Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat...

download Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejahtera"

of 137

Transcript of Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat...

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    1/137

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    2/137

    PENERBIT PT KANISIUS

    Dhaksinarga BhumikartaTekad Gunung Kidul Mewujudkan

    Masyarakat Sehat dan Sejahtera

    Kasnodihardjo

    Yuana Wiryawan

    Nurillah Amaliah

    Nur Handayani Utami

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    3/137

    Dhaksinarga Bhumikarta, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan

    Masyarakat Sehat dan Sejahtera

    1015003043

    2015 - PT Kanisius

    Penerbit PT Kanisius (Anggota IKAPI)

    Jl. Cempaka 9, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman,

    Daerah Ismewa Yogyakarta 55281, INDONESIA

    Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011, INDONESIA

    Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349

    E-mail : [email protected]

    Website : www.kanisiusmedia.com

    Cetakan ke- 3 2 1

    Tahun 17 16 15

    Editor :

    Desainer isi : Oktavianus

    Desainer sampul : Agung Dwi Laksono

    ISBN 978-979-21-4378-2

    Hak cipta dilindungi undang-undang

    Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan

    cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit.

    Dicetak oleh PT Kanisius Yogyakarta

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    4/137

    Dhaksinarga Bhumikarta iii

    DEWAN EDITOR

    Prof. dr. Agus Suwandono, MPH, Dr.PH guru besar padaUniversitas Diponegoro Semarang, sekaligus Profesor Riset

    dari Badan Penelian dan Pengembangan Kementrian

    Kesehatan Republik Indonesia.

    Dr. Trihono, M.Sc Ketua Komite Pendayagunaan Konsultan

    Kesehatan (KPKK), yang juga Ketua Majelis Tenaga Kesehatan

    Indonesia (MTKI), sekaligus konsultan Health Policy Unit

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

    Dr. Semiarto Aji Purwantoantropolog, Ketua Dewan Redaksi

    Jurnal Antropologi Universitas Indonesia, sekaligus pengajar

    pada Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

    Polik Universitas Indonesia di Jakarta.

    Atmarita, MPH., Dr.PH doktor yang expertdi bidang gizi.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    5/137

    iv

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Internaonal

    Development Research Centre, Oawa, Canada, atas dukungan

    nansial yang diberikan untuk kegiatan pengembangan Indeks

    Pembangunan Kesehatan Masyarakat tahun 2013 dan studi

    kasus kualitaf gambaran peningkatan dan penurunan IPKM di

    Sembilan Kabupaten/Kota di Indonesia.

    This work was carried out with the aid of a grant from the

    Internaonal Development Research Centre, Oawa, Canada.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    6/137

    v

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami panjatkan, karena

    dengan rahmat dan karunia-Nya buku ini telah dapat diselesaikan

    dengan baik. Buku ini merupakan bagian dari sembilan buku seri

    hasil studi kualitaf di sembilan Kabupaten/Kota (Nagan Raya,

    Padang Sidempuan, Tojo Una-Una, Gunungkidul, Wakatobi,

    Murung Raya, Seram Bagian Barat, Lombok Barat, dan Tolikara)

    di Indonesia, sebagai ndak lanjut dari hasil Indeks Pembagunan

    Kesehatan Masyarakat.

    Hasil Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)

    menunjukkan hasil yang bervariasi di antara 497 Kabupaten/Kota

    di Indonesia. Beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan

    ataupun penuruna nilai IPKM pada tahun 2013 ini dibandingkandengan IPKM 2007. Sembilan buku seri ini akan menggambarkan

    secara lebih mendalam faktor-faktor yang berkaitan dengan

    penurunan ataupun peningkatan nilai IPKM yang berkaitan

    dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, maupun geogras

    wilayah Kabupaten/Kota. Buku ini diharapkan dapat memberikan

    semangat ataupun pemikiran yang inovaf bagi Kabupaten/Kota

    lokasi studi kualitaf dilakukan, dalam membangun kesehatan

    secara lebih terarah dan terpadu. Disamping itu, buku ini dapat

    memberikan suatu pembelajaran bagi Kabupaten/Kota lainnya

    dalam meningkatkan status kesehatan masyarakatnya.

    Penghargaan yang nggi serta terima kasih yang tulus kami

    sampaikan atas semua dukungan dan keterlibatan yang opmal

    kepada m penulis buku, Internaonal Development Research

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    7/137

    Dhaksinarga Bhumikartavi

    Center (IDRC) Oawa, Canada, peneli Badan Litbangkes,

    para pakar di bidang kesehatan, serta semua pihak yang telah

    berparsipasi dalam studi kualitaf dan penulisan buku ini. Kami

    sampaikan juga penghargaan yang nggi kepada semua pihak di

    daerah Provinsi, Kabupaten/Kota sampai dengan ngkat Desa

    baik di sektor kesehatan maupun non-kesehatan serta anggota

    masyarakat, yang telah berparsipasi akf dalam studi kualitaf

    di sembilan Kabupaten/Kota.

    Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan

    dari penyusunan buku ini, untuk itu akan menerima secara

    terbuka masukan dan saran yang dapat menjadikan buku ini

    lebih baik. Kami berharap buku ini selanjutnya dapat bermanfaat

    bagi upaya peningkatan pembangunan kesehatan masyarakat di

    Indonesia.

    Billahiauqwalhidayah, Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Jakarta, Juli 2015

    Kepala Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan

    Kementrian Kesehatan RI.

    Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama

    SpP (K)., MARS., DTM&H., DTCE.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    8/137

    vii

    DAFTAR ISI

    UCAPAN TERIMA KASIH......................................................... iv

    KATA PENGANTAR ............................................................... v

    DAFTAR ISI ............................................................... vii

    DAFTAR TABEL ............................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ............................................................... xi

    BAB 1 PENDAHULUAN......................................................... 1 1. 1. Latar Belakang................................................. 1

    1. 2. Mengapa Kabupaten Gunungkidul Dipilih

    Sebagai Salah Satu Daerah Studi? ................... 4

    1. 3. Gambaran Status Kesehatan ........................... 5

    1.3.1 Mortalitas ............................................. 6

    1.3.2 Morbiditas ............................................ 6

    1.3.3 Status Gizi.............................................. 7 1. 4. Metode Penelian........................................... 9

    BAB 2 POTRET KABUPATEN GUNUNGKIDUL........................ 13

    2. 1. Kondisi Wilayah ................................................. 13

    2. 2. Klimatologi ........................................................ 17

    2. 3. Ekonomi Penduduk ......................................... 18

    2. 4. Kemiskinan ........................................................ 19 2. 5. Pendidikan dan Agama ................................... 20

    2. 6. Rencana Strategis ............................................ 20

    2.6.1. Pembagian Urusan dan Kewenangan

    Kabupaten dalam Bidang Kesehatan ..... 22

    2.6.2. Visi, Misi, Tujuan Dinas Kesehatan

    Kabupaten Gunungkidul ....................... 24

    2. 7. Sumber Daya Manusia Kesehatan ..................... 33

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    9/137

    Dhaksinarga Bhumikartaviii

    2. 8. Sarana dan Prasarana Kesehatan...................... 35

    2. 9. Sumber Daya Keuangan .................................... 36

    2.10. Potensi Daerah ................................................. 36

    2.10.1.Potensi Perekonomian ......................... 37

    2.10.2. Potensi Sosial Budaya .......................... 37

    BAB 3 STUDI KASUS ............................................................. 41

    3.1. KESEHATAN BALITA .......................................... 41

    3.1.1 Program Unggulan Kesehatan Sebagai

    Bentuk Dukungan Kebijakan Pemerintah

    Daerah ................................................... 43

    3.1.2 Analisis Pelaksanaan Program

    Kesehatan Balita .................................... 45

    3.1.3. Pelaksanaan .......................................... 53

    3.1.4. Monitoring Dan Evaluasi........................ 62

    3.1.5. Peran Lintas Sektor ............................... 62

    3.1.6. Peran Serta Masyarakat Dalam

    Penanggulangan Gizi Kurang................. 65

    3.1.7. Faktor Budaya yang Menghambat......... 68

    3.2. Penyakit Tidak Menular (PTM) ......................... 71

    3.2.1. Dukungan Kebijakan dan

    Strategi Intervensi.................................. 75

    3.2.2. Perencanaan.......................................... 76

    3.2.3. Pembiayaan ........................................... 77

    3.2.4. Sumber Daya Manusia ........................... 77

    3.2.5. Sarana dan Prasarana ............................ 78

    3.2.6. Pelaksanaan........................................... 78

    3.2.7. Peranserta Masyarakat .......................... 80

    3.3. Kesehatan Lingkungan Sanitasi dan

    Akses Air Bersih ............................................... 81

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    10/137

    Dhaksinarga Bhumikarta ix

    3.3.1. Kondisi Kesehatan

    Kabupaten Gunungkidul ....................... 82

    3.3.2. Dukungan Kebijakan dan Strategi

    Intervensi Adakah Regulasi Posif?....... 84

    3.3.3. Dukungan Kebijakan Pimpinan .............. 87

    3.3.4. Dukungan Kebijakan Lintas Sektor......... 93

    3.3.5. Pelaksanaan Program ............................ 94

    BAB 4 PENUTUP ............................................................... 111

    REKOMENDASI ............................................................... 117

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 119

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    11/137

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. 2. 1. IPKM Provinsi Daerah Ismewa Yogyakarta,

    2007 dan 2013 .......................................... 5

    Tabel 1. 3. 2. 1 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas

    Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 ......... 7

    Tabel 1. 3. 3. 1 Cakupan Pemantauan Status Gizi (PSG),

    KEP, Anemia dan BBLR (%) di Kabupaten

    Gunungkidul Tahun 2011-2013 .................. 8

    Tabel 2. 1. 1. Jarak Puskesmas, Ibukota Kecamatan ke

    Ibukota Kabupaten dan Ibukota Provinsi... 16

    Tabel 2. 6. 1 Target pencapaian dari indikator kinerja

    utama ......................................................... 30

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    12/137

    xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1. 1. Peta Kabupaten Gunungkidul ..................... 15

    Gambar 3.1.1. Pengukuran panjang badan balita dengan

    menggunakan pita ukur medline................. 55

    Gambar 3.1.2. Pengukuran nggi badan dan

    alat infantometer........................................ 56

    Gambar 3.1.3. Proses penimbangan di Posyandu

    pada saat PSG ............................................. 57

    Gambar 3.1.4 Deklarasi Pencegahan Dini Tingkat

    Kecamatan Saptosari................................... 70

    Gambar 3. 1. 5 Deklarasi Pencegahan Dini Tingkat

    Kecamatan Saptosari Disaksikan Bupa

    Kabupaten Gunungkidul .............................. 70

    Gambar 3.2.1. Surveilans Terpadu Penyakit Penyakit

    Tidak Menular Rawat Inap 2010.................. 74

    Gambar 3.2.2. Surveilans Terpadu Penyakit (STP)

    RS Penyakit Tidak Menular Rawat Jalan 2010 74

    Gambar 3. 2. 3. Surveilans Terpadu Penyakit RS Sennel

    Penyakit Tidak Menular Rawat Jalan 2010.. 75

    Gambar 3.2.4 Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu(Posbindu) ................................................... 79

    Gambar 3. 3. 1. Bak PAH di Desa Pringsurat Kecamatan

    Saptosari, Kabupaten Gunungkidul ............ 89

    Gambar 3. 3. 2 Bak PAH di Desa Pringsurat Kecamatan

    Saptosari, Kabupaten Gunungkidul ............. 90

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    13/137

    xii

    Gambar 3.3.3 Penampungan Air dari PDAM di

    Desa Pringsurat Kecamatan Saptosari,

    Kabupaten Gunungkidul ............................. 92

    Gambar 3.3.4. Jamban Cemplung di Kecamatan Saptosari 103

    Gambar 4. 1. Analisis Sistem Kesehatan di Kabupaten

    Gunungkidul ................................................ 116

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    14/137

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1. 1. Latar Belakang

    Pembangunan kesehatan merupakan investasi dalam pe-

    ningkatan kualitas sumber daya manusia yang produkf baiksecara sosial maupun ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia

    (IPM) merupakan salah satu alat ukur yang dapat mereeksikan

    status pembangunan manusia. IPM ini dilihat berdasarkan

    indikator Usia Harapan Hidup (UHH), pengetahuan dan standar

    hidup layak. Kesehatan merupakan komponen yang penng

    dalam mencapai usia hidup yang panjang dan sehat berkualitas.

    Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan (Balit-

    bangkes) mengembangkan Indeks Pembangunan Kesehatan

    Masyarakat (IPKM) yang merupakan kumpulan indikator kese-

    hatan. Serangkaian indikator ini telah dibahas oleh para ahli

    kesehatan masyarakat dengan mudah dan langsung diukur secara

    ilmiah untuk menggambarkan masalah kesehatan di Indonesia.

    IPKM pertama kali dikembangkan pada tahun 2007 didasar-kan pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Survey

    Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2007 dan Survei Potensi

    Desa (Podes) 2008. Dalam perjalanannya, IPKM ini mengalami

    penyempurnaan dan perubahan model pada IPKM 2013. Data

    yang digunakan untuk menyusun IPKM 2013 adalah Riskesdas

    2013, Susenas 2012 dan Podes 2011. Perubahan ini mencakup

    perubahan indikator dan metodologi penghitungan indeks.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    15/137

    Dhaksinarga Bhumikarta2

    Pengurangan dan penambahan indikator dipilih oleh para ahli

    kesehatan masyarakat (dalam dan luar negeri) berdasarkan pada

    substansi kesehatan, permbangan prioritas program kesehatan

    dan rencana pembangunan nasional. Berdasarkan permbangan

    tersebut maka jumlah indikator kesehatan yang digunakan dalam

    IPKM 2013 ditetapkan sebanyak 30 indikator dari sebelumnya

    yang hanya 24 indikator. Berikut adalah indikator yang digunakan

    dalam pengembangan model IPKM 2013:

    Proporsi balita gizi buruk dan kurang1.

    Proporsi balita yang pendek dan sangat pendek2.

    Akses air bersih3.

    Akses sanitasi4.

    Penimbangan balita5.

    Kunjungan neonatal6.

    Imunisasi lengkap7.

    Proporsi Kecamatan dengan kecukupan jumlah dokter8.

    Proporsi desa dengan kecukupan jumlah bidan9.

    Persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan10.

    Balita gemuk11.

    Diare pada balita12.

    Hipertensi13.

    Pneumonia14.

    Cuci tangan dengan benar15.Gangguan mental16.

    Merokok17.

    Sakit gigi dan mulut18.

    Cedera19.

    ISPA pada balita20.

    Penggunaan alat kontrasepsi21.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    16/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 3

    Pemeriksaan kehamilan22.

    Kurang Energi Kronik pada WUS23.

    Proporsi desa dengan kecukupan jumlah Posyandu24.

    Kepemilikan jaminan pelayanan kesehatan25.

    Buang air besar di jamban26.

    Cukup Akvitas sik27.

    Menggosok gigi yang benar28.

    Diabetes Mellitus29.

    Obesitas sentral30.

    Perubahan dan penyempurnaan indikator antara tahun

    2007 dan tahun 2013 dak membuat hasil perhitungan menjadi

    berbeda baik kuantas maupun kualitasnya. Hal ini terlihat dari

    analisis data tahun 2013 dengan menggunakan model tahun

    2007 dan 2013 mempunyai nilai korelasi secara stask sebesar

    0, 93 dan model mempunyai kemampuan menjelaskan sebesar

    0, 86 (68%). Nilai ini mendeka nilai 1 yang berar kedua model

    memiliki makna yang hampir sama bahkan model tahun 2013

    dapat memberikan informasi yang lebih banyak.

    Gambaran nilai hasil IPKM 2013 jika dibandingkan dengan

    IPKM 2007 pada Kabupaten di seap provinsi terlihat adanya

    perubahan skor dan peringkat baik ke arah posif maupun

    negaf. Hal ini menjadikan landasan untuk dilakukannyastudi kualitaf IPKM di beberapa daerah ditahun 2014-2015.

    Perubahan tersebut digunakan dalam pemilihan wilayah studi

    dan selanjutnya dipakai untuk menggali sebab dan alasan

    perubahan nilai IPKM secara lebih mendalam.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    17/137

    Dhaksinarga Bhumikarta4

    1. 2. Mengapa Kabupaten Gunungkidul Dipilih Sebagai

    Salah Satu Daerah Studi?

    Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari 5Kabupaten di Provinsi Daerah Ismewa Yogyakarta (DIY). Secara

    umum, seluruh Kabupaten/kota di Provinsi DIY walaupun meng-

    alami peningkatan skor IPKM, namun terjadi penurunan peringkat

    bila dibandingkan dengan tahun 2007.

    Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah dengan kategori

    miskin dengan nilai pendataan status sosial ekonomi (PSE) 20,

    03 rata-rata PSE Nasional sebesar 14, 53. Namun demikian

    daerah ini bukan termasuk Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).

    Kabupaten Gunungkidul mengalami peningkatan skor IPKM pada

    tahun 2013 dari IPKM tahun 2007, yaitu dari 0, 6268 menjadi

    0, 6837. Walaupun demikian Kabupaten Gunungkidul tetap

    memperoleh predikat peringkat IPKM terendah di Provinsi DIY.

    Bila dibandingkan dengan seluruh Kabupaten/Kota diIndonesia, Kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan

    rangking yang cukup tajam. Pada tahun 2007 Kabupaten

    ini menempa rangking 46 dari seluruh Kabupaten/Kota di

    Indonesia, sedangkan pada IPKM 2013 rangkingnya merosot

    menjadi 236. Mengenai skor IPKM ini dapat dilihat lebih jelas

    pada Tabel 1. 2. 1.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    18/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 5

    Tabel 1. 2. 1. IPKM Provinsi Daerah Ismewa Yogyakarta, 2007 dan

    2013

    Kabupaten/Kota

    IPKM2007

    IPKM2013

    Ran-

    kingIPKMPro-vinsi

    Ran-

    kingIPKMNasio-

    nal

    Balita

    GiziBuruk

    &Kurang

    BalitaGe-muk

    Imuni-sasiLeng-kap

    Sani-tasi

    AksesAir

    Bersih

    Hiper-tensi

    Kab Sleman 0, 6803 0, 7809 1 16 15, 49 12, 12 38, 17 80, 66 98, 88 22, 34

    Kab Bantul 0, 6915 0, 7449 2 67 17, 64 10, 52 24, 95 76, 41 99, 55 19, 68

    KabKulonprogo

    0, 6284 0, 7325 3 96 12, 29 6, 55 40, 93 68, 03 98, 22 26, 05

    KotaYogyakarta 0, 6948 0, 7319 4 99 12, 03 3, 99 32, 86 50, 81 92, 99 26, 66

    KabGunung-kidul

    0, 6268 0, 6837 5 236 21, 04 13, 38 18, 47 62, 64 89, 03 32, 19

    DIY 0, 6621 0, 7411 4 16, 22 10, 29 31, 28 88, 73 96, 52 24, 44

    Sumber: Badan Penelian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, 2014

    1. 3. Gambaran Status KesehatanSeper telah dibahas sebelumnya, UHH adalah indikator

    kesehatan untuk IPM. UHH di Kabupaten Gunungkidul cukup

    baik jika dibandingkan dengan UHH rata-rata di Indonesia. UHH

    penduduk Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 sebesar 71,

    04 tahun sedikit meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya:

    tahun 2011 adalah 71, 01 tahun dan 2010 adalah 70, 07

    tahun. Walaupun angka rata-rata UHH penduduk Kabupaten

    Gunungkidul masih di bawah rata-rata Provinsi DIY, tetapi masih

    tergolong nggi dibanding dengan rata-rata UHH nasional (Prol

    Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun 2014)

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    19/137

    Dhaksinarga Bhumikarta6

    1.3.1 Mortalitas

    Jumlah kemaan bayi di Kabupaten Gunungkidul meng-

    alami uktuasi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yakni123 kasus (2011), 65 kasus (2012) dan 109 kasus (2013). Dari 123

    kasus kemaan bayi tersebut 87 kasus adalah kemaan neonatus.

    Kasus kemaan bayi tersebut masih ternggi dibandingkan kasus

    kemaan di Kabupaten/kota lain di Provinsi DIY (prol kesehatan

    Gunungkidul 2014). Penyebab utama kemaan bayi di Kabupaten

    tersebut dari tahun ke tahun masih dak berubah yakni BBLR,

    prematur, dan asksia.

    Indikator kesehatan lain yang masih cukup penng

    adalah Kemaan Ibu, Kemaan ibu adalah kemaan yang terjadi

    pada saat ibu hamil, melahirkan dan saat nifas. Jumlah kemaan

    ibu di Kabupaten Gunungkidul sudah mengalami penurunan sejak

    tahun 2011 yakni 14 kasus (2011), 9 kasus (2012) dan 8 kasus

    (2013). Penyebab kemaan ibu terbanyak dari tahun ke tahunmasih sama yakni karena perdarahan. Untuk lokasi kemaan yang

    terbanyak terjadi di rumah sakit, hal ini menunjukkan bahwa

    sistem rujukan sudah berjalan dengan baik.

    1.3.2 Morbiditas

    Tabel 1. 3. 2. 1 berikut ini urutan 10 besar penyakit di

    Kabupaten Gunungkidul yang tercatat di sistem pencatatan danpelaporan Puskesmas. Tabel tersebut menunjukan bahwa pola

    penyakit degeneraf seper Hipertensi dan Rheumatoid Arthris

    ternyata semakin menggeser urutan penyakit-penyakit infeksi.

    Penyakit degeneraf banyak terjangkit pada golongan umur

    Lansia. Umur harapan hidup yang panjang dan perilaku yang

    dak sehat bisa dimungkinkan ikut andil dalam meningkatnya

    kasus penyakit degeneraf.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    20/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 7

    Tabel 1. 3. 2. 1 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kabupaten

    Gunungkidul Tahun 2013

    No. Nama Penyakit1. J00 Common Cold / Nasopharingis Akut

    2. I10 Hipertensi Esensial Primer

    3. J06 Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bag. Atas

    4. R51 Pusing

    5. K29 Gastris dan duodenis

    6. L23 Dermas Kontak Alergi

    7. K 04 Penyakit Pulpa dan Periapikal

    8. Z30. 4 Surveilans obat kontrasepsi

    9. M25 gangguan sendi, Athralgia

    10. M79 Gangguan jaringan lunak lainnya

    Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2014

    Bila dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2010 angka

    Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul tercatat 12, 21% (DIY

    sebesar 8, 53%) dan penyakit sendi sebesar 39, 68% (DIY sebesar

    27, 03). Hal ini berar kemungkinan banyak kasus penyakit sendi

    dan hipertensi yang dak berkunjung ke Puskesmas di Kabupaten

    Gunungkidul dibanding dengan Hipertensi.

    1.3.3 Status Gizi

    Ada empat masalah gizi masyarakat yaitu: Kurang Energi

    Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA),

    dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Cakupan

    Program Perbaikan Gizi di Kabupaten Gunungkidul selama 3

    tahun terakhir terlihat pada Tabel 1. 3. 3. 1.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    21/137

    Dhaksinarga Bhumikarta8

    Tabel 1. 3. 3. 1 Cakupan Pemantauan Status Gizi (PSG), KEP, Anemia

    dan BBLR (%) di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-

    2013

    INDIKATORTarget

    (%)2011 2012 2013

    Status Gizi Balita1.

    Buruk < 1% 0, 73 0, 69 0, 52

    Kurang < 20% 10, 40 9, 27 8, 01

    Baik > 80% 87, 25 88, 28 88, 95

    Lebih

    < 3% 1, 63 1, 77 2, 1Kurang Energi Protein2.

    (KEP)

    KEP Nyata (BGM) < 1% 0, 73 0, 69 0, 52

    KEP Total (kurang +

    buruk)< 15%

    11, 139, 96 8, 58

    Anemia3.

    Ibu Hamil

    < 30% 15, 22 15, 05 14, 51Bumil KEK4. < 20% 15, 44 15, 33 17, 43

    Sumber data: Seksi Gizi, Dinkes Gunungkidul (2014)

    Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa proporsi balita gizi buruk

    di Kabupaten Gunungkidul tahun 2013 mengalami penurunan,

    termasuk juga proporsi balita gizi kurang yang menunjukkan

    angka yang lebih baik. Kecenderungan masalah gizi di Kabupaten

    Gunungkidul memang menunjukkan penurunan angka, namun

    masih perlu diwaspadai untuk kenaikan masalah gizi lebih dan

    kecurigaan masalah gizi lain termasuk di antaranya masalah gizi

    mikro.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    22/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 9

    Prevalensi anemia ibu hamil dari tahun ke tahun masih belum

    banyak mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini

    menjadi bahan permbangan dalam program dan intervensi

    yang dilaksanakan. Walaupun menunjukkan angka yang lebih

    rendah dari target secara nasional, akan tetapi untuk masalah

    gizi pada ibu hamil perlu menjadi perhaan karena bisa menjadi

    manifestasi berbagai masalah kemaan ibu (anemia, KEK WUS),

    kemaan bayi (BBLR), kemaan balita (Gizi Buruk, penyakit

    infeksi), penyakit menular dan dak menular, kecacatan (kurang

    Zinc, asam folat, vitamin A, dan lain-lain), serta kecerdasan

    (Yodiol, omega 3, 6 dan 9, dan lain-lain).

    1. 4. Metode Penelian

    Studi ini bertujuan menggali informasi yang melatar-

    belakangi status kesehatan setempat (pencapaian IPKM) dari

    perspekf proder, lintas sektor dan masyarakat setempat.Secara khusus studi ini bertujuan:

    Menggali informasi mengenai kebijakan dan strategi program1.

    kesehatan (kendala dan kelebihan).

    Menggali informasi yang melatarbelakangi issue kesehatan di2.

    wilayah setempat.

    Menggali informasi mengenai pelaksanaan program3.

    kesehatan yang terkait dengan indikator dalam IPKM.

    Menggali informasi terkait peran lintas sektor dalam bidang4.

    kesehatan.

    Menggali informasi peran serta masyarakat dalam bidang5.

    kesehatan.

    Menggali kebutuhan dan arah ke depan untuk pembangunan6.

    kesehatan di daerah.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    23/137

    Dhaksinarga Bhumikarta10

    Disain studi ini merupakan studi kasus, dengan meng-

    gunakan pendekatan kualitaf. Pemilihan informan penelian

    dilakukan secara purposif. Metode pengumpulan data dilakukan

    dengan cara in-depth interview (wawancara mendalam), focus

    group discussion (FGD), observasi (pengamatan terhadap objek

    terkait) serta penelusuran dokumen.

    Karena penelian ini bersifat kualitaf, maka ketepatan

    pemilihan informan sebagai sumber data merupakan hal yang

    sangat penng. Adapun yang digunakan untuk memilih informan

    mengacu pada kriteria menurut Spradley J (1997): Pertama,

    informan-informan tersebut harus berasal dari sengpenelian.

    Kedua, informan-informan tersebut pada saat penelian

    dilakukan sedang dan pernah terlibat langsung dalam seng

    permasalahan yang sedang diteli. Kega, informan mempunyai

    waktu yang memadai untuk diwawancarai.

    Informan unsur masyarakat yang terdiri dari tokoh

    masyarakat (Toma), tokoh agama (Toga), kader kesehatan

    dan keluarga/ibu yang mempunyai balita. Sementara untuk

    informan dari unsur kesehatan yaitu kepala bidang penelian

    dan pengembangan di Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas

    Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Kepala Bidang Kesehatan

    Masyarakat Dinas Kesehatan, Pemegang Program Gizi, Surveilans

    (imunisasi) dan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan KesehatanKeluarga di Dinas Kesehatan Kabupaten, Kepala Puskesmas,

    Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) di Puskesmas, Penanggung Jawab

    Program Surveilans, Imunisasi dan Kesehatan Lingkungan di

    Puskesmas. Informan dari lintas sektor terdiri dari Kepala Bidang

    Pemerintahan Sosial Budaya, Badan Perencanaan Pembangunan

    Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gunungkidul, Kepala Bidang

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    24/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 11

    Ketahanan Pangan Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan

    Pangan (BP2KP), Kepala Subidang Kelembagaan dan Parsipasi

    Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Bidang Keluarga

    Berencana, Badan Pemberdayaan Masayarakat Perempuan

    dan Keluarga Berencana (BPMPKB), Kepala Bidang Ciptakarya

    dan Tata Ruang, Dinas Pekerjaan Umum (PU). Informan dari

    pemerintahan daerah yaitu Kepala Bagian Kesra Pemda Kabu-

    paten Gunungkidul.

    Informan yang terpilih diharapkan dapat memberikan

    informasi tentang masalah kesehatan balita, penyakit dak

    menular dan kesehatan lingkungan termasuk budaya masyarakat

    yang berkaitan dengan masalah kesehatan di daerah penelian.

    Berdasarkan permbangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten

    Gunungkidul, maka lokasi penelian dikonsentrasikan di Keca-

    matan Saptosari dan Kecamatan Playen. Tiap Kecamatan diambil

    satu desa, dengan permbangan masalah kesehatannya masih

    nggi terutama menyangkut gizi balita yaitu gizi kurang, balita

    gemuk, hipertensi, cakupan imunisasi menurun, kasus kecelakaan

    dan gangguan mental.

    Informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam

    dan FGD selanjutnya diolah dengan cara dibuat transkrip dan

    dimasukkan ke dalam tabel matriks untuk mendapatkan berbagai

    informasi penng yang terkait dengan masalah gizi, penyakitdak menular dalam hal ini (hipertensi, imunisasi dan sanitasi

    lingkungan). Untuk selanjutnya dianalisis secara deskripf

    kualitaf.

    Analisis terhadap dokumen juga dilakukan untuk

    mendukung data kualitaf yaitu melalui data Prol

    Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun 2007 dan 2013,

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    25/137

    Dhaksinarga Bhumikarta12

    Kabupaten Gunungkidul dalam angka (2007 dan 2013),

    dokumen pelaksanaan program dari Dinas Kesehatan

    Kabupaten serta dokumen kebijakan yang terkait denganstudi kasus yang akan dibahas.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    26/137

    13

    BAB 2

    POTRET KABUPATEN GUNUNGKIDUL

    2. 1. Kondisi Wilayah

    Berdasarkan Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

    tahun 2012, Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satubagian wilayah Provinsi Daerah Ismewa Yogyakarta (DIY),

    dengan Ibu Kota Wonosari yang jaraknya 39 km ke arah tenggara

    Kota Yogyakarta. Gunungkidul sebagai salah satu daerah

    Kabupaten yang secara administrasi merupakan bagian dari

    Provinsi Daerah Ismewa Yogyakarta ditetapkan pada tanggal

    15 Agustus 1950 dengan Undang-Undang No. 15 Tahun 1950

    jo. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1950, yang saat itu

    Kabupaten Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat. Secara

    geogras Kabupaten Gunungkidul berada pada 7046 LS-8009 LS

    dan 110021 BT-110050 BT dengan luas wilayah 1. 485, 36 km2

    atau 46, 63% dari luas Provinsi DIY.

    Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Gunungkidul dapat

    dirinci sebagai berikut.Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman dana.

    Kabupaten Bantul, Daerah Ismewa Yogyakarta.b.

    Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten danc.

    Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.

    Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri,d.

    Provinsi Jawa Tengah.

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.e.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    27/137

    Dhaksinarga Bhumikarta14

    Demikian pula kondisi topogra, Kabupaten Gunungkidul dibagi

    menjadi (ga) zona pengembangan, yaitu:

    Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan kenggiana.

    200 m - 700 m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-

    bukit, terdapat sumber-sumber air tanah di kedalaman 6m

    - 12m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol

    dengan batuan induk vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah

    ini melipu Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen,

    Semin, dan Kecamatan Ponjong bagian utara.

    Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledokb.

    Wonosari, dengan kenggian 150 m - 200 mdpl. Jenis tanah

    didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol

    hitam dengan bahan induk batu kapur, sehingga meskipun

    musim kemarau panjang, parkel-parkel air masih mampu

    bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi di musim

    kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m

    - 120 m di bawah permukaan tanah. Wilayah ini melipu

    Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian

    tengah dan Kecamatan Semanu bagian utara.

    Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunungc.

    Seribu (Duizon Gebergton atau Zuider Gebergton), dengan

    kenggian 0 m - 300 mdpl. Batuan dasar pembentuknya

    adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut(Conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada

    wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zona

    Selatan ini melipu Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo,

    Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong

    bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    28/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 15

    Topogra wilayah didominasi dengan daerah kawasan

    perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan

    perbukitan karst yang memiliki banyak goa-goa alam dan juga

    sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut lahan

    di kawasan selatan kurang subur yang mengakibatkan budidaya

    pertanian di kawasan ini kurang opmal.

    Berdasarkan Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

    tahun 2012 pologi wilayah Kabupaten Gunungkidul

    merupakan daerah perbukitan yang dikenal dengan islah

    pegunungan seribu. Pegunungan Seribu merupakan kawas-an perbukitan batu gamping dan bentang karst tandus dan

    kurang air permukaan, di bagian tengah terdapat cekungan

    Wonosari yang terbentuk menjadi Plato Wonosari. Wilayah

    pegunungan ini memiliki luas kurang lebih 1. 656, 25km2

    dengan kenggian 150-700 m. Peta Kabupaten Gunungkidul

    dapat dilihat pada gambar 2. 1. 1 berikut ini.

    Gambar 2. 1. 1. Peta Kabupaten GunungkidulSumber: www. Dinkes. gunungkidulkab. go. id

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    29/137

    Dhaksinarga Bhumikarta16

    Demikian pula secara administraf, wilayah Kabupaten

    Gunungkidul terbagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa.

    Wilayah terluas ada di Kecamatan Semanu yaitu 108, 39km2(7,

    3% luas Gunungkidul). Jarak Puskesmas ke ibukota Kabupaten

    rata-rata 15 km, sedangkan jarak rata-rata ke ibukota Provinsi

    55 km. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. 1. 1 berikut ini

    (Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun 2012).

    Tabel 2. 1. 1. Jarak Puskesmas, Ibukota Kecamatan ke Ibukota

    Kabupaten dan Ibukota Provinsi

    No. Puskesmas KecamatanLuas Wilayah

    (Km2)

    Jarak Ke

    Kab

    Jarak Ke

    Prop

    1. Nglipar INglipar

    32, 68 11 50

    2. Nglipar II 40, 30 24 46

    3. Gedangsasi Gedangsari 68, 14 25 50

    4. Patuk IPatuk

    47, 79 20 26

    5. Patuk II 24, 25 28 46

    6. Rongkop Rongkop 95, 47 35 707. Girisubo Girisubo 82, 72 48 85

    8. Ponjong IPonjong

    59, 69 15 50

    9. Ponjong II 44, 78 23 58

    10. Wonosari IWonosari

    44, 44 3 40

    11. Wonosari II 33, 09 5 40

    12. Karangmojo IKarangmojo

    44, 53 9 45

    13. Karangmojo II 35, 59 13 50

    14. Panggang I Panggang 35, 00 40 4015. Panggang II 48, 00 30 30

    16. Purwosari Purwosari 59, 34 48 40

    17. Tepus ITepus

    57, 84 22 58

    18. Tepus II 49, 85 32 65

    19. Tanjungsari Tanjungsari 68, 84 18 55

    20. Paliyan Paliyan 66, 94 16 40

    21. Saptosari Saptosari 87, 02 23 42

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    30/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 17

    22. Ngawen INgawen

    26, 81 34 70

    23. Ngawen II 13, 78 59 40

    24. Semanu I

    Semanu

    55, 61 7 45

    25. Semanu II 52, 78 10 50

    26. Semin ISemin

    24, 32 24 60

    27. Semin II 38, 90 41 75

    28. Playen IPlayen

    41, 42 11 37

    29. Playen II 63, 84 16 37

    Kabupaten Gunungkidul 1485, 36

    Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul (2014)

    2. 2. Klimatologi

    Pada tahun 2012 juga disebutkan bahwa wilayah

    Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, curah

    hujan rata-rata pada tahun 2010 sebesar 1. 954, 43 mm/tahun

    dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/tahun. Bulan basah

    7 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan. Wilayah

    Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah yang

    memiliki curah hujan paling nggi dibanding wilayah tengah dan

    selatan. Wilayah Gunungkidul bagian selatan mengalami awal

    hujan paling akhir.

    Demikian pula suhu udara di Kabupaten Gunungkidul rata-

    rata harian 27, 7C, suhu minimum 23, 2C dan suhu maksimum

    32, 4C. Kelembaban nisbi berkisar antara 80% - 85%. Keadaanini dak terlalu dipengaruhi oleh nggi tempat, tetapi lebih

    dipengaruhi oleh musim (id. wikipedia. org/wiki/Kabupaten

    Gunungkidul).

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    31/137

    Dhaksinarga Bhumikarta18

    2. 3. Ekonomi Penduduk

    Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Gunungkidul

    sebagian besar adalah petani. Jenis lapangan usaha pertanianmenduduki 49, 22% dan selebihnya adalah industri pengolahan

    (8, 42%), Perdagangan 18, 24%, serta bidang jasa 13, 04%

    (Kabupaten Gunungkidul Dalam Angka, 2012).

    Dalam buku Kabupaten Gunungkidul dalam Angka tahun

    2012 juga disebutkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi dapat

    dihitung berdasarkan nilai Produk Domesk Regional Bruto

    (PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB merupakan salah satu

    pencerminan kemajuan perekonomian suatu daerah, yang

    didenisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa

    yang dihasilkan dalam waktu satu tahun. Berdasar data dari

    BPS Kabupaten Gunungkidul, laju pertumbuhan ekonomi di

    Kabupaten Gunungkidul cenderung naik dari tahun ke tahun. Laju

    pertumbuhan PDRB tahun 2011 sebesar 4, 33% sedangkan PDRBkonstan sebesar Rp 3. 474. 288, -. PDRB Kabupaten Gunungkidul

    banyak ditopang dari lapangan usaha sektor pertanian (33, 84%)

    diiku oleh sektor jasa yang memberikan andil 17, 30% dan

    sektor perdagangan yang memberikan andil sebesar 14, 60%.

    Pola konsumsi rumah tangga merupakan indikator yang

    dapat memberikan gambaran kesejahteraan penduduk. Semakin

    nggi pendapatan, maka porsi pendapatan untuk pengeluaran

    akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran

    bukan makanan. Pola konsumsi rumah tangga di Kabupaten

    Gunungkidul pada tahun 2012 masih didominasi oleh kelompok

    makanan sebesar 53, 85%, dengan sumbangan terbesar pada

    kelompok makanan dan minuman jadi (26, 98%) dan kelompok

    tembakau dan sirih menyumbang terbesar keempat (8, 3%)

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    32/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 19

    terhadap total pengeluaaran. Hukum Engel menyatakan bahwa

    dengan meningkatnya ngkat pendapatan penduduk, maka porsi

    makanan akan semakin berkurang. Hasil tersebut menunjukkan

    bahwa masyarakat masih belum sejahtera, karena makin

    sejahtera masyarakat, konsumsi non pangan akan lebih nggi

    dari konsumsi pangan. Pola pembelanjaan yang lebih cenderung

    untuk keperluan pangan di sini mengindikasikan status ekonomi

    yang masih rendah (Gunungkidul, Gunungkidul dalam Angka

    tahun 2013).

    2. 4. Kemiskinan

    Tujuan pembangunan adalah meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat. Seiring dengan kemajuan dan keberhasilan pem-

    bangunan, masih ada sebagian masyarakat yang kurang atau

    dak bisa menikma hasil pembangunan tersebut karena

    berbagai hal. Kelompok masyarakat tersebut adalah kelompokmasyarakat miskin. Kemiskinan merupakan suatu kondisi di

    mana anggota masyarakat dak/belum ikut serta dalam proses

    perubahan karena dak mempunyai kemampuan baik dalam

    kepemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi

    yang memadai sehingga dak mendapatkan manfaat dari hasil

    proses pembangunan. Di Kabupaten Gunungkidul masih dijumpai

    kantong-kantong daerah miskin, meskipun dari tahun ke tahun

    sudah mengalami penurunan. Pembangunan akan disebut

    berhasil jika jumlah masyarakat miskin relaf sedikit dan mereka

    mampu mengakses kebutuhan dasar secara mudah dan murah.

    Selain itu, pendapatan juga dapat terdistribusi secara merata dan

    dak menumpuk pada sekelompok masyarakat tertentu.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    33/137

    Dhaksinarga Bhumikarta20

    2. 5. Pendidikan dan Agama

    Masyarakat yang maju sangat dipengaruhi oleh ngkat

    pendidikan penduduk. Pada tahun 2012/2013 KabupatenGunungkidul memiliki jumlah sekolah dasar sebanyak 485 unit,

    Madrasah Ibdaiyah 77 unit. Jumlah peserta didik yang sedang

    mengenyam pendidikan SD tercatat sebanyak 52. 195 orang dan

    5. 370 orang MI. Sedangkan jumlah murid SLTP sebanyak 24. 426

    orang, murid MTS sebanyak 5. 240 orang (Gunungkidul dalam

    Angka 2013).

    Kepala Keluarga memberikan andil dalam upaya pening-

    katan ngkat pendidikan generasi selanjutnya. Secara riil, kepala

    keluarga di Kabupaten Gunungkidul yang dak mengenyam

    pendidikan cukup besar (36. 953 KK), dibanding dengan total

    KK yang ada (228. 380 KK). Urutan berikutnya, kepala keluarga

    berpendidikan SD (90. 336 KK), dan kepala keluarga berpendidikan

    SLTP (43. 675 KK), serta kepala keluarga berpendidikan SLTA (38.253 KK) dan selebihnya kepala keluarga berpendidikan diploma

    dan sarjana. (Prol Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013).

    Agama yang dianut oleh penduduk di Kabupaten

    Gunungkidul terdiri dari agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,

    dan Budha. Agama yang dianut sebagian besar penduduk adalah

    Islam (96, 76%) disusul dengan Kristen (1, 53%) dan Katholik (1,

    28%). (Prol Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013).

    2. 6. Rencana Strategis

    Dalam buku Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan

    disusun sebagai pedoman dalam menentukan arah dan prioritas

    pembangunan di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Uraian dari

    Renstra tersebut dituangkan dalam Visi RPJMD Kabupaten

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    34/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 21

    Gunungkidul yaitu Mewujudkan Gunungkidul yang lebih maju,

    makmur dan sejahtera. Visi tersebut dijabarkan dalam Misi

    sebagai berikut.

    Peningkatan pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran.1.

    Pemanfaatan sumberdaya alam untuk menggerakkan per-2.

    ekonomian daerah secara lestari.

    Peningkatan pengelolaan pariwisata.3.

    Pengembangan sumber daya manusia yang terampil, pro-4.

    fesional, dan peduli.

    Peningkatan iklim usaha yang kondusif.5.

    Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik6. (good

    governance)dan bebas dari KKN (korupsi, kolusi, neposme).

    Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-7.

    sumber pendanaan.

    Sesuai dengan visi dan misi tersebut, tujuan pembangunan

    Kabupaten Gunungkidul tahun 2010-2015 yang tertuang dalam

    Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 sebagai

    berikut.

    Peningkatan pengelolaan sumber-sumber air dan penyediaan1.

    air bersih.

    Peningkatan pengelolaan sumber daya alam dengan tetap2.

    menjaga kelestarian lingkungan.Peningkatan pengelolaan pariwisata melalui kemitraan3.

    pemerintah, swasta, dan masyarakat.

    Keberpihakan dan pemberdayaan kepada masyarakat me-4.

    nengah ke bawah untuk memperoleh kemudahan akses

    layanan pendidikan, kesehatan, sosial, dan budaya.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    35/137

    Dhaksinarga Bhumikarta22

    Menciptakan kemudahan memperoleh dan menciptakan5.

    lapangan kerja melalui penggalian pemberdayaan usaha

    kecil, mikro, dan menengah.

    Peningkatan sistem pelayanan publik dengan menerapkan6.

    prinsip-prinsip good governance.

    Menggalang sumber-sumber pendanaan baik dari dalam/luar7.

    negeri untuk memacu pembangunan daerah, menciptakan

    lapangan kerja, dan pendapatan asli daerah.

    2.6.1. Pembagian Urusan dan Kewenangan Kabupaten

    dalam Bidang Kesehatan

    Berdasarkan Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

    2012, pembagian urusan pemerintahan bidang kesehatan ber-

    dasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota,

    maka urusan bidang kesehatan yang diberikan kepada Kabupaten

    Gunungkidul melipu penyelenggaraan surveilans epidemiologi,

    penyelidikan kejadian luar biasa.

    Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit1.

    menular lingkup Kabupaten.

    Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit2.

    dak menular lingkup Kabupaten.

    Penyelenggaraan operasional penanggulangan masalah3.

    kesehatan akibat bencana dan wabah skala Kabupaten.

    Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pence-4.

    maran lingkungan skala Kabupaten.

    Penyehatan lingkungan.5.

    Penyelenggaraan surveilans gizi buruk skala Kabupaten.6.

    Penyelenggaraan penanggulangan gizi buruk skala Kabu-7.

    paten.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    36/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 23

    Perbaikan gizi keluarga dan masyarakat.8.

    Penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji skala Kabupaten.9.

    Pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sekun-10.

    der skala Kabupaten.

    Penyelanggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan,11.

    terpencil, rawan, dan kepulauan skala Kabupaten.

    Registrasi, akreditasi, serkasi sarana kesehatan sesuai12.

    peraturan perundang-undangan.

    Pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu yang13.

    diberikan oleh pemerintah dan provinsi.

    Pemberian izin sarana kesehatan melipu rumah sakit14.

    pemerintah kelas C, kelas D, rumah sdakit swasta yang setara

    prakk berkelompok, klinik umum/spesialis, rumah bersalin,

    klinik dokter keluarga/dokter gigi keluarga, kedokteran

    komplementer dan pengobatan tradisional serta sarana

    penunjang yang setara.

    Penyelenggaraan/pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional15.

    (JKN) pemeliharaan kesehatan sesuai kondisi lokal.

    Penyelenggaraan JKN jaminan pemeliharaan kesehatan16.

    nasional (tugas pembantuan).

    Pemanfaatan tenaga kesehatan skala Kabupaten.17.

    Pendayagunaan tenaga kesehatan skala Kabupaten.18.

    Pelahan teknis skala Kabupaten.19.Registrasi, akreditasi, serkasi tenaga kesehatan tertentu20.

    skala Kabupaten sesuai peraturan perundang-undangan.

    Pemberian izin prakk tenaga kesehatan tertentu.21.

    Penyediaan dan pengelolaan obat pelayanan kesehatan22.

    dasar, alat kesehatan, reagensia dan vaksin skala Kabupaten.

    Pemberian izin apotek, toko obat.23.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    37/137

    Dhaksinarga Bhumikarta24

    Penyelenggaraan promosi kesehatan skala Kabupaten.24.

    Penyelenggaraan, bimbingan, dan pengendalian operasional25.

    bidang kesehatan.

    Penyelenggaraan penelian dan pengembangan kesehatan26.

    yang mendukung perumusan kebijakan Kabupaten.

    Pengelolaan survei kesehatan daerah skala Kabupaten.27.

    Implementasi penapisan ilmu pengetahuan dan teknologi di28.

    bidang pelayanan kesehatan skala Kabupaten.

    Penyelenggaraan kerjasama luar negeri skala Kabupaten.29.

    Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pengawasan skala30.

    Kabupaten.

    Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) skala Kabu-31.

    paten.

    Dengan adanya pembagian urusan kewenangan Kabupaten dalam

    bidang kesehatan, maka Dinas Kesehatan menyusun visi, misi

    serta tujuan kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul.

    2.6.2. Visi, Misi, Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten

    Gunungkidul

    Dalam buku Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

    tahun 2012 disebutkan bahwa Visi Dinas Kesehatan Kabupaten

    Gunungkidul adalah Menjadi SKPD yang profesional, inovaf,

    transparan didukung oleh regulasi, infrastruktur dan pembiayaan

    serta kemitraan menuju derajat kesehatan masyarakat yang

    opmal.

    Dinas Kesehatan yang profesional, inovaf, transparan

    merupakan suatu keadaan organisasi/dinas beserta sumber daya

    manusia yang berada di dalamnya yang profesional, inovaf,

    transparan dalam tugas pokok dan fungsinya, yang didukung

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    38/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 25

    oleh kebijakan dan aturan hukum yang jelas, sarana prasarana

    yang memadai, dan biaya kesehatan yang mencukupi tanpa

    meninggalkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka

    mewujudkan kondisi masyarakat Gunungkidul yang sehat.

    Untuk mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten

    Gunungkidul, maka misi yang akan dibangun adalah:

    Mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu, ter-1.

    jangkau, adil dan merata.

    Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya kese-2.

    hatan termasuk ketersediaan dan pemerataan.

    Menumbuhkembangkan kemitraan dan kemandirian masya-3.

    rakat melalui pemberdayaan masyarakat dalam bidang

    kesehatan

    Meningkatkan kualitas lingkungan yang mendukung kese-4.

    hatan.

    Meningkatkan pelaksanaan manajemen, regulasi, dan sistem5.

    informasi kesehatan.

    Tujuan jangka menengah yang akan dicapai sebagai penjabaran

    visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul adalah

    terselenggaranya pembangunan kesehatan di Kabupaten

    Gunungkidul yang berdaya guna dan berhasil guna didukung

    dengan sumberdaya yang memadai dalam rangka mencapaiderajat kesehatan masyarakat yang opmal. Adapun tujuan

    secara rinci sebagai berikut.

    Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dan mampu1.

    menjangkau/dijangkau oleh masyarakat.

    Meningkatnya status gizi masyarakat.2.

    Peningkatan ketersediaan dan pengeloaan sumberdaya kese-3.

    hatan.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    39/137

    Dhaksinarga Bhumikarta26

    Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang kese-4.

    hatan.

    Mengurangi proporsi masyarakat yang dak memiliki akses5.

    terhadap air minum dan sanitasi dasar.

    Menurunkan angka kesakitan dan kemaan akibat penyakit6.

    menular dan dak menular.

    Meningkatkan pengelolaan fungsi manajemen yang didukung7.

    dengan regulasi dan sistem informasi kesehatan.

    Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh

    Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul dan yang dijabarkan

    dalam indikator yang terukur. Sasaran strategis Dinas Kesehatan

    yang akan dicapai dalam kurun waktu 2010 2015 adalah sebagai

    berikut.

    Pelayanan kesehatan yang bermutu dan yang mampu men-1.

    jangkau/dijangkau oleh masyarakat.

    Peningkatan status gizi masyarakat.2.

    Penurunan angka kesakitan akibat penyakit menular dan3.

    dak menular.

    Ketersediaan dan pengeloaan sumberdaya kesehatan yang4.

    opmal.

    Kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.5.

    Lingkungan air, tanah, udara dan sarana prasarana sanitasi di6.Tempat-tempat Umum (TTU), Tempat Pengelolaan Makanan

    (TPM) dan rumah yang sehat.

    Pelaksanaan fungsi manajemen yang baik didukung dengan7.

    regulasi dan sistem informasi kesehatan yang up to date,

    cepat dan tepat.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    40/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 27

    Ketujuh sasaran pokok tersebut selanjutnya dijabarkan lebih

    lanjut ke dalam indikator capaian sasaran di seap tahun. Sasaran

    merupakan hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformu-

    lasikan secara terukur, spesik, mudah dicapai, rasional untuk

    dapat dilaksanakan dalam jangka menengah (5 tahun) ke depan.

    Indikator sasaran yang akan dicapai untuk jangka menengah oleh

    Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul sebagai berikut.

    Meningkatnya cakupan Puskesmas yang menerapkan sistem1.

    manajemen mutu (dari 20, 68% pada tahun 2010 menjadi

    50% pada tahun 2015).

    Meningkatnya rata-rata Umur Harapan Hidup (dari 70, 882.

    tahun pada 2010 menjadi 72, 5 tahun pada tahun 2015).

    Menurunnya jumlah kasus kemaan ibu (dari 9 kasus/tahun3.

    pada tahun 2010 menjadi 4 kasus/tahun pada tahun 2015).

    Menurunnya angka kemaan bayi dan neonatal (dari 12,4.

    44/1000 pada 2010 menjadi 11, 10/1000 pada tahun 2015).

    Menurunnya angka gizi buruk pada Balita (dari 0, 69% pada5.

    2010 menjadi 0, 60% pada tahun 2015).

    Menurunnya angka gizi kurang pada Balita (dari 11, 8% pada6.

    2010 menjadi 9% pada tahun 2015).

    Menurunnya angka ibu hamil dengan Kekurangan Energi7.

    Kronis (dari 14% pada tahun 2010 menjadi 10% pada tahun

    2015).Meningkatnya cakupan keluarga dengan sadar gizi (dari 74%8.

    pada tahun 2010 menjadi 90% pada tahun 2015).

    Menurunnya angka Berat Badan Lahir Rendah/BBLR (dari 2,9.

    54% pada tahun 2010 menjadi 2% pada tahun 2015).

    Meningkatnya angka penemuan penderita TBC Paru (dari 34,10.

    41% pada tahun 2010 menjadi 45% pada tahun 2015).

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    41/137

    Dhaksinarga Bhumikarta28

    Meningkatnya angka kesembuhan pengobatan penyakit TBC11.

    Paru (dari 76% pada tahun 2010 menjadi 85% pada tahun

    2015).

    Menurunnya angka fatalitas kasus penyakit DBD (CFR dari 1,12.

    26% pada 2010 menjadi < 1% pada tahun 2015).

    Meningkatnya angka penemuan penderita AIDS (dari 30%13.

    kasus tersangka tahun 2010 menjadi 60% pada tahun 2015).

    Meningkatnya cakupan desa dengan imunisasi lengkap pada14.

    anak (UCI/Universal Child Imunizaon) dari 78, 47% pada

    tahun 2010 menjadi 100% pada tahun 2015.

    Meningkatnya cakupan ketersediaan obat Esensial generik15.

    dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas dan jaringannya

    (dari 95, 5% pada tahun 2010 menjadi 100% pada tahun

    2015).

    Meningkatnya cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat16.

    (PHBS) pada tatanan rumah tangga (dari 25% pada tahun

    2010 menjadi 50% pada tahun 2015).

    Meningkatnya cakupan desa dengan Desa Siaga akf (dari17.

    44% pada tahun 2010 menjadi 80% pada tahun 2015).

    Meningkatnya status Posyandu akf (purnama dan mandiri)18.

    dari 87, 5% pada tahun 2010 menjadi 90% pada tahun 2015.

    Meningkatnya sentra produksi yang memenuhi standar19.

    kesehatan (dari 40% pada tahun 2010 menjadi 75% padatahun 2015).

    Meningkatnya cakupan tempat-tempat umum sehat (dari 77,20.

    67% pada tahun 2010 menjadi 85% pada tahun 2015).

    Meningkatnya cakupan rumah/pemukiman sehat (dari 52,21.

    94% pada tahun 2010 menjadi 75% pada tahun 2015).

    2Tersedianya dokumen Renstra, Renja, RKA, DPA (pada seap22.

    tahun anggaran).

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    42/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 29

    Meningkatnya cakupan laporan kinerja SKPD (LAKIP).23.

    Meningkatnya cakupan kelengkapan laporan SP2TP dari24.

    Puskesmas.

    Meningkatnya cakupan Puskesmas yang membuat prol25.

    kesehatan tahunan.

    Strategi dan Kebijakan yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan

    melipu:

    pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau;1.

    pengembangan dan pendayagunaan sumberdaya kesehata;.2.pembiayaan kesehatan, terutama jaminan kesehatan bagi3.

    masyarakat miskin;

    pemberdayaan masyarakat dan kemitraan;4.

    pengembangan sistem informasi, regulasi dan manajemen5.

    kesehatan.

    Rumah Sakit, Puskesmas, dan jaringannya memenuhi standar

    mutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di

    wilayahnya. Sasaran Strategi ini dijabarkan lagi:

    persentase fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah yang1.

    menerapkan manajemen mutu;

    persentase kunjungan Bumil dengan K4;2.

    perentase Bumil dengan komplikasi yang ditangani;3.persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan;4.

    persentase ibu nifas yang memperoleh 3 kali pelayanan5.

    sesuai standar;

    persentase neonatal dengan komplikasi ditangani;6.

    persentase bayi yang memperoleh pelayanan;7.

    persentase siswa SD kelas 1 yang diperiksa;8.

    persentase pelayanan PUS menjadi peserta KB akf;9.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    43/137

    Dhaksinarga Bhumikarta30

    persentase cakupan kunjungan rawat jalan pasien Gakin;10.

    persentase cakupan kunjungan rawat inap pasien Gakin;11.

    persentase sasaran kesehatan pemerintah dengan kemam-12.

    puan gawat darurat level 1;

    persentase desa dengan anak UCI;13.

    jumlah penemuan dan penanganan penyakit menular;14.

    persentase desa dengan KLB yang dilakukan penyelidikan15.

    epidemiologi kurang dari 24 jam;

    persentase balita dan anak prasekolah dilayani (DTKB);16.

    persentase Balita Gakin mendapatkan MP-ASI;17.

    persentase Balita gizi buruk mendapatkan perawatan;18.

    persentase desa siaga akf;19.

    jumlah akreditasi yang diperoleh;20.

    persentase RSUD dengan pencapaian SPM memenuhi target;21.

    persentase pelayanan terhadap keluarga miskin baik rawat22.

    jalan maupun rawat inap.

    Tabel 2. 6. 1 Target pencapaian dari indikator kinerja utama

    No. Indikator Kinerja UtamaTarget 2015

    Satuan Jumlah

    1. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan

    Pemerintah yang menerapkan manaje-

    men mutu.

    persen 50

    2. Persentase kunjungan Bumil dengan K4. persen 96

    Satuan Jumlah

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    44/137

    Dhaksinarga Bhumikarta 31

    3. Persentase Bumil dengan komplikasi

    yang ditangani.

    persen 81

    4. Persentase persalinan ditolong tenaga

    kesehatan.

    persen 91

    5. Persentase ibu nifas yang memperoleh 3

    kali pelayanan sesuai standar.

    persen 90

    6. Persentase neonatal dengan komplikasi

    ditangani.

    persen 80

    7. Persentase bayi yang memperoleh

    pelayanan.

    persen 90

    8. Persentase siswa SD kelas 1 yang

    diperiksa.

    persen 95

    9. Persentase pelayanan PUS menjadipeserta KB akf.

    persen 82, 6

    10. Persentase cakupan kunjungan rawat

    jalan pasien Gakin.

    persen 70

    11. Persentase cakupan kunjungan rawat

    inap pasien Gakin.

    persen 2

    12. Persentase sasaran kesehatan

    pemerintah dengan kemampuan gawatdarurat level 1.

    persen 100

    13. Persentase desa dengan anak UCI. persen 100

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht

    45/137

    Dhaksinarga Bhumikarta32

    14. Jumlah penemuan dan penanganan

    penyakit menular.

    Jumlah cakupan penemuan dana.penanganan penderita AFP (anak