sensor dan aktuator (dasar Teori)
-
Upload
zujali-valopi -
Category
Documents
-
view
505 -
download
17
description
Transcript of sensor dan aktuator (dasar Teori)
5 Universitas Kristen Petra
2. DASAR TEORI
2.1. Sensor dan Aktuator
2.1.1. Inductive Proximity Sensor
Proximity sensing adalah teknik pendeteksi dari keberadaan suatu objek
dengan noncontact sensor elektronik. Inductive proximity sensor digunakan
sebagai pengganti limit switch pada noncontact sensing dari objek metal.
Inductive proximity sensors beroperasi dengan menggunakan prinsip indukstansi.
Induktansi merupakan suatu keadaan dimana terjadi suatu fluktuasi arus listrik
yang mengalir pada sebuah bahan magnetik menginduksi electromotive force
(emf) dari sebuah object / target berupa metal.
Gambar 2.1. Inductive Proximity sensor
Sumber: Inductive Proximity Sensors. p.1. <http://www.pc-control.co.uk/
Inductive.htm>
Inductive Proximity sensor terdiri atas empat elemen dasar seperti terlihat
pada gambar 2.1. Keempat elemen pada Inductive Proximity sensor tersebut
adalah :
1. Sensor coil dan Ferrite core
2. Oscillator circuit
3. Detection circuit
4. Solid state output circuit
Universitas Kristen Petra
6
Oscilator circuit menghasilkan radio frekuensi medan elektromagnetik
yang berasal dari radiasi ferrite core dan coil assembly. Medan tersebut terdapat
di sekitar sumbu axis dari ferrite core. Ketika object yang berupa metal mendekati
medan tersebut, eddy currents terinduksi pada permukaan target tersebut sehingga
terjadi loading effect atau “damping”, hal ini menyebabkan adanya reduksi
amplitudo dari sinyal oscilator.
Detection circuit mendeteksi perubahan dalam oscilator amplitudo,
detection circuit yang berfungsi seperti sebuah switch akan short pada saat
perubahan amplitudo pada oscilator amplitudo sampai pada nilai tertentu. Sinyal
ON dari detection circuit tersebut akan untuk menyalakan solid-state output
menjadi ON. Begitu juga sebaliknya untuk menjadikan output switch menjadi
OFF.
2.1.2. Motor Stepper
Motor Stepper adalah sebuah perangkat pengandali yang menkonversikan
bit-bit menjadi posisi rotor. Motor stepper memiliki pin-pin input yang menjadi
kutub-kutub magnet di dalam motor. Bila salah satu pin diberi sumber tegangan,
pin tersebut akan mengaktifkan kutub di dalam magnet sebagai kutub utara dan
kutub yang tidak diberi tegangan sebagai kutub selatan. Dengan terdapatnya 2
kutub di dalam motor ini, rotor di dalam motor yang memiliki kutub permanen
akan mengarah sesuai dengan kutub-kutub input. Kutub utara rotor akan
mengarah ke kutub selatan stator sedangkan kutub selatan rotor akan mengarah ke
kutub utara stator. Pada motor stepper terdapat berbagai macam tipe, antara lain
unipolar, bipolar, Single-phase, Multy-phase dan sebagainya. Skema umum
motor stepper dapat dilihat seperti gambar 2.2.
Universitas Kristen Petra
7
Gambar 2.2. Skema Motor Stepper
Gambar 2.2 menunjukkan penampang motor stepper dengan empat koil.
Setiap koil memiliki empat kondisi kutub. Bila kondisi satu yang aktif, posisi
rotor akan nampak seperti di atas. Bila kondisi bergeser ke dua, rotor akan
berputar ke kiri dengan sudut putar sesuai dengan jarak kondisi satu dan dua.
Namun bila setelah kondisi satu, kondisi empat yang aktif, rotor akan menuju ke
koil dengan pin empat paling dekat dengan pin satu dari kondisi sebelumnya. Hal
ini menyebabkan rotor berputar ke kanan dan seterusnya. Ketelitian sudut putar
pada motor stepper sebanding dengan banyaknya dan kondisi masukkannya. Pada
kondisi seperti gambar 2.2, stepper dengan empat koil dan empat kondisi kutub
dengan metode full step akan mampu menghadap ke 16 sudut berbeda.
Ada dua tipe pengendalian dengan metode full step yaitu dengan
pembangkitan tunggal dan pembangkitan ganda. Untuk tipe pembangkitan
tunggal dapat dilihat lebih jelas pada tabel berikut.
Pada tabel karakteristik pembangkitan stepper dibawah (tabel 2.1) hanya
ada satu kondisi yang aktif. Misal koil satu aktif dan lainnya mati, maka rotor
akan menghadap ke kutub satu. Bila koil dua aktif, dan kutub lainnya off, rotor
akan menghadap ke kutub dua dan seterusnya. Untuk Pembangkitan motor
stepper dengan metode pembangkitan ganda dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.
Universitas Kristen Petra
8
Tabel 2.1. Karakteristik Stepper Pembangkitan Tunggal.
Pada tabel 2.2, dua koil aktif bersamaan, dan dua lainnya mati. Hal ini
akan menyebabkan rotor menghadap diantara kutub yang aktif. Misalkan untuk
kondisi koil satu dan dua aktif, rotor akan menghadap ke titik diantara kutub satu
dan dua, dan seterusnya.
Tabel 2.2. Karakteristik Stepper Pembangkitan Ganda.
2.2. Programmable Logic Controller (PLC)
Mengutip dari buku panduan pengoperasian PLC Omron CPM1,
CQM1/CPM1 Programmable Controller Operation Manual. USA: OMRON,
Revised Februari 1998. Programmable Logic Control diperkenalkan pertama kali
pada 1969 oleh Richard E.Morley pendiri Modicon corporation. Modicon
kependekan dari Modular Digital Controller. Device ini berbasis komputer,
standar industri, dan menggantikan device elektronik serta rangkaian yang
mengontrol proses dan peralatan mesin-mesin.
PLC adalah suatu perangkat elektronik digital dengan memory yang dapat
diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi
spesifik, seperti: logika, sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk
Universitas Kristen Petra
9
mengontrol mesin dan proses. PLC terdiri dari device pemrograman, unit
prosesor, power supply dan input/output. PLC diprogram dengan perangkat lunak
khusus bukan seperti program pada PC. Perangkat lunak memenuhi standar IEC
61131-3.
PLC merupakan “komputer khusus” untuk aplikasi di industri, digunakan
untuk memonitor dan mengontrol proses industri untuk menggantikan hard-wired
control (rangkaian relai atau kontaktor) dan memiliki bahasa program sendiri.
Berbeda dengan Personal Computer, dalam PLC sudah dilengkapi unit input
output digital yang bisa langsung dihubungkan ke perangkat luar (switch, sensor,
relay, dan lain-lain), bahkan ada yang sudah memiliki ADC/DAC built-in.
Tabel 2.3. General Specification PLC OMRON CPM1
Sumber: CQM1/CPM1 Programmable Controller Operation Manual. USA:
OMRON, Revised Februari 1998, p.16.
Universitas Kristen Petra
10
PLC mampu menggantikan logika dan pengerjaan sirkuit kontrol relay
yang merupakan instalasi langsung. Rangkaian kontrol tersebut cukup dibuat
secara software. Pemasangan kabel hanya diperlukan untuk menghubungkan
peralatan input dan output. Hal ini mempermudah dalam mendesain dan
memodifikasi rangkaian, karena cukup dengan mengubah program PLC.
Pada umumnya, sebuah sistem PLC memiliki lima komponen dasar, yaitu:
1. Unit prosesor (unit pengolahan pusat) atau central processing unit (CPU)
adalah unit yang berisi mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal
input dan melaksanakan tindakan pengontrolan, sesuai dengan program yang
tersimpan di dalam memori, lalu mengkomunikasikan keputusan yang
diambilnya sebagai sinyal kontrol ke antar muka output.
2. Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversikan tegangan AC sumber
menjadi tegangan rendah DC (5V & 24V) yang dibutuhkan oleh prosesor dan
rangkaian-rangkaian di dalam modul antar muka input dan output.
3. Perangkat pemrograman dipergunakan untuk memasukkan program yang
dibutuhkan ke dalam memori. Program tersebut dibuat dengan menggunakan
perangkat ini dan kemudian dipindahkan ke dalam unit memori PLC.
4. Unit memory adalah tempat dimana program yang digunakan untuk
melaksanakan tindakan pengontrolan oleh mikroprosesor disimpan.
5. Bagian input dan output adalah antar muka dimana prosesor menerima
informasi dari dan mengkomunikasikan informasi kontrol ke perangkat-
perangkat eksternal. Sinyal input dapat berasal dari saklar-saklar, sensor-
sensor lain, misalnya sel-sel fotoelektrik, sensor suhu atau sensor aliran cairan,
dan sebagainya.
Sinyal output mungkin diberikan pada kumparan-kumparan starter motor,
katup-katup, solenoid, dan lain-lain. Ada dua tipe I/O pada PLC yaitu I/O digital
dan I/O analog. Pada I/O digital, input dan output-nya dapat menerima dan
menghasilkan sinyal digital yang berbentuk data biner ‘1’ dan ‘0’ atau kondisi
‘on-off’. Sebagai contoh, saklar on-off sebagai input digital dan output-nya
mengontrol on-off solenoid. Sedangkan, pada I/O analog, input atau output-nya
dapat menerima dan menghasilkan sinyal analog yang tidak hanya ‘on-off’ saja.
Sebagai contoh, sensor suhu yang dapat mengukur suhu dengan range tertentu
Universitas Kristen Petra
11
sebagai input analog, dan pengendalian kecepatan motor DC dengan
menggunakan output analog dengan mengubah-ubah nilai tegangan output.
2.2.1. Memory
Seperti halnya computer system, memory PLC terdiri atas RAM dan ROM.
Kapasitas memory antara suatu PLC dengan yang lain berbeda-beda tergantung
pada tipe dan pabrik pembuatnya. Beberapa pabrik menyatakan ukuran memori
dalam byte, ada juga yang kilobyte, dan ada pula yang dinyatakan dengan jumlah
instruksi yang dapat disimpan. Memory yang tersedia dalam PLC terbagi 3 :
• User data memory : untuk data variabel yang berubah selama eksekusi
program.
• System configuration memory : untuk menyimpan tabel data sistem seperti
pemetaan I/O dan nilai setup PLC.
• User program memory : untuk menyimpan ladder logic program yang telah
dibuat oleh programmer
Tabel 2.4. Struktur Memori OMRON CPM1 Data Area Words Bits Fungsi
IR
Area
Input
Area
IR 000 – IR 009
(10 Words)
IR 00000 – IR 00915
(160 bits) Bit-bit ini dapat
dialokasikan ke
terminal I/O
external.
Output
Area
IR 010 – IR 019
(10 Words)
IR 01000 – IR 01915
(160 bits)
Work
Area
IR 200 – IR 231
(32 Words)
IR 20000 – IR 23115
(512 bits)
Bit ini bebas dapat
digunakan dalam
program.
SR Area SR 232 – SR 255
(24 Words)
SR 23200 – SR 25507
(384 bits)
Bit-bit ini
disediakan untuk
fungsi spesifik
seperti flag dan
control bits.
TR Area --- TR 0 to TR 7
Bit-bit ini
digunakan untuk
menyimpan status
ON/OFF saat
power dimatikan.
AR Area AR 00 – AR 15
(16 Words)
AR 0000 – AR 1515
(256 Bits)
Bit-bit ini
disediakan untuk
fungsi spesifik
seperti flag dan
control bits.
Universitas Kristen Petra
12
Tabel 2.4. Struktur Memori OMRON CPM1 (Lanjutan)
LR Area LR 00 – LR 15
(16 Words) LR 0000 – LR 1515
Digunakan link 1:1
dengan PC lain
Timer / Counter
Area
TC 000 – TC 127
(Nomor Timer/ Counter)
Nomor yang sama
digunakan untuk
timer dan counter
DM
Area
Read /
write
DM 0000 – DM 0999
DM 1022 – DM 1023
(1.002 word)
---
Digunakan untuk
menyimpan waktu
dan kejadian dan
error code yang
ditemukan. Word-
word ini dapat
digunakan sebagai
DM read / write
ketika error log
tidak digunakan
Error
log
DM 1000 – DM 1022
(22 Words)
---
Digunakan untuk
menyimpan waktu
dan error code yang
ditemukan. Word-
word ini dapat
digunakan sebagai
DM read/write
ketika error log
tidak digunakan
Read
only
DM 6144 – DM 6599
(456 Words) ---
Tidak dapat diisi
program
PC setup DM 6144 – DM 6655
---
Digunakan untuk
meyimpan berbagai
parameter yang
mengontrol kerja
PC Sumber : CQM1/CPM1 Programmable Controller Programming Manual. Japan:
OMRON, April 1996.
2.2.2. Input Unit
Fungsi dari input unit ini adalah;
• Mendeteksi sinyal diterima dari sensor.
• Mengkonversi sinyal input menjadi level tegangan yang bisa diterima
processor.
• Mengisolasi PLC dari fluktuasi tegangan atau arus sinyal input.
• Mengirim sinyal ke indicator input PLC sehingga bisa diketahui input mana
yang sedang menerima sinyal.
Universitas Kristen Petra
13
2.2.3. Output Unit
Output unit pada PLC juga berfungsi sebagai interface terhadap peralatan luar.
Output PLC bertindak sebagai switch terhadap power supply untuk
mengoperasikan peralatan output (misalnya : lampu, relay, dan lain-lain).
Komponen yang biasa dipakai PLC sebagai bagian output unit adalah relay untuk
AC/DC, Triac untuk AC saja, dan Transistor atau FET untuk DC saja.
2.2.4. Programming Unit
Secara umum ada 4 type programming unit :
• Hand-held unit (mirip kalkulator)
• Video programming unit / system programming unit (terminal
program dengan monitor/VDU dan keyboard khusus dengan
simbol-simbol ladder diagram)
• Graphic programming unit (lebih lengkap dibandingkan Video
programming unit dengan layer lebih lebar dan fasilitas diagnostik
dan monitoring)
• Personal Computer (yang biasa kita pakai)
2.2.5. Bahasa Pemrograman
Berikut ini adalah bahasa pemrograman PLC yang biasa digunakan:
1. Ladder Logic: PLC yang pertama telah diprogramkan dengan suatu teknik
yang telah didasarkan pada pemasangan relay menggunakan kabel menurut
skematiknya. Hal ini menghilangkan kebutuhan untuk mengajar tukang listrik,
teknisi dan insinyur bagaimana cara memprogram. Sehingga cara
pemrograman ini merupakan metode yang telah menjadi teknik paling umum
untuk memprogram PLC masa kini.
2. Instruksi Mnemonic: ada cara lain untuk memprogram PLC. Salah satu teknik
yang paling awal adalah melibatkan instruksi mnemonic. Instruksi ini dapat
diperoleh secara langsung dari diagram ladder logic dan masuk ke PLC
melalui suatu terminal program sederhana.
Universitas Kristen Petra
14
3. Sequential Function Charts (SFC): SFC telah dikembangkan untuk mengatasi
pemrograman yang lebih mengedepankan sistem. Ini serupa dengan flowchart,
tetapi jauh lebih kuat.
4. Structured Text (ST): pemrograman telah dikembangkan sebagai bahasa
program yang lebih modern. Hal ini adalah serupa ke bahasa program seperti
BASIC, PASCAL, Visual Basic.
2.3. Protokol Komunikasi
Host link Unit berfungsi untuk menjembatani PC dalam memonitor status
pengoperasian dan lokasi data dari PLC. Dalam hal ini kita menggunakan
OMRON CPM1. Parameter komunikasinya sudah terkonfigurasi standar yaitu :
1. Kecepatan Transmisi.
Baud rate = 9.600 bps (bit per second)
2. Format data untuk sebuah karakter.
Nomor start bits = 1
Panjang data = 7 bits
Event (vertical) parity = 1 bits
Nomor stop bits = 2
Pengaturan parameter komunikasi PC melalui pemrograman atau
penulisan kode, yaitu dengan men-set property kontrol komunikasi. Pengaturan
parameter kecepatan transmisi dan format data pada properti harus benar-benar
sama dengan parameter komunikasi pada Host link Unit.
Dengan adanya host link communication pada PLC Omron CPM1 satu
host computer dapat mengontrol sekitar 32 PLC. Prosedur pada saat komunikasi
data antara host computer dengan PLC Omron CPM1 adalah sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra
15
Gambar 2.3. Blok Diagram Prosedur Komunikasi Antara Host
Komputer Dengan PLC Omron CPM1.
Sumber : CQM1/CPM1 Programmable Controller Programming Manual. Japan:
OMRON, April 1996.
Agar dapat membaca ataupun menulis, satu rangkaian data harus dikirim
dengan bentuk paket terstruktur yang disebut frame. Masing-masing lokasi data
atau memori data mempunyai bentuk frame yang berbeda. Berikut contoh
penulisan Command Frame:
Gambar 2.4. Satu Command Frame Data
Sumber: CQM1/CPM1 Programmable Controller Programming Manual. Japan:
OMRON, April 1996, p.237.
Penjelasan dari Frame di atas adalah sebagai berikut
1. @ : kode awal yang harus diberikan
2. Node No. : nomor sebagai identitas PLC (DM 6653)
3. Header Code :
• penunjuk operasi yang dilakukan (READ/WRITE)
• penanda area memory PLC
Universitas Kristen Petra
16
4. Text : word yang dituju dan jumlahnya
5. FCS (Frame Check Sequence) : untuk mengecek ada tidaknya kesalahan pada
frame data
6. Terminator : harus diberikan * dan �
Contoh perintah di atas berarti menulis pada alamat IR 010 sebanyak 1 word:
Gambar 2.5. Contoh Command Frame Untuk Menulis IR
Sumber: CQM1/CPM1 Programmable Controller Programming Manual. Japan:
OMRON, April 1996.
Setelah PC mengirimkan Command Frame, maka PLC akan memberi
jawaban atau respon frame yang mirip dengan Command Frame. Namun, pada
respon frame terdapat end code seperti berikut:
Gambar 2.6. Contoh Respon Frame
Sumber: CQM1/CPM1 Programmable Controller Programming Manual. Japan:
OMRON, April 1996, p.237.
Universitas Kristen Petra
17
Tabel 2.5. Contoh-Contoh End Code
End Code Contents Probable Cause Corrective Measures
00 Normal Completion --- ---
01 Not executable in RUN mode
The command that
was sent can not be
executed when the PC
is in RUN mode
Check the relation
between the command
and the PC mode.
02 Not executable in MONITOR
mode
The command that
was sent can not be
executed when the PC
is in MONITOR mode
0B Not executable in PROGRAM
mode
The command that
was sent can not be
executed when the PC
is in MONITOR mode
This code is not
presently being used.
13 FCS Error
The FCS is wrong.
Either the FCS
calculation is mistaken
or there is adverse
influence from noise.
Check the FCS
calculation method. IF
there was influence
from noise, transfer
the command again. Sumber: CQM1/CPM1 Programmable Controller Programming Manual. Japan:
OMRON, April 1996, p.382.
2.4. Komunikasi Serial
2.4.1. Komunikasi Serial RS 232
RS-232 merupakan interface paling umum yang digunakan komunikasi
secara serial, dengan memiliki batas-batas tertentu. RS-232 (single ended) yang
dikenalkan tahun 1962 ini sering digunakan di berbagai industri. Spesifikasi
transmisi data dari transmiter ke receiver rata-rata lambat (20 Kbit/second) dan
jaraknya pendek (50 kaki). RS-232 populer dikarenakan ketersediaan, harga yang
murah, dan dapat menggunakan kabel yang lebih panjang dibandingkan opsi-opsi
lainnya seperti komunikasi menggunakan paralel. Channel-channel independent
dibuat untuk komunikasi dua arah (full-duplex). Sinyal RS-232 diwakili oleh
voltage sistem umum. RS-232 mempunyai jalur handshaking yang banyak, dan
juga menspesifikasi protokol komunikasi. Sinyal jenis ini bekerja baik dalam
komunikasi point to point pada rata-rata transmisi data rendah. Suatu interface
dapat menggunakan port yang ada pada komputer, atau perlu tambahan port atau
adapter. Kebanyakan PC setidaknya mempunyai interface RS-232. Port RS-232
pada PC merupakan single device. Sinyal RS-232 membutuhkan ground antara
PC dan peralatan yang terhubung. Jarak kabel harus dibatasi 1 sampai 200 kaki
pada data asyncronus dan sekitar 50 kaki dengan data synchronous. Data
Universitas Kristen Petra
18
sycronous mempunyai jam transmite dan receive yang membatasi jarak
maksimum pada saat menggunakan suatu jalur data syncronous. RS-232
menentukan arti perbedaan serial sinyal dan pin penugasan pada standar 25 pin
(DB-25). Karena RS232 menentukan sinyal yang tidak digunakan bagi
kebanyakan komunikasi standar, kadang-kadang konektor DB-25 kehilangan pin
yang tidak dibutuhkan. Pendeknya, port RS-232 didesain untuk berkomunikasi
dengan peralatan lokal dan akan mendukung 1 driver dan 1 receiver. Pada
umumnya serial RS 232 digunakan untuk komunikasi dengan system full-duplex.
Duplex adalah suatu metode pengoperasian rangkaian komunikasi antara
dua peralatan.
� Full-Duplex, memungkinkan kedua unit untuk mengirim dan menerima secara
serentak.
� Half-Duplex, hanya mengizinkan suatu unit untuk mengirim informasi pada
suatu saat meskipun sambungan mungkin mampu untuk melakukan transmisi
2 arah.
Standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan adalah Standar
RS232 yang dikembangkan oleh Electronic Industry Association and the
Telecommunications Industry Association (EIA/TIA) yang pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1962. Hal ini terjadi jauh sebelum IC TTL popular,
sehingga sinyal ini tidak ada hubungan sama sekali dengan level tegangan IC
TTL. Standar ini hanya menyangkut komunikasi data antara komputer (Data
Terminal Equipment – DTE) dengan alat-alat pelengkap komputer (Data Circuit-
TerminatingEquipment – DCE). Standar RS232 inilah yang biasa digunakan pada
port serial IBM PC kompatibel.
Standar sinyal serial RS232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai
berikut:
1. Logic ‘1’ disebut ‘mark’ terletak antara -3 Volt hingga -25 Volt.
2. Logic ‘0’ disebut ‘space’ terletak antara +3 Volt hingga +25 Volt.
3. Daerah tegangan antara -3 Volt hingga +3 Volt adalah invalid level, yaitu
daerah tegangan yang tidak memiliki level logic pasti sehingga harus
dihindari. Demikian juga, level tegangan lebih negatif dari -25 Volt atau lebih
positif dari +25 Volt juga harus dihindari karena tegangan tersebut dapat
Universitas Kristen Petra
19
merusak line driver pada saluran RS232.
Gambar 2.7 menujukkan contoh level tegangan RS232 pada pengiriman huruf ‘A’
dalam format ASCII tanpa bit paritas.
Gambar 2.7. Level Tegangan RS232 Pada Pengiriman Huruf ‘A’
Tanpa Bit Paritas
Sumber: Prasetia, Retna & Catur Edi Widodo. Teori dan Praktek Interfacing Port
Paralel Dan Port Serial Komputer Dengan Visual Basic 6.0. Yogyakarta: Andi,
2004, p.131.
Gambar 2.8 menunjukkan konektor port serial DB-9 pada bagian belakang
CPU. Biasanya pada komputer IBM PC kompatibel, kita dapat menemukan dua
konektor port serial DB-9 yang disebut COM 1 dan COM2.
Gambar 2.8 Konektor Serial DB-9 Pada Bagian Belakang CPU.
Sumber: Prasetia, Retna & Catur Edi Widodo. Teori dan Praktek Interfacing Port
Paralel Dan Port Serial Komputer Dengan Visual Basic 6.0. Yogyakarta: Andi,
2004, p.131.
Keterangan mengenai fungsi saluran RS232 pada konektor DB-9 adalah
sebagai berikut:
� Received Line Signal Detect, dengan saluran ini DCE memberitahukan ke
DTE bahwa pada terminal masukan ada data masuk.
� Receive Data, digunakan DTE menerima data dari DCE.
� Transmit Data, digunakan DTE mengirimkan data ke DCE.
� Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan
terminalnya.
Universitas Kristen Petra
20
� Signal Ground, saluran ground.
� Ring Indicator, pada saluran ini DCE memberitahu ke DTE bahwa sebuah
stasiun menghendaki hubungan dengannya.
� Clear To Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE boleh
mulai mengirim data.
� Reques To Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh DTE.
DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE sudah siap.
Tabel 2.6. Konfigurasi Pin dan Nama Sinyal Konektor Serial DB-9
Sumber: Prasetia, Retna & Catur Edi Widodo. Teori dan Praktek Interfacing Port
Paralel Dan Port Serial Komputer Dengan Visual Basic 6.0. Yogyakarta: Andi,
2004, p.133.
2.4.2. RS 485
RS 485 adalah teknik komunikasi data serial yang dapat menghubungkan
32 unit beban sekaligus dengan mengunakan 4 kabel saja tanpa memerlukan
referensi ground yang sama antar unit. RS-485 sangat umum dalam akuisisi dunia
data. RS-485 akan mendukung 32 drivers dan 32 receivers (bi-directional – half
duplex – komunikasi multidrop pada single atau dual Twisted Pair Cable). Sistem
RS-485 dapat dikomunikasikan dalam model 2 atau 4 kabel. Panjang maksimal
kabel dapat lebih dari 4000 kaki, dikarenakan penggunaan sistem transmisi
tegangan yang berbeda. Penggunaan yang umum untuk RS-485 adalah single PC
yang dihubungkan kepada beberapa device yang berbagi dengan kabel yang sama.
Dapat dikatakan RS-485 merupakan sistem komunikasi party-lined
Nomor
Pin
Nama
Sinyal
Direction Keterangan
1 DCD In Data Carier Detect / Received Line
Signal Detect
2 RxD In Receive Data
3 TxD Out Transmit Data
4 DTR Out Data Terminal Ready
5 GND - Ground
6 DSR In Data Set Ready
7 RST Out Request to Send
8 CTS In Clear to Send
9 RI In Ring Indicator
Universitas Kristen Petra
21
RS-485 memenuhi kebutuhan untuk jaringan komunikasi multipoint, dan
standarnya menspesifikasi sampai 32 drivers dan 32 receivers pada sebuah bus
single (2-wire). Dengan pengenalan repeater dan impedansi tinggi driver/receiver
secara otomatis, batasan ini dapat diperluas menjadi ratusan node pada suatu
jaringan. RS-485 memperluas range mode baik untuk driver maupun receivers
dalam mode tri-state dan dengan power off. Driver RS-485 juga dapat menyimpan
masalah data collision dan kondisi fault-bus. Untuk menyelesaikan masalah data
collision yang sering muncul dalam unit hardware jaringan multidrop dapat
dibentuk sistem master single di dalam suatu mode receive sampai mereka siap
untuk mentransimsikan data. Sistem master single menawarkan alat sederhana
dan langsung dapat digunakan untuk menghindari data collision dalam 2 wire half
duplex sistem multidrop. Master ini mengawali permintaan komunikasi pada
“Slave Node” yang ditujukan pada unit ini. Hardware ini mendeteksi start-bit dari
transmisi dan secara otomatis mengaktifkan transmisi RS485. Pada gambar 2.9
ditunjukkan spesifikasi logic tegangan pada RS-485.
Gambar 2.9. Tegangan Pada RS 485
Sumber : L.Davis.EIA-422/485 Bus Interface IC Manufacturers. p.2. 8 Oktober
2008 <http://www.interfacebus.com/Design_Connector_RS422.html>
2.4.3. Konversi RS 232 – RS 485
Pada dasarnya konversi RS 232 ke RS 485 ini hanya merubah level
tegangan. Untuk melakukan proses konversi serial komunikasi RS 232 ke RS 485,
kita dapat menggunakan IC (Integrated Circuit) Maxim : Max 232, IC Max 491
(Block diagram konversi RS 232 to RS 485 ditunjukkan pada gambar 2.10).
Apabila ada sinyal yang masuk dari PC ke IC MAX232, maka IC MAX232 akan
merubah level tegangan yang masuk menjadi level tegangan TTL. Dalam IC
Universitas Kristen Petra
22
MAX491 terdapat Receiver Enable (aktif low) dan Driver Enable (aktif high)
untuk mengatur lalu lintas data dari level tegangan TTL ke level tegangan
Differential. Receiver Enable (RE) berfungsi untuk memposisikan IC MAX 491
sebagai penerima, sedangkan Driver Enable memposisikan IC MAX 491 sebagai
pengirim atau bisa juga disebut DE merupakan kontrol dari IC MAX491. Sistem
RS485 mempunyai DE sebagai kontrol yang dapat memutuskan hubungan dari
jalur transmisi ketika tidak mengirimkan data. Konverter ini menggunakan RTS
untuk mengontrol sinyal dari serial port asynchronous ke DE dari IC MAX491.
Jalur RTS yang terhubung dengan MAX491 saat RTS berlogic 1 akan
mengaktifkan RS 485. Jika RTS berlogic 0 maka MAX491 dalam kondisi tristate.
Pengaruh dari kondisi ini adalah memutuskan driver dari jalurnya.
Gambar 2.10. Diagram Block RS-232 – RS-485
Sesaat setelah IC MAX491 menerima bit-bit dari IC MAX232, maka bit-
bit tersebut akan diubah menjadi perbedaan tegangan antara dua terminal Y dan Z
(terminal pada transmitter) sesuai dengan logic bit yang diterimanya. Hal yang
sama terjadi saat IC MAX491 menerima data dari MAX491 lain, IC ini akan
mengubah perbedaan antara tegangan terminal A dan B (terminal pada receiver)
menjadi tegangan TTL. Karena receiver enable (RE) dari IC MAX491
dihubungkan ke ground, maka receiver akan selalu aktif dan akan langsung
menerima logic yang diterima dan diteruskan ke IC MAX232. Selanjutnya oleh
IC MAX232 ini akan sinyal tersebut diubah menjadi level tegangan RS-232 sesuai
dengan logic yang diterimanya dan dimasukkan ke dalam serial pada PC.
Max
232
Max
491
Max
491
Max
232
Max
491
Max
232
RS 232 RS 232
RS 232
Multidrop Point
Full Duplex
Universitas Kristen Petra
23
2.5. Visual Basic 2005 .NET
2.5.1. Mengkomunikasikan Visual Basic 2005 .NET – MySQL
Visual Basic .NET 2005, atau biasa disebut Visual Basic 8, adalah
teknologi pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi dalam
lingkungan Windows. Bahasa ini dibuat untuk menjawab berbagai permasalahan
terkait dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Visual Basic.NET
memiliki beberapa tambahan yang tak ditemui dalam bahasa asalnya, BASIC,
walaupun juga memiliki aturan serupa. Penambahan-penambahan tersebut
berdampak pada semakin mudahnya penggunaan bahasa ini. Kemudahan dan
keunggulan bahasa ini menjadikannya banyak digunakan mulai dari mahasiswa
hingga praktisi profesional.
Visual Basic 2005 .NET pada dasarnya sudah dilengkapi dengan ActiveX
Data Object (ADO) yakni sebuah fitur berbentuk suatu Application Programming
(API) yang dikhususkan dalam pengaksesan data dan informasi. ADO merupakan
salah satu model dalam pengaksesan database relasional dan non-relasional yang
dimiliki oleh Microsoft Visual Basic seperti database hierakial, mainframe
ISAM/VSAM, email, teks dan data grafis. Namun ADO tidak menggantikan
teknologi database yang ada saat ini yaitu Data Access Object (DAO).
Keberadaan ADO justru meningkatkan kemampuan pemrograman DAO maupun
RDO ke dalam wacana yang baru. ADO didesain sedemikian rupa untuk menjadi
satu data interface yang dapat digunakan untuk kepentingan single dan multitier
client / server serta aplikasi berbasis web. Keuntungan utama dari ADO adalah
kemudahan dalam penggunaan, kecepatan tinggi, penggunaan memory yang
minimal dan small disk footprint. Penggunaan ADO pada microsoft Visual Basic
pada umumnya digunakan sebagai interface untuk berkomunikasi dengan OLE
DB, seperti Access, SQL Server, Oracle dan sumber data lainnya.
Software database server yang digunakan dalam Tugas Akhir ini
menggunakan MySQL. MySQL sendiri merupakan salah satu database server
alternatif yang bersifat free / gratis. Meskipun memiliki versi Enterprise (Non-
Free) yang tentunya jauh lebih lengkap dan powerful, namun dalam versi
standarnya, untuk versi 5 keatas sudah mendukung store procedure, triggers, dan
view seperti database komersial lainnya semisal Oracle dan SQL Server.
Universitas Kristen Petra
24
Untuk dapat diintegrasikan dengan Visual Studio 2005, maka diperlukan MySQL
Connector. Salah satu MySQL connector yang dapat digunakan adalah MySQL
connector ODBC 3.51.
Gambar 2.11. Konfigurasi ODBC Data Source
Untuk menggunakan MySQL connector ODBC, install software tersebut
terlebih dahulu (MySQL connector ODBC tidak terpaket dalam dalam Microsoft
Visual Basic 2005). Hubungkan database MySQL yang telah dibuat dengan
ODBC data source melalui control panel Windows – Administrative Tools – Data
Sources (ODBC). Pada menu system DSN, tambahkan database yang sudah kita
buat seperti pada gambar 2.11. Script yang digunakan di dalam program
komunikasi database yang pada Visual Basic menggunakan ADODB adalah
sebagai berikut.
1
2
3
Universitas Kristen Petra
25
Option Explicit On
Module ModKoneksi
Public con As New ADODB.Connection
Public rec As New ADODB.Recordset
Public record As New ADODB.Recordset
Public Server As String
Public User As String
Public Password As String
Public Database As String
Public Sub cnMySQL()
Server = "localhost"
User = "root"
Password = ""
Database = "spy_test"
con.CursorLocation = _
ADODB.CursorLocationEnum.adUseClient _
con.Open("DRIVER={MySQL ODBC 3.51 Driver};Server=" & _
Server & ";UID=" & User & ";PWD=" & Password & _
";Database=" & Database)
End Module
2.5.2. Komunikasi serial PC – PLC melalui Visual Basic
Untuk dapat mengkoneksikan program yang kita buat melalui Visual
Basic dengan device lain, kita dapat menggunakan component MSComm dari
Visual Basic. Untuk dapat menggunakan component MSComm pada Microsoft
Visual Basic 2005 .NET, tambahkan component MSComm terlebih dahulu
melalui project – add reference, selanjutnya pilih Microsoft Communication
Control. Tambahkan MSComm ke dalam form yang ada ( ). Konfigurasi
MSComm dapat dilakukan melalui properti dari MSComm tersebut. Sesuaikan
kecepatan transfer data, nomor start bits, panjang data, parity dan juga
Nomor stop bits dari serial komunikasi yang digunakan.
Berikut script yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi data
melalui MSComm.
Public Sub Form_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal _
e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
AxMSComm1.PortOpen = True
AxMSComm1.Output = “@00RR0010000140*”
TextBox1.Text = AxMSComm1.Input
End Sub
Universitas Kristen Petra
26
2.5.3. Pemrograman TCP / IP menggunakan Microsoft Socket Control
Socket Control digunakan sebagai media kontrol dalam melakukan
komunikasi antar komputer memanfaatkan jaringan LAN (Local Area Network).
Sama hal-nya seperti menambahkan component MSComm ke dalam Visual Basic,
menambahkan component BSSock Lib (BigSpeed Socket Library) ke dalam
Visual Basic 2005 dapat dilakukan melalui project – add reference – BigSpeed
Socket Library.
Socket Control pada umumnya memiliki 2 macam protokol komunikasi
yang dapat dipergunakan dalam komunikasi antar PC. Protokol tersebut antara
lain protokol TCP / IP dan protokol UDP. Terdapat perlakuan yang berbeda antara
TCP / IP dan UDP walaupun sama-sama berfungsi sebagai protokol pengiriman
data. UDP tidak memerlukan proses koneksi terlebih dahulu untuk dapat
mengirimkan data. Paket-paket yang dikirimkan UDP bisa jadi melalui rute yang
berbeda-beda, sehingga hasil yang diterima bisa jadi tidak berurutan. Contohnya
jika aplikasi socket pengirim mengirimkan pesan berturut-turut : pesan 1, pesan 2,
dan pesan 3, maka aplikasi socket penerima belum tentu mendapatkan pesan yang
berurutan dimulai dari pesan 1, pesan 2, dan terakhir pesan 3. Bisa saja pesan 2
terlebih dahulu diterima, menyusul pesan-pesan yang lainnya atau berbagai
kemungkinan lainnya. Bahkan, dapat terjadi keadaan dimana pesan yang
dikirimkan tidak sampai ke penerima karena kegagalan paket data. Tidak
demikian halnya dengan stream socket yang menggunakan TCP / IP. Jenis ini
mengharuskan terjadinya koneksi terlebih dahulu kemudian mengirimkan paket-
paket data secara berurutan. Penerima juga dijamin akan menerima data dengan
urutan yang benar, dimulai dari data pertama yang dikirimkan hingga data
terakhir. TCP / IP dapat menangani data yang hilang, rusak, terpecah ataupun
terduplikasi.
Dari sekilas perbedaan ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa aplikasi
socket yang menggunakan TCP / IP memerlukan pertukaran data dua arah yang
valid. Sedangkan aplikasi socket yang menggunakan UDP lebih memprioritaskan
pada pengumpulan data. Karena itu, aplikasi socket TCP / IP sering diterapkan
untuk aplikasi chat, transfer file, ataupun transaksi-transaksi penting. Sedangkan
aplikasi socket dengan UDP lebih cock diterapkan untuk aplikasi monitoring
Universitas Kristen Petra
27
jaringan, game online, dan aplikasi-aplikasi broadcast. Protokol yang digunakan
pada BigSpeed Socket Library adalah protokol TCP / IP, oleh karena itu, data
yang kita kirimkan dari satu PC ke PC lainnya dipastikan akan diterima secara
utuh dan sesuai dengan urutan pengirimannya.