SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3)...

356
i SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TERHADAP BAHASA INDONESIA DAN BAHASA DAERAH: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TESIS Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister Oleh: NATALIA SULISTYANTI HARSANTI NIM: 151232004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM MAGISTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3)...

Page 1: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

i

SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TERHADAP BAHASA INDONESIA DAN BAHASA DAERAH:

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Program Magister

Oleh:

NATALIA SULISTYANTI HARSANTI

NIM: 151232004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM MAGISTER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

SEPTEMBER 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

ii

SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TERHADAP BAHASA INDONESIA DAN BAHASA DAERAH:

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tesis ini saya persembahkan untuk

Tuhan Yesus, Bunda Maria, Bapak dan Ibu,

Yaik, dan keluarga tercinta serta semua

orang yang mendukung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

v

MOTO

Waktu Tuhan bukan waktu kita

Jangan sesali keadaannya

Percaya ada waktunya Tuhan

Tetap setia mengandalkan-Nya

Semua indah pada waktunya

-Waktu Tuhan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

viii

ABSTRAK

Harsanti, Natalia Sulistyanti. 2017. Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan

Perempuan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap

Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah: Kajian Sosiolinguistik. Tesis.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Program Magister, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan sikap bahasa

mahasiswa laki-laki FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap

bahasa Indonesia dan bahasa daerah; (2) mendeskripsikan sikap bahasa

mahasiswa perempuan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap

bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap

bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi yang

digunakan adalah mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah

354 mahasiswa yang meliputi 101 mahasiswa laki-laki dan 253 mahasiswa

perempuan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional

random sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

dikembangkan dengan model skala Likert. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji statistik deskriptif dan uji-t dua sampel independen

yang dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS 22.

Hasil penelitian menunjukkan (1) sikap bahasa mahasiswa laki-laki

terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah memiliki kategori baik. (2) Sikap

bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah

memiliki kategori baik. (3) Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji-t

dua sampel independen, dalam penelitian ini Ho1 ditolak, yang berarti ada

perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

terhadap bahasa Indonesia. Perbedaan ini terletak pada aspek afeksi terhadap

bahasa Indonesia. Sementara itu, Ho2 diterima, yang berarti tidak ada perbedaan

sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap

bahasa daerah.

Kata Kunci: sikap bahasa, mahasiswa, bahasa Indonesia, bahasa daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

ix

ABSTRACT

Harsanti, Natalia Sulistyanti. 2017. Language Attitude of Male and Female

Students of FKIP Sanata Dharma University towards the Indonesian

and Local Languages: Sociolinguistics Studies. Thesis. Yogyakarta: The

Graduate School of the Indonesian Language and Literature Education

Study Programme, Faculty of Teachers’ Training and Education, Sanata

Dharma University.

The purpose of this research is (1) to describe the language attitude of

male students of FKIP Sanata Dharma University Yogyakarta towards the

Indonesian language and regional languages; (2) to describe the language attitude

of female students of FKIP Sanata Dharma University Yogyakarta towards the

Indonesian language and regional languages; and (3) to compare the language

attitude between male and female students of FKIP University Sanata Dharma

Yogyakarta.

The researcher applied quantitative method. The population of this study

was male and female students of FKIP Sanata Dharma University Yogyakarta.

354 students of the faculty were taken as samples which consisted of 101 male

students and 253 female students. Proportional random sampling technique was

used to take the sample in this study. The instrument used in this study was a

Likert scale model questionnaire. Data analysis techniques used in this study were

descriptive statistical test and t-test with two independent samples. The IBM SPSS

22 software used in this step.

The results showed that (1) male students’ language attitudes toward

Indonesian language and local languages were categorized as good. (2) The

language attitude of female students towards Indonesian and regional languages

were also categorized as good. (3) Based on the hypothesis by t-test with two

independent samples, Ho1 in this research was rejected. It meant that there were

differences of the attitude towards Indonesian language between male and female

students. The difference was in the affection aspects on the Indonesian language.

Meanwhile, Ho2 was accepted. It was concluded that there was no difference of

the language attitude towards the local language between male and female

students.

Keywords: language attitude, students, Indonesian language, local language.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan

Perempuan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap Bahasa

Indonesia dan Bahasa Daerah: Kajian Sosiolinguistik”. Penyusunan tesis ini

bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Magister

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan tesis ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan lancar.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan, bimbingan, nasihat,

motivasi, dorongan, dukungan, doa, dan kerja sama yang tidak ternilai harganya

dari awal hingga akhir penulisan tesis ini. Sehubungan dengan hal tersebut,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister yang telah memberikan

motivasi kepada penulis selama menyelesaikan tesis.

3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd. dan Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku

dosen pembimbing yang telah banyak mengorbankan waktu, pikiran,

kesabaran, tenaga dan motivasi selama membimbing penulis.

4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Program Magister yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan serta

wawasan kepada penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Program Magister, sehingga penulis mempunyai bekal

menjadi pengajar yang cerdas, humanis dan profesional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xi

5. Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum., Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum.,

dan Dr. Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si, selaku ahli yang

berkenan menguji validitas kisi-kisi dan kuesioner dalam penelitian ini.

6. Seluruh Kepala Program Studi di bawah naungan FKIP yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

7. Karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Program Magister yang telah membantu penulis dalam hal administratif

dalam rangka menyelesaikan tesis.

8. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku-buku

penunjang selama penulis menyelesaikan tesis.

9. Teman-teman di S-1 FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah membantu

penulis untuk mengumpulkan data penelitian.

10. Orang tua saya tercinta, Y. Subaryanto dan Th. Sukarti yang telah

memberikan semangat, doa, cinta, bantuan, dan motivasi kepada penulis.

11. Kakak-kakakku, Robertus Sulistyo Hardanto, Christina Sulistyanti

Hardiningsih, Agustinus Sulistyo Hardono, Yoshepin Sulistyanti Hardani, dan

Yosse Daniel Rosha yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

12. Keponakan-keponakanku, Silvester Andre de Rosario, Maria Christha Dianing

Ratri Susetyo, Georgius Chandra Herfanda Nugraha yang telah menjadi

penyemangat dalam mengerjakan tesis.

13. Sahabat-sahabatku, Sofylia Melati, S.Pd., Dina Eka Pratiwi, S.Pd., Brigita

Yuni, S.Pd., dan Gusti Dinda Damarsasi, S.Pd., yang telah menjadi teman

diskusi, bertukar pikiran, dan saling memotivasi.

14. Vanio Praba, yang memberikan motivasi dan dukungan.

15. Keluarga Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program

Magister angkatan pertama yang banyak memberikan informasi, motivasi

serta dukungan kepada penulis.

16. Adik-adik angkatan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Program Magister yang banyak memberikan motivasi serta dukungan kepada

penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTO .............................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 8

1.6 Sistematika Penyajian .................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11

2.1 Sosiolinguistik .............................................................................................. 11

2.2 Bahasa .......................................................................................................... 13

2.2.1 Bahasa Indonesia ....................................................................................... 14

2.2.2 Bahasa Daerah ........................................................................................... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xiv

2.3 Sikap Bahasa ................................................................................................ 25

2.3.1 Indikator Sikap Bahasa ............................................................................. 32

2.4 Perbedaan Berbahasa Laki-laki dan Perempuan .......................................... 37

2.5 Pergeseran Bahasa ........................................................................................ 40

2.6 Pemertahanan Bahasa................................................................................... 45

2.7 Kondisi Kebahasaan di Universitas Sanata Dharma .................................... 46

2.8 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 48

2.9 Hipotesis ....................................................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 52

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................... 52

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 52

3.3 Variabel Penelitian ....................................................................................... 53

3.4 Populasi dan Sampel .................................................................................... 54

3.5 Teknik Pengambilan Sampel........................................................................ 56

3.6 Instrumen Penelitian..................................................................................... 61

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian.................................................................... 63

3.7.1 Validitas Instrumen ................................................................................... 63

3.7.1.1 Validitas Internal .................................................................................... 63

3.7.1.2 Validitas Eksternal ................................................................................. 65

3.7.2 Uji Reliabilitas .......................................................................................... 74

3.8 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 76

3.9 Teknik Analisis Data .................................................................................... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 90

4.1 Deskripsi Data .............................................................................................. 90

4.1.1 Responden Penelitian ................................................................................ 90

4.1.2 Data Sikap Bahasa................................................................................... 100

4.2 Analisis Data .............................................................................................. 101

4.2.1 Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Indonesia............. 101

4.2.1.1 Aspek Kognisi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Indonesia ....... 102

4.2.1.2 Aspek Afeksi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Indonesia ......... 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xv

4.2.1.3 Aspek Konasi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Indonesia ......... 124

4.2.2 Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Indonesia ......... 132

4.2.2.1 Aspek Kognisi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Indonesia .... 133

4.2.2.2 Aspek Afeksi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Indonesia ...... 145

4.2.2.3 Aspek Konasi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Indonesia ..... 157

4.2.3 Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Daerah................. 165

4.2.3.1 Aspek Kognisi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Daerah ........... 165

4.2.3.2 Aspek Afeksi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Daerah ............. 177

4.2.3.3 Aspek Konasi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Daerah ............. 185

4.2.4 Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Daerah ............. 192

4.2.4.1 Aspek Kognisi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Daerah ........ 193

4.2.4.2 Aspek Afeksi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Daerah .......... 204

4.2.4.3 Aspek Konasi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Daerah ......... 214

4.2.5 Pengujian Perbedaan Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

dan Perempuan terhadap Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah ............ 220

4.3 Pembahasan ................................................................................................ 233

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 260

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 260

5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 262

5.3 Saran ........................................................................................................... 263

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 264

LAMPIRAN ....................................................................................................... 269

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 346

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 53

Tabel 3.2 Jumlah Populasi FKIP Universitas Sanata Dharma .............................. 55

Tabel 3.3 Jumlah Sampel yang Diambil pada Setiap Program Studi ................... 58

Tabel 3.4 Jumlah Sampel Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan .......................... 60

Tabel 3.5 Harga T Butir Pernyataan tentang Sikap terhadap Bahasa Indonesia ... 69

Tabel 3.6 Harga T Butir Pernyataan tentang Sikap terhadap Bahasa Daerah ....... 70

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Validitas Pernyataan tentang Sikap

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................... 72

Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Validitas Pernyataan tentang Sikap

terhadap Bahasa Daerah ....................................................................... 74

Tabel 3.9 Uji Normalitas Data Kelompok Mahasiswa Laki-laki .......................... 78

Tabel 3.10 Uji Normalitas Data Kelompok Mahasiswa Perempuan .................... 79

Tabel 3.11 Skala Interval Setiap Butir Pernyataan ............................................... 81

Tabel 3.12 Skala Interval untuk Aspek Kognisi Bahasa Indonesia ...................... 82

Tabel 3.13 Skala Interval untuk Aspek Afeksi Bahasa Indonesia ........................ 83

Tabel 3.14 Skala Interval untuk Aspek Konasi Bahasa Indonesia ....................... 83

Tabel 3.15 Skala Interval untuk Aspek Kognisi Bahasa Daerah .......................... 84

Tabel 3.16 Skala Interval untuk Aspek Afeksi Bahasa Daerah ............................ 85

Tabel 3.17 Skala Interval untuk Aspek Konasi Bahasa Daerah............................ 85

Tabel 3.18 Skala Interval untuk Bahasa Indonesia ............................................... 86

Tabel 3.19 Skala Interval untuk Bahasa Daerah ................................................... 86

Tabel 4.1 Distribusi Daerah Asal Responden ....................................................... 93

Tabel 4.2 Distribusi Bahasa Daerah Responden .................................................. 95

Tabel 4.3 Distribusi B1 Responden ...................................................................... 99

Tabel 4.4 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Kognisi ............................................................... 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xvii

Tabel 4.5 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Kognisi ............................................................... 107

Tabel 4.6 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa

Indonesia Berdasarkan Aspek Kognisi ............................................... 111

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Aspek Kognisi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................. 113

Tabel 4.8 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Afeksi ................................................................. 114

Tabel 4.9 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Afeksi ................................................................. 118

Tabel 4.10 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa

Indonesia Berdasarkan Aspek Afeksi ............................................... 122

Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik Aspek Afeksi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 124

Tabel 4.12 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Konasi ............................................................... 125

Tabel 4.13 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Konasi ............................................................... 128

Tabel 4.14 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa

Indonesia Berdasarkan Aspek Konasi ............................................... 129

Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik Aspek Konasi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 130

Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 131

Tabel 4.17 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xviii

Berdasarkan Aspek Kognisi .............................................................. 134

Tabel 4.18 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Kognisi .............................................................. 138

Tabel 4.19 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa

Indonesia Berdasarkan Aspek Kognisi ............................................. 143

Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik Aspek Kognisi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 145

Tabel 4.21 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Afeksi ................................................................ 146

Tabel 4.22 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Afeksi ................................................................ 150

Tabel 4.23 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa

Indonesia Berdasarkan Aspek Afeksi ............................................... 155

Tabel 4.24 Hasil Uji Statistik Aspek Afeksi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 156

Tabel 4.25 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Konasi ............................................................... 158

Tabel 4.26 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia

Berdasarkan Aspek Konasi ............................................................... 160

Tabel 4.27 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa

Indonesia Berdasarkan Aspek Konasi ............................................... 161

Tabel 4.28 Hasil Uji Statistik Aspek Konasi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 162

Tabel 4.29 Hasil Uji Statistik Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xix

Tabel 4.30 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Kognisi .............................................................. 166

Tabel 4.31 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Kognisi .............................................................. 169

Tabel 4.32 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa

Daerah Berdasarkan Aspek Kognisi ................................................. 175

Tabel 4.33 Hasil Uji Statistik Aspek Kognisi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah .................................................................... 176

Tabel 4.34 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Afeksi ................................................................ 177

Tabel 4.35 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Afeksi ................................................................ 181

Tabel 4.36 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa

Daerah Berdasarkan Aspek Afeksi ................................................... 184

Tabel 4.37 Hasil Uji Statistik Aspek Afeksi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah .................................................................... 185

Tabel 4.38 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Konasi ............................................................... 186

Tabel 4.39 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Konasi ............................................................... 188

Tabel 4.40 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa

Daerah Berdasarkan Aspek Konasi ................................................... 189

Tabel 4.41 Hasil Uji Statistik Aspek Konasi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah .................................................................... 190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xx

Tabel 4.42 Hasil Uji Statistik Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah .................................................................... 191

Tabel 4.43 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Kognisi .............................................................. 194

Tabel 4.44 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Kognisi .............................................................. 197

Tabel 4.45 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa

Daerah Berdasarkan Aspek Kognisi ................................................. 202

Tabel 4.46 Hasil Uji Statistik Aspek Kognisi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Daerah .................................................................... 204

Tabel 4.47 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Afeksi ................................................................ 205

Tabel 4.48 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Afeksi ................................................................ 208

Tabel 4.49 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa

Daerah Berdasarkan Aspek Afeksi ................................................... 211

Tabel 4.50 Hasil Uji Statistik Aspek Afeksi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Daerah .................................................................... 212

Tabel 4.51 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Konasi ............................................................... 214

Tabel 4.52 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah

Berdasarkan Aspek Konasi ............................................................... 216

Tabel 4.53 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa

Daerah Berdasarkan Aspek Konasi ................................................... 217

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xxi

Tabel 4.54 Hasil Uji Statistik Aspek Konasi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Daerah .................................................................... 218

Tabel 4.55 Hasil Uji Statistik Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa daerah ..................................................................... 219

Tabel 4.56 Hasil Uji Statistik Sikap Bahasa Mahasiswa

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 222

Tabel 4.57 Uji T Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 223

Tabel 4.58 Hasil Uji Statistik Aspek Kognisi Mahasiswa

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 224

Tabel 4.59 Uji T Aspek Kognisi Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 225

Tabel 4.60 Hasil Uji Statistik Aspek Afeksi Mahasiswa

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 226

Tabel 4.61 Uji T Aspek Afeksi Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 227

Tabel 4.62 Hasil Uji Statistik Aspek Konasi Mahasiswa

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 228

Tabel 4.63 Uji T Aspek Konasi Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia ................................................................ 229

Tabel 4.64 Hasil Uji Statistik Sikap Bahasa Mahasiswa

terhadap Bahasa Daerah .................................................................... 231

Tabel 4.65 Uji T Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Daerah .................................................................... 232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 49

Gambar 4.1 Komposisi Responden Mahasiswa Laki-laki

pada Setiap Angkatan Berdasarkan Program Studi ......................... 92

Gambar 4.2 Komposisi Responden Mahasiswa Perempuan

pada Setiap Angkatan Berdasarkan Program Studi ......................... 93

Gambar 4.3 Komposisi B1 Responden ................................................................. 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Kisi-kisi Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah ................................ 269

Lampiran 2 Kuesioner Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah .............................. 271

Lampiran 3 Surat Izin Validator ......................................................................... 277

Lampiran 4 Hasil Uji Validasi oleh Ahli ............................................................ 280

Lampiran 5 Pengantar Surat Izin Penelitian dari Prodi ....................................... 285

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian dari Universitas .............................................. 286

Lampiran 7 Skor Ujicoba Butir Bahasa Indonesia .............................................. 287

Lampiran 8 Konversi Skor Ujicoba Butir Bahasa Indonesia .............................. 288

Lampiran 9 Harga T Butir Bahasa Indonesia ...................................................... 289

Lampiran 10 Skor Ujicoba Butir Bahasa Daerah ................................................ 290

Lampiran 11 Konversi Skor Ujicoba Kuesioner Butir Bahasa Daerah............... 291

Lampiran 12 Harga T Butir Bahasa Daerah ........................................................ 292

Lampiran 13 Deskriptif Statistik Uji Validitas Product Moment

Butir Bahasa Indonesia .................................................................. 293

Lampiran 14 Uji Reliabilitas Teknik Alpha Cronbach

Butir Bahasa Indonesia .................................................................. 294

Lampiran 15 Deskriptif Statistik Uji Validitas Product Moment

Butir Bahasa Daerah ...................................................................... 296

Lampiran 16 Uji Reliabilitas Teknik Alpha Cronbach Butir Bahasa Daerah ..... 297

Lampiran 17 Data Identitas Responden .............................................................. 299

Lampiran 18 Data Skor Mentah Butir-butir Pernyataan Bahasa Indonesia ........ 317

Lampiran 19 Data Skor Mentah Butir-butir Pernyataan Bahasa Daerah ............ 321

Lampiran 20 Data Sesudah Konversi Butir-butir Pernyataan

Bahasa Indonesia .......................................................................... 325

Lampiran 21 Data Sesudah Konversi Butir-butir Pernyataan Bahasa Daerah .... 329

Lampiran 22 Artikel Jurnal ................................................................................. 333

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk karena memiliki

berbagai suku, agama, dan bahasa. Kemajemukan yang ada di dalam bangsa

Indonesia ini merupakan salah satu bentuk kekayaan Indonesia yang jarang

dimiliki oleh negara-negara lain. Terlebih lagi, setiap suku bangsa yang ada di

Indonesia memiliki adat istiadat dan kebudayaan tersendiri sebagai identitasnya.

Jelas, hal ini semakin menambah kekayaan yang ada di Indonesia.

Secara umum, mayoritas penduduk yang ada di Indonesia masih tetap

menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi sehari-hari. Hal ini sesuai

dengan hasil sensus BPS yang menyatakan bahwa 79,5 persen dari seluruh

populasi penduduk usia lima tahun ke atas berkomunikasi sehari-hari di rumah

tangga dengan menggunakan bahasa daerah, sebesar 19,9 persen menggunakan

bahasa Indonesia, dan sebesar 0,3 persen lainnya menggunakan bahasa asing

(BPS, 2011).

Persentase penduduk yang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa

sehari-hari setiap provinsi berkisar antara 8,2-99,3 persen, sedangkan pemakai

bahasa Indonesia pada masing-masing provinsi berkisar 0,7-90,7 persen.

Sementara itu, persentase penduduk menggunakan bahasa asing sehari-hari pada

setiap provinsi masih berkisar di bawah satu persen (BPS, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

2

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik di atas, memang tidak

mengherankan apabila mayoritas penduduk di Indonesia menggunakan bahasa

daerah untuk berkomunikasi sehari-hari. Hal ini karena memang hampir sebagian

besar penduduk di Indonesia memiliki bahasa ibu atau bahasa pertama yang

berupa bahasa daerah. Sementara itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua

yang diperoleh sebagian besar penduduk di Indonesia.

Adanya penggunaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia dalam kehidupan

sehari-hari penduduk Indonesia ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia

merupakan penduduk yang bilingual, bahkan multilingual (Arba’i, 2015).

Menurut Chaer (2004:85), bilingual adalah orang yang dapat menggunakan dua

bahasa, sedangkan multilingual adalah orang yang mampu menggunakan lebih

dari dua bahasa. Alasan masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat yang

multilingual adalah adanya kemungkinan bahwa bahasa daerah yang dikuasai

lebih dari satu atau mampu juga menguasai bahasa asing.

Kondisi masyarakat yang bilingual atau multilingual umumnya

menimbulkan persoalan tersendiri, antara lain kapan seorang penutur

menggunakan bahasa-bahasa yang dikuasainya secara bergantian dan sejauh mana

bahasa-bahasa tersebut saling mempengaruhi (Chaer dan Agustina, 2004:90). Hal

semacam ini dapat terlihat dalam interaksi sosial yang terjadi di tengah-tengah

masyarakat, yaitu interaksi intrakelompok etnik sendiri dan interaksi

antarkelompok dengan etnik yang berbeda. Kedua jenis interaksi ini akan

mempengaruhi pola penggunaan bahasa dan sikap bahasa masyarakat tersebut

(Siregar, dkk, 1998:5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

3

Kemampuan seseorang dalam menggunakan dua bahasa atau lebih

seringkali mempengaruhi sikap seseorang itu terhadap sebuah bahasa. Hal ini

karena setiap penutur tentu memiliki pengetahuan, pandangan, dan kecenderungan

tersendiri terhadap sebuah bahasa. Sikap seseorang terhadap sebuah bahasa dapat

dinyatakan dengan sikap negatif atau sikap positif (Purwanto dalam Wawan dan

Dewi, 2011). Sikap yang positif memiliki kecenderungan untuk mendekati,

menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu. Sementara itu, sikap negatif

memiliki kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak

menyukai objek tertentu.

Menurut Anderson (Chaer dan Agustina, 2004:151), sikap bahasa adalah

tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian mengenai

bahasa dan objek bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang

untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya. Berkaitan dengan definisi

sikap bahasa tersebut, kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk, terutama

berkaitan dengan bahasanya, memungkinkan kelompok masyarakat atau seorang

penutur memiliki sikap tertentu, baik terhadap bahasa Indonesia maupun bahasa

daerah. Sikap bahasa yang muncul terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah

juga dapat berupa sikap negatif atau sikap positif.

Menurut Sugiyono dan Sasangka (dalam Winarti, 2015), seseorang

dianggap bersikap positif terhadap sebuah bahasa apabila orang itu mempunyai

kemampuan yang baik terhadap bahasa itu, mempunyai impresi yang baik, masih

menggunakan bahasa itu dalam berbagai ranah, dan mampu menurunkan

penggunaan bahasa itu kepada generasi di bawahnya. Hal ini berarti ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

4

seseorang memiliki sikap yang positif terhadap sebuah bahasa, seseorang itu

memiliki kemampuan yang baik dan mau menggunakan bahasa tersebut dalam

berbagai kesempatan.

Dalam masyarakat Indonesia yang bilingual atau multilingual, ada

kecenderungan bahwa sikap seorang penutur terhadap bahasa daerah lebih positif

apabila dibandingkan sikap penutur terhadap bahasa Indonesia atau bahkan

sebaliknya. Kenyataan seperti ini dapat dilihat dari berbagai penelitian yang

dilakukan oleh para peneliti lainnya yang berkaitan dengan sikap bahasa. Tentu

saja, kondisi yang demikian, dapat menyebabkan semakin tersingkirnya suatu

bahasa dibandingkan dengan bahasa lainnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikatakan pula bahwa sikap bahasa

seorang penutur atau kelompok penutur juga berpengaruh terhadap adanya

pemertahanan bahasa atau pergeseran bahasa. Berdasarkan data dari Ethnologue

(2017), bahasa-bahasa yang hidup di wilayah Indonesia berjumlah 719. Namun,

saat ini hanya ada 707 bahasa yang masih hidup, sedangkan 12 bahasa sudah

punah. Selain itu, berdasarkan data yang diperoleh pula, sebanyak 272 mengalami

masalah dan 76 bahasa terancam punah. Kondisi yang mengkhawatirkan ini tentu

dapat dicegah apabila setiap penutur bahasa memiliki sikap yang positif terhadap

bahasanya.

Dalam kegiatan berbahasa, tidak hanya sikap seorang penutur terhadap

suatu bahasa yang berbeda, tetapi juga seringkali terdapat perbedaan antara laki-

laki dan perempuan. Hal ini seperti diungkapkan oleh Munjin (2008) dalam

penelitiannya. Menurut Munjin, perbedaan bahasa antara laki-laki dan perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

5

tidak hanya terletak pada perbedaan suara, pemakaian gramatika, dan pemilihan

kata, tetapi juga pada cara penyampaiannya. Sementara itu, dalam penelitiannya,

Hidayat (2014) juga menyampaikan bahwa perempuan dan laki-laki

menggunakan bahasa Indonesia secara berbeda, baik dalam pembentukan kalimat

maupun dalam pilihan konjungsi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa

perempuan dan laki-laki menggunakan bahasa yang berbeda.

Kondisi penduduk Indonesia yang majemuk ternyata tidak hanya terjadi

secara luas, tetapi kondisi yang demikian terjadi pula di Universitas Sanata

Dharma. Setiap tahunnya, ribuan mahasiswa dari berbagai daerah yang ada di

Indonesia datang ke Universitas Sanata Dharma untuk melanjutkan studi. Oleh

karena itu, kondisi mahasiswa Universitas Sanata Dharma bisa dikatakan menjadi

sangat majemuk. Mahasiswa dari berbagai suku dapat dijumpai dengan mudah di

Universitas Sanata Dharma, seperti suku Jawa, suku Dayak, suku Batak, suku

yang berasal dari daerah Papua, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa kondisi mahasiswa di Universitas Sanata Dharma multietnik dan

multibahasa.

Kondisi yang demikian, sebenarnya memungkinkan adanya pemilihan

penggunaan bahasa dalam situasi tertentu. Tentu saja, karena dalam ranah

universitas, penggunaan bahasa Indonesia akan lebih dianggap penting dan paling

sering dijumpai dalam kegiatan berbahasa mahasiswa. Kondisi yang demikian,

dapat menyebabkan adanya perubahan sikap bahasa mahasiswa terhadap bahasa

daerahnya. Namun, sayangnya, ada kecenderungan perubahan sikap lebih ke arah

yang negatif dibandingkan positif (Mbete, 2003:133). Sementara itu, saat ini tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

6

dipungkiri bahasa asing juga sudah banyak digunakan oleh berbagai kalangan,

termasuk mahasiswa. Oleh karena itu, ada kemungkinan pula munculnya sikap

negatif mahasiswa terhadap bahasa Indonesia.

Pembahasan mengenai bahasa sangatlah luas, termasuk pula sikap bahasa.

Pertanyaan mengenai bahasa dan sikap bahasa yang hendak dikaji sangatlah

lumrah. Oleh karena itu, berkaitan dengan penelitian ini, yang hendak dikaji oleh

peneliti adalah sikap terhadap bahasa secara keseluruhan. Hal ini seperti yang

dinyatakan oleh Thomas dan Wareing (2007:293), sikap terhadap bahasa secara

keseluruhan mengacu pada bahasa mana yang dianggap lebih cocok digunakan

untuk membicarakan topik tertentu daripada topik lain atau mana bahasa yang

dianggap lebih menyenangkan secara estetik daripada bahasa lain, atau sikap-

sikap lain terhadap bahasa dalam kaitannya dengan identitas sosial dan budaya

mereka. Situasi yang seperti ini umumnya terjadi dalam masyarakat yang

bilingual dan multilingual. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap Bahasa Indonesia dan

Bahasa Daerah: Kajian Sosiolinguistik”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada tiga rumusan masalah

dalam penelitian ini. Ketiga rumusan masalah itu adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah sikap bahasa mahasiswa laki-laki FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

7

2. Bagaimanakah sikap bahasa mahasiswa perempuan FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta terhadap bahasa Indonesia dan daerah?

3. Adakah perbedaan antara sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan perempuan

FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap bahasa Indonesia dan daerah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada tiga tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini. Ketiga tujuan tersebut dirumuskan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan sikap bahasa mahasiswa laki-laki FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta terhadap bahasa Indonesia dan daerah.

2. Mendeskripsikan sikap bahasa mahasiswa perempuan FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta terhadap bahasa Indonesia dan daerah.

3. Mendeskripsikan perbedaan antara sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan

perempuan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap bahasa

Indonesia dan daerah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi berbagai pihak. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan

penelitian ini, berupa manfaat teoretis dan manfaat praktis yang akan dipaparkan

sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam bidang ilmu

sosiolinguistik, terutama dalam penggunaan bahasa dan sikap bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

8

mahasiswa terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Selain itu, penelitian

ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi yang berkaitan dengan

sikap bahasa.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai alat evaluasi sikap

bahasa mahasiswa, baik terhadap bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.

Dengan mengetahui sikap bahasa mahasiswa tersebut diharapkan dapat

dilakukan upaya-upaya dalam rangka pengembangan dan pembinaan bahasa

daerah dan bahasa Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitian dibatasi oleh peneliti karena

adanya beberapa keterbatasan. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah adanya

pembatasan fokus penelitian dan pembatasan populasi dalam penelitian. Fokus

penelitian ini adalah sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan perempuan FKIP

Universitas Sanata Dharma terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Namun,

pembatasan yang dilakukan berupa sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan

perempuan FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap bahasa Indonesia dan

bahasa daerah dalam lingkup kampus. Hal ini dilakukan agar fokus penelitian

menjadi lebih jelas. Sementara itu, yang menjadi populasi adalah mahasiswa S1

FKIP di Universitas Sanata Dharma angkatan 2014-2016. Pembatasan populasi ini

disebabkan oleh adanya asumsi bahwa mahasiswa dengan angkatan sebelumnya

sudah mengambil mata kuliah penulisan skripsi. Oleh karena itu, populasi dibatasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

9

pada mahasiswa dengan angkatan yang masih mengikuti kegiatan perkuliahan di

kelas.

1.6 Sistematika Penyajian

Tesis ini terdiri dari lima bab. Bab I memaparkan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian,

dan sistematika penyajian.

Bab II berisi kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Pada bagian kajian teori, akan dipaparkan

berbagai teori yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Sementara itu, pada bagian

kerangka berpikir, akan diuraikan alur kerangka berpikir peneliti terkait dengan

penelitian sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan perempuan di FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Bab III berisi metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Dalam bab ini, akan dipaparkan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, tempat

dan waktu penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik

pengambilan sampel, instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data penelitian.

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini, akan

dipaparkan mengenai deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Pada bagian

deskripsi data, peneliti akan memaparkan dua hal, yaitu responden yang

digunakan dalam penelitian ini dan data mengenai sikap bahasa. Pada bagian

analisis data, peneliti akan memaparkan hasil analisis sikap bahasa mahasiswa laki

terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah, hasil analisis sikap bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

10

mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah, dan analisis

perbedaan sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap

bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Sementara itu, pada bagian pembahasan,

peneliti akan membahas hasil penelitian secara keseluruhan yang akan dikaitkan

dengan teori dan hasil penelitian yang relevan.

Bab V merupakan bagian penutup. Dalam bab ini, peneliti akan

memaparkan kesimpulan secara keseluruhan dan penelitian ini dan keterbatasan

penelitian. Selain itu, peneliti juga akan memberikan saran kepada pihak-pihak

terkait dan peneliti selanjutnya yang akan meneliti sikap bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan pustaka ini, peneliti akan membahas mengenai

sosiolinguistik, bahasa, sikap bahasa, perbedaan bahasa laki-laki dan perempuan,

pergeseran bahasa, pemertahanan bahasa, dan kondisi kebahasaan di Universitas

Sanata Dharma. Hal-hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

2.1 Sosiolinguistik

Sosiolinguistik merupakan salah satu ilmu interdisipliner. Dalam hal ini,

sosiolinguistik merupakan gabungan antara ilmu sosiologi dan linguistik (Chaer

dan Agustina, 2004:1). Berkaitan dengan hal ini, ada banyak ahli yang

mendefinisikan tentang sosiolinguistik. Menurut Sumarsono dan Partana (2002:1),

sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi

kemasyarakatan. Sementara itu, menurut Fishman (dalam Sumarsono, dan

Partana, 2002:2), sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang

berhubungan dengan organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup

pemakaian bahasa saja, tetapi juga sikap-sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa

dan pemakai bahasa.

Menurut Padmadewi, dkk. (2014:1), sosiolinguistik adalah ilmu yang

mempelajari tentang bahasa dan orang-orang yang memakai bahasa itu.

Sementara itu, menurut Chaer dan Agustina (2004:2), sosiolinguistik adalah

bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan

penggunaan bahasa itu di dalam suatu masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

12

Menurut Nababan (1984:2), sosiolinguistik adalah studi atau pembahasan

mengenai bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota

masyarakat. Masalah-masalah utama yang dikaji dalam sosiolinguistik adalah

mengkaji bahasa dalam konteks sosial dan kebudayaan; menghubungkan faktor-

faktor kebahasaan, ciri-ciri, dan ragam bahasa dengan situasi serta faktor-faktor

sosial dan budaya; dan mengkaji fungsi-fungsi sosial dan penggunaan bahasa

dalam masyarakat. Sementara itu, topik-topik umum dalam pembahasan

sosiolinguistik adalah bahasa, dialek, idiolek, dan ragam bahasa; repertoar bahasa;

masyarakat bahasa; kedwibahasaan dan kegandabahasaan; fungsi kemasyarakatan

bahasa dan profil sosiolinguistik; penggunaan bahasa (etnografi berbahasa); sikap

bahasa; perencanaan bahasa; interaksi sosiolinguistik; dan bahasa serta

kebudayaan (Nababan, 1984:3).

Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati

sebagai bahasa seperti dalam bidang linguistik umum, tetapi dilihat atau didekati

sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat (Chaer dan

Agustina, 2004:3). Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai tingkah laku sosial

yang dipakai di dalam komunikasi. Hal ini karena masyarakat itu terdiri dari

individu-individu, masyarakat secara keseluruhan dan individu-individu itu saling

mempengaruhi dan saling bergantung. Bahasa sebagai milik masyarakat juga

tersimpan dalam diri masing-masing individu. Setiap individu dapat bertingkah

laku dalam wujud bahasa dan tingkah laku bahasa individual ini dapat

berpengaruh luas pada anggota masyarakat bahasa yang lain (Sumarsono dan

Partana, 2002:19).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

13

Berdasarkan definisi-definisi dari para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari suatu bahasa yang dikaitkan

dengan penutur-penutur bahasa itu sebagai masyarakat. Berkaitan dengan

penelitian ini, dapat dikatakan bahwa penelitian ini termasuk ke dalam kajian ilmu

sosiolinguistik. Hal ini karena penelitian ini mengkaji tentang sikap bahasa.

Menurut Nababan (1984:2), sikap bahasa termasuk ke dalam salah satu kajian

sosiolinguistik.

Topik tentang sikap bahasa dibahas dalam kaitannya dengan motivasi

belajar suatu bahasa, terlebih dalam belajar bahasa kedua, yaitu yang

dipergunakan secara umum dalam masyarakat, dan belajar bahasa asing. Sikap

bahasa juga berperan kuat dalam peralihan bahasa (language shift) dan usaha

mempertahankan serta membina suatu bahasa oleh penutur-penuturnya,

khususnya dalam perpindahan tempat (emigrasi atau transmigrasi) (Nababan,

1984:7).

2.2 Bahasa

Bangsa Indonesia memang dikenal sebagai salah satu bangsa yang

memiliki keragaman budaya dan bahasa. Selain bahasa Indonesia, bangsa

Indonesia juga memiliki ratusan bahasa daerah. Kondisi yang demikian dapat

membentuk masyarakat yang bilingual. Bahkan, dalam kondisi tertentu dapat

membentuk masyarakat yang multilingual. Dalam kondisi masyarakat yang

seperti ini, terdapat pola yang mampu menunjukkan kedudukan dan fungsi bahasa

dalam repertoar bahasa masyarakat tersebut. Di Indonesia, repertoar ini biasanya

terdiri dari bahasa Indonesia dan bahasa daerah, sehingga muncul adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

14

penggunaan bahasa pada ranah-ranah tertentu (Siregar, dkk, 1998:1). Oleh karena

itu, pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai bahasa Indonesia dan bahasa

daerah yang menjadi kajian dalam penelitian ini.

2.2.1 Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia dianggap sangat membantu dalam menyatukan pikiran

dan langkah seluruh masyarakat Indonesia sebagai sebuah bangsa (Ikram,

2009:8). Bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia juga berfungsi untuk

mempersatukan berbagai suku yang ada di wilayah Indonesia. Setiap suku bangsa

yang menjunjung nilai adat dan bahasa daerahnya disatukan dan disamakan

derajatnya dalam bahasa Indonesia (Syahroni, dkk, 2013:9). Sejauh ini, bahasa

Indonesia memang telah terbukti menyatukan dan merekatkan bangsa Indonesia

yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa (Mbete, 2003:134).

Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa Indonesia dapat membantu

komunikasi dalam masyarakat yang memiliki latar belakang bahasa yang berbeda.

Bahasa Indonesia menjadi solusi bagi daerah-daerah yang masyarakatnya

memiliki keberagaman suku dan bahasa. Dengan adanya bahasa Indonesia tentu

tak menjadi soal untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berasal dari

berbagai suku di Indonesia. Hal ini tentu saja dapat membantu untuk menjaga

hubungan antarsuku yang ada di Indonesia, sehingga tidak menimbulkan

kesalahpahaman (Syahroni, dkk, 2013:10).

Meskipun penggunaan bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat

memang menunjukkan perkembangan yang semakin pesat dan semakin meluas,

nyatanya masih banyak masyarakat Indonesia memiliki mutu yang rendah dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

15

hal penguasaan dan pemakaian bahasa Indonesia (Mbete, 2003:134). Tentu saja,

hal ini patut menjadi perhatian untuk pembinaan dan pengembangan bahasa

Indonesia selanjutnya.

Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki mutu rendah dalam hal

penguasaan dan pemakaian bahasa Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor.

Salah satunya adalah kecenderungan hilangnya rasa bangga terhadap bahasa

Indonesia. Terlebih dalam perkembangan zaman yang semakin modern, muncul

kecenderungan bahwa masyarakat Indonesia merasa lebih senang, lebih

terhormat, dan merasa lebih intelek ketika berbicara menggunakan bahasa asing.

Banyak orang lebih senang menggunakan kata-kata dalam bahasa asing, meskipun

sebenarnya sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Kondisi yang

demikian tentu saja menghambat perkembangan bahasa Indonesia (Marsudi,

2015:99).

Saat ini, ada kecenderungan pula bahwa para orang tua merasa lebih

senang dan lebih bangga ketika anak-anaknya lancar menggunakan bahasa Inggris

daripada bahasa Indonesia. Contoh lainnya adalah banyak pejabat pemerintah

yang lebih suka dan bangga ketika menggunakan bahasa campuran antara bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris untuk menyampaikan pendapatnya. Hal-hal

semacam ini menunjukkan bahwa pengajaran, pembinaan, dan pengembangan

bahasa Indonesia kurang berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia

yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Selain itu, kondisi yang demikian

juga menunjukkan bahwa bahasa Indonesia masih dianggap kurang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

16

prestise bagi masyarakat Indonesia dibandingkan dengan bahasa asing (Marsudi,

2015:95-96).

Kondisi bahasa Indonesia yang demikian juga terjadi dalam lingkup

akademis di perguruan tinggi. Penggunaan bahasa Indonesia yang tidak cermat

dalam berbagai aspek kebahasaan mengindikasikan adanya kecenderungan

kurangnya rasa bangga dan rendahnya penguasaan dan pemakaian bahasa

Indonesia (Muti’ah, 2017:485). Kondisi yang demikian juga menyebabkan

kendala dalam pengembangan bahasa Indonesia. Menurut Suwardjono (dalam

Muti’ah, 2017:486), ada berbagai faktor yang diduga menjadi kendala dalam

pengembangan bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut.

1. Sebagian besar orang dalam dunia akademik belajar bahasa Indonesia secara

alamiah dan lebih mengandalkan selera bahasa daripada penalaran bahasa.

2. Bahasa Indonesia harus bersaing dengan bahasa asing, terutama bahasa

Inggris.

3. Buku-buku referensi yang digunakan, terutama di perguruan tinggi, banyak

yang ditulis dalam bahasa Inggris, sehingga peserta didik dituntut untuk

menguasai bahasa Inggris.

4. Kalangan akademisi seringkali merasa tidak perlu untuk mempelajari bahasa

Indonesia.

5. Beberapa kalangan masyarakat, termasuk kalangan profesional, sering

bersikap sinis terhadap upaya pembinaan dan pengembangan bahasa.

6. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar belum menjadi suatu

kebanggaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

17

Berbagai permasalahan dalam bahasa Indonesia di atas menunjukkan

bahwa memang ada indikasi bahwa sikap masyarakat terhadap bahasa Indonesia

belum dapat dikatakan positif. Penutur yang memiliki sikap positif terhadap

bahasa Indonesia akan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar, yakni bahasa yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang

berlaku. Selain itu juga, penutur yang memiliki sikap positif terhadap bahasa

Indonesia tentunya akan bangga dan setia terhadap bahasa Indonesia (Muti’ah,

2017:478).

Bahasa Indonesia tidak dapat dikatakan ada kemantapan kedudukan atau

fungsinya selama sikap penutur bahasa Indonesia terhadap bahasa Indonesia

belum positif. Kemantapan bahasa sangat bergantung pada sikap positif, sehingga

usaha pemantapan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia seharusnya dirintis

dari pembentukan sikap penutur bahasa Indonesia dengan menanamkan rasa

bangga, setia, hormat dan kesadaran terhadap bahasanya (Adisumarto, 1992:510).

Selain itu, pemeliharaan, pembinaan, dan pengembangan bahasa Indonesia pada

dasarnya bersentuhan langsung dengan sikap bahasa dan menjadi tanggung jawab

semua komponen bangsa. Pembinaan dan pengembangan bahasa akan berjalan

dengan baik apabila dilandasi dengan sikap positif (Muti’ah, 2017:483).

2.2.2 Bahasa Daerah

Bangsa Indonesia memang dikenal sebagai bangsa yang multikultur dan

multibahasa. Bangsa Indonesia memang memiliki satu bahasa nasional, yaitu

bahasa Indonesia. Keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tidak

terlepas dari adanya bahasa-bahasa daerah yang menjadi penopang dari bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

18

Indonesia itu sendiri. Namun, bahasa-bahasa daerah yang ada di seluruh Indonesia

memang tidak terdistribusi secara merata. Hal ini terlihat dari jumlah bahasa yang

justru semakin ke timur, semakin banyak pula jumlahnya (Ikram, dkk, 2009:49).

Seperti yang telah dipaparkan di awal, bangsa Indonesia memiliki sekitar

707 bahasa daerah yang masih hidup. Hal ini menunjukkan bahwa

keanekaragaman budaya dan bahasa yang ada memang sebaiknya dianggap

sebagai sebuah kekuatan bangsa. Semakin banyak bahasa yang dikuasai oleh

seorang penutur, semakin luas pula cakrawala penutur tersebut dalam memahami

kenyataan yang ada di dunia ini. Dengan demikian, memang dapat dikatakan

bahwa kondisi bangsa Indonesia yang majemuk sebenarnya dapat membantu

generasi bangsa untuk mendapatkan gambaran hidup yang lebih komprehensif

(Ikram, dkk, 2009:1).

Bahasa daerah merupakan salah satu bentuk kekayaan lokal bangsa

Indonesia. Bahasa daerah juga merupakan bagian dari budaya daerah yang

memiliki kedudukan tinggi dan merupakan kebudayaan nasional. Bahasa daerah

harus dilestarikan, dijaga, dilindungi dari kepunahan, dan difungsikan sebagai

pilar kebudayaan nasional. Dalam hal ini, bahasa daerah juga turut membentuk

identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang multikultural (Santosa dan Jaruki,

2016:13). Oleh karena itu, sudah seharusnya bahasa daerah dipelihara oleh negara

karena dapat memajukan kebudayaan nasional Indonesia (Bawa, 2003:333).

Bahasa daerah yang dipelihara oleh pemiliknya seharusnya tetap dijadikan

sebagai jati diri dan sarana komunikasi utama dalam lingkup lokal oleh para

pemilik asli dan penutur asli bahasa daerah tersebut. Hal ini merupakan salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

19

tuntutan budaya pada era global dengan tetap mempertahankan kepentingan

nasional dan lokal (Mbete, 2003:139). Apabila pemilik dan penutur asli bahasa

daerah sadar akan pentingnya fungsi bahasa daerah, memang perlu diupayakan

peningkatan mutu dan pemakaian bahasa daerah yang mencakup upaya

peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa daerah melalui jalur

formal (pendidikan dan pengajaran di sekolah) dan jalur informal dengan

memfungsikan bahasa daerah dalam kehidupan masyarakat sehari-hari (Wahab,

2003:155). Dengan demikian, memang sudah menjadi tanggung jawab bersama

untuk memelihara dan mempertahankan bahasa daerah untuk menjaga kekayaan

bangsa Indonesia (Djamareng dan Jufriadi, 2016:80).

Pada kenyataannya, saat ini, tidak banyak bahasa daerah yang mampu

bertahan pada era globalisasi. Hal ini dapat terlihat dari jumlah penutur bahasa

daerah yang semakin lama semakin berkurang. Menurut Ikram, dkk. (2009:5),

faktor utama yang dianggap sebagai penyebabnya adalah terhambatnya proses

pewarisan bahasa ibu dari pihak orang tua ke pihak anak. Menurut Djamareng dan

Jufriadi (2016:80), fenomena yang terjadi sekarang ini adalah kebanyakan anak

sangat jarang yang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibunya. Kondisi

ini terjadi karena orang tua tidak lagi menekankan penggunaan bahasa daerah di

lingkungan keluarga. Terlebih lagi, sebagian besar anak Indonesia yang tinggal di

kota-kota besar, yang berasal dari keluarga dwisuku, dan yang berpendidikan

relatif tinggi sudah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu (Mbete,

2003:133).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

20

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Rahmawati (2015), saat ini

banyak keluarga yang tidak lagi menjadikan bahasa daerah sebagai bahasa

komunikasi yang utama. Masyarakat cenderung lebih menggunakan bahasa

Indonesia daripada bahasa daerah dengan alasan bahasa Indonesia lebih

berprestise dan terlihat lebih modern. Sikap bahasa yang semacam ini umumnya

lebih ditunjukkan oleh generasi muda. Lunturnya rasa kebanggaan dan kesetiaan

terhadap bahasa daerah menyebabkan tidak adanya kemauan dan motivasi untuk

mempelajari bahasa daerah. Hal ini menyebabkan anak-anak muda tidak dapat

berbicara dalam bahasa daerah, terutama yang tinggal di daerah perkotaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Djamareng dan Jufriadi

(2016:89), meskipun sikap bahasa orang tua terhadap penggunaan bahasa Luwu

menunjukkan hasil yang positif, kondisi ini tidak mempengaruhi keinginan

mereka untuk menggunakan bahasa tersebut ketika berkomunikasi dengan anak-

anak mereka. Sebaliknya, para orang tua lebih banyak menggunakan bahasa

Indonesia ketika berkomunikasi dengan anak-anaknya. Alasan para orang tua

menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan anak-anaknya

karena dianggap lebih mudah dimengerti oleh anak dan anak sudah terbiasa

menggunakan bahasa Indonesia. Terlebih lagi, ketika bergaul anak-anak itu

memang menggunakan bahasa Indonesia, meskipun ada dialek Palopo yang

digabungkan ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap

positif orang tua tersebut tidak mendukung penggunaan bahasa daerah dalam

ranah keluarganya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

21

Faktor selanjutnya adalah sikap bahasa masyarakat Indonesia terhadap

bahasa daerah itu sendiri. Sebagian orang menganggap bahwa bahasa daerah

merupakan bahasa yang kurang fleksibel atau kurang mengikuti perkembangan

zaman atau dianggap sebagai suatu keterbelakangan. Saat ini, banyak orang yang

kurang merasa bangga jika menggunakan bahasa daerah dengan anggapan bahwa

bahasa daerah merupakan bahasa nenek moyang yang kuno. Oleh karena itu,

mereka lebih memilih untuk menggunakan bahasa lain agar terlihat modern dan

berpendidikan (Rohulloh, 2017:696). Selain itu, mereka juga umumnya lebih

bangga menggunakan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa asing

dibandingkan berbicara dalam bahasa daerah, sehingga membuat bahasa daerah

mereka tidak lagi tertata (Muhammad, dkk, 2015).

Menurut Mbete (2003:137), saat ini banyak generasi muda yang

berpendidikan tinggi dan tingkat mobilitasnya tinggi sudah tidak mampu lagi

berbicara dan berdialog dalam bahasa daerah dengan generasi yang lebih tua.

Selain itu, banyak pula generasi muda yang merasa malu, tidak percaya, dan tidak

mampu lagi menggunakan bahasa daerahnya. Tentu saja, hal ini merupakan berita

yang tidak menggembirakan. Nyatanya, berdasarkan pemaparan tersebut, aspek

sikap benar-benar berpengaruh bagi keberlangsungan hidup suatu bahasa. Yang

disampaikan oleh Mbete di atas bahwa generasi muda merasa malu, tidak percaya,

dan tidak mampu lagi menggunakan bahasa daerahnya merujuk pada aspek sikap,

yaitu afektif, konatif, dan kognitif. Sayangnya, aspek sikap yang muncul dalam

hal ini adalah aspek negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

22

Menurut Ikram, dkk. (2009:7), idealnya, seorang anak di Indonesia

menguasai tiga buah bahasa sekaligus, yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan

bahasa asing. Bahasa daerah merupakan pembentuk kepribadian dan penanda jati

diri. Bahasa Indonesia digunakan untuk berinteraksi pada tataran nasional di

segala bidang. Sementara itu, bahasa asing digunakan untuk berkiprah secara

profesional pada segala bidang di kalangan internasional. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa upaya pembinaan dan pengembangan, baik bahasa daerah,

bahasa Indonesia, maupun bahasa asing memang perlu dilakukan. Salah satunya

adalah melalui pembinaan dan pengembangan sikap para penuturnya terhadap

setiap bahasa tersebut.

Faktor lainnya adalah adanya demografi penduduk yang heterogen

sehingga menyebabkan penduduk lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia

sebagai alat komunikasi dengan berbagai suku yang ada (Djamareng dan Jufriadi,

2016:81). Dalam hal ini, umumnya suatu daerah yang memiliki struktur

masyarakat yang multietnis cenderung akan menggunakan satu bahasa (bahasa

nasional) sebagai alat interaksi di antara masyarakat yang berasal dari berbagai

macam suku sehingga mengurangi tingkat penggunaan bahasa daerah masing-

masing secara konstan. Dalam hal ini, bahasa Indonesia lebih banyak dipilih oleh

masyarakat yang heterogen karena adanya faktor kemudahan dalam

berkomunikasi (Muhammad, dkk, 2015).

Faktor migrasi juga turut mempengaruhi penggunaan bahasa daerah dalam

masyarakat. Umumnya, ketika suatu etnik pindah ke daerah yang baru, mereka

akan menjadi kelompok minoritas di tempat tersebut. Secara normal, mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

23

dapat beradaptasi dengan kebiasaan masyarakat setempat agar mereka dapat

diterima menjadi bagian dari penduduk asli tersebut. Jika mereka dapat hidup

berdampingan dengan penduduk asli, tidak dapat dimungkiri bahwa mereka

secara tidak sadar akan mengadopsi bahasa yang dituturkan oleh penduduk lokal.

Sebagai akibat, di satu sisi mereka tetap menuturkan bahasa ibunya, sedangkan di

sisi lain mereka juga menuturkan bahasa lokal sebagai bahasa yang baru. Kondisi

yang demikian tidak dapat dihindari sebagai pengaruh adanya migrasi dan

akulturasi dua bahasa (Djamareng dan Jufriadi, 2016:81). Selain itu, karena

berbagai hal, seperti mobilitas dan faktor waktu, bisa membuat seorang penutur

mengalami krisis loyalitas dan menjadi lupa terhadap bahasa daerahnya sebagai

identitas asal (Muslihah, 2015:302).

Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap bahasa daerah yang justru

memperparah kondisi ini juga menjadi salah satu faktornya. Dari segi jalur

pendidikan, hanya sedikit bahasa daerah yang diajarkan di bangku-bangku

sekolah. Bahasa-bahasa daerah yang diajarkan di jenjang pendidikan formal

antara lain, bahasa Aceh dan Gayo di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam; bahasa

Batak (Toba, Angkola, Mandailing, Simalungun, Karo); bahasa Melayu di

Provinsi Sumatera Utara; bahasa Rejang di Provinsi Bengkulu; bahasa Lampung

di Provinsi Lampung; bahasa Sunda di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah;

dialek Cirebon dan Indramayu di Provinsi Jawa Barat; bahasa Jawa di Provinsi

Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Provinsi Jawa Timur; bahasa

Madura di Jawa Timur; bahasa Dayak (Simpang dan Kanayatan) di Provinsi

Kalimantan Barat; bahasa Banjar dan bahasa Kutai di Provinsi Kalimantan Timur;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

24

bahasa Tombulu, Tonsawang, dan Mongondow di Provinsi Sulawesi Utara;

bahasa Bugis, Makasar, Mandar, dan Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan; bahasa

Tolaki, Muna, dan Walio di Provinsi Sulawesi Tenggara; dan bahasa Bali di

Provinsi Bali. Sementara itu, bahasa-bahasa daerah kecil lainnya yang ada di

wilayah tersebut tidak diajarkan (Mbete, 2003:135).

Pengajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah tentunya sangat membantu

bahasa daerah dari ketertinggalan di tengah era globalisasi ini. Hal ini patut

dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi bahasa-bahasa yang punah dan

semakin terjepit oleh desakan bahasa Indonesia dan bahasa asing.

Menurut Grossweiler (dalam Wahab, 2003:161), ada beberapa faktor yang

menyebabkan berkurangnya penggunaan bahasa daerah, yaitu adanya upaya

pemupukan rasa nasionalisme yang melupakan bahasa daerah. Selain itu, faktor-

faktor lainnya adalah orang tua mempunyai anggapan bahwa pendidikan bilingual

menjadi penghalang proses pendidikan anak; tidak ada lembaga daerah yang aktif

menanggulangi menurunnya bahasa daerah; program penerbitan buku dan kursus

bahasa daerah yang sulit didapat; belum ada usaha menyesuaikan bahasa daerah

dengan kebutuhan modern; tidak ada upaya para sesepuh yang mendorong

pemakaian bahasa daerah meski penggunaan bahasa daerah itu jelek; belum ada

upaya memupuk budaya multibahasa yang memberi kebebasan, bahkan peranan-

peranan bahasa daerah; dan belum tampak adanya jaringan kerja serta koordinasi

di antara sesama forum peduli perkembangan bahasa daerah. Tentu saja, faktor-

faktor di atas patut dipertimbangkan agar bahasa-bahasa daerah yang ada tetap

hidup di tengah-tengah masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

25

Berdasarkan pemaparan di atas, memang apa yang dikatakan oleh Mbete

(2003:135) bahwa pembagian ranah antara bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan

bahasa asing memang sangat penting untuk dilakukan. Selain itu pula, pendapat

dari Wahab (2003:166) juga patut dipertimbangkan bahwa memang diperlukan

upaya peningkatan mutu dalam pemakaian bahasa daerah, baik sikap,

pengetahuan maupun keterampilan melalui jalur formal dan informal. Oleh karena

itu, perlu dilakukan upaya yang sinergis antara pemerintah dan kelompok penutur,

agar bahasa-bahasa daerah yang ada tidak punah. Pemerintah juga perlu

menyiapkan wadah untuk membantu pemeliharaan bahasa-bahasa daerah tersebut

(Mbete, 2003:141).

2.3 Sikap Bahasa

Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk.

Kemajemukan masyarakat Indonesia ini dapat dilihat dari berbagai aspek. Salah

satu aspek itu adalah bahasa. Kondisi bahasa yang ada di Indonesia sendiri sangat

beraneka ragam. Seperti yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang,

berdasarkan data dari BPS (2011), ada sekitar 707 jenis bahasa daerah yang ada di

wilayah Indonesia. Kondisi yang demikian memungkinkan penutur di Indonesia

menjadi seorang bilingual, bahkan multilingual. Kondisi bahasa yang beraneka

ragam ini sudah seharusnya menjadi kekuatan bagi masyarakat Indonesia. Karena

dengan beranekaragamnya bahasa yang ada di Indonesia, seorang penutur

memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan gambaran yang lebih

komprehensif tentang hidupnya (Ikram, dkk, 2009:1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

26

Pada masyarakat yang bilingual atau multilingual ini, permasalahan yang

sering terjadi, antara lain kapan seorang penutur menggunakan bahasa yang

dikuasainya secara bergantian dan sejauh mana bahasa-bahasa yang dikuasainya

itu saling mempengaruhi (baik B1 ke B2 maupun sebaliknya). Permasalahan

kapan seorang penutur menggunakan bahasa yang dikuasainya secara bergantian

menyangkut masalah fungsi bahasa atau fungsi ragam bahasa tersebut. Hal ini

menyangkut masalah pokok dalam sosiolinguistik, yaitu siapa yang berbicara,

bahasa apa yang digunakan, kepada siapa, kapan, dan tujuannya apa. Sementara

itu, permasalahan sejauh mana bahasa-bahasa yang dikuasai itu saling

mempengaruhi menyangkut masalah kefasihan dalam menggunakan bahasa-

bahasa tersebut dan kesempatan untuk menggunakan bahasa-bahasa tersebut

(Chaer dan Agustina, 2004:90).

Kondisi masyarakat yang bilingual atau multilingual semakin terlihat

bersamaan dengan adanya proses urbanisasi. Proses urbanisasi ini dapat memicu

adanya bilingualisme, tetapi di sisi lain juga dapat menyebabkan kehilangan

bahasa dan proses akulturasi (Siregar, dkk, 1998:3). Fenomena seperti ini

memungkinkan masyarakat atau seorang penutur memiliki sikap yang berbeda

terhadap suatu bahasa dan bahasa lainnya. Hal ini dapat terlihat dari perilaku

berbahasa masyarakat atau seorang penutur itu. Selain itu, kondisi yang demikian

menyebabkan adanya interaksi sosiolinguistik yang menonjol di tengah-tengah

masyarakat, yaitu interaksi dalam kelompok etnik sendiri dan interaksi dalam

kelompok etnik yang berbeda. Kedua jenis interaksi ini dengan sendirinya akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

27

memberi kendala terhadap pola penggunaan bahasa dan sikap bahasa masyarakat

tersebut.

Anderson (dalam Chaer dan Agustina, 2004:151) membagi sikap atas dua

macam, yaitu sikap kebahasaan dan sikap nonkebahasaan, seperti sikap politik,

sikap sosial, sikap estetis, dan sikap keagamaan. Kedua jenis sikap ini dapat

menyangkut keyakinan atau kognisi mengenai bahasa. Oleh karena itu, menurut

Anderson, sikap bahasa adalah tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka

panjang, sebagian mengenai bahasa dan objek bahasa, yang memberikan

kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang

disenanginya. Namun, karena sikap itu sendiri dapat berupa sikap positif dan

negatif, sikap bahasa pun demikian.

Menurut Jendra (dalam Suandi, 2014:151), sikap bahasa adalah keadaan

jiwa atau perasaan seseorang terhadap bahasanya sendiri atau bahasa orang lain.

Sikap bahasa merupakan sikap penutur suatu bahasa terhadap bahasanya di tempat

asalnya, di lingkungan masyarakatnya sendiri, dan sikap terhadap bahasanya

ketika berinteraksi dengan orang lain baik di dalam maupun di luar daerah

masyarakat bahasanya. Sikap bahasa dapat diamati melalui perilaku berbahasa

atau perilaku tutur.

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, telah dikatakan bahwa sikap terdiri

atas dua hal, yaitu sikap negatif dan sikap positif. Kondisi ini berlaku pula bagi

sikap bahasa. Dalam sikap bahasa pun kedua aspek ini muncul dalam kaitannya

dengan berbagai aspek linguistik. Menurut Thomas dan Wareing (2007:292),

berbagai jenis masalah linguistik yang muncul dapat berupa sikap terhadap bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

28

secara keseluruhan, sikap terhadap varian-varian bahasa, sikap terhadap praktik

wacana dan pilihan kata, sikap terhadap pengucapan dan aksen, atau terhadap apa

pun dalam bahasa yang dianggap berbeda, baru atau berubah.

Dalam sikap terhadap bahasa secara keseluruhan, Fasold (dalam Thomas

dan Wareing, 2007:292-293) telah menyajikan secara ringkas mengenai penelitian

sikap bahasa. Berkaitan dengan hal ini, sikap bahasa secara keseluruhan berupa

pandangan penutur bilingual atau multilingual terhadap bahasa mana yang

dianggap lebih cocok digunakan untuk membicarakan topik tertentu daripada

topik lain, atau mana bahasa yang dianggap lebih menyenangkan secara estetik

daripada bahasa lain, atau sikap-sikap lain terhadap bahasa dalam kaitannya

dengan identitas sosial dan budaya mereka.

Sikap bahasa menjadi salah satu faktor yang menentukan perkembangan

suatu bahasa (Muti’ah, 2017:478). Sikap bahasa juga berpengaruh signifikan

terhadap pemertahanan bahasa karena berkaitan erat dengan simbol identitas diri

atau etnis suatu kelompok masyarakat. Ketika sekelompok masyarakat sangat

menjunjung tinggi rasa kesukuannya, mereka cenderung menggunakan bahasa

daerahnya sebagai simbol identitas diri (Djamareng dan Jufriadi, 2016:89). Selain

itu, sikap bahasa juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam

mempelajari sebuah bahasa.

Berkaitan dengan penelitian sikap bahasa, peneliti menemukan tiga

penelitian sejenis yang terkait dengan topik penelitian ini. Penelitian pertama

dilakukan oleh Sri Winarti (2015) yang berjudul “Sikap Bahasa Masyarakat di

Wilayah Perbatasan NTT: Penelitian Sikap Bahasa pada Desa Silawan, Provinsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

29

Nusa Tenggara Timur”. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Yayuk Eny Rahayu

dan Ari Listyorini (2010) yang berjudul “Sikap Bahasa Wanita Karir dan

Implikasinya terhadap Pemertahanan Bahasa Jawa di Wilayah Yogyakarta”.

Sementara itu, penelitian yang ketiga dilakukan oleh Wiwiek Dwi Astuti (2007)

yang berjudul “Sikap Bahasa Mahasiswa dan Dosen terhadap Istilah Terjemahan

dan Istilah Serapan Bidang Ekonomi Hasil Mabbim”.

Penelitian yang dilakukan oleh Winarti mengkaji sikap bahasa masyarakat

perbatasan NTT, lebih tepatnya masyarakat di masyarakat di Desa Silawan,

Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. Penelitian ini bertujuan mengetahui

sikap bahasa masyarakat di wilayah perbatasan tersebut terhadap bahasa

Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Pendekatan penelitian yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menghubungkan ciri sosial

responden dengan pendapatnya terhadap sejumlah parameter sikap bahasa, baik

sikap terhadap bahasa Indonesia, bahasa daerah maupun bahasa asing. Metode

yang digunakan adalah metode survei. Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat

di wilayah perbatasan NTT mempunyai sikap yang lebih positif terhadap bahasa

daerah jika dibandingkan dengan sikap mereka terhadap bahasa Indonesia,

terlebih lagi sikap mereka terhadap bahasa asing. Ciri sosial penutur, seperti jenis

kelamin, tingkat usia, jenjang pendidikan, etnis pasangan, status perkawinan, dan

tempat tinggal mempunyai pengaruh terhadap sikap bahasa seseorang.

Dalam penelitiannya pula, Winarti (2015:224) berpendapat bahwa penutur

yang memiliki pasangan seetnis menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap

bahasa daerah daripada bahasa Indonesia. Sebaliknya, penutur yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

30

pasangan yang tidak seetnis menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap

bahasa Indonesia dibandingkan sikapnya terhadap bahasa daerah.

Winarti (2015:225) juga berpendapat bahwa tempat tinggal dapat

menentukan sikap bahasa seseorang, baik terhadap bahasa Indonesia, bahasa

daerah maupun bahasa asing. Dalam hal ini, Winarti juga mengelompokkan

tempat tinggal menjadi dua, yaitu tempat tinggal yang sama dengan bahasa ibu

penutur dan tempat tinggal yang tidak sama dengan bahasa ibu penutur. Seseorang

dianggap tinggal di tempat yang sama dengan bahasa ibu penutur apabila ia

bertempat tinggal di daerah yang semua penduduknya atau mayoritas

penduduknya satu etnsi dengannya. Sementara itu, seseorang dianggap tinggal di

daerah yang tidak sama dengan bahasa ibu penutur apabila ia bertempat tinggal di

daerah yang dihuni oleh beragam etnis.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarti (2015) menunjukkan bahwa

indeks sikap terhadap bahasa Indonesia pada masyarakat yang tinggal di tempat

yang sama dengan bahasa ibunya lebih tinggi (0,711) jika dibandingkan dengan

masyarakat yang tinggal di tempat yang berbeda dengan bahasa ibunya (0,696).

Sementara itu, indeks sikap terhadap bahasa daerah pada masyarakat yang tinggal

di tempat yang berbeda dengan bahasa ibunya justru lebih tinggi (0,723) jika

dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di tempat yang sama dengan

bahasa ibunya (0,707).

Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Listiyorini (2010) didasari

oleh adanya fenomena pemakaian bahasa Jawa yang kian memprihatinkan.

Masyarakat Jawa, khususnya yang berdomisili di daerah perkotaan di wilayah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

31

Yogyakarta lebih banyak memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam

kegiatan berbahasa sehari-hari. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kebiasaan dan

kondisi masyarakat yang cenderung heterogen, sehingga penggunaan bahasa

Indonesia dianggap sebagai sebuah kebutuhan dan bersifat praktis. Alasan

pemilihan penutur wanita karier dalam penelitian adalah karena wanita cenderung

mengedepankan prestise dalam berbahasa dan wanita merupakan kunci pola asuh

bagi anak-anaknya, dalam hal ini yang berkaitan dengan pola asuh pewarisan atau

pengajaran bahasa, norma, dan perilaku. Selain itu, alasan pemilihan wanita karier

adalah wanita karier memiliki ruang lingkup pergaulan yang lebih luas dan

lingkungan kariernya menuntut pemakaian bahasa Indonesia. Penelitian ini

menggunakan penelitian survei. Subjek penelitiannya adalah wanita pekerja di

wilayah Yogyakarta yang berbahasa ibu bahasa Jawa.

Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007) bertujuan untuk melihat

sikap bahasa mahasiswa dan dosen terhadap istilah bahasa Indonesia. Subjek atau

responden penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan dosen Fakultas

Ekonomi di beberapa perguruan tinggi swasta di Jakarta. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian ini adalah sikap

di kalangan mahasiswa dan dosen terhadap istilah terjemahan dan serapan bidang

ekonomi hasil Mabbim yang dilihat dari variabel sosial, seperti jenis kelamin,

usia, pendidikan, pekerjaan, latar belakang bahasa ibu, dan lamanya menekuni

bidang ekonomi tidak menunjukkan perbedaan sikap. Artinya, antara kedua

kelompok responden tersebut mempunyai sikap positif terhadap istilah bahasa

Indonesia bidang ekonomi hasil Mabbim. Hal tersebut terbukti dengan nilai rerata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

32

di atas 1.500 yang menunjukkan adanya sikap positif terhadap bahasa Indonesia,

baik yang berupa terjemahan maupun yang berupa serapan.

2.3.1 Indikator Sikap Bahasa

Ada banyak faktor yang sangat berpengaruh terhadap kelestarian sebuah

bahasa. Salah satunya adalah sikap pemakai atau pemilik bahasa itu sendiri

(Rahmawati, 2015). Munculnya sikap positif dalam diri penutur tentu dapat

membantu suatu bahasa tetap terjaga. Selain itu, adanya sikap yang positif dapat

mempermudah seseorang untuk mempelajari suatu bahasa (Suhardi, 1996:10).

Pada dasarnya, sikap mengandung tiga indikator, yaitu kognisi, afeksi, dan

konasi. Maka dari itu, sikap bahasa pun juga mengandung ketiga indikator

tersebut. Selanjutnya, peneliti membuat subindikator dari setiap indikator

berdasarkan pemaparan para ahli mengenai ciri-ciri sikap bahasa.

Menurut Dittmar (dalam Suandi, 2014:152), sikap bahasa ditandai oleh

sejumlah ciri. Ciri-ciri itu antara lain pemilihan bahasa dalam masyarakat

multilingual, distribusi perbendaharaan bahasa, perbedaan-perbedaan dialektikal,

dan problema yang timbul sebagai akibat adanya interaksi antarindividu.

Sementara itu, Garvin dan Mathiot (dalam Sumarsono dan Partana, 2002:365)

mengemukakan tiga ciri pokok sikap bahasa. Ciri-ciri itu berupa kesetiaan bahasa,

kebanggaan bahasa, dan kesadaran akan adanya norma bahasa.

Kesetiaan bahasa merupakan keinginan masyarakat pendukung bahasa itu

untuk memelihara dan mempertahankan bahasa itu. Bahkan, apabila perlu,

masyarakat pendukung bahasa itu akan mencegah dari pengaruh bahasa lain dan

mencegah adanya interferensi dari bahasa lain. Kesetiaan bahasa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

33

mengandung aspek mental dan emosi dapat menentukan bentuk tingkah laku yang

berbeda. Kesetiaan bahasa mendorong masyarakat penutur bahasa itu untuk

mempertahankan bahasanya. Kebanggaan bahasa mendorong masyarakat penutur

bahasa untuk menjadikan bahasanya sebagai penanda jati diri, identitas etniknya,

dan sekaligus membedakannya dari etnik lainnya. Sementara itu, kesadaran akan

adanya norma bahasa mendorong orang untuk menggunakan bahasanya dengan

cermat dan santun.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Dittmar, Jaruki dan Santosa (2016:8)

mengemukakan ciri-ciri atau indikator sikap bahasa, tetapi sudah

diimplementasikan dalam sikap positif terhadap bahasa. Sikap positif berbahasa

dapat diwujudkan melalui tiga hal, yaitu kesetiaan berbahasa, kebanggaan

berbahasa, dan kesadaran akan adanya norma (kaidah) berbahasa. Kesetiaan

berbahasa adalah suatu sikap untuk tetap berpegang teguh dalam memelihara,

menjaga, dan menggunakan bahasanya secara baik dan benar, serta berusaha

membina dan mengembangkan bahasanya dalam menghadapi berbagai tantangan

global dan mencegah pengaruh asing yang berlebihan. Dengan demikian, tentunya

kita akan setia dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Kebanggaan berbahasa adalah sikap yang memandang bahwa tiada cela

dalam bahasanya, merasa berbesar hati dan gagah dengan lebih mengutamakan

bahasanya daripada bahasa lainnya, dan menggunakan bahasanya dengan penuh

kebanggaan serta kesadaran sebagai jati diri bangsa Indonesia yang merdeka,

bersatu, dan berdaulat. Sementara itu, kesadaran terhadap kaidah bahasa adalah

sikap yang berpegang teguh untuk mematuhi norma, kriteria, kaidah atau hukum-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

34

hukum yang berlaku dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar, terutama

patuh untuk menggunakan kaidah bahasa Indonesia untuk ragam tulis dan baku,

serta mengangkat harga diri sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat.

Sebaliknya, menurut Chaer dan Agustina (2004:152), jika ketiga ciri sikap

bahasa itu sudah menghilang atau sudah melemah dalam diri seorang penutur atau

kelompok penutur, dapat disebut sebagai sikap bahasa yang negatif. Tanda-tanda

munculnya sikap negatif terhadap sebuah bahasa, yaitu pertama, melemahnya rasa

kesetiaan seorang penutur terhadap bahasanya. Salah satu tanda yang muncul

adalah tidak adanya dorongan atau gairah untuk mempertahankan kemandirian

bahasanya. Kedua, seorang penutur atau kelompok penutur tidak mempunyai rasa

bangga terhadap bahasanya lagi dan mengalihkan rasa bangga tersebut terhadap

bahasa lainnya yang bukan miliknya. Berkaitan dengan hal ini, ada banyak faktor

yang bisa menyebabkan hilangnya rasa bangga terhadap bahasa sendiri dan

menumbuhkannya pada bahasa lainnya, antara lain faktor politik, ras, etnis,

gengsi, dan sebagainya. Ketiga, seorang penutur atau kelompok penutur tidak lagi

mempunyai kesadaran akan adanya norma bahasa. Umumnya, sikap ini akan

tampak dalam keseluruhan perilaku berbahasanya. Penutur merasa tidak perlu

menggunakan bahasa secara cermat, tertib, dan mengikuti kaidah yang berlaku.

Dalam hal ini, penutur sudah merasa cukup puas jika bahasa yang digunakannya

dapat dimengerti oleh lawan tuturnya. Selain itu, tidak adanya kesadaran terhadap

norma bahasa membuat penutur merasa malu dan kecewa jika bahasa yang

digunakannya kacau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

35

Menurut Marsudi (2009:140), sikap positif terhadap suatu bahasa dapat

ditandai dengan sikap kesetiaan dan sikap kebanggaan. Sikap kesetiaan terlihat

jika seorang penutur lebih suka memakai bahasanya daripada bahasa lainnya dan

menjaga agar pengaruh bahasa lainnya tidak berlebihan. Kesetiaan terhadap suatu

bahasa juga merupakan suatu ketaatan yang menunjukkan rasa suka rela dan

bangga dalam menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah bahasa, sehingga

bahasa yang digunakan dapat digolongkan ke dalam bahasa yang baik dan benar.

Kesetiaan terhadap bahasanya ini bukan berarti benci terhadap bahasa lainnya.

Namun, penutur yang taat kaidah ini mengetahui kapan dan di mana

menggunakan bahasanya serta kapan dan di mana harus menggunakan bahasa

lainnya.

Kebanggaan terhadap suatu bahasa terlihat dari kesadaran bahwa

bahasanya mampu mengungkapkan konsep yang rumit dan dapat mengungkapkan

isi hati yang sehalus-halusnya. Selain itu, anggapan bahwa suatu bahasa cocok

untuk mencerminkan persepsi yang lebih tinggi, lebih modern, dan lebih terdidik

menunjukkan adanya sikap bangga terhadap bahasanya. Selain itu, sikap bangga

terhadap suatu bahasa juga menempatkan bahasa itu sebagai lambang jati diri

(Marsudi, 2009).

Sedikit berbeda dengan pendapat para ahli sebelumnya, Suandi

mengelompokkan sikap bahasa berdasarkan dua sisi yang bertolak belakang, yaitu

sikap positif dan sikap negatif. Menurut Suandi (2014:153), sikap positif bahasa

adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa dan situasi

kebahasaan. Hal-hal yang dapat menunjukkan sikap positif seseorang terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

36

bahasanya, antara lain (1) memakai bahasa sesuai dengan kaidah dan situasi

kebahasaan; (2) memakai bahasa sendiri tanpa dicampur dengan bahasa asing; (3)

memakai bahasa sesuai dengan keperluan. Sikap bahasa yang positif hanya akan

tercermin apabila si pemakai mempunyai rasa setia untuk memelihara dan

mempertahankan bahasanya sebagai sarana untuk berkomunikasi. Sikap positif

terdapat pada seseorang yang mempunyai rasa bangga terhadap bahasanya sebagai

penanda jati diri.

Sikap negatif bahasa dapat pula muncul dalam diri seorang pemakai

bahasa. Sikap negatif bahasa ditandai dengan sejumlah ciri, antara lain (1)

pemakai merasa acuh tak acuh terhadap pembinaan dan pelestarian bahasa; (2)

pemakai merasa tidak bangga ketika menggunakan bahasanya sebagai penanda

jati diri; dan (3) pemakai mudah beralih atau berpindah bahasa. Biasanya

peralihan bahasa ini terjadi kepada bahasa yang lebih bergengsi dan lebih

menjamin untuk memperoleh kesempatan di sektor modern dan semacamnya.

Sikap negatif bahasa terbentuk apabila orang yang sudah mengetahui atau

sudah diberi tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan, tetapi tidak mau berusaha

memperbaikinya. Orang yang kurang terampil berbahasa dapat menunjukkan

sikap positif jika ia belajar dari kesalahan, memperhatikan saran, petunjuk, atau

pendapat orang yang ahli, dan mengupayakan perbaikan pemakaian bahasanya.

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, peneliti menarik kesimpulan

mengenai subindikator dari sikap bahasa, sebagai berikut. Pada indikator kognisi,

subindikator yang dibuat oleh peneliti adalah adanya anggapan bahwa suatu

bahasa tertentu mudah dipelajari, adanya keyakinan terhadap suatu bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

37

tertentu, memiliki kemampuan yang baik ketika menggunakan bahasa tertentu,

memiliki pengetahuan yang baik mengenai bahasa tertentu. Pada indikator afeksi,

subindikator yang dibuat oleh peneliti adalah adanya rasa percaya diri ketika

menggunakan bahasa tertentu, merasa bahwa bahasa yang digunakan dapat

menambah rasa keakraban antarpenutur, merasa bangga terhadap suatu bahasa

tertentu, bahasa itu merupakan penanda jati diri, bahasa penutur mampu

menunjukkan kemodernan, bahasa penutur mampu menunjukkan prestise, bahasa

penutur mampu menunjukkan kesopanan, penutur lebih suka menggunakan

bahasa tertentu, penutur merasa lebih tertarik untuk mempelajari bahasanya.

Sementara itu, pada indikator konasi, subindikator yang dibuat oleh peneliti

adalah penutur menggunakan bahasanya dalam berbagai kesempatan dan

bertanggung jawab untuk mengembangkan bahasanya.

2.4 Perbedaan Berbahasa Laki-laki dan Perempuan

Berdasarkan beberapa penelitian, laki-laki dan perempuan memiliki

perbedaan ketika berbahasa. Penelitian yang dilakukan Hidayat (2004) yang

berjudul Penulisan dan Gender menunjukkan bahwa ada perbedaan antara penulis

laki-laki dan perempuan dalam penggunaan bahasa Indonesia, baik dalam

pembentukan kalimat maupun dalam pilihan konjungsi. Dalam penelitian ini,

Hidayat menegaskan kembali penelitian terdahulu bahwa perempuan cenderung

lebih patuh pada kaidah, memiliki kosa kata ekstensif, berpikir lebih praktis, dan

menyukai variasi.

Perbedaan berbahasa antara laki-laki dan perempuan pun terlihat dari

penelitian yang dilakukan oleh Qomariyah (2009) yang berjudul Aksen Feminitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

38

Masyarakat Nelayan Jawa di Pesisir Rembang: Telaah Perbedaan Gender dalam

Penggunaan Bahasa. Dalam penelitian ini, Qomariyah mencoba memaparkan

hubungan antara bahasa dan gender dalam kaitannya dengan aksen bahasa. Hasil

penelitiannya menunjukkan adanya perbedaan aksen antara laki-laki dan

perempuan. Aksen laki-laki cenderung lebih kasar dan terbuka dibandingkan

aksen perempuan. Akan tetapi, laki-laki tidak ingin meniru aksen yang dituturkan

perempuan. Mereka lebih cenderung untuk berbicara apa adanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sobara dan Ardiyani (2013) menggunakan

pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian itu adalah alat

perekam, lembar observasi, dan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman (1992).

Hasil dari penelitian ini adalah, berdasarkan nilai observasi dan angket yang

disebar, pada aspek kebanggaan bahasa kedua kelompok termasuk ke dalam

kategori baik. Akan tetapi, terdapat perbedaan yang menunjukkan bahwa

responden perempuan mempunyai kebanggaan lebih dibandingkan dengan

kelompok laki-laki. Pada aspek kesetiaan bahasa, kedua kelompok responden

menunjukkan sikap yang sama-sama positif. Sementara itu, pada aspek kesadaran

akan norma berbahasa, mahasiswa laki-laki dan perempuan menunjukkan sikap

yang baik. Akan tetapi, mahasiswa perempuan cenderung lebih diam dan berhati-

hati dalam berkomunikasi, terutama dalam mencari pilihan kata yang tepat.

Penelitian yang dilakukan oleh Fatina (2014) yang berjudul “Sikap Bahasa

Etnik Muna di Perantauan Sulawesi Tengah” pun menunjukkan adanya

perbedaan sikap bahasa antara laki-laki dan perempuan. Dalam penelitiannya itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

39

Fatina meneliti sikap bahasa etnik Muna di perantauan Sulawesi Tengah terhadap

bahasa Muna dan bahasa Indonesia. Skala yang digunakan untuk mengukur sikap

bahasa etnik Muna pun adalah skala Likert. Selain itu, Fatina menelaah sikap

bahasa etnik Muna terhadap bahasa Muna dan bahasa Indonesia dari empat

kategori, yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan.

Berdasarkan jenis kelamin, memang ada perbedaan sikap bahasa antara

laki-laki dan perempuan yang beretnik Muna terhadap bahasa Muna. Meskipun

demikian, keduanya menunjukkan adanya sikap yang positif. Jika dilihat dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Fatina, perempuan yang beretnik Muna memiliki

sikap bahasa positif yang lebih tinggi daripada laki-laki yang beretnik Muna. Dari

sepuluh pertanyaan yang diberikan melalui kuesioner, perempuan yang beretnik

Muna memperoleh nilai rata-rata antara 4,4 sampai dengan 4,5. Sementara itu,

laki-laki yang beretnik Muna memperoleh nilai rata-rata antara 4,2 sampai dengan

4,4.

Sikap bahasa antara laki-laki dan perempuan yang beretnik Muna terhadap

bahasa Indonesia juga menunjukkan adanya perbedaan, walaupun keduanya sama-

sama masih memiliki sikap bahasa yang positif. Selain itu, perbedaan sikap

bahasa di antara keduanya pun tidak terlalu besar. Hal ini dapat dilihat dari nilai

rata-rata yang diperoleh dari sepuluh pernyataan yang diberikan melalui

kuesioner. Pada sikap bahasa laki-laki yang beretnik Muna, nilai rata-rata yang

diperoleh adalah antara 3,5 sampai dengan 4,3. Sementara itu, pada sikap bahasa

perempuan yang beretnik Muna, nilai rata-rata yang diperoleh adalah antara 3,7

sampai dengan 4,4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

40

Penelitian yang dilakukan oleh Winarti (2015) dengan judul “Sikap

Bahasa Masyarakat di Wilayah Perbatasan NTT: Penelitian Sikap Bahasa pada

Desa Silawan, Provinsi Nusa Tenggara Timur” juga menunjukkan adanya

perbedaan sikap bahasa antara laki-laki dan perempuan. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Winarti, sikap bahasa penutur laki-laki lebih positif daripada sikap

bahasa penutur perempuan, baik terhadap bahasa Indonesia, bahasa daerah

maupun bahasa asing. Berkaitan dengan sikap terhadap bahasa Indonesia, indeks

sikap bahasa penutur laki-laki (0,750) lebih tinggi daripada indeks sikap bahasa

perempuan (0,677). Demikian pula halnya dengan sikap terhadap bahasa daerah.

Dalam hal ini, indeks sikap bahasa daerah penutur laki-laki (0,745) lebih tinggi

daripada indeks sikap bahasa daerah penutur perempuan (0,684).

Jika dilihat secara keseluruhan dan berurutan, penutur laki-laki lebih

mempunyai kesetiaan terhadap bahasa Indonesia, kemudian baru terhadap bahasa

daerah. Sementara itu, penutur perempuan lebih mempunyai kesetiaan terhadap

bahasa daerah, kemudian baru terhadap bahasa Indonesia.

2.5 Pergeseran Bahasa

Pada dasarnya, bahasa bersifat dinamis. Hal ini berarti bahwa bahasa akan

selalu berkembang. Perkembangan bahasa itu dapat berupa perubahan bahasa atau

pergeseran bahasa. Menurut Triyono (2014), pergeseran bahasa terjadi sebagai

akibat adanya faktor bilingualisme atau multilingualisme yang berkembang di

tengah masyarakat bahasa. Selain itu, keberagaman bahasa dalam masyarakat

bilingual atau multilingual dapat memunculkan adanya kontak bahasa yang

berpotensi menimbulkan adanya pergeseran bahasa (Mardikantoro, 2012:2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

41

Kondisi masyarakat yang bilingualisme dan multilingualisme memang memiliki

risiko terjadinya fenomena pergeseran bahasa.

Sebenarnya, ada banyak ahli yang mendefinisikan pergeseran bahasa.

Menurut Chaer dan Agustina (2004:142), pergeseran bahasa menyangkut masalah

penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau sekelompok penutur yang bisa

terjadi sebagai akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur

yang lain. Apabila seorang penutur atau sekelompok penutur pindah ke tempat

lain yang menggunakan bahasa lain dan bercampur dengan mereka, akan terjadi

adanya pergeseran bahasa. Untuk keperluan komunikasi, mau tidak mau

umumnya pendatang atau kelompok pendatang ini harus menyesuaikan diri

dengan “menanggalkan” bahasanya, lalu menggunakan bahasa penduduk

setempat.

Menurut Suandi (2014:97), pergeseran bahasa hanya akan terjadi kalau

suatu guyup menghendaki untuk menghilangkan identitasnya sebagai kelompok

sosiokultural yang dapat diidentifikasi sendiri demi identitas sebagai bagian dari

guyup lain. pergeseran bahasa menunjukkan adanya suatu bahasa yang benar-

benar ditinggalkan oleh komunitas penuturnya. Hal ini juga berarti bahwa anggota

kelompok bahasa secara kolektif lebih memilih menggunakan bahasa baru

daripada bahasa lama. Sementara itu, menurut Sumarsono dan Partana

(2002:231), pergeseran bahasa berarti suatu guyup (komunitas) meninggalkan

suatu bahasa sepenuhnya untuk memakai bahasa lain. Bila pergeseran sudah

terjadi, para warga guyup itu secara kolektif memilih bahasa baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

42

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pergeseran bahasa adalah suatu kondisi di mana penutur atau sekelompok penutur

meninggalkan bahasanya untuk menggunakan bahasa lain. Dalam hal ini,

pergeseran bahasa menunjukkan adanya suatu bahasa yang benar-benar

ditinggalkan oleh penuturnya (Mardikantoro, 2012:206).

Menurut Sumarsono dan Partana (2002:235), ada beberapa faktor yang

menjadi pendorong adanya pergeseran bahasa. Pertama, alih generasi

(intergenerasi) yang menyangkut lebih dari satu generasi. Dalam hal ini, setiap

dwibahasawan mempunyai risiko bahasa yang satu hilang. Kedua, migrasi atau

perpindahan penduduk. Pada faktor ini, ada dua kemungkinan yang dapat terjadi,

yaitu kelompok-kelompok kecil bermigrasi ke daerah atau negara lain yang tentu

saja menyebabkan bahasa mereka tidak berfungsi di daerah baru dan gelombang

besar penutur bahasa bermigrasi membanjiri sebuah wilayah kecil dengan sedikit

penduduk yang menyebabkan penduduk setempat terpecah dan bahasanya

tergeser.

Ketiga, faktor ekonomi. Salah satu faktor ekonomi adalah industrialisasi.

Dalam hal ini, kemajuan ekonomi kadang-kadang mengangkat posisi sebuah

bahasa menjadi bahasa yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Keempat, sekolah

sering juga dituding sebagai faktor penyebab bergesernya bahasa ibu siswa. Hal

ini karena sekolah biasa mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak, sehingga

menjadi seorang dwibahasawan. Padahal, kedwibahasaan memiliki risiko adanya

pergeseran bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

43

Menurut Suandi (2014:99), ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya pergeseran bahasa. Beberapa faktor tersebut, yaitu (1) faktor ekonomi,

sosial, dan politik; (2) faktor demografi; (3) sekolah; dan (4) migrasi. Pada faktor

ekonomi, sosial dan politik, masyarakat memandang adanya alasan penting untuk

mempelajari bahasa kedua dan mereka tidak memandang perlu untuk

mempertahankan bahasa etnisnya. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan

ekonomi, status sosial atau kepentingan politik.

Pada faktor demografi, letak daerah baru yang jauh dari daerah asal bisa

menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran bahasa. Hal ini karena

kelompok-kelompok pendatang akan mengadakan asimilasi dengan penduduk

setempat agar mudah diterima oleh masyarakat setempat. Pada faktor sekolah,

sekolah sering dituding sebagai faktor penyebab bergesernya bahasa ibu murid.

Hal ini karena biasanya sekolah mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak,

sehingga anak menjadi dwibahasawan. Kondisi kedwibahasaan memungkinkan

munculnya risiko pergeseran bahasa. Sementara itu, pada faktor migrasi, ada dua

kemungkinan sebab yang terjadi, yaitu, pertama, kelompok-kelompok kecil

bermigrasi ke daerah atau negara lain yang menyebabkan bahasa mereka tidak

berfungsi di daerah baru. Kedua, gelombang besar penutur bahasa bermigrasi

membanjiri sebuah wilayah kecil dengan sedikit penduduk, sehingga

menyebabkan penduduk setempat terpecah dan bahasanya bergeser.

Bila seorang penutur atau sekelompok penutur pindah ke tempat lain yang

menggunakan bahasa lain dan bercampur dengan mereka, akan terjadilah

pergeseran bahasa. Kondisi tersebut terjadi dengan tujuan agar para pendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

44

dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru. Salah satunya adalah dengan

menanggalkan bahasa pertama mereka dan menggunakan bahasa kedua, yakni

bahasa setempat (Suandi, 2014:104).

Saat ini, pergeseran bahasa banyak dialami oleh bahasa-bahasa daerah di

berbagai daerah (Djamareng dan Jufriadi, 2016:81). Gejala pergeseran bahasa

daerah itu juga ditunjukkan bukan saja berkurangnya minat generasi muda

mempelajari bahasa daerah sebagai identitas kedaerhannya, melainkan juga

meningkatnya kecenderungan orang tua yang berasal dari keluarga satu suku

untuk memilih bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi utama mereka di rumah

(Wilian, 2010:23).

Berdasarkan hasil penelitiannya, Djamareng dan Jufriadi (2016:81)

mengatakan faktor yang mempengaruhi pergeseran bahasa Luwu di Kota Palopo

adalah kondisi demografi. Dalam hal ini, kondisi demografi penduduk Kota

Palopo dapat dikatakan heterogen. Hal ini karena terdapat banyak suku yang

bertempat tinggal di daerah tersebut, baik sebagai penduduk permanen maupun

penduduk yang menetap sementara karena berbagai alasan. Suku-suku yang

terdapat di Kota Palopo adalah masyarakat asli Luwu, suku Bugis (Wajo, Bone,

Soppeng, Sidrap), suku Jawa, suku Bali, Sumatera, Flores, Nusa Tenggara,

Tionghoa, dan sebagainya. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat Luwu di

Kota Palopo lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat

komunikasi dengan berbagai suku yang ada, sehingga mereka jarang

menggunakan bahasa Luwu sebagai bahasa pengantar dalam berinteraksi di antara

sesama masyarakat Luwu, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

45

2.6 Pemertahanan Bahasa

Faktor penutur bahasa menentukan keberadaan suatu bahasa di tengah-

tengah kehidupan mereka. Jika para penutur bahasa masih mempunyai

keloyalitasan yang tinggi terhadap bahasa ibunya, para penutur tersebut telah

dianggap mempertahankan bahasa ibunya. Namun sebaliknya, jika sikap yang

dimunculkan berupa sikap antipati atau kurang menghargai bahasa ibunya,

keberadaan bahasa ibu tersebut dimungkinkan mengalami pergeseran. Oleh

karena itu, memang diperlukan adanya pemupukan sikap bahasa yang positif,

sehingga memungkinkan adanya kondisi pemertahanan bahasa.

Menurut Suandi (2014:107), pemertahanan bahasa menyangkut masalah

sikap atau penilaian terhadap suatu bahasa untuk tetap menggunakan bahasa

tersebut di tengah-tengah bahasa lainnya. Pemertahanan bahasa juga dapat

didefinisikan sebagai upaya yang disengaja untuk mempertahankan penggunaan

bahasa tertentu di tengah ancaman bahasa yang lainnya. Oleh karena itu,

pemertahanan bahasa dimaksudkan untuk mewujudkan diversitas kultural,

memelihara identitas etnis, memungkinkan adaptabilitas sosial, menambah rasa

aman pada anak secara psikologis, dan meningkatkan kepekaan linguistis. Pada

dasarnya, pemertahanan bahasa dapat dilakukan dengan selalu menggunakan

bahasa yang dimiliki dan meneruskan pemakaian bahasa yang ada.

Pemertahanan bahasa, terutama bahasa daerah, saat ini dapat dianggap

masih kurang. Berdasarkan hasil penelitian Sitorus (2014) yang mengkaji tentang

pemertahanan bahasa Pakpak Dairi, dapat dikatakan bahwa pemertahanan bahasa

pada kelompok remaja dan kelompok dewasa masih kurang. Pada kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

46

remaja, pemertahanan bahasa di semua ranah (ranah rumah, luar rumah, ranah

gereja/masjid, dan ranah sekolah) sangat lemah. Sementara itu, pada kelompok

dewasa, pemertahanan bahasa Pakpak Dairi hanya bertahan pada ranah tertentu,

yaitu ranah gereja/masjid. Untuk ranah rumah, luar rumah, dan ranah pekerjaan,

bahasa Pakpak Dairi dianggap sudah tidak bertahan.

Pada bahasa tertentu, pemertahanan bahasa memang masih dapat dilihat.

Salah satu bahasa yang menunjukkan adanya pemertahanan bahasa adalah bahasa

Jawa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Winda dan

Aulia (2016). Berdasarkan hasil penelitiannya yang mengkaji tentang

pemertahanan bahasa Banjar Hulu di Kota Banjarmasin pada umur dewasa, dapat

dikatakan bahwa pemertahanan bahasa Banjar Hulu masih cukup tinggi. Hal ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu lingkungan tempat tinggal yang

didominasi oleh orang-orang sesuku, orang tua yang berasal dari suku yang sama,

dan loyalitas bahasa yang dimiliki penutur masih cukup tinggi.

Upaya pemertahanan bahasa dapat dilakukan jika masing-masing penutur

memiliki sikap yang positif terhadap bahasanya. Sikap yang positif ini dapat

ditunjukkan apabila penutur memiliki rasa kesetiaan, kebanggaan, dan kesadaran

terhadap bahasanya. Hal ini dapat ditunjukkan salah satunya dengan selalu

menggunakan bahasa tersebut pada berbagai kesempatan (Sitorus, 2014:104).

2.7 Kondisi Kebahasaan di Universitas Sanata Dharma

Selain dikenal sebagai kota pariwisata, Daerah Istimewa Yogyakarta juga

dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini disebabkan oleh banyaknya universitas dan

institusi-institusi pendidikan yang ada di wilayah ini. Oleh karena itu, tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

47

mengherankan apabila banyak pendatang dari berbagai daerah untuk melanjutkan

studi di berbagai universitas yang ada di Yogyakarta. Kondisi ini menyebabkan

wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu wilayah yang memiliki

kemajemukan budaya dan bahasa.

Kondisi yang demikian, tampak pula terjadi di berbagai universitas. Salah

satunya adalah di Universitas Sanata Dharma. Setiap tahunnya, ada banyak

mahasiswa yang datang dari berbagai daerah diterima di Universitas Sanata

Dharma. Setiap mahasiswa pendatang itu umumnya membawa kebudayaan dan

bahasa yang menjadi ciri khasnya. Hal yang semacam ini menyebabkan

Universitas Sanata Dharma menjadi multietnik dan multibahasa.

Ketika berbicara dalam ranah akademik, tentu saja akan digunakan bahasa

Indonesia. Hal ini sesuai dengan peraturan mengenai bahasa Indonesia bahwa

bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

Namun, ketika berinteraksi dengan teman, baik sesuku maupun tidak sesuku,

tentu terdapat faktor soal pemilihan bahasa yang akan digunakan. Dalam kondisi

masyarakat yang majemuk, persoalan tentang pemilihan bahasa bisa saja muncul.

Persoalan bahasa yang bisa saja muncul, antara lain bahasa manakah yang selalu

digunakan di dalam interaksi keluarga dan bahasa manakah yang akan digunakan

di dalam interaksi etnik sendiri. Selanjutnya, bahasa apakah yang akan digunakan

di dalam interaksi di antara etnik yang berbeda (Siregar, Isa, dan Husni, 1998:50).

Permasalahan-permasalahan yang demikian seringkali muncul di tengah

masyarakat yang bilingual, bahkan multilingual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

48

Adanya situasi yang akademis dan kondisi bahasa yang beragam menjadi

alasan mahasiswa untuk memilih berkomunikasi dengan bahasa Indonesia,

terutama ketika berbicara dengan dosen, karyawan, dan teman yang tidak sesuku.

Hal ini dapat berakibat pada adanya perubahan sikap mahasiswa terhadap bahasa

daerah menuju ke arah yang negatif. Kondisi yang demikian pernah disampaikan

oleh Hamida (2012) melalui jurnalnya bahwa pengalaman ketika mengenyam

pendidikan di perguruan tinggi yang terdiri atas mahasiswa-mahasiswa dari

berbagai daerah membuat mahasiswa harus berbahasa Indonesia setiap saat. Oleh

karena itu, mereka berpikir bahwa bahasa daerah sudah menjadi tidak relevan lagi.

Penelitian yang dilakukan oleh Hamida di atas menunjukkan bahwa

umumnya sikap bahasa seorang penutur dapat berubah. Namun, berdasarkan

pernyataan itu pula, dapat dilihat bahwa perubahan sikap seorang penutur, terlebih

terhadap bahasa daerah, justru menunjukkan arah yang negatif. Hal ini juga

pernah diungkapkan oleh Mbete (2003:133) bahwa sebagian besar anak-anak

Indonesia yang tinggal di kota-kota besar, juga yang berasal dari keluarga

dwisuku, dan yang berpendidikan relatif tinggi sudah menjadikan bahasa

Indonesia sebagai bahasa ibu. Tentu saja, hal ini memberikan dampak pula

terhadap perkembangan bahasa daerah sebagai bahasa ibu.

2.8 Kerangka Berpikir

Sikap bahasa yang positif pada masyarakat Indonesia tentu sangat

bermanfaat bagi pembinaan dan pengembangan, baik bagi bahasa Indonesia

maupun bahasa daerah. Sikap bahasa yang positif terlihat dari aspek kognisi,

afeksi, dan konasi. Selain itu juga dapat dilihat pada indikator-indikator sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

49

bahasa. Selain itu, berdasarkan pemaparan pada subbab sebelumnya, sikap bahasa

antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan memang terdapat

perbedaan.

Atas dasar pemaparan di atas, peneliti membuat kerangka berpikir dalam

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Berikut disajikan kerangka berpikir yang

dimaksud.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Aspek Kognisi, Aspek Afeksi, Aspek Konasi

Teori-teori Indikator Sikap Bahasa

Kisi-kisi dan Kuesioner

Bahasa Indonesia Bahasa Daerah

Mahasiswa

Laki-laki

Mahasiswa

Perempuan

Mahasiswa

Perempuan

Mahasiswa

Laki-laki

Perbedaan Sikap terhadap

Bahasa Indonesia

Perbedaan Sikap terhadap

Bahasa Daerah

Sikap Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

50

2.9 Hipotesis

Menurut Siregar (2014:38), hipotesis merupakan jawaban atau dugaan

sementara yang harus diuji kebenarannya. Pada penelitian ini digunakan hipotesis

komparatif. Siregar (2014:39) menyatakan bahwa hipotesis komparatif adalah

hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang

bersifat membedakan atau membandingkan antara satu data dan data lainnya.

Penelitian yang berjudul Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan

Perempuan FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap Bahasa Indonesia dan

Bahasa Daerah memiliki beberapa hipotesis. Berikut disajikan hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini.

1. Ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan mahasiswa perempuan FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta terhadap bahasa Indonesia.

2. Ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan mahasiswa perempuan FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta terhadap bahasa daerah.

Hipotesis operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ha1 : ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap

bahasa Indonesia.

Ho1 : Tidak ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

terhadap bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

51

Ha2 : ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap

bahasa daerah.

Ho2 : Tidak ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

terhadap bahasa daerah.

Secara statistik, hipotesis tersebut dinyatakan sebagai berikut.

Ha1 : μ1 ≠ μ2

Ho1 : μ1 = μ2

Ha2 : μ1 ≠ μ2

Ho2 : μ1 = μ2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan dan jenis penelitian kuantitatif.

Menurut Martono (2014:20), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka atau data yang berupa

kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk angka. Data

yang berupa angka tersebut diolah dan dianalisis untuk mendapat suatu informasi

ilmiah. Dalam hal ini, penelitian kuantitatif menggunakan instrumen penelitian

dan analisis data yang bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditentukan.

Pendekatan kuantitatif dipilih karena dalam penelitian ini untuk mengukur

sikap bahasa mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma memang dibutuhkan

data angka-angka, yang berupa skor dari skala sikap. Skala sikap yang digunakan

dalam penelitian ini adalah skala sikap model Likert. Skor dari skala sikap itu

kemudian akan diolah dan dianalisis secara statistik untuk menguji hipotesis yang

telah ditentukan dalam penelitian ini.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan dilakukan di FKIP

Universitas Sanata Dharma. Hal ini dilakukan karena memang fokus dalam

penelitian adalah sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

yang ada di FKIP Universitas Sanata Dharma terkait dengan bahasa Indonesia dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

53

bahasa daerah dalam lingkup kampus. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan

Mei-Juni 2017.

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel adalah mahasiswa laki-laki

dan mahasiswa perempuan FKIP di Universitas Sanata Dharma serta sikap

bahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Martono (2014:59), variabel merupakan

konsep yang memiliki variasi atau memiliki lebih dari satu nilai. Berikut disajikan

operasionalisasi variabel dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Varibel Sikap Bahasa

Sikap

Bahasa

Indikator Pernyataan

Kognisi

Mudah mempelajari Bahasa Indonesia dan bahasa daerah

mudah dipelajari.

Keyakinan Memiliki keyakinan bahwa bahasa

Indonesia dan bahasa daerah mampu

bersaing dengan bahasa lainnya.

Memiliki

kemampuan

Memiliki kemampuan yang baik

(membaca, menulis, menyimak, berbicara)

dalam bahasa Indonesia dan bahasa

daerah.

Memiliki

pengetahuan

Memiliki pengetahuan yang baik

mengenai bahasa Indonesia dan bahasa

daerah

Afeksi

Kepercayaan diri Merasa percaya diri ketika berbahasa

Indonesia atau berbahasa daerah.

Keakraban Bahasa Indonesia dan bahasa daerah dapat

menunjukkan keakraban.

Kebanggaan Merasa bangga terhadap Indonesia dan

bahasa daerah.

Penanda jati diri Bahasa Indonesia dan bahasa daerah dapat

menunjukkan jati diri.

Kemodernan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah dapat

menunjukkan kemodernan.

Prestise Bahasa Indonesia dan bahasa daerah dapat

menunjukkan prestise.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

54

Kesopanan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah dapat

menunjukkan kesopanan.

Suka menggunakan Lebih suka menggunakan bahasa

Indonesia atau bahasa daerah daripada

bahasa lainnya.

Tertarik untuk

mempelajari

Merasa tertarik untuk mempelajari bahasa

Indonesia dan bahasa daerah.

Konasi

Menggunakan Menggunakan bahasa Indonesia atau

bahasa daerah dalam berbagai

kesempatan.

Bertanggung jawab

untuk

mengembangkan

Bertanggung jawab untuk

mengembangkan bahasa Indonesia dan

bahasa daerah.

3.4 Populasi dan Sampel

Kasmadi dan Sunariah (2013:65) mendefinisikan populasi sebagai seluruh

data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang

sudah ditentukan. Sementara itu, menurut Indrawan dan Yaniawati (2014:93),

populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang akan ditarik

kesimpulannya.

Sugiyono (2012:80) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi

tidak hanya berkaitan dengan jumlah subjek atau objek yang dikaji, tetapi juga

seluruh karakteristik yang ada pada subjek atau objek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Namun, populasi yang dipilih adalah mahasiswa FKIP

Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 sampai dengan angkatan 2016. Alasan

peneliti memilih populasi berdasarkan angkatan adalah mahasiswa angkatan 2014

sampai 2016 masih aktif mengikuti kegiatan perkuliahan reguler. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

55

demikian, memungkinkan peneliti untuk memperoleh data penelitian yang sesuai

dengan tujuan penelitian yang telah dipaparkan pada bagian awal. Berikut ini

disajikan tabel jumlah populasi berdasarkan program studi dan angkatan yang ada

di FKIP Universitas Sanata Dharma.

Tabel 3.2 Jumlah Populasi FKIP Universitas Sanata Dharma

No. Program Studi Angkatan

Jumlah

Mahasiswa

Laki-laki

Jumlah

Mahasiswa

Perempuan

Jumlah

1. Pendidikan Bahasa Inggris

2014 47 128 175

2015 44 116 160

2016 48 101 149

2. Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia

2014 35 69 104

2015 35 55 90

2016 26 52 78

3. Pendidikan Akuntansi

2014 23 68 91

2015 28 62 90

2016 15 54 69

4. Pendidikan Biologi

2014 12 69 81

2015 18 83 101

2016 22 59 81

5. Pendidikan Ekonomi

2014 18 26 44

2015 14 37 51

2016 12 36 48

6. Pendidikan Fisika

2014 10 46 56

2015 8 38 46

2016 12 36 48

7. Pendidikan Matematika

2014 23 75 98

2015 24 72 96

2016 26 85 111

8. Pendidikan Sejarah

2014 31 17 48

2015 20 22 42

2016 31 29 60

9. Pendidikan Guru Sekolah

Dasar

2014 63 171 234

2015 61 199 260

2016 55 193 248

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

56

10. Bimbingan dan Konseling

2014 25 42 67

2015 22 55 77

2016 37 51 88

11. Pendidikan Agama Katolik

2014 17 22 39

2015 21 31 52

2016 16 46 62

TOTAL 899 2245 3144

Sugiyono (2012:81) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi itu. Sementara itu, menurut Martono

(2014:76), sampel adalah anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan

prosedur tertentu, sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Sampel yang

diambil oleh peneliti haruslah bersifat representatif. Artinya, sampel harus bisa

mewakili karakteristik yang ada pada populasi.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini, sampel dipilih melalui teknik proportional random

sampling. Pada teknik sampling ini, proporsi jumlah sampel yang akan diambil

sebanding untuk setiap strata. Sementara itu, teknik random mengacu kepada

pemilihan sampel pada setiap strata (Werang, 2015:104).

Dalam penelitian ini, ada sebelas program studi S1 di FKIP Universitas

Sanata Dharma. Program studi tersebut adalah Program Studi Bimbingan dan

Konseling (BK), Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama

Katolik (IPPAK), Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE),

Program Studi Pendidikan Sejarah (PSej), Program Studi Pendidikan Fisika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

57

(PFis), Program Studi Pendidikan Matematika (PMat), dan Program Studi

Pendidikan Biologi (PBio).

Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel yang diambil didasarkan

pada pedoman untuk menentukan jumlah sampel yang diajukan oleh Slovin

(Werang, 2015:98). Rumus penentuan jumlah sampel yang diajukan oleh Slovin

adalah sebagai berikut.

Keterangan:

n = jumlah sampel.

N = jumlah populasi.

e = perkiraan tingkat kesalahan dengan margin of error sebesar 5%.

Berdasarkan rumus yang diajukan Slovin di atas, jumlah sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah 354 responden. Perhitungannya adalah

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

58

Sampel proporsi digunakan oleh peneliti dengan alasan bahwa jumlah

subjek penelitian yang ada dalam setiap program studi dan angkatan tidak sama.

Oleh karena itu, penggunaan teknik pengambilan sampel ini dipilih agar

memperoleh sampel yang representatif (Arikunto, 2006:139). Berikut ini disajikan

rumus dan perhitungan pengambilan sampel berdasarkan kelompok program studi

dan angkatan.

Sampel kelompok =

Tabel 3.3 Jumlah Sampel yang Diambil pada Setiap Program Studi

No. Program Studi Angkatan Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Sampel

1. Pendidikan Bahasa Inggris

2014 175 20

2015 160 18

2016 149 17

2. Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia

2014 104 12

2015 90 10

2016 78 9

3. Pendidikan Akuntansi

2014 91 10

2015 90 10

2016 69 8

4. Pendidikan Biologi

2014 81 9

2015 101 11

2016 81 9

5. Pendidikan Ekonomi

2014 44 5

2015 51 6

2016 48 5

6. Pendidikan Fisika

2014 56 6

2015 46 5

2016 48 5

7. Pendidikan Matematika

2014 98 11

2015 96 11

2016 111 12

8. Pendidikan Sejarah

2014 48 5

2015 42 5

2016 60 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

59

9. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

2014 234 26

2015 260 30

2016 248 28

10. Pendidikan Bimbingan dan

Konseling

2014 67 8

2015 77 9

2016 88 10

11. Pendidikan Agama Katolik

2014 39 4

2015 52 6

2016 62 7

Total 3144 354

Selain menentukan jumlah sampel yang harus diambil pada setiap program

studi dan angkatan yang ada di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

peneliti juga menentukan jumlah sampel yang harus diambil berdasarkan jenis

kelamin. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan agar data penelitian yang

diperoleh cukup proporsional. Untuk menghitung jumlah sampel tersebut, peneliti

menggunakan rumus yang sama yang telah digunakan untuk menentukan jumlah

sampel yang harus diambil pada setiap program studi dan angkatan. Berikut

disajikan tabel mengenai jumlah sampel mahasiswa laki-laki dan perempuan yang

digunakan dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

60

Tabel 3.4 Jumlah Sampel Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

No. Program Studi Angkatan

Jumlah

Sampel Laki-

laki

Jumlah

Sampel

Perempuan

Jumlah

Sampel

1. Pendidikan Bahasa

Inggris

2014 5 15 20

2015 5 13 18

2016 5 12 17

2. Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia

2014 4 8 12

2015 4 6 10

2016 3 6 9

3. Pendidikan

Akuntansi

2014 3 7 10

2015 3 7 10

2016 2 6 8

4. Pendidikan Biologi

2014 1 8 9

2015 2 9 11

2016 2 7 9

5. Pendidikan

Ekonomi

2014 2 3 5

2015 2 4 6

2016 1 4 5

6. Pendidikan Fisika

2014 1 5 6

2015 1 4 5

2016 1 4 5

7. Pendidikan

Matematika

2014 3 8 11

2015 3 8 11

2016 3 9 12

8. Pendidikan Sejarah

2014 3 2 5

2015 2 3 5

2016 4 3 7

9. Pendidikan Guru

Sekolah Dasar

2014 7 19 26

2015 7 23 30

2016 6 22 28

10.

Pendidikan

Bimbingan dan

Konseling

2014 3 5 8

2015 3 6 9

2016 4 6 10

11. Pendidikan Agama

Katolik

2014 2 2 4

2015 2 4 6

2016 2 5 7

Total 101 253 354

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

61

Sampel acak juga digunakan dalam penelitian ini. Hal ini karena peneliti

ingin memberikan kesempatan yang sama kepada setiap subjek untuk dipilih

sebagai sampel. Penetapan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pola undian. Langkah-langkah pengambilan sampel dalam

penelitian ini, yaitu (1) sampel penelitian dikelompokkan berdasarkan angkatan

dan program studi. (2) Nomor undian berupa nomor induk mahasiswa (NIM) dan

diundi berdasarkan setiap angkatan dari setiap program studi. (3) Nomor undian

dikeluarkan satu per satu sesuai dengan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, yaitu sebanyak 354 responden.

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan

data adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

dikembangkan dengan skala sikap model Likert. Skala Likert yang digunakan

adalah skala dalam bentuk checklist. Artinya, dalam pengisian kuesioner,

responden diminta untuk memberikan tanda checklist sesuai dengan keadaan yang

dialami oleh responden. Ada beberapa tahap yang digunakan untuk menyusun

kuesioner dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Membuat kisi-kisi kuesioner

Sebelum membuat kuesioner, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-

kisi kuesioner. Menurut Kasmadi dan Sunariah (2013:82), kisi-kisi merupakan

tabel ilustrasi sederhana dari perencanaan pembuatan perangkat uji sebagai

kerangka yang memberikan informasi dan bagian-bagian yang tersusun secara

sistematis. Hal ini dilakukan agar kuesioner yang nantinya dibuat dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

62

membantu peneliti untuk memperoleh data yang diinginkan, sehingga tujuan

penelitian dapat tercapai. Kisi-kisi kuesioner yang dibuat oleh peneliti berupa

indikator-indikator sikap bahasa, yaitu afeksi, kognisi, dan konasi. Dari setiap

indikator itu, peneliti membuat subindikator dan pernyataan inti. Kisi-kisi

kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagian

lampiran.

2. Membuat kuesioner

Setelah membuat kisi-kisi, peneliti membuat kuesioner. Kuesioner

dalam peneliti ini dikembangkan dari indikator-indikator yang ada pada kisi-

kisi. Dalam kuesioner ini, responden diminta untuk memberi tanda centang

sesuai dengan pernyataan yang ada pada kolom jawaban. Pilihan jawaban

yang terdapat dalam kuesioner ini ada lima, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-

ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini, akan dilampirkan pada bagian lampiran.

3. Pemberian skor skala

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala

sikap dengan kategori jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Setiap kategori jawaban yang

ada dalam kuesioner memiliki skor. Setiap pernyataan memiliki skor yang

berbeda dengan pernyataan lainnya. Pemberian skor skala dapat dilihat lebih

lanjut pada bagian pengujian instrumen dan analisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

63

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengujian instrumen penelitian yang

berupa validitas instrumen dan reliabilitas instrumen. Pengujian ini dilakukan

dengan tujuan agar instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dipercaya dan mengukur apa yang memang seharusnya diukur. Berikut disajikan

pemaparan mengenai kedua hal tersebut.

3.7.1 Validitas Instrumen

Pengujian dilakukan melalui validitas eksternal dan validitas internal. Hal

ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2012, 122-123) bahwa instrumen yang

valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Dalam validitas eksternal,

instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Berikut disajikan

data validasi yang digunakan oleh peneliti.

3.7.1.1 Validitas Internal

Terkait dengan penelitian ini, dalam validitas internal, peneliti memilih

untuk menggunakan validitas isi. Menurut Yusuf (2014:235), validitas isi

menekankan pada keabsahan instrumen yang disusun dan dikaitkan dengan

domain yang akan diukur. Oleh karena itu, validitas isi dapat digunakan dalam

penelitian ini untuk mengukur apakah instrumen berupa skala sikap yang telah

dibuat dapat mengukur sikap bahasa mahasiswa FKIP di Universitas Sanata

Dharma.

Pada penelitian ini, peneliti memilih tiga validator untuk memvalidasi

instrumen yang dibuat oleh peneliti, yang berupa kisi-kisi dan kuesioner tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

64

sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan di FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Ketiga

validator tersebut adalah Dr. Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si,

Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum., dan Dr. Paulus Ari Subagyo, M. Hum.

Berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator tersebut, terdapat beberapa

hal yang harus diperbaiki, baik kisi-kisi maupun kuesioner yang telah dibuat oleh

peneliti. Beberapa masukan dari ketiga validator tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pernyataan nomor 20, 39, dan 40 perlu diperhatikan kembali agar tidak

menimbulkan perbedaan interpretasi.

2. Jumlah pernyataan negatif dan pernyataan positif yang ada di dalam kuesioner

hendaknya proporsional.

3. Pernyataan mengenai penggunaan bahasa Indonesia dalam kegiatan

berkomunikasi sebaiknya tidak hanya dibuat komunikasi antarsuku, tetapi

juga antarpenutur dengan suku yang sama.

4. Penggunaan istilah pada kisi-kisi sebaiknya konsisten dan sesuai dengan teori

yang digunakan, yaitu kognisi, afeksi, dan konasi, bukan kesetiaan,

kebanggaan, dan kesadaran dalam berbahasa.

5. Dasar teori sangat diperlukan untuk menentukan indikator sikap bahasa.

6. Pada pernyataan nomor 62, sebaiknya penggunaan kata “universitas”

dihilangkan, sehingga yang berperan utama dalam pengembangan bahasa

daerah bukanlah universitas, melainkan mahasiswa.

Berdasarkan masukan dari para validator, peneliti memperbaiki kisi-kisi

dan kuesioner. Kisi-kisi dan kuesioner, baik yang sebelum direvisi maupun yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

65

sudah direvisi, tidak peneliti sajikan pada bagian ini. Kisi-kisi dan kuesioner

tersebut dapat dilihat pada bagian lampiran dalam penelitian ini.

3.7.1.2 Validitas Eksternal

Dalam penelitian ini, peneliti juga akan melakukan validitas eksternal

melalui uji coba instrumen. Uji coba instrumen dalam penelitian ini akan

dilakukan terhadap 57 responden. Pemilihan 57 responden sebagai ujicoba

instrumen ini berdasarkan pada pendapat Sapnas dan Zeller (dalam Williams, dkk,

2012:4) yang menyatakan bahwa sebanyak 50 responden sudah cukup memadai.

Namun, karena berbagai hal, peneliti memilih sejumlah 57 subjek ujicoba yang

akan digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, dalam uji coba ini responden

diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang

diujicobakan (Arikunto, 2006:226).

Subjek ujicoba yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara acak,

meskipun tetap meliputi keseluruhan program studi yang ada di FKIP Universitas

Sanata Dharma, yaitu sebanyak sebelas program studi. Persebaran jumlah subjek

ujicoba dalam setiap program studi tidak merata. Hal ini karena keterbatasan

waktu dan tenaga peneliti dalam melakukan ujicoba. Subjek ujicoba yang telah

digunakan dalam ujicoba instrumen tidak akan menjadi responden dalam

penelitian ini.

Setelah diperoleh data ujicoba, hasil ujicoba akan dianalisis per pernyataan

yang telah dibuat. Sebelum dilakukan analisis data, peneliti memisahkan

pernyataan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pernyataan yang berkaitan

dengan bahasa Indonesia (selanjutnya disebut sebagai kelompok pernyataan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

66

bahasa Indonesia) dan kelompok pernyataan yang berkaitan dengan bahasa daerah

(selanjutnya disebut sebagai kelompok pernyataan bahasa daerah). Dalam

kuesioner ini, kelompok pernyataan bahasa Indonesia terdapat pada pernyataan

nomor 1 sampai dengan nomor 38. Sementara itu, kelompok pernyataan bahasa

daerah terdapat pada pernyataan nomor 39 sampai dengan 68. Dengan demikian,

penghitungan yang dilakukan oleh peneliti pun secara terpisah. Berdasarkan hal

tersebut, peneliti melakukan analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menghitung harga f yang berupa frekuensi setiap jawaban.

2. Menghitung persentase frekuensi setiap jawaban dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.

3. Menghitung persentil kumulatif.

4. Menghitung median atau midpoint dengan rumus sebagai berikut.

5. Hasil dari penghitungan midpoint dikonversikan ke dalam tabel harga z.

6. Untuk menghilangkan tanda negatif pada skala, harga z ini dikoreksi menjadi

Zc. Hal ini dilakukan dengan cara menambahkan harga mutlak Z terkecil

kepada masing-masing harga Z. Pada penelitian ini, untuk menghilangkan

tanda negatif pada skor konversi nilai z, skor yang diperoleh untuk kelompok

pernyataan bahasa daerah dan kelompok pernyataan bahasa Indonesia

ditambah 2,38.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

67

7. Dengan demikian, skor untuk setiap respons pada pernyataan akan diperoleh.

Langkah ini terus dilakukan sampai setiap respons pada setiap pernyataan

telah diperoleh.

8. Setelah memperoleh skor untuk setiap respons pada butir-butir pernyataan

yang telah dibuat, peneliti mengkonversi dari skor data awal menjadi skor

yang baru diperoleh.

Menurut Suryabrata, tiap pernyataan akan dianalisis berdasarkan distribusi

jawaban dan harga daya pembeda. Setelah melakukan penghitungan di atas,

peneliti juga melakukan tahap penghitungan untuk pengujian validitas. Untuk

pengujian validitas, peneliti melakukan uji validitas menurut Suryabrata dan uji

validitas product moment. Pengujian validitas menurut Suryabrata dilakukan

dengan menganalisis pernyataan berdasarkan distribusi jawaban dan harga daya

pembeda (2005:187). Berikut disajikan uji validitas menurut Suryabrata dan uji

validitas product moment.

1. Uji Validitas menurut Suryabrata

Untuk penentuan daya pembeda, peneliti melakukan penghitungan sebagai

berikut.

a. Berdasarkan skor total seluruh instrumen, subjek dikelompokkan menjadi

kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah. Proporsi setiap

kelompok, yaitu 27% untuk kelompok atas dan 27% untuk kelompok bawah.

Dalam penelitian ini, karena jumlah subjek ujicoba sebanyak 57 orang,

proporsi untuk kelompok atas dan kelompok bawah berjumlah sebanyak 15

orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

68

b. Daya pembeda pernyataan dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

= rata-rata skor kelompok atas.

= rata-rata skor kelompok bawah.

= varians skor kelompok atas.

= varians skor kelompok bawah.

= jumlah subjek kelompok atas.

= jumlah subjek kelompok bawah.

Setelah melakukan analisis distribusi jawaban dan daya pembeda dengan

menggunakan rumus di atas, dilakukan seleksi pernyataan. Seleksi pernyataan ini

diawali dengan mengelompokkan pernyataan menjadi dua, yaitu pernyataan tidak

mendukung dan pernyataan tidak mendukung. Seleksi pernyataan ditentukan

berdasarkan taraf alpha yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu 0,05. Dengan

demikian, pernyataan yang memiliki harga t kurang dari 1,64 sebaiknya tidak

digunakan.

Pada subbab ini, peneliti hanya akan menyajikan hasil perhitungan harga t

yang diperoleh setelah seluruh langkah penghitungan dilakukan. Sementara itu,

untuk penghitungan dan hasil penghitungan yang dilakukan oleh peneliti dapat

dilihat pada bagian lampiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

69

1) Hasil perhitungan harga t sikap bahasa mahasiswa terhadap bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil penghitungan skor pada butir pernyataan nomor 1-38,

peneliti memperoleh harga t untuk setiap butir pernyataan tersebut. Berikut

disajikan tabel harga t untuk butir pernyataan nomor 1-38.

Tabel 3.5 Harga T Butir Pernyataan tentang Sikap

terhadap Bahasa Indonesia

PERNYATAAN SKOR PERNYATAAN SKOR

P1 4.66877 P20 4.41800

P2 3.05431 P21 3.93030

P3 5.40124 P22 3.92532

P4 1.80308 P23 3.75224

P5 4.38003 P24 3.41837

P6 4.26589 P25 2.31509

P7 7.66702 P26 2.88397

P8 6.33002 P27 3.62990

P9 2.31294 P28 7.11438

P10 2.23648 P29 5.23362

P11 3.05040 P30 6.58193

P12 3.04829 P31 3.91544

P13 3.32020 P32 2.43376

P14 3.46167 P33 2.12142

P15 2.72784 P34 2.24776

P16 3.90711 P35 3.04829

P17 2.82562 P36 2.79679

P18 2.00875 P37 2.52380

P19 3.33964 P38 2.26050

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan seleksi pernyataan berdasarkan

taraf alpha yang dipilih. Peneliti memilih untuk menggunakan taraf alpha 0.01

dalam penelitian ini. Karena yang dilakukan merupakan tes satu arah, harga t

minimal adalah 1.75 (Suryabrata, 2005:192). Oleh karena itu, butir pernyataan

yang memiliki harga t kurang dari 1,75 sebaiknya tidak digunakan. Dilihat dari

tabel harga t di atas, setiap butir pernyataan memiliki harga t lebih dari 1,75.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

70

Dengan demikian, instrumen berupa kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti

dapat dikatakan sudah valid.

2) Hasil perhitungan harga t sikap bahasa mahasiswa terhadap bahasa daerah

Berdasarkan hasil penghitungan skor pada butir pernyataan nomor 39-68,

peneliti memperoleh harga t untuk setiap butir pernyataan tersebut. Berikut

disajikan tabel harga t untuk butir pernyataan nomor 39-68.

Tabel 3.6 Harga T Butir Pernyataan tentang Sikap terhadap Bahasa Daerah

PERNYATAAN SKOR PERNYATAAN SKOR

P39 3.02791 P54 3.36509

P40 2.60293 P55 3.05332

P41 3.02072 P56 2.02328

P42 3.25597 P57 5.10686

P43 3.77976 P58 3.26410

P44 4.11523 P59 3.54904

P45 2.97202 P60 3.75137

P46 1.96852 P61 2.59243

P47 3.77976 P62 3.80202

P48 3.75612 P63 2.90333

P49 2.47886 P64 1.84060

P50 3.71912 P65 2.13863

P51 3.21668 P66 2.24625

P52 1.72441 P67 2.42342

P53 2.00087 P68 2.16088

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan seleksi pertanyaan berdasarkan

taraf alpha yang telah dipilih oleh peneliti. Peneliti memilih untuk menggunakan

taraf alpha yang sama untuk melakukan seleksi pada butir pernyataan untuk

bahasa Indonesia, yaitu taraf alpha 0,01. Berdasarkan tabel di atas, hampir seluruh

butir pernyataan memiliki harga t lebih dari 1,75. Namun, ada satu butir

pernyataan yang memiliki nilai harga t masih kurang dari 1,75, yaitu butir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

71

pernyataan 52. Akan tetapi, butir pernyataan tersebut tetap peneliti gunakan

dengan alasan akan mengganggu validitas isi (Suryabrata, 2005:192). Dengan

demikian, seluruh butir kuesioner tetap digunakan oleh peneliti sebagai instrumen

pengumpulan data.

2. Uji Validitas Product Moment

Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan uji validitas product moment

melalui program SPSS. Program SPSS yang digunakan oleh peneliti dalam proses

penghitungan adalah SPSS 22. Pada bagian penghitungan ini, peneliti juga

mengelompokkan butir pernyataan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok bahasa

Indonesia dan kelompok bahasa daerah. Namun, secara keseluruhan, tahapan yang

dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut (Siregar, 2017:78).

a. Menjumlahkan skor jawaban.

b. Melakukan uji validitas pada setiap butir pernyataan.

c. Menghitung nilai r tabel. Hasil penghitungan r tabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

n = 57; α = 0,05

Dalam penelitian ini, nilai pada tabel product moment

adalah 0,266. Dengan demikian, butir pernyataan dikatakan valid, apabila

d. Menentukan nilai r hitung pada setiap butir pernyataan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

72

Berdasarkan hasil pengujian validitas product moment pada program

SPSS, diperoleh hasil penghitungan r hitung. Berikut disajikan hasil penghitungan

uji validitas kedua kelompok butir pernyataan.

1) Kelompok Pernyataan tentang Bahasa Indonesia

Hasil uji validitas pada kelompok butir pernyataan tentang sikap terhadap

bahasa Indonesia menunjukkan semua butir pernyataan valid. Hal ini karena nilai

r hitung lebih besar daripada r tabel, yaitu 0,266. Namun, pada bagian ini, peneliti

hanya menyajikan hasil r hitung, sedangkan hasil keseluruhan uji validitas

terdapat pada bagian lampiran. Berikut disajikan rangkuman hasil uji validitas

yang telah dilakukan oleh peneliti.

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Validitas Pernyataan tentang Sikap

terhadap Bahasa Indonesia

PERNYATAAN R HITUNG R TABEL KETERANGAN

P1 0.556 0.266 Valid

P2 0.400 0.266 Valid

P3 0.708 0.266 Valid

P4 0.406 0.266 Valid

P5 0.664 0.266 Valid

P6 0.546 0.266 Valid

P7 0.716 0.266 Valid

P8 0.708 0.266 Valid

P9 0.316 0.266 Valid

P10 0.503 0.266 Valid

P11 0.549 0.266 Valid

P12 0.422 0.266 Valid

P13 0.570 0.266 Valid

P14 0.536 0.266 Valid

P15 0.444 0.266 Valid

P16 0.524 0.266 Valid

P17 0.450 0.266 Valid

P18 0.297 0.266 Valid

P19 0.463 0.266 Valid

P20 0.466 0.266 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

73

P21 0.622 0.266 Valid

P22 0.513 0.266 Valid

P23 0.513 0.266 Valid

P24 0.530 0.266 Valid

P25 0.427 0.266 Valid

P26 0.449 0.266 Valid

P27 0.603 0.266 Valid

P28 0.761 0.266 Valid

P29 0.636 0.266 Valid

P30 0.712 0.266 Valid

P31 0.524 0.266 Valid

P32 0.391 0.266 Valid

P33 0.384 0.266 Valid

P34 0.407 0.266 Valid

P35 0.536 0.266 Valid

P36 0.474 0.266 Valid

P37 0.443 0.266 Valid

P38 0.397 0.266 Valid

2) Kelompok Pernyataan tentang Bahasa daerah

Hasil uji validitas pada kelompok butir pernyataan tentang sikap terhadap

bahasa daerah menunjukkan semua butir pernyataan valid. Hal ini karena nilai r

hitung lebih besar daripada r tabel, yaitu 0,266. Namun, pada bagian ini, peneliti

hanya menyajikan rangkuma hasil uji validitas berupa hasil r hitung, sedangkan

hasil keseluruhan uji validitas terdapat pada bagian lampiran. Berikut disajikan

rangkuman hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

74

Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Validitas Pernyataan tentang Sikap

terhadap Bahasa Daerah

PERNYATAAN R HITUNG R TABEL KETERANGAN

P39 0.506 0.266 Valid

P40 0.355 0.266 Valid

P41 0.533 0.266 Valid

P42 0.503 0.266 Valid

P43 0.571 0.266 Valid

P44 0.559 0.266 Valid

P45 0.476 0.266 Valid

P46 0.319 0.266 Valid

P47 0.553 0.266 Valid

P48 0.543 0.266 Valid

P49 0.445 0.266 Valid

P50 0.552 0.266 Valid

P51 0.527 0.266 Valid

P52 0.290 0.266 Valid

P53 0.306 0.266 Valid

P54 0.481 0.266 Valid

P55 0.415 0.266 Valid

P56 0.355 0.266 Valid

P57 0.637 0.266 Valid

P58 0.375 0.266 Valid

P59 0.452 0.266 Valid

P60 0.572 0.266 Valid

P61 0.459 0.266 Valid

P62 0.607 0.266 Valid

P63 0.517 0.266 Valid

P64 0.419 0.266 Valid

P65 0.529 0.266 Valid

P66 0.339 0.266 Valid

P67 0.363 0.266 Valid

P68 0.418 0.266 Valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan uji reliabilitas. Pengujian

reliabilitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten (Siregar, 2017:87). Teknik pengujian reliabilitas yang digunakan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

75

penelitian ini adalah teknik Alpha Cronbach. Teknik Alpha Cronbach digunakan

untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku

(Siregar, 2017:89). Ketika menggunakan teknik ini, suatu instrumen dikatakan

reliabel apabila koefisien reliabilitas ( > 0,6.

Dalam melakukan pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan

program SPSS. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas, nilai untuk kelompok

pernyataan sikap terhadap bahasa Indonesia adalah 0,744. Sementara itu, nilai

untuk kelompok pernyataan sikap terhadap bahasa daerah adalah 0,735. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian ini adalah reliabel.

Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada instrumen dalam

penelitian ini, dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan instrumen dapat

digunakan untuk mengumpulkan data. Namun, peneliti melakukan beberapa

perubahan pada kuesioner, yaitu pengubahan skala dan pengubahan beberapa

istilah yang ada di dalam kuesioner. Pertama, pengubahan dari skala lima (sangat

setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju) ke skala empat

(sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju) dilakukan oleh peneliti

karena berdasarkan hasil uji coba banyak responden yang memilih untuk

menjawab ragu-ragu. Selain itu, hal ini sejalan pula dengan pendapat Widoyoko

(2015:106) yang menyata tentang kelebihan skala empat dibandingkan dengan

skala tiga atau lima. Dalam hal ini, skala empat tidak memungkinkan responden

untuk memilih “zona aman” dengan bersikap netral, cukup atau ragu-ragu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

76

Kedua, peneliti juga melakukan perubahan pada beberapa istilah. Istilah-

istilah yang diubah, yaitu kata “prestise” dan “bahasa yang pertama kali

dipelajari”. Berdasarkan hasil uji coba lapangan, kebanyakan responden kurang

memahami istilah yang dimaksud. Oleh karena itu, peneliti mengganti kedua

istilah tersebut menjadi “prestise (wibawa)” dan “bahasa yang pertama kali

dikuasai” dengan tujuan dapat lebih mudah dipahami oleh responden.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat untuk

mengumpulkan data. Kuesioner yang dibuat oleh peneliti didasarkan pada skala

sikap dengan model Likert. Untuk mengumpulkan data, penyebaran kuesioner

dilakukan kepada sampel yang akan diambil, yaitu sebanyak 354 responden.

Kuesioner akan diberikan kepada responden yang telah terpilih untuk menjadi

sampel penelitian.

Dalam penyebaran kuesioner, peneliti akan dibantu oleh beberapa orang,

sehingga mempercepat proses dalam pengumpulan data. Sementara itu, dalam

pengisian kuesioner, responden diminta untuk mengisi kuesioner sesuai dengan

keadaan yang dialami oleh responden. Untuk jawaban dalam kuesioner, responden

diminta untuk memberikan tanda checklist pada kolom yang menggambarkan

situasi dan keadaan responden.

3.9 Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data, peneliti juga melakukan penghitungan dengan

cara yang sama ketika menghitung hasil ujicoba instrumen. Kemudian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

77

berdasarkan hasil penghitungan skor tersebut, peneliti menghitung skor rata-rata

kelompok mahasiswa laki-laki dan mahasiswa. Skor rata-rata tersebut digunakan

untuk mengetahui perbedaan kedua kelompok tersebut. Penghitungan ini

dilakukan dengan uji T. Uji T adalah uji beda untuk mengetahui apakah rata-rata

hitung antara dua kelompok sampel berbeda secara signifikan atau tidak. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua populasi yang didasarkan

atas rata-rata sampel. Berkaitan dengan penelitian ini, teknik analisis data

dilakukan untuk mengetahui perbedaan sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap

bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Secara keseluruhan, dalam menganalisis

data, peneliti akan menggunakan aplikasi SPSS.

1. Uji Normalitas

Sebelum melakukan uji t untuk melihat perbedaan sikap bahasa antara

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia dan

bahasa daerah, akan dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas

dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah data yang akan diuji berdistribusi

normal atau tidak (Siregar, 2017:153).

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai hasil uji normalitas

berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner. Hasil uji normalitas akan

dipaparkan berdasarkan kelompok mahasiswa laki-laki dan kelompok mahasiswa

perempuan. Berikut disajikan hasil uji normalitas yang telah dilakukan oleh

peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

78

a. Uji Normalitas Data Kelompok Mahasiswa Laki-laki

Hasil uji normalitas diperoleh dari menghitung data respons kelompok

mahasiswa laki-laki dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov pada

program IBM SPSS Statistic 22. Berkaitan dengan hal ini, hipotesis untuk uji

normalitas adalah sebagai berikut.

Ho = data berdistribusi normal.

Ha = data tidak berdistribusi normal.

Dalam hal ini, Ho diterima apabila Dhitung ≤ Dtabel, sedangkan Ho ditolak apabila

Dhitung > Dtabel. Berikut disajikan hasil pengujian normalitas yang dilakukan oleh

peneliti.

Tabel 3.9 Uji Normalitas Data Kelompok Mahasiswa Laki-laki

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL .072 101 .200* .992 101 .793

Berdasarkan data di atas, nilai Dhitung adalah 0,072, sedangkan nilai Dtabel

adalah 0,134. Nilai Dtabel diperoleh dengan rumus n-1, lalu menentukan tingkat

signifikansi dan melihat pada tabel uji kritis Kolmogorov Smirnov. Berdasarkan

hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Dhitung = 0,072 < Dtabel = 0,134, sehingga

Ho diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

Peneliti juga melakukan kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai

probabilitas. Dalam hal ini, jika probabilitas (sig) > 0,05, Ho diterima, sedangkan

jika probabilitas (sig) < 0,05, Ho ditolak. Berdasarkan data di atas, nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

79

signifikansi adalah 0,2 dan α/2 = 0,05/2 = 0,025, sehingga nilai signifikansi 0,2 >

0,025 atau Ho diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data

berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Data Kelompok Mahasiswa Perempuan

Hasil uji normalitas diperoleh dari menghitung data respons kelompok

mahasiswa laki-laki dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov pada

program IBM SPSS Statistic 22. Berkaitan dengan hal ini, hipotesis untuk uji

normalitas adalah sebagai berikut.

Ho = data berdistribusi normal.

Ha = data tidak berdistribusi normal.

Dalam hal ini, Ho diterima apabila Dhitung ≤ Dtabel, sedangkan Ho ditolak apabila

Dhitung > Dtabel. Berikut disajikan hasil pengujian normalitas terhadap data respons

kelompok mahasiswa perempuan yang dilakukan oleh peneliti.

Tabel 3.10 Uji Normalitas Data Kelompok Mahasiswa Perempuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL .054 253 .076 .994 253 .352

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan data di atas, nilai Dhitung adalah 0,054, sedangkan nilai Dtabel

adalah 0,085. Nilai Dtabel diperoleh dengan penghitungan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

80

= 0,085

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Dhitung = 0,072 < Dtabel =

0,134, sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data

berdistribusi normal.

Peneliti juga melakukan kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai

probabilitas. Dalam hal ini, jika probabilitas (sig) > 0,05, Ho diterima, sedangkan

jika probabilitas (sig) < 0,05, Ho ditolak. Berdasarkan data di atas, nilai

signifikansi adalah 0,076 dan α/2 = 0,05/2 = 0,025, sehingga nilai signifikansi

0,076 > 0,025 atau Ho diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data

berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas di atas, dapat dikatakan bahwa

data kelompok mahasiswa laki-laki dan kelompok mahasiswa perempuan

berdistribusi normal. Dengan demikian, dalam penelitian ini dapat digunakan uji

statistik parametrik.

2. Penghitungan Skala Interval

Untuk melihat sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan, baik terhadap bahasa Indonesia maupun bahasa daerah, peneliti

menggunakan rata-rata skor yang diperoleh berdasarkan penghitungan, baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

81

penghitungan berdasarkan setiap aspek mapun penghitungan secara keseluruhan.

Hasil penghitungan rata-rata skor tersebut kemudian dimasukkan ke dalam skala

interval untuk mengetahui kategori yang diperoleh.

Untuk mendapatkan skala interval, digunakan rumus penghitungan dengan

mencari skor tertinggi, skor terendah, dan jumlah kelas (kategori sangat baik

sampai dengan kategori sangat tidak baik) untuk menemukan jarak interval

(Widoyoko, 2015:111). Berikut disajikan rumus yang digunakan untuk

menentukan jarak interval.

Jarak Interval =

Dalam penelitian ini, peneliti akan menghitung kategori sikap berdasarkan

setiap butir pernyataan, setiap aspek sikap bahasa, dan secara keseluruhan. Oleh

karena itu, tentu skala interval pada ketiga hal tersebut berbeda-beda. Berikut

disajikan penghitungan untuk skala interval pada setiap butir pernyataan.

Skor tertinggi = 4

Skor terendah = 1

Jumlah kelas = 4 (sangat baik sampai dengan sangat tidak baik)

Jarak interval =

=

= 0,75

Tabel 3.11 Skala Interval Setiap Butir Pernyataan

Interval Skor Kategori

3,25 < X ≤ 4,00 Sangat Baik

2,50 < X ≤ 3,25 Baik

1,75 < X ≤ 2,50 Tidak Baik

1,00 ≤ X ≤ 1,75 Sangat Tidak Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

82

Selain melakukan penghitungan skala interval berdasarkan setiap butir

pernyataan, peneliti juga melakukan penghitungan skala interval untuk aspek

kognisi, afeksi, dan konasi, baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Berikut

disajikan hasil penghitungan yang dilakukan oleh peneliti.

a. Penghitungan Skala Interval untuk Bahasa Indonesia

Pada bagian ini, akan disajikan hasil penghitungan skala interval untuk

aspek kognisi, afeksi, dan konasi bahasa Indonesia. Penghitungan skala interval

untuk ketiga aspek tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik penghitungan

milik Widoyoko (2015:111). Berikut disajikan hasil penghitungan skala interval

untuk aspek kognisi bahasa Indonesia yang dilakukan oleh peneliti.

Skor tertinggi = 67

Skor terendah =29

Jumlah kelas = 4 (sangat baik sampai dengan sangat tidak baik)

Jarak interval =

=

= 9,5

Tabel 3.12 Skala Interval untuk Aspek Kognisi Bahasa Indonesia

Interval Skor Kategori

57,5 < X ≤ 67 Sangat Baik

48 < X ≤ 57,5 Baik

38,5 < X ≤ 48 Tidak Baik

29 ≤ X ≤ 38,5 Sangat Tidak Baik

Setelah melakukan penghitungan skala interval untuk aspek kognisi,

peneliti juga melakukan penghitungan skala interval untuk aspek afeksi. Berikut

disajikan hasil penghitungan skala interval untuk aspek afeksi bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

83

Skor tertinggi = 64

Skor terendah = 34

Jumlah kelas = 4 (sangat baik sampai dengan sangat tidak baik)

Jarak interval =

=

= 7,5

Tabel 3.13 Skala Interval untuk Aspek Afeksi Bahasa Indonesia

Interval Skor Kategori

56,5 < X ≤ 64 Sangat Baik

49 < X ≤ 56,5 Baik

41,5 < X ≤ 49 Tidak Baik

34 ≤ X ≤ 41,5 Sangat Tidak Baik

Peneliti juga melakukan penghitungan skala interval untuk aspek konasi.

Berikut disajikan hasil penghitungan skala interval untuk aspek konasi bahasa

Indonesia yang dilakukan oleh peneliti.

Skor tertinggi = 20

Skor terendah = 11

Jumlah kelas = 4 (sangat baik sampai dengan sangat tidak baik)

Jarak interval =

=

= 2,25

Tabel 3.14 Skala Interval untuk Aspek Konasi Bahasa Indonesia

Interval Skor Kategori

17,75 < X ≤ 20 Sangat Baik

15,5 < X ≤ 17,75 Baik

13,25 < X ≤ 15,5 Tidak Baik

11 ≤ X ≤ 13,25 Sangat Tidak Baik

b. Penghitungan Skala Interval untuk Bahasa Daerah

Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil penghitungan skala interval untuk

aspek kognisi, afeksi, dan konasi bahasa daerah. Sama seperti penghitungan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

84

skala interval terhadap ketiga aspek bahasa Indonesia, pada bagian ini peneliti

juga menggunakan teknik penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Berikut

disajikan hasil penghitungan skala interval untuk aspek kognisi bahasa daerah

yang dilakukan oleh peneliti.

Skor tertinggi = 57

Skor terendah = 21

Jumlah kelas = 4 (sangat baik sampai dengan sangat tidak baik)

Jarak interval =

=

= 9

Tabel 3.15 Skala Interval untuk Aspek Kognisi Bahasa Daerah

Interval Skor Kategori

48 < X ≤ 57 Sangat Baik

39 < X ≤ 48 Baik

30 < X ≤ 39 Tidak Baik

21 ≤ X ≤ 30 Sangat Tidak Baik

Selain melakukan penghitungan skala interval untuk aspek kognisi bahasa

daerah, peneliti juga melakukan penghitungan skala interval untuk aspek afeksi.

Cara penghitungan yang dilakukan pada aspek ini sama dengan cara penghitungan

untuk aspek kognisi. Berikut disajikan hasil penghitungan skala interval untuk

aspek afeksi bahasa daerah yang dilakukan oleh peneliti.

Skor tertinggi = 44

Skor terendah = 10

Jumlah kelas = 4 (sangat baik sampai dengan sangat tidak baik)

Jarak interval =

=

= 8,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

85

Tabel 3.16 Skala Interval untuk Aspek Afeksi Bahasa Daerah

Interval Skor Kategori

35,5 < X ≤ 44 Sangat Baik

27 < X ≤ 35,5 Baik

18,5 < X ≤ 27 Tidak Baik

10 ≤ X ≤ 18,5 Sangat Tidak Baik

Peneliti juga melakukan penghitungan skala interval untuk aspek konasi.

Berikut disajikan hasil penghitungan skala interval untuk aspek konasi bahasa

daerah yang dilakukan oleh peneliti.

Skor tertinggi = 12

Skor terendah = 4

Jumlah kelas = 4 (sangat baik sampai dengan sangat tidak baik)

Jarak interval =

=

= 2

Tabel 3.17 Skala Interval untuk Aspek Konasi Bahasa Daerah

Interval Skor Kategori

10 ≤ X ≤ 12 Sangat Baik

8 < X ≤ 10 Baik

6 < X ≤ 8 Tidak Baik

4 < X ≤ 6 Sangat Tidak Baik

c. Penghitungan Skala Interval secara Keseluruhan

Dalam penelitian ini, peneliti juga akan melihat sikap bahasa mahasiswa

laki-laki dan mahasiswa perempuan secara keseluruhan terhadap bahasa Indonesia

dan bahasa daerah. Oleh karena itu, peneliti menghitung skala interval untuk

bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Berikut disajikan hasil penghitungan skala

interval untuk bahasa Indonesia yang dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

86

Skor tertinggi = 149

Skor terendah = 84

Jumlah kelas = 4 (sangat baik sampai dengan sangat tidak baik)

Jarak interval =

=

= 16,25

Tabel 3.18 Skala Interval untuk Bahasa Indonesia

Interval Skor Kategori

132,75 < X ≤ 149 Sangat Baik

116,5 < X ≤ 132,75 Baik

100,25 < X ≤ 116,5 Tidak Baik

84 ≤ X ≤ 100,25 Sangat Tidak Baik

Selain melakukan penghitungan skala interval untuk bahasa Indonesia,

peneliti juga melakukan penghitungan skala interval untuk bahasa daerah. Berikut

disajikan hasil penghitungan yang dilakukan oleh peneliti.

Skor tertinggi = 108

Skor terendah = 40

Jumlah kelas = 4 (sangat baik sampai dengan sangat tidak baik)

Jarak interval =

=

= 17

Tabel 3.19 Skala Interval untuk Bahasa Daerah

Interval Skor Kategori

91 < X ≤ 108 Sangat Baik

74 < X ≤ 91 Baik

57 < X ≤ 74 Tidak Baik

40 ≤ X ≤ 57 Sangat Tidak Baik

3. Melakukan Penghitungan Menggunakan Statistik Deskriptif

Tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti selanjutnya adalah menghitung

frekuensi pada setiap butir pernyataan menggunakan statistik deskriptif pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

87

software IBM SPSS Statistic 22. Sebelum melakukan penghitungan, peneliti akan

membagi data yang diperoleh ke dalam beberapa kelompok. Pertama, peneliti

membagi data penelitian berdasarkan jenis kelamin. Kedua, setelah membagi data

berdasarkan jenis kelamin, peneliti membagi butir pernyataan yang ada

berdasarkan bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Ketiga, peneliti

mengelompokkan lagi butir-butir pernyataan yang ada berdasarkan aspek dalam

sikap bahasa, yaitu aspek kognisi, afeksi, dan konasi. Keempat, peneliti kemudian

membagi kelompok pernyataan berdasarkan butir pernyataan yang bersifat negatif

dan positif.

Setelah tahapan-tahapan di atas dilakukan, peneliti melakukan

penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir pernyataan. Dalam

penelitian ini, jawaban responden berupa skala empat, yaitu sangat setuju, setuju,

tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk butir pernyataan negatif, konversi skor

untuk skala empat secara berturut-turut, yaitu 1, 2, 3, dan 4. Sementara itu, untuk

butir pernyataan positif, konversi skala empat secara berturut-turut, yaitu 4, 3, 2,

dan 1.

Peneliti juga melakukan penghitungan untuk total butir pernyataan

berdasarkan setiap aspek. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui sikap

bahasa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia

dan bahasa daerah berdasarkan setiap aspek sikap bahasa. Selain itu, peneliti juga

melakukan penghitungan total secara keseluruhan tentang bahasa Indonesia dan

bahasa daerah. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui sikap bahasa

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

88

bahasa daerah. Setelah semua penghitungan dilakukan, peneliti memasukkan hasil

penghitungan rata-rata berdasarkan setiap aspek dan sikap bahasa secara

keseluruhan dalam skala interval yang telah dibuat. Dengan demikian, peneliti

dapat mengetahui kategori sikap yang dimiliki oleh mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

4. Melakukan Penghitungan Uji-t Dua Sampel Independen

Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan

penghitungan uji-t dua sampel independen. Namun, sebelum melakukan

pengujian, peneliti juga melakukan analisis penghitungan menurut Suryabrata.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam hal ini sama seperti tahapan uji validitas

menurut Suryabrata. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui konversi

skor asli pada setiap skala (sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju).

Setelah memperoleh konversi skor asli, peneliti melakukan uji-t dua

sampel independen. Pengujian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan

software IBM SPSS Statistic 22. Penghitungan uji-t dua sampel independen ini

dilakukan untuk menguji hipotesis dalam penelitian. Setelah itu, hasil pengujian

tersebut kemudian akan dianalisis oleh peneliti pada bagian pembahasan. Berikut

disajikan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini.

Ha1 : ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap

bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

89

Ho1 : Tidak ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

terhadap bahasa Indonesia.

Ha2 : ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap

bahasa daerah.

Ho2 : Tidak ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

terhadap bahasa daerah.

Secara statistik, hipotesis tersebut dinyatakan sebagai berikut.

Ha1 : μ1 ≠ μ2

Ho1 : μ1 = μ2

Ha2 : μ1 ≠ μ2

Ho2 : μ1 = μ2

Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas adalah sebagai

berikut.

Jika probabilitas (sig) > 0,05, Ho diterima.

Jika probabilitas (sig) < 0,05, Ho ditolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai tiga hal, yaitu (1) deskripsi

data, (2) analisis data, dan (3) pembahasan. Pada bagian deskripsi data, peneliti

akan memaparkan dua hal, yaitu responden yang digunakan dalam penelitian ini

dan data mengenai sikap bahasa yang diperoleh peneliti. Pada bagian analisis data,

peneliti akan memaparkan analisis sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap

bahasa Indonesia dan bahasa daerah, analisis sikap bahasa mahasiswa perempuan

terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah, dan analisis perbedaan sikap bahasa

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia dan

bahasa daerah. Sementara itu, pada bagian pembahasan, peneliti akan membahas

hasil penelitian secara keseluruhan yang akan dikaitkan dengan teori dan hasil

penelitian yang relevan. Berikut disajikan pemaparan mengenai ketiga hal

tersebut.

4.1 Deskripsi Data

Pada bagian deskripsi data ini, peneliti akan memaparkan dua hal, yaitu

responden yang digunakan dalam penelitian dan data mengenai sikap bahasa yang

diperoleh peneliti. Berikut disajikan pemaparan mengenai kedua hal tersebut.

4.1.1 Responden Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi responden adalah mahasiswa FKIP di

Universitas Sanata Dharma mulai dari angkatan tahun 2014 sampai dengan 2016.

Namun, tidak seluruh mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma angkatan 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

91

sampai dengan 2016 menjadi responden dalam penelitian ini. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini, dilakukan teknik sampling, sehingga terpilih sampel yang

menjadi responden dalam penelitian ini.

Sesuai dengan judul dalam penelitian ini, peneliti juga membedakan

responden menjadi mahasiswa laki-laki dan perempuan, sehingga dalam

penentuan sampel, hal ini juga turut peneliti perhatikan. Selain itu, peneliti juga

membagi jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

jumlah mahasiswa yang ada pada setiap program studi di FKIP Universitas Sanata

Dharma. Dengan demikian, sampel yang diambil untuk menjadi responden dalam

penelitian ini lebih proporsional. Berikut disajikan data yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitian ini.

1. Jumlah Responden pada Setiap Program Studi

Responden dalam penelitian ini berjumlah 354, yang meliputi 101

mahasiswa laki-laki dan 253 mahasiswa perempuan. Jumlah responden dalam

penelitian ini berbeda-beda pada setiap program studi sesuai kriteria jumlah

penarikan sampel yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Berikut disajikan

diagram jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Jumlah Responden Mahasiswa Laki-laki

Jumlah responden mahasiswa laki-laki secara keseluruhan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebanyak 101. Namun, jumlah responden pada setiap

program studi dan setiap angkatan berbeda-beda. Berikut disajikan diagram

jumlah responden mahasiswa laki-laki pada setiap angkatan berdasarkan program

studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

92

5

4

3

1

2

1

3 3

7

3

2

5

4

3

2 2

1

3

2

7

3

2

5

3

2 2

1 1

3

4

6

4

2

0

1

2

3

4

5

6

7

8

PBI PBSI PAK PBIO PE PFIS PMAT PSEJ PGSD BK PAK

Angkatan 2014 Angkatan 2015 Angkatan 2016

Gambar 4.1 Komposisi Responden Mahasiswa Laki-laki

pada Setiap Angkatan berdasarkan Program Studi

b. Jumlah Responden Mahasiswa Perempuan

Jumlah responden mahasiswa perempuan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebanyak 253. Jumlah responden mahasiswa perempuan dari setiap

program studi dan pada setiap angkatan berbeda-beda sesuai dengan kriteria

jumlah sampel yang telah ditentukan. Berikut disajikan diagram jumlah responden

mahasiswa perempuan pada setiap angkatan berdasarkan program studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

93

15

87

8

3

5

8

2

19

5

2

13

67

9

4 4

8

3

23

6

4

12

6 67

4 4

9

3

22

65

0

5

10

15

20

25

PBI PBSI PAK PBIO PE PFIS PMAT PSEJ PGSD BK PAK

Angkatan 2014 Angkatan 2015 Angkatan 2016

Gambar 4.2 Komposisi Responden Mahasiswa Perempuan

pada Setiap Angkatan berdasarkan Program Studi

2. Jumlah Responden berdasarkan Daerah Asal

Dalam penelitian ini, penentuan sampel dilakukan secara acak. Berkaitan

dengan hal ini, daerah asal dari para responden pun bersifat variatif. Berdasarkan

data dari hasil penyebaran kuesioner, responden dalam penelitian ini berasal dari

berbagai daerah di Indonesia. Berikut disajikan data daerah asal dari para

responden.

Tabel 4.1 Distribusi Daerah Asal Responden

Daerah

Asal

Frekuensi Daerah

Asal

Frekuensi Daerah Asal Frekuensi Daerah

Asal

Frekuensi

Tidak

Menjawab 1

Jawa Barat 2

Lubuklinggau 1

Sikka,

Wardoik 1

Adonara 1

Jawa

Tengah 4

Magelang 11

Sintang 5

Ambon 1 Jawa Timur 1 Makassar 1 Sleman 11

Atambua 7 Jayapura 2 Maluku 2 Solo 3

Bajawa 2 Jember 2 Manado 2 Sorong 3

Bali 2 Jepara 1 Manggarai 8 Sragen 1

Bandar

Lampung 1

Kalasan 1

Manokwari 1

Sukabumi 2

Bandung 2

Kalbar 12

Medan 9

Sulawesi

Selatan 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

94

Bangka

Belitung 3

Kalimantan 1

Mentawai 4

Sulsel 1

Bantul 8 Kalteng 1 Merauke 1 Sumba 3

Banyuwangi 1 Kaltim 5 Muntilan 2 Sumsel 2

Batam 2

Kapuas

Hulu 3

Nias 6

Sumut 1

Bekasi 5 Karawang 2 NTT 8 Surabaya 1

Bengkulu 2 Kebumen 2 Padang 2 Tangerang 5

Betano

Sesurai 1

Ketapang 3

Palembang 4

Tapanuli 1

Bogor 2 Klaten 18 Papua 3 Temanggung 3

Brebes 1 Kulonprogo 8 Purwokerto 2 Toraja 3

Cilacap 6 Kuningan 1 Purworejo 2 Wonosari 1

Cilegon 2 Kupang 2 Riau 3 Wonosobo 3

Ende 1 Kutai 2 Sangatta 2 Yogyakarta 55

Flores 8 Kutoarjo 1 Sanggau 1

Gunung

Kidul 4

Lampung 15

Sekadau 1

Jakarta 1 Larantuka 2 Semarang 1

Jambi 3 Lembata 4 Serang 1

Jawa 6 Lombok 1 Serui 1

3. Jumlah Responden berdasarkan Bahasa Daerah

Dalam penelitian ini, responden berasal dari berbagai daerah di Indonesia,

sehingga memungkinkan para responden memiliki bahasa daerah yang berbeda-

beda. Bahasa daerah setiap responden diketahui oleh peneliti berdasarkan data

identitas yang telah diisi oleh responden ketika mengisi kuesioner. Berdasarkan

data dari kuesioner pula, peneliti melihat bahwa ada banyak responden yang

menguasai lebih dari satu bahasa daerah. Berikut disajikan data mengenai bahasa

daerah dari para responden dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

95

Tabel 4.2 Distribusi Bahasa Daerah Responden

Bahasa Daerah Frekuensi Bahasa Daerah Frekuensi

Tidak Menjawab 8 Jawa (Surabaya) 1

Jawa, Sunda 1 Jawa Krama, Jawa Ngoko 1

Adonara, Lamaholot 1 Jawa Ngapak 1

Akai, Aok, Pedih, Anang, Piak,

Kituk 1

Jawa Ngapak, Dayak, Banjar 1

Ambon 1 Jawa Ngoko 2

Ambon, Muyu 1 Jawa Ngoko, Jawa Krama 5

Bahau, Benuag, Kutai, Banjar 1 Jawa, Bangka 1

Bajawa 1 Jawa, Banjar 1

Bali 1 Jawa, Banjar, Dayak 1

Bali, Makassar 1 Jawa, Banyumasan 3

Bali, Palembang, Jawa 1 Jawa, Batak 5

Bangka 1 Jawa, Batak, Bengkulu 1

Banjar 1 Jawa, Komering 2

Banyumasan 1 Jawa, Lampung 6

Basawo, Maumere 1 Jawa, Madura 1

Batak 6 Jawa, Madura, Osing 1

Batak Karo 2 Jawa, Melayu 1

Batak Karo, Batak Toba 1 Jawa, Ngapak 2

Batak Toba 1 Jawa, Osing, Madura 1

Batak, Bangka, Melayu 1 Jawa, Sunda 9

Batak, Banjar, Jawa 1 Jawa, Sunda, Betawi 1

Batak, Melayu 1 Jawa, Sunda, Melayu, Tagalog 1

Batak, Melayu, Jawa 1 Jawa, Tetun 1

Batak, Simalungun 1 Kei, Ambon 1

Betawi, Sunda, Jawa 1 Kei, Jawa, Papua 1

Biak, Merauke 1 Kei, Papua 1

Boawae 1 Kodi 1

Dawan 3

Kutai, Dayak, Banjar, NTT, Jawa,

Bugis 1

Dayak 4 Lamaholot 3

Dayak Embaloh, Dayak Iban,

Melayu Sarawak, Dayak Taman 1

Lamaholot, Atadei 1

Dayak Hulu Sekadau, Dayak

Karabat, Dayak Taman 1

Lamaholot, Lamalera 1

Dayak Iban 1

Lampung, Jawa, Jawa Ngapak,

Sunda, Batak 1

Dayak Iban, Melayu 1 Larantuka 1

Dayak Kantu'k, Dayak Iban 1 Linggau 1

Dayak Kayong, Dayak Tumbang

Titi, Dayak Serengkah, Dayak

Kebuai, Dayak Sungai Ingin,

Melayu

1

Lio

1

Dayak Lebang, Dayak Desa,

Melayu 1

Lio, Lamaholot 1

Dayak Lebang, Dayak Desa,

Melayu, Jawa, Madura 1

Lio, Sikka 2

Dayak Linoh, Dayak Keninjal 1 Maluku 1

Dayak Maanyan, Banjar 1 Manado, Sangihe 1

Dayak Soheng, Dayak Bahau, 1 Manggarai 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

96

Dayak Bukot, Dayak Seputan,

Dayak Kaya'an

Dayak Suhaid, Dayak Iban 1

Manggarai Timur, Ruteng,

Muting 1

Dayak Tunjung, Dayak Bahau,

Dayak Kutai 1

Manokwari (Atam) 1

Dayak, Jawa 2 Melayu 2

Dayak, Jawa, Melayu 1 Melayu, Dayak 1

Dayak, Melayu 2 Melayu, Dayak Taman 1

Desa, Sebaruk, Kantuk, Melayu,

Kanaytn, Iban 1

Melayu, Jawa, Komering 1

Ende 2 Melayu, Minang, Batak 1

Hulu 1 Melayu, Minang, Jawa, Batak 1

Jambi 1 Mentawai 1

Jawa 147 Mentawai, Minang 2

Mentawai, Minang, Batak 1 Sasak 1

Minang 1 Sumba 2

Minang, Jawa, Mentawai, Nias,

Batak 1

Sunda 5

Nagekeo 1 Sunda, Betawi 1

Nageteo, Ngada (Bajawa), Mbay 1 Tetuh Teri, Dawah, Marae 1

Ngada 1 Tetun 4

Ngoko, Ngoko Alus, Krama Alus,

Krama Inggil 1

Tetun, Fehan, Timor Portu,

Bunak, Dawan 1

Nias 6 Tetun, Kemak 2

Palembang 1 Tetun, Lembata 1

Papua 2 Tetun, Mambae, Bunak 1

Ribun, Kidoh, Ahe, Melayu 1 Tetun, Timor, Maumere 1

Tombulu, Tomohon 1 Toraja, Makassar

Toraja 5 Tou, Rus, Telo, Pa, Wawe Mena 1

Tunjung, Benuaq, Kenyah, Bahau,

Aauheng, Melayu

1

4. Jumlah Responden berdasarkan B1

Berdasarkan data dari kuesioner yang telah dikumpulkan, peneliti juga

memperoleh data mengenai bahasa yang pertama kali dikuasai (B1) oleh

responden. Berikut disajikan data yang dimaksud oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

97

Gambar 4.3 Komposisi B1 Responden

Dalam hal komposisi bahasa yang pertama kali dikuasai oleh responden,

peneliti membagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok bahasa Indonesia dan

kelompok bahasa daerah. Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat sebanyak 120

responden, yang meliputi jumlah mahasiswa laki-laki sebanyak 24 dan jumlah

mahasiswa perempuan sebanyak 96, mengaku bahwa bahasa yang pertama

dikuasai adalah bahasa Indonesia. Sementara itu, sebanyak 227 responden, yang

meliputi jumlah mahasiswa laki-laki sebanyak 74 dan jumlah mahasiswa

perempuan sebanyak 153, mengaku bahwa bahasa yang pertama kali dikuasai

adalah bahasa daerah. Namun, ada pula satu responden yang mengaku bahwa

bahasa yang pertama dikuasai adalah bahasa asing (bahasa Malaysia). Selain itu,

ada 6 responden, yang meliputi 3 mahasiswa laki-laki dan 3 mahasiswa

perempuan, tidak menyebutkan bahasa yang pertama kali dikuasainya.

120

227

Komposisi B1 Responden

Bahasa Indonesia

Bahasa Daerah

Laki-laki 24 Perempuan 96

Laki-laki 74 Perempuan 153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

98

Pada bahasa yang pertama kali dikuasai oleh responden berupa bahasa

Indonesia, sebanyak 37 responden, yang meliputi jumlah mahasiswa laki-laki

sebanyak 11 dan jumlah mahasiswa perempuan sebanyak 26, mengaku memiliki

orang tua yang berbeda suku. Sementara itu, sebanyak 82 responden, yang

meliputi jumlah mahasiswa laki-laki sebanyak 13 dan jumlah mahasiswa

perempuan sebanyak 69, mengaku memiliki orang tua yang berasal dari suku

yang sama.

Untuk responden yang memiliki orang tua yang berasal dari suku yang

sama, sebanyak 43 responden, yang meliputi jumlah responden mahasiswa laki-

laki sebanyak 5 dan jumlah responden mahasiswa perempuan sebanyak 38,

mengaku memiliki tempat tinggal yang cukup jauh dari tempat bahasa daerah

kedua orang tuanya. Sementara itu, sebanyak 39 responden, yang meliputi jumlah

responden mahasiswa laki-laki sebanyak 8 dan jumlah responden mahasiswa

perempuan sebanyak 31, mengaku memiliki tempat tinggal yang sama dengan

bahasa daerah kedua orang tuanya.

Pada bahasa yang pertama kali dikuasai oleh responden berupa bahasa

daerah, sebanyak 43 responden, yang meliputi jumlah mahasiswa laki-laki

sebanyak 9 dan jumlah mahasiswa perempuan sebanyak 34, mengaku memiliki

orang tua yang berbeda suku. Dalam hal ini, pilihan bahasa yang diajarkan oleh

orang tua kepada responden meliputi bahasa sang ayah, bahasa sang ibu, atau

bahasa daerah tempat mereka tinggal.

Tidak hanya berasal dari orang tua yang berbeda suku, sebanyak 184

responden, yang meliputi jumlah mahasiswa laki-laki sebanyak 65 dan jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

99

mahasiswa perempuan sebanyak 119, mengaku memiliki orang tua yang berasal

dari suku yang sama. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti juga melihat

bahwa responden yang berasal dari orang tua yang bersuku sama dan bertempat

tinggal di tempat bahasa daerah itu berasal, cenderung memiliki bahasa daerah

yang sama dengan kedua orang tuanya. Namun, berdasarkan data responden yang

diperoleh, sebanyak 14 responden mengaku menguasai bahasa daerah orang tua

mereka, meskipun tempat tinggal mereka cukup jauh dari tempat bahasa daerah

kedua orang tuanya berasal. Sementara itu, sebanyak 4 responden mengaku tidak

menguasai bahasa daerah kedua orang tuanya, tetapi justru menguasai bahasa

daerah di tempat tinggal mereka sekarang.

Dalam penelitian ini, peneliti juga memperoleh data bahasa yang pertama

kali dikuasai oleh responden. Berikut disajikan distribusi data B1 responden

dalam penelitian ini.

Tabel 4.3 Distribusi B1 Responden

B1 Frekuensi B1 Frekuensi B1 Frekuensi B1 Frekuensi

Tidak

Menjawab 6

Dayak Hulu

Sekadau 1

Lamaholot 4

Palembang 1

Ambon 1 Dayak Iban 2 Linggau 1 Papua 1

Bajawa 2 Dayak Lebang 2 Lio 3 Ribun 1

Bali 2 Dayak Soheng 1 Malaysia 1 Sasak 1

Banjar 1 Desa 1 Maluku 1 Sikka 1

Batak 5 Ende 1 Manado 1 Sumba 1

Batak Karo 3 Hulu 1 Manggarai 8 Sunda 3

Batak Toba 1

Indonesia 119

Manokwari

(Atam) 1

Tetun 6

Bengkulu 1

Indonesia

+Inggris 1

Mbay 1

Timor 1

Betawi 1 Jawa 116 Melayu 4 Timor Leste 1

Biak 1

Jawa

Banyumasan 1

Mentawai 3

Tomohon 1

Boawae 1 Jawa Ngapak 1 Minang 1 Toraja 4

Dawan 1 Jawa Ngoko 8 Nagekeo 1 Tunjung 1

Dayak 9 Kei 1 Ngada 1 Wawe Mena 1

Dayak

Embaloh 1

Kodi 1

Nias 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

100

4.1.2 Data Sikap Bahasa

Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif ini

diperoleh dari respons atau jawaban responden terhadap setiap butir pernyataan

dari kuesioner yang disebar oleh peneliti. Butir pernyataan yang terdapat dalam

kuesioner berjumlah 68 pernyataan. Butir-butir pernyataan itu dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu butir-butir pernyataan tentang bahasa Indonesia dan butir-butir

pernyataan tentang bahasa daerah. Pilihan jawaban atau respons responden yang

terdapat dalam kuesioner berupa respons sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan

sangat tidak setuju. Dalam hal ini, setiap respons memiliki skor tersendiri.

Dalam penelitian ini, data skor yang berasal dari kuesioner yang telah diisi

oleh responden merupakan data mentah. Data mentah digunakan oleh peneliti

untuk menghitung frekuensi respons responden mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Sementara

itu, untuk memperoleh skor pada setiap respons yang sesungguhnya, dilakukan

penghitungan pada setiap butir pernyataan terlebih dahulu. Dengan demikian,

setiap skala yang berupa sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju

memiliki skor yang mungkin berbeda pada setiap butir pernyataan. Data yang

telah diolah tersebut digunakan untuk menghitung rata-rata jawaban responden

pada setiap butir pernyataan, menentukan sikap responden pada setiap aspek sikap

bahasa, menentukan sikap responden secara keseluruhan, dan menguji hipotesis

dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini pula, data yang diperoleh akan dikelompokkan

berdasarkan jenis kelamin, aspek sikap bahasa, dan pernyataan yang bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

101

positif maupun negatif. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk membantu peneliti

dalam mengolah data.

4.2 Analisis Data

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai analisis data. Subbab ini berisi

enam hal, yaitu (1) sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia,

(2) sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia, (3) sikap

bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa daerah, (4) sikap bahasa mahasiswa

perempuan terhadap bahasa daerah, (5) perbedaan sikap bahasa mahasiswa laki-

laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia, dan (6) perbedaan

sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan perempuan terhadap bahasa daerah. Berikut

disajikan pemaparan mengenai keenam hal tersebut.

4.2.1 Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Indonesia

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai hasil analisis sikap bahasa

mahasiswa laki-laki di FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap bahasa

Indonesia. Analisis dilakukan dengan menghitung frekuensi yang berupa respons

mahasiswa laki-laki FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap butir pernyataan

mengenai bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, butir pernyataan mengenai

bahasa Indonesia terdapat pada nomor 1 sampai dengan 38. Butir-butir itu akan

dikelompokkan pula berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek kognisi, aspek afeksi,

dan aspek konasi sesuai dengan aspek yang terdapat dalam sikap bahasa. Berikut

disajikan hasil penghitungan frekuensi terhadap butir-butir pernyataan mengenai

bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

102

4.2.1.1 Aspek Kognisi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Indonesia

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek kognisi mahasiswa laki-

laki terhadap bahasa Indonesia. Untuk melihat aspek kognisi tersebut, peneliti

melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek kognisi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat positif berdasarkan aspek kognisi. Penghitungan

dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut

disajikan hasil penghitungan tersebut.

Tabel 4.4 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Kognisi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P10 53 52,5% 43 42,6% 4 4% 1 1% 101 100%

P11 62 61,4% 33 32,7% 6 5,9% 0 0% 101 100%

P12 33 32,7% 48 47,5% 19 18,8% 1 1% 101 100%

P17 31 30,7% 58 57,4% 10 9,9% 2 2% 101 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

103

P19 39 38,6% 50 49,5% 9 8,9% 2 2% 100 99%

P32 14 13,9% 51 50,5% 34 33,7% 2 2% 101 100%

P33 7 6,9% 57 56,4% 33 32,7% 4 4% 101 100%

P35 16 15,8% 51 50,5% 31 30,7% 2 2% 100 99%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 19 dan 35.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 10

yang berupa “Menurut saya, pengetahuan yang baik mengenai bahasa Indonesia

(lisan dan tulisan) dapat membantu saya untuk menyelesaikan kuliah”, sebanyak

53 responden atau 52,5% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 43

responden atau 42,6% responden menjawab setuju. Sebanyak 4 responden atau

4% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, 1 responden atau 1%

responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

hampir seluruh responden mahasiswa laki-laki (95,1%) menyetujui bahwa

pengetahuan yang baik mengenai bahasa Indonesia (lisan dan tulisan) dapat

membantu responden untuk menyelesaikan kuliah.

Pada pernyataan 11 yang berupa “Menurut saya, pengetahuan yang baik

tentang bahasa Indonesia (lisan dan tulisan) nantinya dapat membantu saya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

104

memperoleh pekerjaan”, sebanyak 62 responden atau 61,4% responden menjawab

sangat setuju. Sebanyak 33 responden atau 32,7% responden menjawab setuju.

Sebanyak 6 responden atau 5,9% responden menjawab tidak setuju. Sementara

itu, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian,

dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa laki-laki (94,1%)

menyetujui bahwa pengetahuan yang baik mengenai bahasa Indonesia (lisan dan

tulisan) nantinya dapat membantu responden untuk memperoleh pekerjaan.

Pada pernyataan 12 yang berupa “Menurut saya, bahasa Indonesia lebih

mudah dipelajari daripada bahasa lainnya”, sebanyak 33 responden atau 32,7%

responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 48 responden atau 47,5% responden

menjawab setuju. Sebanyak 19 responden atau 18,8% responden menjawab tidak

setuju. Sementara itu, 1 responden atau 1% responden menjawab sangat tidak

setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa

laki-laki (80,2%) menyetujui bahwa bahasa Indonesia lebih mudah dipelajari

daripada bahasa lainnya.

Pada pernyataan 17 yang berupa “Bagi saya, cukup mudah menyampaikan

gagasan/ide/pendapat dengan baik saat mengerjakan tugas-tugas kuliah dalam

bahasa Indonesia”, sebanyak 31 responden atau 30,7% responden menjawab

sangat setuju. Sebanyak 58 responden atau 57,4% responden menjawab setuju.

Sebanyak 10 responden atau 9,9% responden menjawab tidak setuju. Sementara

itu, sebanyak 2 responden atau 2% responden menjawab sangat tidak setuju.

Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa laki-laki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

105

(88,1%) menyetujui bahwa cukup mudah menyampaikan gagasan/ide/pendapat

dengan baik saat mengerjakan tugas-tugas kuliah dalam bahasa Indonesia.

Pada pernyataan 19 yang berupa “Menurut saya, bahasa Indonesia mampu

bersaing dengan bahasa lainnya di era globalisasi ini”, sebanyak 39 responden

atau 38,6% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 50 responden atau

49,5% responden menjawab setuju. Sebanyak 2 responden atau 2% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, 1 responden atau 1% responden menjawab

sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (88,1%) menyetujui bahwa bahasa Indonesia

mampu bersaing dengan bahasa lainnya di era globalisasi ini.

Pada pernyataan nomor 32 yang berupa “Saya sangat menguasai adanya

kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 14 responden

atau 13,9% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 51 responden atau

50,5% responden menjawab setuju. Sebanyak 34 atau 33,7% responden menjawab

tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 2 responden atau 2% responden menjawab

sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (64,4%) menguasai kaidah-kaidah yang berlaku

dalam bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 33 yang berupa “Saya sangat sedikit melakukan

kesalahan ejaan pada saat mengerjakan tugas-tugas kuliah”, sebanyak 7 responden

atau 6,9% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 57 responden atau 56,4%

responden menjawab setuju. Sebanyak 33 responden atau 32,7% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 4 responden atau 4% responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

106

menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian

responden mahaiswa laki-laki (63,3%) mengaku sangat sedikit melakukan

kesalahan ejaan pada saat mengerjakan tugas-tugas kuliah.

Pada pernyataan nomor 35 yang berupa “Saya tidak kesulitan membuat

kalimat ketika sedang mengerjakan tugas-tugas kuliah dalam bahasa Indonesia

yang baik dan benar”, sebanyak 16 responden atau 15,8% responden menjawab

sangat setuju. Sebanyak 51 responden atau 50,5% responden menjawab setuju.

Sebanyak 31 responden atau 30,7% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 2

responden atau 2% responden menjawab sangat tidak setuju. Sementara itu, ada

satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa sebagian responden mahasiswa laki-laki (66,3%) mengaku

tidak kesulitan dalam membuat kalimat ketika sedang mengerjakan tugas-tugas

kuliah dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat negatif berdasarkan aspek kognisi. Penghitungan

dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut

disajikan hasil penghitungan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

107

Tabel 4.5 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Kognisi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P9 5 5% 35 34,7% 50 49,5% 11 10,9% 101 100%

P13 6 5,9% 13 12,9% 58 57,4% 23 22,8% 100 99%

P14 5 5% 11 10,9% 61 60,4% 24 23,8% 101 100%

P15 4 4% 13 12,9% 60 59,4% 24 23,8% 101 100%

P16 5 5% 14 13,9% 58 57,4% 24 23,8% 101 100%

P18 8 7,9% 17 16,8% 50 49,5% 26 25,7% 101 100%

P20 8 7,9% 34 33,7% 40 39,6% 19 18,8% 101 100%

P34 7 6,9% 40 39,6% 47 46,5% 7 6,9% 101 100%

P36 13 12,9% 43 42,6% 42 41,6% 3 3% 101 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

responden. Namun, dapat dilihat pula bahwa ada responden yang tidak menjawab

butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner, yaitu butir 13.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 9

yang berupa “Pengetahuan saya mengenai kosakata dalam bahasa Indonesia tidak

cukup banyak”, sebanyak 11 responden atau 10,9% responden menjawab sangat

tidak setuju. Sebanyak 50 responden atau 49,5% responden menjawab tidak

setuju. Sebanyak 35 atau 34,7% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 5 responden atau 5% responden menjawab sangat setuju. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden mahasiswa laki-laki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

108

(60,4%) mengaku memiliki cukup banyak pengetahuan mengenai kosakata dalam

bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 13 yang berupa “Saya tidak bisa menyampaikan

pendapat dengan baik ketika berbicara di depan kelas dalam bahasa Indonesia”,

sebanyak 23 responden atau 22,8% responden menjawab sangat tidak setuju.

Sebanyak 58 responden atau 57,4% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak

13 responden atau 12,9% responden menjawab setuju. Sebanyak 6 responden atau

5,9% responden menjawab sangat tidak setuju. Sementara itu, ada satu responden

yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (80,2%) bisa menyampaikan

pendapat dengan baik ketika berbicara di depan kelas dalam bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 14 yang berupa “Saya tidak bisa menyampaikan

pendapat dengan baik ketika berdiskusi dengan teman di kelas dalam bahasa

Indonesia”, sebanyak 24 responden atau 23,8% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 61 responden atau 60,4% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 11 responden atau 10,9% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 5 responden atau 5% responden menjawab sangat setuju. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden mahasiswa laki-laki

(84,2%) mengaku bisa menyampaikan pendapat dengan baik ketika berbicara di

depan kelas dalam bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 15 yang berupa “Saya tidak bisa menyampaikan

pendapat dengan baik ketika berbicara pada rapat organisasi/forum kepanitian di

kampus dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 24 responden atau 23,8% responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

109

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 60 responden atau 59,4% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 13 responden atau 12,9% responden menjawab

setuju. Sementara itu, sebanyak 4 responden atau 4% responden menjawab sangat

setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden

mahasiswa laki-laki (83,2%) mengaku bisa menyampaikan pendapat dengan baik

ketika berbicara pada saat rapat organisasi/forum kepanitian di kampus dalam

bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 16 yang berupa “Saya merasa kesulitan

menyampaikan pertanyaan/pernyataan dengan baik dalam bahasa Indonesia ketika

berbicara pada forum diskusi di kelas”, sebanyak 24 responden atau 23,8%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 58 responden atau 57,4%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 14 responden atau 13,9% responden

menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 5 responden atau 5% responden

menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (81,2%) mengaku tidak merasa kesulitan untuk

menyampaikan pertanyaan/pernyataan dengan baik dalam bahasa Indonesia ketika

berbicara pada forum diskusi di kelas.

Pada pernyataan nomor 18 yang berupa “Bagi saya tidak mudah untuk

memahami buku-buku perkuliahan dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 26

responden atau 25,7% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 50

responden atau 49,5% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 17 responden

atau 16,8% responden menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 8 responden

atau 7,9% responden menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

110

bahwa sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (75,2%) mengaku cukup

mudah untuk memahami buku-buku perkuliahan dalam bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 20 yang berupa “Menurut saya, lama-kelamaan

bahasa Indonesia dapat tergantikan dengan bahasa lainnya”, sebanyak 19

responden atau 18,8% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 40

responden atau 39,6% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 34 responden

atau 33,7% responden menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 8 responden

atau 7,9% responden menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (58,4%) meyakini bahwa

bahasa Indonesia tidak dapat tergantikan dengan bahasa lainnya.

Pada pernyataan nomor 34 yang berupa “Pada saat mengerjakan tugas-

tugas kuliah, saya banyak menggunakan kata-kata yang tidak baku dalam bahasa

Indonesia”, sebanyak 7 responden atau 6,9% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 47 responden atau 46,5% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 40 responden atau 39,6% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 7 responden atau 6,9% responden menjawab sangat setuju. Dengan

demikan dapat dikatakan bahwa sebagian responden mahasiswa laki-laki (53,4%)

mengaku menggunakan kata-kata yang baku dalam bahasa Indonesia pada saat

mengerjakan tugas-tugas kuliah, sedangkan sebagian responden mahasiswa laki-

laki yang lain (46,5%) mengaku banyak menggunakan kata-kata yang tidak baku

dalam bahasa Indonesia pada saat mengerjakan tugas-tugas kuliah.

Pada pernyataan nomor 36 yang berupa “Ketika berbicara di depan kelas

(presentasi, mengajukan pertanyaan, dan sebagainya), saya sering menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

111

kata-kata yang tidak baku dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 3 responden atau

3% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 42 responden atau 41,6%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 43 responden atau 42,6% responden

menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 13 responden atau 12,9% responden

menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (55,5%) mengaku tidak sering menggunakan kata-

kata yang tidak baku dalam bahasa Indonesia ketika sedang berbicara di depan

kelas (presentasi, mengajukan pertanyaan, dan sebagainya).

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa Indonesia

dalam aspek kognisi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah

dibuat. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki

oleh responden mahasiswa laki-laki pada setiap butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia berdasarkan aspek kognisi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.6 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Kognisi

Butir Pernyataan Skor Rata-rata Kategori

P9 2,663 Baik

P10 3,465 Sangat Baik

P11 3,554 Sangat Baik

P12 3,119 Baik

P13 2,950 Baik

P14 3,030 Baik

P15 3,030 Baik

P16 3 Baik

P17 3,168 Baik

P18 2,931 Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

112

P19 3,228 Baik

P20 2,693 Baik

P32 2,762 Baik

P33 2,663 Baik

P34 2,535 Baik

P35 2,782 Baik

P36 2,772 Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia berdasarkan setiap butir

pernyataan pada aspek kognisi adalah baik dan sangat baik. Pada butir pernyataan

nomor 9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 32, 33, 34, 35, dan 36, skor rata-rata

yang diperoleh mahasiswa laki-laki secara berturut-turut adalah 2,663; 3,119;

2,950; 3,030; 3,030; 3; 3,168; 2,931; 3,228; 2,693; 2;762; 2,663; 2,535; 2,782; dan

2,772. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor-skor

tersebut termasuk ke dalam kategori baik. Sementara itu, pada butir pernyataan

nomor 10 dan 11, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa laki-laki adalah 3,465

dan 3,554. Jika dikonversikan ke dalam skala interval, skor tersebut termasuk ke

dalam kategori sangat baik.

Selain melakukan penghitungan pada setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa Indonesia berdasarkan aspek kognisi. Hal ini dilakukan oleh

peneliti untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa

Indonesia berdasarkan aspek kognisi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

telah dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

113

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Aspek Kognisi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia

TOTAL

N Valid 101

Missing 0

Mean 49.921

Std. Deviation 6.0822

Minimum 29.0

Maximum 65.0

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh

mahasiswa laki-laki dari butir-butir pernyataan tentang bahasa Indonesia

berdasarkan aspek kognisi adalah 65, sedangkan skor terendah yang diperoleh

mahasiswa laki-laki adalah 29. Sementara itu, rata-rata yang didapat mahasiswa

laki-laki adalah 49,921 dengan standar deviasi sebesar 6,0822. Jika dikonversi

pada skala interval yang telah dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam

interval 48-57,5 dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia berdasarkan aspek

kognisi adalah baik.

4.2.1.2 Aspek Afeksi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Indonesia

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek afeksi mahasiswa laki-

laki terhadap bahasa Indonesia. Untuk melihat aspek afeksi tersebut, peneliti

melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

114

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek afeksi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat positif berdasarkan aspek afeksi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.8 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Afeksi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P7 63 62,4% 29 28,7% 8 7,9% 0 0% 100 99%

P8 55 54,5% 38 37,6% 8 7,9% 0 0% 101 100%

P23 29 28,7% 42 41,6% 27 26,7% 3 3% 101 100%

P26 17 16,8% 51 50,5% 28 27,7% 4 4% 100 99%

P27 48 47,5% 44 43,6% 8 7,9% 1 1% 101 100%

P28 55 54,5% 45 44,6% 1 1% 0 0% 101 100%

P29 31 30,7% 64 63,4% 6 5,9% 0 0% 101 100%

P30 39 38,6% 54 53,5% 8 7,9% 0 0% 101 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

115

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 7 dan 26.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 7

yang berupa “Ketika berbicara dalam forum kepanitiaan di kampus, saya lebih

senang menggunakan bahasa Indonesia”, sebanyak 63 responden atau 62,4%

responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 29 responden atau 28,7% responden

menjawab setuju. Sebanyak 8 responden atau 7,9% responden menjawab tidak

setuju. Sementara itu, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju.

Namun, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan

demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa laki-laki (91,1%)

menyetujui bahwa ketika berbicara dalam forum kepanitiaan di kampus,

responden lebih senang menggunakan bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 8 yang berupa “Ketika memberikan informasi di

grup kelas melalui aplikasi chatting, saya lebih senang menggunakan bahasa

Indonesia”, sebanyak 55 responden atau 54,5% responden menjawab sangat

setuju. Sebanyak 38 responden atau 37,6% responden menjawab setuju. Sebanyak

8 responden atau 7,9% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, tidak ada

responden yang menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

hampir seluruh responden mahasiswa laki-laki (92,1%) menyetujui bahwa ketika

memberikan informasi di grup kelas melalui aplikasi chatting, responden lebih

senang menggunakan bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

116

Pada pernyataan 23 yang berupa “Saya merasa bahasa Indonesia lebih

dapat menunjukkan kesopanan daripada bahasa lainnya”, sebanyak 29 responden

atau 28,7% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 42 responden atau

41,6% responden menjawab setuju. Sebanyak 27 responden atau 26,7% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 3 responden atau 3% responden

menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (70,3%) menyetujui bahwa bahasa Indonesia lebih

dapat menunjukkan kesopanan daripada bahasa lainnya.

Pada pernyataan 26 yang berupa “bahasa Indonesia lebih dapat

menunjukkan prestise (wibawa) daripada bahasa asing”, sebanyak 17 responden

atau 16,8% responden menjawab setuju. Sebanyak 51 responden atau 50,5%

responden menjawab setuju. Sebanyak 28 responden atau 27,7% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 4 responden atau 4% responden menjawab

sangat tidak setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir

pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden

mahasiswa laki-laki (67,3%) menyetujui bahwa bahasa Indonesia lebih dapat

menunjukkan prestise (wibawa) daripada bahasa asing.

Pada pernyataan 27 yang berupa “Saya merasa bangga bahwa bahasa

Indonesia sudah dijadikan sebagai bahasa kedua di beberapa negara”, sebanyak 48

responden atau 47,5% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 44 responden

atau 43,6% responden menjawab setuju. Sebanyak 8 responden atau 7,9%

responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, 1 responden atau 1% responden

menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

117

responden mahasiswa laki-laki (91,1%) merasa bangga bahwa bahasa Indonesia

sudah dijadikan sebagai bahasa kedua di beberapa negara.

Pada pernyataan 28 yang berupa “Saya merasa bangga ketika mengetahui

bahwa banyak penutur asing yang ingin belajar bahasa Indonesia”, sebanyak 55

responden atau 54,5% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 45 responden

atau 44,6% responden menjawab setuju. Sebanyak 1 responden atau 1%

responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, tidak ada responden yang

menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh

responden mahasiswa laki-laki (99,1%) merasa banggat ketika mengetahui bahwa

banyak penutur asing yang ingin belajar bahasa Indonesia.

Pada pernyataan 29 yang berupa “Bahasa Indonesia dapat menunjukkan

kemodernan”, sebanyak 31 responden atau 30,7% responden menjawab sangat

setuju. Sebanyak 64 responden atau 63,4% responden menjawab setuju. Sebanyak

6 responden atau 5,9% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, tidak ada

responden yang menjawab tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

hampir seluruh responden mahasiswa laki-laki (94,1%) menyetujui bahwa bahasa

Indonesia dapat menunjukkan kemodernan.

Pada pernyataan nomor 30 yang berupa “Saya merasa lebih percaya diri

ketika berbicara di kampus dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 39 responden atau

38,6% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 54 responden atau 53,5%

responden menjawab setuju. Sebanya 8 responden atau 7,9% responden menjawab

tidak setuju. Sementara itu, tidak ada responden yang menjawab sangat tidak

setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

118

laki-laki (92,1%) merasa lebih percaya diri ketika berbicara di kampus dalam

bahasa Indonesia.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat negatif berdasarkan aspek afeksi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.9 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Afeksi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P2 4 4% 13 12,9% 50 49,5% 32 31,7% 99 98%

P4 7 6,9% 36 35,6% 41 40,6% 17 16,8% 101 100%

P6 5 5% 6 5,9% 49 48,5% 41 40,6% 101 100%

P22 6 5,9% 8 7,9% 61 60,4% 25 24,8% 100 99%

P25 2 2% 5 5% 55 54,5% 39 38,6% 101 100%

P31 3 3% 11 10,9% 47 46,5% 39 38,6% 100 99%

P37 7 6,9% 18 17,8% 54 53,5% 22 21,8% 101 100%

P38 7 6,9% 54 53,5% 33 32,7% 7 6,9% 101 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

119

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 2, 22, dan 31.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 2

yang berupa “Ketika berbicara dengan teman di kampus yang berbeda suku, saya

sebenarnya kurang senang jika menggunakan bahasa Indonesia”, sebanyak 32

responden atau 31,7% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 50

responden atau 49,5% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 13 responden

atau 12,9% responden menjawab setuju. Sebanyak 4 responden atau 4%

responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada dua responden yang tidak

menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (81,2%) lebih senang menggunakan

bahasa Indonesia ketika berbicara dengan teman di kampus yang berbeda suku.

Pada butir pernyataan nomor 4 yang berupa “Ketika berbicara dengan

teman yang sesuku di kampus, sebenarnya saya tidak senang jika menggunakan

bahasa Indonesia”, sebanyak 17 responden atau 16,8% responden menjawab

sangat tidak setuju. Sebanyak 41 responden atau 40,6% responden menjawab

tidak setuju. Sebanyak 36 responden atau 35,6% responden menjawab setuju.

Sementara itu, sebanyak 7 responden atau 6.9% responden menjawab sangat

setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden

mahasiswa laki-laki (57,4%) senang menggunakan bahasa Indonesia ketika

berbicara dengan teman yang sesuku di kampus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

120

Pada pernyataan nomor 6 yang berupa “Ketika berbicara dalam rapat

organisasi di kampus, saya sebenarnya tidak senang jika menggunakan bahasa

Indonesia”, sebanyak 41 responden atau 40,6% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 49 atau 48,5% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 6

responden atau 5,9% responden menjawab setuju. Sebanyak 5 responden atau 5%

responden menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (89,1%) senang menggunakan

bahasa Indonesia ketika berbicara dalam rapat organisasi di kampus.

Pada pernyataan nomor 22 yang berupa “Saya tidak merasa lebih akrab

dengan teman di kampus ketika berbicara dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 25

responden atau 24,8% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 61

responden atau 60,4% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 8 responden

atau 7,9% responden menjawab setuju. Sebanyak 6 responden atau 5,9%

responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak

menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (85,2%) mengaku tetap merasa

akrab dengan teman di kampus ketika berbicara dalam bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 25 yang berupa “Sebenarnya saya merasa kurang

bangga ketika menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai kesempatan di

kampus”, sebanyak 39 responden atau 38,6% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 55 responden atau 54,5% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 5 responden atau 5% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 2 responden atau 2% responden menjawab sangat setuju. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

121

demikian, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh responden mahasiswa laki-laki

(93,1%) mengaku cukup bangga ketika menggunakan bahasa Indonesia dalam

berbagai kesempatan di kampus.

Pada pernyataan nomor 31 yang berupa “Bahasa Indonesia tidak dapat

melambangkan jati diri saya”, sebanyak 39 responden atau 38,6% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 47 responden atau 46,5% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 11 responden atau 10,9% responden menjawab

setuju. Sebanyak 3 responden atau 3% responden menjawab sangat setuju.

Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden mahasiswa

laki-laki (85,1%) mengaku bahasa Indonesia dapat melambangkan jati dirinya.

Pada pernyataan nomor 37 yang berupa “Saya merasa tidak tertarik untuk

mempelajari bahasa Indonesia lebih dalam”, sebanyak 22 responden atau 21,8%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 54 responden atau 53,5%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 18 responden atau 17,8% responden

menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 7 responden atau 6,9% responden

menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (75,3%) mengaku merasa tertarik untuk

mempelajari bahasa Indonesia lebih dalam.

Pada pernyataan nomor 38 yang berupa “Secara keseluruhan, kemampuan

berbahasa Indonesia saya masih sangat kurang”, sebanyak 7 responden atau 6,9%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 33 responden atau 32,7%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 54 responden atau 53,5% responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

122

menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 7 responden atau 6,9% responden

menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian

responden mahasiswa laki-laki (60,4%) mengaku memiliki kemampuan berbahasa

Indonesia yang masih sangat kurang.

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa Indonesia

berdasarkan aspek afeksi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah

dibuat. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki

oleh responden mahasiswa laki-laki pada setiap butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia berdasarkan aspek afeksi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.10 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Afeksi

Butir Pernyataan Skor Rata-rata Kategori

P2 3,050 Baik

P4 2,673 Baik

P6 3,248 Baik

P7 3,515 Sangat Baik

P8 3,465 Baik

P22 3,020 Baik

P23 2,960 Baik

P25 3,297 Sangat Baik

P26 2,782 Baik

P27 3,376 Sangat Baik

P28 3,535 Sangat Baik

P29 3,248 Baik

P30 3,307 Sangat Baik

P31 3,188 Baik

P37 2,901 Baik

P38 2,396 Tidak Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

123

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia berdasarkan setiap butir

pernyataan pada aspek afeksi adalah sangat baik, baik, dan tidak baik. Pada butir

7, 8, 25, 27, 28, dan 30, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa laki-laki secara

berturut-turut adalah 3,515; 3,465; 3,297; 3,376; 3,535; dan 3,307. Jika

dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor-skor tersebut

termasuk ke dalam kategori sangat baik. Pada butir pernyataan nomor 2, 4, 6, 22,

23, 26, 29, 31, dan 37, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa laki-laki secara

berturut-turut adalah 3,050; 2,673; 3,248; 3,020; 2,960; 2,782; 3,248; 3,188; dan

2,901. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor tersebut

termasuk ke dalam kategori baik. Sementara itu, pada butir pernyataan nomor 38,

skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa laki-laki adalah 2,396. Jika

dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor tersebut termasuk ke

dalam kategori tidak baik.

Selain melakukan penghitungan pada setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa Indonesia berdasarkan aspek afeksi. Hal ini dilakukan oleh peneliti

untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia

berdasarkan aspek afeksi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang telah

dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

124

Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik Aspek Afeksi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia

TOTAL

N Valid 101

Missing 0

Mean 49.960

Std. Deviation 5.4679

Minimum 34.0

Maximum 61.0

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh

mahasiswa laki-laki dari butir-butir pernyataan tentang bahasa Indonesia

berdasarkan aspek afeksi adalah 61, sedangkan skor terendah yang diperoleh

mahasiswa laki-laki adalah 34. Sementara itu, rata-rata skor yang didapat adalah

49,960 dengan standar deviasi sebesar 5,4679. Jika dikonversi pada skala interval

yang telah dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval 49-56,5

dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap bahasa

mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia berdasarkan aspek afeksi adalah

baik.

4.2.1.3 Aspek Konasi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Indonesia

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek konasi mahasiswa laki-

laki terhadap bahasa Indonesia. Untuk melihat aspek konasi tersebut, peneliti

melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

125

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek konasi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat positif berdasarkan aspek konasi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.12 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Konasi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P1 76 75,2% 24 23,8% 1 1% 0 0% 101 100%

P3 47 46,5% 50 49,5% 3 3% 0 0% 100 99%

P5 58 57,4% 40 39,6% 3 3% 0 0% 101 100%

P21 44 43,6% 49 48,5% 5 5% 3 3% 101 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

126

responden yang tidak menjawab butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner,

yaitu butir pernyataan nomor 3.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 1

yang berupa “Ketika berbicara dengan dosen di kampus, saya memilih untuk

menggunakan bahasa Indonesia”, sebanyak 76 responden atau 75,2% responden

menjawab sangat setuju. Sebanyak 24 responden atau 23,8% responden menjawab

setuju dan 1 responden atau 1% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu,

ada pula satu responden yang tidak menjawab atau merespons butir pernyataan

nomor satu ini. Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden

mahasiswa laki-laki (99%) menyetujui bahwa ketika berbicara dengan dosen,

responden memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 3 yang berupa “Ketika berbicara dengan kakak

atau adik tingkat yang berbeda suku, saya memilih untuk menggunakan bahasa

Indonesia”, sebanyak 47 responden atau 46,5% responden menjawab sangat

setuju. Sebanyak 50 responden atau 49,5% responden menjawab setuju. Sebanyak

3 responden atau 3% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, tidak ada

responden yang menjawab untuk skala sangat tidak setuju. Namun, ada satu

responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat

dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa laki-laki (96%) menyetujui

bahwa ketika berbicara dengan kakak atau adik tingkat yang berbeda suku,

responden memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

127

Pada pertanyaan nomor 5 yang berupa “Ketika berbicara dengan staf di

kampus, saya menggunakan bahasa Indonesia”, sebanyak 58 responden atau

57,4% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 40 responden atau 39,6%

responden menjawab setuju. Sebanyak 3 responden atau 3% responden menjawab

tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden

mahasiswa laki-laki (97%) menyetujui bahwa ketika berbicara dengan staf di

kampus, responden menggunakan bahasa Indonesia.

Pada pernyataan 21 yang berupa “Sebagai calon guru, saya bersedia untuk

membantu pengembangan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa yang lebih

maju”, sebanyak 44 responden atau 43,6% responden menjawab sangat setuju.

Sebanyak 49 responden atau 48,5% responden menjawab setuju. Sebanyak 5

responden atau 5% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 3

responden atau 3% responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa hampir seluruh responden mahasiswa laki-laki (92,1%)

menyetujui untuk membantu pengembangan bahasa Indonesia agar menjadi

bahasa yang lebih maju.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat negatif berdasarkan aspek afeksi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

128

Tabel 4.13 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Konasi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P24 1 1% 4 4% 52 51,5% 41 40,6% 98 97%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab beberapa pernyataan yang terdapat pada

kuesioner, yaitu butir nomor 24.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 24

yang berupa “Pengembangan terhadap bahasa Indonesia tidak perlu lagi

dilakukan”, sebanyak 41 responden atau 40,6% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 52 responden atau 51,5% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 4 responden atau 4% responden menjawab setuju. Sebanyak 1

responden atau 1% responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada tiga

responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat

dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa laki-laki (92,1%) berpendapat

bahwa pengembangan terhadap bahasa Indonesia tetap perlu dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

129

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa Indonesia

dalam aspek konasi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah dibuat.

Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki oleh

responden mahasiswa laki-laki pada setiap butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia berdasarkan aspek konasi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.14 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Konasi

Butir Pernyataan Nilai Rata-rata Kategori

P1 3,743 Sangat Baik

P3 3,406 Sangat Baik

P5 3,545 Sangat Baik

P21 3,327 Sangat Baik

P24 3,257 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia berdasarkan setiap butir

pernyataan pada aspek konasi adalah sangat baik. Pada butir pernyataan 1, 3, 5,

21, dan 24, skor yang diperoleh secara berturut-turut adalah 3,743; 3,406; 3,545;

3,327, dan 3,257. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat,

skor-skor tersebut termasuk ke dalam kategori sangat baik.

Selain menghitung berdasarkan setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa Indonesia berdasarkan pada aspek konasi. Hal itu dilakukan oleh

peneliti untuk melihat sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

130

Indonesia berdasarkan aspek konasi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik Aspek Konasi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia

TOTAL

N Valid 101

Missing 0

Mean 17.277

Std. Deviation 1.9448

Minimum 12.0

Maximum 20.0

Berdasarkan data di atas, skor tertinggi yang diperoleh mahasiswa laki-laki

dari butir pernyataan tentang bahasa Indonesia berdasarkan aspek konasi adalah

20, sedangkan skor terendah yang diperoleh adalah 12. Sementara itu, rata-rata

yang didapat oleh mahasiswa laki-laki adalah 17,277. Jika dikonversi pada skala

interval yang telah dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval 15,5-

17,75 dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap

bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia berdasarkan aspek konasi

adalah baik.

Secara keseluruhan, peneliti juga menghitung respons mahasiswa laki-laki

terhadap bahasa Indonesia. Penghitungan ini dilakukan oleh peneliti dengan

tujuan untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa

Indonesia. Berikut disajikan hasil penghitungan respons mahasiswa laki-laki

terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

131

Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Indonesia

TOTAL

N Valid 101

Missing 0

Mean 117.158

Std. Error of Mean 1.1429

Median 116.000

Mode 112.0

Std. Deviation 11.4863

Variance 131.935

Skewness -.042

Std. Error of

Skewness .240

Kurtosis -.378

Std. Error of

Kurtosis .476

Range 58.0

Minimum 88.0

Maximum 146.0

Sum 11833.0

Percentiles 25 109.000

50 116.000

75 127.000

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah data yang valid

sebanyak 101 dan tidak ada data yang hilang. Selanjutnya, ukuran Skewness

adalah -0,042 dan standar error of Skewness adalah 0,24, sehingga rasio Skewness

adalah -0,175. Angka tersebut diperoleh dengan cara membagi nilai Skewness dan

standar error of Skewness. Sementara itu, ukuran Kurtosis adalah -0,378 dan

standar error of Kurtosis adalah 0,476, sehingga rasio Kurtosis adalah -0,476.

Dengan demikian, dapat dikatakan data distribusi respons mahasiswa laki-laki

terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa Indonesia adalah normal. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

132

karena rasio Skewness dan Kurtosis berada di antara -2 sampai dengan +2

(Santoso, 2014: 45).

Pada tabel di atas, dapat dilihat total skor yang diperoleh responden laki-

laki pada butir-butir pernyataan terhadap bahasa Indonesia. Total skor minimum

yang diperoleh mahasiswa laki-laki dari butir-butir pernyataan terhadap bahasa

Indonesia adalah 88. Sementara itu, total skor maksimal yang diperoleh adalah

146.

Berdasarkan data di atas pula, median pada rata-rata total skor adalah 116

dengan standar deviasi 11,4863 dan varians 131,935. Rata-rata total skor yang

diperoleh responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang

bahasa Indonesia adalah 117,158. Skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam

interval skor 116,5-132,75 yang memiliki kategori baik. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia

adalah baik.

4.2.2 Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Indonesia

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai hasil analisis sikap bahasa

mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap bahasa

Indonesia. Analisis dilakukan dengan menghitung frekuensi yang berupa respons

mahasiswa perempuan FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap butir

pernyataan mengenai bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, butir pernyataan

mengenai bahasa Indonesia terdapat pada nomor 1 sampai dengan 38. Butir-butir

itu akan dikelompokkan pula berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek kognisi, aspek

afeksi, dan aspek konasi sesuai dengan aspek yang terdapat dalam sikap bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

133

Berikut disajikan hasil penghitungan frekuensi terhadap butir-butir pernyataan

mengenai bahasa Indonesia.

4.2.2.1 Aspek Kognisi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Indonesia

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek kognisi mahasiswa

perempuan terhadap bahasa Indonesia. Untuk melihat aspek kognisi tersebut,

peneliti melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek kognisi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat positif berdasarkan aspek kognisi. Penghitungan

dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut

disajikan hasil penghitungan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

134

Tabel 4.17 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Kognisi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P10 134 53% 108 42,7% 10 4% 1 0,4% 253 100%

P11 140 55,3% 104 41,1% 6 2,4% 2 0,8% 252 99,6%

P12 87 34,4% 131 51,8% 31 12,3% 4 1,6% 253 100%

P17 78 30,8% 154 60,9% 19 7,5% 1 0,4% 252 99,6%

P19 78 30,8% 147 58,1% 24 9,5% 2 0,8% 251 99,2%

P32 21 8,3% 128 50,6% 97 38,3% 5 2% 251 99,2%

P33 14 5,5% 132 52,2% 100 39,5% 7 2,8% 253 100%

P35 31 12,3% 147 58,1% 74 29,2% 1 0,4% 253 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden mahasiswa perempuan yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan

yang terdapat pada kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 11, 17, 19,

dan 32.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 10

yang berupa “Menurut saya, pengetahuan yang baik tentang bahasa Indonesia

(lisan dan tulisan) dapat membantu saya untuk menyelesaikan kuliah”, sebanyak

134 responden atau 53% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 108

responden atau 42,7% responden menjawab setuju. Sebanyak 10 responden atau

4% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 1 responden atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

135

0,4% responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

hampir seluruh responden mahasiswa perempuan (95,7%) menyetujui bahwa

pengetahuan yang baik tentang bahasa Indonesia (lisan dan tulisan) dapat

membantu responden untuk menyelesaikan kuliah.

Pada pernyataan nomor 11 yang berupa “Menurut saya, pengetahuan yang

baik tentang bahasa Indonesia (lisan dan tulisan) nantinya dapat membantu saya

untuk memperoleh pekerjaan”, sebanyak 140 responden atau 55,3% responden

menjawab sangat setuju. Sebanyak 104 responden atau 41,1% responden

menjawab setuju. Sebanyak 6 responden atau 2,4% responden menjawab tidak

setuju. Sebanyak 2 responden atau 0,8% responden menjawab sangat tidak setuju.

Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini.

Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa

perempuan (96,4%) menyetujui bahwa pengetahuan yang baik tentang bahasa

Indonesia nantinya dapat membantu responden untuk memperoleh pekerjaan.

Pada pernyataan nomor 12 yang berupa “Menurut saya, bahasa Indonesia

lebih mudah dipelajari daripada bahasa lainnya”, sebanyak 87 responden atau

34,4% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 131 responden atau 51,8%

responden menjawab setuju. Sebanyak 31 responden atau 12,3% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 4 responden atau 1,6% responden

menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa perempuan (86,2%) mengaku bahwa bahasa Indonesia lebih

mudah dipelajari daripada bahasa lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

136

Pada pernyataan nomor 17 yang berupa “Bagi saya, cukup mudah

menyampaikan gagasan/ide/pendapat dengan baik saat mengerjakan tugas-tugas

kuliah dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 78 responden atau 30,8% responden

menjawab sangat setuju. Sebanyak 154 responden atau 60,9% responden

menjawab setuju. Sebanyak 19 responden atau 7,5% responden menjawab tidak

setuju. Sebanyak 1 responden atau 0,4% responden menjawab sangat tidak setuju.

Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh responden mahasiswa

perempuan (91,7%) mengaku cukup mudah menyampaikan gagasan/ide/pendapat

dengan baik saat mengerjakan tugas-tugas kuliah dalam bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 19 yang berupa “Menurut saya, bahasa Indonesia

mampu bersaing dengan bahasa lainnya di era globalisasi ini”, sebanyak 78

responden atau 30,8% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 147

responden atau 58,1% responden menjawab setuju. Sebanyak 24 responden atau

9,5% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 2 responden atau 0,8%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sementara itu, ada dua responden yang

tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian

besar responden mahasiswa perempuan (88,9%) menyetujui bahwa bahasa

Indonesia mampu bersaing dengan bahasa lainnya di era globalisasi ini.

Pada pernyataan nomor 32 yang berupa “Saya sangat menguasai adanya

kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 21 responden

atau 8,3% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 128 responden atau

50,6% responden menjawab setuju. Sebanyak 97 responden atau 38,3% responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

137

menjawab tidak setuju. Sebanyak 5 responden atau 2% responden menjawab

sangat tidak setuju. Sementara itu, ada dua orang responden yang tidak menjawab

butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian

responden mahasiswa perempuan (58,9%) mengaku sangat menguasai adanya

kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 33 yang berupa “Saya sangat sedikit melakukan

kesalahan ejaan pada saat mengerjakan tugas-tugas kuliah”, sebanyak 14

responden atau 5,5% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 132 responden

atau 52,2% responden menjawab setuju. Sebanyak 100 responden atau 39,5%

responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 7 responden atau 2,8%

responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

sebagian responden mahasiswa perempuan (55,7%) mengaku sangat sedikit

melakukan kesalahan ejaan pada saat mengerjakan tugas-tugas kuliah, sedangkan

sebagian responden mahasiswa perempuan yang lain (42,3%) mengaku

melakukan kesalahan ejaan pada saat mengerjakan tugas-tugas kuliah.

Pada pernyataan nomor 35 yang berupa “Saya tidak kesulitan membuat

kalimat ketika sedang mengerjakan tugas-tugas kuliah dalam bahasa Indonesia

yang baik dan benar”, sebanyak 31 responden atau 12,3% responden menjawab

sangat setuju. Sebanyak 147 responden atau 58,1% responden menjawab setuju.

Sebanyak 74 responden atau 29,2% responden menjawab tidak setuju. Sementara

itu, sebanyak 1 responden atau 0,4% responden menjawab sangat tidak setuju.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden mahasiswa

perempuan (70,4%) mengaku tidak mengalami kesulitan untuk membuat kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

138

ketika sedang mengerjakan tugas-tugas kuliah dalam bahasa Indonesia yang baik

dan benar.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat negatif berdasarkan aspek kognisi. Penghitungan

dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut

disajikan hasil penghitungan tersebut.

Tabel 4.18 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Kognisi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P9 3 1,2% 61 24,1% 141 55,7% 46 18,2% 251 99,2%

P13 5 2% 22 8,7% 167 66% 58 22,9% 252 99,6%

P14 3 1,2% 20 7,9% 171 67,6% 59 23,3% 253 100%

P15 2 0,8% 24 9,5% 165 65,2% 62 24,5% 253 100%

P16 6 2,4% 27 10,7% 163 64,4% 57 22,5% 253 100%

P18 6 2,4% 36 14,2% 150 59,3% 60 23,7% 252 99,6%

P20 16 6,3% 94 37,2% 107 42,3% 35 13,8 252 99,6%

P34 12 4,7% 92 36,4% 128 50,6% 21 8,3% 253 100%

P36 12 4,7% 138 54,5% 89 35,2% 13 5,1% 252 99,6%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

139

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 9, 13, 18, 20, dan 36.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 9

yang berupa “Pengetahuan saya mengenai kosakata dalam bahasa Indonesia tidak

cukup banyak”, sebanyak 46 responden atau 18,2% responden menjawab sangat

tidak setuju. Sebanyak 141 responden atau 55,7% responden menjawab tidak

setuju. Sebanyak 61 responden atau 24,1% responden menjawab setuju. Sebanyak

3 responden atau 1,2% responden menjawab sangat setuju. Sementara, ada dua

responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat

dikatakan sebagian besar responden mahasiswa perempuan (73,9%) mengaku

memiliki pengetahuan yang cukup banyak mengenai kosakata dalam bahasa

Indonesia.

Pada pernyataan nomor 13 yang berupa “Saya tidak bisa menyampaikan

pendapat dengan baik ketika berbicara di depan kelas dalam bahasa Indonesia”,

sebanyak 58 responden atau 22,9% responden menjawab sangat tidak setuju.

Sebanyak 167 responden atau 66% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak

22 responden atau 8,7% responden menjawab setuju. Sebanyak 5 responden atau

2% responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada satu responden yang

tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian

besar responden mahasiswa perempuan (88,9%) mengaku bisa menyampaikan

pendapat dengan baik ketika berbicara di depan kelas dalam bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

140

Pada pernyataan nomor 14 yang berupa “Saya tidak bisa menyampaikan

pendapat dengan baik ketika berdiskusi dengan teman di kelas dalam bahasa

Indonesia”, sebanyak 59 responden atau 23,3% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 171 responden atau 67,6% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 20 responden atau 7,9% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 3 responden atau 1,2% responden menjawab sangat setuju. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh responden mahasiswa

perempuan (90,9%) mengaku bisa menyampaikan pendapat dengan baik ketika

berdiskusi dengan teman di kelas dalam bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 15 yang berupa “Saya tidak bisa menyampaikan

pendapat dengan baik ketika berbicara pada rapat organisasi/forum kepanitiaan di

kampus dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 62 responden atau 24,5% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 165 responden atau 65,2% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 24 responden atau 9,5% responden menjawab

setuju. Sementara itu, sebanyak 2 responden atau 0,8% responden menjawab

sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden

mahasiswa perempuan (89,7%) mengaku bisa menyampaikan pendapat dengan

baik ketika berbicara pada rapat organisasi/forum kepanitiaan di kampus dalam

bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 16 yang berupa “Saya merasa kesulitan

menyampaikan pertanyaan/pernyataan dengan baik dalam bahasa Indonesia ketika

berbicara pada forum diskusi di kelas”, sebanyak 57 responden atau 22,5%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 163 responden atau 64,4%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

141

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 27 responden atau 10,7% responden

menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 6 responden atau 2,4% responden

menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar

responden mahasiswa perempuan (86,9%) mengaku tidak kesulitan

menyampaikan pertanyaan/pernyataan dengan baik dalam bahasa Indonesia ketika

berbicara pada forum diskusi di kelas.

Pada pernyataan nomor 18 yang berupa “Bagi saya tidak mudah untuk

memahami buku-buku perkuliahan dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 60

responden atau 23,7% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 150

responden atau 59,3% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 36 responden

atau 14,2% responden menjawab setuju. Sebanyak 6 responden atau 2,4%

responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak

menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

sebagian besar responden mahasiswa perempuan (83%) mengaku cukup mudah

memahami buku-buku perkuliahan dalam bahasa Indonesia.

Pada butir pernyataan nomor 20 yang berupa “Menurut saya, lama-

kelamaan bahasa Indonesia dapat tergantikan dengan bahasa lainnya”, sebanyak

35 responden atau 13,8% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 107

responden atau 42,3% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 94 responden

atau 37,2% responden menjawab setuju. Sebanyak 16 atau 6,3% responden

menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab

butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian responden

mahasiswa perempuan (56,1%) meyakini bahwa bahasa Indonesia tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

142

tergantikan dengan bahasa lainnya, sedangkan sebagian responden mahasiswa

perempuan yang lain (43,5%) menyetujui bahwa lama-kelamaan bahasa Indonesia

dapat tergantikan dengan bahasa lainnya.

Pada pernyataan nomor 34 yang berupa “Pada saat mengerjakan tugas-

tugas kuliah, saya banyak menggunakan kata-kata yang tidak baku dalam bahasa

Indonesia”, sebanyak 21 responden atau 8,3% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 128 responden atau 50,6% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 92 responden atau 36,4% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 12 responden atau 4,7% responden menjawab sangat setuju. Dengan

demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa perempuan

(58,9%) mengaku menggunakan kata-kata yang baku dalam bahasa Indonesia

ketika mengerjakan tugas-tugas kuliah.

Pada pernyataan nomor 36 yang berupa “Ketika berbicara di depan kelas

(presentasi, mengajukan pertanyaan, dan sebagainya), saya sering menggunakan

kata-kata yang tidak baku dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 13 responden atau

5,1% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 89 responden atau

35,2% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 138 responden atau 54,5%

responden menjawab setuju. Sebanyak 12 responden atau 4,7% responden

menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab

butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian responden

mahasiswa perempuan (40,3%) mengaku tidak sering menggunakan kata-kata

yang tidak baku dalam bahasa Indonesia ketika berbicara di depan kelas

(presentasi, mengajukan pertanyaan, dan sebagainya. Namun, sebagian responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

143

mahasiswa perempuan yang lain (59,2%) mengaku sering menggunakan kata-kata

yang tidak baku dalam bahasa Indonesia ketika berbicara di depan kelas

(presentasi, mengajukan pertanyaan, dan sebagainya).

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa Indonesia

dalam aspek kognisi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah

dibuat. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki

oleh responden mahasiswa perempuan pada setiap butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia berdasarkan aspek kognisi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.19 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Kognisi

Butir Pernyataan Nilai Rata-rata Kategori

P9 2,893 Baik

P10 3,482 Sangat Baik

P11 3,502 Sangat Baik

P12 3,190 Baik

P13 3,091 Baik

P14 3,130 Baik

P15 3,134 Baik

P16 3,071 Baik

P17 3,213 Baik

P18 3,036 Baik

P19 3,174 Baik

P20 2,628 Baik

P32 2,636 Baik

P33 2,605 Baik

P34 2,625 Baik

P35 2,822 Baik

P36 2,399 Tidak Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

144

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia berdasarkan setiap

butir pernyataan pada aspek kognisi adalah sangat baik, baik, dan tidak baik. Pada

butir pernyataan nomor 10 dan 11, skor rata-rata yang diperoleh adalah 3,482 dan

3,502. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor tersebut

termasuk ke dalam kategori sangat baik. Pada butir pernyataan nomor 9, 12, 13,

14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 32, 33, 34, dan 35, skor rata-rata yang diperoleh

mahasiswa perempuan secara berturut-turut adalah 2,893; 3,190; 3,091; 3,130;

3,134; 3,071; 3,213; 3,036; 3,174; 2,68; 2,636; 2,605; 2,625; dan 2,822. Jika

dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor tersebut termasuk ke

dalam kategori baik. Sementara itu, pada butir pernyataan nomor 36, skor rata-rata

yang diperoleh mahasiswa perempuan adalah 2,399. Jika dikonversikan ke dalam

skala interval yang telah dibuat, skor tersebut termasuk ke dalam kategori tidak

baik.

Selain melakukan penghitungan pada setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa Indonesia berdasarkan aspek kognisi. Hal ini dilakukan oleh

peneliti untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa

Indonesia berdasarkan aspek kognisi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

telah dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

145

Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik Aspek Kognisi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia

TOTAL

N Valid 253

Missing 0

Mean 50.632

Std.

Deviation 5.5858

Range 30.0

Minimum 37.0

Maximum 67.0

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh

mahasiswa perempuan dari butir-butir pernyataan tentang bahasa Indonesia

berdasarkan aspek kognisi adalah 67, sedangkan skor terendah yang diperoleh

mahasiswa perempuan adalah 37. Sementara itu, rata-rata skor yang didapat oleh

mahasiswa perempuan adalah 50,632 dengan standar deviasi sebesar 5,5858. Jika

dikonversi pada skala interval yang telah dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk

ke dalam interval 49-56,5 dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia

berdasarkan aspek kognisi adalah baik.

4.2.2.2 Aspek Afeksi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Indonesia

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek afeksi mahasiswa

perempuan terhadap bahasa Indonesia. Untuk melihat aspek afeksi tersebut,

peneliti melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

146

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek afeksi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat positif berdasarkan aspek afeksi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.21 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Afeksi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P7 150 59,3% 96 37,9% 6 2,4% 0 0% 252 99,6%

P8 124 49% 115 45,5% 12 4,7% 1 0,4% 252 99,6%

P23 78 30,8% 127 50,2% 43 17% 4 1,6% 252 99,6%

P26 53 20,9% 127 50,2% 65 25,7% 8 3,2% 253 100%

P27 116 45,8% 133 52,6% 4 1,6% 0 0% 253 100%

P28 145 57,3% 105 41,5% 3 1,2% 0 0% 253 100%

P29 82 32,4% 150 59,3% 18 7,1% 0 0% 250 98,8%

P30 92 36,4% 132 52,2% 27 10,7% 2 0,8% 253 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

147

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 7, 8, 11, 23, dan 29.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 7

yang berupa “Ketika berbicara dalam forum kepanitiaan di kampus, saya lebih

senang menggunakan bahasa Indonesia”, sebanyak 150 responden atau 59,3%

responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 96 responden atau 37,9% responden

menjawab setuju. Sebanyak 6 responden atau 2,4% responden menjawab tidak

setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan

ini. Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa

perempuan (97,2%) mengaku lebih senang menggunakan bahasa Indonesia ketika

berbicara dalam forum kepanitiaan di kampus.

Pada pernyataan nomor 8 yang berupa “Ketika memberikan informasi di

grup kelas melalui aplikasi chatting, saya lebih senang menggunakan bahasa

Indonesia”, sebanyak 124 responden atau 49% responden menjawab sangat setuju.

Sebanyak 115 responden atau 45,5% responden menjawab setuju. Sebanyak 12

responden atau 4,7% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 1 responden

atau 0,4% responden menjawab sangat tidak setuju. Sementara itu, ada satu

responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat

dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa perempuan (94,5%) mengaku

lebih senang menggunakan bahasa Indonesia ketika memberikan informasi di

grup kelas melalui aplikasi chatting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

148

Pada pernyataan nomor 23 yang berupa “Saya merasa bahasa Indonesia

lebih dapat menunjukkan kesopanan daripada bahasa lainnya”, sebanyak 78

responden atau 30,8% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 127

responden atau 50,2 responden menjawab setuju. Sebanyak 43 responden atau

17% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 4 responden atau 1,6%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sementara itu, ada satu responden yang

tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian

besar responden mahasiswa perempuan (81%) mengaku bahwa bahasa Indonesia

lebih dapat menunjukkan kesopanan daripada bahasa lainnya.

Pada pernyataan nomor 26 yang berupa “Bahasa Indonesia lebih dapat

menunjukkan prestise (wibawa) daripada bahasa asing”, sebanyak 53 responden

atau 20,9% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 127 responden atau

50,2% responden menjawab setuju. Sebanyak 65 responden atau 25,7% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 8 responden atau 3,2% responden

menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa perempuan (71,1%) menyetujui bahwa bahasa Indonesia

lebih dapat menunjukkan prestise (wibawa) daripada bahasa asing.

Pada pernyataan nomor 27 yang berupa “Saya merasa bangga bahwa

bahasa Indonesia sudah dijadikan bahasa kedua di beberapa negara”, sebanyak

116 responden atau 45,8% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 133

responden atau 52,6% responden menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 4

responden atau 1,6% responden menjawab tidak setuju. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa hampir seluruh responden mahasiswa perempuan (98,4%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

149

merasa bangga bahwa bahasa Indonesia sudah dijadikan sebagai bahasa kedua di

beberapa negara.

Pada pernyataan nomor 28 yang berupa “Saya merasa bangga ketika

mengetahui bahwa banyak penutur asing yang ingin belajar bahasa Indonesia”,

sebanyak 145 responden atau 57,3% responden menjawab sangat setuju.

Sebanyak 105 responden atau 41,5% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 3 responden atau 1,2% responden menjawab tidak setuju. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh responden mahasiswa

perempuan (98,8%) merasa bangga ketika mengetahui bahwa banyak penutur

asing yang ingin belajar bahasa Indonesia.

Pada pernyataan nomor 29 yang berupa “Bahasa Indonesia dapat

menunjukkan kemodernan”, sebanyak 82 responden atau 32,4% responden

menjawab sangat setuju. Sebanyak 150 responden atau 59,3% responden

menjawab setuju. Sebanyak 18 responden atau 7,1% responden menjawab tidak

setuju. Sementara itu, ada tiga responden yang tidak menjawab butir pernyataan

ini. Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa

perempuan (91,7%) menyetujui bahwa bahasa Indonesia dapat menunjukkan

kemodernan.

Pada pernyataan nomor 30 yang berupa “Saya merasa lebih percaya diri

ketika berbicara di kampus dalam bahasa Indonesia”, sebanyak 92 responden atau

36,4% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 132 responden atau 52,2

responden menjawab setuju. Sebanyak 27 responden atau 10,7% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 2 responden atau 0,8% responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

150

menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa perempuan (88,6%) merasa lebih percaya diri ketika

berbicara di kampus dalam bahasa Indonesia.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat negatif berdasarkan aspek afeksi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.22 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Afeksi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P2 3 1,2% 16 6,3% 143 56,5% 91 36% 253 100%

P4 16 6,3% 68 26,9% 134 53% 35 13,8% 253 100%

P6 4 1,6% 3 1,2% 146 57,7% 99 39,1% 252 99,6%

P22 8 3,2% 34 13,4% 150 59,3% 61 24,1% 253 100%

P25 4 1,6% 9 3,6% 117 46,2% 123 48,6% 253 100%

P31 7 2,8% 20 7,9% 131 51,8% 95 37,5% 253 100%

P37 12 4,7% 27 10,7% 133 52,6% 80 31,6% 252 99,6%

P38 16 6,3% 105 41,5% 118 46,6% 13 5,1% 252 99,6%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

151

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 6, 37, dan 38.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 2

yang berupa “Ketika berbicara dengan teman di kampus yang berbeda suku, saya

sebenarnya kurang senang jika menggunakan bahasa Indonesia”, sebanyak 91

responden atau 36% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 143

responden atau 56,5% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 16 responden

atau 6,3% responden menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 3 responden atau

1,2% responden menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

hampir seluruh responden mahasiswa perempuan (92,5%) lebih senang

menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan teman di kampus yang

berbeda suku.

Pada pernyataan nomor 4 yang berupa “Ketika berbicara dengan teman

yang sesuku di kampus, sebenarnya saya tidak senang jika menggunakan bahasa

Indonesia”, sebanyak 35 responden atau 13,8% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 134 responden atau 53% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 68 responden atau 26,9% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 16 responden atau 6,3% responden menjawab sangat setuju. Dengan

demikian, dapat dikatakan sebagian responden mahasiswa perempuan (66,8%)

lebih senang menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan teman yang

sesuku di kampus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

152

Pada pernyataan nomor 6 yang berupa “Ketika berbicara dalam rapat

organisasi di kampus, saya sebenarnya tidak senang jika menggunakan bahasa

Indonesia”, sebanyak 99 responden atau 39,1% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 146 responden atau 57,7% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 3 responden atau 1,2% responden menjawab setuju. Sebanyak 4

responden atau 1,6% responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada satu

responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat

dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa perempuan (96,8%) mengaku

senang menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dalam rapat organisasi di

kampus.

Pada butir pernyataan nomor 22 yang berupa “Saya tidak merasa lebih

akrab dengan teman di kampus ketika berbicara dalam bahasa Indonesia”,

sebanyak 61 responden atau 24,1% responden menjawab sangat tidak setuju.

Sebanyak 150 responden atau 59,3% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak

34 responden atau 13,4% responden menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 8

responden atau 3,2% responden menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat

dikatakan sebagian besar responden mahasiswa perempuan (83,4%) tetap dapat

merasa lebih akrab dengan teman di kampus ketika berbicara dalam bahasa

Indonesia.

Pada pernyataan nomor 25 yang berupa “Sebenarnya, saya merasa kurang

bangga ketika menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai kesempatan di

kampus”, sebanyak 123 responden atau 48,6% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 117 responden atau 46,2% responden menjawab tidak setuju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

153

Sebanyak 9 responden atau 3,6% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 4 responden atau 1,6% responden sangat setuju. Dengan demikian,

dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa perempuan (94,8%)

mengaku merasa bangga ketika menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai

kesempatan di kampus.

Pada pernyataan nomor 31 yang berupa “Bahasa Indonesia tidak dapat

melambangkan jati diri saya”, sebanyak 95 responden atau 37,5% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 131 responden atau 51,8% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 20 responden atau 7,9% responden menjawab

setuju. Sementara itu, sebanyak 7 responden atau 2,8% responden menjawab

sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian responden mahasiswa

perempuan (89,3%) mengaku bahwa bahasa Indonesia dapat melambangkan jati

dirinya.

Pada pernyataan nomor 37 yang berupa “Saya merasa tidak tertarik untuk

mempelajari bahasa Indonesia lebih dalam”, sebanyak 80 responden atau 31,6%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 133 responden atau 52,6%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 27 responden atau 10,7% responden

menjawab setuju. Sebanyak 12 responden atau atau 4,7% responden menjawab

sangat setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir

pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden

mahasiswa perempuan (84,2%) mengaku merasa tertarik untuk mempelajari

bahasa Indonesia lebih dalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

154

Pada pernyataan nomor 38 yang berupa “Secara keseluruhan, kemampuan

berbahasa Indonesia saya masih sangat kurang”, sebanyak 13 responden atau

5,1% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 118 responden atau

46,6% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 105 responden atau 41,5%

responden menjawab setuju. Sebanyak 16 responden atau 6,3% responden

menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab

butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian responden

mahasiswa perempuan (51,7%) mengaku memiliki kemampuan berbahasa

Indonesia yang cukup, sedangkan sebagian responden mahasiswa perempuan

yang lain (47,8%) mengaku bahwa kemampuan berbahasa Indonesianya masih

sangat kurang.

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa Indonesia

dalam aspek afeksi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah dibuat.

Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki oleh

responden mahasiswa perempuan pada setiap butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia berdasarkan aspek afeksi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

155

Tabel 4.23 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Afeksi

Butir Pernyataan Nilai Rata-rata Kategori

P2 3,273 Sangat Baik

P4 2,743 Baik

P6 3,336 Sangat Baik

P7 3,557 Sangat Baik

P8 3,423 Sangat Baik

P22 3,043 Baik

P23 3,095 Baik

P25 3,419 Sangat Baik

P26 2,889 Baik

P27 3,443 Sangat Baik

P28 3,561 Sangat Baik

P29 3,217 Baik

P30 3,241 Baik

P31 3,241 Baik

P37 3,103 Baik

P38 2,498 Tidak Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia berdasarkan setiap

butir pernyataan pada aspek afeksi adalah sangat baik, baik, dan tidak baik. Pada

butir pernyataan nomor 2, 6, 7, 8, 25, 27, dan 28, skor rata-rata yang diperoleh

mahasiswa perempuan adalah 3,273; 3,336; 3,557; 3,423; 3,419; 3,443; dan 3,561.

Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor tersebut

termasuk ke dalam kategori sangat baik. Pada butir pernyataan nomor 4, 22, 23,

26, 29, 30, 31, dan 37, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa perempuan secara

berturut-turut adalah 2,743; 3,043; 3,095; 2,889; 3,217; 3,241; 3,241; dan 3,103.

Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor tersebut

termasuk ke dalam kategori baik. Sementara itu, pada butir pernyataan nomor 38,

skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa perempuan adalah 2,498. Jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

156

dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor tersebut termasuk ke

dalam kategori tidak baik.

Selain melakukan penghitungan pada setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa Indonesia berdasarkan aspek afeksi. Hal ini dilakukan oleh peneliti

untuk mengetahui sikap yang dimiliki oleh responden mahasiswa perempuan

terhadap bahasa Indonesia berdasarkan aspek afeksi. Berikut disajikan hasil

penghitungan yang dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.24 Hasil Uji Statistik Aspek Afeksi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia

TOTAL

N Valid 253

Missing 0

Mean 51.083

Std.

Deviation 5.5123

Minimum 34.0

Maximum 64.0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang

diperoleh responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pertanyaan

tentang bahasa Indonesia berdasarkan aspek afeksi adalah 68, sedangkan skor

terendahnya adalah 34. Sementara itu, rata-rata yang diperoleh responden

mahasiswa perempuan adalah 51,083 dengan standar deviasi sebesar 5,5123. Jika

dikonversi pada skala interval yang telah dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk

ke dalam interval 49-56,5 dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

157

dikatakan bahwa sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia

berdasarkan aspek afeksi adalah baik.

4.2.2.3 Aspek Konasi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Indonesia

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek konasi mahasiswa

perempuan terhadap bahasa Indonesia. Untuk melihat aspek konasi tersebut,

peneliti melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek afeksi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat positif berdasarkan aspek konasi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

158

Tabel 4.25 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Konasi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P1 190 75,1% 60 23,7% 2 0,8% 1 0,4% 253 100%

P3 145 57,3% 100 39,5% 7 2,8% 1 0,4% 253 100%

P5 163 64,4% 88 34,8% 2 0,8% 0 0% 253 100%

P21 115 45,5% 132 52,2% 5 2% 0 0% 252 99,6%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner,

yaitu butir nomor 21.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada butir pernyataan

nomor 1 yang berupa “Ketika berbicara dengan dosen di kampus, saya memilih

untuk menggunakan bahasa Indonesia”, sebanyak 190 responden atau 75,1%

responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 60 responden atau 23,7% responden

menjawab setuju. Sebanyak 2 responden atau 0,8% responden menjawab tidak

setuju. Sementara itu, sebanyak 1 responden atau 0,4% responden menjawab

sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden

mahasiswa perempuan (98,8%) memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia

ketika berbicara dengan dosen di kampus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

159

Pada pernyataan nomor 3 yang berupa “Ketika berbicara dengan kakak

atau adik tingkat yang berbeda suku, saya memilih untuk menggunakan bahasa

Indonesia”, sebanyak 145 responden atau 57,3% responden menjawab sangat

setuju. Sebanyak 100 responden atau 39,5% responden menjawab setuju.

Sebanyak 7 responden atau 2,8% responden menjawab tidak setuju. Sementara

itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan

demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa perempuan

(96,8%) memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan

kakak atau adik tingkat.

Pada pernyataan nomor 5 yang berupa “Ketika berbicara dengan staf di

kampus, saya menggunakan bahasa Indonesia”, sebanyak 163 responden atau

64,4% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 88 responden atau 34,8%

responden menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 2 responden atau 0,8%

responden menjawab tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan hampir

seluruh responden mahasiswa perempuan (99,2%) memilih untuk menggunakan

bahasa Indonesia ketika berbicara dengan staf di kampus.

Pada butir pernyataan nomor 21 yang berupa “Sebagai calon guru, saya

bersedia untuk membantu pengembangan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa

yang lebih maju”, sebanyak 115 responden atau 45,5% responden menjawab

sangat setuju. Sebanyak 132 responden atau 52,2% responden menjawab setuju.

Sebanyak 5 responden atau 2% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu,

ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian,

dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa perempuan (97,7%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

160

bersedia untuk membantu pengembangan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa

yang lebih maju.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia yang bersifat negatif berdasarkan aspek konasi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.26 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Konasi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P24 4 1,6% 8 3,2% 147 58,1% 94 37,2% 253 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

responden.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 24

yang berupa “Pengembangan terhadap bahasa Indonesia tidak perlu lagi

dilakukan”, sebanyak 94 responden atau 37,2% responden menjawab sangat tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

161

setuju. Sebanyak 147 responden atau 58,1% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 8 responden atau 3,2% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 4 responden atau 1,6% responden menjawab sangat setuju. Dengan

demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa perempuan

(95,3%) menganggap bahwa pengembangan terhadap bahasa Indonesia tetap

diperlukan.

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa Indonesia

dalam aspek konasi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah dibuat.

Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki oleh

responden mahasiswa perempuan pada setiap butir pernyataan tentang bahasa

Indonesia berdasarkan aspek konasi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.27 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia berdasarkan Aspek Konasi

Butir Pernyataan Skor Rata-rata Kategori

P1 3,735 Sangat Baik

P3 3,534 Sangat Baik

P5 3,636 Sangat Baik

P21 3,423 Sangat Baik

P24 3,308 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia berdasarkan setiap

butir pernyataan pada aspek konasi adalah sangat baik. Pada butir pernyataan

nomor 1, 3, 5, 21, dan 24, nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

162

secara berurutan adalah 3,735; 3,534; 3,636; 3,423; dan 3,308. Jika dikonversi ke

dalam skala interval yang telah dibuat, skor-skor tersebut merujuk pada kategori

sangat baik.

Selain melakukan penghitungan pada setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan terhadap butir-butir tentang bahasa

Indonesia berdasarkan aspek konasi. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk

mengetahui sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia

berdasarkan aspek konasi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang telah

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.28 Hasil Uji Statistik Aspek Konasi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia

TOTAL

N Valid 253

Missing 0

Mean 17.636

Std.

Deviation 1.8393

Minimum 11.0

Maximum 20.0

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh

mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia berdasarkan aspek konasi

adalah 20, sedangkan skor terendah yang diperoleh adalah 11. Sementara itu, rata-

rata skor yang didapat oleh mahasiswa perempuan adalah 17,636 dengan standar

deviasi sebesar 1,8393. Jika dikonversi pada skala interval yang telah dibuat, skor

rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval 15,5-17,75 dengan kategori baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

163

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap bahasa mahasiswa perempuan

terhadap bahasa Indonesia berdasarkan aspek konasi adalah baik.

Secara keseluruhan, peneliti juga menghitung respons mahasiswa

perempuan terhadap bahasa Indonesia. Tujuan dilakukannya penghitungan ini

adalah untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa

Indonesia. Berikut disajikan hasil penghitungan respons mahasiswa perempuan

terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa Indonesia.

Tabel 4.29 Hasil Uji Statistik Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia

TOTAL

N Valid 253

Missing 0

Mean 119.352

Std. Error of Mean .7190

Median 119.000

Mode 113.0

Std. Deviation 11.4361

Variance 130.784

Skewness .221

Std. Error of Skewness .153

Kurtosis -.148

Std. Error of Kurtosis .305

Range 65.0

Minimum 84.0

Maximum 149.0

Sum 30196.0

Percentiles 25 111.000

50 119.000

75 127.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

164

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah data yang valid

sebanyak 253 dan tidak ada data yang hilang. Selanjutnya, ukuran Skewness

adalah 0,221 dan standar error of Skewness adalah 0,153, sehingga rasio

Skewness adalah 1,4. Angka tersebut diperoleh dengan cara membagi nilai

Skewness dan standar error of Skewness. Sementara itu, ukuran Kurtosis adalah -

0,148 dan standar error of Kurtosis adalah 0,305, sehingga rasio Kurtosis adalah -

0,485. Dengan demikian, dapat dikatakan data distribusi respons mahasiswa

perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa Indonesia adalah

normal. Hal ini karena rasio Skewness dan Kurtosis berada di antara -2 sampai

dengan +2 (Santoso, 2014: 45).

Pada tabel di atas, juga dapat dilihat total skor yang diperoleh responden

mahasiswa perempuan pada butir-butir pernyataan tentang bahasa Indonesia.

Total skor minimum yang diperoleh mahasiswa perempuan dari butir-butir

pernyataan terhadap bahasa Indonesia adalah 84. Sementara itu, total skor

maksimal yang diperoleh adalah 149.

Berdasarkan data di atas, median pada rata-rata total skor adalah 119

dengan standar deviasi 11,4361 dan varians 130,784. Rata-rata total skor yang

diperoleh responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa Indonesia adalah 119,352 dengan standar eror 0,7190. Jika dilihat

pada tabel interval skor yang telah dibuat berdasarkan perhitungan Widoyoko

(2015,111), skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval skor 116,5-132,75

yang memiliki kategori baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap

bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia adalah baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

165

4.2.3 Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Daerah

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai hasil analisis sikap bahasa

mahasiswa laki-laki di FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap bahasa daerah.

Analisis dilakukan dengan menghitung frekuensi yang berupa respons mahasiswa

laki-laki FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap butir pernyataan mengenai

bahasa daerah. Dalam penelitian ini, butir pernyataan mengenai bahasa daerah

terdapat pada nomor 39 sampai dengan 68. Butir-butir itu akan dikelompokkan

pula berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek kognisi, aspek afeksi, dan aspek konasi

sesuai dengan aspek yang terdapat dalam sikap bahasa. Berikut disajikan hasil

penghitungan frekuensi terhadap butir-butir pernyataan mengenai bahasa daerah.

4.2.3.1 Aspek Kognisi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Daerah

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek kognisi mahasiswa laki-

laki terhadap bahasa daerah. Untuk melihat aspek kognisi tersebut, peneliti

melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek kognisi

yang dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

166

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat positif berdasarkan aspek kognisi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.30 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Kognisi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P47 9 8,9% 32 31,7% 50 49,5% 10 9,9% 101 100%

P48 12 11,9% 24 23,8% 57 56,4% 8 7,9% 101 100%

P49 7 6,9% 26 25,7% 55 54,5% 12 11,9% 100 99%

P50 7 6,9% 37 36,6% 45 44,6% 12 11,9% 101 100%

P51 8 7,9% 22 21,8% 57 56,4% 14 13,9% 101 100%

P52 12 11,9% 43 42,6% 40 39,6% 6 5,9% 101

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner,

yaitu butir pernyataan nomor 49.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 47

yang berupa “Saya merasa lebih mudah menyampaikan pendapat dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

167

ketika sedang berbicara dalam bahasa daerah saya”, sebanyak 9 responden atau

8,9% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 32 responden atau 31,7%

responden menjawab setuju. Sebanyak 50 responden atau 49,5% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 10 responden atau 9,9%

responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

sebagian responden mahasiswa laki-laki (59,4%) mengaku merasa tidak mudah

menyampaikan pendapat dengan baik ketika sedang berbicara dalam bahasa

daerahnya, sedangkan sebagian responden mahasiswa laki-laki yang lain (40,6%)

mengaku merasa lebih mudah menyampaikan pendapat dengan baik ketika sedang

berbicara dalam bahasa daerahnya.

Pada pernyataan nomor 48 yang berupa “Saya merasa lebih mudah

menyampaikan pertanyaan dengan baik ketika sedang berbicara dalam bahasa

daerah saya”, sebanyak 12 responden atau 11,9% responden menjawab sangat

setuju. Sebanyak 24 responden atau 23,8% responden menjawab setuju. Sebanyak

57 atau 56,4% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 8

responden atau 7,9% responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian,

dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (64,3%) mengaku

tidak mudah menyampaikan pertanyaan dengan baik ketika sedang berbicara

dalam bahasa daerahnya.

Pada pernyataan nomor 49 yang berupa “Saya merasa lebih mudah

menyampaikan gagasan/ide/pendapat dengan baik ketika sedang menulis dalam

bahasa daerah saya”, sebanyak 7 responden atau 6,9% responden menjawab

sangat setuju. Sebanyak 26 responden atau 25,7% responden menjawab setuju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

168

Sebanyak 55 responden atau 54,5% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak

12 responden atau 11,9% responden menjawab sangat tidak setuju. Sementara itu,

ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian,

dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (66,4%) mengaku

bahwa tidak mudah menyampaikan gagasan/ide/pendapat dengan baik ketika

sedang menulis dalam bahasa daerahnya.

Pada pernyataan nomor 50 yang berupa “Saya lebih mudah menangkap

penjelasan dari seseorang yang berbicara dalam bahasa daerah saya”, sebanyak 7

responden atau 6,9% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 37 responden

atau 36,6% responden menjawab setuju. Sebanyak 45 responden atau 44,6%

responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 12 responden atau

11,9% responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat

dikatakan sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (56,5%) mengaku tidak

mudah menangkap penjelasan dari seseorang yang berbicara dalam bahasa

daerahnya.

Pada pernyataan nomor 51 yang berupa “Ketika membaca, saya merasa

lebih mudah memahami teks dalam bahasa daerah saya”, sebanyak 8 responden

atau 7,9% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 22 responden atau 21,8%

responden menjawab setuju. Sebanyak 57 responden atau 56,4% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 14 responden atau 13,9%

responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (70,3%) mengaku bahwa tidak

mudah untuk memahami teks dalam bahasa daerahnya ketika membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

169

Pada pernyataan nomor 52 yang berupa “Pengetahuan saya mengenai

kosakata dalam bahasa daerah saya cukup banyak”, sebanyak 12 responden atau

11,9% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 43 responden atau 42,6%

responden menjawab setuju. Sebanyak 40 responden atau 39,6% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 6 responden atau 5,9% responden

menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (54,5%) mengaku bahwa pengetahuan mengenai

kosakata dalam bahasa daerahnya cukup banyak.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat negatif berdasarkan aspek kognisi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.31 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Kognisi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P46 5 5% 15 14,9% 55 54,5% 26 25,7% 101 100%

P53 19 18,8% 34 33,7% 33 32,7% 15 14,9% 101 100%

P54 11 10,9% 19 18,8% 57 56,4% 14 13,9% 101 100%

P55 5 5% 12 11,9% 49 48,5% 35 34,7% 101 100%

P56 9 8,9% 26 25,7% 42 41,6% 22 21,8% 99 98%

P57 9 8,9% 22 21,8% 48 47,5% 21 20,8% 100 99%

P58 8 7,9% 40 39,6% 39 38,6% 14 13,9% 101 100%

P65 14 13,9% 46 45,5% 34 33,7% 7 6,9% 101 100%

P66 29 28,7% 56 55,4% 15 14,9% 1 1% 101 100%

P67 12 11,9% 43 42,6% 36 35,6% 10 9,9% 101 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

170

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 56 dan 57.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 46

yang berupa “Saya tidak lancar menggunakan bahasa daerah saya”, sebanyak 26

responden atau 25,7% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 55

responden atau 54,5% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 15 responden

atau 14,9% responden menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 5 responden

atau 5% responden menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (80,2%) mengaku lancar

menggunakan bahasa daerahnya.

Pada pernyataan nomor 53 yang berupa “Menurut saya, pengetahuan yang

baik mengenai bahasa daerah (lisan dan tulisan) tidak dapat menunjukkan tingkat

pendidikan seseorang”, sebanyak 15 orang responden atau 14,9% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 33 responden atau 32,7% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 34 responden atau 33,7% responden menjawab

setuju. Sementara itu, sebanyak 19 responden atau 18,8% responden menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

171

sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian responden mahasiswa

laki-laki (47,6%) berpendapat bahwa pengetahuan yang baik mengenai bahasa

daerah (lisan dan tulisan) dapat menunjukkan tingkat pendidikan seseorang,

sedangkan sebagian responden mahasiswa laki-laki yang lainnya (52,5%)

berpendapat sebaliknya, yaitu bahwa pengetahuan yang baik mengenai bahasa

daerah (lisan dan tulisan) tidak dapat menunjukkan tingkat pendidikan seseorang.

Pada pernyataan nomor 54 yang berupa “Menurut saya, pengetahuan yang

baik mengenai bahasa daerah (lisan dan tulisan) tidak dapat membantu saya untuk

memperoleh pekerjaan yang baik nantinya”, sebanyak 14 responden atau 13,9%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 57 responden atau 56,4%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 19 responden atau 18,8% responden

menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 11 responden atau 10,9% responden

menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (70,3%) berpendapat bahwa pengetahuan yang

baik mengenai bahasa daerah (lisan dan tulisan) dapat membantunya untuk

memperoleh pekerjaan yang baik nantinya.

Pada pernyataan nomor 55 yang berupa “Menurut saya, pengetahuan

mengenai bahasa daerah sudah tidak diperlukan, karena sudah ada bahasa

Indonesia dan bahasa asing”, sebanyak 35 responden atau 34,7% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 49 responden atau 48,5% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 12 responden atau 11,9% responden menjawab

setuju. Sementara itu, sebanyak 5 responden atau 5% responden menjawab sangat

setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

172

laki-laki (83,2%) berpendapat pengetahuan mengenai bahasa daerah tetap

diperlukan, walaupun sudah ada bahasa Indonesia dan bahasa asing.

Pada pernyataan nomor 56 yang berupa “Menurut saya, bahasa daerah

sangat sulit dipelajari”, sebanyak 22 responden atau 21,8% responden menjawab

sangat tidak setuju. Sebanyak 42 responden atau 41,6% responden menjawab

tidak setuju. Sebanyak 26 responden atau 25,7% responden menjawab setuju.

Sebanyak 9 responden atau 8,9% responden menjawab sangat setuju. Sementara

itu, ada dua responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan

demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (63,4%)

mengaku bahwa bahasa daerah mudah dipelajari.

Pada pernyataan nomor 57 yang berupa “Menurut saya, bahasa daerah

tidak mampu bersaing dengan bahasa lainnya di era globalisasi ini”, sebanyak 21

responden atau 20,8% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 48

responden atau 47,5% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 22 responden

atau 21,8% responden menjawab setuju. Sebanyak 9 responden atau 8,9%

responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada satu orang yang tidak

menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (68,3%) berpendapat bahwa bahasa daerah tetap

mampu bersaing dengan bahasa lainnya di era globalisasi ini.

Pada pernyataan 58 yang berupa “Menurut saya, bahasa daerah dapat

terganti dengan bahasa lainnya”, Sebanyak 14 responden atau 13,9% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 39 responden atau 38,6% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 40 responden atau 39,6% responden menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

173

setuju. Sementara itu, sebanyak 8 responden atau 7,9% responden menjawab

sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian responden mahasiswa

laki-laki (52,5%) berpendapat bahwa bahasa daerah tidak dapat tergantikan

dengan bahasa lainnya, sedangkan sebagian responden mahasiswa laki-laki yang

lain (47,5%) berpendapat bahwa bahasa daerah dapat tergantikan dengan bahasa

lainnya.

Pada pernyataan nomor 65 yang berupa “Saya kurang menguasai adanya

kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa daerah saya”, sebanyak 7 responden

atau 6,9% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 34 responden atau

33,7% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 46 atau 45,5% responden

menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 14 responden atau 13,9% responden

menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (59,4%) mengaku kurang menguasai adanya

kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa daerahnya, sedangkan sebagian

responden mahasiswa laki-laki yang lain (40,6%) mengaku menguasai adanya

kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa daerahnya.

Pada pernyataan nomor 66 yang berupa “Ketika berbicara menggunakan

bahasa daerah, saya sering memasukkan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia”,

sebanyak 1 responden atau 1% responden menjawab sangat tidak setuju.

Sebanyak 15 responden atau 14,9% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak

56 responden atau 55,4% responden menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 29

responden atau 28,7% responden menjawab sangat setuju. Dengan demikian,

dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (84,1%) mengaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

174

sering memasukkan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia ketika berbicara

menggunakan bahasa daerah.

Pada pernyataan nomor 67 yang berupa “Ketika sedang berbicara dalam

bahasa daerah, saya sering memasukkan istilah-istilah dalam bahasa asing juga”,

sebanyak 10 responden atau 9,9% responden menjawab sangat tidak setuju.

Sebanyak 36 responden atau 35,6% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak

43 atau 42,6% responden menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 12 responden

atau 11,9% responden menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

sebagian responden mahasiswa laki-laki (45,5%) mengaku tidak sering

memasukkan istilah-istilah dalam bahasa asing ketika sedang berbicara dalam

bahasa daerah, sedangkan sebagian responden mahasiswa laki-laki yang lain

(54,5%) mengaku sering memasukkan istilah-istilah dalam bahasa asing ketika

sedang berbicara dalam bahasa daerah.

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa daerah dalam

aspek kognisi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah dibuat. Hal

ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki oleh

responden mahasiswa laki-laki pada setiap butir pernyataan tentang bahasa daerah

berdasarkan aspek kognisi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang dilakukan

oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

175

Tabel 4.32 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Kognisi

Butir Pernyataan Skor Rata-rata Kategori

P46 3,010 Baik

P47 2,396 Tidak Baik

P48 2,396 Tidak Baik

P49 2,257 Tidak Baik

P50 2,386 Tidak Baik

P51 2,238 Tidak Baik

P52 2,604 Baik

P53 2,436 Tidak Baik

P54 2,733 Baik

P55 3,129 Baik

P56 2,723 Baik

P57 2,782 Baik

P58 2,584 Baik

P65 2,337 Tidak Baik

P66 1,881 Tidak Baik

P67 2,436 Tidak Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa laki-laki terhadap bahasa daerah berdasarkan setiap butir

pernyataan pada aspek kognisi adalah baik dan tidak baik. Pada butir pernyataan

nomor 46, 52, 54, 55, 56, 57, dan 58, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa

laki-laki secara berturut-turut adalah 3,010; 2,604; 2,733; 3,129; 2,723; 2,782; dan

2,584. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor tersebut

termasuk ke dalam kategori baik. Sementara itu, pada butir pernyataan nomor 47,

48, 49, 50, 51, 53, 65, 66, dan 67, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa laki-

laki secara berturut adalah 2,396; 2,396; 2,257; 2,386; 2,238; 2,436: 2,337; 1,881;

dan 2,436. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat, skor

tersebut termasuk ke dalam kategori tidak baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

176

Selain melakukan penghitungan pada setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa daerah berdasarkan aspek kognisi. Hal ini dilakukan oleh peneliti

untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa daerah

berdasarkan aspek kognisi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang telah

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.33 Hasil Uji Statistik Aspek Kognisi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah

TOTAL

N Valid 101

Missing 0

Mean 40.327

Std.

Deviation 5.6870

Minimum 21.0

Maximum 57.0

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh

mahasiswa laki-laki dari butir-butir pernyataan tentang bahasa daerah berdasarkan

aspek kognisi adalah 57, sedangkan skor terendah yang diperoleh mahasiswa laki-

laki adalah 21. Sementara itu, rata-rata skor yang didapat oleh mahasiswa laki-laki

adalah 40,327 dengan standar deviasi sebesar 5,6870. Jika dikonversi pada skala

interval yang telah dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval 39-

48 dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap bahasa

mahasiswa laki-laki terhadap bahasa daerah berdasarkan aspek kognisi adalah

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

177

4.2.3.2 Aspek Afeksi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Daerah

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek afeksi mahasiswa laki-

laki terhadap bahasa daerah. Untuk melihat aspek afeksi tersebut, peneliti

melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek afeksi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat positif berdasarkan aspek afeksi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.34 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Afeksi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P39 31 30,7% 43 42,6% 21 20,8% 6 5,9% 101 100%

P41 32 31,7% 38 37,6% 26 25,7% 4 4% 100 99%

P42 42 41,6% 37 36,6% 20 19,8% 1 1% 100 99%

P60 23 22,8% 52 51,5% 20 19,8% 5 5% 100 99%

P64 30 29,7% 51 50,5% 15 14,9% 5 5% 101 100%

P68 25 24,8% 57 56,4% 15 14,9% 4 4% 101 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

178

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 41, 42, dan 60.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 39

yang berupa “Ketika berdiskusi dengan teman yang berasal dari suku yang sama,

saya lebih senang menggunakan bahasa daerah”, sebanyak 31 responden atau

30,7% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 43 responden atau 42,6%

responden menjawab setuju. Sebanyak 21 responden atau 20,8% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 6 responden atau 5,9% responden

menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (73,3%) mengaku lebih senang menggunakan

bahasa daerah ketika berdiskusi dengan teman yang berasal dari suku yang sama.

Pada pernyataan nomor 41 yang berupa “Ketika berbicara dengan teman

yang berasal dari suku yang sama di kampus, saya lebih senang menggunakan

bahasa daerah”, sebanyak 32 responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 38

responden menjawab setuju. Sebanyak 26 responden atau 25,7% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 4 responden atau 4% responden menjawab

sangat tidak setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

179

pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden

mahasiswa laki-laki (69,3%) mengaku lebih senang menggunakan bahasa daerah

ketika berbicara dengan teman yang berasal dari suku yang sama di kampus.

Pada pernyataan nomor 42 yang berupa “Saya merasa lebih akrab ketika

saya berbicara dengan teman sesuku menggunakan bahasa daerah saya”, sebanyak

42 responden atau 41,6% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 37

responden atau 36,6% responden menjawab setuju. Sebanyak 20 atau 19,8%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 1 responden atau 1% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak

menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (78,2%) mengaku merasa lebih akrab ketika

berbicara dengan teman sesuku menggunakan bahasa daerahnya.

Pada pernyataan nomor 60 yang berupa “Saya merasa bangga ketika

menggunakan bahasa daerah saya dalam berbagai kesempatan di kampus”,

sebanyak 23 responden atau 22,8% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak

52 responden atau 51,5% responden menjawab setuju. Sebanyak 20 responden

atau 19,8% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 5 responden atau 5%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sementara itu, ada satu responden yang

tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian

besar responden mahasiswa laki-laki (74,3%) mengaku merasa bangga ketika

menggunakan bahasa daerahnya dalam berbagai kesempatan di kampus.

Pada pernyataan nomor 64 yang berupa “Bahasa daerah saya dapat

melambangkan jati diri saya”, sebanyak 30 responden atau 29,7% responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

180

menjawab sangat setuju. Sebanyak 51 responden atau 50,5% responden menjawab

setuju. Sebanyak 15 responden atau 14,9% responden menjawab tidak setuju.

Sementara itu, sebanyak 5 atau 5% responden menjawab sangat tidak setuju.

Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa laki-laki

(80,2%) mengaku bahwa bahasa daerah dapat melambangkan jati dirinya.

Pada pernyataan nomor 68 yang berupa “Saya merasa tertarik untuk

mempelajari bahasa daerah saya lebih dalam”, sebanyak 25 responden atau 24,8%

responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 57 atau 56,4% responden menjawab

setuju. Sebanyak 15 responden atau 14,9% responden menjawab tidak setuju.

Sementara itu, sebanyak 4 responden atau 4% responden menjawab sangat tidak

setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa

laki-laki (81,2%) mengaku bahwa merasa tertarik untuk mempelajari bahasa

daerahnya lebih dalam.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat negatif berdasarkan aspek afeksi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

181

Tabel 4.35 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Afeksi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P43 11 10,9% 18 17,8% 51 50,5% 21 20,8% 101 100%

P44 14 13,9% 22 21,8% 54 53,5% 11 10,9% 101 100%

P61 8 7,9% 14 13,9% 58 57,4% 21 20,8% 101 100%

P62 6 5,9% 19 18,8% 57 56,4% 19 18,8% 101 100%

P63 5 5% 14 13,9% 55 54,5% 25 24,8% 99 98%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner,

yaitu butir pernyataan nomor 63.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 43

yang berupa “Penggunaan bahasa daerah di kampus tidak dapat menunjukkan

kesopanan”, sebanyak 21 responden atau 20,8% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 51 responden atau 50,5% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 18 responden atau 17,8% responden menjawab setuju. Sementara itu,

sebanyak 11 responden atau 10,9% responden menjawab sangat setuju. Dengan

demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (71,3%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

182

menganggap bahwa penggunaan bahasa daerah di kampus tetap dapat

menunjukkan kesopanan.

Pada pernyataan nomor 44 yang berupa “Ketika menyampaikan sesuatu di

dalam grup kelas melalui aplikasi chatting, saya merasa tidak senang jika ada

yang menggunakan bahasa daerah”, sebanyak 11 responden atau 10,9% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 54 responden atau 53,5% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 22 responden atau 21,8% responden menjawab

setuju. Sementara itu, sebanyak 14 responden atau 13,9% responden menjawab

sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden

mahasiswa laki-laki (64,4%) tidak menyetujui pernyataan bahwa responden

merasa tidak senang jika ada yang menggunakan bahasa daerah ketika

menyampaikan sesuatu di dalam grup kelas melalui aplikasi chatting.

Pada pernyataan nomor 61 yang berupa “Bahasa daerah tidak dapat

menunjukkan prestise (wibawa) seseorang”, sebanyak 21 responden atau 20,8%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 58 responden atau 57,4%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 14 responden atau 13,9% responden

menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 8 responden atau 7,9% responden

menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (78,2%) berpendapat bahwa bahasa daerah dapat

menunjukkan prestise (wibawa) seseorang.

Pada pernyataan nomor 62 yang berupa “Bahasa daerah tidak dapat

menunjukkan kemodernan”, sebanyak 19 responden atau 18,8% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 57 responden atau 56,4% responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

183

menjawab tidak setuju. Sebanyak 19 responden atau 18,8% responden menjawab

setuju. Sementara itu, sebanyak 6 responden atau 5,9% responden menjawab

sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden

mahasiswa laki-laki (75,2%) berpendapat bahwa bahasa daerah dapat

menunjukkan kemodernan.

Pada pernyataan nomor 63 yang berupa “Saya merasa tidak percaya diri

ketika berbicara dalam bahasa daerah”, sebanyak 25 responden atau 24,8%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 55 responden atau 54,5%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 14 responden atau 13,9% responden

menjawab setuju. Sebanyak 5 responden atau 5% responden menjawab sangat

tidak setuju. Sementara itu, ada dua responden yang tidak menjawab butir

pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden

mahasiswa laki-laki (79,3%) mengaku merasa percaya diri ketika berbicara dalam

bahasa daerah.

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa daerah dalam

aspek afeksi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah dibuat. Hal ini

dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki oleh responden

mahasiswa laki-laki pada setiap butir pernyataan tentang bahasa daerah

berdasarkan aspek afeksi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang dilakukan

oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

184

Tabel 4.36 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Afeksi

Butir Pernyataan Nilai Rata-rata Kategori

P39 2,980 Baik

P41 2,950 Baik

P42 3,168 Baik

P43 2,812 Baik

P44 2,614 Baik

P60 2,901 Baik

P61 2,911 Baik

P62 2,881 Baik

P63 2,950 Baik

P64 3,050 Baik

P68 3,020 Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa laki-laki terhadap bahasa daerah berdasarkan setiap butir

pernyataan pada aspek afeksi adalah baik. Dalam hal ini, semua butir pernyataan

menunjukkan rentang interval antara 2,50 sampai dengan 3,25. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa daerah

berdasarkan pada aspek afeksi adalah baik.

Selain menghitung berdasarkan setiap butir pernyataan berdasarkan pada

aspek afeksi, peneliti juga melakukan penghitungan secara keseluruhan. Hal ini

dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa laki-laki

terhadap bahasa daerah berdasarkan pada aspek afeksi. Beriku disajikan

penghitungan yang dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

185

Tabel 4.37 Hasil Uji Statistik Aspek Afeksi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah

TOTAL

N Valid 101

Missing 0

Mean 32.238

Std.

Deviation 4.9642

Minimum 20.0

Maximum 44.0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang

diperoleh mahasiswa laki-laki dari butir-butir pernyataan tentang bahasa daerah

berdasarkan aspek afeksi adalah 44, sedangkan skor terendah yang diperoleh

adalah 20. Sementara itu, rata-rata skor yang diperoleh adalah 32,238 dengan

standar deviasi sebesar 4,964. Jika dikonversi pada skala interval yang telah

dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval 27-35,5 dengan kategori

baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap bahasa mahasiswa laki-laki

terhadap bahasa daerah berdasarkan aspek afeksi adalah baik.

4.2.3.3 Aspek Konasi Mahasiswa Laki-laki terhadap Bahasa Daerah

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek konasi mahasiswa laki-

laki terhadap bahasa daerah. Untuk melihat aspek konasi tersebut, peneliti

melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

186

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek afeksi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat positif berdasarkan aspek konasi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.38 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daeraasarkan Aspek Konasi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P40 8 7,9% 20 19,8% 54 53,5% 19 18,8% 101 100%

P59 25 24,8% 66 65,3% 9 8,9% 1 1% 101 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101

responden.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 40

yang berupa “Ketika berbicara dengan dosen di kampus yang berasal dari suku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

187

yang sama, saya lebih memilih untuk menggunakan bahasa daerah”, sebanyak 8

responden atau 7,9% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 20 responden

atau 19,8% responden menjawab setuju. Sebanyak 54 responden atau 53,5%

responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 19 responden atau

18,8% responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat

dikatakan sebagian besar responden mahasiswa laki-laki (72,3%) tidak

menggunakan bahasa daerah ketika berbicara dengan dosen di kampus meskipun

berasal dari suku yang sama.

Pada pernyataan nomor 59 yang berupa “Sebagai generasi penerus, saya

bersedia untuk membantu pengembangan bahasa daerah agar tidak ketinggalan

dengan bahasa-bahasa lainnya”, sebanyak 25 responden atau 24,8% responden

menjawab sangat setuju. Sebanyak 66 responden atau 65,3% responden menjawab

setuju. Sebanyak 9 responden atau 8,9% responden menjawab tidak setuju.

Sementara itu, sebanyak 1 atau 1% responden menjawab sangat tidak setuju.

Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa laki-laki

(90,1%) mengaku bersedia untuk membantu pengembangan bahasa daerah agar

tidak ketinggalan dengan bahasa-bahasa lainnya.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat negatif berdasarkan aspek konasi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

188

Tabel 4.39 Frekuensi Respons Mahasiswa Laki-laki terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Konasi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P45 17 16,8% 41 40,6% 35 34,7% 8 7,9% 101 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir pernyataan tersebut

bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan bahwa

responden mahasiswa laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 101 responden.

Pada pernyataan nomor 45 yang berupa “Lama-kelamaan, saya semakin jarang

menggunakan bahasa daerah saya, terlebih saat di kampus”, sebanyak 8 responden

atau 7,9% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 35 responden atau

34,7% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 41 atau 40,6% responden

menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 17 responden atau 16,8% responden

menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa laki-laki (67,4%) mengaku semakin jarang menggunakan

bahasa daerahnya, terlebih saat responden berada di kampus.

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa daerah dalam

aspek kognisi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah dibuat. Hal

ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki oleh

responden mahasiswa laki-laki pada setiap butir pernyataan tentang bahasa daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

189

berdasarkan aspek kognisi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang dilakukan

oleh peneliti.

Tabel 4.40 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Konasi

Butir Pernyataan Skor Rata-rata Kategori

P40 2,168 Tidak Baik

P45 2,337 Tidak Baik

P59 3,139 Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa laki-laki terhadap bahasa daerah berdasarkan setiap butir

pernyataan pada aspek konasi adalah baik. Pada butir pernyataan nomor 40, 45,

dan 59, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa laki-laki secara berurutan adalah

2,901, 2,337, dan 3,139. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah

dibuat, skor tersebut termasuk ke dalam kategori baik.

Selain melakukan penghitungan pada setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa Indonesia berdasarkan aspek konasi. Hal ini dilakukan oleh

peneliti untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa

daerah berdasarkan aspek konasi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang telah

dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

190

Tabel 4.41 Hasil Uji Statistik Aspek Konasi Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah

TOTAL

N Valid 101

Missing 0

Mean 7.644

Std.

Deviation 1.4324

Minimum 4.0

Maximum 12.0

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh

mahasiswa laki-laki dari butir-butir pernyataan tentang bahasa daerah berdasarkan

aspek konasi adalah 12, sedangkan skor terendah yang diperoleh mahasiswa laki-

laki adalah 4. Sementara itu, rata-rata skor yang didapat adalah 7,644 dengan

standar deviasi sebesar 1,4324. Jika dikonversi pada skala interval yang telah

dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval 6-8 dengan kategori

tidak baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap bahasa mahasiswa

laki-laki terhadap bahasa daerah berdasarkan aspek konasi adalah tidak baik.

Secara keseluruhan, peneliti juga menghitung respons mahasiswa laki-laki

terhadap daerah. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui sikap bahasa

mahasiswa laki-laki terhadap bahasa daerah. Berikut disajikan hasil penghitungan

respons mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

191

Tabel 4.42 Statistik Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki

terhadap Bahasa Daerah

TOTAL

N Valid 101

Missing 0

Mean 80.208

Std. Error of Mean .9964

Median 80.000

Mode 78.0a

Std. Deviation 10.0133

Variance 100.266

Skewness -.039

Std. Error of

Skewness .240

Kurtosis .717

Std. Error of

Kurtosis .476

Range 56.0

Minimum 51.0

Maximum 107.0

Sum 8101.0

Percentiles 25 74.000

50 80.000

75 86.000

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah data yang valid

sebanyak 101 dan tidak ada data yang hilang. Selanjutnya, ukuran Skewness

adalah -0,039 dan standar error of Skewness adalah 0,24, sehingga rasio Skewness

adalah -0,163. Angka tersebut diperoleh dengan cara membagi nilai Skewness dan

standar error of Skewness. Sementara itu, ukuran Kurtosis adalah 0,717 dan

standar error of Kurtosis adalah 0,476, sehingga rasio Kurtosis adalah 1,5. Dengan

demikian, dapat dikatakan data distribusi respons mahasiswa laki-laki terhadap

butir-butir pernyataan tentang bahasa daerah adalah normal. Hal ini karena rasio

Skewness berada di antara -2 sampai dengan +2 (Santoso, 2014: 45).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

192

Pada tabel di atas, juga dapat dilihat total skor yang diperoleh responden

mahasiswa laki-laki pada butir-butir pernyataan tentang bahasa daerah. Total skor

minimum yang diperoleh mahasiswa laki-laki dari butir-butir pernyataan terhadap

bahasa daerah adalah 51. Sementara itu, total skor maksimal yang diperoleh

adalah 107.

Berdasarkan data di atas, median pada rata-rata total skor adalah 80

dengan standar deviasi 10,013 dan varians 100,266. Sementara itu, rata-rata total

skor yang diperoleh responden mahasiswa laki-laki terhadap butir-butir

pernyataan tentang bahasa daerah adalah 80,208 dengan standar eror 0,9964. Jika

rata-rata skor tersebut dikonversikan ke dalam tabel interval skor berdasarkan

perhitungan milik Widoyoko (2015:111), skor rata-rata tersebut termasuk ke

dalam interval 74-91 yang memiliki kategori baik. Dengan demikian, dapat

dikatakan sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa daerah adalah baik.

4.2.4 Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Daerah

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai hasil analisis sikap bahasa

mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap bahasa

daerah. Analisis dilakukan dengan menghitung frekuensi yang berupa respons

mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap butir

pernyataan mengenai bahasa daerah. Dalam penelitian ini, butir pernyataan

mengenai bahasa daerah terdapat pada nomor 39 sampai dengan 68. Butir-butir itu

akan dikelompokkan pula berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek kognisi, aspek

afeksi, dan aspek konasi sesuai dengan aspek yang terdapat dalam sikap bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

193

Berikut disajikan hasil penghitungan frekuensi terhadap butir-butir pernyataan

mengenai bahasa daerah.

4.2.4.1 Aspek Kognisi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Daerah

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek kognisi mahasiswa

perempuan terhadap bahasa daerah. Untuk melihat aspek kognisi tersebut, peneliti

melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek kognisi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat positif berdasarkan aspek kognisi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

194

Tabel 4.43 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Kognisi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P47 14 5,5% 63 24,9% 157 62,1% 19 7,5% 253 100%

P48 10 4% 60 23,7% 161 63,6% 22 8,7% 253 100%

P49 9 3,6% 42 16,6% 179 70,8% 23 9,1% 253 100%

P50 9 3,6% 89 35,2% 132 55,2% 23 9,1% 253 100%

P51 8 3,2% 32 12,6% 183 72,3% 30 11,9% 253 100%

P52 18 7,1% 113 44,7% 109 43,1% 13 5,1% 253 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

responden.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 47

yang berupa “Saya merasa lebih mudah menyampaikan pendapat dengan baik

ketika sedang berbicara dalam bahasa daerah saya”, sebanyak 14 responden atau

5,5% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 63 responden atau 24,9%

responden menjawab setuju. Sebanyak 157 responden atau 62,1% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 19 responden atau 7,5%

responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

sebagian besar responden mahasiswa perempuan (69,6%) mengaku tidak mudah

menyampaikan pendapat dengan baik ketika sedang berbicara dalam bahasa

daerahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

195

Pada pernyataan nomor 48 yang berupa “Saya merasa lebih mudah

menyampaikan pertanyaan dengan baik ketika sedang berbicara dalam bahasa

daerah saya”, sebanyak 10 responden atau 4% responden menjawab sangat setuju.

Sebanyak 60 responden atau 23,7% responden menjawab setuju. Sebanyak 161

responden atau 63,6% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak

22 responden atau 8,7% responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan

demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa perempuan

(72,3%) mengaku tidak mudah menyampaikan pertanyaan dengan baik ketika

sedang berbicara dalam bahasa daerahnya.

Pada pertanyaan nomor 49 yang berupa “Saya merasa lebih mudah

menyampaikan gagasan/ide/pendapat dengan baik ketika sedang menulis dalam

bahasa daerah saya”, sebanyak 9 responden atau 3,6% responden menjawab

sangat setuju. Sebanyak 42 responden atau 16,6% responden menjawab setuju.

Sebanyak 179 responden atau 70,8% responden menjawab tidak setuju. Sementara

itu, sebanyak 23 responden atau 9,1% responden menjawab sangat tidak setuju.

Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa

perempuan (79,9%) mengaku tidak mudah menyampaikan gagasan/ide/pendapat

dengan baik ketika sedang menulis dalam bahasa daerahnya.

Pada pernyataan nomor 50 yang berupa “Saya lebih mudah menangkap

penjelasan dari seseorang yang berbicara dalam bahasa daerah saya”, sebanyak 9

responden atau 3,6% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 89 responden

atau 35,3% responden menjawab setuju. Sebanyak 132 responden atau 52,2%

responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 23 responden atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

196

9,1% responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

sebagian besar responden mahasiswa perempuan (61,3%) mengaku tidak mudah

juga menangkap penjelasan dari seseorang yang berbicara dalam bahasa

daerahnya.

Pada pernyataan nomor 51 yang berupa “Ketika membaca, saya merasa

lebih mudah memahami teks dalam bahasa daerah saya”, sebanyak 8 responden

atau 3,2% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 32 responden atau 12,6%

responden menjawab setuju. Sebanyak 183 responden atau 72,3% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 30 responden atau 11,9%

responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

hampir seluruh responden mahasiswa perempuan (84,2%) mengaku tidak mudah

memahami teks dalam bahasa daerahnya ketika membaca.

Pada pernyataan nomor 52 yang berupa “Pengetahuan saya mengenai

kosakata dalam bahasa daerah cukup banyak”, sebanyak 18 responden atau 7,1%

responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 113 responden atau 44,7%

responden menjawab setuju. Sebanyak 109 responden atau 43,1% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 13 responden atau 5,1%

responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

sebagian responden mahasiswa perempuan (51,8%) mengaku memiliki

pengetahuan yang cukup banyak mengenai bahasa daerahnya, sedangkan sebagian

responden yang lain mahasiswa perempuan (48,2%) mengaku tidak memiliki

pengetahuan yang cukup banyak mengenai bahasa daerahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

197

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat negatif berdasarkan aspek kognisi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.44 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Kognisi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P46 16 6,3% 59 23,3% 131 51,8% 44 17,4% 250 98,8%

P53 15 5,9% 97 38,3% 106 41,9% 33 13% 251 99,2%

P54 12 4,7% 72 28,5% 144 56,9% 24 9,5% 252 99,6%

P55 4 1,6% 26 10,3% 149 58,9% 73 28,9% 252 99,6%

P56 9 3,6% 83 32,8% 132 52,2% 27 10,7% 251 99,2%

P57 4 1,6% 54 21,3% 166 65,6% 27 10,7% 251 99,2%

P58 8 3,2% 80 31,6% 138 54,5% 26 10,3% 252 99,6%

P65 21 8,3% 129 51% 93 36,8% 7 2,8% 250 98,8%

P66 48 19% 185 73,1% 17 6,7% 2 0,8% 252 99,6%

P67 22 8,7% 117 46,2% 103 40,7% 10 4% 252 99,6%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

198

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 46, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 65, 66,

dan 67.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 46

yang berupa “Saya tidak lancar menggunakan bahasa daerah saya”, sebanyak 44

responden atau 17,4% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 131

responden atau 51,8% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 59 responden

atau 23,3% responden menjawab setuju. Sebanyak 16 responden atau 6,3%

responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada tiga responden yang tidak

menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa perempuan (69,2%) mengaku lancar dalam menggunakan

bahasa daerahnya.

Pada pernyataan nomor 53 yang berupa “Menurut saya, pengetahuan yang

baik mengenai bahasa daerah (lisan dan tulisan) tidak dapat menunjukkan tingkat

pendidikan seseorang”, sebanyak 33 responden atau 13% responden menjawab

sangat tidak setuju. Sebanyak 106 responden atau 41,9% responden menjawab

tidak setuju. Sebanyak 97 responden atau 38,3% responden menjawab setuju.

Sebanyak 15 responden atau 5,9% responden menjawab sangat setuju. Sementara

itu, ada dua responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan

demikian, dapat dikatakan sebagian responden mahasiswa perempuan (54,9%)

berpendapat bahwa pengetahuan yang baik mengenai bahasa daerah (lisan dan

tulisan) dapat menunjukkan tingkat pendidikan seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

199

Pada pernyataan nomor 54 yang berupa “Menurut saya, pengetahuan yang

baik mengenai bahasa daerah (lisan dan tulisan) tidak dapat membantu saya untuk

memperoleh pekerjaan yang baik nantinya”, sebanyak 24 responden atau 9,5%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 144 responden atau 56,9%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 72 responden atau 28,5% responden

menjawab setuju. Sebanyak 12 responden atau 4,7% responden menjawab sangat

tidak setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir

pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden

mahasiswa perempuan (66,4%) berpendapat bahwa pengetahuan yang baik

mengenai bahasa daerah (lisan dan tulisan) dapat membantunya untuk

memperoleh pekerjaan yang baik nantinya.

Pada pernyataan nomor 55 yang berupa “Menurut saya, pengetahuan

mengenai bahasa daerah sudah tidak diperlukan, karena sudah ada bahasa

Indonesia dan bahasa asing”, sebanyak 73 responden atau 28,9% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 149 responden atau 58,9% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 26 responden atau 10,3% responden menjawab

setuju. Sebanyak 4 responden atau 1,6% responden menjawab sangat setuju.

Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini.

Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa

perempuan (87,8%) berpendapat bahwa pengetahuan mengenai bahasa daerah

tetap diperlukan meskipun sudah ada bahasa Indonesia dan bahasa asing.

Pada pernyataan nomor 56 yang berupa “Menurut saya, bahasa daerah

sangat sulit dipelajari”, sebanyak 27 responden atau 10,7% responden menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

200

sangat tidak setuju. Sebanyak 132 responden atau 52,2% responden menjawab

tidak setuju. Sebanyak 83 responden atau 32,8% responden menjawab setuju.

Sebanyak 9 responden atau 3,6% responden menjawab sangat setuju. Sementara

itu, ada dua responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan

demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa perempuan

(62,9%) berpendapat bahwa bahasa daerah cukup mudah dipelajari.

Pada pernyataan nomor 57 yang berupa “Menurut saya, bahasa daerah

tidak mampu bersaing dengan bahasa lainnya di era globalisasi ini”, sebanyak 27

responden atau 10,7% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 166

responden atau 65,6% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 54 responden

atau 21,3% responden menjawab setuju. Sebanyak 4 responden atau 1,6%

responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada dua responden yang tidak

menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa perempuan (76,3%) berpendapat bahwa bahasa daerah

mampu bersaing dengan bahasa lainnya di era globalisasi ini.

Pada pernyataan nomor 58 yang berupa “Menurut saya, bahasa daerah

dapat terganti dengan bahasa lainnya”, sebanyak 26 responden atau 10,3%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 138 responden atau 54,5%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 80 responden atau 31,6% responden

menjawab setuju. Sebanyak 8 responden atau 3,2% responden menjawab sangat

setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan

ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

201

perempuan (64,8%) berpendapat bahwa bahasa daerah tidak dapat tergantikan

dengan bahasa lainnya.

Pada pernyataan nomor 65 yang berupa “Saya kurang menguasai adanya

kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa daerah saya”, sebanyak 7 responden

atau 2,8% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 93 responden atau

36,8% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 129 responden atau 51%

responden menjawab setuju. Sebanyak 21 responden atau 8,3% responden

menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada tiga responden yang tidak menjawab

butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden

mahasiswa perempuan (59,3%) mengaku kurang menguasai adanya kaidah-kaidah

yang berlaku dalam bahasa daerahnya.

Pada pernyataan nomor 66 yang berupa “Ketika berbicara menggunakan

bahasa daerah, saya sering memasukkan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia

juga”, sebanyak 2 responden atau 0,8% responden menjawab sangat tidak setuju.

Sebanyak 17 responden atau 6,7% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak

185 responden atau 73,1% responden menjawab setuju. Sebanyak 48 responden

atau 19% responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada satu responden

yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan

hampir seluruh responden mahasiswa perempuan (92,1%) mengaku sering

memasukkan istilah-istilah asing dalam bahasa Indonesia ketika berbicara

menggunakan bahasa daerah.

Pada pernyataan nomor 67 yang berupa “Ketika sedang berbicara

menggunakan bahasa daerah, saya sering memasukkan istilah-istilah dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

202

bahasa asing juga”, sebanyak 10 responden atau 4% responden menjawab sangat

tidak setuju. Sebanyak 103 responden atau 40,7% responden menjawab tidak

setuju. Sebanyak 117 responden atau 46,2% responden menjawab setuju.

Sebanyak 22 responden atau 8,7% responden menjawab sangat setuju. Sementara

itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan

demikian, dapat dikatakan sebagian responden mahasiswa perempuan (54,9%)

mengaku sering memasukkan istilah-istilah dalam bahasa asing ketika sedang

berbicara dalam bahasa daerah.

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa daerah dalam

aspek kognisi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah dibuat. Hal

ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki oleh

responden mahasiswa perempuan pada setiap butir pernyataan tentang bahasa

daerah berdasarkan aspek kognisi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.45 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Kognisi

Butir Pernyataan Nilai Rata-rata Kategori

P46 2,779 Baik

P47 2,285 Tidak Baik

P48 2,229 Tidak Baik

P49 2,146 Tidak Baik

P50 2,332 Tidak Baik

P51 2,071 Tidak Baik

P52 2,538 Baik

P53 2,605 Baik

P54 2,704 Baik

P55 3,142 Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

203

P56 2,684 Baik

P57 2,838 Baik

P58 2,711 Baik

P65 2,316 Tidak Baik

P66 1,885 Tidak Baik

P67 2,391 Tidak Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah berdasarkan setiap butir

pernyataan pada aspek kognisi adalah baik dan tidak baik. Pada, butir pernyataan

nomor 46, 52, 53, 54, 55, 56, 57, dan 58, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa

perempuan secara berturut-turut adalah 2,779; 2,538; 2,605; 2,704; 3,142; 2,684;

2,838; dan 2,711. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat,

skor-skor tersebut termasuk ke dalam kategori baik. Sementara itu, pada butir

pernyataan nomor 47, 48, 49, 50, 51, 65, 66, dan 67, skor rata-rata yang diperoleh

mahasiswa perempuan secara berturut-turut adalah 2,285; 2,229; 2,146; 2,332;

2,071; 2,316; 1,885, dan 2,391. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang

telah dibuat, skor tersebut termasuk ke dalam kategori tidak baik.

Selain melakukan penghitungan pada setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa daerah berdasarkan aspek kognisi. Hal ini dilakukan oleh peneliti

untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah

berdasarkan aspek kognisi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang telah

dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

204

Tabel 4.46 Hasil Uji Statistik Aspek Kognisi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Daerah

TOTAL

N Valid 253

Missing 0

Mean 39.656

Std. Deviation 5.0376

Minimum 23.0

Maximum 57.0

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh

mahasiswa perempuan dari butir-butir pernyataan tentang bahasa daerah

berdasarkan aspek kognisi adalah 57, sedangkan skor terendah yang diperoleh

mahasiswa perempuan adalah 23. Sementara itu, rata-rata skor yang didapat

adalah 39,656 dengan standar deviasi sebesar 5,0376. Jika dikonversi pada skala

interval yang telah dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval 39-

48 dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap bahasa

mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia berdasarkan aspek kognisi

adalah baik.

4.2.4.2 Aspek Afeksi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Daerah

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek afeksi mahasiswa

perempuan terhadap bahasa daerah. Untuk melihat aspek afeksi tersebut, peneliti

melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

205

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek afeksi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat positif berdasarkan aspek afeksi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.47 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Afeksi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P39 41 16,2% 123 48,6% 79 31,2% 10 4% 253 100%

P41 41 16,2% 122 48,2% 71 28,1% 19 7,5% 253 100%

P42 52 20,6% 147 58,1% 47 18,6% 7 2,8% 253 100%

P60 27 10,7% 165 65,2% 53 20,9% 6 2,4% 251 99,2%

P64 49 19,4% 147 58,1% 51 20,2% 3 1,2% 250 98,8%

P68 48 19% 166 65,6% 34 13,4% 4 1,6% 252 99,6%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

206

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 60, 64, dan 68.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 39

yang berupa “Ketika berdiskusi dengan teman yang berasal dari suku yang sama,

saya lebih senang menggunakan bahasa daerah”, sebanyak 41 responden atau

16,2% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 123 responden atau 48,6%

responden menjawab setuju. Sebanyak 79 responden atau 31,2% responden

menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 10 responden atau 4% responden

menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

responden mahasiswa perempuan (64,8%) mengaku lebih senang menggunakan

bahasa daerah ketika berdiskusi dengan teman yang berasal dari suku yang sama.

Pada pernyataan nomor 41 yang berupa “Ketika berbicara dengan teman

yang berasal dari suku yang sama di kampus, saya lebih senang menggunakan

bahasa daerah”, sebanyak 41 responden atau 16,2% responden menjawab sangat

setuju. Sebanyak 122 responden atau 48,2% responden menjawab setuju.

Sebanyak 71 responden atau 28,1 responden menjawab tidak setuju. Sementara

itu, sebanyak 19 responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian,

dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa perempuan (64,4%)

mengaku lebih senang menggunakan bahasa daerah ketika berbicara dengan

teman yang berasal dari suku yang sama di kampus.

Pada pernyataan nomor 42 yang berupa “Saya merasa lebih akrab ketika

saya berbicara dengan teman sesuku menggunakan bahasa daerah saya”, sebanyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

207

52 responden atau 20,6% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 147

responden atau 58,1% responden menjawab setuju. Sebanyak 47 responden atau

18,6% responden menjawab tidak setuju. Sementara itu, sebanyak 7 responden

atau 2,8% responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian, dapat

dikatakan sebagian besar responden mahasiswa perempuan (78,7%) mengaku

merasa lebih akrab dengan teman sesuku ketika berbicara menggunakan bahasa

daerah.

Pada pernyataan nomor 60 yang berupa “Saya merasa bangga ketika

menggunakan bahasa daerah saya dalam berbagai kesempatan di kampus”,

sebanyak 27 responden atau 10,7% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak

165 responden atau 65,2% responden menjawab setuju. Sebanyak 53 responden

atau 20,9% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 6 responden atau 2,4%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sementara itu, ada dua responden yang

tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian

besar responden mahasiswa perempuan (75,7%) mengaku merasa bangga ketika

menggunakan bahasa daerahnya dalam berbagai kesempatan di kampus.

Pada pernyataan nomor 64 yang berupa “Bahasa daerah saya dapat

melambangkan jati diri saya”, sebanyak 49 responden atau 19,4% responden

menjawab sangat setuju. Sebanyak 147 responden atau 58,1% responden

menjawab setuju. Sebanyak 51 responden atau 20,2% responden menjawab tidak

setuju. Sebanyak 3 responden atau 1,2% responden menjawab sangat tidak setuju.

Sementara itu, sebanyak tiga responden tidak menjawab butir pernyataan ini.

Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

208

perempuan (77,5%) mengaku bahwa bahasa daerahnya dapat melambangkan jati

diri responden.

Pada pernyataan nomor 68 yang berupa “Saya merasa tertarik untuk

mempelajari bahasa daerah saya lebih dalam”, sebanyak 48 responden atau 19%

responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 166 responden atau 65,6%

responden menjawab setuju. Sebanyak 34 responden atau 13,4% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 4 responden atau 1,6% responden menjawab

sangat tidak setuju. Sementara itu, sebanyak satu responden tidak menjawab butir

pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden

mahasiswa perempuan (84,6%) mengaku merasa tertarik untuk mempelajari

bahasa daerahnya lebih dalam.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat negatif berdasarkan aspek afeksi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.48 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Afeksi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P43 6 2,4% 63 24,9% 150 59,3% 33 13% 252 99,6%

P44 26 10,3% 75 29,6% 131 51,8% 20 7,9% 252 99,6%

P61 5 2% 39 15,4% 173 68,4% 35 13,8% 252 99,6%

P62 1 0,4% 44 17,4% 175 69,2% 31 12,3% 251 99,2%

P63 3 1,2% 47 18,6% 162 64% 39 15,4% 251 99,2%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

209

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 43, 44, 61, 62, dan 63.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 43

yang berupa “Penggunaan bahasa daerah di kampus tidak dapat menunjukkan

kesopanan”, sebanyak 33 responden atau 13% responden menjawab sangat tidak

setuju. Sebanyak 150 responden atau 59,3% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 63 responden atau 24,9% responden menjawab setuju. Sebanyak 6

responden atau 2,4% responden menjawab sangat setuju. Sementara itu, ada satu

responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat

dikatakan sebagian besar responden mahasiswa perempuan (72,3%) beranggapan

bahwa penggunaan bahasa daerah di kampus juga dapat menunjukkan kesopanan.

Pada pernyataan nomor 44 yang berupa “Ketika menyampaikan sesuatu di

dalam grup kelas melalui aplikasi chatting, saya merasa tidak senang jika ada

yang menggunakan bahasa daerah”, sebanyak 20 responden atau 7,9% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 131 responden atau 51,8% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 75 responden atau 29,6% responden menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

210

setuju. Sebanyak 26 responden atau 10,3% responden menjawab sangat setuju.

Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini.

Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa

perempuan (59,7%) mengaku tidak masalah jika ada yang menggunakan bahasa

daerah ketika menyampaikan sesuatu di dalam grup kelas melalui aplikasi

chatting.

Pada pernyataan nomor 61 yang berupa “Bahasa daerah tidak dapat

menunjukkan prestise (wibawa) seseorang”, sebanyak 35 responden atau 13,8%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 173 responden atau 68,4%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 39 responden atau 15,4% responden

menjawab setuju. Sebanyak 5 responden atau 2% responden menjawab sangat

tidak setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir

pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden

mahasiswa perempuan (82,2%) berpendapat bahwa bahasa daerah dapat

menunjukkan prestise (wibawa) seseorang.

Pada pernyataan nomor 62 yang berupa “Bahasa daerah tidak dapat

menunjukkan kemodernan”, sebanyak 31 responden atau 12,3% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 175 responden atau 69,2% responden

menjawab tidak setuju. Sebanyak 44 responden atau 17,4% responden menjawab

setuju. Sebanyak 1 responden atau 0,4% responden menjawab sangat setuju.

Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini.

Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

211

perempuan (81,5%) berpendapat bahwa bahasa daerah tetap dapat menunjukkan

kemodernan.

Pada pernyataan nomor 63 yang berupa “Saya merasa tidak percaya diri

ketika berbicara dalam bahasa daerah”, sebanyak 39 responden atau 15,4%

responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 162 responden atau 64%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 47 responden atau 18,6% responden

menjawab setuju. Sebanyak 3 responden atau 1,2% responden menjawab sangat

setuju. Sementara itu, ada dua responden yang tidak menjawab butir pernyataan

ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar responden mahasiswa

perempuan (79,4%) mengaku merasa percaya diri ketika berbicara dalam bahasa

daerah.

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa daerah dalam

aspek afeksi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah dibuat. Hal ini

dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki oleh responden

mahasiswa perempuan pada setiap butir pernyataan tentang bahasa daerah

berdasarkan aspek afeksi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang dilakukan

oleh peneliti.

Tabel 4.49 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Afeksi

Butir Pernyataan Nilai Rata-rata Kategori

P39 2,771 Baik

P41 2,731 Baik

P42 2,964 Baik

P43 2,882 Baik

P44 2,565 Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

212

P60 2,826 Baik

P61 2,933 Baik

P62 2,917 Baik

P63 2,921 Baik

P64 2,933 Baik

P68 3,012 Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah berdasarkan setiap butir

pernyataan pada aspek afeksi adalah baik. Hal ini karena seluruh butir pernyataan

di atas menunjukkan kategori skala baik.

Selain melakukan penghitungan pada setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan pada butir-butir pernyataan tentang

bahasa Indonesia berdasarkan aspek afeksi. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk

melihat sikap responden mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia

berdasarkan aspek afeksi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang dilakukan

oleh peneliti.

Tabel 4.50 Hasil Uji Statistik Aspek Afeksi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Daerah

TOTAL

N Valid 253

Missing 0

Mean 31.395

Std.

Deviation 4.3088

Range 33.0

Minimum 10.0

Maximum 43.0

Berdasarkan tabel di atas, skor tertinggi yang diperoleh mahasiswa

perempuan dari butir-butir pernyataan tentang bahasa Indonesia berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

213

aspek afeksi adalah 43, sedangkan skor terendah yang diperoleh adalah 10.

Sementara itu, rata-rata skor yang didapat adalah 31,395. Jika dikonversi pada

skala interval yang telah dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval

27-35,5 dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap

bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah berdasarkan aspek afeksi

adalah baik.

4.2.4.3 Aspek Konasi Mahasiswa Perempuan terhadap Bahasa Daerah

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai aspek konasi mahasiswa

perempuan terhadap bahasa daerah. Untuk melihat aspek konasi tersebut, peneliti

melakukan penghitungan frekuensi jawaban responden pada setiap butir

pernyataan, menghitung nilai rata-rata setiap butir pernyataan, dan mengonversi

nilai rata-rata pada skala konversi yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan

penghitungan milik Widoyoko (2015:111). Selain itu, karena dalam kuesioner

yang telah dibuat terdapat butir pernyataan yang bersifat positif dan negatif, pada

bagian ini analisis frekuensi kedua kelompok butir pernyataan tersebut juga akan

disajikan secara terpisah. Berikut disajikan hasil analisis terhadap aspek konasi

yang dilakukan oleh peneliti.

1. Analisis Butir Pernyataan Positif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat positif berdasarkan aspek konasi. Penghitungan dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

214

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

Tabel 4.51 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Positif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Konasi

Butir

Pernyataan

Skala Total

4 3 2 1

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P40 7 2,8% 25 9,9% 164 64,8% 56 22,1% 252 99,6%

P59 64 25,3% 167 66% 19 7,5% 2 0,8% 252 99,6%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat tidak setuju, skor 2

merujuk pada skala tidak setuju, skor 3 merujuk pada skala setuju, sedangkan skor

4 merujuk pada skala sangat setuju. Tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

responden. Namun, pada tabel frekuensi di atas, juga dapat dilihat bahwa ada

responden yang tidak menjawab beberapa butir pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Beberapa butir pernyataan itu adalah 40 dan 59.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban

setiap skala pada setiap butir pernyataan berbeda-beda. Pada pernyataan nomor 40

yang berupa “Ketika berbicara dengan dosen di kampus yang berasal dari suku

yang sama, saya lebih memilih untuk menggunakan bahasa daerah”, sebanyak 7

responden atau 2,8% responden menjawab sangat setuju. Sebanyak 25 responden

atau 9,9% responden menjawab setuju. Sebanyak 164 responden atau 64,8%

responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 56 responden atau 22,1% responden

menjawab sangat tidak setuju. Sementara itu, ada satu responden yang tidak

menjawab butir pernyataan ini. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagian besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

215

responden mahasiswa perempuan (86,9%) mengaku tidak memilih untuk

menggunakan bahasa daerah ketika berbicara dengan dosen di kampus, walaupun

berasal dari suku yang sama.

Pada pernyataan nomor 59 yang berupa “Sebagai generasi penerus, saya

bersedia untuk membantu pengembangan bahasa daerah agar tidak ketinggalan

dengan bahasa-bahasa lainnya”, sebanyak 64 responden atau 25,3% responden

menjawab sangat setuju. Sebanyak 167 responden atau 66% responden menjawab

setuju. Sebanyak 19 responden atau 7,5% responden menjawab tidak setuju.

Sebanyak 2 responden atau 0,8% responden menjawab sangat tidak setuju.

Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab butir pernyataan ini.

Dengan demikian, dapat dikatakan hampir seluruh responden mahasiswa

perempuan (91,3%) mengaku bersedia membantu pengembangan bahasa daerah

agar tidak ketinggalan dengan bahasa-bahasa lainnya.

2. Analisis Butir Pernyataan Negatif

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penghitungan frekuensi respons

responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa

daerah yang bersifat negatif berdasarkan aspek konasi. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 22. Berikut disajikan hasil

penghitungan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

216

Tabel 4.52 Frekuensi Respons Mahasiswa Perempuan terhadap Butir

Pernyataan Negatif tentang Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Konasi

Butir

Pernyataan

Skala Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

P45 24 9,5% 122 48,2% 90 35,6% 17 6,7% 253 100%

Pada tabel di atas, skor 1 merujuk pada skala sangat setuju, skor 2 merujuk

pada skala setuju, skor 3 merujuk pada skala tidak setuju, sedangkan skor 4

merujuk pada skala sangat tidak setuju. Hal ini karena butir-butir pernyataan

tersebut bersifat negatif. Selain itu, tabel frekuensi di atas juga menunjukkan

bahwa responden mahasiswa perempuan dalam penelitian ini berjumlah 253

responden.

Pada pernyataan nomor 45 yang berupa “Lama-kelamaan saya semakin

jarang menggunakan bahasa daerah saya, terlebih saat di kampus”, sebanyak 17

responden atau 6,7% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 90

responden atau 35,6% responden menjawab tidak setuju. Sebanyak 122 responden

atau 48,2% responden menjawab setuju. Sementara itu, sebanyak 24 responden

atau 9,5% responden menjawab sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan

sebagian responden mahasiswa perempuan (57,7%) mengaku semakin jarang

menggunakan bahasa daerahnya, terlebih saat di kampus.

Berdasarkan penghitungan frekuensi di atas, peneliti melakukan

penghitungan rata-rata pada setiap butir pernyataan tentang bahasa daerah dalam

aspek konasi dan melakukan konversi pada skala interval yang telah dibuat. Hal

ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat kategori sikap yang dimiliki oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

217

responden mahasiswa perempuan pada setiap butir pernyataan tentang bahasa

daerah berdasarkan aspek konasi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.53 Kategori Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Daerah berdasarkan Aspek Konasi

Butir Pernyataan Skor Rata-rata Kategori

P40 1,925 Tidak Baik

P45 2,395 Tidak Baik

P59 3,150 Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori yang dimiliki

responden mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah berdasarkan setiap butir

pernyataan pada aspek konasi adalah baik dan tidak baik. Pada butir pernyataan

nomor 59, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa perempuan secara berturut-

turut adalah 3,150. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah dibuat,

skor-skor tersebut termasuk ke dalam kategori baik. Sementara itu, pada butir

pernyataan nomor 40 dan 45, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa perempuan

adalah 1,925 dan 2,395. Jika dikonversikan ke dalam skala interval yang telah

dibuat, skor tersebut termasuk ke dalam kategori tidak baik.

Selain melakukan penghitungan pada setiap butir pernyataan, peneliti juga

melakukan penghitungan secara keseluruhan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa daerah berdasarkan aspek konasi. Hal ini dilakukan oleh peneliti

untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah

berdasarkan aspek konasi. Berikut disajikan hasil penghitungan yang dilakukan

oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

218

Tabel 4.54 Hasil Uji Statistik Aspek Konasi Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Daerah

TOTAL

N Valid 253

Missing 0

Mean 7.470

Std. Deviation 1.1633

Minimum 4.0

Maximum 11.0

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh

mahasiswa perempuan dari butir-butir pernyataan tentang bahasa daerah

berdasarkan aspek konasi adalah 11, sedangkan skor terendah yang diperoleh

mahasiswa perempuan adalah 4. Sementara itu, rata-rata skor yang didapat adalah

7,470 dengan standar deviasi sebesar 1,1633. Jika dikonversi pada skala interval

yang telah dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval 6-8 dengan

kategori tidak baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap bahasa

mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah berdasarkan aspek konasi adalah

tidak baik.

Secara keseluruhan, peneliti juga menghitung respons mahasiswa

perempuan terhadap daerah. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui

sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah. Berikut disajikan

hasil penghitungan respons mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

219

Tabel 4.55 Hasil Uji Statistik Sikap Bahasa Mahasiswa Perempuan

terhadap Bahasa Daerah

TOTAL

N Valid 253

Missing 0

Mean 78.522

Std. Error of Mean .5619

Median 78.000

Mode 81.0

Std. Deviation 8.9383

Variance 79.893

Skewness .068

Std. Error of

Skewness .153

Kurtosis 2.432

Std. Error of

Kurtosis .305

Range 68.0

Minimum 40.0

Maximum 108.0

Sum 19866.0

Percentiles 25 73.000

50 78.000

75 83.000

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah data yang valid

sebanyak 253 dan tidak ada data yang hilang. Selanjutnya, ukuran Skewness

adalah 0,068 dan standar error of Skewness adalah 0,153, sehingga rasio

Skewness adalah 0,44. Angka tersebut diperoleh dengan cara membagi nilai

Skewness dan standar error of Skewness. Sementara itu, ukuran Kurtosis adalah

3,432 dan standar error of Kurtosis adalah 0,305, sehingga rasio Kurtosis adalah

7,97. Dengan demikian, dapat dikatakan data distribusi respons mahasiswa

perempuan terhadap butir-butir pernyataan tentang bahasa daerah adalah normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

220

berdasarkan rasio Skewness. Hal ini karena rasio Skewness berada di antara -2

sampai dengan +2 (Santoso, 2014:5).

Pada tabel di atas juga dapat dilihat total skor yang diperoleh responden

mahasiswa perempuan pada butir-butir pernyataan tentang bahasa daerah. Total

skor minimum yang diperoleh mahasiswa perempuan dari butir-butir pernyataan

terhadap bahasa daerah adalah 39. Sementara itu, total skor maksimal yang

diperoleh adalah 109.

Berdasarkan data di atas pula, median pada rata-rata total skor adalah 84

dengan standar deviasi 8,79 dan varians 77,376. Rata-rata total skor yang

diperoleh responden mahasiswa perempuan terhadap butir-butir pernyataan

tentang bahasa daerah adalah 83,403 dengan standar eror 0,5530. Jika

dikonversikan pada tabel konversi yang telah dibuat berdasarkan perhitungan

Widoyoko (2015,11), skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam interval 74,2-91,7

yang berarti baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap bahasa

mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah adalah baik.

4.2.5 Pengujian Perbedaan Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan

Perempuan terhadap Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah

Selain melakukan penghitungan statistic deskriptif untuk mendapat nilai

frekuensi yang diperoleh pada setiap butir pernyataan dan rata-rata respons

mahasiswa laki serta mahasiswa perempuan, peneliti juga melakukan analisis

komparatif. Analisis komparatif atau analisis perbedaan adalah suatu analisis yang

digunakan untuk mengetahui perbedaan antara dua variabel (data) atau lebih

(Siregar, 2017:234).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

221

Analisis komparatif yang digunakan adalah analisis komparatif untuk dua

sampel. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji-t dua sampel dengan

menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic 22. Penggunaan uji-t dua

sampel ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat apakah ada perbedaan sikap

bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan, baik terhadap

bahasa Indonesia maupun daerah. Berikut akan disajikan hasil penghitungan

menggunakan uji-t dua sampel yang dilakukan oleh peneliti.

1. Pengujian Perbedaan Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan Mahasiswa

Perempuan terhadap Bahasa Indonesia

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil pengujian perbedaan sikap bahasa

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia yang

dilakukan dengan uji-t dua sampel pada software IBM SPSS Statistic 22. Namun,

sebelumnya akan dipaparkan terlebih dahulu hipotesis dalam penelitian ini

mengenai sikap bahasa mahasiswa laki dan mahasiswa perempuan terhadap

bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut.

Ha1 : ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap

bahasa Indonesia.

Ho1 : Tidak ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

terhadap bahasa Indonesia.

Secara statistik, hipotesis tersebut dinyatakan sebagai berikut.

Ha1 : μ1 ≠ μ2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

222

Ho1 : μ1 = μ2

Kriteria pengujian dalam penelitian dilakukan dengan melihat angka

probabilitas. Jika probabilitas (sig) > 0,05, Ho diterima. Sementara itu, jika

probabilitas (sig) < 0,05, Ho ditolak. Berikut disajikan hasil pengujian yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.56 Statisik Sikap Bahasa Mahasiswa terhadap Bahasa Indonesia

Group Statistics

JENIS KELAMIN N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

TOTAL L 101 105.812 12.1678 1.2107

P 253 108.289 11.8248 .7434

Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden dalam penelitian ini adalah

sebanyak 354, yang meliputi jumlah responden laki-laki sebanyak 101 dan jumlah

responden mahasiswa perempuan sebanyak 253. Rata-rata skor responden laki-

laki adalah 105,812 dengan standar deviasi sebesar 12,1678, sedangkan rata-rata

skor responden perempuan adalah 108,289 dengan standar deviasi sebesar

11,8248. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa responden perempuan memiliki

rata-rata skor yang lebih tinggi daripada laki-laki. Perbedaan rata-rata skor antara

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan, yaitu sebesar 2,477.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

223

Tabel 4.57 Uji T Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

TOTAL Equal

variances

assumed .216 .642 -1.765 352 .078 -2.4767 1.4034 -5.2367 .2834

Equal

variances

not

assumed

-1.743 179.494 .083 -2.4767 1.4208 -5.2802 .3269

Berdasarkan tabel uji sampel independen di atas, nilai signifikansi adalah

0,642. Karena nilai signifikansi 0,642 yang berarti lebih besar daripada 0,05,

dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians data sikap bahasa antara

mahasiswa laki-laki dan perempuan. Artinya, data dalam penelitian ini bersifat

homogen. Dengan demikian, karena data bersifat homogen, peneliti menggunakan

data yang ada pada lajur equal variance assumed.

Dalam pengujian tentang bahasa Indonesia ini, harga t yang diperoleh

adalah -1,765 dengan signifikansi (2 tailed) atau p-value = 0,078/2 = 0,039. Hal

ini berarti bahwa 0,039 < 0,05 atau Ho1 ditolak. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap bahasa

Indonesia. Selain itu, dapat disimpulkan pula bahwa sikap bahasa mahasiswa

perempuan terhadap bahasa Indonesia lebih tinggi atau positif jika dibandingkan

dengan sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

224

Untuk melihat letak perbedaan sikap terhadap bahasa Indonesia antara

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan, peneliti kemudian melakukan

penghitungan berdasarkan pada setiap aspek. Dalam hal ini, aspek yang dimaksud

adalah aspek kognisi, aspek afeksi, dan aspek konasi. Berikut disajikan hasil

penghitungan yang telah dilakukan.

(1) Aspek Kognisi

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai hasil penghitungan

menggunakan uji-t dua sampel independen terhadap aspek kognisi tentang bahasa

Indonesia. Dalam hal ini, hipotesis yang digunakan adalah sama dengan hipotesis

sikap terhadap bahasa Indonesia antara mahasiswa laki-laki dan perempuan.

Berikut disajikan hasil penghitungan tersebut.

Tabel 4.58 Statisik Aspek Kognisi Mahasiswa terhadap Bahasa Indonesia

Group Statistics

JENIS

KELAMIN N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

TOTAL L 101 47.921 6.3792 .6347

P 253 48.838 5.7956 .3644

Berdasarkan tabel di atas, penghitungan dilakukan dengan jumlah

responden mahasiswa laki-laki sebanyak 101, sedangkan jumlah responden

mahasiswa perempuan sebanyak 253. Rata-rata skor responden mahasiswa laki

adalah 47,921 dengan standar deviasi 6,3792, sedangkan rata-rata skor responden

mahasiswa perempuan adalah 48,838 dengan standar deviasi 5,7956. Oleh karena

itu, dapat dikatakan bahwa responden mahasiswa perempuan memiliki rata-rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

225

skor yang lebih tinggi daripada responden mahasiswa laki-laki. Perbedaan rata-

rata skor antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan adalah 0,917.

Tabel 4.59 Uji T Aspek Kognisi Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

TOTAL Equal

variances

assumed .874 .351 -1.306 352 .192 -.9172 .7023 -2.2985 .4642

Equal

variances

not

assumed

-1.253 169.458 .212 -.9172 .7319 -2.3620 .5277

Berdasarkan tabel uji sampel independen di atas, nilai signifikansi adalah

0,351. Karena nilai signifikansi 0,351 lebih besar dari 0,05, dapat dikatakan

bahwa tidak ada perbedaan varians data sikap terhadap bahasa Indonesia antara

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Artinya, data dalam penelitian ini

bersifat homogen. Dengan demikian, karena data bersifat homogen, peneliti

menggunakan data yang ada pada lajur equal variance assumed.

Dalam pengujian data sikap terhadap bahasa Indonesia ini, harga t yang

diperoleh adalah -1,306 dengan signifikansi (2 tailed) atau p-value = 0,192/2 =

0,096. Hal ini berarti bahwa 0,096 > 0,05 atau Ho1 diterima. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap terhadap bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

226

antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan berdasarkan pada aspek

kognisi.

(2) Aspek Afeksi

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai hasil penghitungan

menggunakan uji-t dua sampel independen terhadap aspek afeksi tentang bahasa

Indonesia. Hipotesis yang digunakan sama dengan hipotesis sikap terhadap bahasa

Indonesia antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Berikut

disajikan hasil penghitungan yang telah dilakukan.

Tabel 4.60 Statisik Aspek Afeksi Mahasiswa terhadap Bahasa Indonesia

Group Statistics

JENIS

KELAMIN N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

TOTAL L 101 41.941 5.5513 .5524

P 253 43.095 5.5911 .3515

Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden mahasiswa laki-laki adalah

101, sedangkan jumlah responden mahasiswa perempuan adalah 253. Rata-rata

skor mahasiswa laki-laki adalah 41,941 dengan standar deviasi sebesar 5,5513,

sedangkan rata-rata skor mahasiswa perempuan adalah 43,095 dengan standar

deviasi sebesar 5,5911. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa mahasiswa

perempuan memiliki rata-rata skor yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki.

Perbedaan rata-rata skor antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan,

yaitu sebesar 1,154.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

227

Tabel 4.61 Uji T Aspek Afeksi Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

TOT

AL

Equal

variances

assumed .197 .658

-

1.758 352 .080 -1.1543 .6568

-

2.4459 .1374

Equal

variances

not

assumed

-

1.763

185.33

2 .080 -1.1543 .6547

-

2.4460 .1374

Berdasarkan tabel uji sampel independen di atas, nilai signifikansi adalah

0,658. Karena nilai signifikansi 0,658 lebih besar daripada 0,05, dapat dikatakan

bahwa tidak ada perbedaan varians data sikap terhadap bahasa Indonesia antara

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan berdasarkan aspek afeksi. Hal ini

juga berarti bahwa data dalam penelitian ini bersifat homogen. Oleh karena itu,

peneliti menggunakan data yang ada pada lajur equal variances assumed.

Dalam pengujian data sikap terhadap bahasa Indonesia berdasarkan pada

aspek afeksi ini, harga t yang diperoleh adalah -1,758 dengan signifikansi (2

tailed) atau p-value = 0,080/2 = 0,04. Hal ini berarti bahwa 0,04 < 0,05 atau Ho1

ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ada perbedaan sikap terhadap

bahasa Indonesia antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

berdasarkan aspek afeksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

228

(3) Aspek Konasi

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai hasil penghitungan

menggunakan uji-t dua sampel independen terhadap aspek konasi tentang bahasa

Indonesia. Dalam hal ini, hipotesis yang digunakan adalah sama dengan hipotesis

sikap terhadap bahasa Indonesia antara mahasiswa laki-laki dan perempuan.

Berikut disajikan hasil penghitungan tersebut.

Tabel 4.62 Statisik Aspek Konasi Mahasiswa terhadap Bahasa Indonesia

Group Statistics

JENIS KELAMIN N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

TOTAL L 101 15.950 2.2556 .2244

P 253 16.356 2.1325 .1341

Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden mahasiswa laki-laki adalah

sebanyak 101, sedangkan jumlah responden mahasiswa perempuan adalah

sebanyak 253. Rata-rata skor yang diperoleh mahasiswa laki-laki adalah 15,95

dengan standar deviasi sebesar 2,2556, sedangkan rata-rata skor yang diperoleh

mahasiswa perempuan adalah 16,356 dengan standar deviasi sebesar 2,1325. Oleh

karena itu, dapat dikatakan bahwa mahasiswa perempuan memiliki rata-rata skor

yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki. Perbedaan rata-rata skor antara

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan, yaitu sebesar 0,406.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

229

Tabel 4.63 Uji T Aspek Konasi Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Indonesia

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

TOTAL Equal

variance

s

assumed

.555 .457 -1.588 352 .113 -.4052 .2552 -.9071 .0967

Equal

variance

s not

assumed

-1.550 175.246 .123 -.4052 .2614 -.9212 .1107

Berdasarkan tabel sampel uji independen terhadap aspek konasi tentang

bahasa Indonesia di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi adalah 0,457.

Karena nilai signifikansi 0,457 yang berarti lebih besar daripada 0,05, dapat

dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians data sikap terhadap bahasa

Indonesia antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan berdasarkan

aspek konasi. Hal ini juga berarti bahwa data dalam penelitian ini bersifat

homogen. Oleh karena itu, peneliti menggunakan data yang ada pada lajur equal

variances assumed.

Dalam pengujian data sikap terhadap bahasa Indonesia berdasarkan aspek

konasi ini, harga t yang diperoleh adalah -1,588 dengan signifikansi (2 tailed) atau

p-value = 0,113/2 = 0,0565. Hal ini berarti bahwa 0,0565 > 0,05 atau Ho1

diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

230

terhadap bahasa Indonesia antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

berdasarkan aspek konasi.

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa memang ada perbedaan

sikap terhadap bahasa Indonesia antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan. Perbedaan itu terletak pada aspek afeksi terhadap bahasa Indonesia.

Dalam hal ini, mahasiswa perempuan memiliki nilai afeksi terhadap bahasa

Indonesia yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki.

2. Pengujian Perbedaan Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan Mahasiswa

Perempuan terhadap Bahasa Daerah

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil pengujian perbedaan sikap bahasa

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah yang juga

dilakukan dengan uji-t dua sampel pada software IBM SPSS Statistic 22. Namun,

sebelumnya akan dipaparkan terlebih dahulu hipotesis dalam penelitian ini

mengenai sikap bahasa mahasiswa laki dan mahasiswa perempuan terhadap

bahasa daerah, yaitu sebagai berikut.

Ha2 : ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap

bahasa daerah.

Ho2 : Tidak ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

terhadap bahasa daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

231

Secara statistik, hipotesis tersebut dinyatakan sebagai berikut.

Ha2 : μ1 ≠ μ2

Ho2 : μ1 = μ2

Kriteria pengujian dalam penelitian dilakukan dengan melihat angka

probabilitas. Jika probabilitas (sig) > 0,05, Ho diterima. Sementara itu, jika

probabilitas (sig) < 0,05, Ho ditolak. Berikut disajikan hasil pengujian yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.64 Statisik Sikap Bahasa Mahasiswa terhadap Bahasa Daerah

Group Statistics

JENIS

KELAMIN N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

TOTAL L 101 84.673 9.7735 .9725

P 253 83.403 8.7964 .5530

Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden dalam penelitian ini adalah

sebanyak 354, yang meliputi jumlah responden laki-laki sebanyak 101 dan jumlah

responden mahasiswa perempuan sebanyak 253. Rata-rata skor responden laki-

laki adalah 84,673 dengan standar deviasi sebesar 9,7735, sedangkan rata-rata

skor responden perempuan adalah 83,403 dengan standar deviasi sebesar 83,7964.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa responden laki-laki memiliki rata-rata

skor tentang bahasa daerah yang sedikit lebih tinggi daripada perempuan.

Perbedaan rata-rata skor antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan,

yaitu sebesar 1,27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

232

Tabel 4.65 Uji T Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

terhadap Bahasa Daerah

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

TOTAL Equal

variances

assumed 2.367 .125 1.188 352 .236 1.2701 1.0693 -.8329 3.3731

Equal

variances

not

assumed

1.135 168.154 .258 1.2701 1.1187 -.9385 3.4787

Berdasarkan tabel uji sampel independen di atas, nilai signifikansi adalah

0,125. Karena nilai signifikansi 0,125 yang berarti lebih besar daripada 0,05,

dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians data sikap bahasa antara

mahasiswa laki-laki dan perempuan terhadap bahasa daerah. Artinya, data dalam

penelitian ini bersifat homogen. Dengan demikian, karena data bersifat homogen,

peneliti menggunakan data yang ada pada lajur equal variance assumed.

Dalam pengujian tentang bahasa daerah ini, harga t yang diperoleh adalah

1,188 dengan signifikansi (2 tailed) atau p-value = 0,236/2 = 0,118. Hal ini berarti

bahwa 0,118 > 0,05 atau Ho1 diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

tidak ada perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap bahasa daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

233

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data pada subbab sebelumnya, secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia adalah baik. Hal ini dapat

dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa laki-laki, yaitu sebesar

117,158, sedangkan skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa perempuan, yaitu

sebesar 119,352. Apabila dikonversi pada skala interval sikap terhadap bahasa

Indonesia yang telah dibuat, skor rata-rata tersebut termasuk ke dalam kategori

baik.

Pada aspek kognisi, secara keseluruhan mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan sudah memiliki sikap yang positif terhadap bahasa

Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor yang diperoleh keduanya. Pada

mahasiswa laki-laki, rata-rata skor yang diperoleh adalah 49,921. Sementara itu,

pada mahasiswa perempuan, rata-rata skor yang diperoleh adalah 50,632. Jika

dikonversikan pada skala interval yang telah dibuat, memang kedua rata-rata

tersebut termasuk ke dalam kategori baik.

Sikap positif mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap

bahasa Indonesia berdasarkan aspek kognisi dapat terlihat dari respons keduanya

terhadap butir-butir pernyataan 9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 32, 33, 34,

dan 35. Dalam hal ini, butir-butir pernyataan nomor 13, 14, 15, 16, 17, 18, 32, 33,

34, dan 35 menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

memiliki sikap bahasa yang dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penghitungan respons responden bahwa sebagian besar mahasiswa laki-laki dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

234

mahasiswa perempuan mengaku memiliki kemampuan yang baik dalam

berbahasa Indonesia. Kemampuan itu meliputi mampu menyampaikan pendapat

dengan baik dalam bahasa Indonesia, mampu memahami teks dalam bahasa

Indonesia, dan menguasai adanya kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa

Indonesia. Kemampuan yang baik mengenai bahasa Indonesia tentu saja dapat

menjadi indikasi adanya sikap bahasa yang positif. Dengan memiliki kemampuan

yang baik mengenai bahasa Indonesia, diharapkan mahasiswa dapat menggunakan

bahasa Indonesia dengan cermat dan santun serta sesuai dengan kaidah yang

berlaku (Jaruki dan Santoso, 2016:8).

Butir-butir pernyataan nomor 19 dan 20 menunjukkan bahwa mahasiswa

laki dan mahasiswa perempuan memiliki keyakinan yang positif terhadap bahasa

Indonesia. Keyakinan itu berupa bahasa Indonesia mampu bersaing dengan

bahasa lainnya di era globalisasi ini dan tidak dapat tergantikan dengan bahasa

lainnya. Hal ini juga menunjukkan adanya rasa setia terhadap bahasa Indonesia.

Seorang penutur dapat dikatakan memiliki rasa setia terhadap bahasa Indonesia

apabila penutur memelihara dan mempertahankan bahasanya sebagai sarana untuk

berkomunikasi (Suandi, 2014:153). Berkaitan dengan hal ini, mahasiswa laki-laki

memiliki keyakinan bahwa bahasa Indonesia tidak tergantikan dengan bahasa

lainnya. Keyakinan ini muncul karena adanya sikap ingin mempertahankan

bahasanya, sehingga sikap bahasa mahasiswa laki-laki pada butir pernyataan

dapat dikatakan menunjukkan sikap yang positif.

Butir pernyataan nomor 12 menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan memiliki sikap yang baik terhadap bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

235

Dalam hal ini, mahasiswa laki dan mahasiswa perempuan mengaku bahwa bahasa

Indonesia lebih mudah dipelajari daripada bahasa lainnya. Kondisi yang demikian

menunjukkan adanya sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini sesuai

dengan pendapat Apriliani, dkk (2016:74-75) yang mengatakan bahwa penentu

keberhasilan dalam mempelajari sebuah bahasa adalah sikap bahasa. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki sikap yang positif terhadap

bahasa Indonesia tentu akan lebih mudah mempelajari bahasa Indonesia.

Butir pernyataan nomor 9 menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan memiliki sikap yang baik terhadap bahasa Indonesia.

Dalam hal ini, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan beranggapan

bahwa pengetahuannya mengenai bahasa Indonesia cukup banyak. Sementara itu,

butir pernyataan nomor 10 dan 11 menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan memiliki sikap yang sangat baik terhadap bahasa

Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan beranggapan bahwa memiliki pengetahuan yang baik mengenai

bahasa Indonesia dapat membantunya untuk menyelesaikan kuliah dan

memperoleh pekerjaan yang baik. Kondisi yang semacam ini umumnya

menyebabkan seorang penutur untuk mempertahankan bahasanya karena

dianggap dapat menjamin untuk memperoleh kesempatan di sektor modern dan

semacamnya (Suandi, 2014:153).

Meskipun menunjukkan adanya indikasi sikap yang positif, ada beberapa

hal yang patut juga menjadi perhatian. Hal ini karena berdasarkan tabel 4.6 ( tabel

kategori sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

236

aspek kognisi) terdapat rata-rata pada setiap butir pernyataan yang mendekati

batas bawah interval kategori baik, yaitu 2,50. Butir-butir pernyataan tersebut

adalah butir pernyataan nomor 9, 20, 32, 33, 34, 35, dan 36. Sementara itu,

berdasarkan tabel 4.19 (tabel sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa

Indonesia berdasarkan aspek kognisi), skor rata-rata yang mendekati batas bawah

interval kategori baik (2,50), yaitu butir pernyataan nomor 20, 32, 33, 34, dan 35.

Selain itu, pada butir pernyataan nomor 36, mahasiswa perempuan memiliki sikap

yang tidak baik terhadap bahasa Indonesia.

Pada butir pernyataan nomor 9, hanya 60,4% mahasiswa laki-laki yang

mengaku memiliki cukup banyak pengetahuan mengenai bahasa Indonesia. Hal

ini menunjukkan bahwa hampir sebagian mahasiswa laki-laki memiliki

pengetahuan yang masih kurang mengenai bahasa Indonesia. Tentu saja, hal ini

menunjukkan adanya indikasi sikap yang kurang positif terhadap bahasa

Indonesia. Indikasi sikap yang muncul adalah kurangnya rasa kesadaran dalam

diri mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia. Seharusnya, apabila memiliki

pengetahuan yang masih kurang mengenai bahasa Indonesia, mahasiswa tersebut

seharusnya mengupayakan perbaikan terhadap bahasanya, sehingga memiliki

pengetahuan yang baik (Suandi, 2014:153).

Pada butir pernyataan nomor 20, hanya 58,4% mahasiswa laki-laki dan

56,1% mahasiswa perempuan yang memiliki keyakinan bahwa bahasa Indonesia

tidak dapat tergantikan dengan bahasa lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian mahasiswa laki-laki dan sebagian mahasiswa perempuan memiliki

keyakinan yang rendah terhadap bahasa Indonesia. Sikap yang seperti ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

237

menunjukkan lemahnya rasa kesetiaan terhadap bahasa Indonesia dalam diri

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Lemahnya rasa kesetiaan

terhadap bahasa Indonesia dapat diidentifikasi sebagai tanda-tanda munculnya

sikap negatif terhadap bahasa Indonesia (Chaer dan Agustina, 2014:152).

Pada butir pernyataan nomor 32, hanya 64,4% mahasiswa laki-laki dan

58,9% mahasiswa perempuan yang mengaku menguasai kaidah-kaidah yang

berlaku dalam bahasa Indonesia. Pada butir pernyataan nomor 33, hanya 63,3%

mahasiswa laki-laki dan 55,7% mahasiswa perempuan yang mengaku sangat

sedikit melakukan kesalahan ejaan pada saat mengerjakan tugas-tugas kuliah.

Pada butir pernyataan nomor 34, hanya 53,4% mahasiswa laki-laki dan 58,9%

mahasiswa perempuan yang mengaku menggunakan kata-kata yang baku dalam

bahasa Indonesia pada saat mengerjakan tugas-tugas kuliah. Pada butir pernyataan

nomor 35, hanya 66,3% mahasiswa laki-laki yang mengaku tidak kesulitan dalam

membuat kalimat ketika sedang mengerjakan tugas-tugas kuliah dalam bahasa

Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, pada butir pernyataan nomor 36,

hanya 44,6% mahasiswa laki-laki dan 59,2% mahasiswa perempuan yang

mengaku tidak sering menggunakan kata-kata yang tidak baku dalam bahasa

Indonesia ketika berbicara di depan kelas (presentasi, mengajukan pertanyaan, dan

sebagainya).

Kondisi di atas menunjukkan bahwa hampir sebagian mahasiswa laki-laki

dan mahasiswa perempuan tidak menguasai kaidah-kaidah yang berlaku dalam

bahasa Indonesia. Kondisi yang demikian mengindikasikan kurangnya rasa

kesadaran terhadap norma bahasa yang berlaku. Sikap yang semacam ini dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

238

diidentifikasi sebagai sikap yang negatif terhadap bahasa Indonesia (Chaer dan

Agustina, 2004:152). Padahal, sebagai pemilik bahasa Indonesia, seharusnya

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan bisa menggunakan bahasa

Indonesia dengan cermat dan santun serta mengikuti kaidah yang berlaku (Chaer

dan Agustina, 2004:152). Marsudi (2015:101) juga berpendapat bahwa penutur

yang memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia akan menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

Pada aspek afeksi, secara keseluruhan mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan sudah menunjukkan adanya sikap yang positif terhadap bahasa

Indonesia. Hal ini terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh keduanya. Pada

mahasiswa laki-laki, skor rata-rata yang diperoleh adalah 49,960. Sementara itu,

pada mahasiswa perempuan, skor rata-rata yang diperoleh adalah 51,083. Apabila

dikonversikan pada skala interval yang telah dibuat, kedua skor rata-rata tersebut

termasuk ke dalam kategori sikap yang sangat baik.

Sikap positif mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap

bahasa Indonesia berdasarkan aspek afeksi dapat terlihat dari respons keduanya

terhadap butir-butir pernyataan 22, 23, 26, 29, 31, dan 37. Dalam hal ini, butir-

butir pernyataan tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan memiliki sikap yang dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari

hasil penghitungan respons responden bahwa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan berpendapat bahasa Indonesia dapat menunjukkan kesopanan, prestise

(wibawa), kemodernan, dan jati dirinya. Selain itu, mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan juga merasa tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

239

lebih dalam dan tetap merasa akrab dengan teman, meskipun berbicara dalam

bahasa Indonesia.

Kondisi yang demikian jelas menunjukkan adanya sikap yang positif

dalam diri mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Dengan menganggap

bahwa bahasa Indonesia merupakan jati dirinya, penutur akan menganggap bahasa

Indonesia melekat dengannya dan tidak dapat tergantikan dengan bahasa lainnya

(Marsudi, 2009:135). Penutur akan selalu menggunakan bahasanya secara terus-

menerus. Terlebih dengan memandang bahasa bahasa Indonesia dapat

menunjukkan prestise dan modernitas, tentu mahasiswa akan merasa bangga

ketika menggunakan bahasa Indonesia. Adanya rasa bangga dan menganggap

bahasa Indonesia sebagai jati diri jelas menunjukkan adanya sikap yang positif

terhadap bahasa Indonesia (Suandi, 2014:153).

Pada aspek ini pula, ada beberapa butir pernyataan yang menunjukkan

bahwa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan memiliki sikap yang sangat

baik terhadap bahasa Indonesia. Pada mahasiswa perempuan, butir-butir

pernyataan yang menunjukkan adanya sikap yang sangat baik terhadap bahasa

Indonesia adalah butir pernyataan nomor 2, 6, 7, 8, 25, 27, dan 28. Sementara itu,

pada mahasiswa laki-laki, butir-butir pernyataan yang menunjukkan adanya sikap

yang sangat baik terhadap bahasa Indonesia adalah butir pernyataan nomor 7, 8,

25, 27, 28, dan 30.

Pada butir 2 dan 6, mahasiswa perempuan mengaku senang menggunakan

bahasa Indonesia, seperti ketika berbicara dengan teman di kampus, berbicara

dalam rapat organisasi dan forum kepanitian di kampus. Pada butir 7 dan 8,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

240

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan mengaku senang menggunakan

bahasa Indonesia ketika berbicara dalam rapat organisasi di kampus dan ketika

menyampaikan sesuatu melalui aplikasi chatting. Sementara itu, berdasarkan butir

pernyataan nomor 25, 27, dan 28, mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-laki

juga sudah memiliki rasa bangga terhadap bahasa Indonesia.

Sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan yang senang

menggunakan bahasa Indonesia menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut

memiliki rasa kesetiaan terhadap bahasa Indonesia. Sikap yang demikian tentu

saja menunjukkan adanya sikap yang positif. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

disampaikan oleh Marsudi (2009:140) bahwa untuk menyatakan sikap positif

salah satunya dapat dilakukan dengan memiliki rasa kesetiaan terhadap bahasa

Indonesia. Sikap kesetiaan terhadap bahasa Indonesia ini terlihat jika penutur atau

masyarakat penutur lebih suka menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa memang mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

memiliki sikap yang baik berdasarkan butir pernyataan tersebut.

Selain menunjukkan adanya sikap yang sangat baik dan baik terhadap

bahasa Indonesia, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan juga

menunjukkan adanya sikap yang tidak baik terhadap bahasa Indonesia. Hal ini

terlihat dari jawaban mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap

butir pernyataan nomor 38. Pada butir pernyataan tersebut, mahasiswa laki-laki

dan mahasiswa perempuan mengaku bahwa secara keseluruhan kemampuan

berbahasa Indonesianya masih kurang. Skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa

laki-laki pada butir pernyataan ini adalah 2,396, sedangkan skor rata-rata yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

241

diperoleh mahasiswa perempuan adalah 2,498. Kedua skor tersebut menunjukkan

pada kategori yang tidak baik.

Kondisi yang demikian menunjukkan kurangnya rasa kesadaran terhadap

bahasa Indonesia. Kesadaran yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk

menggunakan bahasa dengan cermat dan santun sesuai dengan kaidah yang

berlaku (Jaruki dan Santosa, 2016:8). Kesadaran berbahasa seharusnya tidak

hanya sampai mengetahui bahwa kemampuan dalam berbahasanya masih kurang,

tetapi juga harus sampai pada upaya/tindakan untuk meningkatkan

kemampuannya dalam berbahasa Indonesia (Suandi, 2014:153).

Pada aspek konasi, secara keseluruhan mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan sudah memiliki sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini

dapat dilihat dari rata-rata skor yang diperoleh keduanya. Pada mahasiswa laki-

laki, rata-rata skor yang diperoleh adalah 17,277. Sementara itu, pada mahasiswa

perempuan, rata-rata skor yang diperoleh adalah 17,636. Jika dikonversikan pada

skala interval yang telah dibuat, memang kedua rata-rata tersebut termasuk ke

dalam kategori baik.

Sikap positif mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap

bahasa Indonesia berdasarkan aspek konasi dapat terlihat dari respons keduanya

terhadap butir-butir pernyataan 1, 3, 5, 21, dan 24. Dalam hal ini, butir-butir

pernyataan nomor 1, 3, 5, 21, dan 24 menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki

dan mahasiswa perempuan memiliki sikap yang dapat dikatakan sangat baik. Hal

ini dapat dilihat dari hasil penghitungan respons responden bahwa sebagian besar

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan mengaku memilih untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

242

menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan dosen, staf, dan teman

yang berbeda suku ketika di kampus.

Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan memiliki sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia.

Dalam hal ini, ketika berada di kampus, terlebih ketika berbicara dengan dosen

dan staf di kampus, memang sebaiknya mahasiswa menggunakan bahasa

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan situasi kebahasaan.

Menurut Suandi (2014:153), sikap yang demikian menandakan adanya sikap

positif terhadap bahasa Indonesia.

Mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan juga menganggap bahwa

pengembangan terhadap bahasa Indonesia tetap perlu dilakukan. Dalam hal ini

pula, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan bersedia untuk membantu

pengembangan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa yang lebih maju. Menurut

Suandi (2014:153), sikap yang demikian menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki

dan mahasiswa perempuan memiliki sikap yang positif. Hal ini karena mahasiswa

laki-laki dan mahasiswa perempuan memiliki kepedulian terhadap pembinaan dan

pengembangan bahasa Indonesia. Pengembangan terhadap bahasa Indonesia akan

berjalan dengan baik apabila dilandasi dengan sikap yang positif (Muti’ah,

2017:483).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan

sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa

Indonesia memiliki kategori baik. Namun, memang ada beberapa poin dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

243

sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan yang perlu

ditingkatkan. Jika dilihat dari data yang diperoleh, hal-hal yang perlu ditingkatkan

adalah pengetahuan dan kemampuan terhadap bahasa Indonesia.

Dalam hal pengetahuan dan kemampuan berbahasa Indonesia, sebagian

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan mengaku kurang memiliki

pengetahuan mengenai bahasa Indonesia dan kaidah-kaidah yang berlaku dalam

bahasa Indonesia. Hal ini ditandai pula dengan pernyataan sebagian mahasiswa

laki-laki dan mahasiswa perempuan. Pada pernyataan itu, mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan mengaku masih banyak melakukan kesalahan ejaan dan

menggunakan kata-kata yang tidak baku, baik ketika menulis maupun berbicara

dalam forum di kelas.

Melihat kondisi yang demikian, tentu saja diperlukan adanya upaya-upaya

untuk meningkatkan sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

berdasarkan indikator tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan pembinaan bahasa

Indonesia bagi mahasiswa dalam lingkup kampus. Dalam hal ini, yang dimaksud

dengan pembinaan bahasa adalah upaya peningkatan mutu penggunaan bahasa

Indonesia (Paryono, 2013).

Pembinaan bahasa dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan mahasiswa terhadap bahasa Indonesia. Pengetahuan dan kemampuan

berbahasa Indonesia yang rendah dapat menyebabkan mahasiswa kesulitan untuk

mengaktualisasikan pikiran, gagasan, pengalaman dan pengetahuannya dalam

dunia ilmu pengetahuan. Aktualisasi gagasan, pikiran, pengalaman, pengetahuan

itu umumnya disampaikan dalam bahasa lisan dan tulis. Dengan demikian, pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

244

dasarnya, mau tidak mau, mahasiswa harus memiliki pengetahuan dan

kemampuan berbahasa yang baik (Hani’ah, 2015:435).

Menurut Hani’ah (2015:437), kemampuan berbahasa mengacu pada

kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam komunikasi

sehari-hari. Dalam lingkup perguruan tinggi, pembinaan terhadap kemampuan

berbahasa Indonesia dapat ditingkatkan dengan pembiasaan-pembiasaan untuk

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah

yang berlaku.

Upaya ini tentu tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga para dosen.

Pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi sebaiknya diarahkan pada

pencapaian kemahiran bahasa Indonesia. Selain itu, dalam proses pembelajaran,

dosen dan mahasiswa bersama-sama melakukan penguatan jati diri bahasa

Indonesia yang tercermin dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dengan demikian, dosen dan mahasiswa dapat menekan dan meminimalisir

pengaruh buruk yang akan merusak eksistensi bahasa Indonesia (Hani’ah,

2015:437).

Upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah dengan melakukan uji

kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI). UKBI merupakan tes standar untuk

mengetahui kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia, baik penutur jati

maupun penutur asing. Dalam hal ini, jika mahasiswa ikut serta dalam UKBI,

mahasiswa dapat mengetahui pengetahuan dan kemampuannya dalam berbahasa

Indonesia. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat melakukan evaluasi,

sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

245

Berdasarkan hasil analisis data pada subbab sebelumnya, secara

keseluruhan memang dapat dikatakan bahwa sikap bahasa mahasiswa laki-laki

dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah memiliki kategori yang baik.

Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata sikap terhadap bahasa Indonesia yang

diperoleh mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Pada mahasiswa laki-

laki, skor rata-rata yang diperoleh adalah 80,208. Sementara itu, pada mahasiswa

perempuan, skor rata-rata yang diperoleh adalah 83,403. Jika dikonversikan pada

skala interval bahasa daerah yang telah dibuat, kedua skor tersebut memiliki

kategori yang baik.

Pada aspek kognisi, secara keseluruhan mahasiswa laki-laki-laki dan

mahasiswa perempuan sudah memiliki sikap yang positif terhadap bahasa daerah.

Hal ini terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh keduanya. Pada mahasiswa laki-

laki, skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 40,327. Sementara itu, pada

mahasiswa perempuan, skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 39,656. Jika

dikonversikan ke dalam skala interval untuk aspek kognisi bahasa daerah, skor

rata-rata yang diperoleh keduanya memiliki kategori sikap yang baik.

Sikap positif mahasiswa laki-laki terhadap bahasa daerah dapat dilihat

pada butir-butir pernyataan nomor 46, 52, 54, 55, 56, 57, dan 58. Sementara itu,

sikap positif mahasiswa perempuan dapat dilihat pada butir-butir pernyataan

nomor 46, 52, 53, 54, 55, 56, 57, dan 58. Berdasarkan butir-butir 46, 52, dan 56,

dapat dikatakan bahwa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan lancar

dalam menggunakan bahasa daerahnya, memiliki pengetahuan yang cukup banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

246

mengenai kosakata dalam bahasa daerahnya, dan menganggap bahasa daerah

tidak sulit untuk dipelajari.

Kondisi bahwa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan yang

mampu menggunakan bahasa daerahnya dan memiliki pengetahuan yang cukup

banyak mengenai kosakata dalam bahasa daerahnya secara tidak langsung

menunjukkan adanya rasa kesetiaan terhadap bahasa daerahnya. Kelancaran

dalam menggunakan bahasa daerah menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan sering menggunakan atau terbiasa menggunakan bahasa

daerahnya, sehingga tentu memiliki kecenderungan untuk memelihara bahasa

daerahnya. Sikap kesetiaan terhadap bahasa daerah yang demikian dapat

dikatakan sebagai sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia (Jaruki dan

Santosa, 2016:8).

Pada butir-butir pernyataan nomor 54 dan 55, mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan menganggap bahwa pengetahuan yang baik mengenai

bahasa daerah (lisan dan tulisan) dapat membantunya untuk memperoleh

pekerjaan nantinya dan pengetahuan mengenai bahasa daerah tetap diperlukan

meskipun sudah ada bahasa Indonesia dan bahasa asing. Selain itu, pada butir-

butir pernyataan nomor 57 dan 58, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

beranggapan bahwa bahasa daerah tidak dapat terganti dengan bahasa lainnya dan

mampu bersaing di era globalisasi ini.

Sikap yang demikian menunjukkan adanya sikap yang positif terhadap

bahasa daerah. Dalam hal ini mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

masih menganggap perlu keberadaan bahasa daerah. Tentu saja, hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

247

mengindikasikan adanya rasa setia terhadap bahasa daerah. Selain itu, mahasiswa

laki-laki dan mahasiswa perempuan juga menganggap bahwa bahasa daerah dapat

membantunya untuk memperoleh pekerjaan. Dengan menganggap bahasa daerah

penting, mahasiswa cenderung akan terus mempertahankan bahasanya dan

menggunakan secara terus-menerus. Hal ini menunjukkan adanya rasa setiap

terhadap bahasa daerah (Chaer dan Agustina, 2004:152).

Selain menunjukkan adanya indikasi sikap yang positif, mahasiswa laki-

laki dan mahasiswa perempuan juga menunjukkan adanya indikasi sikap terhadap

bahasa daerah ke arah yang negatif. Hal ini dapat dilihat dari respons responden

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan yang menunjukkan skala yang

tidak baik pada butir-butir pernyataan nomor 47, 48, 49, 50, 51, 53, 65, 66, dan

67. Pada butir pernyataan nomor 47, 48, 49, 50, dan 51, mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan mengaku tidak mudah untuk menyampaikan pendapat dan

pertanyaan ketika sedang berbicara serta gagasan/ide/pendapat ketika menulis

dalam bahasa daerah. Mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan juga

mengaku tidak mudah menangkap penjelasan dari seseorang yang berbicara dalam

bahasa daerahnya. Selain itu, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan juga

merasa tidak mudah untuk memahami teks dalam bahasa daerahnya.

Kondisi yang demikian menunjukkan indikasi rendahnya kemampuan

berbahasa daerah yang dimiliki oleh mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan. Hal ini secara tidak langsung juga menunjukkan adanya indikasi

hilangnya jati diri mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki dalam hal bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

248

daerah. Tentu saja, hal ini juga menunjukkan indikasi adanya sikap yang kurang

positif terhadap bahasa Indonesia (Suandi, 2014:153).

Pada butir pernyataan nomor 65, 66, dan 67, mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan mengaku kurang menguasai adanya kaidah-kaidah yang

berlaku dalam bahasa daerahnya. Selain itu, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan juga mengaku sering memasukkan istilah-istilah dalam bahasa

Indonesia dan bahasa asing ketika sedang berbicara menggunakan bahasa daerah.

Sikap yang demikian menunjukkan adanya indikasi sikap yang negatif

terhadap bahasa daerah. Hal ini karena mahasiswa, baik laki-laki maupun

perempuan, sering memasukkan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia dan bahasa

asing ketika sedang berbicara menggunakan bahasa daerah. Padahal, menurut

Suandi (2014:153), seseorang yang memiliki sikap yang positif adalah seseorang

yang menggunakan bahasanya sendiri tanpa dicampur dengan bahasa lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa memang sikap bahasa

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia pada

butir pernyataan ini adalah tidak baik.

Pada aspek afeksi, secara keseluruhan mahasiswa laki-laki-laki dan

mahasiswa perempuan sudah memiliki sikap yang positif terhadap bahasa daerah.

Hal ini terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh keduanya. Pada mahasiswa laki-

laki, skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 32,238. Sementara itu, pada

mahasiswa perempuan, skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 31,395. Jika

dikonversikan ke dalam skala interval untuk aspek afeksi bahasa daerah, skor rata-

rata yang diperoleh keduanya memiliki kategori sikap yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

249

Secara keseluruhan, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

memang menunjukkan adanya indikasi sikap yang positif terhadap bahasa daerah

berdasarkan aspek afeksi. Hal ini dilihat dari respons mahasiswa laki-laki terhadap

butir-butir pernyataan pada aspek afeksi, yaitu butir pernyataan nomor 39, 41, 42,

43, 44, 60, 61, 62, 63, 64, dan 68. Semua butir pernyataan tersebut, baik laki-laki

maupun perempuan, memiliki skor rata-rata di atas 2,50, sehingga jika

dikonversikan ke dalam skala interval untuk aspek afeksi memang memiliki

kategori baik.

Pada butir-butir pernyataan nomor 39, 41, 42, dan 43, mahasiswa laki-laki

dan mahasiswa perempuan mengaku senang menggunakan bahasa daerah ketika

berdiskusi dan berbicara dengan teman sesuku di kampus. Selain itu, mahasiswa

laki-laki dan mahasiswa perempuan juga mengaku merasa lebih akrab ketika

berbicara dengan teman menggunakan bahasa daerah. Mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan juga menganggap bahwa penggunaan bahasa daerah di

kampus tetap dapat menunjukkan kesopanan. Sikap yang demikian menunjukkan

adanya sikap yang positif terhadap bahasa daerah. Hal ini sejalan dengan pendapat

Marsudi (2009) bahwa anggapan terhadap suatu bahasa yang mencerminkan

persepsi yang lebih tinggi, lebih modern, dan lebih terdidik menunjukkan adanya

sikap bangga terhadap bahasa tersebut.

Pada butir pernyataan nomor 60 dan 63, mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan mengaku merasa bangga dan percaya diri menggunakan

bahasa daerah ketika sedang berada di kampus. Berkaitan dengan hal ini, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

250

menunjukkan adanya sikap yang positif terhadap bahasa daerah berdasarkan butir-

butir pernyataan tersebut. Pada bagian ini, sikap positif yang dimiliki oleh

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan adalah adanya rasa kebanggaan

terhadap bahasa daerah. Rasa kebanggaan ini terlihat dari mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan yang merasa percaya diri dan bangga ketika menggunakan

bahasa daerah meskipun dalam lingkup kampus. Sikap yang demikian dapat

dikatakan sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia (Jaruki dan Santosa,

2016:8).

Pada butir pernyataan nomor 53, 61, 62, dan 64, mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan mengaku bahwa bahasa daerah dapat menunjukkan

prestise (wibawa), kemodernan, tingkat pendidikan serta menganggap bahasa

daerah dapat melambangkan jati diri mereka. Anggapan yang demikian tentu

menunjukkan adanya sikap yang positif terhadap bahasa daerah. Hal ini sesuai

dengan pendapat yang disampaikan oleh Marsudi (2009) bahwa anggapan suatu

bahasa cocok untuk mencerinkan persepsi yang lebih tinggi, lebih modern, dan

lebih terdidik menunjukkan adanya sikap bangga terhadap bahasanya. Selain itu,

berdasarkan hasil analisis data, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

juga menganggap bahwa bahasa daerah dapat melambangkan jati diri mereka. Hal

ini juga menunjukkan adanya sikap positif terhadap bahasa daerah dalam diri

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan, terutama sikap bangga karena

mahasiswa sudah menempatkan bahasanya sebagai lambang jati diri (Marsudi,

2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

251

Pada butir pernyataan nomor 68, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan mengaku merasa tertarik untuk mempelajari bahasa daerah mereka

lebih dalam. Sikap yang semacam ini tentunya sangat baik terutama bagi

keberadaan bahasa daerah. Dengan merasa tertarik untuk mempelajari bahasa

daerah lebih dalam, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan memiliki rasa bangga dan rasa setia terhadap bahasa

daerah (Rahmawati, 2015). Namun, memang akan lebih baik jika mahasiswa laki-

laki dan mahasiswa perempuan pun benar-benar mempelajari lebih dalam lagi

bahasa daerahnya.

Meskipun menunjukkan adanya sikap yang positif dari segi aspek afeksi,

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan juga menunjukkan adanya

indikasi ke arah yang negatif. Hal ini dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan yang mendekati batas bawah

interval kategori baik. Untuk mahasiswa laki-laki, butir pernyataan yang memiliki

skor rata-rata mendekati batas bawah interval adalah butir pernyataan nomor 44

dengan skor rata-rata sebesar 2,644. Sementara itu, untuk mahasiswa perempuan,

butir pernyataan yang memiliki skor rata-rata mendekati batas bawah interval

adalah butir pernyataan nomor 39, 41, dan 44 dengan skor rata-rata secara

berturut-turut sebesar 2,771; 2,731; dan 2,565.

Pada butir pernyataan nomor 39, hanya 64,8% mahasiswa perempuan yang

mengaku senang menggunakan bahasa daerah ketika berdiskusi dengan teman

yang berasal dari suku yang sama. Pada butir pernyataan nomor 41, hanya 64,4%

mahasiswa perempuan yang mengaku senang menggunakan bahasa daerah ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

252

berbicara dengan teman yang berasal dari suku yang sama di kampus. Sementara

itu, pada butir pernyataan nomor 44, hanya 59,7% mahasiswa perempuan dan

64,4% mahasiswa laki-laki yang merasa senang menggunakan bahasa daerah

ketika menyampaikan sesuatu dalam grup kelas. Jika dilihat, hampir sebagian

mahasiswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengaku tidak senang

menggunakan bahasa daerah. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa ada

indikasi munculnya sikap negatif terhadap bahasa daerah di tengah-tengah

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan.

Pada aspek konasi, baik mahasiswa laki-laki maupun mahasiswa

perempuan menunjukkan adanya indikasi sikap ke arah yang negatif. Dalam hal

ini, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan semakin jarang menggunakan

bahasa daerahnya. Sikap yang semacam ini menunjukkan pula melemahnya rasa

kesetiaan seorang penutur terhadap bahasanya. Menurut Chaer dan Agustina

(2004:152), kondisi ini menunjukkan adanya tanda-tanda sikap yang negatif.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa secara

keseluruhan, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan memiliki sikap yang

baik terhadap bahasa daerah mereka. Namun, memang ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan terkait dengan sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah. Hal-hal tersebut adalah, pertama,

sebagian besar mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan mengaku bahwa

kemampuan berbahasa daerah yang mereka miliki masih kurang, terutama dalam

hal kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa daerahnya. Kedua, mahasiswa laki-

laki dan mahasiswa perempuan mengaku semakin jarang menggunakan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

253

daerah mereka. Ketiga, mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan mengaku

sering memasukkan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing

ketika berbicara menggunakan bahasa daerah. Ketiga hal tersebut dapat dikatakan

sebagai adanya indikasi sikap terhadap bahasa daerah ke arah yang negatif.

Mahasiswa yang kurang mampu dalam menggunakan bahasa daerah dan

adanya kenyataan bahwa mahasiswa semakin jarang menggunakan bahasa

daerahnya, selain menunjukkan adanya sikap yang negatif terhadap bahasa

Indonesia juga menunjukkan adanya gejala pergeseran bahasa. Pergeseran bahasa

berarti bahwa suatu guyup (komunitas) meninggalkan suatu bahasanya untuk

menggunakan bahasa lainnya (Sumarsono dan Partana, 2002:231).

Ada berbagai faktor yang menyebabkan munculnya indikasi sikap negatif

terhadap bahasa daerah dan terjadinya pergeseran bahasa. Faktor yang pertama

adalah terhambatnya proses pewarisan bahasa ibu dari pihak orang tua ke pihak

anak (Ikram dkk, 2009:5). Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, sebanyak 120

mahasiswa mengaku memiliki bahasa pertama berupa bahasa Indonesia. Jumlah

tersebut meliputi 24 mahasiswa laki-laki dan 96 mahasiswa perempuan.

Berdasarkan jumlah 120 mahasiswa tersebut, sebanyak 37 mahasiswa

memiliki orang tua yang berbeda suku. Dengan kondisi yang demikian, sangat

memungkinkan bahwa orang tua lebih memilih untuk mengajarkan bahasa

Indonesia kepada sang anak. Dalam hal ini, adanya perbedaan suku juga

mengindikasikan pula adanya perbedaan bahasa. Penentuan bahasa yang akan

digunakan atau diwariskan kepada sang anak merupakan persoalan yang cukup

sulit bagi pasangan yang berasal dari suku yang berbeda (Hamida, 2012:255).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

254

Oleh karena itu, para orang tua merasa lebih mudah dan terbantu untuk

berkomunikasi dengan anak ketika mengajarkan bahasa Indonesia. Namun,

kondisi ini juga menunjukkan bahwa orang tua tidak lagi menekankan

penggunaan bahasa daerah. Sikap yang demikian tentu menunjukkan adanya sikap

yang negatif (Djamareng dan Jufriadi, 2016:80).

Selain 37 mahasiswa di atas, sebanyak 43 mahasiswa juga memiliki

bahasa pertama berupa bahasa Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh,

mahasiswa-mahasiswa tersebut memiliki orang tua yang keduanya bersuku sama.

Namun, mereka berasal dari daerah yang cukup jauh dari tempat bahasa daerah

orang tuanya. Kondisi yang demikian juga memungkinkan orang tua untuk lebih

mengajarkan bahasa Indonesia kepada sang anak. Ada kemungkinan hal ini

dilakukan oleh para orang tua dengan alasan agar anak dapat dengan mudah

beradaptasi dengan lingkungan di tempat mereka tinggal (Budhiono, 2009:225).

Keadaan yang demikian menunjukkan berkurangnya penggunaan bahasa

daerah, bahkan dalam lingkup keluarga. Hal ini tentu membawa pengaruh pada

keberadaan dan keberlangsungan bahasa daerah (Budhiono, 2009:205). Selain itu,

hal tersebut juga menunjukkan adanya indikasi sikap yang negatif terhadap bahasa

daerah di antara para penuturnya.

Terhambatnya proses pewarisan bahasa ibu dari pihak orang tua ke pihak

anak juga terlihat dari 39 mahasiswa dalam penelitian ini. Sebanyak 39

mahasiswa tersebut mengaku memiliki orang tua yang bersuku sama dan tinggal

di tempat yang sama di mana bahasa daerah itu hidup. Namun, bahasa pertama

mahasiswa-mahasiswa tersebut justru bahasa Indonesia, bukan bahasa daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 278: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

255

Kondisi yang demikian, selain menunjukkan adanya sikap negatif terhadap

bahasa daerah, juga menunjukkan adanya gejala pergeseran bahasa. Menurut

Chaer dan Agustina (2004:142), pergeseran bahasa menyangkut masalah

penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau kelompok penutur yang bisa terjadi

sebagai akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur lainnya.

Dalam hal ini, pergeseran bahasa yang terjadi adalah adalah pergeseran dari

penggunaan bahasa daerah ke dalam penggunaan bahasa Indonesia.

Faktor lainnya adalah adanya migrasi. Dalam hal ini, migrasi yang

dimaksud adalah perpindahan penutur (kelompok penutur) dari daerah tempat

bahasa daerahnya berasal ke daerah lainnya yang memiliki bahasa daerah yang

berbeda. Mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari luar daerah Yogyakarta, bahkan

yang berasal dari luar Pulau Jawa, tentu harus melakukan berbagai adaptasi. Salah

satunya adalah adaptasi bahasa. Sebagai akibatnya, di satu sisi mereka tetap

menuturkan bahasa ibunya, di sisi lain mereka juga menuturkan bahasa lokal

sebagai bahasa yang baru (Djamareng dan Jufriadi, 2016:81). Karena berbagai

hal, seperti mobilitas dan waktu, bisa membuat seorang penutur mengalami krisis

loyalitas dan menjadi lupa terhadap identitas asal. Hal ini sudah mulai ditunjukkan

dengan adanya keadaan bahwa saat ini mahasiswa semakin jarang menggunakan

bahasa daerah mereka.

Faktor-faktor di atas mungkin yang menjadi penyebab kemampuan

berbahasa daerah yang dimiliki oleh mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan kurang baik. Tentu saja, hal ini turut menjadi perhatian. Jika dibiarkan

terus-menerus bukannya tidak mungkin bahwa bahasa daerah akan semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 279: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

256

ditinggalkan oleh penuturnya, sehingga memicu terjadinya pergeseran bahasa.

Selain itu, hal ini juga menunjukkan tanda-tanda munculnya sikap negatif dalam

diri masyarakat terhadap bahasa daerah. Oleh karena itu, diperlukan adanya

upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa daerah dan penggunaan

bahasa daerah sebagai upaya pemertahanan bahasa.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah, pertama, keluarga-keluarga

didorong untuk tetap menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pertama bagi

anak-anaknya. Hal ini karena orang tua memiliki pengaruh yang cukup besar

terhadap penguasaan bahasa pertama bagi seorang anak (Djamareng dan Jufriadi,

2016:91). Bagi orang tua yang berasal dari suku yang berbeda, konsep pengajaran

satu orang tua satu bahasa dapat dijadikan sebagai alternatif untuk penguasaan

bahasa anak. Jika ibu mengajarkan bahasa daerah dan ayah mengajarkan bahasa

Indonesia serta hal tersebut dilakukan secara konsisten, anak akan menguasai

kedua bahasa itu dengan kualitas yang setara atau hampir sama (Hamida,

2012:255).

Kedua, bahasa dan budaya daerah dijadikan sebagai mata pelajaran

muatan lokal mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan atas. Dalam

hal ini memang dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk

melakukan usaha-usaha yang berkaitan dengan pemertahanan bahasa daerah dan

pelestarian budaya (Djamareng dan Jufriadi, 2016:80). Hal ini karena selama ini

hanya sedikit bahasa daerah yang diajarkan di bangku-bangku sekolah.

Pengajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah tentunya sangat membantu bahasa

daerah dari ketertinggalan di tengah era globasisasi ini. Hal ini patut dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 280: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

257

sebagai upaya untuk mengurangi bahasa-bahasa yang punah oleh desakan bahasa

Indonesia dan bahasa asing.

Berdasarkan hasil analisis data pada subbab sebelumnya, dapat dikatakan

bahwa memang ada perbedaan sikap terhadap bahasa Indonesia antara mahasiswa

laki-laki dan mahasiswa perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma. Skor

rata-rata yang diperoleh mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia adalah

105,812. Sementara itu, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa perempuan

adalah sebesar 108,289. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa mahasiswa

perempuan memiliki rata-rata skor yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki.

Namun demikian, memang berdasarkan pada hasil penghitungan, dapat dikatakan

juga bahwa keduanya memiliki sikap terhadap bahasa Indonesia yang sama-sama

berkategori baik (positif).

Berdasarkan pemaparan di atas, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

memang ada perbedaan sikap antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta meskipun keduanya

sama-sama menunjukkan adanya sikap yang positif. Dalam hal ini, mahasiswa

perempuan memiliki sikap positif yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa laki-

laki. Hal ini serupa dengan yang ditemukan oleh Fatina (2014). Dalam

penelitiannya itu, Fatina juga menemukan bahwa ada perbedaan sikap bahasa

antara laki-laki dan perempuan yang beretnik Muna terhadap bahasa Indonesia.

Meskipun keduanya menunjukkan adanya sikap yang positif, ternyata perempuan

memiliki sikap yang lebih positif dibandingkan laki-laki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 281: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

258

Untuk melihat letak perbedaan sikap terhadap bahasa Indonesia antara

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan, peneliti juga sudah melakukan

penghitungan pada aspek kognisi, afeksi, dan konasi terhadap bahasa Indonesia.

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa perbedaan tersebut terletak pada aspek

afeksi. Pada aspek afeksi, skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa perempuan

adalah 43,095, sedangkan skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa laki-laki

adalah 41,941. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa mahasiswa perempuan

memiliki skor yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki. Sementara itu,

kedua aspek lainnya tidak menunjukkan adanya perbedaan sikap terhadap bahasa

Indonesia antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan.

Jika dilihat berdasarkan aspek afeksi, mahasiswa perempuan memang

sudah memiliki sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari

sebagian besar responden, bahkan hampir seluruh responden, menganggap bahwa

bahasa Indonesia dapat menunjukkan kesopanan daripada bahasa lainnya, bahasa

Indonesia lebih dapat menunjukkan prestise daripada bahasa asing, ada rasa

bangga bahwa bahasa Indonesia sudah banyak dipelajari oleh orang asing dan

sudah menjadi bahasa kedua di beberapa negara, bahasa Indonesia dapat

menunjukkan kemodernan, dan responden juga mengaku lebih percaya diri ketika

menggunakan bahasa Indonesia.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan

memiliki afeksi yang lebih tinggi terhadap bahasa Indonesia daripada mahasiswa

laki-laki hampir serupa yang ditemukan oleh Sobara dan Ardiyani (2013). Dalam

penelitiannya itu, Sobara dan Ardiyani menemukan bahasa mahasiswa perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 282: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

259

mempunyai kebanggaan yang lebih tinggi terhadap bahasa Indonesia daripada

mahasiswa laki-laki. Jika dilihat, aspek kebanggaan itu dapat dikatakan termasuk

ke dalam aspek afeksi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian ini

juga mengonfirmasi hasil temuan Sobara dan Ardiyani bahwa mahasiswa

perempuan memiliki afeksi yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa laki-laki.

Berbeda dengan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan terhadap bahasa Indonesia yang menunjukkan adanya perbedaan,

sikap terhadap bahasa daerah antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan tidak menunjukkan adanya perbedaan. Berdasarkan hasil pengujian,

skor rata-rata mahasiswa laki-laki adalah 84,673, sedangkan skor rata-rata

mahasiswa perempuan adalah 83,403. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

mahasiswa laki-laki memiliki rata-rata skor tentang bahasa daerah yang sedikit

lebih tinggi daripada perempuan. Namun, secara keseluruhan, keduanya sama-

sama menunjukkan adanya sikap yang positif pada setiap aspek, yaitu aspek

kognisi, afeksi, dan konasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, baik sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia maupun bahasa daerah,

memang perlu dilakukan upaya untuk menumbukan sikap yang positif terhadap

kedua bahasa tersebut. Hal ini dilakukan agar semakin tercipta dan meningkatnya

sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah di antara

penuturnya. Perilaku menjaga, mempertahankan, dan mengembangkan bahasa

Indonesia dan bahasa daerah dapat tumbuh karena penutur memiliki sikap yang

positif yang muncul dalam diri penutur (Marsudi, 2015:97).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 283: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

260

BAB V

PENUTUP

Pada bagian ini, akan diuraikan tiga hal, yaitu (1) kesimpulan, (2)

keterbatasan penelitian, dan (3) saran. Ketiga hal tersebut akan dipaparkan sebagai

berikut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, peneliti menarik

kesimpulan dalam penelitian ini. Berikut disajikan kesimpulan tersebut.

1. Sikap bahasa mahasiswa laki-laki terhadap bahasa Indonesia dan bahasa

daerah dapat dikategorikan sebagai sikap bahasa yang baik. Skor rata-rata

yang diperoleh mahasiswa laki-laki untuk sikap terhadap bahasa Indonesia

adalah 117,158, sedangkan untuk sikap terhadap bahasa daerah adalah 80,208.

Berdasarkan setiap aspek sikap bahasa, pada bahasa Indonesia, mahasiswa

laki-laki sudah menunjukkan adanya sikap bahasa yang baik. Hal ini terlihat

dari skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa laki-laki pada setiap aspek, yaitu

sebesar 49,921 untuk aspek kognisi, sebesar 49,960 untuk aspek afeksi, dan

sebesar 17,277 untuk aspek konasi. Jika dikonversikan pada skala interval

yang telah dibuat pada setiap aspek, skor rata-rata tersebut memiliki kategori

baik. Sementara itu, untuk bahasa daerah, skor rata-rata mahasiswa laki-laki

pada setiap aspek, yaitu sebesar 40,327 untuk aspek kognisi, sebesar 32,238

untuk aspek afeksi, dan sebesar 7,644 untuk aspek konasi. Jika dikonversikan

pada skala interval yang telah dibuat pada setiap aspek, skor rata-rata untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 284: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

261

aspek kognisi dan aspek afeksi tersebut memiliki kategori baik, sedangkan

aspek konasi memiliki kategori tidak baik.

2. Sikap bahasa mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia dan bahasa

daerah dapat dikategorikan sebagai sikap bahasa yang baik. Skor rata-rata

yang diperoleh mahasiswa perempuan untuk sikap terhadap bahasa Indonesia

adalah 119,352, sedangkan untuk bahasa daerah adalah 78,522. Berdasarkan

setiap aspek sikap bahasa, pada bahasa Indonesia, mahasiswa perempuan juga

sudah menunjukkan adanya sikap yang baik. Hal ini terlihat dari skor rata-rata

yang diperoleh mahasiswa perempuan pada setiap aspek, yaitu sebesar 50,632

untuk aspek kognisi, sebesar 51,083 untuk aspek afeksi, dan sebesar 17,636

untuk aspek konasi. Jika dikonversikan pada skala interval yang telah dibuat

pada setiap aspek, skor rata-rata tersebut memiliki kategori baik. Sementara

itu, untuk bahasa daerah, skor rata-rata mahasiswa perempuan berdasarkan

setiap aspek, yaitu sebesar 39,656 untuk aspek kognisi, sebesar 31,395 untuk

aspek afeksi, dan sebesar 7,470 untuk aspek konasi. Jika dikonversikan pada

skala interval yang telah dibuat pada setiap aspek, skor rata-rata untuk aspek

kognisi dan aspek afeksi tersebut memiliki kategori baik, sedangkan aspek

konasi memiliki kategori tidak baik.

3. Berdasarkan hasil uji-t dua sampel, ada perbedaan sikap bahasa antara

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia.

Perbedaan sikap terhadap bahasa Indonesia itu terletak pada aspek afeksi.

Dalam hal ini, mahasiswa perempuan memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi

daripada mahasiswa laki-laki, sehingga dapat dikatakan mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 285: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

262

perempuan memiliki sikap yang lebih positif terhadap bahasa Indonesia

berdasarkan aspek kognisi dibandingkan mahasiswa laki-laki. Sementara itu,

untuk, berdasarkan uji-t dua sampel, tidak ada perbedaan sikap bahasa antara

mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa daerah.

Keduanya sama-sama menunjukkan adanya sikap yang positif.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki beberapa kekurangan.

Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Penelitian ini hanya terbatas pada lingkup FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan pada lingkup kampus.

3. Penelitian ini tidak sampai membahas sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan

perempuan terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah berdasarkan suku-

suku.

4. Penelitian ini tidak sampai membahas sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan

perempuan terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah pada setiap program

studi.

5. Pada penelitian ini, aspek konasi kurang banyak mendapat perhatian dari

peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 286: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

263

5.3 Saran

Setelah melakukan penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat diberikan

oleh peneliti. Adapun saran-saran tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Upaya pembinaan dan pengembangan baik terhadap bahasa Indonesia maupun

bahasa daerah tetap perlu dilakukan. Hal ini agar bahasa-bahasa tersebut tidak

tergantikan dengan bahasa lainnya dan sebagai upaya menjaga jati diri bangsa

Indonesia dan budaya lokal Indonesia.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian pada ruang lingkup

yang lebih luas (tidak hanya terbatas pada fakultas).

3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian mengenai sikap

bahasa yang tidak hanya terbatas pada lingkup kampus, tetapi lebih luas lagi.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya memperhatikan pula sikap bahasa

berdasarkan suku-suku yang ada atau berdasarkan bahasa daerah.

5. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya memperhatikan pula adanya aspek

konasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 287: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

264

DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, Rian dkk. 2016. “Hubungan antara Pemahaman Unsur Kebahasaan dan

Sikap terhadap Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Menulis Karya

Ilmiah Mahasiswa”. Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra. Vol. 1 No. 1, Juni

2016.

Arba’i, Sigit. (1996). “Pemertahanan Bahasa Daerah oleh Mahasiswa Asal

Sulawesi Tenggara di Yogyakarta”. Jurnal. Kongres II Bahasa-bahasa

Daerah Sulawesi Tenggara 2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Wiwiek Dwi. (2007). “Sikap Bahasa Mahasiswa dan Dosen terhadap

Istilah Terjemahan dan Istilah Serapan Bidang Ekonomi Hasil Mabbim”.

Jurnal. Humaniora.

Atkinson, Rita L dkk. (2010). Pengantar Psikologi. Tangerang: Interaksara.

Azwar, Saifuddin. (1988). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta: Liberty.

Badan Pusat Statistik. (2011). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan

Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010.

Jakarta: BPS.

Budhiono, R. Herry. (2009). “Bahasa Ibu (Bahasa Daerah) di Palangkaraya:

Pergeseran dan Pemertahanannya”. Jurnal Adabiyyat. Vol. 8 No. 1, Juni

2009.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta.

Djamareng, Jumharia dan Jufriadi. (2016). “Pengaruh Sikap dan Peran Orang Tua

terhadap Pergeseran Bahasa Luwu di Kalangan Anak-anak pada

Masyarakat Luwu Kota Palopo”. Jurnal PALITA: Journal of Social-Religi

Research. April 2016, Vol. 1, No. 1.

Ethnologue. (2017). Ethnologue Languages of the World. [online]. Tersedia

https://www.ethnologue.com/country/ID [9 Oktober 2017].

Fatina, Siti. (2015). “Sikap Bahasa Etnik Muna di Perantauan Sulawesi Tengah”.

Jurnal. Kongres II Bahasa-bahasa Daerah Sulawesi Tenggara 2014.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Gerungan, W. A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Hamida, Layli. (2012). “Revivalisme Ideologi Bahasa dalam Rangka

Pemertahanan Bahasa dan Identitas Budaya Lokal”. Jurnal. Seminar

Internasional. Mataram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 288: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

265

Hani’ah. (2015). “Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi sebagai

Penguatan Jati Diri Bahasa Indonesia dalam Konteks Masyarakat Ekonomi

ASEAN”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Volume 17 No. 1.

Hidayat, Rahayu Surtiati. (2004). “Penulisan dan Gender”. Jurnal. Sosial

Humaniora.

Ikram, Achadiati, dkk. (2009). Sejarah Kebudayaan Indonesia: Bahasa, Sastra,

dan Aksara. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati. (2014). Metodologi Penelitian:

Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan,

dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Kadir. (2015). Statistika Terapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.

Bandung: Alfabeta.

Lauder, Multamia R. M. T. 2004. Optimalisasi Bahasa Indonesia Berbasis

Korpus Linguistik. Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra

Indonesia. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah.

Mardikantoro, Hari Bakti. (2012). “Bentuk Pergeseran Bahasa Jawa Masyarakat

Samin dalam Ranah Keluarga”. Jurnal Litera. Oktober 2012, Volume 11,

Nomor 2.

Marsudi, Siti Zahrok. 2015. “Kesetiaan Berbahasa Indonesia Dipertanyakan di

Era Globalisasi”. Jurnal Sosial Humaniora. Vol. 8 No. 1, Juni 2015.

Martono, Nanang. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis

Data Sekunder. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Mbete, Aron Meko. (2003). “Pemekaran Fungsi Bahasa Daerah Demi Ketahanan

Budaya Bangsa”. Jurnal. Risalah Kongres Bahasa Indonesia VIII. Jakarta:

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

McEwan, Elaine K. (2014). 10 Karakter yang Harus Dimiliki Guru yang Sangat

Efektif. Jakarta: Indeks.

Muhammad, Zulfikar. (2015). “Peranan Komunikasi Keluarga dalam Usaha

Pelestarian Bahasa Daerah Kota Tidore Kepulauan”. Jurnal “Acta Diurna”.

Vol. 4 No. 5.

Mulyasa. (2014). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Munjin. (2008). “Ekspresi Bahasa dan Gender: Sebuah Kajian Sosiolinguistik”.

Jurnal. Jurnal Studi Gender dan Anak.

Muslihah, Nur Nisai. (2015). “Menumbuhkan Sikap Positif terhadap Bahasa

Indonesia melalui Pemahaman Makna Sumpah Pemuda”. Jurnal Prosiding

Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 289: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

266

Muti’ah, Arju. (2017). “Pengembangan Sikap Bahasa Melalui Pendidikan Formal:

Respon terhadap Peminatan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing”.

Jurnal Seminar Nasional: Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks

Global. PBSI FKIP Universitas Jember.

Nababan. (1984). Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Paryono, Yani. (2013). “Peranan Strategis Media Massa dalam Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Indonesia”. Jurnal Madah Volume 14 Nomor 2

Tahun 2013.

Qomariyah, U’um. (2009). “Aksen Feminitas Masyarakat Nelayan Jawa di Pesisir

Rembang: Telaah Perbedaan Gender dalam Penggunaan Bahasa”. Jurnal.

Lingua. Universitas Negeri Semarang.

Rahayu, Yayuk Eny dan Ari Listyorini. (2010). “Sikap Bahasa Wanita Karir dan

Implikasinya terhadap Pemertahanan Bahasa Jawa di Wilayah

Yogyakarta”. Jurnal. Litera.

Rahmawati. (2015). “Peran Tradisi Lisan Katoba dalam Pemertahanan Bahasa

Daerah Muna”. Jurnal. Kongres II Bahasa-bahasa Daerah Sulawesi

Tenggara 2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rohulloh, Ratu. (2017). “Pengaruh Perilaku Bahasa dalam Masyarakat terhadap

Mutu Pendidikan dan Perkembangan Sikap/Karakter pada Anak Usia

Dini”. Jurnal. Education and Language International Conference

Proceedings Center for International Language Development of Unissula,

Mei 2017.

Santosa, Puji dan Muhammad Jaruki. (2016). Mahir Berbahasa Indonesia: Baik,

Benar, dan Santun. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sarwono, Sarlito W dan Eko A. Meinarno. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Sarwono, Sarlito W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers.

Setyaningsih, Nina. 2010. Pemertahanan Bahasa Jawa Samin di Kabupaten

Blora.

Setyawan, Aan. 2011. “Bahasa Daerah dalam Perspektif Kebudayaan dan

Sosiolinguitik: Peran dan Pengaruhnya dalam Pergeseran dan

Pemertahanan Bahasa”. Jurnal Seminar Internasional “Language

Maintenance and Shift”. Universitas Diponegoro, 2 Juli 2011.

Siregar, Bahren Umar, dkk. (1998). Pemertahanan Bahasa dan Sikap Bahasa:

Kasus Masyarakat Bilingual di Medan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa.

Siregar, Syofian. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

____________. (2017). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 290: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

267

Sitorus, Nurhayati. (2014). “Pemertahanan Bahasa Pakpak Dairi di Kabupaten

Dairi”. Jurnal Kajian Linguistik. Agustus 2014, No. 2.

Sobara, Iwa dan Dewi Kartika Ardiyani. (2013). “Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-

laki dan Perempuan di Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang”.

Jurnal. Universitas Negeri Malang: Bahasa dan Seni.

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Suandi, I Nengah. (2014). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suhardi, Basuki. (1996). Sikap Bahasa. Depok: Fakultas Sastra Universitas

Indonesia.

______________. (2002). Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah. Jakarta: Obor.

Suharsaputra, Uhar. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Suryabrata, Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta:

Andi Offset.

Syahroni, Ngalimun, dkk. 2013. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.

Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Thomas, Linda dan Shan Wareing. (2007). Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Triyono, Sulis. (2006). “Pembahasan Hasil Penelitian: Pergeseran Bahasa Daerah

Akibat Kontak Bahasa melalui Pembauran”. Jurnal Litera. Januari 2006,

Volume 5, Nomor 1.

Wade, Carole dan Carol Travis. (2007). Psikologi. Edisi kesembilan. Jakarta:

Erlangga.

Wahab, Abdul. (2003). “Masa Depan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah”. Jurnal.

Risalah Kongres Bahasa Indonesia VIII. Jakarta: Badan Pengembangan

dan Pembinaan Bahasa.

Walgito, Bimo. (2003). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar).Yogyakarta: Andi.

Wawan, A. dan Dewi M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Werang, Basilius Redan. (2015). Pendekatan Kuantitatif dalam Penelitian Sosial.

Yogyakarta: Calpulis.

Widoyoko, S. Eko Putro. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wilian, Sudirman. (2010). “Pemertahanan Bahasa dan Kestabilan Kedwibahasaan

pada Penutur Bahasa Sasak di Lombok”. Jurnal Linguistik Indonesia.

Februari 2010, No. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 291: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

268

Williams, Brett, dkk. (2012). Exploratory Factor Analysis: A Five-Step Guide for

Novices. Journal of Emergency Primary Health Care. Vol. 8 Issue 3.

Australia.

Winarti, Sri. (2015). “Sikap Bahasa Masyarakat di Wilayah Perbatasan NTT:

Penelitian Sikap Bahasa pada Desa Silawan, Provinsi Nusa Tenggara

Timur”. Jurnal Metalingua. Vol. 13 No 2.

Winda, Novia dan Siti Aulia. (2016). “Pemertahanan Bahasa Banjar Hulu di Kota

Banjarmasin pada Umur Dewasa (Ranah Pemerintahan, Ranah Transaksi,

dan Ranah Tetangga)”. Jurnal Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan

Pengajarannya. Oktober 2016, Vol. 1, No 2.

Yusuf, Muri. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Grup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 292: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

269

LAMPIRAN 1 KISI-KISI SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI

DAN PEREMPUAN TERHADAP BAHASA INDONESIA DAN BAHASA

DAERAH

Sikap

Bahasa

Indikator Pernyataan + -

Kognisi

Mudah

mempelajari

Bahasa Indonesia

dan bahasa daerah

mudah dipelajari.

12 56

Keyakinan Memiliki

keyakinan bahwa

bahasa Indonesia

dan bahasa daerah

mampu bersaing

dengan bahasa

lainnya.

19 20, 57, 58

Memiliki

kemampuan

Memiliki

kemampuan yang

baik (membaca,

menulis,

menyimak,

berbicara) dalam

bahasa Indonesia

dan bahasa

daerah.

17, 32, 33,

35, 47, 48,

49, 50, 51

13, 14, 15,

16 18, 34,

36, 46, 65,

66, 67

Memiliki

pengetahuan

Memiliki

pengetahuan yang

baik mengenai

bahasa Indonesia

dan bahasa daerah

10, 11, 52 9, 53, 54,55

Afeksi

Kepercayaan

diri

Merasa percaya

diri ketika

berbahasa

Indonesia atau

berbahasa daerah.

30 63

Keakraban Bahasa Indonesia

dan bahasa daerah

dapat

menunjukkan

keakraban.

42 22

Kebanggaan Merasa bangga

terhadap

Indonesia dan

bahasa daerah.

27, 28, 60 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 293: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

270

Penanda jati diri Bahasa Indonesia

dan bahasa daerah

dapat

menunjukkan jati

diri.

64 31

Afeksi

Kemodernan Bahasa Indonesia

dan bahasa daerah

dapat

menunjukkan

kemodernan.

29 62

Prestise Bahasa Indonesia

dan bahasa daerah

dapat

menunjukkan

prestise.

26 61

Kesopanan Bahasa Indonesia

dan bahasa daerah

dapat

menunjukkan

kesopanan.

23 43

Suka

menggunakan

Lebih suka

menggunakan

bahasa Indonesia

atau bahasa

daerah daripada

bahasa lainnya.

7, 8, 39, 41 2, 4, 6, 44

Tertarik untuk

mempelajari

Merasa tertarik

untuk

mempelajari

bahasa Indonesia

dan bahasa

daerah.

68 37, 38

Konasi

Menggunakan Menggunakan

bahasa Indonesia

atau bahasa

daerah dalam

berbagai

kesempatan.

1, 3, 5, 40 45

Bertanggung

jawab untuk

mengembangkan

Bertanggung

jawab untuk

mengembangkan

bahasa Indonesia

dan bahasa

daerah.

21. 59 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 294: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

271

LAMPIRAN 2 KUESIONER SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI

DAN PEREMPUAN TERHADAP BAHASA INDONESIA DAN BAHASA

DAERAH

Penelitian ini berusaha mengkaji sikap bahasa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan yang ada di FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap

bahasa Indonesia dan bahasa daerah dalam lingkup kampus. Selain itu, penelitian

ini juga berusaha mengkaji apakah ada perbedaan sikap bahasa mahasiswa laki-

laki dan mahasiswa perempuan terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah

dalam lingkup kampus. Oleh karena itu, peneliti meminta kesediaan responden

untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Terima

kasih.

Petunjuk:

Isilah form berikut sesuai dengan identitas diri Anda!

Nama :

Prodi/Angkatan/NIM :

Jenis Kelamin :

Umur :

Tempat Lahir :

Suku Ayah :

Suku Ibu :

Daerah Asal Anda :

Status Domisili : kos/tidak kos (coret yang tidak perlu)

Alamat Domisili :

Bahasa Daerah Anda : 1)

2)

3)

4)

5)

6)

Bahasa yang Pertama Kali Dikuasai :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 295: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

272

Petunjuk:

Berilah tanda cek (v) pada kolom skala sikap yang paling sesuai dengan kondisi

yang Anda alami!

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan

Skala

SS S TS STS

1 Ketika berbicara dengan dosen di kampus, saya

memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia.

2 Ketika berbicara dengan teman di kampus yang

berbeda suku, saya sebenarnya kurang senang jika

menggunakan bahasa Indonesia.

3 Ketika berbicara dengan kakak atau adik tingkat

yang berbeda suku, saya memilih untuk

menggunakan bahasa Indonesia.

4 Ketika berbicara dengan teman yang sesuku di

kampus, sebenarnya saya tidak senang jika

menggunakan bahasa Indonesia.

5 Ketika berbicara dengan staf di kampus, saya

menggunakan bahasa Indonesia.

6 Ketika berbicara dalam rapat organisasi di kampus,

saya sebenarnya tidak senang jika menggunakan

bahasa Indonesia.

7 Ketika berbicara dalam forum kepanitiaan di

kampus, saya lebih senang menggunakan bahasa

Indonesia.

8 Ketika memberikan informasi di grup kelas melalui

aplikasi chatting, saya lebih senang menggunakan

bahasa Indonesia.

9 Pengetahuan saya mengenai kosakata dalam bahasa

Indonesia tidak cukup banyak.

10 Menurut saya, pengetahuan yang baik tentang

bahasa Indonesia (lisan dan tulisan) dapat membantu

saya untuk menyelesaikan kuliah.

11 Menurut saya, pengetahuan yang baik tentang

bahasa Indonesia (lisan dan tulisan) nantinya dapat

membantu saya untuk memperoleh pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 296: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

273

No. Pernyataan

Skala

SS S TS STS

12 Menurut saya, bahasa Indonesia lebih mudah

dipelajari daripada bahasa lainnya.

13 Saya tidak bisa menyampaikan pendapat dengan

baik ketika berbicara di depan kelas dalam bahasa

Indonesia.

14 Saya tidak bisa menyampaikan pendapat dengan

baik ketika berdiskusi dengan teman di kelas

dalam bahasa Indonesia.

15 Saya tidak bisa menyampaikan pendapat dengan

baik ketika berbicara pada rapat organisasi/forum

kepanitiaan di kampus dalam bahasa Indonesia.

16 Saya merasa kesulitan menyampaikan

pertanyaan/pernyataan dengan baik dalam bahasa

Indonesia ketika berbicara pada forum diskusi di

kelas.

17 Bagi saya, cukup mudah menyampaikan

gagasan/ide/pendapat dengan baik saat

mengerjakan tugas-tugas kuliah dalam bahasa

Indonesia.

18 Bagi saya tidak mudah untuk memahami buku-

buku perkuliahan dalam bahasa Indonesia.

19 Menurut saya, bahasa Indonesia mampu bersaing

dengan bahasa lainnya di era globalisasi ini.

20 Menurut saya, lama-kelamaan bahasa Indonesia

dapat tergantikan dengan bahasa lainnya.

21 Sebagai calon guru, saya bersedia untuk

membantu pengembangan bahasa Indonesia agar

menjadi bahasa yang lebih maju.

22 Saya tidak merasa lebih akrab dengan teman di

kampus ketika berbicara dalam bahasa Indonesia.

23 Saya merasa bahasa Indonesia lebih dapat

menunjukkan kesopanan daripada bahasa lainnya.

24 Pengembangan terhadap bahasa Indonesia tidak

perlu lagi dilakukan.

25 Sebenarnya, saya merasa kurang bangga ketika

menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai

kesempatan di kampus.

26 Bahasa Indonesia lebih dapat menunjukkan

prestise (wibawa) daripada bahasa asing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 297: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

274

No. Pernyataan

Skala

SS S TS STS

27 Saya merasa bangga bahwa bahasa Indonesia sudah

dijadikan sebagai bahasa kedua di beberapa negara.

28 Saya merasa bangga ketika mengetahui bahwa

banyak penutur asing yang ingin belajar bahasa

Indonesia.

29 Bahasa Indonesia dapat menunjukkan kemodernan.

30 Saya merasa lebih percaya diri ketika berbicara di

kampus dalam bahasa Indonesia.

31 Bahasa Indonesia tidak dapat melambangkan jati

diri saya.

32 Saya sangat menguasai adanya kaidah-kaidah yang

berlaku dalam bahasa Indonesia.

33 Saya sangat sedikit melakukan kesalahan ejaan

pada saat mengerjakan tugas-tugas kuliah.

34 Pada saat mengerjakan tugas-tugas kuliah, saya

banyak menggunakan kata-kata yang tidak baku

dalam bahasa Indonesia.

35 Saya tidak kesulitan membuat kalimat ketika

sedang mengerjakan tugas-tugas kuliah dalam

bahasa Indonesia yang baik dan benar.

36 Ketika berbicara di depan kelas (presentasi,

mengajukan pertanyaan, dan sebagainya), saya

sering menggunakan kata-kata yang tidak baku

dalam bahasa Indonesia.

37 Saya merasa tidak tertarik untuk mempelajari

bahasa Indonesia lebih dalam.

38 Secara keseluruhan, kemampuan berbahasa

Indonesia masih sangat kurang.

39 Ketika berdiskusi dengan teman yang berasal dari

suku yang sama, saya lebih senang menggunakan

bahasa daerah.

40 Ketika berbicara dengan dosen di kampus yang

berasal dari suku yang sama, saya lebih memilih

untuk menggunakan bahasa daerah.

41 Ketika berbicara dengan teman yang berasal dari

suku yang sama di kampus, saya lebih senang

menggunakan bahasa daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 298: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

275

No. Pernyataan

Skala

SS S TS STS

42 Saya merasa lebih akrab ketika saya berbicara

dengan teman sesuku menggunakan bahasa daerah

saya.

43 Penggunaan bahasa daerah di kampus tidak dapat

menunjukkan kesopanan.

44 Ketika menyampaikan sesuatu di dalam grup kelas

melalui aplikasi chatting, saya merasa tidak senang

jika ada yang menggunakan bahasa daerah.

45 Lama-kelamaan saya semakin jarang menggunakan

bahasa daerah saya, terlebih saat di kampus.

46 Saya tidak lancar menggunakan bahasa daerah

saya.

47 Saya merasa lebih mudah menyampaikan pendapat

dengan baik ketika sedang berbicara dalam bahasa

daerah.

48 Saya merasa lebih mudah menyampaikan

pertanyaan dengan baik ketika sedang berbicara

dalam bahasa daerah saya

49 Saya merasa lebih mudah menyampaikan

gagasan/ide/pendapat dengan baik ketika sedang

menulis dalam bahasa daerah saya.

50 Saya lebih mudah menangkap penjelasan dari

seseorang yang berbicara dalam bahasa daerah

saya.

51 Ketika membaca, saya merasa lebih mudah

memahami teks dalam bahasa daerah saya.

52 Pengetahuan saya mengenai kosakata dalam bahasa

daerah saya cukup banyak.

53 Menurut saya, pengetahuan yang baik mengenai

bahasa daerah (lisan dan tulisan) tidak dapat

menunjukkan tingkat pendidikan seseorang.

54 Menurut saya, pengetahuan yang baik mengenai

bahasa daerah (lisan dan tulisan) tidak dapat

membantu saya untuk memperoleh pekerjaan yang

baik nantinya.

55 Menurut saya, pengetahuan mengenai bahasa

daerah sudah tidak diperlukan, karena sudah ada

bahasa Indonesia dan bahasa asing.

56 Menurut saya, bahasa daerah sangat sulit dipelajari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 299: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

276

No. Pernyataan

Skala

SS S TS STS

57 Menurut saya, bahasa daerah tidak mampu

bersaing dengan bahasa lainnya di era globalisasi

ini.

58 Menurut saya, bahasa daerah dapat terganti dengan

bahasa lainnya.

59 Sebagai generasi penerus, saya bersedia untuk

membantu pengembangan bahasa daerah agar

tidak ketinggalan dengan bahasa-bahasa lainnya.

60 Saya merasa bangga ketika menggunakan bahasa

daerah saya dalam berbagai kesempatan di

kampus.

61 Bahasa daerah tidak dapat menunjukkan prestise

(wibawa) seseorang.

62 Bahasa daerah tidak dapat menunjukkan

kemodernan.

63 Saya merasa tidak percaya diri ketika berbicara

dalam bahasa daerah.

64 Bahasa daerah saya dapat melambangkan jati diri

saya.

65 Saya kurang menguasai adanya kaidah-kaidah

yang berlaku dalam bahasa daerah saya.

66 Ketika berbicara menggunakan bahasa daerah,

saya sering memasukkan istilah-istilah dalam

bahasa Indonesia juga.

67 Ketika sedang berbicara menggunakan bahasa

daerah, saya sering memasukkan istilah-istilah

dalam bahasa asing juga.

68 Saya merasa tertarik untuk mempelajari bahasa

daerah saya lebih dalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 300: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

277

LAMPIRAN 3 SURAT IZIN VALIDATOR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 301: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

278

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 302: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

279

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 303: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

280

LAMPIRAN 4 HASIL UJI VALIDASI OLEH AHLI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 304: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

281

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 305: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

282

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 306: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

283

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 307: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

284

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 308: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

285

LAMPIRAN 5 PENGANTAR SURAT IZIN PENELITIAN DARI PRODI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 309: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

286

LAMPIRAN 6 SURAT IZIN PENELITIAN DARI UNIVERSITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 310: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

287

LAMPIRAN 7 SKOR UJICOBA BUTIR BAHASA INDONESIA

184169 170 164 161 164 169 165 163 158 161

154 154 152 152 150 150 150 150 148 151 150 144 144 142 147 144 144 140 144

0

50

100

150

200

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30

SKOR UJI COBA R1-R30

144 141136 137 137 136 134

139131 131 130 133

125 124 123 120 123 119125

119 119114 115 111

105 108 108 107

0

20

40

60

80

100

120

140

160

R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57

SKOR UJI COBA R31-R57

Keterangan:

RU= responden ujicoba (Misal: RU1 berarti responden 1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 311: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

288

LAMPIRAN 8 KONVERSI SKOR UJICOBA BUTIR BAHASA INDONESIA

115107 110

103 106 104 105 102 101 97103 100 100

94 95 96 97 95 92 92 96 9690

8590 92 90 89 88 90

0

20

40

60

80

100

120

140

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30

KONVERSI SKOR UJICOBA BAHASA INDONESIA R1-R30

8882

7986

83 81

88

80 79 7882

73 73 7369

7467

7369 68

65 67

58 57 58 60 59

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57

KONVERSI SKOR UJICOBA R31-R57

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden 1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 312: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

289

LAMPIRAN 9 HARGA T BUTIR BAHASA INDONESIA

PERNYATAAN SKOR PERNYATAAN SKOR

P1 4.66877 P20 4.41800

P2 3.05431 P21 3.93030

P3 5.40124 P22 3.92532

P4 1.80308 P23 3.75224

P5 4.38003 P24 3.41837

P6 4.26589 P25 2.31509

P7 7.66702 P26 2.88397

P8 6.33002 P27 3.62990

P9 2.31294 P28 7.11438

P10 2.23648 P29 5.23362

P11 3.05040 P30 6.58193

P12 3.04829 P31 3.91544

P13 3.32020 P32 2.43376

P14 3.46167 P33 2.12142

P15 2.72784 P34 2.24776

P16 3.90711 P35 3.04829

P17 2.82562 P36 2.79679

P18 2.00875 P37 2.52380

P19 3.33964 P38 2.26050

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 313: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

290

LAMPIRAN 10 SKOR UJICOBA BUTIR BAHASA DAERAH

119 123114 111 112 110

105110

105 104 104 107102 103 99 99 99 99 98 98 96 96 95 95 95 94 93 93 93 92

0

20

40

60

80

100

120

140

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30

SKOR UJICOBA R1-R30

92 92 90 90 89 89 89 88 88 87 8784

81 83 8380 80

7477

7074 74 73

67 65 63

43

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57

SKOR UJICOBA R31-R57

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden 1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 314: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

291

LAMPIRAN 11 KONVERSI SKOR UJICOBA KUESIONER BUTIR BAHASA DAERAH

81 83 81 80 82 8175

81

7477 77 76

73 72 73 73 73 72 71 69 71 72 71 7369 70

6469 67 67

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30

KONVERSI SKOR UJICOBA R1-R30

67 6865 63

66 6663 62 64 64 66

6057

60 6257 57

54 55

4854 54 53 51 50

45

27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57

KONVERSI SKOR UJICOBA R31-R57

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden 1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 315: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

292

LAMPIRAN 12 HARGA T BUTIR BAHASA DAERAH

PERNYATAAN SKOR PERNYATAAN SKOR

P39 3.02791 P54 3.36509

P40 2.60293 P55 3.05332

P41 3.02072 P56 2.02328

P42 3.25597 P57 5.10686

P43 3.77976 P58 3.26410

P44 4.11523 P59 3.54904

P45 2.97202 P60 3.75137

P46 1.96852 P61 2.59243

P47 3.77976 P62 3.80202

P48 3.75612 P63 2.90333

P49 2.47886 P64 1.84060

P50 3.71912 P65 2.13863

P51 3.21668 P66 2.24625

P52 1.72441 P67 2.42342

P53 2.00087 P68 2.16088

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 316: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

293

LAMPIRAN 13 DESKRIPTIF STATISTIK UJI VALIDITAS PRODUCT

MOMENT BUTIR BAHASA INDONESIA

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

P1 2.421 .8006 57

P2 2.035 .7784 57

P3 2.105 .8169 57

P4 1.965 .6537 57

P5 2.298 .7311 57

P6 2.211 .6192 57

P7 2.228 .8241 57

P8 2.018 .7674 57

P9 2.070 .8422 57

P10 2.333 .6637 57

P11 2.333 .7400 57

P12 2.404 .7285 57

P13 2.421 .7547 57

P14 2.351 .7674 57

P15 2.439 .8241 57

P16 2.351 .8127 57

P17 2.123 .5369 57

P18 2.439 .7563 57

P19 2.018 .7674 57

P20 2.123 .8466 57

P21 2.211 .7255 57

P22 2.333 .7638 57

P23 2.456 .7808 57

P24 1.912 .7387 57

P25 2.684 .7358 57

P26 2.333 .6901 57

P27 2.193 .8115 57

P28 2.368 .7707 57

P29 1.965 .9056 57

P30 1.982 .8127 57

P31 2.439 .9067 57

P32 2.228 .6551 57

P33 2.123 .7576 57

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

P34 2.421 .7058 57

P35 2.368 .6977 57

P36 2.474 .7098 57

P37 2.316 .8272 57

P38 2.281 .5902 57

TOTAL 85.772 14.8300 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 317: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

294

LAMPIRAN 14 UJI RELIABILITAS TEKNIK ALPHA CRONBACH

BUTIR BAHASA INDONESIA

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 57 100.0

Excludeda 0 0.0

Total 57 100.0

a. Listwise deletion based on

all variables in the procedure.

Reliability

Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.744 39

Scale Statistics

Mean Variance

Std.

Deviation

N of

Items

171.544 879.717 29.6600 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 318: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

295

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

P1 2.421 .8006 57

P2 2.035 .7784 57

P3 2.105 .8169 57

P4 1.965 .6537 57

P5 2.298 .7311 57

P6 2.211 .6192 57

P7 2.228 .8241 57

P8 2.018 .7674 57

P9 2.070 .8422 57

P10 2.333 .6637 57

P11 2.333 .7400 57

P12 2.404 .7285 57

P13 2.421 .7547 57

P14 2.351 .7674 57

P15 2.439 .8241 57

P16 2.351 .8127 57

P17 2.123 .5369 57

P18 2.439 .7563 57

P19 2.018 .7674 57

P20 2.123 .8466 57

P21 2.211 .7255 57

P22 2.333 .7638 57

P23 2.456 .7808 57

P24 1.912 .7387 57

P25 2.684 .7358 57

P26 2.333 .6901 57

P27 2.193 .8115 57

P28 2.368 .7707 57

P29 1.965 .9056 57

P30 1.982 .8127 57

P31 2.439 .9067 57

P32 2.228 .6551 57

P33 2.123 .7576 57

P34 2.421 .7058 57

P35 2.368 .6977 57

P36 2.474 .7098 57

P37 2.316 .8272 57

P38 2.281 .5902 57

TOTAL 85.772 14.8300 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 319: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

296

LAMPIRAN 15 DESKRIPTIF STATISTIK UJI VALIDITAS PRODUCT

MOMENT BUTIR BAHASA DAERAH

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

P39 1.912 .7625 57

P40 2.123 .8675 57

P41 2.000 .7792 57

P42 2.105 .6991 57

P43 2.316 .7828 57

P44 2.298 .7311 57

P45 2.175 .6303 57

P46 2.263 .6689 57

P47 1.719 .8184 57

P48 2.421 .6532 57

P49 2.404 .7526 57

P50 2.298 .6805 57

P51 2.474 .6841 57

P52 2.070 .9231 57

P53 2.246 .6623 57

P54 2.053 .8328 57

P55 2.105 .9197 57

P56 2.088 .8080 57

P57 2.193 .7892 57

P58 2.316 .8053 57

P59 1.860 .7892 57

P60 2.263 .8562 57

P61 2.158 .8822 57

P62 2.281 .8609 57

P63 2.281 .9015 57

P64 2.439 .8455 57

P65 2.544 .7089 57

P66 1.965 .5658 57

P67 2.316 .6855 57

P68 2.544 .6832 57

TOTAL 66.228 10.7488 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 320: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

297

LAMPIRAN 16 UJI RELIABILITAS TEKNIK ALPHA CRONBACH

BUTIR BAHASA DAERAH

N %

Cases Valid 57 100.0

Excludeda 0 0.0

Total 57 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability

Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.735 31

Scale Statistics

Mean Variance

Std.

Deviation

N of

Items

132.456 462.145 21.4976 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 321: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

298

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

P39 1.912 .7625 57

P40 2.123 .8675 57

P41 2.000 .7792 57

P42 2.105 .6991 57

P43 2.316 .7828 57

P44 2.298 .7311 57

P45 2.175 .6303 57

P46 2.263 .6689 57

P47 1.719 .8184 57

P48 2.421 .6532 57

P49 2.404 .7526 57

P50 2.298 .6805 57

P51 2.474 .6841 57

P52 2.070 .9231 57

P53 2.246 .6623 57

P54 2.053 .8328 57

P55 2.105 .9197 57

P56 2.088 .8080 57

P57 2.193 .7892 57

P58 2.316 .8053 57

P59 1.860 .7892 57

P60 2.263 .8562 57

P61 2.158 .8822 57

P62 2.281 .8609 57

P63 2.281 .9015 57

P64 2.439 .8455 57

P65 2.544 .7089 57

P66 1.965 .5658 57

P67 2.316 .6855 57

P68 2.544 .6832 57

TOTAL 66.228 10.7488 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 322: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

299

LAMPIRAN 17 DATA IDENTITAS RESPONDEN

Responden Prodi Angkatan Jenis

Kelamin

Tempat

Kelahiran Suku Ayah Suku Ibu Daerah Asal Bahasa Daerah B1

1 PE 2016 Laki-laki Surabaya Kei, Maluku

Tenggara Jawa

Kei, Jawa, Papua Indonesia

2 PSEJ 2014 Laki-laki Muting Manggarai Manggarai NTT

Manggarai

Timur, Ruteng,

Muting

Manggarai

3 PSEJ 2016 Laki-laki Hilimbowo Nias Nias Nias Barat Nias Nias

4 PAK 2015 Laki-laki Eban Ende Ende Ende Lio, Sikka Sikka

5 PBI 2015 Laki-laki Sleman Jawa Batak Yogyakarta Jawa Jawa

6 BK 2014 Laki-laki Kupang Timor

(Dawan) Timor (Dawan)

Ketamenanu,

Ntt Dawan Indonesia

7 PBI 2015 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Ngoko,

Jawa Krama Jawa Ngoko

8 BK 2014 Laki-laki Bantul Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

9 IPPAK 2014 Laki-laki Yogyakarta Jawa Jawa Bantul Jawa Jawa

10 PFIS 2014 Laki-laki Lakhene Nias Nias Nias Nias Nias

11 PAK 2015 Laki-laki Witihama Watoway

(Flores) Kurman (Flores) Flores Timur

Adonara,

Lamaholot Lamaholot

12 PBSI 2015 Laki-laki Suralaga,

Lombok Timur Sasak Sasak Lombok Sasak Sasak

13 PAK 2016 Laki-laki Karawang Jawa Jawa Karawang Sunda, Jawa Sunda

14 PBI 2014 Laki-laki

Jawa,

Tionghoa Jawa, Tionghoa Purworejo Jawa Indonesia

15 PSEJ 2016 Laki-laki

Belian

Sunsang,

Kalbar

Dayak Dayak Ketapang Dayak Dayak

16 PMAT 2015 Laki-laki Pusat Damai Dayak Dayak Kalbar Ribun, Kidoh,

Ahe, Melayu Dayak Ribun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 323: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

300

17 BK 2016 Laki-laki Bantul Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Indonesia

18 IPPAK 2016 Laki-laki Gunung Kidul Jawa Jawa Tangerang,

Banten Jawa, Sunda Jawa

19 PGSD 2016 Laki-laki Pringsewu,

Lampung Jawa Jawa Lampung Jawa Jawa

20 PSEJ 2015 Laki-laki Medan Nias Nias Nias Nias Nias

21 PAK 2015 Laki-laki Kebumen Jawa Jawa Yogyakarta Jawa

22 PGSD 2015 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

23 PMAT 2016 Laki-laki Betun Timor Timor Ntt Tetun Tetun

24 BK 2015 Laki-laki Boawae

Boawae, Flores Boawae Boawae

25 PSEJ 2015 Laki-laki Bancau Tetun Tetun Atambua

Tetun, Fehan,

Timor Portu,

Bunak, Dawan

Tetun

26 PMAT 2015 Laki-laki Purwokerto Jawa Jawa Cilacap Jawa Ngoko,

Jawa Krama

Jawa

Banyumasan

27 PGSD 2016 Laki-laki Sioban,

Mentawai Sarereiket Tasirileleu

Mentawai,

Sumbar

Mentawai,

Minang, Batak Mentawai

28 PMAT 2014 Laki-laki Belingu Batak Batak Pangkalpinang,

Bangka Belitung

Batak, Bangka,

Melayu Indonesia

29 PGSD 2016 Laki-laki Temau, Kalbar Dayak

Embaloh Dayak Embaloh

Kapuas Hulu,

Kalbar

Dayak Embaloh,

Dayak Iban,

Melayu Sarawak,

Dayak Taman

Dayak

Embaloh

30 PSEJ 2014 Laki-laki Tarutung Batak Batak Taratung,

Tapanuli Utara Batak Batak

31 PMAT 2014 Laki-laki Ongalereng,

Solor, Ntt Moron Sogen

Ongalereng,

Solor, Ntt Lamaholot Lamaholot

32 PAK 2014 Laki-laki Manokwari Myobo

(Papua)

Biak-Numfor

(Papua) Serui

Manokwari

(Atam)

Manokwari

(Atam)

33 PBIO 2015 Laki-laki Dasah Suling Dayak Soheng Dayak Bahau Kaltim Dayak Soheng,

Dayak Bahau,

Dayak

Soheng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 324: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

301

Dayak Bukot,

Dayak Seputan,

Dayak Kaya'an

34 PGSD 2016 Laki-laki Pontianak Dayak Dayak Sintang, Kalbar

Desa, Sebaruk,

Kantuk, Melayu,

Kanaytn, Iban

Desa

35 PBI 2016 Laki-laki Yogyakarta China China Yogyakarta Jawa, Ngapak Indonesia

36 PBI 2016 Laki-laki Kulonprogo Jawa Jawa Kulonprogo Jawa Indonesia

37 PMAT 2015 Laki-laki Banjarnegara Jawa Jawa Banjarnegara Jawa Indonesia

38 PBI 2015 Laki-laki Timor-Timur Batak Jawa Yogyakarta Jawa, Batak Indonesia

39 PE 2014 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Minggir, Sleman Jawa Jawa

40 PAK 2014 Laki-laki Bayur Dayak Dayak Sintang, Kalbar Dayak Dayak

41 BK 2014 Laki-laki Pangkal Pinang Jawa Jawa Pangkal Pinang Jawa, Bangka Indonesia

42 BK 2016 Laki-laki Tudus Timor Timor Atambua Tetuh Teri,

Dawah, Marae Indonesia

43 PGSD 2014 Laki-laki Gunung Kidul Jawa Jawa Gunung Kidul Jawa Jawa

44 PSEJ 2014 Laki-laki Bukit Tinggi Nias Nias Nias Nias Nias

45 PBSI 2014 Laki-laki Bantul Jawa Jawa Bantul Jawa Jawa

46 BK 2015 Laki-laki Kupang Lembata Maumere Lembata Tou, Rus, Telo,

Pa, Wawe Mena Wawe Mena

47 PSEJ 2016 Laki-laki Jember Jawa Jawa Jember Jawa, Madura,

Osing Jawa

48 PBSI 2014 Laki-laki Surakarta Jawa Jawa Solo Jawa Jawa Ngoko

49 PSEJ 2016 Laki-laki Jember Batak Jawa Jember Jawa Indonesia

50 PGSD 2016 Laki-laki Singkawang,

Kalbar Dayak Batak Kalbar Melayu, Dayak Indonesia

51 PBI 2016 Laki-laki Klaten Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

52 PE 2014 Laki-laki Manggarai,

Flores Rodo Nawang Manggarai Manggarai Manggarai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 325: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

302

53 PBIO 2014 Laki-laki Pemetung

Basuki Ogan Jawa Palembang Jawa, Komering Jawa

54 PBSI 2015 Laki-laki Yogyakarta Jawa Jawa Sleman Jawa Ngoko,

Jawa Krama Jawa Ngoko

55 PMAT 2016 Laki-laki Halilulik, Belu,

Ntt Nelemataus Sigobere Atambua Tetun, Kemak

56 PBIO 2016 Laki-laki Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Ngoko,

Jawa Krama Jawa Ngoko

57 PGSD 2014 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa, Sunda,

Melayu, Tagalog Indonesia

58 PFIS 2015 Laki-laki Banyuwangi Jawa Jawa Banyuwangi Jawa, Osing,

Madura Jawa

59 BK 2015 Laki-laki Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

60 BK 2016 Laki-laki Atambua, Belu Ende Lembata Atambua Tetun, Lembata Indonesia

61 PBIO 2015 Laki-laki Ende, Flores Ende Ende Ende Ende Ende

62 PGSD 2015 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Sleman Jawa Jawa

63 PBI 2014 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

64 PBI 2014 Laki-laki Yogyakarta Jawa Jawa Sedayu Jawa Indonesia

65 PBI 2016 Laki-laki Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

66 PE 2015 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Sleman Jawa Jawa

67 PBSI 2015 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

68 PMAT 2016 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

69 BK 2016 Laki-laki Buk Timor Timor Kaltim Dawan

70 PGSD 2015 Laki-laki Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

71 PBSI 2016 Laki-laki Wonosobo Jawa Jawa Wonosobo Jawa Jawa

72 PAK 2014 Laki-laki Sleman Jawa Sunda Yogyakarta Jawa Indonesia

73 PBI 2015 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

74 PFIS 2016 Laki-laki Papua Maluku Muyu, Papua Papua Ambon, Muyu Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 326: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

303

75 PBIO 2016 Laki-laki Tanjung

Karang Jawa Jawa Lampung Jawa, Lampung Indonesia

76 IPPAK 2015 Laki-laki Padang Jawa Jawa Padang

Minang, Jawa,

Mentawai, Nias,

Batak

Jawa

77 PGSD 2015 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Sleman Jawa Jawa

78 PBI 2014 Laki-laki Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

79 PE 2015 Laki-laki Bandung Sunda Jawa Bandung Sunda, Jawa Indonesia

80 PGSD 2015 Laki-laki Purworejo Jawa Jawa Purworejo Jawa Jawa

81 PBI 2015 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

82 PBSI 2014 Laki-laki Kulonprogo Jawa Jawa Kulonprogo Jawa Jawa

83 PBSI 2014 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Godean Jawa Jawa

84 PBSI 2016 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

85 PMAT 2014 Laki-laki Bingkului Dayak Dayak Bingkului,

Sintang, Kalbar

Dayak Lebang,

Dayak Desa,

Melayu, Jawa,

Madura

Dayak

Lebang

86 PBSI 2015 Laki-laki Bekasi Jawa Jawa Bekasi Jawa Indonesia

87 PGSD 2014 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Sleman Jawa Jawa

88 IPPAK 2015 Laki-laki Tanjung

Morawa Jawa Batak Toba Medan, Sumut Jawa, Batak Indonesia

89 IPPAK 2016 Laki-laki Sidoreno Jawa Jawa Bantul Jawa Jawa

90 PGSD 2015 Laki-laki Kulonprogo Jawa Jawa Kulonprogo Jawa Ngoko Jawa Ngoko

91 PGSD 2016 Laki-laki Temanggung Jawa Jawa Temanggung Jawa Jawa

92 PBSI 2016 Laki-laki Kulonprogo Jawa Jawa Kulonprogo Jawa Jawa

93 IPPAK 2014 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

94 PGSD 2014 Laki-laki Bukit Murau,

Jambi Jawa Jawa Jambi Jawa, Melayu Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 327: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

304

95 PGSD 2014 Laki-laki Sleman Jawa Jawa Sleman Jawa Ngoko,

Jawa Krama Jawa

96 PGSD 2015 Laki-laki Parraman Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

97 PGSD 2014 Laki-laki Magelang Jawa Jawa Magelang Jawa Jawa

98 PBI 2014 Laki-laki Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Indonesia

99 PBI 2016 Laki-laki Pasuruan Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

100 PAK 2016 Laki-laki Yogyakarta Manado Jawa (Surabaya) Yogyakarta Jawa Indonesia

101 PGSD 2014 Laki-laki Waykanan Jawa Jawa Lampung

Lampung, Jawa,

Jawa Ngapak,

Sunda, Batak

Jawa

102 PAK 2016 Perempuan Malaysia Daton Hurint Larantuka Larantuka Indonesia

103 PGSD 2015 Perempuan Bantul Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

104 IPPAK 2016 Perempuan Samarinda Toraja Toraja Sangatta, Kaltim Toraja Indonesia

105 PBSI 2014 Perempuan Kulonprogo Jawa Jawa Kulonprogo Jawa Indonesia

106 PBIO 2016 Perempuan Samarinda Benuag Bahau Kutai Barat Bahau, Benuag,

Kutai, Banjar Indonesia

107 PSEJ 2015 Perempuan Ambon, P.

Saparua Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon

108 PBSI 2015 Perempuan Cancar, Ntt Manggarai Manggarai Manggarai, Ntt Manggarai Indonesia

109 PGSD 2015 Perempuan Jakarta Jakarta Jawa Jawa Jawa Indonesia

110 PE 2014 Perempuan Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

111 PBIO 2016 Perempuan Pekanbaru,

Riau Batak Batak Riau

Melayu, Minang,

Batak Indonesia

112 PAK 2014 Perempuan Sirombu, Nias

Barat Nias Nias Nias Nias Nias

113 PFIS 2015 Perempuan Bajawa Gero Gero Bajawa, Flores,

Ntt Bajawa Bajawa

114 PBIO 2014 Perempuan Ungaran,

Semarang Jawa Jawa Jateng Jawa Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 328: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

305

115 PAK 2016 Perempuan Pringsewu Jawa Jawa Lampung Jawa, Lampung Indonesia

116 PGSD 2016 Perempuan Tugumulyo Bali Bali Palembang Bali, Palembang,

Jawa Bali

117 PSEJ 2016 Perempuan Nias Nias Nias Nias Barat Nias Nias

118 PBSI 2015 Perempuan Batam Batak Batak Medan Batak,

Simalungun Batak

119 PGSD 2014 Perempuan Bekasi Jawa Jawa Klaten Jawa Indonesia

120 PBI 2016 Perempuan Merauke Kel (Maluku) Jawa Merauke

Indonesia

121 PMAT 2014 Perempuan Putussibau Melayu Melayu-Dayak Putussibau,

Kalbar Hulu Hulu

122 PBIO 2016 Perempuan Lubuklinggau Jawa Jawa Sumatera

Selatan Linggau Linggau

123 PBI 2014 Perempuan Kotabumi Jawa Jawa Lampung Jawa Indonesia

124 PBI 2016 Perempuan Flores Flores Flores Papua Lio, Lamaholot Lio

125 PFIS 2014 Perempuan Bajawa Bajawa Maumere Bajawa Basawo,

Maumere Bajawa

126 PBSI 2014 Perempuan Ruteng,

Manggarai Manggarai Manggarai Manggarai, Ntt Manggarai Indonesia

127 PMAT 2014 Perempuan Klaten Jawa Jawa Bekasi Jawa Indonesia

128 IPPAK 2015 Perempuan Medan Jawa Jawa Bogor Sunda, Jawa Indonesia

129 IPPAK 2016 Perempuan Samarinda Ende Lio Ende Lio Sangatta, Kaltim Ende Indonesia

130 PGSD 2014 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

131 PBIO 2015 Perempuan Samarinda Flores Flores Kutai

Kutai, Dayak,

Banjar, Ntt, Jawa,

Bugis

Indonesia

132 PAK 2014 Perempuan Gunung Kidul Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

133 PBSI 2014 Perempuan Jentawang Dayak Dayak Sintang, Kalbar Dayak Iban,

Melayu Dayak Iban

134 PGSD 2014 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 329: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

306

135 PGSD 2016 Perempuan Medan Batak Batak Medan Batak Toba Batak Toba

136 PGSD 2016 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

137 PFIS 2015 Perempuan Lewoleba,

Lembata Baran Beniwhaq

Lewoleba,

Lembata

Lamaholot,

Lamalera Indonesia

138 PFIS 2016 Perempuan Wolowiro,

Sikka, Flores

Sikka,

Karwayu

Wolowiro Mbira

Ria Sikka, Wardoik Lio, Sikka Lio

139 PBIO 2014 Perempuan Langgur Kei Kei Kei, Maluku Kei, Ambon Kei

140 PMAT 2016 Perempuan Gunung Kidul Jawa Jawa Cilacap Jawa, Ngapak Indonesia

141 PBIO 2016 Perempuan Sorowako,

Sulsel Toraja Toraja

Sorowako,

Sulsel Toraja Toraja

142 PAK 2016 Perempuan Ruteng,

Manggarai Ende Lio Manggarai Manggarai Manggarai Manggarai

143 PGSD 2014 Perempuan Magelang Jawa Jawa Magelang

Ngoko, Ngoko

Alus, Krama

Alus, Krama

Inggil

Jawa Ngoko

144 PBSI 2014 Perempuan Manggarai Manggarai Manggarai Manggarai, Ntt Manggarai Manggarai

145 PMAT 2015 Perempuan Muara Teweh Batak Batak Kalimantan Banjar Indonesia

146 PMAT 2016 Perempuan Surakarta Jawa Jawa Jawa Jawa Indonesia

147 PMAT 2016 Perempuan Magelang Jawa Jawa Jawa Jawa Indonesia

148 PAK 2016 Perempuan Ruteng,

Manggarai Manggarai Manggarai Indonesia

149 PGSD 2015 Perempuan Baturaja Jawa Jawa Sumsel Jawa Indonesia

150 PGSD 2015 Perempuan Padang Jawa Jawa Padang Minang Indonesia

151 PBI 2015 Perempuan Gunung Kidul Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Indonesia

152 PSEJ 2016 Perempuan Salappak Sabailatti,

Mentawai

Satoinong,

Mentawai Mentawai

Mentawai,

Minang Mentawai

153 PBSI 2015 Perempuan Barong

Tongkok Dayak Bahau Dayak Tunjung Kaltim

Dayak Tunjung,

Dayak Bahau,

Dayak Kutai

Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 330: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

307

154 PBI 2014 Perempuan Bantul Jawa Jawa Bantul Jawa Jawa

155 BK 2015 Perempuan Yogyakarta Flores Jawa Yogyakarta Jawa Indonesia

156 BK 2016 Perempuan Cibinong,

Bogor Jawa Jawa Cibinong, Bogor Sunda, Jawa Jawa

157 PBIO 2015 Perempuan Probolinggo Jawa (Jogja) Jawa (Jogja) Jawa Timur Jawa, Madura Indonesia

158 IPPAK 2016 Perempuan Lampung Jawa Jawa Lampung Jawa Indonesia

159 PGSD 2015 Perempuan Bantul Jawa Jawa Bantul Jawa Jawa

160 PBSI 2016 Perempuan Wejang Raci Polor Lenang Manggarai

Timur Manggarai Manggarai

161 PMAT 2014 Perempuan Jepara Jawa Jawa Jepara Jawa Indonesia

162 PBIO 2015 Perempuan Kabanjahe Batak Karo Batak Karo Tanah Karo,

Medan Batak Karo Batak Karo

163 PBI 2014 Perempuan Sragen Jawa Jawa Sragen Jawa, Banjar,

Dayak Jawa

164 PFIS 2014 Perempuan Malaysia Flores Timur Flores Timur Adonara, Ntt Lamaholot Malaysia

165 PMAT 2014 Perempuan Sukabumi Jawa Sunda Sukabumi, Jawa

Barat Sunda Indonesia

166 BK 2014 Perempuan Jayapura Papua Papua Jayapura Papua Indonesia

167 BK 2014 Perempuan Serang Jawa Jawa Cilegon, Banten Sunda Indonesia

168 PGSD 2014 Perempuan Gunung Kidul Jawa Jawa Gunung Kidul Jawa Jawa

169 PGSD 2016 Perempuan Bantul Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

170 PGSD 2016 Perempuan Gunung Kidul Jawa Jawa Gunung Kidul Jawa Jawa

171 PGSD 2016 Perempuan Bekasi Jawa Jawa Bekasi

Indonesia

172 PBI 2016 Perempuan Tanah Grogot Batak Batak Kaltim Batak, Banjar,

Jawa Indonesia

173 PSEJ 2015 Perempuan Mataloko,

Flores Bajawa Bajawa Ntt Ngada Ngada

174 PBIO 2014 Perempuan Lodoblolong Nuban Making Lembata Lamaholot,

Atadei Lamaholot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 331: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

308

175 PAK 2014 Perempuan Sintang, Kalbar Dayak Dayak Sintang, Kalbar

Akai, Aok, Pedih,

Anang, Piak,

Kituk

Dayak

176 PAK 2015 Perempuan Aek Kanupan Batak Batak Medan

177 PAK 2015 Perempuan Kalirejo,

Lampung Jawa Jawa Lampung Jawa Jawa

178 PBI 2016 Perempuan Gunung Kidul Jawa Jawa Gunung Kidul Jawa Indonesia

179 PMAT 2014 Perempuan Sintang Dayak Lebang

Nado

Dayak Lebang

Nado Sintang, Kalbar

Dayak Lebang,

Dayak Desa,

Melayu

Dayak

Lebang

180 BK 2014 Perempuan Duri Batak Batak Riau Batak, Melayu,

Jawa Indonesia

181 PBIO 2015 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

182 PBIO 2015 Perempuan Kanuruan Toraja Toraja Toraja Toraja Toraja

183 PAK 2014 Perempuan Flores Flores Flores Nogeteo, Flores Nageteo, Ngada

(Bajawa), Mbay Mbay

184 PGSD 2014 Perempuan Sukoharjo Jawa Jawa Lampung Jawa, Lampung Jawa

185 PBI 2016 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Indonesia

186 PSEJ 2015 Perempuan Wonogiri Jawa Jawa Tangerang Jawa, Sunda Indonesia

187 PMAT 2016 Perempuan Batam Batak Batak Batam Batak, Melayu Indonesia

188 BK 2016 Perempuan

Batak Batak Cilegon, Banten Batak Indonesia

189 BK 2016 Perempuan Sorong Flores,

Lembata Jawa (Surabaya)

Sorong, Papua

Barat Jawa Indonesia

190 PBIO 2016 Perempuan Manado Bali Sangihe Manado Manado, Sangihe Manado

191 PGSD 2014 Perempuan Cilacap Jawa Jawa Cilacap Jawa Ngapak Jawa Ngapak

192 PGSD 2016 Perempuan Lerek Namang Namang Lembata, Ntt

Indonesia

193 PFIS 2015 Perempuan Biak, Papua Toraja, Sulsel Toraja, Sulsel Toraja, Sulsel Toraja Indonesia

194 PMAT 2015 Perempuan Cilacap Jawa Jawa Cilacap Jawa,

Banyumasan Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 332: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

309

195 PMAT 2016 Perempuan Kupang Lekibein

(Atambua) Sikka (Maumere) Kupang

Tetun, Timor,

Maumere Timor

196 BK 2016 Perempuan Tangerang Jawa Batak Tangerang Batak, Jawa Batak

197 PBIO 2014 Perempuan Semarang Jawa Jawa Semarang Jawa Jawa

198 PBI 2016 Perempuan Kotabumi Batak Batak Lampung Batak Indonesia

199 PE 2015 Perempuan Bandar

Lampung Jawa Jawa

Bandar

Lampung Jawa, Lampung Indonesia

200 PMAT 2016 Perempuan Sleman Jawa Jawa Bekasi Jawa, Sunda Indonesia

201 BK 2015 Perempuan Nagori Batak Batak Medan Batak Batak

202 PBIO 2015 Perempuan Tasikmalaya Jawa Jawa Jawa Barat Sunda, Jawa Indonesia

203 PAK 2015 Perempuan Parindu Batak Batak Sumut Jawa, Banjar Indonesia

204 PGSD 2014 Perempuan Bengkulu Jawa Jawa Bengkulu Jawa Jawa

205 PGSD 2015 Perempuan Lampung Jawa Jawa Lampung Jawa Indonesia

206 PGSD 2016 Perempuan Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

207 PE 2016 Perempuan Ende Ende Lio Ende Lio Ende, Flores Lio Lio

208 PE 2016 Perempuan Fakfak Batak Batak Medan Batak Indonesia

209 PSEJ 2014 Perempuan Randu Dayak Dayak Kalbar Dayak, Melayu Dayak

210 PMAT 2015 Perempuan Kulonprogo Jawa Jawa Kulonprogo Jawa Jawa

211 PBIO 2014 Perempuan Sorong, Papua

Barat Batak Jawa

Sorong, Papua

Barat Batak, Jawa Indonesia

212 PBIO 2015 Perempuan Empurang Dayak Hulu

Sekadau Dayak Jangkang Sekadau

Dayak Hulu

Sekadau, Dayak

Karabat, Dayak

Taman

Dayak Hulu

Sekadau

213 PAK 2015 Perempuan Manola Sumba Sumba Sumba Barat

Daya Sumba Indonesia

214 PAK 2016 Perempuan Karawang Dayak Kalbar Sunda Karawang Sunda Indonesia

215 PGSD 2014 Perempuan Kendal Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 333: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

310

216 PGSD 2014 Perempuan Sandai Jawa Dayak Kayong Sandai, Kalbar

Dayak Kayong,

Dayak Tumbang

Titi, Dayak

Serengkah,

Dayak Kebuai,

Dayak Sungai

Ingin, Melayu

Melayu

217 PGSD 2015 Perempuan Kulonprogo Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

218 PGSD 2016 Perempuan Sumba Barat

Daya Kodi Kodi

Sumba Barat

Daya Kodi Kodi

219 PBI 2015 Perempuan Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

220 PSEJ 2016 Perempuan Waikabubak Flores,

Manggari Weekelo, Sumba Sumba, Ntt Manggarai Manggarai

221 PBSI 2014 Perempuan Manggarai, Ntt Ramut Lembar Ruteng, Flores Manggarai Manggarai

222 PBSI 2015 Perempuan Bantul Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

223 PBSI 2016 Perempuan Nanga Merakai,

Sintang, Kalbar Dayak Iban Dayak Iban Kalbar Dayak Iban Dayak Iban

224 PGSD 2014 Perempuan Lampung Jawa Jawa Lampung Jawa Jawa

225 PGSD 2015 Perempuan Bantul Jawa Jawa Bantul Jawa Jawa

226 PBI 2014 Perempuan Bantul Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

227 PE 2015 Perempuan Kuningan Sunda Sunda Kuningan Sunda Sunda

228 PSEJ 2014 Perempuan Wonosobo Jawa Jawa Wonosobo Jawa Jawa

229 PBSI 2015 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Indonesia

230 BK 2016 Perempuan Rantepao Toraja Toraja Sulawesi Selatan Toraja Toraja

231 IPPAK 2014 Perempuan Cilacap Cilacap Jawa Jawa Jawa Indonesia

232 PGSD 2014 Perempuan Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

233 PGSD 2016 Perempuan Lurasik Timor Timor Ntt Dawan Dawan

234 PGSD 2016 Perempuan Kotabumi Jawa Jawa Lampung Jawa, Lampung Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 334: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

311

235 PE 2015 Perempuan Wekmutis Lahoan

Beiraek Lahoan Beiraek Atambua, Ntt Tetun Tetun

236 PBSI 2014 Perempuan Gunung Kidul Jawa Jawa Wonosari Jawa Jawa

237 BK 2014 Perempuan Brastagi Batak Karo Batak Karo Brastagi, Medan Batak Karo,

Batak Toba Batak Karo

238 PBIO 2014 Perempuan

Maluku

Tenggara Sulawesi Papua Kei, Papua Papua

239 PGSD 2015 Perempuan Tugu Mulyo,

Oki, Sumsel Melayu Jawa Palembang

Melayu, Jawa,

Komering Melayu

240 PGSD 2016 Perempuan Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

241 PFIS 2016 Perempuan Sorong Gorontalo Jawa Jayapura Jawa Indonesia

242 PBSI 2014 Perempuan Waikabubak Sumba Sumba Ntt Sumba Sumba

243 PMAT 2015 Perempuan Blora Jawa Jawa Tangerang Jawa, Sunda,

Betawi

244 PBIO 2014 Perempuan Batang Jawa Jawa Batang, Jateng Jawa Jawa

245 IPPAK 2016 Perempuan Klaten Flores Jawa Klaten Jawa Jawa

246 PAK 2014 Perempuan Lubuklinggau,

Sumsel Jawa Jawa

Lubuklinggau,

Sumsel Palembang Palembang

247 PGSD 2016 Perempuan Limu Savereake Saroromanggeak Mentawai,

Sumbar Mentawai Mentawai

248 PGSD 2016 Perempuan Medan Batak Batak Brebes, Jateng Jawa, Batak Batak

249 PBSI 2016 Perempuan Kupang Bali Flores Kupang, Ntt Jawa Indonesia

250 PAK 2014 Perempuan Kendari,

Sulteng Jawa

Jawa, Timor,

Toraja Makassar, Sulsel

Indonesia

251 PGSD 2014 Perempuan Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

252 PGSD 2014 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

253 PGSD 2015 Perempuan Tanjung Sakti Jawa Jawa Lampung Jawa, Lampung Jawa

254 PBI 2016 Perempuan Sukabumi Jawa (Yogya) Tionghoa-Betawi Sukabumi Sunda, Betawi Betawi

255 PBI 2016 Perempuan Jakarta Jawa Jawa Jakarta

Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 335: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

312

256 PFIS 2014 Perempuan Balibo Timor Timor Atambua, Belu,

Ntt Tetun, Kemak Tetun

257 PBSI 2016 Perempuan Manggarai Manggarai Melayu Manggarai, Ntt Manggarai Indonesia

258 PMAT 2014 Perempuan Sleman Jawa Jawa Bantul Jawa Indonesia

259 PGSD 2014 Perempuan Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

260 PGSD 2016 Perempuan Kebumen Jawa Jawa Kebumen Jawa Ngoko Jawa Ngoko

261 PGSD 2016 Perempuan Ketapang,

Kalbar Dayak Dayak

Ketapang,

Kalbar Dayak, Melayu Dayak

262 PBI 2015 Perempuan Surakarta Tionghoa Jawa Solo Jawa Indonesia

263 PFIS 2015 Perempuan Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Indonesia

264 PBSI 2016 Perempuan Kemangai Dayak

Ud'danum Dayak Ud'danum Kalbar Dayak Dayak

265 PMAT 2015 Perempuan Purwokerto Jawa Jawa Purwokerto Banyumasan Indonesia

266 BK 2015 Perempuan Sleman Jawa Jawa Magelang Jawa Jawa

267 PBIO 2015 Perempuan Tim-Tim Jawa Jawa Jawa Tengah Jawa, Dayak Indonesia

268 PBIO 2015 Perempuan Pulau Majang Ntt Dayak Taman Kapuas Hulu,

Kalbar

Melayu, Dayak

Taman Melayu

269 IPPAK 2015 Perempuan Temanggung Jawa Jawa Temanggung Jawa Jawa

270 IPPAK 2016 Perempuan Lampung Batak Batak Lampung

Indonesia

271 PGSD 2015 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

272 PGSD 2015 Perempuan Sleman Jawa Jawa Sleman Jawa Jawa

273 PGSD 2015 Perempuan Sleman Jawa Jawa Sleman Jawa Jawa

274 PBI 2014 Perempuan Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Indonesia

275 PBI 2014 Perempuan Ketapang,

Kalbar Sunda Melayu

Ketapang,

Kalbar Melayu Melayu

276 PBI 2015 Perempuan Dili Jawa Ntt Yogyakarta Jawa, Tetun Indonesia

277 PE 2014 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 336: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

313

278 PMAT 2015 Perempuan Dili Jawa Jawa Magelang Jawa Jawa

279 PMAT 2016 Perempuan Lombok Barat Bali Makassar Bali Bali, Makassar Indonesia

280 PMAT 2016 Perempuan Bantul Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Indonesia

281 PMAT 2016 Perempuan Denpasar Bali Bali Badung, Bali Bali Bali

282 PBIO 2016 Perempuan Batu Nanta Dayak Dayak Siutang, Kalbar Dayak Kantu'k,

Dayak Iban Indonesia

283 IPPAK 2015 Perempuan Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

284 PAK 2015 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

285 PGSD 2015 Perempuan Magelang Jawa Jawa Magelang Jawa Jawa

286 PGSD 2016 Perempuan Sleman Jawa Jawa Kalasan Jawa Jawa

287 PBI 2014 Perempuan Kebumen Jawa Banjar Kebumen Jawa Ngapak,

Dayak, Banjar Indonesia

288 BK 2014 Perempuan Bekasi Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Indonesia

289 BK 2015 Perempuan Desa Suka Batak Karo Batak Karo Tanah Karo Batak Karo Batak Karo

290 PGSD 2015 Perempuan Kulonprogo Jawa Jawa Kulonprogo Jawa Jawa

291 PGSD 2015 Perempuan Haitimuk

Atambua Tetun Tetun

292 PFIS 2016 Perempuan Sikakap Batak Mentawai Mentawai Mentawai,

Minang Minang

293 PMAT 2015 Perempuan Cilacap Jawa Jawa Cilacap Jawa,

Banyumasan Indonesia

294 PGSD 2016 Perempuan Klaten Jawa Sulawesi Klaten Jawa Jawa

295 PBI 2014 Perempuan Batang Jawa Jawa Batang, Jateng Jawa Jawa

296 PBI 2015 Perempuan Cilacap Jawa Jawa Cilacap Jawa Indonesia

297 PBI 2016 Perempuan Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Indonesia

298 PE 2014 Perempuan Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

299 PAK 2014 Perempuan Bandung Jawa Sunda Bandung Jawa, Sunda Indonesia

300 PAK 2015 Perempuan Magelang Jawa Jawa Magelang Jawa Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 337: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

314

301 PGSD 2014 Perempuan Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

302 PGSD 2014 Perempuan Magelang Jawa Jawa Dukun,

Magelang Jawa Jawa

303 PGSD 2015 Perempuan Magelang Flores Jawa Magelang Jawa Indonesia

304 PBI 2014 Perempuan Bekasi Flores Jawa Bekasi Betawi, Sunda,

Jawa Indonesia

305 PBI 2015 Perempuan Magelang Jawa Jawa Grabag,

Magelang Jawa Jawa

306 PBI 2015 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

307 PFIS 2014 Perempuan Klaten Jawa Jawa Klaten Jawa Jawa

308 PE 2015 Perempuan

Ritan Waton Larantuka, Ntt Lamaholot Lamaholot

309 PE 2016 Perempuan Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta

Indonesia

310 PE 2016 Perempuan Kewapante, Ntt Nangaroro Kotakeo Nagekeo, Flores Nagekeo Nagekeo

311 PBSI 2015 Perempuan Bantul Jawa Jawa Bantul Jawa Jawa

312 PMAT 2014 Perempuan Kotabaru Flores Dayak Keninjal Kalbar Dayak Linoh,

Dayak Keninjal Indonesia

313 IPPAK 2014 Perempuan Duri Batak Batak Riau Melayu, Minang,

Jawa, Batak Indonesia

314 PGSD 2014 Perempuan Purworejo Jawa Jawa Kutoarjo Jawa Jawa

315 PGSD 2014 Perempuan Magelang Jawa Jawa Magelang Jawa Jawa

316 PGSD 2015 Perempuan Kulonprogo Jawa Jawa Kulonprogo Jawa Jawa

317 PGSD 2015 Perempuan Sarko Jawa Jawa Jambi Jambi Indonesia

318 PGSD 2015 Perempuan Temanggung Jawa Jawa Temanggung Jawa Jawa

319 PGSD 2015 Perempuan Sleman Jawa Jawa Moyudan,

Sleman Jawa Jawa

320 PGSD 2016 Perempuan Sejiram Dayak Dayak Kalbar Dayak Suhaid,

Dayak Iban Dayak

321 PGSD 2016 Perempuan Batam Batak Batak Batam Batak Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 338: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

315

322 PBI 2014 Perempuan Magelang Cina Jawa Magelang Jawa Jawa

323 PBSI 2016 Perempuan Flores Manggarai Manggarai Flores Manggarai Manggarai

324 PBI 2015 Perempuan Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

325 PBSI 2014 Perempuan Pontianak Dayak Dayak Kapuas Hulu,

Kalbar Dayak Dayak

326 PMAT 2014 Perempuan Banyumas Jawa Jawa Purwokerto Jawa,

Banyumasan Jawa

327 PAK 2015 Perempuan Sleman Cina Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

328 PGSD 2015 Perempuan Lempuing Jawa Jawa Palembang Jawa, Komering Jawa

329 PBI 2014 Perempuan Magelang Jawa Jawa Muntilan Jawa Jawa

330 PBI 2014 Perempuan Surabaya Jawa Jawa Surabaya Jawa (Surabaya) Indonesia

331 PBI 2015 Perempuan Bengkulu Jawa Jawa Bengkulu Jawa, Batak,

Bengkulu Bengkulu

332 PFIS 2016 Perempuan Biak, Papua Muyu

(Merauke) Biak Manokwari Biak, Merauke Biak

333 BK 2015 Perempuan Serang Batak Jawa Serang Jawa, Sunda Indonesia

334 BK 2016 Perempuan Pangkal Niur Jawa Melayu Bangka Belitung Bangka

335 PBI 2014 Perempuan Magelang Jawa Jawa Muntilan Jawa Krama,

Jawa Ngoko Jawa Ngoko

336 PBI 2015 Perempuan Yogyakarta Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Indonesia

337 PBI 2015 Perempuan Sleman Jawa Jawa Yogyakarta Jawa Jawa

338 PFIS 2014 Perempuan Tomohon,

Sulut Minahasa Minahasa

Tomohon,

Manado

Tombulu,

Tomohon Tomohon

339 PGSD 2016 Perempuan Jambi Jawa Jawa Jambi Melayu Indonesia

340 PBI 2016 Perempuan Bangkok Dayak

Tunjung Dayak Benuaq Kaltim

Tunjung, Benuaq,

Kenyah, Bahau,

Aauheng, Melayu

Tunjung

341 PBI 2015 Perempuan Sanggau,

Kalbar Jawa Dayak Kalbar

Dayak, Jawa,

Melayu Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 339: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

316

342 BK 2015 Perempuan Timor Leste Betano Same Betano Sesurai Tetum, Mambae,

Bunak Timor Leste

343 PBIO 2014 Perempuan

Minahasa Halmahera Maluku Utara Maluku Maluku

344 PBI 2016 Perempuan Banjarmasin Dayak

Maanyan Ambon Kalteng

Dayak Maanyan,

Banjar Banjar

345 PGSD 2015 Perempuan Wonosobo Jawa Jawa Wonosobo Jawa Jawa

346 PMAT 2015 Perempuan Baradatu,

Lampung Jawa Jawa

Lampung

Tengah Jawa Indonesia

347 PBI 2016 Perempuan Kuningan Sunda Sunda Jawa Barat Sunda Sunda

348 PBIO 2016 Perempuan Sorong, Papua

Barat Papua (Moi) Jawa Sorong Papua Indonesia

349 PAK 2016 Perempuan Sukabitetek Dawan Tetun Ntt Tetun Tetun

350 PBI 2014 Perempuan Sanggau,

Kalbar Jawa Dayak Sanggau Dayak, Jawa Dayak

351 IPPAK 2015 Perempuan B. Tabang Toraja Toraja Toraja Toraja, Makassar Toraja

352 PGSD 2016 Perempuan Solo Jawa Jawa Solo Jawa Jawa

353 PBI 2014 Perempuan Tangerang Jawa Jawa Tangerang Jawa Indonesia

354 PBI 2015 Perempuan Yogyakarta Jawa Cina Yogyakarta Jawa Indonesia

+Inggris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 340: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

317

LAMPIRAN 18 DATA SKOR MENTAH BUTIR-BUTIR PERNYATAAN TENTANG BAHASA INDONESIA

146141 137 136 135 134 134 133 132 132 131 131 130 130 130 130 129 129 129 129 128 128 128 127 127 127 126 126 125 125 125 124 123 123 123 123 123 122 122 121 120 119 119 119 119 118 118 118 117 116

0

20

40

60

80

100

120

140

160

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50

SKOR R1-R50

116 116 115 115 115 114 114 114 113 113 113 113 112 112 112 112 112 112 111 111 111 110 110 110 109 109 109 109 109 108 108 108 108 107 107 106 105 104 104 104 104 104 102 102 100 97 95 95 95 9488

0

20

40

60

80

100

120

140

SKOR R51-101

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 341: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

318

149 149147

145143 143 143 142 142 141 140 140 139 139 139 139 139 138 138 138

136 136 136 136 136 136 135 135 135 134 134 134 133 133 133 133 133 132 132 131 131 131 131 131 131 131 130 130 130

120

125

130

135

140

145

150

155

SKOR R102-R150

130 130 130129

128 128 128 128 128 128 128127 127 127 127

126 126 126 126 126 126 126 126125 125 125 125 125 125

124 124 124 124 124 124 124 124123 123 123 123 123 123 123 123

122 122 122 122 122

118

120

122

124

126

128

130

132

SKOR R151-R200

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 342: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

319

121 121 121 121 121 121 121 121 121 121

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

119 119 119 119 119 119

118 118 118 118 118 118 118

117 117 117 117 117 117 117

116 116 116 116 116 116

115

112

114

116

118

120

122

SKOR R201-R250

115 115 115 115 115 115 115 115

114 114 114 114 114 114 114

113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113

112 112 112 112 112 112

111 111 111 111 111 111

110 110 110 110 110

109 109

106

108

110

112

114

116

SKOR R251-R300

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 343: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

320

109 109 109 109 109 109 109 109 109 109 109 109 108 108 108 108 108 108 108 108 108 108 108 107 107 107 106 106 106 106 106 106 105 105 105 105 105 105 104 104 103 102 102 102 101 101 100 99 99 99 96 93 9384

0

20

40

60

80

100

120

SKOR R301-R354

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 344: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

321

LAMPIRAN 19 DATA SKOR MENTAH BUTIR-BUTIR PERNYATAAN BAHASA DAERAH

107 104 102 100 100 97 96 94 93 92 92 91 90 90 89 89 89 89 89 88 87 87 87 86 86 86 86 86 86 86 85 85 84 84 84 84 83 83 83 83 82 82 82 82 82 82 82 81 81 81

0

20

40

60

80

100

120

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50

SKOR BAHASA DAERAH R1-R50

80 80 80 80 79 79 78 78 78 78 78 78 78 77 77 76 76 76 76 76 75 75 75 75 74 74 74 74 74 72 72 72 72 72 72 71 71 70 70 69 69 68 67 66 66 65 63 63 6053 51

0

20

40

60

80

100

SKOR BAHASA DAERAH R51-R101

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 345: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

322

108 107 105 105 103 102 100 97 97 96 95 94 93 93 92 92 91 91 90 90 90 90 90 90 89 88 88 88 88 88 88 88 87 87 87 87 86 86 86 86 86 85 85 85 85 85 84 84 84

0

20

40

60

80

100

120

SKOR BAHASA DAERAH R102-R150

84 84 84 84 84 84 84

83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83

82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

79

80

81

82

83

84

85

R151 R152 R153 R154 R155 R156 R157 R158 R159 R160 R161 R162 R163 R164 R165 R166 R167 R168 R169 R170 R171 R172 R173 R174 R175 R176 R177 R178 R179 R180 R181 R182 R183 R184 R185 R186 R187 R188 R189 R190 R191 R192 R193 R194 R195 R196 R197 R198 R199 R200

SKOR BAHASA DAERAH R151-R200

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 346: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

323

80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79

78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

77 77 77 77 77 77 77

75

76

77

78

79

80

81

R201 R202 R203 R204 R205 R206 R207 R208 R209 R210 R211 R212 R213 R214 R215 R216 R217 R218 R219 R220 R221 R222 R223 R224 R225 R226 R227 R228 R229 R230 R231 R232 R233 R234 R235 R236 R237 R238 R239 R240 R241 R242 R243 R244 R245 R246 R247 R248 R249 R250

SKOR BAHASA DAERAH R201-R250

77 77

76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76

75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75

74 74 74 74 74 74 74

73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73

71

72

73

74

75

76

77

78

SKOR BAHASA DAERAH R251-R300

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 347: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

324

73 73 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 71 71 71 71 71 71 71 71 71 70 70 70 70 69 69 69 69 69 68 68 68 68 67 67 67 67 66 66 65 64 64 63 61 61 61 60 59 58 5649

40

0

20

40

60

80

SKOR BAHASA DAERAH R300-R354

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 348: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

325

LAMPIRAN 20 DATA SESUDAH KONVERSI BUTIR-BUTIR PENYATAAN BAHASA INDONESIA

135 131 127 125 123 123 122 122 122 121 121 120 119 119 119 119 118 118 118 117 117 116 116 117 117 116 116 115 115 114 114 114 114 111 112 113 113 111 111 110 108 107 108 107 108 104 107 107 106 104

0

50

100

150

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50

KONVERSI SKOR BAHASA INDONESIA R1-R50

105 106 103 105 104 103 103 102 101 102 103 101 102 101 101 101 98 102 99 101 101 100 98 98 98 99 98 99 99 96 98 97 97 94 95 95 94 91 92 91 92 92 90 87 86 82 7986 82 77 74

0

20

40

60

80

100

120

R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 R64 R65 R66 R67 R68 R69 R70 R71 R72 R73 R74 R75 R76 R77 R78 R79 R80 R81 R82 R83 R84 R85 R86 R87 R88 R89 R90 R91 R92 R93 R94 R95 R96 R97 R98 R99 R100 R101

KONVERSI SKOR BAHASA INDONESIA R51-R101

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 349: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

326

138 138 137134

132 133 133131 131 130 129 129 128 128 129 129 129

127 127 127125 125 126 125 125 124 125 125 125

123 123 122 121 122 123120

122 121 121 120 120 121 121 121119 120 120 120 119

105

110

115

120

125

130

135

140

R102 R103 R104 R105 R106 R107 R108 R109 R110 R111 R112 R113 R114 R115 R116 R117 R118 R119 R120 R121 R122 R123 R124 R125 R126 R127 R128 R129 R130 R131 R132 R133 R134 R135 R136 R137 R138 R139 R140 R141 R142 R143 R144 R145 R146 R147 R148 R149 R150

KONVERSI SKOR BAHASA INDONESIA R100-R150

120 120119

118 118117 117

115

117118

117116 116

117116 116

115116

115116

114

116 116

114115

114113

115

113112 112

113112

114 114 114113

111112 112

111

113112

113112 112

110

112 112 112

104

106

108

110

112

114

116

118

120

122

R151 R152 R153 R154 R155 R156 R157 R158 R159 R160 R161 R162 R163 R164 R165 R166 R167 R168 R169 R170 R171 R172 R173 R174 R175 R176 R177 R178 R179 R180 R181 R182 R183 R184 R185 R186 R187 R188 R189 R190 R191 R192 R193 R194 R195 R196 R197 R198 R199 R200

KONVERSI SKOR BAHASA INDONESIA R151-R200

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 350: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

327

110111 111

108

111110 110

111112

111110

109110

109110

107108

110109

107

109 109110

108 108109

107108 108

107

104105

107108

107108 108

107106

104

107106 106

105104

105104 104

106

103

98

100

102

104

106

108

110

112

114

R201 R202 R203 R204 R205 R206 R207 R208 R209 R210 R211 R212 R213 R214 R215 R216 R217 R218 R219 R220 R221 R222 R223 R224 R225 R226 R227 R228 R229 R230 R231 R232 R233 R234 R235 R236 R237 R238 R239 R240 R241 R242 R243 R244 R245 R246 R247 R248 R249 R250

KONVERSI SKOR BAHASA INDONESIA R201-R250

104 104105 105 105

104 104 104103

102

104105

104103

104

102

100

103

101 101102

101

103 103 103

101

103102

103 103 103

101100

101102

100

102

100 100101

100 100101

9899 99 99

97

9998

92

94

96

98

100

102

104

106

R251 R252 R253 R254 R255 R256 R257 R258 R259 R260 R261 R262 R263 R264 R265 R266 R267 R268 R269 R270 R271 R272 R273 R274 R275 R276 R277 R278 R279 R280 R281 R282 R283 R284 R285 R286 R287 R288 R289 R290 R291 R292 R293 R294 R295 R296 R297 R298 R299 R300

KONVERSI SKOR BAHASA INDONESIA R251-R300

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 351: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

328

98 99 98 98 95 96 98 99 97 97 95 99 96 94 96 98 97 98 97 97 98 96 96 94 95 96 95 94 9691 94 96 94 92 94 92 93 94 92 94 91 89 90 88 89 89 89 86 86 86 82 81 80

71

0

20

40

60

80

100

120

R301 R302 R303 R304 R305 R306 R307 R308 R309 R310 R311 R312 R313 R314 R315 R316 R317 R318 R319 R320 R321 R322 R323 R324 R325 R326 R327 R328 R329 R330 R331 R332 R333 R334 R335 R336 R337 R338 R339 R340 R341 R342 R343 R344 R345 R346 R347 R348 R349 R350 R351 R352 R353 R354

KONVERSI SKOR BAHASA INDONESIA R301-R354

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 352: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

329

LAMPIRAN 21 DATA SESUDAH KONVERSI BUTIR-BUTIR PENYATAAN BAHASA DAERAH

108 106 106101 103

99 99 98 97 97 95 9296 93 92 92 93 90 92 95

89 91 91 92 91 88 89 89 90 91 90 89 90 87 88 89 90 90 8884

88 86 87 88 88 89 86 8882

87

0

20

40

60

80

100

120

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50

KONVERSI SKOR BAHASA DAERAH R1-R50

85 8287

83 86 8578

84 85 85 83 82 85 8378 80 83 82 79 80 78

82 80 80 81 79 81 80 80 79 79 79 77 79 77 76 77 7569 72 75 74 72 72 72 69

6468 67

53 52

0

20

40

60

80

100

R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 R64 R65 R66 R67 R68 R69 R70 R71 R72 R73 R74 R75 R76 R77 R78 R79 R80 R81 R82 R83 R84 R85 R86 R87 R88 R89 R90 R91 R92 R93 R94 R95 R96 R97 R98 R99 R100 R101

KONVERSI SKOR BAHASA DAERAH R51-R101

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 353: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

330

109 108 108104 106 105 102

98 99 99 97 98 96 96 96 95 95 96 93 92 94 95 94 94 93 92 93 93 91 94 91 91 89 88 91 89 90 91 89 89 90 87 90 89 90 90 88 8983

0

20

40

60

80

100

120

R102 R103 R104 R105 R106 R107 R108 R109 R110 R111 R112 R113 R114 R115 R116 R117 R118 R119 R120 R121 R122 R123 R124 R125 R126 R127 R128 R129 R130 R131 R132 R133 R134 R135 R136 R137 R138 R139 R140 R141 R142 R143 R144 R145 R146 R147 R148 R149 R150

KONVERSI SKOR BAHASA DAERAH R102-150

88 8887

9190 90 90

89

87

89

86

90

88

86

88

9089

87

8988

87 87

83

8788

89

87

84

87

82

88

8687

8887

8887 87

8485

8788

87 87 87 87

8586 86

87

75

80

85

90

95

R151 R152 R153 R154 R155 R156 R157 R158 R159 R160 R161 R162 R163 R164 R165 R166 R167 R168 R169 R170 R171 R172 R173 R174 R175 R176 R177 R178 R179 R180 R181 R182 R183 R184 R185 R186 R187 R188 R189 R190 R191 R192 R193 R194 R195 R196 R197 R198 R199 R200

KONVERSI SKOR BAHASA DAERAH R151-200

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 354: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

331

87

85

8786

8786

8786

87 8786 86 86

8384

85 8586

83

85

8283

84

8283

85 85

82

85

81

84 8483

84 84

80

8382

85 85 85 85 8584 84 84

82

84

82

79

74

76

78

80

82

84

86

88

R201 R202 R203 R204 R205 R206 R207 R208 R209 R210 R211 R212 R213 R214 R215 R216 R217 R218 R219 R220 R221 R222 R223 R224 R225 R226 R227 R228 R229 R230 R231 R232 R233 R234 R235 R236 R237 R238 R239 R240 R241 R242 R243 R244 R245 R246 R247 R248 R249 R250

KONVERSI SKOR BAHASA DAERAH R201-R250

81

84

8283

78

82 82

80

82 82 8283

82 8281

8281

82 82

80

78

82

78

81 81

79

82

79

81

78

8081

80

78

80

75

80 80

74

78

76

8079 79 79 79

78

7677

74

65

70

75

80

85

R251 R252 R253 R254 R255 R256 R257 R258 R259 R260 R261 R262 R263 R264 R265 R266 R267 R268 R269 R270 R271 R272 R273 R274 R275 R276 R277 R278 R279 R280 R281 R282 R283 R284 R285 R286 R287 R288 R289 R290 R291 R292 R293 R294 R295 R296 R297 R298 R299 R300

KONVERSI SKOR BAHASA DAERAH R251-R300

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 355: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

332

78 80 79 77 79 79 77 78 78 78 79 79 7976 78 78 78

7278 78 78 78 76 75 76 77 76 74 75 76 76 75 74 75 75

68 68 69 70 6973 72

6670

64 6663

67

6065

58 57

50

39

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

R301 R302 R303 R304 R305 R306 R307 R308 R309 R310 R311 R312 R313 R314 R315 R316 R317 R318 R319 R320 R321 R322 R323 R324 R325 R326 R327 R328 R329 R330 R331 R332 R333 R334 R335 R336 R337 R338 R339 R340 R341 R342 R343 R344 R345 R346 R347 R348 R349 R350 R351 R352 R353 R354

KONVERSI SKOR BAHASA DAERAH R301-R354

Keterangan:

R= responden, (Misal: R1 berarti responden ke-1 dan R31 berarti responden ke-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 356: SIKAP BAHASA MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN … · bahasa Indonesia dan bahasa daerah; dan (3) mendeskripsikan perbedaan sikap bahasa antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

333

BIODATA PENULIS

Natalia Sulistyanti Harsanti lahir pada tanggal 29 Desember

1992 di Kotabumi, Lampung Utara. Penulis memulai

pendidikan di TK Xaverius Kotabumi pada tahun 1997 dan

selesai pada tahun 1998. Kemudian, penulis bersekolah di

SD Xaverius Kotabumi dan selesai pada tahun 2004. Setelah

lulus SD, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Xaverius Kotabumi dan selesai

pada tahun 2007. Pendidikan SMA diselesaikan pada tahun 2010 di SMA

Xaverius Pringsewu. Pada tahun itu juga, penulis melanjutkan pendidikan di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas dan Ilmu Pendidikan (FKIP),

Jurusan Pendidikan bahasa dan Seni, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia.

Lulus pada tahun 2015 dengan skripsi Pemakaian Kalimat Efektif dalam Skripsi

Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lulusan Tahun 2012/2013 sebagai Wahana Pemartabatan Bahasa. Pada tahun

yang sama, penulis melanjutkan studi di Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Program Magister Universitas Sanata Dharma dan lulus pada

tahun 2017 dengan tesis yang berjudul Sikap Bahasa Mahasiswa Laki-laki dan

Perempuan FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap Bahasa Indonesia dan

Bahasa Daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI