Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

21

Transcript of Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

Page 1: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan
Page 2: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

i

KATA SAMBUTAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mengamanatkan bahwa salah satu

pembangunan sumber daya manusia Indonesia adalah melalui pengendalian jumlah

penduduk.

Jumlah penduduk Indonesia menurut Sensus Penduduk (SP) tahun 2010 berjumlah 237,6

juta jiwa. Jumlah yang besar ini terdiri dari lapisan penduduk balita, anak, dewasa, dan

lansia. Khusus lansia, menurut Pendataan Keluarga tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ternyata jumlah penduduk lansia

di Indonesia berjumlah 15,5 juta jiwa. Jumlah ini semakin tahun akan semakin besar. Hal ini

karena adanya pembangunan kesehatan dan sosial ekonomi yang diselenggarakan di

Indonesia.

Jumlah penduduk lansia yang besar ini membutuhkan penanganan yang serius, sebab mau

tidak mau penduduk lansia akan menjadi salah satu lapisan penduduk yang jika tidak

diberdayakan dengan maksimal akan menjadi lapisan penduduk yang dianggap beban

pembangunan. Agar penduduk lansia tidak menjadi beban pembangunan diperlukan adanya

pemberdayaan penduduk lansia. Hal ini sesuai dengan undang-undang No.13 tahun 1998

tentang Kesejahteraan Lansia. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa penduduk

lansia di Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu penduduk lansia potensial dan

penduduk lansia tidak potensial.

BKKBN yang merupakan instansi pemerintah yang berwenang menyelenggerakan Program

Kependudukan dan Keluarga Berencana memiliki Program Pembangunan Ketahanan dan

Kesejahteraan Keluarga (PK3). Khusus untuk keluarga lansia, BKKBN melalui Direktorat Bina

Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan membina dan memberdayakan kelompok-kelompok

kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang ada di seluruh kelurahan dan desa yang ada di

Indonesia.

Kelompok kegiatan BKL merupakan wadah kegiatan bagi keluarga lansia dan keluarga yang

memiliki lansia yang berusaha meningkatkan kegiatan dan keterampilan keluarga dalam

memberikan pelayanan, perawatan, dan pengakuan yang layak sebagai orang tua bagi lansia

tidak potensial dan meningkatkan kesejahteraan keluarga lansia melalui kegiatan

pemberdayaan, pembinaan, serta pengembangan potensi bagi lansia.

Tujuan utama adanya kelompok BKL adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku (PSP) keluarga

lansia dan keluarga yang memiliki lansia dalam meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan

keluarga. Dengan demikian, kelompok BKL menjadi sangat penting dan strategis

keberadannya. Agar pengelolaan dan penyelenggaraan Program Pembinaan Ketahanan

Keluarga Lansia semakin optimal, maka diperlukan Pedoman Pembinaan Ketahanan

Keluarga Lansia.

Page 3: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

ii

Buku Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia merupakan Buku untuk

penyelenggaraan Program Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia. Dengan adanya buku ini,

yang terdiri dari 10 (sepuluh) seri yaitu 1. Program Kependudukan dan KB Nasional ; 2.

Pembinaan Kesehatan Fisik Bagi Lansia; 3. Pembinaan Kesehatan Reproduksi Bagi Lansia; 4.

Pembinaan Mental Emosional Bagi Lansia; 5. Pembinaan Mental Spiritual Bagi Lansia; 6.

Pembinaan Sosial Kemasyarakatan Bagi Lansia; 7. Pengembangan Ekonomi Produktif Bagi

Lansia; 8. Teknik Fasilitasi; 9. Teknik Dinamika Kelompok; dan 10. Teknik Advokasi dan KIE.

Diharapkan penyelenggaraan Program Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia di setiap

tingkatan wilayah dapat bergairah dan berjalan dengan baik.

Semoga Buku Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia yang terdiri dari

10 (sepuluh) seri ini dapat menjadi acuan dan pegangan bagi para pengelola dan pembina

pelaksana program Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia. Dengan demikian, akan

terwujud penduduk Lansia yang sehat, sejahtera, mandiri, dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

Jakarta, Mei 2012

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera

dan Pemberdayaan Keluarga,

Dr. Sudibyo Alimoeso, M.A.

Page 4: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, Seri Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dapat diselesesaikan.

Ketahanan Keluarga Lansia yang dilembagakan melalui wadah kelompok kegiatan (poktan)yang bernama Bina Keluarga Lansia (BKL). Kelompok BKL diharapkan dapat meningkatkanPengetahuan, Sikap, dan Perilaku (PSP) keluarga lansia dan lansia itu sendiri. PembinaanKetahanan Keluarga Lansia adalah bagian integral dari Program Pembangunan Ketahanandan Kesejahteraan Keluarga (PK3).

Sekaitan dengan hal tersebut diatas, diperlukan adanya kumpulan Media PembelajaranPembinaan Ketahanan Keluarga Lansia yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok BKL danmengakselerasi tujuan pembinaan ketahanan keluarga lansia, yaitu peningkatan PSPkeluarga lansia dan lansia itu sendiri yang pada akhirnya dapat mendukung peningkatanketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dapat digunakan juga dalamkegiatan peningkatan kapasitas tenaga pelatih dan pengelola BKL. Selain itu kami harapkanseri media pembelajaran ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang membutuhkan.

Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia terdiri dari 10 (sepuluh) seri,dan pada seri keenam akan dibahas mengenai Pembinaan Sosial Kemasyarakatan BagiLansia.

Apabila Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia yang kami susunmemiliki banyak kekurangan kami mohon maaf, dan kami sangat terbuka terhadap sarandan kritik untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Akhirnya kepada semua pihak yang senantiasa membantu kami menyelesaikan MediaPembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia, kami sampaikan terimakasih danpenghargaan yang setinggi-tingginya

Jakarta, Mei 2011Direktorat Bina Ketahanan KeluargaLansia dan RentanDirektur,

Drs. Furqan Ia Faried,MA

Page 5: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

iv

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................................................................. 1

B. Sasaran ................................................................................................................... 8

C. Tujuan...................................................................................................................... 8

D. Batasan Pengertian ............................................................................................... 8

BAB II PERLINDUNGAN BAGI LANSIA YANG MENGALAMI MASALAH .................... 5

A. Kecemasan Hidup Dihadapi Lansia........................................................................ 5

B. Peran Agama dan Spiritual .................................................................................... 6

BAB III KEPEDULIAN SESAMA LANSIA......................................................................... 12

A. Memberikan Santunan Kepada Sesama ............................................................... 12

B. Melakukan Silaturahmi .......................................................................................... 12

C. Mengunjungi Lansia Yang Sakit ............................................................................. 13

D. Melayat Lansia Yang Meninggal ............................................................................ 13

BAB IV KEGIATAN SOSIAL KEMASYARAKATAN BAGI LANSIA .................................. 14

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 15

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 16

Page 6: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah mahluk sosial, bermasyarakat dan berinteraksi dengan sesama anggotamasyarakat lainnya. Manusia tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, dalamkehidupannya manusia menjalin hubungan sosial dengan manusia lainnya untukmemenuhi kebutuhannya. Thamatsu Sibutani dalam Soerjono Soekanto 1990menyatakan bahwa semua kegiatan manusia didasarkan pada kerjasama dan gotongroyong.

Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksisosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang perorangan secarabadaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan dalam suatu kelompok sosial.Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan ataukelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan seterusnya untukmencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan lainsebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah dasar proses sosial,pengertian mana menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.(SoerjonoSoekanto, 1990).

Interaksi sosial kemasyarakatan pada lansia sangat penting artinya karena seluruhmanusia mempunyai kebutuhan untuk bersosial, hidup bermasyarakat. Sementara itu,lingkup interaksi sosial lansia cenderung semakin menyempit dengan berbagaiketerbatasan yang dialami oleh para lansia, misalnya keterbatasan fisik, gerak,perjalanan dan akses komunikasi. Selain itu kelompok/lingkup interaksi yang sudahdibangun sejak muda juga mengalami penciutan dengan adanya proses pindah tempatataupun kematian yang telah dialami koleganya. Oleh karena itu hubungan sosialkemasyarakatan lanjut usia (lansia) perlu dibangun dengan kreatif di lingkup yang masihdapat di akses oleh lansia.

Lansia dalam keluarga masyarakat Indonesia, memiliki nilai emosional sendiri yang tidakternilai bandingannya. Kasih sayang anggota keluarga tercermin dari tindakan danperilaku keluarga sehari-hari, bahkan perlakuan yang berlebihan terhadap lansia darikeluarga kadang membatasi gerak langkah lansia sendiri. Seperti tidak boleh bekerja,tidak boleh keluar, tidak boleh berkarya. Tinggal di rumah dengan fasilitas yang lengkapdan baik untuk lansia.

Di sisi lain, terdapat lansia yang masih dibebani untuk mengasuh cucunya, sehinggacenderung lansia harus tetap tinggal di rumah, tidak perlu sosialisasi. Tindakan keluargamemperlakukan lansia seperti ini sungguh keliru.

Page 7: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

6

Sebaiknya lansia diberikan kesempatan oleh keluarganya untuk bersosialisasi,berkunjung kepada teman-temannya yang masih ada. Berkomunikasi sesama lansiaadalah tindakan yang bijak dari keluarga. Bahkan dengan potensi dan pengalamannya,lansia masih berpeluang memberikan manfaat bagi orang lain.

Kesertaan lansia dalam kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah suatu solusi untukmelawan kejenuhan, dengan mengalihkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagilansianya sendiri, sehingga kehadirannya dalam keluarga maupun sesama lansia masihdiperlukan.

Ditengah perjalanan hidup lansia pasti menemukan masalah-masalah dalam interaksisosialnya, masalah-masalah itu jangan dibiarkan menjadi meradang dan berlarut-larutdalam diri lansia. Anggota keluarga harus paham itu, sehingga turut memecahkanmasalah yang dihadapi oleh lansia atau dalam kelompok BKL oleh kader yang menjadipembinanya. Biasanya masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Masalah yang Ditimbulkan oleh Pasangan Hidup

Pasangan hidup (suami-isteri) akan jadi batu himpitan bagi lansia di dalammenjalankan sisa hidupnya. Masalah itu berupa ketidakcocokan (disharmonis) diantara masing-masing pihak. Hal ini terjadi karena secara alami lansia sejalan denganpertambahan usia akan mengalami penurunan fisik maupun psikologis yang dialamioleh kedua belah pihak.

Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan ketegangan emosional dan memengaruhihubungan suami isteri. Tidak sedikit pasangan suami isteri lansia mengalamiperceraian di usia senja karena masing-masing tidak dapat menerima pendapat satusama lain.

Selain itu pasangan suami-isteri lansia, yang ditinggal mati oleh pasangannyamengakibatkan ketidakseimbangan mental maupun fisiknya, sehingga dalammenjalankan sisa hidupnya kurang bergairah.

Inilah beberapa masalah lansia yang diakibatkan oleh pasangan hidupnya. Bila hal initerjadi, keluarga harus dapat meminimalisir dengan mengalihkan melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, sehingga lansia dapat melupakan masalah-masalah yangdihadapinya.

Kader kelompok BKL harus dapat membaca permasalahan-permasalah yang dihadapioleh lansia, sehingga penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh kader BKL sifatnyaselain penambahan pengetahuan juga memberi dorongan, bahkan sebagai konsultandan mediator.

Page 8: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

7

2. Masalah yang Ditimbulkan oleh Lingkungan Keluarga

Masalah interaksi sosial bagi lansia dapat ditimbulkan oleh lingkungan keluarganya.Masalah itu bisa diakibatkan oleh ketidakcocokan dengan sebagian anggota keluargaatau seluruh anggota keluarga.

Terkadang perbedaan konsepsi antara lansia maupun keluarganya dapat menjadipemicu ketegangan. Hal yang paling sering terjadi adalah keluarga melarang ataumembatasi lansia untuk keluar rumah maupun pekerjaan-pekerjaan fisik yangdilakukan lansia. Dalam konteks ini, sebetulnya keluarga tersebut bermaksud baik,dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan. Akan tetapi, dari sudutpandang lansia, mungkin tindakan itu dianggap mengekang dan membatasi ruanggerak lansia yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan.

Dalam kasus seperti ini, keluarga harus paham dan memperlakukan lansia secarawajar sesuai dengan kondisi fisik maupun psikologisnya. Dalam kegiatan penyuluhankelompok BKL, perlu dijelaskan bagaimana peran keluarga dalam mendukung lansiauntuk aktif dan membimbing lansia di keluarganya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Masalah yang Ditimbulkan oleh Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat yang tidak kondusif, akan menimbulkan masalah tersendiribagi lansia. Dalam kondisi lingkungan masyarakat yang tidak sesuai ini akan mudahmempengaruhi mental psikologisnya, sehingga lansia mudah stress dan mudahtersulut emosinya, misalnya daerah bising, padat atau pinggir jalan raya.

Ada tipe lansia yang tidak cocok dalam lingkungan masyarakat yang hiruk pikuk. Dialebih senang tinggal di daerah yang sepi dengan lingkungan masyarakat yang agamis.Ada juga sebaliknya, lansia lebih senang tinggal dalam suasana lingkungan keluargayang hangat, ramai, sehingga menambah gairah hidupnya. Dalam kondisi seperti ini,sebaiknya keluarga bersikap bijak, membahas masalah ini bersama lansia yangbersangkutan, mencarikan jalan keluar sehingga lansia betul-betul merasa nyaman dilingkungannya.

Keiikutsertaan dalam kelompok BKL, yang secara rutin bertemu dengan sesamalansia akan membantu mengurangi masalah lansia yang ditimbulkan olehlingkungan.

4. Masalah yang Ditimbulkan oleh Pekerjaan

Adakalanya pada situasi dan kondisi tertentu memaksa lansia untuk tetap bekerjadalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi kelompok lansia seperti ini,sudah pasti pekerjaan menjadi beban yang berat bagi dirinya.

Dalam kondisi seperti ini, keluarga harus mencarikan jalan keluar, harus adakeseimbangan agar lansia tidak sepenuhnya dibebani oleh pekerjaan.

Page 9: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

8

B. SASARANSasaran dari pemakai buku ini adalah :1. Petugas yang akan melakukan pembinaan terhadap kader Bina Keluarga Lansia.

2. Kader BKL yang akan menyampaikan penyuluhan kepada sasaran keluarga yangmemiliki Lansia dan Lansianya sendiri.

3. Masyarakat luas lainnya yang membutuhkan informasi mengenai ProgramKependudukan dan Keluarga Berencana, Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia, danPembinaan Sosial Kemasyarakatan Bagi Lansia.

C. TUJUAN1. Umum

Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peserta tentang pentingnyakegiatan sosial kemasyarakatan, pemupukan jiwa sosial, kepedulian anggotakeluarga terhadap lansia, dan tolong menolong terhadap sesama lansia.

2. Khusus

Menguraikan dengan lebih rinci tujuan umum dengan menjelaskan hal-hal berikutini.a. Pengertian sosial kemasyarakatan dan kepedulian keluarga terhadap lansia serta

kepedulian sesame lansia.

b. Masalah interaksi sosial pada lansia.

c. Bentuk-bentuk kegiatan sosial kemasyarakatan.

d. Bentuk-bentuk kepedulian sesama lansia.

e. Perlindungan bagi lansia yang mengalami masalah.

D. BATASAN PENGERTIAN

1. LANSIA (LANJUT USIA)Adalah orang yang telah berusia 60 tahun keatas.

2. KELUARGA LANSIAAdalah keluarga yang memiliki salah satu anggota keluarganya telah berusia 60tahun keatas atau keluarga yang terdiri dari suami istri, yang berusia diatas 60 tahunkeatas

Page 10: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

9

3. BINA KELUARGA LANSIA (BKL)Adalah kelompok kegiatan (Poktan) keluarga yang mempunyai Lansia yang bertujuanmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lansia danlansia itu sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dalam rangkameningkatkan kesertaan, pembinaan, dan kemandirian ber- KB bagi PUS anggotakelompok kegiatan.

4. PEMBINAAN KETAHANAN KELUARGA LANSIAAdalah program peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga bagi keluargalansia.

5. SOSIAL KEMASYARAKATANAdalah penanaman nilai kepada setiap anggota bersama seluruh keluarganya, untukdapat memiliki jiwa sosial, memiliki empati atau kepedulian, tolong menolong, dansolidaritas bagi kepentingan bersama sesama anggota kelompok BKL.

Page 11: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

10

BAB II

PERLINDUNGAN BAGI LANSIA YANG MENGALAMI MASALAH

Lansia dalam keluarga tentu merupakan sosok yang berjasa. Keberadaan keluarga saat ini,tentu secara langsung atau tidak langsung adalah berkat keberadaan lansia tersebut.

Perlindungan terhadap lansia sudah dibahas di tingkat dunia maupun nasional. Kerangkakebijakan telah mengundang pembahasan dan penyusunan rencana aksi yangmempromosikan “penuaan sehat dan aktif”. Perlindungan dan Pembinaan lansia diaturdalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dan PPNomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial LanjutUsia. Perlindungan bagi lansia terutama yang mengalami masalah, diantaranya sebagaiberikut.

A. PENELANTARAN LANSIA OLEH KELUARGA

Keberadaan lansia yang tidak diinginkan oleh keluarganya sendiri terjadi karena motifekonomi, sosial, atau psikologis. Dalam perlindungan sosial di manapun, di seluruhdunia, keluarga memberikan sebagian besar pertolongan kepada lansia yangmemerlukan bantuan. Namun, dengan perkembangan masyarakat dan tradisi generasihidup bersama menurun, mau tidak mau negara dituntut untuk mengembangkanmekanisme yang memberikan perlindungan sosial untuk lansia yang tidak mampumencari nafkah sendiri dan rentan.

Kelompok BKL dapat membantu lansia yang terlantar dengan berbagai macam carasesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Bantuan sekecil apapun dapatmeringankan beban hidup lansia yang ditelantarkan oleh keluarganya. Misalnya dengancara membantu pendekatan dengan keluarga lansia yang ditelantarkan, dan memberipemahaman kepada keluarga bahwa semua orang yang ditakdirkan berumur panjang,suatu saat juga akan menjadi lansia.

B. TINDAKAN KEKERASAN DAN KEJAHATAN

Lansia yang lemah dan hidup sendiri ataupun yang ada di lingkungan keluarganyasangat rentan terhadap kekerasan dan kejahatan, seperti pencurian dan pemukulan.Bahkan bentuk umum kekerasan terhadap lansia adalah pelecehan lansia yangdilakukan oleh anggota keluarga dan pengasuh institusi bagi lansia yang dikenal korban.

Pelecehan lansia terjadi di keluarga dari semua tingkatan sosial ekonomi. Hal inimeningkat dalam masyarakat yang mengalami perubahan ekonomi dan di organisasisosial, di mana secara keseluruhan eksploitasi cenderung meningkat.

Pelecehan, kekerasan, dan kejahatan terhadap lansia merupakan pelanggaran hak azasimanusia yang menyebabkan cidera, penyakit, kehilangan produktivitas, isolasi, danputus asa. Penyelesaian tindak kekerasan dilaksanakan secara multidimensi, yangberkaitan dengan aparat keamanan dan hukum.

Page 12: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

11

Peran kelompok BKL dapat meminimalisir kasus seperti ini, dengan cara semakinmeningkatkan kepedulian, membuka lebar forum curhat (curahan hati) sebagaikegiatan wajib pada kegiatan pertemuan penyuluhan, sehingga apabila memang terjadipelecehan, kekerasan maupun kejahatan dapat dicegah sejak dini.

Page 13: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

12

BAB III

KEPEDULIAN SESAMA LANSIA

Dalam menumbuhkan kepedulian terhadap sesama lansia, sebaiknya lansia tetap dihargai,baik sebagai subjek maupun objek. Keluarga sebaiknya mendukung kebutuhan lansia untuktetap berbuat sesuatu maupun berkarya, sehingga sisa hidupnya masih berarti bagikeluarga, sesama, maupun bangsanya. Penumbuhan minat sosial kemasyarakatan harusdijaga, seperti berikut ini.

A. MEMBERIKAN SANTUNAN KEPADA SESAMA

Adakalanya dalam suatu kehidupan tidak selamanya manis. Kadangkala ada pahit,kadang ada getir, kadang ada tawa maupun tangis. Lansia sebagai sosok pribadi yangharus tetap dipenuhi kebutuhannya. Tidak semua lansia beruntung nasibnya. Ada lansiayang telantar atau ditelantarkan oleh keluarganya.

Bagi sebagian lansia yang kurang bernasib baik ini, sebaiknya ditumbuhkan kepedulianantarsesama lansia sendiri, maupun oleh keluarga yang mampu dengan memberikansantunan. Santunan bisa berupa uang, jasa, maupun barang, sepertimakanan/minuman, pakaian, dan lain-lain, yang diberikan secara insidentil atau tetapmelalui kegiatan Yayasan dan BKL, ataupun organisasi kemasyarakatan lainnya.

Di dalam kelompok BKL, akan lebih baik apabila pemberian santunan bisa diberikansecara spontan atau ditumbuhkan penggalangan dana secara rutin atau insidentil tanpaharus memberatkan lansia. Dana digalang bisa pada saat sesudah kegiatan penyuluhanBKL dari lansia atau keluarga yang mampu, untuk diserahkan kepada lansia yang kurangberuntung.

Pengumpulan dana juga bisa dalam bentuk kas sosial rutin yang di galang dengansukarela. Selain itu, untuk sumber kas sosial, para lansia juga dapat mengikuti “BazarMurah” dengan mengumpulkan pakaian para lansia waktu muda yang sudah tidakmereka gunakan lagi, lalu dijual dengan harga sangat terjangkau.

B. MELAKUKAN SILATURAHMI

Berkunjung atau mengunjungi sesama lansia dalam rangka silaturahmi adalahmerupakan terapi yang sehat bagi lansia. Kenangan masa lalu, atau pengalaman masakanak-kanak maupun remaja, atau masa aktif bekerja menjadi terapi yangmenyenangkan untuk diingat dan dikenang.

Kenangan itu akan silih berganti. Rekaman masa lalu adalah satu formula pengobatanyang menyehatkan bagi sesama lansia. Obrolan dan bersenda gurau akan menambahsemangat lansia dalam menjaga stabilitas hidupnya.

Silaturahmi dalam ajaran agama sangat dianjurkan. Silaturahmi dapat mengikatpersaudaraan, kekerabatan, dan pertemanan. Silaturahmi juga akan menghubungkantali-tali yang rentas agar terikat kembali, mengunjungi sesama lansia yang mendapatmusibah atau kesusahan atau peristiwa bahagia, misalnya kelahiran cucu baru, adalah

Page 14: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

13

sangat dianjurkan. Hal ini karena akan dapat menghibur dan mengurangi penderitaansesama lansia, sekaligus berbagi kebahagiaan.

C. MENGUNJUNGI LANSIA YANG SAKIT

Mengunjungi lansia yang sedang sakit juga merupakan langkah terpuji. Nilai silaturahmidalam mengunjungi sesama lansia yang sedang sakit akan sangat bermakna. Selainmemiliki nilai ibadah, juga bagi lansia yang sedang sakit akan dapat memberikandorongan dan kepercayaan diri yang akan memacu semangat hidupnya.

Selain itu, manfaat bagi lansia yang mengunjungi lansia yang sedang sakit akanmenanamkan kesadaran bahwa lansia pada umumnya rentan penyakit akibatmenurunnya fungsi dan kemampuan tubuh. Oleh karena itu, sangat penting bagi lansiauntuk senantia menjaga kesehatannya.

D. MELAYAT LANSIA YANG MENINGGAL

Melayat lansia yang meninggal adalah merupakan wujud rasa empati sesama lansia.Mengunjungi lansia yang meninggal merupakan suatu penghormatan denganmemberikan doa yang tulus, agar arwahnya diterima oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dandiberikan keringanan-keringanan serta diampuni segala dosa-dosanya.

Mengunjungi lansia yang meninggal sama juga menanamkan nilai ibadah, selainmengantar kepergiannya juga akan memberikan dorongan dan kekuatan bagi keluargayang ditinggalkan.

Selain itu manfaat bagi lansia yang melayat lansia yang meninggal akan lebihmenanamkan kesadaran bahwa pada usia senja merupakan waktu yang tepat untuklebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa dan berusaha agar sisa waktunyadiisi dengan hal-hal yang bermanfaat.

Page 15: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

14

BAB IV

KEGIATAN SOSIAL KEMASYARAKATAN BAGI LANSIA

Kegiatan sosial kemasyarakatan yang dapat diterapkan dalam kelompok BKL dankeluarganya adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan spiritual di bidang keagamaan, dalam rangka menyiapkan lansia dalammengadapi hari depan.

2. Kegiatan gotong royong untuk memupuk kebersamaan.

3. Kegiatan bakti sosial maupun kerja bakti sekitar lingkungan kegiatan kelompok BKL.

4. Kegiatan ekonomi produktif bagi lansia yang ingin dan berminat untuk menambahpenghasilan.

5. Kegiatan penyaluran hobi dan bakat, seperti bidang kesenian dan budaya, kerajinandan lain-lain. Kerajinan juga sekaligus dapat dikaitkan dengan kegiatan lingkungandengan cara menggunakan bahan daur ulang.

6. Menjadi “guru tamu” (membagikan pengalaman)

Lansia mempunyai pengalaman yang sangat kaya tentang berbagai pengalaman hidup,sejarah yang di alami, dan pengalaman kerja. Pengalaman ini akan sangat menarik biladiceritakan kepada generasi muda, bahkan anak-anak. Lansia dapat bekerjasamadengan PAUD, TK, SD yang ada di dekat lingkungannya dan mengisi materi pelajaransejarah atau sekedar berbagi pengalaman. Lansia akan merasa sangat berhargaberkesempatan menjadi “guru tamu” di PAUD, TK atau SD.

7. Menjadi pendamping kegiatan sosial kemasyarakatan bagi lansia yang mempunyaikeahlian tertentu, misalnya pendamping Posyandu oleh lansia peduli yang ahli dibidang kesehatan atau gizi anak balita.

8. Menjadi “Bapak atau Orang tua Asuh” bagi lansia peduli yang ingin bersedekah denganhartanya, misalnya bagi anak sekolah yang kurang mampu.

Page 16: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

15

BAB V

PENUTUP

Dengan pembinaan sosial kemasyarakatan bagi lansia ini, diharapkan dapat memberikanmanfaat bagi lansia. Manfaat sosial kemasyarakatan bagi lansia adalah untuk memupukkebersamaan terhadap lansia dan keluarganya, menghormati jasa lansia, sebagai rasahormat dan cinta kasih keluarga kepada orang tuanya, kakek neneknya, dan handai taulan.Karena keadaan keluarga saat ini adalah hasil kasih sayang, jasa dan didikan dari lansia-lansia kita dahulu. Serta tolong-menolong dan menunjukkan empati rasa kepedulianterhadap lansia dan keluarganya.

Page 17: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

16

DAFTAR PUSTAKA

Soerjono Soekanto, 1990. Sosiologi : Suatu Pengantar. Edisi baru keempat 1990. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta

Page 18: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

17

LAMPIRAN : 1

Pertemuan ke - 10

Pembinaan Sosial Kemasyarakatan Bagi Lansia (Bagian I)

Langkah-langkah Pertemuan Penyuluhan untuk Kader BKL

A. PEMBUKAAN (WAJIB)

1. Pemeriksaan Kesehatan;

2. Senam bersama/Olah raga bersama;

3. Curahan hati (Curhat) membahas tentang masalah lansia yang dihadapi padapertemuan yang lalu.

B. MATERI PENYULUHAN

1. Konsep Sosial Kemasyarakatan;

2. Masalah interaksi sosial pada Lansia;

3. Perlindungan bagi Lansia yang menghadapi masalah.

C. WAKTU PERTEMUAN

90 Menit atau sesuai kesepakatan

GARIS BESAR POKOK PENYULUHAN

NO. MATERIPENYULUHAN

KEGIATAN LANSIA PERAN KELUARGA

1. Konsep SosialKemasyarakatan

1. Pengertian sosialkemasyarakatan;

2. Tujuan Sosial Kemasya-rakatan;

3. Manfaat sosial ke-masyarakatan;

4. Jenis-jenis sosialkemasyarakatan.

Keluarga mengajak diskusiuntuk membahas materi yangtelah dibahas oleh kader,tentang konsep sosial ke-mayarakatan sebagai penguatanmateri, yaitu tentangpengertian, tujuan, manfaat danjenis-jenis sosial kemasyara-katan.

Page 19: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

18

2. Masalahinteraksi sosialpada Lansia

Masalah-masalah interaksi sosialyang sering dihadapi oleh lansia,misalnya seperti:

1. Masalah yang ditimbulkanoleh pasangan hidup;

2. Masalah yang ditimbulkanoleh lingkungan keluarga;

3. Masalah yang ditimbulkanoleh Lingkungan masyarakat;

4. Masalah yang ditimbulkanoleh pekerjaan;

Keluarga harus dapatmenyiapkan mental lansia,dengan cara memberikanpengertian, membimbingdengan kesabaran dan selalumendekatkan diri agar selaluberdoa pada Tuhan Yang MahaEsa sesuai keyakinannyamasing-masing. Karena dalamkehidupan Lansia akanmenemui masalah-masalahyang selalu dihadapi, sepertimasalah yang ditimbulkan olehpasangan hidupnya, olehlingkungan keluarga, olehlingkungan masyarakat, olehpekerjaan, dan sekaligus siapmenghadapi kematian.

3. Perlindunganbagi Lansia yangmenghadapimasalah

Lansia perlu diberikanperlindungan, seperti:

1. Penelantaran lansia olehkeluarga;

2. Tindakan kekerasan ;

3. Tindakan kejahatan.

Seluruh keluarga harusmemberikan perlindungan danmenjaga terhadap keamanandan kenyamanan lansia,terutama yang berkaitandengan fisik maupunpsikologisnya dari tindakanpenelantaran Lansia olehkeluarga, tindakan kekerasandan kejahatan.

D. PENUTUP

1. Demikian Bapak-bapak dan ibu-ibu hasil pertemuan kita pada hari ini, jangan lupapertemuan berikutnya harus hadir lagi;

2. Jangan lupa materi yang diberikan hari ini, harus dipelajari lagi di rumah dandiskusikan bersama anggota keluarga;

3. Mari pertemuan kita akhiri dengan berdoa.

Page 20: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

19

LAMPIRAN : 2

Pertemuan ke - 11

Pembinaan Sosial Kemasyarakatan Bagi Lansia (Bagian II)

Langkah-langkah Pertemuan Penyuluhan untuk Kader BKL

A. PEMBUKAAN (WAJIB)

1. Pemeriksaan Kesehatan;

2. Senam bersama/Olah raga bersama;

3. Curahan hati (Curhat) membahas tentang masalah lansia yang dihadapi padapertemuan yang lalu.

B. MATERI PENYULUHAN

1. Kepedulian sesama lansia;

2. Kegiatan sosial kemasyarakatan.

C. WAKTU PERTEMUAN

100 Menit atau sesuai kesepakatan

GARIS BESAR POKOK PENYULUHAN

NO. MATERIPENYULUHAN

KEGIATAN LANSIA PERAN KELUARGA

1. Kepeduliansesama Lansia

1. Memberikan santunan padasesama Lansia;

2. Melakukan Silaturahmi;

3. Mengunjungi Lansia Sakit;

4. Melayat Lansia yangmeninggal.

Keluarga mengingatkankepada lansia, bahwakepedulian terhadap sesamaLansia adalah suatuperbuatan terpuji, memupuknilai kebersamaan, gotongroyong, dan selain itu dapatmengurangi beban yangdihadapi oleh sesama lansia,misalnya memberikansantunan, melakukansilaturahmi, mengunjungilansia yang sakit, maupunyang meninggal.

Page 21: Seri 6 Sosial Kemasyarakatan

20

2. Kegiatan SosialKemasyarakatan

Praktek kegiatan sosialkemasyarakatan yang dapatdilakukan oleh lansia, adalah:1. Mengadakan rekreasi;2. Gotong royong;3. Bhakti sosial;4. Mengadakan arisan.5. Memproduksi kerajinan

berbahan daur ulang5. Menjadi “guru tamu”6. Bapak Asuh7. Pendamping

Keluarga mendorong agarlansia ikut berpartisipasidalam kegiatan seperti:rekreasi, kerja bakti, gotongroyong maupun arisan,aneka kerajinan.

Lansia juga berpeluangmenjadi “guru tamu” diPAUD, TK, SD yang ada didekat lingkungannyamenceritakan pengalamanwaktu muda, pengalamankerja, dll.

D. PENUTUP

1. Demikian Bapak-bapak dan ibu-ibu hasil pertemuan kita pada hari ini, jangan lupapertemuan berikutnya harus hadir lagi;

2. Jangan lupa materi yang diberikan hari ini, harus dipelajari lagi di rumah dandiskusikan bersama anggota keluarga;

3. Mari pertemuan kita akhiri dengan berdoa.