Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

23
EDISI MARET 2011

description

e-Paper Bulan Maret 2011. © 2011. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Website : http://dinperindag.jatengprov.go.id | Email : [email protected] | Twitter : @dinperindag | Facebook : https://www.facebook.com/dinperindagprov

Transcript of Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

Page 1: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

Page 2: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

TIM PENYUSUN E-PAPER INFO INDAG

Penanggung

Jawab

: Kepala Dinas

Pengarah : 1. Sekretaris Dinas

2. Para Kepala Bidang/Balai

Ketua Umum : Didi Saptawibawa

Sekretaris : Siti Chiswati

Ketua Redaksi : Nina Veronika Marthahima

Redaksi : 1. Hadi Pangestu

: 2. Sigid Adi Brata

: 3. Teguh Prihadi

: 4. Listyati PR

: 5. Kumarsi

: 6. Subandi

: 7. Faria Suryani

Publikasi TI : 1. Nandhi Nur Ardisasmito

2. Febriyan Nurul Santoso

Sekretariat

Operasional

:

1. Hery Sutantyo K

2. Rebo Sukimin

3. Nugroho

4. Ludyantoro Sri Marsetyo 5. Budi Prasetyo

SEKAPUR SIRIH KEPALA DINAS

Selama bulan April 2010, tulisan

terkait perdagangan bebas Cina-ASEAN

(ACFTA) banyak beredar di media. Intinya,

bahwa pemberlakuan ACFTA masih

memberikan porsi yang lebih menguntungkan

bagi Cina dibandingkan Indonesia. Hal ini

terlihat dari defisit ekspor Indonesia-Cina

yang terus membesar dan impor Cina yang

makin mendominasi struktur impor Indonesia.

Mereka yang skeptis dan meragukan daya

saing produk Indonesia menyarankan untuk

mengambil sikap yang berani dengan

membatalkan perjanjian tersebut atau

memberlakukan langkah-langkah

pengamanan dengan meningkatkan

hambatan-hambatan masuk untuk produk

Cina.

Lahirnya sikap proteksionisme dan

nasionalisme yang tinggi adalah hal yang

wajar bagi Indonesia. Bayangan akan

ketergantungan Indonesia yang makin besar

terhadap Cina sepertinya bukan lagi menjadi

bayangan tetapi secara nyata mungkin akan

menjadi bagian dari hidup kita. Namun, di era

global, hal seperti ini bukan lagi menjadi

kekhawatiran Indonesia tetapi juga negara-

negara maju seperti Amerika Serikat dan

Jepang. Kemajuan ekonomi China telah

melahirkan banyak penulis yang mengulas

tentang keberhasilan tersebut, hingga ada

yang menulis bahwa era swasta telah

Page 3: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

berakhir, sekarang adalah saatnya era negara

mengelola perekonomian.

Bagaimana dengan kita? Sebagai

aparat yang bertanggung jawab dalam

mengembangkan industry dan perdagangan

termasuk mendorong ekspor barang-barang

non migas di Jawa Tengah, ada baiknya kita

tidak larut dengan emosi nasionalsme yang

berlebihan. Karena, jika kita bertekad

mendorong ekspor, artinya berharap tidak

ada hambatan masuk yang tidak bisa diatasi

ke negara yang kita tuju, tentunya kita juga

harus mau membuka pasar kita lebar-lebar

dengan penuh tanggungjawab.

Nasionalisme bukan lagi pilihan

utama, tetapi menghadirkan nasionalisme

dengan memperkuat daya saing produk-

produk kita adalah jalan keluar yang paling

elegan. Oleh karenanya saat menyusun

kegiatan APBD tahun 2012, ada baiknya

seluruh elemen di Dinas Perindustrian dan

Perdagangan melahirkan konsep yang lebih

riil dalam meningkatkan daya saing produk

Jawa Tengah.

Maksudnya, dengan anggaran yang

terbatas, kita bisa mengalokasikan

peningkatan daya saing tersebut pada

produk-produk yang tepat dengan intervensi

pemerintah yang paling peka dengan

kebutuhan industry pilihan tersebut.

Untuk melakukan ini memerlukan

pencermatan data yang tajam, identifikasi

masalah yang tepat dan penetapan solusi

yang efektif dan efisien. Kapan saatnya? Sejak

saat inilah kita memulainya, jangan menunda

hanya karena masih ada banyak bulan untuk

menuju tahun 2012, selamat bekerja.

Page 4: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

ACFTA BUKAN AKHIR

SEGALANYA

Oleh Ihwan Sudrajat

Martin Jacques dalam bukunya When

China Rules The Worlds, menulis kehebatan

negeri beruang Panda yang lama tidur

tersebut dengan ulasan yang ringkas namun

cukup menggambarkan kedigdayaan China. Ia

menulis bahwa kecepatan dan ukuran

transformasi ekonomi China menjadi seperti

sekarang tidak pernah terjadi dalam sejarah,

mungkin cukup sepadan dibandingkan dengan

revolusi industry yang terjadi di Inggris abad

ke 18. Pada tahun 1993, pendapatan per

kapita penduduk China hanya US$ 339, tahun

2003 melonjak menjadi lebih dari US$ 1,000.

Tingkat kemiskinan pun dapat

diturunkan dengan cepat, tahun 1978, jumlah

penduduk miskin China 250 juta, tahun 1993

turun menjadi 80 juta dan tahun 2001 tinggal

29,27 juta. China menghasilkan 2/3

kebutuhan dunia untuk Mesin foto copy,

sepatu, mainan anak serta microwave, 50%

dari produksi dunia untuk DVD players,

camera digital, tekstil serta sekitar 30% untuk

DVD drives dan desktop computer.

Pada tahun 2007 berdasarkan

kapitalisasi pasar, dari 10 besar perusahaan

dunia, 3 berasal dari China yaitu ICBC,

Petrochina dan China Mobile. China juga

menanamkan investasi di luar negaranya

mencapai US$ 50 milyar pada tahun 2008,

dengan pertumbuhan rata-rata per tahun

selama periode 2001-2006 sekitar 60%.

Ekonomi China tumbuh luar biasa, selama 5

tahun terakhir, pertumbuhan ekonominya

melebihi angka 10%. Kekuatan ekonomi China

dipeta dunia saat ini sudah berbeda dengan

tahun 80-an.

Kini kekuatan ekonomi Cina yang

didukung jaringan pengusaha sebrang lautan

akan menjadi penyangga hegemony terhadap

ekonomi global. Bahasa China bahkan

kini telah menjadi bahasa pilihan kedua dari

warga dunia setelah bahasa Inggris. Proses

untuk menjadikan Mandarin sebagai bahasa

kedua dunia mulai didorong oleh Pemerintah

China dengan mendirikan Institute Confucius

di berbagai Negara, yang biasanya sering

dilekatkan dalam kerjasama dengan

universitas. Pada tahun 2007 terdapat

156 lembaga seperti itu berdiri di 55 negara.

China juga telah menempatkan guru-guru

bahasa Mandarin di berbagai Negara

termasuk Indonesia yang sepenuhnya dibiayai

oleh Kementrian Pendidikan China.

Berulangkali para pemimpin China sering

mengatakan bahwa mereka tidak ingin

menjadi hegemony ekonomi dunia dan

mereka memang tidak pernah bercita-cita

seperti itu, hanya sejak dulu mereka percaya

bahwa pusat dunia itu di China.

Dayagunakan kesempatan

Sepertinya tidak ada titik lemah yang

diperlihatkan China, cerita China adalah cerita

kesuksesan bidang ekonomi, olah raga,

kesehatan, ilmu dan teknologi. Dalam

perdagangan ASEAN-China (ACFTA), mereka

menunjukkan kelebihannya mendayagunakan

kesempatan. Kemampuan tersebut tidak lahir

secara mendadak, tentunya melalui persiapan

yang panjang, sehingga melahirkan paradigm

yang menjadi filosofi produk-produk China,

menghasilkan barang murah dengan kualitas

yang cukup diakui konsumen. China lebih

mampu memanfaatkan kesempatan ACFTA

dibandingkan Negara-negara ASEAN terutama

Indonesia.

Kekhawatiran produk China setelah

ACFTA diberlakukan akan merajai pasar

domestik sebenarnya sudah lama

diwacanakan tidak hanya para pengusaha

tetapi juga para pejabat. Impor barang-barang

China makin menjadi-jadi setelah ACFTA. Di

Jawa Tengah, deficit ekspor non migas baru

Page 5: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

terjadi tahun 2010 sebesar 400 juta dolar AS,

setelah ACFTA.

Berdasarkan realisasi impor triwulan I

tahun 2011, sekitar 31,3% dari total nilai

impor Jawa Tengah berasal dari China, tahun

2010, impor China mendominasi struktur

impor Jawa Tengah yaitu sekitar 27,8% dari

total impor. Pada tahun 2005, impor produk

non migas Jawa Tengah dari Cina sekitar 100

juta dolar AS, namun hanya dalam kurun

waktu 5 tahun yaitu tahun 2010, barang-

barang China yang didatangkan ke Jawa

Tengah meningkat drastis menjadi 1,19 milyar

dolar AS atau perkembangannya lebih dari 10

kali lipat. Sebuah lompatan yang sangat luar

biasa.

Di tingkat nasional pun, kepakan

sayap eksportir China makin mengkilat hingga

kita yang semula surplus pun akhirnya

mengalami defisit ekspor hingga 5 milyar

dolar AS pada tahun 2010. Untuk sektor-

sektor unggulan nasional, porsi impor produk

China dibanding dunia makin membesar,

produk elektronik (36,08%) furniture

(53,91%), logam dan barang logam (18,12%),

mainan anak (72,72%), tekstil (33,28%) dan

permesinan (22%). Porsi tersebut diyakini

akan terus berkembang pada tahun 2011 dan

tahun-tahun mendatang.

Mampu head to head

Menurut hasil survey Kementrian

Perindustrian yang dipublikasikan April lalu

mendapatkan pemberlakuan ACFTA telah

menyebabkan perusahaan yang diteliti yang

bergerak dalam industry logam, mesin,

elektronika, furniture, tekstil dan produk

tekstil mengalami korelasi kuat dalam

penurunan produksi dan korelasi lemah dalam

penurunan penjualan, penurunan

keuntungan, dan pengurangan tenaga kerja,

serta peningkatan impor bahan baku dari RRT.

Faktor utama penyebab kekalahan

daya saing terhadap produk RRT karena

bahan baku yang mahal, kurangnya pasokan

komponen, energy masih mahal dan tidak

stabil pasokannya serta faktor pemodalan

yang masih sulit. Perusahaan responden

meminta agar Pemerintah meningkatkan

penyediaan infrastruktur, kemudahan

pembiayaan, ketersediaan energi, dan

kemudahan aturan impor bahan baku.

Yang menarik dari hasil survey

tersebut adalah bahwa perusahaan di lima

sector industry ternyata menyatakan merasa

mampu bersaing secara head-to-head dengan

produk asal RRT walaupun secara mayoritas

produk yang dihasilkan cenderung sedikit

lebih mahal dari produk RRT, asal dengan

kualitas yang sama.

Hasil terakhir ini tidak berbeda

dengan beberapa komunikasi yang saya

lakukan kepada para pengusaha yang

menghasilkan produk unggulan di Jawa

Tengah, yaitu pengusaha yang bergerak di

bidang elektronika, furniture, produk yang

berbahan kayu bukan furniture, garmen dan

industry pengolahan makanan.

Seorang pengusaha elektronika di

Kawasan Industri Candi Semarang dan

pengusaha kayu lapis di Purworejo, dihadapan

Menteri Perdagangan mengatakan dengan

tegas bahwa mereka tidak miris dengan

produk-produk dari China. Di awal-awal

pemberlakuan ACFTA, tingkat penjualan

mengalami penurunan namun setelah dua-

tiga bulan setelah itu tingkat penjualan

mereka kembali seperti biasa bahkan

meningkat. Para pengusaha furniture pada

tahun 2010 juga mendapat kelebihan

permintaan, kapasitas produksinya

meningkat, pasar mereka tidak terganggu

dengan ACFTA. Demikian pula dengan

industry garmen, permintaan tambahan

tenaga kerja terus mengalir, tingkat

produksinya meningkat pesat.

Bukan akhir segalanya

Memperhatikan pendapat

keberlanjutan ACFTA, kita seperti tersandera

Page 6: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

dengan predikat daya saing yang lemah

padahal contoh dan pernyataan dari

pengusaha tadi tidak menggambarkan hal

seperti itu. Hal ini membuat kita berkeinginan

mengambil jalan pintas sebagai putusan yang

terbaik. Jalan pintas, karena rasa putus asa,

yang saya maksud antara lain usulan

membatalkan ACFTA, sesuatu yang sangat

sulit dilakukan karena ini merupakan

perjanjian multilateral, usulan mengenakan

bea impor tindak pengamanan atau anti

dumping, yang tidak bisa dilakukan begitu saja

karena perlu pembuktian yang memerlukan

waktu panjang.

Namun, membiarkan segalanya

sebagaimana business as usual a business juga

tidak dapat dibernarkan karena tanpa disadari

ekonomi kita akan makin tergantung dengan

barang-barang China. Saya kira, yang

terpenting adalah perlunya harmonisasi

antara keprihatinan pemerintah dengan

penyediaan anggaran untuk membangun

sebuah program yang benar-benar

berorientasi pada peningkatan (bukan

perbaikan) daya saing dari produk-produk

lokal.

Seorang pengrajin sepatu local

mampu membuat sepatu sesuai contoh

sepatu impor yang saya berikan. Sepatu impor

tersebut harganya dikisaran Rp. 5 juta, namun

pengrajin itu hanya

menawarkan kurang dari 10% harga sepatu

impor. Contoh kecil ini menunjukkan bahwa

jika para industrialis kita dibantu diarahkan

melalui program revolusioner yang

berorientasi pada peningkatan daya saing,

saya yakin, kita tidak akan diliputi

kekhawatiran pasar local yang makin tergerus

produk China.

Program yang saya maksud

setidaknya berbasis pada tiga hal yaitu

pertama penyediaan bantuan investasi yang

akan membantu mengurangi harga pokok

produksi, kedua peningkatan pengetahuan

dan keterampilan dari pelaku dan ketiga

bantuan promosi yang tidak pernah berhenti.

Ketiga bantuan tersebut akan

bertambah efektif jika dibarengi dengan

bantuan penyusunan produksi berstandar

internasional yang memungkinkan terjadi

transformasi pengetahuan dan keterampilan

antar generasi yang memenuhi standard dan

kualitas internasional. ACFTA adalah

kesempatan untuk mengukur kapasitas kita

sekaligus memperkuat daya saing produk

local, bukan akhir dari segalanya yang

membuat kita menjadi miskin akan gagasan,

inovasi dan keinginan untuk bersaing.

Penulis adalah Kepala Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, tulisan ini

adalah pendapat pribadi

Page 7: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

KABAR GEMBIRA BAGI KONSUMEN

Saat ini harga beberapa kebutuhan

pokok masyarakat atau yang sering kita

sebut Kepokmas mengalami penurunan

harga diantaranya yaitu harga beras yang

menjadi kebutuhan pokok masyarakat Jawa

Tengah, hal ini disebabkan karena pada

bulan Maret para petani memasuki masa

panen raya. Harga beras yang turun juga

diiringi dengan beberapa komoditas yang

juga mengalami penurunan antara lain

minyak goreng curah, daging ayam kampung,

cabe rawit hijau, bawang merah, kacang

hijau dan kedelai impor maupun lokal.

Penurunan harga ini seiring dengan

meningkatnya pasokan barang ke pasaran

karena beberapa komoditi memasuki masa

panen seperti misalnya bawang merah.

Selain itu ada juga beberapa komoditi

yang mengalami kenaikan harga seperti gula

pasir, daging ayam broiler, telur ayam ras

dan cabai merah maupun cabai rawit merah.

Untuk komoditas cabai kondisi dipasaran

masih berfluktuasi hal ini disebabkan belum

stabilnya pasokan cabai kepasaran, hal ini

dikarenakan sentra produk cabai mengalami

gagal panen. Seiring dengan turunnya harga

beberapa komoditi diperkirakan pada bulan

Maret ini akan mengalami deflasi.

Walaupun harga beras saat ini

mengalami penurunan harga, namun

hendaknya pemerintah juga memberikan

perhatian untuk beberapa bulan kedepan

karena berkaitan dengan penyerapan Bulog

terhadap beras petani yang belum maksimal

yaitu masih dibawah 20 % dari kuota yang

ditetapkan pemerintah sebesar 570.000 ton

setara beras.

Berdasarkan data tahun 2006 s/d

2010, rasio penyerapan Bulog terhadap

produksi beras petani akan berpengaruh

terhadap stabilitas harga beras dipasaran,

karena semakin besar rasio penyerapan

Bulog terhadap produksi beras petani maka

harga beras dipasaran semakin stabil,

demikian juga sebaliknya.

Page 8: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

ANALISA PERKEMBANGAN HARGA BERAS

a. Perkembangan harga. 1. Rata-rata harga beras Cisadane untuk Januari

– Desember 2010 sebesar Rp. 6.732,- dan Rp. 6.295,- untuk IR. 64. Sedangkan tahun 2010 harga beras Cisadane meningkat 13,04% dari Rp. 6.602 pada awal Januari 2010 menjadi Rp. 7.463,- pada akhir Desember 2010. Beras IR. 64 meningkat 12,62% dari 6.351,- pada awal Januari 2010 menjadi 7.153 pada akhir Desember 2010.

2. Pada tahun 2010 harga beras bulan Desember sebesar Rp. 7.463,-/kg meningkat 13,04% dibanding periode yang sama tahun 2009. Untuk harga periode September s/d 31 Desember 2010 rata-rata mengalami kenaikan sebesar 9,22% sementara periode yang sama tahun 2009 hanya naik 3,3%.

3. Memasuki Tahun 2011 harga beras jenis IR. 64 kwalitas I di Kota Semarang masih cukup tinggi yaitu Rp. 7.240,-/kg. (per tgl 1 Januari 2011) Kenaikan harga beras berlanjut sampai pertengahan bulan Januari 2011, harga tertinggi pada bulan Januari 2011 sebesar Rp. 7.340,-/kg,(tgl 13 -22). Sedangkan mulai tanggal 24 Januari 2011 harga beras mengalami tren penurunan. Harga beras jenis IR. 64 kwalitas I rata-rata kota Semarang per tgl 31 Januari 2011 sebesar Rp. 7.160/kg, sedangkan harga rata rata bulan Januari 2011 untuk jenis IR. 64 kwalitas I sebesar Rp. 7.278,-/kg naik Rp.11,97 % (Rp. 778,-) bila dibandingkan rata-rata bulan Januari tahun 2010 sebesar Rp. 6.500/kg.

4. Stock beras di gudang Bulog per tanggal 4 Pebruari 2011 sebesar 43.799 ton, termasuk beras impor sebanyak 15.119 ton (Semarang 8.406 ton dan Kedu 6.713 ton).

b. Pemicu Kenaikan Harga 1. Kenaikan harga beras di awal tahun yang

cukup tinggi dipicu kenaikan HPP beras 10% sesuai INPRES 7/2009 dari Rp. 4.600,- menjadi Rp. 5.060, sehingga harga beras secara proporsional naik 13,90%. Kenaikan harga Juni-Juli diperkirakan dipengaruhi pemerintah menaikan harga Eceran Tertinggi pupuk

bersubsidi per tanggal 10 April 2010 rata-rata 35 %.

2. Disamping kenaikan HPP 10% dan HET pupuk bersubsidi 35%, peningkatan harga beras yang cukup tinggi terjadi karena mundurnya masa tanam, sehingga masa paceklik menjadi lebih panjang, distribusi beras bersubsidi tidak optimal, ekspektasi pedagang yang berharap terlalu besar sejalan dengan gencarnya berita kenaikan harga beras dunia (pada Juli-Agustus 2010), hambatan transportasi akibat gangguan cuaca dan stock petani,penggilingan dan pedagang relative menipis, dan juga dipengaruhi oleh minimnya persediaan beras di gudang Bulog.

3. Berdasarkan perkembangan realisasi pengadaan Bulog dan produksi GKG selama tahun 2.000-2010, berdasarkan rasio harga beras di pasar dan HPP beras, harga beras di pasar relative menjadi tinggi apabila pengadaan Bulog kurang dari 5%. Pada tahun 2006, harga beras lebih tinggi 42% dibandingkan HPP karena pengadaan Bulog sekitar 4% dari total GKG, tahun 2010 rasio 46% karena dengan tingkat pengadaan 3%. Sedangkan untuk tahun 2007-2009, rasio berkisar 26-30% dengan tingkat pengadaan 5% – 6%.

c. Kesimpulan dan saran. 1. Harga beras dalam negeri dipengaruhi

kebijakan HPP beras, HET Pupuk, harga beras dunia, spekulasi pedagang, stock beras di dalam negeri dan cuaca.

2. Stock beras yang dipengaruhi harga secara signifikan adalah stock yang ada di Bulog. Oleh karenanya kebijakan menjaga stock beras aman untuk periode 3 bulan ke depan perlu dijaga agar tidak mengundang spekulasi harga di tingkat pedagang.

3. Harga beras tahun 2010 lebih tinggi 13,04% dibanding tahun 2009, oleh karena kenaikan harga beras pada tahun 2011 sebesar 10% harus dibarengi dengan penyaluran beras di pasaran yang tinggi agar tidak terjadi kenaikan harga yang berlebihan.

Page 9: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

Harga Harga Harga Harga

Rata2 Rata-2 Rata-2 Rata-2

MG.V Feb MG.I Maret MG.II Maret MG.III Maret

1 BERAS

- Cisadane II kg 6,900 7,198 6,850 6,784 (116) (0.96)

- IR 64 (I) kg 6,540 6,808 6,443 6,460 (80) (0,26)

2 GULA PASIR

- Impor kg - - - - - -

- DN (kw medium) kg 10,000 10,354 10,250 10,280 280 0.29

3 MINYAK GORENG

- Bimoli botol 620cc/bt 9,320 9,185 9,320 9,320 - -

- Bimoli botol 1 liter 13,600 12,704 13,600 13,560 (40) (0.29)

- Tanpa Merk. kg 10,560 10,649 10,243 9,884 (676) (3.50)

4 DAGING

- Daging Sapi Murni. kg 59,200 59,800 59,200 59,200 - -

- Daging Ayam Broiler kg 21,800 23,033 22,217 22,820 1,020 2.71

- Daging Ayam Kampung kg 46,000 46,267 46,000 45,880 (120) (0.26)

5 TELUR

- Telur Ayam Ras. kg 13,600 13,703 14,537 15,012 1,412 3.27

- Telur Ayam Kampung. kg 27,400 27,383 27,400 27,400 - -

6 SUSU

Kental Manis

- Merk Bendera 397gr/kl 8,660 8,405 8,660 8,660 - -

- Merk Indomilk. 390gr/kl 7,660 7,660 7,660 7,600 (60) (0.78)

Susu Bubuk

- Merk Bendera 400gr/kl 25,800 25,800 25,800 25,800 - -

- Merk Dancow 400gr/kl 26,000 26,000 26,000 26,000 - -

7 JAGUNG PIPILAN KERING kg 3,240 3,240 3,240 3,300 60 1.85

8 GARAM BERYODIUM

- Bata 1/buah 480 479 480 480 - -

- Halus/hancur 250gr 640 609 640 648 8 1.25

9 TEPUNG TERIGU

- Segitiga Biru (kw medium) kg 6,900 6,955 6,900 6,900 - -

10 KACANG KEDELAI

- Ex .Impor. kg 6,875 6,875 6,767 6,580 (295) (2.76)

- Lokal kg 7,040 7,085 7,040 7,016 (24) (0.34)

11 MIE INSTANT bungkus 1,400 1,303 1,393 1,396 (4) (0,22)

12 CABE MERAH BESAR

- Keriting kg 21,200 19,152 22,400 21,240 40 (5.18)

- Biasa kg 12,200 13,614 18,600 18,000 5,800 (3.23)

- Rawit Merah kg 71,000 37,975 79,733 80,200 9,200 0.59

- Rawit Hijau kg 20,800 18,268 19,600 20,120 (680) (2,65)

13 BAWANG MERAH kg 21,800 18,299 21,683 18,740 (3,060) (13.57)

14 BAWANG PUTIH kg 22,000 22,022 22,967 23,920 1,920 4.15

15 IKAN ASIN TERI kg 31,500 28,500 31,417 32,000 500 1.86

16 KACANG HIJAU kg 17,400 16,158 17,333 16,960 (440) (2.15)

17 KACANG TANAH kg 15,000 14,836 15,333 15,220 220 (0.74)

18 KETELA POHON kg 1,500 1,575 1,500 1,500 - -

19 Elpiji / Gas 3 kg 14,000 14,000 14,000 14,000 - -

20 SEMEN GRESIK 40kg/zk 42,600 42,600 42,600 42,600 - -

SEMEN NUSANTARA 40kg/zk 42,200 42,179 42,200 42,040 (160) (0.38)

SEMEN TIGA RODA 40kg/zk 42,250 42,219 42,250 42,350 100 0.24

Sumber : Pantauan di Pasar Tradisional Kota Semarang - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jateng

%

INFORMASI PERKEMBANGAN HARGA KEPOKMAS

PERIODE MINGGU KE-V BULAN PEBRUARI S/D MINGGU KE III MARET 2011

No. Nama Barang Sat

Perubahan

Rp

Page 10: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

EKSPOR JAWA TENGAH 2011 DIPREDIKSI MAMPU

MELAMPAUI TARGET

Nilai ekspor Jawa Tengah bulan Desember

2010 menimbulkan optimisme akan

pencapaian target, ekspor Jawa Tengah

2011 khususnya ekspor non migas.

Berdasarkan data ekspor Jawa Tengah

tahun 2010 total ekspor ( migas dan non

migas) sebesar US $ 3,868,591,541

meningkat 26,16 persen dibanding nilai

ekspor pada tahun 2009 sebesar US $

3,066,459,532 peningkatan realisasi

ekspor Jawa Tengah didukung oleh

kenaikan ekspor non migas sebesar 27,34

persen, tetapi ekspor migas mengalami

penurunan sebesar 8,19 persen, dengan

nilai ekspor untuk migas sebesar US $

194,549,122 dan ekspor non migas

sebesar US $ 3,674,042,429.

Hal ini disebabkan meningkatnya

kebutuhan barang terutama produk

garment, furniture dari kayu, dan kayu

olahan serta asesorisnya karena adanya

perayaan hari Natal dan tahun baru di

negara tujuan ekspor utama kita, ekspor

komoditi garment menjadi komoditi

urutan pertama dengan nilai terbesar.

Pertumbuhan ekspor non migas Jawa

Tengah di tahun 2010 lalu menunjukkan

kondisi yang menggembirakan.

Prosentase kenaikan realisasi ekspor non

migas sepanjang tahun 2010 sebesar

27,34 persen merupakan rekor tertinggi

sekaligus melampaui target pemerintah

Provinsi Jawa Tengah yang hanya

menargetkan pertumbuhan ekspor

sebesar 8-9 persen per tahun .

Secara historis di tahun 2010 lalu ekspor

non migas Indonesia mengalami

peningkatan. Dilihat dari negara tujuan

ekspor non migasnya Amerika Serikat

merupakan negara urutan pertama dan

disusul oleh Jepang, Jerman, Perancis

dan Inggris. Namun saat ini Jerman

mengalami penurunan sebesar 2,21

persen, dan ini merupakan sinyal adanya

ekspansi ke pasar lain terutama negara -

negara non tradisional.

Page 11: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

Realisasi impor Jawa Tengah

sampai tahun 2010 sebesar US $

9,645,055,400 meningkat sebesar 54,31

persen atau senilai US $ 3,394,800,268

bila dibandingkan tahun 2009 sebesar US

$ 6,250,255,332, dimana impor untuk

kategori migas mengalami kenaikan

sebesar 47,40 persen, sedangkan non

migas mengalami kenaikan sebesar 64,90

persen.

Bila dilihat dari komposisi impor

Jawa Tengah walaupun peningkatan

impornya tinggi dan mengakibatkan

neraca perdagangan menjadi negative

kita tidak perlu takut atau kawatir yang

berlebihan karena impor terbesar

berasal dari kelompok bahan baku

penolong yang digunakan oleh industri

dalam negeri, ini berarti industri kita

bekerja dan diharapkan mampu

mengerakan perekonomian.

Namun demikian yang perlu

diantisipasi kedepan adalah pemakaian

bahan impor yang berlebihan, diperlukan

inovasi untuk dapat menggantikan bahan

impor tersebut dengan produksi dalam

negeri.

Sedangkan negara pengimpor

terbesar Jawa Tengah khususnya impor

non migas sampai dengan 2010 adalah

Cina dengan nilai sebesar US$

1.184,881,331 meningkat sebesar 58,74

persen bila dibandingkan periode tahun

2009, berikutnya Jepang sebesar US$

636,184,241 meningkat sebesar 236,45

persen, disusul masing-masing AS

sebesar US$ 278,256,185 turun 1,39

persen dan Australia sebesar US$

211,362,692 meningkat sebesar 49,55

persen serta Thailand sebesar US$

138,131,166 meningkat 19,96 persen.

Berdasarkan pengalaman di

tahun 2010 di Jawa Tengah terdapat 4

produk / komoditi yang memiliki prospek

ekspor tinggi, produk – produk tersebut

memiliki pasar yang relative mapan

serta memiliki daya saing kompetitif, 4

produk tersebut antara lain: tekstil dan

produk tekstil (TPT), wood furniture ,

produk ikan dan Kopi. Pada 2011 ekspor

TPT diharapkan meningkat hingga 10

persen.

Karena TPT memiliki pasar utama

ekspor yang masih prospektif seperti

Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan

ASEAN serta kemampuan produksi yang

belum optimal sehingga masih bisa

ditingkatkan terutama produk benang,

tekstil dan batik.

Page 12: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

REINDUSTRIALISASI DALAM

MENDUKUNG TRANSFORMASI

EKONOMI

Liputan : Raker Kementrian Perindustrian ,

Jakarta – Februari 2011

Listyati Purnama R

Kondisi saat ini, dukungan sektoral dari

pertumbuhan ekonomi, mendapat kontribusi dari

sektor-sektor jasa non tradable ( 8,2 %). Sektor

tradable tumbuh lebih rendah (3,5%), akibatnya

industri tidak dapat mendorong penyerapan tenaga

kerja secara optimal (table 1). Separuh dari sektor

industri tersebut, secara nasional tumbuh negative

dan mendekati nol (table 2). Ini menandakan

adanya deindustrialisasi di sektor ini karena

kekosongan kebijakan. Tenaga kerja Indonesia

menurut sumber ILO th 2010, merupakan tenaga

kerja informal dengan jumlah yang cukup besar

mencapai 70 Juta. Posisi informal menunjukkan

bahwa tenaga kerja Indonesia mempunyai jam kerja

yang rendah, ketrampilan / keahlian rendah dan

pendapatan rendah. Dampak dari kondisi ini

tentunya menyebabkan tidak berkembangnya

industri di Indonesia. Bagaimana perkembangan

ekonomi selanjutnya dengan sektor industri yang

kurang bergerak? Akankah kondisi ini terus menerus

? Apa yang perlu dilakukan oleh industri ?

Jawabnya : PERLU REINDUSTRIALISASI

LAPANGAN

USAHA

05 06 07 08 09 Q1-Q3

10

1.Pertanian,Pet

ernakan,

Kehutanan &

Perikanan

2,7 3,4 3,4 4,8 4,1 2,6

2. Pertimbangan

dan Penggalian

3,2 1,7 2,0 0,5 4,4 3,3

3. Industri

Pengolahan

4,6 4,6 4,7 3,7 2,1 4,0

Tradable 3,8 3,7 3,9 3,4 3,1 3,5

4. Listrik, Gas 6,3 5,8 10,3 10,9 13,8 5,2

dan Air Bersih

5. Konstruksi 7,5 8,3 8,6 7,3 7,1 6,8

6. Perdagangan,

Hotel dan

Restoran

8,3 6,4 8,4 7,2 1,1 9,3

7.

Pengangkutan

dan Komunikasi

12,8 14,4 13,9 16,7 15,5 12,8

8. Keuangan,

Real Estate dan

Jasa Perusahaan

6,7 5,5 8,0 8,2 5 5,9

9. Jasa – jasa 5,2 6,2 6,6 6,4 6,4 5,4

Non Tradable 7,8 7,5 8,8 8,7 6,0 8,2

PDB 5,7 5,5 6,3 6,1 4,5 5,9

Tabel 1. Pertumbuhan sektor tradable rendah

Dalam situasi dan kondisi yang deindustrialisasi ,

seperti kondisi di atas, perlu dilakukan kebijakan

REINDUSTRIALISASI untuk mendukung transformasi

industri. Reindustrialisasi melibatkan serangkaian

kebijakan untuk mengeliminir efisiensi hambatan

birokrasi , factor eksternal, efisiensi sektor public

dan private, serta kebijakan insentif investasi dan

pengembangan system pendukung industri.

Reindustrialisasi memerlukan keterlibatan sektor di

luar industri. Untuk itu diperlukan kunci

“Kepemimpinan dan Koordinasi”.

Strategi yang perlu dilaksanakan dalam rangka reindustrialisasi meliputi :

1. Peningkatan daya saing industri dengan mengefisiensikan produksi dan meningkatan kemampuan bersaing di pasar internasional.

2. Peningkatan daya saing sumber daya manusia, melalui berbagai strategi peningkatan produktivitas, pendekatan sosio cultural dengan keterkaitan sektor terkait.

3. Membangun kewirausahaan, melalui pendidikan , pelatihan dan penelitian tentang keuangan, teknologi, psykologi, resiko usaha dagang, dan meningkatkan keberadaan sekolah-sekolah bisnis entrepreneurship.

Page 13: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

- Industri Makanan

dan Minuman - Industri Hilir Kelapa Sawit - Industri Hilir Karet - Industri Hilir Kakao - Industri Hilir Baja dan Alumunium Hulu

- Industri Rumput Laut

- Industri Tekstil

- Industri Alas Kaki

- Industri Furniture

- Industri Gula

- Industri Pupuk

- Industri Petrokimia

1.

Industri

Padat

Karya

3.

Industri

Barang

Moda

2.

Industri

Kecil

dan

Meneng

ah 5.

Industri

Pertumb

uhan

Tinggi

6.

Industri

Prioritas

Khusus

4. Industri

Berbasis

Sumber

Daya

Alam

- Industr

i

Otomot

if,

Elektro

nika

dan

Telema

tika

- Industri Penghasil barang Modal

- Industri Perkapalan

- Industri Fesyen - Industri Kerajinan

- Industri Batu Mulia - Industri Keramik - Industri Minyak Atsiri

Alat angkutan, mesin dan peralatannya

Pupuk, kimia dan barang dari karet

Semen dan barang galian bukan logam

Barang lainnya

Makanan, minuman dan tembakau

Pengilangan minyak bumi

Kertas dan barang cetakan

Tekstil, barang kulit dan alas kaki

Logam dasar besi dan baja

Barang kayu dan barang dari kayu lainnya

Gas alam cair

-4.80%

-3.10%

-0.20%

0.00%

0.20%

1.40%

2.30%

2.60%

2.90%

3.90%

10.30%

-6% -4% -2% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12%

Tabel 2. Separuh sektor industri tumbuh negating

& mendekati nol

Langkah-langkah pembinaan industri terkait

dengan hal tersebut telah diamanatkan melalui

Kebijakan Industri Nasional (KIN) dalam

Perpres no. 28 th 2008, merupakan suatu

arahan/ kebijakan jangka menengah maupun

panjang, dalam rangka mempercepat proses

industrialisasi untuk mendukung pembangunan

ekonomi nasional sekaligus mengantisipasi

dampak negative globalisasi, liberalisasi di

dunia dan perkembangan di masa mendatang.

Adapun tahapan visi industri nasional :

Th 2025 : Sebuah Negara Industri Tangguh di

dunia

Th 2020 : Negara Industri maju baru

Th 2014 : Pemantapan daya saing basis industri

manufaktor yang berkelanjutan

serta terbangunnya pilar industri

andalan masa depan.

Implementasi pembangunan industri nasional

perlu dilakukan secara sinergi dan terintegrasi

di seluruh daerah, dengan 2 pendekatan yaitu :

1. Top- down : pengembangan 35 klaster

industri prioritas yang dipilih

berdasarkan kemampuan nasional

untuk bersaing di pasar domestic dan

internasional.

2. Bottom- up : Pengembangan industri

pengolahan komoditi unggulan daerah

menuju kompetensi inti industri daerah

(pemberdayaan produk industri

unggulan daerah).

Dengan focus pengembangan industri prioritas

tahun 2010 – 2014 sebagaimana tersebut pada

table 3, berikut ini :

Tabel 3. Fokus pengembangan industri prioritas

Tahun 2010 – 2014

Tantangan dalam menangani segala

permasalahan industri bukanlah hal yang

mudah, namun demikian, akan menjadi

mudah apabila upaya terobosan kebijakan

dilaksanakan dengan konsisten dan

berkelanjutan. Tabel 1, 2 dan 3 hendaknya

menjadi perhatian segenap aparat Dinperindag

Page 14: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

Provinsi maupun Kabupaten/kota. Sebagai

aparat industri di daerah, diperlukan

perencanaan dan aplikasi fasilitasi yang matang,

pembinaan yang lebih kompherensif melalui

keterkaitan berbagai peran di luar sektor

industri. Kata kunci kepemimpinan dan

koordinasi hendaknya dapat diaplikasikan oleh

segenap jajaran aparat Dinperindag Provinsi

Jateng. Kinerja yang kuat dari pimpinan

hendaknya mendorong lebih mantap upaya

segenap staf untuk menampilkan potensi dan

tekadnya dalam rangka meningkatkan

transformasi ekonomi melalui reindustrialisasi

di Jawa Tengah.

Page 15: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

Dirjen SPK Kemendag RI

Sidak di Semarang

Sidak yang berlangsung selama 1 hari dan

dipimpin langsung Dirjen Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen (SPK) Nuz Nuzulia

Ishaq bersama Dinperindag Prov. Jateng

Bidang Perlindungan Konsumen dan

Pengawasan Barang Beredar (PKPBB) dan Tim

Pengawasan dari Kota Semarang dan telah

menemukan 662 buah selang karet kompor

gas elpiji yang tidak sesuai SNI, produk selang

tersebut ditemukan di Jl.Gajah Raya No.168

Semarang. Hal ini dilakukan untuk mencegah

peredaran barang impor ilegal dan produk

yang tidak memenuhi Standar Nasional

Indonesia (SNI), guna melindungi konsumen.

Selang karet non-SNI yang ditemukan

memiliki panjang hanya 1,5 m, dan tidak

sesuai dengan yang telah diterapkan

pemerintah yaitu panjang selang karet

kompor gas minimal harus 1,8 m (sesuai

dengan ketetapan Badan Standardisasi

Nasional Indonesi). Hal lain yang menjadi

perhatian Tim Terpadu adalah produk yang

tidak dilengkapi dengan tanda merek,

produsen, logo SNI atau Nomor Pendaftaran

Barang (NPB) dan ditemukan juga ratusan

lampu hemat energi (LHE) yang tidak

mencantumkan nomor registrasi produk

(NRP) meskipun sudah mencantumkan logo

SNI. Di tempat lain tim juga menemukan

sebuah gudang distributor produk besi, tim

menemukan sekitar 130 ton (18.464 batang)

produk baja tulangan beton (BjTB) yang

diduga belum memenuhi SNI dan produk

tersebut ditemukan di LIK Bugangan Baru

Semarang.

Nuzulia mengatakan setelah

Semarang, sidak akan dilakukan pula di

Surabaya, Jakarta, Medan, Makassar, Dumai

dan NTT. Penyitaan dilakukan untuk

memberikan iklim yang menyejukkan bagi

konsumen dan mencegah persaingan yang

kurang sehat antara produsen dalam negeri

yang sudah memproduksi barang sesuai SNI

dan importir yang mendatangkan barang non-

SNI. Barang yang disita akan diuji

laboratorium untuk memastikan apakah

ketidakstandaran hanya kesalahan

administrasi atau memiliki unsur pelanggaran

dan pelaku usaha yang bersangkutan akan

dipanggil untuk keperluan klarifikasi oleh

Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perlindungan

Konsumen (PPNS-PK) Dinas Perindustrian dan

Perdagangan (Dinperindag) Prov. Jateng

bersama Dinperindag Kota Semarang, yang

berkoordinasi dengan PPNS-PK Direktorat

Pengawasan Barang Beredar dan Jasa

Kemendag RI.

Page 16: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

INSPIRATOR PERTANIAN JAWA TENGAH

Oleh Ihwan Sudrajat 1)

“Saya ini Gubernur yang bertanggung

jawab atas 32,5 juta penduduk Jawa

Tengah, pagi makan, siang makan dan

malam makan bahkan kadang-kadang

tanduk, tanggung jawab saya adalah

menjaga agar perut mereka aman”

Ungkapan seperti ini sering kali

disampaikan oleh Bibit Waluyo, Gubernur

Jawa Tengah yang hari ini (11/5/2011)

akan diberikan anugrah sebagai Bapak

Pertanian Jawa Tengah oleh Kamar

Dagang dan Industri Daerah Jawa Tengah

bersamaan dengan Musyawaran Daerah

untuk memilih Pengurus KADINDA yang

baru. Menurut Solechadi, Ketua KADINDA

Jateng periode 2006-2011, ada dua hal

yang menjadi bahan pertimbangan Kadin,

yaitu konsistensi Bibit Waluyo yang tidak

pernah berubah sejak menjadi Gubernur

Jawa Tengah yaitu menempatkan

pertanian sebagai sektor yang harus

ditingkatkan produksinya dan predikat

Jawa Tengah sebagai provinsi yang paling

berwarna hijau-paling kuat ketahanan

pangannya-dibandingkan provinsi lainnya.

Dalam konteks menjaga ketahanan

pangan, tidak ada salahnya Musium Rekor

Indonesia untuk mempertimbangkan

memberikan rekor MURI sebagai

Gubernur yang paling sering mendatangi

gudang Bulog dibandingkan Gubernur

lainnya di Indonesia, bahkan menurut

pendapat rekan saya Tamzil, Mantan

Bupati Kudus, yang sekarang menjadi yang

dituakan di Dinas Ciptakaru Jawa Tengah,

Bupati pun bahkan belum ada yang

berinisitiatif untuk melakukan monitoring

terhadap ketersediaan beras di gudang

Bulog, kalau pun ada Bupati yang datang

ke gudang Bulog karena mendampingi

Gubernur Bibit Waluyo.

Saat berkunjung ke AVA (Agri-Food

and Veterinary Authority) Singapura-

lembaga di bawah Kementrian Pertanian

fungsinya di Indonesia seperti gabungan

tugas Balai Karantina Hewan dan

Pertanian serta Balai Pengawasan Obat

dan Makanan untuk mendorong produk

pertanian Jawa Tengah bisa lebih luas

diterima di pasar Singapura, CEO AVA-

Miss Tan Poh Hong yang menerima

paparan Gubernur langsung menyebut

Bibit Waluyo sebagai Gubernur Pertanian.

Hal ini tidak terlepas dari kemampuan

yang prima dari Bibit Waluyo menjelaskan

tentang segala hal yang berkaitan dengan

pertanian di Jawa Tengah dengan fasih,

logis dan runtut. “Saya memang tidak

sekolah tinggi-tinggi seperti doctor dan

professor, karena saya orang desa jadi

bisa cepat paham kalau bicara pertanian”

begitu dikatakan Bibit Waluyo terkait

penguasaan materi yang mumpuni.

Saat bicara tentang serangan ulat

yang belum lama ini cukup meresahkan

masyarakat Indonesia, Gubernur Bibit

Waluyo dengan tenang meminta

masyarakat untuk tidak panik karena

siklus ulat tidak akan lebih dari satu bulan,

setelah itu akan jadi kepompong dan

kemudian mejadi kupu yang indah.

Ternyata penjelasan sederhana itu

terbukti sekarang, ulat yang ditakutkan

akan menjadi epidemic sekarang tidak lagi

beritanya. Mungkin mereka sudah

menjadi kupu yang indah.

Page 17: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

Bibit Waluyo juga fasih saat bicara

tentang proses inseminasi buatan ternak

sapi, mulai dari berapa cc yang diperlukan

hingga berapa yang akan lahir dari bibit

sapi yang dimiliki oleh Dinas Peternakan

Jawa Tengah. Kemampuannya sering

membuat stafnya malu hati, apalagi jika

bicara tentang stock beras di Bulog,

berapa harusnya stock minimal saat ini

yang harus ada di Bulog, lalu surat-surat

“peringatan” ke pusat untuk

mempercepat pengadaan stock beras. Hal

ini karena pagi-siang-malam Gubernur

harus menjaga makan 32,5 juta rakyat

Jawa Tengah.

Pupuk dan benih cukup

Komitmen Gubernur Bibit Waluyo

membangun pertanian Jawa Tengah yang

kuat merupakan sesuatu yang tidak

terbantahkan. Komitmen ini dibuktikan

dengan implementasinya di lapangan

yang tidak pernah berhenti, termasuk

keprihatinannya terhadap konversi lahan-

lahan sawah menjadi lahan pemukiman

atau pun lahan industry. Bukti

keberhasilannya yang paling nyata dan

dirasakan seluruh petani adalah

ketersediaan pupuk yang sangat cukup

dan benih padi yang mudah diperoleh.

Saya masih ingat sebelum dilantik menjadi

Gubernur beliau sempat menanyakan

tentang pupuk yang sering menghilang

dan harganya dipermainkan di tingkat

pengecer. Saya menjawab agak berat bagi

Gubernur untuk menyelesaikan masalah

itu karena kewenangan distribusi di

tangan Bupati. Namun, hal ini tidak

menjadi halangan bagi Gubernur untuk

menata ulang distribusi pupuk tersebut.

Enam bulan setelah beliau dilantik, pupuk

tidak lagi bergejolak di pasar, sekarang

bahkan stocknya cukup berlimpah. Berita

tentang harga pupuk yang tidak sesuai

ketentuan atau pupuk subsidi dialihkan

untuk komoditas lain hampir sudah tidak

lagi diangkat oleh media.

Ibarat perseneleng kendaraan,

tingkat produksi pertanian Jawa Tengah

saat ini sudah di posisi tiga dan mengarah

ke empat sehingga kecepatan bisa

ditingkatkan di atas 80 km/jam. Tingkat

kesejahteraan petani juga jauh lebih

membaik, terlihat dari nilai tukar petani

(NTP) 2010 mencapai 103, kinerja

kesejahteraan yang mengesankan

dibandingkan masa-masa sebelumnya.

Cita-cita wujudkan swasembada gula

tahun 2013 pun tampaknya bukan lagi hal

yang mustahil, seperti di masa-masa lalu

karena dorongan Gubernur Bibit Waluyo

memecah kebuntuan dengan menarik

investor untuk membangun dua pabrik

gula di Jawa Tengah yang diperkirakan

mulai beroperasi tahun 2012 dan

menjamin akan ketersediaan bahan baku

tebu untuk ke dua pabrik dimaksud.

Komitmen Bibit Waluyo yang sangat kuat

membuat CEO AVA Singapura

mlaksanakan kunjungan balasan yang

cepat ke Jawa Tengah dan akhirnya

memberikan lampu hijau bagi Jawa

Tengah untuk mengekspor sayuran dan

buah-buahan yang dihasilkan petani

hortikultura Jawa Tengah. Padahal, AVA

Singapura dikenal sangat ketat dan

mempunyai standard hygienesnya yang

tinggi.

Sebagai “Gubernur Pertanian”,

Bibit Waluyo memimpin sendiri rapat

dengan para kepala dinas yang menangani

pertanian se Jawa Tengah untuk

memonitor data perkembangan luas

panen padi di Jawa Tengah. Dalam

Page 18: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

perjalanan dinas ke daerah, Bibit Waluyo

seringkali berhenti di jalan apabila melihat

tanaman padi yang menguning hanya

untuk mengelus dan menyampaikan

terima kasih kepada tanaman padi dan

Sang Pencipta. “Kalau kita sayang dengan

alam, meskipun belum terucap tapi sudah

diniatkan, maka alam akan membalas rasa

sayang itu dengan produksi yang

berlimpah” Itu yang dikatakan beliau saat

ditanya tentang rasa kasihnya terhadap

alam tersebut.

Iklim ekstrim

Provinsi Jawa Tengah adalah

daerah penyangga pangan yang penting,

bersama-sama Jawa Barat dan Jawa

Timur, terutama dalam mewujudkan

swasembada beras. Dalam kurun waktu 5-

10 tahun ke depan, dengan melihat

konversi lahan sawah yang lebih cepat

terjadi di Jawa Barat dan Jawa Timur,

Jawa Tengah diperkirakan akan

menempati posisi terpenting dalam

memperkuat produksi beras nasional.

Setiap bulan, dari Jawa Tengah mengalir

beras ke daerah lain tidak kurang dari 20-

25 ribu ton, mungkin ke depan aliran ini

akan terus bertambah dan jika Jawa

Tengah tidak mengantisipasinya dengan

serius, tidak tertutup kemungkinan

Indonesia makin terjebak sebagai

importer beras terbesar sejagad. Estimasi

ini sudah mulai terlihat pada masa

pengadaan beras periode musim panen

saat ini yang dilakukan Bulog, dimana

Jawa Tengah menjadi yang terbesar,

sementara Jawa Timur dan Jawa Barat

masih terseok-seok. Kehadiran Gubernur

Bibit Waluyo langsung ke gudang-gudang

Bulog memberikan andil yang strategis

dalam menjadikan pengadaan beras Jawa

Tengah yang terbesar.

Namun ditengah indikasi-indikasi

positip pembangunan pertanian di Jawa

Tengah, satu hal yang sering diingatkan

Gubernur Bibit Waluyo kepada

Bupati/Walikota se Jawa Tengah adalah

iklim ekstrim yang siap setiap saat

menghancurkan produksi pangan. Iklim

ekstrim bisa mendorong eksplosifnya

serangan hama penyakit, membuat biaya

produksi membengkak dan mengagalkan

produksi. Hujan yang masih turun dengan

lebat sepanjang hari di bulan-bulan kering

seperti bulan Mei ini adalah salah satu

bentuk keanehan cuaca atau iklim ekstrim

yang bisa merugikan panen cabe dan

sayuran lainnya.

Kalau ini gejala cuaca dianggap

sesuatu yang alami oleh para petinggi di

kabupaten/kota, bukan tidak mungkin

peta ketahanan pangan Jawa Tengah

beralih dari warna hijau menjadi merah

tua, daerah rawan pangan. Namun saya

yakin dengan kunjungan Gubernur ke

daerah-daerah yang tidak pernah henti,

dampak iklim ekstrim pasti bisa

diminimalisasi. Karena kehadiran Bibit

Waluyo di kalangan petani, tidak sekedar

mendengarkan pengarahannya tetapi

banyak petani yang merasa terinspirasi

oleh kehadirannya, untuk menjadi lebih

baik dan lebih baik lagi. Selamat Bapak

Pertanian Jawa Tengah, bali ndeso bangun

deso.

1 Penulis adalah Kepala Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah

Page 19: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

KERAJINAN BATIK

Batik merupakan produk kerajinan

yang memiliki nilai sejarah dan budaya

bangsa Indonesia. Keberadaan industri

batik mempunyai peranan yang sangat

penting dan strategis, karena

keberadaannya mampu menyerap banyak

tenaga kerja, mendorong perekonomian

daerah dan mampu melestarikan budaya

daerah.

Ditinjau dari sejarah

perkembangan batik di Indonesia, pada

awalnya batik dikerjakan hanya terbatas

dalam keraton saja dan hasilnya untuk

pakaian raja dan keluarga serta para

pengikutnya. Namun dengan adanya

perubahan zaman terjadi interaksi dan

interkultural sehingga batik berkembang

menjadi komoditas budaya yang memiliki

nilai ekonomi yang cukup tinggi dan

menjadi pakaian kebanggaan bangsa

Indonesia, bahkan telah menembus pasar

ekspor seperti Asia, Eropa dan Amerika.

Sentra Batik di Indonesia masih di

dominasi dan terpusat di pulau Jawa,

khususnya Provinsi Jawa Tengah yang

terbesar dari 35 Kab/Kota, antara lain

Kab/Kota Pekalongan, Kota Surakarta, Kab

Rembang, Kab Sragen, Kab Pati, Kab

Cilacap, Kab Banyumas, Kab Brebes dll.

Pengrajin Industri Batik di Jawa

Tengah saat ini berjumlah ± 2.165 orang.

Namun di perkirakan ke depan pengrajin

Batik akan semakin berkembang seiring

dengan banyak konsumen mencintai Batik

sebagai busana serbaguna dan

pemakaiannya mudah dan sangat praktis.

Salah satu keberhasilan yang patut

kita syukuri dalam melestarikan dan

mengembangkan produk batik adalah

dengan diakuinya Tradisi dan Budaya

Batik Asli Indonesia sebagai warisan

budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal

2 Oktober 2009. Dengan pengakuan

tersebut akan membuka peluang pasar

yang luas diberbagai penjuru dunia,

sehingga permintaan akan hasil Produksi

Batik Indonesia akan semakin meningkat.

Momentum seperti ini menjadi peluang

sekalian tantangan bagi para perajin dan

produsen batik di Jawa Tengah untuk

semakin kreatif dan inovatif dalam

menciptakan corak yang disesuaikan

dengan selera pasar.

Produk batik mempunyai prospek

yang cukup baik kedepan, karena apabila

ditinjau dari kualitas SDM dalam negeri

cukup di andalkan, baik teknis proses

produksi maupun penguasaan teknologi.

Page 20: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

Berkaitan dengan adanya

pengakuan dari UNESCO, berbagai

upaya yang terus dilakukan oleh

Pemerintah Daerah Jawa Tengah

guna melestarikan dan mengangkat

Industri Batik agar tumbuh dan

berkembang serta memiliki daya

saing yang tinggi, baik di pasaran

domestic maupun pasaran

internasional. Ekspor batik Jawa

Tengah sebagai Sentra batik

nasional pada tahun 2008 sebesar

35,16 juta US$ atau naik 20,24%

dibanding tahun 2007 sebesar 29,3

juta US$ dan pada tahun 2009

ekspor batik nasional mencapai 125

juta US$.

Negara yang merupakan

tujuan ekspor batik Indonesia di

antaranya adalah Amerika Serikat,

Australia, Jerman, Swedia, Perancis,

Belanda, Singapura, Korea,

Malaysia, Jepang, dan Uni Emirat

Arab.

Terlepas dari berbagai

keunggulan industri batik tersebut,

namun masih ada beberapa

permasalahan yang dihadapi

industri batik, diantaranya adalah

adanya Kenaikan harga bahan baku

seperti mori atau katun dan

gondorokem. Disamping itu

kebutuhan bahan baku benang

sutera yang meningkat seiring

tumbuh dan berkembangnya

industri batik. Sementara produksi

bahan baku dalam negeri belum

mencukupi, misalnya benang masih

dominan di impor dan kurangnya

promosi baik dalam maupun luar

negeri serta kurangnya informasi

pasar.

Page 21: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

PROFIL PENGUSAHA

Inginkan Jenang Jadi Makanan Dunia.

Pembawaannya sederhana,

kalau bicarapun tidak terlalu

meledak-ledak, tetapi jika kita

sudah mengobrol dengannya tanpa

terasa waktu berjalan begitu cepat.

Gagasannya tentang hidup dan

kehidupan serta perjalanan

hidupnya yang penuh keprihatinan

sehingga mencapai sukses seperti

sekarang, sangat sarat dengan

makna yang dapat dipelajari sisi

positipnya oleh setiap calon

pengusaha yang ingin sukses.

Itulah sosok Muhamad

Ma’ruf (MM) pengusaha

jenang,putra seorang petani

sederhana dari Kudus. Sudah 25

tahun lebih MM mengembangkan

usaha jenang Kudus dengan merk

KENIA.Kini produknya sudah banyak

dikenal dan menjadi oleh-oleh

favorit masyarakat Jawa Tengah

ataupun dari luar Jawa Tengah yang

berkunjung ke Jawa Tengah. “ Saat

ini cita-cita saya hanya ingin

menjadikan Jenang makanan dunia”

kata MM sambil matanya

menerawang jauh ketika penulis

menanyakan obsesinya kedepan.

Untuk mewujudkan obsesinya

tersebut pengusaha yang juga

pemilik PJ MURIA JAYA, didukung

dengan 25 karyawan tetapnya,

banyak melakukan inovasi dan

kreasi terhadap jenang yang

dihasilkannya. “ Saya berharap

terobosan-terobosan untuk

memperbaiki rasa yang dilakukan

selama ini akan menghasilkan satu

rasa jenang yang bisa diterima oleh

seluruh konsumen” lanjut MM.

Sejak mahasiswa, MM dikenal

kreatif dan aktif serta tidak

mengandalkan dukungan orang tua

untuk membiayai kuliah. Saat masih

kuliah di IAIN Sunan Kalijaga

Jogjakarta, MM muda sudah bisa

membantu biaya hidup orang

tuanya. Awalnya hanya membawa

kacang tanah dari Kudus dan

selanjutnya dijual keteman-

temannya ataupun kepasar dengan

harga yang sangat memadai.

Page 22: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

Setelah melihat untungnya yang

cukup lumayan, pola penjualanpun

dirubah, MM menitipkan kacangnya

langsung ke para konsumen serta

tempat-tempat hiburan yang cukup

banyak bertebaran di Jogja. Hasil

tersebut tidak hanya cukup untuk

membiayai kuliahnya bahkan MM

bisa membantu orang tuanya

sedikit-sedikit.

Setelah lulus kuliah, MM

pernah bekerja sebagai sales dan

menjadi pekerja di pabrik jenang

MUBAROK. Dari pekerjaan tersebut

MM belajar banyak tentang hidup,

kesungguhan dan kunci sukses. Jiwa

kewirausahaannya membuat MM

tidak kerasan bekerja dengan orang

lain. Pada tahun 1995, MM

membuka usaha untuk membuat

jenang sendiri. Diawal usahanya

segala sesuatunya ia tangani sendiri,

mulai dari membeli bahan baku

sampai dengan memasarkan

hasilnya. Meskipun awalnya

tertatih-tatih menjalankan

usahanya , namun dengan jiwa yang

penuh kesungguhan , keinginan

untuk maju dan ingin menjadi

pengusaha sukses, segala rintangan

dihadapi dengan penuh ketabahan

dan ketidak lelahan hingga MM

mampu mempekerjakan 25 orang

sebagai pekerja tetap di

perusahaannya.

MM juga membawa PJ Muria

Jaya menjadi perusahaan yang

berorientasi pasar dan

mengedepankan aspek kesehatan.

Saat ini produk Muria Jaya

disalurkan kepasar oleh-oleh di

Jawa Tengah dan DIY serta sebagian

daerah Jawa Timur. Perusahaannya

juga telah mendapat sertifikat ISO

9001 tahun 2008 dan perbah

memenangkan Juara I untuk lomba

kemasan, aktif mengikuti berbagai

pameran yang digelar Dinas

Perindustrian dan Perdagangan

Jawa Tengah, terakhir mengikuti

pameran Jawa Tengah di Kamboja.

Page 23: Sidak Barang Ilegal oleh Dirjen SPK

EDISI MARET 2011

Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Jawa

Tengah

Jl.Pahlawan No.4 Semarang, Jawa

Tengah. Indonesia

http://dinperindag.jatengprov.go.id

Phone ( 024 ) 8419826 / 8417601

Fax ( 024 ) 8311710

[email protected]

”One Team, One Spirit, One Goal..To be The Number One”

Find Us on Web:

http://dinperindag.jatengprov.go.id