SIFAT ALAMI METAL DAN PADUAN · PDF fileSifat-sifat bahan pada dasarnya terdiri dari sifat...
Transcript of SIFAT ALAMI METAL DAN PADUAN · PDF fileSifat-sifat bahan pada dasarnya terdiri dari sifat...
Pertemuan ke 3
SIFAT ALAMI METAL DAN PADUAN
Hubungan antara struktur dan sifat-sifat bahan
Perkembangan kebutuhan bahan sebenarnya sudah dimulai sejak manusia ada, hal ini
dikarenakan, kebutuhan manusia untuk menyejahterakan hidupnya. Hal ini dapat diketahui dari alat
alat kebutuhan hidup yang digunakan selama sejarah manusia itu sendiri. Contohnya adanya
pemakaian batu untuk alat perburuan, tombak untuk mencari ikan dan lain sebagainya.
Pada perkembangan saat ini, engineer berkreasi menciptakan bahan-bahan baru yang dapat
digunakan untuk mensejahterakan kehidupan manusia, dengan memanfaatkan bahan2 yang ada.
Hingga terbentuklah material-materila baru seperti composit (carbon fiber composite, natural fiber
composite, dan lain sebagainya).
Pemilihan material dalam engineering activity merupakan hal yang sangat menentukan,
karena dalam rekayasa engineering salah satu keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan dalam
memilih bahan.
Pada prinsipnya segala macam bahan pada dasarnya tersusun oleh proton, neutron, dan
electron. Dimana ketiga unsur ini membentuk struktur yang stabil. Bahan apapun pada dasarnya
tersusun oleh ketiga unsur ini. Sifat-sifat bahan pada dasarnya terdiri dari sifat physical dan
mechanicalnya, dimana sifat-sifat ini tentunya tidak lepas dari sifat-sifat struktur atom penyusunya.
Struktur Atom
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton
yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang
tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya
membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama
bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda
bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah
proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur
kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi
lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para
kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu
tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat
dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian
berhasil memodelkan atom.
Relatif terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat kecil dengan
massa yang sama kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau menggunakan peralatan khusus
seperti mikroskop penerowongan payaran. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti
atom, dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak
memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil yang dapat mengalami peluruhan
radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi yang mengubah jumlah proton dan
neutron pada inti. Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi,
ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan
menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras.
Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur dan memengaruhi sifat-sifat
magnetis atom tersebut.
Perkembangan Model Atom
Seorang filsuf Yunani yang bernama Democritus berpendapat bahwa jika suatu benda dibelah
terus menerus, maka pada saat tertentu akan didapat akan didapat bagian yang tidak dapat
dibelah lagi. Bagian seperti ini oleh Democritus disebut atom.[1]
Istilah atom berasal dari
bahasa yunani “a” yang artinya tidak, sedangkan “tomos” yang artinya dibagi. Jadi, atom
artinya tidak dapat dibagi lagi. Pengertian ini kemudian disempurnakan menjadi, atom adalah
bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibelah lagi namun namun masih memiliki
sifat kimia dan sifat fisika benda asalnya.
Atom dilambangkan dengan ZXA, dimana A = nomor massa (menunjukkan massa atom,
merupakan jumlah proton dan neutron), Z = nomor atom (menunjukkan jumlah elektron atau
proton). Proton bermuatan positif, neutron tidak bermuatan (netral), dan elektron bermuatan
negatif. Massa proton = massa neutron = 1.800 kali massa elektron. Atom-atom yang
memiliki nomor atom sama dan nomor massa berbeda disebut isotop, atom-atom yang
memiliki nomor massa sama dan nomor atom berbeda dinamakan isobar, atom-atom yang
memiliiki jumlah neutron yang sama dinamakan isoton.
Macam-macam Model Atom
1. Model Atom John Dalton
Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di Inggris, melakukan
perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus.
Bayangan Dalton dan Democritus adalah bahwa atom berbentuk pejal. Dalam renungannya
Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom:
1. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan dengan atom
2. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
3. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
4. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi
kimia, atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan
5. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
6. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap
Teori atom Dalton mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom.
Namun, teori atom Dalton memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat menerangkan suatu larutan
dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus
listrik padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat
menghantarkan arus listrik.
2. Model Atom J.J. Thomson
Pada tahun 1897, J.J Thomson mengamati elektron. Dia menemukan bahwa semua atom
berisi elektron yang bermuatan negatif. Dikarenakan atom bermuatan netral, maka setiap
atom harus berisikan partikel bermuatan positif agar dapat menyeimbangkan muatan negatif
dari elektron.
Kelebihan model atom Thomson
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan model atom Thomson
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola
atom tersebut.
3. Model Atom Rutherford
Model atom Rutherford
Rutherford melakukan penelitian tentang hamburan sinar α pada lempeng emas. Hasil
pengamatan tersebut dikembangkan dalam hipotesis model atom Rutherford.
a. Sebagian besar dari atom merupakan permukaan kosong.
b. Atom memiliki inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa atom.
c. Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan yanga sangat tinggi.
d. Sebagian besar partikel α lewat tanpa mengalami pembelokkan/hambatan. Sebagian kecil
dibelokkan, dan sedikit sekali yang dipantulkan.
Kelemahan Model Atom Rutherford
a. Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan
energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan elektron itu
akan kehabisan energi dan akhirnya menempel pada inti.
b. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara
rotasinya terhadap ini atom.
c. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil.
d. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).
4. Model Atom Niels Bohr
Model Atom Niels Bohr
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan pendapatnya bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. [5]
Model atom
Bohr merupakan penyempurnaan dari model atom Rutherford.
Kelemahan teori atom Rutherford diperbaiki oleh Neils Bohr dengan postulat bohr :
a. Elektron-elektron yang mengelilingi inti mempunyai lintasan dan energi tertentu.
b. Dalam orbital tertentu, energi elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap energi jika
berpindah ke orbit yang lebih luar dan akan membebaskan energi jika berpindah ke orbit
yang lebih dalam
Kelebihan model atom Bohr
atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron.
Kelemahan model atom Bohr
a. tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack.
b. Tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh
medan magnet terhadap atom-atom, dan spektrum atom yang berelektron lebih banyak.
Ikatan Atom
Ikatan atom teridiri dari 2 macam, yaitu primary bonding dan secondary bonding.
Primary bonding, meliputi :
1. Ionic Bonding
2. Covalen Bonding
3. Metalic Bonding
Secondary Bonding
1. Vander Waals
2. Hydrogen Bond
Ionic Bonding
Ikatan ion merupakan sejenis interaksi elektrostatik antara dua atom yang memiliki
perbedaan elektronegativitas yang besar. Tidaklah terdapat nilai-nilai yang pasti yang
membedakan ikatan ion dan ikatan kovalen, namun perbedaan elektronegativitas yang lebih
besar dari 2,0 bisanya disebut ikatan ion, sedangkan perbedaan yang lebih kecil dari 1,5
biasanya disebut ikatan kovalen. Ikatan ion menghasilkan ion-ion positif dan negatif yang
berpisah. Muatan-muatan ion ini umumnya berkisar antara -3 e sampai dengan +3e.
Covalen Bonding
Ikatan kovalen adalah ikatan yang umumnya sering dijumpai, yaitu ikatan yang
perbedaan elektronegativitas (negatif dan positif) di antara atom-atom yang berikat
sangatlah kecil atau hampir tidak ada. Ikatan-ikatan yang terdapat pada
kebanyakan senyawa organik dapat dikatakan sebagai ikatan kovalen.
Metalic Bonding
Pada ikatan logam, elektron-elektron ikatan terdelokalisasi pada kekisi (lattice) atom.
Berbeda dengan senyawa organik, lokasi elektron yang berikat dan muatannya adalah
statik. Oleh karena delokalisai yang menyebabkan elektron-elektron dapat bergerak bebas,
senyawa ini memiliki sifat-sifat mirip logam dalam hal konduktivitas, duktilitas, dan
kekerasan.
VanDer Walls Bonding
Dipol seketika ke dipol terimbas, atau gaya van der Waals, adalah ikatan yang paling
lemah, namun sering dijumpai di antara semua zat-zat kimia. Misalnya atom helium, pada
satu titik waktu, awan elektronnya akan terlihat tidak seimbang dengan salah satu muatan
negatif berada di sisi tertentu. Hal ini disebut sebagai dipol seketika (dwikutub seketika).
Dipol ini dapat menarik maupun menolak elektron-elektron helium lainnya, dan
menyebabkan dipol lainnya. Kedua atom akan seketika saling menarik sebelum muatannya
diseimbangkan kembali untuk kemudian berpisah.
Hydrogen Bonding
Ikatan hidrogen bisa dikatakan sebagai dipol permanen yang sangat kuat seperti
yang dijelaskan di atas. Namun, pada ikatan hidrogen, proton hidrogen berada sangat dekat
dengan atom penderma elektron dan mirip dengan ikatan tiga-pusat dua-elektron seperti
pada diborana. Ikatan hidrogen menjelaskan titik didih zat cair yang relatif tinggi seperti air,
ammonia, dan hidrogen fluorida jika dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang lebih
berat lainnya pada kolom tabel periodik yang sama.
ATOM DAN SUSUNANNYA DALAM MATERIALS
Ikatan atom secara bersama-sama akan membentuk struktur benda memberikan pengaruh
pada sifat-sifat bendanya. Berdasarkan pada pengelompokan atomnya, material
diklasifikasikan sebagai molekul struktur , crystal structure atau amorphous structure.
Molekul struktur memiliki sejumlah atom yang terikat bersama sebagai ikatan utama. Hanya
ada gaya tarik ikatan yang lemah, contoh dari molekul meliputi : O2, H2O, dan C2H4 (etyline).
Tiap molekul ini bebas bergerak sehingga material ini memiliki tingkat titik lebur dan didih
yang rendah. Kecenderungan molecular material adalah lemah. Perubahan keadaan dari solid
ke cair atau dari cair ke gas molekul-molekul relative as a disstict entities.
Solid material dan kebanyakkan mineral memiliki struktur crystal. Pada struktur ini atom-
atom disusun secara teratur dalam geometri yang dinamakan lattice. Kumpulan lattice-lattice
ini membentuk blok-blok yang dikenal dengan unit cell.
Contoh material yang berbentuk amorphous adalah glass.
STRUCTURE CRYSTAL DARI METAL
Stuktur crystal terdiri dari 4 macam stuktur lattice, yaitu
1. FCC
2. BCC
3. HCP
4. Simple Cubic
FCC (Face Centered Cubic)
BCC (Body Center Cubic)
HCP (Hexagonal Close Packed)
Dari sudut manufaktur, metal merupakan klas material yang penting, lebih dari 50 metal yang
dikenal tetapi dalam kebutuhan komersial ada 40 yang sering dipergunakan. Karakteristik
metal adalah ikatannya merupakan ikatan metallic. Kekuatannya tinggi, memiliki sifat
konduktivitas elektrikal dan termal yang bagus, serta memiliki kemampuan untuk mengalami
deformasi plastis yang yang baik sebelum fracture, serta memiliki density yang relative tinggi
dibandingkan non metals.
Pada saat proses pembekuan metal struktur atomnya adalah crystalline. Ada yang dalam
bentuk satu lattice dan ada yang tersusun oleh beberapa lattice. Beberapa metal dikatakan
allotropic atau polymorphic, dan perubahan dari satu bentuk lattice ke bentuk yang lainnya
dinamakan allotropic transformations.
Struktur crystal yang paling sederhana adalah simple cubic. Dimana pada sisi cornernya
terdapat single atom yang saling dihubungkan dengan atom-atom yang lainnya.
DEVELOPMENT OF A GRAIN STRUCTURE
Volume solid yang paling kecil dikenal sebagai crystal atau grain, dan permukaan yang
membagi mereka dinamakan grainboundaries. Proses dimana grain structure dihasilkan
selama solidifikasi adalah pengintian dan pertumbuhan.
Grains merupakan unit struktur yang paling kecil dalam metals yang dapat diamati oleh
microskup. Bila metal yang dipolish hingga seperti cermin, setelah mengalami serangkaian
abrasive dan diberi larutan kimia(etched), maka grain struktur akan dapat dilihat dibawah
mikroskup. Atom2 dalam grain boundaries kehilangan ikatannya dan cenderung bereaksi
dengan bahan kimia.Bila dilihat dibawah cahaya lampu akan terlihat sebagai garis yang
gelap.
Jumlah dan ukuran dari grains dalam metal bervariasi dengan kecepatan pengintian dan
pertumbuhannya. Bila kecepatan pengintian lebih besar , maka hasil grains akan lebih kecil.
Sehingga laju pertumbuhan yang lebih besar akan menghasilkan grain yang lebih besar.
Karena hasil dari grain struktur akan mempengaruhi mechanical dan physical properties.
Sehingga hal ini penting bagi engineer untuk mengontrol pertumbuhannya.
ELASTIC DEFORMATION
Sifat-sifat material sangat ditentukan oleh struktur kristalnya. Hal ini berdasarkan pada study
pemberian beban pada single Kristal, jika beban yang diberikan relative rendah maka respons
Kristal adalah terengang atau menekan jarak antar atomnya. Basic lattice unit tidak berubah
dan posisi atom relative tetap antara atom satu dan lainnya. Jika load di hilangkan maka
posisi aton akan kembali ke posisi semula seperti sebelum diberi beban. Raksi seperti inilah
yang dinamakan elastic deformation. Berdasarkan studi ini dapat diperoleh hasil sebagai
berikut: mechanical behavior tergantung pada
1. Tipe lattice
2. Interatomic forces
3. Jarak diantara bidang atom
4. Density dari atom
PLASTIC DEFORMATION
Jika gaya pada struktur Kristal terus diperbesar maka akan terjadi
1. Terputusnya ikatan atom dan menghasilkan patah
2. slip atom-atom satu sama lain
Pada material metal fenomena yang kedua sering terjadi, yaitu bidang atom menggeser
bidang atom lainya, sehingga menghasilkan displacement atau permanent slip posisi
atomnya. Fenomena inilah yang dinamakan plastic deformation.
DISLOCATION THEORY DARI SLIPPAGE
Kekuatan material secara teoritis berdasarkan pada sliding dari satu bidang atom ke bidang
atom yang lainnya. Deformasi plastis tidak terjadi pada seluruh atom pada bidang
slip.Deformation adalah hasil dari progressive slip dari kerusakkan local yang dikenal sebagai
dislocation. Analogi dari persoalan ini adalah karpet yang digulung dilantai. Kemudian ada
seseorang yang ingin menggeser karpet ini, salah satu caranya adalah dengan menarik karpet
ini pada ujungnya, dan menggeser karpet ini pada penampang melintang lantai, sehingga
menimbulkan ketahan gesek pada seluruh area kontak. Hal ini membutuhkan gaya kerja yang
besar. Methoda lainnya untuk mengerjakan tugas ini (menggelar karpet) adalah dengan
membuat lipatan pada salah satu ujungnya kemudian mendorong lipatan tersebut ke seluruh
lantai, hal ini hanya membutuhkan gaya yang relative lebih kecil, (atau seperti gerakkan ulat).
Elektron mikroskup menunjukkan bahwa crystal metal tidak memiliki susunan atom yang
sempurna, tiga macam ketidaksempurnaan tersebut adalah edge dislocation dan screw
dislocation serta kombinasi dari kesuanya. Ketiganya dapat dilihat pada gambar berikut
Edge dislocation Screw dislocation Mixdislocation
Dislocation ini menyebabkan berkurangnya kekuatan dari metal, sehingga perlindungan
untuk mencegah terjadinya dislocation ini berkecenderungan untuk meningkatkan kekuatan
metal.
STRAIN HARDENING ATAU WORK HARDENING
Pada metal, plastic deformation merupakan hasil dari pergerakan dislokasi, atau cacat crystal
yang menyebabkan ketahanan terhadap gerakan plastis lebih jauh. Efek dari strain hardening
menjadi lebih berdaya guna bila kita melakukan pekerjaan pembentukan.
PLASTIC DEFORMATION PADA POLYCRISTALLINE METAL
Metal pada dasarnya tidak hanya tersusun oleh satu jenis Kristal saja tetapi biasanya tersusun
oleh sejumlah tipe Kristal, sehingga metal seperti ini dinamakan polycrystalline. Variasi grain
yang terbentuk di metal tentunya akan menyebabkan perbedaan orientasi demikian pula bila
gaya di terapkan ke material ini akan terjadi deformasi yang berbeda pula.
GRAIN SHAPE DAN ANISOTROPIC MATERIALS
Metal yang mengalami deformasi, grain akan memiliki kecenderungan untuk memanjang
dalam arah aliran metalnya. Mechanical properties dan physical properties materials akan
akan merupakan fungsi dari arah. Sifat material yang tergantung arahnya dinamakan dengan
anisotropic, yaitu sifat-sifat material yang berbeda pada setiap arahnya. Sedangkan material
yang memiliki sifat-sifat sama pada setiap arahnya dinamakan isotropic.
COLD WORKING ?
Suatu logam dikatakan mengalami pengerjaan dingin bila butir-butir kristalnya berada dalam
keadaan terdistorsi setelah mengalami deformasi plastis. Dalam keadaan ini pada Kristal
terdapat berbagai dislokasi setelah terjadi slip.
Sebagai akibat pengerjaan dingin ini adalah
1. Tensile strength, yield strength, dan kekerasan akan meningkat
2. Ductility menurun dengan semakin naiknya derajat deformasi dingin yang dialami.
3. Sifat penghantaran listrik akan menurun
Contoh pengerjaan dingin:
1. Cold rolling
2. Cold drawing
3. Dll.
RECRYSTALLIZATION ?
Sebagai akibat pengerjaan dingin terjadi peningkatan jumlah dislokasi yang besar dan
bidang-bidang kristalogafik tertentu akan mengalami distorsi yang hebat. Sebagaian dari
energy yang diberikan untuk mendeformasi logam itu dikeluarkan sebagai panas dan
sebagian tersimpan sebagai energy dalam di dalam struktur Kristal, hal ini berkaitan dengan
cacat Kristal yang terjadi sebagai akibat dari deformasi. Bila logam yang telah mengalami
pengerjaan dingin ini dipanaskan kembali maka atom-atom akan menerima sejumlah panas
yang dapat dipakai kembali untuk bergerak membentuk sejumlah Kristal yang lebih bebas
cacat, serta bebas tegangan dalam. Peristiwa perubahan yang terjadi selama proses
pemanasan kembali ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:
1. Recovery
2. Recrystallization
3. Grain growth
1. Recovery
Peristiwa ini terjadi pada awal pemanasan kembali, pada temperature yang rendah dan
perubahan yang terjadi tidak diikuti dengan perubahan struktur makro serta belum
terjadi perubahan sifat mekanik. Perubahan yang terjadi hanya perubahan energy
dalamnya saja (berkurang nilainya).
Perlunya mengurangi tegangan Dalam ini, adalah untk mencegah terjadinya distorsi
pada benda kerja yang mengalami pengerjaan dingin sebagai akibat tegangan sisa itu,
dan juga untuk mencegah stress corrosion cracking atau retak karena korosi pada
logam yang mengalami tegangan. Proses laku panas yang memanfaatkan hal ini
dinamakan stress relief annealing.
2. Recystallisation
Pemanasan lebih lanjut akan menyebabkan munculnya Kristal baru dari Kristal yang
terdistorsi dengan struktur lattice dan komposisi kimia yang sama seperti sebelum
pengerjaan dingin.
Rekristalisasi terjadi melalui proses pengintian dan pertumbuhan. Lajunya mula-mula
rendah dan kemudian sangat cepat dan selanjutnya melambat kembali menjelang
akhir proses.
Temperature dimana rekristalisasi terjadi dinamakan temperature rekristalisasi yaitu
temperature dimana logam yang dideformasi dingin akan mengalami rekristalisasi.
Logam yang dideformasi pada temperature diatas tempertaur rekristalisasi nya akan
langsung mengalami rekristalisasi dan setelah selesai akan diperoleh Kristal yang
sama dengan Kristal sebelum mengalami deformasi. Pengerjaan seperti ini dinamakan
pengerjaan panas (Hot working)
3. Grain growth
Butir Kristal yang besar akan memiliki free energy yang lebih rendah karenanya butir
Kristal cenderung untuk tumbuh lebih besar hingga mencapai ukuran maksimunya
pada temperature tersebut. Makin tinggi temperature pemanasan makin besar pula
ukuran besar butir. Bahkan laju pertumbuhan butir ini makin tinggi dengan makin
tingginya temperature pemanasan.Bila setelah pemanasan hingga temperature yang
dianggap cukup kemudian logam didinginkan kembali dengan lambat maka besar
butir setelah mencapai temperature kamar tidak berseda jauh dengan besar butir saat
sebelum didinginkan (asalkan selama pendinginan tidak terjadi perubahan fase).