix > 0,30. Jadi aitem yang
memiliki korelasi aitem total minimal 0,30 dianggap layak menjadi sebuah
aitem (Azwar, 2001a). Namun jika jumlah aitem yang lolos ternyata masih
tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka kita dapat
mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi
0,25 sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai. Teknik
korelasi aitem yang digunakan dalam penelitian ini adalah formula
koefisien korelasi produk moment Pearson. Pengolahan data akan
dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for windows
versi 16.
Jumlah aitem pada skala sikap terhadap Bullying yang di
ujicobakan berjumlah 40 aitem yang terdiri dari 20 aitem favorable dan 20
aitem unfavorable. Setelah data di peroleh maka data tersebut di analisis
menggunakan program SPSS for Windows versi 16. Dari pengolahan data
tersebut terdapat 30 aitem yang digunakan dan 10 aitem yang gugur karena
setelah aitem digugurkan koefisien alpha skala menjadi naik dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
memenuhi nilai korelasi aitem total. Nilai korelasi aitem total dalam skala
diturunkan batas kriterianya menjadi 0,25 karena banyaknya aitem yang
gugur pada batas kriteria 0,30, sehingga tidak mewakili aspek-aspek yang
ada di dalam skala. Korelasi aitem totalnya berkisar antara 0,306 sampai
0,726. Aitem-aitem yang gugur yaitu 1, 9, 10, 21, 31, 32, 35, 36, 37 dan
38. Aitem setelah uji coba di gunakan dalam penelitian, karena
menggunakan metode uji aitem terpakai. Jadi aitem-aitem yang sahih atau
lolos, langsung di gunakan untuk penelitian, hal ini dikarenakan batas
waktu penelitian yang sangat terbatas. Distribusi skala pengungkapan diri
setelah di lakukan uji coba menjadi sebagai berikut :
Tabel 4
Penyebaran Aitem Skala
(setelah diuji kesahihan aitem-aitemnya)
Komponen
bullying
Komponen sikap
Total
aitem
Afektif Kognitif Konatif
Favour-
abel
Unfavour-
abel
Favour-
abel
Unfavour-
abel
Favour-
abel
Unfavour-
abel
Bullying
fisik 25 13 28(21) 33(10) 12 24 6
Bullying
verbal 7, 29(9)
19,
39(29) 2, 26
14,
40(30) 6 18 10
Bullying
non-verbal 11 23 5, 30(1) 17 3 15 7
Bullying
hubungan 4, 27
16,
34(28) 8 20 - 22 7
Total
aitem 12 11 7 30
Keterangan:
Nomor dalam tanda kurung () : nomor aitem setelah uji coba
Nomor diluar tanda kurung () : nomor aitem sebelum ujicoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu keajegan, konsistensi atau kestabilan
suatu alat ukur, di mana alat ukur tersebut dapat digunakan dengan hasil
yang konsisten pada waktu yang berbeda untuk tujuan penelitian yang
sama. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah pengukuran
yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, maka pengukuran
tersebut disebut reliabel (Azwar, 2001a). Reliabilitas dinyatakan oleh
koefisien reliabilitas (rxx³) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai
dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00
berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, semakin rendah koefisien
reliabilitas mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya.
Reliabilitas penelitian ini akan menggunakan formula koefisien
Alpha dari Cronbach, dengan alasan koefisien alpha dapat mengatasi
kelemahan teknik belah dua dan mengestimasi rata-rata korelasi belah dua
dari semua pembagi tes yang mungkin dilakukan (Azwar, 2002).
Pengolahan data akan dilakukan dengan program komputer SPSS for
windows versi 16.
Nilai reliabilitas skala dianggap memuaskan bila koefisien alpha
lebih besar dari 0,90 karena berarti perbedaan (variasi) yang tampak pada
skor tes tersebut mampu mencerminkan 90% dari variasi yang terjadi pada
skor murni subjek, dan hanya 10% dari perbedaan skor yang tampak
disebabkan oleh variasi eror pengukuran (Azwar, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil reliabilitas yang didapat dari penelitian ini adalah 0,929
dengan ini dapat dilihat bahwa tingkat reliabilitas termasuk dalam kategori
tinggi.
G. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan ini, metode analisis data yang digunakan
adalah metode statistik yaitu statistik deskriptif. Yaitu meliputi penyajian data
melalui perhitungan mean, median, modus dan standar deviasi serta
perhitungan presentase (Azwar, 2001b). Penyajian hasil analisis deskriptif
biasanya berupa frekuensi dan presentase, tabulasi silang, serta berbagai bentuk
grafik dan chart pada data yang bersifat kategorial, serta berupa statistik-
statistik kelompok (antara lain mean dan varians) pada data yang bukan
kategorial (Azwar, 2001b).
Statistik deskriptif juga mencakup perhitungan-perhitungan sederhana
yang biasa disebut sebagai statistik dasar, yang antara lain meliputi perhitungan
frekuensi, frekuensi kumulatif, presentase, presentase kumulatif, tingkat
persentil, skor tertinggi dan terendah, rata-rata hitung, simpangan baku,
pembuatan tabel silang dan lain-lain. Perhitungan-perhitungan tersebut pada
umumnya tergantung pada kebutuhan-kebutuhan dan tujuan dilakukannya
penelitian atau dari peneliti itu sendiri (Nurgiyantoro, Gunawan & Marzuki,
2002).
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu metode statistik
deskriptif, sehingga peneliti menggunakan analisis yang meliputi penyajian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
data melalui tabel, penghitungan nilai maksimum dan minimum, mean teoritis,
mean empiris, standar deviasi dan penghitungan prosentase. Kategori yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan antara mean
empirik dengan mean teoritik. Dalam tabel 5 dapat dilihat norma kategori:
Tabel 5
Norma Kategori Jenjang Skala
Norma Kategori
Mean Empirik > Mean teoritik Sikap Positif (mendukung)
Mean Empirik < Mean teoritik Sikap negatif (menentang)
Penentuan kategori konsep diri dilakukan dengan kategorisasi
jenjang berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik (Azwar, 2002) sebagai
berikut :
X minimum teoritik : Skor paling rendah yang mungkin didapat subjek pada
skala, yaitu 1.
: 30 x 1 = 30
X maximum teoritik : Skor paling tinggi yang mungkin didapat subjek pada
skala, yaitu 4.
: 30 x 4 = 120
Range : Luas jarak sebaran antara nilai maksimum dan nilai
minimum.
: 120 – 30 = 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Standar deviasi ( � ) : Luas jarak sebaran yang dibagi kedalam enam satuan
deviasi standar.
: 90 / 6 = 15
Mean ( � ) : Mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor
maksimum dan minimum.
: 120 + 30
2
: 150
2
: 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL DAN ANALISA DATA
A. Orientasi Kancah
Penelitian tentang sikap terhadap perilaku bullying dilaksanakan di wilayah
propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Jumlah responden penelitian sebanyak 101
orang yang bertempat tinggal di wilayah D.I. Yogyakarta. Subjek terdiri dari 63 laki–laki
dan 38 perempuan, dengan rentang umur 14 – 64 tahun. Karakteristik subjek responden
dalam penelitian ini adalah:
1) Bertempat tinggal di propinsi D.I.Y.,
2) Memiliki Kartu Tanda Penduduk tetap propinsi D.I.Y,
3) Terdaftar dalam kartu keluarga penduduk propinsi D.I.Y.
4) Lahir dan besar di propinsi D.I.Y,
5) Berusia antara 14 – 70 tahun
Komposisi subjek dilihat berdasarkan daerah asal adalah: pertama, dari daerah
Gunung Kidul sebanyak dua orang, dari daerah Kulonprogo delapan orang, dari daerah
Bantul 10 orang, dari daerah Sleman orang, dan dari daerah kodya Yogya sebanyak
orang.
Table 6
Komposisi subjek berdasarkan daerah asal
Daerah Asal Kodya Yogya Sleman Bantul Kulonprogo Gunung Kidul Total
Jumlah subjek 32 49 10 8 2 101
prosentase 31,68 % 48,51 % 9,9 % 7,92 % 1,98 % 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tentang sikap terhadap bullying dilaksanakan pada tanggal 1 Januari
hingga 24 Februari 2010. Penelitian dilaksanakan dengan cara menyebarkan skala
sebanyak 120 eksemplar, dalam penyebaran skala ada berbagai cara yang digunakan
yaitu dengan pendekatan langsung kepada masyarakat umum dan menitipkan pada
asisten penelitian. Setelah penyebaran data, skala yang dikembalikan kepada peneliti
adalah sebanyak 101 eksemplar dan 19 eksemplar lainnya dinyatakan gugur karena
tidak diisi, diisi sebagian dan tidak dikembalikan.
C. Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji normalitas terhadap data dilakukan sebelum data diuji dengan uji statistik
deskriptif. Tujuan dari dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah
distribusi frekuensi dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan
dari frekuensi harapan distribusi normal teoritiknya. Normalitas berarti bentuk
distribusi variabel dalam populasi berbentuk distribusi normal atau kurve normal
(Hadi,2001). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil berasal dari sebuah distribusi normal, dengan mengetahui apakah sebaran
skor memenuhi asumsi distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan
menggunakan rumus one sample Kolmogorov – Smirnov Test, dengan menggunakan
SPSS for windows versi 16. Berikut adalah hasil dari uji normalitas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 7
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Total Aitem
Sahih
N 101
Normal Parametersa Mean 70.7426
Std. Deviation 12.63539
Most Extreme
Differences
Absolute .064
Positive .064
Negative -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .646
Asymp. Sig. (2-tailed) .797
a. Test distribution is Normal.
Uji normalitas menyatakan bahwa jika nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (p > 0,05) maka sebarannya normal, tetapi bila nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (p < 0,05) maka sebaran skornya tidak normal.
Hasil analisis data dalam penelitian dengan menggunakan teknik analisa
Kolmogorov Smirnov pada SPSS versi 16, diperoleh signifikansi sebesar 0.797.
Angka ini menunjukkan bahwa distribusi data subjek adalah normal, dengan nilai p
yang dihasilkan lebih besar dari 0,05.
2. Analisa Deskripif Data Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sehingga perlu penyajian
data melalui tabel, penghitungan nilai maksimum dan minimum, mean teoritis,
mean empiris dan standar deviasi. Berikut tabel yang berisi data penilaian
berdasarkan penghitungan komputerisasi dengan menggunakan SPSS versi 16.
Berikut adalah deskriptif data penelitian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 8
Deskripsi Data Penelitian
N 54
Skor Minimum Teoritik 30
Skor Minimum Empirik 31
Skor Maksimum Teoritik 120
Skor Maksimum Empirik 102
Mean Teoritik 75
Mean Empirik 70,7426
Median 70
Modus 68
Standar Deviasi Teoritik 15
Standar Deviasi Empirik 12.63539
Varians 159.653
Standar Deviasi (SD) teoritik yang diperoleh dari penghitungan rentang
antara nilai maksimum teoritik dan nilai minimal teoritik dibagi 6, menunjukkan
nilai Standar Deviasi (SD) empirik (12.63539) lebih kecil daripada SD teoritik (15),
yang artinya bahwa tingkat variasi jawaban pada kelompok data lebih rendah
daripada tingkat variasi jawaban teoritik. Kondisi ini menunjukkan bahwa nilai rata-
rata subjek penelitian kelompok data lebih rendah dari nilai rata-rata teoritik, yang
berarti bahwa subjek penelitian secara umum adalah kelompok yang homogen yaitu
anggota masyarakat Yogyakarta.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mean empirik (70,7426) lebih
kecil daripada mean teoritik (75), di uji lagi dengan uji statistik one sample test
dengan bantuan SPSS for windows versi 16 dengan tujuan untuk membuktikan
bahwa mean empirik secara signifikan lebih kecil dari mean teoritik. Berikut ini
hasil perhitungan uji one sample test :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 9
Uji (t) Mean Empirik dan Mean Teoritis
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Total Aitem Sahih 101 70.7426 12.63539 1.25727
One-Sample Test
Test Value = 75
T df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Total Aitem Sahih -3.386 100 .001 -4.25743 -6.7518 -1.7630
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t sebesar -3,386
dengan probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,01 (p – 0,000 < 0,01) yang berarti
secara signifikan ada perbedaan antara mean empirik dan mean teoritik. Hal ini
membuktikan bahwa secara signifikan mean empirik lebih kecil dari mean teoritik
sehingga bisa dinyatakan bahwa sikap negatif masyarakat Yogyakarta terhadap
perilaku bullying adalah signifikan.
3. Kategorisasi Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di
Lingkungan Sekolah
Berdasarkan pada norma kategorisasi skala (Tabel 6) pada bab 3, maka
dapat dikategorisasikan skor total subyek berdasarkan tinggi-rendahnya. Berikut ini
deskripsi skor total yang telah dikategorisasikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 10
Kategori Skor Total Subjek
Norma Kategori
Mean Empirik < Mean Teoritik Sikap Negatif (menentang)
70,7426 < 75 Sikap Negatif (menentang)
Hasil pengkategorisasian di atas dapat memperlihatkan bahwa mean
empirik (70,7426) dalam penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan mean
teoritiknya (75). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat Sikap yang negatif atau
menentang perilaku bullying pada masyarakat Yogyakarta.
4. Analisa Data pada Setiap Aspek Bullying
Bullying dalam penelitian ini terdiri atas empat jenis perilaku bullying, yaitu
bullying fisik, bullying verbal, bullying non-verbal, dan bullying hubungan. Dari
empat kategorisasi perilaku bullying tersebut perlu dilakukan pengembangan
penelitian untuk mengetahui deskripsi tingkat sikap pada masing-masing kategori
perilaku bullying, yaitu dengan membandingkan perolehan nilai mean empirik dan
mean teoritis dan juga mencari perbedaan tingkat mean antara keempat kategori
tersebut. Pengembangan penelitian ini dilakukan agar memperoleh data yang lengkap
mengenai kategori-kategori perilaku bullying yang dominan pada sikap subjek.
Berikut adalah hasil deskripsi data tiap aspek perilaku bullying :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 11
Deskripsi Data Tiap Aspek Bullying
No Keterangan Bullying fisik Bullying
verbal
Bullying non-
verbal
Bullying
hubungan
1 N 101 101 101 101
2 Skor Minimum Teoritik 6 10 7 7
3 Skor Minimum Empirik 6 11 7 7
4 Skor Maksimum Teoritik 24 40 28 28
5 Skor Maksimum Empirik 22 37 24 24
6 Mean Teoritik 15 25 17,5 17,5
7 Mean Empirik 13,3069 23,505 16,703 17,2277
8 Beda mean (t-test dengan
taraf signifikansi 0,05)
-1,69307 -1,49505 -0,79703 -0,27228
9 Median 13 23 16 17
10 Modus 11 23 16 18
11 Standard Deviasi 3,2241 4,89004 3,38096 2,87361
12 Varian 10,395 23,912 11,431 8,258
Tabel di atas menunjukkan bahwa secara umum subjek penelitian
memiliki sikap dengan arah negatif terhadap perilaku bullying pada setiap kategori
perilaku bullying, hal ini tampak dari mean empirik tiap aspek yang memiliki nilai
lebih rendah dari pada mean teoritiknya. Namun apabila dilihat dari perbandingan
selisih nilai mean empirik dengan mean teoritik (diuji menggunakan t-test dengan
taraf signifikansi 0,05) yang diperoleh subjek penelitian, tampak bahwa kategori
perilaku bullying fisik memiliki selisih mean tertinggi yaitu sebesar -1,69307 dan
selanjutnya kategori perilaku bullying verbal yaitu sebesar -1,49505 dan kemudian
kategori perilaku bullying non-verbal dengan selisih mean sebesar -0,79703;
terakhir kategori perilaku bullying hubungan dengan selisih mean sebesar -0,27228.
D. Pembahasan
Hasil analisa data deskriptif menunjukkan bahwa mean teoritik dari skala
sikap terhadap bullying sebesar 75 dan mean empirik memperlihatkan skor rata-rata
subjek penelitian sebesar 70,7426. Ini menunjukkan bahwa skor rata-rata empirik lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kecil dari skor rata-rata teoritik. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa subjek
penelitian yaitu masyarakat Yogyakarta secara umum memiliki sikap dengan arah negatif
terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah.
Berikut ini uraian hasil analisa deskriptif per-aspek. Bullying fisik adalah
perilaku bullying yang berupa agresi fisik langsung seperti: memukul, menendang,
mendorong, menjambak, menampar, menjegal atau menginjak kaki, melempar dengan
barang, atau meludahi. Bullying fisik memiliki skor mean empirik sebesar 13,3069.
Secara umum sikap subjek terhadap bullying fisik memiliki arah negatif (beda mean
sebesar -1,69307, diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05).
Bullying verbal adalah perilaku agresi verbal langsung seperti: memberi nama
panggilan, mengejek, atau menghina, mengancam, memaki, menuduh, atau menyoraki.
Mean empirik bullying verbal memiliki skor sebesar 23,505. Subjek penelitian secara
umum memiliki arah negatif terhadap perilaku bullying verbal (skor beda mean sebesar
-1,49505, diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05).
Bullying non-verbal adalah perilaku agresi seperti melihat dengan sinis,
menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, atau memelototi.
Bullying non-verbal memiliki skor mean empirik sebesar 16,703. Sikap subjek
penelitian secara umum memiliki arah negatif (beda mean sebesar -0,79703, diuji
dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05).
Bullying hubungan yaitu perilaku agresi non fisik dengan tujuan mengontrol
situasi dan hubungan sosial seperti menolak berkomunikasi, menyebarkan kabar
bohong atau gosip, atau membuat orang lain merasa ditolak dan dikucilkan. Skor mean
empirik bullying hubungan sebesar 17,2277. Secara umum arah sikap subjek penelitian
yaitu masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying hubungan adalah negatif (beda
mean sebesar -0,27228, diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa terdapat 34 orang subjek
(33,663%) yang memiliki sikap dengan arah positif. Terdapat 67 orang subjek (66,337%)
memiliki sikap dengan arah negatif. Berdasarkan data tersebut tampak bahwa subjek
penelitian terbanyak pada kategori sikap dengan arah negatif.
Pada kategori sikap dengan arah negatif terdapat 67 orang subjek (66,337%),
hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki sikap dengan arah
negatif terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hal ini berarti secara umum
subjek memiliki pendapat, keyakinan, dan perasaan serta kecenderungan berperilaku
dengan arah negatif terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah.
Sikap adalah suatu kumpulan pendapat dan keyakinan (kognitif)
seseorang mengenai objek yang relatif menetap, yang disertai perasaan tertentu
(afektif), dan memberikan dasar bagi kecenderungan berperilaku atau merespon objek
tersebut dengan cara yang khusus (konatif). M. Sherif dan C.W. Sherif (dalam
Walgito, 1984) menyatakan bahwa sikap bukanlah sesuatu yang dibawa dari lahir dan
terbentuk selama proses perkembangan seseorang. Azwar (2005) menyatakan bahwa
salah satu faktor penting yang dapat membentuk dan mengubah sikap adalah faktor
kebudayaan.
Masyarakat Yogyakarta terdiri dari berbagai etnis dan golongan, yang dalam
interaksi kehidupan sehari-hari melalui pengalaman pribadi, media masa, kebudayaan,
lembaga pendidikan dan agama, saling mempengaruhi dan dipengaruhi dalam proses
pembentukan dan perubahan sikap mereka (Azwar, 2005). R.L. Atkinson, R.C.
Atkinson, Smith, Bem, dan Nolen-Hoeksema (2004) menyatakan bahwa sikap memiliki
fungsi instrumental dan fungsi penyesuaian sosial. Fungsi instrumental adalah fungsi
dimana sikap dibentuk dan diubah sesuai dengan nilai manfaat bagi subjek atau untuk
menghindari hukuman, seperti hukuman pengucilan secara sosial. Sedangkan fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
penyesuaian sosial adalah suatu fungsi yang memungkinkan subjek mengubah dan
membentuk sikap agar sesuai dengan nilai dan budaya masyarakat di mana ia bertempat
tinggal sehingga ia dapat merasa menjadi bagian dari masyarakat umum.
Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti mengasumsikan bahwa kelompok-
kelompok etnis dan golongan yang berbeda-beda tersebut dan yang telah lama membaur
dalam masyarakat Yogyakarta, sadar maupun tidak sadar akan menerima dan
mengadaptasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup budaya masyarakat Jawa yang
mendominasi kehidupan masyarakat Yogyakarta, sehingga kelompok-kelompok
tersebut akan mengubah dan membentuk sikap mereka agar sesuai dengan norma sosial
jawa dan untuk menghindari pengucilan sosial.
Kebudayaan yang dominan dalam masyarakat Yogyakarta adalah kebudayaan
masyarakat Jawa. Sesuai dengan prinsip hidup budaya masyarakat Jawa yang dominan
di Yogyakarta, prinsip kerukunan, hormat dan toleransi merupakan prinsip hidup yang
cukup dipegang teguh oleh masyarakat Yogyakarta pada umumnya (Handayani &
Novianto, 2004). Prinsip kerukunan, hormat, dan toleransi menekankan anggota
masyarakat Jawa untuk hidup secara harmonis dan tampak halus dalam arti tidak ada
kekacauan dan konflik (Handayani & Novianto, 2004). Perilaku bullying pada dasarnya
merupakan perilaku agresi yang dapat menimbulkan konflik dan ketidak-selarasan, hal
ini tidak sesuai dengan prinsip hidup masyarakat Jawa pada umumnya. Karena
kebudayaan merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan dan perubahan
sikap (Azwar, 2005), kebudayaan masyarakat Jawa secara umum memiliki sikap yang
negatif atau menentang perilaku-perilaku agresi atau bullying yang dapat memunculkan
konflik dan ketidak-harmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai budaya masyarakat Jawa yaitu kerukunan juga mengindikasikan
penekanan terhadap pentingnya untuk menghindari konfrontasi secara langsung, jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
terlibat konflik maka maka masyarakat Jawa lebih baik memilih menghindari kontak
dengan lawan potensial, menyembunyikan motif, menggunakan perantara, dan menahan
diri dari semua hubungan yang tidak perlu (Handayani & Novianto, 2004). Perilaku
menghindari kontak dengan lawan potensial, menyembunyikan motif, menggunakan
perantara, dan menahan diri dari semua hubungan yang tidak perlu, bisa dikatakan
memiliki kemiripan dengan konsep bullying hubungan seperti menolak berkomunikasi,
menyebarkan kabar bohong atau gosip, atau membuat orang lain merasa ditolak dan
dikucilkan.
Sejalan dengan pernyataan Azwar (2005), yaitu kebudayaan sebagai faktor
penting perubahan dan pembentukan sikap, maka kebudayaan masyarakat Jawa yang
lebih menekankan untuk menghindari kontak dengan lawan potensial,
menyembunyikan motif, menggunakan perantara, dan menahan diri dari semua
hubungan yang tidak perlu dengan lawan, mengindikasikan penerimaan yang lebih
terbuka terhadap bentuk-bentuk perilaku bullying hubungan seperti menolak
berkomunikasi, menyebarkan kabar bohong atau gosip, atau membuat orang lain
merasa ditolak dan dikucilkan. Hal ini terlihat pada skor beda mean empirik-teoritik
bullying hubungan yang rendah (-0,27228; diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi
0,05).
Pada semua penjelasan sebelumnya, secara umum sikap masyarakat
Yogyakarta terhadap perilaku bullying, baik fisik, verbal, non-verbal, dan hubungan
masuk ke dalam kategori sikap negatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat Yogyakarta
memiliki sikap menentang perilaku bullying di lingkungan sekolah.
Hal ini terlihat kontras dengan hasil penelitian Juwita yang menunjukkan
tingkat kejadian bullying yang tinggi di kota Yogyakarta, sedangkan hasil penelitian ini
memperlihatkan sikap dengan arah yang negatif terhadap perilaku bullying. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menunjukkan bahwa terdapat tingkat konsistensi yang rendah antara sikap subjek dengan
respon perilakunya terhadap objek sikap. Sax (dalam Azwar,1988) menyatakan bahwa
sikap tidak harus selalu konsisten dengan perilaku.
Hal ini juga mungkin dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa terdapat
perbedaan rerata umur subjek penelitian Juwita dengan subjek penelitian penulis. Rerata
umur subjek penelitian saat ini adalah 36 tahun dan termasuk tingkatan umur dewasa
tengah, sedangkan subjek penelitian Juwita berada pada tingkatan umur SD hingga SMA.
Yaitu pada tingkatan umur anak-anak hingga remaja akhir. Hal ini bisa berarti bahwa
sikap generasi tua dalam penelitian saat ini, belum tentu mencerminkan sikap generasi
muda, subjek penelitian Juwita.
Hal ini juga mengindikasikan adanya perbedaan nilai antara generasi muda
dengan generasi yang lebih tua. Setyaningsih (2006), dalam penelitiannya menemukan
bahwa telah terjadi pergeseran nilai budaya yang telah ada dalam masyarakat Jawa
terutama nilai budaya mengenai masalah hubungan manusia dengan sesama yaitu
dalam hal gotong royong/tolong menolong. Hal ini terjadi salah satunya disebabkan
karena ketidak-mampuan generasi muda sebagai penerus dalam memelihara budaya
leluhur akibat adanya pengaruh dari budaya luar (Setyaningsih, 2006).
Santoso (2009) menyatakan bahwa di Yogyakarta terdapat kesenjangan yang
tinggi dalam hal penerimaan dan adaptasi penggunaan teknologi informasi antara generasi
muda yang sangat cepat mengadaptasi dengan generasi tua yang sangat lambat
mengadaptasi dan mengantisipasi perkembangan teknologi informasi, dan ia juga
mengindikasikan bahwa proses transfer budaya antara generasi mengalami kemunduran
dan hambatan karena kesenjangan tesebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Wijayanti (2005) dalam penelitiannya menemukan bahwa generasi muda di
Yogyakarta terutama pada kelompok remaja pria, mengalami pemudaran dan pergeseran
dalam hal penghayatan, pengekspresian, pola berpikir dan kesadaran terhadap nilai
kerukunan dan nilai hormat. Hal ini menurut Wiyanti disebabkan oleh pengaruh
modernisasi dan kurangnya sosialisasi nilai rukun dan hormat dari generasi yang lebih
tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku
bullying, maka dapat di simpulkan bahwa:
1. Berdasarkan analisis data, secara umum subjek dalam penelitian ini mempunyai
sikap yang negatif. Tampak pada skor rata-rata empirik (70,7426) lebih kecil
daripada skor rata-rata teoritik (75).
2. Masyarakat Yogyakarta secara umum memiliki sikap negatif terhadap bullying
fisik dan bullying verbal (beda mean -1,69307 dan beda mean -1,49505; diuji
dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05) yang lebih kuat intensitasnya
dibandingkan intensitas sikap negatif terhadap bullying non-verbal dan bullying
hubungan (skor beda mean -0,79703 dan skor beda mean -0,27228; diuji dengan
t-test dengan taraf signifikansi 0,05).
B. SARAN
Berdasarkan proses penelitian dan hasil penelitian sikap terhadap bullying, maka
diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat Yogyakarta
a. Hasil penelitian dapat dilihat sebagai gejala yang cukup positif dan diharapkan
dapat menimbulkan inspirasi bagi masyarakat untuk melakukan usaha-usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
nyata menekan tingkat perilaku bullying pada lingkungan sekolah di daerah
Yogyakarta pada dan merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Masyarakat mendapatkan pengetahuan dan pemahaman bahwa bentuk-bentuk
pengucilan sosial, penyebaran kabar bohong, penolakan untuk berkomunikasi,
mempermalukan orang lain di depan umum, atau membuat orang merasa
dikucilkan dan ditolak; merupakan salah satu bentuk kekerasan dan bullying
dalam bentuk hubungan. Masyarakat terdorong untuk memberikan perhatian
terhadap bentuk-bentuk bullying hubungan dan memberikan usaha nyata untuk
menekan perilaku-perilaku bullying hubungan tersebut.
2. Bagi Peneliti Lain
a. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak berusaha untuk
menjelaskan faktor-faktor yang melatar-belakangi diskrepansi antara sikap
negatif masyarakat Yogyakarta dengan kenyataan bahwa tingkat bullying di
daerah Yogyakarta yang tinggi, maka itu disarankan agar penelitian
selanjutnya melakukan penelitian tentang faktor-faktor khusus yang
menyebabkan tingkat bullying yang tinggi di daerah Yogyakarta sehingga
dapat menjelaskan anomali yang terjadi antara sikap negatif masyarakat
dengan fakta tingkat bullying yang tinggi di lapangan. Peneliti menyarankan
untuk penelitian selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut mengenai sikap
generasi muda dan masalah transfer budaya antara generasi muda dengan
generasi tua mungkin hal ini akan dapat menghasilkan penjelasan yang lebih
memuaskan mengenai fenomena diskrepansi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b. Kelemahaan penelitian saat ini adalah tidak adanya informed consent dari
subjek penelitian. Oleh karena itu disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk
lebih memperhatikan aspek prosedural penelitian seperti informed consent,
agar dapat lebih memastikan bahwa subjek dengan sukarela dan tanpa paksaan
menjadi responden penelitian.
3. Bagi petugas lapangan program anti bulying
Semoga penelitian ini mampu memberikan sedikit insight dan inspirasi kedalam pola
pikir dan sikap masyarakat terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah,
sehingga dapat melakukan pendekatan yang tepat kepada masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Daftar Pustaka
Ahmed, E., & Braithwaite, V. (1999). A multiperspective comparison of bullying status
groups: Family and school concerns. Australian National University. Diunduh 7
April 2009 dari http://dc.oas.psu.ac.th/dcms/files//04522/References.pdf
Awas bullying di sekolah-sekolah Yogya. (2008, 27 November). kompas.com. 27 November
2008. Diunduh 7 April 2009 dari
http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/27/19465378/awas.bullying.di.sekolah-
sekolah.yogya
Azwar, S. (2001a). Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2001b). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2002). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2005). Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bismoko, J., & Supratiknya, A. (2004). Pedoman penulisan skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Chaplin, J.P. (2000). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Edward, A.L. (1957). Techniques of attitude scale construction. New York: Appleton-
Century-Crofts, Inc.
Espelage, D. L., & Asidao, C. S. (2003). Conversations with middle school students about
bullying and victimization: Should we be concerned?. whittedcleary.com. diunduh 7
April 2009, dari http://www.whittedcleary.com/FSL5CS/links/links82.asp
Espelage, D. L., Bosworth, K., & Simon, T. R. (2003). Examining the social context of
Bullying behaviors in early adolescents. whittedcleary.com. diunduh 7 April 2009,
dari http://www.whittedclearylaw.com/FSL5CS/links/links85.asp
Etikawati, A.I. (2008). Cegah bullying sejak dini. kompas.com. 10 Oktober 2008. Diunduh 7
April 2009 dari
http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/10/05334528/cegah.bullying.sejak.dini
Fakih, M.A. (2009). Memperkokoh pluralisme Yogyakarta. cetak.kompas.com. 12 November
2009. Diunduh 5 Februari 2010 dari
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/12/11182326/memperkokoh.pluralisme.
yogyakarta
Ferguson, C.J., Miguel, C.S., Kilburn, Jr., J.C., & Sanchez, P. The effectiveness of school-
based anti-bullying programs: A meta-analytic review. (2007). Criminal Justice
Review. Diunduh 7 April 2009 dari http://cjr.sagepub.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention, and behavior: An introduction to
theory and research. California: Addison-Wesley Publishing Company.
Fleming, L.C. & Jacobsen, K.H. (2004) Bullying and symptoms of depression in Chilean
middle school students. Journal of School Health, 130-137. Diunduh 7 April 2009
dari http://www.cepis.ops-
oms.org/bvsdeescuelas/emse/chile/publicaciones/Bullying.pdf
Glover, D., Gough, G., Johnson, M., & Cartwright, N. (2000) Bullying in 25 secondary
schools: incidence, impact and intervention. Educational Research. Vol. 42 No. 2
Summer 2000 141–156. Diunduh 7 April dari
http://worldroom.tamu.edu/Workshops/CommOfRespect07/Bullying/Bullying%20R
esearch.pdf
Halida, A.. (2004). Sikap pihak yang dikenai dan pihak pengguna tes psikologi. Skripsi.
Tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia.
Handayani, C.S., & Novianto A. (2004). Kuasa wanita Jawa.Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.
Harmini, S. (2004). Tata cara penulisan penelitian kuantitatif. Media Informasi Penelitian No.
180, Th. Ke 28, OKTOBER-DESEMBER 2004.
Hartiningsih, M. (2009). Bullying, normalkah?. kompas.com. 17 Februari 2009. Diunduh 7
April 2009 dari
http://www.kompas.com/read/xml/2009/02/17/20025883/bullying.normalkah
Hartoko, V.D.S., & Handayani, C.S. (2003). Pedoman penulisan skripsi. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Hati-hati bullying di sekolah. (2008, 12 Mei). kompas.com. 17 Mei 2008. Diunduh 7 April
2009 dari http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/17/15195762/hati-
hati.bullying.di.sekolah
Jahoda, Marie, & Warren. (1966). Attitudes. London: Cox & Wyman Ltd.
Kekerasan di Sekolah, Yogya Paling Tinggi. (2008, 17 Mei). kompas.co.id. 17 Mei 2008.
Diunduh 7 April 2009 dari
http://kompas.co.id/read/xml/2008/05/17/14491761/kekerasan.di.sekolah.yogya.pali
ng.tinggi
Khosropour, S. C., & Walsh, J. (2001, April). That’s not teasing-that’s bullying: A study of
fifth graders' conceptualization of bullying and teasing. Paper dipresentasikan pada
konferensi tahunan the American Educational Research Association, Seattle, WA.
Lee, K.C. (2003). School bullying in korea and christian educational approach. Asia Pacific
Education Review 2003. Vol. 4, No. 1, 75-83. Diunduh 7 April 2009 dari
http://www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/contentdelivery/servlet/ERICServlet?accno
=EJ776356
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lindungi anak dari bullying di sekolah. (2008, 8 Oktober). kompas.com. 8 Oktober 2008.
Diunduh 7 April 2009 dari
http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/08/10503162/lindungi.anak.dari.bullyin
g.di.sekolah
Maharani, L. (2002). Hubungan antara sikap orangtua terhadap pendidikan seks dan
kecemasan menghadapi anak perempuan yang mengalami masa puber. Skripsi.
Tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia.
Mar’at. (1981). Sikap manusia perubahan serta pengukuran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moore, K., Jones, N., & Broadbent, E. (2008). School Violence in OECD countries. Diunduh
7 April 2009 dari http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:TAsdZhf7pzsJ:plan-
international.org/learnwithoutfear/files/school-violence-in-oecd-countries-
english+School+Violence+in+OECD+countries&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=AD
GEEShh8SrTCBTV3xxAtDy1cG87znQgu01YCoPY0MEe2awuAM2H072R9SoTo
91kNO5ByoEW_pEtdVXYqGQY0RzDu1uX-KwL7kRDh8qxy-
b_3zs49Z7RGf32bXV9nJYh1S8Z2OusTdRo&sig=AHIEtbRyHOq6cwjLjGnn_CT
3pisKlOOLvQ
Nansel, T. R., Overpeck, M., Pilla, S. P., Ruan, W. J., Simmons-Morton, B. & Scheidt, P.
(2001). Bullying behaviors among US youth prevalence and association with
psychosocial adjustment. Journal of the American Medical Association, 285, 2094-
2100.
Oliver C., & Candappa M. (2003). Tackling bullying: Listening to the views of children and
young people. London: Thomas Coram Research Unit Institute of Education
University of London. Diunduh 7 April 2009 dari
http://www.dcsf.gov.uk/research/data/uploadfiles/RR400.pdf
Olweus, D. (1978). Aggression in schools. Washington, DC: Hemisphere.
Olweus, D. (1993). Bullying at school: What we know and what we can do. Cambridge, MA:
Blackwell.
Olweus, D. (1994). kutipan: Bullying at school: Basic facts and effects of a school based
intervention program. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 35, 1171-1190.
Olweus, D. (2003, March). A profile of bullying at school. Educational Leadership, 60(6),
12-17.
Olweus, D., Limber, S. & Mihalic, S.F. (1999). Blueprints for violence prevention, book nine:
Bullying prevention program. Boulder, CO: Center for the Study and Prevention of
Violence.
Quiroz, H.C., Arnette, J.L., & Stephens, R.D. (2006). Bullying in schools, fighting the bully
battle: Bullying fact sheet. National school safety center. Diunduh 7 April 2009 dari
http://www.schoolsafety.us/pubfiles/bullying_fact_sheets.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Rayle D.A., Moorhead H. J. H., Green Judy., Griffin C.A., & Ozimek B. (2006). Adolescent
girl-to-girl bullying: Wellness-based interventions for school counselors. University
of Florida and walsh University. Diunduh 7 April 2009 dari
http://www.jsc.montana.edu/articles/v5n6.pdf
Rigby, K. (2003). Consequences of Bullying in Schools. The Canadian Journal of
Psychiatry–In review. Vol. 48, No.9, October 2003. University of Canada. Diunduh
7 April 2009 dari
http://www.k12.wa.us/SafetyCenter/HarassmentBullying/pubdocs/Consequencesof
Bullying.pdf
Risnawati, A. (2002). Hubungan antara pendidikan seks di keluarga dan sikap remaja
terhadap kehidupan seks. Skripsi. Tidak diterbitkan Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, Indonesia.
Santoso, B. (2009). Lunturnya Budaya Adiluhung: Tantangan Bagi Masyarakat Informasi.
budisantoso.blog.ugm.ac.id. 5 mei 2009. Diunduh 5 februari 2010, dari
http://budisantoso.blog.ugm.ac.id/2009/05/05/lunturnya-budaya-adiluhung/
Saputra, A. (2009). Bullying di SMAN 82: Ade dapatkan 6 jahitan di mulut, kepala belakang
memar. detiknews.com. 6 november 2009. Diunduh 15 januari 2010 dari
http://www.detiknews.com/berita/ade-dapatkan-6-jahitan-di-mulut-kepala-belakang-
memar/
Sears, D.O., Freedman, J.L., & Peplau, L.A. (Adriyanto, M., Soekrisno, S. terj.). (1988).
Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.
Seale, A. (2004). The 411 bullying. Hamilton Fish Institute. Diunduh 7 April 2009 dari
www.hamfish.org/bullying411.pdf
Setyaningsih, D. (2006). Dampak industri konveksi terhadap pergeseran nilai kerukunan
dalam masyarakat Jawa. Skripsi. Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Semarang,
Indonesia.
Setiyawan, S.B. (2007). Sikap remaja terhadap kaum waria. Skripsi. Tidak diterbitkan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia.
Shaver, K.G. (1977). Principles of Social Psychology. Cambridge, Massachusetts: Winthrop
Publishers, Inc.
Soamole, I. (2004). Hubungan antara sikap terhadap merokok dengan kebiasaan merokok
pada remaja. Skripsi tidak diterbitkan, Universitas Negeri Semarang, Semarang,
Indonesia.
Spade, J.A. (2007). The relationship between student bullying behaviors and self-esteem.
Disertasi doktoral untuk Bowling Green state University. Diunduh 7 April 2009 dari
http://etd.ohiolink.edu/send-
pdf.cgi/Spade%20Julie%20A.pdf?acc_num=bgsu1182788295
Suharman, M.S. (2005). Psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Sulhin, I. (2008). Bullying: Antara Permainan dan Relasi Kuasa.
kriminologi1.wordpress.com. 10 Maret 2008. Diunduh 5 Februari 2010 dari
http://kriminologi1.wordpress.com/2008/03/10/bullying-antara-permainan-dan-
relasi-kuasa/
Supratiknya, A. (2000). Statistik psikologi. Jakarta: Penerbit Grasindo.
Supratiknya, A. (1999). Konstruksi tes. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
Totten, M., & Quigley, P. (2003). Bullying, school exclusion and literacy. Discussion paper.
Canadian Public Health Association. Diunduh 7 April 2009 dari
www.cpha.ca/uploads/progs/_/safeschools/discussion_paper_e.pdf
Walgito, B. (1990). Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset.
White, C.J., & Mower. (1982). Consistency in cognitive social behaviour. An introduction
to social psychology. London: Routledge & Kegan Paul Ltd.
Wijayanti, I. (2005). Sikap remaja Jawa terhadap nilai rukun dan hormat dalam tradisi
Jawa. Skripsi. Tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,
Indonesia.
Wuryo, Kasmiran, & Saifullah, A. (1983). Pengantar ilmu jiwa sosial. Jakarta: Erlangga.
Wahana Komputer, Tim Penelitian dan Pengembangan. (2001). Pengolahan data statistik
dengan SPSS 10.0. Jakarta: Penerbit Salemba Infotek.
Zenden, & James W.V.. (1977). Social psychology. ( 3 r d e d . ) . New York: Random
House, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN A
TABULASI UJI COBA
1. Data Aitem Kasar
2. Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Data Skor Penelitian Uji Coba
Subyek Aitem
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 2 3 3 3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 3 1 2 3 3 2 1 2
2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 2 1 3
3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3
4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2
5 4 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3
6 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3
7 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3
8 4 3 2 3 3 1 2 4 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4
9 2 3 3 3 4 3 3 2 3 1 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3
10 1 4 2 3 4 4 4 4 1 2 2 2 1 4 4 3 3 4 3 2 1 4
11 4 3 3 3 2 3 2 3 1 2 4 2 4 2 3 2 4 3 3 2 1 3
12 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2
13 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 2 3 2 2 2 2 3
14 1 3 1 4 2 2 3 3 1 2 1 1 2 3 2 2 3 3 3 3 1 3
15 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3
16 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3
17 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3
18 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3
19 1 3 2 2 1 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 1 3 1 2 2 3
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
21 3 2 2 3 3 2 2 4 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 3 2 2
22 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
23 3 4 2 3 1 3 3 3 1 4 1 1 2 3 3 1 3 3 2 2 1 3
24 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2
25 1 1 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3
26 4 3 1 3 3 1 2 3 4 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2
27 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2
28 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2
29 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3
30 1 2 3 2 3 2 2 3 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
31 4 2 3 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3
32 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 2
33 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
34 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3
35 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
36 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
38 2 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
39 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3
40 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
41 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
42 2 3 2 3 4 2 2 4 1 2 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 2
43 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
44 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3
45 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
46 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 1 3 4 2 4 4 3 3 1 4
47 2 3 2 2 2 1 1 3 1 3 2 1 1 2 3 1 2 3 1 1 1 2
48 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
49 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 2 1 3 3
50 2 2 1 2 2 1 3 3 3 2 2 2 4 3 4 2 2 3 2 1 2 2
51 3 2 2 2 1 2 2 3 2 4 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2
52 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2
53 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 3 2 3 3 2 3 2 3
54 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 1 3 4 4 3 4 4 3 1 3
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3
56 2 2 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 1 3 3 2 1 2 2 2 2 3
57 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3
58 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3
59 3 3 2 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2
60 2 3 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 4 2 3 1 2 3 2 2 1 1
61 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
62 1 4 2 2 2 3 3 3 1 1 2 3 2 3 4 1 4 4 3 3 3 3
63 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 1 1 2 3 1 3 3 2 2 1 3
64 2 3 3 3 2 1 2 3 2 3 3 1 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3
65 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
66 1 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 2 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3
67 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
68 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3
69 2 3 2 2 1 2 4 3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2
70 4 1 1 1 1 1 2 2 4 3 1 1 1 4 2 2 4 2 1 1 1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
71 1 3 3 3 3 4 3 3 1 1 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4
72 1 4 4 4 4 4 4 3 1 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 1 3
73 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 2 4
74 3 2 2 1 2 1 1 2 1 4 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
75 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
76 2 3 3 2 3 2 1 3 1 2 3 4 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3
77 4 3 1 3 1 2 2 2 3 3 1 2 4 4 2 3 3 2 4 4 1 2
78 3 3 3 2 3 3 3 4 1 3 2 4 2 3 3 1 3 2 2 4 2 2
79 3 3 2 3 2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3
80 1 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 1 2
81 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3
82 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3
83 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2
84 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2
85 1 4 1 2 4 2 2 4 2 2 1 1 4 3 4 4 3 3 2 3 1 2
86 2 3 2 2 3 1 1 2 3 1 1 1 4 3 4 1 2 3 3 2 2 3
87 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2
88 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 3 2
89 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
90 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
91 1 2 2 1 2 1 1 4 1 2 1 1 1 2 2 1 2 3 2 2 1 1
92 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 3 2 2 3 1 2
93 3 1 1 1 1 1 1 2 3 4 1 1 1 1 3 1 2 3 2 2 3 3
94 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3
95 3 4 1 3 3 2 2 3 4 3 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 2 3
96 1 1 3 3 3 3 3 2 1 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3
97 2 3 3 2 1 2 2 2 3 4 2 2 1 2 3 2 1 2 2 3 2 2
98 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3
99 3 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3
100 4 3 2 3 2 2 2 3 3 4 2 1 1 2 3 1 2 3 2 2 3 3
101 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Subjek
Aitem
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 3 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 1 2 1 2 2 2
2 3 4 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3
3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2
4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2
5 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 1 2
6 2 2 3 2 3 1 2 2 2 3 2 3 3 3 1 3 2 3
7 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 3 2 3
8 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 2 4 1 2 2 2
9 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 1 1 2 1 3
10 3 3 1 4 4 1 4 2 1 3 1 3 2 1 2 1 3 3
11 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 4 3
12 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2
13 3 3 2 2 3 1 1 3 3 3 1 2 2 2 1 2 2 3
14 3 3 1 2 2 1 3 3 2 2 1 4 2 1 4 2 3 3
15 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3
16 3 3 3 4 3 1 3 3 2 4 2 3 2 3 1 2 2 2
17 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3
18 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3
19 2 2 4 1 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 1 2 2 3
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
21 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 2 2
22 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3
23 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 1 1 3 3
24 1 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2
25 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2
26 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2
27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2
28 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3
29 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 1 2 3 1 1 1 1
30 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2
31 2 3 1 3 2 1 2 2 3 3 1 2 3 4 1 2 2 3
32 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 3 2 1 1 1 1
33 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1
34 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3
35 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1
36 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
37 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3
38 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3
39 3 3 3 2 1 1 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3
40 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3
41 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
42 3 2 4 2 3 1 2 3 2 3 1 3 3 2 1 3 2 2
43 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3
44 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3
45 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3
46 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 1 3 3 4
47 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2
48 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 4 4 3 3 3 4 3
49 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3
50 3 3 4 2 3 1 3 2 2 3 3 2 3 2 1 2 2 3
51 2 2 3 1 3 1 1 3 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2
52 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3
53 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2
54 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 1 1 2 3 3 4
55 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3
56 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2
57 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 4
58 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 1 2 1 2
59 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 3 4 3 1 1 1 1
60 2 2 3 3 1 1 1 2 1 2 4 2 2 1 1 1 2 2
61 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
62 4 3 4 4 1 2 3 3 1 2 2 3 3 2 1 2 3 3
63 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3
64 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 2 1 3 2 3
65 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2
66 3 3 4 2 1 1 2 3 2 2 3 3 3 1 2 2 2 3
67 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2
68 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2
69 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 1 4 2 1
70 2 2 1 1 3 1 2 1 2 2 4 2 1 4 2 2 1 2
71 4 3 4 4 4 4 1 3 1 1 4 4 1 1 1 1 4 4
72 3 3 3 3 3 3 2 3 4 1 2 2 1 1 1 1 3 4
73 3 3 4 3 1 3 3 4 2 3 3 4 1 1 1 2 2 3
74 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 3 1 2 1 2
75 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
76 1 1 2 2 2 4 3 3 4 3 4 3 1 1 2 1 2 4
77 3 2 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2
78 2 3 4 3 1 2 1 3 1 3 2 3 3 2 1 4 3 3
79 2 2 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2
80 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2
81 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3
82 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3
83 1 1 2 3 2 1 2 2 4 3 3 4 2 4 2 1 1 2
84 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3
85 2 1 2 2 1 2 3 4 2 2 1 3 3 2 1 1 2 3
86 3 1 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 3 2 2 1 2 3
87 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
88 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3
89 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 1 2 2 2 1 2 3 3
90 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2
91 2 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2
92 3 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3 3 1 1 3 3 3
93 3 2 4 1 2 1 2 2 3 3 1 1 3 3 1 2 2 3
94 3 3 4 1 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 2
95 2 3 3 4 2 1 4 1 4 3 3 2 2 2 1 2 1 3
96 4 4 3 1 3 3 1 3 3 3 4 2 2 4 2 2 4 4
97 3 2 3 2 3 1 2 2 3 2 4 2 1 1 1 3 2 2
98 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3
99 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3
100 2 2 3 2 3 1 2 2 4 3 2 3 3 3 1 3 2 3
101 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Reability Analysis Scale
Aitem Statistics
Mean Std. Deviation N
aitem 1 2.3663 .93512 101
aitem 2 2.6238 .69067 101
aitem 3 2.1089 .70571 101
aitem 4 2.4752 .65718 101
aitem 5 2.3168 .82378 101
aitem 6 2.1089 .81118 101
aitem 7 2.1782 .75361 101
aitem 8 2.7723 .63057 101
aitem 9 2.1683 .86104 101
aitem 10 2.4257 .80432 101
aitem 11 2.0693 .65203 101
aitem 12 1.9802 .83642 101
aitem 13 2.0297 .97422 101
aitem 14 2.3564 .71532 101
aitem 15 2.8317 .63355 101
aitem 16 2.1188 .76534 101
aitem 17 2.4653 .80702 101
aitem 18 2.7030 .68622 101
aitem 19 2.2178 .62616 101
aitem 20 2.3267 .66496 101
aitem 21 2.0990 .78109 101
aitem 22 2.6337 .62806 101
aitem 23 2.4950 .64224 101
aitem 24 2.3960 .66452 101
aitem 25 2.6832 .88239 101
aitem 26 2.3069 .83358 101
aitem 27 2.3762 .77268 101
aitem 28 1.8713 .78311 101
aitem 29 2.2376 .68042 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
aitem 30 2.4158 .69667 101
aitem 31 2.2673 .77319 101
aitem 32 2.5248 .59320 101
aitem 33 2.3465 .82989 101
aitem 34 2.5248 .65718 101
aitem 35 2.3366 .68231 101
aitem 36 2.2277 .77306 101
aitem 37 1.5347 .67178 101
aitem 38 2.0990 .70007 101
aitem 39 2.1980 .72138 101
aitem 40 2.5743 .73955 101
Aitem-Total Statistics
Scale Mean if
Aitem Deleted
Scale Variance if
Aitem Deleted
Corrected Aitem-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Aitem Deleted
aitem 1 90.4257 172.047 .109 .899
aitem 2 90.1683 168.141 .390 .894
aitem 3 90.6832 164.799 .569 .892
aitem 4 90.3168 166.079 .537 .892
aitem 5 90.4752 164.152 .510 .892
aitem 6 90.6832 160.899 .683 .889
aitem 7 90.6139 164.179 .562 .892
aitem 8 90.0198 170.180 .306 .895
aitem 9 90.6238 172.357 .111 .899
aitem 10 90.3663 175.594 -.030 .901
aitem 11 90.7228 165.942 .550 .892
aitem 12 90.8119 161.534 .629 .890
aitem 13 90.7624 167.703 .276 .897
aitem 14 90.4356 165.728 .509 .892
aitem 15 89.9604 166.718 .519 .893
aitem 16 90.6733 165.122 .503 .892
aitem 17 90.3267 163.242 .568 .891
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
aitem 18 90.0891 165.602 .540 .892
aitem 19 90.5743 165.387 .610 .891
aitem 20 90.4653 168.251 .401 .894
aitem 21 90.6931 170.315 .230 .897
aitem 22 90.1584 164.915 .638 .891
aitem 23 90.2970 166.451 .528 .892
aitem 24 90.3960 166.842 .485 .893
aitem 25 90.1089 162.718 .538 .892
aitem 26 90.4851 164.432 .490 .893
aitem 27 90.4158 167.605 .370 .894
aitem 28 90.9208 163.314 .584 .891
aitem 29 90.5545 165.690 .540 .892
aitem 30 90.3762 163.677 .642 .891
aitem 31 90.5248 175.612 -.029 .900
aitem 32 90.2673 174.138 .071 .898
aitem 33 90.4455 168.490 .298 .896
aitem 34 90.2673 168.178 .410 .894
aitem 35 90.4554 174.250 .049 .899
aitem 36 90.5644 175.708 -.034 .901
aitem 37 91.2574 171.453 .210 .897
aitem 38 90.6931 170.315 .263 .896
aitem 39 90.5941 164.504 .572 .891
aitem 40 90.2178 162.912 .643 .890
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of
Items
.896 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN B
TABULASI PENELITIAN
1. Data Skor Aitem Sahih
2. Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Data Skor Penelitian yang Sahih
Subyek
Aitem
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 1 2 3 3 2 2 2
2 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 3 3 2 1 3
3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3
4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2
5 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 3
6 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 1 3
7 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 4 2 3 3 2 3 2 2 2 3
8 2 3 2 3 3 1 2 4 2 1 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 4
9 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3
10 2 4 2 3 4 4 4 4 4 1 2 2 1 4 4 3 3 4 3 2 1 4
11 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 2 4 2 3 2 4 3 3 2 2 3
12 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2
13 3 3 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 3 2 3 2 2 2 1 3
14 3 3 1 4 2 2 3 3 3 1 1 1 2 3 2 2 3 3 3 3 1 3
15 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3
16 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 1 3
17 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3
18 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3
19 2 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 2 1 3 1 2 2 3
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
21 2 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 2 3 2 2
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
23 2 4 2 3 1 3 3 3 2 2 1 1 2 3 3 1 3 3 2 2 3 3
24 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 2 2 3 2
25 3 1 1 3 2 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3
26 2 3 1 3 3 1 2 3 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2
27 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2
28 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 3 3 2 3 1 2
29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3
30 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
31 2 2 3 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3
32 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 2
33 1 2 2 3 2 2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2
34 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
35 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
38 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
39 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 1 3
40 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3
41 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
42 3 3 2 3 4 2 2 4 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 2
43 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
44 3 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3
45 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
46 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 1 3 4 2 4 4 3 3 3 4
47 2 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 1 1 2 3 1 2 3 1 1 2 2
48 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
49 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 4 3 2 1 2 3
50 2 2 1 2 2 1 3 3 3 3 2 2 4 3 4 2 2 3 2 1 1 2
51 3 2 2 2 1 2 2 3 1 2 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 1 2
52 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2
53 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 2 3 3 2 3 1 3
54 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 4 4 3 4 4 3 2 3
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3
56 1 2 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 1 3 3 2 1 2 2 2 1 3
57 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3
58 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3
59 1 3 2 2 1 1 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2
60 2 3 1 2 1 1 2 2 1 4 2 2 4 2 3 1 2 3 2 2 1 1
61 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
62 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 1 4 4 3 3 2 3
63 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 1 1 2 3 1 3 3 2 2 3 3
64 3 3 3 3 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 3 2 3 3 2 2 1 3
65 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
66 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 1 2 4 3 3 4 3 4 3 2 1 3
67 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
68 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3
69 2 3 2 2 1 2 4 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2
70 1 1 1 1 1 1 2 2 2 4 1 1 1 4 2 2 4 2 1 1 1 2
71 3 3 3 3 3 4 3 3 1 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4
72 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
73 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
74 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2
75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
76 3 3 3 2 3 2 1 3 3 4 3 4 2 2 3 2 4 3 2 3 4 3
77 2 3 1 3 1 2 2 2 2 3 1 2 4 4 2 3 3 2 4 4 2 2
78 3 3 3 2 3 3 3 4 1 2 2 4 2 3 3 1 3 2 2 4 2 2
79 2 3 2 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 3
80 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2
81 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3
82 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3
83 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2
84 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2
85 4 4 1 2 4 2 2 4 3 1 1 1 4 3 4 4 3 3 2 3 2 2
86 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 1 1 4 3 4 1 2 3 3 2 1 3
87 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2
88 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2
89 3 3 2 2 3 2 4 3 2 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
90 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2
91 1 2 2 1 2 1 1 4 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 2 2 1 1
92 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 3 2 2 3 2 2
93 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 2 3 2 2 1 3
94 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 2 3 2 3 1 3
95 1 4 1 3 3 2 2 3 4 3 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 1 3
96 3 1 3 3 3 3 3 2 1 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3
97 2 3 3 2 1 2 2 2 2 4 2 2 1 2 3 2 1 2 2 3 1 2
98 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3
99 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3
100 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 3 1 2 3 2 2 1 3
101 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Subyek
Aitem
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 3 3 2 1 3 2 2
2 3 4 3 2 2 2 3 3
3 3 2 2 2 2 3 2 2
4 2 2 2 3 2 3 2 2
5 2 2 3 2 3 2 1 2
6 2 2 3 2 3 3 2 3
7 2 2 1 2 3 2 2 3
8 3 3 2 2 3 3 2 2
9 2 3 4 2 3 2 1 3
10 3 3 1 4 4 3 3 3
11 3 3 3 4 3 2 4 3
12 3 2 3 2 3 3 2 2
13 3 3 2 2 3 2 2 3
14 3 3 1 2 2 4 3 3
15 3 3 3 2 2 2 2 3
16 3 3 3 4 3 3 2 2
17 2 3 2 2 3 3 2 3
18 3 2 2 2 2 3 2 3
19 2 2 4 1 3 3 2 3
20 2 2 2 2 2 2 2 2
21 2 2 3 3 3 3 2 2
22 3 3 3 3 2 3 3 3
23 2 3 3 3 3 3 3 3
24 1 1 3 3 2 2 2 2
25 3 2 2 2 3 2 3 2
26 1 1 2 2 2 2 2 2
27 2 2 2 2 2 2 2 2
28 3 2 2 2 2 2 2 3
29 2 2 3 3 3 1 1 1
30 2 2 2 2 2 2 2 2
31 2 3 1 3 2 2 2 3
32 2 2 2 1 1 2 1 1
33 2 2 1 1 1 2 1 1
34 2 2 3 2 2 3 2 3
35 1 1 1 1 1 1 1 1
36 2 2 2 2 2 2 2 1
37 3 3 3 3 2 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
38 3 3 4 4 3 3 3 3
39 3 3 3 2 1 3 2 3
40 3 3 4 4 4 3 3 3
41 3 3 4 3 3 3 2 2
42 3 2 4 2 3 3 2 2
43 3 2 3 3 3 3 3 3
44 3 3 4 3 3 3 3 3
45 3 3 3 3 2 3 2 3
46 3 3 4 4 3 3 3 4
47 2 3 3 2 2 2 2 2
48 3 2 2 2 2 4 4 3
49 2 2 3 2 2 2 2 3
50 3 3 4 2 3 2 2 3
51 2 2 3 1 3 3 2 2
52 2 2 2 3 2 2 2 3
53 3 3 2 2 1 3 2 2
54 3 3 3 3 3 3 3 4
55 3 2 3 2 3 2 2 3
56 2 3 1 1 2 3 2 2
57 3 3 4 3 3 3 2 4
58 2 2 3 2 2 3 1 2
59 3 2 1 1 2 3 1 1
60 2 2 3 3 1 2 2 2
61 2 2 3 2 3 2 2 2
62 4 3 4 4 1 3 3 3
63 3 3 3 3 3 3 3 3
64 2 3 3 3 3 3 2 3
65 2 2 3 2 3 3 2 2
66 3 3 4 2 1 3 2 3
67 2 2 3 2 3 2 2 2
68 3 2 3 2 2 3 2 2
69 2 3 2 2 1 2 2 1
70 2 2 1 1 3 2 1 2
71 4 3 4 4 4 4 4 4
72 3 3 3 3 3 2 3 4
73 3 3 4 3 1 4 2 3
74 2 2 2 1 2 2 1 2
75 3 2 3 3 2 2 4 4
76 1 1 2 2 2 3 2 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
77 3 2 3 2 4 3 2 2
78 2 3 4 3 1 3 3 3
79 2 2 2 1 3 2 2 2
80 3 3 2 2 2 2 3 2
81 3 3 3 2 3 2 3 3
82 2 3 3 2 3 2 3 3
83 1 1 2 3 2 4 1 2
84 2 2 3 2 2 3 2 3
85 2 1 2 2 1 3 2 3
86 3 1 2 2 2 2 2 3
87 2 3 2 2 3 2 2 2
88 2 2 3 2 3 2 3 3
89 3 2 2 3 2 2 3 3
90 2 2 2 2 2 2 1 2
91 2 1 1 4 1 1 2 2
92 3 2 2 1 3 3 3 3
93 3 2 4 1 2 1 2 3
94 3 3 4 1 2 3 2 2
95 2 3 3 4 2 2 1 3
96 4 4 3 1 3 2 4 4
97 3 2 3 2 3 2 2 2
98 3 3 4 3 3 2 2 3
99 2 2 3 2 3 2 2 3
100 2 2 3 2 3 3 2 3
101 3 3 2 2 2 3 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Reability Analisis Scale
Aitem Statistics
Mean Std. Deviation N
aitem 1 2.4158 .69667 101
aitem 2 2.6238 .69067 101
aitem 3 2.1089 .70571 101
aitem 4 2.4752 .65718 101
aitem 5 2.3168 .82378 101
aitem 6 2.1089 .81118 101
aitem 7 2.1782 .75361 101
aitem 8 2.7723 .63057 101
aitem 9 2.2376 .68042 101
aitem 10 2.3465 .82989 101
aitem 11 2.0693 .65203 101
aitem 12 1.9802 .83642 101
aitem 13 2.0297 .97422 101
aitem 14 2.3564 .71532 101
aitem 15 2.8317 .63355 101
aitem 16 2.1188 .76534 101
aitem 17 2.4653 .80702 101
aitem 18 2.7030 .68622 101
aitem 19 2.2178 .62616 101
aitem 20 2.3267 .66496 101
aitem 21 1.8713 .78311 101
aitem 22 2.6337 .62806 101
aitem 23 2.4950 .64224 101
aitem 24 2.3960 .66452 101
aitem 25 2.6832 .88239 101
aitem 26 2.3069 .83358 101
aitem 27 2.3762 .77268 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
aitem 28 2.5248 .65718 101
aitem 29 2.1980 .72138 101
aitem 30 2.5743 .73955 101
Aitem-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
aitem 1 68.3267 147.682 .678 .925
aitem 2 68.1188 151.526 .450 .928
aitem 3 68.6337 149.234 .575 .926
aitem 4 68.2673 150.498 .541 .926
aitem 5 68.4257 148.027 .546 .926
aitem 6 68.6337 144.814 .726 .924
aitem 7 68.5644 147.868 .612 .925
aitem 8 67.9703 153.789 .350 .929
aitem 9 68.5050 150.532 .519 .927
aitem 10 68.3960 152.542 .313 .930
aitem 11 68.6733 150.362 .554 .926
aitem 12 68.7624 145.423 .671 .925
aitem 13 68.7129 151.307 .309 .931
aitem 14 68.3861 149.299 .563 .926
aitem 15 67.9109 150.622 .555 .926
aitem 16 68.6238 149.457 .514 .927
aitem 17 68.2772 147.022 .612 .925
aitem 18 68.0396 149.658 .567 .926
aitem 19 68.5248 149.372 .646 .925
aitem 20 68.4158 152.165 .429 .928
aitem 21 68.8713 147.353 .615 .925
aitem 22 68.1089 149.978 .603 .926
aitem 23 68.2475 150.188 .575 .926
aitem 24 68.3465 150.789 .516 .927
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
aitem 25 68.0594 147.956 .509 .927
aitem 26 68.4356 148.008 .540 .926
aitem 27 68.3663 153.194 .306 .930
aitem 28 68.2178 152.072 .441 .928
aitem 29 68.5446 148.250 .619 .925
aitem 30 68.1683 147.601 .640 .925
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of
Items
.929 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN C
DESKRIPSI DATA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
70.7426 159.653 12.63539 30
Frequencies Total
Statistics Total
N Valid 101
Missing 0
Mean 70.7426
Std. Error of Mean 1.25727
Median 70.0000
Mode 68.00a
Std. Deviation 12.63539
Variance 159.653
Range 71.00
Minimum 31.00
Maximum 102.00
Sum 7145.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 31 1 1.0 1.0 1.0
42 1 1.0 1.0 2.0
45 1 1.0 1.0 3.0
49 1 1.0 1.0 4.0
50 1 1.0 1.0 5.0
52 3 3.0 3.0 7.9
53 1 1.0 1.0 8.9
55 1 1.0 1.0 9.9
56 2 2.0 2.0 11.9
59 2 2.0 2.0 13.9
60 4 4.0 4.0 17.8
61 3 3.0 3.0 20.8
62 1 1.0 1.0 21.8
63 3 3.0 3.0 24.8
64 4 4.0 4.0 28.7
65 4 4.0 4.0 32.7
66 1 1.0 1.0 33.7
67 4 4.0 4.0 37.6
68 6 5.9 5.9 43.6
69 6 5.9 5.9 49.5
70 3 3.0 3.0 52.5
71 2 2.0 2.0 54.5
72 6 5.9 5.9 60.4
73 3 3.0 3.0 63.4
74 3 3.0 3.0 66.3
75 3 3.0 3.0 69.3
76 2 2.0 2.0 71.3
77 2 2.0 2.0 73.3
78 2 2.0 2.0 75.2
79 5 5.0 5.0 80.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
80 1 1.0 1.0 81.2
81 2 2.0 2.0 83.2
82 1 1.0 1.0 84.2
83 1 1.0 1.0 85.1
85 2 2.0 2.0 87.1
86 2 2.0 2.0 89.1
88 1 1.0 1.0 90.1
89 2 2.0 2.0 92.1
91 1 1.0 1.0 93.1
92 1 1.0 1.0 94.1
93 1 1.0 1.0 95.0
94 1 1.0 1.0 96.0
97 1 1.0 1.0 97.0
98 1 1.0 1.0 98.0
99 1 1.0 1.0 99.0
102 1 1.0 1.0 100.0
Total 101 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TOTAL 101 31.00 102.00 70.7426 12.63539
Valid N (listwise) 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Frekuensi Aspek Bullying Fisik
Statistics Total
N Valid 101
Missing 0
Mean 13.3069
Std. Error of Mean .32081
Median 13.0000
Mode 11.00
Std. Deviation 3.22410
Variance 10.395
Range 16.00
Minimum 6.00
Maximum 22.00
Sum 1344.00
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 6 2 2.0 2.0 2.0
8 2 2.0 2.0 4.0
9 8 7.9 7.9 11.9
10 6 5.9 5.9 17.8
11 14 13.9 13.9 31.7
12 12 11.9 11.9 43.6
13 11 10.9 10.9 54.5
14 11 10.9 10.9 65.3
15 10 9.9 9.9 75.2
16 9 8.9 8.9 84.2
17 7 6.9 6.9 91.1
18 4 4.0 4.0 95.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
20 2 2.0 2.0 97.0
21 2 2.0 2.0 99.0
22 1 1.0 1.0 100.0
Total 101 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TOTAL 101 6.00 22.00 13.3069 3.22410
Valid N (listwise) 101
Frekuensi Bullying Verbal
Statistics Total
N Valid 101
Missing 0
Mean 23.5050
Std. Error of Mean .48658
Median 23.0000
Mode 23.00
Std. Deviation 4.89004
Variance 23.912
Range 26.00
Minimum 11.00
Maximum 37.00
Sum 2374.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 11 2 2.0 2.0 2.0
13 1 1.0 1.0 3.0
15 1 1.0 1.0 4.0
16 1 1.0 1.0 5.0
17 3 3.0 3.0 7.9
18 6 5.9 5.9 13.9
19 1 1.0 1.0 14.9
20 12 11.9 11.9 26.7
21 7 6.9 6.9 33.7
22 8 7.9 7.9 41.6
23 14 13.9 13.9 55.4
24 11 10.9 10.9 66.3
25 3 3.0 3.0 69.3
26 6 5.9 5.9 75.2
27 6 5.9 5.9 81.2
28 3 3.0 3.0 84.2
29 5 5.0 5.0 89.1
30 2 2.0 2.0 91.1
31 2 2.0 2.0 93.1
32 2 2.0 2.0 95.0
33 1 1.0 1.0 96.0
34 2 2.0 2.0 98.0
35 1 1.0 1.0 99.0
37 1 1.0 1.0 100.0
Total 101 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Total 101 11.00 37.00 23.5050 4.89004
Valid N (listwise) 101
Frekuensi Bullying Non-Verbal
Statistics Total
Valid 101
Missing 0
Mean 16.7030
Std. Error of Mean .33642
Median 16.0000
Mode 16.00
Std. Deviation 3.38096
Variance 11.431
Range 17.00
Minimum 7.00
Maximum 24.00
Sum 1687.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 7 1 1.0 1.0 1.0
10 2 2.0 2.0 3.0
11 4 4.0 4.0 6.9
12 2 2.0 2.0 8.9
13 5 5.0 5.0 13.9
14 11 10.9 10.9 24.8
15 11 10.9 10.9 35.6
16 18 17.8 17.8 53.5
17 11 10.9 10.9 64.4
18 6 5.9 5.9 70.3
19 8 7.9 7.9 78.2
20 6 5.9 5.9 84.2
21 6 5.9 5.9 90.1
22 5 5.0 5.0 95.0
23 3 3.0 3.0 98.0
24 2 2.0 2.0 100.0
Total 101 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Total 101 7.00 24.00 16.7030 3.38096
Valid N (listwise) 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Frekuensi Bullying Hubungan
Statistics Total
Valid 101
Missing 0
Mean 17.2277
Std. Error of Mean .28593
Median 17.0000
Mode 18.00
Std. Deviation 2.87361
Variance 8.258
Range 17.00
Minimum 7.00
Maximum 24.00
Sum 1740.00
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 7 1 1.0 1.0 1.0
10 1 1.0 1.0 2.0
11 2 2.0 2.0 4.0
12 1 1.0 1.0 5.0
13 3 3.0 3.0 7.9
14 6 5.9 5.9 13.9
15 12 11.9 11.9 25.7
16 10 9.9 9.9 35.6
17 16 15.8 15.8 51.5
18 19 18.8 18.8 70.3
19 12 11.9 11.9 82.2
20 4 4.0 4.0 86.1
21 7 6.9 6.9 93.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
22 5 5.0 5.0 98.0
23 1 1.0 1.0 99.0
24 1 1.0 1.0 100.0
Total 101 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Total 101 7.00 24.00 17.2277 2.87361
Valid N (listwise) 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN D
UJI NORMALITAS & ANALISA
STATISTIK DESKRIPITIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Total Aitem Sahih
N 101
Normal Parametersa Mean 70.7426
Std. Deviation 12.63539
Most Extreme Differences Absolute .064
Positive .064
Negative -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .646
Asymp. Sig. (2-tailed) .797
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistic
Keterangan Bullying
Fisik
Bullying
Verbal
Bullying Non-
Verbal
Bullying
Hubungan
N 101 101 101 101
Skor Minimum Teoritik 6 10 7 7
Skor Minimum Empirik 6 11 7 7
Skor Maksimum Teoritik 24 40 28 28
Skor Maksimum Empirik 22 37 24 24
Mean Teoritik 15 25 17,5 17,5
Mean Empirik 13,3069 23,505 16,703 17,2277
Beda mean (t-test dengan
taraf signifikansi 0,05) -1,69307 -1,49505 -0,79703 -0,27228
Median 13 23 16 17
Modus 11 23 16 18
Standard Deviasi 3,2241 4,89004 3,38096 2,87361
Varian 10,395 23,912 11,431 8,258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Uji - t
t –Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Total Aitem Sahih 101 70.7426 12.63539 1.25727
One-Sample Test
Test Value = 75
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Total Aitem
Sahih -3.386 100 .001 -4.25743 -6.7518 -1.7630
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Uji t Tiap Aspek
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Total aitem aspek bullying fisik 101 13.3069 3.22410 .32081
One-Sample Test
Test Value = 15
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Total aitem aspek
bullying fisik -5.277 100 .000 -1.69307 -2.3295 -1.0566
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Total aitem aspek bullying
verbal 101 23.5050 4.89004 .48658
One-Sample Test
Test Value = 25
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Total aitem aspek
bullying verbal -3.073 100 .003 -1.49505 -2.4604 -.5297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Total aitem aspek bullying non-
verbal 101 16.7030 3.38096 .33642
One-Sample Test
Test Value = 17.5
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Total aitem aspek
bullying non-verbal -2.369 100 .020 -.79703 -1.4645 -.1296
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Total aitem aspek bullying
hubungan 101 17.2277 2.87361 .28593
One-Sample Test
Test Value = 17.5
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Total aitem aspek
bullying hubungan -.952 100 .343 -.27228 -.8396 .2950
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN E
SKALA UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Dengan Hormat,
Di tengah-tengah kesibukan Saudara dalam beraktivitas, saya memohon
kesedian saudara untuk berkenan meluangkan waktu sejenak mengisi skala yang
saya lampirkan berikut ini. Bantuan dalam pengisian skala ini sangat saya
butuhkan dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan tugas akhir saya
sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Dalam pengisian skala ini tidak ada pilihan yang dianggap salah,
semua pilihan jawaban adalah benar, dan semua jawaban akan dijamin
kerahasiannya, serta setiap jawaban setiap orang bisa berbeda sesuai dengan
keadaanya masing-masing.
Dalam skala ini terdapat 40 pernyataan. Baca dan pahamilah setiap
pernyataan tersebut, kemudian pilihlah salah satu alternatif jawaban yang sesuai
dengan kondisi anda pada kolom yang sudah tersedia dengan memberi tanda
silang (x).
Pilihan jawaban adalah :
SS : Jika saudara “Sangat Setuju” dengan pernyataan tersebut.
S : Jika saudara “Setuju” dengan pernyataan tersebut.
TS : Jika saudara “Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.
STS : Jika saudara “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.
Periksa kembali jawaban saudara dan tolong periksa dan pastikan tidak
ada pernyataan yang terlewatkan atau belum dijawab.
Atas bantuan dan kerja sama yang saudara berikan, saya ucapkan banyak
terimakasih.
Hormat Saya :
Justinus Parlindungan Sihombing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan (Lingkari salah satu)
Usia / Tempat lahir : /
Pendidikan terakhir :
Alamat :
Suku :
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya setuju bila hukuman push-up diberlakukan bagi pelajar pelanggar
peraturan sekolah
2. Saling mengejek dengan nama panggilan adalah sesuatu yang wajar di
sekolah dan pertanda pertemanan yang akrab
3. Saya akan ikut bersiul bila ada pelajar bersiul pada temannya yang
penampilannya menarik
4. Saya senang mendengar gosip-gosip yang sering muncul dalam
kalangan pelajar
5. Siulan-siulan mengejek adalah sesuatu yang wajar diantara pelajar
6. Pelajar wanita yang saling mengejek adalah peristiwa yang menarik
untuk dilihat
7. Saya senang mendengar nama-nama ejekan yang diucapkan oleh anak-
anak sekolah jaman sekarang
8. Rumor atau kabar burung adalah sesuatu yang lumrah terjadi dalam
kehidupan sekolah
9. Saya percaya guru menjewer anak muridnya untuk mengajarkan
kedisiplinan
10. Saya akan meminta pelajar untuk menjauhi pelajar lain yang suka
melanggar peraturan agar tidak terpengaruh untuk ikut-ikutan
11. Saya senang melihat pelajar yang menggoda temannya dengan siulan
12. Saya ingin ikut memukul pelajar yang tertangkap basah mencuri
13. Saya tidak menyukai bila ada pelajar memukul temannya
14. Saya yakin ejekan nama-nama panggilan antar pelajar sebaiknya
dilarang oleh sekolah karena menyakiti perasaan anak.
15. Bila melihat ada pelajar yang menggoda temannya dengan siulan, saya
akan melaporkan pelaku kepada pihak sekolah yang bersangkutan
16. Saya merasa terganggu bila ada pelajar yang menjauhi teman sesama
pelajar
17. Saya yakin kalau pelajar tidak boleh menjulurkan lidahnya untuk
mengejek temannya karena bisa menyinggung perasaan
18. Bila saya melihat seorang pelajar memaki temannya, maka saya akan
melaporkan pelajar tersebut kepada pihak sekolah
19. Saya merasa terganggu melihat pelajar menyoraki sesama pelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
No. Pernyataan SS S TS STS
20. Gosip yang beredar di kalangan pelajar adalah sesuatu yang tidak
dapat dipercaya kebenarannya
21. Saya tidak yakin hukuman push-up bagi pelajar nakal mendidik
kedisiplinan
22. Saya akan melaporkan pelajar yang mengucilkan teman sesama pelajar
kepada pihak sekolah
23. Saya merasa terganggu melihat ada pelajar yang menjulurkan lidah
untuk mengejek temannya
24. Bila saya melihat ada pelajar yang mencubit temannya, maka saya
akan berusaha menghentikan pelajar tersebut
25. Berkelahi bisa dimaklumi kalau itu adalah tindakan membela diri
26. Ejekan tidak akan meyakiti pelajar malah akan membuat mereka
semakin kuat dan tahan banting
27. Saya tidak merasa terganggu melihat pelajar nakal yang dimarahi di
depan umum oleh gurunya
28. Saya percaya perkelahian di sekolah adalah hal yang biasa dan lumrah
dan pertanda berarti pelajar tersebut pemberani dan tidak cengeng
29. Saya tidak terganggu bila melihat ada pelajar yang disoraki oleh
teman-temannya
30. Pelajar menjulurkan lidah untuk mengejek adalah hal yang wajar
31. Saya yakin pelajar nakal memberikan pengaruh negatif dan sebaiknya
dijauhi dan tidak dijadikan teman
32. Saya merasa patut kalau pelajar yang melanggar peraturan dipelototi
oleh gurunya
33. Saya tidak percaya bahwa berkelahi dapat membuat anak menjadi
tidak manja ataupun menjadi mandiri
34. Saya merasa terganggu mendengar gosip-gosip yang muncul di
kalangan pelajar
35. Saya tidak yakin guru boleh memelototi muridnya, karena bisa
membuat pelajar tersebut ketakutan
36. Hukuman push-up tidak perlu diberlakukan terhadap pelajar pelanggar
peraturan sekolah
37. Saya yakin pelajar yang nakal akan berubah menjadi baik apabila
didekati dan diberi dukungan positif.
38. Saya merasa terganggu bila melihat guru memandang dengan sinis
pada murid yang melanggar peraturan sekolah
39. Pihak sekolah semestinya melarang pelajar mengejek temannya
40. Pihak sekolah semestinya menindak serius pelajar yang mengejek
temannya
Selesai
Terima kasih atas kerjasama yang saudara berikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN F
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Dengan Hormat,
Di tengah-tengah kesibukan Saudara dalam beraktivitas, saya memohon
kesedian saudara untuk berkenan meluangkan waktu sejenak mengisi skala yang
saya lampirkan berikut ini. Bantuan dalam pengisian skala ini sangat saya
butuhkan dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan tugas akhir saya
sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Dalam pengisian skala ini tidak ada pilihan yang dianggap salah,
semua pilihan jawaban adalah benar, dan semua jawaban akan dijamin
kerahasiannya, serta setiap jawaban setiap orang bisa berbeda sesuai dengan
keadaanya masing-masing.
Dalam skala ini terdapat 40 pernyataan. Baca dan pahamilah setiap
pernyataan tersebut, kemudian pilihlah salah satu alternatif jawaban yang sesuai
dengan kondisi anda pada kolom yang sudah tersedia dengan memberi tanda
silang (x).
Pilihan jawaban adalah :
SS : Jika saudara “Sangat Setuju” dengan pernyataan tersebut.
S : Jika saudara “Setuju” dengan pernyataan tersebut.
TS : Jika saudara “Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.
STS : Jika saudara “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.
Periksa kembali jawaban saudara dan tolong periksa dan pastikan tidak
ada pernyataan yang terlewatkan atau belum dijawab.
Atas bantuan dan kerja sama yang saudara berikan, saya ucapkan banyak
terimakasih.
Hormat Saya :
Justinus Parlindungan
Sihombing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan (Lingkari salah satu)
Usia / Tempat lahir : /
Pendidikan terakhir :
Alamat :
Suku :
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Pelajar menjulurkan lidah untuk mengejek adalah hal yang wajar
2. Saling mengejek dengan nama panggilan adalah sesuatu yang wajar di
sekolah dan pertanda pertemanan yang akrab
3. Saya akan ikut bersiul bila ada pelajar bersiul pada temannya yang
penampilannya menarik
4. Saya senang mendengar gosip-gosip yang sering muncul dalam
kalangan pelajar
5. Siulan-siulan mengejek adalah sesuatu yang wajar diantara pelajar
6. Pelajar wanita yang saling mengejek adalah peristiwa yang menarik
untuk dilihat
7. Saya senang mendengar nama-nama ejekan yang diucapkan oleh anak-
anak sekolah jaman sekarang
8. Rumor atau kabar burung adalah sesuatu yang lumrah terjadi dalam
kehidupan sekolah
9. Saya tidak terganggu bila melihat ada pelajar yang disoraki oleh
teman-temannya
10. Saya tidak percaya bahwa berkelahi dapat membuat anak menjadi
tidak manja ataupun menjadi mandiri
11. Saya senang melihat pelajar yang menggoda temannya dengan siulan
12. Saya ingin ikut memukul pelajar yang tertangkap basah mencuri
13. Saya tidak menyukai bila ada pelajar memukul temannya
14. Saya yakin ejekan nama-nama panggilan antar pelajar sebaiknya
dilarang oleh sekolah karena menyakiti perasaan anak.
15. Bila melihat ada pelajar yang menggoda temannya dengan siulan, saya
akan melaporkan pelaku kepada pihak sekolah yang bersangkutan
16. Saya merasa terganggu bila ada pelajar yang menjauhi teman sesama
pelajar
17. Saya yakin kalau pelajar tidak boleh menjulurkan lidahnya untuk
mengejek temannya karena bisa menyinggung perasaan
18. Bila saya melihat seorang pelajar memaki temannya, maka saya akan
melaporkan pelajar tersebut kepada pihak sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
No. Pernyataan SS S TS STS
19. Saya merasa terganggu melihat pelajar menyoraki sesama pelajar
20. Gosip yang beredar di kalangan pelajar adalah sesuatu yang tidak
dapat dipercaya kebenarannya
21. Saya percaya perkelahian di sekolah adalah hal yang biasa dan lumrah
dan pertanda berarti pelajar tersebut pemberani dan tidak cengeng
22. Saya akan melaporkan pelajar yang mengucilkan teman sesama pelajar
kepada pihak sekolah
23. Saya merasa terganggu melihat ada pelajar yang menjulurkan lidah
untuk mengejek temannya
24. Bila saya melihat ada pelajar yang mencubit temannya, maka saya
akan berusaha menghentikan pelajar tersebut
25. Berkelahi bisa dimaklumi kalau itu adalah tindakan membela diri
26. Ejekan tidak akan meyakiti pelajar malah akan membuat mereka
semakin kuat dan tahan banting
27. Saya tidak merasa terganggu melihat pelajar nakal yang dimarahi di
depan umum oleh gurunya
28. Saya merasa terganggu mendengar gosip-gosip yang muncul di
kalangan pelajar
29. Pihak sekolah semestinya melarang pelajar mengejek temannya
30. Pihak sekolah semestinya menindak serius pelajar yang mengejek
temannya
Selesai
Terima kasih atas kerjasama yang saudara berikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI