SETIA magz #2 juni 2015

17
Setia Magazine | Juni 2015 | 1

Transcript of SETIA magz #2 juni 2015

Page 1: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 1

Page 2: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 3Setia Magazine | Juni 2015 | 2

“Torehan kecil kami,mengawali diri kami untuk

berkarya”~Pejuang Senyum

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa kini ter-bitlah majalah Setia Magz edisi

kedua yang mengakumulasi karya-kar-ya adik panti asuhan di Yogyakarta. Tema yang diambil dalam majalah kali ini adalah “Bersyukur Kepada Allah”. Sungguh bahagia melihat antusiasme adik-adik panti asuhan untuk menun-jukkan karyanya melalui majalah Setia Magz. Dengan kesungguhan hati adik-adik panti asuhan untuk berkarya, di-harapkan dengan terbitnya majalah Se-tia Magz yang kedua ini adik-adik panti asuhan lebih termotivasi untuk berkar-ya khususnya di bidang kepenulisan.

Keberhasilan penerbitan majalah ini tidak terlepas dari peran Senyum Community sebagai salah satu so-cial role dari komunitas tersebut ser-ta Tim Seribu Mimpi yang berse-mangat untuk menggali karya-karya kreatif adik panti asuhan. Seribu mimpi beraksi wujudkan mimpi!

SALAM REDAKSIPelindungAllah SWT

Penanggung JawabDwi Wahyu Arif N

Pimpinan RedaksiSariyatul Ilyana

Sekretaris RedaksiLintang Arso Kusuma

LayouterAkhmad FakhrurroziAndika Satya Wisnu

EditorNur FitrianaDiah Puspita Finlam N.S Dian Saputri

KontributorMuhammad Asri SSahabat SenyumPA Al FadhilahPA Al-IslamPA Mafaza PA KhaerunnisaPAY Putri IslamPA Nurul Haq

Page 3: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 5Setia Magazine | Juni 2015 | 4

Daftar Isi.

03 Salam Redaksi

05 Salam Senyum

Agenda Senyum 23Galeri Senyum 24Kata Motivasi 26

Vocabulary 27Komik 29

Ruang Berbagi 3006 Cerpen

10 Puisi

18 Sahabat Senyum

20 Pantun

21 Artikel

Karya:

Salam Senyum.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin...Senyum Community sebagai social enterprise yang berfokus pada

pendidikan dan pemberdayaan pemuda. Komunitas ini terdiri dari kaum muda yang berinisiatif untuk berkontribusi dalam perbaikan kualitas pendidikan anak, khususnya bagi mereka yang kurang beruntung (ya-tim/dhuafa). Senyum Community yang telah ada sejak 6 tahun lalu, kini telah melakukan berbagai program yang membantu pendidikan dan meningkatkan potensi anak yatim/dhuafa. Visi yang ingin dicapai oleh Senyum Community adalah Senyum Community dapat menjadi social enterprise terdepan dan terpercaya dalam mendidik dan memandirikan generasi muda Indonesia untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.

Majalah Setia Magz yang diterbitkan ini merupakan outcome dari pro-gram #Semangatmenulis. Dengan terbitnya majalah Setia Magz, Senyum Community berkontribusi untuk meningkatkan minat dan bakat anak-anak panti asuhan untuk berkarya khususnya di bidang kepenulisan.

Presiden DirekturSenyum Community

Dwi Wahyu Arif N

Page 4: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 7Setia Magazine | Juni 2015 | 6

Karya Anak Panti Asuhan

Sepatu kembarCerpen

Oleh: Della Puspitasari (PA Darunnajah)

“Ting... tong... terdengar suara bel rumah dibunyikan. Aku segera beranjak dari depan TV.

“Akhirnya yang kutunggu da-tang juga”. Gumamku dalam hati.

Aku membuka pintu memas-tikan bahwa yang datang adalah Nita, sahabatku. Sejak kecil hingga kini kami telah berada di bangku SMA N 5 Yogyakarta. Banyak yang bilang bahwa kami adalah anak kembar. Bagaimana tidak, di setiap ada aku pasti ada Nita. Bahkan secara tidak sengaja nama kami hampir sama. Nita anggraeni itulah nama lengkap sahabatku. Sedang-kan namaku adalah Nina anggrae-ni. Mirip kan? Padahal kami bukan-

lah orang yang terlahir dari rahim yang sama. Hanya saja kakek dan nenek kami sama, yaitu Adam dan Hawa. He... he...

“Kenapa lama sekali sih kamu?”. Lontarku kepada Nita setelah memastikan bahwa yang datang adalah Nita sahabatku.

“Maaf, tadi aku cari domp-etku tapi gak ketemu-ketemu. Eh ternyata malah sudah di tas”. Jawabnya tanpa rasa salah.

“Iiiih, kebiasaan deh, masih muda pelupa apalagi kalau sudah tua?”. Jawabku asal.

Aku segera mengambil tas dan langsung melesat keluar rumah bersama Nita. Kami sudah

sepakat ingin pergi jalan-jalan sam-bil membeli sepatu. Butuh waktu yang lumayan lama untukku bisa membeli sepatu atau kebutuhan lain yang ku inginkan. Karena aku bukanlah orang yang kaya, namun aku berusaha untuk memenuhi kebutuhanku dengan menabung, mengumpulkan sedikit demi sedikit uang saku yang diberikan oleh orang tua. Mungkin aku bisa mengumpulkan uang dengan cepat tetapi aku harus rela tidak jajan. Bukankah sebuah keinginan yang harus kita capai itu membutuhkan pengorbanan?.

“Nina, ayo busnya sudah keli-hatan tuh”, kata Nina membuyarkan lamunanku.

Terlihat bus berwarna kuning melaju ke arah kami dan berhen-ti tepat di depan kami. Dengan segera kami naik ke dalam bus. Wusss... busnya pun melaju dengan kencangnya hingga badan ini ter-goncang ke arah belakang lalu ke depan dan ‘duk’ oh ternyata jidat ini mencium kursi. Nita yang berada di sampingku yang sedari tadi mem-perhatikan hanya mampu tertawa.

“Ah dasar, sahabat yang kejam”, gumamku dalam hati, yang pasti-nya tidak terlontar dari dalam lubu k hati.

Sepuluh menit kemudian kami sampai tujuan. Langsung saja kami segera turun dari bus. Udara terasa begitu panas ditambah bisingnya kendaraan yang lalu lalang di hada-pan kami. Bola mata ini menuju

satu titik. Spontan kami langsung menuju etalase yang telah di pa-jang beranekaragam sepatu. Kami langsung memilah-milah sepatu yang cocok untuk kami.

Cukup lama kami memilih sepatu akhirnya aku mendapatkan sepasang sepatu yang menurutku bagus dan cocok untukku.

“Nit, bagaimana dengan ini?”, tanyaku pada Nita sembari menyo-dorkan sepasang sepatu berwarna merah.

“emm... bagus sih, tapi...”“Tapi apa?”, tanyaku memo-

tong komentarnya.“Tapi itu warnanya terlalu

mencolok deh, aku kurang suka”, tambahnya.

“Oke akan ku cari lagi yang lebih bagus. bagaimana dengan-mu? Apakah kamu sudah mene-mukan yang cocok?”, tanyaku yang selalu peduli terhadap sahabat.

“emmm... belum. Terlalu ba- nyak pilihan, aku bingung”, jawab-nya sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

“Oke, kamu pilih salah satu saja atau salah dua nanti kau bisa meminta pendapatku kok, santai saja gratis tapi pulangnya nanti traktir aku bakso ya.. hehe”, canda-ku pada Nita.

Seperti itulah keakraban kami. Bahkan kami sering bercanda kele-watan. Tetapi kami tidak pernah marah, karena kami saling mema-hami satu sama lain. Itulah yang menjadikan persahabatan kami

Page 5: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 9Setia Magazine | Juni 2015 | 8

abadi dan selalu terkenang indah seperti bunga sakura yang berme-karan.

“Yee, sama saja, itu namanya tidak gratis”, lalu Nita mengalihkan pandangannya ke deretan sepatu lagi.

Hap, aku melihat sesuatu yang menarik. Sepatu itu telah mem-buatku jatuh hati. Apalagi warnanya purple, warna yang menjadi favorit-ku. Dengan penuh kecekatan aku mengambil sepatu itu yang berada tak jauh dari Nita berdiri.

“Nita bagaimana kalau ini?”, dengan bangga aku meminta pen-dapat karena aku yakin Nita juga bakalan suka dengan sepatu ini.

“Wah... aku suka ini!”, kata Nita sambil merebut sepatu yang bera-da di tanganku.

“Eh.. tidak bisa. Ini aku yang menemukan pertama kali, jadi ini milikku”, sontakku seraya mengam-bil alih sepatu itu.

“Oke, oke. Itu milikmu, seka-rang bantu aku cari lagi seperti itu”, katanya agak menggerutu.

“baiklah”.Petualang antara kami telah

dimulai. Satu menit, dua menit, tiga menit, dan sudah satu jam kami mencari sepatu yang sama sep-ertiku namun tak kami temukan. Dengan rasa sedikit kecewa kami menanyakan masihkah ada sepatu yang seperti aku temukan. Namun yang diucapkannya “Maaf mbak sudah habis, tinggal satu ini”, rasa kecewa pun bertambah.

Aku tidak tega melihat Nita yang wajahnya seperti jeruk yang sangat kecut. Petualang kami tidak berhenti disini, kami terus men- carinya. Tetapi kondisi kami sudah lelah ditambah kami harus mengejar waktu agar nanti tidak tertinggal oleh bus. Karena biasanya kalau jam empat sore tidak ada bus yang melewati jalur sini. Kalau kami melanjut-kan pencarian pasti kami akan berjalan sejauh sepuluh kilo meter un-tuk sampai ke rumah-ku. Dan aku tidak mau itu terjadi.

“Nit, cari yang lain saja, sudah hampir jam empat nih, kurang sepuluh menit lagi lho”, kataku memberi nasehat.

“Ah, tapi aku ingin sepatu seperti itu, apalagi warnanya ungu”, keluh Nita.

Kami memang mempunyai kesukaan yang sama termasuk dalam warna, kami sama-sama menyukai warna ungu.

“Plis ini buat aku ya”, rengek Nita kepadaku dengan tampangnya yang begitu melas.

“Tapi ini kan aku dulu yang menemukan”, argumenku.

“Ayolah pliss”Aku tidak tega melihatnya.

Dengan berat hati aku menyodor-kan sepatu itu kepada Nita.

“Nih buat kamu”.“Serius?”, kata nita dengan wa-

jah yang berbunga-bunga.“Mungkin ini belum rezekiku”

kataku dalam hati.“Ah, aku gak enak sama kamu”,

kata Nita. Seperti itulah jawabku. Namun Nita juga tidak tega meli-hatnya.

“Aku ikhlas kok ngasihnya. Besok aku bisa beli lagi. Aku tidak jadi beli sekarang”, seperti itu-lah jawabku. Tapi Nita juga tidak merasa enak melihat wajahku yang tampak begitu murung. Namun aku meyakinkan kepada Nita dan diriku sendiri bahwa ini belum saatnya aku beruntung dan mungkin Allah telah merencanakan sesuatu yang lebih indah.

Akhirnya kami pun sepakat Nita lah yang membeli sepatu ini.

“Nit, aku ke toilet sebentar ya”, pamitku pada Nita saat hendak keluar dari kota.

Tidak menunggu terlalu lama hanya tujuh menit kamipun berge-gas pulang. Nita tidak henti-hentin-ya berterimakasih kepadaku dan berdoa semoga aku diberi imbalan yang lebih.

Namun aku hanya mampu tersenyum saja seraya berkata, “Doamu sudah terkabulkan oleh

Allah, Nita”. Tapi itu hanya cukup ku ucapkan dalam hati. Akan kuberi dia kejutan bahwa aku juga membeli sepatu yang sama, saat aku ke toilet aku dipanggil oleh mbak penjaga toko dan menawar-kan sepatu yang sama. Langsung saja aku mengiyakan ditambah lagi aku mendapatkan diskon 30%.

Sungguh, luar biasa rencana Allah apabila kita ikhlas mem-berikan apa yang kita cintai dan mensyukuri atas apa yang diberi-kan oleh-Nya, niscaya Allah akan membalasnya dengan yang lebih baik. dan itu memang terjadi da-lam diriku, inilah bukti nyata atas janji-Nya.

Jika kamu berbuat ikhlas kepada orang lain, percayalah ia akan kembali pada-mu dengan cara yang tak terduga.

Page 6: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 11Setia Magazine | Juni 2015 | 10

PUISI

Cahaya di ujung senja itu pudarTerpecah diantara kepingan angkasaBerpendar menembus semestaMerayap pada setiap masaMenerpa tiap celah udara

Angin membawa aliran kataMerangkai penuh dalam sukmaMenjuntai indah alunan nadaMengelilingi hening antariksa

Kilauan sang rembulanMerenggut segenap keremanganIndahnya menyaput jiwaBersinar bagai permataMemancar disetiap penjuru dunia

Inilah sebuah panoramaNyata dalam semesta

Melodi Sang MalamOleh Ratna Sari – PA Darun Najah

Ketika mentari menarik kembali sinarnyaKetika warna senja memberikan maknaMakna keagungan dan kekuasaan-NyaKetika Dewi Malam memainkan jemarinyaDi atas bunga-bunga di taman nan elokKu pun hanya termenung dalam kebisuan malamKu renungi dan ku resapiBegitu indahnya panorama alamKupejamkan mataku ke gemerlapan bintangMerajut sunyiDalam diam semesta

Begitu pesona alam yang sangat menawanHatipun tlah terpikat oleh alam yang kian mempesonaDalam tapa indah bersama-Nya

Tiba-tiba tapa panjang itu terpecahkanOleh kicau burung bersayap indahSeakan berebut tasbih akan keagungan-NyaRinai hujan bagaikan melodiMampu menembus heningnya fajar

Tak sadarkan diriDoa dengan menyisakan sebutir air beningDari mulut lensakuHatipun berkata penuh maknaTeriring kedamaianKarena terpaan angin yang menyusup ke setiap sendi sungguhHanya dengan kesempurnaan tangan-NyaPesona alam Kau ciptakanSedemikian megahnya

Pesona AlamOleh Futichat Nazilaturrizqi – PA Darun Najah

Page 7: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 13Setia Magazine | Juni 2015 | 12

Un-titleOleh Ika Nurjanah – PA Darun Najah

Yang hambar ialah yang kasat mataBukan tipuan melainkan ini nyataLayaknya hidung yang menghirup O2Yang tidak dapat dilihat apalagi dirabaEngkau memberikannya tanpa dipungut biayaSemua nikmat yang telah aku terimaBisakah aku menghitungnya dengan rumus fisika?Atau matematika yang dapat dipecahkan dengan angka?Sungguh Engkau Maha CendekiaEngkau sajikan keindahan fatamorgana duniaEngkau ciptakan bumi beserta perputarannyaJuga seluruh jagat raya serta seisinyaDengan Kun Faya Kun terjadilah semuanyaTak lupa Engkaupun menyediakan tempat yang tertataTapi Engkau menyediakan tempat yang nistaWahai Rabb, Tuhan Penguasa Jagat RayaBukan dunia fana yang ku pintaMelainkan ketulusan akan Ridho-NyaSyukur dengan tahmid yang ku bisaAtas semua yang telah Engkau karunia

FatamorganaOleh Iin Hidayati – PA Darun Najah

Ayah...Peluhmu menitik menghiasi tubuhmuDesihan nafasmu menjadi iramamuKobaran semangat mengiringi jejak langkahmuSenandung suci menemani disetiap sujud-sujud mu

Semangat yang tak pernah padam dengan siraman kehidupan fatamorganaTuk gapai indah di cakrawalaAda asa tuk yang dicintaDalam dunia dan akhiratnya

Rintihan pilu yang membuatnya majuHarapan tuk dapat irama nan syahduAyah...Tak mampu ku pakaikan mutiara dalam lehermuTak mampu ku pakaikan mahkota indah di kepalamuYang ku mampu lantunkan kata dalam kalimat disetiap ku mengingatmu

Ayah...Maafkan dan terima kasih atas segalanyaPeluhmu, desihan nafasmu kan menjadi saksiPengorbanan dan perjuangan yang tak terlupaKan menggapai kebahagiaan yang abadiDalam genggaman yang Dia ciptakan

Page 8: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 15Setia Magazine | Juni 2015 | 14

Ketika Kau memberiku banyak nikmatAku hanya menikmati sajaAku lupa, aku lupaAku lupa untuk bersyukur pada-MuAku bisa hidupMempertahankan kehidupanItu semua nikmat yang ber-hargaEngkau Yang Maha KasihKetika aku dilanda kesakitanKau yang menyembuhkanKetika aku dilanda kesepianKau yang menghiburKetika aku dilanda kesusahanKau yang memberi jalanMaafkan akuYang sering lupa pada-MuMemang, rasa syukur hanya untuk-Mu

Bersyukur kepada allahOleh Ernawati Vita Diana – PA Darun Najah

Menanti Mentari PagiOleh Naila KunarifahBOLeHKaH aKU

BerSYUKUr?Oleh Rafliyanto – PA Mafaza

Pernahkah kau rasakan dinginnya embun ketika panas menyerbu?Pernahkah kau pandangi langit luas berwarna biru?Aku yakin kau tak pernah berseruKetika kau pandangi semua ituKau lalai...!Indah yang kan selalu megahCantik dan kan selalu apikYa aku yakin kau lalai...!Kau tak pernah tuliKau tak pernah bisuLalu nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakanKetika semuanya terenggut bak ca-haya terangi kitaCepat kilat tiada taraJelas, kau hanya terpaku tak percayaSujud syukur ku padamu Ya RabbiAtas nikmat kehidupan yang kau beriPenguasa langit dan bumiYang tak pernah matiWalau kiamat terjadi berkali-kaliLalu...?Bolehkah aku bersyukur kepada-Mu Ya Rabb?

Setiap pagi selalu ku sapa pagiMeskipun hanya sedikit waktuCukup bagiku mengobati rinduApalagi cahayamu seolah menembus kalbuAku bahagia jika pagi ini engkau ada

Bila malam menjelangRasa resah, gelisah, kembali menyerangAku ingin pagi segera datangAgar diriku kembali tenang

Sebentar lagi, hujan menghampiriDerasnya hujan menghalangi sang mentariAwan kelabu menutupi cahayamuDan aku hanya bisa termangu

Hai mendung, jangan sembunyikan matahariAku peduli, meski kau punya hak untuk menghalangiSegeralah menyingkir, agar aku bisa bernyanyiMenghibur matahari, agar kembali bersinar lagi

Page 9: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 17Setia Magazine | Juni 2015 | 16

Mengikhlaskannya, walau men-yakitkan

Oh ayah dan ibukuMaafkanlah anakmu

Di sini aku selalu merindukan kalianRindu akan belaian tanganRindu akan sebuah pelukanDan rindu akan sebuah senyu-manPenanda kebahagiaan

Terima kasih ayah dan ibukuKasih sayang yang telah kalian berikan padakuPengorbanan kalian meneteskan peluh di kebahagiaanku

Tuhan, lindungi ayah dan ibukuDalam doaku ini ku berseruAku selalu berharap kalian agar tetap bersatuMenjalin suatu hubungan yang menentu

Andai kalian tahuDiri ini selalu terbelengguHati ini membekuMulut ini selalu membisuFikiranku kosong tanpa kehadir-anmuOh ayah, ibukuKerinduanku padamu...

Tak terbayang lara hati yang me-mecutMemecut dengan duri dan kerikilTapi, dalam tangis ini aku yang berakalSelalu berjanji dan berbaktiTak mungkin akan ku biarkanNamun ku tangkap di saku hati yang tebalSemuanya berkata “ku kembalikan”Tak secepat burung terbangNamun, selamban keong berjalanDengan penuh khidmat dan syukurTak dapat ku sesaliKarena selalu bersuara dalam hatiBahkan naik ke bibirIngin ku curahkan pancaran air keruhTentram menjadi lebih beningApa daya, tak kuasa melangkahMelangkah pada penderitaanSelalu tertawa dalam hati yang sedihDan sedih saat semua tertawaAkhirnya ku termenungDalam suasana dalam gelap gulitaSepi, seperti mati dalam sendiriMenunggu keadilan mendatang

Seorang DiriOleh Rifqi Fauzi – PA Mafaza

Di tengah-tengah heningnya malam yang sudah kelamKu teringat kenangan yang mem-bekas luka dalam-dalamHati ini yang selalu merasa geramDengan kehidupan ini yang begitu suram

Ayah...Mengapa engkau pergi?Tega meninggalkan kamiAndai ayah tahu, kami selalu menantiKehadiran ayah di sisi diri ini

Ibu...Mungkin ini yang terbaik untukuMenjalani hidup tanpa sosok ayah di sisikuApapun keputusanmuMungkin itu yang terbaik untukku

Ayah dan ibuku yang kusayang

Dulu, aku belum mengerti arti sebuah perceraianNamun, kini ku tersadar akan sebuah perasaanPerasaan yang sangat terluka secara perlahan-lahanYang hanya bisa ku hadapi dengan sebuah tangisanDan ini adalah kenangan terpahit yang tak terlupakan

Ayah dan ibu yang kucintaiKuingin terbang membawa luka iniAgar tak ada kesedihan lagi di hatiDan agar luka ini dapat terobatiMengapa kejadian itu, selalu terin-gat dalam fikiran iniKejadian yang telah menghancur-kan semuaHal indah yang dulu aku miliki

Ku ingat saat ayah pergi tanpa sedikitpun olesan senyumNamun, mengapa dulu ibu mer-elakannya dengan begitu ranum?Aku hanya bisa terdiam

Un-titleOleh Sri Sukmawati – PA Al-Islam

Puisi

Page 10: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 19Setia Magazine | Juni 2015 | 18

Ryo Widayat Pratama adalah anak pertama dari pasangan Bapak Triono dan Ibu Biratinah. Rio la-hir di Sleman 8 Januari 2000. Meskipun kehidupannya sederhana, Rio bahagia tinggal bersama keluarganya. Setiap hari ayah Rio harus bekerja menjadi tukang tambal ban yang tempat beker-janya tidak jauh dari kediaman mereka.

Semangat Menuntut Ilmu di Setiap Putaran Roda Sepeda

Rio adalah anak yang cukup unik. Ia sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan bersepeda. Beberapa tahun lalu saat aku masih duduk di sekolah dasar, Rio mengalami kecelakaan. Rasa nyeri sering ia rasakan di sela-sela aktifitas terutama apabila Rio kelelahan setelah beraktifitas. Sekarang ini diakui Rio ia harus rajin belajar terutama dua pelajaran yang aku anggap pelajaran yang terbilang susah. “Namun aku tidak boleh menyerah, aku akan belajar rajin sebagai modalku menggapai cita-citaku yang ingin menjadi pengusaha sukses,” tuturnya.

SenyumSahabat SMILE

Quotes

A warm smile is the universallanguange of kindness.

- William Arthur Ward -

Page 11: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 21Setia Magazine | Juni 2015 | 20

Sudahkah Anda berbagi hari ini? mungkin pertanyaan ini per-nah Anda temukan di stiker atau tempelan lainnya. Berbagi yaitu memberikan sesuatu kepada orang lain dengan ikhlas

dan tidak mengharapkan imbalan. Berbagi disebut juga dermawan. Lawan kata dari dermawan yaitu

kikir. Kikir adalah akhlak tercela yang disebabkan oleh jiwa yang buruk dan hati yang gelap. Arti lainnya yaitu enggan memberikan hartanya kepada orang lain karena takut hartanya habis. Sifat kikir ini juga dise-but pelit atau bakhil. Balasan bagi orang yang kikir yaitu akan disem-pitkan rejeki dan kuburannya. Alangkah pendihnya azab Allah SWT kepada orang yang kikir. Setelah mengetahui azab Allah, apakah Anda akan menjadi orang yang kikir?

Pastilah tidak, maka dari itu kita harus saling berbagi dengan sesama. Menurut Ensiklopedia Muslim Minhajul Muslim dalil yang menjelaskan tentang dermawan yaitu Qs. At Taubah (103) yang ber-bunyi:

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

Sucikan Diri dengan Berbagi By: Dwi rahmawati (PP Al Fadhilah)

PantunOleh Viyani (Darunnajah)

Minum kopi campur es buahMakan sate pakai lontongHidup akan terasa indahBila berbagi dan menolong

Masak terong campur teriDitambah terasi jadi asinTiada orang hidup sendiriPasti butuh orang lain

Kawan-kawan mari sini Di seberang jalan banyak kayuHormati orang tua sejak diniUmur seseorang siapa yang tahu

Dibalik pintu ada sekatSekatnya dicat warna coklatIngat dunia ingat akhiratInsyaallah hidupnya selamat

Beli batik di PekalonganPulangnya mampir ke BekasiMaha Suci Tuhan yang mencip-takanAlam raya dan segala isi

Page 12: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 23Setia Magazine | Juni 2015 | 22

kamu membersihkan dan menyucikan mereka....”Maka dari itu, marilah kita menjadi orang baik dengan mem-

bersihkan harta kita. Orang baik ada dua macam, yaitu:1. Orang yang kaya harta tapi dibenjalakan di jalan Allah2. Orang yang diberi ilmu dan dia mengajarkan ilmunya ke orang

lain.

Membelanjakan harta di jalan Allah ialah membelanjakan dengan aturan-aturan Allah (Al-Quran dan Sunnah), termasuk mem-biayai hidup keluarga, zakat, infaq, dan menafkahi orang tua.Bentuk-bentuk kedermawanan yaitu:1. Seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain tanpa

mengungkit-ungkitnya lagi.2. Pemberi infak berinfaq tanpa berlebih-lebihan dan tidak kikir.

Maksudnya bersedekah dengan memperhatikan keluarga. Con-tohnya bersedekah seluruh hartanya sehingga keluarganya kekurangan, hal tersebut tidaklah benar.

3. Orang yang tidak mampu dan ia berderma dengan senyuman.

Dari contoh-contoh diatas ternyata berbagi itu tidak harus dengan uang atau harta, akan tetapi bisa dengan ilmu, tenaga, dan senyuman. Terlepas dari contoh-contoh diatas, ada juga manfaat dari berbagi yaitu:1. Menyambung tali silaturrahmi2. Dilapangkan rezekinya3. Membantu kesulitan orang lain4. Disenangi orang lain5. Dijauhkan dari api nerakaSubhanallah, begitu besarnya manfaat dari berbagi. Maka dari itu, marilah kita semua saling berbagi dengan sesama, agar harta yang kita punya menjadi barokah. Amiin... a agenda senyum

7Juni

5Juli

September

15-17Agustus

Pra-SCR 2015 Program Senyum Ceria Ramadhan (SCR) merupakan program safari buka bersama di panti asuhan. Pada tahun 2015, Program SCR diadakan dengan melibatkan 5 Panti Asuhan, yaitu: PA Al Quddus, PA Al Qahaar, PA Putra Muhammadiyah, PA Darul Ulum, PA Nurul Yasmin. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu Pelatihan Kewirausahaan dan SeMANGAT MENULIS #3. Pelatihan Kewirausahaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan produktifitas bagi anak-anak panti asuhan, sedangkan SeMANGAT MENULIS merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan ke-tiga kalinya untuk melatih anak-anak panti asuhan berkarya di bidang kepenulisan dan diwujudkan secara nyata dalam Setia Magz ini.

Acara Puncak Senyum Ceria Ramadhan (SCR) Puncak acara SCr akan dimeriahkan oleh penampilan pentas seni dari enam panti asuhan, pameran karya anak

panti asuhan, talkshow dari Wahyu Setiawan (atletik tuna netra internasional), motivaTalk Wahyu

Liz “Adaideaja”, dan buka bersama dengan 20 panti asuhan.

Wisata Impian Spesial Wisata impian ialah wisata yang diadakan untuk anak yatim atau dhuafa yang memiliki talenta di bidangnya.

SeMANGAT sukses

Page 13: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 25Setia Magazine | Juni 2015 | 24

gallerysenyum.

Page 14: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 27Setia Magazine | Juni 2015 | 26

“Quotes~

“ Aktif menulis dari sekarang, biar kau tahu nikmatnya mer-angkai kata-kata menjadi kalimat indah penuh makna. Menu-lis bukan hanya soal itu, yakinlah, menulis adalah cinta.”

Diyah Puspita Rini –

“Kebahagiaan tidak akan datang kepada mereka yang lupa bersyukur kepada Tuhannya. Bersyukurlah untuk setiap momen yang kamu rasakan dalam kehidupan.”

Nur Fitriana –

“Terkadang Tuhan mengenalkanmu dengan orang yang membuatmu menangis, agar engkau mensyukuri orang yang membuatmu tertawa.”

Mario Teguh –

“The art of writing is the art of discovering what you believe.”Gustave Flaubert –

Things Make You Grateful(Hal-hal yang membuatmu bersyukur)

Page 15: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 29Setia Magazine | Juni 2015 | 28

KOMIK Muhammad Faruq (PA Mafaza)

Page 16: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 31Setia Magazine | Juni 2015 | 30

ruang Berbagi.

Mau ikutan berbagi bersama Senyum?

Mau ikutan berbagi bersama senyum? Mau ikut serta mewujudkan para anak yatim/dhuafa? Mau tau caranya?

Caranya cukup transfer via no rek khusus kita :Bank Mandiri Yogyakarta 1370007480144 BNI Cab UGM Yogya 0225606051 BRI KCP UGM 216401001022502 BCA KCU Magelang 1220988496 a.n Dwi Wahyu Arif Nugroho

Jangan lupa sertakan kode donasi yaa...

Kemudian konfirmasi via sms ke 085729348588 dengan Format: DONASI PROGRAM_JUMLAH_ATAS NAMA_via BANK Contoh : DONASI paketsekolah_500.006_Savia_BRI

Kita tunggu ya partisipasinyaaa. Mari bersama meringankan beban saudara kita.

CP : Dwi Wahyu Arif N. HP/WA 089671650067 | 7D1F3009

Page 17: SETIA magz #2 juni 2015

Setia Magazine | Juni 2015 | 32

Senyum Community2015