Serumen

18

description

Serumen

Transcript of Serumen

Paramitha Kusuma 110.2008.188 Revi Eralita 110.2008.208 Sadiah 110.2008.227 Urfiarani 110.2008.258 Ayu Baryandina 110.2008.277 M. Fahrezha 110.2008.313 Nurlia 110.2008.333 Tugas Mahardhika 110.2007.280 Veronika 110.2007.283

DEFINISI SERUMEN

Serumen (earwax) adalah sekret kelenjar Sebasea, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga

Konsistensinya biasanya lunak dan kering

Pola pewarisannya bersifat autosomal dan tidak diketahui secara luas sampai tahun 1982 saat dilaporkan oleh Matsunaga

Ras Kaukasia memiliki probabilitas lebih dari 80% memiliki serumen yang basah, lengket dan berwarna madu, yang dapat berubah warna menjadi gelap bila terpapar

Ras Mongoloid termasuk Indian Amerika, lebih sering ditemukan fenotipe yang kering, bersisik seperti “beras”

Kedua varian tersebut tidak jelas hubungannya dengan kondisi-kondisi radang pada telinga luar.

Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan di daerah ini.

Konsistensinya dipengaruhi oleh :1. Faktor keturunan2. Iklim3. Usia4. Keadaan lingkungan

Serumen dapat keluar sendiri dari liang telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membran timpani menuju ke luar serta dibantu oleh gerakan rahang

FUNGSI SERUMEN

Serumen memiliki fungsi proteksi Serumen mengikat kotoran,

menyebabkan aroma yang tidak disenangi serangga sehingga serangga enggan masuk liang telinga

Berfungsi sebagai sarana pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana timpani

Serumen Juga berfungsi sebagai pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan pembentukan fisura pada epidermis

Penelitian menunjukan bahwa serumen basah atau kering memiliki efek bakterisidal yang sama. Efek bakterisidal diduga berasal dari komponen asam lemak, lisozim dan imunoglobulin dalam serumen

FAKTOR SUMBATAN SERUMEN Faktor yang menyebabkan serumen

terkumpul dan mengeras di liang telinga sehingga menyumbat, antara lain :

1). Dermatitis kronik liang telinga luar 2). Liang telinga sempit 3). Produksi serumen banyak dan kental 4). Adanya benda asing di liang telinga5). Adanya eksostosis liang telinga 6). Serumen terdorong oleh jari tangan

atau ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga

GEJALA SUMBATAN SERUMENGejala yang timbul akibat sumbatan serumenadalah : Pendengaran berkurang Rasa nyeri timbul apabila serumen keras

membatu dan menekan dinding liang telinga Telinga berdengung (tinitus) Pusing (vertigo) bila serumen telah menekan

membrane timpani, kadang-kadang disertai batuk oleh karena rangsangan nervus vagus melalui cabang aurikuler

Telinga terasa penuh Otophoni (seperti mendengar kata-kata

sendiri / bergema)

ASPEK KLINIS

Gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. Terutama bila air masuk ke telinga (sewaktu mandi dan berenang), serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran yang semakin buruk

Pada orangtua, serumen cenderung menjadi lebih kering oleh karena atrofi fisiologis dari kelenjar apokrin yang diikuti berkurangnya komponen keringat dari serumen

Bagian tersempit dari liang telinga terletak di tengah, pemakaian lidi kapas dapat mendorong serumen ke isthmus yang sempit dan menempel pada membran timpani, sehingga akan sukar dan sakit bila dikeluarkan

PENATALAKSANAAN SUMBATAN SERUMEN

Serumen dapat dibersihkan sesuai konsistensinya

Serumen yang lunak, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas (aplikator)

Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret. Apabila dengan cara ini tidak bisa, serumen harus dilunakkan dahulu dengan tetes karbolgliserin 10% selama 3 hari

Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong ke dalam liang telinga dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi) air hangat yang sesuai suhu tubuh. Sebelumnya, harus dipastikan tidak ada riwayat perforasi membran timpani

Serumen biasanya diangkat dengan sebuah kuret di bawah pengamatan langsung. Dilakukan dengan penerangan cermin kepala dan suatu spekulum sederhana. Irigasi dengan air memakai spuit logam khusus juga sering dilakukan. Namun harus dilakukan hati-hati agar tidak merusak membrana timpani

Walaupun dapat membahayakan, pembersihan serumen secara terus-menerus apalagi sampai dihilangkan seluruhnya justru akan merugikan.

DAFTAR PUSTAKA Adam G.L., Boies L.R., Highler P.A., BOIES

Buku Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamentals of Otolaryngology). Edisi 6. 1997. Balai Penerbit Buku Kedokteran EGC

Nurbaiti I. Prof, Dr., Sp.THT., Efiaty A.S. Dr., Sp.THT., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok. Edisi 5. 2004. Balai Penerbit FKU1, Jakarta.Guest