Seuramoe PRIORITA S -...
Transcript of Seuramoe PRIORITA S -...
Seuramoe PRIORITAS Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
Newsletter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah.
USAID PRIORITAS : Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
ebanyak 48 sekolah yang terdiri atas 32 SD/MI dan 16 SMP/MTs di dua kabupaten Smelakukan unjuk karya praktik yang baik. Di Kabupaten Bener Meriah, Bupati Ruslan Abdul Gani membuka kegiatan unjuk karya di gedung olah raga (GOR)
didampingi wakil bupati, ketua DPRK, Kapolres, Dandim, kejaksaan atau jajaran muspida dan para pemangku kepentingan pendidikan di kabupaten tersebut (24/4). Bupati Ruslan menyampaikan rasa kagumnya terhadap unjuk karya sekolah itu. ”Luar biasa. Hanya dalam waktu pelatihan setahun lebih, sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS dapat menghasilkan karya-karya inovatif yang bervariasi dan sangat bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Bener Meriah,” tuturnya.
Untuk itu, bupati sangat mengapresiasi upaya USAID PRIORITAS yang telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada sekolah-sekolah mitra. ”Mereka dilatih untuk menerapkan pembelajaran aktif kepada siswa-siswinya demi menyukseskan mutu pendidikan di Kabupaten Bener Meriah,” ujarnya.
Menurut bupati, pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan pengembangan mutu pendidikan, terutama peningkatan mutu guru. ”Kualitas guru akan sangat berdampak pada kualitas pembelajaran. Karena itu, kami sangat mengapresiasi model pendekatan USAID PRIORITAS dalam meningkatkan kualitas profesionalisme guru,” ucapnya. ”Penerapan sistem pembelajaran aktif kepada murid telah menjadikan para guru tidak lagi menjadi satu-satunya pusat pembelajaran, tetapi para siswalah yang dituntut aktif dalam pembelajaran. Dengan begitu, hal ini bisa mendongkrak kreativitas dan menggali potensi mereka. Tujuannya, mereka dapat percaya diri dalam menguasai materi lewat belajar secara berkelompok dan aktif melakukan presentasi.” jelas bupati.
”Kami berharap praktik-praktik yang baik yang telah diterapkan oleh sekolah-
etua KMajelis Pendidikan
Daerah (MPD) Aceh Prof Dr Warul Walidin AK, MA menunjukkan apresiasinya atas implementasi
USAID PRIORITAS:
Edisi VII / Maret - Mei 2014
Unjuk Karya Praktik yang Baik di Bener Meriah dan Aceh Jaya
Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru,
Tenaga Kependidikan, dan Siswa
program USAID PRIORITAS yang telah dilaksanakan sejak awal 2013. ”Praktik baik yang telah dilaksanakan USAID PRIORITAS pada sekolah binaannya dapat menjadi contoh untuk peningkatan mutu pembelajaran di sekolah,” katanya pada pemaparan capaian 1,5 tahun implementasi program USAID PRIORITAS di Aceh yang juga dihadiri sekretaris, wakil ketua, dan anggota MPD Aceh di kantor majelis tersebut (20/5).
MPD menyatakan komitmennya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Aceh lewat peningkatan kualitas guru. ”Karena itu, bantuan lembaga donor seperti USAID PRIORITAS dapat mendorong percepatan peningkatan kualitas guru di Aceh,” jelas Prof Warul.
Dalam pertemuan tersebut, MPD merekomendasikan beberapa hal. Di antaranya, adanya rapat koordinasi secara rutin antara MPD dan USAID PRIORITAS. ”Sebagai salah satu lembaga yang rutin diminta pertimbangan oleh gubernur, kami berharap kita dapat melakukan pertemuan secara rutin untuk mengetahui permasalahan di lapangan dan hal lainnya yang dapat kita pecahkan bersama,” tegas ketua MPD.
Ketua MPD Aceh: Lanjutkan Praktik yang Baik
Keterangan gambar paling atas dari kiri : Kepala Kemenag Aceh Jaya mencoba salah satu hasil karya guru,; Bupati Bener Meriah berdialog dengan siswa tentang media pembelajaran; Seorang siswa SMP di Aceh Jaya memperagakan media pembelajaran teropong bumi; Simulasi PAKEM di Bener Meriah
Prof. Dr. Warul Walidin AK, MA
Foto
: kem
enag
Ace
h
Foto
: Teu
ku M
eldi &
Wir
a D
harm
a/ P
RIO
RIT
AS
Ace
h
SE Seuramoe PRIORITAS
2
Edisi : 1/2012
Edisi VII / Maret - Mei 2014
SEURAMOE UTAMA
Galeri foto Unjuk KaryaKeterangan foto, BENER MERIAH:1. Bupati memperhatikan presentasi salah seorang siswa; 2. Bupati menerima hadiah dari seorang guru; 3. Wakil Bupati berdiskusi dengan guru; 4. Bupati diajak ikut menari gayo dengan seorang siswa; 5. Bupati mengacungkan jempol setelah mendengarkan presentasi siswa; 6. Komite menjual hasil kebun untuk pembangun pagar sekolah. ACEH JAYA: 7. Asisten Bupati memperhatikan presentasi media pembelajaran; 8. Asisten Bupati, Kadis Pendidikan dan Komandan Ops TNI mencoba media pembelajaran karya siswa; 9-12: Para tamu dan undangan memperhatikan presentasi media pembelajaran hasil karya sekolah.
sekolah mitra USAID PRIORITAS bisa disebarkan kepada sekolah-sekolah yang lain,” pintanya. Bupati menambahkan, Kabupaten Bener Meriah akan mengalokasikan dana diseminasi untuk peningkatan mutu guru agar tidak hanya sekolah binaan USAID PRIORITAS yang mendapatkan pelatihan, tetapi juga sekolah-sekolah yang lain di Kabupaten Bener Meriah. ”Kami ingin sekolah-sekolah lain pun mampu melakukan perubahan serupa untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah masing-masing. Harapan kami, pendidikan di Kabupaten Bener Meriah semakin maju di masa yang akan datang,” tegasnya.
Sementara itu, di Kabupaten Aceh Jaya, Bupati Aceh Jaya Azhar Abdurrahman berharap agar program PRIORITAS dapat terus dilanjutkan di kabupaten tersebut. ”Program ini memiliki strategi yang sangat baik untuk memudahkan pemahaman proses belajar mengajar. Kita bersama USAID PRIORITAS terus berupaya untuk meningkatkan peningkatan mutu pendidikan melalui berbagai kegiatan pelatihan. Semoga dari Aceh Jaya lahir generasi-generasi cerdas di masa yang akan datang,” tutur bupati dalam pidatonya yang dibacakan oleh Asisten II Pemkab Aceh Jaya Saiful Bahri pada pembukaan unjuk karya di Escape Building Aceh Jaya (29/4).
Dalam kegiatan unjuk karya di dua kabupaten tersebut, perwakilan guru, kepala sekolah, komite, dan siswa memberikan testimoni tentang manfaat dan perubahan di sekolahnya. Beberapa sekolah juga menampilkan simulasi media pembelajaran yang dihasilkan guru dan siswa. Simulasi pembelajaran PAKEM dan CTL juga menarik perhatian pengunjung. Mereka semakin memahami pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah-sekolah mitra. Pementasan seni siswa dan guru menjadi tontonan selingan pada panggung utama unjuk karya yang dibuka untuk umum hingga pukul 16.00 WIB itu.
Pemilihan Sekolah Praktik yang Baik Kohor 1
ersamaan dengan pelaksanaan unjuk karya di Bkabupaten kohor 1, USAID PRIORITAS memilih 4 sekolah perkabupaten yang telah menerapkan
praktik yang baik secara menyeluruh baik dalam bidang pembelajaran maupun bidang manajemen sekolah. selama dua hari di Bener Meriah (24-25/4) dan Aceh Jaya (29-30/4) tim yang terdiri dari unsur dinas pendidikan, Kemenag, LPTK, Fasda dan USAID PRIORITAS melakukan pemilihan yang diawali dengan briefing dan menentukan sekolah nominasi pada saat showcase kabupaten sesuai dengan instrument pemilihan. Tahap awal, tim memilih masing-masing empat sekolah setiap jenjangnya mewakili SMP/MTs dan SD/MI. Hari berikutnya, tim melakukan survey ke sekolah nominasi dan menilai sesuai dengan instrument yang telah disediakan diantaranya: mayoritas guru melaksanakan pembelajaran aktif/CTL/PAKEM, lingkungan kelas yang mendukung pembelajaran aktif, guru mendorong interaksi antar siswa, Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sekolah, guru memberi tugas yang menantang dan bervariasi, Kepengurusan komite aktif, Sumber belajar lebih beragam, Kegiatan siswa bervariasi, partisipasi masyarakat tinggi dan item penilaian lainnya. Tahapan akhir, setelah melakukan observasi ke lapangan dan berdiskusi bersama tim, akhirnya penetapan sekolah dilakukan secara bersama antara dinas pendidikan, kemenag, LPTK, Fasda dan USAID PRIORITAS.Berikut sekolah yang terpilih:
Foto
: Teu
ku M
eldi &
Wir
a D
harm
a/ P
RIO
RIT
AS
Ace
h1
1098
7 6 5 4 3
2
1211
* SMPN 1 Sampoinet
* MIN Sukadamai* SDN 2 Lampahan
* SMPN 2 Timang Gajah* MTsN Jaranata
* MIN Teunom * SDN 4 Calang * MTSN Lamno
ACEH JAYA BENER MERIAH
3
Edisi VII / Maret - Mei 2014
SEURAMOE KABUPATEN
Pelatihan Modul 1 di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tamiang, Pidie Jaya, dan Aceh Barat Daya
Seuramoe PRIORITAS
ejumlah 414 orang yang terdiri atas
Sguru, kepala sekolah, dan komite
sekolah dari 96 sekolah tingkat
SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Aceh
Tamiang, Aceh Utara, Pidie Jaya, dan Aceh
Barat Daya melakukan kunjungan belajar
ke 12 sekolah yang telah mengembangkan
praktik yang baik di Kota Medan, Binjai,
dan Lubuk Pakam, Sumatera Utara (11/3).
Mereka melihat langsung praktik yang baik
dalam bidang pembelajaran, manajemen,
dan partisipasi masyarakat terhadap
sekolah. ”Kami melihat peran komite yang
cukup baik. Keharmonisan hubungan
antara pihak sekolah dan komite juga
cukup berkesan. Kami mendapat banyak
pembelajaran melalui kunjungan belajar ini
dan insya Allah secara bertahap kami akan
terapkan di sekolah,” jelas H Abdul
Wahab, ketua Komite SDN 10 Senuddon,
Aceh Utara.
Guru-guru SMP Tunas Nusa,
Kabupaten Aceh Barat Daya, yang ikut
dalam kunjungan tersebut merasakan
pentingnya mengadopsi praktik baik yang
telah dilakukan sekolah lain. ”Kami
mendapatkan banyak pelajaran dari studi
banding ini. Metode pembelajaran yang
diterapkan di sekolah ini lebih hidup dan
siswa lebih aktif dengan duduk
berkelompok sehingga interaksi antara
guru dan murid berjalan bagus,” tutur
Kafrawi SPd, guru matematika.
Peserta kunjungan mendapatkan
beragam pengalaman yang baik. Mereka
melihat program pengajian bulanan antara
komite dan guru yang dijadikan media
komunikasi untuk membahas
perkembangan pembelajaran di kelas.
Mereka juga melihat perlombaan kelas
PAKEM yang dilaksanakan setiap semester,
pemasangan CCTV di setiap kelas, dan
kepala sekolah yang rutin melakukan
supervisi kelas setiap hari. Termasuk,
program pemanfaatan lingkungan sekolah
untuk media pembelajaran dan
menghasilkan tambahan keuangan bagi
sekolah seperti pembuatan kolam ikan
yang hasilnya dijual kepada masyarakat.
Dalam rencana tindak lanjutnya, para
peserta berkomitmen mengadopsi praktik
baik ke sekolah masing-masing.
96 Sekolah Mitra Kohor 2 Kunjungi Sekolah di Sumatera Utara
dinas pendidikan tersebut sangat
berharap agar para peserta bersungguh-
sungguh mengikuti pelatihan tingkat
sekolah itu. ”Sehingga pengalaman ini
dapat meningkatkan pengetahuan yang
akhirnya bisa meningkatkan mutu kualitas
pendidikan di kabupaten kita,” tutur
bupati.
Bupati Aceh Tamiang juga
mengingatkan bahwa program ini
terlaksana atas kerja sama antara USAID
PRIORITAS dan pemkab. ”Kita telah
sumber belajar dan penataan kelas
dilakukan langsung oleh guru,” katanya.
Pelatihan tingkat sekolah untuk
modul 1 di empat kabupaten tersebut
melibatkan 503 peserta untuk jenjang
SMP/MTs (CTL), 458 peserta untuk
jenjang SD/MI (PAKEM), dan 532 peserta
pelatihan manajemen berbasis sekolah
(MBS) dari unsur kepala sekolah, guru,
komite, pengawas, dinas pendidikan, serta
Kemenag. Di Aceh Tamiang, kegiatan
pelatihan PAKEM dibuka oleh Bupati Aceh
Tamiang H Hamdan Sati ST (5/5). Dalam
sambutannya, Bupati Aceh Tamiang yang
didampingi kepala kantor Kemenag dan
elama medio April hingga Mei, empat
Skabupaten kohor 2 di Aceh telah
menyelesaikan pelatihan tingkat
sekolah untuk modul 1. Perubahan di
sekolah mulai terasa. ”Setelah pelatihan,
kami mengunjungi beberapa sekolah.
Ternyata, perubahan mulai tampak,
terutama penataan kelas yang sudah
berkelompok dan pajangan di dalam kelas
mulai terlihat,” jelas Thomas Elfiadi,
fasilitator Kabupaten Aceh Barat Daya.
Hal serupa dikatakan Nurwadah SPd,
kepala SMPN 4 Percontohan Aceh
Tamiang. ”Setelah pelatihan, guru dapat
memanfaatkan hasil karya siswa sebagai Bersambungan ke hal. 4
Empat Kabupaten Kohor 2 di Aceh, Selesaikan Pelatihan Tingkat Sekolah
Foto
: Teu
ku M
eldi /
Kom
unik
asi
Foto dari kiri: Guru melakukan eksperimen saat pelatihan; presentasi hasil karya kelompok; komite sekolah berperan aktif dalam pelatihan manajemen tingkat sekolah; siswa secara aktif menyelesaikan tugas kelompok; peserta pelatihan tingkat sekolah melakukan praktik pembelajaran di sekolah.
Foto dari kiri: Diskusi Kasek dan komite dalam kunjungan belajar; seorang guru menjelaskan metode pembelajaran di sekolahnya; diskusi sesama guru dalam kunjungan belajar di SDN 060843 Medan Barat; Observasi kelas dalam kunjungan belajar
Foto: Rahmi Jafar/ Yusrizal/ Mashadi/ Cut Rahmawati/ PRIORITAS Aceh
4
SEURAMOE LPTK
Edisi VII / Maret - Mei 2014
Diseminasi Pembelajaran Aktif
Seuramoe PRIORITAS
menandatangani MoU dengan USAID
PRIORITAS. Artinya, program ini
merupakan program kabupaten yang
harus didukung,” tegasnya. Di empat
kabupaten lainnya, kegiatan CTL, PAKEM,
dan MBS dibuka dan ditutup oleh
beberapa pejabat daerah. Di Aceh Tamiang
dan Aceh Barat Daya, misalnya, kegiatan
pelatihan dibuka oleh asisten 2 Bupati.
Secara keseluruhan, kepala dinas dan
kepala kantor Kemenag berperan aktif
menghadiri pembukaan dan penutupan
pelatihan. ”Keterlibatan para pemangku
kepentingan tersebut adalah bentuk
dukungan kabupaten terhadap program
ini,” terang Ridwan Ibrahim, Koordinator
USAID PRIORITAS Provinsi Aceh.
Dari hasil evaluasi pelatihan
kontekstual (SMP/MTs), 79 persen
peserta menyatakan materi pelatihan
sangat bermanfaat, selebihnya bermanfaat
dan cukup bermanfaat. Untuk pelatihan
PAKEM, 82 persen peserta menyatakan
hal yang sama.
pada Booth Unsyiah dan UIN Ar RaniryDirjen Dikti Memecahkan Kode Segitiga Ajaib
irektur Jenderal Pendidikan DTinggi Kemdikbud Prof Dr
Djoko Santoso memecahkan
kode ”Segitiga Ajaib” hasil karya
mahasiswa UIN Ar Raniry Banda Aceh
pada acara pertemuan nasional LPTK
mitra
USAID PRIORITAS di Jakarta
(15/4). Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)
dan UIN Ar Raniry yang menempati satu
booth bersama pada kegiatan tersebut
memamerkan dan mempresentasikan
perubahan yang terjadi dalam proses
perkuliahan dengan pendekatan active
learning di kampusnya. Termasuk,
pengembangan di sekolah lab dan sekolah
mitra LPTK sebagai tempat praktik
mengajar mahasiswa sehingga mereka
mendapatkan pengalaman baik dalam
mengajar.
Di antara tampilan tersebut,
terdapat media pembelajaran yang
dikembangkan oleh mahasiswa dan dosen.
Misalnya, media sederhana untuk menguji
material konduktor dan isolator, media
sederhana untuk mendapatkan jumlah
gambar yang terbentuk dari dua cermin
dengan sudut tertentu yang dihasilkan
oleh Unsyiah. Sementara itu, Fakultas
Tarbiyah UIN Ar Raniry memiliki inovasi
besar untuk mengembangkan media
pembelajaran untuk matematika. Misalnya,
segitiga ajaib dan pecahan lingkaran.
Dalam kegiatan yang dihadiri
para pimpinan 16 LPTK mitra USAID
PRIORITAS tersebut, Dirjen Dikti
mengapresiasi program yang
dikembangkan. Menurut beliau, model
perkuliahan yang dikembangkan dari
kemitraan ini merupakan wujud dari
demokrasi pendidikan. Mahasiswa atau
siswa dalam belajar di kelas difasilitasi
untuk menyampaikan gagasannya dan
proses perkuliahan dikemas dengan
pendekatan mahasiswa aktif. ”Praktik yang
baik ini perlu disebarluaskan kepada
seluruh LPTK untuk dapat menghasilkan
guru yang terbaik,” jelas Prof Joko.
di Tarbiyah UIN Ar Raniry
ebanyak 51 dosen Fakultas Tarbiyah UIN Ar Raniry (dosen micro teaching)
Smelakukan diseminasi pembelajaran aktif. Khususnya, pendalaman modul 2
unit 2 tentang mengelola pembelajaran secara efektif dan unit 3 tentang
memahami kurikulum 2013 di kampus tersebut (26-27/5). Peserta yang mewakili
semua program studi pada fakultas tarbiyah itu dibagi atas dua kelompok dan
difasilitasi oleh delapan fasilitator. Mawardi SAg, MPd, pengelola micro teaching
UIN Ar Raniry, berharap agar dosen lebih memahami metode pembelajaran saat
ini dengan kegiatan tersebut. ”Sehingga mahasiswa yang kita bina di micro teaching
nanti sudah siap menjadi guru,” terangnya.
Foto kiri: Diskusi kelompok tentang pembelajaran aktif oleh para dosen. Atas:
Perkuliah aktif di UIN Ar Raniry
Foto dari atas: Dirjen Dikti Kemdikbud Prof Dr Djoko Santoso sedang bermain angka dan memecahkan kode Segitiga Ajaib di booth LPTK Aceh; Ekspresi kegembiraan Dirjen Dikti setelah memecahkan kode Segitiga Ajaib karya mahasiswa UIN Ar Raniry
Sambungan dari hal. 3
Foto
: Is
mai
l/ T
TI Sp
. Pro
v. A
ceh
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Kom
unik
asi
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Kom
unik
asi
XX
XxxxxXxxxx
5
Edisi : 1/2012 SE
SEURAMOE BELAJAR
Edisi VII / Maret - Mei 2014
eski telah berusia senja, Msemangatnya mengajar tidak
surut. Ibu Asmara Murni yang
lahir di Aceh Tengah 71 tahun silam itu
masih menyempatkan diri mengajari
anak-anak di lingkungannya agar cepat
dapat membaca. Awalnya, pada 1976,
saat beliau menjadi guru, rata-rata
permasalahan utama sekolah waktu
itu adalah banyaknya siswa kelas 4
yang belum bisa membaca dan
mengenal huruf. Maklumlah, waktu itu
di daerahnya belum ada PAUD atau
TK sehingga guru SD harus mengajari
siswa mulai nol.
Untuk mengatasi masalah
tersebut, munculah ide beliau
membuat metode MMP agar siswa
cepat mengenal huruf. Media
pembelajaran ini terdiri atas papan
tulis MMP, kartu kalimat, kartu
gambar, kartu kata, serta kartu huruf
vokal dan konsonan. Dalam penerapan
MMP, siswa dilarang mengeja bacaan.
Teknis penggunaannya adalah:
1) Kartu Gambar. Terlebih dahulu
guru menempelkan sebuah gambar di
papan MMP (misalnya, gambar dasi,
gambar seorang perempuan, dan
gambar guru). Kartu gambar tersebut
juga dibagikan kepada siswa.
Selanjutnya langkah 1, sambil
menunjukkan kartu, guru membaca
gambar satu per satu tanpa menulis
(misalnya, ini ibu, ini dasi, ini guru).
Langkah 2, guru menunjukkan gambar
dan siswa membaca gambar secara
bersama. Langkah 3, guru
menunjukkan gambar satu per satu,
siswa membaca secara bergiliran.
Langkah 4, guru membaca satu per
satu gambar, siswa yang
memperlihatkan kartu gambar yang
dibacakan guru. Ketika siswa sudah
terampil membaca gambar yang benar,
dicoba dengan membaca gambar
lainnya. Teknik ini membiasakan siswa
berinteraksi secara aktif.
2) Kartu Kalimat. Terlebih
dahulu guru menempelkan kartu
kalimat di bawah kartu gambar
Pencetus Metode MMP (Membaca Menulis Permulaan) Berbagi Pengalaman
Seuramoe PRIORITAS
(misalnya, di bawah gambar dasi di
tempelkan kartu kalimat ini dasi).
Langkah 1, guru melatih siswa
membaca gambar dan kalimat yang
benar. Langkah 2, guru melatih siswa
membaca kalimat tanpa menggunakan
gambar. Langkah 3, guru melatih siswa
membaca kalimat dengan
menunjukkan kata per kata. Langkah 4,
guru melatih siswa membaca sembari
terampil mengangkat kalimat apa yang
dibaca. Setelah siswa terampil
membaca dan membedakan kalimat
yang dibaca, selanjutnya langkah 5,
siswa memilah satu kalimat menjadi
kata (misalnya, kalimat ini dasi menjadi
kata ”ini” dan ”dasi”).
3) Kartu Huruf. Terlebih
dahulu guru mengumpulkan semua
kartu huruf yang sudah dimiliki siswa
dengan memisahkan antara huruf
konsonan dan huruf vokal. Langkah 1,
guru membagikan huruf vocal kepada
siswa (A, I, U, E, O) dan memberikan
satu kartu huruf konsonan (misalnya
huruf ”N”) sehingga siswa dapat
mengembangkan ”kata” menjadi
sebuah ”kalimat” (misalnya, i - ni
menjadi ini, a - ni menjadi ani).
Dengan menggunakan metode ini,
siswa dapat mengenal huruf dan
membaca awal, untuk tahap
berikutnya dapat melakukan membaca
ringan.
Dengan menggunakan
metode ini, siswa lebih aktif dan bebas
berekspresi. ”Siswa dapat berinteraksi
aktif terus menerus dengan cara yang
berbeda untuk mengenal huruf.
Mereka juga secara bebas
mengembangkan imajinasi dan potensi
dengan cara mereka sendiri. Dalam
jangka waktu tiga bulan, mereka dapat
membaca lancar,” kenang ibu yang
pernah menjadi kepala sekolah selama
16 tahun tersebut. Berkat kegigihan
beliau waktu itu, bersama Bapak Said
Adli dari Dinas Pendidikan Aceh
Tengah, Dinas Pendidikan Provinsi
Aceh mewajibkan guru SD untuk
menggunakan metode MMP untuk
kelas awal dan menyediakan media
pembelajarannya di semua sekolah.
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Rah
mi J
afar
/ PR
IOR
ITA
S A
ceh
Foto-foto Praktik yang Baik dapat diunduh di:
Foto kiri atas: Contoh kartu huruf
MMP; kanan: Contoh kartu
kalimat MMP; bawah: Membentuk satu
kalimat MMP; Alat MMP awal yang
masih tersimpan dan digunakan oleh Ibu Asmara Murni; kanan: Ibu Asmara
Murni
www.prioritaspendidikan.org
6
SE Edisi : 1/2012
SEURAMOE BELAJAR
Edisi VII / Maret - Mei 2014
Seuramoe PRIORITAS
ara siswa saya di MTsN Teunom, PAceh Jaya, tidak dapat
menyembunyikan rasa bangganya
dengan hasil karya mereka. Buku kecil
yang berbentuk buku saku unik tersebut
didesain secara sederhana dan kreatif.
Buku kecil itu berisi tulisan hasil
eksplorasi mereka dalam memanfaatkan
sumber-sumber informasi. Banyak yang
beranggapan bahwa cara untuk
menumbuhkan minat baca/budaya baca
dan keingintahuan siswa harus dilakukan
di suatu ruangan besar, yang di situ
tersusun rapi buku-buku dengan judul
yang banyak (baca: perpustakaan). Tetapi,
saya mencoba menumbuhkan minat baca
sambil bereksplorasi menciptakan sebuah
buku kecil. Hasilnya, siswa dapat
menunjukkan pembelajaran yang aktif
dengan menggali, mengorganisasi, dan
mengomunikasikan informasi kepada
pembaca lain melalui buku kecil yang
dibuatnya.
Ide ini saya peroleh sekembali dari
pelatihan untuk pelatih modul 2 tingkat
nasional yang berkaitan dengan budaya
baca dan literasi. Dengan ide ini, saya
mengajak siswa untuk berpikir lepas dan
menantang mereka untuk menulis.
Tujuannya, memanfaatkan sumber
informasi yang ada (surat kabar, majalah,
internet, buku, dan hasil wawancara)
menjadi suatu sumber yang menarik dan
menantang. Hal ini dapat merangsang
siswa untuk lebih kreatif dan berinovasi
dalam menulis dengan menggunakan gaya
bahasa dan bahan yang sederhana. Ide ini
juga dapat memecahkan masalah
kekurangan buku bacaan di dalam kelas.
Bahan yang digunakan adalah
kertas buku atau kertas kwarto yang
dipotong-potong sesuai dengan
kebutuhan (ukuran buku), gunting dan
kulit buku, serta karton atau platik bekas
yang akan dijadikan sebagai sampul buku.
Langkah kegiatannya, 1) Guru
memberikan informasi kepada siswa
untuk membaca dan mencari literasi buku
dengan tema apa saja, 2) Memudahkan
siswa untuk mendapatkan informasi dari
berbagai sumber, 3) Siswa menyiapkan
buku kecil/saku mereka dengan bentuk
dan warna yang mereka sukai, 4) Dalam
sesi pembelajaran, siswa menuliskan
informasi penting yang berkaitan dengan
tema yang mereka senangi dan
disampaikan kepada teman-temannya
melalui tulisan yang telah mereka buat, 5)
Sampul buku bertuliskan judul yang dapat
menimbulkan keinginan orang untuk
membacanya (misalnya: 22 Satwa Air
Tawar dan Catatan Angka Rahasia Dalam
Matematika), 6) Halaman belakang
dicantumkan nama penulis dan komentar
pembaca, 7) Saling menukarkan buku
untuk dibaca oleh siswa lainnya sehingga
informasi tersebarkan kepada teman
lainnya dan akan menjadi milik pustaka
kelas.
Hasilnya luar biasa. Para siswa
sangat antusias. Selain mudah dibawa dan
dibaca, praktik yang baik ini dapat
menumbuhkan budaya baca/minat baca
bagi siswa dan melatih kecakapan menulis
serta menggali informasi yang dianggap
penting dalam suatu permasalahan yang
diungkapkan dalam bentuk /gaya tulisan
yang unik. Selain itu, kemampuan siswa
dalam mengomunikasikan informasi
kepada siswa lain melalui tulisan yang unik
dan menarik. Salah seorang siswa saya
merasa lebih tertantang untuk menggali
informasi dan keinginannya membaca jadi
meningkat. ”Saya sangat senang bisa
membuat buku saku ini sehingga bisa
dibaca dan memberikan informasi kepada
teman-teman berdasarkan pemahaman
dan tulisan saya sendiri. Pembelajaran ini
juga membuat saya lebih tertantang lagi
untuk mencari dan menggali informasi
yang lebih banyak sehingga dapat saya
jadikan refensi bahan tulisan berikutnya,”
kata Putri Linda, siswi kelas VIII MTsN
Teunom, Kabupaten Aceh Jaya.
Ridwan, S.PdI guru MTsN TeunomAceh Jaya.
Tumbuhkan Minat Baca dengan Buku Kecil
Buku hasil karya siwa: Diactionary Fruits, Rahasia Matematikan dan Doaku untukmu Ibu
Siswa menulis dan saling berbagi informasi dari buku kecil hasil karyanya; contoh hasil karya siswa: Kamus Tiga Bahasa dan Tahan Lapar itu Tidak Selamanya Susah dan Payah.
Foto: Koleksi Ridwan SPdI & Sri Wahyuni/ DC Aceh Jaya
Foto: Koleksi Ridwan SPdI & Sri Wahyuni/ DC Aceh Jaya
7
Edisi 1 / 2012
SEURAMOE ACEH
Edisi VII / Maret - Mei 2014
Seuramoe PRIORITAS
Bupati Bener Meriah Terbitkan Perbup Pemerataan Guru
upati Bener Meriah Ruslan BAbdul Gani mengeluarkan
Peraturan Bupati Nomor 7
Tahun 2014 tentang Penataan dan
Pemerataan Guru PNS di kabupaten
tersebut. Rekomendasi tim PPG
(penataan dan pemerataan guru) yang
difasilitasi USAID PRIORITAS untuk
mengatasi masalah sebaran guru yang
tidak merata ditindaklanjuti dengan
terbitnya perbup itu. Tim yang terdiri
atas dinas pendidikan dan kebudayaan
serta Kementerian Agama kabupaten
tersebut telah bekerja selama lima
bulan untuk menghasilkan analisis PPG
yang mendalam berbasis data pokok
pendidikan (dapodik) yang dikelola
Direktorat Pendidikan Dasar
Kemdikbud.
Sebelumnya, tim tersebut
menemukan data tentang guru kelas
(PNS) di tingkat SD, yakni 585 orang
dinyatakan masih kurang dari
kebutuhannya sebanyak 762 orang.
Artinya, kabupaten ini masih
membutuhkan 177 guru kelas. Hal
tersebut berbanding terbalik jika
melihat distribusi berdasarkan
kecamatan. Ada dua kecamatan yang
mengalami kelebihan guru kelas, yaitu
Kecamatan Bukit (+10) dan
Kecamatan Wih Pesam (+4).
Kecamatan lainnya kekurangan guru
kelas. Kecamatan Pinto Rime Gayo (-
56) dan Kecamatan Permata (-37)
mengalami kekurangan guru kelas
terbanyak.
Pada tingkat SMP, dari total
guru SMP (PNS), tersedia 512 guru
dari kebutuhan 449 orang (+ 63).
Tetapi, menurut tim tersebut, bila
dilihat per mata pelajaran, kelebihan
guru sangat bervariasi. Kelebihan guru
terbanyak adalah guru IPA dan guru
pendidikan agama Islam (PAI).
Isu strategis PPG di kabupaten
itu adalah terjadi kekurangan guru
kelas dan PAI serta kelebihan guru
penjas di tingkat SD. Pada tingkat SMP,
kelebihan guru mapel dan kekurangan
guru TIK, muatan lokal, dan sosbud.
Secara keseluruhan, kecukupan guru
pada level sekolah tidak merata.
”Perbub ini menjadi payung hukum
dalam implementasi hasil analisis data
dan rekomendasi tim PPG untuk
menata kembali distribusi guru di
Bener Meriah,” kata Bupati Ruslan.
(Tmk/Anw)
Budaya Baca di SMPN 1 Pekan Badaengembangan budaya baca di Psekolah yang didukung USAID
PRIORITAS mendapat apresiasi
positif dari sekolah. Salah satunya,
SMPN 1 Pekan Bada, Aceh Besar.
Untuk mendukung kebijakan
pemerintah dalam menerapkan
pendidikan yang Islami di Aceh,
dibutuhkan ide-ide kreatif kepala
sekolah. Muhardi SPd, MPd adalah
salah seorang kepala sekolah yang
berpikir cerdas untuk menumbuhkan
minat baca siswa. Kiatnya tidak dengan
hamparan dan susunan buku bacaan,
melainkan kitab suci Alquran.
”Lima belas menit membaca
Alquran setiap pagi sebelum memulai
pelajaran di dalam kelas mampu
menumbuhkan karakter yang positif
bagi siswa dan mendorong kebiasaan
siswa membaca Alquran,” kata
Muhardi. Fasilitator USAID
PRIORITAS ini menjelaskan, pihaknya
mampu mengumpulkan 400 Alquran
dalam waktu singkat. ”Kami tidak
mewajibkan siswa membawa Alquran.
Seluruh kelas telah terisi Alquran
dalam waktu singkat yang kami
peroleh dari hibah para guru, komite,
dan donatur masyarakat. Sangat mudah
dan cepat jika kita mempunyai niat dan
keinginan yang baik,” kenangnya.
Hal serupa dialami Fatimah
A.B., salah seorang guru di SMP
tersebut. ”Jika guru terlambat masuk
beberapa menit pada jam pertama,
para siswa berinisiatif membaca
Alquran secara bersama,” katanya.
”Guru yang masuk pada jam pertama
secara otomatis mengoordinasi siswa
membaca secara bergantian. Sejauh ini
kami tidak menemukan kendala karena
salah satu syarat masuk menjadi siswa
SMP ini harus mampu membaca
Alquran,” jelasnya.
Sebagai kepala sekolah
teladan Provinsi Aceh tahun 2014,
Muhardi berharap agar keberkahan
ilmu diperoleh siswa yang mengawali
aktivitas dengan mambaca Alquran.
Untuk terus memotivasi dan
membiasakan membaca Alquran, siswa
yang mampu membaca dengan baik di
setiap kelas diberi penghargaan khusus
oleh sekolah. ”Yang kami lakukan di
sekolah ini hanya sepenggal
pengabdian kepada Tuhan,” sebutnya.
Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani bersama CoP USAID PRIORITAS Stuart Weston
Kelompik siswa di SMP 1 Pekan Bada membaca Alquran 15 menit sebelum belajar
Foto
: Wir
a D
harm
a/ M
E A
ceh
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Kom
unik
asi
8
Edisi VII / Maret - Mei 2014
Ketua TKPPA: Pemerintah Aceh Perlu Gambaran Pemerataan Guru
Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi: Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl. Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran: [email protected]
Ketua TKPPA dan Asisten 2 Sekda Aceh Azhari Hasan SE, MSi
sudah dapat diprediksi
kelebihan/kekurangan guru di Aceh,”
paparnya.
Sementara itu, beberapa
peserta memberikan masukan. Di
antaranya, peserta memandang
perlunya peraturan gubernur untuk
PPG. ”Dengan begitu, ada kejelasan
untuk peningkatan kualias guru,” tutur
Drs Irhamuddin, salah satu peserta.
Peserta lainnya, Sofyan A. Gani,
memandang perlunya lembaga
peninjau jumlah guru dan anggaran.
”Aceh memiliki 39 LPTK yang
menghasilkan guru. Sepatutnya ada
sebuah lembaga yang meninjau berapa
jumlah guru yang dibutuhkan, berapa
anggaran yang harus dikeluarkan untuk
membiayai guru, dan hal lainnya yang
berkaitan dengan itu,” jelasnya.
kabupaten/kota. Hal tersebut
disampaikan Ketua Tim Koordinasi
Pembangunan Pendidikan Aceh
(TKPPA) Azhari Hasan SE, MSi pada
kegiatan provincial policy, planning, and
coordination workshop (23/5) di
Banda Aceh. Ia menegaskan perlunya
gambaran atau analisis penyebaran
guru di daerah tingkat II. ”Apalagi,
program ini dilaksanakan untuk
mendukung peraturan bersama lima
menteri yang waktu implementasinya
semakin dekat,” tegas Asisten 2 Sekda
Aceh tersebut. Menanggapi telah
selesainya analisis PPG di dua
kabupaten mitra USAID PRIORITAS,
beliau menjelaskan bahwa hasil itu bisa
menjadi contoh. ”Dengan dua sampel
kabupaten yang telah dianalisis PPG
oleh USAID PRIORITAS, tentunya
ntuk mengatasi penumpukan
Uguru di daerah perkotaan,
Pemerintah Aceh memandang
perlunya dilakukan penataan dan
pemerataan guru (PPG) di 23
Sekda Abdya: Pemerataan Penting bagi Guru
Seuramoe PRIORITAS Edisi VII / Maret - Mei 2014
ekda Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Drs Ramli Bahar
Smendukung dilakukannya penataan dan pemerataan guru
(PPG) di daerahnya. ”Setelah adanya hasil nanti, segera kita
tindak lanjuti,” jelasnya dalam kegiatan sosialisasi PPG di kabupaten
tersebut (23/5). Sekda juga mengapresiasi tahapan analisis PPG yang
melibatkan staf dinas pendidikan serta Kemenag tersebut. ”Rencana
program PPG ini sangat lengkap. Saya harap dapat melibatkan
kembali seluruh stakeholder pendidikan pada saat tahapan
perumusan isu-isu stategis dalam menentukan alternatif atau
kebijakan apa yang akan kita pilih setelah adanya hasil dari analisis
tersebut. Perlu diingat bahwa analisis ini sangat penting bagi para
guru bersertifikasi karena untuk memenuhi jam mengajar,” jelas
Sekda di hadapan Komisi D DPRK, dinas pendidikan, Kemenag,
bappeda, BKPP, pengawas sekolahm dan komite sekolah yang hadir
pada kegiatan itu.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRK Tgk Idris
menegasnya perlunya dukungan dinas pendidikan dan Kemenag
untuk memberikan data kepada tim PPG. ”Dengan begitu, dari hasil
analisis ini, nanti dapat dikeluarkan kebijakan yang benar bagi para
guru,” tegas Tgk Idris. Program yang dirancang untuk mendukung
peraturan bersama lima menteri, Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 8 tersebut
akan dilaksanakan selama empat bulan. Proses untuk menghasilkan
analisis yang akurat berdasarkan data itu diakhiri dengan uji publik
atau pemaparan hasil analisis untuk pengambilan kebijakan pada
tingkat kabupaten.
Pidie Jaya Kelebihan Guru PAI
Pendidikan Agama Islam. Dampaknya sertifikasi
menjadi tidak terbayar karena guru kekurangan
jam mengajar, “ jelas Kakankemenag saat
menghadiri sosialisasi program Pemetaan dan
Pemerataan Guru di Pidie Jaya. Dia juga
menjelaskan untuk saat ini masih kurangnya
guru madrasah mendapatkan pelatihan.
“Pelatihan sangat perlu bagi guru untuk
meningkatkan kapasitas diri yang akan
berdampak pada pembelajaran dan anak, tetapi
pelatihan bagi guru madrasah masih sangat
terbatas oleh karenanya kami berharap USAID
PRIORITAS dapat melibatkan madrasah lebih
banyak lagi dalam pelatihan-pelatihan guru,'
harapnya.
epala kantor KKemenag Pidie jaya
M. Iqbal, M.Ag.,
menjelaskan saat ini terjadi
kelebihan guru di
madrasah. “Saat ini terjadi
kelebihan guru di
madrasah terutama guru
Kunjungi kami di:
www.prioritaspendidikan.org
M. Iqbal, M.Ag
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Kom
unik
asi