Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

16
[619] FONEM VOKAL BAHASA ARAB PADA STRUKTUR MORFOLOGI ”KOSAKATA MUTSALLATSAH” BAHASA ARAB DALAM KAMUS DWIBAHASA ARAB-INDONESIA Shafruddin Tajuddin Program Studi Linguistik Terapan Pascasarjana UNJ Program Studi Pendidikan Bahasa Arab UNJ [email protected] ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan fenomena karakteristik kosakata bahasa Arab, yaitu Kosakata Mutsallatsah dalam kamus bahasa Arab. Mutsallatsah adalah kosakata yang sama dari sisi konsonan dan urutannya, tapi berbeda dari sisi vokalnya, baik satu vokal atau dua vokal, maupun vokalnya yang berbeda tersebut pada konsonan yang pertama atau yang kedua, dan vokalnya inilah yang membedakan makna dari kosakata tersebut. Permasalahan ini dalam istilah linguistik modern disebut dengan istilah ”Distribusi Kontrastif ” (Contrastive Distribution) dimana fonem menduduki fonem yang lain dalam sebuah kata, maka kata tersebut akan memiliki makna yang berbeda pula. Kajian ini sepenuhnya bertumpu pada kajian pustaka (Library Research) melalui pendekatan analisi isi (content analysis) yang mengacu pada analisis fonemsemantis. Penggunaan analisis fonemsemantis ini didasarkan pada kenyataan bahwa objek vokal bahasa Arab adalah makna-makna linguistik. Maksudnya semantik merupakan suatu ilmu yang menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna serta hubungan makna dengan simbolnya. Kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu data dianalisi dan disajikan dalam bentuk kata-kata dan gambaran-gambaran, tidak berupa angka-angka. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis dan menghubungkan suatu fenomena vokal bahasa Arab dengan fenomena vokal lainnya. Hasil kajian menunjukkan bahwa struktur morfologi pada Kosakata Mutsallatsah terdiri dalam kategori isim dan fi’il. Kategori isim di sini adalah kata yang mendapatkan penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada satu huruf dan maknanya bisa sama dan bisa juga berbeda. Artinya isim ini tidak mengalami perubahan makna meskipun terjadi perubahan fonem vokal, atau mengalami perubahan makna dengan terjadinya perubahan fonem vokal. Sementara itu, kategori fi’il di sini adalah fi’il madhi dan mudhare, atau fi’il madhi saja, atau fi’il mudhare saja yang mendapatkan penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada ain fi’il nya, dan maknanya bisa sama dan juga bisa berbeda. Artinya fi’il ini tidak mengalami perubahan makna meskipun terjadi perubahan fonem vokal, atau mengalami perubahan makna dengan terjadinya perubahan fonem vokal. Kata kunci : Fonem vokal, kosakata mustallatsah, morfologi, Bahasa Arab

Transcript of Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

Page 1: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

[619]

FONEM VOKAL BAHASA ARAB PADA STRUKTUR MORFOLOGI

”KOSAKATA MUTSALLATSAH” BAHASA ARAB DALAM KAMUS

DWIBAHASA ARAB-INDONESIA

Shafruddin Tajuddin Program Studi Linguistik Terapan Pascasarjana UNJ

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab UNJ

[email protected]

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan fenomena karakteristik kosakata bahasa Arab,

yaitu Kosakata Mutsallatsah dalam kamus bahasa Arab. Mutsallatsah adalah kosakata

yang sama dari sisi konsonan dan urutannya, tapi berbeda dari sisi vokalnya, baik satu

vokal atau dua vokal, maupun vokalnya yang berbeda tersebut pada konsonan yang

pertama atau yang kedua, dan vokalnya inilah yang membedakan makna dari kosakata

tersebut. Permasalahan ini dalam istilah linguistik modern disebut dengan istilah

”Distribusi Kontrastif ” (Contrastive Distribution) dimana fonem menduduki fonem yang

lain dalam sebuah kata, maka kata tersebut akan memiliki makna yang berbeda pula.

Kajian ini sepenuhnya bertumpu pada kajian pustaka (Library Research) melalui

pendekatan analisi isi (content analysis) yang mengacu pada analisis fonemsemantis.

Penggunaan analisis fonemsemantis ini didasarkan pada kenyataan bahwa objek vokal

bahasa Arab adalah makna-makna linguistik. Maksudnya semantik merupakan suatu ilmu

yang menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna serta

hubungan makna dengan simbolnya.

Kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu data dianalisi dan disajikan

dalam bentuk kata-kata dan gambaran-gambaran, tidak berupa angka-angka. Dalam

penelitian ini peneliti menganalisis dan menghubungkan suatu fenomena vokal bahasa

Arab dengan fenomena vokal lainnya.

Hasil kajian menunjukkan bahwa struktur morfologi pada Kosakata Mutsallatsah terdiri

dalam kategori isim dan fi’il. Kategori isim di sini adalah kata yang mendapatkan

penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada satu huruf dan maknanya bisa sama dan

bisa juga berbeda. Artinya isim ini tidak mengalami perubahan makna meskipun terjadi

perubahan fonem vokal, atau mengalami perubahan makna dengan terjadinya perubahan

fonem vokal. Sementara itu, kategori fi’il di sini adalah fi’il madhi dan mudhare, atau fi’il

madhi saja, atau fi’il mudhare saja yang mendapatkan penempatan tiga fonem vokal yang

berbeda pada ain fi’il nya, dan maknanya bisa sama dan juga bisa berbeda. Artinya fi’il ini

tidak mengalami perubahan makna meskipun terjadi perubahan fonem vokal, atau

mengalami perubahan makna dengan terjadinya perubahan fonem vokal.

Kata kunci : Fonem vokal, kosakata mustallatsah, morfologi, Bahasa Arab

Page 2: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

Fonem Vokal Bahasa Arab pada Struktur Morfologi...| 620

Pendahuluan

Setiap bahasa memiliki sisi persamaan dan perbedaannya dengan bahasa lainnya.

Ditinjau dari sisi persamaannya bahwa setiap bahasa memiliki unsur-unsur bahasa yang

terdiri dari huruf, kata dan kalimat, atau dengan kata lain bahwa setiap bahasa memiliki

level fonologi, morfologi, sintaksi dan semantik.

Bila ditinjau dari level fonologi, setiap bahasa memiliki unsur konsonan dan vokal.

Namun demikian, pada unsur-unsur persamaan tersebut, terdapat perbedaan-perbedaan

yang sangat mendetail, dan perbedaan tersebut merupakan sebuah ciri utama atau karakter

dari sebuah bahasa yang berbeda dengan bahasa lainnya.

Konsonan dan vokal dalam bahasa Arab adalah salah satu ciri utama atau karakter

bahasa Arab yang tentunya berbeda dengan apa yang ada di bahasa lainnya. Dalam bahasa

Arab, konsonan tidak bisa dilepaskan dari vokalnya meskipun dalam bentuk tulisan vokal

tersebut tidak diletakkan. Artinya karakter tulisan bahasa Arab tidak menggunakan

pemarkah vokal.

Hal inilah yang menjadikan bahasa Arab sangat berkarakter vokal, karena vokal

bahasa Arab, walaupun hanya sebatas tiga vokal, sungguh sangat kompleks ketika

dikaitkan dengan konsonannya. Kesalahan dalam menentukan vokal dalam sebuah

konsonan yang membentuk kata atau kalimat, akan mengakibatkan terjadinya perubahan

makna, dan perubahan makna ini akan mengakibatkan pesan yang diinginkan tidak

tersampaikan, padahal sebuah komunikasi harus terjadi secara efektif, bila tidak, ada

kesalahpahaman atau kesalahpengertian antara komunikator dengan komunikan.

Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Arab tidak dapat dijauhkan dari aspek

vokalnya, bila bahasa Arab dijauhkan dari aspek vokal, berarti bahasa Arab dijauhkan dari

eksistensinya, sebab vokal merupakan ciri utama untuk menyampaikan pesan atau makna

sebuah kata atau kalimat yang tertata dan efektif. Oleh karena itu, vokal bahasa Arab

sangat menentukan makna dari sebuah kata atau kalimat.

Sebagai contoh dari sebuah kata, misalnya ” كتب”. Berikut ini penjelasan struktur

morfologi kata tersebut dalam bagan di bawah ini:

Bagan pertama:

كــتــب

K – b - t

Akar kata

konsonan

a – a - a u – i - a u – u - un

vokal vokal vokal

Pembentuk kata kerja aktif

Pembentuk kata kerja pasif

Pembentuk kata benda jamak

Page 3: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

621 | Shafruddin Tajuddin

" والمأمول الواقع بين: والتربية الحضارة في العربية اللغة دور تعزيز"

Bagan kedua:

Sebagai contoh dari sebuah kalimat, misalnya ”أكلت السمكة حتي رأسها”. Kata yang

mempengaruhi kalimat ini adalah kata ” رأس ”. Berikut ini penjelasan struktur morfologi

kata tersebut yang mempengaruhi makna kalimat dalam bagan di bawah ini:

Contoh di atas membuktikan bahwa vokal bahasa Arab menentukan makna sebuah kata

atau kalimat. Fenomena di atas merupakan ciri utama bahasa Arab yang tidak boleh

diabaikan begitu saja, bahkan seorang pembelajar bahasa Arab, dan juga guru bahasa Arab

pun, harus memahami secara mendetail bagaimana sebenarnya fenomena vokal tersebut.

Namun fenomena ini dalam kamus Arab begitu kompleks karena di dalamnya

mengandung berbagai konsep semantik.

Sebuah kamus sangat berguna untuk memberi pengetahuan tentang bentuk dan pola

kata serta maknanya. Di samping itu, ia juga merupakan bahan rujukan bagi pembelajar

bahasa, khususnya mengenai ketepatan bacaan dari sebuah kata dan penggunaannya yang

menggambarkan berbagai bentuk dan pola kata serta makna-maknanya.

Hal yang amat menarik dari studi pendahuluan terhadap masalah ini, ternyata dalam kamus

bahasa Arab didapatkan kosakata yang sama dari sisi konsonan dan urutannya, tapi

berbeda dari sisi vokalnya, baik satu vokal atau dua vokal, maupun vokalnya yang berbeda

tersebut pada konsonan yang pertama atau yang kedua, dan vokalnya inilah yang

جــــنـــــة

vokal a – a - un

J – nn - t konsonan

Pembentuk makna “surga”

Pembentuk makna “jin”

Pembentuk makna “perisai”

vokal i – a - un

vokal u – a - un

رأس

r – ‘- s

vokal a – ‘ - a

vokal a – ‘ - i

vokal a – ‘ - u

Pembentuk makna “kepala ikan dimakan”

Pembentuk makna “kepala ikan tidak

dimakan”

Pembentuk makna “kepala ikan dimakan”

Page 4: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

Fonem Vokal Bahasa Arab pada Struktur Morfologi...| 622

membedakan makna dari kosakata tersebut. Permasalahan ini dalam istilah linguistik

modern disebut dengan istilah ”Distribusi Kontrastif ” (Contrastive Distribution) dimana

fonem menduduki fonem yang lain dalam sebuah kata, maka kata tersebut akan memiliki

makna yang berbeda pula.

Oleh karena itu, sebuah kamus berperan penting dalam pembelajaran bahasa dalam

konteks ”Distribusi Kontrastif”, karena dapat meningkatkan pengetahuan terhadap

kosakata suatu bahasa yang dipelajarinya. Maka dari itu, permasalah ini membutuhkan

perhatian secara khusus, terutama dengan cara melakukan sebuah penelitian yang berkaitan

langsung dengan bidang fonologi, khusus yang berhubungan dengan makna kata bahasa

Arab yang dipengaruhi oleh vokalnya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penelitian ini difokuskan kepada

fonemsemantik vokal bahasa Arab pada Struktur morfologi ”Kosakata Mutsallatsah”

bahasa Arab dalam Kamus Bahasa Arab.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan pokok mengembangkan model kamus

bahasa Arab dengan landasan teori semantic field yang dapat dipergunakan sebagai acuan

atau bahan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk meningkatkan pengetahuan kosakata

bahasa Arab. Tujuan ini kemudian dijabarkan sebagai beikut :

1. Menghasilkan model kamus dwibahasa Arab-Indonesia dengan landasan teori semantic

field

2. Menghasilkan kosakata-kosakata bahasa Arab yang diklasifikasikan berdasarkan

fonemsemantis vokal bahasa Arab

3. Memudahkan pembelajar bahasa Arab untuk memahami perbedaan makna kosakata

yang memiliki konsonan yang sama tapi vokalnya berbeda.

4. Mengimplementasikan hasil akhir penelitian ini dengan menerbitkan sebuah kamus

dwibahasa Arab-Indonesia yang merupakan teman setia dalam proses pembelajaran bagi

pembelajar bahasa Arab, karena mereka sering menghadapi masalah untuk memahami

makna suatu kata dan ketepatan bacaannya.

Selain Al-Quran, perkataan atau ungkapan bahasa Arab selalu ditulis tanpa disertai dengan

vokalnya. Hal ini sudah menjadi fenomena umum terjadi pada buku-buku bahasa Arab,

koran-koran dan majalah-majalah bahasa Arab, maupun tulisan-tulisan ilmiah yang

diterbitkan dalam sebuah jurnal dan lain sebagainya.

Bagi pembelajar bahasa Arab, fenomena ini menimbulkan kesulitan dalam memahami

wacana yang ditulis, disamping membacanya pun menimbulkan kesulitan lainnya. Salah

satu mengatasi kesulitan ini adalah melalui bahan rujukan yang konkret yaitu kamus

dwibahasa.

Kamus dwibahasa sudah banyak yang diterbitkan, namun kamus-kamus tersebut bersifat

kamus umum

Page 5: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

623 | Shafruddin Tajuddin

" والمأمول الواقع بين: والتربية الحضارة في العربية اللغة دور تعزيز"

Metode Penelitian

Berdasarkan paparan dan judul di atas, penelitian ini sepenuhnya bertumpu pada

kajian pustaka (Library Research) melalui pendekatan analisi isi (content analysis) yang

mengacu pada analisis fonemsemantis. Penggunaan analisis fonemsemantis ini didasarkan

pada kenyataan bahwa objek vokal bahasa Arab adalah makna-makna linguistik.

Maksudnya semantik merupakan suatu ilmu yang menelaah lambang-lambang atau tanda-

tanda yang menyatakan makna serta hubungan makna dengan simbolnya. Dengan

demikian, makna merupakan objek kajian semantik karena makna terdapat dalam satuan-

satuan bahasa berupa kata, frasa, kalusa, kalimat, paragraf, dan wacana. (Parera, 1991:14)

Dalam konteks bahasa Arab, fonem dan huruf juga merupakan objek kajian semantik.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu data dianalisi dan

disajikan dalam bentuk kata-kata dan gambaran-gambaran, tidak berupa angka-angka.

Data-data dikumpulkan berdasarkan klasifikasi vokal pada struktur mofologi kosakata

bahasa Arab, fokusnya hanya pada ”Kosakata Mutsallatsah”. Dalam penelitian ini peneliti

menganalisis dan menghubungkan suatu fenomena vokal bahasa Arab dengan fenomena

vokal lainnya. Data penelitian diambil dari kamus dwibahasa Arab-Indonesia yang ditulis

oleh Prof. Dr. Mahmud Yunus dan diterbitkan ulang oleh Penerbit Mahmud Yunus Wa

Dzurriyah tahun 2009

Data yang ada pada kamus tersebut diklasifikasi berdasarkan ”Distribusi

Kontrastif” (Contrastive Distribution) di mana fonem vokal menduduki fonem vokal yang

lain dalam sebuah kata, baik isim maupun fi’il, maka kata tersebut akan memiliki makna

yang sama atau makna yang berbeda. Perubahan fonem vokal terjadi pada satu huruf atau

dua huruf. Artinya satu huruf pada ”Kosakata Mutsallatsah” memiliki tiga fonem vokal

yang berbeda.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fonem vokal bahasa Arab dapat diklasifikasi

berdasarkan struktur morfologi kata bahasa Arab yang terbagi dalam dua kategori utama,

yaitu: (1) kategori ”isim” (kata benda), (2) kategori ”fi’il” (kata kerja). Masing-masing dari

kategori ini ditemukan berbagai ”Distribusi Kontrastif” yang berbeda-beda dan

mempengaruhi pada bentuk struktur morfologi kata dan maknanya.

Memang dalam kajian linguistik Arab, para pakar bahasa Arab menemukan

kesulitan dalam mencari padanan kata yang pas untuk pengertian fonem, sehingga mereka

pun mempergunakan istilah fonem juga untuk unit suara terkecil dari sebuah kata. Dalam

kajian fonologi Arab, Aswat ( fonem ) terbagi dua : (1) konsonan (consonants), istilah

Arabnya ” ” vowel, istilah Arabnya (2) ,” الصوامت ” الصوائت

Sebagian pakar Fonologi Arab berpendapat bahwa ” ” (konsonan) seperti

: Alif, Ba, Ta dan seterusnya, juga dapat disebut dengan fonem. Namun, Dr. Romdon

Abdul Tawwab mengusulkan bahwa fonem seperti ini ( konsonan ) disebut dengan istilah

”Huruf” untuk membedakan antara fonem dan huruf. Fonem adalah yang kita dengar dan

kita rasakan, sementara huruf adalah kode tulisan yang menjadi media yang teramati untuk

Page 6: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

Fonem Vokal Bahasa Arab pada Struktur Morfologi...| 624

mengungkapkan fonem tertentu.(Mahmud Sulaiman Taqut, hal. 203) Pendapat Dr.

Ramdon Abdul Tawwab ini menghilangkan kerancuan yang terjadi pada kajian fonologi

Arab antara fonem dan huruf.

Fonem dalam istilah Arab adalah unit suara terkecil yang membentuk ujaran kata.

Dalam kasus bahasa Arab, yang disebut dengan fonem adalah :

1- Fonem pendek yaitu fathah ( - -- ), dhommah ( - -- ) dan kasroh ( - -- ) . Fonem ini

dalam istilah Arab disebut dengan ” رة القصيـ . ” كر م” dan ” كرم” seperti kata ,” الصوائت

2- Fonem panjang yaitu Alif, Wau dan Ya. Dalam istilah Arab disebut ” لة الطويـ . ” الصوائت

Fonem ini dinamakan oleh pakar bahasa Arab klasik dengan ” huruf mad” atau ” huruf

’Illah”, seperti kata “ كتاب “ dan “ كتيبة “

Jadi, fonem bahasa Arab tidak sama pengertiannya dengan huruf bahasa Arab.

Seperti kata ”كرم ” dan ”كر م ” . Kedua kata tersebut memiliki huruf yang sama, namun

fonem keduanya berbeda dan perbedaan ini menunjukkan bentuk dan makna yang berbeda

pula. Kata ”كرم ” memakai fonem fathah yang menunjukkan bahwa kata tersebut berpola

isim ( kata benda ). Sementara kata ”كر م ” memakai fonem dhommah yang menunjukkan

bahwa kata tersebut berpola fi’il ( kata kerja ).

Pola yang berbeda yang disebabkan oleh fonem yang berbeda akan mengakibatkan

makna yang berbeda pula. Kasus seperti ini seperti perubahan bentuk dan pola, banyak

sekali dalam bahasa Arab dan merupakan karakteristik bahasa Arab yang boleh jadi sangat

berbeda dengan bahasa bahasa lainnya. Analisis bahasa seperti ini akan membantu

pembelajar bahasa Arab dalam memahami makna fonemik.

Kosakata Mutsallatsah dalam kategori isim

Kosakata Mutsallatsah dalam kategori isim di sini adalah kata yang mendapatkan

penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada satu huruf dan maknanya sama.. Artinya

kosakata ini tidak mengalami perubahan makna meskipun terjadi perubahan fonem vokal,

seperti

,Kemerdekaan عتق

kebebasan

,Kemerdekaan عتق

kebebasan

,Kemerdekaan عتق

kebebasan

Kata ” عتق ” , huruf pertamanya, yaitu ”Ain” dalam kata tersebut dapat dibaca dengan tiga

fonem vokal, yaitu fatchah ” عتق ” (’atqun), dhammah ” عتق ” (utqun), dan kasrah ” عتق ”

(’itqun). Namun makna ketiga kata tersebut tetap satu atau sama maknanya, yaitu

kemerdekaan, kebebasan.

Contoh lainnya penempatan tiga fonem yang berbeda dan maknanya sama :

kegelapan العشوة kegelapan العشوة kegelapan العشوة

Kata ” ” . Bentuk kata ini sama, tetapi fonemnya pada huruf pertama yaitu huruf

’Ain, berbeda beda. Pertama, dapat dibaca dengan fonem fathah ” العشوة ”. Kedua bisa

dibaca dengan fonem dhommah ”الع شوة ”. Ketiga, dapat juga dibaca dengan fonem kasrah

العشوة” ”. Namun penempatan fonem yang berbeda-beda tersebut, makna katanya tetap

sama yaitu kegelapan

Page 7: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

625 | Shafruddin Tajuddin

" والمأمول الواقع بين: والتربية الحضارة في العربية اللغة دور تعزيز"

Data membuktikan bahwa ”Kosakata Mutsallatsah” dalam kategori isim di sini adalah kata

yang mendapatkan penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada satu huruf dan

maknanya berbeda. Artinya kosakata ini mengalami perubahan makna dengan terjadinya

perubahan fonem vokal, seperti

Kebaikan, kebenaran بر gandum ببر daratan ببر جب ببرور

Kata “ ببر”, huruf pertamanya, yaitu “ba” memiliki tiga fonem vocal, yaitu fatchah,

dhammah, kasrah, namun dari setiap fonem vokalnya memiliki makna yang berbeda satu

dengan yang lainnya. Pertama, dapat dibaca dengan fonem vocal fatchah “ ببر” (barrun)

artinya daratan. Kedua bisa dibaca dengan fonem vocal dhammah “ ببر” (burrun) artinya

gandung. Ketiga dibaca dengan fonem vocal kasrah “ بر” artinya kebaikan, kebenaran.

Contoh lainnya penempatan tiga fonem yang berbeda dan maknanya berbeda :

sekelompok jin الجنة surga الجنة perisai الجنة

kata ”الجنة ”. Huruf pertama yaitu Jim memiliki fonem fathah, dhommah dan

kasrah, namun dari setiap fonemnya memiliki makna yang berbeda satu dengan yang

lainnya. ” لجنةا ” dengan dhommah artinya perisai, ”الجنة ” dengan fathah artinya surga,

.dengan kasrah artinya sekelompok jin ” الجنة”

Data di atas menunjukkan bahwa penempatan tiga fonem vocal pada satu huruf

konsonan dalam kosakata mutsallatsah dapat merubah makna kata, dan bisa juga tidak

terjadi perubahan makna pada kata tersebut. Fenomena ini disebut Dalalah Shautiyah

(Makna Fonemik). Maksudnya adalah makna yang bersandar pada tabiat bahasa dari sisi

fonem sebuah kata. Jika terjadi perubahan atau pergantian fonem dengan fonem lainnya,

maka akan menimbulkan makna kata yang berbeda pula. (Shafruddin Tajuddin, hal. 65)

Perubahan atau pergantian fonem seperti ini dalam istilah linguistik modern

disebut dengan istilah ” Distribusi Kontrastif ” ( Contrastive Distribution ) dimana fonem

menduduki fonem yang lain dalam sebuah kata, maka kata tersebut akan memiliki makna

yang berbeda pula.

Yang menarik dalam fenomena ini adalah tiga fonem vokal tersebut bukan saja

terdiri dari fonem vokal fatchah, dhammah, kasrah, tapi bisa juga terjadi tiga fonem vokal

yang terdiri dari fatchah, kasrah, dan sukun. Tiga fonem vokal ini terjadi pada huruf

konsonan yang kedua dalam kata, seperti contoh berikut ini:

Kencing yang سلس

selalu keluar

Yang lemah سلس

lembut

Lemah lembut سلس

dan patuh

Kata “ سلس”, huruf keduanya, yaitu “lam” memiliki tiga fonem vocal, yaitu fatchah,

kasrah, dan sukun, namun dari setiap fonem vokalnya memiliki makna yang berbeda satu

dengan yang lainnya. Pertama, dapat dibaca dengan fonem vocal fatchah “ سلس ”

(salasun) artinya Kencing yang selalu keluar. Kedua bisa dibaca dengan fonem vocal

kasrah “ سلس ” (salisun) artinya Yang lemah lembut. Ketiga dibaca dengan fonem vocal

sukun “ سلس ” (salsun) artinya Lemah lembut dan patuh.

Yang harus mendapatkan perhatian dalam konteks ini bahwa perubahan fonem

vocal mengakibatkan bentuk morfologi katanya juga berubah, seperti kata “ سلس” (salisun)

Page 8: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

Fonem Vokal Bahasa Arab pada Struktur Morfologi...| 626

adalah isim fa’il, sementara kata “ سلس” (salsun) adalah bentuk mashdar. Dan kedua

bentuk kata tersebut bila diletakkan dalam sebuah kalimat juga ada perbedaannya seperti

kalimat “الأم سلسة”, kata “سلسة” huruf “lam” nya harus dibaca dengan fonem vocal kasrah,

dan bila huruf “lam” dibaca dengan fonem vocal sukun, maka bacaannya menjadi tidak

benar. Begitu pula seperti kalimat “الأم في سلسة”, kata “سلسة” huruf “lam” dibaca dengan

fonem vocal sukun, dan bila dibaca dengan fonem vocal kasrah maka bacaanya menjadi

tidak benar.

Hal ini merupakan salah satu karakteristik bahasa Arab, yaitu sifat kata yang

sangat fleksibel yaitu perubahan bentuk katanya atau dalam istilah Arabnya perubahan

”wazan”nya. Namun, wazannya berubah bukan dikarenakan faktor morfemnya, tetapi

faktor fonemnya. Makna yang ada dari bentuk wazannya merupakan fungsi morfologi pada

setiap kata yang terlepas dari konteksnya.

Kosakata Mutsallatsah dalam kategori fi’il madhi dan fi’il mudhare

Kosakata Mutsallatsah dalam kategori fi’il madhi dan fi’il mudhare di sini adalah kata

yang mendapatkan penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada huruf ”ain fi’il” atau

huruf tengahnya dan maknanya sama. Artinya kosakata ini tidak mengalami perubahan

makna meskipun terjadi perubahan fonem vokal. Sebagai contoh:

ببثبر يبيثر ببثبورا

berjerawat بثر يبيثبر ببثبورا berjerawat ببثبر يبيثبر ببثبورا berjerawat

Huruf kedua pada kata “ بثر يبيثر ” yaitu “tsa” , baik fi’il madhi maupun fi’il mudhare dapat

dibaca dengan tiga fonem vokal, yaitu fatchah dan kasrah ” ببثبر يبيثر ” (batsara yabtsiru),

kasrah dan fatchah ” بثر يبيثبر ” (batsira yabtsaru), dhammah dan dhammah ” ببثبر يبيثبر ”

(batsura yabtsuru). Namun makna ketiga kata tersebut tetap satu atau sama maknanya yaitu

berjerawat.

Data di atas menunjukkan bahwa penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada satu

huruf, baik fi’il madhi maupun fi’il mudhare, tidak merubah makna kosakata mutsallatsah.

Artinya kosakata ini tidak mengalami perubahan makna meskipun terjadi perubahan tiga

fonem vokalnya.

Sementara itu, data menunjukkan bahwa ada kosakata mutsallatsah dalam kategori fi’il

madhi dan fi’il mudhare di sini yang mendapatkan penempatan tiga fonem vokal yang

berbeda pada satu huruf, yaitu ”ain fi’il” atau huruf tengahnya, tapi mengandung makna

yang berbeda-beda. Fenomena ini terjadi seperti pada kata berikut ini:

جلداجلد يلد

Memukul,

mendera

جلداجلد يلد

Menjadi beku,

menjadi air

beku

جلداجلد يلد Kuat, sabar

Huruf kedua pada kata “ جلد يلد ” yaitu “lam” , baik fi’il madhi maupun fi’il mudhare

dapat dibaca dengan tiga fonem vokal, yaitu fatchah, dhammah, kasrah. Bila huruf ”lam”

nya dibaca dengan fonem vokal fatchah dan kasrah ” جلد يلد ” (jalada yajlidu), maka

Page 9: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

627 | Shafruddin Tajuddin

" والمأمول الواقع بين: والتربية الحضارة في العربية اللغة دور تعزيز"

maknanya adalah memukul, mendera. Bila huruf ”lam” nya dibaca dengan fonem vokal

kasrah dan fatchah ” جلد يلد ” (jalida yajladu), maka maknanya adalah menjadi beku,

menjadi air beku. Bila huruf ”lam” nya dibaca dengan fonem vokal dhammah dan

dhammah ” جلد يلد ” (jaluda yajludu), maka maknanya adalah kuat, sabar.

Fenomena ini pun disebut Dalalah Shautiyah (Makna Fonemik). Maksudnya adalah makna

yang bersandar pada tabiat bahasa dari sisi fonem sebuah kata. Jika terjadi perubahan atau

pergantian fonem dengan fonem lainnya, maka akan menimbulkan makna kata yang

berbeda pula

Kosakata Mutsallatsah dalam kategori fi’il madhi

Kosakata Mutsallatsah dalam kategori fi’il madhi di sini adalah kata yang

mendapatkan penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada huruf ”ain fi’il”

atau huruf tengahnya dan maknanya sama. Artinya kosakata Mutsallatsah ini tidak

mengalami perubahan makna meskipun terjadi perubahan fonem vokal. Sebagai

contoh:

يأنس أنس أنسا

Jinak, tidak

liar, senang

hati

يأنس أنس أنسا

Jinak, tidak

liar, senang

hati

يأنس أنس أنسا

Jinak, tidak

liar, senang

hati

Huruf kedua pada fi’il madhi (kata kerja lampau) “ أنس ” yaitu “nun”, dapat dibaca

dengan tiga fonem vokal, yaitu (1) fonem vokal dhammah ” أنس ” (anusa) dan pada fi’il

mudhare, huruf ”nun” nya dibaca dengan fonem vokal dhammah ” يأنس ” (ya’nusu), (2)

fonem vokal kasrah ” أنس ” (anisa), dan pada fi’il mudhare, huruf ”nun” nya dibaca

dengan fonem vokal kasrah ” يأنس ” (ya’nisu), (3) fatchah ” أنس ” (anasa) dan pada fi’il

mudhare, huruf ”nun” nya dibaca dengan fonem vokal kasrah juga ” يأنس ” (ya’nisu).

Namun makna ketiga kata tersebut tetap satu atau sama maknanya yaitu jinak, tidak liar,

senang hati.

Data di atas menunjukkan bahwa ”ain fi’il madhi” dibaca dengan tiga fonem vokal

yang berbeda-beda, namun makna kosakatanya tidak berubah meskipun ail fi’il

mudharenya ada yang dibaca sama atau berbeda. Artinya kosakata mutsallatsah di atas

tidak mengalami perubahan makna meskipun terjadi perubahan fonem vokalnya.

Sementara itu, ada kosakata mutsallatsah dalam kategori fi’il madhi yang

mendapatkan penempatan tiga fonem vokal yang berbeda-beda pada satu huruf, yaitu ”ain

fi’il” atau huruf tengahnya, tapi maknanya berbeda-beda. Fenomena ini terjadi seperti pada

kata berikut ini:

حس يس سباح

Berasal

mulia

حس يس حسابا

Menghitung,

membilang

يس حس حسبانا

Menyangka,

mengira

Huruf kedua pada fi’il madhi (kata kerja lampau) “ حس ” yaitu “sin”, dapat dibaca

dengan tiga fonem vokal, yaitu fatcha , dhammah, kasrah. (1) Bila huruf ”sin” nya dibaca

dengan fonem vokal fatchah ” حس ” (chasaba), dan pada fi’il mudhare, huruf ”sin” nya

Page 10: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

Fonem Vokal Bahasa Arab pada Struktur Morfologi...| 628

dibaca dengan fonem vokal dhammah ” يس ” (yachsubu), maka maknanya adalah

menghitung, membilang. (2) Bila huruf ”sin” nya dibaca dengan kasrah ” حس ”

(chasiba), dan pada fi’il mudhare, huruf ”sin” nya dibaca dengan fonem vokal kasrah ” maka maknanya adalah Menyangka, mengira. (3) Bila huruf ”sin” nya ,(yachsibu) ”يس

dibaca dengan fonem vokal dhammah ” حس” (chasuba), dan pada fi’il mudhare, huruf

”sin” nya dibaca dengan fonem vokal dhammah ” يس ” (yachsubu), maka maknanya

adalah berasal mulia.

Kosakata Mutsallatsah dalam kategori fi’il mudhare

Kosakata Mutsallatsah dalam kategori fi’il mudhare di sini adalah kata yang mendapatkan

penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada huruf ”ain fi’il” atau huruf tengahnya dan

maknanya sama. Artinya kosakata ini tidak mengalami perubahan makna meskipun terjadi

perubahan fonem vokal. Sebagai contoh:

يبعجز عجز عن عجوزا عجزا

Lemah,

tidak

kuasa

يبعجز عجز عن عجوزا عجزا

Lemah,

tidak kuasa

يبعجز عجز عجوزا

Jadi tua

’Ain fi’il mudhare pada kata “ يبعجز عجز ” yaitu “jim”, dapat dibaca dengan tiga

fonem vokal, yaitu fatchah, kasrah, dan dhammah. (1) Fonem vokal fatchah ” يبعجز ”

(ya’jazu), dan ’ain fi’il madhinya dibaca dengan fonem fokal kasrah ” عجز ” (’Ajiza). (2)

Fonem vokal kasrah ” يبعجز ” (ya’jizu), dan pada fi’il madhi, huruf ”jim” nya dibaca

dengan fonem vokal fatchah ” عجز ” (’ajaza). Kedua kata ini bermakna sama yaitu lemah,

tidak kuasa. (3) dhammah ” يبعجز ” (ya’juzu) dan pada fi’il madhi, huruf ”jim” nya dibaca

dengan fonem vokal fatchah juga ” عجز ” (’ajaza). Namun makna kata yang ketiga ini

berbeda dari kata pertama dan kedua, yaitu jadi tua

Data di atas menunjukkan bahwa penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada

satu huruf atau ’ain fi’ilnya, kosakata mutsallatsah di atas memiliki makna yang sama.

Artinya kosakata ini tidak mengalami perubahan makna meskipun terjadi perubahan fonem

vokalnya.

Sementara itu, ada kosakata mutsallatsah dalam kategori fi’il mudhare di sini yang

mendapatkan penempatan tiga fonem vokal yang berbeda pada satu huruf, yaitu ”ain fi’il”

atau huruf tengahnya, tapi maknanya berbeda-beda. Fenomena ini terjadi seperti pada kata

berikut ini:

جدا يد جد Nasib baik جدا يد جد Bersungguh-

sungguh

جدا يد جد Besar

جد ة يد جد Baru

Huruf ”Jim” pada kata fi’il mudhare “ يبد ” dapat dibaca dengan tiga fonem vokal, yaitu

fatcha , dhammah, kasrah. (1) Bila huruf ”jim” nya dibaca dengan fonem vokal fatchah ” maka maknanya adalah nasib baik. (2) Bila huruf ”jim” nya dibaca dengan ,(yajaddu) ”يبد

fonem vokal dhammah ” يبد ” (yajuddu), maka maknanya adalah bersungguh-sungguh. (3)

Bila huruf ”jim” nya dibaca dengan fonem vokal kasrah ” يبد ” (yajiddu), maka maknanya

adalah besar atau baru. Secara fi’il, kata ini memiliki bacaan fonem vokalnya sama, namun

bentuk mashdar dari fi’il tersebut berbeda, bila bentuk mashdarnya adalah ” جبد ة ” maka

Page 11: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

629 | Shafruddin Tajuddin

" والمأمول الواقع بين: والتربية الحضارة في العربية اللغة دور تعزيز"

maknanya adalah baru, dan bila bentuk mashdarnya adalah ” جببدا ”, maka maknanya

adalah besar.

itulah karakteristik kosakata bahasa Arab, yaitu wazannya berubah bukan dikarenakan

faktor morfemnya, tetapi faktor fonemnya. Makna yang ada dari bentuk wazannya

merupakan fungsi morfologi pada setiap kata yang terlepas dari konteksnya.

Kesimpulan

Dalam bahasa Arab, sering kita jumpai kosakata yang berubah fonemnya, namun

maknanya tetap sama. Akan tetapi ada pula kosakata yang dari sisi hurufnya sama, dan dari

sisi fonemnya berbeda, namun maknanya berbeda karena adanya perbedaan fonem

tersebut.

Fenomena kata seperti ini ada yang berpola isim ( kata benda) dan ada pula berpola kata

kerja. Penempatan fonem yang berbeda pada kata, bisa jadi perbedaan fonemnya ada pada

huruf pertama, huruf kedua atau huruf ketiga.

Pengkelompokan kosakata berdasarkan dalalah shautiyah seperti ini yang disebabkan

karena faktor fonemnya, mengacu kepada teori Semantic Field, yaitu suatu pendekatan

semantik yang mencoba melakukan klasifikasi makna berdasarkan kesamaan komponen

makna atau bentuk. Kata yang memiliki kesamaan atau perbedaan arti dan bentuk

dikumpulkan dalam satu kelompok.

Teori ini menegaskan bahwa untuk memahami makna sebuah kata, kita juga harus

memahami sekelompok kata yang memiliki hubungan dengannya dalam aspek makna.

Oleh karenanya Lyons berpendapat bahwa wajib mempelajari hubungan kata dengan kata

dalam ruang lingkup bidangnya. (Ahmad Mukhtar Umar, hal. 80)

الكلماتالـمثلثةفيالأسماء المعني اللفظ المعني اللفظ المعني اللفظ ببرور ج ببر Daratan بر Kebaikan,

kebenaran

Gandum ببر

أببرار ج ببر Yang

berbuat baik

Kabar بشارة Indah, cantik بشارة

gembira, berita

yang baik

,Anugerah بشارة

pemberian

جروم جب جرم Sampan,

perahu

أجرام جب جرم Tubuh جرم Dasa,

durhaka,

kejahatan

,Perlindungan جن ة Jin جن ة Surge, kebun جن ة

pemeliharaan

مصمن) رجل (يبرجل رجل

Berjalan kaki رج ال جب رجل Yang berjalan

kaki

رجال جب رجل Laki-laki,

jantan

Orang yang سفر

berjalan

,Kitab besar سفر

sebagian

Taurat

Makanan سفر

orang dalam

perjalan, sprei

Page 12: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

Fonem Vokal Bahasa Arab pada Struktur Morfologi...| 630

makanan

Bayi yang سقط

gugur dalam

kandungan

,Embun, salju سقط Sayap burung سقط

orang hina,

bahkil

Kencing سلس

yang selalu

keluar

Yang lemah سلس

lembut

مصمن) سلس (يسلس س سل

Lemah

lembut dan

patuh

مصمن) شغ (يشغ شغ

Mengadakan

huruhara,

kejahatan

Orang yang شغ

mengadakan

huruhara

,Hiruk pikuk شغ

huruhara

صفر Yang kosong صفر

Tembaga,

emas,

kuningan ;

yang kosong

أصفار جب صفر Angka nol

; أصفر جمن صفر warna kuning

,Lemah ضعف

kelemahan

,Lemah ضعف

kelemahan

,Lipat ganda ضعف

seumpamanya

Pelindung yg ظل ة Diam tinggal ظل ة

sempit, barang

yg dilindungi

Barang yang ظل ة

melindungi

seperti awan

,Angka عدد

nomor

جمن عدد عد ة

Persiapan,

barang yg

disiapkan

عد ة جمن عدد Hari iddah

perempuan

,Lebar, gila عرض

gunung awan

,Pihak, tepi عرض

pinggir, arah

جب عرض أعراض

Akhlak,

perangai

terpuji

أعصار جب عصر عصور

Masa, zaman جب عصر أعصار عصور

Masa, zaman أعصار جب عصر عصور

Masa, zaman

غرف جب غرفة Kamar, bilik غرفة Secedok,

secebok

,Hal cedokan غرفة

hal cebokan

Hal غسل

membasuh

Air pembasuh غسل Hal membasuh غسل

غل مصمن غل في غل يب

Memasukkan

kepada

مصمن غل يغل غل

Dengki dan

irihati

أغلال جب غل Belenggu di

leher atau di

tangan

مصمن غلق يبغلق غلق

Bosan,

marah

(perkataan) غلق

yang susah

dipahami

Tutup, tudung غلق

أغلاق جب غلق Kunci pintu

فبروج جب فبرج Qubul dan فبرج Yang tidak فرج Yang tidak

Page 13: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

631 | Shafruddin Tajuddin

" والمأمول الواقع بين: والتربية الحضارة في العربية اللغة دور تعزيز"

dubur,

lubang

dapat

menyimpan

rahasia

dapat

menyimpan

rahasia

الكلماتالـمثلثةفيالأفعال المعني اللفظ المعني اللفظ المعني اللفظ أمرا يأمر أمر

إماراmenyuruh أمرا يأمر أمر Menjadi

pemimpin

إمارة يأمر أمر memerintah

يأنس أنس أنسا

Jinak, tidak

liar, senang

hati

يأنس أنس أنسا

Jinak, tidak

liar, senang

hati

يأنس أنس أنسا

Jinak, tidak liar,

senang hati

ببثبورا يببثر ببثبر Berjerawat ببثبورا يببثبر بثر Berjerawat ببثبورا يببثبر ببثبر Berjerawat

رز ببرز ببروزا يببب Keluar ke

lapangan

رز برز ببرزا يببب Nampak,

timbul, terbit

رز ببرز ازة ببر يببب Melebihi

يببطن بطن بطونا بطنا

Tersembunyi,

tertutup, batin

يببطن بطن بطنا

Buncit

perutnya

يببطن بطن بطانة

Besar perutnya

يبببهت ببهت ببهتا

Mendatangi

dengan tiba-

tiba

يبببهت بت ببهتا

Bingung,

tercengang,

heran

يبببهت ببهت ببهتا

Bingung,

tercengang,

heran

ا يد جد جد Nasib baik ا يد جد جد Bersungguh-

sungguh

ا يد جد جد Besar

ة يد جد جد Baru

جلدا يلد جلد Memukul,

mendera

جلدا يلد د جل Menjadi

beku,

menjadi air

beku

جلدا يلد جلد Kuat, sabar

يس حس حسبانا

Menyangka,

mengira

حس يس حسابا

Menghitung,

membilang

حس يس حسبا

Berasal mulia

زعقا يبزعق زعق Berteriak يبزعق عق ز زعاقة

(air) pahit

rasanya

يبزعق زعق زعقا

Rajin

زلجا يبزلج زل زليجا

Lari kencang زلجا يبزل زل Mengunci

(pintu) dng

kuncinya

يبزل زلج زلوجا

Tergelincir

يسفل سفل سفول

Ada di bawah,

rendah

يسفل سفل سفال

Ada di

bawah,

rendah

يسفل سفل سقلا

Rendah

يسفه سفه سفها

Membodohkan يسفه سفه سفها

Kasar, jahat,

jahil (tak

berilmu)

يسفه سفه سفاهة

Jahil, tak

berilmu

راس يسمر سر Tidak tidur,

bercakap-

يسمر سر سرة

Warnanya

kehitam-

يسمر سر سرة

Warnanya

kehitam-

Page 14: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

Fonem Vokal Bahasa Arab pada Struktur Morfologi...| 632

cakap, terus

semalaman

hitaman hitaman

يشعر شعر شعرا

Berbulu

banyak dan

panjang

يشعر شعر شعرا شعرا

Bersyair,

berpantun

يشعر شعر شعور

Mengetahuinya,

merasainya

يشعر شعر شعرا

Mengetahuinya,

merasainya

عثبرا يبعثبر عثبر Terbentur,

jatuh ke tanah

را يبعثبر عثر عثيب Terbentur,

jatuh ke

tanah

يبعثبر عثبر عثارا

Terbentur, jatuh

ke tanah

عثبرا يبعثبر عثبر علي عثبورا

Membuka

يبعجز عجز عجوزا

Jadi tua يبعجز عجز عجوزا

Jadi tua يبعجز عجز عجوزا عجزا عن

Lemah, tidak

kuasa

يبعجز عجز عجوزا عجزا عن

Lemah, tidak

kuasa

يبعجف عجف عجفا

menguruskan عجف عجفا يبعجف

Lemah dan

kurus

عجف يبعجف عجفا

Lemah dan

kurus

يبعدل عدل عدالة

Berlaku adil يبعدل عدل عدل

Aniaya,

lalim

يبعدل عدل عدالة عدل ة عدول

Insaf,

menghukum

dengan adil

يبعدل عدل عدول عدل

عن

Menyimpang

dari

يبعدل عدل عدل

membetulkan

يبعرف عرف معرفة عرفة

عرفانا

Mengetahui,

mengenal

يبعرف عرف عرافة

Jadi guru

bantu

يبعرف عرف فاعر

Meninggalkan

harum-haruman

minyak wangi

Page 15: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

633 | Shafruddin Tajuddin

" والمأمول الواقع بين: والتربية الحضارة في العربية اللغة دور تعزيز"

DAFTAR PUSTAKA

Anis , Ibrahim. Dalalatul Alfadz. Kairo, Mesir : Maktabah Al-Anjlo Al-Misriah

Hamid , Abdussalam Assayid Hamid. Asy-Syakal wad Dalalah. Kairo, Mesir : Dar Gharib

Parera, J.D. 1991. Teori Semantik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Tajuddin, Shafruddin. 2015. Ilmu Dalalah (Sebuah Pengantar Kajian Semantik Arab).

Jakarta: Penerbit Maninjau.

Umar , Ahmad Mukhtar . Ilmu Dalalah. Kairo, Mesir : Darul Ghuruuba

Yaqut , Mahmud Sulaiman . Fiqhul Lughah wa Ilmu Lughah. Tanta, Mesir : Universitas

Tanta

Yaqut , Mahmud Sulaiman . Manhaj Al-Bahsul-Lughawiy. Tanta, Mesir : Universitas

Tanta

Page 16: Shafruddin Tajuddin - prosiding.imla.or.id

Fonem Vokal Bahasa Arab pada Struktur Morfologi...| 634