Sig Kesesuaian Padi

download Sig Kesesuaian Padi

of 38

description

Sistem Informasi Geografi mengenai kesesuaian lahan padi sawah di Kabupaten Karawang

Transcript of Sig Kesesuaian Padi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangLahan sebagai sumber daya alam dalam pengelolaannya perlu tindakan yang bijaksana agar memberikan hasil yang baik bagi manusia dan terjaga kelestariannya. Dalam pemanfaatan lahan baik untuk lahan pertanian, pemukiman, atau pemanfaatan lahan yang lain yang terkadang banyak menimbulkan masalah lingkungan yaitu terganggunya keseimbangan alam. Seiring dengan berkembangnya zaman dan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendorong kemampuan manusia untuk lebih memanfaatkan lingkungan alam, yang akan terus mengalami peningkatan. Segala sesuatuyang telah diciptakan oleh manusia dalam berbagai aktivitasnya, tidak akan lepas dari pengaruh sumberdaya, baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun peningkatan kebutuhan ekonomi. Dengan terbatasnya sumberdaya pemenuhan kebutuhan manusia, maka manusia harus dapat memanfaatkan sumberdaya alam yang ada semaksimal mungkin, dengan tidakmerusaknya. Untuk keperluan produksi pertanian penggunaan lahan berkaitan dengan tujuan peningkatan produksi pertanian dan hasil yang tinggi serta lestari. Agar dicapai produksipertanian yang tinggi maka penggunaan lahan agar disesuaikan dengan kesesuaian lahannya. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (Santun Sitorus, 1985). Lahan merupakan bagian dari bentang alam (land scape) yang mencakup lingkungan fisik termasuk iklim, tanah, topografi (terrain/relief), keadaan vegetasi alami atau makhluk hidup lain yang bersifat statis dan semuanya secara potensial dan proporsional akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (David Dent dan Anthony Young, 1981). Semakin meningkatnya kebutuhan lahan dan persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan non pertanian membutuhkan teknologi yang tepat guna untuk mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan. Penggunaan lahan juga ditentukan oleh keadaan lapangan yaitu topografi, relief,ketinggian, aksesibilitas, kemampuan dan kesesuaian lahan. Penilaian potensi lahan sangat diperlukan terutama dalam rangka penyusunan kebijakan, pemanfaatan lahan, dan pengelolaan lahan secara berkesinambungan. Untuk menyusun kebijakan tersebut sangat diperlukan peta peta yang salah satunya adalah peta kesesuaian lahan. Analisis kesesuaian lahan dapat mendukung proses dalam penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu wilayah yang disusun dengan cepat dan tepat sebagai dasar pijakan dalam mengatasi benturan pemanfaatan penggunaan lahan/sumberdaya alam.Data base yang memuat berbagai informasi tentang sifat-sifat tanah di suatu daerah sangat diperlukan untuk menunjang dan menentukan kebijakan pembangunan dengan mendasarkan potensi sumber daya lahan yang dimilikinya. Produksivitas yang optimal dan berkesinambungan serta kelestarian sumber daya lahan dapat diharapkan dari penafsiran jenis tanaman sesuai dengan kualitas lahannya. Beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk kebutuhan beras pun meningkat. Tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia pada tahun 2012 mencapai 139 ton/tahun/kapita. Hal tersebut mendorong pemerintah untuk berusaha meningkatkan produksi beras untuk mengurangi impor beras dari luar negeri. Usaha yang telah dilakukan meliputi usaha ekstensifikasi dan intensifikasi.Usaha ekstensifikasi adalah usaha pertanian dengan melakukan perluasan lahan pertanian salah satunya dengan memanfaatkan lahan kering. Namun, dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk Indonesia sehingga kebutuhan akan lahan juga semakin meningkat. Sehingga menyebabkan lahan pertnaian semakin menyempit. Hal ini lah yang mendorong, pemerintah lebih mengarah pada usaha intensifikasi. Dimana pemerintah berusaha meningkatkan produksi beras denganmengoptimalkan potensi yang ada tanpa menambah luas lahan. Selama inipemerintah melakukan usaha intensifikasi dengan menerapkan panca usaha tani.Dalam melaksanakan usaha intensifikasi tersebut, secara umum petani mengolah lahan tanpa mengetahui apakah usaha yang mereka lakukan akan membuat sumber daya lahan yang mereka kelola tetap lestari. Terkadang usaha intensifikasi yang dilakukan dapat merusak lahan. Seperti penggunaan pupuk dan pestisida/herbisida yang berlebihan yang dapat menurunkan produktivitas lahan dan pada akhirnya menurunkan produksi tanaman yang diusahakan.Produktivitas lahan adalah potensi atau kemampuan lahan untuk memproduksi. Potensi lahan merupakan kemampuan yang dapat dikembangkan dengan menerapkan sistem pengelolaan unggul tanpa menimbulkan kerusakan (Arsyad, 1989). Agar tujuan tersebut tercapai, yaitu peningkatan produksi pertanian dan hasil yang tinggi serta lestari maka tanaman yang akan diusahakan harus sesuai potensi lahan yang tercermin dari tingkatan kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu atau dalam hal ini sering disebut sebagai tingkat kesesuaian lahan.Padi merupakan bahan untuk menjadi makanan pokok (nasi/beras) untuk penduduk Indonesia. Tanaman padi merupakan cukup penting bagi penduduk indonesia karena padi merupakan bahan untuk makanan pokok dan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya. Di Kabupaten Karawang sendiri merupakan julukan sebagai lumbung padi Indonesia karena dari karakter fisik sangat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi, akan tetapi akhir-akhir ini komoditas pertanian padi di daerah tersebut berkurang karena faktor fisik dan manusia. Oleh karena itu perlu dikembangkan budidaya tanaman pertanian padi dengan mengikuti perkembangan kemajuan teknologi, agar kita tidak perlu mengimpor beras (buah padi) untuk konsumsi dalam negri karena pada dasarnya Indonesia memiliki lahan yang subur dan terhampar luas. Data dan informasi potensi sumber daya lahan yang secara khusus memuat tentang kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian padi sawah di Kabupaten Karawang.

1.2 Identifikasi MalasahBerdasarkan latar belakang masalah tersebut maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah di Kabupaten Karawang?

1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari tugas akhir ini adalah mengetahui tingkat kesesuaian lahan padi sawah di Kabupaten Karawang. Serta, agar mahasiswa mengerti dan dapat menerapkan manfaat sistem informasi geografis kedepannya. Selain itu agar mahasiswa dilatih untuk menggunakan software pembuat peta yaitu Arc View dalam pembuatan peta dan dapat mengoverlaykan peta dengan software tersebut untuk mempermudah proses analisis dari suatu wilayah.1.4 Manfaat Penulisana. Memberikan informasi bagi masyarakat yang membutuhkan berupa data dan masukan terutama yang berkaitan dengan kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah di Kabupaten Karawang. b. Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalambidang kesesuaian lahan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografi merupakan suatu bidang kajian ilmu yang relatif baru yang dapat digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu sehingga berkembang dengan sangat cepat. Sistem Informasi Geografi sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengmuhktahirkan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang mempunyai referensi geografi.Pengertian SIG secara luas adalah sistem manual dan atau komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan menghasilkan informasi yang mempunyai rujukan spatial atau geografis. Banyak para ahli mencoba mendefinisikan SIG secara lebih operasional, misal Burrough (1986) mengemukakan bahwa SIG adalah seperangkat alat (tools) yang bermanfaat untuk pengumpulkan, penyimpanan, pengambilan data yang dikehendaki, pengubahan dan penayangan data keruangan yang berasal dari gejala nyata di permukaan bumi. Arronof (1989) dalam bahasa yang lebih lugas mendefinikan SIG sebagai suatu sistem berbasis komputer yang memberikan empat kemampuan untuk menangani data bereferensi geografis, yakni pemasukan, pengelolaan atau manajemen data (penyimpanan dan pengaktifan kembali), manipulasi dan analisis, dan keluaran.Menurut Esri (1990) SIG adalah kumpulan yang terorganisisr dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi Menurut Gistut (1994) SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan dilokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi.Sedangkan menurut Murai (1999), SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. Dari berbagai definisi tersebut dapat ditarik suatu benang merah bahwa di dalam SIG tercermin adanya: (1) pemrosesan data spasial dalam bentuk digital (numeric) yang mendasarkan pada kerja komputer yang mempunyai persyaratan tertentu, disamping data lainnya yang berupa data atribut; (2) dinamisasi proses pemasukan, klasifikasi, analisis hingga keluaran (hasil); (3) menghasilkan infirmasi baru.SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunan utilitas-utilitas yang diperlukan. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisi tanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran konsumen, dan peta jaringan transportasi. Berdasarkan pengertian di atas, bahwa SIG selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien.

2.2 Komponen Sistem Informasi GeografisSIG merupakan produk dari beberapa komponen. Komponen-komponen yang terdapat dalam SIG yaitu perangkat keras, perangkat lunak dan intelegensi manusia.1. Perangkat Keras Perangkat keras yang sering digunakan antara adalah Digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), mouse , printer, plotter. Perangkat keras: berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya) Data yang terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer. Contoh: Scanner, digitizer, CD-ROM.b. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan, contoh: CPU, tape drive, disk drive.c. Alat keluaran (ouput) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data dalam proses SIG, contoh: VDU, plotter, printer.2. Perangkat LunakPerangkat lunak, merupakan sistem modul yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data yang diperlukan. Data hasil penginderaan jauh dan tambahan (data lapangan, peta) dijadikan satu menjadi data dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke komputer melalui unit masukan untuk disimpan dalam disket. Bila diperlukan data yang telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk bahan laporan (dalam bentuk peta/ gambar). Data ini juga dapat diubah untuk menjaga agar data tetap aktual (sesuai dengan keadaan sebenarnya). Perangkat lunak ini berupa Arc View, Idrisi, ARC/INFO,ILWIS, MapInfo dan lain lain. 3. Data Dan Informasi Geografi Data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng import-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasial dari peta dan memasukan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard 4. Pengguna (user)Teknologi GIS tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata. Bagaimanapun juga manusia merupakan subjek (pelaku) yang mengendalikan seluruh sistem, sehingga sangat dituntut kemampuan dan penguasaannya terhadap ilmu dan teknologi mutakhir. Selain itu diperlukan pula kemampuan untuk memadukan pengelolaan dengan pemanfaatan SIG, agar SIG dapat digunakan secara efektif dan efisien.

2.3 Aplikasi dan Pemanfaatan Sistem Informasi GeografisSIG sebagai alat tidaklah bermakna apa-apa tanpa melalui interaksi dengan manusia. Melalui interaksi antara alat (SIG) dengan manusia ini diperoleh manfaat yang berupa kemudahan, kecermatan, ketepatan proses dan optimalisasi penggunaannya. SIG akan lebih bermanfaat, bila penggunaannya terkoordinasi, pengguna mampu menilai kekuatan fasilitas yang dimiliki SIG, dan mampu menganalisis keluaran (out put) data. SIG menyediakan kemudahan bagi manusia untuk memadukan data yang bermacam-macam, sehingga dapat dengan mudah menarik kesimpulan dan menentukan keputusan. Beberapa contoh aplikasi SIG antara lain : pembuatan peta klasifikasi kualitas lahan permukiman, evaluasi sumber daya lahan, pemantauan perkembangan kota, pemetaan daerha bahaya longsor, perancangan jaringan jalan baru, jalur listrik, pipa, kabel telepon, dan lain-lain. Akan tetapi saat ini SIG di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal karena masih minimnya tenaga ahli dan minimnya pengetahuan tentang SIG. Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, table, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan (Barus dan Wiradisastra, 2000 dalam As Syakur 2007). Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG, menurut Anon (2003, dalam As Syakur 2007) alasan yang mendasarinya adalah:1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintergarsi 2. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data 3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi ke dalam beberapa layer atau coverage data spasial 4. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menvisualisasikan data spasial berikut atributnya 5. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif6. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik 7. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitanya dengan bidang spasial dan geoinformatika.

2.4 Kesesuaian Lahan Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan dari sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu yang lebih spesifik dari kemampuan lahan. Perbedaan dalam tingkat kesesuaian ditentukan oleh hubungan antara keuntungan dan masukan yang diperlukan sehubungan dengan penggunaan lahan tersebut. Dalam bentuknya yang sangat kuantitatif, kesesuaian lahan dinyatakan dalam istilah ekonomi dari masukan dan keluaran atau dalam hasilnya berupa pendapatan bersih atau di daerah-daerah berkembang berupa tingkatan kehidupan masyarakat taninya. Tujuan daripada evaluasi kesesuaian lahan adalah untuk memberikan penilaian kesesuaian lahan untuk tujuan-tujuan yang telah dipertimbangkan. Manfaat evaluasi kesesuaian lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya, serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil.Menurut FAO (1976 dalam Sitorus, 1985) dalam penentuan kesesuaian lahan adabeberapa cara yaitu : perkalian parameter, penjumlahan atau dengan menggunakan hokum minimum yaitu membandingkan (matching) antara kualitas dan karakteristik lahan sebagaiparameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratanpenggunaan atau persyaratan tumbuh yang dievaluasi.Penilaian kesesuaian lahan terdiri dari 4 kategori yang merupakan tingkatan generalisasi yang bersifat menurun yaitu :1. Orde kesesuaian lahan (order) :menunjukkan jenis/macam kesesuaian atau keadaan secara umum.2. Kelas kesesuaian lahan (class) :menunjukkan tingkat kesesuaian lahan dalam ordo.3. Sub kesesuaian lahan (sub class) :menunjukkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam kelas. Satuan kesesuaian lahan (unit) :menunjukkan kesesuaian lahan pada tingkat ordo yang menunjukkan apakah lahansesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu.Ordo kesesuaian lahan dibagi menjadi dua, yaitu :a. Ordo S : Sesuai (suitable).Lahan yang termasuk ordo ini adalah lahan yang dapat digunakan untuk suatupenggunaan tertentu secara lestari atanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadapsumber daya lahan.b. Ordo N : Tidak sesuai ( not suitable )Lahan yang termasuk ordo ini mempunyai pembatas sedemikian rupa sehinggamencegah suatu penggunaan secara lestari.Arsyad (1989) menyatakan bahwa lahan dipengaruhi oleh beberapa factor yang sangatbervariasi seperti keadaan topografi, iklim, geologi, tanah serta vegetasi yang menutupinya.Kesesuaian lahan suatu wilayah untuk satu pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat kimia dan fisik lingkungan yang mencakup iklim, tanah, topografi, batuan dipermukaan dan persyaratan penggunaan lahan atau persyaratan tumbuh tanaman. Jika sifat fisik potensial dikembangkan untuk komoditas tersebut, maka penggunaan tertentu dengan mempertimbangkan berbagai asumsi akan mampu memberi hasil sesuai dengan yang diinginkan (Djaenudin dkk., 2003).Evaluasi lahan mempertimbangkan berbagai kemungkinan penggunaan dan pembatasan faktortersebut serta berusaha menterjemahkan informasi yang cukup banyak dari lahan tersebutkedalam bentuk yang dapat dipergunakan secara praktis.Sitorus (1985), mengemukakan tentang prinsip -prinsip dasar evaluasi lahan yang mengacu pada kerangka evaluasi lahan dari FAO yang dikeluarkan tahun 1976. dijelaskan bahwa evaluasi sumberdaya lahan adalah proses untuk menduga potensi sumber daya lahan untukberbagai macam penggunaan. Ada tiga aspek utama dalam evaluasi sumber daya lahan , yaitu:lahan, penggunaan lahan, dan aspek ekonomi. Adapun kerangka dasar dari evaluasi lahan adalahperbandingan persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan tertentu dengan sifat yangada pada lahan tersebut.

2.5 Botani Tanaman Padi Tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan Gramineae, yang mana ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman tanamannya anak beranak. Bibit yang hanya sebatang saja ditanamkan dalam waktu yang sangat dekat, dimana terdapat 20-30 atau lebih anakan/tunas tunas baru (Siregar, 1981). Padi merupakan bahan makanan pokok sehari hari pada kebanyakan penduduk di negara Indonesia. Padi dikenal sebagai sumber karbohidrat terutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan bahan baku industri, antara lain : minyak dari bagian kulit luar beras (katul), sekam sebagai bahan bakar atau bahan pembuat kertas dan pupuk. Padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat digantikan oleh bahan makanan yang lain, oleh sebab itu padi disebut juga makanan energi (AAK, 1990). Padi adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk. Komoditas padi memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan utama yang setiap tahunnya meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk yang besar, serta berkembangnya industri pangan dan pakan (Yusuf, 2010). Dari sekian banyak varietas, tanaman padi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu golongan Indica dan golongan Yaponica. Padi golongan Indica pada umumnya terdapat di negara-negara yang termasuk daerah tropis sedangkan padi golongan Yaponica pada umumnya terdapat di negara-negara di luar daerah tropis.Padi yang ditanam di Indonesia banyak dari golongan Indica, walaupun ada beberapa yang menanam dari golongan Yaponica. Menurut Siregar (1981), kedua golongan padi tersebut memiliki perbedaan sifat seperti pada Tabel 1.Tabel 1. Perbedaan Sifat Antara Padi Golongan Indica dan YaponicaNoSifatIndicaYaponica

1.Lingkaran batangKecil sedangSedang - besar

2.Ukuran daunSempit Lebar

3.Warna DaunHijau mudaHijau tua

4.Bentuk daun kelopakMendatar/sedikit melengkungTegak/tegap/lurus menjulang

5.Uukuran butiran gabahKecil-sedang Sedang-besar

6.Daya merumpunTinggi Rendah

7.Ketahanan terhadap kerobohanMudah Sulit

8.Ketahanan terhadap kekurangan airTinggiKurang

Sumber : Siregar 1981

2.6 Morfologi Padi Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi : setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman padi dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu :1. Bagian Vegetatif : Terdiri dari akar, batang, daun2. Bagian Generatif : terdiri dari malai atau bulir dan bunga, buah, dan bentuk gabah.

2.6.1 Akar Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :1. Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.

2. Akar serabut (akar adventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.3. Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini 145 merupakan saluran pada kulit akar yang berada di luar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar serabut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.4. Akar tajuk (crown roots) ; adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah, maka akar-akar dangkal mudah berkembang.Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yang baru atau bagian akar yang masih muda berwarna putih. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong.Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daun bendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.

2.6.2 Batang Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunas orde pertama.

Gambar 1. Fase Pertumbuhan Tanaman PadiTunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya sampai kepada pembentukan tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal. Tunas-tunas yang timbul dari tunas orde pertama disebuttunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama.Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya tidak terjadi, oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua. Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagianbagiannya.

2.6.3 Daun PadiCiri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan. Pelepah daun (upih) ; merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan di antara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit. Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. Koleoptil keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. Koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar daripada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi.Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari, dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya. Banyaknya daun padi hingga terbentuknya malai.

2.6.4 Malai Bagian daun tanaman padi, Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30 cm).Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai 100-120 bunga (Aak, 1992).

2.6.5 Bunga PadiBunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamindua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah,tangkai sarinya pendek dan tipis,kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik,dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983).Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah: Kepala Sari Tangkai Sari, Palea (Belahan Yang Besar), Lemma (Belahan Yang Kecil), Kepala Putik, Tangkai Bunga.

2.6.6 Buah Padi Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983).Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis). Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam).Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjadi mengembang karena menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumber cadangan makanan bagi tanaman yang baru tumbuh (Departemen Pertanian, 1983)Peristiwa jatuhnya tepung sari yang menempel pada kepala putik disebut penyerbukan. Padi mengadakan penyerbukan sendiri, namun dapat terjadi pula penyerbukan silang. Kemungkinan terjadinya penyerbukan silang secara alamiah pada padi jenis cere 0-0,9 % sedangkan untuk jenis bulu 0-2,9 %. Pembuahan merupakan kelanjutan dari penyerbukan. Pada proses pembuahan ini, pollen (serbuk sari) yang menempel pada kepala putik dengan bantuan cairan yang ada pada kepala putik, akan berkecambah atau memanjang hingga bertemu dengan indung telur, yang akhirnya menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm merupakan sumber makanan cadangan bagi tanaman padi yang baru tumbuh (berkecambah), terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein, disamping itu juga mengandung zat-zat anorganik (Aak, 1992).Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang menguning sudah mencapai sekitar 80 % dan tangkainya sudah menunduk. Tangkai padi merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen (Andoko, 2002). Secara umum pemasakan bulir pada tanaman padi terbagi atas empat stadia, yaitu : 1. Stadia masak susu (8-10 hari setelah berbunga merata)2. Stadia masak kuning (7 hari setelah masak susu)3. Stadia masak penuh (7 hari setelah masak kuning)4. Stadia masak mati (6 hari setelah masak penuh)(Aak, 1992).Secara umum ada tiga stadia proses pertumbuhan tanaman padi dari awal penyemaian hingga pemanenan :1. Stadia vegetatif ; dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Pada varietas padi yang berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55 hari, sedangkan pada varietas padi berumur panjang (150 hari) lamanya sekitar 85 hari. 2. Stadia reproduktif ; dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas berumur pendek lamanya sekitar 35 hari, dan pada varietas berumur panjang sekitar 35 hari juga.3. Stadia pembentukan gabah atau biji ; dari pembungaan sampai pemasakan biji. Lamanya stadia sekitar 30 hari, baik untuk varietas padi berumur pendek maupun berumur panjang.

2.7 Syarat Tumbuh Tanaman Padi Sawah Setiap tanaman mempunyai syarat tumbuh yang berbeda untuk dapat tumbuh dengan baik dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Begitu pula tanaman padi sawah. Seperti kita ketahui, jenis tanaman padi sangat banyak, tetapi tanaman padi sawah mempunyai syarat tumbuh yang berbeda dengan jenis padi yang tumbuh di ladang atau di sawah pasang surut. Syarat utama yang harus di penuhi untuk menanam padi sawah adalah kebutuhan air yang harus tercukupi. Jika tidak maka pertumbuhan padi sawah yang di tanam akan terhambat dan produktivitasnya menurun. Tanaman padi (Oryza Sativa) membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata curah hujan 200 mm/bulan atau lebih selama 4 bulan dan curah hujan per tahun sekitar 1500-2000 mm. Dengan suhu yang baik bagi pertumbuhan tanaman padi adalah suhu 23oC atau lebih, suhu berpengaruh terhadap pengisian pada biji. Daerah antara 0-650 mdpl dengan suhu antara 26,5oC-22,5oC cocok untuk tanaman padi, juga pada daerah dengan ketinggian 650-1500 mdpl dengan suhu 22,5oC-18,7oC masih cocok untuk tanaman padi. Tanaman padi memerlukan sinar matahari untuk berlangsungnya proses fotosintesis terutama pada saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah (AAK, 1993). pH tanah harus berkisar antara 4,0 7,0. pH tanah yang tinggi atau diatas 7,0 akan mengurangi hasil produksi. Tanah sawah yang mempunyai persentase fraksi pasir dalam jumlah besar kurang baik untuk tanaman padi. Padi tanah sawah dituntut adanya lumpur, yang mengandung butir-butir tanah halus yang seluruhnya diselubungi air. Angin akan berpengaruh terhadap proses penyerbukan bunga padi. Karena itu lokasi sawah harus terbuka dan tidak terhalang sehingga angin dapat bertiup dengan bebas. Dan air harus tersedia setiap saat mencukupi untuk mengenangi tanah persawahan. Kekurangan dan kelebihan air akan dapat mengurangi hasil produksi. karena itu di perlukan saluran irigasi yang baik untuk mengatur keluar masuknya air kedalam lahan persawahan yang akan di tanami padi sawah.Tabel 2. Kriteria Persyaratan Tumbuh Tanaman Padi SawahPersyaratan penggunaan/karakteristik LahanKelas Kesesuaian Lahan

S1S2S3N

Temperatur (tc) Temperatur rerata (oC)

24 29

22 2429 3218 2232 35< 18> 35

Ketinggian Tempat (m)0 650650 - 15001500 - 2000> 2000

Ketersediaan Air (wa) Kelembaban (%) Rata-rata curah hujan 4 bulan (mm)33 9050 - 30030 33300 - 500< 30; > 90500-60021 - 50

> 600< 21

Media Perakaran (rc) Drainase

Tekstur

Bahan Kasar (%) Kedalaman TanahAgak terhambat, sedang

Halus, agak halus

< 3>50Terhambat, baik

Sedang

3 1540 - 50Sangat terhambat, agak cepatAgak kasar

15-3530 - 40Cepat

Kasar

> 35 < 25

Gambut Ketebalan (cm) Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan mineral/ pengkayaan Kematangan< 60< 140

saprik+60 140140 200

Saprik +, hemik +140 200200 400

Hemik+, Fibrik+> 200> 400

Fibrik

Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) Kejenuhan basa (%)> 16> 50 1635 50

< 35

pH H2O C-organik (%)5,5 8,2

> 1,54,5 5,58,2 8,50,8 1,5< 4,5> 8,5< 0,8

Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m)< 22 - 44 - 6> 6

Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%)< 2020 3030 40> 40

Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm)> 10075 10040 75< 40

Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi< 3Sangat rendah3-5Rendah5 8Sedang> 8Berat

Bahaya banjir (fh) GenanganF0,F11,F12, F21,F23,F31,F32F13,F22,F33,F41,F42,F43F14,F24,F34,F44F15,F25, F35,F45

Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%)< 5< 53-153-1515 4015 25> 40> 25

2.8 Bercocok Tanam Padi Sawah Tumbuhan padi adalah tumbuhan yang membutuhkan banyak air (waterplant). Sebagai tanaman air bukan berarti bahwa tanaman padi hanya bisa tumbuh di atas tanah yang terus-menerus digenangi air. Tanaman padi dapat juga tumbuh di tanah kering asalkan curah hujan mencukupi kebutuhan tanaman. Tanaman padi di Indonesia dibudidayakan pada lahan kering atau disebut padi ladang (Upland Varieties) dan di lahan basah atau lahan sawah (Lowland Varieties). Untuk tanaman padi di lahan basah kebutuhan akan air sangat penting yaitu untuk melunakan tanah sebagai media tumbuh, memudahkan dalam penyerapan unsur hara dan juga karena sifat tanaman itu sendiri yang merupakan tanaman air. Selain fungsi di atas penggenangan air dapat juga berfungsi membunuh beberapajenis gulma (Siregar, 1981).Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian, sampai tanaman itu dapat dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini diperlukan pemeliharaan yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang seringkali menurunkan produksi. Kondisi tanah untuk tanaman padi sawah harus berlumpur. Untuk itu selain penggenangan air diperlukan juga pengolahan tanah. Pengolahan tanah yang ideal harus dilakukan dua kali, yaitu pembajakan dan penggaruan. Tujuan dari pembajakan adalah untuk membalikan tanah, sedangkan penggaruan untuk menghancurkan bongkahan tanah agar menjadi lebih halus dan siap ditanami (Siregar, 1981).Pada proses penanaman padi, penancapan bibit padi ke dalam tanah yang terbaik adalah sedalam 2.5 cm dengan jarak tanam sekitar 20 cm sampai dengan 25 cm. Akan tetapi banyak petani yang menggunakan kedalaman 5 cm dengan tujuan mencegah robohnya tanaman padi setelah penanaman (Siregar, 1981). Perkembangan akar tanaman padi mengarah ke bawah dan sedikit ke arah samping. Akar tumbuh di sekeliling pangkal batang yang selanjutnya menyebar ke semua arah. Panjang akar pada saat penanaman sekitar 4 cm sampai 5 cm dan belum menyebar, baru setelah satu minggu berikutnya akar mulai tumbuh menyebar. Pada saat penyiangan pertama yaitu padi berumur empat minggu penyebaran akar mencapai radius 6 cm sampai 7 cm, dan pada saat dewasa mencapai 10 cm sampai 15 cm. Letak susunan perakaran tidak terlalu dalam sekitar 20 cm sampai 30 cm dengan arah penyebaran tidak terus ke dalam melainkan ke samping (Surowinoto, 1980).Ketinggian padi pada saat penanaman sekitar 20 cm. Setelah berumur empat minggu (penyiangan pertama) ketinggian batang padi ratarata sekitar 30 sampai 35 cm. Jumlah batang padi setelah berumur satu bulan bertambah kurang lebih mencapai 20 batang (Surowinoto, 1980).Sistem penanaman padi sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak, pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur hara terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan.

2.9 Pelaksanaan Dalam Bertanam Padi Sawah1.Air Air diperlukan untuk pengolahan dan dalam penanaman padi di sawah adakalanya perlu pengaturan air secara baik. Saat tertentu air dimasukkan, tetapi saat lainnya air justru perlu ditambah. Pengaliran air secara terus menerus dari satu petakan ke petakan lain atau penggenangan dalam petakan sawah secara terus-menerus selain boros air juga berakibat kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman. Tetapi sebaliknya itu pengairan terlalu sedikit biasanya gulma akan tumbuh pesat dan produksi padi akan berkurang dan pemasukan air sangat penting pada masa-masa berikut:a. Awal tanam. Seperti yang sudah dilakukan pada saat penanaman, air diberikan setinggi 2-5 cm dan permukaan tanah.b. Pembentukan anakan (pertunasan). Dalam masa ini air dipertahankan setinggi 3-5 cm pemberian air lebih dari 5 cm dapat menghambat pembenihan anakan (tunas)c. Pembentukan tunas bulir (primordia) atau tanaman padi bunling. Air sangat dibutuhkan pada pembentukan calon. Calon bulir ini air dimasukkan setinggi 10 cm. Kekurangan air pada saat pembentukan akan mengakibatkan pembentukan anak (tunas) karena kekurangan air dapat menghambat pembentukan malai, pembuahan dan pembuangan yang dapat berakibat fatal yakni bulir padi yang dihasilkan hampa.d. Pembungaan. Pada masa ini kebutuhan air mencapai puncaknya. Muka air dijaga setinggi 5-10 cm akibat kekurangan air juga dapat menyebabkan hampanya bulir padi tetapi bila tanaman padi telah mengeluarkan bunga, petakan untuk beberapa saat perlu dikeringkan agar terjadi pembungaan yang serempak. Air yang diberikan dalam jumlah cukup sebenarnya bermanfaat juga untuk mencegah pertumbuhan gulma, menghalau wereng yang bersembunyi di batang padi sehingga lebih mudah disemprot dengan pestisida, serta mengurangi serangan tikus-tikus.

2. Pengeluaran Air Ada saat-saat tanaman padi tak perlu diberikan air, untuk itu petakan sawah dikeringkan pada waktu-waktu berikut:a. Sebelum tanaman bunting, Gunanya untuk mencegah anakan tanaman tidak mengeluarkan bulir.b. Awal pembungaan, Gunanya untuk membuat tanaman berbunga serempak.c. Awal pemasakan biji, Air perlu dikeringkan saat ini untuk menyeragamkan dan mempercepat pematangan padi.Tindakan pengeringan ini juga bermanfaat untuk memperbaiki aerosi tanah, memacu pertumbuhan anakan merangsang pembuangan dan mengurangi terjadinya serangan busuk akar.

3. PemupukanPada penanaman padi di sawah, dosis pemupukan pada sawah tergantung pada jenis tanah, sejarah pemupukan dan varietas padi yang ditanam pada lokasi tersebut. Tetapi kendala pemupukan biasanya dialami petani karena petani biasanya pupuk diberikan pada dosis yang tidak sesuai. Pupuk diberikan 2 atau 3 kali selama musim tanam. Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan unsur yang paling penting dan harus tersedia adalah unsur N.P.K. Dosis pemupukan urea biasanya diberikan sepertiga bagian pada pemupukan pertama dan kedua pertiga bagian pada pemupukan kedua. Pupuk TSP dab KC biasanya diberikan sekaligus bersamaan dengan pemupukan urea pertama.Sewaktu melakukan pemupukan sebaiknya saluran pemasukan dan pembuangan air ditutup terlebih dahulu. Petakan sawah berada dalam kondisi berair, pupuk disebar merata pada permukaan tahan. Hati-hati sewaktu menyebar pupuk agar tidak mengenai daun tanaman karena dapat mengakibatkan daun terbakar.

4. Pengendalian Hama Dan Penyakit Hama penyakit padi sawah biasanya rentan terhadap serangan hama dan penyakit di dalam tanaman padi sawah ada beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman padi dan hama yang cukup mengganggu antara lain walang sangit, ganjur, penggerek padi, wereng, tikus dan burung. Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman padi adalah hawar daun, bercak bakteri, hawar pelepah, busuk batang, bercak cokelat, blasi, tungro, kerdil hampa dan kerdil rumput.Dahulu petani sering melakukan tindakan gampang untuk memberantas hama dan penyakit yaitu dengan penyemprotan pestisida. Namun cara ini tidak dianjurkan karena pestisida dapat mencemari air irigasi atau sumber air di sekitarnya dan banyak jensi hama dan penyakit yang rentan atau tak mempan lagi disemprot. Pengendalian hama dan penyakit (PHT) merupakan sistem pengelolaan populasi hama dengan menggunakan seluruh teknik yang cocok dalam suatu cara yang terpadu untuk mengurangi populasi hama dan penyakit serta mempertahankannya pada tingkat di bawah jumlah yang dapat menimbulkan kerugian.

5. PanenBagi petani panen padi merupakan soal yang paling dinanti-nanti. Panen merupakan saat petani merasakan keberhasilan dari jerih payah menanam dan merawat tanaman.a. Saat panen Padi perlu dipanen pada saat yang tepat untuk mencegah kemungkinan mendapatkan gabah berkualitas rendah yang masih banyak mengandung butir hijau dan butir kapur. Padi yang dipanen mudah jika digiling akan menghasilkan beras pecah. Saat panen padi dapat dipengaruhi oleh musim tanam. Pemeliharaan tanaman dan pertumbuhan, serta tergantung pula pada jenisnya. Secara umum padi dipanen saat berumur 80-110 hari apabila tanaman padi menunjukkan ciri-ciri berikut berarti tanaman sudah siap dipanen: Bulir-bulir padi dan daun bendera sudah menguning. Tangkai menunduk karena sarat menanggung butir-butir padi atau gabah yang bertambah berat. Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi, jiak dikupas tidak berwarna kehijauan atau putih agak lembek seperti kapur.b. Cara panen. Alat panen yang tepat penting agar panen menjadi mudah dilakukan biasanya padi dipanen dengan ani-ani atau sabit. Ani-ani umumnya digunakan untuk memanen jenis padi yang sulit rontok sehingga dipanen beserta tangkainya, contohnya jenis padi bulu. Namun, alat ini tidak cocok digunakan untuk penanaman padi sawah. Sabit digunakan untuk memanen padi yang mudah rontok, misalnya padi coreh. Namun, karena alat ini dapat memungut hasil lebih cepat serta lebih gampang memotong batang padi maka alat ini kini lebih banyak digunakan untuk panen.c.Perontokan. Perontokan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin perintih tresher, atau menggunakan perontok kaki pedal tresher. Selain itu perontokkan secara sederhana dapat dilakukan dengan memukulkan batangan padi ke kayu atau kotak gebuk dimana sebelumnya dihamparkan plastik untuk menampung butir padi yang berhamburan.d.Pengeringan. Tujuan utama pengeringan ialah untuk menurunkan kadar air gabah dapat tahan lama disimpan. Selain itu gabah yang masih basah sulit diproses menjadi beras dengan baik. Bulir- bulir gabah daapt dijemur dengan cara dihamparkan di atas lantai semen yang bersih dapat pula dihamparkan di atas plastik. Dalam cuaca panas, sinar matahari mampu mengeringkan gabah dalam waktu 2-3 hari.e.Pemisahan kulit gabah. Tahap terakhir usaha bertanam padi ialah menghasilkan beras yang dapat ditanak menjadi nasi sebagai makanan pokok. Mula-mula gabah yang sudah dikeringkan perlu dipisahkan dengan gabah hampa atau kotoran yang mungkin terbawa selama perontokan atau pengeringan, caranya dapat dengan ditampi.Pemisahan kulit gabah dapat dilakukan dengan huller atau mesin, cara ini praktis dan cepat. Namun untuk daerah yang tidak memiliki huller, pemisahan dapat dilakukan dengan penumbuhan padi menggunakan alu dan lumpang.

6.Sentra ProduksiPada tanaman padi sawah ini sangat luas daerah sentra produksinya diantaranya di daerah Jawa dan Sumatera. Hal ini karena padi adalah bahan dasar untuk beras dan nasi yang merupakan bahan makanan utama masyarakat Indonesia yang mengandung karbohidrat tinggi walaupun tidak semua daerah makanan pokoknya berupa beras atau nasi.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan LokasiWaktu : Pada perkuliahan SIG selama semester 099 tahun 2013Lokasi : Lab. Komputer, Gedung K (FIS) lantai 4 Universitas Negeri Jakarta

3.2 Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan pertanian padi sawah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

3.3 Bahan dan AlatBahan : Peta Administrasi Kabupaten Karawang Peta Curah Hujan Kabupaten Karawang Peta Ketinggian Tempat Kabupaten Karawang Peta Jenis Tanah Kabupaten KarawangAlat : Aplikasi ArcView GIS 3.3 Komputer atau Laptop3.4 Tekhnik Pengelolaan DataDalam aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG), jenis data yang diolah meliputi :1. Peta Peta merupakan sumber data yang paling penting dalam teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG). Teknik pengelolaan data dilakukan dengan memproses input peta yang telah siap digunakan dengan memanfaatkan system informasi geografis dengan menggunakan software Arc View 3.3. Perlu diketahui bahwa teknologi SIG bekerja dengan peta untuk menghasilkan peta dengan informasi yang baru. Peta dasar merupakan jenis peta yang harus tersedia dalam setiap kegiatan Sistem Informasi Geografi (SIG), sedangkan peta-peta tematik dipilih sesuai dengan tujuan penelitian. Unsur-unsur yang terdapat pada peta dasar meliputi sungai, jalan, garis pantai serta ibukota propinsi / kabupaten / kecamatan / desa.1. Data TabulerFungsi jenis data ini adalah untuk menambah informasi dari obyek-obyek yang ada di peta, sesuai dengan temanya. Data ini dapat diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat statistic (BPS), serta dari laporan-laporan hasil penelitian sebelumnya.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data Analisis data berupa pengukuran antara lain dilakukan pada parameter jenis tanah, curah hujan, dan ketinggian tempat. Analisis data selanjutnya menggunakan sistem overlay. Teknik overlay merupakan pendekatan yang sering dan baik digunakan dalam perencanaan tata guna lahan / landscape. Teknik ini dibentuk melalui pengunaan secara tumpang tindih (seri) suatu peta yang masing-masing mewakili faktor penting lingkungan atau lahan. Pendekatan tehnik overlay efektif digunakan untuk seleksi dan identifikasi dari berbagai jenis dampak yang muncul. Kekurangan dari tehnik ini adalah ketidakmampuan dalam kuantifikasi serta identifikasi dampak (relasi) pada tingkat sekunder dan tersier. Perkembangan teknik overlay saat ini mengarah pada teknik komputerisasi (Canter,1977).Analisis overlay digunakan untuk menggabungkan layer-layer parameter kesesuaian lahan padi sawah yaitu peta curah hujan, peta jenis tanah dan peta ketinggian tempat. Sebelum dilakukan tumpang susun, maka perlu dilakukan metode dalam menganalisa data mencakup analisis tumpang tindih (Overlay analysist) dan analisis perhitungan rumus serta notasi pengharkatan atau metode skoring dan metode matriks dengan Query Analysist. Proses ini dibantu dengan menggunakan software ArcView GIS 3.3. Setelah dilakukan analisa pada parameter masing-masing peta, sehingga hasil dari tumpang susun tersebut adalah satu layer yang berisi penyatuan kenampakan peta dari keseluruhan parameter dilengkapi dengan atribut yang menyertainya.

3.6 Tahapan PenelitianLangkah kerja dengan menggunakan SIG adalah sebagai berikut:1. Mencari data atau bahan untuk penelitian, seperti peta analog, Data tabular dan sumber materi.2. Menscan peta antara lain peta administrasi, dan peta topografi.3. Digitasi peta arc view memiliki kemampuan untuk melakukan digitasi. Data hasil digitasi yang berasal dari proses input data disimpan dalam sebuah theme yang selanjutnya dapat diolah atau ditransfer ke software lain. Proses digitasi yang dilakukan adalah melalui digitasi di layar monitor (On Screen Digitizing). Proses konversi informasi analog ke digital atau metode input data ini dilakukan langsung pada layar monitor dan digitizing tracing dilakukan per-layer dengan terlebih dahulu membuat layer baru yang akan dipergunakan untuk menyimpan hasil proses digitasi dengan unit data shapefile (*.shp). Dengan cara klik View>New Theme>line>OK. Cek list peta_utm>stop editing untuk berhenti dan menyimpan hasil digitasi. Buka software ArcView GIS 3.3 dan pilih image analysis dan JPEG Image support di menu extension agar dapat memasukan format JPEG ke ArcView Masukan peta, aktifkan legenda, dan lakukan proses digitasi dengan mengaktifkan symbol align tool Setelah melakukan pendigitan terhadap peta, save as peta pada toolbar theme.4. Editing yaitu proses mengedit yang dilakukan untuk pembersihan dan pembetulan data-data. Proses ini bertujuan untuk membersihkan peta hasil digitasi yang tidak sempurna. Proses editing dengan cara klik File>Extension>Edit Tools 3.5 sebelumnya atur unit distance diganti dengan meter. Setelah editing langkah selanjutnya adalah proses pembuatan polygon dengan cara klik built polygon>save>ok. Pilih edit tools 3.6 di extention dan lakukan editing Kemudian pada tabel map units dan distance units digante dengan ukuran meters Setelah klik show edit tool maka akan muncul lalu klik icon nodes setelah diklik maka akan muncul titik-titik merah yang artinya terdapat kesalahan, kita harus menggunakan beberapa tools yang disediakan di kotak polyline edit tools untuk merubah titik-titik merah menjadi biru atau hijau Edit tabel kemudian isi dengan data atribut.5. Analisis peta yaitu mengamati, melakukan modifikasi peta dengan menggunakan teknik overlay dan menyimpulkan sesuatu dari hasil modifikasi tadi. Proses atau teknik menggunakan intersect, proses ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan clipping tetapi pada intersect, theme baru merupakan data spasial irisan kedua theme yang menjadi masukannya dengan theme overlay sebagai batas intersect-nya. 6. Layout peta, peta yang telah selesai diedit dan dianalisis harus melalui sebuah proses layout untuk siap cetak. Layout adalah sebuah proses menata dan merancang letak-letak property peta, seperti judul peta, legenda, orientasi, label, dan lain-lain. Peta yang dilayout dimaksudkan untuk memperjelas dan memberikan keterangan yang benar kepada pengguna peta tersebut.3.7 Pengskoran Faktor Penentu Pertumbuhan Tanaman Padia) Peta Jenis TanahTabel 3. Klasifikasi Jenis TanahJenis TanahBobot Skor (%)Skor

Alluvial5040%20

Latosol30%15

RYP, RYP-Litosol-Latosol.20%10

Regosol, Regosol S.R10%5

b) Peta Curah HujanTabel 4. Klasifikasi Curah HujanCurah Hujan (mm/bln)BobotSkor (%)Skor

21 503010%3

50 10060%18

101 15060%18

151 20060%18

201 30060%18

301 40030%9

401 50030%9

c) Peta Ketinggian TempatTabel 5. Klasifikasi Ketinggian TempatKetinggianBobotSkor (%)Skor

0 2520100%20

25 50100%20

50 75100%20

75 100100%20

100 125100%20

d) Rumus Skoring dan Matriks Rumus Untuk menentukkan Rentang Masiing-Masing KesesuaianSetelah menjumlahkan total skor dalam tabel peta kesesuaian, rumus untuk menentukan rentang untuk masing-masing kelas kesesuaian dengan rumus :Rentang = (Total Skor Tertinggi Total Skor Terendah) / Jumlah Kelas Kesesuaian. Formula Untuk Menentukkan Masing-Masing Kelas Kesesuaian : Contoh Sangat Sesuai formulanya ([Total Skor]>=skor terendah dalam rentang)and([Total Skor]