SHI bab 3

4
Andi Muhammad Achmad Rabsandi (E13113015) Bab III: Sistem Hukum Sebagai Sub Sistem Pada bab kali ini, kita akan bahas mengenai struktur hukum sebagai sub sistem. Berdasarkan susunannya, terdapat 3 susunan dari hukum positif di Indonesia. Pertama, Aturan hukum yang terkodifikasi dalam beberapa buku (Kitab undang-undang hukum pidana, perdata, dagang, dan acara). Kedua, aturan hukum yang belum terkodifikasi dan tersebar dalam sejumlah naskah (staatblaad dan undang-undang). Ketiga atau yang terakhir aturan hukum yang diperlakukan karena penundukan secara sukarela. Struktur hukum, baik secara pengertian susunan maupun secara pengertian kerangka pada hakekatnya mengandung adanya hubungan yang tersusun dalam suatu kerangka kerja yang disebut organisasi. Secara konseptual, organisasi adalah suatu bentuk kerjasama manusia yang didasarkan pada petimbangan rasional guna mencapai tujuan bersama. Konsep organisasi seperti itu akan memberikan indikator bahwa adanya hubungan kerjasama manusia membentuk hubungan kerja, hubungan kegiatan yang bersifat fungsional. Dalam kerangka hubungan seperti itu, akan terbentuk suatu kerangka-kerangka satuan kegiatan yang sama dan setujuan. Sistem hukum bila ditinjau dari strukturnya, lebih mengarah pada lembaga-lembaga (pranata-pranata), seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif, bagaimana lembaga tersebut menjalankan fungsinya. Struktur berarti juga berapa anggota yang duduk sebagai anggota legislatif, apa yang boleh

description

shi

Transcript of SHI bab 3

Page 1: SHI bab 3

Andi Muhammad Achmad Rabsandi (E13113015)

Bab III: Sistem Hukum Sebagai Sub Sistem

Pada bab kali ini, kita akan bahas mengenai struktur hukum sebagai sub sistem.

Berdasarkan susunannya, terdapat 3 susunan dari hukum positif di Indonesia. Pertama,

Aturan hukum yang terkodifikasi dalam beberapa buku (Kitab undang-undang hukum pidana,

perdata, dagang, dan acara). Kedua, aturan hukum yang belum terkodifikasi dan tersebar

dalam sejumlah naskah (staatblaad dan undang-undang). Ketiga atau yang terakhir aturan

hukum yang diperlakukan karena penundukan secara sukarela.

Struktur hukum, baik secara pengertian susunan maupun secara pengertian kerangka

pada hakekatnya mengandung adanya hubungan yang tersusun dalam suatu kerangka kerja

yang disebut organisasi. Secara konseptual, organisasi adalah suatu bentuk kerjasama

manusia yang didasarkan pada petimbangan rasional guna mencapai tujuan bersama. Konsep

organisasi seperti itu akan memberikan indikator bahwa adanya hubungan kerjasama manusia

membentuk hubungan kerja, hubungan kegiatan yang bersifat fungsional. Dalam kerangka

hubungan seperti itu, akan terbentuk suatu kerangka-kerangka satuan kegiatan yang sama dan

setujuan.

Sistem hukum bila ditinjau dari strukturnya, lebih mengarah pada lembaga-lembaga

(pranata-pranata), seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif, bagaimana lembaga tersebut

menjalankan fungsinya. Struktur berarti juga berapa anggota yang duduk sebagai anggota

legislatif, apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan presiden, bagaimana aparat penegak

hukum menjalankan tugasnya dan lainnya. Dengan kata lain sistem struktural yang

menentukan bisa atau tidaknya hukum dilaksanakan dengan baik.

Bila ditinjau dari dari substansinya, sistem hukum diarahkan pada pengertian

mengenai ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia, yaitu peraturan, norma-norma dan

pola perilaku masyarakat dalam suatu sistem. Dengan demikian, substansi hukum itu pada

hakikatnya mencakup semua peraturan hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis, seperti

keputusan pengadilan yang dapat menjadi peraturan baru ataupun hukum baru, hukum

materiil (hukum substantif), hukum formiL, dan hukum adat. Dengan kata lain substansi juga

menyangkut hukum yang hidup (living law), dan bukan hanya aturan yang ada dalam

undang-undang (law in books).

Page 2: SHI bab 3

Sedangkan bila ditinjau dari budaya hukum, lebih mengarah pada sikap masyarakat,

kepercayaan masyarakat, nilai-nilai yang dianut masyarakat dan ide-ide atau pengharapan

mereka terhadap hukum dan sistem hukum. Dalam hal ini kultur hukum merupakan

gambaran dari sikap dan perilaku terhadap hukum, serta keseluruhan faktor-faktor yang

menentukan bagaimana sistem hukum memperoleh tempat yang sesuai dan dapat diterima

oleh warga masyarakat dalam kerangka budaya masyarakat. Semakin tinggi kesadaran

hukum masyarakat, maka akan tercipta budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola

pikir masyarakat selama ini. Secara sederhana tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum,

merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum.

Hukum yang berlaku di Indonesia ialah hukum yang berlandaskan pada idial-idial

tertentu. Seperti daya ikatnya dan mengekangnya karena menyiapkan hukuman dan imbalan

pada tiap aksi-aksi kejahatan yang tertera dalam undang-undang. Namun begaimanapun

sempurna dan baiknya hukum itu, toh undang-undang itu tetap menjadi perangkat lunak yang

bermakna praktis dan hanya ada dalam pemikiran. Oleh karena itu, untuk melihat hukum

secara konkrit, diperlukan perangkat untuk memperlakukan baik itu dalam kerangka

menetapkan keadilan yang harus diperlakukan maupun itu dalam kerangka mempertahankan

dalam artian mengamnkan seluruh perintah, larangan atau perizinan serta sesuatu yang

dikecualikan yang menjadi pilar dari hukum dan didalam kerangka pengaturan yang harus

diperlakukan.

Struktur hukum dalam lokus kelembagaan penegakan hukum dimaksudkan sebagai

kerangka yang mencerminkan adanya kaitan suatu organ dengan organ lain didalam

mengembangkan tugas dan fungsi yang sama didalam peran yang berbeda. Namun kerangka

hubungan organ dalam kesatuan fungsi tapi dalam peran yang berbeda berlangsung dalam

suatu sistem kerja yang menampak dalam fungsi lembaga.

Bagi kelembagaan penegak hukum di Indonesia, kompetisi dalam kecermatan proses

penyelesaian perkara belum dapat dikatakan telah dilakukan, apalagi belum dilakukan yang

namanya penelitian. Pemerintahan yang digerakkan oleh misi, yang artinya mengubah

organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.

Bagi kelembagaan penegak hukum di Indonesia, prinsip ini telah diterapkan namun

bagaimana isi misi perlu penelitian.