SGD Ke 1 Hipoglikemia
-
Upload
dian-septiana-andriani -
Category
Documents
-
view
224 -
download
17
Transcript of SGD Ke 1 Hipoglikemia
TUGAS SGD KE 1
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DENGAN PENYAKIT HIPOGLIKEMIA
OLEH : SGD 2
PANDE KADEK PURNIWATI (0902105002)
NI PUTU UTAMI RAHAYU (0902105004)
NI NYOMAN SUKMA PRATIWI (0902105006)
PUTU ANGGI MASENI KUSWANDARI (0902105010)
I NYOMAN TRIYAN PUTRA (0902105012)
NI MADE JUNIARI (0902105014)
PUTU DESSY SAVITRI DEWI (0902105018)
NI NYOMAN AYU SUCIYANTHI (0902105022)
PUTU EKA DRYASTITI (0902105029)
EDY WIRAWAN (0902105032)
I GEDE SUKMA ARICIPTA (0902105061)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
LEARNING TASK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
RABU, 14 NOVEMBER 2012
SGD 1-4
Tn. Ferdinand 43 th masuk ke IGD dengan penurunan kesadaran, gelisah, nafas stridor, keringat
dingin dan akral dingin. Keluarga mengatakan klien memiliki riwayat Diabetes Mellitus. Hasil
laboratorium Gula Darah Random (GDR): 40 mg/dL.
Pertanyaan :
a. Uraikan tindakan yang dilakukan diseting gawat darurat pada klien (intrshospital)!
Jawab:
Penatalaksanaan intrahospital pada kasus :
Penatalaksanaan pada kasus yang pertama cek kesadaran dengan GCS Tingkat
kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan
dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :
1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,
berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor
yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin
juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Untuk sirkulasi bisa terapkan Konsep
A : Airway dengan proteksi servikal
B : Breathing dengan oksigenasi dan ventilasi
C : Circulation dengan kontrol perdarahan
Karena pasien mengalami sesak dan terdengar suara nafas stridor bisa
dilakukan pemasangan OPA (Oroparingial airway) untuk memberikan ventilasi
pada pernapasan pasien.
Pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang selama ini mendapat terapi
glibenklamid sulfonilurea yang sering menimbulkan hipoglikemia. Selain
konsumsi glibenklamid, kurangnya asupan makanan menyebabkan hipoglikemia
terjadi pada pasien ini. Hipoglikemia juga dapat terjadi pada pasien diabetes tipe
2 pengguna insulin dengan dosis terapi yang tidak tepat.
Pada kasus bisa diberikan infus dekstrose 10% dam injeksi bolus D40% 50
ml sebanyak 2 flakon yang meningkatkan GDS dari 40 mg/dl menjadi 108 mg/dl
dan gejala-gejala hipoglikemia menghilang. Bila pasien pengguna agen antidibetik
oral (glibenklamid), perlu dilakukan pengawasan kadar glukosa darah sampai obat
glibenklamid diekskresi sepenuhnya oleh tubuh, karena sulfonilurea yang
memiliki kerja panjang sehingga dapat menyebabkan episode hipoglikemia
berulang. Terapi suportif diberikan terapi oksigen dengan dosis 2liter permenit
(Anggita ,2011).
b. Uraikan Patofisiologi yang mendasari kondisi klien!
Jawab:
Patofisiologi
Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal rendah) terjadi kalau
kadar glukosa darah turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3 mmol/L).
keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang
berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit, atau karena aktivitas fisik
yang berat. Pasien diabetes dependen insulin mungkin suatu saat menerima
insulin yang jumlahnya lebih banyak daripada yang dibutuhkannya untuk
mempertahankan kadar glukosa normal yang mengakibatkan terjadi hipoglikemia
(Smeltzer & Bare, 2001). Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap
hipoglikemia berat. Hal ini terjadi karena sel-sel pulau pankreasnya tidak
membentuk glukagon secara normal dan kelanjar adrenalnya tidak menghasilkan
epinefrin secara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama
tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah. Gejala yang ditimbulkan
pada kejadian hipoglikemia disebabkan oleh pelepasan epinefrin (berkeringat,
gemetar, sakit kepala, dan palpitasi), juga akibat kekurangan glukosa dalam otak,
misalnya tingkah laku yang aneh, sensorium yang tumpul, dan koma (Price &
Wilson, 2005).
Mekanisme respon hipoglikemia, pada awalnya, tubuh secara otomatis
memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah dengan melepaskan
epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin
akan merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi juga menyebabkan
gejala yang menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan,
gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia
yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan
pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak
mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia
yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala
yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara
perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang
memakai insulin atau obat hipoglikemik per oral.
Pathway
Riwayat DM
Pemberian insulin berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit, aktivitas fisk yang terlalu berat
Penurunan kesadaran
Kerusakan sel otak
Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
Kegagalan mengikuti antara pengobatan dalam kehidupan sehari-hari
Glukosa sebagai bahan bakar otak menurun
PK hipoglikemiaHipoglikemia
Insulin glukosa
Lidah jatuh ke belakang
PK penurunan kesadaran
Bed rest dalam jangka waktu yang lama Tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri
Merangsang pengeluaran epinefrin
vasokonstriksi
Akral dingin
Sirkulasi oksigen ke perifer tidak adekuat
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
1
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Suara napas tambahan : stridor
Menutup jalan napas tekanan pada beberapa bagian
tubuh
Deficit perawatan diri: toileting
Deficit perawatan diri: berpakaian
Deficit perawatan diri: makan
Deficit perawatan diri: mandi
Risiko kerusakan integritas kulit
1 Meningkatkan kontraktilitas jantung
PK hipertensi
TD , nadi
Peningkatan curah jantung
c. Bagaimana asuhan keperawatan gawat darurat pada klien!
Jawab:
PENGKAJIAN
Tgl/ Jam : - No. RM :-Triage : P1/ P2/ P3 Diagnosis Medis :-Transportasi : Ambulan/Mobil Pribadi/ Lain-lain … …
Iden
tita
s Nama : Tn. F Jenis Kelamin :Laki- laki
Umur : 43 tahun Alamat :-
Keluhan Utama : penurunan kesadaran
AIR
WA
Y
Jalan Nafas : Paten √Tidak Paten
Obstruksi : Lidah Cairan Benda Asing Tidak Ada
Muntahan Darah √ Oedema
Suara Nafas : Snoring Gurgling √Stridor Tidak ada
Keluhan Lain: ... ...
Masalah Keperawatan: bersihan jalan nafas tidak efektif
BR
EA
TH
ING
Nafas : √ Spontan Tidak Spontan
Gerakan dinding dada: √ Simetris Asimetris
Irama Nafas : √ Cepat Dangkal Normal
Pola Nafas : Teratur √ Tidak Teratur
Jenis : √ Dispnoe Kusmaul Cyene Stoke Lain… …
Suara Nafas : Vesikuler √ Stidor Wheezing Ronchi
Sesak Nafas : √ Ada Tidak Ada
Cuping hidung √ Ada Tidak Ada
Retraksi otot bantu nafas : √ Ada Tidak Ada
Pernafasan : √ Pernafasan Dada Pernafasan Perut
RR : 24 x/mnt
Keluhan Lain: … …
Masalah Keperawatan:
CIR
CU
LA
TIO
N
Nadi : √ Teraba Tidak teraba N: 100x/mnt
Tekanan Darah :- mmHg
Pucat : √ Ya Tidak
Sianosis : Ya Tidak
CRT : < 2 detik √ > 2 detik
Akral : Hangat √ Dingin S: 36C
Pendarahan : Ya, Lokasi: ... ... Jumlah ... ...cc Tidak ada
Turgor : Elastis √ Lambat
Diaphoresis: √Ya Tidak
Riwayat Kehilangan cairan berlebihan: Diare Muntah Luka bakar
Keluhan Lain: ... ...
Masalah Keperawatan:
Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer
Risiko ketidak efektifan Perfusi jaringan otak
DIS
AB
ILIT
Y
Kesadaran: Composmentis Delirium √ Somnolen Apatis Koma
GCS : Eye ... Verbal ... Motorik ...
Pupil : Isokor Unisokor Pinpoint Medriasis
Refleks Cahaya: Ada Tidak Ada
Refleks fisiologis: Patela (+/-) Lain-lain … …
Refleks patologis : Babinzky (+/-) Kernig (+/-) Lain-lain ... ..
Kekuatan Otot :
Keluhan Lain : … …
Masalah keperawatan:
PK: Penurunan Kesadaran
EX
PO
SU
RE
Deformitas : Ya Tidak Lokasi ... ...
Contusio : Ya Tidak Lokasi ... ...
Abrasi : Ya Tidak Lokasi ... ...
Penetrasi : Ya Tidak Lokasi ... ...
Laserasi : Ya Tidak Lokasi ... ...
Edema : Ya Tidak Lokasi ... ...
Luka Bakar : Ya Tidak Lokasi ... ...
Grade : ... ... %
Jika ada luka/ vulnus, kaji:
Luas Luka : ... ...
Warna dasar luka: ... ...
Kedalaman : ... ...
Lain-lain : ... ...
Masalah Keperawatan:
FIV
E I
NT
ER
VE
NS
I
Monitoring Jantung : Sinus Bradikardi Sinus Takikardi
Saturasi O2 : … …%
Kateter Urine : Ada Tidak
Pemasangan NGT : Ada, Warna Cairan Lambung : ... ... Tidak
Pemeriksaan Laboratorium : GDR= 40 mg/dl.
Lain-lain: ... ...
Masalah Keperawatan: PK: hipoglikemi
GIV
E C
OM
FO
RT
Nyeri : Ada Tidak
Problem : ... ...Qualitas/ Quantitas : ... ...Regio : ... ...Skala : ... ...Timing : ... ...Lain-lain : ... ...Masalah Keperawatan:
(H 1
0 S
AM
PL
E
Keluhan Utama :
Mekanisme Cedera (Trauma) :
Sign/ Tanda Gejala :
Allergi :
Medication/ Pengobatan :
Past Medical History : Riwayat Penyakit sebelumnya
Last Oral Intake/Makan terakhir :
Event leading injury : Peristiwa sebelum/awal cedera
(H2)
HE
AD
TO
TO
E
(Fokus pemeriksaan pada daerah trauma/sesuai kasus non trauma)
Kepala dan wajah :
Leher :
Dada :
Abdomen dan Pinggang :
Pelvis dan Perineum :
Ekstremitas : teraba dingin
Masalah Keperawatan:
INS
PE
KS
I B
AC
K/
PO
ST
ER
IOR
SU
RF
AC
E
Jejas : Ada Tidak
Deformitas : Ada Tidak
Tenderness : Ada Tidak
Crepitasi : Ada Tidak
Laserasi : Ada Tidak
Lain-lain : ... ...
Masalah Keperawatan:
ANALISA DATA
No Data Interpretasi masalah Masalah
1 DS :-
DO :
- Nafas pasien
stridor
Riwayat DM
Hipoglikemia
Glukosa sebagai bahan bakar otak menurun
Kerusakan sel otak
Penurunan kesadaran
Lidah jatuh ke belakang
Menutup jalan napas
Suara napas tambahan :
Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas
stridor
Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
2 DS : -
DO :
- Akral pasien teraba
dingin
Riwayat DM
Hipoglikemia
Merangsang pengeluaran epinefrin
Vasokonstriksi
Sirkulasi oksigen ke perifer
tidak adekuat
Akral dingin
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
Perifer
3 DS : -
DO :
- Hasil lab Gula
Darah Random:
40mg/dl
Riwayat DM
Pemberian insulin berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit, aktivitas fisk yang terlalu berat
Insulin menurun, glukosa meningkat
PK Hipoglikemia
Hipoglikemia
PK Hipoglikemia
DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan
kompleksitas regimen terapeutik yang ditandai dengan kegagalan
mengikuti antara pengobatan dalam kehidupan sehari-hari
2. PK Hipoglikemia
3. PK Penurunan Kesadaran
4. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi jalan
napas (spasme jalan napas) ditandai dengan adanya suara napas tambahan
(stridor
5. Risiko kerusakan integritas kulit dengan faktor risikonya yaitu gangguan
kondisi metabolik, perubahan turgor kulit, medikasi.
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan diabetes
mellitus ditandai dengan perubahan karakteristik kulit (akral dingin).
7. Defisiensi perawatan diri : mandi berhubungan dengan gangguan kognitif
ditandai dengan pasien tampak mengalami penurunan kesadaran, pasien
tampak lemah, tidak mampu memenuhi kebutuhan mandi.
8. Defisiensi perawatan diri : makan berhubungan dengan gangguan kognitif
ditandai dengan pasien tampak mengalami penurunan kesadaran, pasien
tampak lemah, ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan makan,
tidak mampu menelan makanan
9. Defisiensi perawatan diri: berpakaiam berhubungan dengan gangguan
kognitif ditandai dengan pasien tampak mengalami penurunan kesadaran,
pasien tampak lemah, ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang
tepat.
10. Defisiensi perawatan diri: eliminasi berhubungan dengan gangguan
kognitif ditandai dengan pasien tampak mengalami penurunan kesadaran,
pasien tampak lemah, pasien tampak tidak mampu melakukan hygiene
berpakaian.
11. PK Hipertensi
Diagnosa Prioritas
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi jalan
napas (spasme jalan napas) ditandai dengan adanya suara napas tambahan
(stridor
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan diabetes
mellitus ditandai dengan perubahan karakteristik kulit (akral dingin).
3. PK Hipoglikemia
INTERVENSI
Prioritas 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
obstruksi jalan napas (spasme jalan napas) ditandai dengan adanya suara napas
tambahan (stridor).
Kriteria Hasil Intervensi
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama …x… jam
diharapkan ketidakefektifan bersihan
jalan napas pasien teratasi dengan
criteria hasil:
NOC Label 1: Respiratory Status:
Airway Patency
a. RR pasien kembali ke
rantang normal
(18-22x/menit)
b. Ansietas klian berkurang dari
skala 2 ke skala 4.
c. Tidak terdapat bunyi napas
tambahan
NIC Label 1: Airway Management
a. Buka jalan napas dengan teknik jaw
thrust atau chin lift.
b. Posisikan pasien agar jalan napas
pasien paten (tanpa hambatan).
c. Lakukan pemasangan oral atau
nasopharyngeal tube.
d. Auskultasi bunyi napas pasien, untuk
mengetahui adanya bunyi napas
tambahan.
e. Monitor status respirasi dan saturasi
oksigen pasien.
NOC Label 2: Anxiety Level
a. Klien tidak berkeringat
dingin
Prioritas 2 : Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
diabetes mellitus ditandai dengan perubahan karakteristik kulit (akral dingin).
Kriteria Hasil Intervensi
Setelah diberikan Asuhan
Keperawatan selama …x… jam
diharapkan ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer dapat teratasi
dengan criteria hasil:
NOC Label 1: Tissue Integrity:
Skin & Mucous Membranes
a. Suhu kulit kembali normal
(36,5-37,5°C)
NOC Label 2: Tissue Perfusion:
Peripheral
a. Suhu Kulit di ekstremitas
kembali normal (36,5-
37,5°C).
NOC Label 3: Vital Sign
a. RR Klien Kembali normal
(18-22x/menit).
b. Tekanan darah sistolik
kembali ke rentang normal
(100-120 mmHg)
c. Tekanan Darah diastolic
kembali ke rentang normal
NIC Label 1: Circulatory Care: Arterial
Insufficiency
a. Lakukan penilaian secara
komprehensif pada sirkulasi perifer
(memeriksa nadi perifer, adanya
edema, waktu pengisian kapiler,
warna, dan temperatur).
b. Posisikan ekstremitas pada posisi
yang telah diatur perawat.
c. Menambah suhu yang hangat
(tambahan pada seprai, meningkatkan
suhu ruangan).
d. Hindari pemberian sumber panas
secara langsung pada bagian
ekstremitas.
e. Monitor status cairan termasuk intake
dan output cairan.
NIC Label 2: Vital Sign Monitoring
a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu,
dan status pernapasan.
b. Monitor dan laporkan adanya tanda-
(80-90 mmHg) tanda hipotermia atau hipertermia.
c. Monitor RR dan irama napas.
d. Monitor adanya bunyi napas
tambahan.
e. Monitor adanya sianosis central
maupun perifer.
Prioritas 3 : PK Hipoglikemia
Kriteria Hasil Intervensi
Dengan diberikan asuhan
keperawatan selama …x… jam
diharapkan hipoglikemia dapat
diatasi dengan criteria hasil:
a. Klien melaporkan tidak
pusing
b. Klien tampak tidak lemah
c. Tanda vita stabil
TD : 100/60 – 140/90
mmHg
Nadi : 60-100 x/mnt
RR : 12-20 x/mnt
d. Status mental composmentis
e. Tidak pucat.
f. Gula darah normal (120-140
gr/dl)
a. Pantau tanda-tanda vital
b. Kaji dan laporkan konjungtiva
dan membrane mukosa yang
pucat
c. Kaji dan laporkan keluhan pasien
tentang adanya keluhan pusing,
lemah,
d. Monitor status mental secara
berkelanjutan.
Kolaboratif :
a. Berikan dengan cairan yang
tepat atau kombinasinya:
- Awali pemberian cairan
dekstrose 5% IV, jika pasien
tidak berespon atau tidak dapat
melakukan per oral.
- Berikan dekstrose 50% : jika
tidak berespon, ulangi;
dekstrose 25% jika umurnya
kurang dari 2 tahun.
EVALUASI
i. Diagnosa 1:
o NOC Label 1: Respiratory Status: Airway Patency
a. RR pasien kembali ke rantang normal (18-22x/menit)
b. Ansietas klian berkurang dari skala 2 ke skala 4.
c. Tidak terdapat bunyi napas tambahan
o NOC Label 2: Anxiety Level
a. Klien tidak berkeringat dingin
ii. Diagnosa 2:
o NOC Label 1: Tissue Integrity: Skin & Mucous Membranes
a. Suhu kulit kembali normal (36,5-37,5°C)
o NOC Label 2: Tissue Perfusion: Peripheral
a. Suhu Kulit di ekstremitas kembali normal (36,5-37,5°C).
o NOC Label 3: Vital Sign
a. RR Klien Kembali normal (18-22x/menit).
b. Tekanan darah sistolik kembali ke rentang normal (100-120
mmHg)
c. Tekanan Darah diastolic kembali ke rentang normal (80-90
mmHg)
iii. Diagnosa 3:
a. Klien melaporkan tidak pusing
b. Klien tampak tidak lemah
c. Tanda vita stabil
TD : 100/60 – 140/90 mmHg
Nadi : 60-100 x/mnt
RR : 12-20 x/mnt
d. Status mental composmentis
e. Tidak pucat.
f. Gula darah normal (120-140 gr/dl)
d. Bagaimana penkes penanganan prehospital yang bisa dilakukan keluarga bila kejadian ini
terulang lagi !
Jawab:
Hal yang perlu diingatkan kepada klien atau keluarga klien adalah :
a. Anjurkan klien untuk mengontrolkan diri ke puskesmas secara rutin untuk
menghindari terulang kejadian yang sama.
b. Jelaskan tentang diet DM pada klien dan keluarga
c. Anjurkan keluarga untuk memberi atau menyajikan makanan sesuai diet dan
konsultasi dengan ahli gizi.
d. Jelaskan tentang batasan aktivitas dan istirahat untuk penderita diabetes
mellitus
e. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang penyebab hipoglikemia diabetes
mellitus. Penyebab dari hipoglikemia adalah apabila pasien mengkonsumsi
obat penurun gula darah golongan sulfonilurea atau menggunakan insulin dan
kemudian melakukan salah satu aktivitas di bawah ini :
o Terlambat makan atau tidak makan
o Makan dengan karbohidrat (roti, nasi, kentang) yang kurang
o Latihan jasmani yang terlalu keras dan terlalu lama dalam keadaan
sakit
o Dosis obat ataupun insulin terlalu banyak
Perlu juga dijelaskan mengenai pencegahan dari hipoglikemia yaitu berupa :
1. Makan dengan porsi sedikit namun lebih sering. Usahakan interval antara
makan tidak lebih dari 3 jam.
2. Mengonsumsi diet seimbang. Batasi protein hewani dan perbanyak makanan
tinggi serat termasuk biji-bijian, buah dan sayuran.
3. Batasi makanan manis, terutama pada waktu perut kosong.
4. Hindari konsumsi alkohol dan minuman ringan bergula.
5. Bagi beberapa orang, terutama mereka yang telah menjalani operasi di bagian
abdomen (bypass lambung atau operasi penyakit maag) diperlukan pengawan
khusus oleh dokter.
6. Penting juga untuk memasukkan olahraga dalam rutinitas harian pasien.
Health education yang dapat diberikan kepada klien :
1. Jika pasien bisa melakukan pemeriksaan glukosa darah sendiri:
a. Makan dan minum sesuatu yang mengandung paling sedikit 15 gram
karbohidrat
b. Tunggu 15-20 menit menit, kemudian periksa glukosa darah lagi:
Bila glukosa darah > 70 mg/dL dan waktu makan masih lebih dari
1 jam, makanlah camilan yang mengandung karbohidrat dan
protein, misalnya: 5 buah biskuit dengan keju rendah lemak.
Bila glukosa darah masih < 70 mg/dL segera ke dokter / Rumah
Sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
2. Jika pasien tidak bisa melakukan pemeriksaan glukosa darah sendiri :
a. Makan minum sesuatu yang mengandung paling sedikit 15 gram
karbohidrat.
b. Bila waktu makan masih lebih dari 1 jam lagi, makanlah camilan yang
mengandung karbohidrat dan protein, misalnya 2 lembar roti dan keju
rendah lemak.
c. Pasien bisa mendapatkan asupan 15 gram karbohidrat dengan
mengonsumsi:
4-5 tablet dekstrosa
2 sendok makan gula pasir
3 buah krakers
½ gelas juice buah tanpa gula
3-4 buah permen (terbuat dari gula)
Hal-hal yang perlu diketahui oleh keluarga dan klien :
Selain itu, berikan juga pengetahuan kepada keluarga dan klien mengenai tanda-
tanda hipoglikemia yaitu pusing, lemas, gemetar, berkeringat dingin, jantung berdebar,
dan sebagainya. Apabila terjadi hipoglikemia, beritahu keluarga untuk menghentikan
sementara pemakaian insulin atau obat penurun glukosa darah, selanjutnya konsultasi ke
dokter.
Bila pasien menggunakan insulin atau obat glibenklamid, perlu menepati jadwal
makan 15-30 menit setelah suntik insulin atau minum obat. Bila belum sempat makan,
carilah makanan pengganti atau camilan. Orang lanjut usia akan lebih mudah mengalami
hipoglikemia bila tidak makan atau bila fungsi hati dan ginjal terganggu. Pada pasien
yang menggunakan suntikan insulin, bila kadar glukosa darah agak rendah dan tidak
melakukan aktifitas fisik, hindari menyuntik di daerah abdomen (perut) karena
penyerapan insulin lebih cepat sehingga mudah terjadi hipoglikemia.
Bila Klien Sedang Berolahraga :
Penting bagi diabetesein (penderita diabetes) untuk dapat memeriksa kadar gula
darah secara mandiri. Kadar glukosa darah sebaiknya diperiksa sebelum dan sesudah
berolahraga. Bila saat olahraga timbul gejala hipoglikemia, hentikan olahraga kemudian
lapor dokter atau pengawas olahraga.
Jika Melakukan Perjalanan jauh
Melakukan perjalanan dengan waktu yang cukup lama dapat mengubah pola
makan obat atau penyuntikan insulin dan pola makan. Keadaan ini akan mempermudah
terjadinya hipoglikemia. Untuk mencegahnya, sebaiknya pasien memeriksa glukosa
darah dan kesehatan secara umum sebelum melakukan perjalanan. Juga sebaiknya
membawa obat-obatan dan makanan kecil yang mengandung karbohidrat seperti biskuit
& roti.
Bila Klien mengalami Hipoglikemia ingatkan keluarga untuk melakukan:
1. Berikan glukosa (gula) melalui mulut dalam jumlah yang banyak. Bisa dengan
cara member air gula, teh manis, permen, atau makanan lain yang kita yakini
mengandung gula. Bisa juga dengan memberikan roti, karena kadar glukosa
dalam roti cukup tinggi.
2. Kalau korbannya tidak sadar, hal yang penting untuk diingat adalah jangan
memberikan apapun lewat mulut. Karena bisa menyebabkan tertutupnya jalan
nafas korban, akhirnya menyebabkan kematian Jika ada tenaga kesehatan
dirumah, bisa memberikan dextrose 5% melalui infuse. Jika tidak ada, segera
panggil ambulance atau tenaga kesehatan terdekat.
Inti dari penanganan hipoglikemia adalah penanganan cepat dan tepat.
Karena pada dasarnya P3K untuk hipoglikemi relatif mudah (kecuali pasiennya
tidak sadar, maka harus didahului dengan prosedur Basic Life Support jika denyut
nadi dan nafas terhenti.
DAFTAR PUSTAKA
Anggita. 2011. Penanganan Hipoglikemia Diabetika. (online)
http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?
page=Penanganan+Hipoglikemia+Diabetika (diakses 14 November 2012)
Dochterman, Joanne McCloskey. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC) Fourth
Edition. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Moorhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth Edition. St. Louis,
Missouri: Mosby Elsevier
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC
Oknurse. 2010. Pemeriksaan Kesadaran. (online)
http://oknurse.wordpress.com/2010/07/13/pemeriksaan-kesadaran-mengukur-gcs/.
(Akses 14 november 2012)
Price & Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2.
Jakarta : EGC
Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi 8
Volume 2. Jakarta : EGC