SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

10
SENTHONG, Vol. 1, No.2, Juli 2018 161 PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA PERANCANGAN GALERI KEBUDAYAAN MAGELANG DI MAGELANG Fauziah Prabarini, Hardiyati, Rachmadi Nugroho Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta [email protected] Abstrak Kebudayaan Magelang merupakan dampak positif dari keberadaan Candi Borobudur yang merupakan destinasi wisata utama wisatawan ketika berkunjung ke Magelang. Faktanya, Kebudayaan Magelang kurang dikenal karena kurangnya sarana dan prasarana yang mengenalkan kekayaan budaya tersebut, kurangnya wadah bagi seniman lokal untuk mengenalkan hasil karya seninya, dan kunjungan wisatawan yang hanya 1-2 hari. Galeri kebudayaan merupakan suatu wadah yang berfungsi untuk mewadahi hasil karya seniman lokal Magelang dan mengenalkan Kebudayaan Magelang dalam waktu yang singkat dengan salah satu tuntutan penting galeri adalah penciptaan atmosfer (suasana). Arsitek yang memerhatikan penciptaan atmosfer dalam bangunan adalah Peter Zumthor. Peter Zumthor dalam setiap proses desain selalu menggunakan pendekatan secara tidak kasat mata terhadap setiap objek arsitektural rancangannya yang dijabarkan menjadi sembilan aspek. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Penerapan Teori Atmosfer Peter Zumthor dilakukan untuk mendapatkan atmosfer yang diinginkan dengan mengenal langsung tapak dan lingkungan sekitarnya, merasakan ruang dengan berdiam diri sejenak di tapak pada waktu tertentu, dan mencari data tentang tapak. Pada Galeri Kebudayaan Magelang, pemilihan lokasi tapak berdasarkan persebaran Kebudayaan Magelang, pengolahan sirkulasi yang mengelilingi tapak dan memiliki alur cerita, sistem pencahayaan pendukung estetika bangunan, dan penggunaan berbagai jenis material pada bangunan menjadi poin perancangan yang penting dalam penciptaan atmosfer. Kata kunci: Atmosfer Peter Zumthor, galeri kebudayaan, Magelang 1. PENDAHULUAN Magelang merupakan sebuah wilayah strategis baik secara jalur ekonomi maupun geografis di Provinsi Jawa Tengah. Selain letaknya yang strategis secara ekonomi dan geografis, Magelang juga merupakan salah satu kota/kabupaten di Jawa Tengah yang menjadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini dapat dilihat dari kunjungan wisatawan ke kota Magelang pada tahun 2016 sebanyak 1.138.544 wisatawan (Kota Magelang B. , 2016), dan ke Kabupaten Magelang sebanyak 4.148.375 wisatawan (Kabupaten Magelang, 2016). Destinasi wisata yang menjadi tujuan utama wisatawan ketika berkunjung ke Magelang adalah Candi Borobudur, yang merupakan salah satu warisan budaya dunia dengan sebutan The World Cultural Heritage dari UNESCO (Kota Magelang B. , 2016) memberikan dampak positif terhadap eksplorasi dan perkembangan kebudayaan di lingkungan sekitarnya. Eksplorasi dan perkembangan kebudayaan dapat dilihat dari jumlah kebudayaan yang tersebar di Kota/Kabupaten Magelang. Kabupaten Magelang memiliki 40 kesenian tradisional dengan 1600 seni yang tersebar di 21 kecamatan (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, 2015). Sedangkan untuk Kota Magelang memiliki 222 kelompok seni dan 35 buah situs cagar budaya (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Magelang, 2016). Kebudayaan Magelang dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu candi, kesenian daerah berupa tarian tradisional, alat musik, dan wayang, kerajinan tangan, dan kuliner.

Transcript of SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

Page 1: SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

SENTHONG,Vol.1,No.2,Juli2018

161

PENERAPANTEORIATMOSFERPETERZUMTHORPADAPERANCANGANGALERIKEBUDAYAANMAGELANG

DIMAGELANG

FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugrohoProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakarta

[email protected]

Abstrak KebudayaanMagelangmerupakandampakpositifdarikeberadaanCandiBorobuduryangmerupakandestinasiwisatautamawisatawanketikaberkunjungkeMagelang.Faktanya,KebudayaanMagelangkurangdikenal karena kurangnya sarana dan prasarana yangmengenalkan kekayaan budaya tersebut, kurangnyawadahbagisenimanlokaluntukmengenalkanhasilkaryaseninya,dankunjunganwisatawanyanghanya1-2hari.Galerikebudayaanmerupakansuatuwadahyangberfungsiuntukmewadahihasilkaryaseniman lokalMagelangdanmengenalkanKebudayaanMagelangdalamwaktu yang singkat dengan salah satu tuntutanpentinggaleriadalahpenciptaanatmosfer(suasana).ArsitekyangmemerhatikanpenciptaanatmosferdalambangunanadalahPeterZumthor.PeterZumthordalamsetiapprosesdesainselalumenggunakanpendekatansecaratidakkasatmataterhadapsetiapobjekarsitektural rancangannyayangdijabarkanmenjadisembilanaspek.Metodepenelitianyangdigunakanadalahpenelitianterapanmelaluipendekatandeskriptifkualitatif.Penerapan Teori Atmosfer Peter Zumthor dilakukan untuk mendapatkan atmosfer yang diinginkan denganmengenallangsungtapakdanlingkungansekitarnya,merasakanruangdenganberdiamdirisejenakditapakpadawaktutertentu,danmencaridatatentangtapak.PadaGaleriKebudayaanMagelang,pemilihan lokasitapak berdasarkan persebaran Kebudayaan Magelang, pengolahan sirkulasi yang mengelilingi tapak danmemiliki alur cerita, sistem pencahayaan pendukung estetika bangunan, dan penggunaan berbagai jenismaterialpadabangunanmenjadipoinperancanganyangpentingdalampenciptaanatmosfer.

Katakunci:AtmosferPeterZumthor,galerikebudayaan,Magelang

1.PENDAHULUAN MagelangmerupakansebuahwilayahstrategisbaiksecarajalurekonomimaupungeografisdiProvinsiJawaTengah.Selainletaknyayangstrategissecaraekonomidangeografis,Magelangjugamerupakan salah satu kota/kabupaten di Jawa Tengah yang menjadi tujuan wisatawan domestikmaupunmancanegara.HalinidapatdilihatdarikunjunganwisatawankekotaMagelangpadatahun2016sebanyak1.138.544wisatawan(KotaMagelangB.,2016),dankeKabupatenMagelangsebanyak4.148.375wisatawan(KabupatenMagelang,2016).

Destinasi wisata yang menjadi tujuan utama wisatawan ketika berkunjung ke MagelangadalahCandiBorobudur,yangmerupakansalahsatuwarisanbudayaduniadengansebutanTheWorldCultural Heritage dari UNESCO (Kota Magelang B. , 2016) memberikan dampak positif terhadapeksplorasidanperkembangankebudayaandi lingkungansekitarnya.Eksplorasidanperkembangankebudayaan dapat dilihat dari jumlah kebudayaan yang tersebar di Kota/Kabupaten Magelang.Kabupaten Magelang memiliki 40 kesenian tradisional dengan 1600 seni yang tersebar di 21kecamatan (DinasPariwisatadanKebudayaanKabupatenMagelang,2015). SedangkanuntukKotaMagelang memiliki 222 kelompok seni dan 35 buah situs cagar budaya (Dinas Pariwisata danKebudayaan KotaMagelang, 2016). KebudayaanMagelang dapat dibedakanmenjadi empat jenis,yaitucandi,keseniandaerahberupatariantradisional,alatmusik,danwayang,kerajinantangan,dankuliner.

Page 2: SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018

162

Kebudayaan Magelang yang ada tidak dikenal oleh masyarakat lokal maupun wisatawandomestik dan mancanegara karena kurangnya sarana dan prasarana yang mengenalkan danmemperlihatkankekayaanbudayatersebut,kurangnyawadahbagisenimanlokaluntukmengenalkanhasil karya seninya, dan kunjungan wisatawan yang hanya 1-2 hari (KabupatenMagelang, 2016).Kunjunganwisatawanyanghanya1-2haritidakmemungkinkanuntukmengenalseluruhKebudayaanMagelang.

Olehkarenaitu,MagelangmembutuhkansuatuwadahyangberfungsiuntukmewadahihasilkaryasenimanlokalMagelangdanmengenalkanKebudayaanMagelangdalamwaktuyangsingkat,sertadapatmenjadisaranarekreasidanedukasibagimasyarakatlokalmaupunwisatawandomestikdan mancanegara. Beberapa fungsi tersebut dapat dicapai dengan kegiatan pameran hasil karyaseniman lokal, pertunjukan kesenian, atau dengan kegiatan seminar, diskusi, danworkshop agarmasyarakat dan wisatawan tidak hanya sekedar mengenal tetapi juga lebih memahami tentangKebudayaan Magelang, dan dapat berkomunikasi langsung dengan pakar Kebudayaan Magelang.KegiatantersebutdapatdiwadahidalamsebuahgaleridenganobjekutamapamerandankegiatanadalahKebudayaanMagelang.

MenurutWebster’s CollegiateDictionary, galeri adalah bangunan tetap dan tertutup yangberfungsi untukmewadahi kegiatan visual antara kolektor/seniman denganmasyarakat umum didalamruangan,selasar,ataulorongyangpanjang,melaluikegiatanpamerandankegiatansenilain,sepertisenipertunjukan,konsermusik,dansebagainya.Halyangmenjadipentingdalamsebuahgaleriadalahtujuangaleritersebut(untukmemamerkan,mengkomunikasikan,danmempromosikankaryaseni),menyediakanruangpamertemporer,adanyapemisahanfungsibangunan,kegiatandidalamgaleri,danpenciptaanatmosferdalamgaleri.

Galeri Kebudayaan adalah sebuah bangunan tetap yang berfungsi untuk memamerkan,mengkomunikasikan, dan mempromosikan kebudayaan melalui kegiatan pameran, dan kegiatanpendukung seperti seminar, workshop¸ pertunjukan seni, dan lain sebagainya. Dalam hal ini,kebudayaanyangakandiangkatadalahKebudayaanMagelang.

LingkupkegiatandidalamGaleriKebudayaanMagelangdibagimenjadidua,yaitu;(1)Kegiatanrekreasional,yangmerupakankegiatanutamapadagaleri,berupapameran,yangbertujuanuntukmemperkenalkanhasilkaryasenisebagaialternatiftujuanrekreasiedukatifbagimasyarakat;dan(2)Kegiatanpendidikan,berupa;kursuspendalamanseni,seminar,acaradiskusi,danworkshopdistudioyangtelahdisediakandigaleri.

Salah satu hal yangmenjadi penting dalam sebuah galeri adalah atmosfer (suasana) yangdiciptakandaritiapgaleri.Atmosferdaritiapgaleritersebutyangmenjadikansetiapgaleriselaludapatmemberikan kesan yang berbedapadapengunjungnya. Atmosfer adalah suatu keadaan arsitekturketikabangunandapat ‘menggerakkan’penggunadidalamnya (Zumthor,2006). Salah satuarsitekyangselalumemerhatikanpenciptaanatmosferdalambangunanadalahPeterZumthor.Dalambukuyangberjudul“Atmospheres–ArchitecturalEnvironmentandSurroundingObjects”diceritakanbahwaatmosfer lahir dari kegelisahan Peter Zumthor terhadap kualitas karya arsitektur. Kualitas karyaarsitektur bagi Zumthor bukan tentang aturan-aturan arsitektural tetapi tentang bagaimanamenghadirkanunsuralampadadesain.Dalamprosesmendesain,PeterZumthormemilikikonteksyang hakiki yaitu terlebih dahulu mempertimbangkan serta meninjau ‘hal-hal yang tidak terlihat’(pengalaman sensori) untuk bisamenciptakan ‘hal yang terlihat’ (bangunan) yang berkualitas danmemilikidaya tarik tersendiri.ApayangmenjadipemahamanZumthordalamberarsitekturadalaharsitekturtidakterbataspadasesuatuyangkasatmata,tetapi jugapadasensedanpresence,yaitubagaimana kehadiran dari suatu bangunan arsitektural mempengaruhi siapa saja yang melihat,menikmati,atauterlibatdenganbangunan,sederhanadalambentuknamunmemilikisubstansiyangkuat.

Page 3: SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018

163

PeterZumthordalamsetiapprosesdesainselalumenggunakanpendekatansecaratidakkasatmata, yakni ‘pengalaman sensori’ terhadap setiap objek arsitektural rancangannya. Pendekatantersebutdijabarkanmenjadisembilanaspekyangharusdiperhatikandalammenciptakanatmosferdalamsuatubangunan,yaitu;(1)Thebodyofarchitecture;(2)Materialcompatibility;(3)Thesoundofa space; (4) The temperature of a space; (5) Between composure and seduction; (6) Surroundingobjects; (7) Tension between interior and exterior; (8) Levels of intimacy; (9) The light on things(Zumthor, 2006). BagaimanaPeter Zumthormenerapkan kesembilan aspek tersebutdalamdesaindapat dilihat dari karya arsitektural Zumthor, seperti: Thermal Bath Vals di Swiss, Art MuseumKolumbadiCologne,SaintBruderKlausFieldChapeldiJerman,dansebagainya.

Teori Atmosfer Peter Zumthor tersebut akan coba diterapkan pada perancangan GaleriKebudayaanMagelangagarpengunjungdapatmerasakansuasana/atmosferMagelangdidalamgaleriini serta diharapkan dapat merepresentasikan kegiatan yang berlangsung di Galeri KebudayaanMagelang.TeoriAtmosferPeterZumthorsebenarnyadapatditerapkandisetiappoinperancanganbangunan,sepertiperancangantapak,ruang,bentuk,maupuntampilanbangunan.PadaperancanganGaleriKebudayaanMagelang,TeoriAtmosferPeterZumthorjugadapatditerapkanpadasetiapaspekperancangan, namun terdapat empat poin perancangan yangmenjadi prioritas dalam penciptaansuasana/atmosfer, yaitu pemilihan lokasi tapak, pengolahan sirkulasi, sistem pencahayaan, danpenggunaanmaterialpadabangunan.Keempatpoinperancangantersebutmenjadipentingkarenapenciptaan atmosfer dimulai dari tapak yang akan digunakan, kemudian sirkulasi dan sistempencahayaanmerupakanduahalpentingdalamperancangansebuahsebuahgaleriterutamadiareapameran. Sedangkanmaterialmerupakan salah satu hal utama dalam penciptaan atmosfer PeterZumthor.

2.METODEPENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan (applied research) melaluipendekatan deskriptif kualitatif. Pemahaman tentang Kebudayaan Magelang diawali denganwawancaradanmelihatfenomenayangadadiKota/KabupatenMagelangsertamelakukantinjauandata.PemahamantentanggaleridanTeoriAtmosferPeterZumthordidapatmelaluitinjauanpustaka,jurnal, maupun artikel terkait. Penerapan Teori Atmosfer Peter Zumthor dilakukan untukmendapatkanatmosfer/suasanayangdiinginkandenganmengenal langsung tapakdan lingkungansekitar,merasakanruangdenganberdiamdirisejenakditapakpadawaktutertentuuntukmengetahuiaktivitas lingkungan sekitar dan potensi yang bisa dimanfaatkan dalam desain, danmencari datatentangtapak.

GunamenganalisapenerapanpadaGaleriKebudayaanMagelang,makadiambilkesimpulanbahwa Teori Atmosfer Peter Zumthor digunakan pada poin perancangan yang berdasarkankeberadaanmateri koleksi pameran (persebaranKebudayaanMagelang)danpenciptaanatmosferpadaGaleriKebudayaanMagelang.Poinperancanganyangdimaksuddibagimenjadiempat,yaitu;(a)Pemilihan lokasi tapak; (b) Pengolahan sirkulasi pada bangunan, (c) Sistem pencahayaan padabangunan;dan(d)Penggunaanmaterialpadabangunan.

3.HASILDANPEMBAHASAN

PenerapanTeoriAtmosferPeter ZumthorpadaperancanganGaleri KebudayaanMagelangdigunakan pada pemilihan lokasi, pengolahan sirkulasi, sistem pencahayaan, dan penggunaanmaterialpadabangunansehinggamampumenciptakanatmosferMagelangpadaGaleriKebudayaanMagelangdanmerepresentasikankegiatandidalamgaleri.PenerapanTeoriAtmosferPeterZumthorselanjutnya dijabarkan dalam empat poin perancangan, yaitu pemilihan lokasi tapak, pengolahansirkulasi,sistempencahayaan,danpenggunaanmaterialpadabangunan.

Page 4: SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018

164

PemilihanlokasiuntukGaleriKebudayaanMagelangmenerapkansalahsatuaspekatmosferPeter Zumthor, yaitu surrounding objects. Surrounding objects merupakan aspek yang berkaitandengansegalahaldisekelilingbangunanyangdapatmembangkitkansuasana,imajinasi,keindahan,dan ketertarikan, serta mendukung fungsi bangunan. Penerapan aspek surrounding objectsditunjukkanpadapemilihan lokasi tapak galeri yang berdasarkanpotensi kebudayaan yang adadiKota/KabupatenMagelang.

Lokasi terpilih berada di KecamatanMungkid yangmerupakan kecamatandenganpotensikebudayaantertinggidiKabupatenMagelangsetelahKecamatanBorobudur.PemilihanKecamatanMungkidmenjadilokasiGaleriKebudayaanMagelangberdasarkanpemetaanpersebarankebudayaanyangsudahdilakukan(lihatGambar1).

Gambar1.

PemetaankebudayaandiKabupatendanKotaMagelang

Lokasi tapak berada di persimpangan jalan antara JalanNasional Rute 14 dan JalanMayor KusensehinggamemudahkanaksesmenujuGaleriKebudayaanMagelang(lihatGambar2).

Gambar2.

TapakterpilihdiKecamatanMungkidSumber:googlemaps.com

Lokasi berada di Jalan Mayor Kusen No.8 Paremono, Magelang. Luas lahan : ± 15.678,8m2

Page 5: SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018

165

SirkulasipadaGaleriKebudayaanMagelangdibedakanmenjadidua,yaitusirkulasiluar(untukkendaraan)dansirkulasidalam(untukpenggunaGaleriKebudayaanMagelang).AspekatmosferPeterZumthorpadapengolahansirkulasimenerapkanaspek surrounding objects, tension between interior and exterior, dan levels of intimacy.

Surrounding objects merupakan aspek yang berkaitan dengan segala hal di sekelilingbangunan, berupa benda apapun yang dapat membangkitkan suasana, imajinasi, keindahan, danketertarikan.Aspeksurroundingobjectsditerapkanpadasirkulasikendaraanuntukpengunjungdanpengelola Galeri Kebudayaan Magelang. Sirkulasi kendaraan untuk pengunjung dan pengeloladirancangmengelilingitapak(lihatGambar3)agarpenggunadapatmenikmativiewdisekelilingtapak.

Gambar3.

AlursirkulasipadatapakGaleriKebudayaanMagelang

AspekatmosferPeterZumthortensionbetweeninteriorandexteriordan levelsof intimacyditerapkan pada pola sirkulasi dalam, terutama untuk pengunjung Galeri Kebudayaan Magelang.Tensionbetweeninteriorandexteriormerupakanaspekmengenairuangdalamdanluarbangunanyangwalaupundarisegibentuk,sifat,danfungsiberbeda,tetapisalingmengikat.Perlakuanterhadapkedua ruang tersebutmenentukan karakter bangunan. Sedangkan levels of intimacy adalah aspekyangberkaitandenganskala,ukuran,dandimensidaribentuk,ruang,danbukaanpadabangunan.Haltersebutmenjadikanbangunan seolah-olahmemiliki ‘alur cerita’.Alur ceritadiGelari KebudayaanMagelangdibuatagarpengunjungpenasarandenganapayangdisajikandidalamgaleri.

Berawal dari lobi utama, pengunjung dibuat bertanya-tanya dengan koleksi pameran danceritayangakandisajikandidalamGaleriKebudayaanMagelang,merekahanyaakandiperlihatkancuplikantentangKebudayaanMagelangmelaluivideodanbrosur.Pengunjungakanmenunggutourguidesebelummasukkeareautamagaleri.Setelahmenunggutourguide,pengunjungakandibuatkecewa karena ternyata tidak langsungmenuju ke area pameran, tetapi ke area transisi terlebihdahulu.Menujukeareapameranlantai2,pengunjungakandibuatpenasarandengansuasanaareapameranlantai1melaluikacadisepanjangtanggamenujulantai2(lihatGambar4).

Gambar4.

Kacadisepanjangtanggamenujuareapameranlantai

Kaca sepanjang tangga yang dapat melihat suasana area pameran lantai 1

Page 6: SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018

166

Setelah dari area pameran lantai 2, pengunjung diberi kebebasan untuk memilih danmengunjungiarea laindidalamgaleri, sepertiareapameran lantai1,areapameranoutdoor, areaseminardanworkshop,areakomersil,areapengelola,amphiteater,danmushola.LevelsofintimacytertinggipengunjungadalahketikasemuarasapenasaranterbayarkansetelahmenikmatisemuaareadiGaleriKebudayaanMagelangdanpulang(keluardarigaleri).Secaragarisbesar,alurkegiatandanmoodpengunjungsertaalurpengunjungdalamtapakselamadiGaleriKebudayaanMagelangadalahsebagaiberikut(lihatBagan1danGambar6).

Bagan1.

AlurpengunjungdiGaleriKebudayaanMagelang

Gambar5.

Alurpengunjungdidalamtapakgaleri

AspekatmosferPeterZumthoryangditerapkanpadaperancangansistempencahayaangaleriadalah light on things. Light on thingsmerupakan aspek yangmembahasmengenai pencahayaanbangunan.Cahayabangunandibedakanmenjadidua,yaitucahayaalamiyangakandirefleksikandaripenggunaanmaterialdanbukaanpadabangunan,dancahayabuatanyangmemerhatikanbagaimanajatuhnya cahaya, serta posisi dan bentuk bayangan yang akanmenimbulkan efek tersendiri padabangunan. Penerapan aspek tersebut padaGaleri KebudayaanMagelang ditunjukkan pada sistempencahayaanyangdibagimenjadiduajenis,yaitupencahayaanalamidanbuatan.Pencahayaanalamidimanfaatkan secaramaksimal melalui jendela pada setiap area di Galeri KebudayaanMagelang,kecualiareapamerandanareaseminar.Pencahayaanalamiyangdigunakanadalahcahayamataharipadasianghari.Untukpencahayaanbuatanmenggunakan jenis lampuspotlight, lampudownlight,dan lampu sorot pada area pameran, serta lampu downlight pada area lainnya. Kedua jenispencahayaantersebuttidakhanyasebagaisumberpencahayaan,tetapijugasebagaifungsiestetika(lihatGambar6).

Main entrance

Side entrance

Pintu keluar

Page 7: SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018

167

Gambar6.

Sistempencahayaanpadaeksteriorgaleri

tidakhanyaberlakupadaeksteriorGaleriKebudayaanMagelang,tetapijugapadainteriorbangunanterutama pada area pameran. Pencahayaan pada interior pameran digunakan sebagai salah satupenunjangobjekkoleksipameran,sehinggaobjekkoleksidapatmenjadipointofinterestdidalamareapameran(LihatGambar7dan8).

Gambar7.

Pencahayaanalamidanbuatanpadatanggamenujuareapameranlantai2galeri

Gambar8.

PencahayaanbuatanpadaobjekkoleksipameranGaleriKebudayaanMagelang

Penggunaan material pada Galeri Kebudayaan Magelang menerapkan aspek materialcompatibility dan the temperature of space. Aspekmaterial compatibility merupakan aspek yangmembahastentangmaterialyangdigunakanpadabangunan,dimanakolaborasiantaraduamaterialyangberbeda,dititiktertentuakanbertolakbelakang,namundititiktertentuakansalingmenunjang.Material yang digunakan diGaleri KebudayaanMagelangmenggunakan dominan batu candi yang

Galeri pada malam hari dan lampu sebagai estetika

Lampu sebagai estetika agar tidak terkesan monoton

Lampu sebagai sumber pencahayaan pada malam hari

Lampu sebagai estetika dan dapat digunakan untuk

meletakkan koleksi pameran

dan bangku

Efek pencahayaan alami pada tangga menuju area pameran di lantai 2. Efek yang ditimbulkan dapat menjadi estetika sendiri dalam bangunan

Lampu sebagai estetika dan juga dapat digunakan sebagai tempat barang koleksi

Lampu digunakan sebagai media pendukung barang koleksi di galeri agar menjadi point of interest

Lampu digunakan sebagai media pendukung barang koleksi di galeri agar menjadi point of interest

Page 8: SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018

168

merupakansalahsatumaterialyangbanyakdiproduksidiMagelang,yangdipadukandengankayu,kaca,danbajaringan(lihatGambar9).

Gambar9.

PenggunaanmaterialdiGaleriKebudayaanMagelang

Aspekthetemperatureofspaceadalahaspekyangmembahastentangtemperaturbangunanyangdibagimenjadiduajenisyaitutemperaturfisikyangdipengaruhiolehmaterialbangunan,dantemperatur psikis yang dimunculkan dari suasana ruang yang dapat mempengaruhi suasana hatipenggunabangunan.AspektemperatureofspacediterapkanpadaelemenairyangadadisetiapsudutGaleriKebudayaanMagelang(lihatGambar10).Selaindapatmereduksipanasdanmemberikankesanadem,suaraalamidariairjugadapatmemberikankesantenangdanmenyenangkan.Selain,elemenairdiGaleriKebudayaanMagelang jugadapatmenambahkesanestetikadandapat sebagaiobjekpamerdidalamareagaleri.

Gambar10.

ElemenairpadaGaleriKebudayaanMagelang

Secara keseluruhan, penggunaan material pada Galeri Kebudayaan Magelang dapatmenimbulkan suasana yangberbeda-beda, seperti; (a) Batu candi,merupakan ciri khasMagelang,diaplikasikanpadasebagianpenutupdindinginteriordaneksterior,menimbulkansuasanasederhanadanalami;(b)Kayudiaplikasikanpadakisi-kisiruangditiapareadalamgaleri,menimbulkansuasana

Contoh penggunaan batu candi dan kaca

Penggunaan kayu pada kisi-kisi di setiap bangunan

Penggunaan baja ringan pada area pameran outdoor yang dipadukan dengan paving sebagai penutup lantainya, dan kayu untuk meletakkan benda pameran

Kayu

Baja ringan

Paving

Air sebagai lansekap galeri dan pendukung bahan pameran di area pameran outdoor

Air sebagai lansekap galeri di bagian pintu keluar area pameran

Air sebagai lansekap galeri di area komersil dan sebagai pembatas dengan jalan didalam galeri

Page 9: SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018

169

hangat dan alami; (c) Kaca diaplikasikan pada fasad tiap area dalam galeri sebagai bukaan,menimbulkankesanyangfleksibeldanmampumemaksimalkanpencahayaanalami;(d)Bajaringansebagai struktur atap bangunan, menimbulkan kesan kokoh pada bangunan; (e) Granit berwarnaterangsebagaipenutuplantai,menimbulkankesanluasdanlapang;(f)Airsebagaielemenlansekap,berfungsisebagaipereduksipanas,menimbulkankesandingin,tenang,danmenyenangkan;serta(g)Tanamanhijausebagaielemenlansekap,menimbulkankesanasridannatural.

Dari hasil penerapan Teori Atmosfer Peter Zumthor menghasilkan rancangan GaleriKebudayaanMagelang yang mempunyai suasana/atmosfer Magelang di dalam galeri serta dapatmerepresentasikankegiatanyangberlangsungdiGaleriKebudayaanMagelang,sebagaiberikut.

Lokasi :JalanMayorKusenNo.8,Paremono,MagelangLuasbangunan :±9.798m2Luaslahan :±15.678,8m2

Gambar11

Perspektifkawasan

4.KESIMPULANDANSARAN

BerdasarkanTeoriAtmosferPeterZumthoryangtelahdikaji,terdapatsembilanaspekyangharusdiperhatikandalammenciptakanatmosferdalamsuatubangunan,yaitu:bodyofarchitecture,materialcompatibility, thesoundofaspace, the temperatureofaspace,betweencomposureandseduction,surroundingobjects,tensionbetweeninteriorandexterior,levelsofintimacy,danthelighton things. Setiap aspek tersebutmempunyai caranyamasing-masinguntukmenciptakan atmosferdalamsuatubangunan.

Berdasarkanhasilanalisisyangdilakukan,terdapatempatpoinperancanganyangmenjadiprioritasutamadalammenciptakanatmosferpadaGaleriKebudayaanMagelangyangmenerapkanTeori Atmosfer Peter Zumthor, yaitu pemilihan lokasi tapak, pengolahan sirkulasi, sistempencahayaan, dan penggunaan material pada bangunan. Empat poin perancangan tersebutmenerapkan enam dari sembilan aspek yang ada. Pemilihan aspek yang akan diterapkan padaperancanganGaleriKebudayaanMagelangberdasarkansuasanayanginginditimbulkandalamgaleridari poin-poin perancangan tersebut. Teori Atmosfer Peter Zumthor mampu menimbulkansuasana/atmosfer Magelang di dalam galeri serta dapat merepresentasikan kegiatan yangberlangsung di Galeri KebudayaanMagelang. Teori Atmosfer Peter Zumthor mengajarkan bahwasetiapbangunanwalaupundenganfungsiyangsamaakanterasaberbedatidakhanyadari‘kulitluar’bangunantetapijugadarisuasana/atmosferyangingindiciptakandidalambangunan.

Keseluruhan area Galeri Kebudayaan Magelang yang menerapkan Teori Atmosfer Peter Zumthor dalam proses perancangannya

Page 10: SENTH PENERAPAN TEORI ATMOSFER PETER ZUMTHOR PADA ...

FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018

170

REFERENSI

DinasPariwisatadanKebudayaanKabupatenMagelang.(2015).KabupatenMagelang.DinasPariwisatadanKebudayaanKotaMagelang.(2016).RencanaPembangunanJangkaMenengah

DaerahKotaMagelang2016-2021.KotaMagelang.KabupatenMagelang,B.(2016).KabupatenMagelangDalamAngka2016.Magelang:BPSKabupaten

Magelang.KotaMagelang,B.(2016).StatistikKotaMagelang2016.KotaMagelang:BadanPusatStatistikKota

Magelang.KotaMagelang,D.(2016).ProfilKebudayaan2015.KotaMagelang.Zumthor,P.(2006).Atmospheres-ArchitecturalEnvironmentandSurroundingObjects.Switzerland:

BirkhauserArchitecture.