SIAGA AIR DI KAWASAN

KRITIS DAN TANDUS

Oleh:

Eximus Lasa(CBO Bonmeni, Desa

Bonmuti, Kabupaten Kupang, NTT)

A. PROFIL CBO

CBO Bonmeni terletak diDesa Bonmuti, KecamatanAmfoang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT yangmerupakan salah satu wilayah hulu Sub DASBesiam.

CBO Bonmeni terbentuk pada bulan Juli 2010dengan visi dan missi:

“Berperan aktif dalam upaya menjaga danmemelihara kelestarian hutan dan DAS melaluipengembangan tanaman produktif serta menjagakeseimbangan alam dengan tetapmempertimbangkan faktor ekologis, ekonomi dansosial budaya”.

Wilayah ini memiliki ketinggian ± 1.100 meter diatas permukaan laut.

Luas wilayah Desa Bonmuti 1.563 Ha yangdidominasi oleh padang savanna dan semakbelukar seluas 1.456 Ha atau 93%. Sisanyamerupakan hutan sekunder, lahan pertanian danperkebunan.

Topografi Desa Bonmuti curam dan bergunung sertakondisi alamnya sudah menurun bahkan telahmengalami tingkat kerusakan yang berat.

B. ANCAMAN EKOLOGIS

Ada beberapa ancaman ekologis yang terjadi di Desa Bonmuti:

1. Sering terjadi longsor di hampir seluruh wilayah desa.

2. Sering terjadi erosi berat di daerah savanna.

3. Sebagian besar tanah gersang dan tandus akibat rendahnya unsur hara tanah.

Penyebab utama terjadinya lahan kritis, tandus dan gersang adalah:

1. Belum ada tindakan konservasi tanah dan air oleh masyarakat.

2. Belum ada optimalisasi pemanfaatan lahan.

3. Terjadi penebangan liar tanpa diimbangi dengan penanaman kembali.

C. DAMPAK YANG DIRASAKAN

Salah satu dampak yang dirasakan olehmasyarakat Desa Bonmuti akibat kerusakanekologis adalah “KEKURANGAN AIR” bersihuntuk kebutuhan minum, mandi cuci dan kakus.

Dampak ini lebih terasa lagi terutama padabulan Agustus sampai dengan awal Desember.Perlu diketahui bahwa iklim di NTT hampirsama, yaitu 9 bulan musim kemarau dan 3 bulanmusim penghujan.

Ada beberapa alternatif yang dilakukan olehmasyarakat Desa Bonmuti untuk memenuhikebutuhan air pada musim kemarau, antara lain:

1. Memanfaatkan beberapa titik mata air yangkondisinya tidak higienis untuk memenuhikebutuhan minum, mandi, cuci dan kakus.

2. Memanfaatkan resapan aliran air yangtertampung untuk memenuhi kebutuhansehari-hari.

D. INISIATIF DAN KREATIFITAS

CBO

Ada beberapa terobosan yang dilakukan olehCBO Bonmeni untuk mengatasi kekurangan air didesa, yaitu:

1. Memanfaatkan potensi mata air di desadengan cara membuat tanggul penahan mataair dan bak penampung air secara swada dangotong royong serta menatanya menjadisumur yang lebih layak.

2. Membuat embung mini dengan ukuran 5 x 10 meter dengan cara gotong royong sebagai upaya untuk mengantisipasi kekeringan air di musim kemarau.

3.Mengalirkan air dari sumber mata air ke bak penampung.

Rehabilitasi sumber mata air.

Bak penampung air yang dialirkan dari sumber mata air yang rehabilitasi oleh anggota CBO

Bonmeni.

E. STRATEGI PELAKSANAAN

KEGIATAN CBO

Strategi pelaksanaan kegiatan CBO Bonmeni:

1. CBO Bonmeni selalu mengutamakan prinsip gotong royong dan memiliki semangat kerja yang tinggi.

2. CBO Bonmeni lebih mengutamakan niai-nilai swadaya masyarakat (anggota CBO). Bantuan hibah dana dari pihak luar hanya merupakan rangsangan pelaksanaan kegiatan.

3. CBO Bonmeni selalu peduli terhadap setiap program yang masuk ke desa dan merasa memiliki program tersebut.

F. MASALAH DAN HAMBATAN

1. Kesulitan akses informasi, komunikasi danteknologi karena berada di wilayah yang sangatterpencil.

2. Kesulitan akses transportasi karena tidakdidukung dengan infrastruktur jalan raya yangmemadai.

3. Memiliki iklim yang sangat ekstrim (musimkemarau lebih panjang daripada musimpenghujan).

4. Belum ada pemisahan areal penggembalaanternak.

G. HARAPAN

1. Pengurus dan anggota CBO dan seluruh masyarakat serta aparat desa Bonmuti dapat bersama-sama selalu menjaga kelestarian hutan dan lingkungan hidup di wilayah desa.

2. Terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi dan kualitas air desa sehingga dapat memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan dan pertanian.

3. Masyarakat Desa Bonmuti tetap bersemangat dan optimis dalam membangun desa saat ini dan ke depan.

“Hai Mnek Hai Pah, Hai Nifu, Hai Afu Ma Hai Naijan Neu Hai Sufa Ma Ka’uf”

(Kami Cinta Tanah Air Kami, Kami Cinta Daerah dan Lingkungan Kami Demi Anak

Cucu Kami)