Sheila Pem 4 Respi

47
Dadaku nyeri By : Sheila Korayan

description

respi

Transcript of Sheila Pem 4 Respi

  • Dadaku nyeriBy :Sheila Korayan

  • PNEUMONIA

  • DefinisiPneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, yang menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat

  • EpidemiologiInsidens tertinggi terjadi pada usia tua dan selama musim dingin.

  • EtiologiStreptococcus pneumoniaeStreptococcus viridansStreptococcus hemolyticusMycobacterium pneumoniaeLegionella pneumophilaHaemophylus influenzaeInfluenzae-tipe A, B, dan CAdenovirusStaphylococcus aureusEscheria coliKlebsiella pneumoniaePseudomonas aeroginosa Pneumokok atau Mycoplasma pneumoniae EnterobacterPseudomonas spp

  • Faktor PresdiposisiInfeksi Saluran Nafas Atas (ISPA)bayi dan anak-anak, usia lanjutAlkoholismePerokokkekurangan nutrisipenderita DMpenderita payah jantungPenyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM)gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker, penerima organ cangkokan)gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS).

  • GejalaBiasanya didahului dengan infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hariBatuk dengan dahak kental kuning kehijauanDemam tinggi ( 400C ), keringat yang banyak, kedinginan dan menggigilNyeri dadaNafas dangkal dan cepat disertai dengan rasa sakitBatuk darah ( hemoptisis )Sakit kepala ( migrain )Penurunan nafsu makanLemas ( fatique )SianosisMual, muntah dan diareArthralgiaMyalgiaCemas, stress, tegangNyeri perut

  • DiagnosisAnamnesisPemeriksaan fisikPemeriksaan penunjang - radiologis - laboratorium - bakteriologis - khusus

  • AnamnesisEvaluasi faktor pasien / predisposisi : PPOK (Haemophilus influenzae), penyakit kronik (kuman ganda), kejang atau tidak sadar (aspirasi gram negatif, anaerob), penurunan imunitas (kuman gram negatif), Pneumocyistic carinii, CMV, Legionella, jamur, mycobacterium, kecanduan obat bius (Staphylococcus ).Bedakan lokasi infeksi : Pneumonia Komuniti (Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Mycoplasma pneumoniae), Pneumonia Nosokomial (Staphylococcus aureus, gram negatif).Usia pasien : bayi (virus), muda (Mycoplasma pneumoniae), dewasa (Streptococcus pneumoniae).Awitan : cepat, akut dengan rusty coloured sputum (S. pneumoniae) ; perlahan dengan batuk, dahak sedikit (M. pneumoniae).

  • Pemeriksaan FisikDemam atau kadang-kadang suhu tubuh yang rendah, peningkatan respiratory rate, tekanan darah rendah, detak jantung yang cepat, atau saturasi oksigen yang rendah, yaitu jumlah oksigen dalam darah yang terindikasi dengan pulse oximetry atau analisa gas darah.

  • Pemeriksaan RadiologisTerdapat gambaran konsolidasi di lobus atau segmen pulmonal

  • Pemeriksaan Laboratorium Leukositosis umumnya menandai infeksi bakteri, leukosit rendah / normal dapat disebabkan oleh infeksi virus / mikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respon leukosit.

  • Pemeriksaan Khusus Titer antibodi terhadap virus, legionella dan mikoplasma. Nilai diagnostik bila titer tinggi atau ada kenaikan titer 4 kali. Analisa gas darah dilakukan untuk menilaitingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen.

  • Penatalaksanaan FarmakologikMakrolid baru : azitromisin, klaritromisin, roksitromisinFluorokuinolon DoksisiklinObat pilihan penisilin dengan dosis 300.000 - 600.000 dalam bentuk penisilin prokain diberikan 1-2x sehari selama 7-10 hari.

  • Komplikasi Gangguan ventilasi dan perfusiPenyebaran ke pleuraBakteremiaSupurasi Pneumonia bakteri nekrotikanPneumonia bakteri sekunderPenyebaran ke sistem lainPneumonia virus nekrotikan akutSindrom reye

  • Pencegahana.pola hidup sehat, termasuk tidak merokokb.vaksinasi ( vaksin pneumococcus dan vaksin influenza )

  • BRONKHITIS

  • DEFINISIBronkhitis adalah kondisi peradangan pada daerah trakheobronkhial.Peradangan tidak meluas sampai alveoli. Bronkhitis seringkali diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bronkhitis akut mungkin terjadi pada semua usia,namun bronkhitis kronik umumnya hanya dijumpai pada dewasa.

  • TANDA dan GEJALABatuk yang menetap yang bertambah parah pada malam hari serta biasanya disertai sputum. Rhinorrhea sering pula menyertai batuk dan ini biasanya disebabkan oleh rhinovirus.Sesak napas bila harus melakukan gerakan eksersi (naik tangga, mengangkat beban berat)Lemah, lelah, lesuNyeri telan (faringitis)Laringitis, biasanya bila penyebab adalah chlamydiaNyeri kepalaDemam pada suhu tubuh yang rendah yang dapat disebabkan oleh virus influenza, adenovirus ataupun infeksi bakteri.Adanya ronchiiSkin rash dijumpai pada sekitar 25% kasus

  • ETIOLOGI virus rhinovirus, influenza A dan B, coronavirus, parainfluenza, dan respiratory synctial virus (RSV).Bakteri atypical Chlamydia pneumoniae ataupun Mycoplasma pneumoniae (anak-anak, remaja dan dewasa)penyakit paru obstruktif,Merokokpaparan terhadap debupolusi udara

  • Klasifikasi :Akut infeksi (bakteri, virus)Kronis iritasi (merokok)

  • PEMERIKSAAN Tes C- reactive protein (CRP)pemeriksaan sel darah putihPulse oksimetrigas darah arterites fungsi paru

  • FAKTOR RISIKOMerokokInfeksi sinus dapat menyebabkan iritasi pada saluranPernapasan atas dan menimbulkan batuk kronikBronkhiektasiAnomali saluran pernapasanForeign bodiesAspirasi berulang

  • KOMPLIKASIKomplikasi jarang terjadi kecuali pada anak yang tidak sehat.Komplikasi meliputi antara lain PPOK, bronkhiektasis, dilatasi yang bersifat irreversible dan destruksi dinding bronkhial.

  • TERAPIlama terapi 5-14 hari sedangkan pada bronkhitis kronik optimalnya selama 14 hari. Pemberian antiviral amantadine dapat berdampak memperpendek lama sakit bila diberikan dalam 48 jam setelah terinfeksi virus influenza A.

    Kondisi KlinikPatogenTerapi AwalBronkhitis akutBiasanya virusLini I: Tanpa antibiotikaLini II:Amoksisilin,amoksi-klav,makrolidaBronkhitis KronikH.influenzae,Moraxella catarrhalis,S. pneumoniaeLini I: Amoksisilin, quinolonLini II: Quinolon, amoksi-klav,azitromisin, kotrimoksazolBronkhitis Kronik dgkomplikasis.d.a,K. Pneumoniae,P. aeruginosa, Gram(-) batang lainLini I: QuinolonLini II: Ceftazidime, CefepimeBronkhitis Kronik dginfeksi bakteris.d.a.Lini I: Quinolon oral atauparenteral, Meropenem atauCeftazidime/Cefepime+Ciprofloksasin oral.

  • SARS

  • SARSSevere Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang bersifat mendadak dan menunjukkan gejala gangguan pernapasan pada pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS.

  • ETIOLOGI SARSPada awalnya virus penyebab SARS diduga Paramyxovirus. Dalam perkembangannya, WHO kemudian menetapkan penyebab SARS adalah Coronavirus.

  • PENULARAN SARSPenularan terjadi melalui droplet (batuk, bersin, atau bicara) dari pasien yang telah terinfeksi virus. Kontak erat dengan pasien (mereka yang merawat,hidup bersama atau kontak langsung dengan sekret pernapasan dan cairan tubuh) juga dapat menularkan penyakit dengan mekanisme yang belum diketahui secara pasti..

  • GEJALA SARSDemam mendadak >38CBatukSesak napasSakit kepala, kaku otot, anoreksia, lemah, bercak merah pada kulit, bingung, diare.Gejala tersebut tidak khas dan mirip seperti gejala flu lainnya, tetapi secara cepat gejala menjadi berat dan pasien dapat meninggal karena terjadi peradangan paru (pneumonia). Masa inkubasinya selama 2-10 hari.

  • DIAGNOSIS SARSKasus suspek (suspect case)Demam >38C, dengan :Satu atau lebih gangguan pernapasan yaitu batuk, napas pendek, dan kesulitan bernapas dengan satu atau lebih dari keadaan sebagai berikut :Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit mempunyai riwayat kontak erat dengan seseorang yang telah didiagnosis sebagai pasien SARS.Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit melakukan perjalanan ke tempat yang dilaporkan ada penderita SARS.

  • Kasus mungkin (probable case)Kasus suspek dengan gambaran foto toraks menunjukkan tanda-tanda pneumonia atau respiratory distress syndrome; atauSeseorang yang meninggal karena penyakit saluran pernapasan yang tidak jelas penyebabnya, dan pada pemeriksaan autopsi ditemukan tanda patologis berupa respiratory distress syndrome yang tidak jelas penyebabnya.

  • PENGOBATAN SARSSuportif vitamin C dan B kompleksSimtomatik analgesik, antitusif, mukolitikProfilaksis antibiotik terapeutik dan profilaksis sesuai indikasi.Pemberian oksigenasi yang adekuat.Penggunaan antivirus (ribavirin) sangat membantu, tetapi mengingat persediaan dan harganya yang mahal, obat ini belum bisa direkomendasikan secara luas.

  • PENCEGAHAN SARSMencegah penularan melalui udara, droplet, atau kontak.Penderita yang dicurigai SARS harus menggunakan masker sampai dinyatakan bukan SARS.Mengupayakan perawatan penderita yang dicurigai SARS pada ruang isolasi.

  • REKOMENDASI SARSMensosialisasikan tentang penyakit SARS ke setiap puskesmas dan rumah sakit.Menyiapkan penyelidikan epidemiologis bila ada tersangkaMenghimbau kewaspadaan masyarakat melalui media massa.Menganjurkan pemeriksaan kesehatan bagi para pendatang dari negara yang terjangkit SARS.

  • BENDA ASING DI TRACTUS RESPIRATORIUS

  • Benda asing di hidungSering terjadi pada anak usia 2-4 tahun atau pasien yang memiliki keterbelakangan mental.Manifestasi klinis:Hidung tersumbat oleh sekret mukopurulen yang banyak & berbau busuk (tergantung tempat benda asing)Kadang disertai : nyeri, demam, epistaksis, bersin.Pada pemeriksaan: Edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan mungkin terdapat ulserasiEpistaksis berulang yang sulit berhenti meskipun diberi antikoagulan (bila benda asing berupa lintah)Rinoskopi anterior: benda asing berwarna coklat tua, lunak pada perabaab, melekat erat pada mukosa hidung atau nasofaring

  • BENDA ASING DI HIDUNGPemeriksaan penunjang: R untuk benda asing radioopak yang tidak jelas pada rinoskopi anterior.Penatalaksanaan:Dikeluarkan dengan forsep benda asing yang permukaannya kasarPengait berujung tumpul benda asing yang bulat dan licinTetesan air tembakau & dijepit pinset lintahAntibiotik sistemik bila ada infeksi hidungKomplikasi: Dapat membahayakan bila benda asing diciba dikeluarkan oleh alat yang tidak sesuai

  • BENDA ASING DI SALURAN NAPASBenda asing di laring dan trakea sering terjadi pada bayi
  • BENDA ASING DI SALURAN NAPASFaktor predisposisi:Faktor personal (umur, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal)Kegagalan mekanisme proteksi normal (tidur, kesadaran , epilepsi, alkoholisme)Kelainan dan penyakit neurologikProses menelan yang belum sempurna pada anakFaktor dental, medikal, dan surgikal (tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia < 4 tahun)Faktor kejiwaan (emosi, gangguan psikis)Ukuran, bentuk, dan sifat benda asingFaktor kecerobohan (meletakkannya di mulut, persiapan makanan kurang baik, tergesa-gesa, makan sambil bermain)Memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum lengkap

  • BENDA ASING DI SALURAN NAPASPatofisiologi:Benda asing berada di mulut saat anak tertawa / menjerit inspirasi laring terbuka benda asing masuk ke laring benda asing terjepit di sfingter laring batuk paroksimal tersumbat di trakea mengi & sianosis.Benda asing organik (spt kacang) bersifat higroskopik, mudah melunak, mengembang oleh air iritasi mukosa edema, meradang, jaringan granulasi gejala sumbatan menghebat laringotrakeo-bronkitis, toksemia, batuk, demam iregulerBenda asing anorganik, reaksi jaringannya 5 menit pada dewasa henti jantung dan kerusakan jaringan otak

  • Penyakit yang dapat menyebabkan wabahFlu burungFlu H1N1SARSTBC

    *IPD*Harrison*IPD2. http://www.medicastore.com/Info Penyakit/Pneumonia (2004)3. Wilson LM. Infeksi pada Parenkim Paru : Pneumonia. Dalam : Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Jilid II. Edisi 6. jakarta. EGC. 2006. hal. 804 104. PDPI. Pneumonia Komuniti. Dalam : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Pneumonia Komuniti di Indonesia. 2003. hal. 13 - 27* 1. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV.2. NN. Sejauh Mana Kita Harus Mewaspadai Pneumonia available at :http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html ( 2004 )3. . http://www.medicastore.com/Info Penyakit/Pneumonia (2004)4. Wilson LM. Infeksi pada Parenkim Paru : Pneumonia. Dalam : Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Jilid II. Edisi 6. jakarta. EGC. 2006. hal. 804 10

    *www.medistra.com www.medicastore.com

    **IPD*wikipedia *Radiologi UI*IPD*IPD*PDPI. Pneumonia Komuniti. Dalam : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Pneumonia Komuniti di Indonesia. 2003. hal. 13 - 27*IPDPrice SA, Wilson LM. Patofisiologi *********