Severe Malaria
-
Upload
soroy-lardo -
Category
Health & Medicine
-
view
476 -
download
0
Transcript of Severe Malaria
Presentasi Kasus: Malaria Berat
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Oleh: Devi Farhana07120090081
Pembimbing: dr. Soroy lardo SpPD FINASIM
Departemen Ilmu Penyakit DalamRumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto
Periode 21 Oktober- 28 Desember 2013November 2013
I. IDENTITAS PASIEN
No.CM : 70-71-50Nama : Tn.PATanggal Lahir : 24 Juli 1984Alamat : Jl. Jatisari Permai, kecamatan waruPendidikan : UniversitasPangkat : -Pekerjaan : -Kesatuan : Jayapura (TNI)Status : MenikahAgama : Islam
Keluhan Utama: demam sejak 6 hari Sebelum masuk rumah sakitKeluhan tambahan : kencing keruh dan pusingRiwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang rujukan dari rumah sakit pusdikkes dengan keluhan demam sejak 6 hari SMRS,mendadak(+) dan dirasakan sepanjang hari , demam tidak sempat diukur oleh pasienmenggigil (+), keringat(+)selama 3 jam. Konsumsi penurun panas(+) (pamol) sebanyak 3x1 selama 3 hari, panas turun kemudian naik lagi Pasien dirawat di pusdikkes selama 3 hari diberikan tiamfenikol dan cefadroxil, tapi keluhan tidak dirasakan membaik. Tidak ada yang memperburuk keluhan pasien. Pasien kemudian dipindahkan ke RSPAD dan dirawat selama 1 hari kemudian dipindahkan ke Intermediate Care ketika kencing pasien berwarna keruh kemerahan(+) nyeri(-), jumlah tetap, BAB normal. Pusing (+), berputar (-), mual (-). Muntah(-), perdarahan gusi (-) , mimisan(-) ataupun bintik-bintik kemerahan pada anggota gerak serta tubuh pasien(-), Nyeri sendi dan tulang (-), batuk(-),pilek(-). kelemahan pada anggota gerak (-), pingsan(-) kejang(-). Pasien menyangkal sering makan-makanan di pinggir jalan. Riwayat transfusi darah(-), riwayat kuning sebelumnnya (-), nafsu makan baik. Pasien sedang bertugas di Papua selama 9 bulan. Sebelum keberangkatan pasien mengonsumsi cloroquine selama 2 minggu, dan dilanjutkan selama seminggu setibanya di Papua. Pasien belum mengonsumsi obat anti-malaria lainnya selama keluhan timbul. Kejadian ini baru pertama kali dialami oleh pasien.
II. DATA DASAR (ANAMNESIS)
Riwayat Penyakit dahulu :demam thypoid (+) serta demam berdarah dengue (+) saat masih kecil. Riwayat diabetes mellitus(-), riwayat hipertensi (-), riwayat asma(-), sakit jantung ataupun ginjal (-), riwayat sakit kuning (-)
Riwayat keluarga:Pasien menyangkal ada keluarga yang mengalami keluhan serupa. Ayah pasien riwayat hipertensi (+) tidak terkontrol, diabetes mellitus (-), riwayat sakit jantung dan ginjal (-), alergi (-), sakit kuning (-).
Riwayat sosial:Pasien tinggal di Mess Angkatan laut. Pasien mengaku teman-teman pasien banyak yang mengalami keluhan yang sama. Merokok (-) Alcohol (-). Menggunakan obat-obatan tertentu disangkal.
II. DATA DASAR: ANAMNESIS(2)
Riwayat Alergi: Pasien mengaku ada alergi terhadap amoxicilin
Riwayat trauma/operasi sebelumnyaRiwayat trauma dan operasi disangkal.
Riwayat Pengobatan: Pasien mengonsumsi cloroquine selama 2 minggu sebelum keberangkatan dan 1 minggu setelah tiba di Papua.Pasien sudah diberikan tiamfenikol 3 x 500mg dan cefadroxil 2x1 dikonsumsi selama 3 hari.
II. DATA DASAR: ANAMNESIS(3)
Keadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos MentisTinggi Badan : 168 cmBerat Badan : 57 kgBMI : 20.195 (Interpretasi : Normal)Tanda tanda vital
Tekanan darah : 110/62 mmHgNadi : 87 x/menit, simetris, regular, kuat,
isi cukupLaju Napas : 16 x/menit, tipe torakoabdominalSuhu : 37.6 C (telinga)
II. DATA DASAR: PEMERIKSAAN FISIK
Status GeneralisKepala : Normocephal, distribusi rambut merata, warna hitam,
tidak mudah dicabut.Mata : Konjungtiva anemis tidak ditemukan, Sklera Ikterik tidak
ditemukan, Pupil isokor, Refleks cahaya langsung dan tidak langsung positif pada kedua mata, mata cekung (-)
Telinga : normotia, simetris, lubang lapang, tidak ditemukan serumen ataupun sekret.
Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi septum, tidak ditemukan sekret,NCH(-)Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada perdarahan gusi,
tidak ditemukan lidah kotor.Tenggorokan : faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang.Leher : tidak teraba pembesaran KGB, JVP 5+0 cmH2O.
II. DATA DASAR: PEMERIKSAAN FISIK (2)
Thorax : normochest, scar tidak ada, tidak ada hipo/hiperpigmentasi.Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihatPalpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra, tidak kuat
angkatPerkusi : Batas atas ICS III linea parastenal sinistraBatas Kanan jantung ICS IV linea sternalis dekstraBatas Kiri jantung ICS V linea midklavicula sinistra.Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, regular, tidak ditemukan gallop, tidak
ditemukan murmurPulmo
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamisPalpasi : Taktil fremitus kanan dan kiri simetrisPerkusi : Sonor pada kedua lapang paru, Batas paru hati pada linea mid clavicula
desktra ICS V.
Auskultasi : Suara napas dasar vesikuler kiri dan kanan, tidak ditemukan ronkhi, tidak ditemuka wheezing.
II. DATA DASAR: PEMERIKSAAN FISIK (3)
AbdomenInspeksi : Datar, tidak ditemukan scar, tidak ditemukan
venektasi.Auskultasi : Bising usus positif normalPerkusi : timpani seluruh lapang abdomen, asites negatif
Palpasi : dinding perut supel, nyeri tekan negative, hepar teraba ± 2 cm dibawah arcus costa dextra, tepi tajam, permukaan rata, tidak ditemukan nyeri tekan hepar, lien teraba schuffner 2, turgor kulit <2
detik.Extremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan
bintik-bintik kemerahan pada tungkai, rumple leed (-), capillary refill time <2 detik.
II.DATA DASAR: PEMERIKSAAN FISIK (4)
II. DATA DASAR: PEMERIKSAAN PENUNJANG
II. DATA DASAR: PEMERIKSAAN PENUNJANG
II. DATA DASAR: PEMERIKSAAN PENUNJANG (3)
II. DATA DASAR: PEMERIKSAAN PENUNJANG
(4)
Pasien dari Papua (rujukkan pusdikkes) datang dengan keluhan febris sejak 6 hari SMRS, demam hilang timbul diikuti menggigil dan berkeringat setelahnya. Demam terjadi tiap hari, mual (-), muntah(-), pusing melayang(+), BAK keruh kemerahan, nyeri(-),BAB tidak ada keluhan sebelumnya pasien telah dirawat dan diberikan tiamfenikol serta cefadroxil serta penurun panas, namun tidak mengurangi keluhan. Dari pemeriksaan fisik ditemukan subfebris (37.6 C), kulit tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, hepatosplenomegali, rumple leed negatif, petechiae negatif, Dari pemeriksaan penunjang didapatkan thrombocytopenia, peningkatan SGOT/SGPT, peningkatan d-dimer, hyponatremia, serta pada apusan darah tepi ditemukan plasmodium falciparum (+) stadium tropozoit dan gametosit.
III. RINGKASAN
1. Febris hari ke-6 e.c Malaria Berat dd/DHF dd/Demam Thypoid
IV. DAFTAR MASALAH
1. Febris hari ke-6 e.c Malaria Berat dd/DHF dd/Demam ThypoidAtas dasar:Anamnesa:Demam tinggi hilang timbul, menggigil (+), berkeringat(+), mual (-), muntah(-), riwayat tinggal di daerah endemic malaria(+), riwayat lingkungan sekitar mengalami malaria(+), hematuria(+), riwayat kuning(-), riwayat nyeri sendi dan tulang disangkal, perdarahan spontan disangkal.
Pemeriksaan Fisik:Ditemukan kesadaran compos mentis, konungtiva tidak anemis, kulit normal tidak ikterik, hepar teraba2 cm dibawah arcus costa dextra, tepi tajam, permukaan rata, nyeri tekan(-), lien teraba schuffner 2, petechiae(-).
V. PENGKAJIAN
Pemeriksaan Penunjang;Terdapat thrombocytopenia, peningkatan SGOT/SGPT, sediaan apusan darah tepi ditemukan plasmodium falciparum(+) stadium tropozoit dan gametosit, IgG dan IgM anti dengue(-), peningkatan d-dimer, hyponatremia.
V. PENGKAJIAN (2)
Rencana diagnosticPemeriksaan darah rutinPemeriksaan urinalisisPemeriksaan sediaan apusan darah tepi/ RDT pada
jam ke 12, 24, 48, 72 untuk menilai resistensi obat.Liver Function testAnalisa Gas DarahKimia Klinik (elektrolit dan bilirubin)
VI. PENATALAKSANAAN(1)
Rencana terapetik Medikamentosa:
IVFD asering 30 tetes/menitPemberian artesunat 2 ampul IV selama 3 hari. Hari pertama
diberikan pada jam 0,12,24, dilanjutkan pemberian 2 ampul/24 jam selama 2 hari berikut.
Inj. Omeprazole 1 x40 mg IVInj. Ceftriaxone 2 gr IVInj Vit C 2 x1 amp IV
Paracetamol tab 3x1 (jika suhu >39 C) p.oHepatoprotektor 3x1 p.o
Non-medikamentosa:Tirah baringDiet Makan Biasa 2100 kalori
VI.PENATALAKSANAAN (2)
Rencana edukasi
1. Edukasi mengenai perjalanan penyakit pasien beserta komplikasi yang mungkin dapat terjadi serta pengobatan yang telah dan akan diberikan.2. Edukasi bahwa setiap obat yang sedang diminum, menimbulkan suatu reaksi, baik itu reaksi alergi maupun efek samping obat untuk tidak segera dibuang, melainkan disimpan agar dapat menghindari penggunaan obat tersebut di masa depan dan menginformasikan kepada bagian medik saat meresepkan obat.
VI.PENATALAKSANAAN (3)
Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad BonamQuo ad functionam : Dubia ad BonamQuo ad Sanationam : Dubia ad Bonam
VII. PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKAMalaria
- Vektor: Nyamuk Anopheles betina- Parasite:
-Plasmodium vivax (Malaria tertiana)-Plasmodium ovale -Plasmodium malariae (Malaria kuartana)-Plasmodium falciparum ( Malaria tropika)-Plasmodium knowlesi
2.2. ETIOLOGI
- Siklus aseksual (di dalam tubuh inang):a. pre-eritrositik.b. siklus eritrositik aseksual (skizogoni darah)c. Siklus eritrositik seksual- Siklus seksual ( di dalam tubuh nyamuk)
2.3 MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
2.4. PATOFISIOLOGI
Antibodi
Perubahan SDM
Hiponatremi
Th2
MetabolikImunolo
gis
Plasmodium
Th1
Asidosis
Aktivasi
Endotel
HipoglikemikHemolisis
RosettingSel B
Syok
Serebral
GGAKomplek Imun
Adhesi Trombosit
KID
Akumulasi di Perifer
PerdarahanIkteru
sAnemia
Penggerombolan
Trombositopeni
Trias malaria:a. Periode dingin (15-60 menit)b. Periode Menggigilc. Periode berkeringat
2.5. MANIFESTASI KLINIS
1. Anamnesis: Riwayat berpergian ke daerah endemik, Riwayat lingkungan yang terkena
2. Pemeriksaan fisik: bervariasi tergantung dari respon imun dan parasitemia
3. Pemeriksaan penunjang Gold standar: Pemeriksaan sediaan apusan darah tipis dan tebal- Semi kuantitatif- Kuantitatif
Pemeriksaan lainnya: RDT, PCR
2.6. DIAGNOSIS
Definisi malaria berat adalahnya ditemukannya Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan atu atau beberapa manisfestasi klinis di bawah ini:1. Gangguan kesadaran ringan (GCS<15)2. Kelemahan otot (tak bias duduk/berjalan) tanpa kelainan neurlogik3. Kejang berulang lebih dari dua episode dalam 24 jam setelah pendinginan pada hipertermia4. Edema paru atau Acute respiratory distress Syndrome (termasuk gambaran radiologi).5. Gagal sirkulasi atau syok: tekanan sistolik<80 mmHg (pada anak <50 mmHg) disertai keringat dingin.6. Gagal ginjal akut7. Ikterus (kadar bilirubin darah>3 mg%), disertai disfungsi organ vital.8. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan /atau disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.9. Hipereksia (temperature rektal ?40 C pada orang dewasa, >41 C pada anak).
2.7 MALARIA BERAT
Gambaran laboratrium:14
1. Hipoglikemik: gula darah< 40 mg/dL2. Asidemia (pH<7.25) atau asidosis (bikarbonat plasma< 15 mmol/L).3. Anemia berat (Hb<5gr% atau hematocrit <15%) pada keadaan hitung parasite >10,000/uL apabila anemianya hipokromik mikrositik harus dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia, hemaglobinopati lainnya.4. Hiperparasitemia>2%. 5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 ugr/L)6. Makroskopik hemoglobinuria oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat antimalaria pada seorang dengan defisiensi G6PD),7. Gagal ginjal akut (urin <400ml/24 jam pada orang dewasa atau <1 ml/kgbb/jam pada anak setelah dilakukan rehidrasi dengan kreatinin darah >3 mg/dl atau >254 umol/L).8. Edema Pulmo (radiologi)
1. Uncomplicated malariaDigunakan OAM dengan derivat artemisin dan golongan
aminokuinolon2. Malaria Berat
- Pemberian Obat Anti Malaria
- Penanganan Komplikasi
- Tindakan penunjang/ simptomatik
2.8. PENATALAKSANAAN
1. Malaria cerebral2. Anemia3. Gagal ginjal akut4. Hipoglikemia5. Metabolic acidosis6. Pulmonary edema7. Syok8. Perdarahan dan gangguan koagulasi
MALARIA BERAT
Quo Ad vitam : DubiaQuo Ad functionam : Dubia ad bonamQuo Ad Sanationam : Dubia
2.9 PROGNOSIS
Thank You