SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret...

170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR NURUL HUDA ISLAMIC CENTER DENGAN SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN di UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh: ANIK WIDYANINGSIH C 0806003 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret...

Page 1: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DESAIN INTERIOR NURUL HUDA ISLAMIC CENTER DENGAN

SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN

di UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun oleh:

ANIK WIDYANINGSIH

C 0806003

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Konsep Perencanaan dan Perancangan Interior

Nurul Huda Islamic Center Dengan Sentuhan Pendidikan Bercitarasa pembalajaran

di Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disetujui untuk diajukan, guna melengkapi syarat kelulusan Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2010

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Mulyadi, SSn, M.Ds Ambar Mulyono, SSn, M.T

NIP. 19730702 200212 1 001 NIP. 19740611 200801 1 015

Mengetahui

Koordinator Tugas Akhir

Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn

NIP. 19621221 199201 1001

Page 3: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan dan dipertanggungjawabkan pada Sidang Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2010

Pada hari Kamis, 29 Juli 2010

Penguji :

1. Ketua Sidang

Lu’lu’ Purwaningrum, SSn, MT

NIP. 19770612 20012 2 003 ( ............................... )

2. Sekretaris Sidang

Drs. Soepono Sasongko, M.Sn

NIP. 19570319 198903 1001 ( ............................... )

3. Pembimbing I

Mulyadi, SSn, M.Ds

NIP. 19730702 200212 1 001 (............................... )

4. Pembimbing II

Ambar Mulyono, SSn, M.T

NIP. 19740611 200801 1 015 ( ............................... )

Mengetahui,

Ketua Jurusan Desain Interior Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn Drs. Sudarno, M.A

NIP. 19621221 199201 1001 NIP. 19530314 198506 1001

Page 4: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Anik Widyaningsih

NIM : C0806003

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir berjudul

“Desain Interior Nurul Huda Islamic Center Dengan Sentuhan Pendidikan Bercitaasa

Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta” adalah benar-benar karya

sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya,

dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam

Daftar Pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akrir dan gelar yang

diperoleh.

Surakarta, 29 Juli 2010

Yang membuat pernyataan,

Anik Widyaningsih

NIM. C 0806003

Page 5: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“…berdoalah kepada-KU, niscaya akan AKU perkenankan bagimu…”

(QS. Al-Ghofir : 60)

“ Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik,

Tuhan pasti kan menunjukan kebesaran dan kuasa-Nya bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa. ”

(Jangan Menyerah, D’Masiv)

“ Jika ingin mewujudkan mimpimu mintalah kepada Allah disertai ibadah dan doa,

kemudian tekunlah pada niatmu seraya berikhtiar di jalan-Nya, insyaallah akan dibukakan jalan oleh-Nya

dan tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. “ (Penulis)

“ Kesuksesan adalah sebuah proses panjang yang memerlukan perjuangan dan pengorbanan. “ (Penulis)

Page 6: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini merupakan hasil perjuangan panjang yang melelahkan, teriring oleh

kesabaran, ketekunan serta doa dan wujud kasih sayang yang tak terkira, karya ini

saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT

2. Ayah dan Bunda tercinta, Walidi dan Sri Wahyuni. Ini untukmu Ayah…Ibu…

3. Adikku Bondan Wahyu Tirtono beserta keluarga besarku.

4. Sahabat, kawan tercinta beserta almamaterku. Semoga dari sinilah awal

keberhasilanku.

5. Keluarga kecilku bersama suami pilihan Allah kelak.

Page 7: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Tiada kata terindah selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat, karunia dan berkah-Nya sehingga penulis mendapat bimbingan

dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul Desain

Interior Nurul Huda Islamic Center Dengan Sentuhan Pendidikan Bercitarasa

Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh

penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis tidak lupa untuk

mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Allah SWT karena limpahan rahmat, nikmat dan Hidayahnya-Nya penyusunan

TA ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Ayah Bunda tercinta, yang telah sabar membimbing Anik hingga detik ini, terima

kasih atas semua kasih sayang, perhatian, doa, dukungan penuh (materi dan

spiritual), semangat serta nasehatnya tanpa kalian Anik “rapuh”. Love u so much.

3. Adikku Bondan Wahyu Tirtono bandel, perhatian, canda dan tawamu

meramaikan hidupku, terimakasih kau telah menjadi “ojek” setiaku.

4. Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas

Sastra dan Seni Rupa.

5. Pembimbing Tugas Akhir Mulyadi, SSn, M.Ds bersama Ambar Mulyono, SSn,

M.T, terima kasih atas waktu, bantuan ide, dan pinjaman buku-buku referensi,

motivasi. Pak Mul….terimakasih atas usulan materi TA-nya. Semoga desain

Nurul Huda Isamic Center ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terimakasih

juga atas nasehat dan doanya.

6. Iik Endang S.W, SSn, M.Ds, selaku Koordinator Tugas Akhir. Lu’lu’

Purwaningrum, SSn, MT beserta Drs. Soepono Sasongko, M.Sn selaku dosen

penguji TA.

Page 8: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Hafiq Wijanarko, inspirator dan motivatorku, terimakasih telah mengajariku

tentang banyak hal; agama, kehidupan, perjuangan juga cinta. Terima kasih juga

telah menemani kemanapun Anik survey. “rencanaNYA lebih sempurna dan lebih

indah kanda…”

8. Kartika Chandra Dewi Pertiwi yang tidak bosan-bosannya memboncengkan Anik

dari awal masuk kuliah hingga sekarang juga menjadi teman curhat yang baik.

“Bantuan, semangat dan dukungan yang kau beri begitu tulus kurasakan cecep…,

hanya Allah yang mampu membalasnya”

9. Ani Kurnia Ningrum sahabat sejak SMPku dulu yang selalu setia mendengarkan

keluh kesahku. “Kita tercipta karenaNYA, dan akan kembali kepadaNYA, Anik

yakin kamu pasti bisa menatap dunia walau tanpa ibu disisimu”.

10. Nur Hidayati yang setia menemaniku saat-saat sulit waktu KP, karena hanya kita

berdua yang “terbuang” dari kumpulannya.

11. Sahabat-sahabatku Cecep, Nur, Putu, Inung, Hesti yang selalu memberikan

dukungan dan semangat yang luar biasa, terima kasih juga telah membantuku di

saat – saat pembuatan maket bersama Putri, Fahmi, Maya dan Adek. Semua

interior angkatan ’06 Hafidh, Pram, mas Didik, Harun, Muhib, Rosi, Ari, Rini,

Mbak nita, Mbak Nanik, Arkhi, Ginar terimakasih buat persahabatan dan

bantuannya selama ini.

12. Semua anak-anak Interior UNS. Terus semangat dan terus berjuang, karena hidup

di interior memang penuh perjuangan hehehe…..

13. Wahid terimakasih untuk service dan pinjaman printernya, Ulik dan Rifki yang

telah rela menjadi guide saat keliling Bandung. Esti, Hanif, Ica, Tegar, Dita,

Santi, Dinar kalian memberi warna dalam hidupku. I love u all

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Tiada sesuatu apapun yang dapat penulis persembahkan selain do’a semoga Allah

SWT memberi imbalan sesuai dengan jasa dan keikhlasan amalnya, Amin.

Page 9: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Penulis menyadari Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, maka penulis

mengharapkan adanya saran dan kritik yang dapat membantu sehingga dapat

menyempurnakan penyusunan skripsi ini dari pembaca.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Surakarta, 29 Juli 2010

Penulis,

Anik Widyaningsih

C 0806003

Page 10: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DESAIN INTERIOR NURUL HUDA ISLAMIC CENTER DENGAN

SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA BEMBELAJARAN

DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

ABSTRAK

Widyaningsih, Anik. C0806003 2010. Desain Interior Nurul Huda Islamic Center

Dengan Sentuhan Pendidikan Bercitarasa Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Perencanaan Tugas Akhir ini ditujukan untuk membuat perencanaan dan

perancangan Islamic Center Nurul Huda yang berada di kawasan pendidikan yaitu

Universitas Sebelas Maret Surakara, oleh karenanya konsep desainnya diwujudkan

dengan pendekatan pendidikan, sehingga Islamic Center Nurul Huda dirancang dengan

menggabungkan fungsi religi dan edukasi

Desain Interior Nurul Huda Islamic Center dengan Sentuhan Pendidikan

Bercitarasa Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta ini dibatasi pada elemen

interior terutama pada segi penataan ruang dan memusatkan perencanaan dan

perancangan pada penempatan lay out, furniture dan mempertimbangkan pemilihan

warna yang berkaitan dengan sesain islami dan sesuai dengan fungsi bangunan

Rumusan masalah yang ditampilkan adalah bagaimana menyelesaikan

perencanaan kegiatan, fasilitas, dan pola tata ruang yang baik, menyelesaikan penataan

interior ruang yang sesuai konsep dan tema dengan aspek bagaimana menghadirkan

suasana dan penataan interior Nurul Huda Islamic Center yang representative dalam

menyuguhkan dunia religi dan edukasi dalam lingkungan akademika kepada semua

civitas kampus dan masyarakat sekitar.

Tujuan dari karya ini adalah menyelesaikan perencanaan kegiatan, fasilitas, dan

pola tata ruang yang baik, menyelesaikan penataan interior ruang yang sesuai konsep dan

tema dengan aspek bagaimana menghadirkan suasana dan penataan interior Nurul Huda

Islamic Center yang representative dalam menyuguhkan dunia religi dan edukasi dalam

lingkungan akademika kepada semua civitas kampus dan masyarakat sekitar.

Perancangan Desain Interior Nurul Huda Islamic Center ini bermanfaat bagi

seluruh civitas kampus dan masyarakat sekitar untuk dapat memberikan wawasan dan

pengetahuan tentang religi dan edukasi serta sebagai sarana silaturahmi sesama muslim.

Page 11: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

PERNYATAAN ........................................................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ....................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ vii

ABSTRAK .................................................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ xiii

DAFTAR SKEMA .................................................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ................................................................................................................... xvi

LAMPIRAN .................................................................................................................................. 1

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

B. Batasan Masalah .................................................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 5

D. Tujuan ................................................................................................................................... 5

E. Manfaat .................................................................................................................................. 5

F. Konsep Dan Tema Perancangan ............................................................................................ 5

G. Sasaran Perancangan ............................................................................................................. 6

H. Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 6

Page 12: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

I. Metodologi .............................................................................................................................. 7

BAB II. KAJIAN LITERATUR ............................................................................................... 11

A. Kajian Teori ........................................................................................................................ 11

1. Kajian Tentang Islam ...................................................................................................... 11

2. Kajian Tentang Arsitektur Islam ..................................................................................... 14

3. Kajian Tentang Masjid .................................................................................................... 31

B. Pendekatan Desain .............................................................................................................. 72

1. Pengertian Judul Proyek ................................................................................................. 72

2. Pola Pikir Desain ............................................................................................................. 74

3. Konsep ............................................................................................................................ 76

4. Tema ............................................................................................................................... 80

BAB III. STUDI LAPANGAN ................................................................................................... 81

A. Masjid Kampus UGM .......................................................................................................... 81

B. Islamic Center Semarang (Masjid Ajung Jawa Tengah) ...................................................... 86

C. Masjid Kampus ITB ............................................................................................................. 92

BAB VI. PROGRAMING ........................................................................................................ 100

A. Definisi Proyek .................................................................................................................. 100

B. Asumsi Lokasi .................................................................................................................... 101

C. Status Kelembagaan ........................................................................................................... 101

D. Struktur Organisasi ............................................................................................................ 102

E. Program Kegiatan ............................................................................................................... 102

F. Alur Kegiatan...................................................................................................................... 103

G. Program Ruang .................................................................................................................. 107

H. Besaran Ruang ................................................................................................................... 108

I. Pembentuk Ruang ............................................................................................................... 109

Page 13: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

J. Sistem Interior ..................................................................................................................... 117

K. Sistem Keamanan .............................................................................................................. 124

L. Sistem Organisasi Ruang ................................................................................................... 128

M. Sistem Sirkulasi ................................................................................................................ 130

N. Zoning & Grouping ........................................................................................................... 132

O. Pola Hubungan Antar Ruang ............................................................................................ 137

BAB V. KONSEP DESAIN ...................................................................................................... 139

A. Ide Gagasan ........................................................................................................................ 139

B. Tema ................................................................................................................................... 139

C. Suasana Ruang ................................................................................................................... 139

D. Pola Penaaan Ruang ........................................................................................................... 140

E. Pembentuk Ruang ............................................................................................................... 142

F. Pengisi Ruang ..................................................................................................................... 144

G. Sistem Interior .................................................................................................................... 144

H. Sistem Keamanan ............................................................................................................... 145

VI. PENUTUP .......................................................................................................................... 148

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 153

Page 14: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1. Khath Mashq ......................................................................................................................... 28

2.2. Khath Square Kufic ............................................................................................................... 29

2.3. Khath Eastern Kufic .............................................................................................................. 29

2.4. Khath Thuluth ....................................................................................................................... 29

2.5. Khath Nashhi ........................................................................................................................ 29

2.6. Khath Muhaqqaq ................................................................................................................... 30

2.7. Khath Rihani ......................................................................................................................... 30

2.8. Khath Taliq ........................................................................................................................... 30

2.9. Zoning Ruang Sholat ............................................................................................................. 30

2.10. Pola Hiasan Arabic .............................................................................................................. 40

2.11. Penerapan Hiasan Arabic ..................................................................................................... 40

2.12. Pola Octagon ....................................................................................................................... 41

2.13. Pola Bintang ........................................................................................................................ 41

2.14. Pola Hias Geometri .............................................................................................................. 41

2.15. Penerapan Bentuk Geometri Pada Mimbar ......................................................................... 41

2.16. Penerapan Bentuk Geometri Pada Plafon ........................................................................... 41

2.17. Perpaduan Pola Hias Kaligrafi Dengan Bentuk Geometri .................................................. 42

2.18. Pantulan Cahaya Yang Berkesan Mewah ........................................................................... 43

2.19. Pengaruh Kebisingaan Lantai Terhadap Sumber Suara ...................................................... 45

2.20. Pemanfaatan Dinding Belakang dan Samping Secara Akustik ........................................... 47

2.21. Pemantulan Ceiling Secara Akustik .................................................................................... 47

2.22. Sudut Datang Cahaya Terhadap Panggung ......................................................................... 50

2.23. System Penghawaan ............................................................................................................ 53

2.24. Kurfa System Karakteristik Frekuensi ................................................................................ 59

Page 15: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

2.25. Kurfa Penundaan Pemantulan pada 50Hz Untuk Berbagai Volume Ruang ....................... 60

2.26. Kurfa Pemanjangan Bunyi Pada Tingkat Suara .................................................................. 61

2.27. Penundaan Waktu Pada Bunyi PAntul Memperkuat Bunyi Langsung .............................. 62

2.29. Cacat-cacat Akustik Dalam Auditorium ............................................................................. 63

2.30. Gaung Pada PErmukaan Pemantulan Bunyi Yang Tidak Sejajar ....................................... 64

2.31. Dinding Belakang Pemantul Bunyi .................................................................................... 64

2.32. Desain Dinding Isolasi Suara .............................................................................................. 64

2.33. Penataan Lay Out Tipe Proscenium Theaters ..................................................................... 67

2.34. Penataan Lay Out Tipe Arena Theaters .............................................................................. 67

2.35. Penataan Lay Out Tipe Open Thurs Theaters .................................................................... 68

2.36. Penataan Kursi ................................................................................................................... 69

2.37. Tipe Sirkulasi ..................................................................................................................... 71

2.38. Komponen Pendidikan ....................................................................................................... 80

3.1. Masjid Kampus UGM .......................................................................................................... 81

3.2. Interior Masjid Kampus UGM ............................................................................................. 86

3.3. Masjid Agung Jawa Tengah ................................................................................................. 87

3.4. Masjid Agung Jawa Tengah ................................................................................................. 87

3.6. Kantor Pengurus Masjid Agung Jawa Tengah ..................................................................... 91

3.7. Lobby Masjid Agung Jawa Tengah ..................................................................................... 91

3.8. Interior Masjid Kampus ITB ................................................................................................. 92

Page 16: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR SKEMA

4.1. Aktivitas Sholat Wajib ........................................................................................................ 103

4.2. Aktivtas Peserta Mabit ........................................................................................................ 103

4.3. Aktivitas Rapat / Kajian ...................................................................................................... 104

4.4. Aktivitas Belajar / Bimbingan / TPA ................................................................................... 104

4.5. Aktivitas Pengunjung Perpustakaan .................................................................................. 104

4.6. Aktivitas Petugas Perpustakaan ......................................................................................... 105

4.7. Aktivitas Pengurus Masjid ................................................................................................. 105

4.8. Aktivitas Penyumbang Dana .............................................................................................. 105

4.9. Aktivtas Pengunjung Kafetaria ........................................................................................... 106

4.10. Aktivitas Petugas Kafetaria .............................................................................................. 106

4.11. Aktivitas Pengunjung Minimarket .................................................................................... 106

4.5. Aktivitas Petugas Minimarket ............................................................................................ 107

Page 17: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR BAGAN

3.1. Struktur Organisasi LDK Masjid Kampus UGM ................................................................ 83

3.2. Struktur Organisasi Masjid Agung Jawa Tengah ................................................................ 88

4.1. Struktur Organisasi Manajeman Masjid ............................................................................ 102

Page 18: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Universitas Sebelas Maret berdiri sejak 11 Maret 1976, yang awalnya

merupakan gabungan dari 5 perguruan tinggi yang ada di Surakarta.

Penggabungan beberapa perguruan tinggi tersebut, mempunyai satu tujuan

yang besar, yakni meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Surakarta.

Setelah 5 tahun melakukan konsolidasi, UNS mempersiapkan diri untuk

memulai proses perkembangannya. Pembangunan secara fisik (tahap pertama)

dimulai pada tahun 1980 berakhir tahun 1985. Pembangunan fisik kampus

yang tergolong cepat, juga diimbangi dengan perkembangan di sektor yang

lain. Tahun 1986, dilakukan peletakan dasar-dasar percepatan pertumbuhan,

Pada masa ini, perubahan telah terjadi, seperti perkembangan yang cukup

bagus dalam bidang akademik dan jumlah staf, juga dalam penguatan

infrastruktur kampus.

Sekarang ini, UNS Solo merupakan universitas muda dengan pertumbuhan

yang luar biasa. Torehan-torehan sejarah yang lebih mengesankan lainnya

terjadi seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan universitas ini. Saat ini

UNS telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu universitas

terpandang di Indonesia. Di masa mendatang, UNS diharapkan mampu

berkembang sebagai perguruan tinggi yang unggul dalam bidang pendidikan,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, baik di tingkat nasion, maupun

Page 19: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

di tingkat internasional yang mampu berkiprah sebagai perguruan tinggi

otonom dan berkelas dunia (world class university). Upaya untuk

mengembangkan UNS menjadi universitas unggul di tingkat internasional dan

maju di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni seperti yang

diamanatkan dalam Visi dan Misi Universitas Sebelas Maret (UNS),

mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar, terutama dalam

membangun komitmen bersama yakni mengedepankan kualitas, profesional,

efektif dan efisien.

Selain itu, guna menunjang iklim akademik bagi seluruh sivitas

akademika, UNS menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan baik

tenaga pengajar maupun mahasiswanya, diantaranya adalah fasilitas

kemahasiswaan antara lain adalah sarana olahraga dan kesenian, Asrama

Mahasiswa, serta Sekretariat UKM. UNS juga memiliki Student Center yang

dapat difungsikan sebagai tepat kegiatan akademik seperti seminar, workshop,

ataupun pertemuan dengan skala peserta yang besar maupun melaksanakan

kegiatan keolahragaan seperti Tae Kwon Do, Jiu Jit Su, Karate, Pencak Silat,

dll. Untuk gedung pertemuan, secara khusus UNS memiliki Auditorium

dengan fasilitas yang lebih dari memenuhi syarat untuk kegiatan baik

akademik maupun kegiatan entertaintment seperti pentas seni ataupun konser

musik. Sebagai bentuk perhatiah UNS pada kesehatan, UNS mendirikan

sebuah fasilitas kesehatan dengan nama Medical Centre. Dalam hal sarana

ibadah UNS memiliki sebuah gereja untuk umat kristiani, untuk umat Hindu

ada Pura, serta 1 buah Vihara untuk pemeluk agama Budha. Kemudian UNS

juga memiliki Masjid Nurul Huda untuk beribadah umat islam. Masjid ini

Page 20: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

merupakan satu-satunya masjid terbesar yang berada di lingkungan kampus

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Masjid kampus UNS atau yang lebih dikenal dengan Masjid Nurul

Huda UNS sejak pertama diresmikan penggunaannya pada tanggal 22 Oktober

1982 telah menjadi pusat kegiatan keislaman dan mempunyai kontribusi yang

sangat besar terhadap perkembangan dakwah islam. Selain fungsinya sebagai

sarana tempat ibadah ( sholat ), masjid Nurul Huda Juga berfungsi sebagai

sarana menanamkan nilai – nilai islam kepada civitas muslim UNS, khususnya

mahasiswa muslim dan berpengaruh sangat signifikan terhadap proses

pembentukan moral. Dimasjid Nurul Huda inilah berbagai kegiatan pelatihan

dan kajian keislaman dilakukan, dan secara masif berlangsung juga kegiatan

pendampingan mata kuliah agama islam ( aistensi agama islam ) selama satu

semester penuh yang diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa baru UNS setiap

tahunnya. Dari kegiatan masjid Nurul Huda UNS inilah telah banyak

dilahirkan sarjana – sarjana muslim yang berkomitmen tinggi pada nilai moral

dan berkemampuan melakukan perubahan masyarakat.

Seiring perkembangan waktu, jumlah civitas muslim ( dosen,

karyawan dan mahasiswa ) di UNS dari tahun ketahun semakin meningkat.

Saat ini dikampus terdapat sekitar 27.000 mahasiswa dan 3000-an pegawai

dan dosen. (Panitia renovasi. Proposal renovasi Masjid Nurul Huda UNS).

Untuk merespon antusiasme jamaah yang sedemikian tinggi terhadap aktivitas

spiritual yang diselenggarakan di Masjid Nurul Huda, melimpahnya jumlah

Page 21: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

jamaah menjadikan masjid kampus menjadi terasa sempit ( tidak memadai )

dan kurang nyaman sebagai sarana ibadah.

Disamping itu saat ini telah terjadi berbagai kerusakan fisik bangunan

masjid karena termakan usia. Banyak sekali atap yang bocor, kondisi eternit

banyak yang jebol. Berbagai upaya pemeliharaan dan perbaikan pun

dilaksanakan. Sejak pertama kali berdiri, masjid Nurul Huda UNS telah

mengalami 3 ( tiga ) kali perbaikan, yaitu penambahan dinding kaca pada sisi

utara, selatan dan timur lantai satu ( dilakukan sekitar tahun 1987- 1988 )

kemudian penggantian atap dari seng diganti dengan genting ( dilakukan

medio ’90-an ) dan yang ketiga adalah perbaikan lantai 1 serambi masjid pada

tahun 2002 yaitu dari tegel diganti dengan keramik.

Karena perbaikan selama ini hanya bersifat tambal sulam, maka

timbullah ide atau gagasan untuk segera dilakukan renovasi secara total masjid

Nurul Huda UNS, yang diharapkan akan sangat berpengaruh terhadap

penambahan daya tampung masjid dan terciptanya kondusivitas masjid

sebagai pusat beribadah sekaligus pusat pendidikan agama islam yang

nantinya akan melahirkan civitas-civitas muslim yang berdedikasi dan

kompeten.

B. BATASAN MASALAH

1. Pembahasan diutamakan dalam lingkup disiplin interior

2. Fasilitas utamanya adalah bangunan masjid, fasilitas pendukungnya adalah

bangunan serba guna.

3. Perencanaan lokasi berada di lingkungan kampus UNS

Page 22: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana merencanakan dan merancang interior masjid di lingkungan

pendidikan?

2. Bagaimana merencanakan dan merancang interior Nurul Huda Islamic

Center yang berfungsi sebagai sarana beribadah sekaligus sebagai sarana

pendidikan?

D. TUJUAN

1. Merencanakan dan merancang interior masjid kampus sebagai masjid

pendidikan.

2. Merencanakan dan merancang interior Nurul Huda Islamic Center sebagai

sarana beribadah sekaligus sebagai sarana belajar.

E. MANFAAT

Nurul Huda Islamic Center menjadi sebuah sarana beribadah sekaligus

sarana pendidikan di lingkungan kampus yang mampu dijadikan wadah untuk

mempertebal iman dan taqwa, menimba ilmu dunia dan akherat, pusat syiar

agama Islam, serta dapat mempererat tali silaturahmi sesasa muslim.

F. KONSEP DAN TEMA PERANCANGAN

Sesuai dengan judul proyek “Nurul Huda Islamic Center dengan

Sentuhan Pendidikan Bercitarasa Pembelajaran”, maka konsep yang

dihadirkan adalah pendidikan, sedangkan tema yang dipakai adalah modern

fungsional. Konsep pendidikan ini diaplikasikan ke dalam hadirnya

Page 23: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

perpustakaan yang berada di area serambi masjid dan bersifat tebuka, selain

itu di salah satu dinding serambi masjidnya ada relief yang menggambarkan

tentang perkembangan masjid yang ada di nusantara. Kata-kata bijak yang

bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist juga hadir sebagai elemen estetis

Nurul Huda Islamic Center ini.

Tema modern fungsional hadir dalam suasana ruangnya, clean look,

bentuk geometris yang tegas, serta bentuk-bentuk furniture yang simple.

G. SASARAN PERANCANGAN

1. Sasaran Pengunjung

- Seluruh civitas Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta

- Masyarakat sekitar.

2. Sasaran Desain

- Menitik beratkan pada bangunan utama (masjid)

- Penciptaan suasana yang sesuai dengan tema perancangan.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I. (PENDAHULUAN)

Terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

dan sasaran serta metodologi yang berisi tentang metode dan sistematika

pembahasan. Sebagai awal dari perencanaan dan perancangan Nurul Huda

Islamic Center di Surakarta.

BAB II. TINJAUAN TEORI

Page 24: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Membahas tentang kajian teoritis mengenai perancangan Nurul Huda Islamic

Center. Agar data-data yang penulis sajikan dapat dipertanggungjawabkan

kevalitan datanya, dan dipakai sebagai bahan acuan standart-standart yang

ditetapkan pada perancangan Islamic Center.

BAB. III (STUDI LAPANGAN)

Berisikan lokasi-lokasi yang penulis observasi sebagai pembanding dan atau

sebagai bahan pembelajaran tentang hal apa saja yang dibutuhkan untuk

merancang sebuah Islamic Center yang tepat, agar penulis mendapatkan

gambaran yang jelas mengenai Islamic Center, dan sesuai dengan nilai-nilai

yang ada.

BAB. IV (KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN)

Berupa konsep perancangan Nurul Huda Islamic Center secara terperinci

dengan memberikan alternative-alternatif desain sampai didapatkan desain

yang sesuai dengan konsep perancangan.

BAB. V (KESIMPULAN)

Merupakan kesimpulan dari proses analisis konsep perencanaan dan

perancangan Nurul Huda Islamic Center.

I. METODOLOGI

Berbagai hal yang berkaitan dengan metodologi penulisan perencanaan

dan perancangan kali ini dapat penulis jabarkan secara singkat seperti dibawah

ini:

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis memilih lokasi-lokasi Islamic Center dan fasilitas

pendukungnya yang berada khususnya di Pulau Jawa, dikarenakan

Page 25: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

perhitungan efisiensi waktu dan biaya, karena tidak memerlukan biaya dan

waktu yang khusus untuk datang kesana, lokasinya pun mudah

diketemukan, karena terletak di kota-kota besar, yang telah lebih dahulu

terkenal di media, baik televisi, koran serta internet. Serta dengan

pertimbangan Islamic Center yang telah penulis ketahui mempunyai data

yang cukup lengkap sebagai pembanding agar perencanaan dan

perancangan kali ini mendapatkan batasan-batasan yang jelas.

Dengan data-data yang telah penulis peroleh, akan mempermudah

penulis dalam mempertimbangkan aspek dah hal-hal apa yang boleh ada

dan yang tidak boleh, serta yang pantas dan yang tidak. Dan apa saja yang

idealnya dibutuhkan didalam Isalmic Center, dalam hal ini juga berfungsi

sebagai pedoman perancangan.

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam perencanaan kali ini adalah data

sekunder, yang diperoleh dari narasumber dari awal berdiri bahkan sejarah

berdirinya tempat tersebut. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

suatu organisasi / perusahaan dalam bentuk yag sudah jadi dan berupa

publikasi.

Sumber data dalam penelitian kali ini penulis peroleh dari tempat

dan peristiwa Islamic Center yang penulis teliti, arsip, dokumen, buku,

foto atau sejarah berdirinya Islamic Center yang penulis teliti.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam perencaan dan perancangan Islamic

Center ini didapatkan dari:

Page 26: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

a. Observasi langsung

Penulis mengadakan pengamatan secara langsung ke objek penelitian

dengan memperhatikan segala aspek yang terkait dengan perencanaan

Nurul Huda Islamic Center ini.

b. Wawancara

Penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak /

narasumber yang terkait dengan objek penelitian yang sedang penulis

amati.

c. Pencatatan

Penulis melakukan pencatatan pada data-data yang penting yang

sangat berguna dalam perancangan, yang bersumber dari instansi-

instansi yang terkait, data-data dari internet, maupun data-data dari

buku-buku pustaka.

4. Variabel

Yang menjadi variabel dalam penelitian kali ini adalah:

a. Kebutuhan ruang-ruang yang vital didalam Islamic Center yang akan

menentukan ruang-ruang yang dibutuhkan atau minimal harus ada

didalam perancangan Nurul Huda Islamic Center, agar tidak terjadi

kelalaian atau kekurangan ruang yang sangat dibutuhkan.

b. Fasilitas yang ada didalam Islamic Center, yang akan membuat Nurul

Huda Islamic Center tersebut menjadi tempat yang bertemakan agama,

tetapi tetap menyenangkan untuk berbagai pihak, agar tidak terjadi

kekecewaan dan penyesalan ketika pengunjung melakukan kunjungan

kedalam Islamic Center ini.

Page 27: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Konsep, tema dan suasana yang diusung oleh masing-masing Islamic

Center, yang dapat dijadikan acuan perencanaan Nurul Huda Islamic

Center.

5. Validitas Data

Guna menjaga dan menjamin data yang penulis perolah saat

melakukan penelitian, penulis dokumentasikan hal-hal yang telah penulis

teliti dan mencari bahan pertimbangan atau bahan dengan konsep dan tema

sejenis.

6. Analisis Data

Dalam penelitian kali ini analisa data yang penulis gunakan adalah

dengan metode analisa interaktif. Aktifitas yang dilakukan dalam bentuk

interaktif pada tiga komponen yang ada; yaitu: reduksi atas, sajian data,

dan penarikan kesimpulan

Page 28: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. KAJIAN TEORI

1. Kajian Tentang Islam

i. Pengertian Islam

Islam berasal dari kata jadian aslama, kata dasarnya salima.

Aslama : menyerah, taat dan berserah diri pada Allah atau

menganut Islam. Artinya menyerah kepada Allah dan besedia

tunduk kepada segala yang datang dari Allah dan bersedia

berkorban sebagai tanda pengabdian terhadap Allah sebagai

khaliknya. (Gazalba, Sidi Drs: Masjid Pusat Ibadat dan

Kebudayaan Islam, 1989:65)

“Dia itu adalah pelindung kami dan kepadaNYA kami orang-

orang mukmin berserah diri”. (Q.S. Al-Baqaraah : 51)

Salima : selamat, sejahtera, tidak bercela. Artinya islam itu

membawa pemeluknya ke arah keselamatan baik di dunia

maupun di akherat kelak. (Gazalba, Sidi Drs: Masjid Pusat

Ibadat dan Kebudayaan Islam, 1989:65)

“ Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam

silm (kedamaian) seluruhnya dan janganlah kamu turut

angkah setan, sesungguhnya setan itu musuh yang terang

bagimu”. (Q.S. Al-Baqaraah : 208)

Page 29: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

“ Dan kalau mereka telah condong cinta kepada salm

(perdamaian) hendaklah kamu condong (cinta pula)

kepadaNYA”. (Q.S. Al-Anfal : 61)

Islam adalah jalan untuk mencapai ridlo Allah dan keselamatan

dunia akherat dengan menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah

SWT. (Drs. KH. Ahmad Dimyathi Badruzzaman,. Dalam

Fajarsani Retno Palupi. 2009)

Islam adalah agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW,

bepedoman pada kitab suci Al-Quran, yang diturunkan ke dunia

melalui wahyu Allah SWT. (Budiono,MH. Dalam Fajarsani

Retno Palupi. 2009)

“ Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu addin kamu dan

telah kucukupkan nikmatku padamu dan aku berkat islam

menjadi addinmu”. (Q.S. Al-Maidah : 3)

ii. Karakteristik Agama Islam

Karakteristik Agama Islam

Menurut Dr. Yusuf al-Qardhawi, ulama Mesir terkemuka,

dalam bukunya al-Khasha`ish al-Ammah li al-Islam, menjelaskan

karakteristik Islam tersebut sebagai berikut:

(1) Rabbaniyyah (ketuhanan), artinya Islam merupakan agama yang

bersumber dari Allah s.w.t., bukan hasil ciptaan manusia.

(2) Insaniyyah (kemanusiaan), yaitu Islam merupakan satu-satunya

agama yang cocok dengan fitrah manusia.

Page 30: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

(3) Syumuliyyah (menyeluruh), artinya Islam merupakan agama

yang mengatur segalaaspek kehidupan manusia, mencakup

akidah (teologi), ibadah, muamalah (hubungan antar sesama

manusia), jinayah (pidana), ahwal syakhshiyyah (perdata), dan

akhlak (moralita).

(4) al-Waqi‟iyyah (real), artinya semua ajaran Islam adalah realistis,

dapat dengan mudah diaflikasikan dalam kehidupan.

(5) al-Wasathiyyah (moderat), yaitu ajarannya sangat memperhatikan

unsur keseimbangan (balance) antara faktor materi atau jasmani

dengan faktor immateri atau rohani.

(6) al-Wudhuh (jelas), artinya Islam memiliki konsep yang jelas

dalam membina umatnya.

(7) al-Jam‟u baina al-Tsabat wa al-Murunnah (integritas antara

permanen dan fleksibel), maksudnya bahwa ajaran Islam

memperhatikan kondisi umat yang berbeda-beda, sehingga

menyatukan dua aspek sekaligus, yaitu antara ajaran yang

permanen dan fleksibel, atau antara azimah (ketetapan awal) dan

rukhshah (keringanan).

Risalah al-Qur‟an yang disebut juga sebagai Risalah Ilahiyah

menjadikan agama Islam sebagai agama fitrah, agama yang

menjunjung tinggi akal pikiran, agama ilmu dan hikmah, agama

kebebasan dan kemerdekaan. Risalah al-Qur‟an begitu penting dalam

membentuk jiwa manusia sehingga menjadi manusia yang

berkebudayaan maju dan memiliki peradaban yang tinggi.

Page 31: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Keberhasilan risalah Islamiyah tersebut ditunjang oleh hakikat

agama itu sendiri dan beberapa faktor lain. (www.info-jic.org. Dalam

Fajasani Retno Palupi. 2009)

2. Kajian Tentang Arsitekur Islam

i. Arsitektur Islam

Arsitektur islam merupakan wujud pepaduan antara

kebudayaan manusia dan proses penghambaan diri seorang manusia

kepada Tuhannya, yang berada dalam keselarasan hubungan antara

manusia, lingkungan dan penciptanya. Arsitektur islam

mengungkapkan hubungan geometris yang kompleks, hirarki bentuk

dan ornament, serta makna simbolik yang sangat dalam. Arsitektur

Islam merupakan salah satu jaawaban yang dapat membawa pada

perbaikan peradaban. Di dalam arsitektur isam terdapat esensi dan

nlai-nilai islam yang dapat diterapkan tanpa menghalangi

pemanfaatan teknologi bangunan modern sebagai alat dalam

mengekspresikan esensi tersebut.

Perkembangan arsitektur islam dari abad VII sampai abad XV

meliputi perkembangan strukur, seni dekorasi, ragam hias dan

tipologi bangunan. Daerah perkembangannya meliputi wilayah yang

sangat luas, diantaranya Eropa, Afrika hingga asia Tenggara.

Karenanya perkembangannya disetiap daerah berbeda dan

mengalami penyesuaian dengan budaya dan tradisi setempat, serta

kondisi geografis. Hal ini tidak lepas dari kondisi alam yang

mempengaruhi proses terbentuknya kebudayaan manusia.

Page 32: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Arsitektur yang merupakan bagian dari budaya selalu

berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia.

Oleh karena itu, islam yang turut membentuk peradaban manusia

juga memiliki budaya berarsitektur. Budaya arsitektur dalam islam

dimulai dengan dibangunnya ka‟bah oleh Nabi Adam as sebagai

pusat ibadah umat manusia kepada Alah SW (Sooud. Dalam Holly

Idris. 2008). Ka‟bah juga merupakan bangunan yang pertama kai

didirikan di bumi. Tradisi ini dilanjutkan oleh Nabi Ibrahim as

bersama putranya, Nabi Ismail as. Mereka berdua memugar kembali

bangunan ka‟bah, setelah itu Nabi Muhammad SAW melanjutkan

misi pembangunan ka‟bah ini sebagai bangunan yang bertujuan

sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT. Dari sinilah budaya

arsiektur dalam islam terus berkembang dan memiliki daya dorong

yang belum pernah terjadi sebelumnya, serta mencapai arti secara

fungsional dan simbolis.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran surat Ali Imron ayat 96

“ Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat

nberibaadat) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang

diberkahi dan menjadi petunjuk semua manusia”.

Arsitektur islam mentradisi atau kontiniu secara organisasi

karena islam tidak menganut bentuk (form), islam mengatur perilaku

(behaviour), islam tidak mengatur sevara resmi (cannical rule)

tentang pembuatan bangunan atau hunian, tidak seperti pada agama

lain yang memiliki aturan sisilah pasastra.

Page 33: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

ii. Pengertian Arsitektur Islam

Adapun beberapa pengertian arsitekur ialam antara lain:

a. Arsitektur islam adalah cara membangun yang Islami sebagaimana

ditentukan oleh hukum syariah, tanpa batasan terhadap tempat

dan fungsi bangunan, namun lebih kepada karakter islaminya

dalam hubungannya dengan desain bentuk dan dekorasi. Definisi

ini adalah suatu definisi yang meliputi semua jenis bangunan,

bukan hanya monument ataupun bangunan religius. (Saoud.

Dalam Holly Idris. 2008)

b. Menurut Sir Banister Fletcher, muslim architecture (atau

menurutnya sama saja dengan Islamic aschitecture) adalah gaya

arsitektur yang digunakan oleh kaum muslim atau disebut

Muhammad architecture karena digunakan oleh para pengikut

nabi Muhammad (Fletcher. Dalam Holly Idris. 2008), Fletcher

kemudian menjelaskan bahwa arsitektu islam cenderung

merupakan prodk agama daripada suatu produk Negara.

c. Arsitektur islam adalah tatanan yang dipengaruhi oleh agama islam

sehingga pada realisasinya dapat dikenali pada bentuk

kongkretnya (real form), orientasi kongkretnya (the real

orientation), uang-uang yang tercipta (the real space), dan

hubungan-hubunganh diantara hal tersebut (the real relaionship),

lingkungan Islamic (Islamic environment) sebagai pengisinya

dibentuk (shaped) oleh pengajaran Al-Quran dan syariah. (Fazlo

R.Khan. dalam Holly Idris. 2008)

Page 34: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

iii. Islamic Center

Bangunan yang mampu menampung berbagai kegiatan dan

memberikan fasilitas yang lengkap dengan menarik perhatian

masyarakat berbagai kalangan dan dari segala usia untuk datang dan

mengetahui segala hal yang berkaitan atau semua ilmu yang

berkaitan dengan agama Islam.

Islamic center, bukan hanya untuk kepentingan keagamaan

saja, tetapi juga dapat berfungsi untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan umum. Dengan fasilitas yang memadahi, para

pengunjung mendapatkan kemudahan-kemudahan yang telah

ditawarkan, sehingga minat pengunjung akan meningkat.

Pengunjung mendapatlan akses yang mudah dalam satu tempat atau

lokasi, selain hal itu, pengunjung juga dapat sembari melakukan

wisata rohani untuk lebih mengenal islam.

iv. Karakter Arsitektur Islam

Ada beberapa hal yang membedakan arsitektur islam dengan

tipe arsitektu lain, misalnya arsitektur barat (western architecture),

karakter ini tidak haus tanda-tanda cisual tetapi berupa hal yang lebih

filosofis.

a. Menurut Fazlu R.Khan, arsitektu islami memiliki karakter:

1. Berdasarkan prinsip-prinsip kehidupan seorang muslim

(acuan Al-Quran dan Al-Hadist), misalnya:

Page 35: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Lingkungan binaan yang dikreasikan memiliki rasa

kedamaian (peace), keseimbangan (harmony), dan

kesederhanaan (humbleness).

Pada denah dan lay out ada konsep variasi keluaga dan

aturan mengenai wanita di rumah dan juga pada masyarakat

(baca: kawasan). Hal ini menjadi penjajaran mengenai

“public”, “semi privat”, dan “privat” yang spesifik. Laki-

aki tidak bersosialisasi secara langsung secara bersamaan.

Court pada palace kemudian dibuat beberapa, ada yang

khusus untuk perempuan dan ada juga berupa inner court

pada suatu hunian keluatga.

2. Kecenderungan simetris dan sentralis yang diekspresikan

pada denah tampak luar bangunan dan hal dalam (inside

court). Simetri dan centrality adalah usaha untuk mencapai

keseimbangan dan kesatuan dalam ruang (space) pada

arsitektur islam muncul teutama pada bangunan masjid,

istana dan benteng.

3. Penghargaan terhadap air (respect for a limited resource

water). Air pada tempat awal lahirnya islam, Arab adalah

sesuatu yang sangat sulit didapat. Air secara nyata memberi

esensial kehidupan, surga (paradise) diekspresikan kitab suci

memiliki air yang mengalir diantara taman-taman, dan air

adalah materi pembersih fisik (misalnya wudlu). Air secara

khusus ditempatkan pada bagian dalam bangunan atau court

Page 36: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dalam bangunan. (sensitive ting inside building).

Penghargaan ini dipresentasikan dalam bentuk suara gemricik

air yang mempengaruhi persepsi ruang (trickling sound in a

delicate setting) dan ai pada fountain yang memang didesain

memancur secara keci seperlunya, bukan otlet air yang

memancu secara berlebihan (gushing or spraying.)

4. Meresponm iklim dalam bentuk (form and climate).

5. Koninuitas pada ruang secara verikal unuk kejelasan ruang

pada arah manapun. Hubungan atas bangunan dengan elemen

bagian bawah memiliki area dengan elemen transisi

akibatnya apresiasi elemen ruang apabila dilihat dari bawah

ke atas tidak mengalami suatu perubahan yang tiba-tiba.

6. Arsitektur sebagai sarana kesatuan tanah dengan langit. Hal

ini terekspresikan secara berulang pada detai-detail arsitektur,

misalnya mempengaruhi bagaimana artikulasi pada dinding

yang menyelimuti bangunan terhadap langit. Cara

memahaminya:

Ketika pengama mengamati bangunan arsitektur islami dari

kejauhan akan dirasakan suau rasa jalinan antaa langit

dan bangunan. Langit menjadi suatu bidang datar dengan

bangunan yang dikreasikan linier terputus pada garis atap

Ketika pengamat melihat dinding dan mengamati ujung

atas dinding akan terasa pengaruh langit padanya secara

Page 37: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

visual. Langit dan dinding terasa saling memotong pada

ujung atas dinding tersebut.

7. Adaptasi material lokal dan imaji local, hal ini karena

arsitektur tergantung pada material struktur yang tersedia

waktu itu dan batasan kemampuan perancangan ruang. Misal

shelter penting ketika ibadah komunal (missal haji) di mekah

adalah struktur atap tenda, sedang pada tempat yang berbeda

dan pada waktu yang sama di Bangladesh atap menjadi

merupakan potongan pohon. Hal ini menjadi keragaman

arsitektur islam.

8. Façade dengan beberapa langgam yang secara kontiniu dan

atau tradisional digunakan, sehingga ada beberapa elemen

tertentu yang secara kaku dianggab dapat mewakili arsitektur

islam, misalnya bebeapa tipe arsitektur yang khas secara

buruk ditemui terlalu dipaksakan untuk diterapkan pada

façade dan interior

(Fazlu R.Khan. Dalam Holly Idris.2008)

b. Ekspresi perancangan yang islami, menurut Faruqi berkarakter

abstraktif, modular, kombinasi beruntun, peuangan, dinamis dan

berdetail rumit.

1. Abstraktif

Segala yang ada di alam diusahakan direpresentasikan dalam

desain dalam bentuk yang abstrak. Seain itu usaha

pemaknaan secara transcendental makhluk yang keillahian

Page 38: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

adalah terlarang, karena telah berusaha mempresentasikan hal

keillahian dalam bentuk fisik atau harfiah.

2. Struktur yang moduler

Produk diciptakan dari penggabungan modul-modul pada

desain yang bermakna menjadi desain kolektif yang lebih

besar, sehingga dapat dinilai dari cakupan moduar hingga

keseluruhan.

3. Kombinasi beruntun

Modul-modul diatas disusun dengan kombinasi perulangan

tertentu sehingga memiliki makna yang baru yang lebih luas

atau kompleks, namun tanpa menghilangkan makna-makna

unit atau modul penyusunnya. Hal ini tidak memungkinkan

artikulasi modul yang terkecil dengan modul yang lebih

besar, bahkan modul yang sangat kompleks, sehingga

kemungkinan pola dapat tersusun tidak terhingga, sehingga

tidak ada focus yang tunggal atau konklusif, tetapi suatu

desain yang mempunyai focus yang tidak ada habisnya

(menafikan awal dan akhir yang konklusif)

4. Menggunakan perulangan

Keberuntutan diatas disusun berulang, namun sedapat

mungkin perulangan ini tidak mengekangindividualisasi tiap

modul desain, walaupun berulang diusahakan satu modul

tidak mencontoh modul yang lain (ada kontinuitas).

5. Dinamis

Page 39: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Desain harus dapat dinikmati sepanjang zaman. Pada

arsitektur persepsi ini didapat dari pemahaman ketika subjek

melakukan gerakan beruruan melewati ruang, koridor, kubah

dan cabang-cabangnya, bahkan suatu kompleks bangunan

tidak bisa dipahami dari jauh sebagai suatu totalitas melewati

bagian-bagian dan sudut-sudutnya.

6. Kerumitan

Desain yang rumit berusaha meningkatkan kemampuan pola

atau arabesque untuk menarik pemirsanya. Kerumitan inipun

didesain pada kerumitan dan kombinasi, sehingga memiliki

ikonografi pola islam yang tidak terbatas, sehingga tetap

berada pada suatu tatanan garis lurus.

(Al-faruqi, Ismail R. Atlas Budaya Islam. 2003)

v. Ornamentasi dalam Islam

Ornamentasi islam meliputi dekorasi objek portebel yang terbuat dari

bulu domba, kain wall, logam, keramik, kain atau maerial alain dan

dekorasi arsitektural. Terlepas dari material atau teknik yang

digunakan, ornamentasi islam memperlihatkan segi utilitas yang

mencolok dalam fungsi dan artinya, maupun dalam struktur formal

yang menjadi dasarnya.

1. Fungsi Ornamentasi Dalam Islam

Empat fungsi khusus dan penting yang mendefinisikan

keutamaannya, yaitu:

a. Pengikat Tauhid

Page 40: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pola indah yang ditemukan dalam seni islam merupakan

upaya estetis nyata kaum muslim untuk menciptakan produk

seni yang membuat pemandangnya dapat merasakan

transendensi Tuhan.

Ornamentasi merupakan inti dari peningkatan spiritualisasi

kreasi artistic islam dan lingkungan muslim. Dengan

memberikan pola tak terbatas dimana-mana, ornamentasi

dapat menaikkan nilai objek dari bidang kegunaan semata-

mata dan menjadikan ungkapan ideology islam.

b. Transfigurasi Material

Ciri dari seni islam adalah sebagai seni yang menekankan

abstraksi atau denaturalisasi dalam pemilihan dan pemakaian

materi subjeknya. Tujuan estetis seni islam adalah

menjauhkan pemandangnya dari konsentrasi kepada diri,

dunia ini dan berkonsentrasi pada perenungan tentang tauhid,

Tuhan dan alam yang berbeda. Karena itu seniman harus

menggunakan material artistic dengan cara yang khusus dan

konsisten.

Salah satu teknik yang lazim dalam berbagai seni islam

adalah melapisi material dasar dari objek atau bangunan

dengan pelapis dekoratif yang polanya tak terbatas. Ini

selaras dengan tuntutan kebudayaan yang ada terhadap

abstraksi dan denauralisasi dari dunia yang diciptakahn ini.

c. Transfigurasi Struktural

Page 41: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Penekanan pada struktur bangunan actual ditolak, karena itu

akan menekankan factor naturalistic, susunan organisasi

batang dan batu dari objek atau struktur arsitektural. Oleh

karena itu seniman muslim cenderung menyamarkan detail

konstruksi dengan lapisan ornament transfigurasi.

d. Keindahan

Fungsi keempat dari ornamentasi dalam seni islam adalah

seperti tradisi artistic seluruh kebudayaan. Dengan demikian

fngsi ini universal dalam kreasi estetis, yaitu pemakaian

ornament untuk memperindah dan menghias

2. Ciri Ornamentasi Dari Berbagai Wilayah

Wilayah I (Maghrib, Afrika Utara dan Spanyol)

- Jalinan wajik

- Motif tempurung

- Lengkung / teras beratap bercuping

- Lengkung / teras beratap ladam

- Lengkung berjalin

Wilayah II (Afrika Tengah)

- Gaya yang dipengaruhi motif wilayah I

- Benuk geometris garis lurus

- Desain dibuat dengan tangan

Wilayah III (Masyriq)

- Kubah bergalur

- Kubah berpahat

Page 42: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

- Seang seling pita-pita warna

Wilayah IV (Turki)

- Lengkungn segitiga

- Segitiga turki

- Kubah segitiga atau kerucut

Wilayah V (Iaran dan Asia Tengah)

- Gambar modis dari alam (sangat penting)

- Motif lembut

Wilayah VI (Anak Benua India)

- Lengkung / gang beratap bercuping

- Gambar teratai terbalik di sabit kubah

- Naturalisme lebih besar dalam gambar yang dibentuk dari

alam

- Kubah bulat

Wilayah VII (Asia Timur)

- Motif gelombang

- Motif haluan kapal

- Benuk tumbuhan dan hewan yang menakjubkan

- Motif paying

- Motif naga

- Lengkung / gang beratap bercuping

- Kubah bulat

3. Sruktur arabesque

Page 43: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Dalam beberapa mcontoh pola tak terbatas, eniman

nampaknyatelah menggunakan lebih dari satu bentuk dasar

dalam satu desain arabesque. Ada beberapa macam struktu

arabesque, diantaranya:

Struktur multi unit

Struktur munfashilah (terputus) pertama dapat disebut

arabesque multiunit atau ppola tak terbatas. Struktur ini

tersusun dari bagian-bagian atau modul-modul khas yang

digabungkan dengan cara aditif dan repetitive.

Struktur mutadakhilah atau struktur saling berpotongan

Struktur kedua yang lazim dijumpai sebagai prinsip pengatur

dasar dibalik pola ornamentasi islam disebut “saling

berpotongan” atau “ mutadakhilah”.

Pengulangan dan keragaman titik-titik focus juga penting

disini, untuk memberikan kesan suksesi tanpa akhir. Struktur

ini juga merupakan contoh pola tak terbatas, tetapi struktur

ini lebih memberikan ekspresi visual estetis tauhid yang lebih

memperlihatkan kontinuitas daripada pemusatan.

Struktur berjalin

Dari struktur bersambung (mutashilah), yang pertama dan

kurang rumit adalah arabesque “berjalin” dimana suksesi

kaligrafi, daun, bunga, sulur, dan atau bentuk abstrak yang

kelihatannya tak berujung, saling menyusul. Motifnya dapat

dibubuhkan pada tumbuhan merambat atau motif itu sendiri

Page 44: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dapat membeikan “jalan” bagi evolusi berlanjut. Motif ini

tidak memberi peluang untuk awal atau tengah, klimaks atau

kesimpulan untuk pola .

Struktur berkembang

Spesies kedua struktur bersambung, dan bentuk keempat

ornamentasi islam yang lazim dipakai disebut arabesque

mengembang. Karena spesies ini memberikan kesan desain

eksplosif yang senantiasa berkembang.

4. Seni kaligrafi

Kaligrafi (calligraphy) berasal dari perkataan Latin “

Kalios” yang bererti indah dan “graph” yang bererti tulisan atau

aksara. Erti keseluruhan kaligrafi ialah kepandaian menulis atau

tulisan yang menarik. Bahasa Arab menyebutnya khath yang

berarti garis atau tulisan indah. (Samsu Abadi Mamat, dalam seni

khath.com)

Definisi yang lebih lengkap dikemukakan oleh Syeikh

Syamsuddin Al Akfani di dalam kitabnya, Irsyad Al Qashid bab

“ Hashr Al „Ulum” yang dimaksud:

“Khat/kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-

bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara

merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-

apa yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya

dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis; menggubah

ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara bagaimana

Page 45: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

untuk menggubahnya.” (Samsu Abadi Mamat, dalam seni

khath.com)

Wujud seni kaligrafi bermacam-macam, ada yang

berbentuk lengkung, ada pula yang berbentuk geometris. Semua

tergantung dari tujuan dari masing-masing kaligafer dalam

menerapkannya, bentuk ulisan yang sederhana agar mudah

dibaca sebagai media penyampaian firman Allah atau berwujud

lukisan sebuah objek sebagai sebuah seni hias murni. Jenis seni

kaligrafi dinamakan “khath”. Menurut Thackston (Frishman &

Khan, 1994:47) ada berbagai macam khath. Berikut contoh

bacaan Bismillah (Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan

Penyayang), dalam berbagai macam Khat, antara lain:

a. Mashq – pertama kali berkembang di Mekah dan Madinah

pada abad pertama era muslim.

Gambar 2.1.

Khath Mashq

Sumber: petra Christian University Library

b. Square Kufic -- berkembang di Kufa pada abad 9, lebih dihias

dan merupakan yang paling berpengaruh dalam seni kaligrafi

islam.

Gambar 22.

Khath Square Kufic

Page 46: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Sumber: petra Christian University Library

c. Eastern Kufic – versi yang lebih sulit, berkembang pada akhir

abad ke 10.

Gambar 2.3.

Khath Eastern Kufic

Sumber: petra Christian University Library

d. Thuluth – berkembang pada abad Sembilan, biasa digunakan

untuk prasasti yang bersifat ornamental.

Gambar 2.4.

Khath Thuluth

Sumber: petra Christian University LibraryNaskhi – relative mudah

dibaca dan ditulis, sering kali digunakan untuk naskah Al-

Quran setelah didesain ulang pada abad ke10. Khath ini

merupakan pokok dasar sebuah kaligrafi dan tidak banyak

menampilkan gaya (sederhana). Khath Naskhi sangat tidak

cocok dan tidak sesuai apabila dipergunakan untuk berbagai

macam model seperti mengemas dengan cara menumpuk

huruf satu dengan huruf lainnya.

Gambar 2.5

Khath Naskhi

Sumber: petra Christian University Library

Page 47: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

e. Muhaqqaq – juga biasa digunakan untuk menulis Al-Quran,

menampilakan garis-garis lengkung dengan alur yang jelas

dari kanan ke kiri.

Gambar 2.6

Khath Muhaqqaq

Sumber: petra Christian University Library

f. Rihani – kombinasi antara Thuluth dan Nskhi, ditulis dengan

pena khusus untuk menampilkan karakteristiknya.

Gambar 2.7

Khath Rihani

Sumber: petra Christian University Library

g. Taliq – tulisan yang “menggantung”, dikembangkan oeh

kaligafer Persia pada abad ke9, selanjutnya masih digunakan

untuk keperluan-keperluan penting meskipun setelah itu

diketemukan banyak variasi seperti Nastaliq yang dikenal

pada abad 15 dan merupakan model tulisan yang sering

digunakan untuk dokumen atau srat menyurat oleh bangsa

Persia.

Gambar 2.8

Khath Taliq

Sumber: petra Christian University Library

Page 48: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3. Kajian Tentang Fasilitas Perencanaan dan Perancangan Interior

a. Bangunan Utama (Masjid)

Masjid adalah rumah Allah, seperti makna yang tersirat dalam firman

Allah:

“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan

untuk dimuliakan dan disebut nama-NYA di dalamnya, pada waktu

pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan

dan tidak pula oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari)

mendirikan sembahyang, dan (dari) membayar zakat. Mereka takut

kepada suatu hari yang (dihari itu) hati dan penglihatan menjadi

goncang”. (Q.S. An-Nuur : 36-37)

Dengan demikian, masjid adalah rumah Allah SWT, yang dibangun

agar umat mengingat, mensyukuri dan menyembahNYA dengan baik.

Ibadah terpenting yang dilakukan di masjid adalah shalat yang

merupakan tiang-tiang agama islam dan kewajiban ritual sehari-

harinya, yang memungkinkan seorang muslim berjumpa dengan

Tuhannya lima kali dalam sehari semalam, sehingga bisa dimisalkan

dengan kolam-kolam spiritual yang menjadi tempat pembersihan dari

segala dosa, noda dan bekas-bekas kelengahannya, setiap hari lima

kali. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

“ Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan

petang) dan pada bagian permulaan dari malam. Sesungguhnya

poerbuatan-pebuaan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-

perbuatan yang buruk…” (Q.S. Huud : 14).

Page 49: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

i. Pengertian masjid

Masjid berasal dari bahasa Arab. Kata pokoknya sujudan, fi‟il

madinya sajada (ia sudah sujud). Jadi bila dilihat dari segi

harfiah, masjid adalah tempat untuk sujud (sembahyang).

(Mesjid Pusat Ibadat Dan Kebudayaan Islam.1989:118)

Nabi Muhammad berkata, “ seluruh jaga tealha dijadikan

bagiku masjid (tempat sujud)”. (Bukhari 7:1)

Yang maksudnya bahwa sujud kepada Tuhan tidak terikat

pada tempat.

Yang membedakan seluruh bumi sebagai masjid dan gedung

sebagai masjid adalah:

- Seluruh jagad adalah masjid bagi muslim, tempat untuk

sujud kepada Tuhan, tempat untuk memperhambakan diri

pada Tuhan, tempat meluhurkan Tuhan.

Nabi menerangkan, “ bumi ini bagiku suci, bersih dan

boleh dijadikan tempat untuk sembahyang, maka

dimanapun orang berada bolehlah ia sembahyang bika

waktunya telah tiba”. (Hadist Muslim:316)

- Gedung sebagai masjid aadalah tempat atau embaga yang

merupakan benih, yang dalam perkembangannya

melahirkan dunia islam (sebagai pusat ibadat dan

kebudayaan islam).

Masjid secara bahasa berarti tempat yang digunakan untuk

sujud, selanjudnya disini dipakai untuk pengertian sebuah

Page 50: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

bangunan yang didirikan untuk tempat berkumpualnya kaum

muslim guna mengerjakan shalat.

Masjid dalam pengertian syar‟I adalah tempat yang disediakan

untuk mengerjakan shalat 5 waktu untuk selamanya. Asal kata

masjid adalah setiap tempat dibumi yang digunakan untuk

sujud kepada Allah. Hal ini berdasarkan hadist Jabir ra. Dari

nabi SAW beliau bersabda:

“… dijadikanlah untukku bumi sebagai masjid dan alat

bersuci, maka siapa saja dari umatku yang mendapati waktu

shalat, hendaklah ia mengerjakan shalat (dimana saja mereka

berada). (HR Bukhari-Muslim)

ii. Sejarah dan Penyebaran masjid

Sejarah islam sejajar dengan sejarah masjid. Dalam

pertumbuhan islam, waktu ia meluaskan sayapnya ke segalaa

penjuru angin, tumbuh pula masjid di segala penjuru angin itu.

Setelah jazirah arab berhasil diislamkan, arus islam mengalir ke

urata menggenangi Turki, Irak, Negara-negara Balkan, Rusia dan

Semenanjung Liberia. Ke sebelah barat melewati Mesir, Sudan,

Libia, Aljazair, Maroko dan Sahara. Ke sebelah selatan melewati

Megara-negara yang ada di Afrika tengah dan Afrika selatan

termasuk Madagaskar. Dan ke sebelah timur yang meliputi Iran,

Afganistan, Pakistan, India, Tiongkok, Birma, Muang Thai,

Semenanjung Malaya, Vietnam, Filipina dan Indonesia.

Page 51: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Di zaman perkembangan islam berkembang pula masjid,

baik dalam jumlah, besarnya, bentuk, rupa maupun dalam cara

pelaksanaan tugas-tugasnya.

Berbeda dari Timur Tengah pembangunan masjid pada

awal kurun islam di Indonesia bukanlah dilakukan oleh jendral-

jendral, karena arus Islam di Indonesia bukan mengaliri saluran

pertikaian politik, tapi saluran perdagangan. Pedagang-pedagang

muslim selain membawa barang dagangannya juga membawa

keyakinan. Tidak ada pemisahan antara akherat dan dunia, agama

dan kebudayaan, antara dagang dan dakwah. Pekerjaan pedagang-

pedagang ini yang sekalian juga mubaligh, dilanjutkan oleh

mubaligh khusus. Di Jawa mereka terkenal dengan sebutan Wali,

kiayi. Di Sumatera dengan panggilan Syekh, Tuanku, Ulama, dan

sebagainya. Pendirian masjid berpangkal dari kegiatan-kegiatan

mubaligh ini.

Masjid adalah lambang islam. Masjid merupakan barometer

atau ukuran dari suasana dan keadaan masyarakat muslim yang

ada di sekitarnya. Maka pembanguan masjid bermakna

pembangunan islam dalam suatu mmmasyarrrakaaat. Keruntuhan

masjid bermakna keruntuhan islam dalam masyarakat.

(Mesjid Pusat Ibadat Dan Kebudayaan Islam.1989:268)

iii. Fungsi masjid

a. fungsi utama masjid aadalah tempat sujud kepada Allah SWT,

tempat shalat, tempat beribadah kepadaNYA.

Page 52: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadat dan

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

c. Masjid adalah tempat kaum muslimin beriktikaf,

membersihkan diri, menggembleng batin unuk membina

kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin atau

keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan

raga serta keutuhan kepribadian.

d. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna

memecahkan persoalan-pesoalan yang timbul dalam

masyarakat.

e. Masjid merupakan tempat kaum muslimin berkonsultasi,

mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan

pertolongan.

f. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan

kegotongroyangan didalam mewujudkan kesejahteraan

bersama.

g. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk

meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin.

h. Masjid merupakan tempat pembinaan dan pengembangan

kader-kader pemimpin umat.

i. Masjid tempat mengumpulkan dana, menyimpan dan

membagikannya.

j. Masjid merupakan tempat melaksanakan pengaturan dan

supervise social.

Page 53: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

iv. Dasar Hukum Perancangan Masjid

Al-Quran dan Al-Hadist merupakan pegangan bagi umat

islam salam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan

sekecil apapun. Al-Quran adalah kitab suci umat islam yang

merupakan firman Tuhan yang tertulis dan menjadi pegangan

hidup yang utama. Sedangkan A-Hadist adalah segala ucapan dan

tingkah laku nabi Muhammad SAW yang dijadikan suri tauladan

bagi kehidupan sehari-hari. (Irwin, 1997:262). Jika ketentuan-

ketentuan tentang sesuatu hal tidak diatur dalam Al-Quran dan Al-

Hadist, maka seorang muslim harus melakukan ijtihad yang

berarti mencurahkan segenap kemampuan untuk mendapatkan

sesuatu dengan menggunakan akal sekuat mungkin tetapi idak

bertentangan dengan Al-Quran dan Al-Hadist.

Jadi walaupun tidak diatur secara tertulis dalam Al-Quran

dan Al-Hadist mengenai bagaimana seharusnya bentuk suatu

masjid, kaum muslim disarankan melakukan ijtihad dalam

merencanakan ruang masjid. Ini berate merupakan kesempatan

bagi umat islam untuk berpikir, mengambil kepuusan dan

berinovasi dalam mendesain suatu masjid.

Berdasarkan ketiga hukum islam tersebut kita dapat

mengetahui aturan-aturan mendesain ruang masjid dari sejarah

didirikannya bangunan masjid sebagai hasil ijtihad umat islam

pada saat itu. Masjid pertama yang didirikan oleh nabi

Muhammad SAW bernama masjid Quba. Bentuknya sangat

Page 54: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

sederhana, denah segi empat dengan dinding-dinding

disekelilingnya. Meskipun demikian, masjid yang sangat

sederhana tersebut dijadikan orientasi atau pola dasar yang utama

bagi masjid-masjid sesudahnya bahkan hingga saat ini. Pola

masjid tersebut adalah masjid lapangan, yaitu adanya lapangan

sebagai unsur utama di bagian tengah denah yang dikelilingi

dinding sebagai pembaas dengan bagian luar masjid. (Rochym,

1983:26-27).

Lebih lanjut Rochym menjelaskan bahwa disalah satu

bagian dinding masjid tersebut, yaiu dinding pada arah Mekkah,

kota tempat kedudukan Ka‟bah, terdapat sedikit penonjolan dan

agak ditinggikan. Tempat ini biasa dipergunakan oleh nabi

Muhammad SAW unuk menyampaikan dakwah dan memimpin

umat bersembahyang. Dalam perkembangan masjid selanjutnya,

ruangan yang khusus ini berubah bentuk menjadi semacam relung

atau ceruk yang senantiasa menunjukkan arah kiblat (Ka‟bah) dan

kemudian dikenal dengan nama mihrab. Sedangkan didekatnya

yaiu tempat duduk nabi yang merupakan tempat yang ditinggikan

diberi nama mimbar dan senantiasa menjadi tempat yang penting

untuk ditampilkan dengan penuh gaya dan kemewahan hiasan.

Jadi ada beberapa hal pokok dalam merancang masjid yang

tidak boleh dilanggar. Masjid harus menghadap kearah Ka‟bah

(kiblat), posisi imam (pemimpin shalat) berada paling depan

Page 55: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kemudian diikuti jamaah/makmum. Posisi makmum pria adalah di

depan makmum wanita. (Ashari, 1999:71).

Pembagian tersebut dapat kita lihat pada zooning dibawah

ini:

(arah Ka‟bah)

1

2

3

Gambar 2.9.

Zoning ruang sholat

Sumber: petra Christian University Library

Keterangan:

Zoning 1 yaitu letak dinding mihrab

dan mimbar sebagai tempat imam beradi ketika memimpin

sholat dan berkhotbah, yang juga menunjkkan aah kiblat.

Zoning 2 yaitu area makmum pria

Zoning 3 yaitu area makmum wanita.

Satu hal yang harus diperhatikan yaitu dalam masjid

diharamkan adanya gambar/wujud makhluk hidup (manusia dan

bewan). Hal ini untuk mencagah musyrik atau menyembah selain

Allah SWT. (hasan, 1988:347-363). Oleh karena itu Rochym

(1983:154-155) menerangkan bahwa jalan keluar dari adanya

larangan bagi umat islam untuk memvisualkan makhluk hidup

sebagai motif adalah penggunaan motif geometris, seni kaligrafi

Page 56: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dan sulur-sulur atau stilasi tumbuhan. Motif-motif tersebut

mengakibatkan adanya ciri khas elemen hias pada ruang masjid.

v. Elemen Hias Masjid

Elemen hias merupakan salah satu factor penunjang

setetika. Bila dikaji secara etimologi, elemen berari unsure, bagian

(yang penting, yang dibutuhkan) dari keseluruhan yang lebih

besar. (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

Pengembangan bahasa, 1990:224).

Dalam desain interior, elemen merupakan unsur-unsur yang

membentuk ruang, yaitu unsure geometri berupa itik, garis, bidang

dan voume. (Ching, 1996:11).

Elemen hias islam lebih mengacu pada wujud atau jenis motif

yang dipilih untuk diterapakn dalam interior bangunan khususnya

masjid, sebagai sentuhan akhir yang menunjang estetika dan

tentunya berdasarkan aturan-aturan islam. Diantaranya:

a. Pola hiasan Arabesk

Pola ini muncul sebagai akibat dari sifat agama islam yang

fleksibel terhadap kebudayaan tempat/daerah penyebarannya,

dalam hal ini yaitu kebiasaan orang arab yang senantiasa

memberikan motif hias arabesk pada setiap alat-alat rumah

tangganya untuk menambah estetika. Jadi peran pola hias ini

dalam interior murni hanya sebagai hiasan untuk

memperindah penampilan akhir sebuah bidang dan tidak

mempunyai makna khusus.

Page 57: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 2.10.

Pola hiasan arabik

Sumber: petra Christian University Library

Gambar 2.11.

Penerapan hiasan arabik pada bagian atas relung mihrab the great mosque

Sumber: petra Christian University Library

b. Pola geometris

Pola geometris yang sering digunakan yaitu pola octagon dan

delapan sudut atau lebih dikenal dengan pola bintang (sar

shapes). Bintang sebagai lambing ciptaan Tuhan yang sangat

berguna bagi Aktivitas kehidupan manusia (Yayasan

Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, 1989:870). Jadi selain

sebagai symbol surat An-Najm, adanya pola ini juga

merupakan salah satu wujud kekaguman mansia terhadap

ciptaanNYA. Pada lantai pola geometris (persegi panjang)

digunakan sebagai tanda shaf sholat.

Page 58: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Gambar 2.12.

pola octagon

Sumber: petra Christian University Library

Gambar 2.13

pola bintang

Sumber: petra Christian University Library

Gambar 2.14.

pola hias geometri (modifikasi)

Sumber: petra Christian University Library

Gambar 2.15. Gambar 2.16.

Penerapan bentuk gemetri pada mimbar penerapan benuk geometri pada plafon

Sumber: petra Christian University Library Sumber: petra Christian University Library

Page 59: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

c. Seni kaligrafi arab

Perwujudan seni kaligrafi merupakan media penyampain

firman Tuhan. Jadi selain sebagai elemen hias yang sangat

tinggi nilainya, penerapannya dalam interior sebaiknya pada

posisi yang mudah dibaca karena menggambarkan bahwa

Tuhan sedang berbicara dengan manusia.

Gambar 2.17

Tampak dinding bagian mihrab dan mimbar dengan perpaduan pola hias kaligrafi-bentuk

geometri

Sumber: petra Christian University Library

d. Pencahayaan

Cahaya merupakan symbol dari adanya Tuhan sebagai

pemberi cahaya/terang bagi umatNYA agar tetap di

jalanNYA, maka interior masjid sebaiknya diberi pencahayaan

yang terang dan mempunyai efek khusus, karena masjid

adalah rumah Allah dan tempat bagi umat islam dalam rangka

mendekatkan diri denganNYA.

Page 60: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Gambar 2.18.

Interior salah satu masjid di Madinah. Dominasi warna emas dengan pantulan cahaya yang

berkesan mewah

Sumber: petra Christian University Library

b. Bangunan Pendukung (Auditorium/ Gedung Serba Guna)

i. Pengertian Auditorium

Menurut A. Kunti Pratiwi dkk, auditorium adalah ruang yang

digunakan untuk acara pertunjukan atau audiovisual, seperti

theater, konser, pemutaran film dan sebagainya.

Menurut Earnst Neufert, 1980, ruang serbaguna adalah ruang

yang dapat digunakan untuk berbagai bentuk kegiatan seperti

pertemuan, jamuan makan, pesta, pameran dan sebagainya. Yang

menjadi pertimbangan dalam desainnya antara lain: jalan masuk

yang terpisah untuk ruang serbaguna yang berukuran luas,

dilengkapi dengan partisi yang moveable, dan didukung dengan

perlengkapan audiovisual.

Menurut WJS Poerwadarminta, ruang pertemuan adalah

ruang tempat berkumpul untuk mendengarkan ceramah,

mengadakan pertunjukan dan sebagainya disekolah, universitas,

atau gedung lain.

ii. Macam auditorium

Page 61: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1) Auditorium Khusus

Yaitu, ruang peretemuan yang didesain khusus untuk satu jenis

aktivitas seperti drama theater, opera house, concert hall, film

theater, dan musical theater.

2) Auditorium Multifungsi

Yaitu, ruang pertemuan yang dirancang untuk mengekomodasi

dua atau lebih aktivitas dalam satu tempat. (Joseph De Chiara

and Michael J. Crosbine, 1998)

iii. Fungsi Auditorium

1) Sebagai prasarana kegiatan

2) Sebagai tempat mempertunjukkan kegiatan-kegiatan kesenian,

kebudayaan, dan acara lainnya baik bersifat formal maupun

non-formal.

3) Sebagai tempat mempelajari aspek-aspek seni, budaya, sosial

dan aspek yang lainnya.

iv. Aktivitas Auditorium

Aktivitas auditorium terdiri dari :

1) Pihak Penyelenggara

a) Melayani pengunjung (informasi, tiket, menjaga

kebersihan, dan lain-lain)

b) Mengurus administrasi

c) Mengatur teknis seperti perbaikan dan penyimpanan alat-

alat, pengaturan tata lampu dan suara, dan lain-lain.

2) Pihak seniman, pemain, pengisi acara

Page 62: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a) Melakukan persiapan (berhias dang anti kostum)

b) Melakukan koordinasi dan latihan

c) Melaksanakan pentas

3) Pihak pengunjung

a) Membeli tiket

b) Menonton acara

v. Elemen pembentuk ruang

1) Lantai

Menurut Harold Burris Meyer & Edward C. Cole ,

Lantai pada alas ruang auditorium harus tenang dengan alas

karpet atau sejenisnya pada seluruh ruang audience, bunyi

harus ditangkap dan diserap oleh pendengaran, sehingga lantai

tidak menimbulkan bunyi.

Agar semua penonton mendapat pengalaman

audiovisiual yang baik, maka kemiringan lantai landai

membuat bunyi lebih mudah diserap bila merambat melewati

penonton dengan sinar datang miring, seperti gambar dibawah

ini :

Gambar 2.19

Pengaruh kebisingan lantai terhadap dumber suara

Sumber: Leslie L. Doelle&Lea Presetio, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Page 63: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2) Dinding

Dinding berfungsi sebagai media pemantul, pengarah

dan penyerap suara. Dengan cara pemilihan bahan dan bentuk

dinding yang mendukung akustik ruang serta penempatan

posisi pada tempat yang tepat maka kondisi mendengar yang

baik akan tercapai.

Dinding bangunan sebagaian besar mampu

mempunyai ketebalan 30 cm. Dinding sebagai pembatas ruang

akustik mempunyai aturan umum yaitu bahan penyerap bunyi

harus dipasang pada permukaan batas auditorium yang

mempunyai kemungkinan besar menghasilkan cacat akustik

seperti gema, gaung, pemantulan berkepanjangan dan

pemusatan bunyi. Lapisan akustik mula-mula di berikan pada

dinding belakang (berlawanan dengan sumber bunyi)

kemudian pada dinding sampai yang paling jauh. Keduanya di

beri lapisan absorpsi suara dan dimanfaatkan untuk

memantulkan suara dari arah horizontal terhadap penonton

yang berada paling jauh dari sumber suara sekalipun. Untuk

menghindari pemusatan bunyi (echo) maka dihindari adanya

cekungan pada dinding bagian belakang (Leslie L. Doelle &

Lea Prasetio, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009).

Dinding belakang untuk mengarahnkan bunyi pantul

sehingga bias mempeerkuat suara yang ditangkap pendengar

dibagian belakang. Dinding samping untuk mengarahkan

Page 64: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

bunyi pantul agar merata dan memperkuat bunyi terutama

untuk pendengar di bagian samping, dapat diperjelas dengan

gambar di baeah ini:

Gambar 2.20

Pemanfaatan dinding belakang dan samping secara akustik

Sumber: Lusinda Irene M, dkk, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

3) Langit-langit

Langit-langit membantu dalam penyebaran vertical

suara dan dapat meredamnya, didukung oleh dinding dan

lantai. Pada Auditotium, pemasangan bidang-bidang gema

dapat meningkatkan pemantulan secara langsung. Ceiling

bagian belakang dibentuk melengkung atau miring di beri

penyerap suara untuk mengurangi gema dan menghindari

pemantulan balik (feedback).

Gambar 2.21

Pemantulan ceiling secara akustik

Sumber: Lusinda Irene M, dkk, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Page 65: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Keterangan :

A. Sangat baik, pemantulan tersebar.

B. Tidak sebaik A

C. Sangat dihindari, menyebabkan pemusatan bunyi.

Menurut Harold Burris Meyer & Edward C. Cole,

ketinggian ceiling untuk music antara 1/3 atau 2/3 dari lebar

ruangan. Untuk ruang pertunjukan, dengan lebar 100 feet dan

panjang 150 feet, tinggi langit-langit antara 30-35 feet. Pada

langit-langit stage dibuat labih tinggi dari langit-langit ruang

penonton untuk meletakkan segala perlengkapan panggung

seperti lampu, kabel, tirai, panel-panel dekorasi, dan lan-lain.

vi. Interior sistem

1) Pencahayaan

a) Penerangan Umum

Aspek pencahayaan pada auditorium akan

berpengaruh langsung pada suasana yang tercipta di dalam

ruangan itu. Sehingga pencahayaan sebagai alat bantu

untuk memfoluskan pada kegiatan pertujukan atau stage.

Standart penonton saat melihat pertunjukan akan berada

pada posisi membelakangi arah lampu. Dengan demikian

saat duduk, sorot lampu tidak menyilaukan mata penonton.

Spotlight pada ruang Auditorium harus pada posisi

tersembunyi, dengan bias pencahayaan yang dapat diputar,

akan lebih fleksibel. Posisi lampu pada titik lampu yang

Page 66: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

tepat, sehingga efek pencahayaannya berada pada radius

yang sebenarnya (Majalah Griya Asri, dalam Fajarsani

Retno Palupi. 2009).

Auditorium pada prinsipnya menghindari bukaan

yang berlebihan, pencahayaan buatan pada level 100-200

lux. Ketajaman penglihatan akan bertambah jelas dengan

besarnya perbedaan tingkat luminasi antara obyek dengan

lingkaran sekitar secara langsung. Bisa juga dengan

membuat obyek terang pada background gelap.

Pencahayaan umum untuk kegiatan backstage, kegiatan

Auditorium sebelum dan sesudah pementasan atau saat

pementasan berlangsung, yaitu untuk penerangan sirkulasi

termasuk pintu darurat dan petunjuk toilet. Untuk lampu

dipilih yang sedang atau hangat, minimal sebesar 10 fe

(foot candle) selama istirahat dan 0,1 fe (=0,1 lumen/ft2)

selama pertunjukan berlangsung. Untuk foyer atau loby

minimal 10 fe. Untuk entrance minimal 30 fe (30 lumen/ft2)

= 30 x 10,764 = 322,92 lumen/m2) (Ernst Neufert, 1987,

h.176).

b) Penerangan Khusus

Untuk aktivitas panggung yaitu :

Memperjelas ekspresi atau gerak pemain

Memberi efek untuk menguatkan karakter

Memperjelas bagian-bagian tertentu dari tata panggung

Page 67: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Member efek warna sesuai cerita

Membentuk ruang gerak pemain

ntuk stage, pencahayaan tidak boleh menimbulkan

silau bagi penonton atau pemain. Sudut datang vertical 450

dan sinar datang horizontal 600. Iluminasi di atas stage

lebih tinggi dari ruang penonton, supaya perhatiannya

terarah ke stage missal sampai 500 lux (A. Faizin, 1990,

h.120).

Gambar 2.22

Sudut dating cahaya terhadap panggung

Sumber: Fred Lawson, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

c) Sistem Pencahayaan

Menurut J. Pamudji Suptandar penempatan sumber

cahaya pada ruangan terdapat beberapa teknik antara lain

i. Teknik pencahayaan pada dinding terdiri dari ;

- Cove Lighting : pencahayaan distribusi tidak

langsung dengan sumber cahaya yang

ditempatkan pada dinding secara tersembunyi.

- Valances Lighting : pencahayaan distribusi tidak

langsung dengan sumber cahaya yang

Page 68: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

ditempatkan di atas jendela untuk direfleksikan

kearah ceiling bawah.

- Wall Lighting : variasi dari valences dengan

penempatan sumber cahaya pada dinding tidak

terikat di atas jendela dan tidak terikat ketinggian

- Accent Lighting : dengan distribusi langsung,

sumber cahaya di tempatkan di dinding.

ii. Menurut M. David Ega, Teknik pencahayaan langit-

langit terdiri dari ;

- Cornices Lighting : pencahayaan distribusi

langsung, dengan sumber cahaya yang

ditempatkan pada langit-langit dan direfleksikan

ke bawah.

- Recessed in Ceiling : pencahayaan distribusi

langsung, dengan sumber cahaya yang

ditempatkan tersembunyi masuk ke langit-langit.

- Attached to ceiling atau surface mounted :

pencahayaan distribusi langsung, sumber cahaya

menempel pada permukaan langit-langit.

- Luminous : pencahayaan distribusi langsung,

dengan penggunaan sheet transparan.

- Soffit : pencahayaan pencahayaan distribusi

langsung, seperti cornices, dengan memakai sheet

transparan.

Page 69: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

d) Efek Lighting

Merupakan bagian yang sangat penting untuk

memproduksi suatu pertunjukan terdiri dari :

Fire Light, dengan efek sinar seperti nyala api.

Laser, sinar laser dengan berbagai jenis warna dan

model

Car Head Light, berupa motor penggerak lampu yang

sangat penting untuk menentukan posisi lampu.

e) Posisi pencahayaan gantung

Keefektifan pencahayaan tergantung dari banyaknya

peralatan yang dimiliki ruang itu. Kebanyakan Auditorium

menggunakan sistem pemasangan lighting secara

permanen. Pada beberapa lampu, posisi biasanya dipasang

di atas ruang penonton untuk pencahayaan depan (disebut

„Ceiling Coves‟). Terdapat juga posisi lighting

menggunakan “Box Boms‟, yaitu berupa sambungan pipa

yang menyatu dengan proscenium.

Begitu juga dengan pemasangan lighting di atas

panggung yang juga terdiri dari pipa silang, yaitu pipa

pemberat untuk keseimbangan dengan sistem motorized

(yang posisinya dapat disesuaikan). Jarak peralatan

pencahayaan hingga ke panggung rata-rata antara 30-80

kaki, untuk sistem gantung di atas penonton. Sedang yang

di atas panggung antara 20-40 kaki. Untuk peralatan

Page 70: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

tambahan digunakan uplight di lantai, atau footlight (yang

sekarang lebih jarang digunakan).

2) Penghawaan

a) Terdapat dua jenis sistem pengaliran udara, yaitu :

Sistem mekanis, semisal kipas angin untuk mempercepat

gerakan udara dengan tidak mengurangi derajat

kelembaban udara sekitar.

b) Sistem AC, sistem pengaturan udara dalam ruang secara

teratur dan konstan.

Adanya sirkulasi udara yang lancar memungkinkan

ruangan dalam suhu dan kelembaban yang wajar dan

nyaman.

Gambar 2.23

System penghawaan

Sumber: Fred Lawson, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Keterangan :

A. Ventilasi penghawaan dengan sistem bergerak atas

B. Ventilasi penghawaan dengan sistem bergerak bawah

C. Ventilasi penghawaan dari depan ke belakang

Page 71: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Penggunaan AC Central menghindari bising yang

ditimbulkan, sehingga tidak melampaui background noise

yang diisyaratkan antara 15-25 db. Macam-macam AC

antara lain :

a) Window unit, yaitu AC untuk ruang-ruang kecil yang

sistem mekanisnya dalam 1 unit kompak.

b) Split unit, penggunaannya untuk 1 atau beberapa ruang,

sedang kelengkapan untuk evaporator terpisah tiap

ruang.

c) Central unit, untuk ruang luas dan perlengkapan

keseluruhan berada di luar ruangan lalu didistribusikan

ke ruang-ruang melalui ducting dan berakhir dengan

aliran diffuser.

(J. Pamudji Suptandar, dalam Fajarsani Retno Palupi)

3) Akustik

a. Sistem Akustik

Adanya luondness yang cukup dalam tiap bagian ruang

pertunjukan terutama di tempat-tempat duduk yang jauh.

Bebas gema, pemantulan berkepanjangan, gaung,

pemusatan bunyi, distorsi, bayangan dan resonansi

ruangan.

Bising dan getaran yang akan mengganggu pendengaran

atau pementasan harus dihindari atau dikurangi cukup

Page 72: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

banyak. (Lusida Irene M.dkk, dalam Fajarsani Retno

Palupi.2009)

b. Sistem penguat bunyi

Mikropon, terdiri dari:

- Hand Mikrophone, yaitu sejanis mik yang dipegang

- Stand Mikrophone, yaitu mik dengan posisi berdiri

di lantai di depan obyek atau pemakai.

- Hidden Mikrophone, yaitu yang letaknya

tersembunyi di belakang obyek.

- Penguat (amplifier)

Untuk memperbesar sinyal listrik yang diteruskan

kepada pengeras suara, selain itu berfungsi pula sebagai :

Pengeras suara (Loudspeaker)

Untuk meneruskan suara kepada pendengar

c. Material akustik

Jenis bahan akustik yang dapat digunakan antara lain :

Akustik bahan berpori, karakteristik akustik dasar

semua bahan berpori, sperti fiber board atau papan

srat, soft board atau plesteran lembut, dan material

wools.

Penyerap panel, berupa panel yang menyerap frekuensi

rendah dengan efisien. Diantara lapisan-lapisan dan

konstruksi dari penyerap panel adalah panel kayu dan

Page 73: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

hard board. Juga gypsum board, langit-langit plesteran

yang digantung, dan lain-lain.

Helmholtz Resonators (lubang resonansi) : bahan

akustik yang terdiri dari rongga atau lubang bunyi

resonansi.

Penyerap ruang, yaitu bahan akustik yang dapat

diletakkan dan digantung pada langit-langit sebagai

unit sendiri, mudah di pasang dan dipindahkan.

Penyerap variable, terdiri dari bermacam-macam panel

yang dapat digeser, berengsel, dapat dipindahkan dan

diputar konstruksinya.

Jenis material akustik dapat digunakan berbagai media

antara lain :

Material akustik pada dinding, terdiri dari :

- BAD panel : Panel dinding berlapis upholstery yang

bersifat menyerap suara bising, dan memantulakn

suara jernih (diffsorptive).

- Absorbor : Panel dinding yang bersifat menyerap

suara dilapisi upholstery.

- Fluterfree : Material hardwood bersifat

memantulkan suara dengan tingkat frekuensi

penyerapan rendah.

- Diffuser blox : Material board yang menyebarkan,

menyerap, dan mengisolasi suara.

Page 74: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

- Biffusor : Panel knock-down (dapat diubah) yang

bersifat menyerap suara.

- Clearsorber Material : Polikarbonat berlubang dan

transparan (transparent microperforated).

(http://www.rpginc.com/products/wallas.com).

Material akustik pada ceiling, terdiri dari :

- BASW Aphon : Papan akustik berpermukaan halus

dan rata.

- Top Akustik : Terbuat dari bahan kayu penyerap

suara, mempunyai permukaan kasar.

- Top Perfo : Pemasangan sistem kayu penyerap

suara dengan desain berlubang.

- FRG Omnifussor : Fiber gypsum beresistensi tinggi

dengan sistem diffuser (penyebar suara) 2 dimensi.

- Opti Curve : Bahan GRG untuk sistem ceiling

dengan figure 1 dimensi.

(http://www.rpginc.com/products/ceiling.htm)

d. Elemen pokok akustik

Terdapat 3 jenis elemen principal dalam sistem akustik,

yaitu :

Microphone : untuk menangkap suara yang di hasilkan

di panggung dan di Auditorum.

Page 75: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Loudspeaker lepas, yaitu diposisikan mengelilingi

Auditorium untuk menghasilkan kembali pantulan

suara yang hilang dan pemusatan bunyi (echo).

Peralatan Central , meliputi advance digital processor,

amplifier, dan control panel untuk menyeleksi seting

akustik dan berbagai fungsi lainnya seperti line input

dan line output.

(http://www.rpginc.com/products/siap/)

e. Kriteria akustik

Kebisingan pada lantai

Pada Auditorium, kebisingan pada lantai dapat

ditolerir di bawah level penekanan suara NC25 seperti

kurva di bawah, dimana pada level NC30 merupakan

kebisingan terburuk yang juga masih dapat diterima.

Pengukuran akan kebisingan pada dasar lantai

diperlukan untuk memperoleh suara yang stabil,

namun tidak bias secara efektif menghindari gangguan

suara misalnya bising alat proyektor. Walaupun

nkebisingan itu tidak mungkin terdengar di area

penonton.

Pantulan suara dapat terpecah menjadi dua tipe, yaitu

suara stabil (steady state noise) yang dipengaruhi oleh

sistem peralatan suara. Tipe kedua yaitu suara uang

tidak konstan atau patah (intermittent noise). Pada

Page 76: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

gambar di bawah ini diperlihatkan karakteristik

frekuensi dari tingkat penekan suara, yaitu kurva NC

yang dipengaruhi oleh kebisingan dari lantai.

Gambar 2.24

Kurfa System karakteristik frekuensi

Sumber: www.cinemaequipmentsales.com, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Perpanjangan bunyi

Struktur akustik tentunta berbeda, yaitu tergantung

apakah Auditorium digunakan untuk pertunjukan

music (konser atau pemutaran cinema). Hal yang

paling jelas terletak pada perpanjangan bunyi

(reverberation), dimana untuk cinema perpanjangan

bunyi harus ditekan serendah mungkin. Sedang untuk

konser bisa ditambahkan, untuk meningkatkan tingkat

kekerasan music, yang membuat suara lebih semarak

dan menyenangkan.

Perpanjangan bunyi yang berlebihan mengakibatkan

menurunnya kejelasan suara. Selain dipengaruhi oleh

bahan-bahan akustik dan besarnya ruang, penundaan

Page 77: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

pemantulan bunyi dipengaruhi juga oleh panjang

ruangan tersebut, seperti pada gambar dibawah ini.

Penundaan pemantulan bunyi pada 500 Hz untuk

volume ruang yang berbeda-beda.

Gambar 2.25

Penundaan pemantulan bunyi pada 50 Hz untuk berbagai volume ruang

Sumber: www.cinemaequipmentsales.com, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Pemantulan bunyi

Pemantulan bunyi tidak dapat menjamin pencapaian

akustik yang baik. Desain Auditorium yang baik dapat

mencegah resonansi dan pemantulan bunyi. Dari segi

praktikal telah membuktikan bahwa pada bagian depan

dinding loudspeaker haruslah punya tingkat

penyerapan bunyi yang lebih tinggfi pada pemilihan

materialnya.

Secara akustik, material penyerap bunyi dapat

ditambahkan pada sisi Auditorium, namun desain

Auditorium modern yang menggunakan area kaca

yang lebih luas pada dinding ruang control proyeksi,

juga dapat menyebabkan masalah pemantulan bunyi.

Page 78: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Pemantulan bunyi silang

Peralatan untuk keperluan akustik berhubungan dengan

suar yang memantul pada dinding tepi di bagian depan

Auditorium. Untuk pertunjukan konser, hal ini bias

sangat baik, ditambah dengan kekerasan stereo, yang

membuat music lebih atraktif. Namun untuk

penggunaan dialog pada pemutaran cinema bias

mengakibatkan menurunnya kejelasan suara, dimana

terjadi pemusatan bunyi (echo) dan berulang-ulang.

Untuk solusinya, dinding tepi pada Auditorium

haruslah memakai bahan penyerap suara berkualitas

tinggi. Dan loudspeaker tidak diletakkan sejajar dan

perlu ruang cukup, untuk meminimalisasi sinyal yang

dapat berbenturan dengan dinding tepi agar tidak

terjadi dengungan suara tinggi.

Gambar 2.26

Kurva pemanjangan bunyi pada tingkat suara

Sumber: www.cinemaequipmentsales.com, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Page 79: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 2.27

Penundaan waktu pada bunyi pantul memperkuat bunyi langsung

Sumber:Doelle Leslie L & Lea Prasetio, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Gambar 2.28

Penundaan waktu pada bunyi pantul memperkuat bunyi langsung

Sumber:Doelle Leslie L & Lea Prasetio, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Keterangan :

A. Hanya menyediakan pemantulan dengan waktu tunda

singkat yang terbatas.

B. Permukaan langit-langit yang dimiringkan dengan tepat

lebih menyumbang pengadaan pemantulan bunyi yang

berguna, yaitu kekerasan yang cukup.

Gema

Gema tidak boleh dicampur adukkan dengan dengung.

Gema adalah pengulanagn bunyi asli yang jelas an

sangat tidak diinginkan, sedang dengung hanya sampai

batas-batas tertentu, yaitu perluasan atau pemanjangan

bunyi yang menguntungkan.

Page 80: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Gambar 2.29

Cacat-cacatakustik dalam auditorium

Sumber:Doelle Leslie L & Lea Prasetio, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Keterangan :

1. Gema

2. Pemantulan dengan waktu tunda yang panjang

3. Bayang-bayang bunyi

4. Pemusatan bunyi

Gaung

Gaung terdiri dari gema-gema kecil yang

berurutan dengan cepat dan dapat dicatat serta

diamati bila ledakan bunyi singkat, seperti tepukan

Langan atau tembakan, dilakukan diantara

permukaan-permukaan pemantul bunyi yang

sejajar, walaupun kedua pasangan dinding lain

yang berhadapan tidak sejajar. Eliminasi

permukaan pemantulan yang berhadapan dan

saling sejajar adalah salah satu cara untuk

menghindari gaung. Gaung tidak akan terjadi bila

Page 81: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

sumber bunyi tidak diletakkan diantara permukaan-

permukaan sejajar yang bermasalah.

Gaung juga dapat terjadi antara permukaan-permukaan

pemantul bunyi yang tidak sejajar, bila sumber bunyi

diletakan diantara pennukaan-permukaan, seperti pada

gambar berikut

Gambar 2.30

Gaung pada permukaan pemantulan bunyi yang tidak sejajar

Sumber:Doelle Leslie L & Lea Prasetio, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Gambar 2.31

Dinding belakanng pemantul bunyi

Sumber:Doelle Leslie L & Lea Prasetio, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Pemusatan bunyi

Pemusatan bunyi, yang kadang dinyatakan

sebagai titik panas atau hot spots, disebabkan oleh

pemantulan bunyi pada permukaan-permukaan

Sumber: Doelle leslie L & Lea Prasetio, 1986

Page 82: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

cekung. Intensitas bunyi pada hot spots sangat

tinggi, sehingga terjadi cacat bunyi pada daerah

lain atau titik mati (dead spots), dimana kondisi

mendengar buruk. Adanya titik panas dan titik

mati menyebabkan distribusi energi bunyi yang

tidak merata dalam ruang. Pemilihan dan

pemasangan sistem penguat suara yang cocok

dan tepat dapat mengurangi gejala akustik

gema, pemantulan yang berkepanjangan,

gaung dan pemusatan bunyi yang merusak,

tetapi sistem tersebut tidak akan pernah bisa

mengatasinya dengan sempurna.

f. Pemilihan lokasi akustik

Memilih lokasi yang tenang dapat mengurangi pengeluaran

konstruksi Auditorium untuk menghindari gangguan

kebisingan. Diusahakan agar menghindari hal-hal

berikut ini :

1. Dekat dengan jendela bermaterial kaca

2. Dekat dengan building service seperti toilet, ruang

mechanical electrical, dan ruang peralatan lainnya.

3. Dekat dengan sumber bising lainnya.

g. Detail akustik

Gambar di bawah ini menunjukkan tipe desain

dinding yang diperlukan untuk mencapal isolasi suara

Page 83: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

yang baik, yaitu:

Gambar 2.32

Desain dinding isolasi suara

Sumber:Doelle Leslie L & Lea Prasetio, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

vii. Layout Auditorium

Dalam penyusunan layout Auditorium perlu ditekankan

fungsi dan kebutuhan aktivitas manusta yang mendukung.

Perencanaan layout tidak lepas dari denah atau bentuk

ruang, posisi entrance dan keluar, serta pembagian ruang-

ruang dengan aktivitas lain pula.

1) Stage

a) Harus memenuhi syarat auditif dan visual sesuai

dengan tuntutan pertunjukkan.

b) Persyaratan sudut kemkmatan pandang dengan

memperlebar posisi seats untuk mendukung kejelasan

ekspresi atau gerak pernam.

2) Audience Room

a) Posisi terbaik penonton untuk mellhat ke stage atau

panggung

b) Kejelasan antara baris duduk untuk mempermudah sirkulasi

Page 84: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

c) Jarak jauh penonton dari stage adalah 25 meter.

3) Ruang Pengiring Musik atau Instrumen

Terletak,diantara panggung dan area penonton, bisa

juga dibelakang atau di camping panggung.

4) Backstage

a) Merupakan ruang pendukung pertunjukan

b) Pemanfaatan daerah pandang terbaik secara optimal

Beberapa jenis layout ruang pertunjukan atau auditorium:

Gambar02.33

Penataan Lay out tipe proscenium theaaters

Sumber: Joseph De Chiara, Julius Panero and Martin Zelnik, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Gambar 2.34

Penataan Lay out tipe arena theaaters

Sumber: Joseph De Chiara, Julius Panero and Martin Zelnik, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

Page 85: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar 2.35

Penataan Lay out tipe open thrust theaaters

Sumber: Joseph De Chiara, Julius Panero and Martin Zelnik, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

viii. Furniture

Dalam perancangan sebuah ruang Auditorium,

perancangan furniture perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Fungsi dan aktivitas

b. Ketahanan baik konstruksi maupun terhadap temperatur

c. Estetika

Penempatan tempat duduk pada jarak maksimum

penghayatan suara adalah 30m. Lebar jalur atau aisle minimal

1 m dan jarak antara sandaran 0,9 m. jumlah kursi antara dua

jalur adalah 14-22 kursi, sedang antara satu jalur dan

dinding adalah 7-11 kursi.

Kursi ruang penonton sebaiknya didesain permanen

(fixed seating), yang mempunyai sandaran tangan yang

meliputi perlengkapan seperti instalasi kabel,

mikropon, voting s is tem , penyaring udara, lampu

tersembunyi dan meja tulis.

Perlu dipertimbangkan pula mengenai sistem mekanis,

ketahanan upholstery kursi dan resiko kebakaran,

Page 86: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

keseimbangan penyerapan suara, konstruksi dan

kemudahan dalam membersihkan (Fred Lawson, 2000,

h.7374),

Penataan kursi pada ruang pertunjukkan didasarkan pula

pada titik pandang penonton ke panggung terhadap

penonton di depannya, seperti pada gambar berikut :

Gambar2.36

Penataan kursi

Sumber: Joseph De Chiara, Julius Panero and Martin Zelnik, dalam Fajarsani Retno

Palupi. 2009

ix. Warna

Semua cahaya adalah wama. Mata manusia paling

peka terhadap spektrum cahaya kuning-hijau (sekitar 550

nanometer), daripada cahaya merah atau biru pada susunan

spektrum terakhir. Warna panggung pada produksi cahaya

berwarna menggunakan plastic filter bertemperatur tinggi.

Terdapat banyak 100 warna berbeda yang dihasilkan.

Filter ini telah melewati atau mentransmisi wama asli dan

menyerap menjadi beberapa bagian wama.

Penggunaan Mass filter biasanya tersedia dalam jumlah

warna yang terbatas. Generasi barn glass filter

Page 87: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

yaitu~,'dichroic' yang juga digunakan untuk pencahayaan

entertainment. Tidak seperti glass filter biasa yang hanya

menyerap warna namun tidak menyebarkan, maka dichroic

dapat mentransmit warna tertentu dan menyinarkan kembali ke

dalam beberapa. warna (http://www.mts.net/~wiIIIam5/sld/sld-

300.htm)

Sedang berdasar letaknya, wama dibagi menjadi

1) Warna hangat : merah, orange, kuning

2) Warna dingin : hijau, biru, ungu

3) Wama netral : abu-abu, hitam, putih

Menurut John F. Pile dalam bukunya. Color In Interior

Design efek psikologis warna adalah :

1) Merah, terlihat hangat, menggembirakan, dan

memberi semangat

2) Orange, hampir sama dengan merah, dengan intensitas yang

lebih kecil.

3) Kuning, diasosiasikan dengan keceriaan, humor (dalam

pencahayaan besar theater biasanya untuk adegan komedi)

4) Hijau, memberi kesan tenang, damai, dan membangun

5) Biru, memberl kesan tentram, tenang, sejuk dan

diasosiasikan dengan kemuliaan

6) Ungu, warna yang mendekati tegang dan depresi, namun

juga keagungan pada intentitas tertentu

7) Hitam, warna yang sangat kuat, formalitas, dan kehidmatan

Page 88: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

x. Sistem sirkulasi Auditorium

Pada area penonton harus jelas, langsung,

mengarah dan terbagi secara merata. Tipe sirkulasi

penonton dapat ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar2.37

Tipe sirkulasi

Sumber: Harold B.Mayer, dalam Fajarsani Retno Palupi. 2009

4) Faktor keamanan

Terhadap Bahaya Kejahatan Manusia

Dilakukan secara langsung oleh satpam dan

pengunaan kamera pengontrol (CCTV) sebagai

pengawasan tidak langsung.

Terbadap Bahaya Kebakaran

Fire Alarm atau alarm kebakaran otomatis berbunyi jika

ada api atau panas mencapai suhu 135-160° C

a) Smoke Detector, merupakan alas deteksi asap

diletakkan pada tempat dan iarak modul tertentu.

Berfungsi bila suhu mencapai 70°C.

Page 89: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

b) Automatic Sprinkles , pernadam. kebakaran "am

suatu jaringan saluran yang dilengkapt dengan kepala

penyiram.

c) Fire Hydrant , menggunakan daya semprot air

melalui selang sepanjang 30 meter dalam kotak Fire

Extinguisher, pemadam kebakaran portabel berjarak

30 Meter dengan lobar memadai dan konstruksi tahan

api.

B. PENDEKATAN DESAIN

1. Pengertian Judul Proyek

Judul perancangan dan perencanaan yang penulis ambil pada Tugas

Akhir ini adalah “Nurul Huda Islamic Center Dengan Sentuhan

Pendidikan Bercitarasa Pembelajaran”

Desain : 1) Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebaginya.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993 : 138)

2) Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis

perancangan dimanan titik beratnya adalah melihat

sesuatu persoalan tidak secara tepisah atau

tersendiri melainkan sebagi suatu kesatuan dimana

satu masalah dengan lainnya saling kait mengkait.

(Desain Interior, 1999 : 12)

Interior : 1) Ruang dalam suatu bangunan, yang mengungkapkan

tata kehidupan manusia melalui media ruang.

(Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1991 : 197)

Page 90: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

2) Bagian dalam gedung (ruang, dsb), tatanan perabot

(hiasan, dsb) di ruang dalam gedung. (Kamus

Besar Bahasa Indonesia,1993 : 483).

Nurul Huda : Masjid kampus UNS yang berada di Jl.Ir.Sutami No.36

A. Kentingan Surakarta

Islamic : Yang berhubungan dengan agama Islam

Center : Titik tengah atau bagian dari sesuau bangunan atau

tempat untuk kegiatan tertenu. Titik dimana orang-

oarang memusatkan perhatian. (Oxford Learner‟s

Pocket Dictionary)

Sentuhan Pendidikan : Pengalaman hidup yang mentransformasikan nilai

pedagogis untuk mengembangkan holintegrasio

(IQ, EQ, SQ). (Lembaga Pengembangan

Pendidikan UNS)

Citarasa pembelajaran : Suasana pembelajaran yang menumbuhkan

rasa puas, bahagia daan kebanggaan. (Lembaga

Pengembangan Pendidikan UNS)

“ Desain Interior Nurul Huda Islamic Center dengan Sentuhan Pendidikan

Becitarasa Pembelajaran merupakan rancangan bagian dalam (ruang) dari

sebuah masjid yang berfungsi sebagai tempat ibadah sekaligus sebagai

tempat pembelajaran, khususnya tentang semua hal yang berhubungan

dengan agama Islam”

Page 91: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2. Pola Pikir Desain

Untuk menghasilkan desain yang berkualitas, dalam perencanaan dan

perancangannya, harus menentukan dahulu langkah-langkah atau pola

pikir desain, seperti pada bagan dibawa:

Page 92: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Bagan 2.1

Perbedaan pendidikan anak dan pendidikan orang dewasa

SumberLembaga Pengembangan dan Pendidikan UNS. 2006

Page 93: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3. Konsep

Sesuai dengan judul proyek “Nurul Huda Islamic Center dengan

Sentuhan Pendidikan Bercitarasa Pembelajaran”, maka konsep dasarnya

adalah pendidikan.

a) Pengertian Pendidikan

Menurut para ahli, definisi pendidikan adalah "Berbagai upaya dan

usaha yang dilakukan orang dewasa untuk mendidik nalar peserta

didik dan mengatur moral mereka" (Warta Politeknik Negeri

Jakarta, April 2007)

Kamus Besar Bahasa Indonesia : "pendidikann proses pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang, usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan;

proses, cara, pembuatan mendidik;"

UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 : "Pendidikan adalah usaha

sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan/latihan bagi peranannya di masa

yang akan datang".

UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003: Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan

Page 94: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya

untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar

dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan

menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan

masyarakatnya.

Darmaningtyas mengatakan tentang difinisi pendidikan yaitu

pendidikan sebagai usaha dasar dan sistematis untuk mencapai

taraf hidup dan kemajuan yang ledih baik. .

John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna

pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan

biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin

pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk

menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan

pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa

dan kelompok dimana dia hidup.

H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi)

dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang

telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar

kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar

intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

http://www.scribd.com/doc/7592955/Definisi-Pendidikan

b) Pendidikan orang Dewasa

Yang dimaksud pendidikan disini adalah pendidikan orang

dewasa. Pendidikan oranng dewasa adalah pendidikan yang

Page 95: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

diorganisasikan isi, tingkatan dan metodenya secara formal maupun

nonformal untuk memenuhi kebutuhan yang melengkapi pendidikan

di sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan, memperkaya

pengetahuan, mendapatkan ketrampilan dan membawa perubahan

sikap seseorang sebagai tenaga pembangunan yang mampu

berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi, social dan budaya.

(Unesco, dalam Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS. 2006).

Adapun ciri-ciri orang dewasa adalah usia diatas 16 tahun,

sudah dapat mengarahkan diri sendiri, tidak terikat pada oranng lain,

dapat mempertanggungjawabkan terhadap segala tindakannya,

mandiri dan dapat mengambil keputusan sendiri.

Perbedaan pendidikan anak-anak dan pendidikan orang dewasa

yaitu:

Table 2.1

Perbedaan pendidikan anak dan pendidikan orang dewasa

SumberLembaga Pengembangan dan Pendidikan UNS. 2006

Page 96: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

c) Tujuan Pendidikan

Berkembangnya ptensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga

Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. (UU No.14

Th.2005 tentang guru dan dosen)

d) Esensi Pendidikan

Pengembangan Multiple Intelligences, meliputi:

- Linguistic : kecerdasan bahasa

- Logical-matematical : kecerdasan hitung-menghitung

- Spatial or visual : kecerdasan mengamati ruang

- Musical : kecerdasan dalam bidang music

- Bodily-kinesthetic : kecerdasan gerak tubuh

- Interpersonal : kecerdasan hubungan pribadi

- Intra personal : kecerdasan pemahaman diri

- Naturalistic : kecerdasan lingkungan

(http://www.minuteman//org//topics/mi/html. dalam Lembaga

Pengembangan dan PEndidikan UNS. 2006)

e) Komponen Pendidikan

Page 97: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gambar2.38

Komponen pendidikan

Sumber: Herri Purwanto, dkk. 2010

4. Tema

Tema yang dipakai dalam perencanaan dan perancangan interior Nurul

Huda Islamic Center ini adalah modern fungsional.

Modern dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti terbaru, mutakhir,

sesuai dengan untutan zaman.

Atsitektur Modern fungsional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Simple

b. Clean look

c. Bentuk geometris yang tegas

d. Ringan dan dinamis

e. Form follow funcion

Page 98: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

BAB III

STUDI LAPANGAN

A. Masjid Kampus UGM

1. Arsitektur

Keberadaan masjid kampus UGM memang membanggakan bagi

segenap sivitas akademika UGM. Di samping ukurannya yang tergolong

masjid kampus terbesar di Asia Tenggara, juga karena arsitekturnya yang

indah, perpaduan antara bangunan Jawa dengan Timur Tengah.

Bangunan utama masjid itu berkonsep budaya Jawa, sedang

detailnya diambil dari unsur Timur Tengah. Tinggi struktur mahkotanya

mencapai 32 meter dengan konstruksi bentang 21 meter, dibuat dari

bahan yang transparan agar sinar matahari bisa masuk dan menerangi

ruangan dalam masjid.

Gambar 3.1.

Masjid Kampus UGM

Sumber: Dokumen Pribadi

2. Fasilitas

Di dalam kompleks Masjid Kampus UGM ini terdapat fasilita-fasilitas

yang cukup lengkap, antara lain adalah:

Page 99: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

a. Masjid Utama. Bangunan utama masjid kampus UGM terdiri dari

dua lantai. Lantai bawah untuk jamaah laki-lai dan lantai atas untuk

jamaah perempuan. Di lantai atas juga terdapat toilet beseta ruang

wudunya.

b. Bangunan Serba-guna. Masjid kampus UGM juga mempunyai ruang

serba guna sebagai bangunan pendukung, yang berada di “sayap

kanan” dari bangunan utama yang bisa disewa untuk acara-acara

rapat, kajian, walimahan, dan lain-lain. Berlantai keramik putih,

tanpa adanya tembok, jadi hanya berupa tiang – tiang sebagai

konstruksi utamanya, yang menjadikan bangunan ini telihat lega dan

langsung menghadap ke taman “sayap kanan”

c. Kelompok Bermain dan Taman Kanak – Kanak

Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak Masjid Kampus

UGM, merupakan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan anak

usia 2 sampai 6 tahun dalam rentang waktu bermain dan belajar dari

jam 08.00 – 13.30 WIB penuh, dengan penerapan perpaduan

kurikulum Depdiknas khas KB -TK Masjid Kampus UGM. KB -TK

Masjid Kampus UGM secara otonom berada di bawah pembinaan

Yayasan Masjid Kampus UGM.

d. Jamaah Shalahuddin. Jamaah Shalahuddin merupakan Lembaga

Dakwah Kampus (LDK) Universitas Gajah Mada dan merupakan

bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di Universitas ini,

sehingga keberadaannya diakui secara formal. Jamaah Salahuddin

Page 100: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

bertugas untuk memakmurkan Masjid Kampus UGM dengan segala

program-progamnya.

Bagan 3.1.

struktur Organisasi LDK Masjid Kampus UGM

Sumber: Dokumen LDK Masjid Kampus UGM

e. Perpustakaan. Shalahuddin Al- Ayyubi adalah nama perpustakaan

ini, berada di bawah naungan yayasan masjid kmpus UGM.

Lokasinya menyatu dengan sekretariat jamaah shalahuddin.

f. Kantor ZIS. Kantor ini berada di komplek “sayap kiri” Masjid

Kampus UGM, yang berbagi tempat dengan ruang pamer

PUSKOM

FSLDIK

KETUA

BIRO KHUSUS

KADERISASI

TIM EKONOMI

TIM FSLK

SEKRETARIS

EKSEKUTIF

MEDIA CENTER JS

BSO DOSHA

DEP. PELAYANAN

& SYIAR

DEP. EKSTERN

DEP. KAJIAN

STRATEGI

Page 101: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

g. Bank Muamalah. Bangunan ini terletak di depan kantor ZIS. Selain

melayani seluruh civitas UGM, bank ini juga melayani untuk

masyarakat umum

h. Ruang Pamer. Ruang pamer masih berbagi tempat dengan kantor

ZIS. Penjualan buku-buku dari berbagai agen menempati ruangan

ini, namun karena tempatnya tidak mencukupi, ada beberapa agen

yang berjualan di selasar.

i. Area Wudu. Area wudhu laki-laki dipisah dengan area wudhu

perempuan. Bagi yang laki- laki disediakan area wudhu diluar

ruangan dan langsung open view.

j. Selasar ada yang beratapkan tumbuhan hijau ada yang polikarbonat

k. Area parkir yang luas dan rindang.

3. Sirkulasi

Sirkulasi di Masjid Kampus UGM ini adalah linear, sirkulasi

semacam ini membatasi pengunjung untuk tetap berada pada “jalur” yang

telah ditetapkan, di dalam Masjid Kampus UGM ini, jalur tersebut

berupa, himbauan atau alur yang telah ditetapkan oleh pengelola. Dan

juga, perbedaan level lantai yang signifikan yang mengarahkan

pengunjung berjalan melalui selasar atau teras yang berada di kedua

“sayap” Masjid.

4. Sistem Keamanan

Sistem keamanan bangunan Masjid Kampus UGM ini, hanya tergantung

kepada kesigapan petugas keamanan atau SATPAM di Masjid tersebut.

Page 102: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Karena memang tidak dipergunakan alat elektronik seperti CCTV yang

biasanya dipergunakan pada bangunan-bangunan modern pada saat ini.

Untuk mengatasi bahaya kebakaran, selain Hydrant juga terdapat

springkler-springkler.

5. Warna

Warna Masjid Kampus UGM didominasi dengan warna putih, oranye

(pilar-pilarnya) dan nuansa emas (pada ornamennya). Karena gaya

arsitekturnya perpaduan antara bangunan Jawa dengan Timur Tengah.

6. Tata kondisi

Tata kondisi Masjid Kampus UGM ini dapat penulis jelaskan secara

singkat, sebagai berikut.:

a. Pencahayaan:

Alami pencahayaan Masjid Kampus UGM ini masih bergantung

juga dengan pencahayaan alaminya, yaitu dengan cahaya matahari.

Buatan pencahayaan buatan pada Masjid ini menggunakan

lampu atau penerangan buatan dengan tenaga listrik.

b. Penghawaan :

Alami penghawaan alami masih menggantungkan pada bukaan-

bukaan yang banyak seperti pintu-pintu besar dll.

Buatan penghawaan buatan, menggunakan bantuan Air

Conditioning (AC)

c. Akustik :

Alami bahan-bahan bangunan, sebagai penyerap bunyi yang

alami

Page 103: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Buatan bahan-bahan modern yang sudah mulai hadir dipasaran

misal, pemakaian karpet.

Gambar 3.2

Inerior Masjid Kampus UGM

Sumber: Dokumen Pribadi

Dari data lapangan yang berhasil penulis dapatkan, masjid kampus UGM

merupakan contoh masjid kampus yang mewah secara arsitektural dan

inreriornya. Fungsinya sebagai masjid kampus juga terwadahi dengan baik

melalui fasilitas-fasilitas yang ada di masjid kampus UGM tersebut. Kegiatan-

kegiatan yang terselenggara sangat bermanfaat bagi seuruh sivitas akademika

khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

B. Islamic Center di Semarang (Masjid Agung Jawa Tengah)

1. Interior

Tatanan interior Masjid Agung Jawa Tengah ini merupakan perpaduan

antara gaya Jawa yang terlihat dari bentuk Tajugan yang berada dibawah

Kubah Utama, gaya Timur Tengah (Arab Saudi) terlihat pada adanya

kubah dan ke empat minaretnya dan gaya Yunani terlihat pada 25 pilar

Page 104: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

colosium dipadu dengan kaligrafi Arab, ke 25 pilar ini mencerminkan 25

Nabi yang kita kenal dan pada kaligrafinya tertulis dua kalimat Syahadat.

2. Lokasi

Masjid Agung Jawa Tengah ini terletak di Jalan Gajahraya

kelurahan Sambirejo, kecamatan Gayamsari kabupaten Semarang,

dengan luas 10 Ha, dan luas bangunan induk atau bangunan untuk shalat

seluas 7.669 m2.

3. Jam Operasional

Jam operasional Masjid Agung Jawa Tengah:

Jam operasional kantor pukul 09.00-16.00 (hari senin-jumat)

Jam operasional pada hari sabtu 09.00-13.00 (sabtu)

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi menurut SK Gubernur Jawa Tengah nomor

451.2/19/2006 tentang penunjukan kepengurusan Pembina, Dewan

Penasehat, Dewan Pengawas, dan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah,

Page 105: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dapat dilihat melalui Bagan Organisasi Pengelola Masjid Agung Jawa

Tengah seperti dibawah ini:

5. Fasilitas

Fasilitas yang ada pada Masjid Agung Jawa Tengah ini dapat dibilang

cukup lengkap, fasilitasnya antara lain:

a. Masjid

b. Conventional Hall

c. Perpustakaan

Skema 3.2 Struktur Organisasi Masjid Agung Jawa

Tengah, (sumber: dokumen Masjid Agung Jawa Tengah)

KETUA

WK. KETUA

BENDAHARA I

BENDAHARA II

SEKRETARIS I

SEKRETARIS II

BID. KETAKMIRAN

WK. BID I WK BID II

BIDANG

PENGEMBANGAN

USAHA

BENDAHARA I

BENDAHARA II

SEKRETARIS I

SEKRETARIS II

SEKRETARIS BENDAHARA

SUBBID PERIJINAN

SUBBID FASILITAS DANA

SUBBID PERIBADATAN

SUBBID PENDIDIKAN DAN

DAKWAH

SUBBID PENGEMBANGAN

SUBBID KEMASYARAKATAN

SUBBID PERLENGKAPAN

DAN RT

SUBBID HUMAS

SUBBID PHBI

SUBBID UMUM DAN

KEMANAN

Page 106: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

d. Hotel

e. Menara pandang

f. Restoran putar

g. Gedung Serba-guna

h. Kantor

i. Tempat parkir yang luas.

j. Museum

6. Sirkulasi

Sirkulasi yang ada di Masjid Agung Jawa Tengah ini, bersistem

Radial yang membebaskan pengunjungnya untuk memilih kesegala arah.

Sirkulasi ini memiliki keuntungan, membebaskan pengunjung atau tidak

seperti mengarahkan arah gerak pengunjung, tetapi kelemahannnya,

pengunjung jadi tidak terfokus pada bangunan apa terlebih dahulu

dikunjungi/ didatangi.

7. Sistem Keamanan

Sistem keamanan bangunan Islamic Center ini, hanya tergantung

kepada kesigapan petugas keamanan atau SATPAM di Masjid tersebut.

Karena memang tidak dipergunakan alat elektronik seperti CCTV yang

biasanya dipergunakan pada bangunan-bangunan modern pada saat ini.

Untuk mengatasi bahaya kebakaran, selain Hydrant juga terdapat

springkler-springkler, jika terjadi kebakaran, yang diletakkan merata

pada seluruh ruangan. Karena Masjid Agung Jawa Tengah ini, bangunan

publik dan memang bertujuan agar pengunjung merasa sebebas mungkin

Page 107: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

saat berada didalamnya, maka sistem keamanan, lebih ditekankan kepada

keamanan dari bahaya non-crimnal.

8. Mebel

Mebel yang ada pada Masjid Agung ini kesemuannya memikirkan

tentang kenyamanan pengunjung (ergonomis). Dan dengan bentuk-

bentuk yang sudah modern. mebel yang konvensional juga masih

dijumpai pada Bangunan ini. Dan walaupun sudah dirancang sedemikan

mungkin, tetapi masih dijumpai pemakaian mebel yang tidak senada.

Atau menggabungkan segala mebel yang ada. Untuk gedung serba-

gunanya kursi atau mebelnya dipakai, mebel fabrican, atau produk

massal, dengan pertimbangan, praktis dan mudah disimpan atau tidak

memakan space yang terlalu luas.

9. Warna

Untuk pemakaian warna atau aplikasi warna di Masjid Agung ini,

seperti kebanyakan Islamic Center lainnya, warna khas dari agama Islam

yaitu hijau, tetapi untuk mendukung gaya modernnya, juga diaplikasikan

warna-warna alam (coklat). Mengesankan kesejukan, pada orang yang

melihatnya.

10. Tata Kondisi

tata kondisi tidak dapat lepas dari bangunan macam apapun, baik

yang modern ataupun masih tradisional, dan penjabaran interior sistem

Masjid Agung Jawa Tengah ini dapat penulis jelaskan secara singkat,

sebagai berikut:

Page 108: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

a. Pencahayaan:

Alami pencahayaan Masjid Agung ini masih bergantung juga

dengan pencahayaan alaminya, yaitu dengan cahaya matahari.

Buatan pencahayaan buatan pada Masjid ini menggunakan

lampu atau penerangan buatan dengan tenaga listrik.

b. Penghawaan :

Alami penghawaan alami masih menggantungkan pada bukaan-

bukaan yang banyak seperti pintu-pintu besar dll.

Buatan penghawaan buatan, menggunakan bantuan Air

Conditioning (AC)

c. Akustik :

Alami bahan-bahan bangunan, sebagai penyerap bunyi yang

alami

Buatan bahan-bahan modern yang sudah mulai hadir dipasaran

misal, pemakaian karpet, lantai parket.

Page 109: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Gbr.3.8.

Interior Masjid Agung Jawa Tengah

Sumber: doc.pribadi

Dari hasil studi lapangan yang penulis lakukan, Masjid Agung Jawa

Tengah yang juga merupakan Islamic Center Kota Semarang ini merupakan

tempat ibadah yang sekaligus sebagai tempat wisata rohani dan budaya islam,

serta merupakan bentuk apresiasi kebudayaan islam nusantara. Hal ini dapat

dilihat baik dari segi interior maupun arsitekturanya yang merupakan perpaduan

antaragaya jawa yang terlihat dari bentuk tajugan yang berada di bawah kubah

utama, gaya timur tengah (Arab Saudi) terlihat pada adanya kubah dan keempat

minaretnya, serta gaya Yunani yang terlihat pada 25 pilar colosium dipadu dengan

kaligrafi arab, ke 25 pilar ini mencerminkan 25 nabi yang kita kenal aaaaaaaadan

pada kaligrafinya tertulis dua kalimat syahadat.

C. Masjid Kampus ITB

Masjid Salman merupakan masjid kampus yang menjadi laboratorium

ruhani bagi masyarakat kampus ITB, wadah pembinaan insan,

pengembangan masyarakat, dan pembangunan peradaban yang Islami.

Berbagai rangkaian program dan kegiatan telah diselenggarakan dan

ditujukan untuk setiap kelompok usia, pendidikan, profesi, maupun kegiatan

sosial masyarakat pada umumnya, dengan fokus pembinaan pada penciptaan

Page 110: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

kader-kader yang tangguh dan unggul dari mahasiswa ITB khususnya,

maupun masyarakat kota Bandung umumnya hingga kepada Bangsa

Indonesia pada akhirnya.

1. Arsitektur

Masjid Salman ITB yang dibangun pada dekade 1960an

menerapkan konsep pemikiran dua orang dosen ITB, yakni dosen jurusan

Seni Rupa Prof .Sadali dan dosen Arsitektur Numan, sebagai

penghormatan terhadap konsep pemikiran mereka berdua maka nama

mereka diabadikan menjadi nama masjid – Salman yang merupakan

singkatan dari nama Sadali dan Numan. Keunikan wujud arsitektur Masjid

Salman adalah pada atap yang terbuat dari beton berbentuk cekung.

Bentuk atap nampak menyiratkan makna tangan seorang manusia yang

sedang berdoa. Bentuk atap cekung ini diimbangi dengan bentuk menara

yang sederhana, seakan tangan manusia yang menadah ke atas.

Dasar pemikiran masjid ini adalah menerapkan konsep “Vertikal”

Dan “Horisontalisme”. Konsep vertikal merupakan konsekuensi hubungan

manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan konsep “Horisontal”

merupakan hakikat hubungan antarsesama manusia. Konsep “Vertikal-

Horisontal” ini merupakan hakikat hubungan antarsesama manusia sesuai

dengan ajaran agama. Dasar pemikiran inilah yang menyebabkan wujud

arsitektural Masjid Salman ITB tidak menggunakan kubah, lengkung–

lengkungan dan ornamen. Tetapi pola-pola garis vertikal–horisontal pada

wujud arsitektural masjid. Melalui kesederhanaan wujud arsitektural,

Page 111: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

masjid Salman diungkapkan sebagai makna universal dari tempat ibadah

umat muslim, fungsional dan tidak mengesampingkan kaidah–kaidah

Islam.

Dasar pemikiran “Vertikal-Horisontal” pada masjid Salman

ditampilkan secara tegas melalui kolom-kolom beton yang memikul atap,

serta diimbangi dengan penerapan unsur dekoratif dinding kerawang yang

sekaligus berfungsi untuk meredam sinar matahari secara horisontal. Di

depan serambi atau teras masjid terdapat pelataran yang cukup luas yang

berhubungan dengan undak-undakan teras Masjid. Di ruang utamanya

untuk salat, terdapat mihrab yang dilengkapi mimbar sederhana tanpa

hiasan. Di atas serambi terdapat ruang khusus bagi wanita yang hadir di

masjid tersebut. Masjid ini ditunjang beberapa ruang, seperti ruang

perpustakaan, ruang kuliah dan tempat pendidikan agama. Masjid Salman

juga menyediakan ruang untuk kegiatan jasa, seperti kantin dan toko buku,

untuk kesajahteraan. Menara masjidnya agak terpisah dari bangunan

utama, tetapi tetap menjadi bagian dari kesatuan bangunan masjidnya.

2. Fasilitas

Fisik

a. Perpustakaan

Perpustakaan terletak di Gedung Kayu bagian Timur. Memiliki

lebih dari 5000 buku dan koleksi umum, layanan dibuka dari Senin

sampai Sabtu, dari jam 08.00 sampai 15.00 WIB. Perpustakaan

Page 112: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Salman ITB juga menyediakan digital content berupa ceramah

Salman dari tahun 1970-2005.

b. Pertokoan / kios

Sisi Barat Gedung Sayap Selatan diperuntukkan bagi pertokoan,

yang saat ini disewa oleh toko kerajinan/craft, optikal, konsultan

pendidikan/ training, penerbit, counter es krim, dan counter pulsa.

c. Perkantoran

Gedung Sayap Selatan Salman ITB bagian Selatan diperuntukkan

sebagai area perkantoran, yang saat ini disewa oleh konsultan

arsitektur dan teknik elektro. Gedung perkantoran berlantai empat

ini juga dilengkapi dengan parkir basement dan lift.

d. Kantin

Menyediakan masakan harian biasanya kurang lebih 30 macam

dengan model prasmanan (mengambil sendiri).

e. Minimarket

Mini market Istek salman ITB dikelola oleh Koperasi Istek Salman

ITB. Istek Salman ITB menyediakan berbagai makanan dan

minuman, buku-buku, majalah Islami dan beraneka jenis alat tulis,

kaset dan VCD Islami, serta busana muslim. Mini market buka

setiap hari dari jam 08.00 sampai jam 16.00 WIB dan istirahat

ketika masuk waktu shalat.

f. Ruang serbaguna dan kelas

Page 113: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

YPM Salman ITB mengelola ruang serba guna dengan kapasitas

500 orang yang dapat digunakan untuk seminar, tabligh, dan acara

walimahan. Selain itu terdapat 5 (lima) ruang kelas dengan

kapasitas 30 hingga 50 orang yang dapat disewa oleh pihak-pihak

di luar masjid.

g. Asrama Mahasiswa

Terdapat asrama mahasiswa putra dan putri. Selan sebagai

mahasiswa ITB mereka juga dibina menjadi generasi-generasi

terbaik (kuntum khoiru ummah) para pemimpin rahmatan lil

„alamin yang akan menjadi nafas baru untuk perbaikan Bangsa dan

Negara Indonesia.

Non Fisik

a. Pembinaan Putra Putri Salman

Proses pembinaannya meliputi:

coaching, pembergaulan dengan kalangan dosen ITB yang

duduk dalam kepengurusan YPM Salman ITB dan guna

membentuk mental para penghuni asrama Salman ITB.

Training bahasa Arab dan kuliah tafsir operasional, sebagai

bagian dari proses pembinaan untuk memperluas tsaqofah

Islamiyah seorang aktivis dalam berda‟wah.

Page 114: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Physical exercise (pembinaan jasadiyah), untuk membentuk

mental, menjaga kesehatan dan stamina.

Pembinaan keputrian (keakhwatan)

b. KARISMA

Keluarga Remaja Islam Salman (KARISMA) ITB merupakan

lembaga pembinaan remaja dan mahasiswa muslim serta lembaga

pendidikan nonformal, dengan tujuan membentuk generasi

Rabbani yang seimbang Iman, Ilmu, dan Amal serta mampu

menjadi rahmat bagi sekalian alam.

c. Pembinaan anak salman

Pembinaan Anak-anak Salman (PAS) ITB adalah lembaga

pendidikan non formal yang aktivitasnya sangat memperhatikan

perkembangan dunia pendidikan baik kurikulum maupun metode.

Tujuan mendasar dari berdirinya PAS ITB adalah sebagai wadah

bagi mahasiswa muslim untuk dapat beraktivitas dan berdakwah,

memperbaiki dan meningkatkan kualitas ruhiyah, serta tampil

sebagai laboratorium pembinaan anak-anak Islam.

Program Rutin

Memberikan mentoring kepada adik-adik TK dan SD.

Pesantren Kilat tematis yang memiliki kekhasan setiap

tahunnya

Page 115: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Jambore Anak Islam

d. PUSTENA

PUSTENA adalah unit kegiatan mahasiswa yang bergerak di

bidang teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna yang dimaksud

adalah teknologi yang mampu berkontribusi dalam memberi solusi

bagi masalah yang ada di masyarakat.

e. Salman films

Salman Films bergerak dalam bidang pendidikan dan produksi film

atau audio visual. Berdiri sejak 24 Maret 2001 sebagai unit

kemahasiswaan di bawah naungan Yayasan Pembina Masjid

Salman Institut Teknologi Bandung.

f. Majelis ta‟lim

Majelis Ta‟lim Salman ITB adalah sebuah unit mahasiswa yang

berada di lingkungan Masjid Salman ITB. Mata‟ didirikan pertama

pada tahun 19 November 1994. Visi Mata‟ adalah Menyebarkan

Fikrah islam yang shahih kepada jamaah salman khusunya dan

masyarakat umum khususnya.

3. Tata Kondisi

a. Pencahayaan

Page 116: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Masjid Salman ITB ini menggunakan pencahayaan alami dan buatan.

Pencahayaan alami yaiu berasal dari sinar matahari yang masuk

melalui bukaan-bukaan yang sengaja dibuat. Sedangkan pencahayaan

buatan menggunakan lampu sebagai penerangnya.

b. Penghawaan

Penghawaan alami berasal dari pintu, jendela serta dari bukaan-bukaan

yang sengaja dibuat. Penghawaan buatan menggunakan bantuan Air

Condition (AC).

c. Akustik

Masjid Salman ini menggunakan Bahan-bahan yang sebagai penyerap

bunyi seperti kayu dan karpet.

Gbr.3.8.

Masjid Salman ITB

Sumber: doc.pribadi

Dari data yang berhasil didapat oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa

wujud arsitektur Masjid Salman ini merupakan gambaran dari perwujudan fungsi

masjid yang memiliki kegunaan untuk segala kegiatan, baik berupaya kegiatan

keagamaan maupun kegiatan umat secara umum, yang tercemin dari

pengorganisasian ruangnya.

Page 117: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

BAB IV

PROGRAMING

A. DEFINISI PROYEK

Judul perancangan dan perencanaan yang penulis ambil pada Tugas Akhir ini

adalah “Nurul Huda Islamic Center Dengan Sentuhan Pendidikan Bercitarasa

Pembelajaran”

Desain : 1) Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebaginya.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993 : 138)

2) Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis

perancangan dimanan titik beratnya adalah melihat

sesuatu persoalan tidak secara tepisah atau tersendiri

melainkan sebagi suatu kesatuan dimana satu masalah

dengan lainnya saling kait mengkait. (Desain Interior,

1999 : 12)

Interior : 1) Ruang dalam suatu bangunan, yang mengungkapkan

tata kehidupan manusia melalui media ruang.

(Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1991 : 197)

2) Bagian dalam gedung (ruang, dsb), tatanan perabot

(hiasan, dsb) di ruang dalam gedung. (Kamus Besar

Bahasa Indonesia,1993 : 483).

Page 118: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Nurul Huda : Masjid kampus UNS yang berada di Jl.Ir.Sutami No.36

A. Kentingan Surakarta

Islamic : Yang berhubungan dengan agama Islam

Center : Titik tengah atau bagian dari sesuau bangunan atau

tempat untuk kegiatan tertenu. Titik dimana orang-

oarang memusatkan perhatian. (Oxford Learner’s

Pocket Dictionary)

Sentuhan Pendidikan : Pengalaman hidup yang mentransformasikan nilai

pedagogis untuk mengembangkan holintegrasio (IQ,

EQ, SQ). (Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS)

Citarasa pembelajaran : Suasana pembelajaran yang menumbuhkan rasa puas,

bahagia daan kebanggaan. (Lembaga Pengembangan

Pendidikan UNS)

“ Desain Interior Nurul Huda Islamic Center dengan Sentuhan Pendidikan

Becitarasa Pembelajaran merupakan rancangan bagian dalam (ruang) dari

sebuah masjid yang berfungsi sebagai tempat ibadah sekaligus sebagai tempat

pembelajaran, khususnya tentang semua hal yang berhubungan dengan agama

Islam”

B. LOKASI

Nurul Huda Islamic Center berada di lingkungan kampus UNS, tepatnya di

Jl.Ir.Sutami No.36 A. Kentingan Surakarta

C. STATUS KELEMBAGAAN

Page 119: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Status kelembagaan Nurul Huda Islamic Center ini dimiliki oleh Universitas

Sebelas Maret Surakarta, dibawah pengawasan Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

D. STRUKTUR ORGANISASI

Skema 4.1

Struktur Organisasi

Sumber: Manajemen Masjid

E. PROGRAM KEGIATAN

1. Sholat

2. Rapat/kajian

3. Belajar/TPA/Bimbingan

4. Kepengurusan masjid

5. Kegiatan makan

6. Kegiatan belanja

PELINDUNG KETUA

WAKIL KETUA

BADAN

SEKRETARIS

WAKIL SEKRETARIS

BENDAHARA

WAKIL BENDAHARA

SEKSI PENDIDIKAN

DAN DAKWAH

SEKSI PEMBANGUNAN

DAN PEMELIHARAAN

SEKSI PERALATAN DAN

PERLENGKAPAN

SEKSI SOSIAL DAN

KEMASYARAKATAN

PEMBANTU UMUM

Page 120: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

F. ALUR KEGIATAN

1. Sholat

Skema 4.2

Aktivitas sholat wajib

Sumber: Observasi

2. Rapat/kajian

Skema 4.3

Aktivitas peserta mabit

Sumber: Observasi

DATANG

PARKIR

PULANG

TOILET

T.WUDLU

SHOLAT PARKIR DZIKIR

BERDOA

NGOBROL

PERPUS

KAFETARIA

MENDENGARKAN

CERAMAH SHOLAT

REGRISTASI

PARKIR

TOILET T. WUDLU

ISTIRAHAT

DZIKIR

REGRISTASI

QIYAMUL LAIL TOILET TIDUR TOILET T. WUDLU

ISTIRAHAT

DZIKIR

BACA AL-

QURAN

BELAJAR

DATANG

SHOLAT SUBUH SHOLAT ISTIRAHAT SURA’

PULANG

PARKIR

Page 121: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Skema 4.4

Aktivitas rapat / kajian

Sumber: Observasi

3. Belajar/bimbingan/TPA

Skema 4.5

Aktivitas kegiatan TPA

Sumber: Observasi

Skema 4.6

Aktivitas pengunjung perpustakaan

Sumber: Observasi

MENUNGGU DATANG

PARKIR

TPA

SHOLAT

ISTIRAHAT

JAJAN

PERPUS

TPA PULANG

PARKIR

DATANG

PARKIR

SHOLAT

MENUNGGU

U

RAPAT

PERTEMUAN

KAJIAN

SHOLAT

TOILET

KAFETARIA

NGOBROL

PULANG PARKIR

PARKIR

DATANG

MENITIPKAN

BARANG

MENGAMBIL

BARANG

KATALOK

PETUGAS PERPUS

KOLEKSI

BUKU

MEMBACA

MENCATAT

DISKUSI

PARKIR

PETUGAS

PERPUS

PULANG

Page 122: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Skema 4.7

Aktivitas petugas perpustakaan

Sumber: Observasi

4. Kepengurusan masjid

Skema 4.8

Aktivitas Pengurus Masjid

Sumber: Observasi

Skema 4.9

Aktivitas penyumbang dana

Sumber: Observasi

MENATA&

MEMBERSIHKAN

BUKU

DATANG

PARKIR

BEKERJA

SHOLAT

ISTIRAHAT

MAKAN

MENATA&

MEMBERSIHKAN

BUKU

PULANG

PARKIR

BEKERJA SHOLAT

PULANG

DATANG BEKERJA MENEMUI

CLIENT

SHOLAT

ISTIRAHAT KE

TOILED

DATANG

PARKIR

MENYUMBANG

DANA PULANG

PARKIR

Page 123: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

5. Kegiatan makan

Skema 4.10

Aktivitas pengunjung kafetaria

Sumber: Observasi

Skema 4.11

Aktivitas petugas kafetaria

Sumber: Observasi

6. Kegiatan belanja

Skema 4.12

Aktivitas pengunjung minimarket

Sumber: Observasi

DATANG

PARKIR

PESAN

MAKANAN MAKAN

CUCI

TANGAN

BAYAR

CUCI

TANGAN

PULANG

PULANG

DATANG

PARKIR

BERSIH-

BERSIH

PERSIAPAN

MEMASAK

MELAYANI

PEMBELI

MENGANTAR

PESANAN

MELAYANI

PEMBELI

MENGANTAR

PESANAN

BERSIH-

BERSIH

ISTIRAHAT

MAKAN

SHOLAT

BERSIH-

BERSIH

SHOLAT

BERSIH-

BERSIH

MELAYANI

PEMBELI

MENGANTAR

PESANAN

PULANG

PARKIR

DATANG

PARKIR

MEMILIH BARANG

YANG DIBELI BAYAR PULANG

PARKIR

Page 124: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Skema 4.13

Aktivitas petugas minimarket

Sumber: Observasi

G. PROGRAM RUANG

a. Kelompok Pengunjung

AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

Sholat

Membaca

Menitipkan barang

Belajar/kajian/rapat

Masjid

Inner Courd, serambi

Penitipan barang

Masjid

Serambi masjid

Inner courd

R. takmir

R. UKMI

R. serba guna

R. kajian

DATANG

PARKIR

BERSH-BERSIH

PERSIAPAN

GANTI BAJU

MELAYANI

PEMBELI

ISTIRAHAT

SHOLAT

MAKAN

MENATA BARANG

MELAYANI PEMBELI

SHOLAT

TOILET

KEMBALI

BEKERJA PULANG

PARKIR

Page 125: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

TPA

Aktivitas pribadi

Makan

Belanja

Menyumbang dana

R. audio

R. audio visual

R. TPA

Toilet

Kafetaria

Minimarket

R. pengelola

b. Kelompok pengelola

AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

Pengawasan

Administrasi

Rapat, koordinasi

Penyimpanan Barang

Penyiapan makanan

Aktivitas pribadi

Kantor

Kantor

R. Rapat

R. Gudang

Dapur

Toilet

H. BESARAN RUANG

Zona Ruang Kapasitas Sumber Standart Luas

Privat R. pengelola

R.kerja takmir (2)

R. takmir (2)

R. UKMI (2)

17 org

20 org

2 org

10 org

A

A

A

A

2 m2

2 m2

3 m2

1.5m2

45 m2

48 m2

12 m2

36 m2

Page 126: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

R. Audio

R. Au-Vis

R. kajian

R. TPA

75 org

42 org

50 org

20

A

A

A

A

1 m2

1.5 m2

1 m2

1 m2

84 m2

80 m2

60 m2

2.4 m2

Public Masjid (2)

Serambi

Inner courd

Kafetaria

Minimarket

R. serba guna

-

-

-

60 org

35 org

200 org

A

A

A

HD

HD

DA

2 m2

1 m2

1 m2

1261 m2

360 m2

48 m2

150 m2

64 m2

260 m2

Service Toilet (4)

Dapur

Gudang

R. karyawan (2)

10 org

3 org

-

-

HD

HD

A

A

2 m2

2.5m2

80 m2

15 m2

16 m2

Keterangan:

A : Analisa

HD : Human Dimention

DA : Data Arsitek

I. PEMBENTUK RUANG

1) Lantai

Lantai merupakan bagian bangunan yang berhubungan langsung

dengan beban, baik beban mati, bergerak dan gesek. Karakter lantai harus

mempunyai daya tahan yang kuat dalam mendukung beban-beban yang

datang dari segala perabotan, aktivitas manusia dalam ruang dan lain-lain.

Page 127: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Selain itu, lantai harus bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun,

dalam Defi Sri Kartikasari. 2009).

Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban yang datang dari

benda-benda, seperti perabot rumah tangga, manusia dengan segala

aktivitasnya dan kerangka itu harus mampu dan kuat memikul beban mati

atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain yang menumpangi (Y.B.

Mangun Wijaya, dalam Defi Sri Kartikasari. 2009).

a. Dasar Pertimbangan

i. Mudah dalam perawatan

ii. Lantai pada ruang yang membutuhkan tingkat ketenangan yang lebih

tinggi mampu meredam sumber bising seperti bunyi langkah kaki.

iii. Lantai pada ruang yang membutuhkan tingkat ketenangan yang lebih

tinggi sebaiknya tidak menggunakan banyak ruang sehingga tidak

mengganggu aktivitas dan kinerja di dalamnya

iv. Lantai menjadi petunjuk arah dan mempertegas batas ruang yang

ada.

v. Lantai tidak menghantarkan listrik statis.

b. Analisa Bahan

JENIS BAHAN KRITERIA UMUM

Keramik tile Tahan gores

Page 128: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Tahan lama

Kaya akan bentuk dan corak

Mudah pemasangan, penggantian, dan

perawatan

Batu Coral Natural

Material keras

Mudah Diaplikasikan

Tahan kotor

Pemeliharaan mudah dilakukan dengan air

Granit dan

marmer

Tahan gores

Tahan lama

Material keras

Mudah perawatan

Kuat menahan beban

Permanen

Kaku dan keras

Mahal

Natural

Batu alam Natural

Perawatan mudah

Tahan lama

Parquet Natural

Page 129: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Hangat

Meredam aliran listrik

Kuat menahan beban

Mudah dibersihkan

Perawatan khusus

Tidak tahan gores

( Pamudji Suptandar, dalam Defi Sri Kartikasari. 2009)

2) Dinding

Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah keindahan

ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest” dari ruang dinding

samping memberi atau menambah keindahan ruang. Dinding juga dapat

merusak suasana ruang, yaitu apabila dalam perencanaannya sangat

dipaksakan, terutama dikarenakan bahwa dinding tersebut telah ada

sebelumnya. Ini terjadi pada renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding

berfungsi struktural. ( Pamudji Suptandar, dalam Defi Sri Kartikasari.

2009)

Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur atau

hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem struktur yang

dipakai dalam perencanaannya (Djoko Panuwun, dalam Defi Sri

Kartikasari. 2009).

1) Dasar Pertimbangan

Page 130: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

i. Dinding bersifat isolator terhadap radiasi sinar matahari untuk

menjaga temperatur di dalam ruang.

ii. Dinding mampu meredam bising yang berasal dari dalam maupun

luar ruangan.

iii. Dinding berfungsi sebagai pembatas yang memisahkan ruang satu

dengan ruang lainnya.

iv. Dinding merupakan pembatas yang menegaskan fungsi ruang

2) Analisa Bahan

JENIS BAHAN KRITERIA UMUM

Batu Bata Kuat Menahan Beban

Tahan panas dan dingin

Kuat menahan beban

Keras

Murah

Kaca Tahan air

Tembus pandang

Mudah dibersihkan

Murah

Kuat tehadap cuaca

Praktis dan ekonomis

Tidak tahan getaran

Page 131: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Kayu Tahan panas dan dingin

Natural

Mudah dibersihkan

Meredam suara

Tidak tahan air

Batu Alam Natural

Menarik

Mudah dibersihkan

Cat Murah

Aneka warna

Menarik

Ketahanan warna, air, cuaca tergantung merek dan

harga.

3) Fungsi dan bentuk dinding terbagi menjadi 2 bagian :

1. Struktur, misalnya :

a) Bearing wall : dinding yang dibangun untuk menahan

tepi dari tumpukan/ urugan tanah.

b) Load bearing wals : dinding untuk menyokong/ menopang

balok, lantai, atap dan sebagainya.

c) Foundation wall : dinding yang dipakai di bawah lantai,

tingkat dan untuk menopang balok-

balok lantai pertama.

Page 132: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

2. Non struktural, misalnya :

a) Party wall : dinding pemisah antara dua bangunan yang

bersandar pada masing-masing bangunan.

b) Fire wall : dinding yang digunakan sebagai pelindung

dari pancaran kobaran api.

c) Certain or Panels wall : dinding yang digunakan sebagai pengisi

pada suatu konstruksi rangka baja atau

beton.

d) Partition wall : dinding yang digunakan sebagai pemisah

dan pembentuk ruang yang lebih kecil

didalam ruang yang besar.

( Pamudji Suptandar, dalam Defi Sri Kartikasari. 2009)

3) Ceiling

Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata

”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga

terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan : ceiling adalah

sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandangan normal

manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan

sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya.

Dengan jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen

penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap bangunan.

(Pamudji Suptandar, dalam Defi Sri Kartikasari. 2009)

Page 133: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup bagian

atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang, berfungsi sebagai

bidang penempatan lampu, penempatan AC, sprinkler head, audio

loudspeaker dan sebagai peredam suara atau akustik (John F. Pile, dalam

Defi Sri Kartikasari. 2009).

1) Dasar Pertimbangan

i. Ceiling merupakan tempat berbagai instalasi ME (Mechanical

Electrical)

ii. Ceiling sebagai peredam dan pemantul suara.

iii. Ceiling berfungsi mempertegas fungsi ruang di bawahnya.

iv. Ceiling memiliki ketinggian yang menysuaikan fungsi.

v. Ceiling sebagai pendukung akustik.

2) Analisa Bahan

JENIS

BAHAN KRITERIA UMUM

Gysum board Perawatan mudah

Aplikasi mudah

Banyak Pilihan

Kayu Alami

Perawatan mudah

Banyak variasi

Page 134: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Bukan penghantar panas

Kaca Transparan

Modern

Mewah

(Pamudji Suptandar, dalam Defi Sri Kartikasari. 2009)

J. SISTEM INTERIOR

Didalam sebuah karya penciptaan sebuah karya interior maupun

arsitek yang baik, ada baiknya selain memperhatikan keindahan juga

memperhatikan perancangan bangunan yang serba alami. Pencahayaan alami,

ventilasi atau penghawaan alami, dan akustik alami. Akan tetapi, tuntutan

kehidupan modern dan keterbatasan potensi alam telah menuntut manusia

beralih kehal-hal yang serba buatan, baik pencahayaan buatan, ventilasi atau

penghawaan buatan, dan akustik buatan. Tetapi meski semua buatan, tidaklah

keliru jika diterapkan secara benar.

Berikut penataan penataan interior menurut Prasasto Satwiko dalam

bukunya Fisika Bangunan, adalah sebagai berikut:

a. Sistem Penghawaan

Sebagian besar masyarakat Indonesia meyakini bahwa kita beruntung

hidup di Negara tropis lembab yang nyaman. Dengan melimpahnya flora

dan fauna serat masyarakat tidak pernah mengalami musim dingin dan

musim panas seperti didaerah gurun pasir. Tetapi pada kenyataannya

bahwa ventilasi alami sulit diusahakan di iklim lembab seperti di

Page 135: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Indonesia. Suhu diiklim tropis lembab pada umumnya antara 24°-32° C.

Akan tetapi, kelembapan yang tinggi dan kecepatan angin yang amat

rendahlah yang menjadi persoalan. Sebenarnya kita hidup dilingkungan

yang tidak nyaman secara thermal.

Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut selalu aktif

dan produktif. Mengingat Negara Indonesia berada pada iklim tropis

lembab yang secara termal kurang nyaman, setiap bangunan perlu

mengunakan mesin penyejuk ruang atau biasa disebut sebagai Air

Conditioner (AC). Mengingat bahwa penghawaan alami tergantung sekali

dengan kualitas udara alami di lingkungan bangunan. Kalau kualitas udara

lingkungan tidak sehat dan nyaman, akan secara langsung berpengaruh

pada ventilasi.

1) Pengkondisian udara

Ventilasi buatan atau penghawaan buatan (Artificial

ventilation/Forced ventilation/Mechanical ventilation) adalah

penghawaan yang melibatkan peralatan mekanik. Penghawaan buatan

sering juga disebut Pengkondisian Udara (Air Conditioning) yaitu

proses perlakuan terhadap udara didalam bangunan yang meliputi

suhu, kelembaban, kecepatan dan arah angin, kebersihan, bau, serta

distribusinya untuk menciptakan kenyamanan bagi penghininya.

Dengan demikian, pengkondisian udara tidak hanya berarti

menurunkan suhu (Cooling), tetapi juga menaikkan suhu (Heating).

Di daerah tropis lembab yang suhu rata-ratanya tinggi., pengkondisian

udara (atau penghawaan buatan) diasosiasikan dengan penyejukan

Page 136: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

udara oleh mesin penyejuk udara atau mesin pengkondisian udara

yang dikenal luas dengan intilah Air Conditioner (AC). Kipas angin

listrik (electric fan) tidak menurunkan udara, tetapi hanya

menggerakkan udara saja. Kipas angin listrik ada diantara

penghawaan alami dan buatan.

2) Keuntungan penggunaan AC

Penghawaan buatan dengan AC, jika dirancang dengan benar akan

memberikan banyak keuntungan. Yaitu:

a) Suhu udara lebih mudah disejukkan dan diatur.

b) Kecepatan dan arah angin mudah diatur.

c) Kelembaban mudah diatur.

d) Kebersihaan udara dapat dijaga.

Karena ruang AC tertutup, maka diperoleh keuntungan sampingan

yaitu kenyamanan akustik dan ketenangan.

a) AC keluaran baru dilengkapi dengan pembangkit ion negatife

(ionizer) yang dapt membunuh bakteri, jamur, dan mengikat biang

bau, serta memberikan efek segar pada udara ruang.

b) Karena ruang tertutup, bau didalam ruang mudah diatur dan

dipertahankan, misalnya dengan wewangian.

b. Sitem Pencahayan

Cahya adalah unsur penting dalam kehidupan ini. Tidak dapat

dibayangkan jika kita hidup tanpa cahaya. Didalam perancangan sebuah

Page 137: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

interior, unsur cahaya dianggap hal yang paling penting dalam penggunaan

kebutuhannya. Karena cahaya selain memberi efek terang, juga ditata

dengan baik akan memberikan efek estetik yang akan memberikan

keindahan ruang.

Didalam dunia arsitek dan interior telah mengenal dua macam

sumber pencahayaan, yaitu :

1) Pencahayaan alami (natural light)

Adalah cahaya yang bersumber pada alam dan biasa langsung

diasosiasikan dengan cahaya matahari (daylight). Cahya ini sangat baik

bagi manusia. Karena bila mengasingkan manusia dari cahaya

matahari secara total akan membawa dampak merugikan baik secara

fisik maupun mental (depresi).

Ada beberapa keuntungan dan kerugiannya jika kita menggunakan

sumber cahaya ini yaitu:

a) Cahaya alam murah dan mudah didapat.

b) Memberikan efek sehat bagi tubuh kita baik secara fisik maupun

psikologis.

c) Menghasilkan penampakan obyek yang jelas dan tegas

d) Pencahayaan alami (matahari) mempunyai keterbatasan waktu.

e) Mempunyai tingkat cahaya yang berbeda tergantung dengan

musim.

f) Mengurangi panas berlebih perlu dibutuhkan perangkat

penghalang.

Page 138: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

2) Pencahayaan buatan (artificial light)

Adalah segala bentuk cahaya yang bersumber pada alat yang

diciptakan oleh manusia seperti lampu pijar, lilin, lampu minyak tanah,

dan obor. Cahaya buatan sering secara langsung diasosiasikan dengan

cahaya lampu.

Cahaya ini sangat besar artinya ketika malam hari. Karena cahaya ini

dapat menggantikan cahaya matahari ketika malam hari.meski tidak

ekonomis cahaya ini membarikan beberapa keuntungan, yaitu:

a) Penerangan dapat dilakukan sepanjang hari.

b) Memberikan fleksibelitas perencanaan kebutuhan cahaya dalam

ruang.

c) Dapat memberikan efek-efek estetis pada ruang.

Sedang dilihat dari segi pengarahan cahaya, kita mengenal dua

macam arah cahaya yaitu:

1. Pencahayaan langsung (direct lighting)

Yaitu pencahayaan dengan mengarahkan sinar langsung ke bidang

kerja atau obyek.

2. Pencahayaan tak langsung (indirect lighting)

Yaitu pencahayaan dengan cara memantulkan sinar lebih dulu

(misalnya ke langit-langit atau kearh dinding). Pencahayan tak

langsung sangat baur sehingga menimbulkan suasana lembut.

Berdasarkan cakupannya dikenal istilah:

Page 139: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

1) Pencahayaan umum (general lighting)

Yaitu pencahayaan merata untuk seluruh ruangan dan dimaksudkan

untuk memberikan terang merata, walau mungkin minimal, agar tidak

terlalu gelap.

2) Pencahayaan kerja (task lighting)

Yaitu pencahayaan fungsional untuk kerja visual tertentu, biasanya

disesuaikan dengan standart kebutuhan penerangan bagi jenis kerja

bersangkutan.

3) Pencahayaan aksen (accent lighting)

Yaitu pencahayaan yang secara khusus diarahkan ke obyek tertentu

untuk memperkuat penampilannya (fungsi estetik).

c. Sistem Akustika

Sejak zaman dulu, akustik telah menjadi bagian penting arsitektur

maupun interior. Nenek moyang manusia menjadikan suara bagian penting

dari peradapan dan kebudayaan mereka yang tidak hanya di gunakan

untuk komunikasi saja namun juga untuk kesenangan. Akan tetapi, dalam

perkembangan zaman, manusia membutuhkan akan alat yang dapat

mempermudah mereka memperoleh kualitas dan kuantitas bunyi sesuai

keinginan mereka. Terciptanya alat pengeras suara (loudspeaker) berawal

dari keinginan manusia untuk menciptakan suara yang di inginkan di

tengah kegaduhan didalam ruang.

Akustika sendiri adalah cabang dari ilmu fisika yang menyelidiki

dan mempelajari penghasilan, pengendalian, penyampaian, penerimaan,

Page 140: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

dan pengaruh bunyi. Sedang bunyi adalah gelombang getaran-gataran

mekanis dalam udara atau benda padat yang masih bisa ditangkap oleh

telinga manusia yang memiliki frekwensi antara 16-20.000 Hz.

Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab

kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah mengenai gangguan seperti

bsising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan yang terjadi

dalam ruang menjadikan menjadikan perlunya kualitas akustik yang

sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi maslah teknis yang berhubungan

langsung dengan suatu desain interior, antara lain tingkat bunyi yang

berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat kejelasan pencakupan

dengan latar belakang suara dan pengadaan suara latar yang sesuai dengan

situasi tertentu (John F. Pile, 1980, hal. 421).

Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi

yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata suara

agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta

menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus

yang menghendaki sistem akustik spesifik.

Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat

3 faktor yang harus diperhatikan yaitu :

1) Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang

berjalan langsung mencapai pendengaran

Page 141: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

2) Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam

pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu mengenai bidang

pantul

3) Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material

absorbsi

(Prasasto Satwiko, dalam Defi Sri Kartikasari. 2009)

Kualitas dan kuantitas suara dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,

yaitu:

a) Permukaan pantul. Baik permukaan lantai, dinding, plafon, dan

benda-benda dalam ruang.

b) Konstruksi dan bahan bangunan.

c) Luas dan fungsi ruang.

d) Pengaruh lingkungan.

Untuk mengatasi suara yang tidak kita inginkan dapat mengunakan

peredam suara yaitu dengan cara menggunakan perangkat alat untuk

mengurangi arau menghambat getaran suara. Saat ini cara yang paling

efektif atau umum untuk meredam kebisingan adalah dengan mencegat

atau memutus perambatan bunyi. Meskipun demikian baru-baru ini telah

diketemukan teknologi baru yang meredam bunyi justru dengan

menimbulkan bunyi lain.

K. Sistem Keamanan

Sistem pengamanan terhadap kegiatan yang berlangsung menggunakan

sistem sekuriti, CCTV ( Closed Circuit Television ) dan Heavy duty door

Page 142: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

contact (sensor yang dipasang pada pintu). CCTV (Closed Circuit Television)

adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang melalui layar

televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang

dipasang pada setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan

oleh bagian keamanan. Semua kegiatan dapat dimonitor di ruang khusus.

Pada sistem pengamanan terhadap fisik bangunan berupa

pengamanan terhadap bahaya kebakaran.

1) Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah :

a) Sistem pendeteksi awal

- Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai 700C.

- Fire alarm sistem. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada

api atau panas pada suhu 1350C - 160

0C

b) Fire estinguisher

c) Sprinkler

Penempatan titik – titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar

yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat

melayani luas area 10-20 m dengan ketinggian ruang 3 m. Ada

beberapa cara pemasangan sprinkler seperti dipasang di bawah

plafon atau di pasang pada dinding. Kepala sprinkler yang

dipasang dekat dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih

dari 2,25 m dari dinding.

Page 143: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

d) Hidrant Kebakaran

Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran

yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air.

Gambar 4.1

Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran

(Sumber : www.webdesign.com)

Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api faktor utama yang

harus diperhatikan adalah asap. Untuk mancegah mengalirnya asap

kemana-mana diperlukan alat-alat seperti :

a) Fire damper

Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya

asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara

otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa

tersebut.

b) Smoke & heat ventilating

Page 144: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara

luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat

mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan

terhindar dari asap-asap tersebut.

c) Vent & exhaust

Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi

menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka

pintunya. Dapat pula dipasang di dalam tangga, secara otomatis

berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada

udara di dalam ruang tangga.

Macam-macam system pemadaman yaitu sebagai berikut:

a) Penguraian, yaitu memisahkan atau menjauhkan benda-benda

yang dapat terbakar.

b) Pendinginan, yaitu penyemprotan air pada benda-benda yang

terbakar.

c) Isolasi atau lokalisasi, yaitu dengan cara menyemprotkan bahan

kimia CO2.

Blasting affect system, yaitu dengan cara memberikan tekanan

yang tinggi, misalnya dengan jalan meledakkan bahan peledak

2) Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia

Dasar pertimbangan :

Page 145: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

a) Sistem operasionalnya yang mudah dan memiliki kemampuan

tinggi untuk melindungi bangunan

b) Tidak mengganggu penampilan bangunan

c) Bentuk dan luasan bangunan

d) Jenis sistem yang digunakan :

i. Sistem CCTV (Close Circuit Television), adalah yang digunakan

untuk memantau atau memonitor kegiatan yang sedang

berlangsung dengan menggunakan camera TV sebagai alat

monitoring

ii. Sistem door and exit control merupakan sistem dengan

pemakaian pintu sebagai alat untuk mengatasi bahaya yang

datang dari luar bangunan. Pintu-pintu yang berhubungan dengan

luar bangunan diberi dan diawasi oleh seperangkat alat

pendeteksi elektronik.

iii. Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu)

L. SISTEM ORGANISASI RUANG

a. Pertimbangan

Untuk mendapatkan bentuk organisasi ruang yang sesuai dengan

fungsi Nurul Huda Islamic Center , maka orgaanisasi ruang harus

memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Pengelompokan ruang sesuai dengan pengelompokan kegiatan

pengunjung.

2) Tingkat efisiensi ruang yang cukup.

Page 146: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

3) Pengaturan tingkat kebisingan untuk menciptakan suasana khitmat.

4) Sirkulasi antar ruang yang nyaman dan terarah.

b. Alternatif pengorganisasian ruang

Organisasi

Ruang

Keuntungan Kerugian

Linier

Mudah menyesuaikan

kondisi

Sirkulasi jelas dan terarah

Pencapaian mudah

Adanya hirarki ruang

Kurang efisien, dan

butuh banyak ruang

Tidak ada orientasi

utama dari semua

ruang

Tidak ada

pengelompokan dan

pemilahan kegiatan

berdasarkan sifat

fungsi kegiatan

Terpusat

Memiliki pusat / orientasi

kegiatan

Bersifat stabil

Pencapaian ke titik ter-

tentu mudah & langsung

Efisiensi tinggi

Arah sirkulasi

terpusat pada satu

titik, sehingga

perhatian ke titik lain

berkurang

Page 147: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Radial

Perpaduan antara organi-

sasi linier dan radial

Menghasilkan pola

dinamis

Pencapaian ke titik

tertentu mudah dan

langsung

Arah sirkulasi

terpusat pada satu

titik, sehingga

perhatian ke titik lain

berkurang

Cluster

Dapat menerima ruang –

ruang yang berlainan

bentuknya

Luwes dan dapat mene-

rima pertumbuhan dan

perubahan langsug tanpa

mempengaruhi karakter-

nya

Tidak ada orientasi

utama pada ruang

Kontrol visual kurang

baik

Dari keempat alternatif di atas, penulis menggunakan organisasi

ruang Radial karena organisasi ruang radial bersifat menghasilkan pola

dinamis serta Pencapaian ke titik tertentu mudah dan langsung. Sistem

organisasi ruang radial juga memudahkan pembagian kegiatan, sehingga

organisasi ruang ini sesuai apabila diterapkan dalam mendesain masjid.

M. SISTEM SIRKULASI

Terdapat beberapa jenis sistem sirkulasi, yaitu:

Page 148: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

a. Linier

Semua jalan pada dasarnya adalah linier. Jalan yang lurus dapat

menjadi unsur pengorganisir utama untuk satu deret ruang-ruang. Di

samping itu, jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah,

memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop).

b. Radial

Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkermbang

dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik bersarna.

c. Spiral (berputar)

Sebuah konfigurasi spiral adalah suatu jalan tunggal menerus,

yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak yang

berubah

d. Grid

Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang Saling

berpotonqan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau

kawasan-kawasan ruang segi empat.

e. Jaringan

Suatu konfigurasi jaringan terdiri dari jalan-jalan yang

menghubungkan titik-titik tertentu di dalam ruang.

f. Komposit (gabungan)

Pada kenyataannya, sebuah bangunan umumnya membuat

kombinasi dari pola-pola di atas. Hal terpenting dalam setiap pola

adalah pusat kegiatan, jalan masuk ke ruangan atau kamar, serta tempat

Page 149: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

untuk sirkulasi vertikal berupa tangga-tangga, landaian, danelevator.

Semua bentuk titik pusat ini memberikan kejelasan jalur

pergerakan melalui bangunan dan menyediakan kesempatan untuk berhenti

sejenak, beristirahat, dan menentukan orientasi. Untuk menghindari

timbulnya orientasi yang Membingungkan, suatu susunan hirarkis di

antara jalur-jalur dan titik bangunan dapat dibangun dengan membedakan

skala, bentuk, panjang, serta penempatannya.

Berdasarkan beberapa alternatif dalam sistem sirkulasi di atas, penulis

menggunakan sistem sirkulasi Jaringan karena kebutuhan kegiatan pengguna

bangunan diarahkan melaluli sebuah pola untuk menentukan sirkulasi kegiatan

pengunjung sehingga lebih terarah dan sesuai kebutuhan

N. ZONING DAN GROUPING

Penentuan zonning dan grouping dalam sebuah bangunan disesuaikan

dengan fungsi dan aktivitas manusia yang menggunakan bangunan tersebut.

Page 150: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Perencanaan yang tepat akan memudahkan dan mendukung aktivitas manusia

di dalamnya.

Dengan pertimbangan tersebut, kriteria ruang dalam beauty spa terbagi

menjadi beberapa zona sebagai berikut :

a. Zona Publik

Merupakan zona yang sangat umum. Setiap orang dapat

menempatinya tanpa syarat atau peraturan yang mengikat. Ruang-ruang

yang terdapat dalam zona publik memiliki akses yang mudah dari luar

bangunan.

b. Zona Semi Publik

Pengelompokan ruang yang memungkinkan terjadinya interaksi

antara pengunjung dengan pengunjung ataupun dengan pengelola.

Keberadaan seseorang di dalam zona ini memerlukan syarat atau peraturan

tertentu demi kelancaran kerja pengelola dan pengelola memiliki kendali

yang lebih terhadap pihak lain.

Ruang-ruang yang termasuk di dalam zona semi publik meliputi

fasilitas-fasilitas publik untuk memenuhi kebutuhan pihak lain yang terikat

dalam pengelolaan

c. Zona Privat

Merupakan pengelompokan ruang yang hanya digunakan oleh pihak-

pihak tertentu dengan syarat-syarat yang kuat karena besifat pribadi.

Ruang-ruang yang termasuk dalam zona ini tertutup bagi umum untuk

kepentingan Kegiatan yang ada didalamnya..

Page 151: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

d. Zona service

Ruang-ruang penunjang di dalam sebuah bangunan untuk

melangkapi dan mendukung segala kegiatan manusia di dalamnya. Zona

ini digunakan oleh pengelola maupun pihak lain.

1) Alternatif Zoning 1

Gb. 4.2

Alternatif Zoning 1

Zona publik berada ditengah zona yang lainnya, zona publik

memiliki aktifitas yang tinggi. Zona publik dekat dengan zona privat, akan

mempermudah kegiatan yang berlangsung di zona publik. Zona servis

berada didekat ME, dirasa kurang efektif, karena akan mengganggu

sirkulasi zona publik.

2) Alternatif Zoning 2

Gb. 4.3

Alternatif Zoning 2

ME Zona Privat

Zona

Publik

Zona

Service

ME

Zona

Privat

Zona Publik

Zona

Service

Page 152: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Zona publik berada langsung didepan ME, ini akan

mempermudah pengunjung mencari ruangan yang dimaksudkan.

Zona privat berada agak jauh dari zona publik, hal ini dirasa tepat,

karena kegiatan yang terhubung dari kedua zona tersebut tidak

terlalu sering. Zona servis dekat dengan zona publik dan zona

privat ini akan mempermudah pelayanan di kedua zona tersebut.

a. Grouping

1) Alternatif Grouping 1

Gb. 4.4

Alternatif Grouping 1

2) Alternatif Grouping 2

ME

Zona Privat - R. pengelola - R. karyawan - R. Lazis - R. JM UKMI

Zona Service - KM

- R. Ganti - gudang

- R. Genzet

Zona Publik - R. Serbaguna - Perpustakaan

- Masjid - Kafetaria

ME

Zona Privat - R. pengelola - R. karyawan - R. Lazis - R. JM UKMI

Zona Service - KM

- R. Ganti - gudang

- R. Genzet

Zona Publik - R. Serbaguna - Perpustakaan

- masjid - kafetaria

Page 153: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Gb. 4.5

Alternatif Grouping 2

b. Sirkulasi

1) Alternatif Sirkulasi 1

Gb. 4.6

Alternatif Sirkulasi 1

Analisa:

Alternatif 1 mempergunakan sistem sirkulasi linier,

keuntungan mempergunakan sistem ini adalah pengunjung dapat

urut dalam mengunjungi ruang-ruang yang penting atau yang

utama, kekurangannya adalah, pengunjung tidak dapat bebas dalam

menentukan tujuan utamanya.

2) Alternatif Sirkulasi 2

Gb. 4.7

Alternatif Sirkulasi 2

Analisa:

ME

Zona Privat

Zona

Publik

Zona

Service

Keterangan:

: pola sirkulasi pengunjung

: pola sirkulasi pengelola

: pola sirkulasi karyawan

Keterangan:

: pola sirkulasi pengunjung

: pola sirkulasi pengelola

: pola sirkulasi karyawan

ME

Zona

Privat

Zona Publik

Zona

Service

Page 154: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Alternatif 2 mempergunakan sistem sirkulasi Radial,

keuntungan mempergunakan sistem sirkulasi semacam ini adalah

penataan ruangnya dapat bebas, sesuai dengan kebutuhan pemakai

ruangan. Sedangkan kerugian pemakaian sistem sirkulasi semacam

ini adalah pengunjung tidak dapat terfokus pada ruang-ruang

utama.

O. POLA HUBUNGAN ANTAR RUANG

Tabel 4.1

Hubungan antar ruang

Keterangan :

O : berhubungan langsung

V : berhubungan tak langsung

-- : tak berhubungan

Page 155: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Page 156: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

BAB V

KONSEP DESAIN

A. IDE GAGASAN

Merancang dan merencanakan interior sebuah masjid di lingkungan

akademika. Dalam perancanganya penulis berangkat dari penggabungan

fungsi utama masjid sebagai tempat ibadah dengan fungsi masjid sebagai

tempat menuntut ilmu dunia dan akherat yang implementasinya hadir

dalam konsep dan tema peancangan.

B. TEMA

Tema yang dihadirkan dalam perencanaan dan perancangan interior Nurul

Huda Islamic Center ini adalah pendidikan. Pendidikan yang dimaksud

disini adalah pendidikan tingkat tinggi (perguruan tinggi).

Pengaplikasiannya dalam desain bisa secara implisit maupun eksplisit.

Pemisahan gander melalui penataan lay out dan pola warna, bentuk

furniture, dan cara pendisplayan di ruangan terbuka dimaksudkan untuk

mengajarkan kejujuran dan keterbukaan. Hal itu merupakan contoh

pengaplikasian tema secara implicit dalam desain Nurul Huda Islamic

Center. Kalau secara eksplisit misalnya hadirnya tuisan-tulisan bahasa

arab, kata-kata bijak, dan juga hadirnya relief tenteng kisah islami di salah

satu dindingnya.

C. SUASANA RUANG

Page 157: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Interior Nurul Huda Islamic Center menampilkan suasana atau atmosfer

Islami yang terwujud dalam elemen desain dan elemen dekoratif berupa

ornament serta pemakaian warna-warna Islami. Nurul Huda Islamic Center

ini tetap mempergunakan desain-desain yang modern fungsional yang

sejalan dengan prinsip “kesederhanaan” yang ada pada ajaran agama

Islam. Warna coklat dan biru yang mendominasi bangunan ini membuat

suasana ruang menjadi nyaman dan teduh. Bangunan nuama (masjid) yang

dibuat tinggi seolah mengingatkan, bawasannya kita manusia hanyalah

makhluk yang sangant kecil dihadapanNYA.

D. POLA PENATAAN RUANG

a. Pertimbangan

Untuk mendapatkan bentuk organisasi ruang yang sesuai dengan

fungsi Nurul Huda Islamic Center, maka orgaanisasi ruang harus

memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Pengelompokan ruang sesuai dengan pengelompokan kegiatan

pengunjung.

2) Tingkat efisiensi ruang yang cukup.

3) Pengaturan tingkat kebisingan untuk menciptakan suasana

relaksasi.

4) Sirkulasi antar ruang yang nyaman dan terarah.

b. Alternatif pengorganisasian ruang

Page 158: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Table 5.1

Table pengorganisasian ruang

Sumber: analisa

Organisasi

Ruang

Keuntungan Kerugian

Linier

Mudah menyesuaikan

kondisi

Sirkulasi jelas dan terarah

Pencapaian mudah

Adanya hirarki ruang

Kurang efisien, dan

butuh banyak ruang

Tidak ada orientasi

utama dari semua

ruang

Tidak ada

pengelompokan dan

pemilahan kegiatan

berdasarkan sifat

fungsi kegiatan

Terpusat

Memiliki pusat / orientasi

kegiatan

Bersifat stabil

Pencapaian ke titik ter-

tentu mudah & langsung

Efisiensi tinggi

Arah sirkulasi

terpusat pada satu

titik, sehingga

perhatian ke titik lain

berkurang

Radial

Perpaduan antara organi-

sasi linier dan radial

Menghasilkan pola

dinamis

Pencapaian ke titik

tertentu mudah dan

langsung

Arah sirkulasi

terpusat pada satu

titik, sehingga

perhatian ke titik lain

berkurang

Cluster

Dapat menerima ruang –

ruang yang berlainan

bentuknya

Luwes dan dapat mene-

Tidak ada orientasi

utama pada ruang

Kontrol visual

kurang baik

Page 159: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

Dari keempat alternatif di atas, penulis menggunakan organisasi ruang

Radial karena organisasi ruang radial bersifat menghasilkan pola dinamis

serta Pencapaian ke titik tertentu mudah dan langsung. Sistem organisasi

ruang radial juga memudahkan pembagian kegiatan, sehingga organisasi

ruang ini sesuai apabila diterapkan dalam mendesain Nuul Huda Islamic

Center

E. PEMBENTUK RUANG

1. Lantai

Table 5.2

Table unsure pembenuk ruang (lantai)

Sumber: analisa

Bahan Ruang Analisa Desain

Parquet Masjid, R.Audio, R.Audio Visual,

R.TPA, R.UKMI, Selasar Lt.2,

Stage R.Serba guna

Sifatnya yang hangat,

terkesan alami, meredam

listrik, kuat menahan beban

dirasa cocok diaplikasikan

dalam ruang-ruang tersebut

Granit Serambi masjid Sifatnya yang dingin, sejuk,

tahan lama, tahan gores,

mudah dalam perawatan,

terlihat mewah dirasa cocok

untuk ruang public seperti

serambi masjid ini

Keramik R.takmir, R.Serba guna,

Kafetaria, Minimarket, Gudang,

Dapur, Selasar

Mudah dalam pemasangan,

dan peraawatan, murah,

banyak pilihan warna dan

corak

rima pertumbuhan dan

perubahan langsug tanpa

mempengaruhi karakter-

nya

Page 160: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Tegel Inner courd, toilet Harganya yang murah,

mudah dalam perawatan dan

pemasangan, banyak pilihan

warna dan motif

2. Dinding

Table 5.3

Table unsure pembenuk ruang (dinding)

Sumber: analisa

Bahan Ruang Analisa Desain

Batu bata Semua ruang Kuat menahan beban, tahan

cuaca panas dan dingin,

keras dan juga murah

Batu alam Serambi masjid, mihrab Terlihat natural, dan

menarik

Cat tembok Semua ruang Murah, terdapat beraneka

pilihan warna dan menarik

Wall paper R.Audio, R.Audio Visual,

R.Serba guna

Sifatnya yang meredam

bunyi, banyak pilihan warna

dan motif yang menarik

dirasa cocok untuk

diterapkan dalam ruangan

tersebut

Kaca Kafetaria, minimarket, R.Serba

guna, Hall

Tembus pandang, praktis

dan ekomnomis, tahan

cuaca, mudah dibersihkan

3. Ceiling

Table 5.4

Table unsure pembenuk ruang (ceiling)

Sumber: analisa

Page 161: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Bahan Ruang Aanalisa Desain

Kayu Semua ruangan Alami, bukan penghantar

panas, mudah dalam

perawatan

Gypsum board Semua ruangan, kecuali

masjid

Banyak pilihan variasinya,

mudah dalam perawatan,

peredam bunyi

F. PENGISI RUANG

1. Furniture

Furniture modern fungsional memiliki bentuk-bentuk yang ringan,

simpel, bersih dan tanpa ornamen dengan aplikasi material perpaduan

alami ( kayu, rotan, bambu ) dan modern ( stainless, logam, kaca )

sehingga tercipta furniture yang alami namun tetap kekinian (

mengikuti perkembangan ).

2. Bentuk dan Warna

Sesuai dengan konsep dan tema dari perancangan Nurul Huda Islamic

Center yaitu modern fungsional dengan pendekatan pendidikan maka

warna yang digunakan mengacu pada warna-warna alam dan islami (

coklat, hijau, biru), dengan intensitas warna yang soft untuk

menciptakan suasana yang tenang, asri, dan khusuk.

Bentuk yang digunakan memilih bentuk-bentuk yang simpel namun

tetap aman bangi penguna,

G. SISTEM INTERIOR

1. Pencahayaan

Page 162: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Konsep interior modern fungsional menuntut untuk

memanfaatkan potensi alam tak terbatas, contohnya sinar matahari.

Indonesia adalah negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa,

sehingga mendapatkan sinar matahari lebih kurang 12 jam dalam

sehari. Memanfaatkan sinar matahari semaksimal mungkin di siang

hari akan menghemat energi listrik yang digunakan untuk menyalakan

lampu. Sedangkan untuk malam hari dan saat cuaca tidak mendukung

dibuat Penataan cahaya sesuai kebutuhan kegiatan dalam Nurul Huda

Isamic Center ini. Ruang-ruang yang ada sengaja di desain agar

langsung ke luar bangunan sehingga pemaksimalan cahaya matahari

dapat dilakukan dengan merancang bukaan baik berupa pintu kaca,

jendela, kisi-kisi sebagi sarana pemaksimalan pencahyaan alami.

2. Penghawaan

Meskipun Konsep modern fungsional mengedepankan alam

namun untuk memenuhi kenyamanan pengguna maka penggunaan

penghawaan alami hanya dapat diterapkan di beberapa ruang saja

sedangkan untuk ruang- ruang yang lain menggunakan penghawaan

buatan berupa AC. Namun desain keseluruhan ruangan di desain agar

memungkinkan menggunakan penghawaan alami jika dikehendaki.

Sehingga dapat dikatakan desain fleksibel.

3. Akustik

Akustik yang digunakan dalam perancangan interior Nurul

Huda slamic Center ini menggunakan pemanfaatan karakter bahan

Page 163: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

dinding dan lantai, misalnya dari gypsum board, wall paper, dan juga

kayu

H. SISTEM KEAMANAN

1) Dari Ancaman Kebakaran

Suatu perancangan yang baik tentunya memperhatikan masalah

keamanan dari segi fisik bangunan dan terutama yang menyangkut

kenyamanan pengunjung dari hal-hal yang mengganggu serta

membahayakan jiwa seseorang. Maka diperlukan sarana peralatan

yang berhubungan dengan keamanan yang dapat diletakkan paada titik

utilitas bangunan.

Peralatan tersebut dapat berupa :

a) Fire estinguisher. Alat pemadam kebakaran portabel dengan

jarakjauh antara unit 20 - 25 m2.

b) Smoke detector. Alat yang bekerja bila suhu mencapai 70 o

C.

c) Fire alarm sistem. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada api

atau panas pada suhu 135 o

C - 160 o

C. Pemasangan pada tempat

yang tepat sehingga dapat terdengar apabila terindikasi adanya

bahaya kebakaran.

d) Spinkler, suatu jaringan saluran yang dilengkapi dengan kepala

penyiram. Setipa spinkler dapat melayani luas area 10 – 20 m

dengan ketinggian ruang 3m

e) Hidran kebakaran. Sistem ini menggunakan daya semprot air

melalui selang sepanjang 30m, apasitas 400L/menit. Peletakan

Page 164: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

pada satu unit untuk 1000m2, letak kotak hidran 75 cm dari

permukaan lantai.

2) Dari ancaman kejahatan manusia

i. Sistem CCTV (Close Circuit Television), adalah yang digunakan

untuk memantau atau memonitor kegiatan yang sedang

berlangsung dengan menggunakan camera TV sebagai alat

monitoring

ii. Sistem door and exit control merupakan sistem dengan

pemakaian pintu sebagai alat untuk mengatasi bahaya yang

datang dari luar bangunan. Pintu-pintu yang berhubungan dengan

luar bangunan diberi dan diawasi oleh seperangkat alat

pendeteksi elektronik.

iii. Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu)

Page 165: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

BAB V1

PENUTUP

Dari perancangan interior Nurul Huda Islamic Center dengan Sentuham

Pendidikan Bercitarasa Pembelajaran diperoleh kesimpulan, antara lain :

1. Masjid pendidikan yang berada di lingkungan akademika, yaitu Universitas

Sebelas Maret Surakarta, tepatnya di Jl.Ir Sutami no.36A kentingan

Surakarta.

2. Tujuan perancangan interior Nurul Huda Islamic Center ini antara lain:

- Menyediakan tempat ibadah yang representative bagi mahasiswa,

dosen , karyawan dan masyarakat sekitar UNS.

- Sebagai pusat syiar agama Islam di UNS.

- Menyediakan tempat ibadah yang multifungsi, yaitu selain sebagai

tempat melakukan ibadah sholat, juga bisa berfungsi sebagai tempat

untuk melakukan aktivitas sosial keagamaan, berdiskusi tentang

berbagai permasalahan umat, tempat menuntut ilmu agama, serta

berbagai aktivitas keagamaan lainnya.

- Meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan pembinaan mental mahasiswa,

dosen, karyawan dan masyarakat sekitar UNS.

3. Status kelembagaan Nurul Huda Islamic Center ini dimiliki oleh Universitas

Sebelas Maret Surakarta, dibawah pengawasan Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Organisasi Ruang

Page 166: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Memiliki fasilitas ruang berupa :

a. Masjid

Sebagai bangunan utama yang difungsikan unruk beribadah. Terdiri dari

dua lantai. Lantai pertama difungsikan untuk tempat sholat laki-laki,

sedangkan lantai atas diperunukkan bagi kaum awanita malaksanakan

sholat

b. Serambi masjid

Antara serambi dan ruang ibadah utama di pisahkan dengan ketinggian

lantai. Di seambi inlah zona ibadah dan zona pendidikan digabung.

Berbagai macam koleksi buku tentang agama islam tertata rapi di salah

satu sisi serambi dan juga di kolom-kolom serambi, bahkan tersapat

relief di salah satu sisi dinding serambi.

c. Ruang Serba Guna

Ruang serba guna ini berkapasias 200 kursi, memikili fungsi sebagai

empat pertemuan, mengadakan seminar, atau talk show tentang

keagamaan, dan sifanya dapat disewa oleh institusi sesuai izin.

d. Ruang Kajian

e. Ruang Takmir

f. Ruang Pengelola

g. Ruang TPA

h. Ruang Audio

i. Ruang Audio Visual

j. Minimarket

Page 167: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

k. Kafetaria

l. Lavatory

m. Gudang

n. Inner coord

5. Ide Gagasan

Merancang dan merencanakan interior sebuah masjid di lingkungan

akademika. Dalam perancanganya penulis berangkat dari penggabungan

fungsi utama masjid sebagai tempat ibadah dengan fungsi masjid sebagai

tempat menuntut ilmu dunia dan akherat yang implementasinya hadir dalam

konsep dan tema peancangan.

6. Tema yang Diterapkan

Tema yang dihadirkan dalam perencanaan dan perancangan interior Nurul

Huda Islamic Center ini adalah pendidikan. Pendidikan yang dimaksud disini

adalah pendidikan tingkat tinggi (perguruan tinggi). Pengaplikasiannya dalam

desain bisa secara implisit maupun eksplisit. Pemisahan gander melalui

penataan lay out dan pola warna, bentuk furniture, dan cara pendisplayan di

ruangan terbuka dimaksudkan untuk mengajarkan kejujuran dan keterbukaan.

Hal itu merupakan contoh pengaplikasian tema secara implicit dalam desain

Nurul Huda Islamic Center. Kalau secara eksplisit misalnya hadirnya tuisan-

tulisan bahasa arab, kata-kata bijak, dan juga hadirnya relief tenteng kisah

islami di salah satu dindingnya.

7. Elemen Interior

Page 168: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Penerapan pada elemen interiornya terdiri dari pemilihan bahan lantai yang

sesuai dengan fungsi ruang, sehingga mampu memberikan rasa nyaman pada

para pengguna Nurul Huda Islamic Center.

Mayoritas ruangan menggunakan gypsum board dan juga kayu sebagai bahan

ceilingnya, selain memperhitungkan nilai esetis dari bahan tersebut, gypsum

board dan juga kayu juga bisa berfungsi sebagai bahan akusik ruangan.

Furniture didesain denganb mempertimbangkan segi fungsi, bentuk dan

bahan, yang kesemuanya itu merujuk kepada pertimbangan keamanan, dan

kenyamanan pengguna Hurul Huda Islamic Center.

Penerapan warna-warna Islamic dan natural hadir pada pola lantai, dinding,

ceiling juga pada elemen dekorasinya, diantaranya wana biru, hujau, coklat,

abu-abu, hitam dan putih

8. Interior Sistem

Penerapan interior system yang terdiri dari penghawaan berupa penggunaan

bukaan-bukaan dan juga AC. Akustik dengan menggunakan wallpaper dan

wallboard pada dinding, gypsum board dan lumbersering pada ceiling

sebagai bahan penyerap suara.

9. System Keamanan.

Penerapan sistem keamanan terdiri dari pemasangan automatic smoke

alarm, springkler dan fire extinguisher. Pintu darurat dibuat dekat dengan

ruangan-ruangan yang mempunyai aktivitas padat. Penggunaan staf keamanan

dan pos keamanan pada setiap jalur keluar dan masuk pengunjung, serta

pemasangan CCTV (Closed Circuit Television) pada ruang-ruang yang

Page 169: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

membutuhkan penanganan khusus seperti pada masjid, ruang serbaguna,

serambi masjid, dll.

Perencanaan dan perancangan Nurul Huda Islamic Center di Universitas

Sebelas Maret Surakarta ini diharapkan dapat membantu terwujudnya kesatuan

antara ibadah dan pendidikan yang tercipta di lingkungan pendidikan ini, yang

didapatkan dengan memusatkan segala kegiatan yang berhubungan dengan agama

Islam dalam suatu lokasi. Sehingga masyarakat lebih mudah dalam mendapatkan

informasi dan ilmu pengetahuan tentang agama Islam yang hakiki.

Page 170: SENTUHAN PENDIDIKAN BERCITARASA PEMBELAJARAN · Pembelajaran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

DAFTAR PUSTAKA

Sumalyo,Yulianto. 2006. Arsitektur Masjid Dan Monumen Sejarah Muslim.

Yogyakarta: Gadjah Mada University perss

Forum ilmiah festifal istiqlal II. 1995. Ruh Islam Dalam Budaya Bangsa.jaklarta:

yayasan festifal istiqlal

Gazalba, Drs.Sidi. 1989. Masjid Pusat Ibadat dan kebudayaan Islam. Jakarta:

pustaka Al-Husna

Al-faruqi,ismail. 2003. Atlas Budaya Islam. Jakarta: mizan

D’avennes, Prisse. 2001. Arabic Art. Paris: L’Aventurine

Ayub, Drs. E. Moh. 1996. Manajemen Masjid. Jakarta : Gema Insani

Al-Quran

Al-Hadist

Neufert, Eenst. 1996. Data Arsitek Jilid 1 ed; 3. Jakarta : Erlangga

Neufert, Eenst. 2002. Data Arsitek Jilid 2 ed; 33. Jakarta : Erlangga

www.wikipedia.com

www.seni kaligrafi.com