Sheilla Fadila Proposal Kp

36
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Palembang, Sumatera Selatan, telah menjadi kota yang dinilai memiliki banyak pengalaman dalam penyelenggaraan kegiatan berskala internasional. Hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan tempat tinggal sementara seperti hotel yang berfungsi sebagai tempat hunian bagi para pendatang domestik maupun internasional dan sekaligus untuk pariwisata. Salah satu pembangunan hotel yang sedang berlangsung di Palembang adalah Hotel Fave. Hotel merupakan salah satu konstruksi bangunan tinggi, yang berarti pondasi yang dibutuhkan akan memikul beban yang sangat besar, sehingga dipilihlah pondasi tiang pancang pada konstruksi ini. Dengan jumlah titik pancang sebanyak 128 titik. Dan sebagai pengikat pondasi digunakan pile cap. Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi tersebut. Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila daya dukung pondasi tersebut lebih besar daripada beban yang ada di atasnya. Apabila beban yang dipikul lebih besar maka akan menyebabkan kerusakan konstruksi yang ada di atas pondasi. Sehingga pondasi menjadi salah satu faktor penting dalam pembangun konstruksi. Sementara pile cap merupakan bagian untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi seehingga 1

description

Proposal KP - Teknik Sipil

Transcript of Sheilla Fadila Proposal Kp

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPalembang, Sumatera Selatan, telah menjadi kota yang dinilai memiliki banyak pengalaman dalam penyelenggaraan kegiatan berskala internasional. Hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan tempat tinggal sementara seperti hotel yang berfungsi sebagai tempat hunian bagi para pendatang domestik maupun internasional dan sekaligus untuk pariwisata. Salah satu pembangunan hotel yang sedang berlangsung di Palembang adalah Hotel Fave.Hotel merupakan salah satu konstruksi bangunan tinggi, yang berarti pondasi yang dibutuhkan akan memikul beban yang sangat besar, sehingga dipilihlah pondasi tiang pancang pada konstruksi ini. Dengan jumlah titik pancang sebanyak 128 titik. Dan sebagai pengikat pondasi digunakan pile cap.Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi tersebut. Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila daya dukung pondasi tersebut lebih besar daripada beban yang ada di atasnya. Apabila beban yang dipikul lebih besar maka akan menyebabkan kerusakan konstruksi yang ada di atas pondasi. Sehingga pondasi menjadi salah satu faktor penting dalam pembangun konstruksi. Sementara pile cap merupakan bagian untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi seehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.

1.2. Maksud dan TujuanMaksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk memahami dan mengerti akan pelaksanaan pengerjaan tiang pancang dan pile cap dengan cara meninjau dan melihat langsung pekerjaan di lapangan melalui pelaksanaan kerja praktek.Tujuan pembuatan laporan :1. Mengetahui teknik dan tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang dan pile cap beserta permasalahan yang ada.2. Membandingkan hasil perhitungan yang didapat berdasarkan data tanah yang ada dengan kenyataan di lapangan.

1.3. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan laporan ini antara lain :1. Melakukan tinjauan secara langsung dan rutin pada proyek pembangunan Hotel Fave, Palembang.2. Melakukan diskusi atau dialog langsung dengan pihak pengawas dan pekerja lapangan.3. Mempelajari literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas baik dari buku-buku referensi, jurnal, maupun situs internet.

1.4. Ruang Lingkup PenulisanDalam penulisan laporan kerja praktek ini, ruang lingkup yang dibahas adalah tentang peninjauan pelaksanaan pondasi tiang pancang dan pile cap, beserta analisa perhitungannya.

1.5. Sistematika PenulisanAdapula sistematika penulisan dalam penyusunan laporan ini, terbagi dalam 6 bab, sebagai berikut:

Bab I.Pendahuluan Pada bab ini berisi latar belakang Pembangunan Hotel Fave, Palembang, disertai dengan maksud dan tujuan penulisan, metode pengumpulan data, ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II.Uraian/Gambaran Umum ProyekBerisikan uraian mengenai data-data umum / administrasi dan data teknis proyek, rencana pelaksanaan proyek serta struktur organisasi pada proyek pembangunan Hotel Fave, Palembang.

Bab III.Landasan TeoriBab ini berisikan hasil kajian yang berupa Informasi yang bersifat umum mengenai pondasi tiang pancang dan pile cap, dan catatan penting tentang informasi (data) yang digunakan untuk pelaksanaan proyek, termasuk sumber informasinya.

Bab IV.Pelaksanaan PekerjaanBerisikan detail pelaksanaan pekerjaan selama masa kerja praktek, meliputi jadwal pelaksanaan, tinjauan pelaksanaan pekerjaan, serta permasalahan yang ada di lapangan.

Bab V.Tinjauan Perhitungan dan PembahasanBerisikan analisis perhitungan perencanaan terhadap pondasi tiang pancang dan pile cap, dan membandingkan hasil analisis tersebut dengan kenyataan di lapangan. Dan juga membahas mengenai kendala yang ditemui dalam pekerjaan pondasi tiang pancang dan pile cap dan upaya untuk mengatasinya.

Bab VI.Kesimpulan dan Saran Pada bab ini membahas tentang kesimpulan yang diambil dari keseluruhan hasil tinjauan serta saran yang berguna untuk mengoptimalkan pekerjaan pondasi tiang pancang dan pile cap.

II. GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1. Gambaran Umum Proyek. Lokasi proyek pembangunan Hotel Fave Palembang dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar II.1. Denah Lokasi Hotel Fave, Palembang

Proyek ini adalah Proyek Pembangunan Hotel Fave, Palembang, dengan data umum proyek sebagai berikut:Nama Proyek: Pembangunan Hotel Fave, PalembangLokasi Proyek: Jalan Basuki Rahmat, nomor 1681,Palembang, Sumatera SelatanPemilik Proyek: Bapak Santo, Hotel Aston FaveKonsultan Perencana: PT. EKA MITRA TANLENTAMAKonsultan Pengawas: PT. MEGA SENTRALKontraktor Pelaksana: PT. WARINGIN MEGAH PT TRIPALINDO PERKASAAwal Pelaksanaan: Juli 2013Akhir Pelaksanaan: 28 Juli 2014

2.2.Data teknisLuas Lahan: 2362 m2Jumlah lantai: 6 Lantai Luas Bangunan: Total luas bangunan 8351 m2, meliputi:- Basement : 1991 m2- Lantai 1: 1752 m2- Mezz: 465 m2- Lantai 2: 1035 m2- Lantai 3-6: masing-masing 777 m2Tinggi Bangunan: Total tinggi bangunan 26.000 mm, meliputi:- Basement : 3200 mm- Lantai 1: 3200 mm- Mezz: 3200 mm- Lantai 2: 3200 mm- Lantai 3-6: masing-masing 3200 mmStruktur Bangunan: Beton Bertulang Tipe Pondasi: Pondasi Tiang PancangMutu Beton (Pondasi): K-350Panjang Tiang Pancang: 8 meter + 9 meterBanyak Titik Pancang: 128 titik

2.3. Struktur Organisasi ProyekOrganisasi adalah suatu wadah atau tempat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Melalui organisasi segala kebijaksanaan maupun koordinasi menjadi lebih efektif dan terarah.Didalam proses pelaksanaan suatu proyek juga tidak lepas dari sistem koordinasi, mulai dari pra-rencana hingga perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan juga pemeliharaan.Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka dalam mengelola suatu proyek harus berpedoman pada prinsip manajemen yang berfungsi untuk mengendalikan dan menjalankan suatu proyek.Bagan struktur organisasi proyek pembangunan Hotel Fave, Palembang :

Sumber : PT. Mega SentralKeterangan := Hubungan Kontraktual= Hubungan Fungsional

Gambar II.2. Struktur Organisasi Hotel Fave, Palembang

2.1. 2.2. 2.4. Struktur Organisasi Kontraktor2.4.1. Manajer ProyekManajer Proyek bertanggung jawab penuh terhadap hal-hal yang berkaitan dengan proyek. Tugas dan wewenang manajer proyek:1. Menyusun time schedule proyek.2. Meninjau pekerjaan lapangan secara periodik untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempercepat pelaksanaan dan mengecek apakah koreksi yang diberikan sudah dilaksanakan.3. Mengkoordinasi sistem kerja antar kontraktor.

2.4.2. Manajer LapanganTugas dari Manajer Lapangan adalah :1. Menyelesaikan bagian bagian pekerjaan sesuai time schedule.2. Negosiasi schedule dengan konsultan apabila terjadi keterlambatan.3. Mengadakan kontrak atas pekerjaan.4. Mengusahakan kualitas pekerjaan sebaik mungkin.5. Mengusahakan hubungan dengan konsultan yang dilakukan pada saat rapat.

2.4.3. Engineering Fokus pada perhitungan construction engineering, value engineering, pembuatan shop drawing, time control dan pengawasan pelaksanaan engineering proyek

2.4.4. Administrasi dan LogistikBertanggung jawab penuh terhadap pemenuhan segala keperluan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, baik dalam hal material maupun alat kerja yang diperlukan serta administrasinya. Adapun tugas dan tanggung jawab dari administrasi dan logistik:1. Menyelenggarakan sistem keuangan proyek dengan baik.2. Memonitor sistem keluar/masuk barang dalam proyek.3. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kesekretariatan, serta surat-menyurat yang diperlukan.

2.4.5. PelaksanaBertanggung jawab penuh terhadap mutu dan waktu pelaksanaan proyek. Tugas dan tanggung jawab dari pelaksana adalah:1. Membina hubungan industrial proyek.2. Memeriksa dan mengaplikasikan gambar pelaksanaan.3. Mengatur dan menggerakkan seluruh tim pelaksana lapangan.4. Melakukan pemeriksaan persiapan untuk kelancaran pekerjaan.

2.4.6 SurveyorBertanggung jawab atas hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran bangunan. Tugas dari surveyor antara lain:1. Menentukan titik-titik area proyek dan menentukan koordinat gedung.2. Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan untuk diaplikasikan di lapangan.3. Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi dan lantai basement.4. Menentukan as bangunan untuk mencari titik tiang pancang dan pile cap.

2.4.7 MekanikTugas dari mekanik adalah:1. Melakukan perawatan dan perbaikan mesin alat berat.2. Membuat perencanaan jadwal rutin pemeriksaan berskala untuk setiap peralatan.3. Melakukan komunikasi yang efektif dengan setiap pimpinan dalam melakukan pemantauan peralatan yang ada.

III. LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian PondasiPondasi dapat didefinisikan sebagai bagian bangunan bawah tanah dan daerah tanah dan/ atau batuan yang berdekatan yang akan dipengaruhi oleh kedua elemen bagian bangunan bawah tanah dan beban-bebannya. ( Bowles, 1982).

3.1.1 Jenis PondasiPondasi dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis yaitu Pondasi dangkal, Pondasi dalam. Pondasi yang digunakan pada proyek ini adalah jenis pondasi dalam berupa pondasi tiang pancang. Pada pondasi tipe ini, beban diteruskan oleh kolom/tiang melalui perantaraan tumpuan (poer pondasi, rooster kayu/balok kayu ataupun beton bertulang) yang dipancangkan dalam tanah. Kedalaman tanah keras pada pondasi jenis ini mencapai 15 sampai 17 meter dari permukaan tanah.

3.1.1.1 Pondasi Tiang PancangPondasitiang pancang(pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan berbeda-beda.Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahananan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang.Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tangan atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu.Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile) sudah digunakan selama 1800 dan Tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel.Dengan meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem pile driving. Saat ini banyak teknik - teknik instalasi tiang pancang bermunculan.Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah :1. Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras.2. Untuk menahan beban vertikal, lateral, dan beban uplift.Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Jika hasil pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras atau apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indikator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.

3.1.1.2 Pondasi Tiang Pancang berdasarkan Cara PemancanganBerdasarkan cara pemancangannya dibedakan menjadi:1. Large Displacement PileAdalah tiang pancang yang dipancang tanpa penggalian tanah, dimana perpindahan tanah disekitar tiang diakibatkan oleh desakan tiang pada waktu pemancangan2. Small Displacement PileTiang beton pracetak berlubang dengan ujung bawah terbuka, tiang pancang profil H, kotak, dan pipa dengan ujung bawah terbuka serta screw pile.3. Replacement PileTiang pancang yang dipancangkan dengan cara melakukan penggalian terlebih dahulu, kemudian tempat galian diganti dengan bahan tiang pancang. Dengan cara ini, maka tidak terjadi perpindahan tanah akibat desakan tiang sewaktu pemancangan.

3.1.1.3Pondasi Tiang Pancang berdasarkan Material yang DigunakanBerdasarkan material yang digunakan untuk tiang pancang, maka tiang pancang dapat dibedakan menjadi tiang pancang kayu, tiang pancang baja, tiang pancang beton pracetak, tiang pancamg beton prategang dan tiang pancang komposit.. Pada proyek pembangunan Hotel Fave, Palembang, material yang digunakan untuk tiang pancang adalah tiang pancang beton.

1. Tiang Pancang KayuPemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang kayu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah.Kayu untuk tiang pancang penahan beban diambil dari jenis kayu yang memiliki kekuatan dan keawetan yang tinggi. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong kemudian kulitnya dibuang lalu ujungnya dibuat runcing untuk memudahkan pemancangan. Ujung tiang pancang yang runcing dapat dilengkapi dengan sepatu pemancang logam bila tiang-tiang harus menembus tanah-tanah keras.Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti. Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu hanya akan menunda atau memperlambat kerusakan daripada kayu, akan tetapi tidak akan dapat melindungi untuk seterusnya. Oleh karena itu, maka pemakaian pondasi untuk bangunan-bangunan permanen yang didukung oleh tiang pancang kayu, maka puncak dari tiang pancang tersebut harus selalu lebih rendah daripada ketinggian muka air tanah terendah. Pada pemakaian tiang pancang kayu biasanya tidak diizinkan untuk menahan muatan lebih tinggi dari 25 sampai 30 ton untuk setiap tiang.Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu seperti beratnya yang relative ringan sehingga mudah dalam transport, mudah dipotong apabila tiang sudah mencapai batas tidak bisa dipancang lagi. Sedangkan kerugiannya seperti, tiang harus selalu terletak di bawah muka air tanah terendah, umurnya tidak tahan lama, dan rentan terhadap pembusukan.

2. Tiang Pancang Beton Tiang pancang beton terbuat dari bahan beton bertulang yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu precast reinforced concrete pile, precast presetressed concrete pile,cast in place. Yang digunakan pada proyek ini adalah : a) Precast Reinforced Concrete Pile Precast reinforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat atau keras lalu diangkat dan dipancangkan. Tiang pancang beton ini dapat memikul beban lebih besar dari 50 ton untuk setiap tiang, tetapi tergantung pada dimensinya. Penampang precast reinforced concrete pile dapat berupa lingkaran, segi empat dan segi delapan. b) Precast Prestressed Concrete Pile Precast prestressed concrete pile adalah tiang pancang dari beton prategang yang menggunakan baja dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya

3. Tiang Pancang BajaKebanyakan penampang tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Kekuatan dari tiang ini sangat besar sehingga transport dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti pada tiang pancang beton. Tiang pancang baja akan sangat sesuai bila tiang pancang yang diperlukan panjang dengan tahanan ujung yang besar. Kelemahan tiang pancang ini adalah tidak tahan terhadap karat.

4. Tiang Pancang KompositYang dimaksud dengan tiang pancang komposit adalah tiang yang terdiri dari dua bahan berbeda di dalam satu tiang. Tiang pancang komposit ini terdiri dari beton dan kayu atau beton dan baja.

3.1.2Pile cap dan Tie beamPada struktur bangunan gedung bertingkat, pile cap biasa digunakan sebagai pengikat pondasi tiang pancang. Struktur ini terbuat dari beton bertulang dengan ukuran dan jumlah besi tulangan menyesuaikan hasil perhitungan. Pile cap yang digunakan sebagai pondasi untuk mengikat tiang pancang yang sudah terpasang dengan struktur diatasnya yaitu tie beam dan slab.Tie beam adalah balok yang terletak atau bertumpu pada permukaan tanah. Tie beam biasanya di gunakan untuk menghubungkan antara pile cap yang satu dengan pile cap yang lainnya, tie beam juga berfungsi menopang slab atau plat lantai yang berhubungan langsung dengan permukaan tanah.Contoh langkah pelaksanaan pile cap sebagai berikut1) Penggalian tanah. Setelah galian tanah mencapai elevasi yang di tentukan, maka tiang pile atau pancang di potong dan dilebihkan besi stek untuk pengikatan struktural2) Pembuatan lantai kerja3) Meletakkan pembesian pile cap yang sudah di pabrikasi4) Memasang bekisting batako untuk member bentuk pile cap dan memisahkan beton dan tanah5) Merangkai dengan pembesian tie beam dan slab agar menjadi satu kesatuan6) Pengecoran yang dilakukan bersamaan antara tie beam dan pile cap

3.2. Kapasitas Dukung Tiang Pancang3.2.1.Kapasitas Dukung Satu Tiang Dalam menentukan kapasitas dukung tiang diperlukan klasifikasi tiang dalam mendukung beban yang bekerja. Menurut Terzaghi, klasifikasi tiang didasarkan pada pondasi tiang, yaitu:1. Tiang gesek (friction pile), 2. Tiang lekat (cohesion pile), 3. Tiang mendukung di bagian ujung tiang (point/end bearing pile)Dalam perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang terdapat tiga metode dan rumusan, yaitu:

3.2.1.1Rumus Statis Analitis 3.2.1.1.1 Tiang Dalam Tanah Non Kohesif 1. Analisis Terzaghi . . . . . . . . . . . . . . (Rumus III.1)

Keterangan:=tekanan overbuden di dasar tiang = i x Zi =faktor kapasitas dukung=luas penampang ujung tiang =koefisien tekanan tanah lateral=tekanan overbuden efektif pada tengah bentang=luas selimut tiang=sudut geser antara tiang dan tanah

Untuk nilai Nq pada tiang pancang lebih kecil dibandingkan dengan driven pile.

Tabel III.1. Hubungan antara dan Nq 26283031323334353637383940

Nq (driven pile)1015212429354250627786120145

Nq ( tiang pancang )581012141721253038436072

Untuk nilai-nilai yang digunakan pada perhitungan tahanan gesek seperti yang di tunjukan pada tabel di bawah ini :

Tabel III.2. Hubungan antara tipe tiang dan sudut gesek tiangBahan Tiang = d

Baja20

Beton0,75

Kayu0,66

2. Analisis Meyerhof Meyerhoff (1976) mengusulkan persamaan untuk tahanan gaya gesek untuk tiang pancang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (Rumus III.2)Keterangan:=tahanan gesek pada tiang =tekanan efektif di tengah tiang=luas selimut tiang=0,10 untuk = 33 =0,20 untuk = 35 =0,30 untuk = 37

3.2.1.1.2Tiang Dalam Tanah Kohesif 1. Analisis Terzaghi . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . (Rumus III.3)

Keterangan:=nilai kohesi dari tanah=luas penampang ujung tiang =faktor adhesi antara tiang dan tanah=luas selimut tiang

3.2.1.2Rumus Statis Empiris1. Menggunakan Hasil Sondir (Cone Penetration Test)Pemeriksaan kekuatan tanah dengan sondir bertujuan untuk mengetahui kekuatan suatu lapisan tanah berdasarkan pada perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan luas. Data-data ini sangat dibutuhkan dalam perencanaan pondasi tiang.Cone penetration test di Indonesia lebih dikenal sebagai alat sondir dengan kemampuan yang disesuaikan dengan beban yang nantinya akan bekerja (20 kN atau 100 kN), sedang bentuk ujung alat (konis) dibedakan dua tipe sebagai konis biasa dan bikonis.1) Konis biasaKonis biasa merupakan tipe alat yang mula-mula dibuat dan hanya tekanan pada ujung konis saja yang dapat diukur.Cara pelaksanaannya, bagian inti ditekan sehingga ujung konis masuk ke dalam tanah. Pembacaan P (tekanan yang diberikan) setiap kedalaman mencapai 20 cm atau kelipatannya demikian seterusnya. Selanjutnya dibuat grafik hubungan antar nilai konis dengan kedalaman. Metode ini dapat dilakukan secara cepat dan hanya saja tidak diperlukan besarnya hambatan akibat lekatan yang terjadi.2) BikonisAlat ini merupakan pengembangan dari alat konis biasa dan dapat digunakan untuk menentukan besarnya nilai konis dan lekatan yang terjadi. Pada prinsipnya cara pengujian tidak berbeda jauh dengan alat konis biasa.

Gambar III.1 Skema alat bikonis

Pelaksanaan pengujian sondir (cone penetration test) yaitu pada kondisi awal alat diletakkan di atas tanah dan siap ditekan. Bagian inti ditekan sehingga ujung konis masuk ke dalam tanah dan besarnya gaya P1 diimbangi oleh perlawanan pada ujung konis. Pencatatan nilai konis dilakukan pada setiap ujung konis mencapai kedalaman 20 cm. Selanjutnya bagian selubung bersama-sama bagian inti ditekan untuk mendapatkan gaya P2 yang diimbangi oleh perlawanan di ujung konis (qc) dan gesekan atau lekatan di bagian mantel (qf) sehingga diperoleh perlawanan total dari hasil uji tersebut. Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil pengujian sondir dapat dilakukan dengan metode Aoki dan De Alencar.Daya dukung ultimate pondasi Tiang pancang dinyatakan : Qult = ( qb X Ap ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (Rumus III.4)

Keterangan :qb = Tahanan ujung sondirAp = Luas penampang tiang

Aoki dan De Alencar menyarankan untuk memperkirakan kapasitas dari data sondir. Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) diperoleh sebagai berikut :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. (Rumus III.5)

Keterangan:qca (base) = Perlawanan rata-rata konus 1,5 D di atas ujung tiang Fb = Faktor empiric yang tergantung pada tipe tanah

Tabel III.3. Faktor empiric FbTipe Tiang PancangFb

Bored Pile3,5

Baja1,75

Beton Pratekan1,75

Pada perhitungan kapasitas Tiang pancang dengan sondir tidak diperhitungkan daya dukung selimut Tiang pancang. Hal ini dikarenakan perlawanan geser tanah yang terjadi pada pondasi Tiang pancang dianggap sangat kecil sehingga dianggap tidak ada.

2.Menggunakan Hasil Penetrasi Standar (Standard Penetration Test) Suatu metode uji yang dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui, baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan/0,3 m).Metode ini menggunakan jenis alat yang sederhana, berupa tabung standar dengan diameter 5 cm dan panjang 56 cm. Pelaksanaan dilakukan di dasar lubang bor.

Gambar III.2 Skema urutan uji Standard Penetration Test (SPT)

Dihitung jumlah pukulan untuk memancang tabung standar sedalam 30 cm (N pukulan) dari hasil tersebut dibuat grafik hubungan kedalaman tanah dan jumlah pukulan (N) serta profil bor. 1. Untuk Tanah Non kohesif + .. (Rumus III.6)2. Untuk Tanah kohesif + .. (Rumus III.7)

Berdasarkan data test SPT menurut Meyerhof (1976), dapat di hitung besarnya daya dukung tanah dengan formula sebagai berikut :1) Untuk menghitung besarnya daya dukung ujung tiang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(Rumus III.8)2) Untuk menghitung besarnya koefisien tanah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (Rumus III.9)Dengan syarat C 0,40 , jika tidak memenuhi pakai 0,403) Untuk menghitung besarnya skin faktor stress. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . (Rumus III.10)Keterangan N =NSPT / ( NSPT/n)4) Untuk menghitung besarnya daya dukung friksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . (Rumus III.11)5) Untuk menghitung besarnya daya dukung. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (Rumus III.12)Sedangkan bila pondasi terendam oleh air maka menggunakan koreksi antara daya dukung menurut rumusan Thornburn dan Mac Vicar.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . (Rumus III.13) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . (Rumus III.14)Keterangan:Pu=nilai standar penetrasi pada ujung tiangN=nilai rata-rata standar penetrasi pada ujung tiangN=nilai SPT yang telah dikoreksi akibat terendam airAb=luas penampang ujung tiang (m2)As=luas selimut tiang (m) n =nilai korelasi antara qc dan N dari grafik Thornburn & Mac Vicar, nilai n yang digunakan adalah 4.

3.2.1.3 Metode Loading TestPengujian pembebanan pada tiang dilakukan dengan menggunakan alat PDA Test (Pile Driving Analyzer). Test pembebanan yang dilakukan merupakan aksial loading test untuk tiang tekan.

3.2.2Kapasitas Dukung Tiang KelompokPerumusan dari Uniform Building Code dari AASHTO adalah: Dengan efisiensi tiang: . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .(Rumus III.15)

maka,Kapasitas tiang kelompok = . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(Rumus III.16)

Keterangan :m=jumlah tiang dalam deretan barisn=jumlah tiang dalam deretan kolom=arc tan (d/s) dalam derajats=jarak antar tiang (as ke as)d=diameter tiang

IV. RENCANA TINJAUAN PELAKSANAAN

Proyek pembangunan Hotel Fave dimulai sejak Juli 2013. Adapun perencanaan pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang dan konstruksi tulangan pile cap antara lain :

4.1 Pekerjaan Persiapan a. Mobilisasi dan DemobilisasiMobilisasi ini merupakan hal penting yang harus diorganisir dengan baik, meliputi mobilisasi personel, alat, dan tenaga kerjab. Fasilitas Kerja SementaraPembuatan fasilitas kerja bertujuan untuk memenuhi sarana kerja sementara pada saat pelaksanaan. Fasilitas ini diantaranya adalah pembuatan rumah utilitas, gerbang, pos jaga, access road, material stock yard, workshop beserta peralatannya yang semuanya berada dalam lingkungan proyek.c. Administrasi dan DokumentasiMeliputi pembuatan metode pelaksanaan serta schedule kerja dan pengurusan administrasi serta perizinan pelaksanaan proyek.

4.2 Pelaksanaan dilapangan Adapun kegiatan / pelaksanaan pekerjaan tiang pancang dan pile cap antara lain :1) Penyelidikan Tanah2) Pembersihan Lahan3) Pekerjaan Persiapan4) Pekerjaan Pemancangan5) Pekerjaan Pile cap

4.2.1 Penyelidikan TanahPenyelidikan tanah merupakan hal yang sangat penting sebelum memulai suatu proyek, sebab dengan melakukan penyelidikan tanah, kita dapat mengetahui berapa besar daya dukung tanah yang ada di lokasi proyek.

4.2.2 Pembersihan Lahan Pembersihan lokasi atau lapangan meliputi pembuangan atau pembersihan pohon-pohon,semak-semak,akar serta pembongkaran bekas sarana dan prasarana lama yang ada di sekitar lokasi proyek.

4.2.3 Pekerjaan PersiapanPekerjaan persiapan ini berupa :1. Persiapan lahan untuk medan bergerak alat pemancang (pile driving).2. Pengadaan tiang pancang.3. Penentuan titik as

4.2.4 Pekerjaan PemancanganPekerjaan pemancangan ini meliputi penentuan titik pancang dan pemancangan tiang pancang oleh alat pile driving.

4.2.5 Pekerjaan Pile capSetelah proses pemancangan selesai, maka pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pile cap, yang meliputi pembuatan bekisting pile cap, perakitan pile cap dan pengecoran pile cap.

V. Rencana Tinjauan Perhitungan

Perhitungan-perhitungan yang akan dilakukan yaitu:

5.1 PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG5.1.1 Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang Berdasarkan Data SPT (Standard Penetration Test)5.1.2 Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang Berdasarkan Kekuatan Bahan5.1.3 Daya Dukung Aksial Ijin Tiang Bor Dengan Memperhitungkan Penulangan

5.2 PERHITUNGAN PILE CAP

VI. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

Bowles, Joseph E. 1982. Foundation Analysis and Design: Jilid 1, edisi ke-5, McGraw Hill Book Co, Singapore.Coduto,Donald P. 1994. Foundation Design. Prentice Hall. New Jersey.Sosrodarsono, Suyono Sn Kazuto Nakazawa. 1984. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta.Christady Hardiyatmo, Hary. 2011. Analisis dan Perancangan Fondasi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Sardjono H.S, Ir. Pondasi Tiang Pancang Jilid I, CV Sinar Wijaya, Surabaya.Rudy Gunawan, Ir. 1991. Pengantar Teknik Fondasi. Kanisius, Yogyakarta

25