Sidomuncul Dari Internet
-
Upload
sarah-zielda-najib -
Category
Documents
-
view
17 -
download
14
description
Transcript of Sidomuncul Dari Internet
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam ilmu ekonomi, perusahaan adalah suatu satuan ekonomi yang bertujuan
menyelenggarakan sebagian dari proses produksi masyarakat guna memperoleh laba atau
penghasilan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya terdapat berbagai persoalan yang sering
muncul dalam setiap perusahaan pada umumnya, yakni bagaimana perusahaan dapat
memperoleh bahan baku dengan mudah dan dengan biaya yang rendah, bagaimana
perusahaan dapat melakukan kegiatan proses produksi, bagaimana peruahaan dapat
memasarkan hasil produksi kepada konsumen sehingga perusahaan dapat memperoleh
penghasilan tertentu dengan biaya seminimal mungkin.
Sebagian besar perusahaan biasanya mengadakan berbagai pertimnbangan-
pertimbangan dalam memilih bahan baku, khususnya adalah bagaimana perusahaan dapat
memperoleh bahan baku yang berkualitas dengan tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi.
Kegiatan produksi dalam perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan modern,
biasanya didominasi oleh mesin-mesin pabrik sehingga dalam melakukan penataan mesin-
mesin tersebut harus diperhatikan agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Akan
tetapi, kegiatan produksi tetap tidak dapat terlepas dari peran para pekerja/ sumber daya
manusia. Misalnya : perusahaan Sido Muncul dalam proses produksi jamu selain
menggunakan mesin modern juga tetap memanfaatkan sumber daya manusia yang ada.
Dalam penyortiran bahan baku dan pengemasan sebagian tetap masih mengunakan jasa para
pekerja.
Di samping itu, hal lain yang berpengaruh dalam proses produksi adalah keterkaitan
waktu kerja. Bagaimana suatu perusahaan dapat memproduksi sesuai dengan permintaan
pasar ataupun sesuai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal lainnya juga harus
diperhatikan oleh sebagian besar perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat
menghasilkan produk yang berkualitas, sehingga para konsumen dapat tertarik untuk tetap
mengkonsumsi tanpa harus berpindah ke produk lain.
B. Tujuan Kunjungan Perusahaan
Kunjungan perusahaan yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 13 Oktober 2010 salah
satunya dalam rangka Dies Natalis ke 55 Universitas Sanata Dharma.
Disamping itu ,diadakannya kunjungan perusahaan ini bertujuan unutk memberikan
informasi atau pengetahuan baru kepada para mahasiswa mengenai apa yang sesungguhnya
terjadi dilapangan terkait dengan kegiatan perekonomian khususnya di bidang produksi agar
mahasisa tidak hanya memahami informasi dari sumber buku saja, akan tetapi dapat
membandingkannya dengan kejadian langsung dilapangan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIK PRODUKSI
A. Pengertian Produksi
Produksi adalah setiap usaha manusia untuk menciptakan atau menambah guna suatu
benda.
B. Lapangan Produksi
Lapangan produksi digolongkan menjadi 3 bidang produksi yaitu:
1. Produksi primer, mencakup produksi pertanian dan pertambangan yang terutama
menyediakan bahan-bahan dasar.
2. Produksi seunder, yang meliputi industri kerajinan tangan atau konstruksi (pembuatan
bangunan)
3. Produksi tersier, menghasilkan jasa yang membantu memperlancar, menyalurkan, dan
menghubungkan baik untuk produksi maupun konsumen.
C. Faktor-faktor Produksi
Faktor-faktor produksi terdiri dari :
1. Faktor produksi alam
Tanah dan keadaan alam
Kekayaan hutan
Kekayaan yang terdapat dalam tanah (tambang)
Kekayaan air sebagai tenaga penggerak,pengangkutan, sumber bahan makanan,sebagai sumber
pengairan
2. Faktor produksi tenaga kerja
a. Tenaga kerja rohani, yaitu segala kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kegiatan
pikiran yang produktif dalam produksi. Misalnya : kerja para pimpinan.
b. Tenaga kerja jasmani, yaitu segala kegiatan yang lebih banyak merupakan kegiatan
pelaksanaan yang produktif dalam produksi. Dibagi menjadi :
Skilled labour / tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus.
Trained labour / tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan latihan dan
pengalaman terlebih dahulu.
Unskilled labour / tenaga kerja tidak terdidik, yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan
pendidikan dan latihan terlebih dahulu.
3. Faktor produksi modal / capital
a. Benda modal /capital goods
Modal tetap / fixed capital, yaitu setiap benda yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali
dalam proses produksi. Misal : mesin-mesin dan bangunan kantor.
Modal lancar / variabel capital , yaitu setiap benda yang hanya dapat dipergunakan sekali
dalam proses produksi.
Modal uang / capital of money
Menurut Von Bohm Bawerk, dilihat dari fungsinya modal terbagi atas :
Modal individu, yaitu setiap benda yang merupakan sumber pendapatan bagi pemiliknya yang
hasilnya tidak tergantung pada kerja sipemiliknya. Contoh : rumah, tanah ,dan efek
Modal masyarakat, yaitu setiap hasil yang digunakan untuk proses produksi selanjutnya.
Contoh: semua modal individu kecuali efek.
b. Faktor skill
Dibedakan menjadi :
Managerial skill, yaitu keahlian dalam mengorganisasi faktor-faktor produksi dan kemampuan
menggunakan teknik-teknik serta metode-metode baru dalam proses produksi.
Technological skill, yaitu keahlian khusus dalam hal teknik ekonomi yang diperguanakan
dalam kegiatan ekonomi dan produksi.
Organasation skill, yaitu keahlian mengatur berbagai usaha perusahaan.
D. Proses Produksi
Proses produksi adalah urutan-urutan pembuatan barang sejak pemasukan bahan mentah
pada alat-alat produksi sampai menjadi barang jadi siap pakai.
E. Jenis-jenis Produksi
Jenis-jenis proses produksi dibedakan menjadi :
1. Menurut jangka waktu produksi
Proses terus-menerus (continoes process) atau jangka panjang
Proses terputus-putus (intermittent process) atau jangka pendek
2. Menurut sifat produksi
Produksi standard, yaitu memproduksi barang untuk dikirim kepada pembeli dan penyalur
tetapi juga untuk persediaan.
Produksi pesanan, yaitu produksi bilamana para pembeli menhendaki adanya spesifikasi
tertentu dari produk yang diinginkan , kemampuan produksi tersebut.
F. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi dibedakan menjadi :
1. Perencanaan produksi
Perencanaan produksi meliputi keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-
masalah pokok yang meliputi :
Jenis dan jumlah barang yang akan dibuat
Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai)
Kedua masalah pokok tersebut dipengaruhi oleh data tentang kebutuhan pasar dari bagian
pemasaran serta perkiraan penjualan.
2. Organisasi produksi
Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada
bagian produksi yang mana didalamnya terdapat para spesialis ahli dalam perencanaan
supervisi atau pelaksanaan dalam proses produksi. Besarnya organisasi produksi yang
diperlukan tergantung besarnya perusahaan dan kompleksnya proses pengolahan yang
diinginkan.
3. Pengendalian produksi
Adalah serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produksi
(pekerja,mesin,peralatan dan material) kedalam satu aliran, dimana aliran tersebut akan
memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah dan kemungkinan waktu
tercepat.
4. Pengendalian persediaan bahan baku
Perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak
terganggu. Persediaan dalam jumlah besar mengandung resiko seperti :
Resiko hilang dan rusak
Biaya pemeliharaan dan pengawasan
Resiko usang
Uang yang digunakan untuk persediaan terlalu besar
Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah persediaan
paling ekonomis. Sedangkan jumlah yang ekonomis dipengaruhi oleh pemesanan. Jumlah
pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor, yaitu :
Jumlah kebutuhan bahan baku pertahun
Biaya pemesanan
Biaya penyimpanan
Harga bahan baku
5. Pemeliharaan peralatan
Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dari perbaikan peralatan sangat memegang
peranan penting. Bilamana hal ini diabaikan, maka perusahaan akan mengalami kerugian
yang tidak kecil. Untuk mencegah kerugian tersebut, terdapat 2 (dua) sistem mengorganisasi
pemeliharaan yaitu :
a. Desentralisir menurut biaya atau departemen
Masing-masing bagian atau departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri.
b. sentralisasi
Dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus menangani perbaikan dan
pemeliharaan peralatan.
6. Pengawasan kualitas dan inspeksi
Masalah pengawasan kualitas dan inspeksi tidak hanya menyangkut tentang barangnya saja,
tetapi menyangkut pula kebijakan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar, kebutuhan investasi,
kemampuan menghasilkan barang kembali, dan persaingan. Terdapat 4 (empat) tahapan
pengawasan kualitas yaitu :
a. Penentuan kebijakan tentang penerapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar (konsumen)
b. Tahapan penentuan desain teknis untuk mencapai target tuntutan pasar
c. Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi
d. Tahap penggunaan dilapangan, dimana pengawasan akan berpengaruh pada kualitas akhir
dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang.
Inspeksi adalah penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik kualitas dan
memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan (tindakan perbaikan belum
dilaksanakan).
Pengawasan (kontrol) mengajukan pertanyaan-pertanyaan kapan, berapa kali dan berapakah
jumlah barang yang akan didispeksi (menentukan penyebab kesalahan dan melakukan
perbaikan).
Konsep probabilitas sangat memegang peranan penting pada tahap pengawasan kualitas ini
dengan cara menetapkan perencanaan contoh (sampel) yang merupakan sarana untuk
pengawasan kualitas barang-barang yang keluar dan degnan prosedur bagan pengawasan
(control chart) secara kontinyu akan dapat mendeteksi mesin-mesin dan proses-proses yang
tidak berjalan dengan semestinya.
BAB III
TEMUAN LAPANGAN
A. PT. Sido Mucul
Latar Belakang
PT. SidoMuncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940,
dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan.
Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau
memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke
Semarang , maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama SidoMuncul
yang berarti "Impian yang terwujud" dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun.Dengan produk
pertama dan andalan, Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat
tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannyapun selalu meningkat.Dalam
perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi
memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan
di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang.
Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai
dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai
dengan kapasitas yang dibutuhkan ( kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang ).Untuk
mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang
lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan
pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan
Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29
ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia,
dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, SidoMuncul
sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat
inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar
farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan
Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
Secara pasti PT. SidoMuncul bertekad untuk mengembangkan usaha di bidang
jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi lebih berkonsentrasi dan
inovatif. Disamping itu diikuti dengan pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar,
baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik. Untuk
mewujudkan tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu didahului oleh
studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat maupun
sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari
barang datang , hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang
ketat.
Seluruh karyawan juga bertekad untuk mengadakan perbaikan setiap saat, sehingga
diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya.
Visi dan Misi
Visi :
Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan
lingkungan.
Misi :
Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional.
Mengembangkan research / penelitian yang berhubungan dengan pengembangan pengobatan
dengan bahan-bahan alami.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup
sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan pengobatan secara tradisional.
Ikut mendorong pemerintah / instansi resmi agar lebih berperan dalam pengembangan
pengobatan tradisional.
Sumber Daya Manusia
Saat ini PT. SidoMuncul didukung lebih dari 2000 karyawan dengan tingkat
pendidikan bervariasi dan ditempatkan sesuai dengan keahlian, kemampuan dan kapasitasnya
masing-masing. Sebagai pendukung, SidoMuncul juga memilki tenaga ahli dari berbagai
disiplin ilmu, seperti biologi, ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik
kimia, teknik elektro, dll. Untuk mengembangkan kemampuan, pada waktu-waktu tertentu
kepada karyawan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan, kursus, maupun seminar. Untuk
mendukung pengembangan, PT. SidoMuncul juga merekrut konsultan yang ahli di
bidangnya, misalnya : apoteker, dokter umum, dokter gigi dan spesialis.
Fasilitas Pabrik
Dengan standar pabrik CPOB ( Standard pabrik Farmasi ), maka fasilitas yang
ada di PT. SidoMuncul antara lain :
1. Laboratorium :
Laboratorium Instrumentasi
Laboratorium Farmakologi
Laboratorium Formulasi
Laboratorium Farmakognosi
Laboratorium Stabilitas
Laboratorium Kimia,
yang dilengkapi peralatan HPLC ( High Pressure Liquid Chromatography ), GC ( Gas
Chromatography ) dan TLC Scanner ( Thin Layer Chromatography ). Keseluruhan
laboratorium tersebut dibangun di atas lahan seluas 1200 m².
2. Laboratorium Kultur Jaringan
3. Kebun percobaan dan budidaya tanaman obat
4. Extraction Centre
5. Pengolahan air bersih
6. Pengolahan air limbah
7. Perpustakaan
8. Klinik Holistik
Selain sebagai tempat pelaksanaan produksi, di lokasi pabrik PT. SidoMuncul
juga terdapat Agrowisata seluas 1,5 hektar. Lahan agrowisata tersebut berisikan berbagai
jenis tanaman obat yang ada di Indonesia dan digunakan sebagai bahan baku produksi produk
jamu SidoMuncul.
PRODUKSI
Bahan
baku terdiri dari 160 jenis, sebagian besar diambil dari alam dan tergantung dari musim. Jika
disatu tempat ada belum tentu ditempat lain ada dan bahkan jika ditempat itu ada akan ada
kemungkinan pula hari berikutnya tempat tersebut tidak tersedia bahan baku. Bahan baku
diambil dari daerah atau wilayah sekitar pabrik . Dan bahan baku yang diambil adalah bahan
baku yang dalam kondisi kering guna penyimpanan yang lebih baik. Bahan bakupun didapat
dalam rantai pasar yang panjang sehingga harus dalam kondisi kering.
Proses
penyimpanan dilakukan digudang penyimpanan. Persediaan bahan baku dengan sistem
FIFO , masuk pertama keluar pertama. Hal ini dilakukan guna tidak adanya bahan baku yang
menumpuk atau tersimpan terlalu lama yang berakibat pada rusaknya bahan baku. Dalam
ruang penyimpanan bahan baku harus memenuhi syarat :
Bahan masuk benar
Bahan baku harus bersih
Bahan baku harus disimpan dalam bentuk kering
Selain itu adapun tata laksana gudang penyimpanan, yaitu kebersihan gudang harus terjaga
dan kelembaban serendah mungkin atau dapat dipastikan kering.
Dalam pengendalian kualitas bahan baku yang dilakukan ialah :
Pemisahan kotoran (penyortiran)
Pemotongan, guna mempermudah proses penghalusan
Pencucian kembali untuk memastikan bahan benar-benar bersih
Dikeringkan menggunakan oven
Penyortiran bahan kering, bahan yang berkualitaslah yang ddipilih
Masuk dalam pengamatan tim pengendali mutu, guna memastikan sudahkah bahan baku
memenuhi standar
Dalam proses yang dilakuakan diatas sebagian besar masih menggunakan jasa
sumberdaya manusia karena dalam proses penyortiran akan lebih dapat dijamin kualitasnya
jika dilakukan langsung oleh sumberdaya manusia. Namun dalam proses pemotongan dan
pengeringan juga menggunakan alat-alat yang masih tradisional. Selain menjaga kualitas
digunakannya sumber daya manusia juga bertujuan untuk mendayagunakan warga sekitar
agar kualitas hidupnya lebih terjamin dengan adanya lapangan pekerjaan.
PROSES PRODUKSI
Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah penerimaan
bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC (Quality Control), setelah terbukti
memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke
dalam gudang penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang
penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci,
dikeringkan, digiling, baru kemudian dicampur (mixing).
Dalam proses pencampuran bahan ini kami tidak diperkenankan untuk
melihatnya karena merupakan rahasia perusahaan. Sesudah proses pencampuran selesai
kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa-pipa untuk dilakukan proses pengemasan primer
(packaging primer) menggunakan mesin dua line dan delapan line. Kemudian masuk ke
proses pengemasan sekunder (packaging sekunder), disini produk yang sudah jadi dicek
kembali dengan cara uji sampel. Setelah selesai proses pengemasan sekunder kemudian
produk siap untuk didistribusikan.
HASIL PRODUKSI
Tipe serbuk : Kuku Bima, Kuku Bima Ginseng, Kuku Bima TL, Kuku Bima Plus Ttribulus.
Tipe saset : Tolak Angin, Tolak Angin Ekstra Hangat
Tipe saset hisap : Tolak angin Permen
Tipe Fls : Tolak angin Anak, Tolak Angin Flu
Tipe Botol : Kuku Bima Ener-G
PENGELOLAAN LIMBAH
Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. SidoMuncul tidak ingin
kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya untuk
melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di
lokasi pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah
menjadi air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman.
Sedangkan limbah padat dari buangan sisa ekstraksi akan dilolah menjadi
pupuk organik , yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman. Dengan upaya penanganan
limbah tersebut, diharapkan PT. SidoMuncul menjadi perusahaan yang ramah lingkungan,
dan lokasi seputar pabrik menjadi asri karena tanaman tumbuh subur.
B. PT Indofood Sukses Makmur TBK
Latar Belakang
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma
berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta
No.249tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20
Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12tanggal 11 Februari 1992,
Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma
menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para
Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5Februari 1994
yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.
VISI DAN MISI
Visi
Menjadi Perusahaan Total Food Solutions
Misi
Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami, dan teknologi
kami
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang
merupakan pilihan pelanggan
Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional
Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya dalam
bidang nutrisi
Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan
PROSES PRODUKSI
Bahan-bahan Pembuatan Mie :
Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu
diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi
membentuk struktur mie, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama
tepung terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dapat dibentuk dari
gliadin
(prolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan mie
harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan terhadap
penarikan sewaktu proses produksinya.
Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain air, garam, bahan
pengembang, zat warna, bumbu dan telur.
Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat,
melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang
dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 – 9, hal ini
disebabkan absorpsi air makin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang
diserap, mie menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang
baik.
Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie,
meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mieserta mengikat air. Garam dapat menghambat
aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak
mengembang secara berlebihan.
Putih telur akan menghasilkan suatu lapisan yang tipis dan kuat pada
permukaan mie. Lapisan tersebut cukup efektif untuk mencegah penyerapan minyak sewaktu
digoeng dan kekeruhan saus mie sewaktu pemasakan. Lesitin pada kuning telur merupakan
pengemulsi yang baik, dapat mempercepat hidrasi air pada terigu, dan bersifat
mengembangkan adonan.
Cara Pembuatan Mie
Tahapan pembuatan mie terdiri dari tahap pencampuran, roll press
(pembentukan lembaran), pembentukan mie, pengukusan, penggorengan, pendinginan serta
pengemasan.
Tahap pencampuran bertujuan agar hidrasi tepung dengan air berlangsung
secara merata dan menarik serat-serat gluten. Untuk mendapatkan adonan yang baik harus
diperhatikan jumlah penambahan air (28 – 38 %), waktu pengadukan (15 – 25 menit), dan
suhu adonan (24 – 40 oC).
Proses roll press (pembentukan lembaran) bertujuan untuk menghaluskan serat-
serat gluten dan membuat lembaran adonan. Pasta yang dipress sebaiknya tidak bersuhu
rendah yaitu kurang dari 25 oC, karena pada suhu tersebut menyebabkan lembaran pasta
pecah-pecah dan kasar. Mutu lembaran pasta yang demikian akan menghasilkan mie yang
mudah patah. Tebal akhir pasta sekitar 1,2 – 2 mm. Di akhir proses pembentukan lembaran,
lembar adonan yang tipis dipotong memenjang selebar 1 – 2 mm dengan rool pemotong mie,
dan selanjutnya dipotong melintang pada panjang tertentu, sehingga dalam keadaan kering
menghasilkan berat standar.
Setelah pembentukan mie dilakukan proses pengukusan. Pada proses ini terjadi
gelatinisasi pati dan koagulasi gluten sehingga dengan terjadinya dehidrasi air dari gluten
akan menyebabkan timbulnya kekenyalan mie. Hal ini disebabkan oleh putusnya ikatan
hidrogen, sehingga rantai ikatan kompleks pati dan gluten lebih rapat. Pada waktu sebelum
dikukus, ikatan bersifat lunak dan fleksibel, tetapi setelah dikukus menjadi keras dan kuat.
Pada proses selanjutnya, mie digoreng dengan minyak pada suhu 140 – 150 oC
selama 60 sampai 120 detik. Tujuannya agar terjadi dehidrasi lebih sempurna sehingga kadar
airnya menjadi 3 – 5 %. Suhu minyak yang tinggi menyebabkan air menguap dengan cepat
dan menghasilkan pori-pori halus pada permukaan mie, sehingga waktu rehidrasi
dipersingkat. Teknik tersebut biasa dipakai dalam pembuatan mie instan.
Setelah digoreng, mie ditiriskan dengan cepat hingga suhu 40 oC dengan kipas
angin yang kuat pada ban berjalan. Proses tersebut bertujuan agar minyak memadat dan
menempel pada mie. Selain itu juga membuat tekstur mie menjadi keras. Pendinginan harus
dilakukan sempurna, karena jika uap air berkondensasi akan menyebabkan tumbuhnya
jamur. Pengeringan dapat juga dilakukan menggunakan oven bersuhu 60 oC sebagai
pengganti proses penggorengan.
Proses terakhir adalah pembungkusan, bumbu sudah dibungkus dan produksi
bumbu dilakukan dipabrik lain. Untuk pembungkusan mie instan satuan digunakan mesin
moderen dan untuk pengepakan mie kedalam kardus diguanakn mesin berjalan dan
sumberdaya manusia.
PRODUK UTAMA
Indomie
Pop Mie
Sarimi
Supermi
Mie Telur Cap 3 Ayam
Pop Bihun
Cheetos
Chiki
Jet-Z
Lays Potato Chips
Chitato Potato Chips
Qtela Cassava Chips
Indomilk
Tiga Sapi
Indoeskrim
Kecap Indofood
Sambal Indofood
Promina
SUN
Piring Lombok
Bumbu Kaldu Indofood
Bumbu Instan Indofood
Bumbu Racik Indofood
Bimoli
Simas Palmia
Happy Salad Oil
PENGELOLAAN LIMBAH
Dalam proses produksi mie, Indofood menghasilkan tiga jenis limbah yang dikelola
dengan proses yang bermanfaat.
Lembah cair diolah dikolam-kolam didepan pabrik, dan limbah tersebut disuling,
dinetralkan kemudian dibuang dan di gunakan untuk perikanan.
Limbah plastik karena pembungkus yang rusak diproses menjadi tali ravia.
Limbah mie yang rusak digunakan sebagai makanan ternak, dan terbukti ternak juga
berkualitas karena diberi pakan limbah tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
Seluruh kegiatan ekonomi masyarakat pada akhirnya bertujuan untuk memakmurkan
warga masyarakat dan keluarganya. Dari bermacam kebutuhan hidup manusia, hanya
sebagian saja yang langsung dapat diambil dari alam dan selebihnya harus melalui proses
produksi yang berkualitas, maka suatu bahan mentah harus diolah ,diangkut dan disalurkan
agar sampai ketangan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada suatu perusahaan atau industri, proses produksi memegang peranan yang
penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini juga harus diimbangi dengan kerjasama
dari berbagai bidang dalam perusahaan. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, maka
harus melakukan pemilihan bahan baku serta pengawasan selama proses produksi. Hal ini
dimaksudkan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan
tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses produksi adalah suatu kegiatan untuk
mengolah bahan baku atau menambah nilai suatu bahan menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi untuk kemakmuran warga masyarakat dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Bintari, Anwar. 1993. Ringkasan Ekonomi Program A3. Bandung: Graneca Exact
Gilarso, T. 1992. Pengertian Dasar Ekonomi, Yogyakarta: Kanisius.
www.google.com