Sigalovada Sutta

6
TUGAS IDIVIDU I Deonardo Hermawan-13011072 SIGALOVADA SUTTA Arah timur : orang tua(ayah dan ibu) Dulu, waktu awal semester 1 kelas 3 SMP, saya sering sekali bermain futsal sehabis pulang sekolah sehingga saya pun pulang ke rumah pun saat sore hari. Namun, ketika orang tua saya bertanya kenapa pulang rumahnya terlambat, saya selalu menjawabnya dengan berbohong berbagai alasan seperti ada pelajaran tambahan atau ada kerja kelompok di rumah teman, ataupun pelatihan lomba. Ketika pulang pun saya tidak pernah belajar, padahal orangtua saya selalu mengingatkan untuk belajar. Hingga tiba suatu waktu dimana ada pembagian rapor hasil pembelajaran tengah semester. Saat itu wali kelas saya membacakan 20 besar peringkat kelas, saya pun merasakan kaget ketika mendengar bahwa nama saya berada di urutan ke-18. Seketika saya langsung tertunduk lesu dan muka saya pun menjadi pucat pasi karena saya sebelumnya tidak pernah berada di luar peringkat 3 besar. Waktu tiba di rumah, orang tua saya pun melihat rapor saya dan menanyakan saya peringkat keberapa karena tidak tertulis di rapor. Karena saya takut orangtua saya akan marah dan kecewa, saya pun kembali berbohong dengan mengatakan bahwa peringkatnya tidak diberitahukan. Semenjak saat itu, saya bertekad dalam diri saya untuk kembali belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak ingin mengecewakan orang tua. Saya pun mulai belajar dengan giat dan mengurangi intensitas bermain futsal Hasilnya, pada pembagian rapor akhir semester I, saya berhasil mendapat peringkat 3. Nilai – nilai : Kepercayaan orang tua itu harus dijaga Nasihat orang tua sangatlah penting dan berguna untuk kita Jangan pernah menyepelekan atau menggangap remeh sesuatu Manfaat : Saya menjadi tersadarkan untuk mengutamakan pentingnya belajar daripada bermain

Transcript of Sigalovada Sutta

Page 1: Sigalovada Sutta

TUGAS IDIVIDU IDeonardo Hermawan-13011072

SIGALOVADA SUTTA

Arah timur : orang tua(ayah dan ibu)Dulu, waktu awal semester 1 kelas 3 SMP, saya sering sekali bermain futsal

sehabis pulang sekolah sehingga saya pun pulang ke rumah pun saat sore hari. Namun, ketika orang tua saya bertanya kenapa pulang rumahnya terlambat, saya selalu menjawabnya dengan berbohong berbagai alasan seperti ada pelajaran tambahan atau ada kerja kelompok di rumah teman, ataupun pelatihan lomba. Ketika pulang pun saya tidak pernah belajar, padahal orangtua saya selalu mengingatkan untuk belajar. Hingga tiba suatu waktu dimana ada pembagian rapor hasil pembelajaran tengah semester. Saat itu wali kelas saya membacakan 20 besar peringkat kelas, saya pun merasakan kaget ketika mendengar bahwa nama saya berada di urutan ke-18. Seketika saya langsung tertunduk lesu dan muka saya pun menjadi pucat pasi karena saya sebelumnya tidak pernah berada di luar peringkat 3 besar. Waktu tiba di rumah, orang tua saya pun melihat rapor saya dan menanyakan saya peringkat keberapa karena tidak tertulis di rapor. Karena saya takut orangtua saya akan marah dan kecewa, saya pun kembali berbohong dengan mengatakan bahwa peringkatnya tidak diberitahukan. Semenjak saat itu, saya bertekad dalam diri saya untuk kembali belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak ingin mengecewakan orang tua. Saya pun mulai belajar dengan giat dan mengurangi intensitas bermain futsal Hasilnya, pada pembagian rapor akhir semester I, saya berhasil mendapat peringkat 3.

Nilai – nilai : Kepercayaan orang tua itu harus dijaga Nasihat orang tua sangatlah penting dan berguna untuk kita Jangan pernah menyepelekan atau menggangap remeh sesuatu

Manfaat : Saya menjadi tersadarkan untuk mengutamakan pentingnya belajar daripada

bermain Saya menjadi memahami nasihat orangtua kita sangatlah berharga dan baik

untuk kita

Penerapan: Saya akan lebih mematuhi dan mendengarkan nasihat orangtua saya karena

semuanya demi kebaikan saya Saya harus menyadari akibat perbuatan yang akan saya lakukan di awal jangan

sebelum semuanya terjadi dan baru menyesali semuanya, sehingga saya bisa mengambil langkah-langkah konkrit.

Arah selatan : GuruKejadian baru saja terjadi minggu lalu dan efek dari kejadian ini masih terjadi

sampai saat ini. Waktu itu hari Senin siang, sekitar pukul 11 siang, saya dan teman-teman saya memiliki kuliah PROKOM di ruangan yang cukup kecil gedung yang berada di Gedung Labtek VIII. Pelajaran pun dimulai dan dosen kami menjelaskan

Page 2: Sigalovada Sutta

TUGAS IDIVIDU IDeonardo Hermawan-13011072

materi dengan semangat. Namun, tiba-tiba setelah kelas baru berjalan setengah jam, dosen kami tersebut berhenti menjelaskan dan hanya diam saja di depan kelas sembari memandang dan melihati kami. Kami semua pun menjadi terhentak dan kaget seketika. Setelah kami diam, dosen kami pun tersebut memberitahukan alasannya kenapa beliau menjelaskan. Itu semua disebabkan suasana ruang kelas yang cukup berisik ditambah lagi suara bising yang berasal dari luar kelas. Beliau merasa percuma menjelaskan materi di depan kelas sambil berteriak-teriak namun tidak didengar akibat suara berisik di kelas. Beliau juga merasa tidak dihargai oleh kami sehingga saat itu beliau cukup emosi terhadap kami, sehingga beliau memutuskan untuk tidak melanjutkan menjelaskan materi kuliah. Beliau pun pergi meninggalkan kelas yang baru berjalan setengah jam. Kemudian, pada hari-hari berikutnya hingga sekarang, beliau tetap tidak mau masuk untuk mengajar kami lagi. Padahal beberapa orang perwakilan dari kelas kami untuk menemui dan meminta maaf kepada dosen tersebut, namun beliau merasa disakiti dan mengatakan tidak akan mudah untuk memaafkan seseorang yang telah meyakitinya.

Nilai-nilai : Jangan pernah menyakiti hati seseorang Hargailah setiap orang

Manfaat : Saya menjadi tersadarkan akibat dari tidak menghargai seseorang yaitu dapat

menyakiti orang-orang ituPenerapan :

Untuk ke depannya, saya akan lebih menghargai semua orang termasuk guru ataupun dosen, sesuai yang tercantum di Sigalovada Sutta bagaimana cara seorang murid dalam memperlakukan guru/dosen dengan baik yaitu salah satunya dengan memperhatikan pelajaran dengan penuh minat.

Arah utara : SahabatDulu, waktu SMA saya mempunyai seorang sahabat wanita yang akrab. Saya

baru mengenalnya sejak kelas 2 SMA tepatnya ketika kami sekelas. Pada awalnya kami tidak terlalu akrab. Namun sering dengan berjalannya waktu, saya pun sering mengirim pesan kepada dia untuk bertanya mengenai tugas-tugas yang diberikan guru kami. Dari awalnya yang hanya teman biasa, kami berdua pun lama kelamaan menjadi sahabat akrab. Kami pun saling curhat satu sama lain ketika kami menemui kesulitan. Saya sering membantu dia, begitu juga sebaliknya dia juga sering membantu saya. Lama kelamaan, saya pun merasa suka dengan dia dan memberanikan diri untuk menyatakan hal itu kepada dia. Namun ternyata dia menolaknya dengan alasan dia hanya ingin menjadi sahabat saya dengan alasan agar tidak ada yang tersakiti suatu saat nanti dan dia ingin hubungan yang kami bina selama ini sebagai sahabat tetap terjaga sampai kapan pun. Dia pun menganggap saya sudah seperti saudaranya sendiri. Memang awalnya hal itu berat bagi saya, akan tetapi lama kelamaan saya menjadi mengerti dan dapat menerima keputusannya tersebut. Sampai sekarang pun kami tetap menjadi sahabat, meskipun kami kuliah di universitas yang berbeda. Meskipun terkadang saya merindukan seorang sahabat yang sangat baik seperti dia yang tidak dapat saya jumpai disini. Nilai-Nilai :

Page 3: Sigalovada Sutta

TUGAS IDIVIDU IDeonardo Hermawan-13011072

Suatu persahabatan itu sifatnya abadi tidak pernah mengenal waktu maupun tempat

Manfaat : Saya merasakan arti pentingnya sahabat sejati dalam hidup saya dibandingkan

dengan situasi sekarang dimana saya hanya memilik teman-teman biasa

Penerapan : Sampai kapan pun saya harus dapat menjaga nilai-nilai persahabatan di antara

kami berdua Saya harus mampu memperlakukan diri saya sebagai sahabat yang baik

meskipun kami tidak di tempat yang sama sebagaimana yang diajarkan di dalam Sigalovada Sutta

Arah atas : Guru Agama, Rohaniwan, BhikkuPada kesempatan kali ini, saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman

pribadi saya dengan guru agama saya di sekolah dahulu. Waktu itu saya sedang ada ulang harian Religiusitas. Ketika ulangan saya duduk bersebelahan dengan teman saya. Di saat itu, ada suatu soal dimana saya tidak ingat jawabannya. Saya pun mulai panik dan sempat terlintas di benak saya untuk mecontek jawaban yang ada di kertas teman sebangku saya. Namun, akhirnya saya membatalakan niat tersebut dan saya lebih memilih untuk mencoba mengingat-ingat lagi. Ketika sedang berpikir, tanpa sadar, saya melihat kiri-kanan atas bawah. Dan pada pertemuan selanjutnya, ketika guru agama saya tersebut memanggil saya dan membagikan kertas ulangan, dia sempat memberitahukan agar untuk tidak menyontek lain kali. Hal itu membuat saya kaget dan saya pun mencoba membantah hal tersebut karena saya merasa tidak mencontek. Saya pun sempat kesal dengan guru agama tersbut, namun pada akhirnya saya sadar, mungkin dia hanya ingin mengingatkan saya saja.

Nilai-nilai : Berpikir positif itu penting Kita harus dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk

Manfaat : Saya menjadi sadar bahwa hal yang diucapkan guru saya tersebut demi

kebaikan saya juga dan dia ingin mencegah saya untuk melakukan hal yang tidak terpuji

Penerapan : Saya harus mampu menerapakan nilai-nilai yang guru agama saya telah

tanamkan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang terdapat Sigalovada Sutta

Arah bawah : Pelayan atau PekerjaPengalaman yang satu ini sedikit erat hubungannya dengan salah satu

karyawan orang tua saya. Kebetulan orang tua saya membuka toko di depan rumah dan orang tua saya mempekerjakan dua pegawai. Namun, saya kurang menyukai salah seorang pegawai tersebut. Karena menurut saya, kerjanya kurang cekatan dan terkesan asal-asalan. Suatu malam mama saya pun memasak suatu hidangan dan

Page 4: Sigalovada Sutta

TUGAS IDIVIDU IDeonardo Hermawan-13011072

mengajaknya untuk makan dan duduk bersama kami satu keluarga. Karena saya kurang dengan pegawai tersebut, setelah selesai makan malam pun saya protes ke mama saya mengapa mengajak pegawai itu untuk makan bersama padahal kerjanya saja tidak beres. Saya pun tetap tidak bisa menerimanya penjelasan dari mama saya. Sampai suatu hari, pegawai tersebut tida bisa masuk kerja karena sakit. Di saat itulah saya baru merasakan pentingnya kehadiran pegawai tersebut dalam membantu usaha orangtua saya karena kami sangat kerepotan dalam menjaga toko tanpa dibantu pegawai. Pikiran saya pun menjadi terbuka dan lebih menghargai setiap pegawai orangtua saya.

Nilai-nilai : Berpikir kritis itu penting Pada hakikatnya status semua orang itu sama, meskipun pekerjannya hanya

pegawai

Manfaat : Pikiran saya menjadi lebih terbuka Hati nurani saya menjadi lebih peka

Penerapan : Untuk ke depannya, kita harus mampu menghargai semua orang apapun latar

belakang pekerjaannya Kita harus mampu berbagi dan menolong pekerja ataupun pelayan