sensor dan tranduser

19
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sensor Dan Transduser Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangat bergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukkan secanggih apapun sistem kendali yang dipakai akan sangat bergantung kepada sensor maupun transduser yang digunakan. Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan tentang pengertian maupun jenis-jenis sensor dan transduser. 2.1.1 Pengertian Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala- gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya. Contohnya camera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR (light dependent resistance) sebagai sensor cahaya, dan lainnya. Transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya”. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas). Contohnya generator adalah transduser yang merubah energi Universitas Sumatera Utara

description

pengertian sensor dan tranduser

Transcript of sensor dan tranduser

  • BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Sensor Dan Transduser

    Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangat

    bergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian

    menunjukkan secanggih apapun sistem kendali yang dipakai akan sangat

    bergantung kepada sensor maupun transduser yang digunakan. Pada bagian

    selanjutnya akan dijelaskan tentang pengertian maupun jenis-jenis sensor dan

    transduser.

    2.1.1 Pengertian

    Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-

    gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi

    listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.

    Contohnya camera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai sensor

    pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR (light dependent resistance)

    sebagai sensor cahaya, dan lainnya.

    Transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di

    dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk

    yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya.

    Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau

    thermal (panas). Contohnya generator adalah transduser yang merubah energi

    Universitas Sumatera Utara

  • mekanik menjadi energi listrik, motor adalah transduser yang merubah energi

    listrik menjadi energi mekanik, dan sebagainya.

    2.1.2 Klasifikasi Sensor Dan Transduser

    Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat

    dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:

    a. sensor thermal (panas)

    b. sensor mekanis

    c. sensor optik (cahaya)

    Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala

    perubahan panas/temperatur/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang

    tertentu. Contohnya bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo

    dioda, photo multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.

    Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis,

    seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar,

    tekanan, aliran, level dsb. Contohnya strain gage, linear variable deferential

    transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb.

    Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan

    cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai

    benda atau ruangan. Contohnya photo cell, photo transistor, photo diode, photo

    voltaic, photo multiplier, pyrometer optic, dsb.

    Universitas Sumatera Utara

  • Sementara klasifikasi transduser adalah :

    a. Self generating transduser (transduser pembangkit sendiri)

    Self generating transduser adalah transduser yang hanya memerlukan satu

    sumber energi. Contohnya piezo electric, termocouple, photovoltatic,

    termistor, dsb. Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi listrik

    dari transduser secara langsung. Dalam hal ini transduser berperan sebagai

    sumber tegangan.

    b. External power transduser (transduser daya dari luar)

    External power transduser adalah transduser yang memerlukan sejumlah

    energi dari luar untuk menghasilkan suatu keluaran. Contohnya RTD

    (resistance thermal detector), Strain gauge, LVDT (linier variable

    differential transformer), Potensiometer, NTC, dsb.

    2.2 Sensor Cahaya

    Penggunaan sensor cahaya dalam sistem kendali pada industri sangat

    efektif dan efisien. Oleh karena itu sensor cahaya banyak digunakan pada pabrik-

    pabrik dan juga pada sistem keamanan gedung-gedung bertingkat. Pada bagian

    selanjutnya akan dibahas tentang energi cahaya dan juga jenis-jenis sensor cahaya.

    2.2.1 Pengertian

    Elemen-elemen sensitive cahaya merupakan alat terandalkan untuk

    mendeteksi energi cahaya. Alat ini melebihi sensitivitas mata manusia terhadap

    semua spectrum warna dan juga bekerja dalam daerah-daerah ultraviolet dan infra

    merah.

    Universitas Sumatera Utara

  • Energi cahaya bila diolah dengan cara yang tepat akan dapat dimanfaatkan

    secara maksimal untuk teknik pengukuran, teknik pengontrolan dan teknik

    kompensasi.

    Cahaya merupakan gelombang elektromagnetis (EM) yang memiliki

    spectrum warna yang berbeda satu sama lain. Setiap warna dalam spectrum

    mempunyai energi, frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda. Hubungan

    spektrum optis dan energi dapat dilihat pada formula dan Gambar berikut. Energi

    photon (Ep) setiap warna dalam spektrum cahaya nilainya adalah:

    hchfWp == . . . . . . . . . . . . (2.1)

    Dimana :

    Wp = energi photon (eV)

    h = konstanta Plancks (6,63 x 10-34 J-s)

    c = kecepatan cahaya, Electro Magnetic (2,998 x 108 m/s)

    = panjang gelombang (m)

    f = frekuensi (Hz)

    Frekuensi foton bergantung pada energi yang dilepas atau diterima saat

    elektron berpindah tingkat energinya. Spektrum gelombang optis diperlihatkan

    pada Gambar 2.1, spektrum warna cahaya terdiri dari ultra violet dengan panjang

    gelombang 200 sampai 400 nanometer (nm), visible adalah spektrum warna

    cahaya yang dapat dilihat oleh mata dengan panjang gelombang 400 sampai 800

    nm yaitu warna violet, hijau dan merah, sedangkan spektrum warna infrared

    mulai dari 800 sampai 1600 nm adalah warna cahaya dengan frekuensi terpendek.

    Universitas Sumatera Utara

  • Untuk lebih jelasnya, spektrum warna cahaya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

    Sedangkan daya spektral cahaya dapat dilihat pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.1 Spektrum Gelombang EM

    Gambar 2.2 Kurva Output Sinyal Optis

    Bahan-bahan yang dapat dijadikan sumber energi selain matahari adalah

    antara lain:

    a. Incandescent Lamp yaitu lampu yang menghasilkan energi cahaya dari

    pijaran filament bertekanan tinggi, misalnya lampu mobil, lampu spot

    light, lampu flashlight.

    Ultraviolet Visible Infrared

    Photon energy, eV

    200 400 800 1600

    4 2 1

    Wavelength, nm

    Vio

    let

    Gre

    en

    Red

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Energi Atom, yaitu memanfaatkan loncatan atom dari valensi energi 1 ke

    level energi berikutnya.

    c. Fluorescense yaitu sumber cahaya yang berasal dari perpendaran bahan

    fluorescence yang terkena cahaya tajam, seperti layar osciloskop.

    d. Sinar Laser adalah sumber energi mutakhir yang dimanfaatkan untuk

    sebagai cahaya dengan kelebihannya antara lain : monochromatic (cahaya

    tunggal atau membentuk garis lurus), coherent (cahaya seragam dari

    sumber sampai ke beban sama), dan divergence (simpangan sangat kecil

    yaitu 0,001 radians).

    2.2.2 Jenis-Jenis Sensor Cahaya

    Banyak peralatan sistem kendali menggunakan sensor cahaya, oleh karena

    sensor ini bayak jenisnya. Baik berdasarkan prinsip kerja maupun ukuran sensor

    ini terdiri dari berbagai jenis, diantaranya adalah :

    1. Dioda foto

    2. Transistor foto

    3. Tabung cahaya berisi gas

    4. Pemfotodaraf

    5. Fotosel

    2.2.3 Dioda foto

    Dioda foto memanfaatkan sifat-sifat sel emisi cahaya atau tabung cahaya.

    Tabung cahaya merupakan sebuah alat pemancar energi yang mengontrol

    pancaran elektronnya bila dihadapkan ke cahaya yang datang. Kontruksi sebuah

    Universitas Sumatera Utara

  • dioda foto diperlihatkan pada Gambar 2.3 (a) dan simbolnya dalam diagram

    skema pada Gambar 2.3 (b).

    (a) (b)

    Gambar 2.3 Dioda foto

    a. Konstruksi Dioda foto

    b.Diagram Skema Dioda foto

    Elemen setengah lingkaran yang besar adalah katoda yang sensitif cahaya

    dan kawat tipis yang menuju pusat tabung adalah anoda. Kedua elemen ini

    ditempatkan di dalam sebuah pembungkus (envelope) gelas yang telah

    dihampakan. Bila antara anoda dan katoda diberikan suatu tegangan konstan, arus

    di dalam rangkaian berbanding langsung dengan banyaknya cahaya atau intensitas

    cahaya yang jatuh pada katoda.

    Katoda cahaya memancarkan elektron bila dirangsang dengan energi

    pancaran yang datang. Pada waktu itu katoda cahaya yang paling penting

    digunakan di dalam tabung cahaya vakum adalah permukaan cesium-antimony,

    yang ditandai dengan sensitivitas yang tinggi di dalam spektrum visibel. Jenis

    gelas yang digunakan di dalam penutup gelas terutama menentukan sensitivitas

    alat pada panjang gelombang yang lain. Biasanya gelas menghentikan transmisi

    radiasi dalam daerah ultraviolet.

    Universitas Sumatera Utara

  • Karateristik khas antara tegangan dan arus diperlihatkan pada Gambar 2.4

    (a). Bila tegangan yang cukup diberikan antara katoda cahaya dan anoda, arus

    yang terkumpul secara keseluruhan hampir bergantung pada jumlah cahaya yang

    masuk. Tabung cahaya vakum ditandai oleh status respons arus cahaya yang

    linear sepanjang suatu rangkuman yang lebar, begitu besar sehingga tabung-

    tabung ini sering digunakan sebagai standar dalam pengukuran pembandingan

    cahaya. Gambar 2.4 (b) memperlihatkan hubungan linear antara arus dan cahaya.

    (a)

    (b)

    Gambar 2.4 Karakterisrik Dioda Foto

    a. Karakteristik Arus vs Tegangan b. Arus vs Fluksi Cahaya

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2.4 Transistor Foto

    Sama halnya dioda foto, maka transistor foto juga dapat dibuat sebagai

    sensor cahaya. Teknis yang baik adalah dengan menggabungkan dioda foto

    dengan transistor foto dalam satu rangkaian seperti terlihat pada Gambar 2.5.

    Gambar 2.5 Rangkaian Uji Transistor Foto

    Adapun perbedaan karateristik antara dioda foto dan transistor foto adalah

    sebagai berikut.

    Karakteristik transistor foto yaitu hubungan arus, tegangan dan intensitas

    foto dapat dilihat pada Gambar 2.6

    Kombinasi dioda foto dan transistor dalam satu chip

    Transistor sebagai penguat arus

    Linieritas dan respons frekuensi tidak sebaik dioda foto

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 2.6 Karateristik Transistor foto

    2.2.5 Tabung Cahaya Berisi Gas

    Tabung cahaya berisi gas memiliki kontruksi umum yang sama seperti

    tabung cahaya vakum, kecuali bahwa penutup berisi gas lamban (biasanya argon)

    pada suatu tekanan yang sangat rendah. Elektron dipancarkan dari katoda melalui

    kekuatan photoelectric dan mempercepatnya melalui gas dengan memberikan

    tegangan pada anoda. Jika energi elektron melebihi potensial ionisasi gas (15, 7 V

    untuk argon), tumbukan sebuah elektron dan molekul gas dapat menyebabkan

    ionisasi, yakni pembentukan sebuah ion positif dan sebuah elektron sekunder. Jika

    selanjutnya tegangan diperbesar melebihi potensial ionisasi, arus yang

    dikumpulkan oleh anoda bertambah karena jumlah tumbukan antara elektron

    cahaya (photo-elektron) dan molekul gas lebih banyak. Jika tegangan anoda

    dinaikkan ke suatu nilai yang sangat tinggi, arus menjadi tidak terkontrol; maka

    semua molekul gas terionisasi dan tabung memiliki suatu lucutan kilap (glow

    discharge). Keadaan ini harus dicegah karena dapat merusak tabung untuk

    seterusnya. Karateristik khas anatara arus dan tegangan untuk berbagai level

    cahaya diperlihatkan pada Gambar 2.7.

    40 30 20 10

    Intensity (W/m2)

    2 4 6 8 10 12 14 16 Collector-Emitter Voltage

    28

    20

    12

    8

    4 Col

    lect

    or C

    urre

    nt (m

    A)

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 2.7 Karakteristik Khas Antara Tegangan dan Arus pada Tabung Gas

    2.2.6 Pemfotodarap (Photomultiplier)

    Untuk mendeteksi level-level cahaya yang sangat rendah, dalam

    kebanyakan pemakaian diperlukan penguatan khusus bagi arus cahaya.

    Pemfotodarap atau alat menggandakan cahaya (photomultiplier), menggunakan

    emisi sekunder untuk memberikan penguatan arus diatas faktor 106 dan berarti

    menjadi sebuah detektor yang sangat bermanfaat bagi level cahaya yang rendah.

    Dalam sebuah pemfotodarap, elektron yang dipancarkan oleh fotokatoda

    diarahkan secara elektrostatik ke sebuah permukaan pancar sekunder yang disebut

    dynoda. Jika pada dynoda ini diberikan tegangan kerja yang sesuai, tiga sampai

    enam elektron sekunder dipancarkan untuk setiap elektron primer yang

    menumbuk dynoda. Elektron sekunder ini difokuskan ke sebuah dynoda kedua

    dimana proses berulang. Dengan demikian pancaran katoda semula digandakan

    beberapa kali.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 2.8 memperlihatkan sebuah pemfotodarap beserta sepuluh

    dynoda. Dynoda terakhir (ke-10) disusul oleh anoda yang mengumpulkan elektron

    dan dalam kebanyakan pemakaian bekerja sebagai elektron keluaran sinyal.

    Pemfotodarap linear pada Gambar 2.8 (juga dikenal sebagai tabung

    Matheson) memiliki struktur sangkar pemusat (pemfokus) yang dirancang secara

    khusus dengan permukaan efektif yang besar untuk pengumpulan elektron cahaya

    pada dynoda pertama. Tabung Matheson ini menggunakan sebuah katoda

    lengkung dan cincin-cincin annular untuk pemusatan elektron-elektron cahaya

    secara elektrostatik. Kontruksi ini memperlihatkan pengumpulan foto-elektron

    yang sangat efektif dan juga waktu peralihan yang sangat pendek (respons

    frekuensi tinggi).

    Gambar 2.8 Pola Kerja dari Pemfotodarap

    Universitas Sumatera Utara

  • Penguatan pemfotodarap bergantung pada jumlah dan sifat-sifat bahan

    dynoda. Untuk sebuah tabung khas dengan sepuluh dynoda seperti diperlihatkan

    pada Gambar 2.8, penguatan ini akan berada dalam orde 106 dengan pemberian

    tegangan sebesar 100 V setiap tingkatan (dalam hal ini akan diperlukan sumber

    tegangan 1000 V). Respons spektral dapat dikontrol oleh bahan katoda dan

    dynoda. Keluaran pemfotodarap adalah linear, serupa dengan keluaran tabung

    cahaya vakum.

    Medan-medan magnetik mempengaruhi penguatan pemfotodarap sebab

    sebagian elektron mungkin dibelokan dari lintasan normalnya diantara tingkatan-

    tingkatan, dan dengan demikian tidak pernah mencapai sebuah dynoda atau

    akhirnya anoda. Dalam pemakaian alat cacah kelipatan efek ini bisa mengganggu,

    dan untuk ini pelindung magnetik logam-mu sering dipasang sekeliling

    pemfotodarap.

    2.2.7 Fotosel

    Fotosel adalah elemen-elemen yang daya hantarnya merupakan fungsi dari

    radiasi elektromagnetik yang masuk. Banyak bahan bersifat fotokonduktif sampai

    tingkat tertentu, akan tetapi yang terpenting secara komersial adalah kadmium-

    sulfida, germanium dan silikon. Respons spektral dari sel kadmium-sulfida

    hampir sesuai dengan mata manusia, dan dengan demikian sel ini sering

    digunakan dalam pemakaian dimana penglihatan manusia merupakan suatu faktor,

    seperti halnya pengontrolan cahaya jalan atau pengontrol selaput pelangi otomatik

    pada alat-alat kamera.

    Universitas Sumatera Utara

  • Elemen-elemen dasar dari sebuah fotosel adalah substrat keramik, lapisan

    bahan konduktif, elektroda metalik untuk menghubungkan alat ke sebuah

    rangkaian, dan sebuah penutup tahan uap air. Sebuah pandangan terpotong lancip

    dari sebuah fotosel diperlihatkan pada Gambar 2.9.

    Suatu pemakaian khas dari sebuah rangkaian praktis fotosel untuk

    mengontrol on-off ditunjukkan pada gambar 2.10. Tahanan R2, R3, dan R4 dipilih

    sehingga catu emitter ke basis Q2 cukup positif untuk mengijinkan Q2 konduksi.

    Sebagai akibatnya, relay di dalam rangkaian kolektor Q2 akan bekerja. Bila

    digunakan konfigurasi A sebagai rangkaian kontrol, relay bekerja bila cahaya

    pada Fotosel berada dibawah suatu level yang telah ditentukan. Untuk lebih

    jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan 2.10.

    Gambar 2.9 Konstruksi Fotosel

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 2.10 Rangkaian Fotosel untuk Mengontrol on-off

    Bila fotosel diterangi, catu emitter ke basis dari Q1 menjadi cukup positif untuk

    mengijinkan Q1 konduksi. Potensial kolektornya menjadi sangat kurang positif,

    mengurangi catu pada Q2, dan Q2 terputus mematikan relay. Bila yang digunakan

    adalah konfigurasi B, relay akan bekerja bila cahaya yang masuk pada fotosel

    berada di atas suatu level telah ditentukan sebelumnya.

    Fotosel semikonduktor digunakan dalam beberapa pemakaian.

    Karakteristik volt-ampere dari sebuah bahan p-n bisa nampak berupa garis tebal

    pada Gambar 2.11, tetapi bila cahaya diberikan pada sel, kurva bergeser ke bawah

    seperti diperlihatkan oleh garis patah.

    Dalam pemakaian fotosel dicatu dalam arah balik. Bila sel tersebut

    disinari, arus balik bertambah dan suatu tegangan keluaran dapat dibangkitkan

    melalui sebuah tahanan keluaran. Selanjutnya tegangan keluran ini sebanding

    dengan jumlah cahaya yang masuk. Orde khas besarnya pertambahan arus

    keluaran adalah sekitar 0,7 A untuk setiap pertambahan penerangan sebesar 1 fc

    Universitas Sumatera Utara

  • (foot-candle). Pertambahan arus cahaya ini adalah linear terhadap pertambahan

    penerangan. Konstanta waktu fotosel dari bahan p-n yang relatif cepat, membuat

    alat ini sangat bermanfaat untuk frekuensi eksitasi optik sekalipun di atas daerah

    audio.

    2.3 Sistem Kendali

    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang

    cepat terutama di bidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di

    industri pemabrikan dimana sebelumnya banyak pekerjaan mengunakan tangan

    manusia, kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan semi

    otomatis dan terakhir sudah menggunakan full-otomatis. Semua itu adalah sistem

    kendali. Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan pengertian dan jenis-jenis sistem

    kendali.

    2.3.1 Pengertian

    Sistem kontrol adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen

    atau elemen pendukung yang digunakan untuk mengukur nilai dari variabel

    sistem yang dikontrol dan menerapkan variabel tersebut ke dalam sistem untuk

    mengoreksi atau membatasi penyimpangan nilai yang diukur dari nilai yang

    dikehendaki.

    Sistem kontrol otomatis adalah sistem kontrol umpan balik dengan acuan

    masukan atau keluaran yang dikehendaki dapat konstan atau berubah secara

    perlahan dengan berjalannya waktu dan tugas utamanya adalah menjaga keluaran

    sebenarnya berada pada nilai yang dikehendaki dengan adanya gangguan. Banyak

    Universitas Sumatera Utara

  • contoh sistem kontrol otomatis, beberapa diantaranya adalah pengaturan otomatis

    tegangan pada plant daya listrik di tengah tengah adanya variasi beban daya

    listrik dan kontrol otomatis tekanan, kekentalan, dan suhu dari proses kimiawi.

    2.3.2 Jenis-Jenis Rangkaian Kendali

    Sistem kontrol rangkaian terbuka (open-loop control system) merupakan

    sistem yang keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol.

    Dengan kata lain, sistem kontrol rangkaian terbuka keluarannya tidak dapat

    digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Suatu contoh

    sederhana adalah mesin cuci. Perendaman, pencucian dan pembilasan dalam

    mesin cuci dilakukan atas basis waktu. Mesin ini tidak mengukur sinyal keluaran

    yaitu tingkat kebersihan kain. Setiap gangguan yang terjadi akan menimbulkan

    pengaruh yang tidak diinginkan pada outputnya, seperti terlihat pada Gambar

    2.12.

    input output

    Gambar 2.11 Diagram Blok Sistem Kontrol Rangkaian Terbuka

    Sistem kontrol rangkaian tertutup (closed-loop control system) merupakan

    sistem pengendalian dimana besaran keluaran memberikan efek terhadap besaran

    masukan sehingga besaran yang dikendalikan dapat dibandingkan terhadap harga

    yang diinginkan melalui alat pencatat (indikator atau rekorder). Perbedaan yang

    terjadi antara besaran yang dikendalikan dan penunjukkan pada alat pencatat

    digunakan sebagai koreksi, seperti terlihat pada Gambar 2.12.

    Proses

    Universitas Sumatera Utara

  • Umpan Balik

    Proses

    Input Output

    Gambar 2.12 Diagram Blok Sistem Kontrol Rangkaian Tertutup

    Masing-masing dari sistem kontrol baik itu loop terbuka maupun loop

    tertutup mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu :

    Kelebihan sistem kontrol loop terbuka adalah :

    1. Konstruksinya sederhana dan perawatannya mudah.

    2. Lebih murah daripada sistem kontrol loop tertutup.

    3. Tidak ada persoalan kestabilan.

    4. Cocok digunakan jika keluaran sulit diukur atau secara ekonomi tidak

    layak. (sebagai contoh, mengusahakan suatu peralatan untuk mengukur

    kualitas keluaran pemanggang roti adalah cukup mahal).

    Kelemahan sistem kontrol loop terbuka adalah :

    1. Gangguan dan perubahan kalibrasi akan menimbulkan kesalahan, sehingga

    keluaran mungkin berbeda dengan yang diinginkan.

    2. Untuk menjaga kualitas yang diperlukan pada keluaran diperlukan

    kalibrasi ulang dari waktu ke waktu.

    3. Dapat digunakan pada sistem jika terdapat gangguan yang tidak dapat

    diramalkan atau perubahan yang tidak dapat diramal pada komponen

    sistem.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kelebihan sistem kontrol loop tertutup adalah :

    1. Tidak memerlukan kalibrasi ulang dari waktu ke waktu.

    2. Dapat digunakan untuk komponen-komponen yang kurang teliti dan

    murah untuk mendapatkan pengontrolan plant yang teliti.

    3. Dapat digunakan pada sistem jika terdapat gangguan yang tidak dapat

    diramalkan atau perubahan yang tidak dapat diramal pada komponen

    sistem.

    Kelemahan sistem kontrol loop tertutup adalah :

    1. Kestabilan selalu merupakan persoalan utama karena cenderung terjadi

    kesalahan akibat koreksi berlebih yang dapat menimbulkan osilasi pada

    amplitudo konstan maupun berubah.

    2. Harga lebih mahal daripada sistem kontrol loop terbuka.

    Universitas Sumatera Utara