Serumen
-
Upload
hendri-saputra -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of Serumen
4. Serumen
A. Definisi
Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Ada dua tipe dasar, basah dan kering.1
B. Komposisi
Komponen utama dari kotoran telinga adalah lapisan kulit, dengan 60% dari kotoran telinga yang terdiri dari keratin, 12-20% rantai panjang asam lemak jenuh dan tidak jenuh, alkohol, squalene dan 6-9% cholesterol.2
C. Fisiologi Pembentukan
Serumen adalah hasil sekresi kelenjar sebasea, kelenjar cerumeninosa dan proses deskuamasi epitel pada bagian kartilaginea kanalis auditorius eksternus. Produksi cerumen pada dasarnya sebuah konsekuensi yang timbul dari anatomi lokal yang unik. Kanalis auditorius adalah satu-satunya cul-de-sac dari stratum korneum dalam tubuh. Oleh karena itu, erosi fisik tidak dapat secara rutin menghapus stratum korneum dalam saluran pendengaran.3
Serumen dapat ditemukan pada kanalis akustikus eksternus. Serumen merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula seruminosa yang bercampur dengan epitel deskuamasi dan rambut.1
D. Kelainan
Serumen tidak dibersihkan dan menumpuk maka akan menimbulkan sumbatan pada kanalis akustikus eksternus. Keadaan ini disebut serumen obsturans (serumen yang menutupi kanalis akustikus eksternus). Sumbatan serumen kemudian menimbulkan gejala berupa penurunan fungsi pendengaran, menyebabkan rasa tertekan/ penuh pada telinga, vertigo, dan tinitus.4
Sumbatan serumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dermatitis kronik, liang telinga sempit, produksi serumen yang banyak dan kental, adanya benda asing, serumen terdorong masuk kedalam liang telinga yang lebih dalam saat mencoba membersihkan telinga.4
D. Penanganan
Adanya serumen pada liang telinga adalah suatu keadaan normal. Serumen dapat dibersihkan sesuai dengan konsistensinya. Serumen yang lembek, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengair atau kuret. Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran timpani sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan dengan suction atau mengalirkan (irigasi) air hangat yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh.4
Indikasi untuk mengeluarkan selumen adalah sulit untuk melakukan evaluasi membran timpani, otitis eksterna, oklusi serumen dan bagian dari terapi tuli konduktif. Kontraindikasi dilakukannya
irigasi adalah adanya perforasi membran timpani. Bila terdapat keluhan tinitus, cerumen yang sangat keras dan pasien yang tidak kooperatif merupakan kontraindikasi dari microsuction.5
Mengeluakan serumen dapat dilakukan dengan irigasi atau dengan alat-alat. Irigasi merupakan cara yang halus untuk membersihkan kanalis akustikus eksternus tetapi hanya boleh dilakukan bila membran timpani intak. Perforasi membran timpani memungkinkan masuknya larutan yang terkontaminasi ke telinga tengah sehingga menyebabkan otitis media. Perforasi dapat terjadi akibat semprotan air yang terlalu keras kearah membran timpani. Liang telinga diluruskan dengan menarik daun telinga keatas dan belakang dengan pandangan langsung arus air diarahkan sepanjang dinding superior kanalis akustikus eksternus sehingga arus yang kembali mendorong serumen dari belakang. Air yang keluar ditampung dalam wadah yang dipegang erat dibawah telinga dengan bantuan asisten.5
Gambar 1. Irigasi Telinga
1. Adams et al. Serumen dalam BOIES Buku Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamentals of Otolaryngology) Edisi 6. Jakarta; EGC. 1997: 76-7.
2. Subha ST, Raman R. Role of Impacted Cerumen in Hearing Loss [homepage on the Internet]. 2006. Available from: http://www.thefreelibrary.com/Role+of+impacted+cerumen+in+hearing+lossa0154756157
3. Hawke M. Update on cerumen and ceruminolytics. ENT journal, Supplement #1, 2002.4. Soepardi E. Iskandar N. Bashiruddin J. Restuti R. Serumen dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 2010: 59-60.5. Wyk C. Cerumen Impaction Removal. Medscape. 2012. http://emedicine.medscape.com
/article/1413546-overview#showall